STUDI TENTANG PEMBERDAYAAN PARTISIPATIF DALAM
MEMBANGUN KEMANDIRIAN EKONOMI DAN
PERILAKU WARGA MASYARAKAT
(Studi Pada Bank Sampah Wargi Manglayang RT 01 RW 06 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Bandung)
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Luar Sekolah
Oleh:
Shomedran, S. Pd
NIM 1303291
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH SEKOLAH PASCA SARJANA
Shomedran, 2015
ABSTRAK
Penyelenggaraan pemberdayaan partisipatif pada Bank Sampah Wargi Manglayang ini menarik untuk diteliti karena pada kondisinya merupakan sesuatu yang tergolong baru mengenai pemberdayaan keterampilan dari sampah, kegiatan pemberdayaan yang tetap bisa bertahan, pemahaman dan keterampilan masyarakat yang masih kurang, pemanfaatan sumber daya alam, serta masih perlu dikaji dan diberi masukan sesuai dengan tugas pokoknya serta belum banyak dilakukan studi tentang pemberdayaan partisipatif pada Bank Sampah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tentang implementasi, capaian hasil dalam membangun kemandiran ekonomi dan perilaku warga dan pendampingan.
Penelitian ini dilandasi oleh beberapa konsep dan teori yaitu konsep pemberdayaan masyarakat, kemandirian, pemberdayaan ditinjau dari PNF, partisipatif, dan konsep tentang Bank Sampah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif terhadap kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Subyek penelitian berjumlah sembilan orang yang terdiri dari pihak pengurus Bank Sampah, warga masyarakat dan aparat setempat, serta triangulasi yang dilakukan pada tim pakar Bank Sampah.
Hasil penelitian antara lain; 1) implementasi yang sudah berjalan dengan baik yang ditandai dengan adanya partisipasi warga masyarakat pada kegiatan perencanaan, sosialisasi dan pertemuan-pertemuan, pelaksanaan kegiatan, penyuluhan dan pelatihan, serta partisipasi pada aktivitas Bank Sampah; 2) capaian hasil menunjukkan terjadinya perubahan kemandirian ekonomi warga dapat terlihat dari adanya peningkatan pendapatan dari tabungan sampah dan adanya usaha dari kerajinan olahan sampah; 3) terjadinya perubahan tingkah laku warga dapat terlihat dari aktivitas warga yang tidak lagi membuang sampah, menjaga lingkungan, menyetorkan sampah dan berpartisiapasi dalam kegiatan sosial dan pembangungan; dan 4) pendampingan yang dilakukan pengelola sudah dilakukan yang ditandai oleh pemberian fasilitasi, penguatan, perlindungan dan pendukungan.
Dari hasil penelitian tentang pemberdayaan partisipatif dalam membangun kemandirian ekonomi dan perilaku warga masyarakat dapat disimpulkan sudah berjalan dengan baik yang dapat ditunjukkan dengan adanya partisipasi warga, terjadinya perubahan ekonomi yang ditandai dengan peningkatan pendapatan dan memiliki usaha, terjadinya perubahan perilaku warga terhadap sampah dan telah dilakukannya pendampingan oleh pengelola.
ABSTRACT
Implementation of empowerment participation in the Bank Trash Wargi Manglayang is interesting to study because the condition is something that is new about the empowerment skill of rubbish, empowerment activities that survive, understanding and skills of people who are still lacking, the utilization of natural resources, and still needs to be studied and given input in accordance with the main task, and there has been little study of participatory empowerment in Bank Trash. The aim of research is to know about the implementation, achievement of results in building economic independence and behavior of citizens and mentoring.
This study is based on the concepts and theories that the concept of community empowerment, independence, empowerment in terms of PNF, participatory, and the concept of Trash Bank. This study used a qualitative approach using qualitative descriptive method of the case. Data collection techniques used are observation, interview, and documentation. The subjects included nine people consisting of the Bank's management Garbage, citizens and local authorities, as well as triangulation performed on Trash Bank expert teams.
Results of the study, among others; 1) the implementation of which has been running well characterized by the participation of community members in planning activities, socialization and meetings, implementation, education and training, as well as participation in activities Bank Trash; 2) achievement of the results indicate the occurrence of a change of economic independence of citizens can be seen from the increase in revenue from savings garbage and the garbage processing business of craft; 3) the change in behavior of residents can be seen from the activities of people who are no longer dispose of waste, protecting the environment, depositing garbage and partisipation in social activities and Development; and 4) facilitation undertaken manager has done characterized by facilitation, strengthening, protection and support.
From the results of research on empowering participatory build economic independence and the behavior of residents can be concluded already well under way which can be demonstrated by the participation of citizens, the economic change characterized by an increase in revenue and have a business, changes in the behavior of the citizens of the trash and has done mentoring by the manager.
Shomedran, 2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 9
C. Rumusan dan Pembatasan Masalah ... 9
D. Tujuan Penelitian ... 10
E. Manfaat Penelitian ... 10
F. Struktur Organisasi Tesis ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12
A. Konsep Pemberdayaan Masyarakat... 12
1. Pengertian Pemberdayan Masyarakat ... 12
2. Indikator Keberdayaan ... 15
3. Prinsip-prinsip Pemberdayaan Masyarakat ... 18
4. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat ... 21
5. Proses Pemberdayaan Masyarakat ... 24
B. Konsep Kemandirian ... 29
1. Pengertian Kemandirian ... 29
2. Karakteristik Kemandirian ... 31
3. Fungsi Kemandirian ... 33
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian ... 34
5. Proses Terbentuknya Kemandirian ... 35
6. Aspek-aspek Kemandirian ... 36
D. Konsep Partisipatif ... 48
1. Definisi Partisipasi ... 48
2. Definisi Partisipasi Masyarakat ... 50
3. Bentuk Partisipasi Masyarakat ... 53
4. Tingkat Partisipasi Masyarakat ... 54
5. Langkah-langkah Membangkitkan Partisipasi ... 55
E. Konsep Bank Sampah ... 56
1. Pengertian Bank Sampah ... 56
2. Manfaat dan Tujuan Bank Sampah ... 57
3. Peran Bank Sampah dalam Kehidupan Masyarakat ... 58
F. Kerangka Pemikiran ... 59
BAB III METODE PENELITIAN ... 60
A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 60
B. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 60
C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan data ... 62
D. Langkah-langkah Pengumpulan Data ... 64
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 66
F. Definisi Operasional ... 68
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 73
A. Deskripsi Temuan Hasil Penelitian ... 73
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 117
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 135
A. Simpulan ... 136
B. Rekomendasi ... 138
Shomedran, 2015
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Indikator Keberdayaan ... 17
Tabel 2.2 Jenis Partisipasi ... 51
Tabel 2.3 Hubungan Partisipasi Semu dan Partisipasi Sesungguhnya ... 52
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ... 59
Gambar 3.1 Komponen dalam Analisis Data (Flow Mode) ... 68
Gambar 4.1 Kantor Bank Sampah & Tempat Biodegester ... 78
Gambar 4.2 Buku Tabungan Nasabah ... 87
Gambar 4.3 Contoh Hasil Kerajinan Olahan dari Sampah ... 89
Gambar 4.4 Kegiatan Pameran yang Diikuti BSWM ... 90
Gambar 4.5 Aktivitas Pemberian Keterampilan ... 93
Gambar 4.6 Produk Kerajinan Olahan Sampah ... 94
Gambar 4.7 Aktivitas Pertemuan ... 101
Gambar 4.8 Penyediaan Keranjang Takakura ... 105
Gambar 4.9 Aktivitas Pengangkutan Sampah ... 110
Gambar 4.10 Aktivitas Koordinasi dan Pemberian Keterampilan ... 112
Gambar 4.11 Aktivitas di Sekolah Dasar dan Pengepul ... 113
Shomedran, 2015
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 SK Pembimbing ... 144
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian... 146
Lampiran 3 Surat Keterangan dari Lembaga Penelitian ... 147
Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 148
Lampiran 5 Pedoman Wawancara ... 151
Lampiran 6 Pedoman Observasi ... 162
Lampiran 7 Fhoto-fhoto ... 166
Lampiran 8 Profil Bank Sampah Wargi Manglayang ... 172
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pemberdayaan dalam arti luas merupakan suatu tindakan untuk
memfasilitasi dan mendorong masyarakat agar mampu menempatkan diri secara
proporsional agar secara perorangan dan atau kelompok masyarakat menjadi
mandiri. Pemberdayaan masyarakat khususnya pada masyarakat yang
termarjinalkan memiliki kaitan erat dengan sustainable development di mana
pemberdayaan masyarakat merupakan suatu prasyarat utama serta dapat
diibaratkan sebagai gerbong yang akan membawa masyarakat menuju suatu
keberlanjutan secara ekonomi dan sosial yang dinamis, serta menuju kepada
kemandirian.
