• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

4 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Mucuna bracteata.

2.1.1. Botani.

Mucuna bracteata adalah jenis kacangan penutup tanah yang berasal dari dataran tinggi Kerala India Selatan, dapat juga dijumpai dibeberapa dataran tinggi Pulau Sumatera, seperti disepanjang Bukit Barisan, di daerah Sipirok dengan nama daerah biobio. Walaupun termasuk kedalam jenis kacangan penutup tanah baru, namun jenis kacangan ini sudah pernah dipelajari dan telah disusun sistem klasifikasinya. Menurut Germplasm Resources Information Network Amerika dalam (Harahap dkk, 2011). Nama latin dari kacangan ini adalah Mucuna bracteata dengan klasifikasi sebagai berikut:

Kingdom : Plantae.

Division : Spermatophyta.

Sub division : Angiospermae.

Class : Dicotyledoneae.

Ordo : Fabales.

Famili : Fabaceae.

Sub famili : Faboideae.

Genus : Mucuna.

Species : Mucuna bracteata.

Selain Mucuna bracteata, jenis kacangan ini juga memiliki spesies lain dalam genus yang sama seperti Mucuna cochinchinensis yang sudah di kenal sebelumnya sebagai kacangan penutup tanah, Mucuna pruriens, Mucuna macrocarpa, Mucuna hubery, Mucuna killipian, Mucuna gigantean, dan lain sebagainya yang sampai saat ini masih belum di eksplorasi (Harahap dkk, 2011).

(2)

5 2.1.2. Morfologi.

a. Akar.

Mucuna bracteata memiliki sistem perakaran tunggal sebagai mana kacangan lain, berwarna putih kecoklatan, tersebar di atas permukaan tanah dan dapat mencapai kedalaman 1 meter di bawah permukaan tanah. Tanaman ini juga memiliki bintil akar yang menandakan adanya simbiosis mutualisme antara tanaman dengan bakteri Rhizobium sehingga dapat memfiksasi nitrogen bebas menjadi nitrogen yang tersedia bagi tanaman. Bintil akar ini berwarna merah muda segar dan relatif sangat banyak, berbentuk bulat dan berukuran diameter sangat bervariasi antara 0,2-2 cm. Pada nodul dewasa terdapat kandungan leghaemoglobbin yang mengindikasikan terdapat sistem fiksasi nitrogen udara oleh bakteri Rhizobium. Laju pertumbuhan akar cukup tinggi, sehingga pada umur di atas 3 tahun akar utamanya dapat mencapai panjang 3 m (Simangungsong, 2011).

Gambar 2.1. Akar Mucuna bracteata.

Sumber : Sunanda, 2019.

b. Batang.

Mucuna bracteata merupakan tumbuhan mejalar, merambat, membelit, memanjat, berwarna hijau muda sampai hijau kecoklatan. Batang memiliki diameter 0,4 – 1,5 cm berbentuk bulat berkuku dengan panjang kuku 25-34 cm, tidak berbulu, teksturnya cukup lunak, lentur, mengandung banyak serat dan berair (Harahap dkk, 2008). Berbeda dengan kacangan lainnya batang kacangan ini bila dipotong akan mengeluarkan banyak getah yang berwarna

(3)

6

putih dan akan berubah menjadi cokelat setelah kering, dan noda getah ini sangat sukar untuk dibersihkan. Batang yang telah tua akan mengeluarkan bintil-bintil kecil berwarna putih yang bila bersinggungan dengan tanah akan berdiferensiasi menjadi akar baru (Rahutomo, 2011).

Gambar 2.2. Batang Mucuna bracteata.

Sumber : Sunanda, 2019.

c. Daun.

Helain daun tanaman Mucuna bracteata berbentuk oval, satu tangkai daun terdiri dari 3 helaian anak daun (trifoliat), berwarna hijau, muncul disetiap ruas batang. Ukuran daun dewasa dapat mencapai 15x10 cm. Helaian daun akan menutup apabila suhu lingkungan tinggi (termonastik), sehingga sangat efisien dalam mengurangi penguapan di permukaan daun tanaman (Rahutomo, 2011).

Gambar 2.3. Tipe daun majemuk trifoliate.

Sumber : Sunanda, 2019.

(4)

7 d. Bunga.

Bunga Mucuna bracteata berbentuk tandan menyerupai rangkaian bunga anggur dengan panjang 20-35 cm, terdiri dari tangkai bunga 15-20 tangkai dengan 3 buah bunga dalam tiap tangkainya. Bunga monoceus ini berwarna biru terung, dengan bau yang sangat menyengat untuk menarik perhatian serangga penyerbuk (Harahap dkk, 2011)

Gambar 2.4. Bunga Mucuna bracteata.

Sumber : Blogspot

e. Buah dan Biji.

