• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Karakter Morfologi, Agronomi, dan Fenologi Tanaman Gonda (Sphenoclea zeylanica Gaertn) di Kabupaten Tabanan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Identifikasi Karakter Morfologi, Agronomi, dan Fenologi Tanaman Gonda (Sphenoclea zeylanica Gaertn) di Kabupaten Tabanan."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

i

IDENTIFIKASI

KARAKTERMORFOLOGI, AGRONOMI, DAN FENOLOGI TANAMAN GONDA (Sphenoclea zeylanica Gaertn)

DI KABUPATEN TABANAN

SKRIPSI

Skripsi ini di ajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Udayana

OLEH

I WAYAN JUNARTA NIM 1005105079

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI KONSENTRASI AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

ii

PERNYATAAN KESEASLIAN KARYA SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi. Sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau pernah diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Saya bersedia dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam aturan yang berlaku apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya saya sendiri atau mengandung tindakan plagiarism.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Denpasar, 15 Januari 2016 Yang menyatakan,

(3)

iii ABSTRAK

I WAYAN JUNARTA. NIM. 1005105079. Identifikasi Karakter Morfologi, Agronomi, dan Fenologi Tanaman Gonda (Sphenoclea zeylanica Gaertn) di Kabupaten Tabanan. Pembimbing I : Ir. I Gusti Alit Gunadi, MS. Pembimbing II : Ir. Ni Luh Made Pradnyawathi, MP.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter morfologi, agronomi serta tahapan pertumbuhan dan perkembangan (fenologi) tanaman gonda yang dilaksanakan dari Bulan November 2014 - Februari 2015 di Kabupaten Tabanan. Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi kultivar tanaman gonda, daerah penyebaran, cara budidaya, dan kondisi lingkungan. Identifikasi meliputi tiga karakter yaitu, morfologi, agronomi, dan fenologi. Hasil dari penelitian didapatkan dua kultivar tanaman gonda yaitu Gonda Jagoan dan Gonda Bali. Berdasarkan karakter morfologi, akar gonda menyerupai benang, berbatang herba, daun lonjong – lanset, dan bunga berbentuk bulir. Berdasarkan karakter agronomi, panen konsumtif dilakukan pada kisaran umur 18-20 hari setelah pindah tanaman (HSPT). Fenologi diawali dari perkecambahan pada umur 1-30 hari setelah sebar benih (HSSB), munculnya bulir dan munculnya bunga pada kisaran umur 10-20 HSPT dan penuaan pada kisaran umur 30-50 HSPT.

(4)

iv ABSTRACT

I WAYAN JUNARTA. NIM. 1005105079. Identification Morphology, Agronomy, and Fhenology of Gonda (Sphenoclea zeylanica Gaertn) in Tabanan. Supervisor I : Ir. I Gusti Alit Gunadi, MS. Supervisor II : Ir. Ni Luh Made Pradnyawathi, MP.

This study aims to determine the morphological, agronomic and stage growth and development (phenology) Gonda plant conducted from November 2014 - February 2015 in Tabanan. Observations conducted to obtain information cultivar Gonda, regional spread, way of cultivation, and environmental conditions. Identification includes three characters, namely, morphology, agronomic, and phenology. Results of the research showed that two cultivars of Gonda Jagoan and Gonda Bali. Based on morphological characters, roots similar like thread, herbaceous trunked, oval – lanceolate leaves, and fascicle flower shaped. Based on the character of agronomy, crop consumptive done at the age range of 18-20 days after moving plants. Phenology beginning of germination at the age of 1-30 days after sowing seeds, the rise of grain and the emergence of interest in the age range 10-20 days after moving plants and aging on age range 30-50 days after moving plants.

(5)

v RINGKASAN

Tabanan merupakan kabupaten penghasil produk pertanian dominan di Bali salah satunya adalah tanaman sayur-mayur. Dalam kesehariannya masyarakat tidak akan terlepas dari hidangan lauk-pauk berupa sayur. Sayur merupakan penyumbang nutrisi dan vitamin yang sangat dibutuhkan tubuh manusia. Namun demikian, banyak jenis sayur - mayur yang sampai saat ini belum dimanfaatkan sebagai sayuran konsumsi dan sumber penghasilan tambahan bagi petani, salah satu di antaranya adalah tanaman gonda (Sphenoclea zeylanica Gaertn).

