• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEGIATAN PEMBELAJARAN BERTANI PADA SISWA TUNANETRA DI SLB AGRO INDUSTRI CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEGIATAN PEMBELAJARAN BERTANI PADA SISWA TUNANETRA DI SLB AGRO INDUSTRI CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

KEGIATAN PEMBELAJARAN BERTANI PADA SISWA

TUNANETRA DI SLB AGRO INDUSTRI CISARUA

KABUPATEN BANDUNG BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Khusus

Oleh

IRA ARIYANTI

1001449

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

KEGIATAN PEMBELAJARAN BERTANI PADA SISWA TUNANETRA DI SLB AGRO INDUSTRI CISARUA

KABUPATEN BANDUNG BARAT

Oleh Ira Ariyanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Ira Ariyanti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

IRA ARIYANTI

NIM. 1001449

KEGIATAN PEMBELAJARAN BERTANI PADA SISWA

TUNANETRA DI SLB AGRO INDUSTRI CISARUA

KABUPATEN BANDUNG BARAT

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Juang Sunanto, Ph.D

NIP. 19610515 198703 1 002

Pembimbing II

Drs. Ahmad Nawawi, M.Pd

NIP. 19541207 198112 1 002

Mengetahui:

Ketua Jurusan Pendidikan Khusus

FIP UPI Bandung

Drs. Sunaryo, M.Pd

(4)

Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ...viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Fokus Masalah ... 4

C.Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5

1. Tujuan Penelitian ... 5

2. Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II KEGIATAN PEMBELAJARAN BERTANI PADA SISWA TUNANETRA DI SLB AGRO INDUSTRI CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT ... 6

A.Kegiatan Pembelajaran ... 6

1. Pengertian Pembelajaran ... 6

2. Prinsip-prinsip Pembelajaran ... 8

3. Komponen Pembelajaran ... 10

B. Ketunanetraan ... 15

1. Pengertian Tunanetra ... 15

2. Penyebab Terjadinya Ketunanetraan ... 17

3. Karakteristik Ketunanetraan ... 18

4. Klasifikasi Ketunanetraan ... 21

(5)

Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C.Kegiatan Bertani ... 31

1. Pengertian Bertani ... 31

2. Ruang Lingkup Kegiatan Bertani ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

A.Tempat Penelitian ... 44

B. Metode Penelitian ... 44

C.Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 46

D.Subjek Penelitian ... 58

E. Pengujian Keabsahan Data ... 59

F. Analisis Data ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 66

A.Hasil Penelitian ... 66

B. Pembahasan ... 90

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 98

A.Simpulan ... 98

B. Rekomendasi ...100

DAFTAR PUSTAKA ...103

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...106 Lampiran I Instrumen Penelitian

Lampiran II Hasil Penelitian

Lampiran III Dokumentasi Penelitian

Lampiran IV Surat Izin Penelitian

(6)

Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

KEGIATAN PEMBELAJARAN BERTANI PADA SISWA TUNANETRA DI SLB AGRO INDUSTRI CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT

Penelitian ini meneliti mengenai kegiatan pembelajaran bertani pada siswa tunanetra di SLB Agro Industri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai kegiatan pembelajaran bertani pada siswa tunanetra di SLB Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi dengan pengujian keabsahan data yang digunakan yaitu triangulasi teknik. Analisis data dilakukan dengan cara reduksi, display, kesimpulan, dan verifikasi. Subjek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari kepala sekolah, guru, siswa dan orang tua siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara garis besar visi misi SLB Agro Industri menekankan pada kemandirian peserta didik agar dapat beradaptasi di lingkungan. Kemudian kurikulum yang diterapkan yaitu kurikulum fungsional, sedangkan kurikulum pertaniannya mengacu pada kurikulum pertanian SMK yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Sumber daya manusia yang terlibat yaitu delapan orang guru berijazah S1 PLB, beberapa ahli manager program pembelajaran bertani yang juga berijazah S1, dan beberapa warga masyarakat. Tanggapan peserta didik mengenai kegiatan pembelajaran sudah menyenangkan, meskipun dengan hambatan kurangnya teori yang diberikan. Sedangkan tanggapan orang tua dapat dikatakan cukup baik, karena sering terlibat dalam kegiatan di sekolah. Lingkungan sekitar sekolah atau masyarakat mendukung dan terlibat dalam kegiatan di SLB Agro Industri, bahkan terdapat juga beberapa kerjasama yang dijalin.

(7)

Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

This research examines the learning activities of students with visual impairments in farming at SLB Agro Industri. This study aims to describe the learning activities of students with visual impairments in farming at SLB Agro Industri Cisarua West Bandung regency. This study used a descriptive method with qualitative approach. Data were collected by interview, observation, and documentation with testing the validity of the data used triangulation techniques. Data analysis was performed by means of reduction, display, conclusion, and verification. Research subjects in this research are principals, teachers, students and parents. The results of this study indicate that outlines vision SLB Agro Industri mission emphasizes the independence of the students to be able to adapt in the environment. Then the curriculum applied the functional curriculum, while the agricultural curriculum refers to the vocational agriculture curriculum tailored to the needs and abilities of learners. Human resources involved in the eight S1 certified special education teacher, some experts farmed learning program manager who also qualified S1, and some members of the community. The response of the students had fun learning activities, despite the lack of a theory given constraints. The response of parents can be quite good, as is often involved in school activities. The neighborhood around the school or community support and engage in activities in SLB Agro Industri, even there are also some cooperation were forged.

(8)

Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan utama setiap manusia dalam

kehidupan. Hal ini dikarenakan pendidikan dapat mengembangkan potensi diri

agar dapat bertahan hidup. Menyikapi pentingnya pendidikan dalam

pengembangan potensi diri seseorang, maka pendidikan hendaknya dapat

melihat semua unsur yang ada sebagai sebuah kesatuan yang saling

mempengaruhi satu sama lain sehingga dapat mencapai suatu mutu pendidikan.

Selain itu, pendidikan nasional yang diprogramkan oleh negara harus diarahkan

dengan tepat kepada setiap warga negara sehingga setiap warga negara

mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu dan berkualitas, seperti yang

tertuang pada UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pasal 5 ayat 1 bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk

memperoleh pendidikan yang bermutu.

Warga negara yang memiliki kelainan atau kebutuhan khusus pun

memiliki hak untuk memperoleh pendidikan seperti yang tertuang pada UU

No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 5 ayat 2 bahwa “Warga negara yang mempunyai kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus”.

Pendidikan untuk peserta didik dengan kebutuhan khusus (student with special

needs) membutuhkan suatu pola tersendiri sesuai dengan kebutuhan dari

masing-masing peserta didik. Hal ini dikarenakan setiap peserta didik

mempunyai karakter dan kebutuhan yang berbeda antara satu dengan lainnya.

