• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMIKIRAN MUHAMMAD IQBAL DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERJUANGAN KEMERDEKAAN PAKISTAN(1930-1938).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMIKIRAN MUHAMMAD IQBAL DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERJUANGAN KEMERDEKAAN PAKISTAN(1930-1938)."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Tahun 1947 di India secara resmi muncul sebuah negara yaitu Pakistan. Jika kita mau menelusuri sejarah terbentuknnya negara tersebut maka akan didapatkan bahwa umat Islam adalah pendiri dan penggagas terbentuknya negara tersebut, dalam artian yang mengkonsep, dan mencita-citakan terbentuknya negara adalah umat Islam. Terkait pembahasan mengenai konseptor, maka tidak bisa dilepaskan dari pembasan tentang tokoh, salah satu tokoh yang berperan besar terkait dengan terbentuknya negara Pakistan, yaitu Muhammad Iqbal yang dikenal sebagai salah satu bapak Pakistan. Muhammad Iqbal seorang penyair, filsuf, pengacara dikenal luas sebagai Bapak Sepiritual Pakistan. Pidatonya di Liga Muslim pada tahun 1930 telah membantu meluncurkan gerakan yang bertujuan untuk membagi Asia Selatan jajahan Inggris kedalam dua Negara, Pakistan-Muslim dan India-Hindu yang sama-sama berdaulat. Muhammad Iqbal dikenal sebagai tokoh pengerak modernisasi Islam di Asia Selatan. Muhammad Iqbal melakukan pembaharuan dalam bidang agama dan perjuangan kebangsaan, khususnya dalam hal penulisan dan pemikiran. Iqbal berjuang di All-India Muslim Leage di awal 1930an. Penulisan ini mengunakan metode historis, karena metode ini dianggap bertumpu pada empat langkah yaitu: heuristik (pengumpulan sumber), Kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Metode ini digunakan agar dalam mengeksplorasi persoalan yang ada dapat dianalisis dengan data-data yang mendekati dengan yang dimaksud dan hal ini di harapkan bisa menjadi objektif.

Kata Kunci: Muhammad Iqbal, Partai Liga Muslim, Negara Islam Pakistan,

Pembaharu Islam Pakistan.

ABSTRACT

1947 in India officially emerged a country that is Pakistan. If we want to trace the history of the birth of the country. It will be found that the Muslims is the founder and initiator of the establishment of the country, in the sense that conceptualize, and aspire to the formation of the country is Muslim. Related to the discussion of the drafter, it can not be separated from the discussion of figures, one figure who played a major role associated with the birth of the state of Pakistan , Muhammad Iqbal , known as one of the fathers of Pakistan. Muhammad Iqbal was a poet, philosopher , lawyer widely recognized as the Father of Spiritual Pakistan. His speech at the Muslim League in 1930 has helped launch a movement that aims to divide the South Asian British colony into two countries, Pakistan-Muslim and India-Hindu equally sovereign. Muhammad Iqbal known as the man driving the modernization of Islam in South Asia. Muhammad Iqbal different from other Islamic reformers. Muhammad Iqbal reform in the field of religion and nationality struggle , especially in terms of writing and thinking. Iqbal fought in the All - India Muslim League in the early 1930s. This writing using the historical method , because the method is considered to be based on four steps: heuristics ( collection of sources ) , source criticism, interpretation and historiography. This method is used in order to explore the existing problems can be analyzed with the data that is approached with the question and it is expected to be objective.

(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR LAMPIRAN... vii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Metode Penelitian ... 7

1.5. Manfaat Penelitian ... 7

1.6. Struktur Organisasi Skripsi …..……… 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS... 11

2.1. Konsep Negara ... 12

2.2. Konsep Agama ... 13

2.3. Teori Konflik ..………...……… 15

2.3.1. Konflik Sosial ………....……...….….…..…….... 18

2.3.2. Konflik Politik …………...……….…...……..…….. 19

2.4. Teori Nasionalisme ……..….…...………...…..…….. 21

2.5. Penelitian Terdahulu …………...…...………..…….. 23

2.5.1. Sumber Skripsi ...……...…...….…..…... 23

2.5.2. Sumber Jurnal ...……..…...…...…...…………. 24

2.5.3. Sumber Buku Yang Relevan ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

3.1. Metode dan Teknik Penelitian ... 29

3.1.1. Persiapan Penelitian ... 32

3.1.2. Penentuan dan Pengajuan Tema Penelitian ... 32

3.1.3. Penyusunan Rancangan Penelitian ... 33

3.1.4. Konsultasi (Bimbingan) ... 34

3.2. Pelaksanaan Penelitian ... 35

3.2.1. Pengumpulan Sumber (Heuristik) ... 35

3.2.2. Kritik Sumber ... 37

3.2.2.1. Krtik Internal ... 39

3.2.2.2. Kritik Eksternal ... 41

3.2.2.3. Interpretasi (Penafsiran Sumber) ... 42

3.2.2.4. Historiografi (Penulisan Laporan Penelitian) ... 43

(3)

