• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 672009009 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 672009009 Full text"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Optimasi Parameter

Metric

Routing

Protocol

pada

Dynamic

Routing

Protocol

EIGRP

Artikel Ilmiah

(Computer Network)

Oleh:

Nino Antonius

NIM: 672009009

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

Optimasi Parameter

Metric

Routing

Protocol

pada

Dynamic

Routing

Protocol

EIGRP

1)

Nino Antonius, 2)Wiwin Sulistyo Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email : 1)672009009@student.uksw.edu, 2)wiwinsulistyo@staff.uksw.edu

Abstract

Routing protocol in computer networking technologies take important role in sending data from the sender’s computer to the recipient’s computer. Data transfer speed in a routing protocol is indispensable. The data transfer speed is affected by the ability of routing protocol while choose the best path. It is influenced by metric value. EIGRP is a protocol developed by CISCO with several advantages compared with other types of routing. EIGRP has a metric value K that can be configured. This research is to get a combination of metric K which result the best path.

Keywords: EIGRP, Metric, Routing

Abstrak

Routing protocol dalam teknologi jaringan komputer mengambil peranan penting dalam mengirim data dari komputer pengirim ke komputer penerima. Dalam routing protocol kecepatan pengiriman data sangat diperlukan. Kecepatan pengiriman data ini dipengaruhi oleh kemampuan routing protocol dalam memilih jalur yang terbaik. Hal ini dipengaruhi oleh nilai metric. EIGRP merupakan protocol yang dikembangkan oleh CISCO dengan beberapa kelebihan dibandingkan dengan jenis routing lain. EIGRP memiliki nilai metric K yang dapat dikonfigurasi. Penelitian ini untuk mendapatkan kombinasi metric K yang menghasilkan jalur yang terbaik.

(8)

1. Pendahuluan

Routing protocol dalam perkembangan teknologi jaringan komputer mengambil peranan penting dalam pengiriman data. Dalam routing protocol kecepatan pengiriman data sangat diperlukan. Kecepatan pengiriman data ini dipengaruhi oleh kemampuan routing protocol dalam memilih jalur yang terbaik. Hal ini dipengaruhi oleh nilai metric pada routing protocol.

EIGRP merupakan protocol yang dikembangkan oleh CISCO dan tidak dapat diterapkan pada perangkat jaringan selain CISCO. EIGRP merupakan routing protocol terbaik dari CISCO dengan beberapa kelebihan yang dimilikinya. EIGRP memiliki kelebihan dibandingkan dengan routing lain, yaitu memiliki nilai metric yang dapat dikonfigurasi dan berpengaruh dalam hasil routing [1]. EIGRP memiliki lima nilai metric yaitu K1, K2, K3, K4, dan K5. Kelima metric ini memiliki fungsi yang berbeda-beda dan berpengaruh dalam routing. Pada umumnya EIGRP secara default hanya menggunakan metric K1 dan K3 saja. Penggunaan metric K1 dan K3 sesuai dengan yang disarankan oleh CISCO, sehingga perlu dilakukan percobaan dengan menambah metric yang lainnya.

Dengan menganalisis routing EIGRP berdasarkan kombinasi default metric K ditambah dengan nilai metric K yang lain, penelitian ini menghasilkan kombinasi metric K terbaik yang menghasilkan jalur routing yang terbaik.

2. Tinjauan Pustaka

Routing protocol adalah bahasa router untuk berkomunikasi dengan router lain dalam berbagi informasi mengenai kemampuan jangkauan dan status jaringan. Metric yang meliputi bandwidth, reliability (keandalan), delay dan arus beban di jalan itu digunakan oleh routing algoritma untuk menentukan jalur optimal ke tujuan [2]. EIGRP merupakan protocol yang dikembangkan oleh CISCO dan tidak dapat diterapkan pada perangkat jaringan selain CISCO. EIGRP merupakan pengembangan dari Interior Gateway Routing Protocol (IGRP). EIGRP memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan routing protocol RIP (Routing Information Protocol) [3].

