• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI SE KECAMATAN SAMPANG, KABUPATEN CILACAP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINGKAT KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI SE KECAMATAN SAMPANG, KABUPATEN CILACAP."

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI

SE KECAMATAN SAMPANG KABUPATEN CILACAP TAHUN 2016

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Memeroleh Gelar Sarjana Olahraga

Oleh:

Yudit Adi Kurniyanto NIM 12601244050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

(Q.S. Al-insyirah 94:6)

“Hidup adalah getaran yang mengalir”

(Emha Ainun Nadjib)

“Bebaskan dirimu dari perbudakan pikiran ,hanya diri kita sendiri yang

bisa bebaskan pikiran kita”

(6)

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada orang-orang yang berada dalam hati saya diantarnya:

1. Kepada orang tua yang tercinta yaitu bapak Warsidi dan Ibu Sulastri yang senatiasa memberikan kasih sayang dan doa yang tak pernah lelah dan selalu memberikan semangat.

(7)

TINGKAT KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI

SE-KECAMATAN SAMPANG , KABUPATEN CILACAP

Oleh:

Yudit Adi Kurniyanto

ABSTRAK

Permasalahan penelitian ini tentang rendahnya tingkat keterampilan teknik dasar bermain sepakbola peserta ekstrakurikuler sepakbola di SMP Negeri se- Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa baik tingkat keterampilan teknik dasar bermain sepakbola peserta ekstrakurikuler di SMP Negeri se Kecamatan Sampang, Kabupaten Cilacap.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survey menggunakan tes Instrumen pengembangan David Lee yang telah dikembangkan oleh Subagyo Irianto (2010: 10). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa peserta ekstrakurikuler sepakbola peserta di SMP Negeri se-Kecamatan Sampang yang berjumlah sebanyak 65 anak. Untuk menganalisis data digunakan statistik deskriptif dengan persentase.

Tingkat keterampilan teknik dasar bermain sepakbola peserta ekstrakurikuler sepakbola di SMP Negeri se-Kecamatan Sampang, Kabupaten Cilacap yang masuk kedalam kategori baik sekali sebanyak 8 siswa atau sebesar 12,31 %, kategori baik sebanyak 17 siswa atau sebesar 26,15 %, kategori cukup sebanyak 32 siswa atau sebesar 49,24 % dan pada kategori kurang sebanyak 4 siswa atau sebesar 6,15 % dan pada kategori kurang sekali sebanya 4 siswa atau sebesar 6,15 %.

Kata kunci : Tingkat Keterampilan, Sepakbola dan Peserta Ekstrakurikuler

(8)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Tingkat Keterampilan Teknik Dasar Bermain Sepakbola Peserta

ekstrakurikuler di SMP Negeri se-Kecamatan Sampang , Kabupaten Cilacap” dengan lancar.

Dalam penyusunan skripsi ini pastilah penulis mengalami kesulitan dan kendala. Dengan segala upaya, skripsi ini dapat terwujud dengan baik berkat uluran tangan dari berbagai pihak, teristimewa pembimbing. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang terhormat kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd.,MA. Rektor Universitas Negeri

Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan menempuh pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Wawan S.Suherman, M.Ed. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam melaksanakan penelitian ini.

3. Bapak Dr. Guntur, M.Pd,. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kelancaran dan kesempatan dalam melaksanakan penelitian.

(9)

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta Karyawan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan bekal ilmu selama penulis kuliah dan telah membantu peneliti dalam membuat surat perijinan. 6. Kepala Sekolah dan Guru-guru SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Sampang,

terima kasih atas bantuan dan dukungannya dalam menyusun penelitian. 7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kelengkapan skripsi ini. Penulis berharap semoga hasil karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan khusunya dan bagi semua pihak pada umumnya.

Yogyakarta, 29 Desember 2016

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 8

C.Batasan Masalah ... 9

D.Rumusan Masalah ... 9

E.Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 11

A.Kajian Teoritik... 11

1. Hakikat Keterampilan Gerak Dasar ... 11

2. Hakikat Sepak Bola ... 16

3. Teknik Dasar Bermain Sepakbola ... 17

4. Hakikat Ekstrakurikuler ... 33

5. Karakteristik Peserta Didik Usia SMP ... 37

B.Penelitian Yang Relevan ... 38

C.Kerangka Berfikir ... 40

BAB III. METODE PENELITIAN ... 42

A.Desain Penelitian ... 42

B.Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 42

(11)

D.Tempat Dan waktu Penelitian ... 44

E.Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 45

F. Teknik Analisis Data ... 50

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

A.Deskripsi Hasil Penelitian ... 52

B.Pembahasan ... 53

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

A.Kesimpulan ... 59

B.Implikasi ... 59

C.Keterbatasan Penelitian ... 60

D.Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 62

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Tabel Sarana dan prasarana ekstrakurikuler di SMP Negeri

Se-Kecamatan Sampang ... 5

Tabel 2. Tabel Populasi Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola ... 44

Tabel 3. Tabel Sampel Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola ... 44

Tabel 4. Tabel kategori tingkat keterampilan bermain sepakbola ... 48

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Teknik menendang bola dengan kaki bagian dalam ... 21

Gambar 2. Teknik menendang bola dengan kaki bagian luar ... 22

Gambar 3. Teknik menendang bola dengan punggung kaki ... 23

Gambar 4. Teknik menendang bola dengan kaki bagian dalam ... 24

Gambar 5. Teknik menghentikan bola dengan kaki bagian dalam ... 26

Gambar 6. Teknik menghentikan bola dengan kaki bagian luar... 27

Gambar 7. Teknik menghentikan bola dengan punggung kaki ... 28

Gambar 8. Teknik menghentikan bola dengan telapak kaki ... 28

Gambar 9. Teknik menghentikan bola dengan paha ... 29

Gambar 10. Teknik menghentikan bola dengan dada ... 30

Gambar 11. Teknik menggiring bola dengan kaki bagian dalam ... 31

Gambar 12. Teknik menggiring bola dengan kaki bagian luar ... 32

Gambar 13. Teknik menggiring bola dengan punggung kaki ... 33

Gambar 14. Ukuran arena tes pengembangan tes kecakapan “David Lee” .... 46

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kartu bimbingan ... 65

Lampiran 2. Surat permohonan izin penelitian ... 66

Lampiran 3. Surat izin penelitian dari FIK ... 67

Lampiran 4. Surat rekomendasi penelitian KESBANGPOL DIY ... 68

Lampiran 5. Berkas pendaftaran izin penelitian (online) BPMD JATENG ... 69

Lampiran 6. Surat izin rekomendasi penelitian BPMD JATENG ... 70

Lampiran 7. Berkas rekomendasi izin penelitian BPMD JATENG ... 71

Lampiran 8. Surat izin penelitian BAPPEDA CILACAP... 72

Lampiran 9. Surat rekomendasi penelitian KESBANGPOL CILACAP ... 73

Lampiran 10. Surat keterangan penelitian SMP N 1 Sampang ... 74

Lampuran 11. Surat keterangan penelitian SMP N 2 Sampang ... 75

Lampiran 12. Data hasil penelitian ... 76

Lampiran 13. Sertifikat kalibrasi ... 78

Lampiran 14. Sertifikat peneraan ... 80

Lampiran 15. Statistik deskriptif penelitian ... 82

(15)
(16)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Sepakbola merupakan salah satu olahraga yang menarik dan sangat digemari orang di seluruh dunia. Semua orang suka dengan olahraga ini, baik orang tua, dewasa hingga anak-anak. Permainan tersebut membangkitkan emosi dan keinginan yang berbeda dibandingkan olahraga lainnya. Dalam masyarakat global sepakbola tidak dapat dipisahkan oleh perbedaan dan warna kulit, tidak terikat oleh umur, jenis kelamin, agama, kebudayaan, dan batasan etnik.

Olahraga sepakbola menjadi menarik karena kedua tim saling beradu taktik untuk menciptakan gol sebanyak mungkin ke gawang lawan Selain itu, pemain harus mampu berlari beberapa kilometer dalam satu pertandingan dan menanggapi berbagai situasi permainan dengan cepat. Pemain juga harus memahami taktik individu, kelompok dan beregu. Keterampilan untuk memenuhi semua tantangan ini menentukan penampilan dalam bermain sepakbola.

(17)

pihak, asal muasalnya dari Inggris, yang dimainkan pada pertengahan abad ke-19 pada sekolah-sekolah.

