• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembdy Pos Pely Terpadu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembdy Pos Pely Terpadu"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBERDAYAAN POS PELAYANAN TERPADU DESA KRASAK

Herwan Parwiyanto, Didik Gunawan Suharto, Kristina Setyowati

Ilmu Administrasi Negara, FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta herwanp@uns.ac.id / 081548550550

( Diterima tanggal 8 Pebruari 2014 , disetujui 21 Pebruari 2014)

ABSTRACT

Capacity building is a series of strategies aimed at institutional strengthening in order to improve performance by focusing on improving the quality of human resources. Governance approach is collaboration, partnership and networking among elements of the state, the private sector, and civil society. Capacity building approach is intended to improve the capacity of the current Integrated Service Post (Posyandu), whereas governance approach is intended to achieve a partnership between the Integrated Service Post (Posyandu), the government (health centers / rural), and the private sector (companies).

A. PENDAHULUAN

Desa Krasak merupakan salah satu dari 13 desa yang ada di wilayah Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali. Terletak di sebelah utara dengan jarak 5 kilometer dari ibukota kecamatan, berbatasan dengan:

(1) sebelah utara : Desa Glintang (Kecamatan Sambi)

(2) sebelah timur : Desa Gumukrejo (3) sebelah selatan : Desa Tawangsari (4) sebelah barat : Desa Dlingo

(Kecamatan Mojosongo)

Desa Krasak termasuk kategori terbelakang. Kondisi ini, dapat dilihat dari tingginya jumlah keluarga yang berada dalam garis kemiskinan. Dari 765 kepala keluarga (KK) yang ada,

sebanyak 449 KK atau setara 58,6 persen terdata sebagai keluarga miskin.

Desa Krasak memiliki jumlah penduduk keseluruhan sebanyak 2.604 orang, terdiri dari 1.288 orang laki-laki dan 1.316 orang perempuan. Struktur pendidikan penduduk Desa Krasak mengelompok pada jenjang tamat SLTP dan SLTA sederajat. Penduduk yang telah menamatkan pendidikan tinggi (diploma/strata) masih sangat kecil (55 orang). Kondisi tingkat pendidikan penduduk Desa Krasak sebanding dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan keterbatasan sarana pendidikan di desa tersebut. Di Desa Krasak hanya terdapat 2 SD/MI dan 2 Taman Kanak-kanak.

(2)

Spirit Publik Vol. 9, No. 1, Oktober 2014 Hal. 1 – 14

2

orang. Karakteristik penduduk sebagian besar sebagai petani penggarap sawah tadah hujan/tegalan di musim hujan, sedang di musim kemarau lebih banyak merantau berjualan sebagai pedagang atau bekerja di sektor informal lain, terutama buruh bangunan. Sebagian yang lain bekerja sebagai buruh pabrik.

Status sosial ekonomi masyarakat yang rata-rata masih menengah ke bawah, serta kondisi sarana/prasarana desa yang masih memprihatinkan berdampak pada pembangunan kesehatan masyarakat desa. Pelayanan kesehatan masyarakat desa belum optimal untuk mendukung budaya hidup sehat di kalangan masyarakat. Padahal, perwujudan kesehatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia.Satu-satunya pelayanan kesehatan yang berada di desa dilakukan oleh PKD (Poliklinik Kesehatan Desa) yang ditangani oleh satu orang bidan desa.

Wahana masyarakat untuk memberikan dukungan pelayanan kesehatan (khususnya promotif/preventif) yang kondisinya saat ini juga mengalami kumunduran adalah Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Posyandu merupakan kegiatan dari, oleh, dan untuk masyarakat sebagai salah satu bentuk unit pelayanan kesehatan yang berbasis pada masyarakat guna pengembangan sumber daya manusia secara dini. Pada tataran ideal, Posyandu harus mampu melaksanakan

kegiatan-kegiatan dengan optimal. Sebagian kegiatan Posyandu di sektor kesehatan dan keluarga berencana, antara lain yaitu: (1) Sektor kesehatan: penimbangan

bayi/balita, pemberian imunisasi, pemeriksaan ibu hamil (Bumil), ibu meneteki (Buteki), ibu nifas (Bufas), pelayanan gizi, penyuluhan kesehatan, pengobatan umum, program penanggulangan penyakit menular, pelayanan KB, dan pemeriksaan gigi.