EIGRP memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan RIP dan IGRP antara lain konvergensi lebih cepat, mendukung pengalamatan CIDR dan VLSM (classless). Selain kelebihan tersebut EIGRP merupakan satu-satunya routing protocol yang menawarkan fitur backup route. Dengan adanya backup route EIGRP tidak perlu melakukan perhitungan ulang untuk menentukan jalur terbaik, bila terjadi perubahan pada jaringan. Perhitungan ulang jalur terbaik dilakukan jika backup route juga mengalami kegagalan. Kelebihan lainnya adalah partial update, EIGRP mengirimkan update hanya jika terjadi perubahan pada route atau metric, tidak seperti RIP yang melakukan update secara periodik. Pada EIGRP update yang dikirimkan hanya berisi tentang route yang mengalami perubahan saja. Update ini juga hanya ditujukan pada router-router yang membutuhkan informasi tersebut. Dengan adanya partial update ini EIGRP menghabiskan bandwidth yang lebih sedikit [1].

(9)

berisi daftar jalur beserta dengan nilai perhitungan metric EIGRP. Setiap jalur tujuan ditandai dengan status aktif atau pasif, jika status pasif berarti router mengetahui jalur ke tujuan, jika status aktif berarti terjadi perubahan pada jalur dan router akan mengirimkan update untuk beberapa router. Jalur tujuan pada topology table terdiri dari successor route yang merupakan jalur terbaik untuk menuju tujuan dan feasible successor yang merupakan jalur tebaik kedua atau alternatif untuk menuju tujuan. Routing table, merupakan sebuah peta yang memuat semua jalur tujuan yang ada. Routing table terbentuk berdasarkan informasi yang didapat dari topology table [4].

Metric K terdiri dari metric K1, K2, K3, K4 dan K5 yang mempunyai fungsi dalam pengiriman data untuk menentukan path selection. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan satu persatu. Metric K1 dalam EIGRP bekerja untuk menganalisa path selection dengan memperhatikan atau didasarkan pada bandwidth-bandwidth yang tersedia dari jalur asal sampai jalur tujuan. Untuk menganalisa bandwidth-bandwidth yang tersedia metric K1 menggunakan salah satu dari dua variasi throughput yang ada pada jalur tersebut. Variasi throughput ini di dalam EIGRP dinamakan: pertama Maximum Theoretical Bandwidth yaitu jalur yang dipilih berdasarkan bandwidth tertinggi, kedua Network Throughput yaitu jalur yang dipilih didasarkan pada bandwidth tertinggi yang tersedia. Pada variasi throughput

yang kedua ini pengertian “yang tersedia” karena pemilihan jalur di dasarkan pada

(10)

digunakan untuk seleksi berdasarkan link quality. Metric K5 digunakan untuk seleksi berdasarkan packet loss. Packet loss yang disebabkan oleh masalah jaringan yang mempengaruhi kinerja atau jitter yang sangat nyata. Pengaruh kinerja ini akan terlihat pada streaming, voice over IP, game online dan video conferencing, dan semua aplikasi jaringan lain [4].

Bandwidth adalah jumlah bit yang dikirimkan dalam satu detik. Throughput adalah bandwidth aktual yang diukur pada waktu tertentu. Beberapa hal yang mempengaruhi bandwidth dan throughput adalah piranti jaringan, tipe data yang ditransfer, topologi jaringan, banyaknya pengguna jaringan, spesifikasi komputer user, spesifikasi komputer server, induksi listrik dan cuaca [5].

3. Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode PPDIOO yang digambarkan pada Gambar 1. Metode ini dikembangkan oleh CISCO dalam desain sistem jaringan. Tahap-tahap yang ada dalam metode PPDIOO adalah Prepare, Plan, Design, Implement, Operate dan Optimize [6].