Tanaman gonda merupakan tanaman aquatic dengan ciri morfologi menyerupai tanaman kangkung (Ipomaea aquatic), yaitu berongga pada bagian batang dengan lingkungan tumbuh pada kondisi tanah berlumpur. Pada dasarnya tanaman gonda dikenal sebagai tumbuhan gulma padi sawah dan hanya sebagian orang yang melirik tanaman gonda sebagai sayur yang enak dan punya kandungan gizi yang baik. Kurangnya perhatian dan terbatasnya informasi mengenai tanaman ini, menyebabkan sedikit dilakukan kegiatan untuk mengangkat eksistensi tanaman gonda sebagai salah satu sayur pilihan masyarakat. Langkah awal yang perlu dilakukan adalah pengumpulan data dasar dengan cara observasi dan perumusan karakteristik.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan merumuskan karakter morfologi, agronomi dan fenologi tanaman gonda (Sphenoclea zeylanica Gaertn). Lokasi penelitian di Kabupaten Tabanan. Penelitian dilaksanakan dari Bulan November 2014 sampai Bulan Februari 2015. Berdasarkan hasil observasi lapangan, penyebaran tanaman gonda yaitu pada kawasan daerah basah (persawahan/parit) yang dominan dekat dengan pesisir pantai. Tanaman gonda yang dibudidayakan terdiri dari dua kultivar, yaitu Gonda Bali dan Gonda Jagoan, di mana kedua kultivar tersebut dibudidayakan dalam dua tahap, yaitu pembibitan dan penanaman.

(6)

vi

monopodial, sedangkan Kultivar Gonda Bali memiliki cara percabangan

simpodial. Perbedaan karakter agronominya terletak pada berat segar, berat

kering, kelembutan dan citarasa yang nampak pada kisaran umur 18-20 HSPT. Fenologi dari tahap pembibitan tanaman gonda mulai berkecambah pada umur 3 hari setelah sebar benih (HSSB). Bibit siap dipindahtanamkan kisaran umur 30 HSSB. Pada saat dipindahtanamkan bibit mengalami proses stagnasi dengan ciri-ciri layu dan pucat selama 3-5 hari setelah pindah tanam (HSPT). Umur 10-20 HSPT tanaman mulai memasuki proses pembungaan dengan indikasi tumbuhnya tunas bulir. Kisaran umur 18-20 HSPT tanaman sudah siap di panen kunsumtif. Dari hasil pengamatan kultivar Gonda Bali lebih cepat mengalami proses pembungaan serta pembuahan, dan lebih lama bertahan hidup dibandingkan kultivar Gonda Jagoan. Selanjutnya proses penuaan mulai nampak pada umur 30-50 HSPT dengan tanda pada batang dan daun menguning kemudian tanaman mati memasuki umur 45-65 HSPT.

(7)

vii

IDENTIFIKASI

KARAKTER MORFOLOGI, AGRONOMI, DAN FENOLOGI TANAMAN GONDA (Sphenoclea zeylanica Gaertn)

DI KABUPATEN TABANAN

I Wayan Junarta NIM. 1005105079

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. I Gusti Alit Gunadi, MS. Ir. Ni Luh Made Pradnyawathi, MP. NIP : 19590330 198601 1 001 NIP : 19640430 199203 2 001

Mengesahkan, Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Udayana

Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS. NIP : 19630515 198803 1 001

(8)

viii

IDENTIFIKASI

KARAKTER MORFOLOGI, AGRONOMI, DAN FENOLOGI TANAMAN GONDA (Sphenoclea zeylanica Gaertn)

DI KABUPATEN TABANAN

Dipersiapkan dan diajukan oleh I Wayan Junarta

NIM. 1005105079

Telah diuji dan dinilai oleh Tim Penguji Pada tanggal, 15 Januari 2016

Berdasarkan SK Dekan Fakultas Pertanian Univeritas Udayana No. : 07/UN14.1.23/DL/2016