(2) Sektor keluarga berencana: penyiapan akseptor KB dan penyuluhan KB

Untuk menilai tingkatan Posyandu berdasar kegiatannya, dibagi menjadi empat kriteria: pratama, madya, purnama, dan mandiri. Klasifikasi tingkatan Posyandu tersebut dinilai menurut intensitas kegiatan yang meliputi: pemantauan pertumbuhan Balita, pemantauan dan pembinaan perkembangan Balita, pembinaan kesehatan ibu hamil, pelacakan dan rujukan Balita gizi buruk, jumlah kader gizi/Posyandu, mobilisasi dana masyarakat, sarana dan prasarana Posyandu, pelaksanaan taman gizi, peran lintas sektor, dan dana sehat. Semakin tinggi/besar cakupan atau intensitas dari setiap kegiatan, maka semakin tinggi tingkatan Posyandu.

(3)

Posyandu yang bersangkutan. Posyandu yang ideal dan menjadi harapan ialah Posyandu yang memiliki kriteria mandiri.

Eksistensi Posyandu di Desa Krasak dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 1

Karakteristik Posyandu Desa Krasak

No. Nama Lokasi Strata Keterangan

1 Teratai Dk. Kalicebong Madya Jumlah Balita: 50, Bumil: 3

Jumlah Kader: 4

2 Dahlia Dk. Babadan Madya Jumlah Balita: 35, Bumil: 3

Jumlah Kader: 5

3 Mawar Dk. Krasak Madya Jumlah Balita: 34, Bumil: 3

Jumlah Kader: 5

4 Anggrek Dk. Jering Madya Jumlah Balita: 38, Bumil: 3

Jumlah Kader: 6

5 Kenanga Dk. Kr.pilang Madya Jumlah Balita: 13, Bumil: -

Jumlah Kader: 5

6 Melati Dk. Kr.mojo Madya Jumlah Balita: 22, Bumil: -

Jumlah Kader: 5 Sumber: Bidan Desa Krasak

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa seluruh Posyandu di Desa Krasak memiliki strata “madya”. Dalam beberapa tahun belakangan ini, perkembangan beberapa Posyandu mengalami kelambanan, bahkan ketersendatan akibat kekurangberdayaan. Persoalan yang dihadapi Posyandu di Desa Krasak meliputi:

1. Kuantitas dan kualitas kegiatan Posyandu tidak bisa berkembang. Di sejumlah Posyandu kegiatan rutin bulanan cenderung berjalan apa adanya. Misalnya, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Balita dan Ibu Hamil jarang dilakukan. 2. Keterbatasan pengetahuan kesehatan

dari kader/masyarakat. Posyandu

yang tidak berdaya terutama disebabkan oleh keterbatasan kemampuan kader/masyarakat dalam hal pengetahuan kesehatan; seperti pengetahuan tentang penyakit, gizi, dan sanitasi.

3. Kelemahan kemampuan manajerial (soal kemampuan mengelola Posyandu).

4. Keterbatasan anggaran, sehingga operasional Posyandu terhambat. Selama ini anggaran Posyandu di Desa Krasak hanya diperoleh dari Alokasi Dana Desa (ADD) sebesar Rp. 120 ribu/tahun/Posyandu.

(4)

Spirit Publik Vol. 9, No. 1, Oktober 2014 Hal. 1 – 14

4

Posyandu tidak maksimal. Sebagai contoh: kondisi mebelair Posyandu yang hanya mempunyai meja, sedangkan kursi meminjam dari warga setempat.

