PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SANDAL PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR”
LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Departemen Pendidikan Khusus
Oleh :
Denny Ardiansyah Surahman 0800905
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Pelaksanaan Keterampilan Membuat Sandal Pada
Siswa Tunagrahita Ringan Tingkat SMALB di SLB BC
YP
Al
–
Azhar Leuwi u di g Kabupate Majale gka
Oleh
Denny Ardiansyah Surahman
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Denny Ardiansyah Surahman 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
DENNY ARDIANSYAH SURAHMAN (0800905)
PELAKSANAA KETERAMPILAN MEMBUAT SANDAL PADA SISWA
TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR”
LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Pembimbing I
Drs. H M. Umar Djani Martasuta, M. Pd NIP: 195202151983011001
Pembimbing II
Drs. Nandi Warnandi, M . Pd NIP: 195905251984031 001
Mengetahui,
KetuaDepartemenPendidikanKhusus FakultasIlmuPendidikan UniversitasPendidikan Indonesia
Denny Ardiansyah Surahman, 2015
PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN
TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SANDAL PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –
AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA
Salah satu lembaga pendidikan yang memberikan layanan bagi anak berkebutuhan khusus adalah Sekolah Luar Biasa (SLB).SLB bagian C merupakan lembaga formal bagi anak tunagrahita, mereka diberikan layanan khusus sesuai dengan kebutuhannya. SLB-C ini tidak hanya memberikan layanan dibidang akademik yang meliputi kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Anak tunagrahita juga diberikan layanan tentang berbagai keterampilan, seperti keterampilan merawat diri, keterampilan vokasional dan masih banyak keterampilan lainnya.Pemberian keterampilan vokasional dapat membantu dalam meningkatkan kreativitas dan juga mengasah kemampuan inteligen melalui pengalamannya.Pelaksanaan keterampilan bagi anak tunagrahita bertujuan agar mampu mandiri secara ekonomi dan juga dapat membantu kehidupan dirinya sendiri.Banyak jenis keterampilan yang dapat diberikan pada anak tunagrahita di Sekolah Luar Biasa, namun peneliti memilih keterampilan membuat sandal yang akan diterapkan pada anak tunagrahita ringan tingkat SMALB di SLB BC YP Al-AzharLeuwimunding.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti mengamati langsung pelaksanaan keterampilan menbuat sandal dan menyajikan data yang bersifat deskriptif serta menganalisis data yang diperoleh dilapangan. Adapun data-data yang diperoleh yaitu dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
Hasil yang di dapat dari penelitian ini yaitu kemampuan siswa tunagrahita ringan yang beragam dalam pelaksanaan keterampilan membuat sandal. Walaupun memiliki karakteristik sebagai tunagrahita ringan, tetapi produk sandal yang dihasilkan oleh siswa tersebut tidaklah sama.
Kurangnya perencanaan pelaksanaan keterampilan membuat sandal, tidak adanya asesmen secara tertulis dan program keterampilan membuat sandal. Dalam kemampuan membuat sandal, siswa masih kebingungan ketika harus melakukan langkah-langkah membuat sandal secara berurutan. Berdasarkan hasil temuan di lapangan dapat dikemukakan rekomendasi bagi pihak terkait, yaitu bagi sekolah diharapkan dapat lebih meningkatkan kualitas sarana dan prasarana agar pelaksanaan keterampilan membuat sandal ini dapat berjalan secara optimal. Serta bagi pihak guru diharapkan membuat rancangan pelaksanaan keterampilan membuat sandal agar program keterampilan m,embuat sandal dapat berjalan secara optimal.
Denny Ardiansyah Surahman, 2015
PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN
TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTACK
MAKING SKILLS OF SANDALS FOR STUDENT WITH MILD MENTAL RETARDATION IN SMALB LEVEL IN SLB BC YP AL-AZHAR
LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA
One of the educational institutions that provide services for children with special needs is Special School (SLB). SLB section C is a formal institution for children with mental retardation, they are given special services according to their needs. SLB-C is not only providing academic field that includes the ability to read, write and count. Retarded child also provided services on a variety of skills, such as self-care skills, vocational skills and many other skills. The provision of vocational skills can help in improving creativity and also hone intelligence through experience. Implementation skills for children with mental retardation aims to be able to become economically independent and can also help life itself. implementation skills make sandals and present descriptive data and analyze the data obtained in the field. The data obtained using the techniques of observation, interviews and documentation
The results obtained from this study is the ability of a diverse student mild mental retardation in the implementation of skills to make sandals. Although characterized as mild mental retardation, but the products produced by students sandals are not the same.
