• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYUSUNAN MODUL APLIKASI PAJAK PRIBADI DAN BADAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENYUSUNAN MODUL APLIKASI PAJAK PRIBADI DAN BADAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR"

Copied!
236
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENYUSUNAN MODUL

APLIKASI PAJAK PRIBADI DAN BADAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Program Diploma III

Oleh:

DEDI KURNIAWAN 3111111023

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN MANAJEMEN BISNIS

POLITEKNIK NEGERI BATAM

2014

(2)

ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Tugas akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Dedi Kurniawan NIM : 3111111023

Tanda Tangan :

Tanggal : 08 Agustus 2014

(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS AKHIR

PENYUSUNAN MODUL

APLIKASI PAJAK PRIBADI DAN BADAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Oleh:

DEDI KURNIAWAN 3111111023

Batam, 08 Agustus 2014 Dosen Pembimbing

Arniati, SE.M.Si.Ak.CPA NIP. 19731107 201212 2001

Dosen Penguji I

Ely Kartikaningdyah, SE.M.Si NIK. 109058

Dosen Penguji II

Wika Arsanti Putri, S.ST NIK. 211104

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis hanturkan kepada ALLAH SWT, serta shalawat beriring salam penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW atas rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir yang berjudul: “PENYUSUNAN MODUL APLIKASI PAJAK PRIBADI DAN BADAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR”, yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar Diploma III pada Program Studi Akuntansi Jurusan Manajemen Bisnis Politeknik Negeri Batam.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih terdapat kekurangan baik dari segi bahasa, penulisan maupun dari segi ilmiahnya. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun kearah perbaikan guna menyempurnaan dan manfaat yang maksimal dari tugas akhir ini.

Dalam proses pembuatan tugas akhir ini tidak terlepas dari pertolongan ALLAH SWT, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan, sumbangan pikiran, saran, dukungan, semangat dan do’a. Maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1) Kedua Orangtua (Mariani dan Mistino) yang telah membesarkan, mendidik, membimbing selalu memberikan semangat, nasehat, dukungan moril maupun materil, serta do’a yang tiada henti disetiap Sujud mereka.

2) Kakak dan Adikku (Rahayu Marhaini dan Alqi Nugrah Perwira) atas do’a, semangat dan keceriaan yang kalian ciptakan dalam hari-hari kita. Juga

(5)

v

kepada seluruh keluarga besar yang telah memberikan dukungan moril maupun materil.

3) Bapak Dr. Priyono Eko Sanyoto, selaku Direktur Politeknik Negeri Batam.

4) Ibu Arniati, SE.M.Si.Ak, dan Kk Anjelina, S.ST selaku pembimbing penulis dalam menyusun tugas akhir ini yang telah bersedia membimbing penulis dan meluangkan waktu serta menyumbangkan gagasannya.

5) Kk Wika Arsanti, S.ST, selaku pembimbing penulis dalam menjalankan tugas sebagai Team Teaching.

6) Ibu Ely Kartikaningdyah, SE, M.Si dan Ibu Anjelina, A.Md, selaku dosen penguji seminar proposal Tugas Akhir yang telah banyak memberikan masukan guna perbaikan Tugas Akhir penulis.

7) Ibu Ely Kartikaningdyah, SE, M.Si dan Ibu Wika Artsanti Putri, S.ST, selaku dosen penguji sidang Tugas Akhir yang telah banyak memberikan masukan guna perbaikan Tugas Akhir penulis.

8) Seluruh dosen dan staff jurusan akuntansi Bapak Arif Darmawan, Bapak Seto Sulaksono, Bapak Hendra Gunawan, Bapak Irsutami, Bapak Prasetyo, Bapak Rahmat Hidayat, Bapak Muslim Anshori, Bapak Bambang Hendrawan, Ibu Sinarti, Ibu Cici, Ibu Rusda, Ibu Nanik, Ibu Dwi, Kk Ria, Mas Erick, Mba Rana dan Mba Yani.

9) Ustd Kamal, Ustd Nanang, Ustd Fajri dan Ustd Febi yang telah banyak memberikan nasehat dan semangat kepada penulis dari awal kuliah sampai lulus kuliah. Jazakallah khoir.

(6)

vi

10) Seluruh organisasi yang telah memberikan banyak pengalaman, FAR SMART, KAMMI, FORNUSA, RMRB, IRAMA BELA, BEM Polbat, FRIENDS CLUB.

11) Seluruh karyawan BNI Syariah KC Batam.

12) Sahabat terbaik dunia dan akhirat, Ismail, Brilian, Syaiful, Mayang, Harum, Eka, Aci, Nurbaini.

13) Adik-adik Rohis yang penuh canda dan tawa, Dasril, Fauzan, Benny, Fahmi, Fais, Eka, Adit, Asrizal, Riko, Deni, Supri, Yusuf, Dhimas, Lisa, Ledi, Siska, Nurbaiti, Hariani, sukses untuk kalian semua.

14) Teman-teman Tax Centre yang telah menemani selama magang sebagai Team Teaching, Matheus, Annisya, Jessica, Titi, Fina, Era dan Betha.

15) Seluruh teman-teman D3 akuntansi kelas karyawan angkatan 2011, yang memiliki semangat yang luar biasa hingga sampai di semester akhir, walaupun banyak yang telah tereliminasi.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang turut membantu dalam penyusunan tugas akhir ini, semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Batam, 08 Agustus 2014 Penulis

Dedi Kurniawan

(7)

vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Politeknik Negeri Batam, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dedi Kurniawan NIM : 3111111023 Program Studi : Akuntansi

Jenis Karya : Tugas Akhir/ Skripsi / Karya Ilmiah

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Politeknik Negeri Batam Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Nonexclusive Royalty- Free Right) atas tugas akhir saya yang berjudul:

PENYUSUNAN MODUL APLIKASI PAJAK PRIBADI DAN BADAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan).

Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Politeknik Negeri Batam berhak menyimpan, mengalihmedia/ formatkan, mengeloa dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Batam

Pada Tanggal : 08 Agustus 2014

Yang Menyatakan

(Dedi Kurniawan)

(8)

viii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ………..………...