4.1. Latar Belakang Muhammad Iqbal Menginginkan Kemerdekaan Pakistan

dari India ...…... 47

4.1.1. Biografi Muhammad Iqbal …...…...…….…... 47

4.1.2. Latar Belakang Pemikiran Muhammad Iqbal Tentang Berdirinya Negara Islam Pakistan …...…..… 49

4.2. Pemikiran Muhammad Iqbal Dalam Upaya Memperjuangkan Kemerdekaan Pakistan ... 51

4.2.1. Pemikiran Iqbal Tentang Sumber Hukum Islam.. ... 53

4.2.2. Peran Muhammad Iqbal Dalam Pendidikan Pakistan ... 63

4.2.3. Peran Muhammad Iqbal Dalam Partai Liga Muslim ... 66

4.3. Kondisi Politik di India ... 69

4.4. Pengaruh Pemikiran Muhammad Iqbal Terhadap Perjuangan Kemerdekaan Pakistan ... 71

4.4.1. Pengaruh Pemikiran Muhammad Iqbal Dalam Dunia Pendidikan Pakistan ... 71

4.4.2. Pengaruh Pemikiran Muhammad Iqbal Dalam Dunia Politik Di Pakistan Tahun 1930-1938 ... 73

BAB V KESIMPULAN ………... 84

5.1. Simpulan ... 84

5.2. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 93

LAMPIRAN ...

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Wilayah Asia Selatan. Gambar 2. Peta Wilayah India.

Gambar 3. Peta Wilayah Pakistan dan India. Gambar 4. Peta Wilayah Pakistan.

Gambar 5. Tokoh Muhammad Iqbal. Gambar 6. Bendera Pakistan.

Gambar 7. Muhammad Iqbal.

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemerdekaan adalah sesuatu yang sangat diharapkan oleh setiap bangsa dimanapun. Suatu bangsa dikatakan merdeka dalam anggapan umum apabila

bangsa tersebut telah bebas dari penjajahan kolonialisme. Makna umum dari bangsa merebut hak kemerdekaannya merupakan suatu momentum dimana suatu bangsa berhasil untuk membebaskan diri dari kolonialisme pihak asing. Namun secara khusus, makna yang lebih penting dari kemerdekaan adalah bagaimana negara dapat mewujudkan kesejahteraan, keadilan, dan damai bagi seluruh rakyatnya. Karena rakyat merupakan unsur penting dari sebuah negara, maka negara wajib untuk memerdekakannya. Dengan demikian, yang lebih penting dari sebuah kemerdekaan adalah negara harus dapat memberikan suatu kemerdekaan yang absolut dan hakiki bagi seluruh rakyatnya, sesuai dengan makna tujuan kemerdekaan yang sesungguhnya (Budiarjo, 1986: 105).

Pakistan sebagai sebuah negara Islam, berdiri tidak lepas dari situasi dan kondisi yang melatar belakanginya. Misalnya, situasi geografis, sosial keagamaan dan politik. Pada awal berdirinya terdiri dari dua wilayah yang dipisahkan oleh India kurang lebih seribu mil, dan kemudian terkenal sebagai Pakistan Barat dan Pakistan Timur. Pakistan merupakan negara pertama di dunia yang secara formal diakui sebagai republik Islam. Dasar konstitusinya adalah The Constitution of The Islamic Republik Of Pakistan yaitu negara demokrasi berdasarkan prinsip-prinsip Islam yang berkeadilan sosial (Syam, 2007: 311-312). Konstitusi ini disahkan

pada tahun 1946.

Selama dekade pertama, Pakistan menghadapi persoalan identitas dan

(5)

Pakistan terletak di antara Afganistan di barat Laut dan India di Tenggara, Jam’mu dan Kashmir di Timur Laut meliputi Provinsi Punjab, Sind, Baluchistan, dan Provinsi Barat Laut. Berdirinya Pakistan, sebuah negara yang muncul dalam peta dunia pada tanggal 14 Agustus 1947, merupakan negara yang lahir dari aspirasi umat Islam India untuk mendirikan pemerintahan dimana mereka dapat hidup sesuai dengan prinsip dan ajaran Islam.Pakistan merupakan sebuah negara

yang secara tegas memasukan syariat Islam kedalam perundang-undangan, dan menetapkan Islam sebagai agama negara. Berbeda dengan negara lain yang menetapkan beberapa agama untuk dipeluk oleh warga negara. Perjuangan gerakan kemerdekaan Pakistan berjalan seiring dengan gerakan kemerdekaan India yang disokong oleh Gandhi ketika itu.

Sebelum merdeka, Pakistan merupakan bagian dari negara India. Kemudian memisahkan diri dan membentuk negara nasionalnya sendiri yang berdasar pada agama Islam. Pakistan menjadikan Islam sebagai agama nasionalnya. Kemerdekaan Pakistan diperoleh dari perjuangan kaum muslim minoritas di India. Pakistan bisa menjadi sebuah negara besar karena cita-cita dan identitasnya, dan karena pemimpin-pemimpin generasi kemerdekaan Pakistan adalah orang-orang yang mampu memanfaatkan situasi internal dan eksternal dalam perjuangan kemerdekaannya. Dapat dikatakan salah satu pemicu perpecahan India dan Pakistan adalah perbedaan agama. Muhammad Iqbal adalah salah satu tokoh yang menggagas bahwa perlunya Pakistan untuk memisahkan diri dari India dikarenakan adanya perbedaan agama di India pada saat itu. Gagasan Muhammad Iqbal mendapatkan dukungan dari tokoh negarawan yang sangat berpengaruh terutama di wilayah Pakistan yaitu Muhammad Ali Jinnah dan

beberapa tokoh lainnya. Di bawah Muhammad Ali Jinnah, Pakistan memisahkan diri dari India karena merasa bahwa aspirasi politik umat Islam saat itu tidak bisa

disalurkan.

