t-
1:'·:_~'_.~;
..,.
~
ANAUSIS PELAKSANAAN KEGIATAN LA.BORATORIUM
DALAM MENUNJANG PROSES PEMBBLAJARAN
BIOLOGI DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN
ROKANHILIR RIAU
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
. Program Studi
Pendidikan
Biologi
Oleh:
ZULFAULINA
NIM. 809745021
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ME DAN
t-
1:'·:_~'_.~;
..,.
~
ANAUSIS PELAKSANAAN KEGIATAN LA.BORATORIUM
DALAM MENUNJANG PROSES PEMBBLAJARAN
BIOLOGI DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN
ROKANHILIR RIAU
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
. Program Studi
Pendidikan
Biologi
Oleh:
ZULFAULINA
NIM. 809745021
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ME DAN
. ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN LADORA TORIUM
DALAM MENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI
DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN ROKANHILIR RIAU
Disusun dan diajukan oleh:
ZULFAULINA
NIM:809745021
Telah Dipertahankan
di
Depan Panitia Ujian Tesis
Pada Tanggal22 September 2011 dan Dinyatakan Telah Memenuhi
Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Pro~
Studi Pendidikan Biologi
Menyetujui
Tim Pembimbing
Dr. rer. Nat. Binari Manurung, M.Si
NIP.196404041989031 006
Ketua Program Studi
Penclidikan Biologi
Dr. Hasruddin, M.Pd
NIP. 19640424 198903 1 027
Mengetahui:
Medan, 22 September 2011
Pembimbing II
PERSETUJUAN DEW AN PENGUJI
UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI
NO
NAMA TANDA TANGAN.;~7i···
\)~
·:.t
I.
Dr.
rer. nat. Binari Manurung, M.Si.
'"t;:l
NIP. 19640404 198903 1 006
( Pembimbing I )
2.
Dr.
Hasruddin, M.Pd~
..NIP.
19640424 198903 1 027
( Pembimbing II )
----3. Prof.
Dr.
Herbert Sipahutar, M. ScNIP. 19610626 198710 1 001 ( Nara Sumber)
j
4.
Dr.
Fauziyah Harahap, M.Si1
l
f\
NIP. 19660728 199103 2 002( Nara Sumber )
- •!'
' ' \;
~
. 'j '
5. Dr. Elly Djtilia, M.Pd .NIP. 19660724 199103 2 012
I
KATAPENGANTAR
Assalaamu' alaikum wr. wb.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT dan salam shalawat kepada
Nabi Muhammad SAW. Dengan mengucap syuk:ur Alhamdulillah penulis dapat
menyelesaikan tesis ini dengan judul " Analisis Pelaksanaan Kegiatan
Laboratorium dalam Menunjang Proses Pembelajaran Biologi di SMA
Negeri Se-Kabupaten Rokanhilir Riau".
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan tesis ini, terutama:
l. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan
2. Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan
3. Bapak Syarifuddin, M.Sc., Ph.D selaku Asisten Direktur I Program
Pascasa:Jjana Universitas Negeri Medan
4. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd selaku Ketua Prodi Pendidikan Biologi
Program Pascasarjana dan pembimbing II
5. Bapak Dr. rer. nat. Binari Manurung, M.Si selaku pembimbing I
6. Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Sc. selaku dosen penguji
7. Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si selaku dosen penguji
8. Ibu Dr. Elly Djulia. M.Pd selaku dosen penguji
9. Kak Siti Rohana Siregar selaku Pengelola Adm. Prodi Pendidikan Biologi
10. Kedua Orang tua kami yang telah memberikan dukungan
12. Rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Biologi yang telah
membantu dalam banyak hal.
Penulis menyadari dalam penyusunan tesis ini banyak terdapat kekurangan
dan jauh dari sempurna, oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun.