Lembar Pernyataan Orisinalitas………..………...

i ii

Lembar Pengesahan ……… iii

Kata Pengantar………. iv

Lembar Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah...………... vii

Daftar Isi……… viii

Daftar Tabel……….. Daftar Gambar………. x xi Daftar Lampiran………... xiii

Abstrak……….. xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………...………...…………... 1

1.2 Rumusan Masalah………...………...……….. 3

1.3 Batasan Masalah………...………...…………. 3

1.4 Tujuan Penelitian………...………...………… 4

1.5 Keluaran ………...………...……… 4

1.6 Manfaat Penelitian………...………...………. 4

1.7 Sistematika Penulisan………...………...……. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pajak Penghasilan………...………...……... 7

2.1.1 Subjek Pajak………...……….… 2.1.2 Objek Pajak Penghasilan………...……….. 2.1.3 Biaya yang diperkenankan sebagai pengurang (Deductible Expense) ... 2.1.4 Tarif Pajak………...……….…... 2.1.5 Pajak Penghasilan Final………...………... 2.1.6 Pajak Penghasilan Pasal 21………...……….. 2.1.7 Pajak Penghasilan Pasal 22………...……….. 2.1.8 Pajak Penghasilan Pasal 23………...……….. 2.1.9 Pajak Penghasilan Pasal 24………...……….. 2.1.10 Pajak Penghasilan Pasal 25………...………... 2.1.11 Pajak Penghasilan Pasal 26………...………... 2.1.12 Pajak Penghasilan Pasal 28 dan 28A………...…….... 2.1.13 Pajak Penghasilan Pasal 29………...………... 7 9 11 16 18 20 24 25 26 27 28 28 29 2.2 Rekonsiliasi Fiskal………...……….... 30

2.3 Pajak Pertambahan Nilai………...………... 31

2.4 Aplikasi Surat Pemberitahuan Elekronik (e-SPT) ………... 35

2.5 Batas Waktu Pembayaran dan Pelaporan………...………….. 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM

PERUSAHAAN

3.1 Metodologi Penelitian………...………...…....

3.1.1 Metode Pengumpulan Data………...………..

3.1.2 Metode Analisis Data………...………...

39 39 39

(9)

ix

3.2 Gambaran Umum Perusahaan………...………...

3.2.1 Sejarah Politeknik Negeri Batam………...……….

3.2.2 Program Studi Politeknik Negeri Batam………...……..

3.2.3 Jurusan Politeknik Negeri Batam………...……….

3.2.4 Jadwal Kuliah Politeknik Negeri Batam………...……..

3.2.5 Visi dan Misi Politeknik Negeri Batam………...……...

3.2.6 Tujuan dan Sasaran Strategis Politeknik Negeri Batam……….

3.2.7 Struktur Organisasi Politeknik Negeri Batam………...

39 39 43 43 44 44 45 46 3.3 Waktu dan Tempat Penelitian………...………... 59 BAB IV PEMBAHASAN

4.1 4.2 4.3

Perencanaan Pembelajaran (Lesson Plan) ………...………

Peralatan dan Media Pratikum………...………..

Sistem Pengerjaan Modul………...……….

4.3.1 Informasi Umum Transaksi………...………..

4.3.2 Informasi Umum Perusahaan………...………...

4.3.3 Sistem Pengerjaan Transaksi………...………

4.3.4 Sistem Pengerjaan Modul………...………....

Sistem Penilaian………...……….…...

Contoh Transaksi………...……….….

60 73 74 74 76 82 99 103 106 4.4

4.5

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan………...………...……….

Saran………...………...………..

134

5.2 135

DAFTAR PUSTAKA………...………...…………

LAMPIRAN

136

(10)

x

DAFTAR TABEL

2.1 Penghasilan Tidak Kena Pajak………...……… 14 2.2 Masa Manfaat dan Tarif Penyusutan Harta Berwujud………...… 15 2.3 Masa Manfaat dan Tarif Penyusutan Harta Tak Berwujud………. 16 2.4

2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 2.10 2.11 3.1 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9

Tarif PPh untuk Wajib pajak Orang Pribadi Dalam Negeri………

Tarif PPh untuk Wajib pajak Badan Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap Dasar Perhitungan dan Tarif PPh Final………...………

Objek, tarif, dasar perhitungan dan sifat PPh Pasal 21………...…

Objek dan Tarif PPh Pasal 22………...………..

Objek Penghasilan dan Tarif PPh Pasal 23………...………..

Objek, Tarif, dan Dasar Perhitungan PPN………...………...

Batas Waktu Pembayaran dan Pelaporan Pajak………...………...

Tujuan dan Sasaran Strategis………...………...

Lesson Plan Modul Aplikasi Pajak Pribadi dan Badan……….

Peralatan dan Media Pratikum………...……….

Transaksi Harian Akuntansi………...………

Transaksi Bulanan Akuntansi………...………..

Transaksi Harian Pajak………...………

Transaksi Bulanan Pajak………...………..

Transaksi Tahunan Pajak………...……….

Bobot Penilaian Praktikum………..…...………

Komponen Penilaian………...………

16 17 18 21 24 25 34 37 45 60 73 99 100 101 102 102 103 104

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

2.1 2.2 2.3 3.1 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10 4.11 4.12 4.13 4.14 4.15 4.16 4.17 4.18 4.19 4.20 4.21 4.22 4.23 4.24 4.25 4.26 4.27 4.28 4.29 4.30 4.31 4.32 4.33 4.34 4.35 4.36 4.37 4.38 4.39 4.40 4.41 4.42

Penghitungan PPh Pasal 21 pegawai ………...………..

Format 1 Kertas Kerja Rekonsiliasi Fiskal………...……….

Format 2 Kertas Kerja Rekonsiliasi Fiskal………...…………...

Struktur Organisasi Politeknik Negeri Batam………...………….

Struktur Organisasi Perusahaan………...………..

Flowchart Penjualan Tunai………...………...

Flowchart Penerimaan Piutang………...………...

Flowchart Penerimaan Pendapatan Lainnya………...………...

Flowchart Penjualan Kredit………...………...……...

Flowchart Pembelian Tunai………...………...……….

Flowchart Pelunasan Hutang………...………...……...

Flowchart Pengeluaran Kas Lainnya………...………..

Flowchart Penggajian………...………...………..

Flowchart Pembelian Kredit………...………...………

Daftar Gaji Pegawai Tetap………...………..

Daftar Upah dan Honorarium Pegawai Tidak tetap………...……

Invoice Sewa Mobil Secara Tunai………...………..

Invoice Pembelian Bahan Baku Secara Kredit………...………...

Purchases Order/Surat Pemesanan………...……….

SalesInvoice/Faktur Penjualan………...………

Invoice Impor………...………...

Invoice Pembelian Mesin dan Jasa Instalasi………...…………...

Invoice Pembelian Jasa Outsourching………...……….

Invoice Pembelian Jasa Bahan Bakar Minyak…………...………

Memo Pelunasan Hutang………...………

Cek Pelunasan Hutang………...………

Memo Pelunasan Piutang………...………

Cek Pelunasan Piutang………...………

Rekening Koran Giro Rupiah………...……….

Rekening Koran US Dollars………...………...

Kertas Kerja Perhitungan PPh Pasal 21………...………..

Kertas Kerja Jurnal Penjualan………...……….

Kertas Kerja Jurnal Pembelian………...………

Kertas Kerja Jurnal Pengeluaran Kas………...………..