(6)

lengkap mengatur kehidupan manusia, ditantang untuk bisa mengantisipasi dan mengarahkan gerak dan perubahan tersebut agar sesuai dengan kehendak-Nya. Oleh sebab itu, Islam dihadapkan kepada masalah signifikan, yaitu sanggupkah Islam memberi jawaban yang cermat dan akurat dalam mengantisipasi gerak dan perubahan ini.

Iqbal tidak menetapkan suatu pandangan praktis dalam filsafatnya, namun

ia berusaha mengubah cara pandang kaum muslimin yang selama ini terjebak dalam cara pandang yang statis dalam memahami situasi dan kondisi pada masa itu. Namun karena kehidupan manusia yang cenderung dinamis malah menjadikan umat Islam menjadi pembebek terhadap bangsa barat, dengan menanggalkan baju keislaman mereka. Dari sinilah Iqbal merekonstruksi paradigma kaum muslimin agar mampu hidup dalam dinamika kehidupan yang normal namun tetap dalam koridor sebagai seorang muslim yang mengabdi kepada Tuhannya. Ia berusaha untuk memajukan peradaban Islam secara ekonomi maupun spiritual dengan cara mengikuti gerak perkembangan zaman dan tanpa meninggalkan ciri khas ke-Islamannya.

Pembaharuan dalam Islam sudah dimulai sejak 150 tahun yang lalu. Beberapa tokoh Islam di Mesir, Turki, India, Pakistan dan dibeberapa tempat lainnya sudah menemukan penyebab mundurnya umat Islam berabad-abad. Mereka juga sudah menemukan solusi untuk mengadakan perubahan agar umat Islam mengalami kejayaan seperti halnya umat Islam pada zaman klasik. Namun pendapat penyebab mundurnya umat Islam menurut tokoh-tokoh Islam di Mesir, Turki, India, Pakistan dan di beberapa tempat lainnya sangat beragam. Seperti pendapatnya Muhammad Iqbal dan Muhammad Ali Jinnah, dua orang tokoh

pembaharu Islam di Pakistan.Pada pertengahan abad kedua puluh, tepatnya pada tahun 1947 di India secara resmi muncul sebuah negara yaitu Pakistan. Jika kita

(7)

Pakistan, yaitu Muhammad Iqbal yang dikenal sebagai salah satu bapak Pakistan dan Muhammadi Ali Jinnah yang dikenal sebagai tokoh yang mewujudkan terbentuknya Negara Pakistan.

Suatu hal yang menarik tentang ide pembaharuan Iqbal ialah meskipun ia memiliki latar belakang pendidikan Eropa ia tidak berpendapat bahwa Baratlah

yang harus dijadikan contoh, menurutnya yang harus diambil umat Islam dari Barat hanyalah ilmu pengetahuannya. Sementara kapitalisme dan imperialisme

Barat ditentangnya, karena Barat menurutnya sangat dipengaruhi oleh materealisme dan telah meninggalkan agama yang ada di Barat seperti Kristen dan Katolik. Pemikiran Iqbal yang dikenal sebagai seorang filosof sekaligus penyair perihal kondisi Islam mempunyai pengaruh yang luas terhadap gerakan pembaharuan dalam Islam. Sebagaimana para pembaharu lain, Iqbal juga beranggapan bahwa kemunduran umat Islam yang berlangsung sangat panjang disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya:

Pertama kebekuan dalam pemikiran umat Islam, hukum dalam Islam telah bersifat statis, padahal menurutnya hukum dalam Islam sebenarnya tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, dan pintu ijtihad tidak pernah tertutup. Kedua, angagapan kaum konservatif yang menganggap rasionalisme yang dipelopori kaum mu’tazilah membawa kepada disintergrasi yang dapat mengganggu kestabilan Islam sebagai kesatuan politik. Iqbal mengkritik pendapat ini dengan menyatakan bahwa menurutnya Islam, pada hakikatnya mengajarkan dinamisme, dan sangat menganjurkan pemakaian akal. Paham dinamisme Islam yang ditonjolkan Iqbal menjadikannya mendapat kedudukan penting dalam pembaharuan di India. Ketiga, Iqbal juga menyatakan bahwa hancurnya Bagdad sebagai pusat kemajuian pemikiran umat Islam di

(8)

umat dan persaudaraan muslim untuk bisa melepaskan dari jajahan asing, ide ini didukung oleh sebagian besar rakayat negerinya, baik umat Islam maupun Hindu.

Akan tetapi, ide Iqbal terkait nasionalisme yang berupa solidaritas antar agama mengalami perubahan, nasionalisme India yang mencakup Muslim dan Hindu sangat bagus, tetapi sulit sekali untuk dapat diwujudkan, bahkan ia curiga

akan adanya konsep New-Hinduisme dibalik nasionalisme yang mendapat dukungan dari umat Hindu. Menurut Iqbal, di India terdapat dua umat besar, dan

dalam pelaksanaan demokrasi Barat di India, kenyataan itu harus diperhatikan, karena nasionalisme khas Barat ini menurutnya akan melahirkan materialisme dan atheisme yang dapat mengancam bagi nilai kemanusiaan (Nasution, 2003: 72). Hal itu selain disebabkan penolakan Iqbal terhadap ide-ide Barat, juga dikarenakan adanya tuntutan umat Islam untuk membentuk sebuah pemerintahan sendiri. Sehingga kemudian terbentuklah pemerintahan Pakistan yang secara resmi merdeka pada tahun 1947.