Medan, September, 2011
Penulis
DAFTAR TABEL
Tabel2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 21
Tabel 3.1 Nama-nama Sekolah dan Guru Biologi Kelas
IX SMA Negeri se-Kabupaten Rokanhilir 27
Tabel3.2 Kisi-kisi Angket Mengenai Pemanfaatan dan Pelaksanaan Laboratorium Biologi di SMA Negeri se-Kabupaten Rokanhilir
Tabel 3.3 Kegiatan Praktikum Biologi Berdasarkan
Materi Pembelajaran Biologi Kelas XI
Pada Semester I
Tabel 3.4 Kriteria Persentase
Tabel4.1 Persentase Frekuensi Pelaksanaan Kegiatan Laboratorium Biologi di tiap SMA Negeri se-. Kabupaten Rokanhilir Riau
Tabel4.2 Analisis data Komponen lndikator pada angket
Kondisi Sarana dan Pemanfaatan
Pemanfaatan Laboratorium Biologi di SMA
29
27
29
35
Negeri se- Kabupaten Rokanhilir Riau 39
Tabel 4.3 Perhitungan Komponen Sub Indikator pada angket Kondisi Sarana dan Pemanfaatan Pemanfaatan Laboratorium Biologi di SMA
Negeri se- Kabupaten Rokanhilir Riau 41
Tabel4.4 Hasil analisis data Komponen Indikator pada angket Kondisi Sarana dan Pemanfaatan Pemanfaatan Laboratorium Biologi di SMA Negeri se- Kabupaten Rokanhilir Riau
Kawasan Pusat Kota dan Pinggir Kota
Tabel4.5 Ringkasan Uji Mann-Whitney untuk Kondisi
Sarana dan Pemanfaatan Laboratorium Biologi di SMA Negeri se-Kabupaten Rohil Riau Kawasan Pusat Kota dan Pinggir Kota
v
I I
43
I ~
DAFTAR
LAMPIRAN
Lamp iran I. Sarana. Rasio, dan Deskripsi Sarana
Laboratorium Biologi 71
Lampiran 2. Angket Penelitian Kondisi Sarana dan
Pemanfaatan Laboratorium 76
Lampiran 3. Jenis Kegiatan Laboratorium Kelas XI IPA
Semester I (Gasal) T.A 2010-2011 86
Lampiran 4. Lembar Observasi Kelengkapan Sarana
Laboratorium yang dibutuhkan untuk Kegiatan
Praktikum Biologi pada Semester I di Kelas XI
IPA T.A 2010-2011 88
Lampiran 5. Daftar Pertanyaan Wawancara 90
Lampiran 6. Hasil Observasi Kelengkapan Sarana
Laboratorium Biologi SMA Negeri
Se-Kabupaten Rokanbilir Riau 91
Lampiran 7. Distribusi Data Angket Kondisi Sarana dan
Pemanfaatan Laboratorium Biologi pada
semester 1 (gasal) T.P 2010/2011 di Tiap SMA
Negeri se-Kabupaten Rokanhilir Riau 97
Lampiran 8. Distribusi Data Keadaan Laboratorium di tiap
SMA Negeri se-Kabupaten Rokanhilir Riau 100
Lampiran 9. Distribusi Data Dokumentasi Laboratorium di
tiap SMA Negeri se-Kabupaten Rokanhilir Riau 101
Lampiran 10. Distribusi Data Perlengkapan Laboratorium di
tiap SMA Negeri se-Kabupaten Rokanhilir Riau I 02
Lampiran 11. Distribusi Data Frekuensi Pemanfaatan
Laboratorium di tiap SMA Negeri se-Kabupaten
Rokanhilir Riau 103
Lampiran 12 Distribusi Data Kemampuan Menggunakan
Laboratorium
di
tiap SMA Negeri se-KabupatenRokanhilir Riau
Lampiran 13. Distribusi Data Data Kesesuaian Penggunaan
Peralat1m dengan Materi Pembelajaran Biologi yang
dipraktikumkan Laboratorium di tiap SMA Negeri
104
se-Kabupaten Rokanhi1ir Riau 105
vii
. Lampiran 14. Distribusi Data Kesesuaian Penggunaan Bahan dengan Materi Pembelajaran Biologi yang dipraktikumkan Laboratorium di tiap SMA
Negeri se-Kabupaten Rokanhilir Riau l06
Lampiran 15. Distribusi Data Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Laboratorium di tiap SMA Negeri se-Kabupaten
Rokanhilir Riau 107
Lampiran 16. Distribusi Data Keadaan Laboratorium di tiap
SMA Negeri se-Kabupaten Rokanhilir RL<\U
I
.
Kawasan Pusat Kota dan Pinggir kota l08Lampiran 17. Distribusi Data Dokumentasi Laboratorium di
tiap SMA Negeri se-Kabupaten Rokanhilir
RIAU Kawasan Pusat Kota dan Pinggir kota 109
Lampiran 18. Distribusi Data Perlengkapan Laboratorium di
tiap SMA Negeri se-Kabupaten Rokanhilir Riau
Kawasan Pusat Kota dan Pinggir kota 110
Lampiran 19. Distribusi Data Frekuensi Pemanfaatan
Laboratorium di tiap SMA Negeri se-Kabupaten
Rokanhilir Riau Kawasan Pusat Kota dan
Pinggir kota 111
Lampiran 20. Distribusi Data Kernampuan Menggunakan
Laboratorium di tiap Negeri se-Kabupaten
Rokanhilir Riau Kawasan Pusat Kota dan
Pinggir kota 112
Lampiran 21. Distribusi Data Kesesuaian Penggunaan Peralatan
dengan Materi Pembelajaran Biologi yang dipraktikumkan Laboratorium di tiap Negeri
se-Kabupaten Rokanhilir Riau 113
Lampiran 22. Distribusi Data Kesesuaian Penggunaan Bahan
dengan Materi Pembelajaran Biologi yang dipraktikumkan Laboratorium di tiap SMA Negeri se-Kabupaten Rokanhilir Riau
..