Kertas Kerja Jurnal Penerimaan Kas………...………..

Kertas Kerja Jurnal Umum………...………..

Kertas Kerja Depresiasi Aset Tetap………...………

Kertas Kerja Rekonsiliasi Fiskal………...……….

Kertas Kerja Menghitung Pajak Terutang dan PPh Pasal 25……….

Kertas Kerja Faktur Pajak………...………...

Kertas Kerja Invoice………...………....

Kertas Kerja Penerimaan Kas………...……….

Kertas Kerja Pengeluaran Kas………...………....

Cek………...………...………...

Kertas Kerja Rekapitulasi Utang………...……….

Kertas Kerja Rekapitulasi Piutang………...………..

23 30 31 46 78 82 84 86 88 90 92 94 96 98 106 106 107 108 109 109 110 111 112 113 114 114 115 115 116 117 118 119 119 120 120 121 121 122 123 124 125 126 126 127 127 128

(12)

xii 4.43

4.44

Kertas Kerja Surat Setoran Pabean, Cukai dan Pajak………...….

Kertas Kerja Surat Setoran Pajak (SSP) ………...………

129 130

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Pertanyaan Lampiran 2 : Kartu Bimbingan Lampiran 3 : Laporan Magang Lampiran 4 : SPT Masa PPh Badan Lampiran 5 : SPT Tahunan Badan Lampiran 6 : SPT Masa PPN

Lampiran 7 : SPT Tahunan 1770 Orang Pribadi

(14)

xiv

ABSTRAK

Nama : Dedi Kurniawan Program Studi : Akuntansi

Judul : Penyusunan Modul Aplikasi Pajak Pribadi dan Badan Perusahaan Manufaktur

Tugas Akhir ini membahas penyusunan modul aplikasi pajak dan badan (APPB) pada Program Studi Akuntansi Politeknik Negeri Batam. Penyusunan modul menggunakan metode wawancara dan observasi lapangan dengan menggunakan analisis deskriptif.

Modul yang disusun berisi perencanaan pembelajaran dan transaksi yang terjadi pada perusahaan manufaktur yang ada di Kota Batam untuk 1 (satu) tahun dalam bentuk bukti transaksi.

Kata kunci:

Modul, Pajak, Perencanaan Pembelajaran, Transaksi

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak adalah salah satu sumber penerimaan yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap penerimaan negara. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013, 78% penerimaan negara berasal dari pajak. Kenyataannya, belum semua potensi pajak dapat direalisasikan menjadi penerimaan negara, oleh karena itu diperlukan sosialisasi yang intensif kepada masyarakat. Saat ini masih banyak masyarakat yang belum mengetahui mengenai peraturan perpajakan yang berlaku di Indonesia, maka perlu ditingkatkan sosialisasi diberbagai lapisan masyarkat, baik melalui kegiatan formal maupun informal seperti seminar, kuliah umum, iklan di TV, poster dan lain-lain.

Perguruan tinggi turut berperan meningkatkan penerimaan negara melalui pajak. Peran utama yang dapat dilakukan oleh perguruan tinggi adalah dengan meningkatkan jumlah masyarakat terpelajar yang memiliki kesadaran dan pengetahuan dibidang perpajakan, caranya dengan memberikan pendidikan dan sosialisasi perpajakan kepada mahasiswa. Adanya pendidikan dan sosialisasi mengenai perpajakan di perguruan tinggi, diharapakan dapat menghasilkan lulusan yang kompeten dibidang perpajakan.

Politeknik Negeri Batam (Polibatam) merupakan satu-satunya perguruan tinggi negeri vokasi di kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas Batam. Salah satu jurusan yang terdapat di perguruan tinggi ini adalah akuntansi dengan konsentrasi perpajakan. Untuk menghasilkan lulusan yag kompeten di bidang

(16)

perpajakan, ada beberapa mata kuliah yang terkait dengan perpajakan, yaitu Pengantar Perpajakan, PPN dan PPnBM, Akuntansi Perpajakan, dan Aplikasi Pajak Pribadi dan Badan.

Aplikasi pajak pribadi dan badan (APPB) merupakan salah satu mata kuliah yang berhubungan dengan praktik perpajakan. Mata kuliah APPB mahasiswa diberi tugas untuk mengerjakan modul yang berisi transaksi-transaksi perpajakan di sebuah perusahaan, menggunakan aplikasi e-SPT Masa PPh Pasal 21, 22, 23, 26, 28, 29, 4 ayat (2), dan PPN dan e-SPT Tahunan PPh Pasal 21. Setiap mahasiswa mengerjakan modul dengan bentuk usaha yang berbeda-berbeda, bentuk usaha tersebut terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu Jasa, Dagang, dan Manufaktur.

Modul yang digunakan pada praktik mata kuliah aplikasi pajak pribadi dan badan masih terdapat kekurangan, yaitu informasi perusahaan yang kurang jelas, transaksi yang terjadi tidak mencakup internal perusahaan, transaksi yang disajikan tidak bervariasi dan transaksi yang kurang jelas. Berdasarkan kekurangan yang masih terdapat kekurangan pada modul yang digunakan saat ini, maka penulis tertarik untuk menyusun modul baru.

Modul yang akan disusun berbeda dengan modul yang sudah ada, namun masih mengacu pada modul yang lama. Modul baru berisi bukti transaksi internal dan eksternal perusahaan yang akan disesuaikan dengan kondisi Industri di Kota Batam. Saat ini Batam merupakan salah satu kota Industri yang terdapat di Indonesia, terdiri dari industri Jasa, Dagang dan Manufaktur. Jenis industri yang terdapat di Batam juga cukup beragam diantaranya industri elektronik, peralatan olahraga, dan galangan kapal. Modul baru yang akan disusun nantinya, penulis

(17)

3

memilih untuk menyusun modul Perusahaan yang berbentuk manufaktur dengan hasil produksi alat pancing. Alasan Penulis memilih perusahaan manufaktur karena transaksi perpajakan yang terdapat dalam perusahaan ini cukup beragam, mulai dari proses pembelian bahan baku sampai ke proses penjualan barang dagangan.

Modul ini diharapkan dapat memudahkan mahasiswa untuk memahami transaksi-transaksi perpajakan yang sebernanya terjadi pada perusahaan manufaktur. Modul ini juga diharapkan dapat memberi keahlian khusus bagi mahasiswa terutama di bidang perpajakan. Berdasarkan uraian di atas, penulis akan menyusun modul dengan judul “PENYUSUNAN MODUL APLIKASI PAJAK PRIBADI DAN BADAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada tugas akhir ini adalah bagaimanakah penyusunan modul aplikasi pajak pribadi dan badan yang terintegrasi antar bagian di dalam perusahaan dan antar perusahaan untuk bentuk usaha manufaktur peralatan olahraga pancing.

