Siska Hidayati, 2015
Analisis Strukturalisme Genetik Terhadap Penokohan Pada Drama Les Fourberies De Scapin Karya Molière
ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK TERHADAP PENOKOHAN PADA DRAMA LES FOURBERIES DE SCAPIN KARYA MOLIÈRE
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh Sarjana Pendidikan
Departemen Pendidikan Bahasa Perancis
oleh
Siska Hidayati
NIM 1002760
DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA PERANCIS
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Siska Hidayati, 2015
Analisis Strukturalisme Genetik Terhadap Penokohan Pada Drama Les Fourberies De Scapin Karya Molière
ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK TERHADAP PENOKOHAN
PADA DRAMA LES FOURBERIES DE SCAPIN KARYA MOLIÈRE
Oleh Siska Hidayati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra
© Siska Hidayati 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Mei 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Siska Hidayati, 2015
Analisis Strukturalisme Genetik Terhadap Penokohan Pada Drama Les Fourberies De Scapin Karya Molière
LEMBAR PENGESAHAN
SISKA HIDAYATI
ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK TERHADAP PENOKOHAN PADA DRAMA LES FOURBERIES DE SCAPIN KARYA MOLIÈRE
disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
Pembimbing I,
Dr. Hj. Tri Indri Hardini, M.Pd. NIP. 196912231993022002
Pembimbing II,
Hj. Farida Amalia, M. Pd. NIP. 197401082000032001
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Bahasa Perancis FPBS UPI
Siska Hidayati, 2015
Analisis Strukturalisme Genetik Terhadap Penokohan Pada Drama Les Fourberies De Scapin Karya Molière
ABSTRAK
Hidayati, Siska. 2015. Analisis Strukturalisme Genetik terhadap Penokohan pada Drama Les Fourberies de Scapin Karya Molière. Bandung. Skripsi UPI. Tidak Diterbitkan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) gambaran realitas sejarah dan sosial dari penokohan dalam drama Les Fourberies de Scapin karya Molière ; 2) pandangan dunia (vision du monde) yang terdapat pada drama Les Fourberies de Scapin ; dan 3) kontribusi pendekatan strukturalisme genetik bagi pembelajaran sastra. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dekriptif analisis karena objek penelitiannya berupa karya sastra sehingga menghasilkan data-data deskriptif melalui uraian kata-kata yang tertulis berdasarkan pemahaman dari sampel penelitian. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah drama Les Fourberies de Scapin karya Molière yang terdiri dari 3 babak dan 26 adegan dan sampel penelitian ini adalah dialog-dialog yang mengandung gambaran penokohan dan keterkaitan dengan keadaan zaman saat terciptanya drama ini. Melalui pendekatan strukturalisme genetik diperoleh pandangan dunia pengarang setelah menganalisis struktur pembangun drama secara keseluruhan berupa penokohan, tema, alur dan latar. Dari hasil penelitian diketahui bahwa para tokoh dalam drama ini digambarkan berdasarkan dialog dan narasi pengarang. Peneliti menggunakan metode langsung (telling) berupa karakterisasi melalui penampilan tokoh dan tuturan pengarang dan metode tidak langsung (showing) berupa karakterisasi melalui dialog, jatidiri tokoh, kualitas mental tokoh, nada suara, dan karakterisasi melalui tindakan tokoh. Melalui pendekatan strukturalisme genetik diperoleh hasil adanya keterkaitan latar belakang sejarah dan sosial dalam membentuk pandangan dunia Molière yang dituangkan pada drama ini. Penelitian ini dapat menjadi rekomendasi untuk penelitian selanjutnya dan menambah pengetahuan tentang menganalisis penokohan dengan pendekatan strukturalisme genetik sebagai bahan pembelajaran mata kuliah Littérature Française.
