KEGIATAN PEMBELAJARAN BERTANI PADA SISWA
TUNANETRA DI SLB AGRO INDUSTRI CISARUA
KABUPATEN BANDUNG BARAT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Departemen Pendidikan Khusus
Oleh
IRA ARIYANTI
1001449
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KEGIATAN PEMBELAJARAN BERTANI PADA SISWA TUNANETRA DI SLB AGRO INDUSTRI CISARUA
KABUPATEN BANDUNG BARAT
Oleh Ira Ariyanti
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Ira Ariyanti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
IRA ARIYANTI
NIM. 1001449
KEGIATAN PEMBELAJARAN BERTANI PADA SISWA
TUNANETRA DI SLB AGRO INDUSTRI CISARUA
KABUPATEN BANDUNG BARAT
Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Juang Sunanto, Ph.D
NIP. 19610515 198703 1 002
Pembimbing II
Drs. Ahmad Nawawi, M.Pd
NIP. 19541207 198112 1 002
Mengetahui:
Ketua Jurusan Pendidikan Khusus
FIP UPI Bandung
Drs. Sunaryo, M.Pd
Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ...viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Fokus Masalah ... 4
C.Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5
1. Tujuan Penelitian ... 5
2. Kegunaan Penelitian ... 5
BAB II KEGIATAN PEMBELAJARAN BERTANI PADA SISWA TUNANETRA DI SLB AGRO INDUSTRI CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT ... 6
A.Kegiatan Pembelajaran ... 6
1. Pengertian Pembelajaran ... 6
2. Prinsip-prinsip Pembelajaran ... 8
3. Komponen Pembelajaran ... 10
B. Ketunanetraan ... 15
1. Pengertian Tunanetra ... 15
2. Penyebab Terjadinya Ketunanetraan ... 17
3. Karakteristik Ketunanetraan ... 18
4. Klasifikasi Ketunanetraan ... 21
Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C.Kegiatan Bertani ... 31
1. Pengertian Bertani ... 31
2. Ruang Lingkup Kegiatan Bertani ... 33
BAB III METODE PENELITIAN ... 44
A.Tempat Penelitian ... 44
B. Metode Penelitian ... 44
C.Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 46
D.Subjek Penelitian ... 58
E. Pengujian Keabsahan Data ... 59
F. Analisis Data ... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 66
A.Hasil Penelitian ... 66
B. Pembahasan ... 90
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 98
A.Simpulan ... 98
B. Rekomendasi ...100
DAFTAR PUSTAKA ...103
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...106 Lampiran I Instrumen Penelitian
Lampiran II Hasil Penelitian
Lampiran III Dokumentasi Penelitian
Lampiran IV Surat Izin Penelitian
Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
KEGIATAN PEMBELAJARAN BERTANI PADA SISWA TUNANETRA DI SLB AGRO INDUSTRI CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT
Penelitian ini meneliti mengenai kegiatan pembelajaran bertani pada siswa tunanetra di SLB Agro Industri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai kegiatan pembelajaran bertani pada siswa tunanetra di SLB Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi dengan pengujian keabsahan data yang digunakan yaitu triangulasi teknik. Analisis data dilakukan dengan cara reduksi, display, kesimpulan, dan verifikasi. Subjek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari kepala sekolah, guru, siswa dan orang tua siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara garis besar visi misi SLB Agro Industri menekankan pada kemandirian peserta didik agar dapat beradaptasi di lingkungan. Kemudian kurikulum yang diterapkan yaitu kurikulum fungsional, sedangkan kurikulum pertaniannya mengacu pada kurikulum pertanian SMK yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Sumber daya manusia yang terlibat yaitu delapan orang guru berijazah S1 PLB, beberapa ahli manager program pembelajaran bertani yang juga berijazah S1, dan beberapa warga masyarakat. Tanggapan peserta didik mengenai kegiatan pembelajaran sudah menyenangkan, meskipun dengan hambatan kurangnya teori yang diberikan. Sedangkan tanggapan orang tua dapat dikatakan cukup baik, karena sering terlibat dalam kegiatan di sekolah. Lingkungan sekitar sekolah atau masyarakat mendukung dan terlibat dalam kegiatan di SLB Agro Industri, bahkan terdapat juga beberapa kerjasama yang dijalin.
Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
This research examines the learning activities of students with visual impairments in farming at SLB Agro Industri. This study aims to describe the learning activities of students with visual impairments in farming at SLB Agro Industri Cisarua West Bandung regency. This study used a descriptive method with qualitative approach. Data were collected by interview, observation, and documentation with testing the validity of the data used triangulation techniques. Data analysis was performed by means of reduction, display, conclusion, and verification. Research subjects in this research are principals, teachers, students and parents. The results of this study indicate that outlines vision SLB Agro Industri mission emphasizes the independence of the students to be able to adapt in the environment. Then the curriculum applied the functional curriculum, while the agricultural curriculum refers to the vocational agriculture curriculum tailored to the needs and abilities of learners. Human resources involved in the eight S1 certified special education teacher, some experts farmed learning program manager who also qualified S1, and some members of the community. The response of the students had fun learning activities, despite the lack of a theory given constraints. The response of parents can be quite good, as is often involved in school activities. The neighborhood around the school or community support and engage in activities in SLB Agro Industri, even there are also some cooperation were forged.
Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan utama setiap manusia dalam
kehidupan. Hal ini dikarenakan pendidikan dapat mengembangkan potensi diri
agar dapat bertahan hidup. Menyikapi pentingnya pendidikan dalam
pengembangan potensi diri seseorang, maka pendidikan hendaknya dapat
melihat semua unsur yang ada sebagai sebuah kesatuan yang saling
mempengaruhi satu sama lain sehingga dapat mencapai suatu mutu pendidikan.
Selain itu, pendidikan nasional yang diprogramkan oleh negara harus diarahkan
dengan tepat kepada setiap warga negara sehingga setiap warga negara
mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu dan berkualitas, seperti yang
tertuang pada UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 5 ayat 1 bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu.
Warga negara yang memiliki kelainan atau kebutuhan khusus pun
memiliki hak untuk memperoleh pendidikan seperti yang tertuang pada UU
No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 5 ayat 2 bahwa “Warga negara yang mempunyai kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus”.
Pendidikan untuk peserta didik dengan kebutuhan khusus (student with special
needs) membutuhkan suatu pola tersendiri sesuai dengan kebutuhan dari
masing-masing peserta didik. Hal ini dikarenakan setiap peserta didik
mempunyai karakter dan kebutuhan yang berbeda antara satu dengan lainnya.