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian modul lebih terarah pada tujuan yang diharapkan, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian. Penulisan tugas akhir ini meliputi transaksi akuntansi perusahaan yang terjadi antar bagian di dalam perusahaan meliputi bagian: Payroll, Pembelian, Penjualan , Pajak, Kas, dan Manajer Akunting, dan transaksi yang terjadi antar perusahaan, berkaitan dengan pajak PPh Pasal 21, 22,

(18)

23, 24, 25, 26, 28, 29, dan 4 ayat (2), dan PPN. Transaksi-transaksi tersebut kemudian diolah menggunakan e-SPT untuk menghasilkan SPT masa dan SPT tahunan pada industri manufaktur. Tahun transaksi yang digunakan adalah 2014, mengikuti peraturan terbaru.

1.4 Tujuan penelitian

Sehubungan dengan rumusan masalah yang telah penulis uraikan sebelumnya, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah menyelesaikan modul aplikasi pajak pribadi dan badan yang terintegrasi antar bagian dan antar perusahaan untuk jenis usaha manufaktur industri olahraga pancing.

1.5 Keluaran

Adapun keluaran dari penelitian ini adalah modul aplikasi pajak pribadi dan badan untuk satu semester perkuliahan termasuk solusi penyelesaian pada program studi akuntansi konsentrasi perpajakan.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Bagi Politeknik

Agar dapat bermanfaat sebagai pengembangan atas modul pembelajaran pada mata kuliah aplikasi pajak pribadi dan badan yang sudah ada.

b. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan dan dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan.

c. Bagi Pembaca

(19)

5

Diharapkan dapat menambah referensi tentang praktik perpajakan.

1.7 Sistematika Penulisan

Adapun sistematikan penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;

Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini penulis akan mendeskripsikan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, keluaran, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Dalam Bab ini penulis akan mendeskripsikan tentang teori yang melandasi penulisan. Penulis memperoleh bahasan tinjauan pustaka setelah membaca buku-buku, internet, dan publikasi lainnya.

Bab III Metodologi Penulisan dan Gambaran Umum Perusahaan

Dalam Bab ini berisi tentang metodologi penelitian dan gambaran umum tentang Politeknik Negeri Batam, struktur organisasi, prodi akuntansi, dan gambaran umum kurikulum yang terdiri atas teori dan praktik.

Bab IV Pembahasan

Dalam Bab ini menjelaskan bagaimana proses penyusunan dan gambaran tentang modul yang telah disusun.

Bab V Penutup

(20)

Dalam bab ini penulis akan mendeskripsikan tentang kesimpulan mengenai laporan Tugas Akhir yang penulis buat dan saran untuk pihak-pihak yang berkepentingan.

(21)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pajak Penghasilan

Pajak penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatu tahun pajak.

2.1.1 Subjek Pajak

Subjek Pajak Penghasilan adalah segala sesuatu yang mempunyai potensi untuk memperoleh penghasilan dan menjadi sasaran untuk dikenakan Pajak Penghasilan.

Berdasar Pasal 2 ayat 1 UU No. 36 Tahun 2008,subjek pajak dikelompokkan sebagai berikut:

a. Subjek pajak orang pribadi

Orang pribadi sebagai Subjek Pajak dapat bertempat tinggal atau berada di Indonesia ataupun di luar Indonesia.

b. Subjek pajak warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak.

c. Subjek Pajak Badan

Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,

(22)

perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi politik, atau organisasi lainnya, lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.

d. Subjek Pajak Bentuk Usaha Tetap (BUT)

Bentuk usaha tetap adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pibadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia, yang dapat berupa:

1) tempat kedudukan manajemen;

2) cabang perusahaan;

3) kantor perwakilan;

4) gedung kantor;

5) pabrik;

6) bengkel;

7) gudang;

8) ruang untuk promosi dan penjualan;

9) pertambangan dan pengalian sumber alam;

10) wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi;

11) perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, atau kehutanan.

12) proyek kontruksi, instalasi, atau proyek perakitan;

(23)

9

13) pemberian jasa dalam bentuk apa pun oleh pegawai atau orang lain, sepanjang dilakukan lebih dari 60 (enam puluh) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan;

14) orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak bebas;

15) agen atau pegawai dari perusahaan asuransi yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menerima premi asuransi atau menanggung risiko di Indonesia;

16) komputer, agen elektronik, atau peralatan otomatis yang dimiliki, disewa, atau digunakan oleh penyelenggara transaksi eletronik untuk menjalankan kegiatan usaha melalui internet.

2.1.2 Objek Pajak Penghasilan

Objek Pajak merupakan segala sesuatu (barang, jasa, kegiatan, atau keadaan) yang dikenakan pajak. Objek pajak penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun.

Dilihat dari mengalirnya tambahan kemampuan ekonomis kepada Wajib pajak, penghasilan dapat dikelompokkan menjadi:

a. penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas seperti gaji, honorarium, penghasilan dari praktik dokter, notaris, aktuaris, akuntan, pengacara, dan sebagainya;

(24)

b. penghasilan dari usaha dan kegiata;

c. penghasilan dari modal, yang berupa harta gerak ataupun harta tak gerak, seperti bunga, dividen, royalti, sewa, dan keuntungan penjualan harta atau hak yang tidak dipergunakan untuk usaha; dan

d. penghasilan lain-lain, seperti pembebasan utang dan hadiah.

Berdasar Pasal 4 UU Nomor 36 Tahun 2008, penghasilan yang termasuk Objek Pajak adalah:

a. penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam undang-undang ini;

b. hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan;

c. laba usaha;

d. keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta;

e. penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak;

f. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang;

g. dividen, dengan nama dan dalam bentuk apa pun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi;

h. royalti atau imbalan atas penggunaan hak;

i. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;

j. penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;

(25)

11

k. keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah;

l. keuntungan selisih kurs mata uang asing;

m. selisih lebih karena penilaian kembali aset;

n. premi asuransi;

o. iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari Wajib pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas;

p. tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak;

q. penghasilan dari usaha berbasis syariah;

r. imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan;

s. surplus Bank Indonesia.