Ketika itu para kalangan muda terpelajar di sekolah-sekolah umum dan universitas, seperti Cambridge University, London memperkenalkan permainan sepakbola dengan menggunakan format dan peraturan sebagaimana permainan sepakbola yang dikenal sekarang

Permainan sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang diajarkan di sekolah dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan juga dapat membantu siswa untuk memperbaiki derajat kesehatan dan kebugaran jasmani melalui pengenalan, pemahaman sikap positif, keterampilan gerak dasar, serta berbagai aktivitas jasmani. Semua hal tersebut dapat memacu perkembangan, sistem peredaran darah, pencernaan, dan pernafasan, serta meningkatkan kesehatan, kebugaran jasmani dan keterampilan gerak dasar siswa.

Keterampilan gerak dasar dalam Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan mencakup keterampilan gerak lokomotor, nonlokomotor dan manipulatif. Gerakan dasar merupakan landasan yang kuat yang harus dikuasai oleh siswa untuk dapat mengembangkan gerak-gerak yang lebih kompleks.

(18)

gerakan-gerakan dasar yang membangun pola gerak yang lengkap, mulai gerak lokomotor, non lokomotor, sekaligus manipulatif (Sucipto, dkk. 2000: 8). Keterampilan ini dianggap sebagai keterampilan dasar fundamental yang sangat berguna bagi pengembangan keterampilan lain yang lebih kompleks.

Berdasarkan hakikat, karakteristik dan struktur geraknya, sepakbola dianggap kegiatan fisik yang sangat cocok untuk menjadi “alat” Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan karena dianggap mampu memberikan sumbangan terhadap pengembangan kualitas motorik dan kualitas fisik anak secara sekaligus. Dilihat dari struktur pola gerak lokomotor, sepakbola bisa meningkatkan aspek kekuatan, kecepatan, daya tahan, serta kelincahan dan keseimbangan dinamis. Dihubungkan dengan pola gerak nonlokomotor, sepakbola mampu meningkatkan aspek kelentukan dan keseimbangan statis. Banyak siswa yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan manipulatif seperti menendang dan menembak, siswa juga dibangun keterampilan koordinasi serta potensi pengolahan pada pusat kesadarannya.

(19)

Olahraga dan Kesehatan masuk dalam ruang lingkup pertama yaitu permainan dan olahraga. Olahraga dalam bentuk permainan contohnya gobak sodor yang mengutamakan eksplorasi gerak. Kemudian olahraga yang mengutamakan kemampuan lokomotor dan non lokomotor yaitu atletik, kasti, rounders, kippers, sepakbola, bolabasket, bolavoli, tenis meja, tenis lapangan, bulutangkis, beladiri, serta aktivitas lainnya.

(20)

Minat siswa dalam mengikuti ekdtrakurikuler sepakbola cukup tinggi, ini terbukti dari hasil observasi yang dilakukan penilis pada tanggal 7dan 9 juni 2016. Jumlah siswa SMP Negeri se-kecamatan Sampang yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola mencapai 75 siswa ,dengan rincian 39 siswa di SMP Negeri 1 Sampang dan 36 siswa dari SMP Negeri 2 Sampang. Ekstrakurikuler olahraga permainan sepakbola merupakan salah satu sarana untuk membentuk kepribadian siswa, meningkatkan kebugaran jasmani siswa, serta sebagai wadah menyalurkan bakat dan minat untuk meraih sebuah prestasi. Di SMP Negeri 1 Sampang diadakan ekstrrakurikuler sepakbola setiap hari Selasa pukul 15.00 WIB dan dilatih oleh Bapak Wari, S.Pd selaku guru Penjas. Sedangkan di SMP N 2 Sampang setiap hari kamis pukul 15.00 WIB dan dilatih oleh Bapak Rifqi Rosyid, S.Pd. Jas selaku guru Penjas. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis pada tanggal 7dan 9 juni berikut adalah sarana dan prasarana penunjang ekstrakurikurikuler di SMP Negeri se-Kecamatan Sampang :

Tabel 1. Sarana dan Prasarana ekstrakurikuler Sepakbola Sekolah

Smp negeri 1 Sampang Smp negeri 2 sampang No Sarpras Jumlh Kondisi Sarpras Jumlah kondisi

1 Bola 11 Bagus Bola 13 bagus

2 Cone 10 Bagus Cone 20 bagus

3 Rompi 20 Bagus Rompi 17 bagus

4 lapangan 1 Kurang layak Lapangan 1 Kurang layak Sumber: Guru Penjasorkes Warih, S.Pd (SMP Negeri 1 Sampang) dan

Rifqi Rosyid, S.Pd (SMP Negeri 2 Sampang)

(21)

bermain sepakbola sangatlah berbeda-beda. Beberapa siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepakbola mempunyai keterampilan yang baik, tetapi banyak juga siswa yang mempunyai keterampilan kurang. Penguasaan suatu keterampilan motorik merupakan sebuah proses dimana seseorang mengembangkan seperangkat respon kedalam suatu pola gerak terkoordinasi, terorganisasi, dan terpadu (Rusli Lutan, 1988: 95). Jadi jika siswa dapat melakukan pola gerak dasar bermain sepakbola secara terkoordinasi, terorganisir, dan terpadu, maka siswa sudah dapat menguasai keterampilan teknik dasar bermain sepakbola. Tetapi pada kenyataannya tidak semua siswa dapat menguasai keterampilan bermain sepakbola..

(22)

tidak semua siswa mempunyai keterampilan bermaian yang baik. beberap siswa mempunyai keterampilan bermain baik dikarenakan siswa tersebut mengikuti pelatihan dalam klub sepakbola di daerah setempat.

Intensitas latihan sangat mempengaruhi tingkat keterampilan sepakbola. Semakin sering siswa tersebut berlatih maka akan semakin baik tingkat keterampilannya. Kurangnya intensitas latihan itu berdampak pada tingkat keterampilan bermain sepakbola peserta ekstrakurikuler sepakbola di SMP Negei se-Kecamatan Sampang, Kabupaten Cilacap masih perlu ditingkatkan lagi agar hasil yang diperoleh dapat lebih maksimal.

Beberapa faktor lain yang mempengaruhi selain intensitas latihan adalah faktor individu siswa, peran guru/pelatih, dan faktor lingkungan siswa. Faktor individu maksudnya adalah faktor yang ada dalam diri siswa yaitu minat dan bakat siswa itu sendiri terhadap permainan sepakbola. Siswa yang memiliki minat dan bakat yang bagus akan memperoleh hasil yang baik pula, kedua elemen itu saling berhubungan. Sedangkan faktor dari guru atau pelatih adalah bagaimana seorang guru/pelatih dapat menciptakan suasana pembelajaran atau latihan sepakbola yang menarik, menyenangkan, dan nyaman.

(23)

yang memadai untuk mendukung proses pengembangan bakat atau latihan yang dilakukan siswa. Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penting dari keberhasilan suatu pembelajaran. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 24 tahun 2007 telah diatur mengenai standar minimal sarana dan prasarana yang harus dimiliki di setiap Sekolah Menengah Pertama (SMP). Hal ini diharapkan agar supaya proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Selain itu, agar siswa dapat memperoleh materi pembelajaran dengan baik. Namun sebaliknya, keterbatasan dalam sarana dan prasarana tentu akan mempengaruhi jalannya proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti merasa tertarik dan meneliti secara ilmiah mengenai keterampilan teknik dasar bermain sepakbola, sehingga dalam penelitian ini peneliti mengambil judul “Tingkat Keterampilan Teknik Dasar Bermain Sepakbola peserta ekstrakurikuler di SMP Negeri se Kecamatan Sampang kabupaten Cilacap”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latarbelakang di atas, peneliti mengidentifikasi beberapa persoalan sebagai berikut :

1. Ekstrakurikuler sepakbola merupakan salah satu ekstrakurikuler yang diadakan di SMP Negeri se Kecamatan Sampang , kabupaten Cilacap. Tetapi masih kurangnya jumlah jam ekstrakurikuler sepakbola yang tersedia.

(24)

Kabupaten Cilacap kurang termotivasi dan kurang aktif dalam proses pembelajaran sepakbola.

3. Sarana dan prasarana pembelajaran permainan sepakbola di SMP Negeri 1 Sampang, Kabupaten Cilacap masih terbatas.

4. Belum diketahuinya tingkat keterampilan teknik dasar bermain sepakbola peserta ekstrakurikuler siswa di SMP Negeri se-Kecamatan Sampang, Kabupaten Cilacap.

C.Batasan Masalah

Berdasarkan latarbelakang masalah dan identifikasi masalah di atas serta terbatasnya waktu dan keterbatasan yang lain, peneliti hanya akan mengkaji dan mengetahui tingkat keterampilan teknik dasar bermain sepakbola peserta ekstrakurikuler di SMP Negeri se Kecamatan Sampang,kabupaten cilacap. D.Rumusan Masalah

Atas batasan masalah di atas, peneliti mengangkat permasalahan sebagai berikut:“Seberapa baik keterampilan teknik dasar bermain Sepakbola Peserta ekstrakurikuler di SMP Negeri se-Kecamatan Sampang , Kabupaten Cilacap?”.

