• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI TENTANG PEMBERDAYAAN PARTISIPATIF DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN EKONOMI DAN PERILAKU WARGA MASYARAKAT: studi pada bank sampah wargi manglayang rt 01 rw 06 kelurahan palasari kecamatan cibiru bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI TENTANG PEMBERDAYAAN PARTISIPATIF DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN EKONOMI DAN PERILAKU WARGA MASYARAKAT: studi pada bank sampah wargi manglayang rt 01 rw 06 kelurahan palasari kecamatan cibiru bandung."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI TENTANG PEMBERDAYAAN PARTISIPATIF DALAM

MEMBANGUN KEMANDIRIAN EKONOMI DAN

PERILAKU WARGA MASYARAKAT

(Studi Pada Bank Sampah Wargi Manglayang RT 01 RW 06 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Bandung)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Luar Sekolah

Oleh:

Shomedran, S. Pd

NIM 1303291

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH SEKOLAH PASCA SARJANA

(2)
(3)
(4)

Shomedran, 2015

ABSTRAK

Penyelenggaraan pemberdayaan partisipatif pada Bank Sampah Wargi Manglayang ini menarik untuk diteliti karena pada kondisinya merupakan sesuatu yang tergolong baru mengenai pemberdayaan keterampilan dari sampah, kegiatan pemberdayaan yang tetap bisa bertahan, pemahaman dan keterampilan masyarakat yang masih kurang, pemanfaatan sumber daya alam, serta masih perlu dikaji dan diberi masukan sesuai dengan tugas pokoknya serta belum banyak dilakukan studi tentang pemberdayaan partisipatif pada Bank Sampah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tentang implementasi, capaian hasil dalam membangun kemandiran ekonomi dan perilaku warga dan pendampingan.

Penelitian ini dilandasi oleh beberapa konsep dan teori yaitu konsep pemberdayaan masyarakat, kemandirian, pemberdayaan ditinjau dari PNF, partisipatif, dan konsep tentang Bank Sampah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif terhadap kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Subyek penelitian berjumlah sembilan orang yang terdiri dari pihak pengurus Bank Sampah, warga masyarakat dan aparat setempat, serta triangulasi yang dilakukan pada tim pakar Bank Sampah.

Hasil penelitian antara lain; 1) implementasi yang sudah berjalan dengan baik yang ditandai dengan adanya partisipasi warga masyarakat pada kegiatan perencanaan, sosialisasi dan pertemuan-pertemuan, pelaksanaan kegiatan, penyuluhan dan pelatihan, serta partisipasi pada aktivitas Bank Sampah; 2) capaian hasil menunjukkan terjadinya perubahan kemandirian ekonomi warga dapat terlihat dari adanya peningkatan pendapatan dari tabungan sampah dan adanya usaha dari kerajinan olahan sampah; 3) terjadinya perubahan tingkah laku warga dapat terlihat dari aktivitas warga yang tidak lagi membuang sampah, menjaga lingkungan, menyetorkan sampah dan berpartisiapasi dalam kegiatan sosial dan pembangungan; dan 4) pendampingan yang dilakukan pengelola sudah dilakukan yang ditandai oleh pemberian fasilitasi, penguatan, perlindungan dan pendukungan.

Dari hasil penelitian tentang pemberdayaan partisipatif dalam membangun kemandirian ekonomi dan perilaku warga masyarakat dapat disimpulkan sudah berjalan dengan baik yang dapat ditunjukkan dengan adanya partisipasi warga, terjadinya perubahan ekonomi yang ditandai dengan peningkatan pendapatan dan memiliki usaha, terjadinya perubahan perilaku warga terhadap sampah dan telah dilakukannya pendampingan oleh pengelola.

(5)

ABSTRACT

Implementation of empowerment participation in the Bank Trash Wargi Manglayang is interesting to study because the condition is something that is new about the empowerment skill of rubbish, empowerment activities that survive, understanding and skills of people who are still lacking, the utilization of natural resources, and still needs to be studied and given input in accordance with the main task, and there has been little study of participatory empowerment in Bank Trash. The aim of research is to know about the implementation, achievement of results in building economic independence and behavior of citizens and mentoring.

This study is based on the concepts and theories that the concept of community empowerment, independence, empowerment in terms of PNF, participatory, and the concept of Trash Bank. This study used a qualitative approach using qualitative descriptive method of the case. Data collection techniques used are observation, interview, and documentation. The subjects included nine people consisting of the Bank's management Garbage, citizens and local authorities, as well as triangulation performed on Trash Bank expert teams.

Results of the study, among others; 1) the implementation of which has been running well characterized by the participation of community members in planning activities, socialization and meetings, implementation, education and training, as well as participation in activities Bank Trash; 2) achievement of the results indicate the occurrence of a change of economic independence of citizens can be seen from the increase in revenue from savings garbage and the garbage processing business of craft; 3) the change in behavior of residents can be seen from the activities of people who are no longer dispose of waste, protecting the environment, depositing garbage and partisipation in social activities and Development; and 4) facilitation undertaken manager has done characterized by facilitation, strengthening, protection and support.

From the results of research on empowering participatory build economic independence and the behavior of residents can be concluded already well under way which can be demonstrated by the participation of citizens, the economic change characterized by an increase in revenue and have a business, changes in the behavior of the citizens of the trash and has done mentoring by the manager.

(6)

Shomedran, 2015

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Rumusan dan Pembatasan Masalah ... 9

D. Tujuan Penelitian ... 10

E. Manfaat Penelitian ... 10

F. Struktur Organisasi Tesis ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12

A. Konsep Pemberdayaan Masyarakat... 12

1. Pengertian Pemberdayan Masyarakat ... 12

2. Indikator Keberdayaan ... 15

3. Prinsip-prinsip Pemberdayaan Masyarakat ... 18

4. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat ... 21

5. Proses Pemberdayaan Masyarakat ... 24

B. Konsep Kemandirian ... 29

1. Pengertian Kemandirian ... 29

2. Karakteristik Kemandirian ... 31

3. Fungsi Kemandirian ... 33

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian ... 34

5. Proses Terbentuknya Kemandirian ... 35

6. Aspek-aspek Kemandirian ... 36

(7)

D. Konsep Partisipatif ... 48

1. Definisi Partisipasi ... 48

2. Definisi Partisipasi Masyarakat ... 50

3. Bentuk Partisipasi Masyarakat ... 53

4. Tingkat Partisipasi Masyarakat ... 54

5. Langkah-langkah Membangkitkan Partisipasi ... 55

E. Konsep Bank Sampah ... 56

1. Pengertian Bank Sampah ... 56

2. Manfaat dan Tujuan Bank Sampah ... 57

3. Peran Bank Sampah dalam Kehidupan Masyarakat ... 58

F. Kerangka Pemikiran ... 59

BAB III METODE PENELITIAN ... 60

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 60

B. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 60

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan data ... 62

D. Langkah-langkah Pengumpulan Data ... 64

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 66

F. Definisi Operasional ... 68

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 73

A. Deskripsi Temuan Hasil Penelitian ... 73

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 117

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 135

A. Simpulan ... 136

B. Rekomendasi ... 138

(8)

Shomedran, 2015

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Keberdayaan ... 17

Tabel 2.2 Jenis Partisipasi ... 51

Tabel 2.3 Hubungan Partisipasi Semu dan Partisipasi Sesungguhnya ... 52

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ... 59

Gambar 3.1 Komponen dalam Analisis Data (Flow Mode) ... 68

Gambar 4.1 Kantor Bank Sampah & Tempat Biodegester ... 78

Gambar 4.2 Buku Tabungan Nasabah ... 87

Gambar 4.3 Contoh Hasil Kerajinan Olahan dari Sampah ... 89

Gambar 4.4 Kegiatan Pameran yang Diikuti BSWM ... 90

Gambar 4.5 Aktivitas Pemberian Keterampilan ... 93

Gambar 4.6 Produk Kerajinan Olahan Sampah ... 94

Gambar 4.7 Aktivitas Pertemuan ... 101

Gambar 4.8 Penyediaan Keranjang Takakura ... 105

Gambar 4.9 Aktivitas Pengangkutan Sampah ... 110

Gambar 4.10 Aktivitas Koordinasi dan Pemberian Keterampilan ... 112

Gambar 4.11 Aktivitas di Sekolah Dasar dan Pengepul ... 113

(10)