2.1.3 Biaya yang diperkenankan sebagai pengurang (Deductible Expense) a. biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan

usaha, antara lain:

1) biaya pembelian bahan;

2) biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang dalam bentuk uang;

3) bunga, sewa, dan royalti;

4) biaya perjalanan;

5) biaya pengelolaan limbah;

6) premi asuransi;

(26)

7) biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;

8) pajak kecuali Pajak Penghasilan.

b. penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun;

c. iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan;

d. kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan;

Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki tetapi tidak digunakan dalam perusahaan, atau yang dimiliki tetapi tidak digunakan untuk mendapatkan menagih dan memelihara penghasilan, tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto.

e. kerugian selisih kurs mata uang asing;

f. biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia;

g. biaya beasiswa, magang, dan pelatihan;

h. penjualan yang nyata tidak dapat ditagih, dengan syarat:

1) telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;

2) Wajib pajak harus menyerahkan daftar penjualan yang tidak dapat di tagih kepada Direktorat Jenderal Pajak; dan

3) telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau Instansi pemerintah yang menangani penjualan negara; atau adanya

(27)

13

perjanjian tertulis mengenai penghapusan penjualan /pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang bersangkutan; atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus; atau adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu;

4) syarat pada huruf c) tidak berlaku untuk menghapuskan penjualan tak tertagih debitur kecil;

yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;

i. sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah;

j. sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah;

k. biaya pembangunan infrastruktur sosial yang ketentuannya diatur dengan peraturan pemerintah;

l. sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah;

m. sumbangan dalam rangka olahraga yang ketentuanya diatur dalam Peraturan Pemerintah;

Kompensasi Kerugian. Apabila penghasilan bruto setelah pengurangan tersebut didapat kerugian, kerugian tersebut dikompensasikan dengan penghasilan mulai tahun pajak berikutnya berturut-turut sampai 5 (lima) tahun.

Penghasilan Tidak Kena Pajak. Penghasilan tidak kena pajak (PTKP) merupakan jumlah penghasilan tertentu yang tidak dikenakan pajak. Untuk menghitung

(28)

besarnya Penghasilan Kena Pajak orang pribadi dalam negeri, peghasilan netonya dikurangi dengan jumlah Penghasilan Tidak Kena Pajak. Wajib pajak yang mempunyai keluarga sedarah dan semenda dalam garis keturunan lurus yang menjadi tanggungan sepenuhnya, misalnya orang tua, mertua, anak kandung, atau anak angkat diberikan tambahan Penghasilan Tidak Kena Pajak untuk paling banyak 3 (tiga) orang. PTKP yang ditetapkan berdasarkan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.1 Penghasilan Tidak Kena Pajak

No Keterangan Jumlah

1. diri Wajib pajak Rp24.300.000

2. tambahan untuk Wajib pajak yang sudah kawin Rp2.025.000

3. tambahan untuk seorang istri yang menerima atau memperoleh penghasilan yang digabung dengan penghasilan suami

Rp24.300.000

4. tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah semenda dalam garis keturunan lurus yang menjadi tanggungannya (maksimal 3)

Rp2.025.000

Sumber: Resmi (2011) telah diolah kembali

Penyusutan (Depresiasi). Pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun harus dibebankan sebagai biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan dengan cara mengalokasikan pengeluaran tersebut selama masa manfaat harta yang bersangkutan melalui penyusutan (depresiasi).

(29)

15

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan besarnya biaya penyusutan adalah saat dimulainya penyusutan, metode penyusutan, kelompok masa manfaat dan tarif penyusutan, dan harga perolehan.

Tabel 2.2 Masa Manfaat dan Tarif Penyusutan Harta Berwujud

Kelompok Harta Berwujud Masa Manfaat

Tarif Penyusutan

Garis Lurus Saldo Menurun I. Bukan Bangunan

 Kelompok I

 Kelompok II

 Kelompok III

 Kelompok IV

II. Bangunan

 Permanen

 Tidak Permanen

4 tahun 8 tahun 16 tahun 20 tahun

20 tahun 10 tahun

25%

12,5%

6,25%

5%

5%

10%

50%

25%

12,5%

10%

- -

Sumber: Resmi (2011)

Amortisasi. Pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh untuk memperoleh harta tak berwujud dan pengeluaran lainnya termasuk perpanjangan hak-hak atas tanah yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun, diamortisasi dengan metode garis lurus (straight-line method) maupun metode saldo menurun (declining balanced method). Dalam metode saldo menurun, nilai buku harta tak berwujud,

atau hak-hak tersebut diamortisasi sekaligus pada akhir masa manfaatnya.

Pengelompokan harta tak berwujud, masa manfaat, dan tarif amortisasi dapat dilihat pada tabel berikut ini:

(30)

Tabel 2.3 Masa Manfaat dan Tarif Penyusutan Harta Tak Berwujud

Kelompok Harta Berwujud Masa Manfaat

Tarif Amortisasi

Garis Lurus Saldo Menurun

 Kelompok I

 Kelompok II

 Kelompok III

 Kelompok IV

4 tahun 8 tahun 16 tahun 20 tahun

25%

12,5%

6,25%

5%

50%

25%

12,5%

10%

Sumber: Resmi (2011)

2.1.4 Tarif Pajak

Tarif pajak merupakan persentase tertentu yang digunakan untuk menghitung besarnya PPh. Tarif PPh yang berlaku di Indonesia dikelompokkan menjadi dua yaitu tarif umum sesuai Pasal 17 UU No. 7 tahun 1983 (sebagaimana telah diubah beberapa kali dan yang terakhir adalah dalam UU No. 36 Tahun 2008) dan tarif lainnya.

Sistem penerapan tarif Pajak Penghasilan sesuai dengan Pasal 17 UU PPh dibagi menjadi dua, yaitu Wajib pajak orang pribadi dalam negeri, dan Waji Pajak dalam negeri badan dan bentuk usaha tetap.

Tabel 2.4 Tarif PPh untuk Wajib pajak Orang Pribadi Dalam Negeri

Lapisan Penghasilan Tarif Pajak Tarif Pajak

sampai dengan Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah) 5% (lima persen)

di atas Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah) 15% (lima belas persen)

(31)

17

Tabel 2.4 Tarif PPh untuk Wajib pajak Orang Pribadi Dalam Negeri (Lanjutan)

Lapisan Penghasilan Tarif Pajak Tarif Pajak

di atas Rp250.000.000 (dua ratus lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah)

25% (dua puluh lima persen)

di atas Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah) 30% (tiga puluh persen)

Sumber: Resmi (2011)

Tabel 2.5 Tarif PPh untuk Wajib pajak Badan Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap

Keterangan Tarif

Tarif Pajak untuk Wajib pajak Badan Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap

25% (dua puluh lima persen) Tarif pajak untuk Wajib pajak Badan Dalam Negeri yang

berbentuk perseroan terbuka paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari jumlah keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan di ursa efek di Indonesia dan memenuhi persyaratan tertentu lainnya dapat memperoleh tarif sebesar 5% (lima persen) lebih rendah daripada tarif untuk Wajib pajak Badan pada umumnya.