Terkait dengan berdirinya Pakistan, Iqbal adalah seorang tokoh politik dan pembaharu yang memiliki peran besar bahkan disebut sebagai salah satu Bapak Pakistan, karena sejak ia menjabat sebagai Presiden Liga Muslimin, ia banyak memaparkan tentang perlunya membentuk negara Muslim, bahkan dalam pidato kepresidennya ia menyatakan bahwa terbentuknya negara muslim itulah yang menjadi tujuan akhir umat Islam. Mukti Ali mengutip pidato kepresidenan tersebut sebagai berikut:

“Saya ingin melihat Punjab, Propinsi Nort-West Frontier, Sindh dan Baluchistan, bergabung menjadi satu negara. Berpemerintahan sendiri dalam kerajaan inggris atau diluar kerajaan inggris, pembentukan negara Muslim Barat laut India tampaknya mejadi tujuan akhir umat muslim, paling tidak bagi umat Islam India Barat Laut”.

(9)

1.2 Rumusan Masalah

Masalah utama yang penulis angkat adalah Bagaimana pemikiran Muhammad Iqbal berpengaruh terhadap perjuangan kemerdekaan Pakistan?

Dari masalah utama tersebut penulis membaginya menjadi beberapa poin poin

masalah, diantaranya sebagai berikut:

1. Apakah yang melatar belakangi pemikiran Muhammad Iqbal menginginkan

Pakistan memisahkan diri dari India?

2. Bagaimana pemikiran Muhammad Iqbal dalam upaya mewujudkan Negara Islam Pakistan?

3. Bagaimana kondisi politik di India dengan adanya pemikiran Muhammad Iqbal?

4. Bagaimana pengaruh pemikiran Muhammad Iqbal terhadap perjuangan kemerdekaan Negara Islam Pakistan?

1.3 Tujuan Penelitan

Berdasarkan pokok pemikiran di atas, untuk menjawab dan memecahkan rumusan masalah penelitian merupakan tujuan utama yang hendak dicapai oleh penulis. Selain itu, ada beberapa tujuan penelitian yang penulis tetapkan diantaranya:

1. Mendeskripsikan bentuk perjuangan rakyat Pakistan sebelum mendapat pengaruh dari pemikiran Muhammad Iqbal terhadap perjuangan kemerdekaan Pakistan 1930-1938. Diantaranya meliputi hubungan pemeluk Agama Islam dengan pemeluk agama Hindu, hubungan pemeluk Agama Islam dengan penjajahan yang dilakuakan oleh Inggris, serta jumlah pemeluk Agama Islam yang pada saat itu dianggap sebagai agama minoritas.

2. Mendeskripsikan pemikiran Muhammad Iqbal dan pengaruhnya terhadap

upayamewujudkan Negara Islam Pakistan.

3. Menjelaskan kondisi politik di India dengan adanya pemikiran Muhammad Iqbal.

(10)

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang bisa didapatkan dalam penelitian skripsi ini antara lain: 1. Bagi peneliti, dapat menghasilkan karya ilmiah yang dapat dipertanggung

jawabkan sebagai bentuk aplikasi pengalaman dan teori yang telah didapatkan selama mengikuti proses pendidikan di Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS UPI.

2. Penelitian ini diharapkan menjadi sumbangsih tersendiri bagi pengembangan karya tulis ilmiah yang dilakukan oleh mahasiswa, sekaligus menjadi tambahan koleksi bagi Perpustakaan Departemen Pendidikan Sejarah dan Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia.

3. Menambah khasanah pengetahuan tentang sejarah kawasan, khususnya di Asia Selatan.

4. Menanamkan nilai-nilai khususnya kepada peserta didik yang bisa diambil dari sebuah peristiwa bersejarah.

5. Sebagai bahan pengembangan materi bagi siswa di tingkat sekolah, terutama dalam kajian tentang kondisi dunia dewasa ini.

1.5 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode yang lazim digunakan dalam penelitian sejarah, yaitu metode historis. Metode Historis adalah suatu proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau (Gottschalk, 1986: 35). Adapun langkah-langkah penelitian ini mengacu pada proses metodologi penelitian dalam penelitian sejarah, yang mengandung empat langkah penting, adalah sebagai berikut:

1. Heuristik, yaitu menemukan jejak-jejak atau sumber-sumber dari sejarah suatu peristiwa kemudian dirangkai menjadi satu. Heuristik bisa dikatakan sebagai

(11)

UNPAD, Batu Api, Perpustakaan Nasional dan perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Kritik, yaitu dengan melakukan penelitian terhadap sumber-sumber sejarah, baik isi maupun bentuknya internal dan eksternal. Kritik internal dilakukan oleh penulis untuk melihat layak tidaknya isi dari sumber-sumber yang telah diperoleh tersebut untuk selanjutnya dijadikan bahan penelitian dan penulisan.