Siska Hidayati, 2015
Analisis Strukturalisme Genetik Terhadap Penokohan Pada Drama Les Fourberies De Scapin Karya Molière
ABSTRACT
This research proposed to: 1) depict historical and social reality of the characters in the play of “Les Fourberies de Scapin”; 2) describe the world of view of author; 3) contribute to the theory of genetic structuralism as learning of literary study. This research uses the descriptive analysis method because the object of research is in the literature form, so the result is descriptive data through the explanation of words which are written based on an understanding of the research sample. The population used in this research is the play of “Les Fourberies de Scapin” by Molière, consisting of three acts and 26 scenes. The samples of this research are the dialogue containing described characterizations and the circumstances of the creation of this play. Through genetic structuralism approach the author's view can be obtained, after analyzing the structure of the play about characterizations, themes, plot and setting. From the results of research can be noted that the depiction of a character in this drama is based on dialogue and narrative author. Researcher uses direct methods (telling) in form of characterization character's appearance and speech’s author and uses indirect methods (showing) in form of characterization through the dialogue, identity, the mental qualities of character, tone of voice, and characterization through the action figures. Genetic structuralism approach shows the interconnectedness of the social and historical background in shaping the worldview of Molière who poured on literature. This research could be a recommendation for further research and it was increased knowledge about analyzing characterizations and genetic structuralism as an approach which addresses the origins of the literature. It can be made into study materials for the course literature.
Siska Hidayati, 2015
Analisis Strukturalisme Genetik Terhadap Penokohan Pada Drama Les Fourberies De Scapin Karya Molière
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 4
1.3Tujuan Penelitian ... 4
1.4Manfaat Penelitian ... 5
1.5Anggapan Dasar ... 5
BAB II DRAMA, PENOKOHAN DAN STRUKTURALISME GENETIK... 6
2.1Drama ... 6
2.1.1 Definisi Drama... 6
2.1.2 Hakekat Drama sebagai Karya Sastra ... 7
2.1.3 Jenis Drama ... 8
2.1.4 Struktur Intrinsik Drama ... 10
2.2Analisis Penokohan Drama ... 17
2.2.1 Metode Langsung ... 17
2.2.2 Metode Tidak Langsung ... 19
2.3Pendekatan Sosiologi Sastra ... 23
2.4Pendekatan Strukturalisme ... 24
2.5Strukturalisme Genetik ... 24
2.5.1 Teori Strukturalisme Genetik ... 24
2.5.2 Metode Analisis Strukturalisme Genetik ... 25
2.5.3 Konsep Strukturalisme Genetik ... 28
2.6Pandangan Dunia Kritisme ... 35
Siska Hidayati, 2015
Analisis Strukturalisme Genetik Terhadap Penokohan Pada Drama Les Fourberies De Scapin Karya Molière
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 39
3.1Metode Penelitian... 39
3.2Populasi ... 39
3.3Sampel ... 40
3.4Variabel Penelitian ... 40
3.5Definisi Operasional... 40
3.6Instrumen Penelitian... 41
3.7Teknik Pengumpulan Data ... 44
3.8Teknik Analisis Data ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46
4.1Deskripsi Hasil Penelitian ... 46
4.1.1 Sinopsis Drama Les Fourberies de Scapin ... 46
4.1.2 Struktur Intrinsik Drama ... 52
4.1.2.1 Tema ... 52
4.1.2.2 Alur ... 53
4.1.2.3 Latar ... 55
4.2Pembahasan Hasil Penelitian ... 56
4.2.1 Analisis Penokohan dalam Drama Les Fourberies de Scapin dan Konteks Zamannya ... 56
4.2.1.1 Argante ... 57
4.2.1.2 Octave ... 63
4.2.1.3 Géronte ... 66
4.2.1.4 Léandre ... 70
4.2.1.5 Zerbinette ... 74
4.2.1.6 Hyacinte ... 78
4.2.1.7 Scapin ... 84
4.2.1.8 Sylvestre ... 94
4.2.1.9 Nérine ... 97
4.2.1.10Carle ... 99
4.2.2 Analisis Pandangan Dunia Kritisme ... 102
Siska Hidayati, 2015
Analisis Strukturalisme Genetik Terhadap Penokohan Pada Drama Les Fourberies De Scapin Karya Molière
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 110
5.1Simpulan ... 110
5.2Saran ... 113
DAFTAR PUSTAKA ... 114
Siska Hidayati, 2015
Analisis Strukturalisme Genetik Terhadap Penokohan Pada Drama Les Fourberies De Scapin Karya Molière
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode adalah cara yang dipergunakan seseorang untuk mengadakan
penelitian. Keberadaan metode dalam penelitian disiplin ilmu apapun sangat
penting, termasuk juga dalam penelitian sastra. Oleh karena itu, dalam penelitian
sastra pun keberadaan metode yang digunakan sangat berpengaruh, bahkan
menentukan tingkat kebenaran dari hasil penelitian berdasarkan prosedur atau cara
yang sistematis.