,
Kawasan Pusat Kota dan Pinggir kota 114Lampiran 23. Distribusi Data Kesesuaian Penggunaan Peralatan
dan. Bahan dengan Materi Pembelajaran Biologi yang dipraktikumkan Laboratorium di tiap SMA Negeri se-Kabupaten Rokanhilir Riau Kawasan Pusat
Kota dan Pinggir kota 115
viii
Lampiran 24. Distribusi Data Keselamatan dan Kesehatan Kelja Laboratorium (K3) di tiap SMA Negeri se-Kabupaten Rokanhilir Riau
Kawasan Pusat Kota dan Pinggir kota 116
Lamp iran 25. Distribusi Data Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Laboratorium (K3) di tiap SMA Negeri se-Kabupaten Rokanhilir Riau
Kawasan Pusat Kota dan Pinggir kota ll 7
Lampiran 26. Distribusi data Uji Mann-Whitney untuk Kondisi
Sarana dan Pemanfaaran Laboratorium Bio1ogi
di SMA Negeri se-Kabupaten Rohil Kawasan
Pusat Kota dan Pinggir Kota 118
Lampiran 27 Dokumentasi Laboratorium IP A dan Biologi
di SMA Negeri se-Kabupaten Rokanhilir · 123
ix
BABI
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalab
Biologi merupakan wahana untuk. meningkatkan pengetahuan,
keterampilan sikap ilmiah serta keterampilan proses. Biologi berkaitan dengan
cara mencari tabu dan memahami alam dan makhluk hidup secara sistematis
sehingga pembelajaran biologi bukan hanya kwnpulan-kwupulan fakta tetapi juga
proses penemuan.
Biologi merupakan salah satu pendidikan dan langkah awal bagi seorang
anak dan memahami konsep-konsep tentang alam untuk membangun keahlian dan
kemarnpuan berpikimya agar dapat berperan aktif menempkan ilmunya dalam
dwua teknologi. Untuk merealisasikan hal tersebut maka harus te.rjadi
peningkatan mutu pendidikan dalam pembelajaran biologi dan sains.
Sarana pendidikan adalah salah satu penunjang dalam meningkatkan
peningkatan mutu pendidikan. Terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran
di sekolah sangat penting dalam mendukung kegiatan pembelajaran. Menurut
Elisabeth dalam Pumawan (2009:2) menyatakan bahwa peningkatan kualitas
pendidikan di Indonesia selain bergantw1g kepada kualitas guru juga harus
ditunjang dengan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai.
Dalam pembel~aran biologi untuk menempkan metode ilmiah dibutuhkan
laboratorium sebagai sarana atau tempat untuk melakukan kegiatan praktikun1.
Pemanfuatan laboratorium atau kegiatan praktikum merupakan bagian dari proses
belajar mengajar. Melalui kegiatan praktikum siswa dapat membuktikan konsep
atau teori yang sudah ada dan dapat mengalanli proses atau percob~ itu~diri.z
1
I
~
2
kemudian mengambil kesimpulan, sehingga dapat menunjang pemahaman siswa
terbadap materi pelajaran. Dalam hal ini jika siswa lebih paham terhadap materi
pelajaran diharapkan basil belajarnya dapat meningkat.
Keberadaan laboratorium biologi di SMA sangat dibutuhkan jika dikaitkan
dengan keberadaan mata pelajaran biologi yang merupakan tuntutan kurikulum,
hal itli wajar kacena biologi merupakan pelajaran sains. Proses pembelajaran sains
mempunyai karekteristik khusus menurut Sudirman (2008:90) yaitu; yaitu
menekankan pada tiga komponen berikut: sikap ilrniah, proses ilmiah, dan produk
ilmiah. Ketiga komponen tersebut sangat kecil kemungkinannya w1tuk
berk.embang secara maksimal, jika proses pembelajaran berlangsung dalam ruang
kelas tanpa diintegrasikan dengan kegiatan praktikum di laboratorium.