E.Tujuan Penelitian

(25)

F.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada berbagai pihak, diantaranya:

1. Secara Teoretis, yaitu memberi sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang keterampilan teknik dasar bermain sepakbola peserta ekstrakurikuler di SMP Negeri se-Kecamatan Sampang, kabupaten Cilacap. Selain itu menambah wawasan dalam bidang ilmu keolahragaan.

2. Secara Praktis

a. Bagi siswa, dapat mengetahui tingkat keterampilannya bermain sepakbola, sehingga setelah mengetahui siswa dapat meningkatkan keterampilan tersebut.

b. Bagi Guru

1) Dapat dijadikan masukan untuk pembelajaran sepakbola di sekolah. 2) Dapat digunakan untuk mengetahui siswa yang berbakat dalam

(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik

1. Hakikat Keterampilan Gerak Dasar

Setiap manusia yang terlahir dibekali dengan keterampilan gerak, sehingga dalam melakukan aktivitasnya memerlukan gerakan. Kegiatan secara otomatis memerlukan suatu daya yang mendukung berbagai aktivias sehingga dapat terjadi gerakan. Menurut Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra (2000: 20), keterampilan gerak dasar merupakan keterampilan yang biasa siswa lakukan guna meningkatkan kualitas hidup. Keterampilan gerak dasar menjadi tiga kategori yaitu: lokomotor, non lokomotor, dan manipulatif.

b) Keterampilan Lokomotor

Keterampilan lokomotor digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau untuk mengangkat tubuh ke atas seperti, lompat dan loncat. Keterampilan gerak lainnya adalah berjalan, berlari, skipping, meloncat, meluncur, dan lari seperti kuda berlari (gallop).

c) Keterampilan Non lokomotor

(27)

lain-lain.

d) Keterampilan Manipulatif

Keterampilan manipulatif dikembangkan ketika anak tengah menguasai macam-macam objek. Keterampilan manipulatif lebih banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian lain dari organ tubuh juga dapat digunakan. Manipulasi objek jauh lebih unggul dari pada koordinasi mata-kaki dan tangan-mata, yang mana cukup penting untuk item; berjalan (gerak langkah) dalam ruang. Bentuk- bentuk keterampilan manipulatif terdiri atas;

1) Gerakan mendorong (melempar, memukul, menendang).

2) Gerakan menerima (menangkap) objek adalah keterampilan penting yang dapat diajarkan dengan menggunakan bola yang terbuat dari bantalan karet (bola medisin) atau macam: bola yang lain.

3) Gerakan memantul-mantulkan bola atau menggiring bola.

(28)

Dalam pembelajaran di sekolah dasar dan menengah penting sekali memperhatikan gerak dasar pada siswa terutama gerak lokomotor, nonlokomotor, dan gerak manipulatif. Menurut Yanuar Kiram (1992: 11), keterampilan adalah tindakan yang memerlukan aktivitas gerak yang harus dipelajari supaya mendapat bentuk gerakan yang benar. Seseorang dikatakan terampil apabila dapat beraktivitas sesuai dengan gerakan yang benar.

Teknik adalah cara pemain menguasai gerak tubuhnya dalam bermain, yang dalam hal ini menyangkut cara berlari, cara melompat, dan cara gerak tipu badan, (Remmy Muchtar, 1992: 28). Dari pengertian tentang keterampilan gerak dasar di atas dapat didefinisikan bahwa keterampilan gerak dasar dalam keterampilan sepakbola adalah keterampilan untuk melakukan gerakan yang mendasar atau teknik dasar dalam permainan sepakbola dengan baik secara efektif dan efisien.

Adapun faktor yang mempengaruhi keterampilan sepakbola (Mohammad Sajoto dalam Fathan Nurcahyo, 2011: 3-8) antara lain:

1. Latihan

(29)

untuk dibina,dilatih dan dikembangkan dengan baik. Jenis latihan yang sangat penting adalah latihan teknik, taktik, mental dan kematangan bertanding dalam pencapaian prestasi.

2. Kondisi fisik

Kondisi fisik merupakan satu kesatuan yang utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan, baik dalam pemeliharaan maupun upaya untuk peningkatkannya. Pemain sepakbola dalam bertahan maupun menyerang kadang-kadang harus menghadapi benturan yang keras keras (body contact), ataupun harus bergerak, berlari dengan kecepatan penuh ataupun kelincahan/berkelit dalam menghindari lawan, sampai bergerak atau berhenti dengan tibatiba untuk menguasai dan memainkan bola (menendang, menggiring, menyundul, menangkap, melempar, dll). Pemain sepakbola diwajibkan memiliki kondisi fisik yang baik karena dituntut dapatbermain atau bertanding selama 2 babak (2x45 menit) terkadang jika pertandingan tersebut menggunakan system gugur juga harus menjalani babak tambahan waktu selama 2x15 menit.

Kondisi fisik merupakan unsur yang penting dan menjadi dasar dalam mengernbangkan teknik, taktik, maupun strategi dalam bermain sepakbola. Adapun menurut pendapat Moch. Sajoto, terdapat 10 komponen kondisi fisik yaitu meliputi:

(30)

menerima beban sewaktu bekerja. b. Daya tahan (Endurance)

Daya tahan (endurance) dibedakan menjadi 2 yaitu :

1) Daya tahan otot setempat (local endurance) yaitu kemampuan seseorang dalam mempergunakan suatu kelompok ototnya untuk berkontraksi secara terusmenerus dalam waktu relatif cukup lama dengan beban tertentu. 2) Daya tahan umum (cardiorespiratory endurance) yaitu

kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, pernafasan dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien dalam menjalankan kerja terus menerus.

c. Daya Ledak Otot (Muscular Power) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimum denganusaha yang dikerahkannya dalam waktu yang sesingkatsingkatnya. Dalam hal ini dapat dikemukakan bahwa daya ledak otot atau power = kekuatan atau Force X kecepatan atau Velocity (P = F X T).

d. Kecepatan(Speed) adalah kemampuan seseorang dalam melakukan gerakan berkesinambungan, dalam bentuk yang sama dan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

e. Kelentukan (Flexibility) adalah keefektifan seseorang dalam penyesuaian dirinya untuk melakukan segala aktivitas tubuh dengan penguluran seluas-luasnya, terutama otot-otot, ligamen-ligamen di sekitar persendian.

f. Keseimbangan (Balance) adalah kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf ototnya selama melakukan gerak yang cepat dengan perubahan letak titiktitik berat badan yang cepat pula, baik dalam keadaan statis maupun dalam gerak dinamis.

g. Koordinasi (Coordination) adalah kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan gerakan yang berbeda ke dalam satu pola tunggal secara efektif.

h. Kelincahan (Agility) adalah kemampuan seseorang dalam merubah arah, dalam posisi-posisi di arena tertentu. Seseorang yang mampu merubah satu posisi kesuatu posisi yang berbeda, dengan kecepatan tinggi dan kordinasi gerak yang baik, berarti kelincahannya cukup tinggi.

i. Ketepatan (Accuracy) adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. j. Reaksi (Reaction) adalah kemampuan seseorang untuk

(31)

3. Keluarga

Khususnya dukungan dari orangtua, adanya sikap orangtua yang over protective (perlindungan yang berlebihan/terlalu mengekang aktivitas anak) terhadap anaknya ketika berkreativitas (terutama aktivitas olahraga body contact).

4. Pelatih

Metode melatih dan progam latihan yang diberikan oleh pelatih akan berpengaruh terhadap kondisi fisik yang dimiliki setiap pemain, dan hendaknya pelatih juga harus memperhitungkan setiap kemampuan pemain yang dia miliki. 5. Pemain

Pemain adalah kunci dari segala rangkaian yang ada dalam permainan khususnya olahraga sepakbola. Hal ini pemain juga harus dituntut untuk bisa terus termotivasi, semangat dalam berlatih, menjaga dan meningkatkan fisik serta teknik yang dimilikinya dengan menambah porsi latihan di luar jadwal latihan dan mengatur gaya hidup serta pola makan yang bergizi. 2. Hakikat Sepakbola

(32)

Inti dari permainan sepakbola adalah bagaimana sebuah tim dapat memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak mungkin dalam batas waktu selama 2x45 menit, yang menarik dari permainan ini adalah proses dan usaha para pemain dalam memasukkan bola ke gawang lawan.