Wajib pajak Badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp50.000.000.000 (lima puluh miliar rupiah) mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50%

(lima puluh persen) atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan Rp4.800.000.000 (empat miliar delapan ratus juta rupiah)

25% (dua puluh lima persen) x 50% (lima puluh

persen)

Sumber: Resmi (2011)

(32)

2.1.5 Pajak Penghasilan Final

Pajak Penghasilan bersifat final merupakan pajak penghasilan yang pengenaannya sudah final (berakhir) sehingga tidak dapat dikreditkan (dikurangkan) dari total Pajak Penghasilan terutang pada akhir tahun pajak. Berdasarkan Pasal 4 ayat (2) UU PPh, pajak penghasilan yang bersifat final terdiri atas:

Tabel 2.6 Dasar Perhitungan dan Tarif PPh Final

No Objek Dasar

Perhitungan

Tarif

1. Atas bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI dikenakan PPh final sebesar:

 terhadap Wajib pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT)

 terhadap Wajib pajak luar negeri

jumlah bruto jumlah

bruto

20%

20%, tarif berdasarkan Perjanjian Penghindaran

Pajak Berganda (P3B)

2. Bunga dari obligasi dengan kupon sebesar:

bagi Wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap; dan

bagi WPLN selain BUT

jumlah bruto

jumlah bruto

15%

20%, tarif berdasarkan Perjanjian Penghindaran

Pajak Berganda (P3B)

3. Diskonto dari obligasi dengan kupon sebesar:

bagi Wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap; dan

bagi WPLN selain BUT

selisih lebih jual selisih lebih

jual

15%

20%, tarif berdasarkan Perjanjian Penghindaran

Pajak Berganda (P3B)

(33)

19

Tabel 2.6 Dasar Perhitungan dan Tarif PPh Final (Lanjutan)

No Objek Dasar

Perhitungan

Tarif

4. Diskonto dari obligasi tanpa bunga sebesar:

bagi Wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap; dan

bagi WPLN selain BUT

selisih lebih jual

selisih lebih jual

15%

20%, tarif berdasarkan Perjanjian Penghindaran

Pajak Berganda (P3B) 5. Bunga dan/atau diskonto dari obligasi

yang diterima dan/atau diperoleh Wajib pajak reksadana yang terdaftar pada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

jumlah bruto

0% untuk tahun 2009 – 2010

5% untuk tahun 2011–

2013

15% untuk tahun 2014 dan seterusnya 6. Bunga yang dibayarkan oleh koperasi

kepada anngota koperasi orang pribadi adalah:

0 - Rp240.000

> Rp240.000

jumlah

bruto

0%

10%

7. Hadiah, selain yang dipotong Pasal 21 dan 23

jumlah

bruto 25%

8. Penjualan saham di bursa efek jumlah

bruto 0,1%

9. Transaksi derivatif yang diperdagangkan di bursa

margin

awal 2,5%

10.

Pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan

jumlah

bruto 5%

11.

Jasa Kontruksi untuk:

 pelaksanaan yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang memiliki kualifikasi usaha kecil

 pelaksanaan yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang tidakmemiliki kualifikasi usaha kecil

 pelaksanaan yang dilakukan oleh Penyedia Jasa selain diatas

 perencanaan yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang memiliki kualifikasi usaha kecil

jumlah bruto

2%

4%

3%

4%

(34)

Tabel 2.6 Dasar Perhitungan dan Tarif PPh Final (Lanjutan)

No Objek Dasar

Perhitungan

Tarif

 perencanaan yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha kecil

jumlah

bruto 6%

12. Penghasilan dari persewaan tanah

dan/atau bangunan jumlah 10%

Sumber: Resmi (2011)

2.1.6 Pajak Penghasilan Pasal 21

Pajak Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib pajak Orang Pribadi Subjek Pajak Dalam Negeri, yang selanjutnya disebut PPh Pasal 21, merupakan pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib pajak Orang Pribadi Dalam Negeri.

Pajak Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan Wajib pajak Orang Pribadi Subjek Pajak Luar Negeri, yang selanjutnya disebut PPh Pasal 26, adalah pajak penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi Subjek Pajak Luar negeri.

Pembayaran PPh ini dilakukan dalam tahun berjalan melalui pemotongan oleh pihak-pihak tertentu.

(35)

21

Tabel 2.7 Objek, tarif, dasar perhitungan dan sifat PPh Pasal 21

No OBJEK TARIF DASAR

PERHITUNGAN SIFAT 1 Penghasilan yang diperoleh Pegawai

Tetap

Pasal 17 UU PPh

PKP=PB-(Bj+Ip)-

PTKP

2

Penghasilan yang diperoleh Penerima pensiun secara tertatur (Penerima pensiun berkala)

Pasal 17

UU PPh PKP=(PB-Bp)-PTKP

3

Penghasilan pegawai tidak tetap/tenaga kerja lepas, kecuali tenaga ahli, berupa upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan atau upah yang

a. Dibayarkan secara bulanan

Pasal 17

UU PPh PKP=PB-PTKP

b. Tidak dibayarkan secara bulanan

*Penghasilan sehari/rata-rata sehari

>Rp200.000 dan < Rp2.025.000 5% Jumlah

penghasilan *Penghasilan kumulatif satu bulan >

Rp2.025.000 dan < Rp7.500.000 5%

PKP=(PB-Ip)-PTKP untuk jumlah hari

kerja yang sebenarnya

*Penghasilan kumulatif satu bulan >

Rp7.500.000

Pasal 17

UU PPh PKP=(PB-Ip)-PTKP

4

Imbalan kepada bukan pegawai, berupa honorarium, komisi, fee dan imbalan sejenisnya dengan nama dan dalam bentuk apapun sebagai imbalan sehubugan dengan pekerjaan jasa dan kegiatan yang dilakukan,

a. Imbalan yang tidak berkesinambungan

Pasal 17

UU PPh PB Kumulatif

b. Imbalan yang bersifat

berkesinambungan

*Memenuhi ketentuan

Pasal 17

UU PPh PKP=PB-PTKP

*Tidak memenuhi ketentuan

Pasal 17

UU PPh PB

5

Tenaga ahi yang melakukan pekerjaan bebas dan bertindak atas namaya sendiri

Pasal 17

UU PPh PKP=50%XPB

6

Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang representasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenis dengan nama apapun.

Pasal 17

UU PPh PB Kumulatif

(36)

Tabel 2.7 Objek, tarif, dasar perhitungan dan sifat PPh Pasal 21 (Lanjutan)

No OBJEK TARIF DASAR

PERHITUNGAN SIFAT

7

Honorarium atau imbalan yang bersifat tidak teratur yang diterima atau diperoleh anggota dewan komisaris/dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai begawai tetap pada perusahaan yang sama.