Shomedran, 2015

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 SK Pembimbing ... 144

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian... 146

Lampiran 3 Surat Keterangan dari Lembaga Penelitian ... 147

Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 148

Lampiran 5 Pedoman Wawancara ... 151

Lampiran 6 Pedoman Observasi ... 162

Lampiran 7 Fhoto-fhoto ... 166

Lampiran 8 Profil Bank Sampah Wargi Manglayang ... 172

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pemberdayaan dalam arti luas merupakan suatu tindakan untuk

memfasilitasi dan mendorong masyarakat agar mampu menempatkan diri secara

proporsional agar secara perorangan dan atau kelompok masyarakat menjadi

mandiri. Pemberdayaan masyarakat khususnya pada masyarakat yang

termarjinalkan memiliki kaitan erat dengan sustainable development di mana

pemberdayaan masyarakat merupakan suatu prasyarat utama serta dapat

diibaratkan sebagai gerbong yang akan membawa masyarakat menuju suatu

keberlanjutan secara ekonomi dan sosial yang dinamis, serta menuju kepada

kemandirian.

Untuk mencapai kemandirian masyarakat diperlukan sebuah proses dan

bentuk pemberdayaan yang dapat menjadikan masyarakat sebagai subyek dalam

sebuah kegiatan pemberdayaan, dalam hal ini yaitu pemberdayaan partisipatif.

Melalui proses dalam pemberdayaan maka masyarakat secara bertahap akan

memperoleh kemampuan tersebut, masyarakat harus menjalani proses tersebut

dengan berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan pemberdayaan. Dengan

demikian akan diperoleh kemampuan/daya dari waktu ke waktu dan akan

terakumulasi kemampuan yang memadai, untuk mengantarkan kemandirian

mereka. Apa yang diharapkan dari pemberdayaan yang merupakan suatu

visualisasi dari pembangunan sosial ini diharapkan dapat mewujudkan komunitas

yang baik dan masyarakat yang mandiri.

Kemandirian merupakan masalah penting sepanjang rentang kehidupan

manusia. Kemandirian sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan fisik, yang

pada gilirannya dapat memicu terjadinya perubahan emosional, perubahan

kognitif yang memberikan pemikiran tentang cara berpikir yang mendasari

tingkah laku, serta perubahan nilai dalam peran sosial melalui pengasuhan orang

tua dan aktivitas individu. Secara spesifik, masalah kemandirian menuntut suatu

(12)

2

Shomedran, 2015

mengurus dan melakukan aktivitas atas tanggung jawabnya sendiri tanpa banyak

menggantungkan pada orang lain.

Untuk mencapai suatu kemandirian pada manusia ataupun masyarakat baik

itu pada aspek kemandirian ekonomi ataupun perilaku mereka untuk itu

diperlukan suatu cara yang tepat. Dalam hal ini pengembangan sumber daya

manusia Indonesia dirasakan perlu dilakukan melalui berbagai kegiatan

pemberdayaan agar terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas, tangguh,

berwawasan dan mempunyai keunggulan serta keterampilan sehingga akan

mencapai suatu kemandirian pada diri masyarakat itu sendiri. Terkait dengan hal

ini upaya pemerintah dalam membangun dan mengembangkan kualitas manusia

melalui pembangunan dalam bidang pendidikan dilaksanakan melalui tiga jalur

pendidikan yaitu pendidikan formal, nonformal, dan informal yang saling

melengkapi dan memperkaya (UU RI No. 20 tahun 2003).

Pendidikan Nonformal menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 26 ayat 1 dan 2 berbunyi:

(1) pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang

memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah

dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan

sepanjang hayat. (2) pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi

peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan

fungsional serta pengembangan sikap dan keperibadian profesional.

Tujuan pendidikan nonformal sebagaimana tercantum dalam peraturan pemerintah republik indonesia No. 73 Tahun 1991 yaitu: “Membina warga belajar agar memilki pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan bekerja mencari nafkah”. Pendidikan nonformal terdiri dari berbagai program yaitu meliputi:

“Pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik”. (UU RI No 20 Tahun 2003).

Kedudukan dan fungsi pendidikan luar sekolah adalah untuk melayani dan

(13)

3

pengetahuan dan keterampilan guna meningkatkan martabat dan mutu

kehidupannya, serta memenuhi kebutuhan belajar masyarakat.

Salah satu bentuk dari program pendidikan luar sekolah adalah melakukan

berbagai program pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan

keterampilan, pemberdayaan pemuda, pemberdayaan masyarakat, pelatihan dan

lain-lain. Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh komunitas

Bank Sampah diantaranya yaitu melakukan kegiatan daur ulang sampah,

pemberian keterampilan dan pelatihan, penabungan sampah dan lain-lain. Dalam

pelaksanaannya tentu ada cara yang dilakukan dalam kegiatan pemberdayaan

yang dilakukan oleh Bank Sampah terkait dengan persampahan dan lingkungan

serta pendidikan dan pemahaman masyarakat akan lingkungan.

Di Indonesia pada umumnya masalah sampah masih sulit diatasi. Hal ini di

sebabkan karena selama ini masyarakat belum menyadari akan arti pentingnya

kebersihan lingkungan dan teknologi pengolahan sampah yang masih jauh dari

memadai. Dampak dari hal tersebut tentunya sangat banyak, mulai dari bahaya

kesehatan, kebersihan lingkungan, banjir, pencemaran, polusi dan lain-lain.

Masyarakat masih membuang sampah rumah tangga dan limbah industri ke jalan

trotoar, pasar, sungai, got dan laut. Sepertinya tempat-tempat tersebut telah menjadi „tempat sampah raksasa bagi masyarakat dalam membuang sampah.

Masyarakat seakan merasa nyaman dengan kebiasaan buruk tersebut karena

hampir tidak ada sanksi hukum yang tegas dan konsisten bagi masyarakat yang

membuang sampah sembarangan. Hal tersebut tambah diperburuk oleh tata kelola

pengolahan sampah yang masih tradisional yaitu dengan cara melakukan

pembakaran di lahan terbuka (TPA/Tempat Pembuangan Akhir) dan ditimbun

dengan tanah. Masih jarang pemerintah daerah maupun pusat yang memanfaatkan

sampah sebagai sumber energi listrik atau perusahaan swasta yang mendaur ulang

(recyle) sampah-sampah tertentu.

Setiap saat dalam kehidupan sehari-harinya manusia selalu menghasilkan

sampah, yang disebut dengan sampah rumah tangga atau domestik, sebagai

contoh adalah sampah dari bekas bumbu, detergen, plastik kemasan, botol plastik,

dus dan lain-lain. Apabila tanpa pengelolaan yang tepat masalah sampah ini tentu

(14)

4

Shomedran, 2015

pemanfaatannya berbeda-beda sesuai dengan karakter dan sifat dasar sampah

tersebut. Pengelolaan sampah memang sudah sepantasnya dilakukan demi

menjaga keselamatan bumi dan ternyata dari segi ekonomi sampah bisa

mendatangkan nilai lebih melalui daur ulang sampah menjadi berbagai bentuk

kerajinan atau keterampilan.

Sampah bukan sesuatu yang asing dalam keseharian kita, karena kita secara

pribadi setiap harinya menghasilkan sampah. Sampah adalah barang atau benda

yang dibuang karena tidak terpakai lagi. Berdasarkan kamus istilah lingkungan

(1994) menyatakan bahwa sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau

tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan, pemakaian

barang rusak atau cacat dalam pembuatan manufaktur dan materi berlebihan atau

ditolak atau buangan. Sedangkan menurut istilah lingkungan untuk manajemen,

Encolink (1996) (dalam Rinrin Migristine, 2009, hlm. 2) menyebutkan sampah

adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas

manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.