Pendidikan khusus bagi warga negara yang mempunyai kelainan dilaksanakan
oleh lembaga pendidikan yang biasa disebut dengan Sekolah Luar Biasa
Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sekolah Luar Biasa (SLB) merupakan suatu lembaga pendidikan formal
yang dirancang secara khusus bagi peserta didik usia sekolah yang memiliki
tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan
kelainan fisik, emosional, mental sosial, dan yang memiliki potensi kecerdasan
dan bakat istimewa. Peserta didik tersebut biasa disebut dengan anak
berkebutuhan khusus. Seperti yang dikemukakan oleh Dinas Pendidikan
Bidang Pendidikan Luar Biasa (2011, hlm.22) bahwa “SLB merupakan salah
satu lembaga yang sangat strategis dalam membantu mengembangkan potensi,
bakat, dan minat anak-anak dengan kebutuhan khusus”.
SLB mempunyai tugas pokok membantu anak berkebutuhan khusus
(ABK) usia sekolah untuk mencapai perkembangan yang optimal sesuai
dengan tingkat dan jenis kelainannya, serta memberikan layanan pembelajaran
yang kompleks dan dirancang khusus untuk membantu dan memenuhi
kebutuhan peserta didik dalam mengembangkan potensinya secara maksimal.
ABK hidup di tengah masyarakat yang terus menerus berkembang, sehingga
kebutuhan hidup pun semakin berkembang pula. Hal tersebut menuntut setiap
orang termasuk ABK untuk memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan
agar dapat bertahan hidup. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran bagi ABK
saat ini seyogyanya lebih ditekankan pada pembelajaran yang dapat
memberikan bekal bagi kehidupan ABK, atau pembelajaran yang dapat
berfungsi bagi kehidupan ABK. Hal ini ditujukan agar di masa depannya ABK
tidak tergantung lagi pada orang lain dan ABK dapat melakukan sesuatu hasil
dari pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu
pembelajaran yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan pembelajaran
yang langsung dialami oleh peserta didik dan dapat dirasakan juga manfaatnya
oleh peserta didik.
Secara umum, pembelajaran yang dilaksanakan di SLB terkadang
pembelajaran yang hanya mengembangkan potensi kognitif ABK. Tetapi
terdapat fenomena baru mengenai kegiatan pembelajaran yang dilakukan di
3
Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajarannya, khususnya bagi peserta didik tunanetra. SLB Agro Industri
merupakan Sekolah Luar Biasa yang melaksanakan pendidikan bagi anak
berkebutuhan khusus, salah satunya peserta didik tunanetra. Sekolah ini
mempunyai kelebihan dari sekolah-sekolah lainnya. Sekolah ini mempunyai
suatu kegiatan pembelajaran yang cukup berbeda dari sekolah lainnya, yaitu
adanya kegiatan pembelajaran bertani bagi peserta didik tunanetra pada semua
jenjang.
Berdasarkan latar belakang adanya SLB Tunanetra Agro Industri ini,
dapat dikatakan bahwa SLB ini merupakan SLB pertama yang mengadakan
pembelajaran bertani bagi peserta didik tunanetra. Hal ini dilihat dari awalnya
SLB ini merupakan tempat pelatihan bagi tunanetra yang melaksanakan
kegiatan Latihan Kerja Pertanian Tunanetra (LKPT). LKPT ini didirikan oleh
Yayasan Penyantun Wyata Guna (YPWG) pada bulan April 1977. LKPT ini
menyelenggarakan pelatihan bagi para tunanetra baik pria maupun wanita yang
berusia antara 17 sampai 35 tahun. Lama pendidikan yang dilaksanakan yaitu
selama 9 bulan. Seiring berjalannya waktu, dari tahun 2006 ke 2009 yayasan
tidak hanya ingin menyelenggarakan pelatihan pertanian bagi para Tunanetra
saja, tetapi ingin menyelenggarakan pelatihan bagi semua anak berkebutuhan
khusus. Sehingga dibukalah pendidikan secara formal yang bernama SLB Agro
Industri yang melaksanakan pendidikan bagi semua ABK, termasuk tunanetra.
Selain itu, program kegiatan bertani yang dilaksanakan di SLB Tunanetra Agro
Industri ini sangat didukung oleh lingkungan sekitar sekolah yang merupakan
daerah pertanian dan sekolah tersebut memiliki lahan pertanian yang cukup
luas. SLB Tunanetra Agro Industri ini berlokasi di daerah Kampung Paratag,
Desa Jambudipa Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat. Oleh karena
itu, SLB ini dapat dikatakan sebagai SLB pertama yang mengadakan program
kegiatan bertani bagi para Tunanetra.
Kegiatan bertani dirasa cukup penting bagi bekal kehidupan setiap
manusia, termasuk bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Kemampuan
Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menghasilkan sesuatu bagi kehidupannya. Selain itu, kemampuan tersebut
diharapkan dapat memperluas kesempatan ABK untuk dapat hidup mandiri di
tengah kehidupan masyarakat. Selain kedua hal tersebut, kemampuan bertani
dirasakan penting dikarenakan negara Indonesia yang dapat dikatakan sebagai
negara agraris sehingga keterampilan bertani yang memegang peranan penting
dalam perekonomian nasional. Selain itu, keterampilan bertani merupakan
salah satu cara untuk bertahan hidup yang bisa dilakukan semua orang, baik itu
orang yang ekonominya di atas rata-rata maupun di bawah rata-rata.
Kegiatan bertani disini diartikan sebagai upaya manusia terhadap proses
pengendalian produk biologis yang terjadi di alam, mencakup pengendalian
pertumbuhan tanaman, peternakan dan perikanan. Sehingga hasil dari proses
tersebut dapat memberikan manfaat yang lebih baik dan dapat memenuhi
kebutuhan hidup serta dapat meningkatkan penghasilan para petani untuk dapat
bertahan hidup. Dalam keterampilan bertani terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan, diantaranya iklim, tanah, aturan atau cara kegiatan bertani seperti
pengolahan tanah, pembibitan, penanaman, dan pemungutan hasil tani.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka penulis bermaksud melakukan
penelitian mengenai “Kegiatan Pembelajaran Bertani pada siswa Tunanetra di SLB Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat”.