Ga mbar 1 Metode PPDIOO [8]

Pada tahap prepare dilakukan penyusunan rencana kerja dalam segi teknologi yang dibutuhkan maupun strategi yang dipakai untuk membangun jaringan LAN dengan routing EIGRP. Pada tahap plan mempersiapkan kebutuhan penelitian, seperti hardware dan software yang diperlukan dalam penelitian ini. Kebutuhan untuk penelitian ini dapat dipisah menjadi dua, yaitu kebutuhan perangkat keras (hardware) dan kebutuhan perangkat lunak (software).

Kebutuhan perangkat keras meliputi lima unit PC dengan spesifikasi processcor Pentium(R) Dual-Core CPU E 5500 @ 2,80GHz 2,79 GHz, memory 2 GB RAM, LAN Card 2 buah, dan kabel cross yang digunakan untuk menghubungkan jaringan antara PC dengan PC.

(11)

akan dipasang pada PC A untuk membuat komputer server dan pada PC C untuk membuat komputer client. Bandwidth Meter Pro, merupakan aplikasi yang digunakan untuk memonitoring penggunaan bandwidth. Aplikasi ini akan dipasang pada komputer client.

Ga mbar 2 Topologi Jaringan

Tahap design akan dijelaskan topologi yang akan digunakan. Gambar 2 merupakan topologi yang akan digunakan. Penggunaan topologi ini sudah mencukupi untuk melakukan percobaan ini. Untuk membuat topologi ini menggunakan empat buah komputer yang akan dijadikan router dengan aplikasi GNS3. GNS3 akan dipasang kedalam PC A, B, C dan D untuk membuat router A, B, C dan D. Pada PC A dan C akan dipasang VirtualBox dan FileZilla untuk membuat komputer server pada PC A dan kompuer client pada PC C.Pada tahap implement akan dilakukan instalasi GNS3 pada PC A, B, C dan D. Pembuatan dan konfigurasi router A, B, C dan D. Instalasi VirtualBox pada PC A dan C. Pembuatan komputer server pada VirtualBox di PC A dan komputer client PC C. Instalasi FileZilla server pada komputer server dan FileZilla client komputer client. Instalasi Bandwidth Meter Pro pada komputer client.

Pada tahap operate dilakukan uji coba pada sistem yang telah dibuat, setelah sistem berjalan dengan baik akan dilakukan pengambilan data. Pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan download file dari server ke client dengan kombinasi metric K yang berbeda-beda. Untuk proses pengambilan data menggunakan aplikasi Bandwidth Meter Pro pada komputer client. Terdapat tiga parameter yang akan diambil dalam pengambilan data, yaitu bandwidth, throughput dan transfer time. Pengambilan data ini akan menggunakan file yang berukuran 14,5 MB yang dilakukan sebanyak 10 kali untuk setiap kombinasi metric K.

4. Hasil dan Pe mbahasan

Pada uji coba pengambilan data dilakukan dengan menggunakan jaringan sederhana pada setiap kombinasi metric K yang diujikan. Konfigurasi routing EIGRP memiliki kombinasi default metric K1 dan K3. Oleh karena itu kombinasi metric K yang akan diuji adalah sebagai berikut.

(12)

Kode Progra m 1 K1 , K3

Router(config)#router eigrp 1

Router(config-router)#metric weights 0 1 0 1 0 0 Router(config-router)#exit

Kombinasi Metric K1, K3 + K2 merupakan konfigurasi default metric dari EIGRP ditambah dengan metric K2. Konfigurasinya dapat dilihat pada Kode Program 2.

Kode Progra m 2 K1, K3 + K2 Router(config)#router eigrp 1

Router(config-router)#metric weights 0 1 1 1 0 0 Router(config-router)#exit

Kombinasi Metric K1, K3 + K4 merupakan konfigurasi default metric dari EIGRP ditambah dengan metric K4. Konfigurasinya dapat dilihat pada Kode Program 3.

Kode Progra m 3 K1, K3 + K4 Router(config)#router eigrp 1

Router(config-router)#metric weights 0 1 0 1 1 0 Router(config-router)#exit

Kombinasi Metric K1, K3 + K5 merupakan konfigurasi default metric dari EIGRP ditambah dengan metric K5. Konfigurasinya dapat dilihat pada Kode Program 4.