Laboratoriwn berperan penting dalam kurikulwn dan pendidikan sains,
sebagaimana tertulis dalam Permendiknas RI Nomor 24 Tahun 2007 disebutkan
bahwa komponen fasilitas laboratoriwn IPA di SMA meliputi: (1)
bangunan/ruang laboratorium; (2) perabot; (3) peralatan pendidikan; (4) alat dan
bahan percobaan; (5) media pendidikan; (6) bahan habis pakai, dan (7)
perlengkapan laimmya. Pemanfaatan dan pengelolaan laboratorium sekolah harus
memperbatikan kondisi dan mutu fasilitas, karena faktor tersebut dapat
berpengaruh secara langsung terhadap proses pendidikan.
Kompetensi keija ilmiah akan tercapai secara optimal jika didukung oleh
fasilitas laboratorium yang memadai serta ditopang oleh sistem pengelolaan
laboratorium yang baik. Kompetensi kerja ilmiah yang meliputi penelitian ilmiah
teknologi-3
masyarakat akan tereapai melalui kegiatan praktikum dengan memanfaatkan
laboratorium (Trantris, 2008: 941 ).
Menurut Sutaya (2008: 1112) keberadaan laboratorium sains di sekolah
menengah sudah merupakan suatu keharusan. Namun pada kenyataannya masih
banyak sekolah yang tidak memiliki sarana laboratorium yang lengkap.
Disebabkan mahalnya alat sarana dan prasarana pendidikan, terutama untuk harga
peralatan laboratorium yang paling banyak dikeluhkan oleh pibak sekolah.
Alasan lainnya bahwa jarangnya pemanfaatan laboratorium untuk kegiatan
praktikum dikarenakan keterbatasan waktu, tidak adanya guru bantu ( asisten
praktilrum) dan laboran, serta kerumitan pelaksanaannya yang dilakukan diluar
jam belajar (Sudargo. 2008:4).
Pengelolaan laboratoriwn yang masih belum dilaksanakan sebagaimana
mestinya, terk:esan bahwa ruang laboratorium yang di~ pemerintah dengan
menghabiskan dana yang tidak sedikit dan tidak berfungsi. Tidak sedikit ruang
laboratorium yang tujuannya hanya diperuntukkan sebagai kegiatan praktikum
sekolah berubah fungsi sebagai ruang kelas atau gudang. Maka hal ini sangat
disayangkan bahkan merugikan.
Pergesenm fungsi laboratorium sebagai tempat untuk mengamati,
menemukan dan memecahkan suatu masalah menjadi ruang kelas ataupun gudang
umwnnya dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya; kurangnya kemampuan
dalam mengelola dari pimpinan sekolah maupun guru. kurangnya pemahaman terhadap makna dan fungsi laboratorium sekolah serta implikasinya . bagi pengembangan dan perbaikan sistem pembelajaran biologi. Ironisnya keberadaan
4
laboratorim sekolah dianggap membebani sehingga jarang bahkan tidak pernah
dimanfaatkan semestinya.
Hasil penelitian oleh Supriatna (2008:50-52) terhadap 18 laboratorium
sains SMA Negeri binaan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan (P4TK) yang terbesar pada 7 provinsi di Indonesia. antara
lain ditemukan bahwa: (l) 33,33% dari SMA Negeri binaan memiliki sarana dan
prasarana laboratorium yang memadai; (2) kualitas pengelolaan laboratorium di
SMA Negeri binaan masih tergolong rendah, dan (3) pengelolaan laboratorium
pada umumnya masih dilakukan oleh guru bidang studi dan beberapa SMA Negeri binaan tidak memiliki laboran.
Sekalipun harapan yang digantungkan terhadap praktikum sangat tinggi,
namun seringkali di lapangan menunjukkan bahwa praktikum relatif jarang
dilakukan. Secara teoritis praktikum sangat potensial untuk membelajarkan sains,
namun dalam kenyataannya tidak demikian, tentu ada sesuatu yang tidak tepat
selain dari minimnya sarana laboratorium sehingga potensi yang ada pada
praktikum tidak sepenuhnya termanfaatkan.
Sebagaimana basil penelitian dari Widodo dan Ramdhaninangsih (2006:
161) bahwa beberapa kelemahan kegiatan praktikum yang ditemukan adalah
pengelolaan kegiatan praktikum yang belum efektif, kurangnya araban agar siswa
menganalisis sating hubungan antar apa yang diamati. Selain itu kelemahan yang
terungkap bahwa pelaksanaan praktikum yang merupakan bagian dari
pelaksanaan kurikulum di sekolah disebabkan karena proses pendidikan calon
guru yang masih belum memberikan perhatian memadai terhadap pengelolaan
praktikum di sekolah.