Based on our research findings can be put forward recommendations to the parties involved, namely the school is expected to further improve the quality of facilities and infrastructure for the implementation of skills makes these sandals may be optimized. As well as for the teacher is expected to make the design of an order-making skills program may be optimized
Denny Ardiansyah Surahman, 2015
PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT
SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Fokus Masalah ... 5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5
BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Tunagrahita... 7
B. Tunagrahita Ringan ... 12
C. Karakteristik Tunagrahita Ringan ... 13
D. Masalah Tunagrahita Ringan... 14
E. Keterampilan ... 15
F. Keterampilan Membuat Sandal... 16
G. Keterampilan Membuat Sandal Bagi Siswa Tunagrahita... 17
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 19
B. Tempat Penelitian ... 19
C. Instrumen Penelitian ... 19
D. Teknik Pengumpulan Data ... 21
E. Pengujian Keabsahan Data ... 23
Denny Ardiansyah Surahman, 2015
PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT
SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian... 26
B. Pembahasan ... 40
BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ... 46
B. Rekomendasi ... 47
DAFTAR PUSTAKA... 49
Denny Ardiansyah Surahman, 2015
PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan pondasi yang sangat penting bagi pembentukan
karakter seseorang. Setiap orang di dunia ini berhak untuk mendapatkan
layanan pendidikan yang layak. Pendidikan juga merupakan faktor strategis
dalam menunjang keberhasilan pembangunan suatu bangsa. Selain itu
pendidikan lahir berdasarkan produk budaya masyarakat dan bangsa yang
senantiasa berkembang untuk mencari bentuk yang paling sesuai dengan
perubahan masyarakat pada setiap bangsa yang selaras dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi di negara tersebut.
Makna pendidikan, menurut Pasaribu (Amin, 1995 : 1) tidak terlepas
dari situasi dan kondisi konkret dalam masyarakat, karena pendidikan selalu
mempunyai watak yang dicerminkan oleh keadaaan dan sifat masyarakatnya.
Oleh karena keadaan dan sifat setiap masyarakatnya itu tidak sama, maka tidak
mungkin ada pendidikan yang sepenuhnya bersifat universal. Hal ini selaras
dengan konsep pendidikan yang dikemukakan oleh Langeveld (Amin, 1:1995)
yang menyatakan bahwa pendidikan sebagai bimbingan kepada anak untuk
mencapai kedewasaannya, yang kelak anak itu mampu berdiri sendiri dalam
arti dapat menampilkan individualitasnya, kemampuan sosialitasnya (menjadi anggota masyarakat yang konstruktif) dan moralitasnya (hidup sesuai dengan norma-normanya).
Pendidikan luar biasa sebagai salah satu bentuk pendidikan yang
menangani anak berkebutuhan khusus termasuk tunagrahita di dalamnya,
secara sadar terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan pendidikan dengan
sebaik-baiknya. Bagaimanapun sebagai warga negara, anak berkebutuhan
khusus memiliki hak yang sama dengan anak pada umumnya dalam
memperoleh pendidikan. Pada pasal 5 Undang- undang Nomor 20 Tahun 2003
Denny Ardiansyah Surahman, 2015
PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan. Sesuai dengan yang
tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1991 tentang pendidikan
luar biasa :
Pendidikan luar biasa membantu peserta didik yang mengalami kelainan fisik dan atau mental agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagai pribadi maupun anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan dalam dunia kerja atau mengikuti pendidikan lanjutan.