6. Partisipasi warga yang rendah. Keterbatasan kinerja Posyandu berakibat partisipasi masyarakat rendah. Masyarakat kurang antusias terhadap kegiatan Posyandu karena kegiatan Posyandu yang apa adanya. Faktor-faktor penyebab ketidakberdayaan Posyandu tersebut dapat didekati dari dua aspek, persoalan kapasitas manajerial dan kapasitas pemahaman teknis kesehatan kader. Aspek manajerial adalah terkait dengan bagaimana meningkatkan kapasitas manajerial kelembagaan Posyandu. Sedangkan aspek pemahaman teknis kesehatan kader terkait dengan bagaimana pengetahuan kader tentang dasar-dasar kesehatan masyarakat, terutama kesehatan ibu dan anak.

Peningkatan kualitas Posyandu secara teoritis dapat berkontribusi untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat, khususnya dalam mempromosikan program kesehatan. Posyandu menjadi wahana efektif dalam menyampaikan program P2TB, program P2DBD, program kesehatan mata, program PKD (Poliklinik Kesehatan Desa), dan program kesehatan masyarakat lainnya.

B. PERMASALAHAN MITRA

Berdasarkan uraian sebelumnya, permasalahan yang dihadapi mitra (Posyandu) dapat didekati dari aspek kapasitas manajerial dan aspek kapasitas pemahaman teknis kesehatan kader. Aspek manajerial adalah terkait dengan bagaimana meningkatkan kapasitas manajerial kelembagaan Posyandu. Sedangkan aspek pemahaman teknis kesehatan kader terkait dengan bagaimana pengetahuan kader tentang dasar-dasar kesehatan masyarakat, terutama kesehatan ibu dan anak.

(5)

C. SOLUSI YANG DITAWARKAN

Metode yang ditawarkan untuk menyelesaikan persoalan kapasitas manajerial dan kapasitas pemahaman teknis kesehatan kader tersebut adalah dengan mengadopsi pendekatan capacity

building dan pendekatan governance.

Capacity building merupakan

serangkaian strategi yang ditujukan dalam rangka penguatan kelembagaan untuk meningkatkan kinerja dengan memusatkan perhatian pada peningkatan kualitas sumber daya manusia, perbaikan sarana/prasarana, dan peningkatan pendanaan. Pendekatan governance merupakan kolaborasi, kemitraan, dan jejaring antar elemen-elemen negara, sektor swasta, dan masyarakat sipil.

Pendekatan capacity building dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas Posyandu saat ini, sedangkan pendekatan governance dimaksudkan untuk mewujudkan kemitraan antara Posyandu, pemerintah (Puskesmas/desa), dan sektor privat (perusahaan) yang diarahkan untuk menjamin kesinambungan/keberlanjutan

(sustainability) pengembangan Posyandu

di masa depan.

Metode pendekatan tersebut untuk menyelesaikan persoalan dalam kurun waktu realisasi program IbM (8 bulan).

Kerangka pemikiran program pengabdian :

PUSKESMAS/ DESA UNS PERUSAHAAN

POSYANDU “MADYA”

POSYANDU “PURNAMA”

PUSKESMAS/ DESA PERUSAHAAN

Capacity building & menjalin kemitraan

Tahap Pengabdian

Pasca Pengabdian (Keberlanjutan)

Kemitraan Kemitraan

(6)

Spirit Publik Vol. 9, No. 1, Oktober 2014 Hal. 1 – 14

6

[image:6.595.51.464.204.598.2]

Secara terstruktur, tahapan kegiatan dan jadwal penelitian disampaikan sebagai berikut:

Tabel 2

Tahapan Kegiatan Pengabdian

No Kegiatan Tujuan Partisipasi Mitra

1 Need assesment a. Penyamaan persepsi

b. Memotret kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari institusi mitra c. Perencanaan pengembangan

kegiatan

a. Menyamakan persepsi b. Melakukan orientasi

diri

c. Merencanakan

pengembangan kegiatan bersama tim UNS

2 Pengembangan

kapasitas lembaga

a. Meningkatkan pengetahuan manajemen organisasi b. Meningkatkan pengetahuan

dan ketrampilan teknis c. Meningkatkan

sarana/prasarana dan kuantitas/kualitas kegiatan

Sebagai peserta aktif

3 Pengembangan

kemitraan

a. Menjalin kemitraan antara Posyandu dengan Puskesmas dan Perusahaan

b. Tersusunnya kaji tindak kemitraan antara Posyandu dengan Puskesmas dan Perusahaan