Tanggal : 12 Januari 2016 Tim Penguji Skripsi adalah : Ketua : Ir. I Nyoman Sutedja, MS. Anggota :

1. Ir. I Gusti Ngurah Raka, MS. 2. Ir. Utami, MS.

3. Ir. I Gusti Alit Gunadi, MS.

(9)

ix

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama I Wayan Junarta, lahir di Gianyar tanggal 11 Juli 1991, merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan I Ketut Murda dan Ni Wayan Takir.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puja dan Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul Identifikasi Karakter Morfologi, Agronomi, dan Fenologi Tanaman Gonda (Sphenoclea zeylanica Gaernt) di Kabupaten Tabanan.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua dan seluruh keluarga yang telah membantu baik secara moral maupun material dalam penyelesaian skripsi ini, Prof. Dr. Ir. I nyoman Rai, MS., selaku dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana dan Ir. I Nyoman Puja, MS., selaku Ketua Jurusan/Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana atas fasilitas dan kemudahan yang diberikan kepada penulis, Ir. I Gusti Alit Gunadi, MS., selaku dosen pembimbing I dan Ir. Ni Luh Made Pradnyawathi, MP., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan masukan dan bimbingan dengan penuh kesabaran dan perhatian, Ir. I Wayan Wiraatmaja MP., selaku dosen Pembimbing Akademik yang selama ini telah banyak membimbing selama kuliah, seluruh staf dosen, teman-teman mahasiswa dan pihak lainnya yang telah memberikan bantuan, saran, dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, penulis senantiasa menerima segala kritikan dan masukan. Semoga hasil penelitian ini berguna bagi yang memerlukan.

Denpasar, 15 Januari 2016

(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

RINGKASAN ... v

HALAMAN PERSETUJUAN ... vii

TIM PENGUJI... viii

RIWAYAT HIDUP ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Hipotesis... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Gonda... 4

2.2 Lingkungan Tumbuh... 5

2.3 Identifikasi, Morfologi, Agronomi dan Fenologi ... 6

2.3.1 Identifikasi... 6

2.3.2 Morfologi ... 6

2.3.3 Agronomi ... 7

(12)