Salah satu lembaga pendidikan yang memberikan layanan bagi anak
berkebutuhan khusus adalah Sekolah Luar Biasa (SLB). Di SLB, anak
berkebutuhan khusus akan mendapatkan layanan pendidikan khusus yang
disesuaikan dengan kebutuhan khusus anak tersebut. SLB bagian C merupakan
lembaga formal bagi anak tunagrahita, mereka diberikan layanan khusus yang
disesuaikan dengan kemampuan dan kelemahan yang dimiliki. SLB-C ini tidak
hanya memberikan layanan dibidang akademik yang meliputi kemampuan
membaca, menulis dan berhitung. Tetapi anak tunagrahita juga diberikan
layanan tentang berbagai keterampilan, seperti keterampilan merawat diri,
keterampilan vokasional dan masih banyak keterampilan lainnya.
Pemberian keterampilan vokasional dapat membantu dalam
meningkatkan kreativitas dan juga mengasah kemampuan inteligen melalui
pengalamannya. Menurut Puskur Depdiknas (2007), keterampilan vokasional
merupakan keterampilan membuat sebuah produk yang berkaitan dengan
bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat.
Depdiknas (2006:22) Kurikulum Pendidikan Luar Biasa bahwa selain
bidang akademik dasar juga lebih diarahkan pada keterampilan. Muatan isi
mata pelajaran keterampilan vokasional meliputi tingkat dasar, tingkat terampil
dan tingkat mahir. Jenis keterampilan yang akan dikembangkan diserahkan
kepada satuan pendidikan sesuai dengan minat, potensi, kemampuan dan
Denny Ardiansyah Surahman, 2015
PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pembelajaran keterampilan bagi anak tunagrahita bertujuan agar
mampu mandiri secara ekonomi dan juga dapat membantu kehidupan dirinya
sendiri. Amin (1995:225) menyatakan bahwa:
Pembelajaran keterampilan juga memberikan bekal yang penting kepada para siswa, baik untuk penyesuaian sosialnya hari ini, maupun untuk pekerjaannya nanti. Bahan – bahan yang akan diberikan dalam keterampilan sebaiknya mencakup bahan yang membantu karir siswa diwaktu yang akan datang.
Dalam kurikulum sekolah, pembelajaran keterampilan termasuk pada
ekstra-kurikuler dan merupakan penunjang skill siswa disamping pembelajaran dalam bidang akademik agar dapat lebih meningkatkan kreativitas anak
khususnya anak tunagrahita ringan. Mengacu pada karakteristik tunagrahita
ringan yang mempunyai kemampuan untuk berkembang dalam bidang
pelajaran akademik, penyesuaian sosial dan kemampuan bekerja (Amin,
1995:22).
Sebagai anggota masyarakat anak tunagrahita hidup dan berinteraksi
dengan lingkungannya, keluarga dan masyarakat serta sosial-budayanya.
Setidaknya diperlukan adanya adaptasi sosial yang merupaka konsekuensi logis
dari individu sebagai makhluk sosial, mengingat individu itu tidak dapat
dibangun tanpa adanya individu yang lain. Tri pusat pendidikan (Ki Hajar Dewantara, 1960) juga menegaskan tentang perlunya pengembangan
pendidikan di tiga pusat pendidikan; keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dengan demikian lingkungan keluarga dan masyarakat dapat dipandang
sebagai medium dalam proses pendidikan, selain sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal.
Pada kenyatannya lingkungan keluarga kurang mendukung proses
tumbuh kembang anak tunagrahita itu sendiri. Anak tunagrahita dianggap
hanya menjadi beban yang ditanggung oleh keluarga dan tidak memiliki
kemampuan sama sekali. Mereka tidak menyadari dibalik kelainan yang
dimiliki itu terselip suatu kemampuan yang bila dikembangkan akan dapat
Denny Ardiansyah Surahman, 2015
PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hidupnya. Lingkungan masyarakat juga seakan-akan menutup mata dengan
kehadiran anak tunagrahita. Masalah lain yang dialami anak tunagrahita yaitu
kurangnya minat perusahaan atau pabrik dalam merekrut tenaga kerja
tunagrahita karena kurangnya kemampuan mereka dibidang keterampilan itu
sendiri. Untuk mengatasi hal ini sekolah berperan penting dalam memberikan
pendidikan layanan khusus bagi anak tunagrahita agar kemampuan yang
dimiliki dapat berkembang secara optimal. Salah satu caranya adalah dengan
memberikan pengajaran dibidang keterampilan.