Dalam permainan sepakbola setiap pemain harus mampu berperan ganda baik sebagai individu ataupun sebagai anggota kelompok dalam kesebelasan. Sebagai individu harus menguasai teknik dasar bermain sepakbola dengan baik, sedangkan sebagai anggota kelompok setiap pemain harus mampu bekerjasama dengan pemain lain dalam timnya. Menurut Sucipto, dkk. (2000: 7), batasan dan tujuan dari sepakbola yaitu sebagai berikut: Tujuan permainan sepakbola adalah pemain memasukan bola sebanyak–banyaknya ke gawang lawan dan berusaha menjaga gawangnya sendiri agar tidak kemasukkan. Suatu regu dinyatakan menang apabila regu tersebut dapat memasukan bola terbanyak ke gawang lawannya. Dan apabila sama, maka permainan dinyatakan draw/seri.

Berdasarkan keterangan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap anggota tim dituntut untuk memiliki keterampilan teknik dasar dalam bermain sepakbola yang baik, selain itu dibutuhkan pula kerja sama yang solid serta harus didukung juga oleh faktor-faktor yang bersifat psikis antara lain yaitu kepercayaan diri dan motivasi berprestasi.

3. Teknik Dasar Bermain Sepakbola

(33)

efisien sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal. Sementara menurut Joko Pekik Irianto (2002: 81) ciri teknik dasar adalah gerak yang dilakukan pada lingkungan atau sasaran yang sederhana atau diam. Pada dasarnya permainan sepakbola merupakan suatu usaha untuk menguasai bola dan untuk merebutnya kembali bila sedang dikuasai oleh lawan. Oleh karena itu, untuk dapat bermain sepakbola harus menguasai teknik-teknik dasar sepakbola yang baik.

Untuk dapat menghasilkan permainan sepakbola yang optimal, maka seorang pemain harus dapat menguasai teknik-teknik dalam permainan. Teknik dasar bermain sepakbola adalah merupakan keterampilan untuk melakukan gerakan-gerakan atau mengerjakan sesuatu yang terlepas sama sekali dari permainan sepakbola. Teknik dasar yang utama dalam permainan sepakbola adalah teknik dasar menendang bola, karena teknik menendang bola tidak hanya dibutuhkan oleh pemain depan, namun juga diperlukan pemain belakang, pemain tengah dan bahkan oleh penjaga gawang. Pada penelitian ini unsur-unsur yang akan diambil ditekankan pada penguasaan teknik dasar bermain sepakbola. Banyaknya berbagai pendapat mengenai unsur dalam teknik sepakbola.

a. Tanpa bola 1) Lari

(34)

melakukan lari untuk memenuhi kebutuhan tadi, pemain harus dapat lari cepat berbelok atau merubah arah, berhenti lari mundur dan mendadak start lagi. Menurut Sardjono, (1982: 17) " Lari dalam sepakbola tidak sama dengan lari dalam atletik".

Dalam atletik, lari tidak mendapat gangguan sedikitpun, tetapi dalam sepakbola selalu tidak bebas dimana seorang pemain kadang- kadang terpaksa mengubah arah berlari, berhenti, lari mundur, lari sambil melompat/ meloncat dan beradu badan dengan lawan.

Menurut Suwarno (2001: 4) “dalam permainan, pemain tidak boleh lari dengan langkah yang panjang-panjang, berusaha agar berat badan selalu di atas badannya, langkah kakinya secepatnya menumpu di tanah, lengan menggantung agak rendah berkaitan dengan masalah keseimbangan dan kesiapan untuk mengubah arah”.

2) Kecepatan (speed)

Seorang pemain sepakbola harus mempunyai kecepatan dalam melakukan permainan sepakbola , kecepatan gerak (speed of movement) menjadi kebutuhan yang sangat penting pada saat pemain harus berlari dengan cepat untuk merebut bola, melindungi bola dan menggiring bola agar tetap dalam penguasaan dan tidak direbut lawan.

(35)

b. Dengan bola

1) Menendang bola (kicking)

Dalam sepakbola, tendangan adalah unsur teknik dasar yang sangat penting, karena seorang pemain sepakbola harus memiliki kemampuan menendang bola dengan baik agar bola yang ditendang tepat pada sasaran. Jika tidak memiliki kemampuan teknik menendang bola dengan baik maka pemain tersebut tidak akan menjadi pemain yang handal.

Menurut Sucipto, dkk. (2000: 17) Menendang bola merupakan salah satu karaksteristik permainan sepak bola yang paling dominan. Menendang bola paling banyak dilakukan dalam permainan sepakbola bila dibandingkan dengan teknik lain, maka wajarlah bila dalam setiap latihan banyak diajarkan teknik menendang bola.

Menurut Muhammad Muhyi Faruq, (2008: 053) setiap pemain ketika akan melakukan tendangan mempunyai tujuan dan tujuan yang paling mendasar dengan tendangan, bisa memasukkan bola ke gawang lawan sehingga memperoleh angka untuk penentu kemenangan.

Dilihat dari perkenaan kaki ke bola, menendang dibedakan beberapa macam, yaitu:

a) Menendang dengan kaki bagian dalam. Menendang dengan kaki bagian dalam biasanya lebih banyak dilakukan seorang pemain sepakbola untuk memberi umpan atau mengoper bola kepada teman. Pada umumnya teknik menendang dengan kaki bagian dalam digunakan untuk mengumpan jarak pendek (short passing).

(36)

melakukan menendang bola dengan kaki bagian dalam adalah sebagai berikut:

(1) Berdiri tegak dengan keseimbangan badan yang baik dan terkontrol baik.

(2) Posisi kaki yang digunakan sebagai penumpu badan berada di samping bola dengan posisi tidak terlalu jauh dengan bola.

(3) Badan agak condong kedepan.

(4) Posisi tangan di samping badan dengan posisi bebas.

(5) Lutut kaki sedikit ditekuk agar mendukung keseimbangan badan yang semakin baik.

(6) Kaki untuk menyepak bola berada pada posisi lurus agak sedikit kebelakang dengan posisi kaki mengarah kedepan.

(7) Setelah posisi badan dan kaki siap maka kaki yang digunakan untuk menendang bola diayunkan dari arah belakang ke arah depan tepatnya ke arah dimana bola itu berada.

(8) Konsentrasi pada arah gerakan kaki ke arah luar dengan tujuan bola dapat ditendang oleh permukaan kaki bagian dalam.

Gambar 1. Teknik menendang bola dengan kaki bagian dalam (Sucipto, dkk. 200:18). b) Menendang dengan kaki bagian luar.

(37)

mengumpan jarak pendek (Short passing). Menurut Muhammad Muhyi Faruq, (2008: 056) Cara melakukan menendang bola dengan kaki bagian luar adalah sebagai berikut:

(1) Berdiri dengan tegak dalam posisi keseimbangan yang baik.

(2) Posisi kaki penumpu berada tidak terlalu jauh dari bola yang akan ditendangdengan diikuti menekukkan lutut kaki.

(3) Badan agak dicondongkan kedepan sehingga posisi badan siap melakukan tendangan.

(4) Kaki yang akan digunakan untuk menendang berada di posisi agak ke belakang lurus dari kaki penumpu. (5) Bila posisi sudah siap untuk menendang bola maka

kaki yang digunakan untuk menendang digerakkan kedepan ke arah bola.

(6) Sebelum kaki menyentuh bola maka pergelangan kaki digerakkan ke dalam sehingga bagian luar kaki bisa mengenai bola yang akan ditendang.

(7) Memutarkan pergelangan kaki ke arah luar harus dilakukan secara cepat dan tepat.

Gambar 2. Teknik Menendang bola dengan kaki bagian luar (Sucipto, dkk. 2000:19). c) Menendang dengan punggung kakiMenendang dengan

[image:37.595.234.515.209.568.2]
(38)

(shooting at the goal).

Menurut Sucipto, dkk (2000: 20) analisis gerak menendang dengan punggung kaki adalah sebagai berikut:

(1) Badan di belakang bola sedikit condong kedepan, kaki tumpu diletakkan di samping bola dengan ujung kaki menghadap sasaran, dan lutut sedikit ditekuk.

(2) Kaki tendang berada di belakang bola dengan punggung kaki menghadap ke depan/sasaran.

(3) Kaki tendang tarik ke belakang dan ayunkan ke depan sehingga mengenai bola.

(4) Perkenaan kaki pada bola tepat pada punggung kaki penuh dan tepat pada tengah-tengah bola dan pada saat mengenai bola pergelangan kaki ditegangkan. (5) Gerak lanjut kaki tendang diarahkan dan diangkat

ke sasaran.

(6) Pandangan mengikuti jalannya bola dan ke sasaran.