Di kota Bandung sampah yang dihasilkan rata-rata setiap harinya adalah

sekitar 1.600 ton (www.nationalgeographic.co.id). Dari jumlah itu yang dapat

terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sekitar 1.200 ton dan sisanya

tidak terangkut, diolah oleh warga dan dibuang di tempat pembuangan sampah

liar. Selain hal tersebut juga tidak ditunjang dengan fasilitas dan prasarana

pengangkut yang memadai. Jumlah truk pengangkut sampah saat ini yang ada

berjumlah 120 unit, yang seharusnya diperlukan sekitar 140 unit untuk

menjangkau 160 TPS di seluruh Bandung. Sedangkan pengangkutan di TPS

rata-rata dapat dilakukan seminggu tiga kali. Sedangkan untuk sampah plastik yang

dihasilkan di kota Bandung yaitu berkisar 150 ton setiap harinya, hal ini

menunjukkan sekitar lebih kurang 20 persen dari total keseluruhan sampah untuk

setiap harinya (www.pikiran-rakyat.com).

Melihat hal tersebut tentunya diperlukan alternatif dalam mengurangi dan

mengolah sampah yang tentunya adalah melakukan proses pemberdayaan kepada

masyarakat agar nantinya tumbuh kesadaran dan pada akhirnya dapat mandiri

baik secara ekonomi maupun perilaku mereka. Salah satu solusi yang bisa

(15)

5

sampah untuk menjadi produk kerajinan, kompos, bioetanol dan alat rumah

tangga melalui keterampilan-keterampilan pengolahan sampah tersebut.

Pengolahan sampah ini di samping bermanfaat dalam membersihkan lingkungan,

juga memiliki nilai ekonomi yang dapat membantu pendapatan warga. Upaya

tersebut dapat menjadikan peluang usaha atau salah satu bentuk untuk

berwiraswasta untuk usaha kecil menengah. Pengolahan sampah ini dapat

dilakukan oleh siapa saja, termasuk oleh remaja, ibu-ibu, orang dewasa, pemuda

maupun orang tua.

Berbagai program pemberdayaan berkenaan dengan sampah yang dilakukan

sekarang ini salah satunya adalah melalui kegiatan penabungan sampah dan daur

ulang sampah yang dilakukan oleh Bank Sampah Wargi Manglayang Cibiru

Bandung, berbagai bentuk kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah

penabungan sampah, menjadikan sampah berupa kerajinan tangan atau bentuk

keterampilan lain yang bernilai ekonomi seperti tas dari plastik, dompet, karpet,

tempat tisue, dan lain-lain. Mengelola sampah pada dasarnya membutuhkan suatu

kreatifitas partisipatif aktif dari masyarakat, terutama dalam mengurangi jumlah

sampah, memilah jenis sampah hingga berupaya menjadikan sampah bermanfaat

baik itu berupa produk kerajinan atau jenis lain yang bernilai ekonomi.

Kegiatan pemberdayaan yang dilakukan diharapkan menjadi salah satu

bentuk solusi yang dapat diberikan kepada masyarakat sehingga nantinya

masyarakat bisa menjadi lebih mandiri dengan apa yang mereka dapatkan dari

hasil kegiatan tersebut. Tidak hanya menjadikan masyarakat mandiri dari segi

keterampilan dan kemampuan mengola sampah saja tetapi juga diharapkan

masyarakat akan sadar terhadap sampah, bagaimana agar tidak lagi membuang

sampah sembarangan, melakukan pemilahan, pengumpulan dan sampai mendaur

ulang kembali.

Bank Sampah yang menjadi salah satu lembaga yang bergerak dalam bidang

pemberdayaan sebagai salah satu wadah dalam melakukan pengolahan sampah,

baik itu sampah organik maupun anorganik dapat menjadi salah satu solusi dalam

membantu mengurangi volume sampah yaitu dengan melakukan kegiatan daur

ulang sampah plastik dan kegiatan menabung sampah. Dengan program yang

(16)

6

Shomedran, 2015

berbagai bentuk keterampilan dan kerajinan yang mempunyai nilai ekonomi dapat

membantu masyarakat. Sampah yang masih banyak berserakan tidak seharusnya

didiamkan saja, karena dengan kreatifitas dan keterampilan dapat menjadikan

sampah plastik tersebut menjadi uang atau daya jual kembali. Dengan kondisi

tersebut maka Bank Sampah Wargi Manglayang melakukan kegiatan

pemberdayaan partisipatif warga masyarakat sekitar atau nasabah. Kegiatan ini

memberikan pelatihan, penabungan sampah, keterampilan kepada masyarakat

bagaimana mengolah sampah menjadi produk-produk keterampilan yang bernilai

ekonomi seperti tas plastik, dompet, karpet, tempat tisue, tempat bunga, taplak

meja dan lain-lain serta melakukan kegiatan penyadaran masyarakat akan sampah.

Kegiatan pemberdayaan partisipatif yang dilakukan di Bank Sampah Wargi

Manglayang merupakan suatu usaha yang menjanjikan bagi penyelamatan

lingkungan, pengembangan masyarakat dan sekaligus dapat berdampak ekonomis

positif jika dilakukan dengan kreatif dan dengan manajemen yang baik. Kegiatan

ini tentunya juga harus dilakukan pendampingan yang baik agar nantinya dapat

berjalan terus dan bertahan sehingga masyarakat tidak menjadi ketergantungan

ketika program diberikan saja. Kegiatan pemberdayaan dengan daur ulang sampah

yang dilakukan di Bank Sampah Wargi Manglayang sudah dimulai sejak tahun

2008 lalu. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan melalui pendekatan pemberdayaan

partisipatif masyarakat. Melalui upaya pemberdayaan partisipatif, masyarakat

didorong agar memiliki kemampuan untuk memanfaatkan sumberdaya yang

dimilikinya secara optimal serta terlibat secara penuh dalam kegiatan pengelolaan

sampah dan pelestarian lingkungan. Kegiatan pemberdayaan di Bank Sampah

tersebut sudah lama berjalan dan tetap bisa bertahan meskipun kegiatannya tidak

di donasi oleh lembaga swasta ataupun pemerintah secara kontinu. Kegiatan yang

dilakukan pada mulanya adalah inisiasi masyarakat sendiri yang di pelopori oleh

beberapa warga sekitar misalkan saja bapak Rahmat, hal ini yang menarik adalah

kegiatan dapat bertahan cukup lama tanpa ada bantuan secara kontinu oleh para

donatur.

Pemberdayaan masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi tergantung

pada berbagai program pemberian (Charity). Karena pada dasarnya setiap apa

(17)

7

hlm. 20). Masyarakat memiliki peran penting dalam kegiatan tersebut, disamping

sebagai penghasil sampah tiap harinya masyarakat juga terlibat langsung dalam

kegiatan tersebut. Melalui pemberdayaan partisipatif, masyarakat diharapkan

dapat meningkatkan kemandirian ekonomi dan perilaku masyarakat serta

meningkatkan keterampilan dan kesadaran masyarakat sehingga kegiatan tersebut

dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan.

Faktor yang sangat mempengaruhi keberlangsungan suatu program

pemberdayaan masyarakat diantaranya adanya aspek strategis yang bersifat

partisipatif. Dalam arti yaitu adanya partisipasi masyarakat pada suatu kegiatan

pemberdayaan yang akan dilakukan. Pemberdayaan partisipasi ini lebih

mencerminkan kenyataan yang ada di lapangan sekaligus merupakan cara

melibatkan masyarakat untuk belajar bertanggung jawab dan ikut andil dalam

kegiatan. Hal ini bersifat sederhana, demokratis dan membangkitkan motivasi.

Metode tersebut memberikan kesempatan terhadap kelompok masyarakat dari

berbagai tingkat, departemen, atau sektor yang berbeda untuk bersama-sama

menyepakati situasi tertentu dalam ruang lingkup tertentu pula, yakni dalam

bidang pemberdayaan masyarakat.

Pengembangan kegiatan secara partisipatif adalah salah satu cara untuk

meningkatkan peran serta dari semua faktor yang terlibat untuk memikirkan dan

berkontribusi pada semua tahapan kegiatan pemberdayaan dan pembangunan

masyarakat. Hal ini bertujuan untuk bersama-sama mempelajari situasi dan

kondisi yang ada agar dapat berkaitan dengan program yang akan dilakukan serta

mencari solusi dari berbagai masalah yang ada di masyarakat.

