• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN TERAPI MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN GAGAL JANTUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN TERAPI MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN GAGAL JANTUNG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Cendikia Muda Volume 1, Nomor 4, Desember 2021 ISSN : 2807-3649

Edi, Penerapan Terapi Murottal 414

PENERAPAN TERAPI MUROTTAL AL-QUR’AN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN GAGAL JANTUNG

IMPLEMENTATION OF MUROTTAL AL-QUR'AN THERAPY TO THE LEVEL OF ANXIETY IN HEART FAILED PATIENTS

Sarwo Edi1 , Ludiana2 , Janu Purwono3

1,2,3Akademi Keperawatan Dharma Wacana Metro

Email: sarwo6353@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Pasien dengan gangguan kardiovaskular merasakan ketakutan ketika jantung mulai mengalami gangguan. Ketakutan dapat menimbulkan kecemasan. Salah satu tindakan keperawatan mandiri pada pasien kardiovaskuler yang mengalami kecemasan dengan penerapan terapi Murrotal Al-Qur’an. Terapi murottal adalah terapi bacaan Al-Qur’an yang merupakan terapi religi dimana seseorang yang dibacakan ayat-ayat Al-Qur’an selama beberapa menit atau jam sehingga memberikan dampak positif bagi tubuh orang yang mendengarkan (Zahrofi, Maliya, Listyorini, 2014). Tujuan : untuk mengetahui efektivitas penerapan terapi murottal Al-Qur’an terhadap tingkat kecemasan pada pasien gagal jantung Metode : Karya tulis Ilmiah ini mengunakan desain studi kasus.Instrument tingkat kecemasan dengan menggunakan HARS. Hasil Hasil penerapan terapi murrotal Al-Qur’an pada pasien gangguan kardiovaskuler menunjukkan bahwa tingkat kecemasan menurut dari tingkat kecemasan sedang (skor HARS = 23) menjadi tingkat kecemasan ringan (skor HARS= 15). Kesimpulan : Adanya pengaruh terapi murottal Al- qur’an terhadap tingkat kecemasan pada pasien gagal jantung dipuskesmas Yosomulyo, kota Metro.

Kata Kunci : cemas, murottal al-qur’an, penyakit jantung.

ABSTRACT

Background : Patients with cardiovascular disorders feel fear when the heart begins to experience disturbances. Fear can cause anxiety. One of the independent nursing actions for cardiovascular patients who experience anxiety is the application of Murrotal Al-Qur'an therapy. Murottal therapy is a therapy for reading the Qur'an which is a religious therapy in which a person reads the verses of the Qur'an for a few minutes or hours so that it has a positive impact on the body of the person who listens (Zahrofi, Maliya, Listyorini, 2014). Objective: to determine the effectiveness of the application of Al-Qur'an murottal therapy on anxiety levels in heart failure patients Method: This scientific paper uses a case study design. Anxiety level instrument using HARS. Results The results of the application of murrotal Al-Qur'an therapy in patients with cardiovascular disorders showed that the level of anxiety according to the level of moderate anxiety (HARS score = 23) to the level of mild anxiety (HARS score = 15). Conclusion: The effect of murottal Al-qur'an therapy on anxiety levels in heart failure patients at the Yosomulyo Health Center, Metro City.

Keywords: anxiety, heart disease, murottal Al-qur'an,

(2)

Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 4, Desember 2021

Edi, Penerapan Terapi Murottal 415 Latar Belakang

CHF (Congestive Heart Failure) atau gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi 1.

WHO memperkirakan bahwa lebih dari 17,5 juta orang meninggal karena penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung pada tahun 20162.

Riset Kesehatan dasar (Riskesdas) Tahun 2018 menunjukkan bahwa sebesar 1,5 persen atau dari 1.000 penduduk Indonesia menderita penyakit jantung koroner, sedangkan jika dilihat dari penyebab kematian tertinggi di Indonesia, menurut Survei Sample Registration System tahun 2014 menunjukkan 12,9 persen kematian akibat penyakit jantung koroner, Berdasarkan Sistem Informasi Penyakit Tidak Menular (PTM) yang berbasis web penyakit gagal jantung mencapai 4.161 kasus, kasus terbesar pada jenis kelamin perempuan mencapai 2.247 kasus, sedangkan kasus gagal jantung pada jenis kelami laki-laki yaitu 1.914 kasus 3.