Gambar 3. Teknik menendang bola dengan punggung kaki (sucipto, dkk. 2000:20).

d) Menendang dengan punggung kaki bagian dalam

[image:38.595.236.510.170.528.2]
(39)

(1) Posisi badan berada di belakang bola, sedikit serong kurang lebih 40 derajat dari garis lurus bola, kaki tumpu diletakkan di samping belakang bola kurang lebih 30 cm dengan ujung kaki membuat sudut 40 derajat dengan garis lurus bola.

(2) Kaki tendang berada dibelakang bola kaki serong 40 derajat ke arah luar. Kaki tendang tarik ke belakang dan ayunkan ke depan sehingga mengenai bola. Perkenaan kaki pada bola tepat dipunggung kaki bagian dalam dan tepat pada tengah bawah bola dan pada saat kaki mengenai bola, pergelangan kaki ditegangkan.

(3) Gerak lanjutan kaki tendang diangkat dan diarahkan ke depan.

(4) Pandangan mengikuti jalannya bola ke sasaran. (5) Lengan dibuka berada di samping badan sebagai

keseimbangan.

Gambar 4.Menendang dengan punggung kaki bagian dalam. (Sucipto, dkk. 2000:21) 2) Menghentikan bola (stopping)/menerima bola

[image:39.595.233.512.91.464.2]
(40)

Menurut Sardjono, (1982:50) Menerima/mengontrol bola dapat diartikan sebagai seni menangkap bola dengan kaki atau menguasai gerakan bola, atau dengan kata lain membawa bola ke dalam penguasaan sepenuhnya.

Sedangkan menurut Sucipto, dkk (2000: 22) tujuan menghentikan bola untuk mengontrol bola, yang termasuk untuk mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan, dan memudahkan untuk passing. Dilihat dari perkenaan badan pada umumnya digunakan untuk menghentikan bola adalah kaki, paha, dan dada. Bagian kaki yang biasa digunakan untuk menghentikan bola adalah kaki bagian dalam, kaki bagian luar, punggung kaki, dan telapak kaki.

a) Menghentikan bola dengan kaki bagian dalam.

Menghentikan bola dengan kaki bagian dalam pada umumnya digunakan untuk menghentikan bola yang datang menggelinding, bola pantul ke tanah, dan bola di udara sampai setinggi paha. Menurut Muhammad Muhyi Faruq, (2008: 062) cara melakukan menghentikan bola dengan kaki bagian dalam adalah sebagai berikut:

(1) Posisi badan berdiri tegak dalam keseimbangan badan yang baik.

(2) Kedua tangan berada disamping badan dalam keadaan normal

(3) Pandangan melihat pada bola yang bergulir atau datang apakah bola bergulir di atas rumput lapangan atau berada di udara.

(41)

untuk berlari mengejar bola tersebut agar bisa terjangkau dan bisa dihentikan.

(5) Bila bola sudah datang mendekat maka segera lakukan gerakan mengangkat salah satu kaki sehingga bola tepat mengenai kaki agar bola bisa berhenti dan dapat dikuasai dengan baik.

(6) Pada saat memberhentikan bola kaki penumpu badan berada di sebelah depan, sedangkan kaki yang digunakan untuk menghentikan bola berada agak ke belakang diikuti menekukkan lutut kaki disesuaikan posisi bola yang akan dihentikan.

[image:41.595.212.510.77.401.2]

(7) Kaki sedikit diputar keluar sehingga bola bisa dihentikan dengan menggunakan kaki bagian dalam.

Gambar 5. Menghentikan bola dengan kaki bagian dalam. (Muhyi Faruq, 2008:062). b) Menghentikan bola dengan kaki bagian luar.

Menghentikan bola dengan kaki bagian luar pada umumnya untuk menghentikan bola yang datangnya mendatar atau menggelinding, bola pantul ke tanah , dan bola di udara sampai setinggi paha.

Menurut Muhammad Muhyi Faruq, (2008:064) cara melakukan menendang bola dengan kaki bagian luar adalah sebagai berikut:

(1) Posisi badan berdiri tegak dalam keseimbangan yang sangat baik.

(42)

(3) Posisi badan harus siap dan pandangan mata fokus pada gerakan bola yang datang.

(4) Pada saat bola datang maka pemain harus segera mengangkat kaki yang digunakan untuk menghentikan bola dan disesuaikan dengan posisi bola.

(5) Untuk menyesuaikan dengan posisi bola maka lutut kaki harus ditekuk sehingga bagian luar kaki bisa tepat perkenaanya dengan bola.

(6) Kaki penumpu badan berada agak di depan dan tetap membantu menjaga keseimbangan dengan baik. (7) Lakukan gerakan memiringkan badan sehingga

kaki bisa bergerak lebih nyaman untuk menghentikan bola

[image:42.595.233.509.279.410.2]

.

Gambar 6. Menghentikan bola dengan kaki bagian luar (Muhyi Faruq, 2008:064)

c) Menghentikan bola dengan punggung kaki

Menghentikan bola dengan punggung kaki pada umumnya digunakan untuk menghentikan bola pantul dari tanah. Menurut Sucipto, dkk. (2000:24) analisis menghentikan bola dengan punggung kaki adalah sebagai berikut:

(1) Posisi badan menghadap datangnya bola.

(2) Kaki tumpu tumpu berada disamping kurang lebih 15 cm dari garis datangnya bola dengan lutut sedikit ditekuk. (3) Kaki penghenti diangkat sedikit dan dijulurkan ke

depan menjemput datangnya bola.

(4) Bola menyentuh kaki persis di punggung kaki.

(43)

(6) Posisi lengan berada di samping badan untuk menjaga keseimbangan.

Gambar 7. Menghentikan bola dengan punggung kaki. (Sucipto, dkk. 2000:24).

d) Menghentikan bola dengan telapak kaki

Menghentikan bola dengan telapak kaki pada umumnya digunakan untuk menghentikan bola pantul dari tanah. Menurut Sucipto, dkk (2000: 25) analisis menghentikan bola dengan telapak kaki adalah sebagai berikut:

(1) Posisi badan lurus dengan arah datangnya bola.

(2) Kaki tumpu tumpu berada disamping kurang lebih 15 cm dari garis datangnya bola dengan lutut sedikit ditekuk.

(3) Kaki penghenti diangkat sedikit dengan telapak kaki dijulurkan menghadap ke sasaran.

(4) Pada saat bola masuk ke kaki, ujung kaki diturunkan sehingga bola berhenti di depan badan.

(5) Kedua lengan dibuka disamping badan menjaga keseimbangan.

[image:43.595.217.511.84.249.2] [image:43.595.211.512.402.685.2]
(44)

e) Menghentikan bola dengan paha

Menghentikan bola dengan paha pada umumnya di gunakan untuk menghentikan bola di udara sampai setinggi paha. Menurut Sucipto, dkk. (2000: 26) analisis menghentikan bola dengan paha adalah sebagai berikut:

(1) Posisi badan menghadap ke datangnya bola.

(2) Kaki tumpu berada disamping kurang lebih 15 cm dari garis datangnya bola dengan lutut sedikit ditekuk.

(3) Paha diangkat tegak lurus dengan badan dan lutut ditekuk tegak lurus dengan paha.

(4) Pada saat bola mengenai paha, paha di rendahkan mengikuti bola.

(5) Bola mengenai paha tepat pada tengah-tengah paha antara lutut dan pangkal paha.

(6) Pandangan mengikuti arah bola sampai bola berhenti di depan badan dan kedua lengan dibuka disamping badan menjaga keseimbangan.

Gambar 9. Menghentikan bola dengan paha. (Sucipto ,dkk. 2000:26).

f) Menghentikan bola dengan dada

Menghentikan bola dengan dada pada umumnya di gunakan untuk menghentikan bola di udara sampai setinggi dada. Menurut Sucipto, dkk (2000: 27) analisis menghentikan bola dengan dada adalah sebagai berikut:

[image:44.595.213.514.220.565.2]
(45)

(2) Kedua kaki dibuka selebar bahu dengan kedua lutut ditekuk.

(3) Dada dibusungkan ke depan menghadap ke datangnya bola.

(4) Pada saat bola mengenai dada,badan dilentingkan mengikuti arah bola.

(5) Perkenaan bola pada dada tepat pada tengah-tengah dada.

(6) Pandangan mengikuti bola sampai bola berhenti di depan badan.

[image:45.595.212.508.81.381.2]

(7) Kedua lengan dibuka ke samping badan untuk menjaga keseimbangan.

