• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 400 responden yang merupakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 400 responden yang merupakan"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

49 BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Responden

Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 400 responden yang merupakan mahasiswa fakultas ekonomi dari universitas yang ada di kota Yogyakarta. Setelah dilakukan penyaringan berdasarkan jawaban responden, dari 400 kuesioner yang disebar terdapat 346 kuesioner yang dapat digunakan dalam analisis, dan terdapat 54 kuisioner yang tidak dapat digunakan dalam analisis lebih lanjut. Sebanyak 54 kuesioner tidak dapat digunakan dalam analisis karena kuesioner tidak diisi dengan lengkap. Dari 346 kusiner terdapat 332 responden yang mengisi profile secara lengkap.

Tabel 4.1

Karakteristik Responden

Gender Latar Belakang Orang Tua Setelah Lulus Berniat Berwirausaha Pria Wanita Pengusaha Bukan

Pengusaha Ya Tidak

194 (58.4%)

138 (41.6%)

117 (35.2%)

215 (64.8%)

264 (79.6%)

68 (20.5%) Sumber: Data Primer (2014) diolah

Tabel 4.1 menunjukkan responden berjenis kelamin wanita berjumlah 194 orang, responden berjenis kelamin pria berjumlah 138 orang. Hal ini menunjukan mahasiswa fakultasn ekonomi lebih banyak wanita dibandingkan pria. Responden

commit to user

(2)

50

yang memiliki latar belakang orang tua sebagai pengusaha sebanyak 117 orang, dan yang tidak memiliki latar belakang orang tua sebagai pengusaha sebanyak 215 orang.

Responden yang ingin menjadi pengusaha setelah lulus kuliah sebanyak 264, sedangkan yang tidak ingin menjadi pengusaha setelah lulus kuliah sebanyak 68 orang

4.2. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden

4.2.1. Distribusi Jawaban Responden Variabel Keinginan Berwirausaha

Tabel 4.2. menunjukkan distribusi dan jawaban responden untuk variabel keinginan berwirausaha. Butir pertanyaan yang mempunyai nilai rata-rata tertinggi adalah “menjadi pengusaha merupakan hal yang menarik bagi saya”. Rata-rata jawaban responden terhadap pertanyaan tersebut sebesar 6.18. Sedangkan rata-rata jawaban yang terkecil adalah “Saya bertekat untuk menjadi pengusaha”. Rata-rata jawaban pada pertanyaan tersebut sebesar 5.59. Hal ini berarti ketertarikan mahasiswa untuk berwirausaha sangat besar, tetapi memiliki tekat yang kecil

Responden yang menjawab sangat setuju sekali dengan nilai jawaban responden yang terbesar adalah butir pertanyaan “menjadi pengusaha merupakan hal yang menarik bagi saya” sebanyak 150 orang atau 43.4%, “saya sangat berharap dapat menjadi pengusaha” sebanyak 145 orang atau 41.9%, “saya sangat tertarik untuk menjadi pengusaha” 128 orang atau 37%, “saya ingin menjadi pengusaha”

105 orang atau 30.3%. Sedangkan respon terkecil jawaban responden sangat setuju sekali adalah butir pertanyaan “menjadi pengusaha merupakan hal yang terbaik bagi saya” sebanyak 50 orang atau 14.5%. Secara keseluruhan total jawaban responden

commit to user

(3)

51

variabel keinginan berwirausaha 880 sangat setuju sekali, 770 setuju sekali dan 855 menyatakan setuju

Tabel 4.2.

Jawaban Responden Variabel Keinginan Berwirausaha

Indikator Frekuensi jawaban

Mean

STSS STS TS N S SS SSS

Menjadi Pengusaha merupakan hal yang menarik bagi saya

0 1

(0.3%) 1 (0.3%)

4 (1.2%)

71 (20.5%)

119 (34.4%)

150

(43.4%) 6.18 Saya sangat berharap

dapat menjadi

pengusaha

0 1

(0.3%) 0 (0%)

14 (4.0%)

68 (19.7%)

118 (34.1%)

145

(41.9%) 6.13 Saya sangat tertarik

untuk menjadi

pengusaha

0 1

(0.3%) 1 (0.3%)

21 (6.1%)

88 (25.4%)

107 (30.9%)

128

(37%) 5.97 Bagi saya sangat

menyenangkan menjadi pengusaha

0 1

(0.3%) 0 (0%)

19 (5.5%)

151 (43.6%)

75 (21.7%)

100

(28.9%) 5.73 Saya bertekat untuk

menjadi pengusaha 0 1 (0.3%)

9 (2.6%)

33 (9.5%)

136 (39.3%)

76 (22.05)

91

(26.3%) 5.59 Saya ingin menjadi

pengusaha 0 1

(0.3%) 9 (2.6%)

29 (8,4%)

97 (28.0%)

105 (30.3%)

105

(30.3%) 5.77 Saya yakin, saya akan

sukses jika saya menjadi pengusaha

0 1

(0.3%) 4 (1.2%)

38 (11.0%)

114 (32.5%)

78 (22.5%)

111

(32.1%) 5.73 Menjadi pengusaha

merupakan hal yang terbaik bagi saya

0 1

(0.3) 12 (3.5%)

61 (17.6%)

130 (37.6%)

92 (26.6%)

50

(14.5%) 5.50

Total 8 36 219 855 770 880 46.6

Sumber: Data Primer (2014) diolah

4.2.2. Distribusi Jawaban Responden Variabel Sikap Berwirausaha

Tabel 4.3. menunjukkan distribusi dan jawaban responden untuk variabel sikap berwirausaha. Butir pertanyaan yang mempunyai nilai rata-rata tertinggi adalah

“Menjadi pengusaha akan memberikan manfaat bagi diri saya dan orang lain”. Rata- rata jawaban responden terhadap pertanyaan tersebut sebesar 5.92. Sedangkan rata- rata jawaban yang terkecil adalah “diantara pilihan karir, saya lebih senang menjadi

commit to user

(4)

52

pengusaha”. Rata-rata jawaban pada pertanyaan tersebut sebesar 5.08. Hal ini berarti berwirausaha merupakan aktivitas yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, tetapi berwirausaha bukan merupakan pilihan karir yang menarik

Tabel 4.3.