Untuk mencapai kemandirian masyarakat diperlukan sebuah proses dan
bentuk pemberdayaan yang dapat menjadikan masyarakat sebagai subyek dalam
sebuah kegiatan pemberdayaan, dalam hal ini yaitu pemberdayaan partisipatif.
Melalui proses dalam pemberdayaan maka masyarakat secara bertahap akan
memperoleh kemampuan tersebut, masyarakat harus menjalani proses tersebut
dengan berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan pemberdayaan. Dengan
demikian akan diperoleh kemampuan/daya dari waktu ke waktu dan akan
terakumulasi kemampuan yang memadai, untuk mengantarkan kemandirian
mereka. Apa yang diharapkan dari pemberdayaan yang merupakan suatu
visualisasi dari pembangunan sosial ini diharapkan dapat mewujudkan komunitas
yang baik dan masyarakat yang mandiri.
Kemandirian merupakan masalah penting sepanjang rentang kehidupan
manusia. Kemandirian sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan fisik, yang
pada gilirannya dapat memicu terjadinya perubahan emosional, perubahan
kognitif yang memberikan pemikiran tentang cara berpikir yang mendasari
tingkah laku, serta perubahan nilai dalam peran sosial melalui pengasuhan orang
tua dan aktivitas individu. Secara spesifik, masalah kemandirian menuntut suatu
2
Shomedran, 2015
mengurus dan melakukan aktivitas atas tanggung jawabnya sendiri tanpa banyak
menggantungkan pada orang lain.
Untuk mencapai suatu kemandirian pada manusia ataupun masyarakat baik
itu pada aspek kemandirian ekonomi ataupun perilaku mereka untuk itu
diperlukan suatu cara yang tepat. Dalam hal ini pengembangan sumber daya
manusia Indonesia dirasakan perlu dilakukan melalui berbagai kegiatan
pemberdayaan agar terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas, tangguh,
berwawasan dan mempunyai keunggulan serta keterampilan sehingga akan
mencapai suatu kemandirian pada diri masyarakat itu sendiri. Terkait dengan hal
ini upaya pemerintah dalam membangun dan mengembangkan kualitas manusia
melalui pembangunan dalam bidang pendidikan dilaksanakan melalui tiga jalur
pendidikan yaitu pendidikan formal, nonformal, dan informal yang saling
melengkapi dan memperkaya (UU RI No. 20 tahun 2003).
Pendidikan Nonformal menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 26 ayat 1 dan 2 berbunyi:
(1) pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang
memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah
dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan
sepanjang hayat. (2) pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi
peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan
fungsional serta pengembangan sikap dan keperibadian profesional.
Tujuan pendidikan nonformal sebagaimana tercantum dalam peraturan pemerintah republik indonesia No. 73 Tahun 1991 yaitu: “Membina warga belajar agar memilki pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan bekerja mencari nafkah”. Pendidikan nonformal terdiri dari berbagai program yaitu meliputi:
“Pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik”. (UU RI No 20 Tahun 2003).
Kedudukan dan fungsi pendidikan luar sekolah adalah untuk melayani dan
3
pengetahuan dan keterampilan guna meningkatkan martabat dan mutu
kehidupannya, serta memenuhi kebutuhan belajar masyarakat.
Salah satu bentuk dari program pendidikan luar sekolah adalah melakukan
berbagai program pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan
keterampilan, pemberdayaan pemuda, pemberdayaan masyarakat, pelatihan dan
lain-lain. Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh komunitas
Bank Sampah diantaranya yaitu melakukan kegiatan daur ulang sampah,
pemberian keterampilan dan pelatihan, penabungan sampah dan lain-lain. Dalam
pelaksanaannya tentu ada cara yang dilakukan dalam kegiatan pemberdayaan
yang dilakukan oleh Bank Sampah terkait dengan persampahan dan lingkungan
serta pendidikan dan pemahaman masyarakat akan lingkungan.
Di Indonesia pada umumnya masalah sampah masih sulit diatasi. Hal ini di
sebabkan karena selama ini masyarakat belum menyadari akan arti pentingnya
kebersihan lingkungan dan teknologi pengolahan sampah yang masih jauh dari
memadai. Dampak dari hal tersebut tentunya sangat banyak, mulai dari bahaya
kesehatan, kebersihan lingkungan, banjir, pencemaran, polusi dan lain-lain.
Masyarakat masih membuang sampah rumah tangga dan limbah industri ke jalan
trotoar, pasar, sungai, got dan laut. Sepertinya tempat-tempat tersebut telah menjadi „tempat sampah raksasa’ bagi masyarakat dalam membuang sampah.
Masyarakat seakan merasa nyaman dengan kebiasaan buruk tersebut karena
hampir tidak ada sanksi hukum yang tegas dan konsisten bagi masyarakat yang
membuang sampah sembarangan. Hal tersebut tambah diperburuk oleh tata kelola
pengolahan sampah yang masih tradisional yaitu dengan cara melakukan
pembakaran di lahan terbuka (TPA/Tempat Pembuangan Akhir) dan ditimbun
dengan tanah. Masih jarang pemerintah daerah maupun pusat yang memanfaatkan
sampah sebagai sumber energi listrik atau perusahaan swasta yang mendaur ulang
(recyle) sampah-sampah tertentu.
Setiap saat dalam kehidupan sehari-harinya manusia selalu menghasilkan
sampah, yang disebut dengan sampah rumah tangga atau domestik, sebagai
contoh adalah sampah dari bekas bumbu, detergen, plastik kemasan, botol plastik,
dus dan lain-lain. Apabila tanpa pengelolaan yang tepat masalah sampah ini tentu
4
Shomedran, 2015
pemanfaatannya berbeda-beda sesuai dengan karakter dan sifat dasar sampah
tersebut. Pengelolaan sampah memang sudah sepantasnya dilakukan demi
menjaga keselamatan bumi dan ternyata dari segi ekonomi sampah bisa
mendatangkan nilai lebih melalui daur ulang sampah menjadi berbagai bentuk
kerajinan atau keterampilan.
Sampah bukan sesuatu yang asing dalam keseharian kita, karena kita secara
pribadi setiap harinya menghasilkan sampah. Sampah adalah barang atau benda
yang dibuang karena tidak terpakai lagi. Berdasarkan kamus istilah lingkungan
(1994) menyatakan bahwa sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau
tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan, pemakaian
barang rusak atau cacat dalam pembuatan manufaktur dan materi berlebihan atau
ditolak atau buangan. Sedangkan menurut istilah lingkungan untuk manajemen,
Encolink (1996) (dalam Rinrin Migristine, 2009, hlm. 2) menyebutkan sampah
adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas
manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.