Gambar 10. Menghentikan bola dengan dada ( Sucipto ,dkk. 2000:27)

3. Menggiring bola (dribbling)

Menggiring bola sangat penting bagi pemain sepakbola, biasanya pemain sepakbola lebih sering menggiring bola untuk melakukan serangan dan menggiring bola untuk mencari tempat aman yang tepat untuk menendang atau mengoper bola kepada teman. Menurut Sucipto dkk, (2000: 28) menggiring bola adalah menendang terputus-putus atau pelan- pelan, oleh karena itu bagian kaki yang dipergunakan sama dengan kaki yang dipergunakan untuk menendang bola.Beberapa teknik menggiring bola diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Menggiring bola dengan kaki bagian dalam.

(46)

digunakan untuk melewati atau mengecoh lawan. Menurut Sucipto, dkk. (2000: 28) analisis menggiring bola dengan kaki bagian dalam adalah sebagai berikut:

(1) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi menendang bola

(2) Kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak ditarik ke belakang hanya diayunkan ke depan.

(3) Diupayakan setiap melangkah, secara teratur bola disentuh/di dorong bergulir ke depan

(4) Bola bergulir harus selalu dekat dengan kaki dengan demikian bola tetap dikuasai.

(5) Pada waktu menggiring bola kedua lutut sedikit ditekuk untuk mempermudah penguasaan bola.

(6) Pada saat kaki menyentuh bola, pandangan ke arah bola dan selanjutnya melihat situasi lapangan.

(7) Kedua lengan menjaga keseimbangan di samping badan.

Gambar 11. Menggiring bola dengan kaki bagian dalam. (Sucipto, dkk. 2000:28)

b) Menggiring bola dengan kaki bagian luar

Menggiring bola dengan kaki bagian luar pada umumnya digunakan untuk melewati atau mengecoh lawan. Menurut Sucipto dkk, (2000: 30) analisis menggiring bola dengan kaki bagian luar adalah sebagai berikut:

(1) Posisi kaki menggiring bolasamadengan posisi menendang dengan punggung kaki bagian luar

[image:46.595.205.515.163.530.2]
(47)

menyentuh/mendorong bola bergulir ke depan. (3) Tiap melangkah secara teratur kaki menyentuh bola. (4) Bola selalu dekat dengan kaki agar bola tetap dikuasai. (5) Kedua lutut sedikit ditekuk agar mudah untuk menguasai

bola.

(6) Pada saat kaki menyentuh bola pandangan ke arah bola,selanjutnya melihat situasi

[image:47.595.207.506.83.302.2]

(7) Kedua lengan menjaga keseimbangan di samping badan.

Gambar 12. Menggiring bola dengan kaki bagian luar. (Sucipto, dkk. 2000:30)

c) Menggiring bola dengan punggung kaki

Menggiring bola dengan punggung kaki pada umumnya digunakan untuk mendekati jarak dan paling cepat dibandingkan dengan bagian kaki lainnya. Menurut Sucipto dkk,(2000: 31) analisis menggiring bola dengan punggung kaki adalah sebagai berikut:

(1) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi menendang dengan punggung kaki.

(2) Kaki yang digunakan untuk menggiring bola hanya menyentuh/ mendorong bola tanpa terlebih dahulu ditarik ke belakang dan di ayunkan ke depan.

(3) Tiap langkah kaki secara teratur menyentuh bola. (4) Bola bergulir harus selalu dekat sehingga bola dikuasai. (5) Kedua lutut sedikit ditekuk agar mudah menguasai bola. (6) Pandangan melihat bola pada saat kaki

(48)

Gambar 13. Menggiring bola dengan punggung kaki. (sucipto, dkk. 2000:31)

Seorang pemain sepakbola agar dapat bermain sepakbola dengan baik dan benar, harus bisa menguasai teknik-teknik dasar sepakbola. Beberapa teknik dasar sepakbola yang harus dimiliki atau dikuasai oleh seorang pemain sepakbola adalah menendang bola, menerima bola, menggiring bola, menyundul bola, gerak tipu,merebut bola,lemparan kedalam, dan teknik menjaga gawang. Pada anak usia 14-15 tahun, atau setara dengan siswa SMP khususnya pada siswa yang ikut program kegiatan ekstrakurikuler sepakbola, latihan teknik dasar sepakbola sangat penting untuk dapat menguasai teknik-teknik dasar sepakbola dengan benar, agar kedepannya dapat menjadi pemain sepakbola yang handal.

4. Hakikat Ektrakurikuler a. Pengertian Ekstrakurikuler

[image:48.595.228.503.86.194.2]
(49)

tambahan di luar struktur program dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa. Ektrakurikuler akan bertambah jenis dan macam seiring kebutuhan siswa dan tuntutan perkembangan zaman, serta ektrakurikuler akan tetap eksis dan diakui keberadaannya di sekolah tergantung oleh beberapa faktor antara lain guru, pelatih, sarana dan prasarana, dan serta minat siswa itu sendiri.

b. Tujuan dan Jenis Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan kepribadian peserta didik yang sehat jasmani dan rohani, bertakwa kepada Tuhan YME, memiliki kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar, serta menanamkan sikap warga negara yang baik dan bertanggung jawab melalui berbagai kegiatan positif di bawah tanggung jawab sekolah. Di sekolah saat ini semakin berkembang, dalam hal ini kegiatan ekstrakurikluer antara sekolah satu dengan sekolah lainnya tentu berbeda tergantung dari jenis dan pengembangannya.

Menurut Williamson dalam Yudha. M. Saputra, (1998/1999: 16) tujuan ekstrakurikuler adalah memberikan sumbangan pada perkembangan kepribadian anak didik, khususnya mereka yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

(50)

(1998/1999: 16) bahwa sasaran program tersebut sebagai peningkatan kualitas siswa pada seluruh jenjang pendidikan. Jadi perkembangan anak didik tersebut intelektual dan juga perilakunya yang merupakan tujuan mendasar untuk dicapai melalui kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler dibagi menjadi dua jenis, yaitu bersifat rutin dan bersifat periodik. Menurut Amir Daien dalam Suryosubroto,(2002:272-273) kegiatanekstrakurikuler yang bersifat rutin adalah bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terus menerus, seperti: latihan bolavoli, latihan sepakbola dan sebagainya,sedangkan kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat periodik adalah bentuk kegiatan yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga dan sebagainya. Sedangkan menurut Hadari Nawawi dalam Suryosubroto, (2002: 274) jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler yaitu:

(1) Pramuka sekolah (2) Olahraga dan kesenian

(3) Kebersihan dan keamanan sekolah

(4) Tabungan pelajar dan pramuka (Tapelpram) (5) Majalah sekolah

(6) Warung atau kantin sekolah (7) Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

(51)

siswa pada seluruh jenjang pendidikan.

c. Ekstrakurikuler Sepakbola di SMP Negeri Se-Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap

Ekstrakurikuler sepakbola merupakan salah satu ekstrakurikuler yang di adakan di seluruh SMP Negeri di kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap yaitu SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Sampang dan juga masuk daftar dalam Surat keputusan kepala sekolah SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Sampang yang dibina langsung oleh guru olahraga dan guru pembantunya. Tujuan dari ekstrakurikuler di SMP Neger 1 dan SMP Negeri 2 Sampang yaitu siswa dapat memperluas pengetahuan, mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat serta upaya pembinaan manusia seutuhnya dan mempunyai maksud dari kegiatan ekstrakurikuler yaitu sebagai wahana kegiatan siswa untuk menyalurkan potensi, minat dan bakat para siswa agar dapat tumbuh dan berkembang secara wajar, teratur, terarah dan optimal dalam rangka memantapkan sekolah sebagai wiyatamandala, sekaligus menunjang terwujudnya tujuan pendidikan nasional. Salah satu ekstrakurikuler di dalamnya yaitu ekstrakurikuler sepakbola yang selalu rutin dilaksanakan.

(52)

melakukan small set game sudah baik kemudian dilanjutkan permainan lapangan besar namun saat small set game belum terlaksana dengan baik maka akan terus dilakukan small set game sampai menurut pelatih sudah baik, kemudian baru dilanjutkan permainan lapangan besar dan pada saat setelah permainan lapangan besar selesai siswa melakukan latihan shooting kegawang.

5. Karakteristik Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama

Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dalam kedudukannya sebagai peserta didik dipandang oleh sebagian besar ahli psikologi sebagai individu yang berada pada tahap yang tidak jelas pada rangkaian proses perkembangan seseorang, hal ini karena mereka berada pada periode transisi dari periode kanak-kanak menuju ke periode orang dewasa. Pada masa itu, mereka melalui masa yang disebut masa remaja atau masa pubertas.

Pada umumnya mereka sudah tidak mau dikatakan sebagai anak-anak, namun jika disebut sebagai orang dewasa, mereka secara nyata belum siap menyandang predikat sebagai orang dewasa tersebut.