xii III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat ... 9

3.2 Alat dan Bahan ... 9

3.3 Metode Penelitian ... 9

3.3.1 Tahap inventarisasi ... 9

3.3.2 Tahap identifikasi morfologi ... 10

3.3.3 Tahap identifikasi karakter agronomi dan fenologi ... 14

3.3.4 Analisis dan penyajian data ... 16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... 18

4.1.1 Tahap inventarisasi ... 18

4.1.2 Tahap identifikasi karakter morfologi ... 20

4.1.3 Tahap identifikasi karakter agronomi dan fenologi ... 25

4.1.3.1 Karakter agronomi ... 25

4.1.3.2 Fenologi ... 29

4.2 Pembahasan ... 32

4.2.1 Karakter morfologi ... 32

4.2.2 Identifikasi karakter agronomi dan fenologi ... 34

4.2.2.1 Karakter agronomi ... 34

4.2.2.2 Fenologi ... 35

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 39

5.2 Saran ... 39

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

4.1 Karakter Akar Tanaman Gonda ... 21

4.2 Karakter Batang Tanaman Tonda ... 22

4.3 Karakter Daun Tanaman Gonda Siap Panen ... 23

4.4 Karakter Organ Generatif ... 24

4.5 Karakter Agronomi Tanaman Gonda Tahap Pembibitan ... 25

4.6 Karakter Agronomi Tanaman Gonda Tahap Penanaman ... 27

4.7 Panen Konsumtif Tanaman Gonda ... 28

4.8 Fenologi Tanaman Gonda Tahap Tembibitan ... 29

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

4.1 Bibit Tanaman Gonda ... 18

4.2 Panen Konsumtif (A) dan Kanen Benih Gonda Jagoan (B)... 19

4.3 Akar Gonda Jagoan (A) dan Gonda Bali (B) ... 20

4.4 Batang Gonda Jagoan (A) dan Gonda Bali (B) ... 21

4.5 Daun Gonda Jagoan ( baris atas) dan Gonda Bali ( baris bawah ) ... 22

4.6 Bulir Tanaman Gonda Jagoan (A) dan Gonda Bali (B) ... 23

4.7 Bibit Tanaman Gonda Umur 30 HSPT ... 25

4.8 Tanaman Gonda Panen Konsumtif Umur 20 HSPT (Gonda Jagoan (A) dan Gonda Bali (B)) ... 26

4.9 Panen Benih Tanaman Gonda Kisaran Umur 30-40 HSPT ... 27

4.10 Buah masak Gonda Jagoan (A) dan Gonda Bali (B) ... 31

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

(16)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tabanan merupakan kabupaten penghasil produk pertanian dominan di Bali salah satunya adalah tanaman sayur-mayur. Dalam kesehariannya masyarakat tidak akan terlepas dari hidangan lauk-pauk berupa sayur. Sayur merupakan penyumbang nutrisi dan vitamin yang sangat dibutuhkan tubuh manusia. Dalam pembangunan ekonomi, sayur-mayur memiliki sumbangan yang tidak sedikit, karena banyak jenis sayur-mayur yang bisa tumbuh dengan baik di lahan petani dan memiliki prospek yang cerah di pasar nasional. Namun demikian, banyak jenis sayu-mayur yang sampai saat ini belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai sayuran konsumsi dan sumber penghasilan tambahan bagi petani, salah satu di antaranya adalah tanaman gonda (Sphenoclea zeylanica Gaertn).

Tanaman gonda merupakan tanaman aquatic dengan ciri morfologi menyerupai tanaman kangkung (Ipomaea aquatic), yaitu berongga dengan lingkungan tumbuh pada kondisi tanah berlumpur. Tanaman gonda tergolong dalam tumbuhan setahun yang banyak dibudidayakan pada daerah persawahan basah (Artanaya, dan Widiada 2013). Menurut klasifikasi taksonomi (Mani, 2014), tanaman gonda tergolong ke dalam keluarga Sphenocleaceae dan memiliki kerabat dekat satu keluarga yaitu Sphenoclea pongantium.

(17)

gonda segar mengandung lemak 4,47 %; protein kasar 18,27 %; karbohidrat 70,30 %; dan abu 6,69 % berdasarkan bobot kering. Di samping kandungan nutrisinya, secara ekonomis memiliki nilai jual yang relatif lebih baik dibandingkan dengan beberapa jenis sayuran daun lainnya (Sundaru, dkk., 1956).

Penanaman gonda di Kabupaten Tabanan secara umum ditanam dengan sistem penanaman tunggal (monokultur). Tanaman gonda dipanen sekali, berbeda halnya dengan jenis tanaman kangkung yang dipanen beberapa kali. Untuk teknik pemanenan, petani memanen tanaman tersebut dengan cara memotong bagian pangkal batang dengan menggunakan sabit. Apabila umur panen lewat dari waktu panen tanaman gonda akan sulit untuk dipasarkan karena sayur gonda ini akan memiliki rasa yang pahit dan konsumen umunya tidak menyukainya.

Kultivar tanaman gonda antara satu dengan yang lainnya memiliki karakter morfologi (bentuk batang, bentuk daun, dan buah), yang hampir serupa. Perbedaan ciri fisik akan terlihat pada saat kisaran umur tanaman 18-22 HSPT. Namun dari keterbatasan tersebut, tanaman gonda memiliki banyak keunggulan salah satunya adalah umur panen yang pendek. Waktu pembibitan dari awal menebar benih sampai bibit siap ditanam ke lahan membutuhkan waktu kurang lebih 30 hari, dan umur tanaman dari awal pindah ke lahan hingga siap panen hanya 18-20 hari. Untuk memproduksi benih tanaman gonda dibiarkan sampai mengalami proses penuaan sampai bulir matang merata dengan kisaran umur 30-45 HSPT. Masa pembudidayaan tanaman gonda ini sampai produksi memerlukan waktu 48-50 hari (hasil survey).

(18)

mengangkat eksistensi dan status tanaman gonda yang awalnya dikenal sebagai gulma menjadi tanaman sayuran spesifik dalam rangka penganekaragaman tanaman sayuran.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah karakter morfologi, agronomi, dan fenologi tanaman gonda yang ada di Kabupaten Tabanan.