Partisipatif masyarakat dalam pemberdayaan diantaranya mengacu pada

pendekatan yang menggunakan metode partisipatory dengan peran utama

perencana dan pelaksana program adalah masyarakat yang pada pelaksanaannya

dipandu oleh fasilitator dan inisiator suatu progam pemberdayaan. Berdasarkan

kondisi masyarakat yang digali melalui proses tersebut diharapkan muncul

temuan-temuan penting yang dapat dirumuskan sebagai pemetaan permasalahan

dan potensi yang dapat diwadahi oleh program pemberdayaan salah satunya oleh

komunitas Bank Sampah yang berperan aktif dalam kegiatan pemberdayaan dan

(18)

8

Shomedran, 2015

Dari hasil studi penjajakan, diketahui bahwa kegiatan pemberdayaan di

Bank Sampah Wargi Manglayang Palasari Cibiru Bandung merupakan salah satu

progam yang diselenggarakan dalam rangka untuk mengurangi volume sampah

dan memberdayakan masyarakat sekitar agar sadar akan sampah, menjadi mandiri

dan kegiatan tersebut sudah rutin dilakukan sebagai bentuk kegiatan

pemberdayaan bagi masyarakat sekitar. Program ini diikuti oleh masyarakat

sekitar yang yang merupakan anggota atau nasabah dari Bank Sampah tersebut,

yang telah menghasilkan berbagai bentuk keterampilan dari sampah seperti yang

telah disebutkan di atas dan juga program penabungan sampah. Bank Sampah

merupakan salah satu lembaga yang banyak bergerak dibidang pemberdayaan

masyarakat terutama memberikan pemberdayaan lingkungan dan pemberian

pengatahuan dan keterampilan khususnya yang berkenaan tentang sampah.

Melihat kondisi masyarakat sekitar yang kurang kemandirian dan kesadaran

terhadap sampah maka Bank Sampah Wargi Manglayang melakukan berbagai

kegiatan pemberdayaan masyarakat.

Dengan demikian kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan daur

ulang sampah yang sudah lama berjalan dengan konsep pemberdayaan partisipatif

masyarakat yang pada kenyataannya program tersebut dapat bertahan tanpa ada

bantuan secara kontinu oleh pihak donatur tetapi tetap memberikan kegiatan

pemberdayaan terutama berkaitan dengan sampah dan lingkungan menarik untuk

diteliti dan dikaji dikarenakan dalam perkembangannya merupakan sesuatu yang

tergolong baru dan sangat bermanfaat bagi masyarakat sehingga perlu mendapat

masukan sesuai dengan fungsi dan tugas pokoknya, serta masih sedikit

dilakukannya studi tentang pemberdayaan khususnya di Bank Sampah Wargi

Manglayang Cibiru Bandung. Atas dasar itu peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian berkenaan dengan “Studi Tentang Pemberdayaan Partisipatif dalam

Membangun Kemandirian Ekonomi dan Perilaku Warga Masyarakat” (Studi pada

Bank Sampah Wargi Manglayang RT 01/RW 06 Kelurahan Palasari Kecamatan

(19)

9

B. Identifikasi Masalah

Uraian pada latar belakang merupakan dasar dalam mengidentifikasi

permasalahan dalam penelitian ini. Secara lebih khusus,

permasalahan-permasalahan di atas diidentifikasi sebagai berikut:

1. Pemanfaatan dan pengolahan potensi sumber daya alam seperti halnya

sampah yang belum dioptimalkan sehingga perlunya pemberdayaan untuk

mencapai kemandirian warga.

2. Penerapan pemberdayaan partisipatif pada Bank Sampah dalam menciptakan

kemandirian ekonomi dan perilaku bagi warga sekitar yang masih perlu dikaji

dan diteliti.

3. Masih kurangnya keterampilan dan kesadaran masyarakat dalam melakukan

daur ulang sampah.

4. Bank Sampah Wargi Manglayang tetap bertahan dan menjalankan program

pemberdayaan meskipun tanpa adanya bantuan dari donatur secara kontinu.

5. Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang di lakukan Bank Sampah Wargi

Manglayang masih perlu dikaji dan diteliti.

C. Rumusan dan Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan

permasalahan secara umum dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah

Pemberdayaan Partisipatif dalam Membangun Kemandirian Ekonomi dan

Perilaku Warga Masyarakat (Studi pada Bank Sampah Wargi Manglayang RT 01/RW 06 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Bandung)?”. Untuk itu secara khusus rumusan masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi pemberdayaan partisipatif pada Bank Sampah

Wargi Manglayang?

2. Bagaimana capaian hasil pemberdayaan partisipatif dalam membangun

kemandirian ekonomi warga pada Bank Sampah Wargi Manglayang?

3. Bagaimana capaian hasil pemberdayaan partisipatif dalam membangun

kemandirian perilaku warga pada Bank Sampah Wargi Manglayang?

4. Bagaimana pendampingan yang dilakukan oleh pengelola terhadap kegiatan

(20)

10

Shomedran, 2015

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengamati, mengkaji,

menganalisis dan mendeskripsikan tentang pemberdayaan partisipatif pada Bank

Sampah Wargi Manglayang RT 01/RW 06 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

Bandung. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Implementasi pemberdayaan partisipatif pada Bank Sampah Wargi

Manglayang.

2. Capaian hasil pemberdayaan partisipatif dalam membangun kemandirian

ekonomi warga pada Bank Sampah Wargi Manglayang.

3. Capaian hasil pemberdayaan partisipatif dalam membangun kemandirian

perilaku warga pada Bank Sampah Wargi Manglayang.

4. Pendampingan yang dilakukan oleh pengelola terhadap kegiatan

pemberdayaan masyarakat pada Bank Sampah Wargi Manglayang.

E. Manfaat Penelitian

Temuan-temuan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

baik itu secara teoritis maupun praktis bagi berbagai pihak.

1. Manfaat Teoritis

a. Meningkatkan makna pemberdayaan terutama bagi masyarakat

b. Menambah bahan pengayaan berdasarkan studi lapangan untuk program

studi Pendidikan Luar Sekolah dan Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah

pada khususnya.

c. Menambah sumber pengetahun tentang pemberdayaan partisipatif pada

kegiatan pemberdayaan masyarakat, khususnya bagi penyelenggara,

praktisi Pendidikan Nonformal akademisi/perguruan tinggi, dan

lembaga-lembaga yang peduli terhadap pendidikan nonformal pada umumnya.

2. Manfaat Praktis

a. Mengembangkan sistem kerja internal dan pembinaan pengolahan

sampah dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat

sekitar Bank Sampah Wargi Manglayang Palasari Cibiru Kota Bandung.

b. Memberikan sumbangsih pemikiran bagi lembaga terkait khususnya

Bank Sampah dalam melakukan program-program pemberdayaan

(21)

11

c. Sebagai masukan dalam upaya pengembangan program Pendidikan Luar

Sekolah yang berhubungan dengan penyelenggaraan kegiatan

pemberdayaan masyarakat.

d. Sebagai masukan bagi Dinas terkait dan lembaga pendidikan nonformal

dalam melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat.

F. Struktur Organisasi Tesis

Sebagai upaya untuk memudahkan dalam pemahaman penelitian ini maka

penulisan tesis nantinya disusun dengan struktur sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan, yang meliputi latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah dan pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan struktur organisasi tesis.

BAB II: Kajian Pustaka, yang terdiri dari konsep yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti yakni mencakup: konsep pemberdayaan

masyarakat, konsep kemandirian, pemberdayaan masyarakat dalam

konteks PNF, konsep partisipatif, dan konsep Bank Sampah.

BAB III: Metode Penelitian, yang meliputi pendekatan dan metode penelitian, lokasi dan subyek penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data,

langkah-langkah pengumpulan data, teknik pengolahan dan anlisis data.

BAB IV: Temuan dan Pembahasan yaitu penjabaran dari deskripsi temuan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian menggunakan teori yang

relevan.

