• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 2. Gambaran Umum Wilayah Studi

N/A
N/A
Arief 01

Academic year: 2022

Membagikan "Bab 2. Gambaran Umum Wilayah Studi"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Kabupaten Bekasi dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Dasar-Dasar Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi jawa Barat dan tanggal 15 Agustus 1950 ditetapkan sebagai lahirnya Kabupaten Bekasi.

2.1 K

ONDISI GEORGAFIS

Kabupaten Bekasi adalah salah satu kabupaten di Jawa Barat, yang memiliki batas wilayah sebagai berikut:

 Utara : Laut Jawa

 Selatan : Kabupaten Bogor

 Barat : DKI Jakarta dan Kota Bekasi

 Timur : Kabupaten Karawang

 Koordinat : 1060 58’ 5” – 1070 17’ 45” BT dan 05054’ 50” – 060 29’ 15” LS.

 Suhu rata-rata : 280C -320C

 Curah Hujan : 86,37mm (Tahun 2006)

 Rata-rata hari hujan : 60,48mm (Tahun 2006)

 Ketinggian lokasi : 0 – 115m

Penyusunan Rencana Penataan Batas Wilayah Antara

Kabupaten Bekasi Dengan Kota Bekasi

(2)

 Kemiringan : 0 – 250

2.2 K

ONDISI ADMINISTRASI

Secara administratif Kabupaten Bekasi dikepalai oleh seorang Bupati.

 Jumlah Penduduk : 2.193.776 jiwa (Tahun 2008)

 Kepadatan : 1.465 jiwa/km2

 Jumlah Keluarga : 528.166

 Luas Wilayah : 127.388 ha

 Jumlah Kecamatan : 23

 Jumlah Desa : 187

Jumlah desa di setiap kecamatan berkisar antara 6 sampai 13.Kecamatan dengan jumlah desa yang paling sedikit yaitu kecamatan Cikarang Pusat, Bojongmangu dan Muaragembong, sedangkan kecamatan yang memiliki jumlah desa terbanyak adalah Kecamatan Pebayuran. Kecamatan terluas adalah Muaragembong (14.009 Ha) atau 11,00 % dari luas kabupaten, adapun luas wilayah dan jumlah desa per kecamatan secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1

Luas Wilayah Dan Jumlah Desa Per Kecamatan di Kab. Bekasi, Tahun 2007

No. Kecamatan Luas Wilayah

Jumlah Desa

Ha %

1 Setu 6.216 4,88 11

2 Serang Baru 6.380 5,01 8

3 Cikarang Pusat 4.760 4,06 6

4 Cikarang Selatan 5.174 3,74 7

5 Cibarusah 5.039 4,03 7

6 Bojongmangu 6.006 4,21 6

7 Cikarang Timur 5.131 3,40 8

8 Kedungwaringin 3.153 3,96 7

9 Cikarang Utara 4.330 4,71 11

10 Karang Bahagia 4.610 2,48 8

11 Cibitung 4.530 3,62 7

(3)

No. Kecamatan Luas Wilayah

Jumlah Desa

Ha %

13 Tambun Selatan 4.310 3,38 10

14 Tambun Utara 3.442 2,70 8

15 Babelan 6.360 4,99 9

16 Tarumajaya 5.463 4,29 8

17 Tambelang 3.791 5,27 7

18 Sukawangi 6.719 2,98 7

19 Sukatani 3.752 2,95 7

20 Sukakarya 4.240 3,33 7

21 Pebayuran 9.634 7,56 13

22 Cabangbungin 4.970 3,90 8

23 Muaragembong 14.009 11,00 6

Kabupaten Bekasi 127.388 100 187

Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Bekasi Tahun 2007

(4)

Gambar 2.1. Peta Kecamatan di Kabupaten Bekasi

2.3 K

ONDISI

H

IDROLOGI

Di Kabupaten Bekasi terdapat 16 aliran sungai besar yaitu: Sungai Citarum, Sungai Bekasi, Sungai Cikarang, Sungai Ciherang, Sungai Belencong, Sungai jambe, Sungai Sadang, Sungai Cikedokan, Sungai Ulu, Sungai Cilemahabang, Sungai

(5)

Cibeet, Sungai Cipamingkis, Sungai Siluman, Sungai Serengseng, Sungai Sepak dan Sungai Jaeran. Lebar sungai tersebut berkisar antara 3 sampai 80 meter.