Di kota Bandung sampah yang dihasilkan rata-rata setiap harinya adalah
sekitar 1.600 ton (www.nationalgeographic.co.id). Dari jumlah itu yang dapat
terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sekitar 1.200 ton dan sisanya
tidak terangkut, diolah oleh warga dan dibuang di tempat pembuangan sampah
liar. Selain hal tersebut juga tidak ditunjang dengan fasilitas dan prasarana
pengangkut yang memadai. Jumlah truk pengangkut sampah saat ini yang ada
berjumlah 120 unit, yang seharusnya diperlukan sekitar 140 unit untuk
menjangkau 160 TPS di seluruh Bandung. Sedangkan pengangkutan di TPS
rata-rata dapat dilakukan seminggu tiga kali. Sedangkan untuk sampah plastik yang
dihasilkan di kota Bandung yaitu berkisar 150 ton setiap harinya, hal ini
menunjukkan sekitar lebih kurang 20 persen dari total keseluruhan sampah untuk
setiap harinya (www.pikiran-rakyat.com).
Melihat hal tersebut tentunya diperlukan alternatif dalam mengurangi dan
mengolah sampah yang tentunya adalah melakukan proses pemberdayaan kepada
masyarakat agar nantinya tumbuh kesadaran dan pada akhirnya dapat mandiri
baik secara ekonomi maupun perilaku mereka. Salah satu solusi yang bisa
5
sampah untuk menjadi produk kerajinan, kompos, bioetanol dan alat rumah
tangga melalui keterampilan-keterampilan pengolahan sampah tersebut.
Pengolahan sampah ini di samping bermanfaat dalam membersihkan lingkungan,
juga memiliki nilai ekonomi yang dapat membantu pendapatan warga. Upaya
tersebut dapat menjadikan peluang usaha atau salah satu bentuk untuk
berwiraswasta untuk usaha kecil menengah. Pengolahan sampah ini dapat
dilakukan oleh siapa saja, termasuk oleh remaja, ibu-ibu, orang dewasa, pemuda
maupun orang tua.
Berbagai program pemberdayaan berkenaan dengan sampah yang dilakukan
sekarang ini salah satunya adalah melalui kegiatan penabungan sampah dan daur
ulang sampah yang dilakukan oleh Bank Sampah Wargi Manglayang Cibiru
Bandung, berbagai bentuk kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah
penabungan sampah, menjadikan sampah berupa kerajinan tangan atau bentuk
keterampilan lain yang bernilai ekonomi seperti tas dari plastik, dompet, karpet,
tempat tisue, dan lain-lain. Mengelola sampah pada dasarnya membutuhkan suatu
kreatifitas partisipatif aktif dari masyarakat, terutama dalam mengurangi jumlah
sampah, memilah jenis sampah hingga berupaya menjadikan sampah bermanfaat
baik itu berupa produk kerajinan atau jenis lain yang bernilai ekonomi.
Kegiatan pemberdayaan yang dilakukan diharapkan menjadi salah satu
bentuk solusi yang dapat diberikan kepada masyarakat sehingga nantinya
masyarakat bisa menjadi lebih mandiri dengan apa yang mereka dapatkan dari
hasil kegiatan tersebut. Tidak hanya menjadikan masyarakat mandiri dari segi
keterampilan dan kemampuan mengola sampah saja tetapi juga diharapkan
masyarakat akan sadar terhadap sampah, bagaimana agar tidak lagi membuang
sampah sembarangan, melakukan pemilahan, pengumpulan dan sampai mendaur
ulang kembali.
Bank Sampah yang menjadi salah satu lembaga yang bergerak dalam bidang
pemberdayaan sebagai salah satu wadah dalam melakukan pengolahan sampah,
baik itu sampah organik maupun anorganik dapat menjadi salah satu solusi dalam
membantu mengurangi volume sampah yaitu dengan melakukan kegiatan daur
ulang sampah plastik dan kegiatan menabung sampah. Dengan program yang
6
Shomedran, 2015
berbagai bentuk keterampilan dan kerajinan yang mempunyai nilai ekonomi dapat
membantu masyarakat. Sampah yang masih banyak berserakan tidak seharusnya
didiamkan saja, karena dengan kreatifitas dan keterampilan dapat menjadikan
sampah plastik tersebut menjadi uang atau daya jual kembali. Dengan kondisi
tersebut maka Bank Sampah Wargi Manglayang melakukan kegiatan
pemberdayaan partisipatif warga masyarakat sekitar atau nasabah. Kegiatan ini
memberikan pelatihan, penabungan sampah, keterampilan kepada masyarakat
bagaimana mengolah sampah menjadi produk-produk keterampilan yang bernilai
ekonomi seperti tas plastik, dompet, karpet, tempat tisue, tempat bunga, taplak
meja dan lain-lain serta melakukan kegiatan penyadaran masyarakat akan sampah.
Kegiatan pemberdayaan partisipatif yang dilakukan di Bank Sampah Wargi
Manglayang merupakan suatu usaha yang menjanjikan bagi penyelamatan
lingkungan, pengembangan masyarakat dan sekaligus dapat berdampak ekonomis
positif jika dilakukan dengan kreatif dan dengan manajemen yang baik. Kegiatan
ini tentunya juga harus dilakukan pendampingan yang baik agar nantinya dapat
berjalan terus dan bertahan sehingga masyarakat tidak menjadi ketergantungan
ketika program diberikan saja. Kegiatan pemberdayaan dengan daur ulang sampah
yang dilakukan di Bank Sampah Wargi Manglayang sudah dimulai sejak tahun
2008 lalu. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan melalui pendekatan pemberdayaan
partisipatif masyarakat. Melalui upaya pemberdayaan partisipatif, masyarakat
didorong agar memiliki kemampuan untuk memanfaatkan sumberdaya yang
dimilikinya secara optimal serta terlibat secara penuh dalam kegiatan pengelolaan
sampah dan pelestarian lingkungan. Kegiatan pemberdayaan di Bank Sampah
tersebut sudah lama berjalan dan tetap bisa bertahan meskipun kegiatannya tidak
di donasi oleh lembaga swasta ataupun pemerintah secara kontinu. Kegiatan yang
dilakukan pada mulanya adalah inisiasi masyarakat sendiri yang di pelopori oleh
beberapa warga sekitar misalkan saja bapak Rahmat, hal ini yang menarik adalah
kegiatan dapat bertahan cukup lama tanpa ada bantuan secara kontinu oleh para
donatur.
Pemberdayaan masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi tergantung
pada berbagai program pemberian (Charity). Karena pada dasarnya setiap apa
7
hlm. 20). Masyarakat memiliki peran penting dalam kegiatan tersebut, disamping
sebagai penghasil sampah tiap harinya masyarakat juga terlibat langsung dalam
kegiatan tersebut. Melalui pemberdayaan partisipatif, masyarakat diharapkan
dapat meningkatkan kemandirian ekonomi dan perilaku masyarakat serta
meningkatkan keterampilan dan kesadaran masyarakat sehingga kegiatan tersebut
dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan.
Faktor yang sangat mempengaruhi keberlangsungan suatu program
pemberdayaan masyarakat diantaranya adanya aspek strategis yang bersifat
partisipatif. Dalam arti yaitu adanya partisipasi masyarakat pada suatu kegiatan
pemberdayaan yang akan dilakukan. Pemberdayaan partisipasi ini lebih
mencerminkan kenyataan yang ada di lapangan sekaligus merupakan cara
melibatkan masyarakat untuk belajar bertanggung jawab dan ikut andil dalam
kegiatan. Hal ini bersifat sederhana, demokratis dan membangkitkan motivasi.
Metode tersebut memberikan kesempatan terhadap kelompok masyarakat dari
berbagai tingkat, departemen, atau sektor yang berbeda untuk bersama-sama
menyepakati situasi tertentu dalam ruang lingkup tertentu pula, yakni dalam
bidang pemberdayaan masyarakat.
