• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran Ips Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning): Penelitian Tindakan Kelas di SMPN 16 Bandung Kelas VII-1.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran Ips Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning): Penelitian Tindakan Kelas di SMPN 16 Bandung Kelas VII-1."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING)

(Penelitian Tindakan Kelas di SMPN 16 Bandung Kelas VII-1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Disusun Oleh: Sri Fitriani NIM 1001477

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING)

(Penelitian Tindakan Kelas di SMPN 16 Bandung Kelas VII-1)

Oleh Sri Fitriani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Sri Fitriani 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING)

(Penelitian Tindakan Kelas di SMPN 16 Bandung Kelas VII-1)

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I

Dr. Nana Supriatna, M.Ed NIP. 196110141986011001

Pembimbing II

Drs. Faqih Samlawi, MA NIP. 196004081988031001

Mengetahui,

Ketua Prodi Pendidikan IPS

(4)

Sri fitriani, 2014

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ……….. i

ABSTRAK ………... ii

KATA PENGANTAR ………. iv

UCAPAN TERIMA KASIH ………... v

DAFTAR ISI ………... vii

DAFTAR TABEL ………... xi

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK...………... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………... 1

B. Rumusan Masalah ……….……...……… 5

C. Tujuan Penelitian ………... 5

D. Manfaat Penelitian ………. 6

E. Sistematika Penulisan ……… 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Green Behaviour atau Perilaku Hijau 1. Pengertian Green Behaviour……..…………..…... 8

2. Pentingnya Green Behaviour diberikan di SMP…... 8

3. Pengelolaan Lingkungan Hidup………. 18

B. Permasalahan Lingkungan dan Kaitannya dengan IPS………. 20

C. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) 1. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek……… 24

2. Tahap-Tahap Model Pembelajaran Berbasis Proyek………. 26

3. Kelebihan dan Kendala Pembelajaran Berbasis Proyek ..……….. 27

D. Penelitian Terdahulu……… ……….. 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Subjek, Guru Mitra dan Lama Tindakan 1. Lokasi Penelitian ……… 31

(5)

Sri fitriani, 2014

3. Guru Mitra ……….. 31

4. Lama Tindakan ……….. 32

B. Desain Penelitian 1. Identifikasi Masalah...……….. 34

2. Memeriksa di Lapangan (Reconnaissance)...………. 34

3. Perencanaan….……… 34

4. Tindakan………... 35

5. Observasi………... 36

6. Refleksi…..………... 38

C. Metode Penelitian………... 35

D. Definisi Operasional 1. Green Behaviour……….. 40

2. Model Pembelajaran Berbasis Proyek………. 41

E. Instrumen Penelitian 1. Lembar Observasi………...……….. 42

2. Lembar Catatan Lapangan………...………. 45

3. Pedoman Wawancara…..……… 45

4. Angket…………..………...……….. 45

F. Teknik Analisis Data 1.Analisis Data Kualitatif….……… 48

2.Analisis data Kuantitatif……… 49

G. Validitas Data...………. 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Awal Penelitian……… 51

B. Paparan Data Tindakan Siklus 1 1. Perencanaan Tindakan Pembelajaran….………. 52

2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 a). Pelaksanaan Tindakan ke 1………. 54

b). Pelaksanaan Tindakan ke 2……… 58

c). Pelaksanaan Tindakan ke 3……… 60

(6)