Jawaban Responden Variabel Sikap Berwirausaha

Indikator Frekuensi jawaban

Mean

STSS STS TS N S SS SSS

Menurut saya, menjadi pengusaha lebih menguntungkan dari pada merugikan

0 4

(1.2%) 14 (4.0%)

60 (17.3%)

152 (43.9)

67 (19.4%)

49 (14.2%)

5.19

Menjadi pengusaha merupakan pilihan karir yang menarik bagi saya

4 (1.2%)

1 (0.3%)

1 (0.3%)

21 (6.1%)

171 (49.4%)

105 (30.4%)

43 (12.4%)

5.43

Menjadi pengusaha merupakan kepuasan bagi saya

0 1

(0.3%) 9 (2.6%)

49 (14.2%)

150 (43.4%)

90 (26.0)

47 (13.6%)

5.33

Diantara pilihan karir, saya lebih senang menjadi pengusaha

0 3

(0.9%) 25 (7.2%)

80 (23.1%)

113 (32.7%)

83 (24.0%)

42

(12.1%) 5.08 Jika memiliki sumber

daya, maka saya akan menjadi pengusaha

0 1

(0.3%) 8 (2.3%)

38 (11.0%)

126 (36.4%)

94 (27.2%)

79

(22.8%) 5.56 Saya lebih senang

mendirikan perusahaan sendiri dari pada menjadi manajer bagi perusahaan lain

2 (0.6%)

1 (0.3%)

11 (3.2%)

33 (9.5%)

87 (25.1%)

92 (26.6%)

120

(34.7%) 5.77

Lebih baik saya menjadi pengusaha dari pada menjadi karyawan

0 1

(0.3%) 9 (2.6%)

18 (5.2%)

98 (28.3%)

89 (25.7%)

131

(37.9%) 5.90 Menjadi pengusaha

merupakan pilihan yang terbaik bagi saya

0 1

(0.3%) 6 (1.7%)

52 (15.0%)

142 (41.0%)

90 (26.0%)

55

(15.9%) 5.38 Menjadi pengusaha akan

memberikan manfaat bagi diri saya dan orang lain

0 1

(0.3%) 0 (0.0%)

16 (4.6%)

95 (27.5%)

131 (37.9%)

103

(29.8%) 5.92

Total 6 14 38 367 1134 814 669 33.61

Sumber: Data Primer (2014) diolah

Responden yang menjawab sangat setuju sekali dengan nilai jawaban yang terbesar adalah butir pertanyaan “Lebih baik saya menjadi pengusaha dari pada menjadi karyawan”sebanyak 131 orang atau 37.9%, “saya lebih senang mendirikan perusahaan sendiri dari pada menjadi manajer bagi perusahaan lain” sebanyak 120

commit to user

(5)

53

orang, atau 34.7% “Jika memiliki sumber daya, maka saya akan menjadi pengusaha”

79 orang atau 22.8%. sedangkan respon terkecil jawaban responden yang menjawab sangat setuju sekali adalah butir pertanyaan “diantara pilihan karir, saya lebih senang menjadi pengusaha” sebanyak 42 orang atau 12.1% . Total seluruh jawaban responden variabel sikap berwirausaha 1134 menyatakan setuju, 814 menyatakan sangat setuju dan 669 menyatakan sangat setuju

4.2.3. Distribusi Jawaban Responden Variabel Norma Subjektif

Tabel 4.4. menunjukkan distribusi dan jawaban responden untuk variabel norma subjektif. Butir pertanyaan yang mempunyai nilai rata-rata tertinggi adalah

“keluarga saya sangat mendukung jika saya menjadi pengusaha”. Rata-rata jawaban responden terhadap pertanyaan tersebut sebesar 5.36. Sedangkan rata-rata jawaban yang terkecil adalah “menurut teman-teman saya, saya harus menjadi pengusaha”.

Rata-rata jawaban pada pertanyaan tersebut sebesar 4.49. Hal ini berarti untuk berwirausaha dukungan keluarga adalah yang utama dibandingkan dengan yang lain

Berdasarkan Tabel 4.5. sebanyak 143 orang atau 41.3% menyatakan setuju

“Saya sangat peduli tentang pendapat orang terpenting dalam hidup saya untuk menjadi pengusaha”, dan sebanyak 102 orang atau 29.5% meyatakan setuju

“menurut keluarga saya, saya harus menjadi pengusaha”. Sebanyak 69 orang atau 19.9% responden yang menyatakan sangat setuju sekali “keluarga saya sangat mendukung jika saya menjadi pengusaha”, dan sebanyak 21 orang atau 6.1%

menyatakan sangat setuju sekali “menurut teman-teman saya, saya harus menjadi pengusaha”. Total seluruh jawaban responden pada variabel norma subjektif 1138

commit to user

(6)

54

menyatakan setuju, 583 menyatakan sangat setuju dan 416 menyatakan sangat setuju sekali

Tabel 4.4

Jawaban Responden Variabel Norma Subjketif

Indikator Frekuensi jawaban

Mean

STSS STS TS N S SS SSS

Menurut keluarga saya, saya harus menjadi pengusaha

4 (1.2%)

2 (0.6%)

59 (17.1%)

94 (27.2%)

102 (29.5%)

42 (12.1%)

43

(12.4%) 4.69 Menurut teman-

teman saya, saya harus menjadi pengusaha

4 (1.2%)

2 (0.6%)

66 (19.1%)

99 (28.6%)

118 (34.1%)

36 (10.4%)

21

(6.1%) 4.49 Menurut orang

terpenting dalam hidup saya, saya harus menjadi pengusaha

4 (1.2%)

2 (0.6%)

42 (12.1%)

74 (21.4%)

109 (31.5%)

71 (20.5%)

44

(12.7%) 4.94

Saya sangat peduli tentang pendapat keluarga untuk menjadi pengusaha

0 0 12

(3.5%)

66 (19.1%)

140 (40.5%)

77 (22.3%)

51

(14.7%) 5.26 Saya sangat peduli

tentang pendapat teman terdekat untuk menjadi pengusaha

0 0 23

(6.6%) 82 (23.7%)

138 (39.9%)

65 (18.8%)

38

(11.05) 5.04 Saya sangat peduli

tentang pendapat orang terpenting dalam hidup saya untuk menjadi pengusaha

0 0 18

(5.2%)

64 (18.5%)

143 (41.3%)

78 (22.5%)

43

(12.4%) 5.18

Keluarga saya sangat mendukung jika saya menjadi pengusaha

0 4

(1.2%) 2 (0.65%)

79 (22.8%)

110 (31.8%)

82 (23.7%)

69

(19.9%) 5.36 Teman terdekat saya,

sangat mendukung jika saya menjadi pengusaha

4

(1.2%) 0 16

(4.6%)

74 (21.4%)

140 (40.5%)

64 (18.5%)

48

(13.9%) 5.11 Orang tua saya,

sangat mendukung jika saya menjadi pengusaha

4

(1.2%) 0 15

(4.3%)

62 (17.9%)

138 (39.9%)

68 (19.7%)

59

(17.1%) 5.23

Total 20 10 253 694 1138 583 416 45.3

Sumber: Data Primer (2014) diolah

commit to user

(7)

55

4.2.4. Distribusi Jawaban Responden Variabel Sikap Self Efficacy

Tabel 4.5. menunjukkan distribusi dan jawaban responden untuk variabel self efficacy. Butir pertanyaan yang mempunyai nilai rata-rata tertinggi adalah “Saya yakin saya akan sukses jika saya menjadi pengusaha”. Rata-rata jawaban responden terhadap pertanyaan tersebut sebesar 5.44. Sedangkan rata-rata jawaban yang terkecil adalah “menjadi pengusaha adalah hal yang mudah bagi saya”. Rata-rata respon pada pertanyaan tersebut sebesar 4.43. Hal ini berarti yakin akan sukses jika menjadi pengusaha, tetapi menjadi pengusaha bukan merupakan hal yang mudah

Tabel 4.5.