Penyakit tidak menular menjadi salah satu perhatian utama dibidang kesehatan

diberbagai negara bahkan diberbagai organisasi, kesehatan internasional menjadikan penyakit tidak menular sebagai target utama yang harus diselesaikan dikarenakan lebih dari 75 persen kematian diakibatkan penyakit tidak menular, salah satuanya yaitu penyakit jantung dimana penyakit ini terjadi di negara berkembang yang berpenghasilan rendah sampai sedang dan yang cukup mengkhawatirkan lagi, tren penyakit jantung saat ini tidak hanya diderita oleh penduduk usia lanjut akan tetapi juga sudah banyak ditemukan pada usia muda.

Berdasarkan data yang diambil dari Profil kesehatan UPT, Puskesmas Yosomulyo4 2019, yang bertempat di Jl.

Basuki Rachmad Kota Metro, kasus gagal jantung mencapai 179 kasus, kasus terbesar yaitu pada jenis kelamin perempuan mencapai 103 kasus, sedangkan kasus gagal jantung pada jenis kelamin laki-laki yaitu 76 kasus.

Pasien dengan gangguan kardiovaskular biasanya sering merasakan ketakutan atau beranggapan bahwa organ tubuh yang paling vital adalah jantung dan ketika jantung mulai mengalami gangguan maka kesehatan juga terancam bahkan sampai mengalami kematian.

Hal ini yang menyebabkan pasien mengalami kecemasan, ketakutan

(3)

Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 4, Desember 2021

Edi, Penerapan Terapi Murottal 416 sampai dengan depresi. Para pasien dengan gangguan penyakit jantung mengekspresikan ketakutan dengan berbagai cara seperti, cemas yang berlebihan, mimpi buruk, gelisah, insomnia dan menyangkal kenyataan yang ada5.

Kecemasan adalah gangguan perasaan (affective) yang di tandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas RTA, masih baik, kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian/ splitting of personality), perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal6.

Tingkat kecemasan pada pasien dengan penyakit jantung dapat dibantu dengan cara penatalaksanaan tindakan Farmakologi dan non Farmologi, disini penulis akan melakukan tindakan nonfarmologi yaitu tindakan keperawatan mandiri dengan penerapan terapi Murrotal Al-Qur’an. Terapi murottal adalah terapi bacaan Al-Qur’an yang merupakan terapi religi dimana seseorang yang dibacakan ayat-ayat Al- Qur’an selama beberapa menit atau jam sehingga memberikan dampak positif bagi tubuh orang yang mendengarkan7.

Terapi Murottal memberikan dampak psikologis kearah positif, karena apa yang di dengarkan akan disampaikan ke otak untuk dipersepsikan sehingga dengan terapi Murottal ini kualitas kesadaran terhadap Tuhan akan meningkat dan menyebabkan totalitas kepasrahan kepada Allah SWT. Dengan keadaan tersebut gelombang otak akan berada pada frekuensi 7-14 Hz, dimana keadaan ini merupakan keadaan energy otak yang optimal dan dapat menyingkirkan stress dan menurunkan kecemasan (Ibnu, Martha & Lukmanul, 2018).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Saleh (2018) tentang pengaruh terapi Murottal Al-Qur’an terhadap tingkat kecemasan pada pasien jantung di ruang Alamanda RSUD Ulin Banjarmasin, menunjukan bahwa ada pengaruh terapi murottal terhadap tingkat kecemasan pasien dengan penyakit jantung di ruang Alamanda dengan nilai p Value =0,001 (<0,05).

Penelitian lain dilakukan oleh Riska (2018) tentang pengaruh terapi Murottal Al-Qur’an terhadap tingkat kecemasan pasien Pre Kateterisasi jantung di ruang Elang RSUP Dr. Kariadi Semarang menunjukan bahwa ada penurunan

(4)

Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 4, Desember 2021

Edi, Penerapan Terapi Murottal 417 kecemasan pasien Pre Kateterisasi sebelum dan sesudah di lakukan terapi dengan nilai p Value =0,000.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis perlu melakukan penerapan terapi murottal Al-Qur’an untuk mengatasi tingkat kecemasan pada pasien gagal jantung di Puskesmas Yosomulyo Kota Metro.