Sri fitriani, 2014

4. Deskripsi Data Angket Siklus 1……….. ………. 76

5. Analisis dan Refleksi Siklus 1……….. ………. 80

C. Paparan Data Tindakan Siklus 2 1. Perencanaan Tindakan Pembelajaran…. ………. 83

2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 a). Pelaksanaan Tindakan ke 1………. 84

b). Pelaksanaan Tindakan ke 2……… 87

c). Pelaksanaan Tindakan ke 3……….… 89

3. Observasi Tindakan Siklus 2……….…. ………. 92

4. Deskripsi Data Angket Siklus 2……….. ………. 104

5. Analisis dan Refleksi Siklus 2……….. ………..…. 109

D. Paparan Data Tindakan Siklus 3 1. Perencanaan Tindakan Pembelajaran…. ………. 111

2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus 3 a). Pelaksanaan Tindakan ke 1………. 113

b). Pelaksanaan Tindakan ke 2………. 114

c). Pelaksanaan Tindakan ke 3………. 116

3. Observasi Tindakan Siklus 3……….…. ………. 118

4. Deskripsi Data Angket Siklus 3……….. ………. 130

5. Analisis dan Refleksi Siklus 3……….. ………... 134

E. Paparan Hasil Pelaksanaan Observasi Pengembangan Green Behaviour dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasisis Projek dari Siklus 1, Siklus 2 dan Siklus 3 1. Moral Knowing……….. 136

2. Moral Feeling……….. 138

3. Moral Action……….. 140

F. Paparan Hasil Angket Sikap Peduli Lingkungan Siswa Pada Siklus 1, Siklus 2 dan Siklus 3 1. Data Angket Siswa “Menghormati Bumi”………... 142

(7)

Sri fitriani, 2014

3. Data Angket Siswa “Mengadopsi Pola Produksi dan

Konsumsi”………. 148

G. Analisis Hasil Penelitian

1. Merencanakan Pengembangan Green Behaviour Pada Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Berbasis

Proyek Di Kelas VII-1 SMPN 16 Bandung ….………. 150

2. Menerapkan Pengembangan Green Behaviour Peserta Ddik Pada Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Berbasis

Proyek di Kelas VII-1 SMPN 16 Bandung ……… 154 3. Merefleksi Kendala-Kendala dalam Pengembangan Green

Behaviour Peserta Didik Melalui Model Pembelajaran Berbasis

Projek Di Kelas VII-1 SMPN 16 Bandung………….. 156 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ……… 158

B. Rekomendasi ………. 160

DAFTAR PUSTAKA ……….. 161

LAMPIRAN

(8)

Sri fitriani, 2014

Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran Ips Melalui Model Pembelajaran Kelas di SMP Negeri 16 Bandung Kelas VII-1)”. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan dari permasalahan-permasalahan yang ditemukan di lapangan yaitu kurangnya kepedulian siswa terhadap lingkungan. Hal itu dilihat dari sikap siswa yang tidak memperhatikan kondisi kelas yang terlihat kotor dan banyaknya sampah yang tertumpuk di kolong meja, membiarkan lampu menyala saat tidak digunakan, serta masih banyaknya siswa yang menggunakan botol kemasan dan kantong plastik. Selain itu, siswa juga banyak yang tidak memahami penyebab terjadinya permasalahan lingkungan dan cara penyelesaiaannya. Melihat keadaan ini maka perlu ada sebuah pembelajaran IPS yang bisa menjadikan siswa aktif, kreatif juga dapat menghasilkan sebuah hasil karya (proyek) yang menunjukan kepedulian akan lingkungan. Oleh karena itu diperlukan perbaikan pembelajaran dengan pengembangan green behaviour peserta didik melalui model pembelajaran berbasis proyek. Dalam mempraktikkan pengembangan green behaviour melalui model pembelajaran berbasis proyek peserta didik diberikan pendidikan nilai yaitu moral knowing, moral feeling dan moral action. Selain itu, siswa dapat mengenal permasalahan lingkungan yang timbul sebagai akibat dari ketidakpedulian terhadap lingkungan, memahami dengan baik dan mamiliki empati sehingga timbul kesadaran dalam diri siswa untuk mengembangkana perilaku yang peduli terhadap lingkungan sehingga green behaviour siswa dapat meningkat. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian tindakan kelas. Desain penelitian yang digunakan yaitu Model Lewin menurut Elliot yang setiap siklusnya terdiri dari tiga tindakan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, observasi, catatan lapangan, wawancara dan angket. Penelitian ini dilakukan di SMPN 16 Bandung dengan subjek penelitian yaitu siswa kelas VII-1. Setelah melalui tiga siklus dan sembilan kali tindakan, maka pencapaian tujuan yang diharapkan pada akhirnya tergambar pada perubahan-perubahan perilaku yang terjadi pada diri siswa berkenaan dengan kesadaran lingkungan, baik pada aspek pengetahuan moral (moral knowing), perasaan moral (moral feeling) maupun tindakan moral (moral action). Pada pembuatan proyek sebagai hasil dari moral action pada setiap siklus terus menunjukan nilai dan hasil yang baik. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rekomendasi untuk pihak sekolah, guru, dan siswa untuk mengembangkan pembelajaran IPS yang bermakna dan peduli terhadap lingkungan sehingga dapat meningkatkan green behaviour siswa.