Jawaban Responden Variabel Self Efficacy

Indikator Frekuensi jawaban

Mean

STSS STS TS N S SS SSS

Menjadi pengusaha adalah hal

yang mudah bagi saya 0 4 (1.2%)

87 (25.1%)

95 (27.5%)

87 (25.1%)

62 (17.9%)

11

(3.2%) 4.43 Saya merasa mampu

mengendalikan situas ijika saya menjadi pengusaha

0 1

(0.3%) 19 (5.5.%)

112 (32.4%)

135 (39%)

52 (15%)

27

(7.8%) 4.86 Saya merasa mampu

mengendalikan bisnis, jika saya menjadi pengusaha

0 1

(0.3%) 20 (5.8%)

103 (29.8%)

141 (40.8%)

48 (13.9%)

33

(9.5%) 4.91 Saya merasa mampu untuk

menjadi pengusaha 0 0 5

(1.4%) 97 (28%)

145 (41.9%)

50 (14.5%)

49

(14.5%) 5.12 Saya merasa yakin dengan

kemampuan saya untuk menjadi pengusaha

0 5

(1.4%) 7 (2.0)

58 (16.8%)

173 (50%)

59

(17.1%) 44 5.17 Saya yakin saya akan sukses

jika saya menjadi pengusaha 0 1 (0.3%)

5 (1.4%)

54 (15.6%)

143 (41.3%)

68 (19.7%)

75

(21.7%) 5.44 Saya memiliki kemampuan

dan keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses sebagai pengusaha

0 1

(0.3%) 0 62

(17.9%) 142 (41%)

95 (27.5%)

46

(13.3%) 5.35 Saya sangat siap menghadapi

hambatan, jika saya menjadi pengusaha

0 0 5

(4.1%) 47 (13.6%)

161 (46.5%)

72 (20.8%)

61

(17.65) 5.40 Jika saya menjadi

pengusaha, saya unggul dalam mengidentifikasi peluang

0 0 7

(2%)

80 (23.1%)

129 (37.3%)

87 (25.1%)

43

(12.4%) 5.23 Saya dapat melihat

kesempatan yang baik, dari pada orang lain

0 1

(0.3%) 4 (1.2%)

50 (14.5%)

168 (48.6%)

66 (19.1%)

57

(16.6%) 5.34

Total 0 14 159 758 1424 659 446 51.25

Sumber: Data Primer (2014) diolah

commit to user

(8)

56

Berdasarkan Tabel 4.6. sebanyak 173 orang atau 50% menyatakan setuju

“Saya merasa yakin dengan kemampuan saya untuk menjadi pengusaha”, dan sebanyak 87 orang atau 25.1% meyatakan setuju “menjadi pengusaha adalah hal yang mudah bagi saya”. Sebanyak 75 orang responden atau 21.7% yang menyatakan sangat setuju sekali “saya yakin saya akan sukses jika saya menjadi pengusaha”, dan sebanyak 11 orang atau 3.2% menyatakan sangat setuju sekali “saya yakin saya akan sukses jika saya menjadi pengusaha”. Total seluruh jawaban responden pada variabel self efficacy 1424 menyatakan setuju, 659 menyatakan sangat setuju dan 446 menyatakan sangat setuju sekali

4.2.5. Distribusi Jawaban Responden Variabel Niat Berwirausaha

Tabel 4.6. menunjukkan distribusi dan jawaban responden untuk variabel niat berwirausaha. Butir pertanyaan yang mempunyai nilai rata-rata tertinggi adalah

“Saya akan bekerja keras untuk menjadi pengusaha”. Rata-rata jawaban responden terhadap pertanyaan tersebut sebesar 5.74. Sedangkan rata-rata jawaban yang terkecil adalah “Saya akan menjadi pegusaha 5 tahun setelah saya lulus kuliah”. Rata-rata respon pada pertanyaan tersebut sebesar 4.82. Hal ini berarti mahasiswa berupaya keras untuk segera berwirausaha setelah lulus kuliah.

Berdasarkan Tabel 4.6. sebanyak 133 orang atau 38.4% menyatakan setuju

“saya akan menjadi pengusaha”, dan sebanyak 106 orang atau 30.6% meyatakan setuju “saya akan bekerja keras untuk menjadi pengusaha”. Sebanyak 99 orang responden atau 28.6% yang menyatakan sangat setuju sekali “saya berniat untuk menjadi pengusaha”, dan sebanyak 33 orang atau 9.5% menyatakan sangat setuju

commit to user

(9)

57

sekali “saya akan menjadi pegusaha 5 tahun setelah saya lulus kuliah. Total seluruh jawaban responden pada variabel niat berwirausaha 964 menyatakan setuju, 677 menyatakan sangat setuju dan 519 menyatakan sangat setuju sekali

Tabel 4.6.

Jawaban Responden Variabel Niat Berwirausaha

Indikator Frekuensi jawaban

Mean

STSS STS TS N S SS SSS

Saya berniat untuk

menjadi pengusaha 0 0 3

(0.9%)

34 (9.8%)

117 (33.8%)

93 (26.9%)

99

(28.6%) 5.73 Saya akan bekerja

keras untuk menjadi pengusaha

0 0 7

(2%)

28 (8.1%)

106 (30.6%)

108 (31.2%)

93

(342%) 5.74 Tujuan hidup saya

adalah untuk menjadi pengusaha

0 1

(0.3%) 23 (6.6%)

91 (26.3%)

131 (37.9%)

54 (15.6%)

46

(13.3%) 5.02 Saya serius berfikir

untuk memulai sebuah usaha

0 0 4

(1.2%)

52 (15%)

130 (37.6%)

79 (22.8%)

81

(23.4%) 5.52 Saya akan menjadi

pegusaha 5 tahun setelah saya lulus kuliah

4 (1.2%)

14 (4%)

36 (10.4%)

73 (21.1%)

112 (32.1)

74 (21.4%)

33

(9.5%) 4.82 Saya akan menjadi

pengusaha segera setelah saya lulus kuliah

6 (1.7%)

4 (1.2%)

21 (6.1%)

95 (27.5%)

105 (30.3%

78 (22.5%)

37

(10.7%) 4.94 Saya akan menjadi

pengusaha 0 1

(0.3%) 4 (1.2%)

65 (18.8%)

133 (38.4%)

85 (24.6%)

58

(16.8% 5.36 Saya akan berusaha

untuk menjadi pengusaha

0 1

(0.3%) 2 (0.6%)

36 (10.4%)

129 (37.3%)

106 (30.6%)

72

(20.8%) 5.60

Total 10 8 78 474 963 677 519 42.73

Sumber: Data Primer (2014) diolah

4.2.6. Distribusi Jawaban Responden Variabel Akses Mendapatkan Modal

Tabel 4.7. menunjukkan distribusi dan jawaban responden untuk variabel akses mendapatkan modal. Butir pertanyaan yang mempunyai nilai rata-rata tertinggi adalah “Saya akan menggunakan tabungan pribadi saya sebagai modal”. Rata-rata jawaban responden terhadap pertanyaan tersebut sebesar 5.56. Sedangkan rata-rata jawaban yang terkecil adalah “Teman-teman saya akan membantu saya mendapatkan

commit to user

(10)

58

modal ketika mulai menjadi wirausaha”. Rata-rata respon pada pertanyaan tersebut sebesar 4.82. Hal ini berarti untuk memulai usaha mahasiswa akan menggunakan tebungan pribadi sebagai modal, dari pada meminjam dari teman-teman sebagai modal.