1.3 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter morfologi, agronomi, dan fenologi tanaman gonda yang ada di Kabupaten Tabanan.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi karakteristik tanaman gonda yang nantinya dapat digunakan sebagai data dasar dalam pengembangan danpenelitian selanjutnya.

1.5 Hipotesis

(19)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Tanaman Gonda

Tanaman gonda merupakan tanaman herba aquatic yang termasuk dalam keluarga Sphenocleaceae. Klasifikasi taksonomi dijelaskan sebagai berikut :

Divisio : Spermathophyta Sub-divisio : Angiosperme Clas : Dicotyledonae Ordo : Solanales Family : Sphenocleaceae Genus : Sphenoclea Gaertn.

Spesies : Sphenoclea zeylanica Gaertn

Tanaman gonda secara umum dikenal sebagai gulma tanaman padi sawah yang dimanfaatkan sebagai tanaman sayuran. Khasiat lain dari tanaman gonda yaitu untuk menyembuhkan luka memar akibat gigitan serangga (Quatrocchi, 2013) dan memiliki senyawa beta karoten yang merupakan zat antioksidan penangkal radikal bebas (Cintari, dkk. 2013).

Organ vegetatif tanaman gonda terdiri dari akar, batang pokok, cabang primer, cabang sekunder, cabang kuarter, cabang tersier, dan daun. Akar berserat, berwarna putih-coklat, batang tanaman gonda bersifat licin, batang bulat-bersegi lima, berongga, tumbuh tegak, dan bercabang. Daun tunggal dengan bentuk bulat-lanset, atau bulat telur-lanset (Deyuan, 1983).

Organ generatif berbentuk bulir yang tersusun atas bunga dan buah. Tanaman gonda memiliki bunga hermaprodit berukuran ± 2 mm, kelopak berjumlah 5 helai dan menyatu

(20)

berbentuk bulat telur - bundar, mahkota menyatu berwarna putih dengan panjang 1,5 mm, dan biji berwarna coklat - kuning (Prosperi, 2007).

Tanaman gonda hampir tersebar di seluruh negara di dunia yang memiliki iklim tropis dan sub-tropis, seperti Bangladesh, Bolivia, Plurinasional Serikat, Kamboja, Kosta Rika, Ekuador, India, Indonesia, Iran, Laos, Amerika Serikat, Bolivarian, Vietnam dan Zambia (Mani, 2011). Tanaman gonda awal mulanya berasal dari kawasan Asia, penyebaran secara global berkaitan dengan penyebaran benih padi, di mana benih tanaman gonda merupakan kontaminan benih padi (Carter, 2013).

2.2 Lingkungan Tumbuh

Tanaman gonda hampir bisa tumbuh di semua jenis lingkungan di daerah dataran rendah, di antaranya tepi sungai, parit, rawa-rawa, irigasi dan sawah basah (Mani, 2014). Tanaman gonda umumnya tumbuh baik pada daerah dekat dengan pesisir pantai atau daerah yang memiliki ketinggian tempat 0 – 300 m dpl (Prosperi, 2007). Tanaman gonda bisa tumbuh dan berproduksi dengan baik bila ketersediaan air terpenuhi, yaitu seperti kondisi bagian pangkal batang (10 %) tenggelam dan sisanya berada di atas air (emergent) dan semakin muda tanaman gonda maka semakin banyak air yang diperlukan.

(21)

Iklim merupakan faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Tajudin, 2007). Faktor iklim yang ikut mengendalikan pertumbuhan suatu tanaman yaitu sinar matahari, temperatur, angin dan curah hujan. Iklim sangat berpengaruh terhadap suhu air dan penetrasi cahaya untuk tanaman aquatic. Tanaman gonda tumbuh di air tawar di mana karakteristik air tawar yaitu cukup sensitif terhadap perubahan iklim, khususnya suhu udara. 2.3 Identifikasi, Morfologi, Agronomi dan, Fenologi

2.3.1 Identifikasi

Menurut Widodo (1994), identifikasi adalah determinasi suatu takson berdasarkan persamaan dan perbedaan secara menyeluruh dengan takson yang lain. Pernyataan yang sama menurut Dasuki (1992), identifikasi adalah pemberian atau penentuan nama ilmiah atau takson terhadap spesimen tumbuhan yang belum diketahui namanya dengan menyamakan sifat-sifat dari tumbuhan yang telah lebih dahulu diketahui nama ilmiah atau taksonnya.