Sebagai peserta aktif

4 Monitoring dan

evaluasi

a. Memperoleh hasil pengamatan

b. Merumuskan permasalahan dan solusi atas permasalahan tersebut

a. Melakukan evaluasi diri b. Pelaku aktif dalam

melakukan perbaikan

D. TARGET LUARAN

Luaran yang ditargetkan dalam pengabdian masyarakat di Desa Krasak ini adalah : 1. Metode/pola untuk mengembangkan

kapasitas manajerial dan pengetahuan teknis kesehatan dasar kader Posyandu. Dampak yang

(7)

2. Jasa, terutama dalam bentuk pemberian fasilitasi untuk meningkatkan kualitas SDM kader.

Luaran tersebut pada prinsipnya ditujukan untuk meningkatkan kinerja Posyandu sehingga akan memberdayakan Posyandu menuju tingkatan Posyandu “purnama”, yang dinilai menurut intensitas kegiatan : pemantauan pertumbuhan Balita, pemantauan dan pembinaan perkembangan Balita, pembinaan kesehatan ibu hamil, pelacakan dan rujukan Balita gizi buruk, jumlah kader gizi/Posyandu, mobilisasi dana masyarakat, sarana dan prasarana Posyandu, pelaksanaan taman gizi, peran lintas sektor, dan dana sehat. Lebih rinci, tujuan pengabdian ini adalah untuk: (1) Meningkatkan kemampuan manajerial (pengelolaan) kader Posyandu; (2) Meningkatkan pengertian/wawasan dasar kader tentang ilmu kesehatan masyarakat; (3) Mengembangkan jejaring kerjasama antara Posyandu, pemerintah, dan sektor privat (perusahaan); (4) Meningkatkan perhatian akademisi terhadap pemberdayaan Posyandu; dan (5) Meningkatkan pengembangan IPTEKS, terutama Ilmu Administrasi Publik.

E. HASIL & PEMBAHASAN

KEGIATAN

Kegiatan Pengabdian Masyarakat di Desa Krasak Kecamatan Teras Kabupaten

Boyolali dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2013. Diikuti oleh seluruh kader Posyandu aktif sejumlak 32 kader dari seluruh Posyandu di desa Krasak. Pembekalan para kader Posyandu tersebut meliputi :

1. Capacity building

Menurut Grindel capacity building didefinisikan sebagai “serangkaian strategi yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas dan responsivitas dari kinerja pemerintahan, dengan memusatkan perhatian pada pengembangan dimensi sumber daya manusia, penguatan organisasi, reformasi kelembagaan atau lingkungan” (Keban, 1999).

Adapun hal-hal yang kiranya perlu diperhatikan oleh Posyandu adalah bagaimana membangun kapasitas kelembagaan yang mencakup beberapa aspek, terutama dalam pengembangan organisasi dan manajemen; dan pengembangan sumber daya manusia. a. Pengembangan Organisasi dan

Manajemen

Tantangan kelembagaan Posyandu diantaranya adalah bagaimana menciptakan harmonisasi, sinkronisasi, koordinasi, integrasi, dan pengawasan terhadap kegiatan yang dilakukan seluruh

stakeholders. Penyempurnaan

(8)

Spirit Publik Vol. 9, No. 1, Oktober 2014 Hal. 1 – 14

8

fleksibel, yang memungkinkan semua pihak terlibat dan meningkat kapasitasnya serta mampu melaksanakannya. Struktur yang bersifat terbuka dan berinteraksi dengan lingkungannya, akan membuat organisasi lebih dinamis dan berkelanjutan melangsungkan kehidupannya. Menurut Saxena (dalam Effendi, 1989), struktur yang organis adaptif mempunyai pola hubungan yang lebih longgar dan terbuka terhadap pengaruh dari luar. Partisipasi dalam perumusan tujuan menjadi lebar, sehingga terbuka kesempatan luas untuk keterlibatan dari bawah (bottom-up) maupun dari atas (top-down).