Sebagaimana pendapat yang diungkapkan Djajasudarma (2006 : 4) metode
penelitian merupakan alat, prosedur, dan teknik yang dipilih dalam melaksanakan
penelitian (dalam mengumpulkan data). Ratna (2012 : 53) mangungkapkan
metode deskriptif analisis adalah metode yang dilakukan dengan cara
mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Secara
etimologi arti deskripsi dan analisis adalah menguraikan.
Berdasarkan penjelasan di atas, metode penelitian yang digunakan adalah
metode deskriptif analisis, yakni pengungkapan data yang dianalisis akan
merupakan uraian dan paparan bukan dalam bentuk angka-angka. Metode ini
digunakan untuk menganalisis penokohan dan struktur lainnya dalam drama Les
Fourberies de Scapin karya Molière dengan cara memahami objek penelitian
tersebut, setelah memperoleh data peneliti kemudian melalukan analisis dalam
bentuk pemaparan dan hasil penelitian ini berbentuk data-data deskriptif yang
lebih menekankan pada makna.
3.2 Populasi
Menurut Sugiyono (2012 : 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Jadi populasi merupakan keseluruhan objek penelitian, mungkin berupa manusia,
gejala-gejala, benda-benda, pola sikap, tingkah laku dan lain sebagainya yang
menjadi objek penelitian. Pendapat Semi (1990 : 40) mengenai populasi adalah
Siska Hidayati, 2015
Analisis Strukturalisme Genetik Terhadap Penokohan Pada Drama Les Fourberies De Scapin Karya Molière
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penulis, sejumlah karya sastra, sejumlah cerita rakyat, atau sejumlah naskah yang
diteliti. Populasi penelitian ini adalah teks drama Les Fourberies de Scapin karya
Molière.
3.3 Sampel
Dalam penelitian diperlukan adanya sampel. Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2012 : 118).
Maka sampel merupakan bagian dari populasi dan mempunyai sifat yang sama
dengan populasi. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto 2006 : 131).
Sampel dari penelitian ini adalah dialog-dialog yang terdapat dalam naskah
drama Les Fourberies de Scapin karya Molière yang terdiri dari 3 babak dan 26
adegan.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian (Arikunto, 2006 : 118). Pada penelitian kualitatif, variabel penelitian
yang dinilai tidak dapat terukur, berupa suatu kualitas sehingga penilainya sedikit
subjektif. Berdasarkan pada kutipan tersebut, maka objek dari penelitian ini
adalah mengenai drama Les Fourberies de Scapin karya Molière.
3.5 Definisi Operasional
Agar tidak terjadi salah pengertian dan memudahkan pemahaman terhadap
ungkapan yang dimaksud peneliti, perlu dijelaskan beberapa istilah yang terdapat
dalam penelitian ini. Berikut ini adalah definisi operasional dari masing-masing
istilah tersebut.
a) Analisis Strukturalisme Genetik
Strukturalisme genetik merupakan analisis struktur dengan memberikan
perhatian terhadap asal-usul sebuah karya sastra, meneliti unsur-unsur karya
sastra, hubungan unsur-unsur karya sastra dengan totalitas karya sastra,
meneliti unsur-unsur masyarakat yang berfungsi sebagai genesis karya sastra,
Siska Hidayati, 2015
Analisis Strukturalisme Genetik Terhadap Penokohan Pada Drama Les Fourberies De Scapin Karya Molière
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
karya sastra secara keseluruhan dengan masyarakat secara keseluruhan.
Makna genetik dari sebuah karya sastra dapat diketahui setelah menganalisis
keseluruhan unsur pembangunnya. Dalam penelitian ini, makna genetik
difokuskan untuk mengetahui pandangan dunia pengarang yang terdapat
dalam drama Les Fourberies de Scapin karya Molière.
b) Penokohan
Sedangkan penokohan pada dasarnya merupakan cara pengarang
menggambarkan atau melukiskan tokoh dalam cerita yang ditulisnya. Proses
analisis penokohan ini berupa mengelompokan data yang diperoleh,
mengurutkannya, kemudian dilanjut penjelasan data-data tersebut. Dalam
penelitian ini informasi yang akan diungkap adalah unsur penokohannya dari
drama Les Fourberies de Scapin karya Molière.