Pasal 17

UU PPh PB Kumulatif

8

Jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus, atau imbalan lain yang bersifat tidak teratur yang diterima atau diperoleh mantan pegawai

Pasal 17

UU PPh PB Kumulatif

9

Penarikan dana pensiun oleh peserta program pensiun yang masih berstatus sebagai pegawai, dari dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan

Pasal 17

UU PPh PB Kumulatif

10

Honorarium yang dananya dari keuangan negara/ daerah yang diterima oleh Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI/Polri kecuali PNS Gol.II/d kebawah atau Anggota POLRI dengan pangkat pembantu Letnan Satu atau Ajun Inspektur Tingkat Satu ke bawah

15% PB Final

11

Uang tebusan pensiun, uang THT, atau JHT, uang pesangon yang diterima pegawai atau mantan pegawai, kecuali tidak lebih dari Rp25.000.000

a. Rp25.000.000-Rp50.000.000 5% PB Final

b. Rp50.000.000-Rp100.000.000 10% PB Final

c. Rp100.000.000-Rp200.000.000 15% PB Final

d. Rp200.000.000 25% PB Final

12

Penghasilan dari pekerjan jasa yang diterima oleh tenaga kerja asing (Expatriat) yang telah berstatus sebagai WP dalam negeri

Pasal 17 UU PPh

PKP=PB-(Bj+Bp)-

PTKP

13

Penghasilan dari pekerjan jasa yang diterima oleh tenaga kerja asing (Expatriat) yang bekerja pada perusahaan pengeboran migas:

a. General manager

Pasal 17

UU PPh

b. Manager

Pasal 17

UU PPh

c. Supervisor/ tool pusher

Pasal 17

UU PPh

d. Crew lainya

Pasal 17

UU PPh

Sumber : Resmi (2011) telah diolah kembali

(37)

23

Catatan:

Bagi penerima yang dipotong PPh Pasal 21 dan tidak memiliki NPWP, maka akan dikenakan pemotongan PPh Pasal 21 dengan tarif lebih tinggi 20% dari pada tarif yang ditetapkan terhadap pajak yang memiliki NPWP.

Keterangan:

PKP = Penghasilan Kena Pajak PB = Penghasilan Bruto BJ = Biaya Jabatan IP = Iuran Pensiun BP = Biaya Pensiun

Penghitungan PPh Pasal 21 bagi pegawai tetap atas penghasilan yang bersifat tetap secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut.

Sumber: Resmi (2011)

Gambar 2.1 Penghitungan PPh Pasal 21 pegawai Penghasilan Bruto :

1. Gaji sebulan xxx

2. Tunjangan PPh xxx

3. Tunjangan dan honorarium lainnya xxx

4. Premi asuransi yang dibayar pemberi kerja xxx

5. Penerimaan dalam bentuk natura yang dikenakan xxx pemotongan PPh Ps 21 *)

6. Jumlah penghasilan bruto (jumlah 1 s.d 5) xxx

Pengurangan:

7. Biaya jabatan (5%xpenghasilan bruto, Rp500.00 sebulan) xxx 8. Iuran pensiun atau iuran THT/JHT (yag dibayarkan oleh xxx

penerima penghasilan)

9. Jumlah pengurang (jumlah 7+8) (xxx) Penghitungan PPh Pasal 21:

10. Penghasilan neto sebulan (6-9) xxx

11. Penghasilan neto setahun/disetahunkan (10x12) xxx

12. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) xxx

13. Penghasilan Kena Pajak setahun (11-12) xxx

14. PPh Pasal 21 yang terutang (13xtarif Pasal 17 ayat (1) huruf a.) xxx 15. PPh Pasal 21 yang dipotong sebulan (14÷12 bulan) xxx

*) natura dan/atau kenikmatan lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang diberikan oleh bukan Wajib pajak; Wajib pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final; atau Wajib pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan berdasarkan norma penghitungan khusus (deemed profit).

(38)

2.1.7 Pajak Penghasilan Pasal 22

Pajak Penghasilan Pasal 22, selanjutnya disingkat menjadi PPh Pasal 22, merupakan pajak yang dipungut oleh bendaharawan pemerintah baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, instansi atau lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga negara lain, berkenaan pembayaran atas penyerahan barang;

dan badan-badan tertentu baik badan pemerintah maupun swasta berkenaan dengan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain.

Tabel 2.8 Objek dan Tarif PPh Pasal 22

No. Objek Peraturan Pelaksana Tarif Dasar

Perhitungan 1

Pembelian barang oleh bendaharawan dan

BUMN/BUMD

KMK No.

392/KMK.03/2001 1,50% Harga

Pembelian

2 Impor barang : PMK

No.175/PMK.11/2013 a. Importir mempunyai API

(Angka Pengenal Impor) 2,50% Nilai impor

b. Importir tidak

mempunyai API 7,50% Nilai impor

c. Yang tidak dikuasai 7,50% Harga jual lelang

3 Industri semen PMK

No.175/PMK.11/2013 0,25% DPP PPN

4 Industri Kertas PMK

No.175/PMK.11/2013 0,10% DPP PPN

5 Industri Baja PMK

No.175/PMK.11/2013 0,30% DPP PPN

6

Penjualan semua jenis kendaraan bermotor beroda dua atau lebih

PMK

No.175/PMK.11/2013 0,45% DPP PPN

7 Penjualan semua jenis obat PMK

No.175/PMK.11/2013 0,30% DPP PPN

8

Atas penjualan kendaraan bermotor di dalam negeri oleh Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), Agen Pemegang Merek (APM), dan importir umum kendaraan bermotor

PMK

No.175/PMK.11/2013 0,45% DPP PPN

(39)

25

Tabel 2.8 Objek dan Tarif PPh Pasal 22 (lanjutan)

No. Objek Peraturan

Pelaksana Tarif Dasar

Perhitungan

9

PMK No.175/PMK.11/

2013 bersifat final

SPBU Swasta dan Lainnya

SPBU Pertamina

Bahan bakar minyak 0,30% 0,25% Penjualan

Bahan bakar gas 0,30% Penjualan

Pelumas 0,30% Penjualan

10

Pembelian bahan- bahan berupa hasil perhutanan,

perkebunan,

pertanian dan perikanan untuk keperluan industri dan ekspor dari pedagang pengumpul

PMK No.175/PMK.11/

2013

0,25% Harga

Pembelian

Sumber : Resmi (2011) telah diolah kembali

2.1.8 Pajak Penghasilan Pasal 23

Pajak penghasilan Pasal 23, selanjutnya disingkat PPh Pasal 23, merupakan pajak yang dipotong atas penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak dalam negeri (orang pribadi maupun badan), dan bentuk usaha tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau penyelenggara kegiatan selain yang telah dipotong PPh Pasal 21.

Tabel 2.9 Objek Penghasilan dan Tarif PPh Pasal 23

No. Jenis Penghasilan Tarif

1. Dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf g ; 15%

2. Bunga, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf f ; 15%

3. Royalti 15%

4. Royalti untuk produk senimatografi 10%

5. Hadiah, Penghargaan , Bonus dan sejenisnya selain yang telah dipotong Pajak

Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) huruf e; 15%

6.

Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta yang telah dikenakan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (2).