BAB V: Simpulan dan rekomendasi, yang merupakan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian, serta

saran-saran atau rekomendasi yang diberikan oleh peneliti yang

berkaitan dengan hasil temuan penelitian yang ditujukan kepada

pembuat kebijakan, pengguna hasil yang bersangkutan, peneliti

(22)

60 Shomedran, 2015

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan, menganalisis dan

mendeskripsikan data tentang pemberdayaan partisipatif pada kegiatan

pemberdayaan masyarakat di Bank Sampah Wargi Manglayang. Pendekatan

penelitian yang tepat digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif

dengan metode deskriptif kualitatif terhadap kasus atau fenomena kegiatan

tersebut. Studi kasus adalah penelitian tentang subyek penelitian yang berkenaan

dengan suatu fase atau khas dari keseluruhan personalitas. Hasil dari penelitian

kasus merupakan generalisasi dari pola-pola kasus yang tipikal dari individu,

kelompok, lembaga atau hal lainnya. Lebih lanjut Sugiyono (2011, hlm. 13)

mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah:

“Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpoitisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi”.

Berdasarkan dari pengertian dan ciri-ciri penelitian kualitatif menurut para

ahli, maka dapat dikatakan bahwa pendekatan kualitatif merupakan pendekatan

yang tepat digunakan dalam penelitian tentang strategi pemberdayaan partisipatif

dalam meningkatkan kemandirian warga di Bank Sampah Wargi Manglayang

Cibiru Bandung. Dalam penelitian ini, peneliti ikut berpartisipasi di lapangan,

mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, menafsirkan dan memberikan makna

serta melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen berdasarkan

temuan-temuan dilapangan secara obyektif, dan membuat laporan penelitian

secara detail.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada aspek pemberdayaan partisipatif yang

(23)

61

Manglayang. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada ketertarikan peneliti untuk

mengkaji secara mendalam mengenai implementasi pemberdayaan partisipatif,

hasil yang dicapai dalam membangun kemandirian ekonomi dan perilaku warga

masyarakat serta pendampingan yang dilakukan oleh pengelola terhadap program

pemberdayaan.

2. Subyek penelitian

Pada penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi Social

Situation atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen, yaitu: tempat (Place),

pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis dan

sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden akan tetapi

narasumber, partisipan, atau informan. Berdasarkan hal tersebut sangatlah jelas

bahwa yang menjadi sumber data atau subyek penelitian dalam penelitian ini

adalah pihak yang terlibat dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat pada Bank

Sampah Wargi Manglayang. Adapun yang menjadi subyek penelitian diantaranya

yaitu ketua Bank Sampah Wargi Manglayang, pengurus Bank Sampah Wargi

Manglayang, aparat setempat dan warga masyarakat/nasabah sebagai sasaran.

Pengambilan sumber data dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive. Teknik purposive adalah teknik pengambilan sumber data dengan

pertimbangan tertentu. Sumber data/subyek penelitian dapat memberikan data

sesuai dengan kebutuhan penelitian yaitu subyek penelitian yang dapat

mengemukakan, menjelaskan, menyatakan, mendemonstrasikan, dan

memperlihatkan berbagai kegiatan berkenaan dengan fokus penelitian dan

aspek-aspek yang ingin diungkapkan dalam penelitian ini terutama berkenaan dengan

gambaran implementasi pemberdayaan partisipatif, hasil yang dicapai dalam

membangun kemandirian ekonomi dan perilaku warga masyarakat, dan

pendampingan yang dilakukan.

Jumlah subyek penelitian tidak ditentukan secara ketat, akan tetapi

tergantung pada ketercapaian redundancy (ketuntasan dan kejenuhan data

ditambah subyek tidak memberikan informasi yang baru). Sehubungan dengan itu

maka tidak semua warga masyarakat dijadikan subyek penelitian, melainkan

dipilih secara purposive, yaitu hanya beberapa orang warga masyarakat yang

(24)

62

Shomedran, 2015

yang sangat menguasai situasi sosial yang diteliti (obyek) maka tidak perlu

tambahan banyak informan lagi. Jadi yang menjadi perhatian bagi peneliti

kualitatif adalah tuntasnya perolehan informasi dengan keragaman variasi yang

ada, bukan banyaknya informan.

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen utama atau alat

penelitian adalah peneliti sendiri. Peneliti sebagai human instrument, berfungsi

menentukan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan

pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan

membuat kesimpulan atas temuan penelitian. Setalah kemudian fokus penelitian

sudah menjadi jelas maka kemungkinan dikembangkan instrumen penelitian

sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan

data yang telah ditemukan melalui berbagai teknik pengumpulan data.

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu

sesuai dengan kebutuhan dalam pengumpulan data, adapun teknik yang

dipergunakan yaitu; pengamatan (observation), wawancara (Interview) dan studi

dokumentasi yang pelaksanaanya akan diuraikan sebagai berikut:

1. Pengamatan (Observation)

Observasi merupakan dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya

dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang

diperoleh melalui observasi. Pengamatan (observasi) adalah upaya aktif peneliti

mengumpulkan data dengan berbuat sesuatu, memilih apa yang diamati dan

terlibat secara aktif di dalamnya. Observasi yang dilakukan peneliti untuk melihat

secara alamiah kegiatan yang dilakukan oleh subyek penelitian. Pada saat

observasi, peneliti memberikan kenyamanan kepada subyek penelitian untuk

melakukan kegiatannya seperti biasa, sementara peneliti mengamati secara cermat

berbagai sikap, perilaku, tanggapan dari subyek penelitian selama dan setelah

mengikuti kegiatan.

Dalam penelitian ini observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengamati dan

mencatat tentang kejadian yang berlangsung sesuai dengan fokus permasalahan

yang diteliti yaitu; 1) gambaran implementasi pemberdayaan partisipatif; 2) hasil

(25)

63

ekonomi warga; 3) hasil yang dicapai dari pemberdayaan partisipatif dalam

membangun kemandirian ekonomi warga: dan 4) pendampingan yang dilakukan

oleh pengelola terhadap kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan.

2. Wawancara (interview)

Wawancara merupakan cara yang penting untuk memeriksa keakuratan data

hasil observasi. Wawancara dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi

yang tidak mungkin diperoleh lewat observasi. Tujuan mewawancarai seseorang

adalah untuk mengetahui apa yang ada dipikiran mereka, apa yang mereka

pikirkan, atau bagaimana perasaan mereka tentang sesuatu hal, dikarenakan

hal-hal tersebut tidak dapat diobservasi.

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan langsung kepada sumber

informan yaitu ketua, pengurus/pengelola Bank Sampah, dan warga masyarakat

yang terlibat dalam program ini. Adapun data yang digali melalui wawancara

meliputi: 1) gambaran implementasi pemberdayaan partisipatif; 2) capaian hasil

pemberdayaan partisipatif dalam membangun kemandirian ekonomi warga; 3)

capaian hasil pemberdayaan partisipatif dalam membangun kemandirian perilaku

warga; dan 4) pendampingan yang dilakukan oleh pengelola terhadap kegiatan

pemberdayaan.

3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni yang dapat berupa gambar,

patung, film dan lain-lain. Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari

penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

Studi dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh

gambaran tentang kegiatan program pemberdayaan masyarakat dengan strategi

pemberdayaan partisipatif di Bank Sampah Wargi Manglayang, data-data yang

dikumpulkan mengenai: 1) Profil kegitan pemberdayaan; 2) Semua aspek

kegiatan pemberdayaan; dan 3) Profil lembaga Bank Sampah Wargi Manglayang;

4) Foto-foto kegiatan, dan 5) hal-hal yang dianggap relevan untuk menunjang

(26)

64

Shomedran, 2015

D. Langkah-langkah Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap kegiatan, yaitu: tahap

persiapan, tahap pelaksanaan, tahap kredibilitas penelitian dan tahap pelaporan.

Keempat tahapan tersebut akan diuraikan di bawah:

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas dan

lengkap mengenai masalah yang akan diteliti. Tahap persiapan diawali dengan

penjajakan lapangan untuk menentukan permasalahan atau fokus penelitian.