Menurut Hurlock dalam Depdiknas (2003:6) menyatakan bahwa ada perubahan-perubahan yang sama yang hampir bersifat universal pada masa remaja, yaitu:

(1) Meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis.

(2) Perubahan tubuh, minat dan peran diharapkan oleh kelompok sosial untuk dimainkan, menimbulkan masalah baru.

(3) dengan berubahnya minat dan pola perilaku, nilai-nilai juga berubah. (4) Sebagian besar remaja bersikap mendua (ambivalen) terhadap

(53)

Berdasarkan pendapat di atas diketahui bahwa anak usia sekolah Sekolah Menengah Pertama (SMP) termasuk dalam masa perkembangan atau berada pada masa remaja berusia 12-15 tahun. Masa remaja ini merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, pada usia ini terjadi perubahan yang menonjol pada diri anak baik perubahan fisik maupun pola berpikir.

B.Penelitian yang Relevan

Penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain:

(54)

sebanyak 3 anak (10%), kategori sedang (S) sebanyak 25 anak, kategori baik (B) sebanyak 2 anak (6,67%), dan 0 anak (0%) yang masuk dalam kategori baik sekali (BS). Dengan demikian berdasarkan hasil penelitian keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kemampuan dasar bermain sepakbola siswa SSB Putra Grabag usia 10-12 tahun sebagian besar berkategori sedang (S).

(55)

C. Kerangka Berfikir

Dalam cabang olahraga sepakbola, ada tiga faktor utama yang harus dipenuhi untuk menjadi tim sepakbola yang handal. Diantaranya, penguasaan teknik dasar (fundamentals), kondisi fisik (physical condition) dan kerja sama. Dalam permainan sepakbola penguasaan teknik-teknik dasar sepakbola sangat penting, dan hal itu sangat berkaitan dengan proses kegiatan latihan bermain sepakbola. Untuk menggambarkan dan melihat seberapa besar tingkat keterampilan teknik dasar sepakbola perlu diadakan tes teknik dasar sepakbola.

Keterampilan teknik dasar sepakbola sangat diperlukan dalam bermain sepakbola, untuk menguasai keterampilan yang baik maka harus menguasai unsur-unsur yang terkandung dalam sepakbola tersebut. Adapun unsur-unsur yang harus dikuasai antara lain: gerakan-gerakan tanpa bola (lari dan merubah arah, melompat, gerak tipu tanpa bola atau badan), gerakan dengan bola (menendang bola, menerima bola, menyundul bola, menggiring bola, gerak tipu dengan bola, merebut bola, melempar bola, teknik penjaga gawang atau bertahan dan menyerang).

(56)
(57)
(58)
(59)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang menggunakan metode survei dan teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran, sehingga memberikan gambaran mengenai apa yang akan diteliti berupa angka- angka dan diukur secara pasti. Metode penelitian deskriptif kuantitatif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan nyata sekarang. Menurut Suharsimi Arikunto (1997: 245), menyatakan bahwa pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesis, sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis.

B. Devinisi Operasional Variabel Peneliian

Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat keterampilan teknik dasar bermain sepakbola peserta putra ekstrakurikuler sepakbola SMP Negeri se Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap yaitu SMP Negeri 1 Sampang dan SMP Negeri 2 Sampang. Keterampilan teknik dasar bermain sepakbola adalah keterampilan peserta putra ekstrakurikuler sepakbola SMP Negeri se Kecamatan Sampang kabupaten cilacap dalam melakukan teknik-teknik dasar sepakbola dengan baik.

(60)

kontrol bola bawah, kontrol bola atas, passing bawah, passing atas dan cara menggulirkan bola,sehingga tes ini menyerupai permainan yang sesungguhnya. Keseluruhan komponen keterampilan teknik dasar bermain sepakbola di atas diukur dengan tes pengembangan tes kecakapan bermain sepakbola “David Lee” (Subagyo Irianto, 2010:10). Sedang batasan operasionalnya adalah angka atau nilai yang diperoleh seseorang setelah melakukan tes sebanyak dua kali dengan memasukkan hasil tes dan mengolompokkan ke dalam norma yang ditentukan. Waktu yang dicatat dalam satuan detik, dan diambil waktu terbaik dalam melakukan tes tersebut. C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 130), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono ( 2007: 80 ) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua peserta putra ekstrakurikuler sepakbola SMP Negeri se Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap dengan jumlah 75 siswa, dengan rincian 39 peserta dari SMP N 1 Sampang dan 36 peserta dari SMP N 2 Sampang.

(61)
[image:61.595.147.508.94.184.2]

Tabel 2. Tabel populasi ekstrakurikuler Sepakbola

No. Sekolah Populasi/peserta

ekstrakurikuler sepakbola

1. SMP Negeri 1 Sampang 39

2. SMP Negeri 2 Sampang 36

Jumlah 75

Sumber : Guru Penjasorkes Warih, S.Pd (SMP Negeri 1 Sampang) dan Rifqi Rosyid, Spd (SMP Negeri 2 Sampang ).

2. Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 131), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:139), purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta putra ekstrakurikuler sepakbola SMP Negeri 2 se Kecamatan Sampang yang berusia 14-15 tahun sebanyak 65 siswa dengan rincian 28 peserta dari SMP N 1 Sampang dan 27 peserta dari SMP N 2 Sampang. Daftar sampel peserta ekstrakurikuler Sepakbola di SMP Negeri se-Kecamatan Sampang:

Tabel 3. Tabel sampel peserta ekstrakurikuler sepakbola .

No. Sekolah Sampel

1. SMP Negeri 1 Sampang 33 2. SMP Negeri 2 Sampang 32

Jumlah 65

Sumber: Guru Penjasorkes Warih, S.Pd (SMP Negeri 1 Sampang) dan Rifqi Rosyid, S.Pd (SMP Negeri 2 Sampang).

D. Tempat dan Waktu Penelitian

[image:61.595.147.515.548.632.2]
(62)

Sampang dan dilapangan desa Paketingan Jalan Merdeka No. 81 Paketingan, Kecamatan Sampang ,Kabupaten Cilacap 53273.

E. Instrumen Penelitian dan teknik pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

a. Validitas Instrumen

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan tes pengembangan tes kecakapan bermain sepakbola David Lee yang telah dikembangkan oleh Subagyo Irianto (2010). Pada penelitian ini tingkat validitas dicari dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment (program SPSS). Menurut Subagyo Irianto (2010:79), untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) tes, maka hasil pengembangan tes kecakapan “David Lee” selanjutnya dikorelasikan dengan hasil tes kecakapan “David Lee”. Adapun perhitungan korelasi Product Moment (program SPSS) dapat diperoleh hasil sebagai berikut: Pengembangan Tes Kecakapan “David Lee” N= 92 sebesar 0,484, lebih besar dari rt= 0,203 yang berarti sahih. Dengan demikian pengembangan tes kecakapan “David Lee” bagi siswa SSB KU 14-15 tahun memenuhi syarat untuk mengukur tingkat keterampilan teknik dasar bermain sepakbola bagi kelompok umur 14-15 tahun. b. Reliabilitas Instrumen

(63)

tes-retes, sedangkan untuk perhitungan analisis statistik dengan menggunakan korelasi Product Moment (program SPSS). Adapun data yang dikorelasikan untuk membuktikan reliabilitas tes dilakukan dengan cara mengkorelasikan catatan waktu hasil tes pengembangan tes kecakapan “David Lee” yang pertama dengan catatan waktu hasil tes pengembangan tes kecakapan “David Lee” yang kedua. Berdasarkan hasil perhitungan bahwa rxy mempunyai nilai 0,87, dengan demikian rxy lebih besar daripada rt yaitu 0,203 yang berarti reliable. Dengan demikian pengembangan tes kecakapan “David Lee” bagi siswa SSB KU 14-15 tahun memenuhi syarat untuk mengukur tingkat keterampilan teknik dasar bermain sepakbola bagi kelompok umur 14-15 tahun.

Ukuran Arena Tes Pengembangan Tes Kecakapan David Lee

Gambar 14. Gambar dan ukuran arena tes kecakapan “David Lee Petunjuk Pelaksanaan Tes:

a. Sebelum pelaksanaan tes, tidak ada percobaan untuk testi.

b. Sebelum melakukan tes, testi melakukan pemanasan selama 5-10 menit.

[image:63.595.178.509.420.565.2]
(64)

d. Testi mendapatkan penjelasan dan peragaan tentang cara melakukan tes yang baik dan benar dari seorang instruktur atau testor.