Pendidikan khusus bagi warga negara yang mempunyai kelainan dilaksanakan

oleh lembaga pendidikan yang biasa disebut dengan Sekolah Luar Biasa

(9)

Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sekolah Luar Biasa (SLB) merupakan suatu lembaga pendidikan formal

yang dirancang secara khusus bagi peserta didik usia sekolah yang memiliki

tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan

kelainan fisik, emosional, mental sosial, dan yang memiliki potensi kecerdasan

dan bakat istimewa. Peserta didik tersebut biasa disebut dengan anak

berkebutuhan khusus. Seperti yang dikemukakan oleh Dinas Pendidikan

Bidang Pendidikan Luar Biasa (2011, hlm.22) bahwa “SLB merupakan salah

satu lembaga yang sangat strategis dalam membantu mengembangkan potensi,

bakat, dan minat anak-anak dengan kebutuhan khusus”.

SLB mempunyai tugas pokok membantu anak berkebutuhan khusus

(ABK) usia sekolah untuk mencapai perkembangan yang optimal sesuai

dengan tingkat dan jenis kelainannya, serta memberikan layanan pembelajaran

yang kompleks dan dirancang khusus untuk membantu dan memenuhi

kebutuhan peserta didik dalam mengembangkan potensinya secara maksimal.

ABK hidup di tengah masyarakat yang terus menerus berkembang, sehingga

kebutuhan hidup pun semakin berkembang pula. Hal tersebut menuntut setiap

orang termasuk ABK untuk memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan

agar dapat bertahan hidup. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran bagi ABK

saat ini seyogyanya lebih ditekankan pada pembelajaran yang dapat

memberikan bekal bagi kehidupan ABK, atau pembelajaran yang dapat

berfungsi bagi kehidupan ABK. Hal ini ditujukan agar di masa depannya ABK

tidak tergantung lagi pada orang lain dan ABK dapat melakukan sesuatu hasil

dari pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu

pembelajaran yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan pembelajaran

yang langsung dialami oleh peserta didik dan dapat dirasakan juga manfaatnya

oleh peserta didik.

Secara umum, pembelajaran yang dilaksanakan di SLB terkadang

pembelajaran yang hanya mengembangkan potensi kognitif ABK. Tetapi

terdapat fenomena baru mengenai kegiatan pembelajaran yang dilakukan di

(10)

3

Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajarannya, khususnya bagi peserta didik tunanetra. SLB Agro Industri

merupakan Sekolah Luar Biasa yang melaksanakan pendidikan bagi anak

berkebutuhan khusus, salah satunya peserta didik tunanetra. Sekolah ini

mempunyai kelebihan dari sekolah-sekolah lainnya. Sekolah ini mempunyai

suatu kegiatan pembelajaran yang cukup berbeda dari sekolah lainnya, yaitu

adanya kegiatan pembelajaran bertani bagi peserta didik tunanetra pada semua

jenjang.

Berdasarkan latar belakang adanya SLB Tunanetra Agro Industri ini,

dapat dikatakan bahwa SLB ini merupakan SLB pertama yang mengadakan

pembelajaran bertani bagi peserta didik tunanetra. Hal ini dilihat dari awalnya

SLB ini merupakan tempat pelatihan bagi tunanetra yang melaksanakan

kegiatan Latihan Kerja Pertanian Tunanetra (LKPT). LKPT ini didirikan oleh

Yayasan Penyantun Wyata Guna (YPWG) pada bulan April 1977. LKPT ini

menyelenggarakan pelatihan bagi para tunanetra baik pria maupun wanita yang

berusia antara 17 sampai 35 tahun. Lama pendidikan yang dilaksanakan yaitu

selama 9 bulan. Seiring berjalannya waktu, dari tahun 2006 ke 2009 yayasan

tidak hanya ingin menyelenggarakan pelatihan pertanian bagi para Tunanetra

saja, tetapi ingin menyelenggarakan pelatihan bagi semua anak berkebutuhan

khusus. Sehingga dibukalah pendidikan secara formal yang bernama SLB Agro

Industri yang melaksanakan pendidikan bagi semua ABK, termasuk tunanetra.

Selain itu, program kegiatan bertani yang dilaksanakan di SLB Tunanetra Agro

Industri ini sangat didukung oleh lingkungan sekitar sekolah yang merupakan

daerah pertanian dan sekolah tersebut memiliki lahan pertanian yang cukup

luas. SLB Tunanetra Agro Industri ini berlokasi di daerah Kampung Paratag,

Desa Jambudipa Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat. Oleh karena

itu, SLB ini dapat dikatakan sebagai SLB pertama yang mengadakan program

kegiatan bertani bagi para Tunanetra.

Kegiatan bertani dirasa cukup penting bagi bekal kehidupan setiap

manusia, termasuk bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Kemampuan

(11)

Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menghasilkan sesuatu bagi kehidupannya. Selain itu, kemampuan tersebut

diharapkan dapat memperluas kesempatan ABK untuk dapat hidup mandiri di

tengah kehidupan masyarakat. Selain kedua hal tersebut, kemampuan bertani

dirasakan penting dikarenakan negara Indonesia yang dapat dikatakan sebagai

negara agraris sehingga keterampilan bertani yang memegang peranan penting

dalam perekonomian nasional. Selain itu, keterampilan bertani merupakan

salah satu cara untuk bertahan hidup yang bisa dilakukan semua orang, baik itu

orang yang ekonominya di atas rata-rata maupun di bawah rata-rata.

Kegiatan bertani disini diartikan sebagai upaya manusia terhadap proses

pengendalian produk biologis yang terjadi di alam, mencakup pengendalian

pertumbuhan tanaman, peternakan dan perikanan. Sehingga hasil dari proses

tersebut dapat memberikan manfaat yang lebih baik dan dapat memenuhi

kebutuhan hidup serta dapat meningkatkan penghasilan para petani untuk dapat

bertahan hidup. Dalam keterampilan bertani terdapat beberapa hal yang harus

diperhatikan, diantaranya iklim, tanah, aturan atau cara kegiatan bertani seperti

pengolahan tanah, pembibitan, penanaman, dan pemungutan hasil tani.

Berdasarkan pemikiran di atas, maka penulis bermaksud melakukan

penelitian mengenai “Kegiatan Pembelajaran Bertani pada siswa Tunanetra di SLB Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat”.

B.Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan

fokus masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana kegiatan pembelajaran

bertani pada siswa Tunanetra di SLB Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat?” Kemudian dari fokus penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti merincinya menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai

berikut:

1. Apa visi misi SLB Agro Industri?

(12)

5

Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagaimana Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat dalam kegiatan

pembelajaran bertani di SLB Agro Industri?