Tahap persiapan ini secara rinci meliputi pemilihan topik penelitian, mengkaji

literatur yang relevan, observasi lapangan yang berkaitan dengan topik,

penyusunan proposal dan perizinan.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini peneliti mengumpulkan data sesuai dengan

fokus dan tujuan penelitian. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi,

wawancara dan studi dokumentasi. Berkaitan dengan pengumpulan data ini,

peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan yaitu: pedoman wawancara,

pedoman observasi dan dokumentasi, kamera, dan perekam. Peneliti mengamati

dan mengikuti secara aktif kegiatan yang dilakukan dan mencatat serta

mendokumentasikan semua aspek yang berhubungan dengan kegiatan tersebut.

Kemudian peneliti melakukan wawancara langsung kepada subyek penelitian.

Studi dokumentasi dilakukan peneliti melalui dokumen yang dimiliki,

meliputi: profil Bank Sampah Wargi Manglayang, profil penyelenggara, profil

kelompok atau peserta kegiatan, administrasi kegiatan, administrasi

penyelenggara kegiatan dan foto-foto yang dimiliki oleh penyelenggara yang

berkaitan dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat tersebut. Penelitian ini

dilakukan oleh peneliti dengan terlibat secara aktif dalam semua kegiatan yang

dilakukan warga masyarakat pada kegiatan pemberdayaan.

Setelah data yang dibutuhkan peneliti terkumpul, maka langkah selanjutnya

adalah kegiatan pengolahan data hasil penelitian, seperti kita ketahui bahwa

analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sebelum, selama dan setelah

(27)

65

sesuai dengan kajian penelitian ini yaitu mendeskripsikan gambaran implementasi

startegi pemberdayaan partisipatif, hasil yang dicapai, pendampingan yang

dilakukan dan dampak strategi pemberdayaan partisipatif dalam meningkatkan

kemandirian ekonomi dan prilaku warga di Bank Sampah Wargi Manglayang.

Selanjutnya data hasil pengumpulan dari lapangan dikaji secara mendalam

menggunakan teori-teori dan konsep dari beberapa ahli yang dikemukakan pada

kajian teori untuk kemudian disimpulkan dan diberikan rekomendasi pada

pihak-pihak terkait untuk lebih efektif dan efisennya kegiatan pemberdayaan masyarakat

melalui kegiatan daur ulang sampah di Bank Sampah Wargi Manglayang.

3. Tahap Kredibilitas Penelitian

Data yang diperoleh dan dikumpulkan selama penelitian berlangsung,

sebelum dianalisis maka peneliti akan menguji kredibilitas datanya telebih dahulu,

adapun kegiatan-kegitan yang dilakukan oleh peneliti untuk menguji kredibilitas

data yaitu meliputi:

a. Member Check

Kegiatan ini merupakan tahap seleksi dan penafsiran data. Setiap data yang

diperoleh selalu dicek ulang dan diteliti kembali kepada sumber aslinya, yaitu

sumber penelitian. Selanjutnya data yang sudah dicek, akan dilolah dan

ditafsirkan. Kegiatan ini dilakukan selama penelitian berlangsung sampai

penelitian dianggap selesai.

b. Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang

telah ada. Triangulasi digunakan untuk menguji kredibilitas data, yaitu mengecek

kredibilitas data dengan berbagai teknik dengan pengumpulan data dan berbagai

sumber data (Sugiyono, 2010, hlm. 330).

Teknik triangulasi berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.

Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan

data dan triangulasi waktu. Peneliti menggunakan observasi partisipatif,

wawancara mendalam dan dokumentasi untuk sumber data yang secara serempak.

(28)

berbeda-66

Shomedran, 2015

beda dengan teknik yang sama. Triangulasi dalam penelitian ini dilakukan

langsung pada tim pakar dari Bank Sampah Wargi Manglayang dan Ketua RW

selaku penanggung jawab pada kepengurusan kegiatan Bank Sampah Wargi

Manglayang dan pihak masyarakat sekitar terkait dengan program pemberdayaan

di Bank Sampah Wargi Manglayang.

c. Kerahasiaan

Kegiatan ini dilakukan untuk menjamin kerahasiaan semua informasi yang

diberikan oleh subyek penelitian, diupayakan hanya diketahui oleh peneliti. Data

atau informasi yang diberikan oleh sorang informan tidak diperlihatkan kepada

informan lainnya. Kerahasiaan yang dimaksud dalam penelitian ini lebih bersifat

pribadi, artinya hal-hal yang menyangkut masalah-masalah pribadi informan yang

terungkap dalam penelitian ini hanya akan diketahui oleh peneliti saja.

d. Tahap Pelaporan

Tahap ini merupakan tahap akhir dalam penulisan tesis, sebelum tesis ini

dapat dijadikan rujukan bagi penelitian berikutnya, maka terlebih dahulu draft

tesis ini dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Masukan-masukan dan saran

perbaikan dari dosen pembimbing sangat bermanfaat untuk menyempurnakan

draft tesis. Setelah draft tesis dirasakan oleh dosen pembimbing layak untuk

mengikuti ujian, maka peneliti diperbolehkan untuk mengikuti ujian tahap satu

dan seterusnya tahap dua, setelah dinyatakan lulus maka tesis ini pun akan

dipublikasikan dalam jurnal dan dijadikan acuan bagi peneliti selanjutnya yang

memiliki topik serupa.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan

data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.

Pada saat wawancara peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang

diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum

memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap

tertentu diperoleh data yang dianggap kredibel dan cukup.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki

lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Analisis dalam

(29)

67

terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.

Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di

lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Analisis data penelitian kualitatif

menyangkut analisis di lapangan maupun setelah data terkumpul serta interpretasi

dari fenomena yang ada. Analisis data berkaitan erat dengan satuan dan

kategorisasi yang analog dengan variabel dalam penelitian kualitatif. Dari hasil

analisis ini kemudian dikembangkan generalisasi dari penelitian yaitu mengangkat

fenomena yang terorganisir menjadi suatu kebulatan hasil penelitian kualitatif.

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah model analisis dari

Miles dan Huberman (1984) (dalam Sugiyono, 2010, hlm. 337). Aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus

menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh (meskipun ditambah

sumber data lagi tidak akan memberikan informasi yang baru). Aktivitas yang

dilakukan dalam analisis data yaitu:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti mengambil bagian pokok atau inti sari dari data yang

diperoleh. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberi gambaran

yang lebih jelas, mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya

bila diperlukan. Dengan demikian hal ini memudahkan peneliti dalam

menentukan data apa saja yang harus dikumpulkan.

2. Penyajian Data (Data Desplay)

Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data.

Dengan penyajian data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang

terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami

serta mampu menggambarkan keseluruhan atau bagian-bagian. Menyajikan data

yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah bersifat naratif. Ini

dimaksudkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang dipahami.

3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verification)

Langkah ketiga dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dan

verfikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan bersifat sementara, dan masih

(30)

68

Shomedran, 2015

berlangsung dan berubah bila tidak ditemui bukti-bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Adapun langkah-langkah

analisis data dalam penelitian ini ditunjukkan pada gambar 3.1 di bawah ini:

Gambar: 3.1 Komponen dalam analisis data (Flow Model)

F. Definisi Operasional

Tujuan disusunnya defenisi operasional dalam penelitian ini adalah untuk

membatasi pengertian beberapa istilah yang digunakan oleh peneliti sehingga

tidak terjadi perbedaan penafsiran antara peneliti dengan pembaca dalam

mengartikan istilah-istilah dalam penelitian ini. Adapun istilah-istilah yang perlu

dijelaskan adalah sebagai berikut:

1. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat dalam arti luas merupakan suatu strategi

tindakan untuk memfasilitasi dan mendorong masyarakat agar mampu

menempatkan diri secara proporsional agar secara perorangan atau kelompok

masyarakat menjadi mandiri. Pemberdayaan itu sendiri berarti menyiapkan

kepada masyarakat sumber daya, kesempatan, pengetahuan dan keahlian untuk

meningkatkan kapasitas mereka dalam menentukan masa depan mereka serta

berpartisipasi dan mempengaruhi dalam kehidupan komunitas mereka (Ife, 1995,

hlm. 155). Selanjutnya Ife mengemukakan bahwa memberdayakan masyarakat Periode Pe gu pula

Reduksi data

Display data

Kesimpulan

/verifikasi

Setelah

Setelah

Setelah Sela a

Sela a

Sela a A tisipasi

(31)

69

mengandung makna mengembangkan, memandirikan, menswadayakan dan

memperkuat posisi tawar masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan-kekuatan

mereka disegala bidang.

Selanjutnya Ginanjar Kartasasmita (1995, hlm. 18) menyebutkan bahwa

pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat

lapisan masyarakat kita yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk

melepaskan diri dari perangkat kemiskinan dan keterbelakangan, dengan kata lain

memberdayakan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kegiatan pemberdayaan yang dilakukan pada Bank Sampah Wargi Manglayang

dengan kegiatan yang menjadi program pemberdayaan yang telah dilakukan.

Kegiatan tersebut tentunya berkaitan dengan persampahan yaitu melakukan

pemberdayaan melalui daur ulang sampah dan penabungan sampah, yang

nantinya diharapkan masyarakat dapat berdaya dan sadar akan sampah.

2. Partisipatif

Asngari (2001, hlm. 29) menyatakan bahwa penggalangan partisipasi itu

dilandasi adanya pengertian bersama dan pengertian tersebut adalah karena

diantara orang-orang itu saling berkomunikasi dan berinteraksi sesamanya.

Selanjutnya Slamet (2003, hlm. 8) menyatakan bahwa partisipasi masyarakat

dalam pemberdayaan dan pembangunan adalah sebagai ikut sertanya masyarakat

alam pemberdayaan dan pembangunan, ikut dalam kegiatan-kegiatan

pemberdayaan, dan ikut serta dalam memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil dari

pemberdayaan dan pembangunan itu sendiri. Partisipasi yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah partisipasi masyarakat, keikutsertaan, keterlibatan

masyarakat sekitar Bank Sampah Wargi Manglayang dalam kegiatan

pemberdayaan yang dilakukan.

3. Pemberdayaan Partisipatif

Pemberdayaan Partisipasi merupakan komponen penting dalam

pembangkitan kemandirian dan proses pemberdayaan (Craig dan may, 1995

dalam Hikmat, 2004: 67). Lebih lanjut Hikmat (2004: 69) menjelaskan

(32)

70

Shomedran, 2015

rangka meningkatkan ekonomi, sosial dan transformasi budaya. Proses ini pada

akhirnya akan dapat menciptakan pembangunan yang berpusat pada rakyat.

Kamil (2009, 202) menjelaskan partisiapasi masyarakat dalam

pemberdayaan merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam kegiatan

pemberdayaan dan nonformal. Dimana partisipasi tersebut dapat ditunjukkan dari

berbagai bentuk seperti partispasi tenaga, pikiran, juga partisipasi dalam bentuk

materi. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pemberdayaan partisipatif

yaitu sebuah proses kegiatan pemberdayaan yang menjalakankan strategi

partisipatif sehingga pada kenyataannya warga masyrakat dijadikan subyek dari

pemberdayaan yang dilakukan pada Bank Sampah Wargi Manglayang.

4. Kemandirian Ekonomi

Avilliani (2012, hlm. 6) kemandirian ekonomi diartikan sebagai bangsa,

masyarakat ataupun keluarga yang memiliki ketahanan ekonomi terhadap

berbagai macam krisis dan tidak tergantung pada pihak luar. Maksud lain dari

kemandirian dalam bidang ekonomi ini adalah masyarakat umum dapat

memproduksi untuk memenuhi kebutuhan pribadi dalam batas mensejahterakan

diri dan tidak membutuhkan dan bergantung pada orang lain dalam menjalankan

persoalan ekonomi.

Kemandirian ekonomi yang dimaksud pada penelitian ini adalah

kemandirian warga masyarakat di sekitar Bank Sampah Wargi Manglayang pada

aspek kemandirian ekonomi yang ditandai dengan adanya tambahan pendapatan

dari kegiatan pengolahan sampah.

5. Kemandirian Perilaku

Kemandirian perilaku merupakan kemampuan individu dalam menentukan

pilihan atau keputusan untuk mengelola dirinya, Stienberg (1993, hlm. 292). Ada

tiga karakteristik individu yang memiliki kemandirian perilaku, yaitu mampu

mengambil keputusan, tidak terpengaruh oleh pihak lain dan memiliki rasa

percaya diri (self-reliance). Sedangkan aspek kemandirian perilaku yang

dimaksud pada penelitian ini adalah perubahan perilaku warga ditandai dengan

perubahan sikap dan perilaku warga masyarakat yang sudah sadar akan sampah

dan bagaimana memanfaatkan sampah.

(33)

71

Definisi Bank Sampah menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI

Nomor 13 Tahun 2012 adalah tempat pemilahan dan pengumpulan sampah yang

dapat didaur ulang dan/atau diguna ulang yang memiliki nilai ekonomi. Dengan

kata lain Bank Sampah sebagai upaya memaksimalkan nilai sampah dengan

tujuan menciptakan lingkungan yang sehat, bersih, hijau dan asri, mengurangi

sampah ke TPA, mengubah perilaku masyarakat, mendidik masyarakat peduli

lingkungan dan berorganisasi, meningkatkan kreatifitas, dan memberikan

keuntungan bagi penghasil sampah.

7. Implementasi

Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana

yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Sebagaimana yang diungkapkan

oleh Usman (2002, hlm. 70) yang menjelaskan bahwa implementasi adalah

bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem,

implementasi bukan sekedar aktivitas tetapi suatu kegiatan yang terencana dan

untuk mencapai tujuan kegiatan.

Implementasi yang dimaksud adalah segala aktivitas yang berkenaan

dengan penyelenggaraan kegiatan terutama yang menyangkut dengan proses

pelaksaanaan kegiatan yang menyangkut aspek keterlaksanaan. Sedangkan

implementasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala aspek aktivitas

kegiatan yang berkenaan dengan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan pada

Bank Sampah Wargi Manglayang yang menyangkut aspek kegiatan pengolahan

dan penabungan sampah.

8. Hasil

Adapun yang dimaksud dengan hasil dalam penelitian ini adalah sesuatu

yang dihasilkan dari kegiatan pemberdayaan partisipatif yang dapat memberikan

manfaat bagi masyarakat untuk menjadi mandiri. Masyarakat mempunyai

keterampilan, sikap dan kemampuan dalam melakukan pengolahan sampah, yang

mencakup kemandirian pada aspek ekonomi dan perilaku warga terhadap sampah.

Dengan kemandirian sebagai hasil yaitu kemandirian ekonomi dan perilaku

sebagai bentuk capaian hasil dari kegiatan pemberdayaan yang dilakukan pada

Bank Sampah Wargi Manglayang.

(34)

72

Shomedran, 2015

Pendampingan merupakan upaya terus menerus dan sistematis dalam

mendampingi (memfasilitasi) individu, kelompok maupun komunitas dalam

mengatasi permasalahan dan menyesuaikan diri dengan kesulitan hidup yang

dialami sehingga mereka dapat mengatasi permasalahan tersebut dan mencapai

perubahan hidup ke arah yang lebih baik. Pendampingan merupakan proses

interaksi timbal balik antara individu/kelompok yang mendampingi dan yang

didampingi yang bertujuan untuk memotivasi dan mengorganisir individu atau

kelompok dalam mengembangkan sumber daya dan potensi yang didampingi dan

tidak menimbulkan ketergantungan terhadap orang yang mendampingi, Suharto

(2005, hlm. 93).