Diharapkan dengan sistem terbuka, Posyandu akan lebih mengedepankan kekuatan organisasi, yang bercirikan kebersamaan (socialized power) melalui kegiatan konsultatif, partisipatif, koordinatif, kooperatif, dan berdasarkan sistem organisasi dan manajemen yang rasional dan netral. Dalam menciptakan suasana dengan iklim kerjasama yang kondusif di dalam organisasi, kiranya perlu diperhatikan Cooperate Strategis Alliance (CSA), yang mengedepankan beberapa hal :

1) pimpinan harus mampu mewujudkan respek dari semua komponen yang ada di dalam kebersamaan, untuk saling mengisi, atau mengimbangi sebagai kekuatan organisasi; 2) organisasi harus mampu menciptakan suasana keterbukaan, dengan

mengembangkan dan mengedepankan sistem komunikasi yang bersifat langsung; 3) organisasi harus mampu mengembangkan suasana kerjasama dengan didukung adanya saling kepercayaan antara satu dengan lainnya; 4) organisasi harus mengembangkan dan menciptakan sistem kerjasama yang memberikan adanya kesempatan yang sama di dalam merasakan manfaat yang diberikan organisasi kepada individu. b. Pengembangan Sumber Daya

Manusia

(9)

peningkatan kemampuan menerapkan teknologi tepat guna untuk meningkatkan produktivitas kerja.

Melalui pengembangan organisasi dan manajemen serta pengembangan sumber daya manusia diharapkan kapasitas kelembagaan Posyandu dapat meningkat. Pengembangan organisasi dan manajemen mencakup upaya internal dalam memperbaiki kualitas sarana/prasarana dan pengelolaan dana operasional, serta upaya eksternal dalam menjalin kemitraan dengan Puskesmas dan Perusahaan.

2. Governance

Konsep governance berhubungan dengan format negara yang terbuka dan inklusif yang membuka interaksi intensif dengan pelaku bisnis dan komponen civil

society. Dalam pandangan Bank Dunia,

governance dimaknai sebagai

“penggunaan kekuasaan politik untuk mengatur dan mengelola bangsa.” Laporan tahunan Bank Dunia tahun 1989 menekankan pentingnya legitimasi politik dan konsensus bagi proses-proses pembangunan yang berkelanjutan. Dalam rangka membangun konsensus itu, aktor - aktor dari kelompok bisnis, pemerintah maupun civil society harus dikelola secara sinergis. Sementara, peran negara di sini tidak lagi hanya menjalankan fungsi-fungsi regulatif, melainkan hanya menjalankan fungsi

fasilitatif. Dengan demikian, governance menurut versi Bank Dunia hanya bisa ditegakkan dengan jalan melibatkan aktor-aktor non negara seluas-luasnya dan dengan membatasi intervensi pemerintah.

Dalam konsepsi UNDP, prinsip-prinsip partisipasi, transparansi, akuntabel, rule

of law, responsif, berorientasi pada

konsensus, equity serta inclusiveness menjadi pondasi penting bagi tegaknya

governance (Pratikno, 2005).

Ada beberapa dimensi penting yang menjadi ciri governance : pertama, dimensi kelembagaan. Governance adalah sebuah sistem administrasi yang melibatkan banyak pelaku (multi stakeholders), baik dari pemerintah maupun dari luar pemerintah. Tidak mengherankan jika Frederickson (1997) misalnya mengatakan bahwa ”the first and the most important evident meaning of governance as public

administration is that it describes a wide

range of types of organization and

institutions that are linked together and

engaged in public activities.” Kedua, nilai

(10)

Spirit Publik Vol. 9, No. 1, Oktober 2014 Hal. 1 – 14

10

nilai baru, seperti : keadilan publik, kebebasan, dan kemanusiaan. Ketiga, dimensi proses. Yang mencoba menjelaskan bagaimana berbagai publik dan lembaga memberikan respon terhadap berbagai masalah publik yang muncul di lingkungannya. Ilmuwan administrasi publik lain seperti Garvey (1993), Behn (1991), dan Dilulio (1994) juga menjelaskan proses governance tidak lebih daripada proses kebijakan untuk merespon masalah-masalah publik yang melibatkan banyak pelaku, pemerintah dan non pemerintah.