B.Fokus Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan
fokus masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana kegiatan pembelajaran
bertani pada siswa Tunanetra di SLB Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat?” Kemudian dari fokus penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti merincinya menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai
berikut:
1. Apa visi misi SLB Agro Industri?
5
Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Bagaimana Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat dalam kegiatan
pembelajaran bertani di SLB Agro Industri?
4. Bagaimana tanggapan siswa mengenai kegiatan pembelajaran bertani di SLB
Agro Industri?
5. Bagaimana tanggapan orangtua terhadap kegiatan pembelajaran bertani di SLB
Agro Industri?
6. Bagaimana dukungan lingkungan sekitar sekolah atau masyarakat terhadap
kegiatan pembelajaran bertani di SLB Agro Industri?
C.Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Melalui penelitian ini, penulis merumuskan tujuan dari penelitian ini
yaitu untuk mengetahui gambaran mengenai kegiatan pembelajaran bertani
pada siswa tunanetra di SLB Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat.
2. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan yang telah dikemukakan di atas, maka diharapkan
penelitian ini dapat memberikan kegunaan atau manfaat sebagai berikut:
a. Guru
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian, serta
dapat menambah wawasan mengenai kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan, salah satunya kegiatan pembelajaran bertani bagi peserta didik
tunanetra, agar keterampilan tersebut dapat menjadi bekal bagi masa depannya.
b. Sekolah
1) Diharapkan dapat menambah wawasan bagi sekolah yang terkait dalam
penelitian ini.
2) Diharapkan dapat memberikan masukan bagi sekolah mengenai kegiatan
pembelajaran, khususnya kegiatan pembelajaran bertani bagi peserta didik
tunanetra.
3) Diharapkan dapat memberikan gambaran/acuan bagi sekolah yang akan
Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A.Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian yang berjudul Kegiatan Pembelajaran
Bertani pada Siswa Tunanetra di SLB Agro Industri ini dilaksanakan di SLB
Agro Industri yang berada di Kabupaten Bandung Barat. Pemilihan SLB
tersebut sebagai tempat penelitian didasari karena di SLB Agro Industri
terdapat kegiatan pembelajaran yang mengajarkan para peserta didik tunanetra
untuk melakukan kegiatan bertani. Kegiatan penelitian ini dimulai sejak
disahkannya proposal penelitian serta surat ijin penelitian.
B.Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan untuk mendapatkan
data yang sesuai dengan kebutuhan. Metode penelitian sangat penting
keberadaannya dalam proses penelitian yang dilakukan agar penelitian dapat
berjalan secara sistematis dan terencana. Hal ini dikarenakan metode penelitian
berhubungan erat dengan prosedur penelitian, alat yang digunakan dalam
penelitian, teknik yang digunakan dalam penelitian, dan desain penelitian yang
digunakan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka suatu penelitian harus
benar-benar memperhatikan metode yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga
penelitian dapat berjalan dengan efektif dan berjalan sesuai dengan tujuan
penelitian dengan hasil yang diharapkan. Untuk dapat menentukan metode
penilitian terlebih dahulu harus melihat tujuan penelitian. Seperti halnya yang
dikemukakan oleh Sugiyono (2010, hlm. 2) yang menyatakan “metode
penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Selain itu, untuk dapat menentukan metode penelitian maka peneliti
Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ini yaitu untuk mengetahui gambaran mengenai kegiatan pembelajaran bertani
di SLB Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat, sedangkan jenis
data yang digunakan yaitu data yang berbentuk deskripsi dalam kata-kata atau
kalimat. Hal ini dikarenakan data didapat melalui berbagai jenis pengumpulan
data seperti analisis dokumen, wawancara, dan observasi.
Berdasarkan tujuan penelitian dan jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian, maka metode yang digunakan untuk mencapai tujuan
penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif
adalah metode penelitian yang bertujuan untuk menyajikan dan menghasilkan
gambaran mengenai suatu fenomena secara objektif. Selain itu metode
penelitian deskriptif ini digunakan peneliti karena penelitian ini bermaksud
untuk menjelaskan berbagai informasi atau gambaran mengenai permasalahan
yang terjadi di lapangan. Sebelum peneliti menjelaskan gambaran mengenai
suatu permasalahan, maka peneliti sebelumnya mengumpulkan,
mengklasifikasikan, menganalisis, serta mengolah data yang telah
dikumpulkan sehingga menghasilkan suatu kesimpulan mengenai
permasalahan tersebut.
Ditinjau dari jenis datanya, pendekatan penelitian dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan rumusan masalah
yang akan diteliti memerlukan pengamatan dan penelitian secara mendalam.
Seperti halnya yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012, hlm. 3) yang
menyatakan bahwa “metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna”. Penggunaan pendekatan
kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan kenyataan dari
kejadian yang diteliti serta memahami fenomena tentang apa yang dialami
subjek penelitian. Sehingga memudahkan penulis untuk mendapatkan data
yang objektif dalam rangka memahami dan mengetahui gambaran mengenai
kegiatan pembelajaran bertani pada siswa tunanetra di SLB Agro Industri
Cisarua Kabupaten Bandung Barat secara menyeluruh dan mendeskripsikannya
46
Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C.Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian
Instrumen atau alat penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti itu
sendiri. Seperti yang dikemukakan oleh Nasution (dalam Sugiyono, 2009, hlm.
223), bahwa :
Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.
Peneliti di sini menjadi human instrumen yang berfungsi menetapkan
fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan
pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan
membuat kesimpulan. Seperti halnya yang dikemukakan Sugiyono (2012, hlm.
60) yang mengemukakan pendapat mengenai instrumen dalam penelitian
kualitatif, yaitu sebagai berikut:
Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.
Berdasarkan uraian tersebut, dalam penelitian ini peneliti akan terjun ke
lapangan sendiri. Mulai dari pengumpulan data baik data lisan, tulisan, ataupun
pengamatan, analisis data, hingga membuat kesimpulan. Untuk mendapatkan
data maka peneliti sebagai human instrumen dibantu oleh beberapa pedoman
pengumpulan data lainnya, berupa pedoman wawancara, pedoman observasi,
Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
beberapa alat bantu lain seperti alat perekam suara dan kamera. Alat bantu
tersebut digunakan untuk menyimpan informasi saat wawancara dan juga
untuk memperoleh gambar mengenai kegiatan pembelajaran di SLB Tunanetra
47
Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan teknik pengumpulan data yang digunakan, maka instrumen penelitian ini menggunakan instrumen pedoman
wawancara, instrumen pedoman observasi, dan juga instrumen pedoman studi dokumentasi. Berikut adalah tabel kisi-kisi
instrumen pengumpulan data, instrumen pedoman wawancara, instrumen pedoman observasi, dan juga instrumen pedoman studi
dokumentasi.