4. Bagaimana tanggapan siswa mengenai kegiatan pembelajaran bertani di SLB

Agro Industri?

5. Bagaimana tanggapan orangtua terhadap kegiatan pembelajaran bertani di SLB

Agro Industri?

6. Bagaimana dukungan lingkungan sekitar sekolah atau masyarakat terhadap

kegiatan pembelajaran bertani di SLB Agro Industri?

C.Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Melalui penelitian ini, penulis merumuskan tujuan dari penelitian ini

yaitu untuk mengetahui gambaran mengenai kegiatan pembelajaran bertani

pada siswa tunanetra di SLB Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat.

2. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan yang telah dikemukakan di atas, maka diharapkan

penelitian ini dapat memberikan kegunaan atau manfaat sebagai berikut:

a. Guru

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian, serta

dapat menambah wawasan mengenai kegiatan pembelajaran yang

dilaksanakan, salah satunya kegiatan pembelajaran bertani bagi peserta didik

tunanetra, agar keterampilan tersebut dapat menjadi bekal bagi masa depannya.

b. Sekolah

1) Diharapkan dapat menambah wawasan bagi sekolah yang terkait dalam

penelitian ini.

2) Diharapkan dapat memberikan masukan bagi sekolah mengenai kegiatan

pembelajaran, khususnya kegiatan pembelajaran bertani bagi peserta didik

tunanetra.

3) Diharapkan dapat memberikan gambaran/acuan bagi sekolah yang akan

(13)

Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

(14)

Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A.Tempat Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian yang berjudul Kegiatan Pembelajaran

Bertani pada Siswa Tunanetra di SLB Agro Industri ini dilaksanakan di SLB

Agro Industri yang berada di Kabupaten Bandung Barat. Pemilihan SLB

tersebut sebagai tempat penelitian didasari karena di SLB Agro Industri

terdapat kegiatan pembelajaran yang mengajarkan para peserta didik tunanetra

untuk melakukan kegiatan bertani. Kegiatan penelitian ini dimulai sejak

disahkannya proposal penelitian serta surat ijin penelitian.

B.Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan untuk mendapatkan

data yang sesuai dengan kebutuhan. Metode penelitian sangat penting

keberadaannya dalam proses penelitian yang dilakukan agar penelitian dapat

berjalan secara sistematis dan terencana. Hal ini dikarenakan metode penelitian

berhubungan erat dengan prosedur penelitian, alat yang digunakan dalam

penelitian, teknik yang digunakan dalam penelitian, dan desain penelitian yang

digunakan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka suatu penelitian harus

benar-benar memperhatikan metode yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga

penelitian dapat berjalan dengan efektif dan berjalan sesuai dengan tujuan

penelitian dengan hasil yang diharapkan. Untuk dapat menentukan metode

penilitian terlebih dahulu harus melihat tujuan penelitian. Seperti halnya yang

dikemukakan oleh Sugiyono (2010, hlm. 2) yang menyatakan “metode

penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Selain itu, untuk dapat menentukan metode penelitian maka peneliti

(15)

Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini yaitu untuk mengetahui gambaran mengenai kegiatan pembelajaran bertani

di SLB Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat, sedangkan jenis

data yang digunakan yaitu data yang berbentuk deskripsi dalam kata-kata atau

kalimat. Hal ini dikarenakan data didapat melalui berbagai jenis pengumpulan

data seperti analisis dokumen, wawancara, dan observasi.

Berdasarkan tujuan penelitian dan jenis penelitian yang digunakan

dalam penelitian, maka metode yang digunakan untuk mencapai tujuan

penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif

adalah metode penelitian yang bertujuan untuk menyajikan dan menghasilkan

gambaran mengenai suatu fenomena secara objektif. Selain itu metode

penelitian deskriptif ini digunakan peneliti karena penelitian ini bermaksud

untuk menjelaskan berbagai informasi atau gambaran mengenai permasalahan

yang terjadi di lapangan. Sebelum peneliti menjelaskan gambaran mengenai

suatu permasalahan, maka peneliti sebelumnya mengumpulkan,

mengklasifikasikan, menganalisis, serta mengolah data yang telah

dikumpulkan sehingga menghasilkan suatu kesimpulan mengenai

permasalahan tersebut.

Ditinjau dari jenis datanya, pendekatan penelitian dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan rumusan masalah

yang akan diteliti memerlukan pengamatan dan penelitian secara mendalam.

Seperti halnya yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012, hlm. 3) yang

menyatakan bahwa “metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna”. Penggunaan pendekatan

kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan kenyataan dari

kejadian yang diteliti serta memahami fenomena tentang apa yang dialami

subjek penelitian. Sehingga memudahkan penulis untuk mendapatkan data

yang objektif dalam rangka memahami dan mengetahui gambaran mengenai

kegiatan pembelajaran bertani pada siswa tunanetra di SLB Agro Industri

Cisarua Kabupaten Bandung Barat secara menyeluruh dan mendeskripsikannya

(16)

46

Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C.Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

Instrumen atau alat penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti itu

sendiri. Seperti yang dikemukakan oleh Nasution (dalam Sugiyono, 2009, hlm.

223), bahwa :

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

Peneliti di sini menjadi human instrumen yang berfungsi menetapkan

fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan

pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan

membuat kesimpulan. Seperti halnya yang dikemukakan Sugiyono (2012, hlm.

60) yang mengemukakan pendapat mengenai instrumen dalam penelitian

kualitatif, yaitu sebagai berikut:

Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.

Berdasarkan uraian tersebut, dalam penelitian ini peneliti akan terjun ke

lapangan sendiri. Mulai dari pengumpulan data baik data lisan, tulisan, ataupun

pengamatan, analisis data, hingga membuat kesimpulan. Untuk mendapatkan

data maka peneliti sebagai human instrumen dibantu oleh beberapa pedoman

pengumpulan data lainnya, berupa pedoman wawancara, pedoman observasi,

(17)

Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

beberapa alat bantu lain seperti alat perekam suara dan kamera. Alat bantu

tersebut digunakan untuk menyimpan informasi saat wawancara dan juga

untuk memperoleh gambar mengenai kegiatan pembelajaran di SLB Tunanetra

(18)

47

Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan teknik pengumpulan data yang digunakan, maka instrumen penelitian ini menggunakan instrumen pedoman

wawancara, instrumen pedoman observasi, dan juga instrumen pedoman studi dokumentasi. Berikut adalah tabel kisi-kisi

instrumen pengumpulan data, instrumen pedoman wawancara, instrumen pedoman observasi, dan juga instrumen pedoman studi

dokumentasi.