(9)

Sri fitriani, 2014

Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran Ips Melalui Model Pembelajaran Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 16 Bandung Kelas VII-1)”. This research was conducted based on the problem found in the school, which is the lack of students’ environmental awareness. It could be seen from the students’ attitude and behaviour towards their school environment. They do not care about their dirty class and the piled up rubbish under their table, they let the unused lamp lighting, and many of students use plastic bottle water. Besides, many students do not really know the causes and solutions of environmental damage existed. Seeing this condition, it is needed to conduct a social science which can encourage students to actively and creatively create and make a project which shows their environmental awareness. Nevertheless, it is needed to revitalize on learning process by developing students’ green behaviour through project based learning. In practice of implementing green behavior development through project-based learning, students were given moral value lesson which contains moral knowing, moral feeling, and moral action. Moreover, students are able to know, to understand and to show emphatic attitude towards environments’ problems caused by peoples’ ignorance to their environment. Consequently it can build students’ self-awareness of environment and improve their green-behavior. Research method used was classroom action research. Research design used was Lewin Model which is according to Elliot, its cycle consists three actions. Data collections used in this research were observation, survey, interview and questionnaire. Participants of this research are the students of class VII-1. Through the three actions and nine-time of experiment, then objective achievement expected finally are drawn from students’ changing behavior towards environmental awareness which includes moral knowing aspect, moral feeling aspect, and moral action aspect. In this project making as the result of moral action from each cycle, it can be seen that there was a significant improvement of value. The result of this research can be a recommendation for the school, teachers, and students to develop a meaningful Social Science and care about environment to improve students’ green behaviour.

(10)

Sri fitriani, 2014

Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran Ips Melalui Model A. Latar Belakang

Lingkungan belajar yang bersih sangat mendukung ketertiban dan

kenyamanan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Berbeda halnya dengan pelajar yang memiliki sebuah lingkungan belajar yang kotor, tentunya

akan menimbulkan kemalasan bahkan terjangkit penyakit. Pada saat memulai proses belajar mengajar terkadang ruangan kelas nampak kotor, sehingga guru akan menyuruh siswa untuk membersihkannya terlebih dahulu. Hal ini apabila terus menerus dilakukan maka akan mengganggu waktu belajar. Oleh karena itu, perlu menanamkan kepedulian dan kesadaran kepada siswa untuk dapat menjaga lingkungannya. Hal ini merupakan salah satu aspek pengembangan green behaviour yang menjadi tujuan dari penelitian ini.

Secara geografis letak SMPN 16 Bandung berada di Jalan P.H.H. Mustafa 53 Neglasari, Cibeunying Kaler, Kota Bandung. Sekolah ini berada tepat di pinggir jalan raya yang ramai dan merupakan jalan utama. Halaman sekolah terletak di depan jalan dan digunakan untuk lapangan olahraga dan kantin. Berdasarkan hasil observasi awal pada tanggal 19 September 2013 terlihat keadaan lingkungan yang kurang bersih. Sampah-sampah berserakan baik di lingkungan sekolah maupun didalam ruangan kelas. Selain itu, di dalam laci bawah meja penuh oleh sampah kertas ataupun sampah bekas bungkus makanan. Padahal banyak slogan yang tertulis tentang kebersihan, seperti Jagalah Kebersihan dan Buanglah Sampah Pada Tempatnya. Akan tetapi, semua itu terkadang dilanggar oleh sebagian siswa yang tidak peduli. Slogan-slogan tersebut

(11)

dengan harapan sikap green behaviour siswa dapat meningkat karena begitu pentingnya menjaga kebersihan sekolah.