Kode Progra m 4 K1, K3 + K5 Router(config)#router eigrp 1

Router(config-router)#metric weights 0 1 0 1 0 1 Router(config-router)#exit

Router(config-router)#metric weights 0 1 1 1 1 0 Router(config-router)#exit

Router(config-router)#metric weights 0 1 1 1 0 1 Router(config-router)#exit

(13)

Kombinasi Metric K1, K3 + K2, K4, K5 merupakan konfigurasi default metric dari EIGRP ditambah dengan metric K2, K4 dan K5. Konfigurasinya dapat dilihat pada Kode Program 8.

Kode Progra m 8 K1, K3 + K2, K4, K5 Router(config)#router eigrp 1

Router(config-router)#metric weights 0 1 1 1 1 1 Router(config-router)#exit

Selain kombinasi metric yang akan digunakan perlu juga dilakukan pengaturan IP yang akan digunakan pada penelitian ini. Pada Tabel 1 dapat dilihat IP yang digunakan pada tiap router dan komputer yang dipakai pada penelitian ini.

Tabel 1 Pengaturan IP

(14)

Ga mbar 3 Hasil Pe rcobaan K1, K3

(15)

Tabel 3 Hasil Percobaan K1, K3 + K2

Ga mbar 4 Hasil Pe rcobaan K1, K3 + K2

Gambar 4 merupakan grafik batang dari Tabel 3. Sumbu x menunjukan percobaan yang dilakukan dan sumbu y menunjukan nilai dari grafik batang tersebut. Dalam pengujian kombinasi metric K1, K2 dan K3 didapatkan data pada Tabel 3 dengan nilai metric 33380. Kombinasi K1, K2 dan K3 pada percobaan yang ke enam ternyata bekerja pada throughput terkecil 275,8 kbps menghasilkan transfer time 523 detik, kemudian pada percobaan yang ke sepuluh pada kombinasi K1, K2 dan K3 yang bekerja pada throughput terbesar 290,3 kbps menghasilkan transfer time 495 detik. Jika dilihat dari pengunaan transfer time yang terbesar 523 detik berada pada percobaan ke enam dengan throughput 275,8 kbps dan dengan pengunaan transfer time terkecil 495 detik berada pada percobaan ke sepuluh dengan throughput 290,3 kbps. Dari hasil percobaan ini rata-rata transfer time adalah 506,8 detik yang bekerja pada throughput 283,97 kbps (lihat Tabel 3). Dari hasil percobaan K1, K2 dan K3 peran K2 sebagaimana

disebutkan “Jika K2 digunakan, efek dari transfer time sebagai ukuran beban oleh pengaturan hubungan akan digunakan untuk menstimulasikan “throughput yang

(16)

Tabel 4 Hasil Percobaan K1, K3 + K4

Ga mbar 5 Hasil Pe rcobaan K1, K3 + K4

(17)

Tabel 5 Hasil Percobaan K1, K3 + K5

Ga mbar 6 Hasil Pe rcobaan K1, K3 + K5

(18)

Tabel 6 Hasil Percobaan K1, K3 + K2, K4

Ga mbar 7 Hasil Pe rcobaan K1, K3 + K2, K4

(19)

Tabel 7 Hasil Percobaan K1, K3 + K2, K5

Ga mbar 8 Hasil Pe rcobaan K1, K3 + K2, K5

(20)

Tabel 8 Hasil Percobaan K1, K3 + K4, K5

Ga mbar 9 Hasil Pe rcobaan K1, K3 + K4, K5

(21)

Tabel 9 Hasil Percobaan K1, K3 + K2, K4, K5

Ga mbar 10 Hasil Percobaan K1, K3 + K2, K4, K5

(22)