Berdasarkan Tabel 4.8. sebanyak 175 orang atau 50.6% menyatakan setuju

“teman-teman saya akan memberikan informasi mendapatkan modal”, dan sebanyak 110 orang atau 3.18% meyatakan setuju “teman-teman saya akan membantu saya mendapatkan modal ketika mulai menjadi wirausaha”. Sebanyak 61 orang responden atau 17.5% menyatakan sangat setuju sekali “saya akan menggunakan tabungan pribadi saya sebagai modal”, dan sebanyak 17 orang atau 4.9% menyatakan sangat setuju sekali “Teman-teman saya akan memberikan informasi mendapatkan modal.

Total seluruh jawaban responden pada variabel akses mendapatkan modal 1528 menyatakan setuju, 841 menyatakan sangat setuju, dan 328 menyatakan sangat setuju sekali.

commit to user

(11)

59 Tabel 4.7.

Jawaban Responden Akses Mendapatkan Modal

Indikator Frekuensi jawaban

Mean

STSS STS TS N S SS SSS

Saya memiliki akses untuk mendapatkan modal untuk mulai menjadi wirausaha

0 0 22

(6.4%) 98 (28.3%)

158 (45.7%)

41 (11.8%)

27

(7.8%) 4.86 Saya memiliki informasi

untuk mendapatkan modal

0 0 12

(3.5%) 73 (21.1%)

172 (49.7%)

63 (18.2%)

26

(7.5%) 5.05 Teman-teman saya akan

membantu saya mendapatkan modal ketika mulai menjadi wirausaha

0 0 18

(5.2%)

132 (38.2%)

110 (3.18%)

67 (19.4%)

19

(5.5%) 4.82

keluarga saya akan membantu saya mendapatkan modal

ketika mulai menjadi wirausaha

0 0 14

(4%)

57 (16.5%

139 (40.2%)

98 (28.3%)

38

(11%) 5.26

Orang tua saya akan membantu saya mendapatkan modal ketika mulai menjadi wirausaha

0 0 10

(2.9%) 41 (11.8%)

151 (43.6%)

105 (30.3%)

39

(11.3%) 5.35

Keluarga terdekat saya akan membantu saya mendapatkan modal ketika mulai menjadi wirausaha

0 0 12

(3.5%) 75 (21.7%)

154 (44.5%)

71 (20.5%)

34

(9.8%) 5.12

Saya akan menggunakan tabungan pribadi saya sebagai modal

0 0 4

(1.2%) 36 (10.4%)

128 (37%)

117 (33.8%)

61

(17.6%) 5.56 Orang tua saya

memberikan informasi mendapatkan modal

4

(1.2%) 0 4 (1.2%)

42 (12.1%)

173 (50%)

88 (25.4%)

35

(10.1%) 5.27 Teman-teman saya akan

memberikan informasi mendapatkan modal

0 0 10

(2.9%) 63 (18.2%)

175 (50.6%)

81 (23.4%)

17

(4.9%) 5.09 Keluarga saya akan

memberikan informasi mendapatkan modal

0 0 4

(1.2%) 32 (9.2%)

168 (48.6%)

110 (31.8%)

32

(9.2%) 5.35

Total 4 0 110 649 1528 841 328 51.73

Sumber: Data Primer (2014) diolah

commit to user

(12)

60 4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

4.3.1. Hasil Pengujian Validitas

Pengujian validitas dilakukan melalui Corfirmatory Factor Analysis (CFA).

CFA perlu dilakukan terhadap model pengukuran, karena syarat untuk dapat menganalisis model dengan SEM, indikator masing-masing konstruk harus memiliki loading factor yang signifikan terhadap konstruk yang diukur. Indikator masing- masing konstruk yang memiliki loading factor yang signifikan membuktikan bahwa indikator tersebut merupakan satu kesatuan alat ukur yang mengukur konstruk yang sama dan dapat memprediksi dengan baik konstruk yang seharusnya diprediksi (Hair et al, 1998). loading factor dianggap bail jika memiliki nilai diatas 0.5 (Hair et al, 2008). Hasil faktor analisis dapat dilihat pada Table 4.9. Pada table 4.9, terlihat beberapa item indikator tidak memenuhi persyaratan validitas convergen dan diskriminan, sehingga harus dikeluarkan. Pada variabel keinginan terdapat 1 indikator yang harus dikeluarkan yaitu KEI8. Pada variabel sikap terdapat 4 indikator yang harus dikeluarkan yaitu ATT6, ATT7, ATT8, dan ATT9. Variabel Norma subjketif terdapat 3 indikator yang harus dikeluarkan yaitu NS1, NS2 dan NS3. Variabel niat terdapat 4 indikator yang harus dikeluarkan yaitu NIAT5, NIAT6, NIAT7 dan NIAT8, sedangkan variabel akses modal terdapat 5 indikator yang harus dikeluarkan yaitu AMM1, AMM 2, AMM3, AMM7 dan AMM9.

commit to user

(13)

61

Table 4.8 Pengujian Validitas

Component

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

KEI1 .669 .156 .132 .118 .046 .059 -.017 .184 .329 .114

KEI2 .846 .032 .142 .091 .088 .022 .027 .123 .205 -.033

KEI3 .896 .147 .127 .202 .036 .064 -.007 .049 .042 .077

KEI4 .733 .129 .258 .340 .039 -.049 .110 -.006 .133 .118

KEI5 .727 .070 .226 .075 .449 .108 -.026 .180 .001 -.041

KEI6 .795 .087 .074 .151 .325 -.040 .111 .043 .156 .040

KEI7 .651 .185 .187 .282 .200 .091 .079 .177 -.005 .084

ATT1 .244 .298 .118 .666 .001 .095 .062 .029 .007 -.063

ATT2 .147 .324 .111 .689 .181 -.139 .113 .033 .162 .244

ATT3 .303 .242 .128 .701 .131 .097 .052 .195 .174 .004

ATT4 .347 .249 .233 .640 .235 .121 .054 .123 .204 .078

ATT5 .226 .101 .089 .738 .107 .085 .102 .145 .163 .058

NS4 .221 .657 .194 .121 .271 .073 .113 .326 .031 -.235

NS5 .224 .716 .198 .152 .191 .110 .087 .267 .147 -.118

NS6 .101 .753 .075 .158 .177 .148 .142 .311 .102 -8.032E-5

NS7 .132 .786 .133 .222 .200 -.004 .167 .129 .086 .131

NS8 .045 .794 .226 .209 -.048 .091 -.003 .072 .115 .218

NS9 .112 .828 .216 .235 .003 .122 .122 .093 .035 .209

SE1 .165 .166 .570 .012 -.163 .308 .221 .354 .074 -.050

SE2 .205 .276 .686 .123 -.020 .306 .132 .260 .084 .020

SE3 .149 .225 .724 .342 .052 .119 .137 .191 .021 .194

SE4 .219 .296 .710 .224 .160 -.005 .185 -.083 .003 .176

SE5 .263 .365 .628 .364 .082 .004 .133 -.039 .016 .175

SE6 .277 .326 .518 .252 .379 .196 .112 .126 -.031 -.041

SE7 .155 .131 .538 .095 .513 .307 .019 .118 .111 .121

SE8 .154 .037 .621 -.096 .415 .111 .025 .075 .390 .143

SE9 .194 .000 .726 -.006 .345 .257 -.028 .107 .088 .138

SE10 .127 .050 .677 .073 .363 .259 .061 .029 .116 -.042

commit to user

(14)

62

Table 4.8

Pengujian Validitas (Lanjutan)

Komponen

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

NIAT1 .394 .309 .245 .235 .551 .014 .102 .195 .122 -.018

NIAT2 .311 .247 .211 .123 .677 -.018 .180 .063 .223 .202

NIAT3 .232 .075 .105 .152 .545 .035 .209 .430 .239 .169

NIAT4 .235 .132 .265 .158 .680 .150 .080 .063 .206 .064

AMM4 .017 -.008 .112 .071 .102 .170 .883 .166 .149 .043

AMM5 .102 .156 .202 -.047 .093 .298 .813 .061 .067 -.068

AMM6 .010 .196 .114 .166 .073 .197 .749 .086 -.110 .038

AMM8 .008 .048 -.125 .145 .091 .161 .641 .328 .064 .362

AMM10 .114 .341 .207 .101 .009 .521 .607 .003 .072 .096

Rotation Converged in 10 iteration

Sumber: data primer (2014) diolah

4.3.2. Hasil Pengujian Reliabilitas

Setelah item pertanyaan KEI8, ATT6, ATT7, ATT8, ATT9, NS1, NS2, NS3, NIAT5, NIAT6, NIAT7, NIAT8, AMM1, AMM 2, AMM3, AMM7 dan AMM9, dikeluarkan karena tidak memenuhi persyaratan validitas convergen dan diskriminan, selanjutnya dilakujkan pengujian reliabilitas. Pengujian reliabilitas menggunakan Cronbach’s Alpha yang merupakan koefisien yang mengindikasikan seberapa baik serangkaian item berkorelasi positif antara satu dengan yang lain (Sekaran, 2003).

Nilai rule of thumb yang digunakan untuk nilai Cronbach’s Alpha harus lebih besar dari 0.7 meskipun nilai 0.6 masih dapat diterima (Hair et al, 1998). Hasil pengujian reliabilitas yang disajikan pada Table 4.9 menunjukkan nilai rule of thumb Cronbach’s Alpha berkisar antara 0.883 sampai 0.933. Dengan demikian semua item pertanyaan memenuhi persyaratan reliabilitas

commit to user

(15)

63

Table 4.9

Hasil Pengujian Reliabilitas

Vaiabel Item pertanyaan

Crombach Alpha if item delete

Crombach

Alpha Keterangan Keinginan

menjadi pengusaha

KEI1 .930 0.933 Reliabel

KEI2 .920

KEI3 .914

KEI4 .923

KEI5 .922

KEI6 .917

Sikap ATT1 .882 0.886 Reliabel

ATT2 .862

ATT3 .848

ATT4 .845

ATT5 .866

Norma

Subjektif NS4 .927 0.933 Reliabel

NS5 .919

NS6 .919

NS7 .918

NS8 .925

commit to user

(16)

64

Table 4.9

Hasil Pengujian Reliabilitas (Lanjutan)

Self Efficacy SE1 .934 0.932 Reliabel

SE2 .923

SE3 .920

SE4 .923

SE5 .924

SE6 .923

SE7 .925

SE8 .927

SE9 .923

SE10 .925

Niat NIAT1 .848 0.883 Reliabel

NIAT2 .830

NIAT3 .873

NIAT4 .850

Akses Modal AMM4 .849 0.893 Reliabel

AMM5 .857

AMM6 .872

AMM8 .896

AMM10 .870

Sumber: Data Primer (2014) diolah

5.4. Estimasi dan Pengujian Model Struktural

Sebelum melakukan pengujian model struktural dengan Structural Equation Modelling (SEM), terdapat beberapa asumsi yang harus diperhatikan yaitu:

4.4.1. Kecukupan sampel

Jumlah total sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 346 orang.

Menurut Hair et al. (1998) jumlah sampel yang sesuai, minimum berjumlah 100 dan dinilai telah memenuhi kriteria jumlah sampel minimal (5 kali jumlah estimated parameter). Jumlah estimated parameter dalam penelitian ini sebanyak 53. Sehingga

commit to user

(17)

65

minimal sampel yang harus terpenuhi sebanyak 270 orang. Berarti jumlah sampel sebanyak 346 orang telah memenuhi asumsi kecukupan sampel.

4.4.2. Uji Normalitas

Salah satu asumsi dalam SEM adalah normalitas data. Normalitas data digunakan agar estimasi parameter yang digunakan tidak bias sehingga kesimpulan yang diambil tepat. Analisis normalitas data dalam SEM menggunakan Lisrel terdapat dua output yang dihasilkan, yaitu univariate normality dan multivariate normality. Untuk univariate nomality nilai p-value dan chi-kuadrat skewness dan kurtosis lebih kecil dari 0,05 (Ghozali dan Fuad, 2008)

Berdasarakan hasil output uji normalitas yang tersaji pada lampiran 3, asumsi normalitas secara multivariate yang tidak bisa dipenuhi. Pengujian normalitas dengan SEM dalam penelitian ini dapat diabaikan, karena data yang digunakan disajikan apa adanya dan diperoleh dari data primer yang didasarkan atas respon dari setiap individu yang sangat beragam. Namun analisis tetap dapat dilanjutkan dengan teknik maximum likelihood estimate, meskipun asumsi normalitas data tidak dapat terpenuhi (Chou dan Bentler, 1995 dalam Purwanto, 2002). Hasil Uji normalitas secara lengkap tersaji pada lampiran 3

4.4.3. Evaluasi atas kriteria Goodness-of Fit

Menilai fit model adalah sesuatu yang kompleks dan memerlukan perhatian yang besar. Suatu indek fit model yang baik tidak memberikan jaminan bahwa model benar-benar fit (Ghozali, 2008). Karena data tidak berdistribusi normal maka keriteria penilian goodnes of fitt model yang disarankan Ghozali dan Fuad (2005) adalah Chi Square, df, NCP, RMSEA, NFI, CFI, IFI, RFI.

commit to user

(18)

66 Tabel 4.10

Penilaian Goodness of fitt Model

Goodness of fit Indicet Cutt off Value Model Ket

Chi Square Kecil 32.23

X2/df 5 10.743 Kurang

NCP 136.160-250.463 27.77 Baik

RMSEA 0.05 ; 0.08 0.16 Kurang

NFI ≥ 0,9 0.98 Baik

CFI 0,90-1 0.98 Baik

IFI 0,90 0.98 Baik

RFI 0-1 0.89 Baik

Sumber: Data Primer (2014) diolah

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa model secara keseluruhan bisa menjelaskan data yang sesungguhnya mengenai pola hubungan antar konstruk penelitian, hal ini ditunjukkan oleh indeks goodness of fit yang memenuhi persyaratan berdasarkan cut of value yang direkomendasikan.

4.5. Pengujian Model Struktural

Pengujian model struktural yang duji dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah dirumusan dalam bab 2. Uji hipotesis dalam analisis struktural equation modeling menggunakan lisrel dengan melihat nila β, serta membandingkan dengan nilai t hitung dengan t tabel. Hal ini identik dengan nilai Critical Ratio (CR) dalam analisis SEM menggunakan amos. Keputusan penerimaan hipotesis jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel maka hipotesis diterima.

Tabel 4.12. menunjukkan ringkasan hasil pengujian hipotesi pada taraf signifikansi α = 0.05 (one tailed)

commit to user

(19)

67 Tabel 4.12

Ringkasan Hasil Uji Hipotesis

Hubungan β T R2

Sikap berwirausaha Keinginan berwirausaha 0.60 14.53 0.38 Keinginan berwirausaha Niat berwirausaha 0.3 7.095

0.55 Sikap berwirausaha Niat berwirausaha 0.23 4.17 Norma Subjektif Niat berwirausaha -0.76 -1.04 Akses mendapatkan Niat berwirausaha 0.19 4.10 Norma subjektif*Self efficacy Niat berwirausaha 0.38 4.05

Sumber: Data Primer (2014) diolah

Hipotesis moderasi Self efficacy sebagai variabel pemoderasi pengaruh norma subjektif pada niat berwirausaha. Analisis SEM menggunakan lisrel terdapat beberapa metode untuk menguji pengaruh moderasi. Salah satunya adalah metode Ping, dalam Ghozali dan Fuad (2005). Ping, dalam Ghozali dan Fuad (2005) mengatakan bahwa indikator tunggal seharusnya digunakan sebagai indikator variabel laten moderating. Lebih lanjut Ping dalam Ghozali (2005) mengatakan indikator tunggal diperoleh dari perkalian rata-rata indikator variabel laten dan rata- rata indikator moderasi. Penelitian ini rata-rata indikator norma subjektif dikalikan rata-rata indikator self efficacy.

4.5.1. Hipotesis 1: sikap berwirausaha berpengaruh positif pada keinginan berwirausaha

Pada Tabel 4.11. Ringkasan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa hubungan tersebut memiliki nial β 0.60 dan nilai t hitung sebesar 14.53 signifikan pada α = 0.05 (one tailed) nilai t-table 1.98. Nilai t-hitung > dari t-table. Hal tersebut menunjukkan sikap berwirausaha berpengaruh positif pada keinginan berwirausaha. Dengan

commit to user

(20)

68

demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1 didukung. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Scott dan Twomey (1988); Doh et al.

(1996); Ghazali et al. (1995); Volery et al. (1997); Wong dan Wang (2002); Chow dan Wong (2004)

4.4.2. Hipotesis 2. Keinginan berwirausaha berpengaruh positif pada niat berwirausah

Pada Tabel 4.11. Ringkasan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa hubungan tersebut memiliki nilai β 0.35 dan nilai t hitung sebesar 7.09 signifikan pada α = 0.05 (one tailed) nilai t-table 1.98. Nilai t-hitung > dari t-table. Hal tersebut menunjukkan Keinginan berwirausaha berpengaruh positif pada niat berwirausaha. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis 2 didukung. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Fitzsimmons dan Douglas (2011); Carsul et al.

(2007); Ngugi, Gakure, Waithaka, Kiwara (2012)

4.4.3. Hipotesis 3 Sikap berwirausaha berpengaruh positif pada niat berwirausaha Pada Tabel 4.11. Ringkasan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa hubungan tersebut memiliki nilai β 0.23 dan nilai t hitung sebesar 4.17 signifikan pada α = 0.05 (one tailed) nilai t-table 1.98. Nilai t-hitung > dari t-table. Hal ini menunjukkan sikap berwirausaha berpengaruh positif pada niat berwirausaha. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis 3 didukung. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Gird dan Bagraim (2008); Gelderen et al. (2008);

Venesaar, Urve, Ene Kolbre, and Toomas Piliste (2006); Veciana, José, Aponte, dan Urbano (2005).

4.4.4. Hipotesis 4: Norma Subjektif berpengaruh positif pada niat berwirausaha Pada Tabel 4.11. Ringkasan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa hubungan tersebut memiliki nilai β -0.76 dan nilai t hitung sebesar -1.04 signifikan pada α = 0.05 (one

commit to user

(21)

69

tailed) t-table 1.98. Nilai t-hitung < dari t-table. Hal ini menunjukkan norma subjektif tidak berpengaruh pada niat berwirausaha. Dengan demikian hipotesis 4 tidak didukung. Hasil Penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gird dan Bagraim (2008); Joao, et al. (2012); Marina, et al. (2012); Renner, et al. (1991).

4.4.5. Hipotesis 5: Akses mendapatkan modal berpengaruh positif pada niat berwirausaha

Pada Tabel 4.11. ringkasan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa hubungan tersebut memiliki nilai β 0.19 dan nilai t hitung sebesar 4.10signifikan pada α = 0.05 (one tailed). t-table 1.98. Nilai t-hitung > dari t-table. Hal ini berarti akses mendapatkan modal berpengaruh positif pada niat berwirausaha. Dengan demikian hipotesis 5 didukung. Hasil Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Marsden (1992); Meier dan Pilgrim 1994; Steel, 1994) (Kristiansen et al., 2003; Indarti, 2004).

Kim, Phillip, Aldrich, dan Lisa, Keister (2006)

4.4.6. Hipotesis: Self efficacy sebagai variabel pemoderasi pengaruh norma subjektif pada niat berwirausaha

Pada Tabel 4.6. ringkasan hasil uji hipotesis. Self efficacy sebagai variabel pemoderasi norma subjektif pada niat berwirausaha, menunjukkan bahwa hubungan tersebut pada α = 0.05 (one tailed)β 0.38 dan nilai t hitung sebesar 4.04 signifikan. t-table 1.98. Nilai t-hitung > dari t-table. Hal ini berarti Self efficacy sebagai variabel pemoderasi pengaruh norma subjektif pada niat berwirausaha didukung. Hasil penelitian sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hadjimanolis dan Poutziouris (2011) Pierce, Gardner, Dunham, Cummings (1993) Anil Gurung (2008) Grau, Marisa Salanova and José María Peiró (2001)

commit to user

(22)

70 4.6. Pembahasan

Hasil pengujian hipotesis penelitian tentang keterkaitan antara sikap, keinginan, dan akses mendapatkan modal: peran self efficacy sebagai variabel pemoderasi pada niat berwirausaha dapat dibuat pembahasan sebagai berikut :

4.6.1. Sikap berwirausaha berpengaruh positif pada keinginan berwirausaha Berdasarkan hasil uji hipotesisi menunujukan sikap berpengaruh positif pada keinginan berwirausaha (β 0.60; t 14.53; α 0,05) artinya semakin tinggi sikap berwirausaha, semakin tinggi niat berwirausaha. Sikap merupakan evaluasi positif atau negatif dari suatu perilaku. Dalam bidang kewirausahaan sikap merupakan evaluasi bahwa berwiarusaha merupakan suatu tindakan yang menguntungkan atau merugikan. Berdasarkan hasil uji hipotesis sikap berpengaruh positif pada keinginan berwirausaha, dapat diartikan berwirausaha merupakan tindakan yang mengntungkan.

Semakin menguntungkan, maka semakin ingin dilakukan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Scott dan Twomey (1988) melaporkan bahwa 24,6 % siswa di Amerika tertarik untuk wirausaha karena adanya keuntungan finansial. Doh et al. (1996) melakukan survei pada siswa sarjana tahun akhir dan menemukan 61,8 % dari 359 siswa tertarik untuk memulai bisnis sebagai pilihan adanya keuntungan finansial. Ghazali et al. (1995) melakukan survei pada 2.486 lulusan di Singapura dan menemukan 8,6 % dari mereka tertarik untuk menjadi wiraswasta. Hasil penelitian ini juaga didukung dengan pernyataan responden pada distribusi jawaban sikap responden pada Tabel 4.3. “Menurut saya, menjadi pengusaha lebih menguntungkan dari pada merugikan” rata-rata tanggapan responden pada pertanyaan tersebut sebesar 5.19 pada pertanyaan “menjadi pengusaha akan memberikan manfaat bagi diri saya dan orang lain” rata-rata tanggapan responden sebesar 5.92.

commit to user

(23)

71

4.6.2. Keinginan berwirausaha berpengaruh positif pada niat berwirausah

Berdasarkan hasil uji hipotesis menunujukan keinginan berpengaruh positif pada niat berwirausaha (β 0.35; t7.07; α 0.05) artinya semakin tinggi keinginan berwirausaha, semakin tinggi niat berwirausaha. Keinginan berwirausaha merupakan ketertarikan pribadi untuk memulai berwirausaha. Keinginan berwirausaha muncul karena adanya perubahan jalan hidup individu seperti baru lulus kuliah yang akan segera memutuskan ingin berwirausaha atau bekerja, dipecat dari pekerjaan, perceraian, mengalami kebosanan selama bekerja, baru keluar dari penjara. Keadaan ini membuat mereka seakan berada di dalam lingkungan yang baru dan tengah-tengah dari dunia yang berbeda, namun mereka tetap harus berjuang menjaga kelangsungan hidupnya, di sinilah biasanya niat wirausahaa muncul karena dengan menjadi wirausahan mereka bekerja dengan mengandalkan diri sendiri. (Kruger, 2000). Kruger (2000) mengatakan bahwa dari semua pemenuhan kebutuhan hidup kewirausahaan merupakan pilihan yang menraik, karena kewirausahaan dengan menjadi wirausahan mereka bekerja dengan mengandalkan diri sendiri. Hasil penelitian ini sesuai dengan Penelitian Carsul et al. (2007) mengatakan bahwa keinginan berwirausaha muncul karena berwirausaha merupaka pilihan karir yang menarik. Ngugi, Gakure, Waithaka, Kiwara (2012) melakukan pengujian Shapero model terhadap sejumlah mahasiswa bisnis di Kenya, dan menemukan keinginan berwirausaha muncul karena peluang ekonomi dan otonomi .

Hasil penelitian ini didukung oleh pernyataan responden pada distribusi jawaban responden pada variabel keinginan berwirausaha pada Tabel 4.3 . Butir

commit to user

(24)

72

pertanyaan yang mempunyai nilai rata-rata tertinggi adalah “menjadi pengusaha merupakan hal yang menarik bagi saya”. Rata-rata jawaban responden terhadap pertanyaan tersebut sebesar 6.18. Sedangkan rata-rata jawaban yang terkecil adalah

“Saya bertekat untuk menjadi pengusaha”. Rata-rata jawaban pada pertanyaan tersebut sebesar 5.59. Responden yang menjawab sangat setuju sekali dengan nilai jawaban responden yang terbesar adalah butir pertanyaan “menjadi pengusaha merupakan hal yang menarik bagi saya” sebanyak 150 orang atau 43.4%, “saya sangat berharap dapat menjadi pengusaha” sebanyak 145 orang atau 41.9%, “saya sangat tertarik untuk menjadi pengusaha” 128 orang atau 37%, “saya ingin menjadi pengusaha” 105 orang atau 30.3%. Sedangkan respon terkecil jawaban responden sangat setuju sekali adalah butir pertanyaan “menjadi pengusaha merupakan hal yang terbaik bagi saya” sebanyak 50 orang atau 14.5%. Secara keseluruhan total jawaban responden variabel keinginan berwirausaha 880 sangat setuju sekali, 770 setuju sekali dan 855 menyatakan setuju

4.6.3. Sikap berwirausaha berpengaruh positif pada niat berwirausaha

Berdasarkan hasil uji hipotesis menunujukan keinginan berpengaruh positif pada niat berwirausaha (β 0.235; t 417; α 0.05) artinya semakin tinggi sikap berwirausaha berwirausaha, semakin tinggi niat berwirausaha. Sikap merupakan evaluasi positif atau negatif dari suatu perilaku. Pada bidang kewirausahaan sikap merupakan penilaian niat berwirausaha merupakan tindakan yang menguntungkan atau merugikan. Hasil penelitian sesuai dengan Venesaar, Urve, Ene Kolbre, dan Toomas Piliste (2006) melakukan penelitian sikap mahasiswa pada niat untuk berwirausaha di Universitas Tallin Technology. Sikap mahasiswa terhadap

commit to user

(25)

73

kewirausahaan dinilai melalui motivasi mereka untuk memulai bisnis. Hasil penelitian mengungkapkan ambisi untuk otonomi mencari kesempatan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik sangat berpengaruh pada niat berwirausaha. Veciana, José, Aponte, dan Urbano (2005) membandingkan sikap mahasiswa terhadap niat berwirausaha di Catalonia dan Puerto Rico, menggunakan , masing-masing sampel 837 dan 435 siswa. Survei ini mengungkapkan bahwa mahasiswa baik di Puerto Rico dan di Catalonia memiliki persepsi sikap positif terhadap niat berwirausaha(92,2% di Puerto Rico dan 74,0% di Catalonia). Lebih lanjut hasil penelitian mengungkapkan masing-masing sample 28,7% di Puerto Rico dan 12,1% menganggap berwirausaha sebagai pilihan karir.

Hasil penelitian ini juga di dukung oleh pernyataan responden pada distribusi jawaban responden pada Tabel 4.3 distribusi jawaban responden variabel sikap berwirausaha. Pada pertanyaan “Menjadi pengusaha merupakan pilihan karir yang menarik bagi saya”, rata-rata jawaban reponden pada pertanyaan tersebut sebesar 5.43. “Saya lebih senang mendirikan perusahaan sendiri dari pada menjadi manajer bagi perusahaan lain”. Rata-rata respon responden pada pertanyaan tersebut sebesar 5.77; Lebih baik saya menjadi pengusaha dari pada menjadi karyawan”, rata-rata spoden reponden pada pertanyaan tersebut sebesar 5.90. Berdasarkan repon responden tersebut bahwa niat berwira usaha merupaka pilihan karir yang menarik 4.6.4. Norma Subjektif berpengaruh positif pada niat berwirausaha

Berdasarkan hasil uji hipotesis menunujukan norma subjektif tidak berpengaruh pada niat berwirausaha (β -0.76; t -;1.04) artinya semakin rendah norma subjektif, semakin rendah niat berwirausaha. Hal ini berarti hipotesis 4 tidak terdukung. Tidak terdukungnya hipotesis 4 dapat dijelaskan dengan argumen berikut.

commit to user

(26)

74

Manusia hidup dalam sebuah lingkup sosial yang mengharuskan mengikuti mekanisme hidup yang ada dalam lingkup sosial. Salah satunya adalah jika ingin memenuhi kebutuhan hidupnya maka seseorang harus berusaha mencari nafkah dengan bekerja. Kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang hendak dicapainya, dan orang berharap bahwa aktivitas kerja yang dilakukannya akan membawanya kepada suatu keadaan yang lebih memuaskan daripada keadaan sebelumnya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pada diri manusia terdapat kebutuhan-kebutuhan yang pada saatnya akan membentuk tujuantujuan yang hendak dicapai dan dipenuhinya. Demi mencapai tujuan-tujuan itu, orang terdorong melakukan suatu aktivitas yang disebut kerja.

(Anoraga, 1998, h. 11). Ada berbagai macam bidang pekerjaan yang bisa dipilih oleh seseorang, antara lain pegawai negeri, pegawai swasta, dan wirausaha. Seseorang anak di dalam memilih bidang pekerjaan yang diminatinya akan dilandasi oleh alasan-alasan tertentu.

Dalam memilih bidang pekerjaan, apakah di kantor-kantor pemerintahan atau di perusahaan. Umumnya seorang anak dalam memilih pekerjaan selalu dipengaruhi oleh orang lain terutama orang tua. Hal ini disebabkan bahwa tidak semua anak dapat mengambil keputusan dengan mudah dan merasa kebingungan untuk memilih sebuah bidang pekerjaan (Creed, Patton, dan Prideaux, 2006). Lebih lanjut Credd et al.

(2006) mengungkapkan sebanyak 50% seorang anak mengalami kebingungan dalam mengambil keputusan untuk memilih bidang pekerjaan. Penyebabnya begitu banyak pilihan jenjang pendidikan dan jenis pekerjaan yang tersedia, serta kebutuhan untuk memahami nilai-nilai kehidupan serta tujuan apa yang dibutuhkan pilihan pekerjaan tersebut. Selain itu, terbatasnya ekplorasi dan pengalaman pada role model bidang pekerjaan dan sumber aspirasi sorang anak yang berkaitan dengan bidang pekerjaan tertentu sering kali menjadi steriotipe, terbatas, dan sering berubah-ubah. Terbatasnya

commit to user

(27)

75

informasi bidang pekerjaan yang ada membuat serorang anak menjadi berfikir dan memilih sesuai dengan apa yang diketahuinya saja. Misalnya dilingkungan seorang anak banyak yang menjadi PNS, maka informasi yang diperoleh juga bidang pekerjaan yang berkaitan dengan status PNS. Pada fase kebingungan inilah, peran orang tua dapat mempengaruhi keputusan seorang anak dalam memilih bidang pekerjaan. Hal ini sesuai dengan jawaban responden terhadap pertanyaan peran pihak lain terhadap pilihan karirSecara ringkas jawaban responden dapat dilihat pada Tabel 4.14

Tabel 4.14

Jawaban Responden Terhadap Pilihan Karir

Pertanyaan Jawaban Responden

Ya Tidak

Apakah orang tua anda seorang pengusaha 117

(35.2%)

215 (64.8%) Apakah setelah lulus kuliah anda ingin menjadi pengusaha 264

(79.5%)

68 (20.5%) Apakah setelah lulus kuliah orang tua ingin anda menjadi PNS 227

(68.4%)

105 (31.6%) Apakah selama kuliah anda diberikan motivasi menjadi pengusaha 228

(86.7%)

44 (13.3%) Apakah selama kuliah anda diberikan motivasi menjadi pejabat 167

(50.3%)

165 (49.7%) Apakah selama kuliah anda diberikan motivasi menjadi PNS 148

(44.6%)

183 (55.1%) Sumber: Data primer 2014 diolah

Berdasarkan pertanyaan “apakah selama kuliah diberikan motivasi untuk menjadi PNS”, sebanyak 148 atau 44.6% reponden menjawab YA, sedangkan 183 atau 55.1% menjawab tidak. Berdasarkan minat pekerjaan yang dipilih responden adalah: Menjadi pegawai negeri sipil, perusahaan asing, Badan Usaha Milik Daerah, perusahaan swasta, bekerja pada sebuah bank, dan bekerja pada sebuah BUMN.

commit to user

Gambar

Tabel 4.1  menunjukkan  responden berjenis kelamin wanita berjumlah  194  orang,  responden berjenis kelamin pria berjumlah 138 orang
Tabel 4.2. menunjukkan distribusi dan jawaban responden untuk variabel  keinginan berwirausaha
Tabel 4.4. menunjukkan distribusi dan jawaban responden untuk variabel  norma subjektif
Tabel 4.5. menunjukkan distribusi dan jawaban responden untuk variabel  self efficacy
+3

Referensi

Dokumen terkait

Keputusan Walikota Padang Nomor 8 Tahun 2017 tentang Penunjukkan/Pengangkatan Pejabat Pengguna Anggaran Atau Pengguna Barang, Pejabat Kuasa Penggunan Anggaran atau Kuasa

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling yang memenuhi kriteria inklusi: berumur 35 – 60 tahun, bersedia sebagai responden, mengalami hari rawat

Secara periodik, sistem administrasi PT.(Persero) Bank Rakyat Indonesia Cabang Pembantu Unit Keera harus di teliti atau di periksa oleh pihak yang bebas dari tugas rutin yaitu

Serangan panik tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain, seperti fobia sosial (misalnya terjadi saat mengalami situasi sosial yang ditakuti), fobia spesifik (misalnya

Kotler dan Keller (2009: 5) menyatakan bahwa manajemen pemasaran sebagai ilmu dan seni memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

Intermedia Capital (MDIA) berencana untuk melakukan penerbitan obligasi global dimana sebagian besar dana hasil penerbitan surat utang tersebut akan dialokasikan untuk melakukan

Pada umumnya tari topeng atau Wayang T openg di Jawa membawakan cerita Panji yang  popular dengan sebutan :Siklus Panji, yaitu peristiwa yang menceritakan pengembaraan.. Raden

47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dapat menjadi dasar kebijaksanaan dalam upaya menjaga pemanfaatan dan pengelolaan danau dan waduk yang tetap