Metode

Karya tulis Ilmiah ini mengunakan desain studi kasus (case study), Yaitu study kasus yang dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalaui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal yang berarti satu orang atau sekelompok masyarakat, dianalisis secara mendalam meliputi berbagai aspek yang cukup luas serta penggunaan berbagai tehnik secara integratif8.

Pada karya tulis ilmiah ini penulis akan melakukan penerapan terapi murottal Al-Qur’an untuk mengetahui efektivitas kecemasan pada klien yang menyandang penyakit jantung sebelum dan setelah dilakukan penerapan terapi murottal Al- Qur’an dipuskesmas Yosomulyo, Metro.

Subyek penerapan karya tulis ilmiah dengan klien gagal jantung yang

mengalami tingkat kecemasan, dengan kriteria sebagai berikut:

1. Bersedia menjadi responden.

2. Mampu berkomunikasi dengan baik.

3. Bersedia melakukan tindakan intervensi.

4. Mampu melihat dan membaca.

5. Beragama islam.

6. Pendengaran klien baik.

7. Mengalami tingkat kecemasan ringan-sedang (14-27).

Pada karya tulis ilmiah ini dilakukan dengan melihat tingkat kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi dengan kriteria tingkat kecemasan menurut HARS:

Skor <14 = tidak ada kecemasan.

Skor 14 - 20 = kecemasan ringan.

Skor 21 – 27 = kecemasan sedang.

Skor 28 – 41 = kecemasan berat.

Skor 42 – 56 = kecemasan berat sekali .

Instrumen penerpan merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis. Instrumen yang dipilih haruslah yang sesuai denagan macam dan tujuan penelitian yang akan dilakukan, suatu instrumen penelitian yang baik harus memenuhi beberapa syarat pokok yakni mudah, cermat, serta

(5)

Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 4, Desember 2021

Edi, Penerapan Terapi Murottal 418 tepat (Aprilia9, 2017). Dalam karya tulis ilmiah ini peneliti mengunakan 3 jenis

instrumen yaitu Lembar

observasi/checklist, Wawancara dan Dokumentasi.

Proses Pengumpulan data dalampenerapan karya tulis ilmiah ini melalui:

1. Pengkajian

Penerapan mencatat informasi sebagaimana yang disaksikan selamapenerapan. Penyaksian dangan melihat, mendengar, merasakan yang kemudian dicatat seobjek mungkin dengan pengamatan degan partisipasi penuh, partisipan dan pengamat sempurna (complete observer).

2. Rencana Tindakan / Intervensi Bentuk Komunikasi langsung antara peneliti dengan responden.

Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam hubungan tatap muka sehingga gerak dan mimik reponden merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal karena dengan wawancara dapat menangkap perasaan, pengalaman, emosi, motif yang dimiliki responden dimana hal ini

merupakan suatu pengkajian dalam penelitian.

3. Pelaksanaan

a. Penulis mengkaji tingkat kecemasan responden dengan mengunakan kuesioner kecemasan HARS.

b. Penulis melakukan penerapan terapi murottal Al-Qur’an dengan 3 kategori pilihan surah (Ar-Rahman, Ya-sin dan Al- Khaf) sesuai dengan standar oprasional prosuder.

c. Penerapan akan dilakukan sehari dua kali selama tiga hari dengan waktu kurang lebih 10-15 menit.

4. Evaluasi

Penulis akan mengevaluasi tingkat kecemasan klien/responden dengan mengunakan kuesioner kecemasan HARS setelah dilakukan penerapan terap murottal Al-Qur’an.

Hasil

Penerapan ini dilakukan pada pasien gagal jantung yang mengalami kecemasan yaitu Ny. S. Subyek tersebut telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dan telah menyetujui untuk berpatisipasi dalam penerapan terapi murottal Al-Qur’an. Adapun gambaran karakteristik subyek serta data-data yang didapatkan pada saat pengkajian sesuai

(6)

Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 4, Desember 2021

Edi, Penerapan Terapi Murottal 419 dengan tahapan rencana penerapan adalah sebagai berikut:

Tabel 1 Gambaran Subyek Penerapan

Data Keterangan

Nama Ny. S

Usia 73 tahun

Pendidikan SD

Tanggal pengkajian 07 Juli 2020

Pekerjaan Sudah tidak bekerja

Riwayat kesehatan sebelumnya Klien mengatakan pernah di rawat di rumah sakit pada tahun 2016, klien mengatakan mempunyai riwayat hipertensi.

Keluhan saat ini Klien mengatakan pusing, sesak nafas jika kelelahan, nyeri dada dan mual, klien mengatakan cemas dengan kondisinya saat ini.

TTV TD: 200/80 mmHg, RR: 22 x/menit, Nadi:

100 x/menit, dan Suhu 36,8 oC

Penerapan study kasus ini dilakukan pada pasien dengan diagnosa medis gagal jantung, dan dilakukan pengukuran tingkat kecemasan berdasarkan tingkat kecemasan HARS sebelum dan setelah intervensi.

Tabel 2 Hasil pengkajian tingkat kecemasan sebelum dan setelah intervensi

Inisial pasien

Tingkat Kecemasan Hari ke-1

Tingkat Kecemasan Hari ke-2

Tingkat Kecemasan Hari ke-3 Sebelum

Penerapan

Setelah Penerapan

Sebelum Penerapan

Setelah Penerapan

Sebelum Penerapan

Setelah Penerapan

Nn.H

Sedang (Nilai 23)

Sedang (Nilai 22)

Sedang (Nilai 21)

Ringan (Nilai 20)

Ringan (Nilai 17)

Ringan (Nilai 15)

Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukan tingkat kecemasan pada subyek (Ny. S) sebelum penerapan dalam kategori cemas sedang dengan nilai 23, tingkat kecemasan setelah penerapan hari ke tiga dalam kategori cemas ringan dengan nilai 15.

(7)

Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 4, Desember 2021

Edi, Penerapan Terapi Murottal 420 Pembahasan

Usia

Menurut Stuart G.W & Laraia M.T menyatakan bahwa maturitas atau kematangan individu akan mempengaruhi kemampuan koping mekanisme seseorang, sehingga individu yang lebih matur sukar mengalami kecemasan karena individu mempunyai kemampuan adaptasi yang lebih besar terhadap kecemasan dibandingkan usia yang belum matur10.

Berdasarkan hasil penguji pada subyek Ny. S usia 73 tahun di dapatkan data skor kecemasan menurut HARS yaitu 23 dalam kategori cemas sedang.

Menurut analisis penulis dengan usia 73 tahun pada subyek Ny. S sudah berada pada tahap usia yang matur sehingga memiliki kemampuan adaptasi yang lebih besar terhadap kecemasan.

Pendidikan

Peningkatan pendidikan dapat pula mengurangi rasa tidak mampu untuk menghadapi stres. Semakin tinggi pendidikan seseorang akan mudah dan semakin mampu menghadapi stres yang ada11. Subyek dalam penerapan ini dengan pendidikan terakhir Sekolah Dasar (SD). Menurut Stuart dan Sundeen (2000) dalam Ade Sutrimo, (

2014), tingkat pendidikan yang rendah pada seseorang akan menyebabkan orang tersebut mudah mengalami kecemasan, disebabkan kurangnya pengetahuan seseorang12.

Pengalaman

Individu yang mempunyai modal kemampuan pengalaman menghadapi stres dan punya cara menghadapinya akan cenderung lebih menganggap stres yang berapapun sebagai masalah yang bisa diselesaikan. Tiap pengalaman merupakan sesuatu yang berharga dan belajar dari pengalaman dapat meningkatkan keterampilan menghadapi stres (Mubarak, indrawati & susanto;

2015). Subyek dalam penerapan ini yaitu (Ny. S) baru pertama kali mengetahui bahwa menderita penyakit jantung sehingga subyek tidak dapat menghadapi stres dan dapat mempengaruhi pada kecemasan subyek.

Menurut Ihdaniyati, 2009 dalam Iwan Nurokim.kecemasan adalah pengalaman emosi yang tidak menyenangkan, datang dari dalam dan berifat meningkat, menggelisahkan dan menakutkan yang dihubungkan dengan satu ancaman bahaya yang tidak diketahui oleh individu. Perasaan ini diikuti oleh

(8)

Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 4, Desember 2021

Edi, Penerapan Terapi Murottal 421 komponen somatik,fisiologik, otonomik, biokimia, hormonal dan perilaku13.

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian hasil penerapan di atas maka dapat diambil kesimpulan terapi murottal Al-Qur’an untuk membantu menurunkan tingkat kecemasan dan mengetahui efektivitas penerapan terapi murottal Al-Qur’an terhadap tingkat kecemasan pada pasien gagal jantung sebelum dan setelah dilakukan penerapan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Smeltzer, SC. (2013). Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &

Suddarth Edisi 12. Alih Bahasa Indonesia Yulianti, D & Kimin, A.

Jakarta: EGC.

2. WHO, (2018). What can I do to avoid a heart attack or a stroke.

Diunduh pada tanggal 25 April 2020, Pukul 19.50 WIB dalam web site:http://www.who.int/features/qa /27/en/.

3. Kemenkes RI. (2017). Profil Penyakit Tidak Menular. Diunduh pada tanggal 19 April 2020, Pukul 20.25 WIB dalam web site:

http://www.depkes.go.id/resources/

download/Profil-Kesehatan- Indonesia-2016.pdf.

4. Profil Kesehatan, 2019 UPT Puskesmas Yosomulyo.

5. Ibnu, S.M. C., Martha, A, D &

Lukmanul, H5. (2018). Pengaruh Murottal Al-Qur’an Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien Jantung. Jurnal keperawatan suaka insan (jksi), 3(2), 1-9.

6. Hawari Dadang , 2011, Manajemen Stres lemas dan Depresi, Jakarta.

FKUI.

7. Zahrofi, D. N., Maliya, A., &

Listyorini, D. (2014). Pengaruh pemberian terapi murottal Al- Qur’an terhadap tingkat kecemasan pada pasien hemodialisa di RS PKU Muhammadiyah Surakarta (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

8. Notoatmodjo, S. (2018).

Metodologi Penelitian. Jakarta:

Rineka Cipta.

9. Aprilia, 2017, Riset Keperawatan, Modul, Bandar Lampung.

10. Stuart, G.W., and Laraia, M.T.

2007. Principles and pratice of psyhiatric nursing. (8thed.). St.

Louis: Mosby Year B.

11. Mubarak, W H., Indrawati, L &

Susanto, J. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar Buku 2.

Jakarta: Salemba Medika.

12. Ade Sutrimo, (2014). Pengaruh guided imagery and music (GIM).

Terhadap kecemasan pasien pre operasi SC di RSUD Banyumas.

13. Iwan Nurokim, (2014). Pemberian cognitive support terhadap koping pada asuhan keperawatan pasien infark miokard akut. RSUD dr.

Moewardi Surakarta.

Gambar

Tabel 1 Gambaran Subyek Penerapan

Referensi

Dokumen terkait

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian ilmu pengetahuan hukum, khususnya di dalam Hukum Tata Negara, dalam rangka

Pada metode ini digunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang telah

Setelah sekian lama akhirnya Kota Bandung memiliki taman yang ditanami bunga-bunga langka dari berbagai jenis serta dari berbagai daerah dan negara, dengan banyaknya

Dimulai dari UUD 1945 hasil amandemen I-IV sampai Peraturan Daerah, kita hanya akan menemukan bahwa masyarakat hukum adat akan diakui sepanjang masih hidup dan sesuai

Didukung dengan kerjasama tim yaitu oleh seluruh crew baik dari Sembilan Communication Event Organizer, pihak Jogja Bay Pirates Adventure of Waterpark dan Bank Mandiri serta seluruh

Berdasarkan pengertian dan hasil penelitian yang diperoleh, dapat diartikan bahwa seseorang yang berstatus gizi lebih secara IMT/U belum tentu memiliki persen

4.6 Menyusun teks interaksi transaksional, lisan dan tulis, pendek dan sederhana, yang melibatkan tindakan unsur dan meminta informasi terkait keadaan/tindakan/ kegiatan/

PPL merupakan kegiatan yang memiliki fungsi serta tujuan yang jelas sebagai sarana untuk memberikan bekal kemampuan menjadi tenaga kependidikan yang profesional