2.3.2 Morfologi

Menurut Tjitrosoepomo (2001) morfologi tumbuhan merupakan ilmu yang berasal dari cabang ilmu tumbuhan yang memuat pengetahuan tentang istilah-istilah yang lazim dipakai dalam ilmu tumbuhan, khususnya dalam taksonomi tumbuhan sekaligus juga berisi tuntunan bagaimana cara mendiskripsikan tumbuhan. Dalam perkembangan selanjutnya, morfologi tumbuhan dipisahkan menjadi dua macam yaitu morfologi luar (morphologi in sensu stricto) dan morfologi dalam yang di istilahkan anatomi tumbuhan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa, karakter morfologi mencangkup tentang karakter akar, batang, daun, dan alat perkembangbiakan (bunga, buah, dan biji).

(22)

Menurut Jumin (1994), Agronomi merupakan suatu ilmu yang mempelajari cara pengelolaan tanaman pertanian dan lingkungan guna memperoleh produksi yang maksimum. Cakupan aspek biotik meliputi tanaman (individu dan kelompok) baik yang sejenis maupun berbeda jenis. Cakupan abiotik meliputi semua komponen tidak hidup yang mempengaruhi kehidupan individu yang dipelajari. Selanjutnya dikatakan bahwa agronomi mengandung kerangka acuan yang berisi 3 pengertian yaitu, lapang produksi, pengelolaan dan produksi maksimum. Lapang produksi yang dimaksud yaitu media tumbuh tanaman dan kondisi lingkungan, bisa berupa sebidang tanah, media dalam pot, media air, media buatan dan lain sebagainya. Pengelolaan yaitu kegiatan yang dilakukan untuk proses, penanganan dan perawatan terhadap tanaman dan lingkungan. Produksi maksimum merupakan sasaran tindak agronomi yaitu untuk mengetahui bagaimana dan seberapa titik maksimum produktivitas suatu tanaman. Produksi bisa meliputi organ generatif (buah, biji dan bunga), maupun organ vegetatif (karakter akar, batang, dan daun).

2.3.4 Fenologi

Fenologi dalam bidang ilmu pertanian adalah ilmu tentang periode fase-fase yang terjadi secara alami pada tanaman. Berlangsungnya fase-fase tersebut sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitar, seperti lamanya penyinaran, suhu dan kelembaban udara (Fewless, 2006).

(23)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan beberapa alternatif solusi yang ditawarkan perusahaan memilih untuk diadakannya kegiatan dengan meningkatkan quality maintenance system seperti melakukan

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui kombinasi jenis dan konsentrasi filler (dekstrin dan tepung beras) terbaik sehingga dapat menghasilkan puree jambu

Telemetri sistem digunakan pada perlombaan F1 dengan tujuan untuk mengetahui kondisi mobil yang sedang melaju sehingga dapat menentukan strategi yang tepat [1].. Selain pada

2. Terpaku pada Hasil Keuangan. Bukan hanya manajer senior yang terlatih dan terbiasa dengan ukuran keuangan, tetapi mereka juga mendapatkan tekanan tentang kinerja keuangan

Artikel yang diajukan ke Jurnal Farmasi Udayana belum pernah dipublikasikan sebelumnya (kecuali dalam bentuk abstrak atau sebagai bagian dari skripsi), tidak dalam

Remaja dalam status achievement dan foreclosure dicirikan oleh rendahnya tingkat masalah psikososial,sedangkan remaja dalam status searching moratorium melaporkan lebih

Sebagaimana kita ketahui bahwa masalah makro ekonomi yang cukup rumit dan sering mengganggu kestabilan ekonomi di Negara-negara berkembang adalah masalah kemiskinan

Responden pada kategori usia muda dan usia dewasa cenderung memiliki persepsi yang positif terhadap pembangunan kebun raya di Kabupaten Sambas. Pada kedua kategori usia