c) Drama
Sedangkan drama berdasarkan dimensi sastra dapat diartikan suatu karangan
atau cerita fiksi yang ditulis pengarang berupa tindakan atau perbuatan yang
masih berbentuk tulisan dan dituangkan dalam dialog serta menggunakan
bahasa sebagai medianya. Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan
analisis pada drama Les Fourberies de Scapin yang masih berbentuk
teks/tulisan.
d) Les Fourberies de Scapin
Les Fourberies de Scapin merupakan salah satu karya dari dramawan Perancis
Molière. Karya Molière ini sangat dipengaruhi komedi italia dan untuk
pertama kalinya dipentaskan di Théâtre du Palais-Royal pada tanggal 24 Mei
1671. Dalam penelitian ini akan menganalisis drama Les Fourberies de Scapin
terbitan Hachette yang dipublikasikan pada tahun 1992.
3.6 Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti mengharapkan data yang dianalisis sesuai dan
bersifat objektif. Untuk mendapatkan data tersebut, diperlukan instrumen
penelitian. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannnya lebih mudah dan hasilnya
Siska Hidayati, 2015
Analisis Strukturalisme Genetik Terhadap Penokohan Pada Drama Les Fourberies De Scapin Karya Molière
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diolah (Arikunto, 2006 : 160). Pada penelitian ini peneliti melakukan persiapan
untuk melaksanakan penelitian dengan membuat instrumen penelitian yang
dipakai pada saat proses penelitian, juga dalam pemahaman metode penelitian dan
penguasaan wawasan terhadap bidang yang akan dikaji atau diteliti. Persiapan
yang dilakukan peneliti tentu saja studi pustaka untuk menimbang teknik apa saja
yang dirasa cocok untuk melakukan analisis penokohan pada karya sastra berupa
drama. Adapun format instrumen yang akan digunakan pada penelitian ini berupa
deskripsi/penjabaran setelah sebelumnya memperoleh data unsur-unsur
pembangun dalam sebuah drama.
Selanjutnya, pendekatan strukturalisme genetik difokuskan untuk mengkaji
struktur intrinsik pada drama Les Fourberies de Scapin secara parsial untuk
memperoleh data dasarnya. Pada analisis intrinsik drama ini terbatas pada tema,
[image:12.595.113.514.392.582.2]alur, latar, tokoh dan penokohan.
Tabel 3.1
Format Analisis Struktur Intrinsik Drama
No.
Struktur Intrinsik Drama
Les Fourberies de Scapin
Karya Molière
Deskripsi
1. Tema
2. Alur
3. Latar
a. Tempat
b. Waktu
4. Tokoh
Dalam penelitian ini, proses mengungkap penokohan dari masing-masing
tokoh yang terdapat pada drama Les Fourberies de Scapin menggunakan
instrumen berbeda. Analisisnya diperoleh dari menguraikan dialog dan
kutipan-kutipan kemudian dimasukan ke dalam tabel untuk selanjutnya dideskripsikan
berdasarkan metode penggambaran tokoh yang dikemukankan oleh Minderop
(2005). Format analisis penokohan dengan menggunakan metode langsung
Siska Hidayati, 2015
Analisis Strukturalisme Genetik Terhadap Penokohan Pada Drama Les Fourberies De Scapin Karya Molière
[image:13.595.110.542.125.332.2]Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2
Format Analisis Penokohan Metode Langsung
No. Kutipan Dialog
Metode Langsung Karakterisasi Melalui Penggunaan Nama Tokoh Karakterisasi Melalui Penampilan Tokoh Karakterisasi Melalui Tututran Pengarang
Adapun format analisis penokohan dengan metode tidak langsung (showing)
akan dibuat dalam bentuk tabel berikut ini.