1 •
5
Di Kabupaten Rokanhilir Riau setelah dilak-ukan survei awal di beberapa
SMA Negeri yang ada menunjukkan bahwa masih terdapat sekolah yang belum
memiliki ruangan laboratorium. Ada yang sudah memiliki tetapi ruang
Laboratorium biologi bergabung dengan laboratorium Kimia dan Fisika.
Kemudian informasi dari beberapa siswa mengatakan bahwa masih jarangnya
dilakukan kegiatan praktikum di laboratorium sckolah, lebih banyak proses
belajar mengajar yang tetjadi di kelas hanya penjelasan teori saja atau bersifat
verbal. Latar belakang pendidikan guru yang bukan bidang ilmunya juga menjadi
faktor kendala dalam memanfaatkan laboratorium untuk kegiatan praktikum.
Sehingga pada kenyataan yang ada dalam pelajaran Biologi di SMA belum
tampak adanya peningkatan mutu pendidikan. Masalah-masalah pembelajaran
biologi diantaranya adalah pengajaran yang hanya mencurahkan pengetahuan
(tidak berdasarkan pr:aktek) dan guru ha:nya mengajar dengan ceramah
dikombinasikan dengan media dan siswa tidak terlibat dalam pembelajaran.
Pembelajaran biologi yang dilaksanakan di sekolah hanya bersifat hafalan,
kering dan kurang mengembangkan proses berfikir. Masih terdapat guru Biologi
yang kurang memanfaatkan kegiatan praktikum sebagai sarana mempelajari
konsep Biologi. padabal kemampuan berpikir siswa dalam membangun
konsep-konsep sains dapat dikembangkan melalui kegiatan praktikum. Kegiatan
praktikum juga dapat memberikan pengalaman belajar siswa secara nyata dan
mengembangk:an keterampilan dasar bekerja di laboratorium seperti scientist.
Berdasarkan asumsi diatas. guru-guru kurang memberikan perhatian pada
pengembangan keterampilan sains (Scientific skill) yang merupakan ruh nya
kegiatan belajar menP.iar saim
sekolab.
dan untuk mengembangkan keterampilan6
sains secara terintegrasi membutuhkan sarana prasarana laboratorium sains
termasuk Biologi yang memadai.
Kendala lairumya yang dihadapi guru dalah kurangnya peralatan dan
bahan di dalam labomtorium, ketersediaan wak-ru guru dan ketiadaan penuntun
praktikum menyebabkan kesulitan guru melaksanakan kegiatan praktikum. Selain
kurangnya pengetahuan, keterampilan dan sumber daya guru dalam
nmmanfaatkan k0giatan praktikum secara efektif juga masih kurangnya asisten
dalam membantu guru dan terlalu banyak siswa menyulitkan pengaturan proses
kegiatan.
S"@hubungan dengan kondisi-kondisi tersebut di atas, maka perlu dilakukan
analisis pemanfaatan laboratorium dalam menunjang proses belajar mengajar
Biologi sehingga pembenahau secara maksimal mengenai kegiatan laboratorium
atau praktikmn di sekolah dapat dilakukan, dengan demikian tujuan pembelajaran
yang sebenamya yak.ni sesuai dengan ketetapan yang tertuang dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tMcapai dan selanjutnya dapat mewujudkan
sekolah yang efektif, produktif dan berprestasi yang diukur melalui tercapainya
ketuntasan belajar.
l.l. ldentifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas peneliti mengidentiflkasi
beberapa masalah yang akan dilakukan penelitian, antara lain adalah:
1. Tidak tercapainya tujuan pembeuyaran biologi yang sesuai dengan tuntutan
kurikulun1 karena keberadaan, kelengkapan sarana laboratorium di sekolah
yang tidak mendukung.
7
2. Tidak tercapainya frekuensi pemanfaatan laboratorium per semester dari
jumlah yang harus dilakukan berdasarkan standar KTSP.
3. Kurangnya optimalisasi pemanfaatan laboratorium berkaitan dengan pelayanan
dan pengelolaan yang kurang maksimal menyebabkan tidak dilaksanakannya
kegiatan laboratorium secara efektif.
4. Kurangnya upaya guru untuk mengelola pembelajaran praktikum karena
masalah target waktu untuk pencapaian isi pembelajaran biologi.