Keberadaan situ di Kabupaten Bekasi terdapat 13 situ yang tersebar di beberapa kecamatan yaitu : Situ Tegal Abidin, Situ Bojongmangu , Situ Bungur, Situ Ceper, Situ Cipagadungan, Situ Cipalahar, Situ Ciantra, Situ Taman, Situ Burangkeng, Situ Liang Maung, Siru Cibeureum, Situ Cilengsir dan Situ Binong. Luas situ tersebut berkisar antara 3 - 40 Ha.

Kondisi air tanah yang ada di wilayah Kabupaten Bekasi sebagian besar merupakan air tanah dangkal yang berada pada kedalaman 5 – 25 meter dari permukaan tanah, sedangkan air tanah dalam pada umumnya didapat pada kedalaman antara 90 – 200 meter.

2.4 T

OPOGRAFI

& G

EOLOGI

Secara topografi, Kabupaten Bekasi terbagi atas dua bagian yaitu dataran rendah yang meliputi sebagian wilayah bagian utara dan dataran bergelombang di wilayah bagian selatan. Ketinggian lokasi antara 0 – 115 meter dan kemiringan 0 – 25 0.

Keadaan geologis di Kabupaten Bekasi merupakan bagian dari keadaan geologi regional sekitarnya. Kondisi geomorfologi di Kabupaten Bekasi secara umum sebagian besar diliputi oleh endapan berumur kuarter dan sebagian kecil lainnya berumur tersier.

Kondisi geologi dapat dibedakan menjadi geologi permukaan dan bawah

permukaan. Geologi permukaan meliputi satuan batu pasir konglomerat dan batu lanau, satuan konglomerat dan batu pasir tufaan, endapan pantai dan tanggul

(6)

pantai, endapan dangkal, rawa, dan dataran banjir, endapan sungai tua dan sungai muda. Adapun geologi bawah permukaan, kedudukan equifier dibedakan menjadi tiga bagian yaitu aquifier dengan kedudukan kurang dari 70 m, antara 70 – 148 m, dan lebih dari 148 m.

2.6 P

ROFIL

K

AWASAN

P

ERBATASAN

K

ABUPATEN

B

EKASI

(W

ILAYAH

P

ERBATASAN

D

ENGAN

K

OTA

B

EKASI

)

1 Kecamatan Tarumajaya

A. Desa Pusaka Rakyat B. Desa Setiaasih 2 Kecamatan Babelan

A. Desa Babelan Kota B. Kelurahan Bahagia C. Kelurahan Kebalen 3 Kecamatan Tambun Utara

A. Desa Karangsatria 4 Kecamatan Tambun Selatan

A. Desa Mangunjaya B. Desa Setiamekar C. Kelurahan Jatimulya D. Desa Lambangsari E. Desa Lambangjaya 5 Kecamatan Setu

A. Desa Cijengkol B. Desa Burangkeng C. Desa Tamanrahayu

(7)

Gambar 2.2. Peta Perbatasan antara Kota Bekasi dengan Kabupaten Bekasi

(8)

Gambar 2.3

(9)

Gambar 2.4

(10)

Gambar 2.5

(11)

Gambar 2.6

(12)

Gambar 2.7

Gambar

Gambar 2.1. Peta Kecamatan di Kabupaten Bekasi
Gambar 2.2. Peta Perbatasan antara Kota Bekasi dengan Kabupaten Bekasi

Referensi

Dokumen terkait

telah disampaikan oleh PT Henrison Iriana kepada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sorong pada periode bulan Januari-Juni 2020 (Laporan Semester I) yang dilaporkan pada

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah untuk mengetahui apakah anggaran yang disusun oleh Fakultas Ekonomi USU telah berfungsi sebagai

Hasil laboraturium berupa urin lengkap pada tanggal 6 Februari 2014 bakteri positif, bilirubin urin negatif, cast negatif, silinder eritrosit negatif, silinder

Sehingga disimpulkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran quantum teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan mengikuti fase-fase model pembelajaran quantum

Peningkatan eosinofil di sirkulasi darah dikaitkandengan keadaan-keadaan alergi dan infeksi parasit internal (contoh, cacing darah atauSchistosoma

Dilihat dari nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah bahwasanya mahasiswa belum dapat memahami informasi yang ada pada soal, belum tepatnya mahasiswa dalam

Berdasarkan tabel di atas bahwa kegiatan ”Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya” melekat pada Sekretariat Badan Karantina Pertanian. Dari pagu sebesar

1) Tipe A, Water-Reducing Admixtures. Bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi penggunaan air pengaduk untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu. Dengan