Pengembangan kegiatan secara partisipatif adalah salah satu cara untuk
meningkatkan peran serta dari semua faktor yang terlibat untuk memikirkan dan
berkontribusi pada semua tahapan kegiatan pemberdayaan dan pembangunan
masyarakat. Hal ini bertujuan untuk bersama-sama mempelajari situasi dan
kondisi yang ada agar dapat berkaitan dengan program yang akan dilakukan serta
mencari solusi dari berbagai masalah yang ada di masyarakat.
Partisipatif masyarakat dalam pemberdayaan diantaranya mengacu pada
pendekatan yang menggunakan metode partisipatory dengan peran utama
perencana dan pelaksana program adalah masyarakat yang pada pelaksanaannya
dipandu oleh fasilitator dan inisiator suatu progam pemberdayaan. Berdasarkan
kondisi masyarakat yang digali melalui proses tersebut diharapkan muncul
temuan-temuan penting yang dapat dirumuskan sebagai pemetaan permasalahan
dan potensi yang dapat diwadahi oleh program pemberdayaan salah satunya oleh
komunitas Bank Sampah yang berperan aktif dalam kegiatan pemberdayaan dan
8
Shomedran, 2015
Dari hasil studi penjajakan, diketahui bahwa kegiatan pemberdayaan di
Bank Sampah Wargi Manglayang Palasari Cibiru Bandung merupakan salah satu
progam yang diselenggarakan dalam rangka untuk mengurangi volume sampah
dan memberdayakan masyarakat sekitar agar sadar akan sampah, menjadi mandiri
dan kegiatan tersebut sudah rutin dilakukan sebagai bentuk kegiatan
pemberdayaan bagi masyarakat sekitar. Program ini diikuti oleh masyarakat
sekitar yang yang merupakan anggota atau nasabah dari Bank Sampah tersebut,
yang telah menghasilkan berbagai bentuk keterampilan dari sampah seperti yang
telah disebutkan di atas dan juga program penabungan sampah. Bank Sampah
merupakan salah satu lembaga yang banyak bergerak dibidang pemberdayaan
masyarakat terutama memberikan pemberdayaan lingkungan dan pemberian
pengatahuan dan keterampilan khususnya yang berkenaan tentang sampah.
Melihat kondisi masyarakat sekitar yang kurang kemandirian dan kesadaran
terhadap sampah maka Bank Sampah Wargi Manglayang melakukan berbagai
kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Dengan demikian kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan daur
ulang sampah yang sudah lama berjalan dengan konsep pemberdayaan partisipatif
masyarakat yang pada kenyataannya program tersebut dapat bertahan tanpa ada
bantuan secara kontinu oleh pihak donatur tetapi tetap memberikan kegiatan
pemberdayaan terutama berkaitan dengan sampah dan lingkungan menarik untuk
diteliti dan dikaji dikarenakan dalam perkembangannya merupakan sesuatu yang
tergolong baru dan sangat bermanfaat bagi masyarakat sehingga perlu mendapat
masukan sesuai dengan fungsi dan tugas pokoknya, serta masih sedikit
dilakukannya studi tentang pemberdayaan khususnya di Bank Sampah Wargi
Manglayang Cibiru Bandung. Atas dasar itu peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian berkenaan dengan “Studi Tentang Pemberdayaan Partisipatif dalam
Membangun Kemandirian Ekonomi dan Perilaku Warga Masyarakat” (Studi pada
Bank Sampah Wargi Manglayang RT 01/RW 06 Kelurahan Palasari Kecamatan
9
B. Identifikasi Masalah
Uraian pada latar belakang merupakan dasar dalam mengidentifikasi
permasalahan dalam penelitian ini. Secara lebih khusus,
permasalahan-permasalahan di atas diidentifikasi sebagai berikut:
1. Pemanfaatan dan pengolahan potensi sumber daya alam seperti halnya
sampah yang belum dioptimalkan sehingga perlunya pemberdayaan untuk
mencapai kemandirian warga.
2. Penerapan pemberdayaan partisipatif pada Bank Sampah dalam menciptakan
kemandirian ekonomi dan perilaku bagi warga sekitar yang masih perlu dikaji
dan diteliti.
3. Masih kurangnya keterampilan dan kesadaran masyarakat dalam melakukan
daur ulang sampah.
4. Bank Sampah Wargi Manglayang tetap bertahan dan menjalankan program
pemberdayaan meskipun tanpa adanya bantuan dari donatur secara kontinu.
5. Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang di lakukan Bank Sampah Wargi
Manglayang masih perlu dikaji dan diteliti.
C. Rumusan dan Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan
permasalahan secara umum dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah
Pemberdayaan Partisipatif dalam Membangun Kemandirian Ekonomi dan
Perilaku Warga Masyarakat (Studi pada Bank Sampah Wargi Manglayang RT 01/RW 06 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Bandung)?”. Untuk itu secara khusus rumusan masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi pemberdayaan partisipatif pada Bank Sampah
Wargi Manglayang?
2. Bagaimana capaian hasil pemberdayaan partisipatif dalam membangun
kemandirian ekonomi warga pada Bank Sampah Wargi Manglayang?
3. Bagaimana capaian hasil pemberdayaan partisipatif dalam membangun
kemandirian perilaku warga pada Bank Sampah Wargi Manglayang?
4. Bagaimana pendampingan yang dilakukan oleh pengelola terhadap kegiatan
10
Shomedran, 2015
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengamati, mengkaji,
menganalisis dan mendeskripsikan tentang pemberdayaan partisipatif pada Bank
Sampah Wargi Manglayang RT 01/RW 06 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru
Bandung. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Implementasi pemberdayaan partisipatif pada Bank Sampah Wargi
Manglayang.
2. Capaian hasil pemberdayaan partisipatif dalam membangun kemandirian
ekonomi warga pada Bank Sampah Wargi Manglayang.
3. Capaian hasil pemberdayaan partisipatif dalam membangun kemandirian
perilaku warga pada Bank Sampah Wargi Manglayang.
4. Pendampingan yang dilakukan oleh pengelola terhadap kegiatan
pemberdayaan masyarakat pada Bank Sampah Wargi Manglayang.
E. Manfaat Penelitian
Temuan-temuan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
baik itu secara teoritis maupun praktis bagi berbagai pihak.
1. Manfaat Teoritis
a. Meningkatkan makna pemberdayaan terutama bagi masyarakat
b. Menambah bahan pengayaan berdasarkan studi lapangan untuk program
studi Pendidikan Luar Sekolah dan Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah
pada khususnya.
c. Menambah sumber pengetahun tentang pemberdayaan partisipatif pada
kegiatan pemberdayaan masyarakat, khususnya bagi penyelenggara,
praktisi Pendidikan Nonformal akademisi/perguruan tinggi, dan
lembaga-lembaga yang peduli terhadap pendidikan nonformal pada umumnya.
2. Manfaat Praktis
a. Mengembangkan sistem kerja internal dan pembinaan pengolahan
sampah dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat
sekitar Bank Sampah Wargi Manglayang Palasari Cibiru Kota Bandung.
b. Memberikan sumbangsih pemikiran bagi lembaga terkait khususnya
Bank Sampah dalam melakukan program-program pemberdayaan
11
c. Sebagai masukan dalam upaya pengembangan program Pendidikan Luar
Sekolah yang berhubungan dengan penyelenggaraan kegiatan
pemberdayaan masyarakat.
d. Sebagai masukan bagi Dinas terkait dan lembaga pendidikan nonformal
dalam melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat.
F. Struktur Organisasi Tesis
Sebagai upaya untuk memudahkan dalam pemahaman penelitian ini maka
penulisan tesis nantinya disusun dengan struktur sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan, yang meliputi latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah dan pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan struktur organisasi tesis.
BAB II: Kajian Pustaka, yang terdiri dari konsep yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti yakni mencakup: konsep pemberdayaan
masyarakat, konsep kemandirian, pemberdayaan masyarakat dalam
konteks PNF, konsep partisipatif, dan konsep Bank Sampah.