Kritik eksternal dilakukan oleh penulis untuk melihat bentuk dari sumber tersebut. Dalam tahap ini, penulis berusaha melakukan penelitian terhadap sumber-sumber yang berkaitan dengan topik penelitian ini.

3. Interpretasi, setelah melalui tahapan kritik maka berbagai sumber tersebut diberikan komentar dan tanggapan dalam rangka menyusun interpretasi yang disesuaikan dengan tujuan penulisan. Dalam hal ini penulis memberikan penafsiran terhadap sumber-sumber yang telah dikumpulkan selama penelitian berlangsung. Kegiatan penafsiran ini dilakukan dengan jalan menafsirkan fakta dan data dengan konsep-konsep dan teori-teori yang telah diteliti oleh penulis sebelumnya. Penulis juga melakukan pemberian makna terhadap fakta dan data yang kemudian disusun, ditafsirkan, dan dihubungkan satu sama lain. Fakta dan data yang telah diseleksi dan ditafsirkan selanjutnya dijadikan pokok pikiran sebagai kerangka dasar penyusunan skripsi ini.

4. Historiografi, tahapan ini merupakan tahapan akhir dalam langkah-langkah penulisan dengan cara merangkaikan berbagai interpretasi sebelumnya menjadi sebuah karya tulis sejarah. Dalam hal ini penulis menyajikan hasil temuannya pada tiga tahap yang dilakukan sebelumnya dengan cara menyusunnya dalam suatu tulisan yang jelas dalam bahasa yang sederhana

dan menggunakan tata bahasa penulisan yang baik dan benar.

(12)

dikenal dengan sebutan author-date system (system penulis-tanggal) dan parenthetical referencing (penulisan referensi dalam kurung). Penulis menggunakan teknik penulisan ini karena telah dipergunakan secara luas dilingkungan akademis di seluruh dunia dan sesuai dengan pedoman penulisan karya ilmiah UPI.

Hasil penelitian akan disusun ke dalam sebuah laporan dengan

sistematika yang terdiri dari lima bab yaitu Pendahuluan, Kajian Pustaka, Metode Penelitian, Pembahasan, dan Kesimpulan. Pembagian ini bertujuan untuk memudahkan dan sistematisasi dalam memahami penulisan.

1.6 Struktur Organisasi Skripsi

Agar penulisan skripsi ini tersusun secara sistematis, maka penulisan skripsi ini disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, pada bab ini, penulis berusaha untuk memaparkan dan menjelaskan mengenai latar belakang masalah yang menjadi alas an penulis untuk melakukan penelitian dan penulisan skripsi, rumusan masalah yang menjadi beberapa permasalahan untuk mendapatkan data-data temuan di berbagai sumber buku yang berkaitan dengan tema yang penulis kaji, pembatasan masalah guna memfokuskan kajian penelitian sesuai dengan permasalahan utama, tujuan penelitian dari penelitian yang dilakukan, metode dan tekhnik penelitian serta struktur organisasi dalam penyusunan skripsi.

Bab II Kajian Pustaka, di sini akan dijabarkan mengenai daftar literatur yang dipergunakan yang dapat mendukung dalam penulisan terhadap permasalahan yang dikaji. Pada bagian bab kedua, berisi mengenai suatu

pengarahan dan penjelasan mengenai topik permasalahan yang penulis teliti dengan mengacu pada suatu tinjauan pustaka melalui suatu metode studi

kepustakaan, sehingga penulis mengharapkan tinjauan pustaka ini bisa menjadi bahan acuan dalam penelitian yang penulis lakukan serta dapat memperjelas isi pembahasan yang diuraikan berdasarkan data-data temuan di lapangan.

(13)

pengolahan data dan cara penulisan. Dalam bab ini juga, penulis memaparkan metode yang digunakan untuk merampungkan rumusan penelitian, metode penelitian ini harus mampu menjelaskan langkah-langkah serta tahapan- tahapan apa saja yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan. Semua prosedur serta tahapan-tahapan penelitian mulai dari persiapan hingga penelitian berakhir harus diuraikan secara rinci dalam bab ini. Hal ini dilakukan untuk memudahkan

penulis dalam memberikan arahan dalam pemecahan masalah yang akan dikaji. Bab IV Membahas mengenai “Pemikiran Muhammad Iqbal dan Pengaruhnya Terhadap Perjuangan Pemerdekaan Rakyat Pakistan 1930-1938”. Pada bab ini, yaitu bab hasil penelitian dan pembahasan berisi mengenai keterangan-keterangan dari data-data temuan di lapangan. Data-data temuan tersebut penulis paparkan secara deskriptif untuk memperjelas maksud yang terkandung dalam data-data temuan tersebut, khususnya baik bagi saya sebagai penulis dan umumnya bagi pembaca. Penulis berusaha mencoba mengkritisi data-data temuan dilapangan dengan membandingkannya kepada bahan atau sumber yang mendukung pada permasalahan yang penulis teliti. Selain itu juga dalam bab ini dipaparkan pula mengenai pandangan penulis terhadap permasalahan yang menjadi titik fokus dalam penelitian yang penulis lakukan.

Bab V Simpulan dan Saran, bab terakhir ini berisi suatu kesimpulan dari pembahasan pada bab empat dan hasil analisis yang penulis lakukan merupakan kesimpulan secara menyeluruh yang menggambarkan mengenai perjuangan rakyat Pakistan dalam memperjuangkan kemerdekaannya. Berdasarkan rumusan masalah yang penulis ajukan dalam penelitian ini.