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Pengumpulan Data

No Pertanyaan

Penelitian Indikator Sub Indikator Subjek

Teknik

- Visi SLB Tunanetra Agro Industri

Kepala Sekolah

Wawancara Dokumen - Misi SLB Tunanetra Agro

Industri

- Penyusunan kurikulum - Kurikulum yang dijadikan acuan penyusunan kurikulum di SLB Tunanetra Agro Industri

- Proses penyusunan kurikulum - Hasil penyusunan kurikulum - Pihak yang terlibat dalam

penyusunan kurikulum - Latar belakang pihak yang

terlibat dalam penyusunan

Kepala Sekolah

(19)

Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- Isi/ ruang lingkup kurikulum - Penerapan Kurikulum - Proses kegiatan pembelajaran

di SLB Tunanetra Agro

- Pihak yang terlibat di sekolah - Guru - Tata Usaha

- Latar belakang pihak yang terlibat di sekolah

- Alasan siswa memilih sekolah di SLB Agro Industri

- Dorongan orang tua

- Dorongan pihak lain (formal dan non-formal)

- Pengaruh teman sejawat - Informasi dari media

(20)

49

Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- Pendapat siswa mengenai kegiatan pembelajaran di SLB Tunanetra Agro Industri

- Hambatan yang dirasakan siswa dalam pelaksanaan kegiatan

- Tanggapan orang tua mengenai kegiatan pembelajaran di SLB Tunanetra Agro Industri - Dukungan terhadap kegiatan

pembelajaran di SLB Tunanetra Agro Industri

- Bentuk dukungan orang tua siswa

(21)

Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Pertanyaan Subjek Jawaban

1. Apakah visi dari SLB Tunanetra Agro Industri? Kepala Sekolah

2. Apakah misi dari SLB Tunanetra Agro Industri? Kepala Sekolah

3. Kurikulum apa yang dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan kurikulum bertani di SLB Tunanetra Agro Industri?

Kepala Sekolah

4. Bagaimana kurikulum yang diterapkan di SLB Tunanetra Agro Industri? Kepala Sekolah 5. Siapa saja yang terlibat dalam penyusunan kurikulum di SLB Tunanetra

Agro Industri?

Kepala Sekolah

6. Bagaimana latar belakang dari pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan kurikulum di SLB Tunanetra Agro Industri?

Kepala Sekolah

7. Bagaimana proses penyusunan kurikulum tersebut? Kepala Sekolah

8. Bagaimana isi/ ruang lingkup dari kurikulum tersebut? Kepala Sekolah

9. Bagaimana hambatan yang dirasakan dalam penerapan kurikulum di SLB Tunanetra Agro Industri?

Kepala Sekolah

10. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut? Kepala Sekolah 11. Bagaimanakah perencanaan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang

dilaksanakan guru?

Guru

12. Bagaimanakah proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran bertani yang dilaksanakan guru?

Guru

13. Bagaimanakah penilaian pelaksanaan kegiatan pembelajaran bertani yang dilaksanakan guru?

Guru

14. Bagaimanakan metode yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran bertani?

(22)

51

Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

15. Bagaimanakan pendekatan yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran bertani?

Guru

16. Bagaimanakan media yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran bertani?

Guru

17. Bagaimanakah pengelolaan hasil dari kegiatan pembelajaran bertani (hasil panen)?

Guru

18. Apa hambatan yang dirasakan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran bertani?

Guru

19. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut? Guru 20. Siapa saja pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kurikulum di SLB

Tunanetra Agro Industri?

Kepala Sekolah

21. Berapa jumlah tenaga pengajar yang ada di SLB tersebut? Kepala Sekolah 22. Bagaimana latar belakang tenaga pengajar dan pihak lain yang terlibat di

SLB Tunanetra Agro Industri?

Kepala Sekolah

23. Apa alasan siswa memilih bersekolah di SLB Tunanetra Agro Industri? Siswa 24. Bagaimana pendapat siswa mengenai kegiatan pembelajaran yang

dilaksanakan di SLB Tunanetra Agro Industri?

Siswa

25. Bagaimana hambatan yang dirasakan siswa dalam mengikuti pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SLB Tunanetra Agro Industri?

Siswa

26. Bagaimana pandangan orangtua mengenai pelaksanaan kegiatan pembelajaran bertani di SLB Tunanetra Agro Industri?

Orangtua

27. Apakah orangtua mendukung kegiatan pembelajaran bertani yang diikuti siswa di sekolah?

(23)

Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran bertani yang diikuti siswa di sekolah?

29. Sejauh mana keterlibatan orang tua dalam pelaksanaan kegiatan bertani di sekolah?

Orangtua

30. Bagaimana pandangan masyarakat sekitar mengenai kegiatan pembelajaran di SLB Tunanetra Agro Industri?

Kepala Sekolah

31. Apakah masyarakat mendukung kegiatan pembelajaran di SLB Tunanetra Agro Industri?

Kepala Sekolah

32. Bagaimana keterlibatan masyarakat sekitar dalam program sekolah? Kepala Sekolah 33. Bagaimana bentuk kerjasama yang dibangun sekolah dengan

masyarakat/lingkungan sekitar sekolah?

Kepala Sekolah

Tabel 3.3 Instrumen Pedoman Observasi

No Pertanyaan

Penelitian Indikator Perilaku yang Diobservasi Hasil Observasi

1. Bagaimana 2. Proses pembelajaran yang

dilaksanakan guru

-Kesesuaian proses pembelajaran dengan indikator tujuan

pembelajaran

(24)

53

Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilaksanakan guru yang dilaksanakan guru.

4. Metode yang diterapkan dalam pembelajaran

-Kesesuaian metode pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran dengan tujuan pembelajaran 5. Pendekatan yang diterapkan

dalam pembelajaran

-Kesesuaian pendekatan yang diterapkan dalam pembelajaran dengan tujuan pembelajaran 6. Media yang digunakan dalam

pembelajaran

-Kesesuaian media yang digunakan dalam proses pembelajaran.

Tabel 3.4 Instrumen Pedoman Studi Dokumentasi

No. Nama Dokumen yang dibutuhkan Ada Tidak Keterangan

1 Visi Misi Sekolah 2 Kurikulum Fungsional

3 Indikator Keberhasilan Kegiatan Pembelajaran Bertani

4 Contoh RPP Kegiatan Pembelajaran 5 Nama Tenaga Pengajar

(25)

Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2012, hlm.62) menyatakan “teknik pengumpulan data

merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama

dari penelitian adalah mendapatkan data”. Dari kutipan di atas jelas sekali

bahwa data merupakan bahan yang sangat penting dalam penelitian, sehingga

data yang digunakan harus sesuai dengan bentuk pendekatan penelitian yang

digunakan yaitu pendekatan penelitian kualitatif serta sumber data yang akan

digunakan dalam penelitian ini yaitu kata-kata dan tindakan para informan

sebagai data primer dan tulisan atau dokumen-dokumen yang mendukung

pernyataan informan.