BAB III: Metode Penelitian, yang meliputi pendekatan dan metode penelitian, lokasi dan subyek penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data,
langkah-langkah pengumpulan data, teknik pengolahan dan anlisis data.
BAB IV: Temuan dan Pembahasan yaitu penjabaran dari deskripsi temuan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian menggunakan teori yang
relevan.
BAB V: Simpulan dan rekomendasi, yang merupakan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian, serta
saran-saran atau rekomendasi yang diberikan oleh peneliti yang
berkaitan dengan hasil temuan penelitian yang ditujukan kepada
pembuat kebijakan, pengguna hasil yang bersangkutan, peneliti
60 Shomedran, 2015
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan, menganalisis dan
mendeskripsikan data tentang pemberdayaan partisipatif pada kegiatan
pemberdayaan masyarakat di Bank Sampah Wargi Manglayang. Pendekatan
penelitian yang tepat digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
dengan metode deskriptif kualitatif terhadap kasus atau fenomena kegiatan
tersebut. Studi kasus adalah penelitian tentang subyek penelitian yang berkenaan
dengan suatu fase atau khas dari keseluruhan personalitas. Hasil dari penelitian
kasus merupakan generalisasi dari pola-pola kasus yang tipikal dari individu,
kelompok, lembaga atau hal lainnya. Lebih lanjut Sugiyono (2011, hlm. 13)
mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah:
“Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpoitisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi”.
Berdasarkan dari pengertian dan ciri-ciri penelitian kualitatif menurut para
ahli, maka dapat dikatakan bahwa pendekatan kualitatif merupakan pendekatan
yang tepat digunakan dalam penelitian tentang strategi pemberdayaan partisipatif
dalam meningkatkan kemandirian warga di Bank Sampah Wargi Manglayang
Cibiru Bandung. Dalam penelitian ini, peneliti ikut berpartisipasi di lapangan,
mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, menafsirkan dan memberikan makna
serta melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen berdasarkan
temuan-temuan dilapangan secara obyektif, dan membuat laporan penelitian
secara detail.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada aspek pemberdayaan partisipatif yang
61
Manglayang. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada ketertarikan peneliti untuk
mengkaji secara mendalam mengenai implementasi pemberdayaan partisipatif,
hasil yang dicapai dalam membangun kemandirian ekonomi dan perilaku warga
masyarakat serta pendampingan yang dilakukan oleh pengelola terhadap program
pemberdayaan.
2. Subyek penelitian
Pada penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi Social
Situation atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen, yaitu: tempat (Place),
pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis dan
sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden akan tetapi
narasumber, partisipan, atau informan. Berdasarkan hal tersebut sangatlah jelas
bahwa yang menjadi sumber data atau subyek penelitian dalam penelitian ini
adalah pihak yang terlibat dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat pada Bank
Sampah Wargi Manglayang. Adapun yang menjadi subyek penelitian diantaranya
yaitu ketua Bank Sampah Wargi Manglayang, pengurus Bank Sampah Wargi
Manglayang, aparat setempat dan warga masyarakat/nasabah sebagai sasaran.
Pengambilan sumber data dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive. Teknik purposive adalah teknik pengambilan sumber data dengan
pertimbangan tertentu. Sumber data/subyek penelitian dapat memberikan data
sesuai dengan kebutuhan penelitian yaitu subyek penelitian yang dapat
mengemukakan, menjelaskan, menyatakan, mendemonstrasikan, dan
memperlihatkan berbagai kegiatan berkenaan dengan fokus penelitian dan
aspek-aspek yang ingin diungkapkan dalam penelitian ini terutama berkenaan dengan
gambaran implementasi pemberdayaan partisipatif, hasil yang dicapai dalam
membangun kemandirian ekonomi dan perilaku warga masyarakat, dan
pendampingan yang dilakukan.
Jumlah subyek penelitian tidak ditentukan secara ketat, akan tetapi
tergantung pada ketercapaian redundancy (ketuntasan dan kejenuhan data
ditambah subyek tidak memberikan informasi yang baru). Sehubungan dengan itu
maka tidak semua warga masyarakat dijadikan subyek penelitian, melainkan
dipilih secara purposive, yaitu hanya beberapa orang warga masyarakat yang
62
Shomedran, 2015
yang sangat menguasai situasi sosial yang diteliti (obyek) maka tidak perlu
tambahan banyak informan lagi. Jadi yang menjadi perhatian bagi peneliti
kualitatif adalah tuntasnya perolehan informasi dengan keragaman variasi yang
ada, bukan banyaknya informan.
C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen utama atau alat
penelitian adalah peneliti sendiri. Peneliti sebagai human instrument, berfungsi
menentukan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan
pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan
membuat kesimpulan atas temuan penelitian. Setalah kemudian fokus penelitian
sudah menjadi jelas maka kemungkinan dikembangkan instrumen penelitian
sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan
data yang telah ditemukan melalui berbagai teknik pengumpulan data.
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu
sesuai dengan kebutuhan dalam pengumpulan data, adapun teknik yang
dipergunakan yaitu; pengamatan (observation), wawancara (Interview) dan studi
dokumentasi yang pelaksanaanya akan diuraikan sebagai berikut:
1. Pengamatan (Observation)
Observasi merupakan dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya
dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang
diperoleh melalui observasi. Pengamatan (observasi) adalah upaya aktif peneliti
mengumpulkan data dengan berbuat sesuatu, memilih apa yang diamati dan
terlibat secara aktif di dalamnya. Observasi yang dilakukan peneliti untuk melihat
secara alamiah kegiatan yang dilakukan oleh subyek penelitian. Pada saat
observasi, peneliti memberikan kenyamanan kepada subyek penelitian untuk
melakukan kegiatannya seperti biasa, sementara peneliti mengamati secara cermat
berbagai sikap, perilaku, tanggapan dari subyek penelitian selama dan setelah
mengikuti kegiatan.
Dalam penelitian ini observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengamati dan
mencatat tentang kejadian yang berlangsung sesuai dengan fokus permasalahan
yang diteliti yaitu; 1) gambaran implementasi pemberdayaan partisipatif; 2) hasil
63
ekonomi warga; 3) hasil yang dicapai dari pemberdayaan partisipatif dalam
membangun kemandirian ekonomi warga: dan 4) pendampingan yang dilakukan
oleh pengelola terhadap kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan.
2. Wawancara (interview)
Wawancara merupakan cara yang penting untuk memeriksa keakuratan data
hasil observasi. Wawancara dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi
yang tidak mungkin diperoleh lewat observasi. Tujuan mewawancarai seseorang
adalah untuk mengetahui apa yang ada dipikiran mereka, apa yang mereka
pikirkan, atau bagaimana perasaan mereka tentang sesuatu hal, dikarenakan
hal-hal tersebut tidak dapat diobservasi.
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan langsung kepada sumber
informan yaitu ketua, pengurus/pengelola Bank Sampah, dan warga masyarakat
yang terlibat dalam program ini. Adapun data yang digali melalui wawancara
meliputi: 1) gambaran implementasi pemberdayaan partisipatif; 2) capaian hasil
pemberdayaan partisipatif dalam membangun kemandirian ekonomi warga; 3)
capaian hasil pemberdayaan partisipatif dalam membangun kemandirian perilaku
warga; dan 4) pendampingan yang dilakukan oleh pengelola terhadap kegiatan
pemberdayaan.