Daftar Pustaka memuat semua sumber tertulis baik itu berupa buku,

artikel jurnal, arsip, ataupun sumber-sumber lainnya yang diperolehdari internet, atau sumber cetak lainnya berupa foto yang pernah dikutip dan digunakan dalam

(14)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Para pembaharu Muslim di Anak Benua India harus diakui mempunyai peranan yang sangat penting bagi pemunculan negara Pakistan. Harus diakui bahwa ide-ide pembaharuan yang dilontarkan oleh para pembaharu, seperti Muhammad Iqbal sangat membantu bagi usaha-usaha Jinnah dalam menggerakkan umat Islam India yang pada abad lalu masih merupakan masyarakat yang berada dalam kemunduran, kemudian dapat diubah menjadi masyarakat yang berpikir sehingga mampu untuk mempunyai wilayah dan pemerintahan Islam tersendiri, yaitu negara Pakistan. Dengan segala kegigihannya dan keberaniannya, ia terus berusaha mewujudkan suatu koloni Islam yang diikat dalam suatu pemerintahan Islam mandiri dan terbebas dari intervensi pihak manapun. Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa gagasan pemikiran Muhammad Iqbal sangat berperan dalam upaya membangkitan Islam di India. Oleh karena itu, wajarlah jika Muhammad Iqbal dijuluki sebagai salah satu tokoh

pendiri Pakistan.

Iqbal adalah seorang intelektualis asal Pakistan telah melahirkan pemikiran dan peradaban besar bagi generasi setelahnya. Muhammad Iqbal merupakan sosok pemikir multi disiplin. Ia adalah seorang sastrawan, negarawan, ahli hukum, filosof, pendidik dan kritikus seni. Jiwanya yang piawai tidak saja menakjubkan tetapi juga jarang ditemui. Islam sebagai way of life yang lengkap mengatur kehidupan manusia, ditantang untuk bisa mengantisipasi dan mengarahkan gerak perubahan tersebut agar sesuai dengan kehendak-Nya.

(15)

semangat yang terkandung didalamnya, bukan menjadikannya sebagai buku Undang-undang yang berisi kumpulan peraturan-peraturan yang mati dan kaku.

Dari uraian di atas, khusus yang terkait dengan filsafat ego, dapat disimpulkan bahwa Iqbal memandang setiap wujud adalah sebuah ego (khudi, kedirian, atau individualitas), dari wujud yang paling sederhana, yakni materi (benda mati), sampai yang paling kompleks dan sempurna, yakni manusia. Bahkan, wujud yang paling wujud, wujud hakiki, yakni Tuhan, dipandang sebagai Ego Mutlak. Filsafatnya tentang ego, Iqbal memberi perhatian utama kepada ego manusia. Walaupun dalam perkembangannya, ego manusia tidak bisa dilepaskan hubungan dan interaksinya dengan ego-ego yang berada di luar dirinya, baik dengan ego materi dan ego-ego kolektif dalam masyarakat maupun dengan Ego Mutlak.

Ego manusia pada hakikatnya adalah ruh yang berasal dari Tuhan. Ia penuh misteri dan merupakan dasar dari keunikan setiap individu. Aktivitasnya mengarahkan dan memimpin daya-daya yang ada dalam diri manusia, seperti berpikir, merasa, dan berkehendak. Ego manusia mengarah pada tiga fase

perkembangan, yaitu kemerdekaan (kebebasan), keabadian, dan kekhalifahan Ilahi. Untuk meraih perkembangan egonya, manusia harus menempuh faktor-faktor yang memperkuatnya, yaitu cinta, faqr, semangat, toleransi, kasb al-halal, bekerja orisinil dan kreatif; dan menghindari faktor-faktor yang melemahkannya, yaitu takut, meminta-minta, perbudakan, dan bangga akan keturunan. Di samping itu, yang penting ditegaskan, ego manusia harus berinteraksi dengan ego-ego yang lain di masyarakat untuk turut menentukan tujuan-tujuan bersama, seperti menegakkan kebenaran, keadilan, dan kemanusiaan.

(16)

seorang muslim yang mengabdi kepada Tuhannya. Bagi Iqbal dalam hal mendekatkan pemahaman tentang Tuhan dibagi menjadi tiga Fase. Dan fase-fase tersebut memiliki perbedaan corak yang begitu kentara. Adapun Fase-fase tersebut adalah: Pertama, Tuhan bagi Iqbal adalah zat yang indah yang terwujud didalam segala bidang di alam semesta ini. Kedua, Tuhan bagi Iqbal tidak lagi menjelmakan diri-Nya di alam semesta, tetapi pada pribadi insani tertentu. Dan ketiga, Tuhan menurut Iqbal adalah Ego mutlak yang gerakan-Nya meliputi segala hal.

Konsep Iqbal tentang Tuhan mempunyai kaitan yang sangat erat dengan Filsafat Khudi-nya. Khudi merupakan suatu kebulatan yang jelas dan mempunyai arti, yang menjadi sentral dari segala kehidupan manusia. Hidup manusia ditentukan oleh aktifitas khudi-nya, aktifitas Khudi-nya yang selalu mengarah kepada kesempurnaan, sewaktu-waktu akan mencapai perkembangan yang tertinggi, yakni kesempurnaan dimana pada waktu itu insan akan merangkum samudra ketuhanan. Iqbal menafsirkan manusia yang utama adalah insan yang

telah sempurna kerohaniannya menjadi cermin dari sifat-sifat Tuhan, sehingga sebagai manusia sempurna dia menjadi khalifah di muka bumi.