Tabel 3.3
Format Analisis Penokohan Metode Tidak Langsung
No. Kutipan Dialog
Metode Tidak Langsung
Karakterisasi Melalui
Dialog Lokasi dan Situasi Percakapan Jatidiri Tokoh yang Dituju oleh Penutur Kualitas Mental Para Tokoh Nada Suara/ Tekanan/ Dialek dan Kosa Kata Karakterisasi Melalui Tindakan Tokoh yang Dikatakan Penutur Jatidiri Penutur Tingkah Laku Ekpresi Wajah
Bersumber pada bagan langkah analisis strukturalisme genetik yang
ditawarkan oleh Laurenson dan Swingewood yang disetujui oleh Goldmann
(Pradopo, 2001 : 62), pendekatan strukturalisme genetik adalah teori kajian karya
sastra yang tidak hanya menganalisis struktur intrinsiknya saja, pendekatan ini
[image:13.595.112.541.415.634.2]Siska Hidayati, 2015
Analisis Strukturalisme Genetik Terhadap Penokohan Pada Drama Les Fourberies De Scapin Karya Molière
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Fourberies de Scapin saat diciptakan oleh pengarang. Atas dasar keyakinan
bahwa keduanya memiliki kaitan dan dijembatani pandangan dunia pengarang,
oleh karena itu dari beberapa konsep pendekatan strukturalisme genetik dibatasi
satu konsep saja yang akan diungkap, yakni pandangan dunia (vision du monde)
yang merupakan bahasan pokok.
Analisis penelitian berikutnya akan menghubungkan berbagai unsur tersebut
dengan faktor genetik di dalamnya (pandangan dunia kritisme). Peneliti
menggunanakan konflik yang terjadi akibat timbulnya percakapan antar tokoh
yang bertentangan kemudian mengambil kesesuaian makna yang mengandung
[image:14.595.110.513.339.435.2]kritisme tertentu. Maka dirumuskan ke dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.4
Format Analisis Pandangan Dunia Kritisme
Kritisme ‘aspek tertentu’
Sebab Akibat
Kutipan dialog tokoh 1 Kutipan dialog tokoh lain
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2012 : 308) teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling utama dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian
adalah mendapatkan data.
Dalam melakukan penelitian ini, tahapan teknik pengumpulan data yang
digunakan oleh peneliti untuk menganalisis drama Les Fourberies de Scapin
karya Molière adalah sebagai berikut.
1) Studi Pustaka
Studi pustaka yaitu membaca, memahami, menelaah dan menemukan berbagai
sumber untuk memperoleh teori-teori yang sesuai dengan penelitian ini.
Setelah itu, peneliti melakukan pengkajian terhadap sumber-sumber yang
berkaitan tentang karya sastra yang dianalisis.
Siska Hidayati, 2015
Analisis Strukturalisme Genetik Terhadap Penokohan Pada Drama Les Fourberies De Scapin Karya Molière
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Teknik dokumentasi adalah melakukan pengumpulan data dengan
mengklasifikasikan bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan penelitian.
Sedangkan data adalah hasil pencatatan peneliti, baik berupa fakta maupun
angka (Arikunto, 2006 : 118). Peneliti mengumpulkan bahan yang
berhubungan dengan Molière selaku penulis dan unsur-unsur intrinsik pada
drama Les Fourberies de Scapin.
3.8 Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2012 : 333) dalam penelitian kualitatif, teknik analisis
data yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan
masalah.
Hal tersebut dapat dikemukakan bahwa analisis data yang akan dilakukan
dari proses mencari dan menyusun data-data secara sistematis yang diperoleh dan
dikumpulkan melalui studi pustaka dan dokumentasi untuk selanjutnya diolah dan
dianalisis. Berdasarkan tahapan penelitian yang dilakukan untuk menganalisis
drama menggunakan pendekatan strukturalisme genetik dapat dituangkan ke
dalam langkah-langkah sebagai berikut.
1. Menganalisis riwayat hidup Molière.
2. Menganalisis perkembangan karya sastra di Perancis pada saat dibuatnya Les
Fourberies de Scapin.
3. Menganalisis keadaan sosial masyarakat Perancis pada saat dibuatnya Les
Fourberies de Scapin.
4. Menganalisis struktur intrinsik dalam drama Les Fourberi de Scapin.
5. Menganalisis penokohan dalam drama Les Fourberies de Scapin.
6. Mendeskripsikan penokohan ditinjau dari strukturalisme genetik yang ada
sesuai format analisis penelitian.
7. Menanalisis pandangan dunia pengarang yang terkandung dalam Les
Fourberies de Scapin.