3. Studi Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.
Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni yang dapat berupa gambar,
patung, film dan lain-lain. Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
Studi dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh
gambaran tentang kegiatan program pemberdayaan masyarakat dengan strategi
pemberdayaan partisipatif di Bank Sampah Wargi Manglayang, data-data yang
dikumpulkan mengenai: 1) Profil kegitan pemberdayaan; 2) Semua aspek
kegiatan pemberdayaan; dan 3) Profil lembaga Bank Sampah Wargi Manglayang;
4) Foto-foto kegiatan, dan 5) hal-hal yang dianggap relevan untuk menunjang
64
Shomedran, 2015
D. Langkah-langkah Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap kegiatan, yaitu: tahap
persiapan, tahap pelaksanaan, tahap kredibilitas penelitian dan tahap pelaporan.
Keempat tahapan tersebut akan diuraikan di bawah:
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas dan
lengkap mengenai masalah yang akan diteliti. Tahap persiapan diawali dengan
penjajakan lapangan untuk menentukan permasalahan atau fokus penelitian.
Tahap persiapan ini secara rinci meliputi pemilihan topik penelitian, mengkaji
literatur yang relevan, observasi lapangan yang berkaitan dengan topik,
penyusunan proposal dan perizinan.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini peneliti mengumpulkan data sesuai dengan
fokus dan tujuan penelitian. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi,
wawancara dan studi dokumentasi. Berkaitan dengan pengumpulan data ini,
peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan yaitu: pedoman wawancara,
pedoman observasi dan dokumentasi, kamera, dan perekam. Peneliti mengamati
dan mengikuti secara aktif kegiatan yang dilakukan dan mencatat serta
mendokumentasikan semua aspek yang berhubungan dengan kegiatan tersebut.
Kemudian peneliti melakukan wawancara langsung kepada subyek penelitian.
Studi dokumentasi dilakukan peneliti melalui dokumen yang dimiliki,
meliputi: profil Bank Sampah Wargi Manglayang, profil penyelenggara, profil
kelompok atau peserta kegiatan, administrasi kegiatan, administrasi
penyelenggara kegiatan dan foto-foto yang dimiliki oleh penyelenggara yang
berkaitan dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat tersebut. Penelitian ini
dilakukan oleh peneliti dengan terlibat secara aktif dalam semua kegiatan yang
dilakukan warga masyarakat pada kegiatan pemberdayaan.
Setelah data yang dibutuhkan peneliti terkumpul, maka langkah selanjutnya
adalah kegiatan pengolahan data hasil penelitian, seperti kita ketahui bahwa
analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sebelum, selama dan setelah
65
sesuai dengan kajian penelitian ini yaitu mendeskripsikan gambaran implementasi
startegi pemberdayaan partisipatif, hasil yang dicapai, pendampingan yang
dilakukan dan dampak strategi pemberdayaan partisipatif dalam meningkatkan
kemandirian ekonomi dan prilaku warga di Bank Sampah Wargi Manglayang.
Selanjutnya data hasil pengumpulan dari lapangan dikaji secara mendalam
menggunakan teori-teori dan konsep dari beberapa ahli yang dikemukakan pada
kajian teori untuk kemudian disimpulkan dan diberikan rekomendasi pada
pihak-pihak terkait untuk lebih efektif dan efisennya kegiatan pemberdayaan masyarakat
melalui kegiatan daur ulang sampah di Bank Sampah Wargi Manglayang.
3. Tahap Kredibilitas Penelitian
Data yang diperoleh dan dikumpulkan selama penelitian berlangsung,
sebelum dianalisis maka peneliti akan menguji kredibilitas datanya telebih dahulu,
adapun kegiatan-kegitan yang dilakukan oleh peneliti untuk menguji kredibilitas
data yaitu meliputi:
a. Member Check
Kegiatan ini merupakan tahap seleksi dan penafsiran data. Setiap data yang
diperoleh selalu dicek ulang dan diteliti kembali kepada sumber aslinya, yaitu
sumber penelitian. Selanjutnya data yang sudah dicek, akan dilolah dan
ditafsirkan. Kegiatan ini dilakukan selama penelitian berlangsung sampai
penelitian dianggap selesai.
b. Triangulasi
Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang
telah ada. Triangulasi digunakan untuk menguji kredibilitas data, yaitu mengecek
kredibilitas data dengan berbagai teknik dengan pengumpulan data dan berbagai
sumber data (Sugiyono, 2010, hlm. 330).
Teknik triangulasi berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.
Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan
data dan triangulasi waktu. Peneliti menggunakan observasi partisipatif,
wawancara mendalam dan dokumentasi untuk sumber data yang secara serempak.
berbeda-66
Shomedran, 2015
beda dengan teknik yang sama. Triangulasi dalam penelitian ini dilakukan
langsung pada tim pakar dari Bank Sampah Wargi Manglayang dan Ketua RW
selaku penanggung jawab pada kepengurusan kegiatan Bank Sampah Wargi
Manglayang dan pihak masyarakat sekitar terkait dengan program pemberdayaan
di Bank Sampah Wargi Manglayang.
c. Kerahasiaan
Kegiatan ini dilakukan untuk menjamin kerahasiaan semua informasi yang
diberikan oleh subyek penelitian, diupayakan hanya diketahui oleh peneliti. Data
atau informasi yang diberikan oleh sorang informan tidak diperlihatkan kepada
informan lainnya. Kerahasiaan yang dimaksud dalam penelitian ini lebih bersifat
pribadi, artinya hal-hal yang menyangkut masalah-masalah pribadi informan yang
terungkap dalam penelitian ini hanya akan diketahui oleh peneliti saja.
d. Tahap Pelaporan
Tahap ini merupakan tahap akhir dalam penulisan tesis, sebelum tesis ini
dapat dijadikan rujukan bagi penelitian berikutnya, maka terlebih dahulu draft
tesis ini dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Masukan-masukan dan saran
perbaikan dari dosen pembimbing sangat bermanfaat untuk menyempurnakan
draft tesis. Setelah draft tesis dirasakan oleh dosen pembimbing layak untuk
mengikuti ujian, maka peneliti diperbolehkan untuk mengikuti ujian tahap satu
dan seterusnya tahap dua, setelah dinyatakan lulus maka tesis ini pun akan
dipublikasikan dalam jurnal dan dijadikan acuan bagi peneliti selanjutnya yang
memiliki topik serupa.
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan
data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.
Pada saat wawancara peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang
diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum
memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap
tertentu diperoleh data yang dianggap kredibel dan cukup.
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki
lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Analisis dalam
67
terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.
Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di
lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Analisis data penelitian kualitatif
menyangkut analisis di lapangan maupun setelah data terkumpul serta interpretasi
dari fenomena yang ada. Analisis data berkaitan erat dengan satuan dan
kategorisasi yang analog dengan variabel dalam penelitian kualitatif. Dari hasil
analisis ini kemudian dikembangkan generalisasi dari penelitian yaitu mengangkat
fenomena yang terorganisir menjadi suatu kebulatan hasil penelitian kualitatif.
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah model analisis dari
Miles dan Huberman (1984) (dalam Sugiyono, 2010, hlm. 337). Aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh (meskipun ditambah
sumber data lagi tidak akan memberikan informasi yang baru). Aktivitas yang
dilakukan dalam analisis data yaitu:
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Mereduksi data berarti mengambil bagian pokok atau inti sari dari data yang
diperoleh. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberi gambaran
yang lebih jelas, mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya
bila diperlukan. Dengan demikian hal ini memudahkan peneliti dalam
menentukan data apa saja yang harus dikumpulkan.
2. Penyajian Data (Data Desplay)
Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data.
Dengan penyajian data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang
terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami
serta mampu menggambarkan keseluruhan atau bagian-bagian. Menyajikan data
yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah bersifat naratif. Ini
dimaksudkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang dipahami.