Reformasi administrasi publik merupakan agenda yang mendesak untuk dituntaskan. Selain sebagai upaya untuk memperbaiki sistem administrasi publik Indonesia yang masih jauh dari harapan, reformasi administrasi publik juga telah menjadi tuntutan, tantangan, dan peluang dalam tatanan regional dan global. Good

governance merupakan tujuan akhir dari

reformasi administrasi. Sebuah sistem pemerintahan yang baik memfasilitasi representasi (perwakilan) demokratis dan meliputi struktur dan proses yang diperlukan untuk menunjukkan atribut pertanggungjawaban, transparansi, kepekaan, efektivitas, efisiensi, inklusivitas, kewajaran, aksesibilitas, partisipasi, dan kemampuan untuk mengikuti kaidah hukum. Reformasi administrasi publik dimaksudkan untuk

menunjukkan karakteristik tersebut, oleh karenanya, merupakan suatu bagian yang utuh dari pemerintahan yang baik.

Governance hanya akan terwujud

jika muncul kolaborasi, kemitraan, dan jejaring antar elemen-elemen governance, yaitu negara, sektor swasta dan masyarakat sipil. Jejaring menjadi ciri penting dari pengembangan organisasi modern saat ini, baik organisasi swasta atau publik. Dalam pandangan Bank Dunia,

governance dimaknai sebagai “penggunaa

n kekuasaan politik untuk mengatur dan mengelola bangsa”. Laporan tahunan Bank Dunia tahun 1989 menekankan pentingnya legitimasi politik dan konsensus bagi proses-proses pembangunan yang berkelanjutan. Dalam rangka membangun konsensus itu,

aktor-aktor dari kelompok bisnis, pemerintah maupun civil society harus dikelola secara sinergis. Sementara, peran negara di sini tidak lagi hanya menjalankan fungsi-fungsi regulatif, melainkan hanya menjalankan fungsi fasilitatif. Dengan demikian, governance menurut versi Bank Dunia hanya bisa ditegakkan dengan jalan melibatkan aktor-aktor non negara seluas-luasnya dan dengan membatasi intervensi pemerintah (Pratikno, 2005).

(11)

antara Posyandu, Puskesmas, dan Perusahaan. Peran Puskesmas adalah pembina teknis Posyandu sebagai bagian dari tugas pokok dan fungsi Puskesmas dalam menumbuh-kembangkan partisipasi masyarakat di bidang kesehatan. Sedangkan peran perusahaan adalah memberikan dukungan (terutama pendanaan) sebagai bagian tanggung-jawab sosial perusahaan (corporate social

responsibility/CSR).

3. Pertumbuhan dan Perkembangan

Anak

Pertumbuhan adalah: perubahan ukuran fisik dari waktu ke waktu, baik dari segi dimensi, proporsi, maupun komposisi tubuh. pada manusia, ukuran fisik (tubuh) disebut juga dengan istilah antropometri. perkembangan adalah perubahan kemampuan anak dalam gerakan motorik kasar/halus, kecerdasan, mental, perilaku dari waktu ke waktu.

Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan:

Pertumbuhan: perubahan yang dapat diukur secara kuantitatif (contoh: dari 5 kg menjadi 6 kg, dari 54 cm menjadi 60 cm). Perkembangan: perubahan yang hanya dapat diukur secara kualitatif (contoh: dari dapat merangkak menjadi dapat berdiri, dari tidak dapat bicara menjadi dapat bicara, dsb.).

Kesamaan pertumbuhan dan perkembangan:

1. pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses perubahan yang mengikuti perjalanan waktu (contoh: dari bulan ke bulan).

2. pertumbuhan dan perkembangan hanya dapat diketahui bila dilakukan pemantauan secara teratur dan terus menerus.