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Pengumpulan Data
No Pertanyaan
Penelitian Indikator Sub Indikator Subjek
Teknik
- Visi SLB Tunanetra Agro Industri
Kepala Sekolah
Wawancara Dokumen - Misi SLB Tunanetra Agro
Industri
- Penyusunan kurikulum - Kurikulum yang dijadikan acuan penyusunan kurikulum di SLB Tunanetra Agro Industri
- Proses penyusunan kurikulum - Hasil penyusunan kurikulum - Pihak yang terlibat dalam
penyusunan kurikulum - Latar belakang pihak yang
terlibat dalam penyusunan
Kepala Sekolah
Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Isi/ ruang lingkup kurikulum - Penerapan Kurikulum - Proses kegiatan pembelajaran
di SLB Tunanetra Agro
- Pihak yang terlibat di sekolah - Guru - Tata Usaha
- Latar belakang pihak yang terlibat di sekolah
- Alasan siswa memilih sekolah di SLB Agro Industri
- Dorongan orang tua
- Dorongan pihak lain (formal dan non-formal)
- Pengaruh teman sejawat - Informasi dari media
49
Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Pendapat siswa mengenai kegiatan pembelajaran di SLB Tunanetra Agro Industri
- Hambatan yang dirasakan siswa dalam pelaksanaan kegiatan
- Tanggapan orang tua mengenai kegiatan pembelajaran di SLB Tunanetra Agro Industri - Dukungan terhadap kegiatan
pembelajaran di SLB Tunanetra Agro Industri
- Bentuk dukungan orang tua siswa
Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Pertanyaan Subjek Jawaban
1. Apakah visi dari SLB Tunanetra Agro Industri? Kepala Sekolah
2. Apakah misi dari SLB Tunanetra Agro Industri? Kepala Sekolah
3. Kurikulum apa yang dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan kurikulum bertani di SLB Tunanetra Agro Industri?
Kepala Sekolah
4. Bagaimana kurikulum yang diterapkan di SLB Tunanetra Agro Industri? Kepala Sekolah 5. Siapa saja yang terlibat dalam penyusunan kurikulum di SLB Tunanetra
Agro Industri?
Kepala Sekolah
6. Bagaimana latar belakang dari pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan kurikulum di SLB Tunanetra Agro Industri?
Kepala Sekolah
7. Bagaimana proses penyusunan kurikulum tersebut? Kepala Sekolah
8. Bagaimana isi/ ruang lingkup dari kurikulum tersebut? Kepala Sekolah
9. Bagaimana hambatan yang dirasakan dalam penerapan kurikulum di SLB Tunanetra Agro Industri?
Kepala Sekolah
10. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut? Kepala Sekolah 11. Bagaimanakah perencanaan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan guru?
Guru
12. Bagaimanakah proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran bertani yang dilaksanakan guru?
Guru
13. Bagaimanakah penilaian pelaksanaan kegiatan pembelajaran bertani yang dilaksanakan guru?
Guru
14. Bagaimanakan metode yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran bertani?
51
Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
15. Bagaimanakan pendekatan yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran bertani?
Guru
16. Bagaimanakan media yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran bertani?
Guru
17. Bagaimanakah pengelolaan hasil dari kegiatan pembelajaran bertani (hasil panen)?
Guru
18. Apa hambatan yang dirasakan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran bertani?
Guru
19. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut? Guru 20. Siapa saja pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kurikulum di SLB
Tunanetra Agro Industri?
Kepala Sekolah
21. Berapa jumlah tenaga pengajar yang ada di SLB tersebut? Kepala Sekolah 22. Bagaimana latar belakang tenaga pengajar dan pihak lain yang terlibat di
SLB Tunanetra Agro Industri?
Kepala Sekolah
23. Apa alasan siswa memilih bersekolah di SLB Tunanetra Agro Industri? Siswa 24. Bagaimana pendapat siswa mengenai kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan di SLB Tunanetra Agro Industri?
Siswa
25. Bagaimana hambatan yang dirasakan siswa dalam mengikuti pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SLB Tunanetra Agro Industri?
Siswa
26. Bagaimana pandangan orangtua mengenai pelaksanaan kegiatan pembelajaran bertani di SLB Tunanetra Agro Industri?
Orangtua
27. Apakah orangtua mendukung kegiatan pembelajaran bertani yang diikuti siswa di sekolah?
Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran bertani yang diikuti siswa di sekolah?
29. Sejauh mana keterlibatan orang tua dalam pelaksanaan kegiatan bertani di sekolah?
Orangtua
30. Bagaimana pandangan masyarakat sekitar mengenai kegiatan pembelajaran di SLB Tunanetra Agro Industri?
Kepala Sekolah
31. Apakah masyarakat mendukung kegiatan pembelajaran di SLB Tunanetra Agro Industri?
Kepala Sekolah
32. Bagaimana keterlibatan masyarakat sekitar dalam program sekolah? Kepala Sekolah 33. Bagaimana bentuk kerjasama yang dibangun sekolah dengan
masyarakat/lingkungan sekitar sekolah?
Kepala Sekolah
Tabel 3.3 Instrumen Pedoman Observasi
No Pertanyaan
Penelitian Indikator Perilaku yang Diobservasi Hasil Observasi
1. Bagaimana 2. Proses pembelajaran yang
dilaksanakan guru
-Kesesuaian proses pembelajaran dengan indikator tujuan
pembelajaran
53
Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilaksanakan guru yang dilaksanakan guru.
4. Metode yang diterapkan dalam pembelajaran
-Kesesuaian metode pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran dengan tujuan pembelajaran 5. Pendekatan yang diterapkan
dalam pembelajaran
-Kesesuaian pendekatan yang diterapkan dalam pembelajaran dengan tujuan pembelajaran 6. Media yang digunakan dalam
pembelajaran
-Kesesuaian media yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Tabel 3.4 Instrumen Pedoman Studi Dokumentasi
No. Nama Dokumen yang dibutuhkan Ada Tidak Keterangan
1 Visi Misi Sekolah 2 Kurikulum Fungsional
3 Indikator Keberhasilan Kegiatan Pembelajaran Bertani
4 Contoh RPP Kegiatan Pembelajaran 5 Nama Tenaga Pengajar
Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono (2012, hlm.62) menyatakan “teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama
dari penelitian adalah mendapatkan data”. Dari kutipan di atas jelas sekali
bahwa data merupakan bahan yang sangat penting dalam penelitian, sehingga
data yang digunakan harus sesuai dengan bentuk pendekatan penelitian yang
digunakan yaitu pendekatan penelitian kualitatif serta sumber data yang akan
digunakan dalam penelitian ini yaitu kata-kata dan tindakan para informan
sebagai data primer dan tulisan atau dokumen-dokumen yang mendukung
pernyataan informan.
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer
dan data sekunder. Untuk mengumpulkan data primer dan data sekunder dalam
kegiatan penelitian diperlukan cara-cara atau teknik pengumpulan data tertentu,
sehingga proses penelitian dapat berjalan lancar. Oleh karena itu, peneliti harus
menggunakan beberapa teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data
yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, pada
umumnya menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Seperti halnya yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012, hlm.63) yaitu:
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participan observation), wawancara mendalam (in depth interiview) dan dokumentasi.
Berdasarkan konsep tersebut, maka ketiga teknik pengumpulan data di
atas digunakan dalam penelitian ini. Adapun teknik pengumpulan data yang
akan peneliti lakukan dan gunakan dalam penelitian ini, yaitu:
a. Wawancara
Moleong (2012, hlm. 186) menyatakan “wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu”. Selain itu Mardalis (2003, hlm. 64) mengemukakan
55
Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan kepada si peneliti.
Berdasarkan kutipan tersebut dapat dilihat bahwa wawancara dalam
penelitian ini dimaksudkan untuk menghimpun bahan keterangan yang
dilakukan dengan dialog berupa kegiatan tanya jawab secara lisan antara dua
orang atau lebih secara langsung berhadapan muka dan dengan arah serta
tujuan yang telah ditetapkan untuk mendapatkan data yang aktual. Wawancara
pada subjek penelitian yang dilakukan oleh peneliti berguna untuk memperoleh
data dan informasi guna kelengkapan data-data yang dibutuhkan. Selain itu,
wawancara juga merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti
untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sistematis kepada responden.
Wawancara dilakukan dengan dua bentuk, yaitu wawancara terstruktur
dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara
yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan
yang akan di ajukan (Moleong, 2012, hlm. 190). Wawancara tidak terstruktur
adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya (Sugiyono, 2012, hlm. 74). Dalam penelitian ini teknik
wawancara yang dipergunakan adalah teknik wawancara terstruktur dan tidak
terstruktur yang bertujuan untuk mengadakan komunikasi dengan pihak-pihak
terkait atau subjek penelitian dalam rangka mengungkap data serta
memperoleh penjelasan atau informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan
kegiatan pembelajaran di SLB Tunanetra Agro Industri Cisarua Kabupaten
Bandung Barat. Wawancara ini dilakukan penulis kepada kepala sekolah, guru,
siswa, dan orang tua siswa.
b. Observasi
Observasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka
Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melalui pengamatan secara langsung, jelas, sadar dan selengkap mungkin
tentang perilaku individu sebenarnya dalam keadaan tertentu, sehingga
observasi yang dilakukan ini bisa disebut observasi yang efektif. Sanafiah
Faisal (dalam Sugiyono, 2009, hlm. 226) menyatakan pendapat mengenai
observasi, yaitu:
Observasi dikelompokkan menjadi observasi berpartisipasi (participant
observation), observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt observation and covert observation), dan observasi yang tak berstruktur
(unstructured observation).
Kegiatan pengamatan atau observasi terhadap objek penelitian yang
dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk memperkuat data serta
memperoleh data yang lebih akurat mengenai hal-hal yang diteliti, terutama
aktivitas kegiatan pembelajaran di SLB Tunanetra Agro Industri Cisarua
Kabupaten Bandung Barat. Dengan demikian hasil observasi ini sekaligus
untuk memahami dan mengkonfirmasikan data hasil wawancara yang telah
terkumpul melalui wawancara dengan kenyataan yang sebenarnya, serta untuk
mengetahui relevansi antara jawaban responden dengan kenyataan yang terjadi
di lapangan. Observasi ini digunakan untuk mengamati secara langsung dan
tidak langsung tentang kegiatan pembelajaran di SLB Tunanetra Agro Industri
agar peneliti memperoleh data dan fakta yang menunjang untuk mengetahui
kegiatan pembelajaran di SLB Tunanetra Agro Industri Cisarua Kabupaten
Bandung Barat
Observasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi
terhadap subjek, perilaku subjek dalam wawancara, interaksi subjek dengan
peneliti, jalannya kegiatan pembelajaran di SLB Tunanetra Agro Industri
Cisarua Kabupaten Bandung Barat dan hal-hal yang di anggap relevan
sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara dan hasil
penelitian.
57
Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sugiyono (2012, hlm.82) mengemukakan “dokumen merupakan catatan
pristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau
karya-karya monumental dari seseorang”. Dokumentasi dalam pengumpulan
data penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang bersumber
dari arsip dan foto-foto kegiatan pembelajaran di SLB Tunanetra Agro Industri
Cisarua dengan mempelajari, menganalisa dan mencatat bagian-bagian yang
dianggap penting pada data-data tersebut. Baik data yang terdapat di lokasi
penelitian atau sekolah maupun di instansi yang ada kaitannya dengan lokasi
penelitian atau luar sekolah yang menunjang dan ada hubungannya dengan
penelitian. Hal ini bertujuan agar dokumen tersebut menjadi pendukung data
sehingga menjadi kredibel atau dapat dipercaya. Hal ini sesuai dengan apa
yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012, hlm. 83) yang menyatakan “hasil
penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih kredibel/dapat dipercaya
kalau didukung oleh sejarah pribadi, kehidupan dimasa kecil, di sekolah, di
tempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi”.
Teknik pengumpulan data ini digunakan dalam penelitian sebagai
sumber data karena banyak dokumen yang dapat dimanfaatkan untuk menguji,
menafsirkan dan bahkan untuk meramalkan suatu objek ataupun keadaan.
Seperti halnya yang dikemukakan oleh Moleong (2012, hlm.217) yang
menyatakan “dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber
data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan
untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan”.
Dokumen yang digunakan untuk mendukung data hasil wawancara
dalam penelitian ini adalah berupa foto-foto dan arsip-arsip, sehingga peneliti
memanfaatkan dokumentasi tersebut untuk mengumpulkan data penelitian
setelah wawancara dan observasi.
Teknik-teknik pengumpulan data yang telah dikemukakan di atas akan
melengkapi perolehan data primer dan data sekunder. Observasi dan
wawancara digunakan untuk menjaring data primer tentang kegiatan
Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Barat, sementara dokumentasi digunakan untuk menjaring data sekunder yang
dapat diangkat dari berbagai dokumentasi tentang kegiatan pembelajaran di
SLB Tunanetra Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat.
Tahap-tahap pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu tahap orientasi, tahap eksplorasi, dan
tahap member check. Dalam tahap orientasi ini, yang dilakukan peneliti adalah
melakukan prasurvey ke lokasi yang akan di teliti. Dalam penelitian ini
prasurvey dilakukan di SLB Agro Industri. Pada prasurvey ini peneliti
melakukan dialog dengan kepala sekolah dan beberapa guru. Selain itu, peneliti
juga melakukan studi dokumentasi serta kepustakaan untuk melihat dan
mencatat data-data yang diperlukan dalam penelitian ini. Sedangkan tahap
eksplorasi ini merupakan tahap pengumpulan data di lokasi penelitian, dengan
melakukan wawancara terhadap unsur-unsur yang terkait dengan pedoman
wawancara yang telah disediakan peneliti. Selain itu, peneliti juga melakukan
observasi dengan mengadakan pengamatan tentang kegiatan pembelajaran di
SLB Tunanetra Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat. Tahapan
yang terakhir yaitu tahapan member check. Sugiyono (2012, hlm. 129)
mengemukakan “member check adalah, proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data”.
D.Subjek Penelitian
Teknik penelitian di atas, dilakukan kepada subjek penelitian. Dalam
penelitian ini subjek tersebut merupakan pihak-pihak yang menjadi sasaran
penelitian atau sumber data yang dapat memberikan informasi sesuai dengan
masalah penelitian. Untuk mendapatkan data yang tepat maka perlu ditentukan
informan yang memiliki kompetensi dan sesuai dengan kebutuhan data.
Penentuan subjek penelitian ini dilakukan dengan memilih subjek dengan
pertimbangan dan tujuan tertentu. Oleh karena itu, dalam pemilihan subjek
diperlukan subjek yang memenuhi parameter yang dapat mengungkap hal-hal
59
Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun parameter atau kriteria yang dijadikan subjek dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui kegiatan pembelajaran di SLB Tunanetra Agro Industri Cisarua
Kabupaten Bandung Barat
b. Terlibat langsung dengan kegiatan pembelajaran di SLB Tunanetra Agro
Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Berdasarkan parameter atau kriteria di atas, subjek penelitian yang
dianggap memenuhi kriteria yaitu sebagai berikut:
a. Kepala sekolah
Kepala sekolah dapat memberikan informasi atau data yang terkait dengan
kegiatan pembelajaran di SLB Tunanetra Agro Industri karena kepala sekolah
sebagai penanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SLB
Tunanetra Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat.
b. Guru
Guru yang dimaksud disini adalah dua orang guru mata pelajaran yang
berperan sebagai pengajar dalam kegiatan pembelajaran di SLB Tunanetra
Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat sekaligus sebagai
pendamping siswa dalam kegiatan pembelajaran di SLB Tunanetra Agro
Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat.
c. Orang tua
Orang tua yang dimaksud adalah satu orang tua dari siswa yang mengikuti
kegiatan pembelajaran di SLB Tunanetra Agro Industri Cisarua Kabupaten
Bandung Barat dan dianggap mengetahui kegiatan pembelajaran di SLB
Tunanetra Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat.
d. Siswa
Siswa disini adalah siswa yang ikut aktif mengikuti kegiatan pembelajaran di
SLB Tunanetra Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Berdasarkan uraian tersebut, jumlah subjek penelitian dalam penelitian
Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
guru di SLB Agro Industri, orang tua siswa SLB Agro Industri, serta siswa
SLB Agro Industri kelas 12.
E.Pengujian Keabsahan Data
Setiap penelitian membutuhkan uji keabsahan data untuk mengetahui
validitas dan reliabilitasnya. Pada dasarnya dalam penelitian kualitatif belum
ada teknik yang baku dalam menganalisis keabsahan data. Oleh sebab itu
ketajaman melihat data oleh peneliti serta kekayaan pengalaman dan
pengetahuan harus dimiliki oleh peneliti, karena dalam penelitian kualitatif
yang diuji adalah datanya. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Sugiyono
(2012, hlm.119) yang menyatakan “dalam penelitian kualitatif yang diuji
adalah datanya”. Selain itu, dikarenakan penelitian kualitataif harus
mengungkap kebenaran data yang objektif, maka keabsahan data dalam sebuah
penelitian kualitatif sangatlah penting. Seperti halnya yang dikemukakan oleh
Moleong (2012, hlm. 326) yang menyatakan “jika sesuatu itu objektif, berarti
dapat dipercaya, faktual dan dapat dipastikan”. Dengan demikian, melalui
keabsahan data kredibilitas (kepercayaan) penelitian kualitataif dapat tercapai.
Peneliti menggunakan cara pengujian dengan teknik triangulasi untuk
menguji dan mendapatkan keabsahan data, serta kredibilitas penelitian. Teknik
triangulasi merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan
data dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.
Triangulasi dalam pengujian keabsahan data ini dapat diartikan sebagai
pemeriksaan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai
waktu yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Moleong (2012,
hlm. 330) menyatakan “Teknik Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk
61
Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Terdapat beberapa teknik triangulasi, yaitu triangulasi sumber,
triangulasi teknik pengumpulan data dan waktu. Seperti halnya yang
dikemukakan oleh Sugiyono (2012, hlm.125) yaitu:
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.
Teknik triangulasi yang digunakan dalam memenuhi keabsahan data
penelitian ini adalah triangulasi teknik. Sugiyono (2009, hlm. 241)
menyatakan:
Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak.
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan
cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
Misalnya mengecek data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan hasil
data yang diperoleh dari hasil observasi serta dokumentasi yang telah
dilaksanakan.
Triangulasi teknik yang dilaksanakan pada penelitian ini yaitu
membandingkan hasil wawancara dan observasi dengan isi dokumen. Apabila
terdapat data yang berbeda-beda, maka peneliti harus memastikan data yang
diperoleh dengan melakukan member check. Dengan melakukan member
check, peneliti dapat mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai
dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Member check ini dilakukan
setelah data diperoleh di lapangan, baik melalui observasi, wawancara maupun
dokumentasi. Data informasi yang telah diperoleh tersebut didiskusikan
kembali dengan pemberi data untuk dilengkapi atau direvisi ke dalam data
yang baru apabila terdapat perubahan atau ketidak sesuaian sehingga data
tersebut disepakati. Hal tersebut dilakukan dengan mengangkat data dan
Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
aslinya. Jika dari data yang ditemukan kemudian disepakati oleh para pemberi
data, maka data tersebut dinyatakan valid sehingga semakin kredibel atau
dipercaya. Seperti halnya yang dikemukakan Sugiyono (2012, hlm.129) yang
menyatakan:
Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti datanya data tersebut valid, sehingga semakin kredibel/dipercaya, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, dan apabila perbedaannya tajam, maka peneliti harus merubah temuannya, dan harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.
F. Analisis Data
Analisis data perlu dilakukan dalam rangka menjawab masalah
penelitian. Analisis data adalah proses untuk mengkategorikan urutan data,
mengorganisasikannya kedalam suatu pola, dan membedakannya dengan
penafsiran. Penafsiran disini yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap
analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan diantara
dimensi-dimensi uraian. Seperti yang dikemukakan oleh Bogdan & Biklen (dalam
Moleong, 2012, hlm.248) yang menyatakan:
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk
menemukan tema dan merumuskan hipotesis seperti yang disarankan oleh data
dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis
tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012, hlm.89) yang
menyatakan:
63
Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul.
Berdasarkan kedua definisi tersebut, definisi pertama lebih
menitikberatkan pada pengorganisasian data sedangkan definisi kedua lebih
menekankan maksud dan tujuan analisis data, tetapi dari kedua definisi tersebut
dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis data kualitatif dilakukan dengan
menyusun semua data yang telah diperoleh lalu dijabarkan berdasarkan
kategori, sehingga data tersebut dapat disimpulkan dan mudah dipahami oleh
dirisendiri ataupun orang lain.
Analisis data dalam penelitian kualitatif mulai dilakukan sejak
pengumpulan data yang dilakukan secara intensif baik sebelum memasuki
lapangan, selama di lapangan, serta setelah meninggalkan lapangan. Dalam
melaksanakan kegiatan analisis data diperlukan usaha pemusatan perhatian dan
pengarahan tenaga fisik serta pikiran dari peneliti. Selain menganalisis data
peneliti juga mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan atau
menjastifikasikan teori baru yang barangkali ditemukan. Seperti halnya yang
dikemukakan oleh Sugiyono (2012, hlm.90) yang menyatakan bahwa “dalam
penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses dilapangan
bersamaan dengan pengumpulan data”. Dengan demikan analisis data
merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Seperti
yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012, hlm.90) yang menyatakan “analisis
data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data daripada setelah
selesai pengumpulan data”. Uraian di atas memberikan gambaran tentang
betapa pentingnya kedudukan analisis data dilihat dari segi tujuan penelitian.
Moleong (2012, hlm.281) mengemukakan “prinsip pokok penelitian kualitatif
adalah menemukan teori dari data”.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, sehingga data yang
diperoleh atau data yang terkumpul banyak sekali dan lebih banyak bersifat
uraian dari hasil wawancara, observasi (catatan lapangan dan
laporan-Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
laporan). Data yang telah diperoleh tersebut akan dianalisis secara kualitatif
serta diuraikan dalam bentuk deskriptif. Analisis data yang dilakukan secara
kualitatif yaitu suatu analisis yang berupaya mencari pola, model, tema,
hubungan, persamaan dan makna dari data yang dinyatakan dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan, tafsiran-tafsiran setelah menggali data dari beberapa
orang informan kunci yang ditabulasikan dan dipersentasekan sesuai dengan
hasil temuan (observasi) dan wawancara mendalam penulis dengan para
informan, hasil pengumpulan data tersebut diolah secara manual, direduksi
selanjutnya hasil reduksi tersebut dikelompokkan dalam bentuk segmen
tertentu dan kemudian disajikan dalam bentuk content analisis dengan
penjelasan-penjelasan (display data), selanjutnya diberi kesimpulan sehingga
dapat menjawab rumusan masalah, menjelaskan dan terfokus pada representasi
terhadap fenomena yang hadir dalam penelitian. Seperti halnya yang
dikemukakan oleh Sugiyono (2012, hlm.89) yang menyatakan:
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, meyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh sendiri maupun orang lain.
Terdapat aktivitas analisis data diantara display data dan penarikan
kesimpulan berdasarkan data yang ada. Dalam penelitian ini analisis data
kualitatif merupakan upaya berlanjut, berulang, dan terus menerus. Seperti
halnya yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2012,
hlm.91) yang mengemukakan “aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan
secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga
datanya sudah jenuh”. Masalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan atau verivikasi menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan
sebagai rangkaian kegiatan analisis yang terkait. Selanjutnya data yang telah
65
Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mendeskripsikan fakta yang ada dilapangan, pemaknaan atau untuk menjawab
pertanyaan penelitian yang kemudian diambil instruksinya saja.
Berdasarkan keterangan di atas, maka setiap tahap dalam proses
tersebut dilakukan untuk mendapatkan keabsahan data dengan menelaah
seluruh data yang ada dari berbagai sumber yang telah didapat dari lapangan
dan dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya melalui
metode wawancara, observasi yang didukung dengan studi dokumentasi.
Teknik pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut:
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,
memilah-milah data yang diperlukan, serta mengorganisasi data dengan cara
sedemikian rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik verifikasi. Dalam
penelitian ini peneliti melakukan reduksi data terhadap hasil wawancara. Pada
mulanya peneliti mentraskrip data hasil wawancara yang berupa audio ke
dalam tulisan, lalu peneliti menghilangkan kata-kata yang kurang sesuai,
ataupun kalimat yang tidak termasuk pembahasan dalam wawancara saat
penelitian. Sugiyono (2012, hlm.92) mengemukakan pendapat mengenai
reduksi data, yaitu sebagai berikut:
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
2. Display data
Display data merupakan penyajian data secara terperinci dan
menyeluruh dengan mencari pola hubungannya. Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan display data dengan mendisplaykan hasilk penelitian dalam bentuk
tabel agar mudah dipahami. Sugiyono (2012, hlm.95) mengemukakan “dalam
melakukan display data, selain dengan teks yang naratif, juga dapat berupa,
Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Kesimpulan dan verifikasi data
Kegiatan analisis ketiga yang penting adalah kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan ini disusun dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah dipahami
dengan mengacu kepada tujuan penelitian. Sugiyono (2012, hlm.99)
mengemukakan bahwa:
Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan
dan diuraikan pada bab IV, maka berdasarkan hal tersebut peneliti dapat
mengambil simpulan penelitian sebagai berikut:
1. Visi Misi SLB Agro Industri. Visi yang dimiliki SLB Agro Industri
menekankan pada kemandirian peserta didik. Hal ini bertujuan agar peserta
didik secara mandiri dapat beradaptasi dan bersosialisasi di tengah masyarakat
dengan berbagai keterampilan yang dimiliki. Keterampilan tersebut seperti
yang tertuang dalam misi SLB Agro diantaranya keterampilan dalam
mempertahankan hidup di masyarakat, keterampilan dalam merawat diri, cakap
dalam hubungan antar pribadi, terampil dalam keterampilan yang berhubungan
dengan kerja, serta terampil interpreneur dalam bidang Agro Industri.
2. Kurikulum kegiatan pembelajaran bertani yang dilaksanakan di SLB Agro
Industri mengacu pada kurikulum di SMK Pertanian umumnya tetapi diramu
dan dimodifikasi kembali oleh pihak sekolah yang didampingi oleh beberapa
ahli pertanian agar kurikulum tersebut sesuai kebutuhan dan kemampuan
peserta didik. Modifikasi kurikulum tersebut menghasilkan indikator-indikator
keberhasilan yang dijadikan sebagai acuan dalam kegiatan pembelajaran
bertani.
Kegiatan pembelajaran bertani di SLB Agro Industri diterapkan pada semua
jenjang, untuk Tingkat Dasar (SD dan SMP) sebagai kegiatan ekstrakurikuler,
namun untuk Tingkat Menengah (SMK) sebagai salah satu mata pelajaran
keterampilan. Kegiatan pembelajaran bertani di SLB Agro Industri bagi tingkat
SMK dilaksanakan dengan pemberian teori tentang pertanian dan juga praktek
Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berlangsung, sehingga tidak banyak jam khusus untuk pemberian teori di
dalam kelas.
3. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran
bertani di SLB Agro Industri. SDM di SLB Agro Industri terdiri dari beberapa
pihak, baik yang terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran maupun pihak
yang terlibat di SLB Agro Industri namun tidak terlibat langsung dalam
kegiatan pembelajaran. Pihak yang terlibat langsung dalam kegiatan
pembelajaran di SLB Agro Industri terdiri dari delapan orang guru (wali kelas)
dan satu orang guru Agama. Terdapat pula beberapa instruktur pertanian dari
YPWG yang meskipun sudah pensiun tetapi terkadang masih terlibat dalam
kegiatan di SLB Agro Industri. Selain itu, terdapat manager program yang
membantu penyusunan dan pengembangan program di SLB Agro Industri.
Selain itu terdapat warga masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan bidang
kewirausahaan di SLB Agro Industri.
4. Tanggapan siswa mengenai kegiatan pembelajaran bertani di SLB Agro
Industri. Tanggapan siswa mengenai kegiatan pembelajaran bertani di SLB
Agro Industri dapat dikatakan cukup baik. Hal ini terlihat dari wawancara yang
telah dilakukan, siswa mengemukakan bahwa kegiatan pembelajaran di SLB
Agro industri sudah cukup baik karena siswa merasa pembelajaran terasa
menyenangkan karena guru-gurunya pun menyenangkan dalam kegiatan
pembelajaran. Selain itu, siswa merasa kegiatan pembelajaran di SLB Agro
Industri terasa menyenangkan karena minat siswa terhadap kegiatan
pembelajaran di SLB Agro Industri.
Namun, siswa juga merasakan hambatan dalam kegiatan pembelajaran di SLB
Agro Industri, hambatan tersebut salah satunya adalah kurangnya teori yang
disampaikan dalam kegiatan pembelajaran bertani. Selain itu, hambatan juga
dirasakan siswa dalam penggunaan alat-alat pertanian seperti alat penyemprot
tanaman dalam kegiatan bertani.
5. Tanggapan orangtua mengenai kegiatan pembelajaran bertani di SLB Agro
100
Ira Ariyanti, 2014
Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Agro Industri dapat dikatakan sudah cukup baik. Hal tersebut dikarenakan
terdapat beberapa dukungan orangtua terhadap kegiatan pembelajaran di SLB
Agro Industri. Dukungan tersebut berupa keterlibatan orangtua dalam
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di sekolah, bantuan pemberian bibit untuk kegiatan-kegiatan
bertani, serta kerjasama pengembangan tanaman philodendron untuk
dibudidayakan di sekolah.
6. Dukungan lingkungan sekitar sekolah atau masyarakat terhadap kegiatan
pembelajaran bertani di SLB Agro Industri. Dukungan lingkungan sekitar
sekolah atau masyarakat terhadap kegiatan pembelajaran bertani di SLB Agro
Industri dapat dikatakan sudah cukup baik. Hal ini dikarenakan adanya
keterlibatan sebagian masyarakat sekitar di SLB Agro Industri, misalnya dalam
kerjasama pengolahan lahan pertanian SLB Agro Industri, kerjasama dalam
pengelolaan bidang kewirausahaan di SLB Agro Industri. Meskipun masih
terdapat anggapan sebagian masyarakat yang masih memiliki anggapan
tradisional bahwa anak berkebutuhan khusus harus selalu dikasihani. Selain
dukungan dari lingkungan sekitar, terdapat dukungan dari pihak lain yang
berupa beberapa kerjasama dengan perusahaan jamur dan juga kerjasama
dengan industri yang bergerak dalam bidang pertanian.
B.Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai kegiatan
pembelajaran di SLB Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat dan
simpulan yang telah dikemukakan di atas, terdapat beberapa rekomendasi yang
ingin penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang terkait, baik kepada
guru-guru, sekolah ataupun kepada peneliti selanjutnya sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil temuan mengenai visi misi SLB Agro Industri yang
menekankan pada kemandirian peserta didik agar dapat beradaptasi di
lingkungan masyarakat, maka peneliti merekomendasikan seyogyanya pihak