Tabel 10 Rata-Rata Pe rcobaan

Ga mbar 11 Rata-Rata Percobaan

Gambar 11 merupakan grafik batang dari Tabel 10. Sumbu x menunjukan kombinasi metric yang dilakukan untuk melihat kombinasi metric-nya dapat dilihat pada Tabel 10 dan sumbu y menunjukan nilai dari grafik batang tersebut. Pada Tabel 10 percobaan ke dua, tiga dan empat yaitu komb inasi K1, K3 + K2 ; K1, K3 + K4 dan K1, K3 + K5 transfer time pada percobaan kombinasi K1, K3 + K2 dalam mengirim data yang kapasitasnya sama memerlukan waktu lebih pendek dari pada K1, K3 + K4 dan K1, K3 + K5. Hasil percobaan ini memberikan pengertian bahwa peran K2 memberikan laporan kemacetan yang disebabkan koneksi, yang kemudian atas dasar informasi ini dipergunakan untuk

menstimulasi informasi kemacetan “throughput yang tersedia” dengan

menyesuaikan throughput maksimal. Peran ini sesuai dengan hasil percobaan yang telah dilakukan dari pengiriman data dengan kapasitas yang sama, yaitu adanya peran K2 memberikan efek kecepatan yang lebih sehingga menghemat waktu sekitar 2,4 detik jika dibandingkan dengan percobaan yang menggunakan K4 dan lebih pendek 7,7 detik jika dibandingkan dengan percobaan yang menggunakan K5.

(23)

Memperlihatkan bahwa kombinasi pada percobaan K1, K3 + K2, K4 pada percobaan lima menghasilkan transfer time terpendek 503 detik, lebih pendek 2,4 detik dari percobaan enam dengan kombinasi K1, K3 + K2, K5 lebih pendek 3 detik dari percobaan tujuh dengan kombinasi K1, K3 + K4, K5. Hasil percobaan ini memberikan pengertian bahwa efek kemaceta n yang sudah di laporkan K2 di dalam rangkaian K4 dan K5 yang memperlihatkan selisih waktu 2,4 detik, lebih pendek dikombinasi K4 di karenakan peran link quality pada jaringan, K4 mencari jaringan yang terbaik, sehingga dalam jaringan yang ada jaringan yang terbaik yang akan terpilih. Dari percobaan ini, jalur yang dilalui adalah tetap.

Kemudian pada rangkaian percobaan dengan kombinasi K5 (packet loss), ketika kombinasi K5 dikombinasikan dengan K1, K3 memberikan efek lebih lambat, sedangkan ketika K5 dikombinasikan dengan K2 atau K4 memberikan percepatan transfer yang lebih cepat. Hasil percobaan ini memberikan pengertian bahwa dalam pengiriman data penggunaan packet loss dengan memanfaatkan K2 dan K4, sebagai throughput dan link quality, pengiriman data menjadi lebih cepat, kecepatan ini disebabkan sudah adanya informasi di dalam sistem bahwa pada jalur yang dipilih memiliki waktu terpendek dan mempunyai kualitas terbaik yang terpilih, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk pengiriman data menjadi lebih pendek.

Dari analisis ini transfer time terkecil pada kombinasi K1, K3 + K2, K4 dimungkinkan karena fungsi K2 dan K4 mempercepat transfer time. Namun ketika menggunakan kombinasi kombinasi K1, K3 + K2, K4, K5 transfer time menjadi meningkat sebesar 518,7 detik. Besarnya nilai ini karena jalur yang di pilih selama percobaan adalah tetap, sebagaimana fungsi K1, komunikasi dilakukan dengan tetangga terdekat yang juga memerlukan waktu sebagimana fungsi K3 dan packet loss sebagaimana fungsi K5 yang menyeleksi data juga menambah waktu, sehingga ketika dijalankan bersama fungsi K2 dan K4 yang masing- masing mengfungsikan stimulasi kemacetan dan link quality masih tetap memberikan nilai yang tinggi pada transfer time.