3. setiap anak memiliki jalur pertumbuhan dan perkembangan normal (“trajectory”) yang bervariasi.

Tujuan pemantauan pertumbuhan:

1. mengetahui status pertumbuhan individu balita dari waktu ke waktu secara teratur.

2. mengetahui secara lebih dini (awal) terjadinya gangguan pertumbuhan pada individu balita.

3. memberikan tindakan penanggulangan (intervensi) segera pada anak yang mengalami gangguan pertumbuhan à agar dapat dikembalikan ke jalur pertumbuhan normalnya.

4. memberikan konseling pada ibu/pengasuh anak dalam upaya mempertahankan atau meningkatkan keadaan gizi dan kesehatan anak. Syarat pemantauan pertumbuhan:

(12)

Spirit Publik Vol. 9, No. 1, Oktober 2014 Hal. 1 – 14

12

lain) dan memiliki KMS (Kartu Menuju Sehat)

2. setiap ditimbang KMS anak harus dibawa

3. berat badan anak harus di plot ke dalam KMS

4. status pertumbuhan anak harus dinilai dengan melihat kurva berat badannya dalam KMS untuk menilai N=naik atau T=tidak naiknya

5. ibu atau pengasuh balita harus diberikan informasi atau konseling sehubungan dengan status pertumbuhan anak.

Pengertian tumbuh normal:

Pertumbuhan yang normal jika berat badan dan panjang badan tumbuh pada persentil yang sama. Dalam aplikasi dengan menggunakan KMS, tumbuh normal jika grafik pertumbuhan berat badan anak sejajar dengan kurva baku.

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan: 1. faktor umur: pertumbuhan mengikuti

perjalanan waktu (umur), kecepatan tumbuh bervariasi menurut umur 2. faktor tinggi atau panjang badan:

berat badan berhubungan linier dengan panjang atau tinggi badan 3. faktor gizi dan kesehatan:

pertumbuhan berjalan normal atau tidak normal tergantung keadaan gizi dan kesehatan anak

4. faktor genetik: dalam keadaan ekonomi dan kesehatan yang baik,

faktor keturunan (genetik) mempunyai peran penting terhadap pertumbuhan anak.

Cara menentukan garis pertumbuhan normal (“growth trajectory”):

1. anak harus sudah ditimbang dan diukur panjang atau tinggi badannya 2. gunakan tabel 3 (contoh), untuk

mencari berat badan normal (pada batas –1 sd) menurut panjang atau tinggi badan anak tersebut

3. plot pada KMS berat badan normal tersebut, kemudian tarik garis (kurva) pertumbuhan normal anak dimulai dari berat badan normal sejajar dengan garis kurva terdekat pada KMS.

Apakah anak Bawah Garis Merah adalah anak gizi buruk ?

Belum tentu. Karena anak yang berat badannya di bawah garis merah (BGM), dapat merupakan cerminan dari keadaan berikut:

1. Benar keadaan gizi-nya buruk karena berat badan menurut tinggi badannya (BB/TB) di bawah -3 SD dari baku BB/TB

(13)

Apakah anak yang BB nya di pita kuning adalah anak gizi kurang ?

Belum tentu. Karena anak yang berat badannya berada di pita warna kuning, dapat merupakan cerminan dari keadaan berikut:

1. Benar keadaan gizi-nya kurang karena berat badan menurut tinggi badannya (BB/TB) di bawah –2 SD dari baku BB/TB

2. Bukan gizi kurang, karena anak bersangkutan pendek menurut umurnya sehingga berat badannya lebih rendah dari berat badan normal menurut umurnya, tetapi BB menurut tinggi badannya proporsional (normal).

Apakah anak yang Berat Badan-nya di pita hijau adalah anak gizi baik ?

Belum tentu. Karena anak yang berat badannya berada di pita warna hijau, dapat merupakan cerminan dari keadaan berikut:

1. Benar keadaan gizi-nya baik karena berat badan menurut tinggi badannya (BB/TB) di antara –2 SD dan + 2 SD dari baku BB/TB

2. Bukan gizi baik, karena anak bersangkutan jangkung (TB nya melebihi rata-rata TB anak normal) pada umur tersebut, sehingga berat badannya tidak proporsional menurut tinggi badannya (kurus) atau BB/TB < -2 SD.