Banyak jenis keterampilan yang dapat diberikan pada anak tunagrahita
di Sekolah Luar Biasa, namun peneliti memilih keterampilan membuat sandal
yang akan diterapkan pada anak tunagrahita ringan tingkat SMALB di SLB BC
YP Al-Azhar Leuwimunding. Alasan peneliti memilih keterampilan membuat
sandal adalahuntuk memberikan gambaran mengenai pelaksanaan pembuatan
sandal yang telah dilakukan di SLB BC YP Al-Azhar Leuwimunding dan
menelaah lebih jauh mengenai kelebihan dan kekurangan dari program ini,
sehingga dapat dijadikan masukan atau acuan untuk kelangsungan dan
pengembangan program tersebut.
Sandal merupakan sebuah benda yang hampir setiap hari dipakai oleh
setiap orang di dunia ini. Banyak berbagai macam variasi bentuk dan juga
ukuran sandal yang dapat digunakan. Dalam pembuatan sandal, diperlukan
keterampilan khusus yang harus dimiliki oleh pengrajinnya itu sendiri. Hampir
setiap orang dapat mempelajari cara membuat sandal, tak terkecuali bagi
tunagrahita ringan yang ada disekolah luar biasa. Mereka juga dapat diberikan
pengetahuan mengenai cara pembuatan sandal dengan baik yang dapat menjadi
bekalnya kelak ketika sudah lulus dari sekolah yang bersangkutan.
Anak tunagrhita ringan masih bisa diberikan arahan dan bimbingan
dalam melakukan pekerjaan. Adapun karakteristik pekerjaan bagi anak
Denny Ardiansyah Surahman, 2015
PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tunagrahita ringan juga dapat bekerja dengan baik dan benar asalkan pekerjaan
tersebut sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Menumbuhkan
kemampuan yang dimiliki pada individu anak tunagrahita sejak usia dini
sangatlah penting, karena anak akan terbiasa untuk mengerjakan keterampilan
dan pekerjaan yang sudah ia tekuni.
Berdasarkan permasalahan diatas, penelitian ini bermaksud untuk mengetahui “Keterampilan Membuat Sandal Anak Tunagrahita Ringan Tingkat SMALB di SLB BC YP Al-Azhar Leuwimunding”.
B.Fokus Masalah
Adapun fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pelaksanaan pembelajaran keterampilan membuat sandal siswa tunagrahita
ringan tingkat SMALB di SLB BC YP Al-Azhar Leuwimunding. Untuk
memperoleh data tersebut, maka pertanyaan penelitian yang diajukan adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana program keterampilan membuat sandal pada siswa tunagrahita
ringan tingkat SMALB di SLB BC YP Al-Azhar Leuwimunding?
2. Bagaimana pelaksanaan keterampilan membuat sandal pada siswa
tunagrahita ringan tingkat SMALB di SLB BC YP Al-Azhar
Leuwimunding?
3. Bagaimana kemampuan siswa tunagrahita ringan tingkat SMALB di SLB
BC YP Al-Azhar Leuwimunding dalam pembelajaran keterampilan
membuat sandal?
4. Bagaimana hasil pelaksanaan keterampilan membuat sandal pada siswa
tunagrahita ringan tingkat SMALB di SLB BC YP Al-Azhar
Leuwimunding?
C.Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Denny Ardiansyah Surahman, 2015
PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperolah gambaran
mengenai keterampilan membuat sandal di SLB BC YP Al-Azhar
Leuwimunding Kabupaten Majalengka.
b. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui program keterampilan membuat sandal pada siswa
tunagrahita ringan tingkat SMALB di SLB BC YP Al-Azhar
Leuwimunding.
2) Untuk mengetahui pelaksanaan keterampilan membuat sandal pada
siswa tunagrahita ringan tingkat SMALB di SLB BC YP Al-Azhar
Leuwimunding.
3) Untuk mengetahui kemampuan siswa tunagrahita ringan tingkat
SMALB di SLB BC YP Al-Azhar Leuwimunding dalam pelaksanaan
keterampilan membuat sandal.
4) Untuk mengetahui hasil pelaksanaan keterampilan membuat sandal
pada siswa tunagrahita ringan tingkat SMALB di SLB BC YP
Al-Azhar Leuwimunding.