Siska Hidayati, 2015
Analisis Strukturalisme Genetik Terhadap Penokohan Pada Drama Les Fourberies De Scapin Karya Molière
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini, peneliti menjabarkan kesimpulan yang didapatkan dari hasil
penelitian serta saran yang diharapkan dapat memberikan beberapa masukan bagi
mahasiswa bahasa Perancis pada khususnya yang akan meneliti karya sastra
berupa drama dengan menggunakan teori pendekatan strukturalisme genetik.
5.1 Simpulan
Setelah melakukan kajian terhadap penokohan dalam drama Les Fourberies
de Scapin karya Molière dengan menggunakan teori pendekatan strukturalisme
genetik, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Berdasarkan hasil analisis penokohan pada drama Les Fourberies de Scapin,
peneliti dapat mengemukakan bahwa ada keterkaitan realitas sejarah dan
sosial yang tergambarkan pada tokoh-tokoh dalam drama Les Fourberies de
Scapin.
a) Gambaran penokohan Argante berdasarkan metode langsung (telling)
menunjukan bahwa Argante memiliki sifat pemarah dan penakut.
Berdasarkan metode tidak langsung (showing) sebagai pria yang banyak
disukai wanita saat masih muda, jujur dan baik, keras kepala serta mudah
tertipu.
b) Gambaran penokohan Octave berdasarkan metode tidak langsung
(showing) menunjukan bahwa ia merupakan pria setia yang sangat
mencintai isteri namun takut berhadapan dengan ayahnya.
c) Gambaran penokohan Géronte berdasarkan metode tidak langsung
(showing) menunjukan bahwa ia adalah seigneur beristeri dua dan ayah
yang baik tapi sedikit pelit.
d) Gambaran penokohan Léandre berdasarkan metode tidak langsung
(showing) menunjukan bahwa ia merupakan putera seigneur yang menjalin
kasih dengan wanita berbeda kelas sosial dan bersifat tempramen.
e) Gambaran penokohan Zerbinette berdasarkan metode tidak langsung
Siska Hidayati, 2015
Analisis Strukturalisme Genetik Terhadap Penokohan Pada Drama Les Fourberies De Scapin Karya Molière
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tahu asal keturunannya dan sebagai anak perempuan Argante yang hilang
Siska Hidayati, 2015
Analisis Strukturalisme Genetik Terhadap Penokohan Pada Drama Les Fourberies De Scapin Karya Molière
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
f) Gambaran penokohan Hyacinte berdasarkan metode tidak langsung
(showing) menunjukan bahwa ia merupakan wanita berparas cantik dengan
pakaian sederhana dan miskin yang pernikahannya dirahasiakan, memiliki
sifat mudah sedih dan khawatir, dan diketahui sebagai anak perempuan
seigneur Géronte.
g) Gambaran penokohan Scapin berdasarkan metode langsung (telling)
menunjukan bahwa ia mempunyai sifat percaya diri tinggi dan pengecoh.
Berdasarkan metode tidak langsung (showing) sebagai pelayan keluarga
yang memiliki sifat penipu, banyak trik dan ide, cerdas, pembohong dan
mahir mengelabui majikannya.
h) Gambaran penokohan Sylvestre berdasarkan metode langsung (telling)
menunjukan bahwa ia turut serta membantu Scapin membohongi
majikannya. Berdasarkan metode tidak langsung (showing)
menggambarkan bahwa Sylvetre merupakan pelayan yang taat kepada
keluarga seigneur Argante dan takut berhadapan dengan urusan hukum.
i) Gambaran penokohan Nérine metode tidak langsung (showing)
menunjukan bahwa ia merupakan pengasuh Haycinte yang dapat
diandalkan ketika diberi perintah.
j) Gambaran penokohan Carle berdasarkan metode tidak langsung (showing)
menunjukan bahwa Carle adalah penyampai pesan palsu.
