• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN PILOTAGE DI SELAT MALAKA DALAM UPAYA KESELAMATAN PELAYARAN INTERNASIONAL BERDASARKAN KETENTUAN HUKUM INTERNASIONAL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PELAKSANAAN PILOTAGE DI SELAT MALAKA DALAM UPAYA KESELAMATAN PELAYARAN INTERNASIONAL BERDASARKAN KETENTUAN HUKUM INTERNASIONAL."

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

i Abstrak

Kegiatan pemanduan pelayaran (pilotage) di jalur perairan

internasional adalah suatu mandat keselamatan pelayaran yang

ditetapkan oleh International Maritime Organization (IMO). Selat Malaka

merupakan salah satu jalur penting pelayaran dunia karena posisinya

yang strategis. Namun permasalahan muncul mengingat sempitnya Selat

Malaka dan fungsinya sebagai jalur strategis perdagangan dunia

membuat padatnya lalu lintas pelayaran. Oleh sebab itu, sebagai upaya

menciptakan keselamatan pelayaran sesuai dengan ketetapan IMO dalam

Assembly Resolution A.159 (ES.IV) Recommendation on Pilotage, ketiga

negara tepi (Indonesia, Malaysia dan Singapura) merumuskan kebijakan

pengaturan Selat Malaka yang tertuang dalam Joint Statement November

16th 1971, Joint Statement February 19th 1975 dan Tripartite Agreement

February 24th1977

Maksud dan tujuan penulisan ini adalah untuk memahami dan

mengkaji apakah pelaksanaan pilotage di Selat Malaka oleh

masing-masing negara tepinya telah sesuai dengan ketentuan hukum

internasional. Penulisan ini juga dilakukan untuk memahami dan mengkaji

konsekuensi yuridis pelaksanaan pilotage bagi ketiga negara tepinya.

Pendekatan yang digunakan adalah yuridis normatif. Spesifikasi penulisan

yang digunakan adalah deskriptif analitis dengan teknik pengumpulan

data studi kepustakaan.

Hasil yang diperoleh dari penulisan, pelaksanaan pilotage di Selat

Malaka masih berstatus voluntary sehingga tiap negara tepi berhak

menjalankan usaha pemanduan sesuai regulasi masing-masing negara

namun tetap mengacu kepada ketentuan internasional. Sayangnya,

pelaksanaan pilotage di Selat Malaka masih dikuasai oleh Malaysia dan

Singapura mengingat kesiapan kedua negara tersebut yang jauh lebih

Referensi

Dokumen terkait

sebagai pengenalnya. Syam’un, Divisi II / Cirebon dipimpin oleh Kolonel Asikin, dan Divisi III / Priangan dipimpin oleh Arudji Kartawinata. Posisi Arudji sebagai Panglima

Hasil penelitian yakni ada beberapa tahapan dalam proses melukis yang dilakukan oleh siswa kelas IX SMP Negeri 7 Makassar yaitu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan perkembangan kemampuan moral yang berkarakter pada anak usia dini dengan menerapakan metode demonstrasi

Kesimpulan dari penelitian ini adalah kemampuan penalaran matematis yang dimiliki mahasiswa tingkat III yang diukur pada proses evaluasi setelah pembelajaran mata

Berdasarkan uraian di atas, dibuat rumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimana peranan asesmen formatif terhadap learning progression siswa pada konsep klasifikasi

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasannya penelitian dapat disimpulkan bahwa; (1) Ada hubungan positif yang signifikan antara kreativitas siswa dengan

The purpose of this study was to (1) analyze the content of education curriculum Kemuhammadiyahanin SMA Muhammadiyah Kota Tasikmalaya(2) Assess the

kekayaan orang tuanya, baik harta pencarian maupun harta pusaka. Apabila pewaris tidak mempunyai anak laki-laki, yang ada hanya anak perempuan dan isteri, maka