LAPORAN PENELITIAN
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PADJADJARAN
Oleh :
DR. Ali Abdurrahman, S.H., M.H. Susi Dwi Harijanti, S.H., LL.M.,PhD
Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Padjadjaran Tahun Anggaran 2011
Berdasarkan Surat Keputusan Dekan Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran Nomor : 2167/UN6.A/KP/2011
Tanggal : 1 Juli 2011
F A K U L T A S H U K U M U N I V E R S I T A S P A D J A D J A R A N
TAHUN 2011
PERKEMBANGAN HUKUM ACARA MAHKAMAH KONSTITUSI PADA PERKARA PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM
i PERKEMBANGAN HUKUM ACARA MAHKAMAH KONSTITUSI
PADA PERKARA PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH
ABSTRAK
Dr. Ali Abdurahman, S.H., M.H. Susi Dwi Harijanti S.H., LLM.PhD
Sejak Putusan MK pada perkara Jawa Timur, apa yang menjadi objek sengketa PHPU.D di MK tidak hanya perhitungan matematis namun juga proses. Melalui putusan-putusannya, MK memberi argumentasi yang cukup elaboratif bahkan indikator jenis pelanggaran seperti apa yang terjadi dalam proses Pemilukada, yang dapat diyakini oleh MK untuk dipertimbangkan. Terobosan yang dilakukan oleh MK melalui amar putusannya ini mengantarkan asumsi bahwa “banyak perkembangan hukum acara MK dalam perkara PHPU.D. Melalui putusan-putusan yang telah dihasilkan ini, MK telah mengembangkan khasanah hukum acara MK menjadi tidak hanya seperti yang telah diatur dalam UU MK dan Peraturan PMK terkait dengan kewenangannya dalam menyelesaikan perkara PHPU.D. Hal ini menimbulkan keharusan bagi pengajar hukum acara Mahamah Konstitusi untuk terus memantau perkara-perkara PHPU.D, sebagai bahan ajar, sebab putusan-putusan tersebut saat ini lebih berperan daripada aturan mengenai Pemilukada yang statis. Dibutuhkan penelitian yang menginventarisasi putusan-putusan tersebut terutama yang dikabulkan, agar pengajar Hukum Acara MK mengetahui benar materi apa saja yang berkembang melalui putusan-putusan tersebut. Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana bunyi amar putusan-putusan yang menghasilkan pengembangan hukum acara Mahkamah Konstitusi pada perkara PHPU.D ? Pengembangan materi hukum acara apa saja yang terdapat dalam putusan-putusan tersebut? Penelitian ini menggunakan metode perbandingan deengan pendekatan yuridis-normatif. Data diperoleh melalui studi kepustakaan bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Teknik pengumpulan data adalah studi dokumentasi dan data dianalisis secara kualitatif.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa dari 51 putusan MK yang telah di inventarisasi dalam penelitian ini, MK telah mengeluarkan putusan yang sangat progeresif seperti seperti, pemungutan suara ulang, penghitungan suara ulang,
penetapan jangka waktu pelaksaanaan putusan, membatalkan Pemilu,
ii THE DEVELOPMENT OF CONSTITUTIONAL COURT PROCEDURAL LAW ON THE DISPUTE REGARDING THE RESULT OF ELECTION OF
HEAD OF LOCAL GOVERNMENT
Dr. Ali Abdurahman, S.H., M.H. Susi Dwi Harijanti S.H., LLM.PhD
ABSTRACT
Since the Constitutional Court (MK) decision on the case of East Java, object of dispute regarding the result of election of head of local governmet (PHPU.D), not only mathematical calculations of the result, but also the electoral process. Through the decisions, MK elaborate the legal argument and the indicators of the violation which can be considered by the Court. It could be assumed that "a lot of developments on Constitutional Court procedural law. Through the decisions, the Court has developed the procedural law of the MK to be not only as it has been stipulated in the Constitutional Court Law and the Regulation of Constitutional Court of its authority to resolve the PHPU.D. It raises the necessity for the lecturer of the constitutional procedural law to monitoring the cases, as the course materials. It takes an inventory study of the decisions to know what was developed. The question of this study are what the content of the decisions which resulted in the development of procedural law of the Constitutional Court in the PHPU.D case? What the development of procedural law on any material contained in those decisions? This study uses the normative and juridical approaches. Data have been obtained through library research and been analised qualitatively
iii KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahim
Assalammualaikum.wr.wb
Puji syukur Peneliti panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala Rahmat dan berkat karunia Nya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penelitian hukum ini masih jauh dari sempurna, tetapi mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi perkembangan hukum khususnya hukum acara mahkamah konstitusi.