Dalam satu rangkaian bunga yang berhasil menjadi polong mempunyai 12-15 polong, tergantung dari umur tanaman dan kondisi lingkungan setempat termasuk terjadinya perubahan musim. Polong-polong muda berwarna hijau yang diselimuti oleh bulu-bulu halus berwarna merah kemasan yang berubah warna menjadi hitam ketika matang dan polong yang sudah tua berwarna cokelat tua. Bulu-bulu ini juga dapat menimbulkan alergi dan iritasi ringan pada kulit. Dari bakal polong sampai siap panen membutuhkan waktu sekitar 50 hari (Edy dkk, 2007).

Biji berwarna coklat tua sampai hitam mengkilap, dari 1 kg polong basah dapat menghasilkan 250 gr biji kering dengan berat biji 580 biji kering/100 gram. Dari mulai munculnya bunga sampai polong siap dipanen dibutuhkan waktu sekitar 50-60 hari (Harahap dkk, 2011)

(5)

8

Gambar 2.5. Biji Mucuna bracteata.

Sumber : Sunanda, 2019.

2.2. Syarat Tumbuh Mucuna bracteata.

Mucuna bracteata merupakan kacangan yang cukup toleran terhadap semua lokasi tumbuh, namun untuk tumbuh secara optimal kacangan ini juga memerlukan syarat tumbuh tertentu yang berkaitan dengan faktor iklim dan tanah (Harahap dkk, 2011).

2.2.1. Iklim.

Iklim merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi kacangan, namun setiap jenis kacangan juga memiliki respon yang berbeda-beda terhadap faktor iklim tersebut termasuk Mucuna bracteata. Oleh sebab itu pemilihan lokasi untuk penanaman kacangan ini terutama dengan tujuan untuk memproduksi biji harus sesuai dengan kondisi lingkungan yang dikehendaki oleh kacangan itu sendiri (Harahap dkk, 2011).

Berikut merupakan komponen-komponen iklim yang dikehendaki oleh kacangan Mucuna bracteata.

a. Ketinggian Tempat.

Untuk dapat memasuki fase generatif yang sempurna Mucuna bracteata membutuhkan daerah dengan ketinggian >1.000 m dpl. Jika ditanam di daerah daratan rendah <1.000 m dpl tanaman akan tumbuh dengan jagur namun tidak dapat menghasilkan bunga (Harahap dkk, 2011).

(6)

9 b. Temperatur.

Mucuna bracteata menghendaki temperatur harian minimum 120o C dan maksimum 230o C. Jika temperatur minimum harian di atas 180o C maka dapat mencegah atau memperlambat proses pembungaan (Harahap dkk, 2011).

c. Curah Hujan.

Air merupakan suatu unsur yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman mulai dari perkembangan sampai tanaman berproduksi. Agar proses pembentukan polong tidak terganggu sebaiknya Mucuna bracteata ditanam di lokasi yang cukup hujan yaitu 1000 - 25000 mm/tahun, dan jumlah hari hujan yaitu 3-10 hari hujan/bulan (Sebayang dkk, 2007).

d. Kelembaban.

Mucuna bracteata menghendaki areal yang tinggi dari permukaan laut untuk dapat memasuki fase generatif, dan umumnya semakin tinggi suatu tempat maka kelembaban udaranya juga semakin tinggi. Namun demikian Mucuna bracteata tidak menyukai kelembaban yang tidak terlalu tinggi. Jika kelembaban terlalu tinggi, maka bunga-bunga yang telah berbentuk akan busuk, layu, dan kering. Kelembaban udara yang dikendaki oleh kacangan ini ialah < 80% (Sebayang dkk, 2007).

2.2.2. Tanah.

Pada umumnya Mucuna bracteata dapat tumbuh dengan baik pada semua jenis tanah, baik tanah liat, lempung, lempung berpasir atau tanah pasir.

Tanaman ini juga dapat tumbuh pada kisaran pH yang cukup luas yaitu 4,5- 6,5. Namun pertumbuhan Mucuna bracteata akan lebih baik jika ditanam pada tanah yang kaya bahan organik, gembur, dapat menyimpan air, dan tidak tergenang air. Pertumbuhan vegetatif akan sedikit jika Mucuna bracteata di tanam di areal yang tergenang air (Harahap dkk, 2011).

(7)

10 2.3. Media Tanam

Media tumbuh mempunyai peranan penting dalam memenuhi berbagai keperluan kebutuhan hidup tanaman yaitu memberi dukungan mekanik dengan menjadi tempat berjangkarnya akar, menyediakan ruang untuk pertumbuhan dan perkembangan akar, serta menyediakan udara untuk respirasi, air dan hara (Putri dan Djam’an, 2004).