1.3. Pembatasan Masalab
Berdasarkah identifikasi masalah di atas, maka untuk mencapai tujuan
Pembelajaran biologi mengembangkan dan meningkatkan keterampilan ilmiah
siswa dibutuhkan sarana dan prasarana laboratorium yang memadai. Sehingga
disini peneliti membatasi beberapa permasalahan yang ditemukan diantaranya
frekuensi pelaksanaan kegiatan laboratorium, kelengkapan sarana yang diperlukan
dalam kegiatan praktikum biologi selama semester I tahun ajaran 2010/2011 di
kelas XI IP A dan mengamati perbedaan kondisi dan pemanfaatan laboratorium di
SMA Negeri se-kabupaten Rokanhilir Riau yang berada pada kawasan kota dan
kawasan pinggir kota.
1.4. Rumusan Masalab
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini antara lain:
1. Bagaimanakah gambaran frekuensi pelaksanaan kegiatan laboratorium dalam
mata pelajaran biologi selama semester I tahun .Yaran 20 l 0/20 ll di kelas XI
IPA yang terpenuhi di SMA Negeri se-kabupaten Rokanhilir Riau?
8
2. Bagaimanakah kondisi sarana dan pemanfaatan laboratorium biologi di SMA
Negeri se-Kabupaten Rokanhilir Riau?
3. Bagaimanakah kelengkapru1 sarru1a laboratorium biologi di SMA Negeri
se-kabupaten Rokanhilir Riau untuk melaksanakan praktikum pada semester I
tahun ajaran 20 l 0/20 ll di kelas XI IP A?
4. Adakah perbedaru1 secara signifikru1 pemru1faatru1 laboratorium biologi
berdasarkan lokasi sekolah ( pusat kota dan pinggir kota ) pada SMA Negeri
se-kabupaten Rokanhilir Riau ?
l.S. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan akan tercapai berkaitan dengan pelaksanaan
penelitian ini, antara lain untuk mengetahui:
1. Grunbarru1 frekuensi pelaksanaru1 kegiatan laboratorium dalrun mata pelajarru1
biologi selama semester I tahun ajaran 2010/2011 di kelas XI IPA yang
terpenuhi di SMA Negeri se-kabupaten Rokanhilir Riau.
2. Kelengkapan sarana labomtorium biologi di tiap SMA Negeri se-kabupaten
Rokanhilir Riau.
3. Kondisi sarana dan pemanfaatan labomtorium biologi di SMA Negeri
se-Kabupaten Rokanhilir Riau.
4. Ada atau tidak perbedaan secara signifikrul pemanfaatan laboratoriun1 biologi
berdasarkan lokasi sekolah ( pusat kota dan pinggir kota. ).
1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat: Secara teoritis,
memberikan informasi kepada guru-guru biologi SMA mengenai pentingnya
keberadaan laboratorium biologi sesuai standar, sebagai sara.11a pendukung proses
9
belajar mengajar. Secara praktis; (l) HasH penelitian ini dapat diharapkan marnpu
memberikan motivasi pada guru-guru biologi untuk lebih meningkatkan potensi
pengetahuan, keterampilan dalam memanfaatkan laboratorium, sehingga proses
kegiatan praktikum dapat beJjalan sesuai dengan Utiuan pembelajaran, dan
(2) Sebagai bahan masukkan bagi sekolah untuk lebih mengoptimalkan
pemanfaatan dan pengelolaan laboratorium se~olah.
BABV
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. KESIMPULAN
l. Pelaksanaan kegiatan laboratorium di kelas XI SMA Negeri se-Kabupaten
Rokanhilir Riau hanya mencapai persentase frekuensi 3 7. 96% termasuk:
kategori tidak baik dari keseluruhan materi pembelajaran yang seharusnya
dipraktikumkan selan1a semester 1 (gasal) tallw1 ajaran 2010/2011.
2.
Perlengkapan sarana laboratorium yang diperlukan dalam kegiatanprak.tikum belum memenuhi standarisasi yang tertuang dalam
Permendiknas Republik Indonesia No. 24 tallun 2007 dan belum dapat
memenuhi kebutuhan kegiatan praktikum selama semester I di kelas XI
IPA tahun ajaran 20 l0/20 11.
3. Kondisi sarana dan pemanfaatan laboratoriun1 untuk pelaksanaan kegiatan
praktikum di semester I di kelas XI Negeri se-Kabupaten Rokanhilir
mencapai pada kategori kurang baik dengan persentase 55,3%.
4. Terdapat perbedaau signifikan pemanfaatan laboratoriun1 antara di pusat
kota dengan di pinggir kota dalam hal ini ada kemampuan guru dalam
menggunakan laboratorium. kesesuaian penggunaan peralatan dan bahan
dengan materi pembelajarau biologi yang dipraktikwnkan serta
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di laboratorium. Dimana
pemanfaatan laboratorium di kawasan pinggir kota lebih rendab di banding
pada kawasau pusat kota.