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer

dan data sekunder. Untuk mengumpulkan data primer dan data sekunder dalam

kegiatan penelitian diperlukan cara-cara atau teknik pengumpulan data tertentu,

sehingga proses penelitian dapat berjalan lancar. Oleh karena itu, peneliti harus

menggunakan beberapa teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data

yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, pada

umumnya menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Seperti halnya yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012, hlm.63) yaitu:

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participan observation), wawancara mendalam (in depth interiview) dan dokumentasi.

Berdasarkan konsep tersebut, maka ketiga teknik pengumpulan data di

atas digunakan dalam penelitian ini. Adapun teknik pengumpulan data yang

akan peneliti lakukan dan gunakan dalam penelitian ini, yaitu:

a. Wawancara

Moleong (2012, hlm. 186) menyatakan “wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu”. Selain itu Mardalis (2003, hlm. 64) mengemukakan

(26)

55

Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan kepada si peneliti.

Berdasarkan kutipan tersebut dapat dilihat bahwa wawancara dalam

penelitian ini dimaksudkan untuk menghimpun bahan keterangan yang

dilakukan dengan dialog berupa kegiatan tanya jawab secara lisan antara dua

orang atau lebih secara langsung berhadapan muka dan dengan arah serta

tujuan yang telah ditetapkan untuk mendapatkan data yang aktual. Wawancara

pada subjek penelitian yang dilakukan oleh peneliti berguna untuk memperoleh

data dan informasi guna kelengkapan data-data yang dibutuhkan. Selain itu,

wawancara juga merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti

untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sistematis kepada responden.

Wawancara dilakukan dengan dua bentuk, yaitu wawancara terstruktur

dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara

yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan

yang akan di ajukan (Moleong, 2012, hlm. 190). Wawancara tidak terstruktur

adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman

wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

pengumpulan datanya (Sugiyono, 2012, hlm. 74). Dalam penelitian ini teknik

wawancara yang dipergunakan adalah teknik wawancara terstruktur dan tidak

terstruktur yang bertujuan untuk mengadakan komunikasi dengan pihak-pihak

terkait atau subjek penelitian dalam rangka mengungkap data serta

memperoleh penjelasan atau informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan

kegiatan pembelajaran di SLB Tunanetra Agro Industri Cisarua Kabupaten

Bandung Barat. Wawancara ini dilakukan penulis kepada kepala sekolah, guru,

siswa, dan orang tua siswa.

b. Observasi

Observasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka

(27)

Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melalui pengamatan secara langsung, jelas, sadar dan selengkap mungkin

tentang perilaku individu sebenarnya dalam keadaan tertentu, sehingga

observasi yang dilakukan ini bisa disebut observasi yang efektif. Sanafiah

Faisal (dalam Sugiyono, 2009, hlm. 226) menyatakan pendapat mengenai

observasi, yaitu:

Observasi dikelompokkan menjadi observasi berpartisipasi (participant

observation), observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt observation and covert observation), dan observasi yang tak berstruktur

(unstructured observation).

Kegiatan pengamatan atau observasi terhadap objek penelitian yang

dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk memperkuat data serta

memperoleh data yang lebih akurat mengenai hal-hal yang diteliti, terutama

aktivitas kegiatan pembelajaran di SLB Tunanetra Agro Industri Cisarua

Kabupaten Bandung Barat. Dengan demikian hasil observasi ini sekaligus

untuk memahami dan mengkonfirmasikan data hasil wawancara yang telah

terkumpul melalui wawancara dengan kenyataan yang sebenarnya, serta untuk

mengetahui relevansi antara jawaban responden dengan kenyataan yang terjadi

di lapangan. Observasi ini digunakan untuk mengamati secara langsung dan

tidak langsung tentang kegiatan pembelajaran di SLB Tunanetra Agro Industri

agar peneliti memperoleh data dan fakta yang menunjang untuk mengetahui

kegiatan pembelajaran di SLB Tunanetra Agro Industri Cisarua Kabupaten

Bandung Barat

Observasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi

terhadap subjek, perilaku subjek dalam wawancara, interaksi subjek dengan

peneliti, jalannya kegiatan pembelajaran di SLB Tunanetra Agro Industri

Cisarua Kabupaten Bandung Barat dan hal-hal yang di anggap relevan

sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara dan hasil

penelitian.

(28)

57

Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono (2012, hlm.82) mengemukakan “dokumen merupakan catatan

pristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau

karya-karya monumental dari seseorang”. Dokumentasi dalam pengumpulan

data penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang bersumber

dari arsip dan foto-foto kegiatan pembelajaran di SLB Tunanetra Agro Industri

Cisarua dengan mempelajari, menganalisa dan mencatat bagian-bagian yang

dianggap penting pada data-data tersebut. Baik data yang terdapat di lokasi

penelitian atau sekolah maupun di instansi yang ada kaitannya dengan lokasi

penelitian atau luar sekolah yang menunjang dan ada hubungannya dengan

penelitian. Hal ini bertujuan agar dokumen tersebut menjadi pendukung data

sehingga menjadi kredibel atau dapat dipercaya. Hal ini sesuai dengan apa

yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012, hlm. 83) yang menyatakan “hasil

penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih kredibel/dapat dipercaya

kalau didukung oleh sejarah pribadi, kehidupan dimasa kecil, di sekolah, di

tempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi”.

Teknik pengumpulan data ini digunakan dalam penelitian sebagai

sumber data karena banyak dokumen yang dapat dimanfaatkan untuk menguji,

menafsirkan dan bahkan untuk meramalkan suatu objek ataupun keadaan.

Seperti halnya yang dikemukakan oleh Moleong (2012, hlm.217) yang

menyatakan “dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber

data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan

untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan”.

Dokumen yang digunakan untuk mendukung data hasil wawancara

dalam penelitian ini adalah berupa foto-foto dan arsip-arsip, sehingga peneliti

memanfaatkan dokumentasi tersebut untuk mengumpulkan data penelitian

setelah wawancara dan observasi.

Teknik-teknik pengumpulan data yang telah dikemukakan di atas akan

melengkapi perolehan data primer dan data sekunder. Observasi dan

wawancara digunakan untuk menjaring data primer tentang kegiatan

(29)

Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Barat, sementara dokumentasi digunakan untuk menjaring data sekunder yang

dapat diangkat dari berbagai dokumentasi tentang kegiatan pembelajaran di

SLB Tunanetra Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat.