2.3.1. Tanah Top Soil.

Media tumbuh yang umum digunakan dalam pembibitan adalah tanah lapisan atas (top soil). Top soil tersusun atas komposisi alamiah dengan kandungan mineral yang sangat berguna bagi tanaman. Namun terdapat beberapa kelemahan dari penggunaan top soil sebagai media sapih, diantaranya media sapih lekas menjadi padat, aerasi kurang baik karena mengandung bahan organik sedikit dan ketersediaan unsur hara tertentu bagi tanaman yang sangat kurang (Hendromono, 1988).

Top soil merupakan lapisan tanah atas yang mengandung bahan organik, berwarna gelap dan subur yang memiliki ketebalan sampai 25 cm. Lapisan topsoil yang tipis menyebabkan kemampuan menyerap dan menyimpan air pada tanah berkurang (Hidayat dkk, 2007)

2.3.2. Tanah Solid.

Solid adalah limbah padat dari hasil samping proses pengolahan tandan buah segar (TBS) di pabrik kelapa sawit menjadi minyak mentah kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO). Solid mentah memiliki bentuk dan konsistensi seperti ampas tahu, berwarna kecokelatan, berbau asam-asam manis, dan masih mengandung minyak CPO sekitar 1,5% (Panjaitan 2010).

Limbah sawit berfungsi untuk menambah hara ke dalam tanah, juga meningkatkan kandungan bahan organik tanah yang sangat diperlukan bagi perbaikan sifat fisik tanah. Meningkatnya bahan organik tanah maka struktur tanah semakin mantap dan kemampuan tanah menahan air bertambah baik, perbaikan sifat fisik tanah tersebut berdampak positif terhadap pertumbuhan akar dan penyerapan unsur hara (Rahman dan Nururrahmah, 2016).

(8)

11

Adapun manfaat dari limbah solid sebagai sumber bahan media tanam kelapa sawit antara lain:

a. Dapat mengurangi pemakaian tanah topsoil.

b. Dapat menghemat biaya untuk media pembibitan.

c. Kompos solid sebagai agen pembenah tanah.

d. Meningkatkan daya dukung tanah akan ketersediaan bahan organik dan unsur hara terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit.

e. Memiliki kandungan hara yang cukup sebagai unsur hara.

f. Dapat menjaga keseimbangan tumbuh tanaman karena memiliki serat kasar yang cukup baik.

2.3.3. Pupuk Kandang.

Pemupukan adalah pemberian pupuk untuk menambah persediaan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam meningkatkan produksi dan mutu hasil tanaman yang dihasilkan. Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kandang ternak, baik berupa kotoran padat (feses) yang bercampur sisa makanan maupun air kencing (urine), seperti sapi, kambing, ayam dan jangkrik. Pupuk kandang tidak hanya mengandung unsur makro seperti nitrogen (N), fosfat (P) dan kalium (K), namun pupuk kandang juga mengandung unsur mikro seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan mangan (Mn) yang dibutuhkan tanaman serta berperan dalam memelihara keseimbangan hara dalam tanah, karena pupuk kandang berpengaruh untuk jangka waktu yang lama dan merupakan gudang makanan bagi tanaman (Samekto, 2006).

Gambar

Gambar 2.1. Akar Mucuna bracteata.
Gambar 2.2. Batang Mucuna bracteata.
Gambar 2.4. Bunga Mucuna bracteata.
Gambar 2.5. Biji Mucuna bracteata.

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudul “ Pengaruh Stock Selection Skill, Market Timing Ability, Fund Age, dan Fund Size Terhadap Kinerja Reksa Dana Syariah Saham di Indonesia Pada Tahun

dan sangat baik pada jam puncak pagi terdapat pada ruas jalan Slamet Riyadi Kartasura, jalan Tentara Pelajar, jalan Suryo, jalan HOS Cokroaminoto, jalan Kyai

Dari tabel diatas untuk indikator melek finansial pada pengetahuan umum keuangan mahasiswi memperoleh skor rata- rata 82,64 % skor rata-rata tersebut lebih tinggi

Mata pelajaran Akuntansi Dasar yang dianggap oleh siswa sulit namun tidak demikian dengan hasilnya. Hal ini terlihat dari nilai Ulangan Tengah Semester yang berada

Sebaliknya, penderita semacam ini juga sering membanding-bandingkan protesa barunya dengan yang pernah dipakai sebelumnya.Mereka yang belum pernah memakai geligi tiruan,

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen produk pemutih wajah merek “Ponds” di Rungkut Surabaya, sedangkan jumlah sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini

Berdasarkan penjelasan dan fenomena tersebut, penulis memilih judul penelitian yang akan dilakukan adalah Pengaruh Operation Cash Flow, Earning Per Share, Return

Konsentrasi ekstrak rimpang temulawak 60% mampu mempengaruhi tinggi tanaman rumput teki, tetapi konsentrasi ekstrak rimpang temulawak pada 100%, tidak memberikan