3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verification)
Langkah ketiga dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dan
verfikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan bersifat sementara, dan masih
68
Shomedran, 2015
berlangsung dan berubah bila tidak ditemui bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Adapun langkah-langkah
analisis data dalam penelitian ini ditunjukkan pada gambar 3.1 di bawah ini:
Gambar: 3.1 Komponen dalam analisis data (Flow Model)
F. Definisi Operasional
Tujuan disusunnya defenisi operasional dalam penelitian ini adalah untuk
membatasi pengertian beberapa istilah yang digunakan oleh peneliti sehingga
tidak terjadi perbedaan penafsiran antara peneliti dengan pembaca dalam
mengartikan istilah-istilah dalam penelitian ini. Adapun istilah-istilah yang perlu
dijelaskan adalah sebagai berikut:
1. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat dalam arti luas merupakan suatu strategi
tindakan untuk memfasilitasi dan mendorong masyarakat agar mampu
menempatkan diri secara proporsional agar secara perorangan atau kelompok
masyarakat menjadi mandiri. Pemberdayaan itu sendiri berarti menyiapkan
kepada masyarakat sumber daya, kesempatan, pengetahuan dan keahlian untuk
meningkatkan kapasitas mereka dalam menentukan masa depan mereka serta
berpartisipasi dan mempengaruhi dalam kehidupan komunitas mereka (Ife, 1995,
hlm. 155). Selanjutnya Ife mengemukakan bahwa memberdayakan masyarakat Periode Pe gu pula
Reduksi data
Display data
Kesimpulan
/verifikasi
Setelah
Setelah
Setelah Sela a
Sela a
Sela a A tisipasi
69
mengandung makna mengembangkan, memandirikan, menswadayakan dan
memperkuat posisi tawar masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan-kekuatan
mereka disegala bidang.
Selanjutnya Ginanjar Kartasasmita (1995, hlm. 18) menyebutkan bahwa
pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat
lapisan masyarakat kita yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk
melepaskan diri dari perangkat kemiskinan dan keterbelakangan, dengan kata lain
memberdayakan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kegiatan pemberdayaan yang dilakukan pada Bank Sampah Wargi Manglayang
dengan kegiatan yang menjadi program pemberdayaan yang telah dilakukan.
Kegiatan tersebut tentunya berkaitan dengan persampahan yaitu melakukan
pemberdayaan melalui daur ulang sampah dan penabungan sampah, yang
nantinya diharapkan masyarakat dapat berdaya dan sadar akan sampah.
2. Partisipatif
Asngari (2001, hlm. 29) menyatakan bahwa penggalangan partisipasi itu
dilandasi adanya pengertian bersama dan pengertian tersebut adalah karena
diantara orang-orang itu saling berkomunikasi dan berinteraksi sesamanya.
Selanjutnya Slamet (2003, hlm. 8) menyatakan bahwa partisipasi masyarakat
dalam pemberdayaan dan pembangunan adalah sebagai ikut sertanya masyarakat
alam pemberdayaan dan pembangunan, ikut dalam kegiatan-kegiatan
pemberdayaan, dan ikut serta dalam memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil dari
pemberdayaan dan pembangunan itu sendiri. Partisipasi yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah partisipasi masyarakat, keikutsertaan, keterlibatan
masyarakat sekitar Bank Sampah Wargi Manglayang dalam kegiatan
pemberdayaan yang dilakukan.
3. Pemberdayaan Partisipatif
Pemberdayaan Partisipasi merupakan komponen penting dalam
pembangkitan kemandirian dan proses pemberdayaan (Craig dan may, 1995
dalam Hikmat, 2004: 67). Lebih lanjut Hikmat (2004: 69) menjelaskan
70
Shomedran, 2015
rangka meningkatkan ekonomi, sosial dan transformasi budaya. Proses ini pada
akhirnya akan dapat menciptakan pembangunan yang berpusat pada rakyat.
Kamil (2009, 202) menjelaskan partisiapasi masyarakat dalam
pemberdayaan merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam kegiatan
pemberdayaan dan nonformal. Dimana partisipasi tersebut dapat ditunjukkan dari
berbagai bentuk seperti partispasi tenaga, pikiran, juga partisipasi dalam bentuk
materi. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pemberdayaan partisipatif
yaitu sebuah proses kegiatan pemberdayaan yang menjalakankan strategi
partisipatif sehingga pada kenyataannya warga masyrakat dijadikan subyek dari
pemberdayaan yang dilakukan pada Bank Sampah Wargi Manglayang.
4. Kemandirian Ekonomi
Avilliani (2012, hlm. 6) kemandirian ekonomi diartikan sebagai bangsa,
masyarakat ataupun keluarga yang memiliki ketahanan ekonomi terhadap
berbagai macam krisis dan tidak tergantung pada pihak luar. Maksud lain dari
kemandirian dalam bidang ekonomi ini adalah masyarakat umum dapat
memproduksi untuk memenuhi kebutuhan pribadi dalam batas mensejahterakan
diri dan tidak membutuhkan dan bergantung pada orang lain dalam menjalankan
persoalan ekonomi.
Kemandirian ekonomi yang dimaksud pada penelitian ini adalah
kemandirian warga masyarakat di sekitar Bank Sampah Wargi Manglayang pada
aspek kemandirian ekonomi yang ditandai dengan adanya tambahan pendapatan
dari kegiatan pengolahan sampah.
5. Kemandirian Perilaku
Kemandirian perilaku merupakan kemampuan individu dalam menentukan
pilihan atau keputusan untuk mengelola dirinya, Stienberg (1993, hlm. 292). Ada
tiga karakteristik individu yang memiliki kemandirian perilaku, yaitu mampu
mengambil keputusan, tidak terpengaruh oleh pihak lain dan memiliki rasa
percaya diri (self-reliance). Sedangkan aspek kemandirian perilaku yang
dimaksud pada penelitian ini adalah perubahan perilaku warga ditandai dengan
perubahan sikap dan perilaku warga masyarakat yang sudah sadar akan sampah
dan bagaimana memanfaatkan sampah.
71
Definisi Bank Sampah menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI
Nomor 13 Tahun 2012 adalah tempat pemilahan dan pengumpulan sampah yang
dapat didaur ulang dan/atau diguna ulang yang memiliki nilai ekonomi. Dengan
kata lain Bank Sampah sebagai upaya memaksimalkan nilai sampah dengan
tujuan menciptakan lingkungan yang sehat, bersih, hijau dan asri, mengurangi
sampah ke TPA, mengubah perilaku masyarakat, mendidik masyarakat peduli
lingkungan dan berorganisasi, meningkatkan kreatifitas, dan memberikan
keuntungan bagi penghasil sampah.
7. Implementasi
Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana
yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Sebagaimana yang diungkapkan
oleh Usman (2002, hlm. 70) yang menjelaskan bahwa implementasi adalah
bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem,
implementasi bukan sekedar aktivitas tetapi suatu kegiatan yang terencana dan
untuk mencapai tujuan kegiatan.
Implementasi yang dimaksud adalah segala aktivitas yang berkenaan
dengan penyelenggaraan kegiatan terutama yang menyangkut dengan proses
pelaksaanaan kegiatan yang menyangkut aspek keterlaksanaan. Sedangkan
implementasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala aspek aktivitas
kegiatan yang berkenaan dengan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan pada
Bank Sampah Wargi Manglayang yang menyangkut aspek kegiatan pengolahan
dan penabungan sampah.
8. Hasil
Adapun yang dimaksud dengan hasil dalam penelitian ini adalah sesuatu
yang dihasilkan dari kegiatan pemberdayaan partisipatif yang dapat memberikan
manfaat bagi masyarakat untuk menjadi mandiri. Masyarakat mempunyai
keterampilan, sikap dan kemampuan dalam melakukan pengolahan sampah, yang
mencakup kemandirian pada aspek ekonomi dan perilaku warga terhadap sampah.
Dengan kemandirian sebagai hasil yaitu kemandirian ekonomi dan perilaku
sebagai bentuk capaian hasil dari kegiatan pemberdayaan yang dilakukan pada
Bank Sampah Wargi Manglayang.