2%

7. Imbalan jasa selain jasa yang dipotong PPh Pasal 21 2%

Sumber : Resmi (2011) telah diolah kembali

(40)

2.1.9 Pajak Penghasilan Pasal 24

Pajak Penghasilan Pasal 24, selanjutnya disingkat PPh Pasal 24, merupakan pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan dari luar negeri yang diterima atau diperoleh wajib pajak dalam negeri.

Dalam menentukan batas jumlah pajak atas penghasilan yang dibayarkan atau terutang di luar negeri yang boleh dikreditkan, perlu diperhatikan penentuan sumber penghasilan sebagai berikut:

a. Penghasilan dari saham dan sekuritas lainnya, maka sumber penghasilan adalah negara tempat badan yang menerbitkan saham atau sekuritas tersebut berkedudukan.

b. Penghasilan berupa bunga, royalti, dan sewa sehubungan dengan penggunaan harta gerak, maka sumber penghasilan adalah negara tempat pihak yang membayar (atau dibebani bunga, royalti, atau penggunaan harta) tersebut berada atau berkedudukan.

c. Penghasilan berupa sewa sehubungan dengan penggunaan harta tak bergerak, maka sumber penghasilan adalah tempat harta tersebut terletak.

d. Penghasilan berupa imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan, maka sumber penghasilan adalah negara tempat pihak yang membayar (atau dibebani imbalan) tersebut berada atau berkedudukan.

e. Penghasilan berupa bentuk usaha tetap, maka sumber penghasilan adalah Negara tempat bentuk usaha tetap tersebut menjalankan usaha atau melakukan kegiatan.

(41)

27

2.1.10 Pajak Penghasilan Pasal 25

Pajak Penghasilan Pasal 25, selanjutnya disingkat PPh Pasal 25, merupakan angsuran PPh yang harus sendiri oleh Wajib pajak untuk setiap bulan dalam tahun pajak berjalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 UU No. 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

a. Perhitungan Angsuran PPh Pasal 25 bagi Wajib Pajak Orang Pribadi PPh menurut SPT Tahunan PPh tahun lalu xxx

Pengurangan/Kredit Pajak:

PPh Pasal 21 xx

PPh Pasal 22 xx

PPh Pasal 23 xx

PPh Pasal 24 xx

Total kredit pajak xxx (-)

Dasar penghitungan angsuran xxx

Angsuran PPh Pasal 25 = dasar perhitungan angsuran/12 atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak.

b. Perhitungan Angsuran PPh Pasal 25 bagi Wajib Pajak Orang Badan PPh menurut SPT Tahunan PPh tahun lalu xxx

Pengurangan/Kredit Pajak:

PPh Pasal 22 xx

PPh Pasal 23 xx

PPh Pasal 24 xx

Total kredit pajak xxx (-)

(42)

Dasar penghitungan angsuran xxx

Angsuran PPh Pasal 25 = dasar perhitungan angsuran/12 (atau jumlah bulan dalam bagian tahun pajak.

2.1.11 Pajak Penghasilan Pasal 26

Undanng-undang Nomor 36 Tahun 2008 menganut dua sistem pengenaan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib pajak luar negeri dari Indonesia. Dua sistem pengenaan pajak tersebut adalah:

a. pemenuhan sendiri kewajiban perpajakannya bagi Wajib pajak luar negeri yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui suatu bentuk usaha tetap di Indonesia.

b. pemotongan oleh pihak yang wajib membayar bagi Wajib pajak luar negeri lainnya.

Pasal 26 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 meganut tentang pemotongan atas penghasilan yang bersumber dari Indonesia yang diterima atau diperoleh Wajib pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap.

2.1.12 Pajak Penghasilan Pasal 28 dan 28A

Bagi Wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap, pajak yang dikurangi dengan kredit pajak untuk tahun pajak yang bersangkutan, berupa:

a. pemotongan pajak atas penghasilan dari pekerjaan, jasa, kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21;

b. pemungutan pajak atas penghasilan dari kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22;

(43)

29

c. pemotongan pajak atas penghasilan berupa deviden, bunga, royalti, sewa, hadiah dan penghargaan, dan imbalan jasa sebagaimana dimaksud Pasal 23;

d. pajak yang dibayar atau terutang atas penghasilan dari luar negeri yang boleh dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24;

e. pembayaran yang dilakukan oleh Wajib pajak sendiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25;

f. pemotongan pajak atas penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26.

Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi pidana berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan yang berlaku tidak boleh dikreditkan dengan pajak yang terutang.

Apabila pajak yang terutang untuk satu tahun pajak ternyata lebih kecil dari jumlah kredit pajak, maka setelah dilakukan pemeriksaan, kelebihan pembayaran pajak dikembalikan setelah diperhitungkan dengan utang pajak berikut sanksi- sanksinya.

2.1.13 Pajak Penghasilan Pasal 29

Apabila pajak yang terutang untuk satu tahun pajak ternyata lebih besar daripada kredit pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, maka kekurangan pajak yang terutang harus dilunasi selambat-lambatnya tanggal 25 (dua puluh lima) bulan ketiga tahun pajak berakhir, sebelum Surat Pemberitahuan Tahunan disampaikan.

Gambar

Tabel 2.1 Penghasilan Tidak Kena Pajak
Tabel 2. 11 Batas Waktu Pembayaran dan Pelaporan Pajak   No  Jenis SPT Masa  Batas Waktu Pembayaran  Batas Waktu
Tabel 4.1 Lesson Plan Modul Aplikasi Pajak Pribadi dan Badan (lanjutan)
Tabel 4.1 Lesson Plan Modul Aplikasi Pajak Pribadi dan Badan (lanjutan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Orang pribadi dalam negeri yang menerima atau memperoleh penghasilan di atas PTKP sehubungan dengan pekerjaan dari badan-badan yang tidak wajib melakukan pemotongan PPh Pasal 21

Pajak Penghasilan Pasal 21 selanjutnya disebut PPh Pasal 21 merupakan pajak yang dilewatkan terhadap wajib pajak orang pribadi dalam negeri atas penghasilan yang terkait dengan

PPh Pasal 26 adalah pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh Wajib Pajak (WP) Luar Negeri, baik Badan ataupun Orang Pribadi, selain Bentuk Usaha Tetap (BUT),

Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 26 adalah PPh yang dikenakan/ dipotong atas penghasilan yang bersumber dari Indonesia yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak (WP)

Pajak penghasilan (PPh) pasal 21 adalah pajak penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi, yaitu

Seperti yang telah tertuang dalam Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan selanjutnya disebut Undang-Undang PPh sebagaimana telah

Contoh Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, Atau Kegiatan Atas Penghasilan Yang Diterima Atau Diperoleh Pegawai Yang Berstatus Wajib Pajak Luar

Subjek pajak PPh orang pribadi dalam negeri dan luar