69
B. IMPLIKASI
Hasil penelitian ini memberikan gambaran bagi sekolah dan guru-guru
biologi bahwa pentingnya pemanfaatan laboratorium dalam menunjang proses
pembelajaran biologi. Keberadaan laboratorium sebagai sarana pelaksanaan
kegiatan praktikunt memiliki potensi untuk memberi efek positif sikap siswa dan
memberi kesempatan yang lebih luas pada siswa untuk lebih berhasil didalam
sains.
Sebagaintana tertuang dalam Permendiknas Nomor 24 tahun 2007 tentang
Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTS dan SMNMA yang
mengatur tentang jumlah satuan pendindikan, luas lahan minimwn luas gedung
minimum dan kelengkapan sarana dan prasarana. Kelengkapan sarana dan
prasarana tennasuk didalamnya keberadaan laboratorium berperan penting dalam
rnenunjang keefektifan dan ei:'isien pengajaran.
Kondisi rendahnya daya dukung sarana laboratorium, rnasalah pengaturan
waktu atau jadwal pelaksanaan kegiatan praktikum dan pengelolaan laboratoriurn
pada beberapa sekolah di Rokanhilir Riau, berimplikasi pada terjadinya hambatan
pelaksanaan kegiatan praktikum dan penurunan peningkatan efektifitas
pemanfaatan laboratorium. Oleh karenanya, diperlukan upaya optimalisasi antara
lain: perlu adanya standar pelaksanaan pengelolaan Iaboratorium yang baku
secara nasional, disediakannya pusat-pusat perbaikan alat laboratorium sains
merupakan kebutuban yang mendesak, untuk meningkatk:an mutu pengelolaan
laboratorium, perlu andanya pembinaan terhadap tiap personil yang terlibat dalam
pengelolaan laboratorium biologi (Kepala Sekolah, Guru-guru biologi dan
.-70
C. SARAN-SARAN
Adapun saran-saran dari penulis terhadap pinak-pihak yang terkait dengan
masalah ini antara lain adalah:
1. Untuk guru., lebih meningkatkan potensi pengetahuan, keterampilan dalam
memanfaatkan laboratorium sehingga proses kegiatan praktikum dapat
berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Pembelajaran biologi tidak hanya menekankan basil tetapi juga
menekankan proses, dengan aspek-aspek yang hendak dicapai meliputi
aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap secara terpadu. Maka dan itu
sangat disarankan bagi guru agar dalam kegiatan pembelajaran biologi
dapat lebih banyak memanfaatkan laboratorium dengan menerapkan
pendekatan keterampilan proses, disesuaikan dengan kondisi yang ada di
lapangan.
3. Bagi kepala sekolah, disarankan agar kiranya lebih banyak memberi
perhatian terhadap pemanfaatan sarana laboratoriwn di instansi pendidikan
yang dipimpinnya dengan cara memotivasi serta memantau pemanfaatan
laboratorium oleh guru-guru yang bersangkutan, mengalokasikan dana
yang cukup untuk pengadaan bahan laboratorium, mengefektifkan petugas
laboran, dan memfungsikan ruang laboratorium sebagaimana mestinya.
4. Bagi dinas pendidikan kota/kabupaten, disarankan agar menginventarisir
sekolah-sekolah yang belum mendapatkan paket bantuan peralatan dan
bahan terutarna pada kawasan pinggir kota sesuai dengan standarisasi
DAFTAR PUSTAKA
Amien, Mob. 1988. Buku Pedoman Laboratorium dan Petunjuk Praktikum JP A.
Jakarta : Depdikbud.
Anonim. 2006. Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006 tentang Standar lsi untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Anonim. 2007. Permendiknas RI No. 24 Tahun 2007 tentang Sarana dan
Prasarana untuk SDIMI, SMPIMTs dan SMAIMA.
Arikunto, S. 2006 (a). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
AsdiMahasatya.
Arikunto, S. 2006 (b). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Eniha, M.S. 2002. Pedaman Penggunaan Laboratorium Sekolah. Bandung:
Remaja Rosakarya.
Emosda. 2008. Konsepsi Pengembangan Kutiku]um Tingkat Satuan Pendidikan.
Jurnal Tabularasa PPs Unimed. 5(2): 230-239.
Gabel, D.L. 1994. Handbook of Research on Science Teaching and Learning.
New York: McMillan Publishing Company.
htto://id. wikioedia.org/wiki/Ilmu alam#Hakekat Sains dan Pembelajaran Sains
di Sekolah Dasar, diakses tanggal6 September 2011.
htto://id.wikioedia.org/wiki/LaboratoriYm. diakses tanggallO juni 2011.