2. Kegunaan Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah agar dapat
memberikan bekal keterampilan siswa khususnya keterampilan membuat
sandal agar dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya.
Secara teoritis, penelitian ini dapat meningkatkan motivasi siswa
untuk mengembangkan kemapuannya dalam bidang keterampilan membuat
sandal. Secara praktis, dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa dan
berjiwa mandiri bagi siswa untuk memiliki keterampilan dalam membuat
Denny Ardiansyah Surahman, 2015
PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Secara praktis, hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan bagi guru dalam menentukan cara yang tepat terhadap
pembelajaran keterampilan membuat sandal, agar anak tunagrahita ringan
dapat meningkatkan pemberdayaan ekonomi pada kehidupannya kelak.
Selain itu juga agar anak tunagrahita ringan ini dapat melakukan proses
Denny Ardiansyah Surahman, 2015
PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN
TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang bersifat
deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian,
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dllsecara holistik dan dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong,
2011: 6). Penelitian deskriptif berusaha mendeskripsikan suatu gejala,
peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang dimana peneliti berusaha
memotret peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatiannya untuk
kemudian dijabarkan sebagaimana adanya.
Penelitian kualitatif berakar pada latar alamiah sebagai Ketuhanan,
mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, mengadakan analisis data
secara induktif, mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan
teori-teori dasar. Bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil,
membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa
keabsahan data, rancangan penelitiannya bersifat sementara dan hasil
penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak (Masyhuri & Zainudin, 2008:
22). Melalui penelitian kualitatif ini peneliti dapat mengenali subjek,
merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari.
B.Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa BC YP
Al-Azhar Leuwimunding Kabupaten Majalengka.
Denny Ardiansyah Surahman, 2015
PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN
TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif.
Instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif ini adalah peneliti itu sendiri.
Maka dari itu peneliti sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan
data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat
kesimpulan atas semuanya. Dari uraian tersebut dapat diambil benang merah
bahwa dalam penelitian ini peneliti itu sendiri sebagai instrumen kunci dalam
proses penelitian ini.
Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari obyek
penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, hasil yang
diharapkan semuanya belum jelas. Rancangan penelitian masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki obyek penelitian.
Selain itu dalam memandang realitas, penelitian kualitatif berasumsi bahwa
realitas itu bersifat holistik (menyeluruh), dinamis, tidak dapat dipisahkan ke
dalam variabel-variabel penelitian. Dengan demikian dalam penelitian
kualitatif ini belum dapat dikembangkan instrumen penelitian sebelum masalah
yang diteliti jelas sama sekali. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif “the research is the key instrumen”. Jadi peneliti adalah merupakan instrumen kunci dalam penelitian (Sugiyono, 2011: 223)
Dalam hal instrumen peneletian kualitatif, Nasution (Sugiono, 2011:
223) menyatakan bahwa :
Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah, bahwa segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.
Setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan
Denny Ardiansyah Surahman, 2015
PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN
TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan
Denny Ardiansyah Surahman, 2015
PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN
TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang di tetapkan. Dalam
penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, diantaranya:
1. Observasi
Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan (Nasution, 2002:
56). Observasi dilakukan untuk mengamati dengan membuat catatan selektif
terhadap pelaksanaan keterampilan membuat sandal pada siswa tunagrahita
ringan tingkat SMALB di SLB BC YP Al-Azhar Leuwimunding. Hal ini
sesuai dengan pengertian yang dikemukakan Sudjana dan Ibrhim (2001:
109) bahwa observasi adalah sebagai alat pengumpul data yang banyak
digunakan untuk mengukur tingkah laku individu atau proses terjadinya
suatu kegiatan yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.
Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk memperoleh data
yang berkaitan dengan pelaksanaan keterampilan pembuatan sandal yang
ada di SLB BC YP Al-Azhar Leuwimunding. Dan juga untuk mengetahui
sejauh mana kemampuan keterampilan anak tunagrahita ringan tingkat
SMALB di sekolah tersebut.