Dari hasil analisis yang dihubungkan dengan kenyataan sosial dan sejarah,
gambaran kesepuluh tokoh dalam drama Les Fourberies de Scapin yang
diperoleh dari narasi pengarang dan dialog-dialog yang dilontarkan tokohnya
langsung maupun tokoh lain, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat empat
pasang kemiripan gambaran tokoh yang ada. Hal tersebut ditunjukan, pertama
pada tokoh Seigneur Argante dan Seigneur Géronte yang merupakan seigneur
dari golongan orang kaya yang berprofesi pedagang tapi memiliki sifat kikir
dan pelit. Ke-2 ditunjukan tokoh Octave dan Léandre, mereka adalah putra
seorang seigneur yang memilih jatuh hati kepada perempuan dari kalangan
berbeda. Selanjutnya yang ke-3 adalah tokoh Sylvestre dan Scapin, seorang
Siska Hidayati, 2015
Analisis Strukturalisme Genetik Terhadap Penokohan Pada Drama Les Fourberies De Scapin Karya Molière
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ke-4, kesamaan gambaran tokoh ditunjukan oleh Hyacinte dan Zerbinette yang
merupakan wanita-wanita kalangan miskin yang menjadi pasangan dari pria
keturunan seigneur dan tidak disetujui, namun setelah diketahui bahwa
mereka juga keturunan seigneur (Hyacinte, anak perempuan Seigneur Géronte
dari isteri ke-2 dan Zerbinette, anak perempuan Seigneur Argante yang hilang
di usia 4 tahun) maka hubungan berlanjut. Sementara dua tokoh lainnya,
Nérine dan Carle menunjukan adanya pekerjaan pengasuh dan pengirim surat
saat drama ini ditulis. Dalam proses memahami watak tokoh-tokoh dalam
drama ini didominasi pengggunaan metode tidak langsung (telling), sedangkan
metode langsung (showing) tetap dipakai pengarang untuk memberi informasi
kepada pembaca di beberapa adegan saja.
2. Berdasarkan analisis pandangan dunia, drama Les Fourberies de Scapin
mempunyai keterkaitan dengan pengalaman Molière menggeluti dunia seni,
khususnya drama. Pandangan dunia pengarang yang diperoleh dengan
menggunakan pendekatan strukturalisme genetik, yakni kritik terhadap proses
peradilan yang dianggap rumit dan prosesnya membutuhkan biaya serta
hubungan percintaan yang memandang kelas sosial yang ditunjukan dari kisah
percintaan tokoh Octave dan Hyacinte. Mengungkap keterkaitan pandangan
dunia pengarang dilakukan dengan menghubungkan struktur karya sastra
dengan hal-hal yang melingkupi pengarang, seperti keadaan politik atau sosial
yang terjadi juga mempengaruhi pengarang ketika membuat sebuah karya.
3. Analisis penokohan menggunakan pendekatan strukturalisme genetik
mempunyai kontribusi dalam pengajaran mata kuliah Littérature Française 2
sebagai alternatif pembelajaran. Pendekatan ini dapat dijadikan pilihan cara
mengungkap makna penokohan yang terdapat dalam drama. Analisis sebuah
karya sastra juga berfungsi meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk
memahami teks sastra, menambah pembendaharaan kosa kata serta memberi
gambaran kondisi sosial dan sejarah yang melatarbelakangi penulisan karya
Siska Hidayati, 2015
Analisis Strukturalisme Genetik Terhadap Penokohan Pada Drama Les Fourberies De Scapin Karya Molière
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5.2 Saran
Sebagai penutup, peneliti memberikan saran yang diharapkan dapat
bermanfaat bagi mahasiswa, pengajar dan peneliti lainnya sebagai bahan
pembelajaran sastra Perancis.
1. Bagi mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Perancis, disarankan agar
sering membaca karya-karya sastra Perancis untuk menambah pengetahuan
tentang sastra, kosa kata, dan juga perkembangan aliran-aliran sastra. Dalam
proses menganalisis suatu karya dapat dilakukan dengan membaca berulang
agar meningkatkan kepekaan terhadap makna tulisan. Selain karya sastra,
mahasiswa juga perlu menambah pengetahuan mengenai metode penelitian
sastra.
2. Bagi pengajar disarankan agar analisis penokohan dalam suatu karya sastra
menggunakan pendekatan strukturalisme genetik dijadikan salah satu bahan
materi ajar untuk mata kuliah Litterature Française 2 sebagai wawasan
tambahan kajian karya sastra.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik menggunakan pendekatan
strukturalisme genetik dalam karya sastra, disarankan untuk menerapkannya
pada karya-karya sastra bermuatan filsafat supaya memudahkan penelusuran
vision du monde pengarang dan terlebih dahulu memahami benar konten karya
sastra yang akan dianalisis dengan cara membaca berulang dan diskusi dengan
penggiat sastra serta menentukan kesesuaian teori pendekatan sastra dengan