Apakah anak yang Berat Badan-nya di atas pita kuning teratas dalam KMS adalah anak gizi lebih ?

Belum tentu. Karena anak yang berat badannya berada di atas pita kuning teratas dalam KMS, dapat merupakan cerminan dari keadaan berikut:

1. benar keadaan gizi-nya lebih karena berat badan menurut tinggi badannya (BB/TB) di atas +2 SD dari baku BB/TB

2. bukan gizi lebih, karena anak bersangkutan jangkung (TBnya melebihi rata-rata TB anak normal) pada umur tersebut, dan berat badannya proporsional menurut tinggi badannya (normal) atau BB/TB antara –2 SD dan +2 SD.

F. KESIMPULAN & SARAN

Kesimpulan :

(14)

Spirit Publik Vol. 9, No. 1, Oktober 2014 Hal. 1 – 14

14

publik.

2). Sehingga dengan kegiatan yang menitikberatkan pada upaya pemberdayaan masyarakat tersebut sangat penting dan menjadi harapan masyarakat untuk di tindaklanjuti dengan kreatifitas dalam pengalian dana secara mandiri dari, oleh , dan untuk masyarakat.

Saran :

1). Perlu peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengaktifkan peran Posyandu agar lebih optimal dalam pelayanan dari, oleh, dan untuk masyarakat.

2). Kader sebagai ujung tombak kemajuan posyandu perlu dibekali dengan keahlian yang bisa mendorong kreatifitas kader.

Daftar Pustaka :

Budi Winarno.2007. Kebijakan Publik : Teori & Proses. Jogjakarta : Media Press

Miftah Thoha. 2005. Dimensi-dimensi

Prima Ilmu Administrasi Negara.

Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Miftah Thoha. 2007. Birokrasi & Politik di

Indonesia. Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada.

Moeljarto Tjokrowinoto. 1995. Pembangunan Ekonomi, Sumber

Daya Manusia & Masalah Sosial.

Jogjakarta : PPK-UGM.

Sedarmayanti. 2003. Good Governance (Kepemerintahan yang Baik) dalam Rangka Otonomi Daerah; Upaya Membangunan Organisasi yang Efektif dan Efisien melalui Restrukturisasi dan

Pemberdayaan. Bandung :

Mandar Maju.

Sudarmanto. 2009. Kinerja dan

Pengembangan Kompetensi SDM : Teori, Dimensi Pengukuran,

Implementasi dalam Organisasi.

Jogjakarta : Pustaka Pelajar. Yeremias T. Keban. 2004. Enam Dimensi

Strategis Administrasi Publik,

Konsep, Teori dan Isu. Jogjakarta

Gambar

Tabel 2 Tahapan Kegiatan Pengabdian

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara Kualitas pengelolaan (X1), supervisi akademik (X2)

Muhammad Ruslan Umar, M.Si.. Sri

Dengan kuasa resmi untuk mewakili dan bertindak untuk dan atas nama (………….) dan setelah memeriksa serta memahami sepenuhnya seluruh isi pengumuman Pelelangan

Salah satu penyewaan yang ada pada JN Photograph Kudus dalam bidang fotografi adalah penyewaan kamera dan jasa fotografi.Pelayanan penyewaan yang ada saat ini

Bangkitan pergerakan dan Tarikan perjalanan (trip generation and trip atraction) adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona

The widening deficit causes concerns about the possible higher trade deficit in 2019.. Stocks Recommendation (details on the

Memastikan anak-anak yang diasingkan dari lingkungan keluarga mereka mendapatkan pengasuhan alternatif atas tanggungan negara, contoh: anak yang kedua orangtuanya

Percobaan pertama yaitu perlakuan berupa pemberian ekstrak segar teripang yang baru diformulasikan pada media pemeliharaan larva udang galah dan percobaan kedua yaitu