2. Wawancara
Untuk melengkapi data yang diperoleh melalui observasi maka
digunakan teknik wawancara. Wawancara merupakan percakapan dengan
maksud tertentu yang dilakukan oleh pewawancara yang mengajukan
pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban. Wawancara menurut Arikunto (1996:135) adalah pengumpulan
data yang diperoleh dengan melakukan wawancara dengan responden.
Denny Ardiansyah Surahman, 2015
PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN
TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengorek kedalaman peristiwa maupun setting sosial yang menjadi latar
belakang terjadinya peristiwa tersebut.
Dalam penelitian ini digunakan teknik wawancara berencana
(standar interview) dan wawancara tanpa rencana (under standarized interview). Wawancara secara berencana adalah suatu bentuk wawancara dengan merumuskan terlebih dahulu semua aspek-aspek yang akan
dipertanyakan dalam daftar, sehingga saat pelaksanaannya berfungsi sebagai
pedoman wawancara, sedangkan wawancara tak berencana hanya sebagai
teknik pelengkap apabila pewawancara merasa bahwa data yang diperoleh
dari teknik lain belum memadai.
Proses wawancara menurut Moleong (2004:138) dapat dibedakan
menjadi dua yaitu: wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.
Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya
menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan yang akan diajukan, sedangkan
wawancara tak terstruktur adalah wawancara yang tidak menetapkan dahulu
pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan tetapi disesuaikan dengan
keadaan dan ciri yang unik dari responden.
Dalam penelitian ini yang menjadi sasaran wawancara adalah guru
selaku pembimbing siswa dalam pelaksanaan keterampilan membuat sandal.
Proses wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak
terstruktur yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.
3. Studi Dokumentasi
Menurut Arikunto (1996:148) dalam melaksanakan metode
dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis yang ada dalam
lokasi penelitian. Diantaranya adalah buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen, catatan harian dan lain-lain. Menurut Nasution
(2002: 89) dokumentasi adalah tulisan pribadi seperti surat-surat, buku
harian dan dokumen resmi.
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data yang berhubungan
Denny Ardiansyah Surahman, 2015
PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN
TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diperoleh informasi dari macam-macam sumber tertulis atau dari dokumen
yang ada pada informan. Studi dokumentasi dalam penelitian ini merupakan
pelengkap dari penggunaan observasi dan wawancara. Adapun dokumen
yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan adalah dokumen
tertulis dan foto.
E.Pengujian Keabsahan Data
Pada penelitian kualitatif ini, pengujian keabsahan data didasarkan
empat kriteria, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confimability) (Moleong, 2007:324).
Teknik pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah:
1. Triangulasi data
Triangulasi yang merupakan bagian dari kriteria derajat kepercayaan.
Moleong (2002: 173-178) mengungkapkan bahwa triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar
data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data tersebut.
Triangulasi data dilakukan dengan cross check, yaitu dengan cara data wawancara yang diperoleh dipadukan dengan data observasi atau data
dokumentasi, dengan membandingkan dan memadukan hasil dari kedua
teknik pengumpulan data tersebut.
2. Membercheck
Membercheckadalah proses pengecekan data yang berasal dari pemberi data.
Ia bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai
dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan
disepakati oleh pemberi data, berarti data tersebut valid sehingga semakin
kredibel. Namun jika data yang diperoleh peneliti tidak disepakati oleh
Denny Ardiansyah Surahman, 2015
PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN
TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
apabila terdapat perbedaan tajam setelah dilakukan diskusi, peneliti harus
mengubah temuannya dan menyesuaikannya dengan data yang diberikan
oleh peneliti. Pelaksanaan membercheck dapat dilakukan setelah satu
periode pengumpulan data selesai atau setelah mendapatkan suatu temuan
atau kesimpulan.
Membercheck juga merupakan proses pengecekan data yang diperoleh
peneliti kepada pemberi data. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa
jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi
data (Sugiyono, 2009: 375).
F. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam dan dilakukan
secara terus menerus sampai datanya jenuh. Tahap-tahap analisis data yang
dilakukan dalam penelitian ini yaitu peneliti melakukan kegiatan pencatatan
yang terjadi di lapangan secara obyektif, kemudian hasil pencatatan tersebut
dikelompokkan atau dikategorikan secara rinci sesuai dengan kata kunci yang
muncul. Setelah itu, peneliti akan merangkum hasil dari pencatatan materi
tersebut untuk dipilih dan kemudian difokuskan pada hal-hal yang penting.