Penalaran dan apresiasi terhadap puisinya, apalagi puisi dilukiskan dalam

bahasa simbolik, yang merupakan bagian paling besar karyanya tentu dapat melahirkan inspirasi baru tentang bagaimana sesungguhnya yang dimaksudkan Iqbal tentang Tuhan dan khudi dalam filsafatnya. Beberapa abad umat Islam telah banyak mengalami kemunduran di berbagai bidang, menurut Iqbal hal ini terjadi karena ada pola berfikir yang salah dalam berfikir umat Islam. Iqbal muncul sebagai salah satu sosok pembaharu pemikiran dalam Islam. Salah satu argumen yang dimunculkannya adalah mengenai dinamisme Islam berdasarkan teori dinamika yang mendorong umat islam untuk berfikir dinamis melakukan perubahan mengikuti perkembangan, berfikir terbuka dan mengubah mind set yang telah terdoktrin bahwa " pintu Ijtihad telah tertutup".

(17)

dunia sadar akan kemurnian Islam, semakin terasa kebenaran pendapat dan falsafah Iqbal yang terpancar melalui syair-syairnya dan terasa dekatnya Iqbal itu dengan diri kita. Rahasia kejayaan dan kekuatan Iqbal bersumber pada Al-Qura'an dan al-Sunnah yaitu dua sumber besar yang terukti mampu merubah dunia dan telah disaksikan sepanjang sejarah manusia.

Pergolakan pemikiran dan politik di India diwakili oleh Sayyid Ahmad Khan yang kemudian diteruskan perjuangannya oleh Muhammad Iqbal. Beliau berpendapat bahwa umat Islam India mundur karena mereka tidak mengikuti perkembangan zaman. Peradaban Islam klassik telah hilang dan telah timbul peradaban baru di Barat yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sebab utama bagi terciptanya kemajuan dan kekuatan orang Barat. Ia juga berpendapat bahwa, umat Islam merupakan satu umat yang tidak dapat membentuk suatu negara dengan umat Hindu. Umat Islam harus mempunyai negara tersendiri, karena bersatu dengan umat Hindu dalam satu negara akan membuat umat Islam terpinggirkan. Cita-cita mendirikan negara tersendiri ini didukung oleh Muhammad Iqbal dan Muhammad Ali Jinnah meskipun dalam

idiologinya berbeda. Inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya Pakistan.

Iqbal adalah seorang puitis dan filosof Islam yang ahli dibidang politik, beliau tidak setuju dengan sikap yang lamban. Dan beranggapan bahwa islam bersikap sangat lamban dengan sikap tasawuf yang dimiliki orang Islam. Dalam pemikirannya tentang manusia Iqbal berpendapat bahwa manusia memiliki dasar dua yaitu intelek dan intuisi, dimana kedua dasar tersebut membawa kita mencapai suatu pendidikan yang baik. Sehingga manusia menjadi kreatif dan religius dalam membangun suatu peradaban Islam yang maju seperti abad keemasan yang dirampas oleh orang-orang zindik. Menurut iqbal pendidikan yang baik adalah saat mengutamakan intuisi dari pada intelek untuk menciptakan manusia yang maju dan beradab.

(18)

mereka. Dari sinilah Iqbal merekonstruksi paradigma kaum muslimin agar mampu hidup dalam dinamika kehidupan yang normal namun tetap dalam koridor sebagai seorang muslim yang mengabdi kepada Tuhannya.

Hal yang perlu dicatat disini ialah bahwa meskipun pembahasan di atas banyak membahas mengenai peran tokoh Muhammad Iqbal, bukan berarti tidak ada tokoh lain yang berperan terkait dengan terbentuknya Pakistan, karena sebagaimana dijelaskan dalam bukunya Harun Nasution bahwa pemikiran pembaharuan Islam di India telah dimulai oleh Syah Waliyullah. Hanya saja, dari banyak tokoh pembaharu yang memiliki peran dominan terkait dengan terbentuknya Pakistan adalah Muhammad Iqbal dan Muhammad Ali Jinnah dan beberapa tokoh lainnya. Tetapi para Pembaharu-Pembaharu Lain juga mempunyai peran masing-masing terkait dengan hal itu, sebagaimana menurut Harun Nasution, Sayyid Ahmad Khan, dengan idenya tentang pentingnya Ilmu Pengetahuan, Sayyid Amir Ali yang menyatakan bahwa Islam tidak menentang kemajuan Modern secara disengaja atau tidak berperan dalam mewujudkan Pakistan.

Muhammad Iqbal, lahir 9 November 1877. Dia adalah seorang filsuf, pemikir, cendekiawan, ahli perundangan, reformis, politikus, dan yang terutama: penyair. Dia berjuang untuk kemajuan umat Islam dan menjadi salah satu Bapak Spiritual Pakistan. Iqbal berjuang di India Muslim Leage di awal 1930-an. Bersama Muhammad Ali Jinnah, dia merumuskan konsep Negara bagi Muslim India, dan tak pernah melihat berdirinya Pakistan tahun 1947 kerana sudah wafat pada 1938.