72
Shomedran, 2015
Pendampingan merupakan upaya terus menerus dan sistematis dalam
mendampingi (memfasilitasi) individu, kelompok maupun komunitas dalam
mengatasi permasalahan dan menyesuaikan diri dengan kesulitan hidup yang
dialami sehingga mereka dapat mengatasi permasalahan tersebut dan mencapai
perubahan hidup ke arah yang lebih baik. Pendampingan merupakan proses
interaksi timbal balik antara individu/kelompok yang mendampingi dan yang
didampingi yang bertujuan untuk memotivasi dan mengorganisir individu atau
kelompok dalam mengembangkan sumber daya dan potensi yang didampingi dan
tidak menimbulkan ketergantungan terhadap orang yang mendampingi, Suharto
(2005, hlm. 93).
Sedangkan yang dimaksud dengan pendampingan pada penelitian ini adalah
kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh pengelola terhadap kegiatan
pemberdayaan yang dilakukan di Bank Sampah Wargi Manglayang RT 01/RW 16
Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Bandung, agar tetap bertahan dan berjalan
sesuai dengan rencana sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pendampingan yang dimaksud bisa berupa individu, kelompok maupun
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dikemukakan pada
Bab IV, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Implementasi Pemberdayaan Partisipatif pada Bank Sampah Wargi Manglayang
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa implementasi pemberdayaan
partisipatif sudah berjalan dengan efektif, hal ini ditandai dengan adanya
keterlibatan dan partisipasi masyarakat, ikut merencanakan, merumuskan dan
menjalankan program kegiatan serta adanya rasa memiliki dan ikutsertanya
masyarakat sebagai pengelola. Pada aspek partsipasi masyarakat ditunjukkan
bahwa kalau warga sekitar ada yang aktif dan ada yang belum aktif dalam
ikutserta pada kegiatan, hal ini dikarenakan berbagai faktor yang dialami oleh
warga baik itu dari internal ataupun eksternal. Begitu juga dengan halnya kegiatan
perencanaan, perumusan dan menjalankan program, warga dapat dilihat bahwa
ada yang aktif dan ada yang tidak. Adanya rasa memiliki, warga masyarakat juga
sudah melakukannya meskipun terdapat beberapa kendala yang dialami oleh
warga. Secara umum dapat dilihat bahwa implementasi pemberdayaan partisipatif
yang dijalankan sudah terlihat bagus dan dapat dirasakan oleh warga sekitar.
Kesempatan yang diberikan kepada warga masyarakat untuk berpartisipasi pada
kegiatan pemberayaan mengenai daur ulang dan pengolahan sampah, sudah
terlaksana dengan baik sehingga membuat masyarakat ingin ikutserta pada
aktivitas kegiatan pemberdayaan yang dilaksanakan.
2. Capaian Hasil Pemberdayaan Partisipatif dalam Membangun Kemandirian Ekonomi Warga Masyarakat pada Bank Sampah Wargi Manglayang
Capaian hasil pemberdayaan partisipatif dalam membangun kemandirian
ekonomi warga masyarakat, memang belum sepenuhnya signifikan dirasakan oleh
warga. Dalam hal ini terdapat sebagian warga masyarakat yang menekuni
137
Shomedran, 2015
pendapatan dan penghasilan. Perubahan dalam kemandirian ekonomi ini yang
pertama dilihat dari peningkatan pendapatan, secara umum warga sekitar
memperoleh pendapatan tambahan dari kegiatan menabung sampah, dan ada juga
sebagian warga yang memperoleh tambahan pendapatan hasil penjualan dari
pembuatan kerajinan pengolahan sampah. Peningkatan pendapatan dari sampah
ini memang bukanlah pendapatan utama tetapi juga penting bagi mereka sebagai
masukan tambahan. Dari aspek memiliki usaha dari pengolahan sampah belum
cukup optimal dirasakan oleh warga, karena hal ini hanya beberapa warga yang
telah menekuni kegiatan pembuatan kerajinan dari pengolahan sampah, hal ini
memang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Di sisi lain kemandirian ekonomi
warga masyarakat ditandai dengan memiliki buku tabungan sampah sudah
optimal dirasakan oleh masyarakat sekitar, karena hampir semua warga sudah
menyetorkan sampah rumah tangga ke Bank Sampah Wargi Manglayang.
3. Capaian Hasil Pemberdayaan Partisipatif dalam Membangun Kemandirian Perilaku Warga Masyarakat pada Bank Sampah Wargi Manglayang
Capaian hasil pemberdayaan partisipatif dalam membangun kemandirian
perilaku warga masyarakat sudah dirasakan oleh warga masyarakat sekitar terkait
pemberdayaan masyarakat yang dilakukan berkaitan dengan pengolahan dan daur
ulang sampah. Dengan kesempatan yang dimiliki oleh warga untuk berpartisipasi
pada kegiatan pemberdayaan tersebut, dari sanalah kemudian warga memperoleh
pengetahuannya tentang sampah. Kemandirian perilaku warga masyarakat terlihat
dari warga yang sudah memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan dan
kenyamanan lingkungan. Warga juga sudah berpartisipasi pada kegiatan sosial
dan pembangunan serta warga sudah peduli dengan sampah dan tidak
membuangnya sembarangan. Dengan adanya pemberdayaan partisipatif tersebut
sekarang masyarakat sekitar semakin mandiri dalam menyikapi masalah sampah
di lingkungan mereka. Warga sudah melakukan pemilahan sampah, menyetorkan
sampah, mengolah sampah dengan benar, membuat kerajinan dari mengolah
sampah, dan memanfaatkan kembali sampah serta tidak membuangnya
sembarangan. Kondisi tersebut menunjukkan terjadinya perubahan perilaku warga
138
4. Pendampingan yang Dilakukan Oleh Pengelola terhadap Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di Bank Sampah Wargi Manglayang
Kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh pengelola pada kegiatan
pemberdayaan masyarakat dengan pemberdayaan partisipatif sudah berjalan
dengan baik, dengan kegiatan pendampingan yang dilakukan meliputi kegiatan
fasilitasi, penguatan, perlindungan dan pendukungan. Pendampingan yang
dilakukan oleh pengelola juga pengurus kepada warga masyarakat sekitar
terhadap kegiatan pemberdayaan yang dilakukan sudah dapat dirasakan oleh
warga sekitar. Kegiatan fasilitasi yang dilakukan yaitu dengan melakukan
koordinasi, pembimbingan, juga memberikan fasilitas kepada warga sekitar terkait
penanganan sampah seperti melakukan penjemputan sampah ke rumah penduduk.
Kegiatan penguatan yang dilakukan pengelola adalah memberikan informasi,
memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah sampah melalui
pelatihan dan penyuluhan, juga memberikan gagasan dan bertukar pengalaman
kepada warga sekitar. Perlindungan yang dilakukan pengelola adalah selalu
menjalin hubungan dengan masyarakat, membangun jaringan yang dilakukan
dengan kerjasama melalui Sekolah Dasar di sekitar, pengepul, pencercah dan
Fakultas Kehutanan Industri Pertanian Universitas Padjajaran Bandung.
Pendukungan yang dilakukan oleh pengelola yaitu dengan menjalankan
tugas-tugas teknis, menjalin relasi juga mengatur pendanaan.
B. Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat dijadikan pertimbangan atau masukan dari hasil
penelitian pemberdayaan partisipatif adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan dapat mengoptimalkan semua elemen masyarakat yang ada dan
harus memiliki persamaan persepsi dan berpartisipasi serta ikut andil dalam
semua aspek kegiatan pemberdayaan yang dilakukan, mulai dari perencanaan
sampai pada penikmatan hasil serta evaluasi, agar implementasi
pemberdayaan tersebut berjalan dengan baik.
2. Diharapkan pengelola dapat terus melakukan kegiatan pemberdayaan, baik
berkaitan dengan pengolahan sampah ataupun bentuk lain. Sehingga kegiatan