Manusia sebagai makhluk sosial seharusnya peka terhadap permasalahan lingkungan yang terjadi misalnya, ketika ruangan kelas yang ditempati terlihat kotor, banyaknya sampah bekas kemasan makanan menumpuk dan sampah yang berserakan dimana saja. Padahal, lingkungan merupakan salah satu hal yang

penting karena menyediakan segala kebutuhan hidup manusia. Akan tetapi, ketika kebutuhan manusia tidak terbatas, sebaliknya alam memiliki keterbatasan. Jika

manusia hanya mementingkan kebutuhannnya yang tidak terbatas itu, maka akan mengalami kerusakan apabila tidak diimbangi dengan kelestarian. Oleh karena itu, perlu ditanamkan sikap dan nilai peduli lingkungan kepada peserta didik dengan cara diberikannya kesempatan untuk mengidentifikasi masalah, memecahkan masalah dan membuat upaya agar dapat mengurangi permasalahan tersebut.

Keadaan lingkungan yang tidak bersih merupakan salah satu penyebab terjadinya kerusakan pada lingkungan. Apabila lama-kelamaan permasalahan ini dibiarkan maka akan semakin memburuk dan memprihatinkan. Kurangnya pemahaman dan kesadaran akan lingkungan dapat berakibat pada kerusakan lingkungan. Seperti yang dikemukakan oleh Capra dalam bukunya yang berjudul Jaring-Jaring Kehidupan (2002, hlm. 11-12) bahwa:

Pada akhir abad ke-20, masyarakat dunia dihadapkan pada serangkaian masalah global yang membahayakan masa depan planet bumi. Ancaman ini sangat mengejutkan karena terjadi dalam waktu yang singkat serta tidak dapat dikembalikan pada wujud semula (irreversible). Isu utama dan dominan adalah masalah lingkungan hidup. Kekhawatiran itu mesti ditanggapi dengan kerja keras dan pemikiran yang komprehensif, sistemik dan berdimensi futuristik. Dari sebab itu, tidak hanya menyangkut hajat hidup manusia sekarang, tetapi juga berkenaan dengan generasi mendatang.

(12)

Bandung. Sekolah Adiwiyata merupakan sekolah yang peduli terhadap lingkungan. Akan tetapi di SMPN 16 Bandung masih terlihat banyak tumpukan sampah-sampah botol bekas makanan, dan minuman yang sudah tidak terpakai berserakan. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya untuk menumbuhkan sikap kepedulian akan lingkungan. Salah satunya yaitu melalui proses pembelajaran IPS yang diberikan di SMP berawal dari kepedulian akan lingkungan sekolah, lalu

diharapkan dapat memecahkan masalah yang ada di lingkungan masyarakat. Pembelajaran IPS harus dapat mempersiapkan peserta didik untuk mampu

berfungsi di masyarakat.

Menurut Sumaatmadja (1980, hlm. 11) bahwa, pada dasarnya IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan materinya, memenuhi kebutuhan budayanya, kebutuhan kejiwaannya, pemanfaatan sumber daya yang ada dipermukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya, dan lain sebagainya yang mengatur serta mempertahankan kehidupan masyarakat manusia. Jadi, IPS merupakan pembelajaran yang berkaitan dengan kehidupan manusia sehari-hari. Salah satu upaya untuk menumbuhkan kesadaran akan lingkungan yaitu melalui pendidikan ecopedagogy. Melalui pendekatan ecopedagogy tersebut kemudian diintegrasikan

dalam pembelajaran IPS dalam bentuk pengembangan perilaku peduli pada lingkungan, yang kemudian disebut dengan green behaviour.