(19)

Ide pembaharuannya adalah membuka pintu Ijtihad untuk menolak statemen bahwa Islam adalah agama yang statis, tidak berkembang. Iqbal tidak menghendaki umat islam hanya berpangku tangan pada kesepakatan para ulama-ulama terdahulu. Iqbal menghendaki umat Islam senantiasa beragama sesuai perkembangan zaman, tanpa mengabaikan hal-hal syar’i yang sudah menjadi landasan hukum syar’i. Ide pembaharuannya adalah ia membentuk satu negara islam yang sekarang adalah pakistan. Hal ini terdorong dari pengamatannya, bahwa ternyata umat islam tidak bisa disatukan dengan agama hindu yang di India saat itu dalam satu wadah nasionalisme. Lebih-lebih kebebasan keberagamaan dijamin dalam sebuah undang-undang.

Hal yang perlu dicatat disini ialah bahwa meskipun pembahasan di atas hanya meliputi dua tokoh, bukan berarti tidak ada tokoh lain yang berperan terkait dengan terbentuknya Pakistan, karena sebagaimana dijelaskan dalam oleh Harun Nasution bahwa pemikiran pembaharuan Islam di India telah dimulai oleh Syah Waliyullah. Hanya saja, dari banyak tokoh pembaharu yang memiliki peran dominan terkait dengan terbentuknya Pakistan adalah Muhammad Iqbal dan

Muhammad Ali Jinnah. Tetapi para Pembaharu-Pembaharu Lain juga mempunyai peran masing-masing terkait dengan hal itu, sebagaimana menurut harun nasution, Sayyid Ahmad Khan, dengan idenya tentang pentingnya Ilmu Pengetahuan, Sayyid Amir Ali yang menyatakan bahwa Islam tidak menentang kemajuan Modern secara disengaja atau tidak berperan dalam mewujudkan Pakistan.

(20)

penghargaanya terhadap gerak, hingga ia menyebut orang kafir yang bergerak lebih baik dari pada muslim yang hanya tidur tidak melakukan apa-apa.

Demikian juga pandangannya tentang pendidikan, Muhammad Iqbal mengundang kaum muslim untuk mengambil kendali dan bertindak sebagai pimpinan menata kembali kehidupan social ini, karena, menurut pandangan Iqbal, berkat tradisi religius dan filosofisnya, mereka akan dapat menghargai dan menyetujui ide-ide dan nilai-nilai yang bertautan dengannya. Iqbal sama sekali tidak menghendaki kalau-kalau kaum muslim menyembunyikan nilai-nilai tersebut. Nilai-nilai itu berlaku secara universal. Sebab ciri universal ini merupakan ciri hakiki dari semua ide kreatif yang di sumbangkan Islam untuk memperbaiki kehidupan ini. Iqbal adalah seorang intelektualis asal Pakistan telah melahirkan pemikiran dan peradaban besar bagi generasi setelahnya . Iqbal merupakan sosok pemikir multi disiplin. Ia adalah seorang sastrawan, negarawan, ahli hukum, filosof, pendidik dan kritikus seni.

5.2 SARAN

Dari pemikiran-pemikiran Muhammad Iqbal diatas, sudah saatnya kita

bergerak dan tidak terpaku dengan keadaan sekarang didalam kejumudan. Kita berharap umat Islam untuk bisa kreatif dan dinamis dalam menghadapi hidup serta menciptakan perubahan-perubahan dibawah tuntunan ajaran-ajaran Al Qur’an. Nilai-nilai dasar ajaran Al Qur’an harus dapat dikembangkan dan digali secara serius untuk dijadikan pedoman dalam menciptakan perubahan itu. Kuncinya adalah dengan mengadakan pendekatan rasional Al Qur’an dan mendalami semangat yang terkandung didalamnya, bukan menjadikannya sebagai buku Undang-undang yang berisi kumpulan peraturan-peraturan yang mati dan kaku.

Gambar

Gambar 1. Peta Wilayah Asia Selatan.

Referensi

Dokumen terkait

Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan Sustainability Reporting Pada Perbankan Yang Terdaftar

Analisis algoritma citra satelit Landsat dan SPOT untuk penentuan distribusi potensi bahan tambang (batubara, emas, nikel, dll) dan studi tentang perubahan muka

penelitiannya mengenai pemetaan potensi biogas dan pupuk organik menyebutkan bahwa perlu dikembangkan wisata Jeruk Pamelo serta wisata mandiri energi dan pupuk

Dengan konsep tazkiah ini maka diharapkan terbentuk: konsep pembangunan Islami yang memiliki sifat komprehensif dan mengandung unsur spiritual, moral dan material;

Dari hasil yang telah disajikan pada tabel 6, secara keseluruhan penelitian ini mengkonfirmasi H1, H2, H3 yang diuji, artinya pada konteks masyarakat Indonesia, dapat

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif melalui pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan melalui

Henjo Kalakuka untuk menyembuhkan cacatnya. Dengan ketabahan hatinya, ia minta orang tuanya menawarkan buaa' lapsuu ' sa' itu kepada gadis-gadis di kampung untuk

a) Variabel Return On Equity dan Economic Value Added mempunyai keeratan hubungan dengan variabel Per Book Value sebagai variabel dependent dengan presentase 56,1%.