Selanjutnya pada setiap kategorinya diberi pernyataan yang menunjukkan
hubungan antar kategori, sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data penelitian
ini yaitu:
1. Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya
(Sugiyono, 2008 : 247). Mereduksi data berfungsi untuk menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasi sehingga interpretasi bisa ditarik (Basrowi dan Suwandi,
Denny Ardiansyah Surahman, 2015
PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN
TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada tahap ini peneliti memilih data mana yang relevan dan kurang
dengan tujuan penelitian. Dalam hal ini informasi dalam lapangan sebagai
bahan mentah disingkat, diringkus, disusun lebih sistematis, serta
ditonjolkan pokok-pokok yang penting sehingga mudah dikendalikan
(Nasution, 129: 2002) .
2. Penyajian data
Dalam tahap ini mendeskripsikan hasil perolehan data yang langsung diikuti
dengan analisis sehingga akhirnya diperoleh kesimpulan dari setiap
responden.
3. Mengambil kesimpulan dan verifikasi data
Sesuai dengan tujuan penelitian analisi ini terutama dilakukan dengan jalan
membandingkan kesesuain pernyataan responden atau fenomena yang
Denny Ardiansyah Surahman, 2015
PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN
TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Kesimpulan mengenai hasil penelitian merupakan jawaban dari fokus
masalah dalam Keterampilan Membuat Sandal Siswa Tunagrahita Ringan di
SLB BC YP Al-Azhar Leuwimunding. Adapun hasil penelitian tersebut dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Program keterampilan membuat sandal pada siswa tunagrahita ringan
tingat SMALB di SML BC “YP Al-Azhar” Leuwimunding belum dibuat
secara tertulis, guru hanya melakukan pengamatan pada kemampuan
siswa. Tidak dibuat asesmen secara tertulis yang menjadi alat ukur
kemampuan awal siswa. RPP juga masih belum ada, dikarenakan tidak
adanya kurikulum khusus menganai keterampilan membuat sandal.
2. Proses pelaksanaan keterampilan membuat sandal pada siswa tunagrahita
ringan tingat SMALB di SLB BC “YP Al-Azhar” Leuwimunding, mulai
dari kegiatan awal sampai akhir sudah sesuai dengan apa yang telah
diberikan oleh guru. Pada proses pembelajarannya, siswa mendengarkan
materi yang disampaikan guru menganai bahan, alat dan juga
langkah-langkah membuat sandal. Pada prakteknya siswa mampu mengikuti
langkah-langkah membuat sandal dengan baik. Metode yang digunakan
dalam keterampilan membuat sandal ini adalah metode ceramah, metode
demonstrasi dan metode praktek. Dalam proses pelaksanaan ini terdapat
beberapa hambatan, diantaranya: siswa cepat merasa jenuh, kemampuan
guru yang terbatas dalam pembuatan sandal dan peralatan yang kurang
aman bagi siswa. Untuk mengatasi hambatan yang terjadi guru mengatur
jadwal pertemuan setaip bulannya, meningkatkan pengetahuan mengenai
pembuatan sandal dengan cara berkonsultasi dengan tenaga ahli dan guru
selalu mengawasi apa yang dilakukan oleh siswa agar tidak terjadi
Denny Ardiansyah Surahman, 2015
PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN
TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Kemampuan siswa dalam mengenal alat dan bahan membuat sandal
cukup baik, mereka dapat menyebutkan kembali alat dan bahan yang
akan digunakan pada proses keterampilan membuat sandal. Ada beberapa
langkah-langkah proses pembuatan sandal yang haris mereka ikuti. Ada
beberapa siswa yang masih mengalami kebingungan mengenai
langlah-langkah membuat sandal, contohnya siswa ER dan MT yang masih
kebingungan dan memerlukan waktu yang cukup lama dalam
memasangkan tali sandal. Mereka juga masih harus dibimbing guru
ketika menggunakan mesin pres dan menggunakan mesin gerinda. Tetapi
ada sati siswa yaitu RS yang memiliki kemampuan lebih dalam
mengikuti langkah-langkah membuat sandal dengan baik. Hampir setiap
langkah-langkah dapat ia kerjakan dengan baik, walaupun pada akhirnya
masih memerlukan bimbingan guru agar tidak terjadi kecelakaan yang
diakibatkan oleh alat-alat membuat sandal.