Penelitian ini dibiayai oleh DIPA Fakultas Hukum UNPAD, oleh karena itu pada kesemaptan ini peneliti mengucapkan terima kasih. Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dan membantu terselesaikannya laporan penelitian ini.
Akhir kata peneliti mohon maaf atas segala kekurangan. Peneliti selalu berharap terbuka nya ruang diskusi dan kritik membangun terhadap hasil penelitian ini.
Wassalammualaikum wr.wb
Bandung,2011
iv DAFTAR ISI
Abstrak ……….………i
Abstract ………..………..ii
Kata Pengantar ………...……..………..iii
Daftar Isi ……….………..………iv
Daftar Tabel ………..………..…………...…………vi
I. PENDAHULUAN……...…………...………..……….……….……..1
II.TINJAUAN PUSTAKA …………..……….…………..…..5
III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ...12
IV. METODE PENELITIAN ...12
V.HASIL PEMBAHASAN A. Ringkasan Putusan-Putusan Perkara PHPU.D Yang Menghasilkan Pengembangan Hukum Acara Mahkamah Konstitusi ...14
B. Pekerkembangan materi hukum acara dalam beberapa Putusan Perkara PHPU.D...33
VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………...…...……46
B. Saran ………....……..47
v DAFTAR TABEL
Tabel I
Rekapitulasi Inventarisasi Perkara PHPU.D Yang Dikabulkan Oleh MK
Sejak 11 Desember 2008 - 26 Maret 2011...16
Tabel II
1 PERKEMBANGAN HUKUM ACARA MAHKAMAH KONSTITUSI
PADA PERKARA PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH
I. PENDAHULUAN
Semangat reformasi di Indonesia dibuktikan dengan diterapkannya sistem
demokrasi secara konsisten, dari tingkat pusat hingga ke tingkat daerah. Memasuki
era reformasi dan sejak perubahan UUD 1945, Indonesia terus memperbaiki sistem
demokrasinya. Paling tidak Indonesia telah memasuki tahapan sejarah yang disebut
sebagai ”era transisi menuju demokrasi.” 1
Pada era transisi ini, Indonesia
mempersiapkan sarana penerapan sistem demokrasi dengan sebaik-baiknya.
Perubahan UUD 1945 dipergunakan sebagai sarana penerapan sistem demokrasi.
Penyelarasan sistem demokrasi di tingkat daerah salah satunya adalah dengan
menerapkan sistem Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara langsung. Meski masih
dapat diperdebatkan apakah hal ini merupakan bentuk penyelarasan yang tepat,
namun melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah telah dimuat ketentuan mengenai Pilkada langsung.
Ketentuan mengenai Pilkada langsung ini juga diikuti dengan aturan mengenai
penyelesaian perselisihan hasil Pilkada langsung. Berdasarkan Pasal 106 ayat (1) dan
ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah,
keberatan berkenaan dengan hasil penghitungan suara yang mempengaruhi terpilihnya
pasangan calon, diajukan ke Mahkamah Agung. Kewenangan Mahkamah Agung
tersebut, dicantumkan juga dalam Pasal 94 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun
2005 Tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
1
Maruarar Siahaan, Pilkada Dalam Demokrasi Transisional, Journal Konstitusi, Vol 2 Nomor 1,