Sedangkan yang dimaksud dengan pendampingan pada penelitian ini adalah

kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh pengelola terhadap kegiatan

pemberdayaan yang dilakukan di Bank Sampah Wargi Manglayang RT 01/RW 16

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Bandung, agar tetap bertahan dan berjalan

sesuai dengan rencana sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pendampingan yang dimaksud bisa berupa individu, kelompok maupun

(35)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dikemukakan pada

Bab IV, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Implementasi Pemberdayaan Partisipatif pada Bank Sampah Wargi Manglayang

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa implementasi pemberdayaan

partisipatif sudah berjalan dengan efektif, hal ini ditandai dengan adanya

keterlibatan dan partisipasi masyarakat, ikut merencanakan, merumuskan dan

menjalankan program kegiatan serta adanya rasa memiliki dan ikutsertanya

masyarakat sebagai pengelola. Pada aspek partsipasi masyarakat ditunjukkan

bahwa kalau warga sekitar ada yang aktif dan ada yang belum aktif dalam

ikutserta pada kegiatan, hal ini dikarenakan berbagai faktor yang dialami oleh

warga baik itu dari internal ataupun eksternal. Begitu juga dengan halnya kegiatan

perencanaan, perumusan dan menjalankan program, warga dapat dilihat bahwa

ada yang aktif dan ada yang tidak. Adanya rasa memiliki, warga masyarakat juga

sudah melakukannya meskipun terdapat beberapa kendala yang dialami oleh

warga. Secara umum dapat dilihat bahwa implementasi pemberdayaan partisipatif

yang dijalankan sudah terlihat bagus dan dapat dirasakan oleh warga sekitar.

Kesempatan yang diberikan kepada warga masyarakat untuk berpartisipasi pada

kegiatan pemberayaan mengenai daur ulang dan pengolahan sampah, sudah

terlaksana dengan baik sehingga membuat masyarakat ingin ikutserta pada

aktivitas kegiatan pemberdayaan yang dilaksanakan.

2. Capaian Hasil Pemberdayaan Partisipatif dalam Membangun Kemandirian Ekonomi Warga Masyarakat pada Bank Sampah Wargi Manglayang

Capaian hasil pemberdayaan partisipatif dalam membangun kemandirian

ekonomi warga masyarakat, memang belum sepenuhnya signifikan dirasakan oleh

warga. Dalam hal ini terdapat sebagian warga masyarakat yang menekuni

(36)

137

Shomedran, 2015

pendapatan dan penghasilan. Perubahan dalam kemandirian ekonomi ini yang

pertama dilihat dari peningkatan pendapatan, secara umum warga sekitar

memperoleh pendapatan tambahan dari kegiatan menabung sampah, dan ada juga

sebagian warga yang memperoleh tambahan pendapatan hasil penjualan dari

pembuatan kerajinan pengolahan sampah. Peningkatan pendapatan dari sampah

ini memang bukanlah pendapatan utama tetapi juga penting bagi mereka sebagai

masukan tambahan. Dari aspek memiliki usaha dari pengolahan sampah belum

cukup optimal dirasakan oleh warga, karena hal ini hanya beberapa warga yang

telah menekuni kegiatan pembuatan kerajinan dari pengolahan sampah, hal ini

memang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Di sisi lain kemandirian ekonomi

warga masyarakat ditandai dengan memiliki buku tabungan sampah sudah

optimal dirasakan oleh masyarakat sekitar, karena hampir semua warga sudah

menyetorkan sampah rumah tangga ke Bank Sampah Wargi Manglayang.

3. Capaian Hasil Pemberdayaan Partisipatif dalam Membangun Kemandirian Perilaku Warga Masyarakat pada Bank Sampah Wargi Manglayang

Capaian hasil pemberdayaan partisipatif dalam membangun kemandirian

perilaku warga masyarakat sudah dirasakan oleh warga masyarakat sekitar terkait

pemberdayaan masyarakat yang dilakukan berkaitan dengan pengolahan dan daur

ulang sampah. Dengan kesempatan yang dimiliki oleh warga untuk berpartisipasi

pada kegiatan pemberdayaan tersebut, dari sanalah kemudian warga memperoleh

pengetahuannya tentang sampah. Kemandirian perilaku warga masyarakat terlihat

dari warga yang sudah memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan dan

kenyamanan lingkungan. Warga juga sudah berpartisipasi pada kegiatan sosial

dan pembangunan serta warga sudah peduli dengan sampah dan tidak

membuangnya sembarangan. Dengan adanya pemberdayaan partisipatif tersebut

sekarang masyarakat sekitar semakin mandiri dalam menyikapi masalah sampah

di lingkungan mereka. Warga sudah melakukan pemilahan sampah, menyetorkan

sampah, mengolah sampah dengan benar, membuat kerajinan dari mengolah

sampah, dan memanfaatkan kembali sampah serta tidak membuangnya

sembarangan. Kondisi tersebut menunjukkan terjadinya perubahan perilaku warga

(37)

138

4. Pendampingan yang Dilakukan Oleh Pengelola terhadap Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di Bank Sampah Wargi Manglayang

Kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh pengelola pada kegiatan

pemberdayaan masyarakat dengan pemberdayaan partisipatif sudah berjalan

dengan baik, dengan kegiatan pendampingan yang dilakukan meliputi kegiatan

fasilitasi, penguatan, perlindungan dan pendukungan. Pendampingan yang

dilakukan oleh pengelola juga pengurus kepada warga masyarakat sekitar

terhadap kegiatan pemberdayaan yang dilakukan sudah dapat dirasakan oleh

warga sekitar. Kegiatan fasilitasi yang dilakukan yaitu dengan melakukan

koordinasi, pembimbingan, juga memberikan fasilitas kepada warga sekitar terkait

penanganan sampah seperti melakukan penjemputan sampah ke rumah penduduk.

Kegiatan penguatan yang dilakukan pengelola adalah memberikan informasi,

memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah sampah melalui

pelatihan dan penyuluhan, juga memberikan gagasan dan bertukar pengalaman

kepada warga sekitar. Perlindungan yang dilakukan pengelola adalah selalu

menjalin hubungan dengan masyarakat, membangun jaringan yang dilakukan

dengan kerjasama melalui Sekolah Dasar di sekitar, pengepul, pencercah dan

Fakultas Kehutanan Industri Pertanian Universitas Padjajaran Bandung.

Pendukungan yang dilakukan oleh pengelola yaitu dengan menjalankan

tugas-tugas teknis, menjalin relasi juga mengatur pendanaan.

B. Rekomendasi

Rekomendasi yang dapat dijadikan pertimbangan atau masukan dari hasil

penelitian pemberdayaan partisipatif adalah sebagai berikut:

1. Diharapkan dapat mengoptimalkan semua elemen masyarakat yang ada dan

harus memiliki persamaan persepsi dan berpartisipasi serta ikut andil dalam

semua aspek kegiatan pemberdayaan yang dilakukan, mulai dari perencanaan

sampai pada penikmatan hasil serta evaluasi, agar implementasi

pemberdayaan tersebut berjalan dengan baik.

2. Diharapkan pengelola dapat terus melakukan kegiatan pemberdayaan, baik

berkaitan dengan pengolahan sampah ataupun bentuk lain. Sehingga kegiatan

Gambar

Gambar: 3.1 Komponen dalam analisis data (Flow Model)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang didapatkan adalah 8 jumlah pixel dari setiap segmen dari citra latih akan dimasukan ke basis data, untuk selanjutnya dijadikan sebagai acuan dalam proses pencocokan

Siklus II dilakukan sama seperti siklus I, yaitu data perkembangan kemampuan mengenal bilangan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, menghitung modus

Jika anda mempunyai Hobi extreme disini tersedia fasilitas outbound yang sangat komplit diantaranya Rafting , Paint ball , Flying fox , tidak sedikit

Maksud dan tujuan kegiatan ini adalah perubahan mind set dan culture set birokrasi pemerintah daerah Kegiatan ini dilaksanakan dengan memfasilitasi terlaksananya reformasi

Pada pemetaan terlihat bahwa DKI Jakarta merupakan provinsi dengan kondisi yang terbaik dengan persentase kemiskinan yang rendah, serta hanya satu determinan yang

Pengujian hipotesis yang pertama adalah uji kesamaan dua rata-rata yang bertujuan untuk menentukan ada tidaknya perbedaan rata-rata penguasaan konsep ikatan

Kampanye sosial ini akan memberikan edukasi kepada orangtua untuk lebih awas dengan tayangan yang ditonton anaknya dengan cara membawakan materi yang akan

Berpijak dari perbedaan hasil penelitian terdahulu, dalam penelitian ini akan dilakukanna pembukian melalui kegiatan penelitian yang berjudul “ Perbedaan Penggunaan