Indriwati, E. 1996. Pengajaran Praktikum dengan Diskusi pada Bidang Studi
Bio1ogi. Chimera, Th. 1 No.2.
K.adarohman, Asep. 2007. Manajemen Laboratorium JPA. Program STEP-2.
Departemen Agama Republik Indonesia. Jakarta.
Karuru.
P. 2007. STAD untuk Pembe1ajaran IPA. (http: 1/asuro_awielampung.blogspot.com/2008/03/stad _untuk _pembelajaran _ipa.html, diakses tanggal
13 Agustus 2011 ).
Koesmadji. 2004. TeknikLaboratorium. Bandung: FMIPA UPI.
Muhammad. Hamid. 2005. llmu Pengetahuan Alam. Materi Pelatihan
Nurdin, W.B. 2009. Peranan Laboratorium Fisika di Perguruan Tinggi dalam Proses Standarisasi Pengukuran Besaran Massa, Panjang dan Waktu di
Masyarakat. (http:www.bsnp.go.id/files/348256349/Litbang/2009/PPII
2009/PPI/2009/Bab/208.pdf, diakses tanggal17 Januari 2011).
Pardede, V.E. 2010. Analisis Pelaksanaan Prak.tikum Sesuai dengan Standac Kompetensi Mata Pe1ajaran Biologi dan Aplikasinya pada Kelas X di
SMA Negeri ll Kec. Medan Tembung Tahun Pembelajaran 2000/2010.
Skripsi. Medan: Jurusan Biologi FMIP A Medan.
Pratowo. 1989. Media Instruksional untuk Biologi. Jakarta: Depdikbud.
Purnawan, E.B. 2009. Analisis Kualitas Pelayanan Pendidikan di SMA PORI
Jepara (http:l/eprints.undip.ac.id/2462711/Eko_Budi_Purnawan.pdf,
diakses tanggal 23 Januari 20 11 ).
Riduwan. 2010. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.
Rofic, A. 2006. Studi Dekriptif tentang Faktor-faktor Kesulitan Be1ajar Siswa Kelas 3 Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Nu Ma ' arif
Kudus Tahun Pelajaran 2005/2006. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
Rustaman, N. 1996. Peranan Praktikum dalam Pembelajaran biologi. Makalah
Pelatihan Teknisi dan Laboran FPMIPA IKIP Bandung.
Singarimbun, M dan Efendi, S. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.
Sobiroh, A. 2006. Pemanfaatan Laboratorium Untuk Meningkatk.an Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas 2 SMA se-Kabupaten Banjarnegara Semester I Tahun
2004/2005. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Sudargo, F. & Asiah, S. Pembelajaran biologi Berbasis Praktikum Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Keterampilan Proses
Siswa SMA, (http://file.upi.edu!Direktori!SPSIPRODLPENDIDIKANI
IPA/19510726197803/FPRANSISCA/SUDARGO/ARTIKEVHIBAHIKO MPETITIF.pdf, diakses tanggallO Februari 2011).
Sudinnan. 2008. Potret Laboratorium Biologi SMA di Wilayah Kecamatan
Taman Sari Jakarta Barat. Jurnal Ling/car Mutu Pendidikan. 1(3):89-98.
Sukardi. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Kompetensi dan Praktiknya).
Supriatna. M. 2008. Studi Penulusuran Pengelolaan Laboratorium Sains SMA
sebagai Analisis Kebutuhan untuk Program Diklat Pengelola
Laboratoriurn. Jurnal Penelitian. 6(6):47-53.
Sutaya. I. 2008. Profil Manajemen Laboratorium dalam Menunjang Proses
Pembelajaran Kimia. (http:I/Jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/510811 101
123.pdf, diakses tanggal20 januari 2011).
Thantris, N.K. 2008. Pengelolaan Laboratorium dan Sistem Evaluasi Kegiatan
Praktikum Fisika dalam Proses Pembelajaran. (http:jurnal.pdii.lipi.go.id
ladmin/jurnal/4208938954.pdf, diakses tanggal26 Januari 2011).
Widodo, A. & Ramdhaningsih, V. 2006. Analisis Kegiatan Praktikum Biologi
dengan Menggunakan Video. Metalogika. 9(2),146-158.
Yuliati, 2010.Tahap Pelaksanaan Pelatihan Pengelolaan Laboratoriurn &
Keselamatan Kerja (12 jam). (http:/leprints.uny.ac.idi.../1/LAP PPM K3
okt2010 lSI YULIATL Mkes.doc, diakses tanggal16 Januari 2011).
Yumani, H. 2010. Pemanfaatan Laboratorium untuk Meningkatkan Hasil Belajar