Ga mbar 12 Kenaikan Load

Ga mbar 13 Nila i Metric

(24)

merubah pemilihan jalur yang telah dipilih. Gambar 13 memperlihatkan nilai metric pada kombinasi K1, K3 + K2 pada saat nilai load satu. Pada saat nilai load ini naik, nilai metric yang ditampilkan pada router tidak berubah yaitu 33380 dapat dilihat pada Gambar 13. Dengan nilai load sembilan seharusnya memiliki nilai metric 33383. Hal ini memberikan pengertian bahwa perhitungan metric EIGRP dilakukan setelah melakukan konfigurasi nilai metric K. Dari ini memberikan pengertian bahwa penggunaan metric K2 tidak bermasalah bila nilai load tidak mengalami kenaikan yang terlalu tinggi. Pada percobaan ini pernah mengalami perubahan jalur pada kombinasi metric K1, K3 + K4, K5 dikarenakan koneksi yang tidak stabil.

5. Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pada topologi yang digunakan pada penelitian ini kombinasi yang terbaik dari beberapa kombinasi yang dilakukan adalah kombinasi K1, K3 + K2, K4. Kombinasi dengan menambahkan kombinasi K2 dan K4 akan memberikan percepatan waktu dalam pengiriman data.

Dari hasil kesimpulan tersebut dapat disarankan di dalam melakukan penelitian lanjutan sebaiknya menggunakan router asli, karena di dalam penelitian ini uji coba menggunakan GNS3. Kedua, dapat dilakukan penelitian lanjutan kombinasi K1, K2, K3, K4 dan K5 dengan menyusun sesuai dengan keinginan peneliti tidak menggunakan kombinasi default metric (K1 dan K3).

6. Daftar Pustaka

[1] Retana , Alvaro, White, Russ, dan Don Slice, 2000, EIGRP for IP: Basic Operation and Configuration, Pearson Education.

[2] C, Archana, 2015, Analysis of RIPv2, OSPF, EIGRP Configuration on router Using CISCO Packet tracer.

[3] Sinaga, Debora Br, Mubarakah, Naemah, 2015, Analisis Kinerja EIGRP pada Topology Mesh.

[4] Cisco, 2015, Enhanced Interior Gateway Routing Protocol draft-savage-eigrp-04.

[5] Dewo, E Setio, 2003, Bandwidth dan Throughput.

Gambar

Gambar 1 Metode PPDIOO [8]
Gambar 2 Topologi Jaringan
Tabel 1 Pengaturan IP
Gambar 3 Hasil Percobaan K1, K3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dilihat dari sisi Akhlak: alhamdulillah sudah baik, artinya memang kalo di sekolah ini yang saya rasakan anak-anak disini itu seakan-akan dari rumah itu malampiaskan diri disini

Pengertian di atas, dapat memberi pemahaman bahwa an-Nubuwwah adalah sebuah gelar atau anugerah yang tidak dapat dicari, yang diberikan oleh Allah kepada

biopsikososial harusnya digunakan dalam melakukan penanganan LBP kronis dan pemberian latihan pada pasien merupakan rekomendasi terbaik, akan tetapi pada prakteknya

Dalam penelitian ini, peneliti mencoba menghitung besarnya pencadangan dana untuk meminimalkan risiko kredit atau yang disebut CKPN dengan menggunakan metode CreditRisk +

Jadi dalam penelitian ini fenomena yang akan diteliti adalah mengenai keadaan penduduk yang ada di Kabupaten Lampung Barat berupa dekripsi, jumlah pasangan usia

Menurut Gagne, Wager, Goal, & Keller [6] menyatakan bahwa terdapat enam asusmsi dasar dalam desain instruksional. Keenam asumsi dasar tersebut dapat dijelaskan

Terdapat sebuah paribasan yang mengajarkan hal ini yaitu paribasan ”kacang mangsa ninggala lanjaran”. Paribasan Jawa ini hampir serupa dengan peribahasa Indonesia

Karena ada beberapa faktor yang membatasi produksi optimal seperti (bahan baku, kapasitas mesin, tenaga kerja, modal/dana dan jumalah permintaan atau jumlah penjualan) maka