Tahap-tahap pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu tahap orientasi, tahap eksplorasi, dan

tahap member check. Dalam tahap orientasi ini, yang dilakukan peneliti adalah

melakukan prasurvey ke lokasi yang akan di teliti. Dalam penelitian ini

prasurvey dilakukan di SLB Agro Industri. Pada prasurvey ini peneliti

melakukan dialog dengan kepala sekolah dan beberapa guru. Selain itu, peneliti

juga melakukan studi dokumentasi serta kepustakaan untuk melihat dan

mencatat data-data yang diperlukan dalam penelitian ini. Sedangkan tahap

eksplorasi ini merupakan tahap pengumpulan data di lokasi penelitian, dengan

melakukan wawancara terhadap unsur-unsur yang terkait dengan pedoman

wawancara yang telah disediakan peneliti. Selain itu, peneliti juga melakukan

observasi dengan mengadakan pengamatan tentang kegiatan pembelajaran di

SLB Tunanetra Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat. Tahapan

yang terakhir yaitu tahapan member check. Sugiyono (2012, hlm. 129)

mengemukakan “member check adalah, proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data”.

D.Subjek Penelitian

Teknik penelitian di atas, dilakukan kepada subjek penelitian. Dalam

penelitian ini subjek tersebut merupakan pihak-pihak yang menjadi sasaran

penelitian atau sumber data yang dapat memberikan informasi sesuai dengan

masalah penelitian. Untuk mendapatkan data yang tepat maka perlu ditentukan

informan yang memiliki kompetensi dan sesuai dengan kebutuhan data.

Penentuan subjek penelitian ini dilakukan dengan memilih subjek dengan

pertimbangan dan tujuan tertentu. Oleh karena itu, dalam pemilihan subjek

diperlukan subjek yang memenuhi parameter yang dapat mengungkap hal-hal

(30)

59

Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun parameter atau kriteria yang dijadikan subjek dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui kegiatan pembelajaran di SLB Tunanetra Agro Industri Cisarua

Kabupaten Bandung Barat

b. Terlibat langsung dengan kegiatan pembelajaran di SLB Tunanetra Agro

Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Berdasarkan parameter atau kriteria di atas, subjek penelitian yang

dianggap memenuhi kriteria yaitu sebagai berikut:

a. Kepala sekolah

Kepala sekolah dapat memberikan informasi atau data yang terkait dengan

kegiatan pembelajaran di SLB Tunanetra Agro Industri karena kepala sekolah

sebagai penanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SLB

Tunanetra Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat.

b. Guru

Guru yang dimaksud disini adalah dua orang guru mata pelajaran yang

berperan sebagai pengajar dalam kegiatan pembelajaran di SLB Tunanetra

Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat sekaligus sebagai

pendamping siswa dalam kegiatan pembelajaran di SLB Tunanetra Agro

Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat.

c. Orang tua

Orang tua yang dimaksud adalah satu orang tua dari siswa yang mengikuti

kegiatan pembelajaran di SLB Tunanetra Agro Industri Cisarua Kabupaten

Bandung Barat dan dianggap mengetahui kegiatan pembelajaran di SLB

Tunanetra Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat.

d. Siswa

Siswa disini adalah siswa yang ikut aktif mengikuti kegiatan pembelajaran di

SLB Tunanetra Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Berdasarkan uraian tersebut, jumlah subjek penelitian dalam penelitian

(31)

Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

guru di SLB Agro Industri, orang tua siswa SLB Agro Industri, serta siswa

SLB Agro Industri kelas 12.

E.Pengujian Keabsahan Data

Setiap penelitian membutuhkan uji keabsahan data untuk mengetahui

validitas dan reliabilitasnya. Pada dasarnya dalam penelitian kualitatif belum

ada teknik yang baku dalam menganalisis keabsahan data. Oleh sebab itu

ketajaman melihat data oleh peneliti serta kekayaan pengalaman dan

pengetahuan harus dimiliki oleh peneliti, karena dalam penelitian kualitatif

yang diuji adalah datanya. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Sugiyono

(2012, hlm.119) yang menyatakan “dalam penelitian kualitatif yang diuji

adalah datanya”. Selain itu, dikarenakan penelitian kualitataif harus

mengungkap kebenaran data yang objektif, maka keabsahan data dalam sebuah

penelitian kualitatif sangatlah penting. Seperti halnya yang dikemukakan oleh

Moleong (2012, hlm. 326) yang menyatakan “jika sesuatu itu objektif, berarti

dapat dipercaya, faktual dan dapat dipastikan”. Dengan demikian, melalui

keabsahan data kredibilitas (kepercayaan) penelitian kualitataif dapat tercapai.

Peneliti menggunakan cara pengujian dengan teknik triangulasi untuk

menguji dan mendapatkan keabsahan data, serta kredibilitas penelitian. Teknik

triangulasi merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan

data dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.

Triangulasi dalam pengujian keabsahan data ini dapat diartikan sebagai

pemeriksaan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai

waktu yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Moleong (2012,

hlm. 330) menyatakan “Teknik Triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk

(32)

61

Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Terdapat beberapa teknik triangulasi, yaitu triangulasi sumber,

triangulasi teknik pengumpulan data dan waktu. Seperti halnya yang

dikemukakan oleh Sugiyono (2012, hlm.125) yaitu:

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.

Teknik triangulasi yang digunakan dalam memenuhi keabsahan data

penelitian ini adalah triangulasi teknik. Sugiyono (2009, hlm. 241)

menyatakan:

Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak.

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Misalnya mengecek data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan hasil

data yang diperoleh dari hasil observasi serta dokumentasi yang telah

dilaksanakan.

Triangulasi teknik yang dilaksanakan pada penelitian ini yaitu

membandingkan hasil wawancara dan observasi dengan isi dokumen. Apabila

terdapat data yang berbeda-beda, maka peneliti harus memastikan data yang

diperoleh dengan melakukan member check. Dengan melakukan member

check, peneliti dapat mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai

dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Member check ini dilakukan

setelah data diperoleh di lapangan, baik melalui observasi, wawancara maupun

dokumentasi. Data informasi yang telah diperoleh tersebut didiskusikan

kembali dengan pemberi data untuk dilengkapi atau direvisi ke dalam data

yang baru apabila terdapat perubahan atau ketidak sesuaian sehingga data

tersebut disepakati. Hal tersebut dilakukan dengan mengangkat data dan

(33)

Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

aslinya. Jika dari data yang ditemukan kemudian disepakati oleh para pemberi

data, maka data tersebut dinyatakan valid sehingga semakin kredibel atau

dipercaya. Seperti halnya yang dikemukakan Sugiyono (2012, hlm.129) yang

menyatakan:

Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti datanya data tersebut valid, sehingga semakin kredibel/dipercaya, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, dan apabila perbedaannya tajam, maka peneliti harus merubah temuannya, dan harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.

F. Analisis Data

Analisis data perlu dilakukan dalam rangka menjawab masalah

penelitian. Analisis data adalah proses untuk mengkategorikan urutan data,

mengorganisasikannya kedalam suatu pola, dan membedakannya dengan

penafsiran. Penafsiran disini yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap

analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan diantara

dimensi-dimensi uraian. Seperti yang dikemukakan oleh Bogdan & Biklen (dalam

Moleong, 2012, hlm.248) yang menyatakan:

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk

menemukan tema dan merumuskan hipotesis seperti yang disarankan oleh data

dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis

tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012, hlm.89) yang

menyatakan:

(34)

63

Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul.

Berdasarkan kedua definisi tersebut, definisi pertama lebih

menitikberatkan pada pengorganisasian data sedangkan definisi kedua lebih

menekankan maksud dan tujuan analisis data, tetapi dari kedua definisi tersebut

dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis data kualitatif dilakukan dengan

menyusun semua data yang telah diperoleh lalu dijabarkan berdasarkan

kategori, sehingga data tersebut dapat disimpulkan dan mudah dipahami oleh

dirisendiri ataupun orang lain.

Analisis data dalam penelitian kualitatif mulai dilakukan sejak

pengumpulan data yang dilakukan secara intensif baik sebelum memasuki

lapangan, selama di lapangan, serta setelah meninggalkan lapangan. Dalam

melaksanakan kegiatan analisis data diperlukan usaha pemusatan perhatian dan

pengarahan tenaga fisik serta pikiran dari peneliti. Selain menganalisis data

peneliti juga mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan atau

menjastifikasikan teori baru yang barangkali ditemukan. Seperti halnya yang

dikemukakan oleh Sugiyono (2012, hlm.90) yang menyatakan bahwa “dalam

penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses dilapangan

bersamaan dengan pengumpulan data”. Dengan demikan analisis data

merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Seperti

yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012, hlm.90) yang menyatakan “analisis

data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data daripada setelah

selesai pengumpulan data”. Uraian di atas memberikan gambaran tentang

betapa pentingnya kedudukan analisis data dilihat dari segi tujuan penelitian.

Moleong (2012, hlm.281) mengemukakan “prinsip pokok penelitian kualitatif

adalah menemukan teori dari data”.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, sehingga data yang

diperoleh atau data yang terkumpul banyak sekali dan lebih banyak bersifat

uraian dari hasil wawancara, observasi (catatan lapangan dan

(35)

laporan-Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

laporan). Data yang telah diperoleh tersebut akan dianalisis secara kualitatif

serta diuraikan dalam bentuk deskriptif. Analisis data yang dilakukan secara

kualitatif yaitu suatu analisis yang berupaya mencari pola, model, tema,

hubungan, persamaan dan makna dari data yang dinyatakan dalam bentuk

pertanyaan-pertanyaan, tafsiran-tafsiran setelah menggali data dari beberapa

orang informan kunci yang ditabulasikan dan dipersentasekan sesuai dengan

hasil temuan (observasi) dan wawancara mendalam penulis dengan para

informan, hasil pengumpulan data tersebut diolah secara manual, direduksi

selanjutnya hasil reduksi tersebut dikelompokkan dalam bentuk segmen

tertentu dan kemudian disajikan dalam bentuk content analisis dengan

penjelasan-penjelasan (display data), selanjutnya diberi kesimpulan sehingga

dapat menjawab rumusan masalah, menjelaskan dan terfokus pada representasi

terhadap fenomena yang hadir dalam penelitian. Seperti halnya yang

dikemukakan oleh Sugiyono (2012, hlm.89) yang menyatakan:

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, meyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh sendiri maupun orang lain.

Terdapat aktivitas analisis data diantara display data dan penarikan

kesimpulan berdasarkan data yang ada. Dalam penelitian ini analisis data

kualitatif merupakan upaya berlanjut, berulang, dan terus menerus. Seperti

halnya yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2012,

hlm.91) yang mengemukakan “aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan

secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga

datanya sudah jenuh”. Masalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan atau verivikasi menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan

sebagai rangkaian kegiatan analisis yang terkait. Selanjutnya data yang telah

(36)

65

Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendeskripsikan fakta yang ada dilapangan, pemaknaan atau untuk menjawab

pertanyaan penelitian yang kemudian diambil instruksinya saja.

Berdasarkan keterangan di atas, maka setiap tahap dalam proses

tersebut dilakukan untuk mendapatkan keabsahan data dengan menelaah

seluruh data yang ada dari berbagai sumber yang telah didapat dari lapangan

dan dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya melalui

metode wawancara, observasi yang didukung dengan studi dokumentasi.

Teknik pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Reduksi data

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,

memilah-milah data yang diperlukan, serta mengorganisasi data dengan cara

sedemikian rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik verifikasi. Dalam

penelitian ini peneliti melakukan reduksi data terhadap hasil wawancara. Pada

mulanya peneliti mentraskrip data hasil wawancara yang berupa audio ke

dalam tulisan, lalu peneliti menghilangkan kata-kata yang kurang sesuai,

ataupun kalimat yang tidak termasuk pembahasan dalam wawancara saat

penelitian. Sugiyono (2012, hlm.92) mengemukakan pendapat mengenai

reduksi data, yaitu sebagai berikut:

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Display data

Display data merupakan penyajian data secara terperinci dan

menyeluruh dengan mencari pola hubungannya. Dalam penelitian ini, peneliti

melakukan display data dengan mendisplaykan hasilk penelitian dalam bentuk

tabel agar mudah dipahami. Sugiyono (2012, hlm.95) mengemukakan “dalam

melakukan display data, selain dengan teks yang naratif, juga dapat berupa,

(37)

Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Kesimpulan dan verifikasi data

Kegiatan analisis ketiga yang penting adalah kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan ini disusun dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah dipahami

dengan mengacu kepada tujuan penelitian. Sugiyono (2012, hlm.99)

mengemukakan bahwa:

(38)

Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan

dan diuraikan pada bab IV, maka berdasarkan hal tersebut peneliti dapat

mengambil simpulan penelitian sebagai berikut:

1. Visi Misi SLB Agro Industri. Visi yang dimiliki SLB Agro Industri

menekankan pada kemandirian peserta didik. Hal ini bertujuan agar peserta

didik secara mandiri dapat beradaptasi dan bersosialisasi di tengah masyarakat

dengan berbagai keterampilan yang dimiliki. Keterampilan tersebut seperti

yang tertuang dalam misi SLB Agro diantaranya keterampilan dalam

mempertahankan hidup di masyarakat, keterampilan dalam merawat diri, cakap

dalam hubungan antar pribadi, terampil dalam keterampilan yang berhubungan

dengan kerja, serta terampil interpreneur dalam bidang Agro Industri.

2. Kurikulum kegiatan pembelajaran bertani yang dilaksanakan di SLB Agro

Industri mengacu pada kurikulum di SMK Pertanian umumnya tetapi diramu

dan dimodifikasi kembali oleh pihak sekolah yang didampingi oleh beberapa

ahli pertanian agar kurikulum tersebut sesuai kebutuhan dan kemampuan

peserta didik. Modifikasi kurikulum tersebut menghasilkan indikator-indikator

keberhasilan yang dijadikan sebagai acuan dalam kegiatan pembelajaran

bertani.

Kegiatan pembelajaran bertani di SLB Agro Industri diterapkan pada semua

jenjang, untuk Tingkat Dasar (SD dan SMP) sebagai kegiatan ekstrakurikuler,

namun untuk Tingkat Menengah (SMK) sebagai salah satu mata pelajaran

keterampilan. Kegiatan pembelajaran bertani di SLB Agro Industri bagi tingkat

SMK dilaksanakan dengan pemberian teori tentang pertanian dan juga praktek

(39)

Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berlangsung, sehingga tidak banyak jam khusus untuk pemberian teori di

dalam kelas.

3. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran

bertani di SLB Agro Industri. SDM di SLB Agro Industri terdiri dari beberapa

pihak, baik yang terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran maupun pihak

yang terlibat di SLB Agro Industri namun tidak terlibat langsung dalam

kegiatan pembelajaran. Pihak yang terlibat langsung dalam kegiatan

pembelajaran di SLB Agro Industri terdiri dari delapan orang guru (wali kelas)

dan satu orang guru Agama. Terdapat pula beberapa instruktur pertanian dari

YPWG yang meskipun sudah pensiun tetapi terkadang masih terlibat dalam

kegiatan di SLB Agro Industri. Selain itu, terdapat manager program yang

membantu penyusunan dan pengembangan program di SLB Agro Industri.

Selain itu terdapat warga masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan bidang

kewirausahaan di SLB Agro Industri.

4. Tanggapan siswa mengenai kegiatan pembelajaran bertani di SLB Agro

Industri. Tanggapan siswa mengenai kegiatan pembelajaran bertani di SLB

Agro Industri dapat dikatakan cukup baik. Hal ini terlihat dari wawancara yang

telah dilakukan, siswa mengemukakan bahwa kegiatan pembelajaran di SLB

Agro industri sudah cukup baik karena siswa merasa pembelajaran terasa

menyenangkan karena guru-gurunya pun menyenangkan dalam kegiatan

pembelajaran. Selain itu, siswa merasa kegiatan pembelajaran di SLB Agro

Industri terasa menyenangkan karena minat siswa terhadap kegiatan

pembelajaran di SLB Agro Industri.

Namun, siswa juga merasakan hambatan dalam kegiatan pembelajaran di SLB

Agro Industri, hambatan tersebut salah satunya adalah kurangnya teori yang

disampaikan dalam kegiatan pembelajaran bertani. Selain itu, hambatan juga

dirasakan siswa dalam penggunaan alat-alat pertanian seperti alat penyemprot

tanaman dalam kegiatan bertani.

5. Tanggapan orangtua mengenai kegiatan pembelajaran bertani di SLB Agro

(40)

100

Ira Ariyanti, 2014

Kegiatan Pembelajaran Bertani Pada Siswa Tunanetra Di Slb Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Agro Industri dapat dikatakan sudah cukup baik. Hal tersebut dikarenakan

terdapat beberapa dukungan orangtua terhadap kegiatan pembelajaran di SLB

Agro Industri. Dukungan tersebut berupa keterlibatan orangtua dalam

kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di sekolah, bantuan pemberian bibit untuk kegiatan-kegiatan

bertani, serta kerjasama pengembangan tanaman philodendron untuk

dibudidayakan di sekolah.

6. Dukungan lingkungan sekitar sekolah atau masyarakat terhadap kegiatan

pembelajaran bertani di SLB Agro Industri. Dukungan lingkungan sekitar

sekolah atau masyarakat terhadap kegiatan pembelajaran bertani di SLB Agro

Industri dapat dikatakan sudah cukup baik. Hal ini dikarenakan adanya

keterlibatan sebagian masyarakat sekitar di SLB Agro Industri, misalnya dalam

kerjasama pengolahan lahan pertanian SLB Agro Industri, kerjasama dalam

pengelolaan bidang kewirausahaan di SLB Agro Industri. Meskipun masih

terdapat anggapan sebagian masyarakat yang masih memiliki anggapan

tradisional bahwa anak berkebutuhan khusus harus selalu dikasihani. Selain

dukungan dari lingkungan sekitar, terdapat dukungan dari pihak lain yang

berupa beberapa kerjasama dengan perusahaan jamur dan juga kerjasama

dengan industri yang bergerak dalam bidang pertanian.

B.Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai kegiatan

pembelajaran di SLB Agro Industri Cisarua Kabupaten Bandung Barat dan

simpulan yang telah dikemukakan di atas, terdapat beberapa rekomendasi yang

ingin penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang terkait, baik kepada

guru-guru, sekolah ataupun kepada peneliti selanjutnya sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil temuan mengenai visi misi SLB Agro Industri yang

menekankan pada kemandirian peserta didik agar dapat beradaptasi di

lingkungan masyarakat, maka peneliti merekomendasikan seyogyanya pihak

Gambar

Tabel 3.1  Kisi-Kisi Instrumen Pengumpulan Data
Tabel 3.2  Instrumen Pedoman Wawancara
Tabel 3.3  Instrumen Pedoman Observasi
Tabel 3.4  Instrumen Pedoman Studi Dokumentasi

Referensi

Dokumen terkait

kandungan karbon (C) sebesar 0,374 % sehingga merupakan dissimilar welding. Faktor-faktor penyebab kegagalan pengelasan adalah pengukuran, operator, metode, dan

Analisis faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Insomnia pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani Hemodialisis di Rumah.. Sakit Umum Daerah Kota Tasikmalaya

[r]

GAMBAR SAMBUNGAN PIPA PADA PLAT..

[r]

Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan pengetahuan kepada.. penulis hingga akhir studi dan seluruh pegawai administrasi di

Hall Effect tergantung pada beda potensial (tegangan Hall) pada sisi yang berlawanan dari sebuah lembar tipis material konduktor atau semikonduktor dimana arus

DAFTAR PESERTA & PENGUJI UJIAN SIDANG SKRIPSI PRODI ILMU KOMUNIKASI FISIP UNTIRTA.