Tes Pengembangan Tes Kecakapan “David Lee”

Butir-butir teknik dasar dalam sepakbola seperti kontrol bola atas (juggling), kontrol bola bawah (menghentikan bola pada kotak sementara dan kotak finish), kemampuan dribbling, kemampuan passing bawah, kemampuan passing atas, dan kemampuan keeping (merubah arah bola), dan cara menggulirkan bola.

Pelaksanaan tes:

1) Testi berdiri di kotak start (kotak 1) sambil memegang bola. 2) Setelah aba-aba “yak” atau aba-aba peluit, testi memulai tes

dengan menimang-nimang bola di udara dengan kaki,sebanyak 5 kali

3) Kemudian bola didribble/digiring melewati pancang-pancang sebanyak 8 buah, dimulai dari sisi kanan

4) Setelah melewati pancang yang terakhir (ke-8) bola dihentikan di kotak ke-2

(65)

bola berikutnya

6) Testi melakukan seperti pada poin “e” tetapi dengan teknik passing atas dan diarahkan ke gawang yang telah ditentukan sebanyak 2x dengan menggunakan kaki yang terbaik. Jika gagal diulangi dengan sisa bola berikutnya

7) Testi mengambil bola di kotak ke-2 untuk kemudian didribble/digiring dengan cepat menuju kotak finish (kotak-3), bola harus benar-benar berhenti di dalam kotak.

Catatan:

a) Stopwatch dihidupkan setelah kaki menyentuh bola pertama kali

b) Setiap kesalahan yang dilakukan oleh testi harus diulang/dimulai dari tempat terjadinya kesalahan, stopwatch tetep berjalan

c) Pelaksanaan tes kecakapan ini diukur dengan waktu jadi harus dilakukan dengan cepat dan cermat

d) Penskoran: mencatat waktu pelaksanaan dari start hingga finish dalam satuan detik (dicatat hinga 2 bilangan di belakang koma)

e) Setiap testi diberi 2 kali kesempatan c. Skala penilaian

Skala penilaian untuk mengetahui tingkat kecakapan bermain sepakbola bagi siswa perkumpulan Tunas Nusa Harapan KU-18 tahun adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Tabel Kategori Tingkat Keterampilan Bermain Sepakbola

Kategori Prestasi

Sangat baik <34, 81 detik

Baik 40, 78-34,81detik

Cukup 46, 76-40, 79 detik

Kurang 52, 73-46, 77 detik

Kurang sekali >52, 73 detik

(66)

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Tempat : SMP Negeri 1 sampang dan SMP Negeri 2 Sampang, kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap

b. sarana dan prasarana penunjang :

1) Lapangan dengan ukuran 9 x 20 meter 2) Bola sepak ukuran 5 sebanyak 9 buah 3) Cone atau corong sebanyak 5 buah 4) Kapur gamping untuk tanda batas

5) Gawang kecil untuk passing bawah dengan ukuran tinggi 60 cm dan lebar 2 meter

6) Pancang sebanyak 8 buah dengan tinggi 1,5 meter

7) Pancang 2 buah dengan tinggi 2 meter untuk sasaran passing atas 8) Peluit

9) Stopwatch

10)Ballpoint dan blangko untuk mencatat skor hasil tes 11) Meteran

c. Dalam pelaksanaan tes siswa dikumpulkan dilapangan, setiap siswa diambil dua kali tes dan sebelum melakukan tes siswa diberi penjelasan mengenai pelaksanaan tes David Lee.

d. Menggumpulkan data kasar atau raw score dengan menggunakan tes pengembangan tes kecakapan David Lee (Subagyo Irianto, 2010:10). e. Setelah itu, dengan menggunakan tabel tes pengembangan tes

(67)

kemudian hasilnya dimasukkan ke dalam skala penilaian tes pengembangan tes kecakapan David Lee.

F. Teknik Analisi Data

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran realita yang ada tentang tingkat keterampilan teknik dasar bermain sepakbola peserta putra ekstrakurikuler sepakbola SMP Negeri se Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif. Statistik deskriptif ini dilakukan untuk mengumpulkan data, menyajikan data dan menentukan nilai. Selanjutnya dipakai pada pembahasan permasalahan dengan mengacu pada standar keterampilan teknik dasar bermain sepakbola yang sudah ditentukan. Analisis pengolahan data menggunakan bantuan komputer dengan program SPSS 16.00 dan Microsoft Office Excel 2007.

Analisis yang digunakan adalah analisis menggunakan skala penilaian standar tes pengembangan tes kecakapan “David Lee”. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keterampilan teknik dasar bermain sepakbola peserta putra ekstrakurikuler sepakbola SMP Negeri se Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap.

Setelah data dikelompokkan dalam kategori, kemudian mencari presentase masing-masing kategori dengan rumus presentase. Menurut Anas Sudjiono (2010:43) rumus preaentase yang digunakan adalah :

P = f x 100% N

Dimana:

(68)

f = Jumlah subyek yang ada pada kategori tertentu N = Frekuensi total atau keseluruhan

(69)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keterampilan teknik dasar bermain sepakbola peserta ekstrakurikuler di SMP Negeri se Kecamatan Sampang,Kabupaten Cilacap. Setelah pengambilan data dilakukan, maka data ditabulasi, diskor, dan dianalisis, sehingga diperoleh statistik tingkat keterampilan teknik dasar bermain sepakbola peserta ekstrakurikuler di SMP Negeri se Kecamatan Sampang, Kabupaten Cilacap. Deskripsi hasil penelitian dari 65 pemain sepakbola di tingkat keterampilan teknik dasar bermain sepakbola peserta ekstrakurikuler di SMP Negeri se Kecamatan Sampang, Kabupaten Cilacap diperoleh nilai minimum = 27,52; nilai maksimum = 59,63; rata-rata (mean) = 41,41; median = 42,27; modus sebesar = 41,85; standard deviasi = 7,02. Deskripsi hasil tingkat keterampilan teknik dasar bermain sepakbola peserta ekstrakurikuler di SMP Negeri se Kecamatan Sampang, Kabupaten Cilacap secara keseluruhan adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Deskripsi Data Tingkat Keterampilan Teknik Dasar Bermain Sepakbola Peserta Ekstrakurikuler Di SMP Negeri Se Kecamatan Sampang

No Interval Kriteria Frekuensi Persentase (%) 1 < 34,81 Sangat Baik 8 12,31

2 40,78-34,81 Baik 17 26,15

3 46,76-40,79 Cukup 32 49,24

4 52,73-46,77 Kurang 4 6,15

5 > 52,73 Kurang Sekali 4 6,15

[image:69.595.137.502.584.694.2]
(70)
[image:70.595.146.514.131.361.2]

Apabila ditampilkan dalam bentuk diagram dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 15. Diagram Hasil Penelitian Tingkat Keterampilan Teknik Dasar Bermain Sepakbola Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola di SMP Negeri se-Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap.

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat tingkat keterampilan teknik dasar bermain sepakbola peserta ekstrakurikuler di SMP Negeri se Kecamatan Sampang, Kabupaten Cilacap yang masuk kedal

Gambar

Tabel 1. Sarana dan Prasarana ekstrakurikuler Sepakbola
Gambar 2. Teknik Menendang bola dengan kaki bagian luar (Sucipto, dkk. 2000:19).
Gambar 3. Teknik menendang bola dengan  punggung kaki (sucipto, dkk.
Gambar 4.Menendang dengan punggung kaki   bagian dalam. (Sucipto, dkk. 2000:21)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan metode Control Chart yaitu UCL dan LCL, dalam kurun waktu satu tahun apakah PT NGK BUSI INDONESIA memiliki produksi yang baik pada

Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga, Ekstrakurikuler Bukan Olahraga Dan Tidak pengaruh aktivitas yang diikuti siswa dalam kelompok tersebut terhadap perilaku siswa

ANALISIS VERBZUSATZ DALAM HÖRBUCH DIE ANGST UND DER TOD KARYA FRANZ SPECHT (2006).. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Menurut Bandura dalam Alwisol (2014) sumber pengontrol tingkah laku adalah resiprokal antara lingkungan, tingkah laku, dan pribadi. Self Efficacy merupakan

[r]

lebih dari seribu mahasiswa aceh yang belajar di Yogyakarta sampai saat ini/ tidak mengetahui. kondisi keluarganya// Sampai saat ini/ mereka hanya mampu memantau keadaan

dari Gabusan/ untuk digantikan pengrajin lain yang belum. mendapat giliran masuk gabusan// Konon/ Pengrajin

Disamping itu program kerja ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi sekolah dalam menentukan kebijakan yang berhubungan dengan kegiatan kepramukaan pada SMP Negeri 1 Peterongan.