4. Hasil yang didapat dari proses pelaksanaan keterampilan membuat sandal
di SLB BC “YP Al-Azhar” Leuwimunding yaitu adanya peningkatan
kemampuan siswa dalam keterampilan membuat sandal dan produk yang
dihasilkan oleh siswa. Dari hasil yang didapat guru melakukan evaluasi
terhadap program keterampilan membuat sandal secara keseluruhan,
evaluasi tersebut dilakukan dengan cara tes lisan, tertulis dan juga hasil
yang ditampilkan siswa itu sendiri.
B. Rekomendasi
1. Bagi Sekolah
Diharapkan sekolah memberikan perhatian lebih untuk
meningkatkan kualitas sarana dan prasarana agar program ini dapat
berjalan dengan lancer dan mendapat hasil yang optimal. Ada baiknya
peralatan yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan dan
Denny Ardiansyah Surahman, 2015
PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN
TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
digunakan agar dalam pelaksanaannya tidak terjadi hal yang tidak
diinginkan. Selain itu, pendampingan tenaga ahli dirasa perlu sehingga
dalam prosesnya program keterampilan membuat sandal ini dapat
berjalan maksimal den meminimalisir hambatan yang dihadapi oleh guru.
2. Bagi Guru
Sebelum program ini dilaksanakan, seharusnya dilakukan
asesmen dan membuat RPP secara tertulis dan terstruktur agar dapat
diketahui kebutuhan siswa serta sejauh mana katerampilan yang sudah
dimilikinya sehingga tujuan pembelajaran yang sudah dibuat akan lebih
terorganisir, selain itu dapat terlihat peningkatan kemampuan pada siswa.
3. Bagi Orang Tua
Pendidikan tidak hanya dilakukan di sekolah, bimbingan di
lingkungan keluarga yang dilakukan oleh orang tua akan sangat
mempengaruhi perkembangan serta kemampuan anak. Oleh karena itu
diharapkan orang tua memberikan bimbingan lanjutan dan perhatian serta
mengakomodasi kebutuhan anak sehingga latihan yang diberikan di
Denny Ardiansyah Surahman, 2015
PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN
TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Amin, M. (1995). Ortopedadagogik Anak Tunagrahita. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Anonimus. (2013). Pengertian Metode Demonstrasi [online] Tersedia: http://www.kajianpustaka.com/2012/10/metode-demonstrasi-dalam
belajar.html (16 November 2014)
Anonimus. (2013). Tutorial Dasar Pembuatan Sandal [online] Tersedia:
http://buatsandal.com/tutorial-membuat-sandal/tutorial-dasar-pembuatan-sandal (29 Maret 2014)
Arikunto, Suharsimi. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Astati, (2006). Pendidikan Dan Pembinaan Karir Penyndang Tunagrahita
Dewasa. Departemen Pendidikan Kebudayaan Direktorat Jenddral
Pendidikan Tinggi. Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.
Astati. (2001). Persiapan Pekerjaan Penyandang Tunagrahita. Bandung: CV Pandawa
Delphie, B. (2005). Pembelajaran Anak Tunagrahita. Bandung: Rafika
Depdiknas, (2003). Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang system Pendidikan Nasional. Tidak diterbitkan
Depdiknas, (2003). Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah Luar Biasa.
Tidak diterbitkan
Denny Ardiansyah Surahman, 2015
PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN
TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Huba. (2012). Proses Pembuatan Sandal Jepit [online] Tersedia: http://vhuba.blogspot.com/2012/10/proses-pembuatan-sendal-jepit.html (29 Maret 2014)
Moleong, J. L. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Saputra, Anggito. (2012). Konsep Tunagrahita [online] Tersedia :http://anggitosaputra.blogspot.com/2012/06/konsep-ketunagrahitaan.html (31 Maret 2014)
Sudjana dan Ibrahim. (2001). Penelitian dan Penelitian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sumantri. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama