82 BAB V
PENGEMBANGAN DESAIN
A. Sketsa Awal
Sketsa awal merupakan usaha awal dalam membuat sebuah desain sebuah produk, sketsa awal biasanya berupa goresan-goresan tangan yang masih kasar dilakukan sebagai awalan dalam mendesain sebuah bentuk.
Sketsa awal dilakukan sebagai usaha awal untuk menvisualisasikan sebuah pemikiran atau ide kedalam sebuah desain atau gambar sebagai alternative untuk pemecahan masalah yang ada di lapangan. Sketsa diperoleh dari analisa studi lapangan dan studi literatur yang kemudian ditarik kesimpulan sebagai dasar penciptaan sebuah produk.
Sketsa awal dapat menghasilkan beberapa sketsa alternative yang telah dikembangkan, pengembangan sketsa sangat penting untuk memperoleh desain yang diinginkan dan sesuai dengan permasalahan yang telah didapat.
Berdasarkan pengembangan dari sketsa-sketsa tersebut yang nantinya akan menjadi keputusan desain yang dipilih sebagai solusi pemecahan dari permasalahan yang didapat.
Berikut adalah sketsa-sketsa desain alternatif yang dibuat dengan metode deformasi sebagai pemecahan masalah :
83
Gambar 22 : Sketsa I
( Sumber : M Zainal Abidin, 2018. )
Gambar 23 : Sketsa II ( Sumber : M Zainal Abidin, 2018.)
84
Gambar 24 : Sketsa III ( Sumber : M Zainal Abidin, 2018.)
Gambar 25 : Sketsa IV ( Sumber : M Zainal Abidin, 2018.)
85
Gambar 26 : Sketsa V ( Sumber : M Zainal Abidin, 2018.)
Gambar 27 : Sketsa VI ( Sumber : M Zainal Abidin, 2018.)
86
Gambar 28 : Sketsa VII ( Sumber : M Zainal Abidin, 2018.)
Gambar 29 : Sketsa VIII ( Sumber : M Zainal Abidin, 2018.)
87
Gambar 30 : Sketsa IX ( Sumber : M Zainal Abidin, 2018.)
Gambar 31 : Sketsa X ( Sumber : M Zainal Abidin, 2018.)
88
Berdasarkan dari sketsa desain yang telah dibuat tersebut, dipilihlah salah satu sketsa yang paling cocok untuk dijadikan sebuah karya desain akhir, sketsa desain yang dipilih mempunyai tingkat kecocokan yang tinggi dengan ide dasar dan tujuan dari penciptaan rak hias kalajengking itu sendiri.
B. Keputusan Desain
Berdasarkan dari sketsa desain yang dipilih, diperlukan beberapa keputusan secara terperinci untuk mewujudkan ketetapan desain menjadi keputusan desain yang akan membawa rancangan desain kepada proses pengerjaan produk. Adapun rincian keputusan desain Rak hias dengan ide dasar kalajengking sebagai berikut:
1. Bentuk Produk
Dari segi tampilan Rak Hias Dengan Konsep Hewan Kalajengking memiliki bentuk sederhana, bentuk tersebut lebih diuutamakan kepada aplikasi fungsi yang disandang tiap-tiap bagiannya. Desain mengambil bentuk dari deformasi kalajengking sebagai ide dasar dalam penciptaan desain rak hias ini, dimulai dari bentuk ekor, tubuh serta capit yang menjadi ciri khas dari hewan kalajengking tersebut.
2. Dimensi
Dalam pembuatan produk rak hias kalajengking, penulis menggunakan dimensi 105 x 40 x 200 cm, karena ukuran tersebut telah melalui berbagai kajian sebelum membuat gambar kerjanya. Seperti ukuran rak hias pada umumnya namun tetap di tambahkan fungsi pendukung.
89
3. Bahan Baku
Bahan baku utama yang digunakan adalah kayu mahoni karena kayu yang berkualitas baik, bertekstur halus, memiliki kelas awet III, kelas kuat II dan III dalam dunia furniture, mudah diperoleh dan mudah dalam pengerjaannya. Untuk bahan penunjang lainnya menggunakan sekrup, engsel, gagang pintu paku dan beberapa bahan lain.
4. Konstruksi
Konstruksi merupakan bagian dari proses desain yang disusun setelah bahan-bahan untuk mebel dipilih dan disatukan dengan menggunakan sambungan-sambungan. Sambungan antara komponen satu dengan komponen lainnya yang tersusun secara struktural.
Struktur dan konstruksi merupakan elemen desain mebel yang berkaitan dengan faktor kesatuan dari berbagai komponen mebel.
Pertimbangan struktur dan konstruksi ini dilakukan dengan tujuan menjamin keselamatan pemakainya.
Teknik konstruksi sambungan mati (butter join/fixed join) yang bersifat permanen dengan alat serta bahan penunjang paku, sekrup atau lem, system sambungan kayu yang digunakan adalah isian kayu massif pada papan.
90
5. Finishing
Finishing bukan sekedar melapisi dan mengkilapkan permukaan kayu, melainkan juga dapat memperindah serta menstabilkan kayu dari pengaruh cuaca di luar lingkungannya.
Finishing pada rak hias ini adalah jenis finishing duko berwarna hitam, putih dan merah gelap. dan untuk menutup hasil akhir atau topcoat menggunakan melamin.
C. Gambar Kerja
Esensi aktivitas perancangan adalah deskripsi akhir produk yang dimengerti oleh pengrajin yang diwujudkan dalam bentuk gambar kerja.
Gambar kerja berfungsi sebagai acuan dalam pengerjaan produk oleh pelaksana produksi. Pada gambar kerja telah dicantumkan secara lengkap keterangan objektif berupa notasi atau lambag-lambang yang sesuai dengan aturan standar gambar kerja. Adapun fungsi gambar kerja dalam penciptaan produk antara lain:
a. Membantu pelaksana dalam produksi.
b. Sebagai komunikasi dalam mendiskripsikan produk yang akan dibuat melalui bahasa gambar yang mudah dimengerti.
c. Menghindari salah pengertian antar desainer dan pengrajin.
d. Meningkatkan ketepatan atau akurasi dalam ukuran dan proporsi.
91
Gambar kerja menyajikan gambar proyeksi di mana berisi desain suatu objek dengan skala yang tepat, ukuran yang terdapat pada bidang proyeksi adalah ukuran yang terlihat dalam kenyataannya. Untuk itu, penulis menggunakan Proyeksi Ortogonal dan Proyeksi Perspektif.
Proyeksi Ortogonal digunakan untuk menyajikan gambar berupa tampak depan, tampak samping dan tampak atas. Sedangkan Proyeksi Perspektif digunakan untuk menyajikan gambar tiga dimensi yang terlihat seperti pandangan secara nyata.
92
Gambar 32 : Gambar Kerja 1 (Sumber : M Zainal Abidin, 2018)
93
Gambar 33 : Gambar Kerja 2 (Sumber : M Zainal Abidin, 2018)
94
Gambar 34 : Gambar Kerja 3 (Sumber : M Zainal Abidin, 2018)
95
Gambar 35 : Gambar Kerja 4 (Sumber : M Zainal Abidin, 2018)
96
Gambar 36 : Gambar Kerja 5 (Sumber : M Zainal Abidin, 2018)
97
Gambar 37 : Gambar Kerja 6 (Sumber : M Zainal Abidin, 2018)
98
Gambar 38 : Gambar Kerja 7 (Sumber : M Zainal Abidin, 2018)
99
Gambar 39 : 3D Modelling 1 (Sumber : M Zainal Abidin, 2018)
100
Gambar 40 : 3D Modelling 2 (Sumber : M Zainal Abidin, 2018)
101
D. Proses Pengerjaan Produk
Proses pengerjaan produk adalah langkah yang harus dilakukan untuk mewujudkan sebuah karya desain ke dalam bentuk produk. Untuk itu dalam mendesain harus diperhatikan tentang hal yang menyangkut proses dalam merealisasikan produk tersebut.
Dalam proses produksi ada beberapa faktor yang mendukung kelancaran dalam proses produksi antara lain adalah skill dari pekerja, fasilitas dan bahan. Dalam menentukan pekerja, fasilitas, dan bahan, harus disesuaikan dengan desain yang akan di buat.
102
Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam proses produksi adalah sebagai berikut :
Kerangka 04 : Kerangka Proses Pengerjaan Produk (Sumber : M Zainal Abidin, 2018)
Pemilihan Desain
Persiapan Alat
Gambar Kerja
Persiapan Tempat Identifikasi Bahan
Teknis Pengerjaan Produk
Finishing - Peralatan Masinal
- Peralatan Manual - Alat Bantu
- Bahan Utama - Bahan Pendukung
- Teknik Pengukuran dan Pengemalan - Teknik Pemotongan Komponen - Teknik Penyambungan komponen - Teknik penghalusan komponen - Teknik pembuatan kontruksi - Teknik perakitan komponen - Quality control
Membuat Sketsa Alternatif
Produk jadi
103
E. Teknis Pengerjaan Produk
Tahapan ini merupakan penjelasan berbagai hal berkaitan dengan teknik pengerjaan Tugas Akhir ini yang berisi tahapan-tahapan pengerjaan secara berurutan. Dalam pelaksanaan teknik pengerjaannya dilakukan controling pada setiap tahapnya untuk mendapatkan realisasi produk yang baik dan berkualitas sesuai dengan konsep desain.
Teknis pengerjaan karya menggunakan teknik konvensional yaitu teknik pembuatan konstruksi dengan alat pertukangan sederhana. Berpedoman dengan gambar kerja yang telah dibuat sebelumnya, maka proses pertukangan itu dimulai. Adapun tahapan-tahapan tersebut antara lain :
1. Identifikasi Bahan
Identifikasi bahan menjelaskan mengenai bahan-bahan yang akan digunakan selama proses produksi yang meliputi bahan baku utama, bahan baku pendukung dan aksesoris yang digunakan dalam proses produksi sesuai dengan desain yeng telah ditentukan sebelumnya.
104
Tabel 04 : Jenis-jenis Kayu Yang Terbukti Baik Untuk Produk Mebel
(Sumber : Anonim, 2000 dalam Kasmudjo, 2012:16) a. Bahan Baku Utama
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahan utama yang digunakan dalam pembuatan Tugas Akhir ini adalah kayu mahoni dengan kualitas sedang,artiya dilihat dari segi ukuran, kayu mahoni jenis ini memiliki diameter yang kurang dari 30cm dalam bentuk papan kayu kering.
105
Mahoni secara ilmiah dinamai sebagai swietenia macrophylla king. Secara lengkap nomenklatur tatanama diklasifikasikan sebagai berikut.
Nama di negara lain untuk pohon mahoni adalah: hara mahauni, bara mahagoni, mahagoni (Bangladesh); mahagony bigor large-leaved mahogany, bastard mahogany, mahogany tree (Brazil), mahogany tree (Colombia, Dominica, Honduras, Mexico, Peru, Spanyol, Inggris); acajou du (Venezuela), acajou etranger (France); Echtes mahagony (Germany); mogano (Italy); Cheria mahogany (Malaysia); mahok, mahonia (Netherland); mogno (Portugal); domingo, (Spain); mahokkani baiyani mahokkani- bailek (Thailand) (Balai Pengelolaan Hutan Wilayah Lebak Dan Tangerang Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Banten, 2017:7).
Adapun ciri-ciri umum kayu mahoni sebagai berikut : 1) Warna kayu teras berwarna coklat muda kemerah-merahan atau
kekuning-kuningan sampai coklat tua kemerahan sampai lebih tua 2) Bertekstur kayu agak halus
3) Arah serat berpadu, terkadang bergelombang 4) Permukaan kayu agak licin
5) Permukaan kayu mengkilap
6) Permukaan kayu memiliki gambar bervariasi yang disebabkan arah serat yang tidak teratur dan lingkaran tumbuh
106
Dalam pemilihan kayu papan diperlukan pemilihan, agar sesuai dengan kriteria penggunaan berkaitan dengan kekuatan kayu sebagai konstruksi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan kayu adalah sebagai berikut:
1) Memilih kayu yang berusia sudah cukup tua, jangan terlalu muda
2) Menghitung volume keperluan kayu yang sesuai dengan produksi
3) Menghindari cacat pada kayu (retak, rusak, hama, rapuh,, dan cacat serat)
Mendapatkan hasil penggergajian dengan ukuran dan ketebalan yang baik dan sesuai, maka perlu diperhatikan beberapa hal yaitu:
1) Ketelitian dalam menghitung volume rendemen kayu dalam satu log, ukuran, bentuk dan cacat pada kayu
2) Kemampuan operator mesin
3) Kualitas alat dan fasilitas penggergajian
Pohon mahoni memiliki banyak manfaat baik secara ekonomi maupun ekologi dari semua bagian tubuh tanaman.
Manfaat tersebut adalah:
1) Kualitas kayu mahoni sangat baik, mempunyai berat jenis berkisar antara 0,53 hingga 0,72, termasuk kelas kuat III hingga kelas kuat II. Kayu mahoni mempunyai penyusutan ke
107
arah radial 0,9 % hingga 3,3 % clan ke arah tangensial 1 ,3 % hingga 5,7%. Pengeringan secara alami kayu mahoni dengan tebal 2,5 cm dari kadar air awal 40 %,selama 40 hari bisa mencapai kadar air kering udara. Sedangkan dengan dapur pengering kayu mahoni dengan tebal 2,5 cm, bisa mencapai kadar air hingga 10 % denga suhu berkisar 43°C hingga 76 ° C dengan kelembaban nisbi berkisar 75 % hingga 33 %.
2) Kayunya mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi dan sifatnya tidak mudah berubah . Kualitas kayunya keras dan sangat baik untuk meubel, furnitur, barang-barang ukiran dan kerajinan.
a. Kontruksi bangunan, kayu mahoni sangat baik untuk membuat rangka atap, kusen, daun pintu dan jendela.
b. Veneer dan kayu lapis, sangat baik karena mernpunyai permukaan dekoratif yang indah dan warna khas coklat.
c. Mebelair, karena sifat kekuatan, keawetan serta warna dan dekoratifnya banyak dipergunakan dan disukai untuk pernbuatan lemari, kursi, rneja dan tempat tidur (Balai Pengelolaan Hutan Wilayah Lebak Dan Tangerang Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Banten, 2017:25).
108
Tabel 05: Sifat Fisis dan Mekanis Kayu Mahoni
(Sumber : Petunjuk Praktis Sifat-Sifat Dasar Jenis Kayu Indonesia, P3HH:56)
Gambar 41 : Kayu Log Mahoni (Sumber : M Zainal Abidin, 2018)
109
b. Bahan Pendukung
Bahan pendukung memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan proses pengerjaan. Bahan pendukung tersebut sebagai penunjang terbentuknya struktur dan konstruksi. Berikut beberapa bahan pendukung yang digunakan dalam pelaksanaan proses pengerjaan produk Tugas Akhir:
1. Particle Board
Particle board digunakan sebagai bahan baku pendukung dalam pembuatan produk adalah untuk mempermudah dalam proses pengerjaannya.
Gambar 42 : Penerapan Particle Board pada Lambung (Sumber : M Zainal Abidin, 2018)
110
2. Capit Udang
Atau biasa disebut moto yuyu, digunakan sebagai pengunci pada daun pintu agar pintu dapat tertutup dengan rapat
Gambar 43 : Capit Udang (Sumber : M Zainal Abidin, 2018) 3. Kaca
Digunakan untuk bagian pintu bawah pada rak hias yang juga berfungsi sebagai elemen penghias pad arak tersebut.
Gambar 44 : Kaca 3mm (Sumber : M Zainal Abidin, 2018)
111
4. Paku
Berfungsi sebagai komponen untuk memperkuat sistem konstruksi pada sambungan.
Gambar 45 : Paku
(Sumber : M Zainal Abidin, 2018) 5. Sekrup
Dapat digunakan untuk memperkuat kuat sambungan dan digunakan dalam penerapan engsel.
Gambar 46 : Sekrup
(Sumber : M Zainal Abidin, 2018)
112
6. Lem
Lem yang digunakan adalah jenis campuran resin dan hardener yang mempunyai daya rekat yang tinggi.
Gambar 47 : Lem Epoxy (Sumber : M Zainal Abidin, 2018) 7. Gagang pintu
Gagang pintu merupakan aksesoris yang digunakan sebagai pegangan untuk mempermudah dalam membuka rak.
Gambar 48 : Gagang Pentol dan Flat (Sumber : M Zainal Abidin, 2018)
113
8. Engsel
Engsel berfungsi sebagai komponen konstruksi antara pintu dengan bagian utama rak guna memudahkan dalam membuka dan menutup pintu.
Engsel yang digunakan ada beberapa jenis yaitu : a) Engsel ( L)
Gambar 49 : Engsel ( L) Pada pintu atas (Sumber : M Zainal Abidin, 2018) b) Engsel Sendok
Gambar 50 : Engsel Sendok (Sumber : M Zainal Abidin, 2018)
114
2. Persiapan Alat
Dalam pembuatan suatu produk mebel dalam hal ini adalah rak hias membutuhkan peralatan yang memadahi untuk kelancaran proses produksi. Adapun beberapa jenis peralatan yang digunakan dalam proses produksi terdapat peralatan masinal (mesin) dan peralatan manual.
a. Perlatan Masinal 1) Circular Saw
Digunakan untuk memotong dan membelah bahan secara lurus yang digunakan dalam pembuatan komponen.
Gambar 51 : Circular Saw (Sumber : M Zainal Abidin, 2018) 2) Mesin Amplas
Digunakan untuk menghaluskan permukaan bahan.
Gambar 52 : Mesin Amplas (Sumber : M Zainal Abidin, 2018)
115
3) Bend Saw
Gergaji yang digunakan untuk memotong/membelah bahan sesuai pola yang telah ditentukan seperti pola lurus maupun lengkung.
Gambar 53 : Bend Saw (Sumber : M Zainal Abidin, 2018) 4) Paku Tembak
Digunakan untuk pemasangan komponen yang berukuran kecil atau tipis seperti pada bagian lambung samping.
Gambar 54 : Paku Tembak (Sumber : M Zainal Abidin, 2018)
116
5) Hand Drill / Bor
Digunakan untuk membuat lubang pada bahan dan digunakan juga untuk memasang sekrup.
Gambar 55 : Hand drill (Sumber : M Zainal Abidin, 2018) 6) Mesin Ketam
Digunakan untuk meratakan permukaan bahan, sehingga hasilnya akan lebih rapi.
Gambar 56 : Mesin Ketam (Sumber : M Zainal Abidin, 2018) 7) Gerinda
Digunakan untuk menghaluskan dan merapikan permukaan bahan yang masih kasar dari hasil proses pengetaman.
Gambar 57 : Mesin Gerinda (Sumber : M Zainal Abidin, 2018)
117
b. Peralatan Manual 1) Gergaji Tangan
Digunakan untuk merapikan sambungan antar komponen yang sifatnya lurus dan pekerjaan ringan.
Gambar 58 : Gergaji Tangan (Sumber : M Zainal Abidin, 2018 2) Tang dan Catut
Digunakan untuk mencabut pasak, paku, juga dapat digunakan untuk mencabut sekrup yang alur pada kepalanya sekrupnya telah rusak.
Gambar 59 : Tang dan Catut (Sumber : M Zainal Abidin, 2018)
118
3) Palu Besi
Digunakan sebagai pemukul untuk menancapkan pasak atau paku kedalam kayu dengan rapi.
Gambar 60 : Palu Besi (Sumber : M Zainal Abidin, 2018) 4) Pahat
Digunakan untuk membersihkan sisa-sisa lem yang meluber, dan meratakan bagian kayu yang tidak dapat dijangkau oleh mesin ketam.
Gambar 61 : Pahat
(Sumber : M Zainal Abidin, 2018)
119
5) Press Tangan
Digunakan dalam proses pengeleman berfungsi untuk menekan dan merapatkan antar sisi kayu yang telah diberi lem.
Gambar 62 : Press Tangan (Sumber : M Zainal Abidin, 2018) c. Alat Bantu
1) Siku
Digunakan untuk memastikan komponen mempunyai sudut yang presisi yaitu 90 drajat, 45 drajat dan 30 drajat.
Gambar 63 : Siku
(Sumber : M Zainal Abidin, 2018)
120
2) Pensil Tukang
Digunakan untuk penandaan dan membuat pola pada bidang, sehingga terjadinya kesalahan dapat diminimalisir.
Gambar 64 : Pensil Tukang (Sumber : M Zainal Abidin, 2018) 3) Meteran
Digunakan untuk mengukur bahan yang digunakan, meteran jenis ini digunakan karena pekerjaan dapat lebih efisien dan praktis.
Gambar 65 : Meteran (Sumber : M Zainal Abidin, 2018)
121
3. Pengerjaan Produk a. Penggergajian Kayu
Gambar 66 : Penggergajian Kayu (Sumber : M Zainal Abidin, 2018) b. Pengeringan Kayu
1) Pengeringan Alami
Pengeringan alami merupakan pengeringan yang dilakukan di lapangan terbuka dengan bantuan angin dan panas matahari.
Adapun syarat-syarat pengeringan alami sebagai berikut : a) Lapangan harus datar atau sedikit miring dan terbuka b) Tanah harus kering, berbatu dank eras
c) Drainase harus baik, tidak boleh ada air yang menggenang d) Lapangan ditepi sungai/danau/pantai supaya anginnya
kencang
e) Lapangan bentuk memanjang f) Rumput-rumput harus dibersihkan
g) Tumpukan kayu harus dengan pondasi minimal setinggi 30 cm
122
h) Penumpukan kayu harus menggunakan ganjal i) Ukuran ganjal 3-4 cm dan tebal 1,8-2,5 cm 2) Dapur Pengering (Oven)
Dapur pengering atau oven merupakan jenis pengeringan secara modern. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengeringan jenis ini adalah sebagai berikut :
a) Ruangan tertutup
b) Suhu, kelembaban dan sirkulasi udara terkontrol sepenuhnya c) Penumpukan kayu harus sejenis
d) Panjang, tebal kayu harus sama
Gambar 67 : Dapur Pengering (Sumber : M Zainal Abidin, 2018)
123
c. Pembuatan Komponen 1) Pengemalan
Gambar 68 : Proses Pengemalan (Sumber : M Zainal Abidin, 2018) 2) Pemotongan
Gambar 69 : Proses Pembuatan Komponen (Sumber : M Zainal Abidin, 2018)
124
d. Pembuatan Konstruksi
Pembuatan konstruksi menggunakan tambahan lem sebagai perekat antar komponen agar lebih kuat.
Gambar 70 : Pemasangan Komponen (Sumber : M Zainal Abidin, 2018) e. Perakitan
Gambar 71 : Perakitan bagian bawah (Sumber : M Zainal Abidin, 2018)
125
Gambar 72 : Produk Setengah Jadi (Sumber : M Zainal Abidin, 2018) f. Quality Control 1
Mengecek produk setengah jadi secara keseluruhan. Pengecekan meliputi sambungan, kekuatan, dan kerapihan.
Gambar 73 : Quality Control 1 (Sumber : M Zainal Abidin, 2018
126
g. Finishing
Finishing atau reka oles adalah bagian terakhir dari seluruh tahapan pembuatan perabot dan kerajinan, yaitu pelapisan dan pengolesan resin ataupun suatu zat ke permukaan benda kerja hingga didapatkan manfaat tertentu (Sunaryo, 1997:11).
Produk desain tugas akhir ini penyusun melakukan finishing Duco dengan warna dominsasi hitam, putih, dan merah gelap. Finishing memiliki banyak manfaat selain untuk keindahan produk, finishing juga mampu melindungi produk dari kotoran dan kerusakan oleh serangga. Dalam pembuatan rak buku, finishing yang dipilih adalah jenis finishing duco karena adanya pertimbangan dalam memilihnya seperti :
1. Cat untuk body kendaraan yang digunakan menghasilkan warna yang cerah dan tahan untuk interior maupun exterior
2. Lebih fleksibel, karena bisa diterapkan pada hamper semua jenis material kayu
3. Pilihan warnanya tidak terbatas karena dapat dicampur dengan warna cat yang lain
4. Menghasilkan warna yang fancy dan mewah
5. Hasil akhir warna tampak glossy (mengkilap) maupun doff.
6. Hasil paduan warna menjadi lebih padu.
127
Gambar 74 : Persiapan Finishing (Sumber : M Zainal Abidin, 2018)
Gambar 75 : Cat Dasar dan Penghalusan (Sumber : M Zainal Abidin, 2018)
128
Gambar 76 : Pewarnaan 1 (Sumber : M Zainal Abidin, 2018)
Gambar 77 : Perwarnaan 2 (Sumber : M Zainal Abidin, 2018)
129
Gambar 78 : Produk Jadi (Sumber : M Zainal Abidin, 2018) h. Final Quality Control
Final quality control adalah tahapan dimana hasil produk yang telah dikerjakan diperiksa secara keseluruhan kualitasnya, meliputi hasil pengerjaan produk sampai hasil akhir finishing.
F. Kalkulasi
Mengetahui jumlah bahan baku yang dipakai, serta besarnya biaya pembuatan produk tugas akhir perlu di buat kalkulasi biaya yang mencakup berbagai macam uraian antara lain bahan yang diperlukan baik bahan baku, bahan pendukung, tenaga kerja, dan finishing.
130
Adapun total keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan produk tugas akhir adalah sebagai berikut:
Tabel 01. Kubikasi Volume Kayu :
No Nama Komponen Ukuran Kayu Jumlah
Satuan Kubikasi
P L T
1 Ambalan Posisi (1) 40 26 2 2 4160
40 15 2 1 1200
2 Ambalan Posisi (2) 40 36 2 2 5760
40 15 2 1 1200
40 31 2 1 2480
3 Ambalan Posisi (3) 40 32 2 2 5120
40 31 2 1 2480
40 52 2 1 4160
4 Ambalan Posisi (4) 40 16.5 2 2 2640
40 28 2 2 4480
40 52 2 1 4160
40 40 2 1 3200
5 Rak Bawah 154 40 2 1 12320
Lengkung 50 10 2 4 4000
21 19 2 4 3192
Rangka 85 5 2 4 3400
50 3 2 4 1200
40 3 2 4 960
Jumlah Total Kubikasi 66112
Dibagi 1000000
Jumlah Total Kubikasi 0.066112
Harga Kayu Mahoni
per Rp.3.000.000
Kalkulasi Harga
Bahan Baku 3 x Harga Kayu per m x Jumlah Kubikasi 3 x 3.000.000 x 0.066112
Rp. 595.008
Dibulatkan Rp. 600.000
131
Tabel 02. Bahan Pendukung
No Deskripsi Jumlah
Satuan Harga Total
1 Paku 1 ons Rp. 5.000 Rp. 5.000 2 Sekrup 1 plastik Rp. 5.000 Rp. 5.000 3 Lem Epoxy 2 liter/botol Rp. 85.000 Rp. 170.000 4 Lem Alteko 2 pcs Rp. 4.000 Rp. 8.000 5 Engsel sendok 4 buah Rp. 2.500 Rp. 5.000 6 Engsel ( L) 8 buah Rp. 5.000 Rp. 40.000 7 Pengunci 2 buah Rp. 5.000 Rp. 5.000 8 Gagang pintu 2 buah Rp. 6.500 Rp. 13.000 9 Gagang Pintu Flat 4 buah Rp. 8.500 Rp. 34.000 10 Particle Board 1 lembar Rp. 145.000 Rp. 145.000 12 Kaca 2 buah Rp. 10.000 Rp. 20.000
Jumlah Total Rp. 450.000
Tabel 03. Bahan Finishing
No Deskripsi
Jumlah
Satuan Harga Total
1 NC Clear Gloss 1 liter Rp. 65.000 Rp. 65.000 2 Thinner NC 2 liter Rp. 14.500 Rp. 29.000 3 Thinner ND 3 liter Rp. 11.000 Rp. 33.000 4 Wood Filler 1 kg Rp. 42.000 Rp. 42.000 5 Seanding Sealer 1 liter Rp. 35.000 Rp. 35.000 6 Amplas 150 1 meter Rp. 11.000 Rp. 11.000 7 Amplas 280 1 meter Rp. 11.000 Rp. 11.000 8 Amplas 240 1 meter Rp. 11.000 Rp. 11.000 9 Cat Dasar 2 kg Rp. 50.000 Rp. 100.000 10 Cat Duco Black 1 kg Rp. 65.000 Rp. 65.000 11 Cat Duco White 1 kg Rp. 65.000 Rp. 65.000 12 Cat Duco Red 1 kg Rp. 70.000 Rp. 70.000 13 Kuas 2 pcs Rp. 5.000 Rp. 10.000 14 Scrape/kapek 2 buah Rp. 4.000 Rp. 8.000
Jumlah total Rp. 627.000
132
Tabel 04. Biaya Pekerja atau Tukang
No Deskripsi Gaji/Hari Jumlah/Hari Total Gaji 1 Tukang Kayu Rp. 75.000 4 Rp. 300.000 2 Tukang Finishing Rp. 70.000 3 Rp. 210.000
Jumlah total Rp. 510.000
Tabel 05. Total Biaya Produksi
No Deskripsi Total Gaji
1 Bahan Baku Rp. 600.000 2 Bahan Pendukung Rp. 450.000 3 Bahan Finishing Rp. 627.000 4 Biaya Pekerja atau Tukang Rp. 510.000 Jumlah total Rp. 2.187.000
Tabel 06 : Kalkulasi Produk (Sumber : M Zainal Abidin, 2018)