Sikap green behaviour yang harus dimiliki oleh siswa yaitu diantaranya siswa tidak lagi membuang sampah sembarangan dan melakukan pemilahan antara organik dan anorganik. Siswa dapat menghemat kertas, diet kantung plastik dan membawa botol minuman sendiri. Juga sikap lainnya seperi, mematikan listrik saat tidak digunakan, mampu menegur orang yang tidak

bersikap ramah lingkungan dan lain-lain.

(13)

metode belajar yang variatif akan tetapi dalam memberikan tugas masih yang bersifat hafalan. Seharusnya, guru mampu memberikan tugas yang bermakna dan mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Oleh karena itu, salah satu upaya yang perlu dilakukan oleh guru IPS agar pembelajaran tidak hanya menekankan pada aspek kognitif saja. Tentunya harus dapat memilih model pembelajaran yang tepat dan dianggap mendukung dalam pembelajaran IPS.

Untuk memperbaiki kondisi di atas peneliti bermaksud mengkaji lebih jauh bagaimana menerapkan model pembelajaran berbasis proyek (project based

learning) untuk pengembangan green behaviour siswa kelas VII-1 SMPN 16

Bandung. Bern dan Ericson (Komalasari, 2010, hlm. 70) menegaskan bahwa pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) merupakan model pembelajaran yang memusatkan pada prinsip dan konsep utama suatu disiplin, melibatkan siswa dalam memecahkan masalah dan tugas penuh makna lainnya, mendorong siswa untuk bekerja mandiri membangun pembelajaran dan pada akhirnya menghasilkan karya nyata.

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning) cukup potensial untuk memenuhi tuntutan pembelajaran. Model pembelajaran berbasis proyek membantu siswa dalam belajar: (1) pengetahuan dan keterampilan yang kokoh dan bermakna guna (meaningfull use) yang dibangun melalui tugas-tugas dan pekerjaan yang otentik. (2) memperluas pengetahuan melalui keotentikan kegiatan kurikuler yang terdukung oleh proses kegiatan belajar melakukan perencanaan (designing) atau investigasi yang open-ended, dengan hasil atau jawaban yang tidak ditetapkan sebelumnya oleh perspektif tertentu dan (3) dalam proses membangun pengetahuan melalui pengalaman dunia nyata dan negoisasi kognitif antarpersonal yang berlangsung di alam suasana kerja kolaboratif (Sumiran, 2009, hlm. 20). Jadi, melalui model pembelajaran berbasis proyek ini siswa diharapkan

selain menjadi aktif, kreatif juga dapat menghasilkan sebuah hasil karya yang menunjukan kepedulian akan lingkungan. Dari hasil karya yang dibuat tersebut diharapkan dapat juga memberikan nilai guna dan nilai ekonomi.

(14)

pendidikan nilai yaitu moral knowing, moral feeling dan moral action. Pada tahap moral knowing guru membekali siswa dengan memberikan pengetahuan awal

mengenai green behaviour. Selanjutnya, pada tahap moral feeling guru memberikan pengaruh dan pembekalan nilai-nilai yang ramah lingkungan dan sikap green behaviour. Terakhir, pada tahap moral action diharapkan siswa mampu memberikan sebuah karya atau produk. Moral action merupakan wujud

nyata dari moral knowing dan moral feeling.

Sesuai dengan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul sebagai berikut : “Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran

Berbasis Proyek (Project Based Learning) di Kelas VII-1 SMPN 16 Bandung”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, permasalahan yang menjadi fokus penelitian tindakan kelas ini perlu dirumuskan agar arah dan pembahasannya menjadi jelas. Maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan tahap-tahap pembelajaran pengembangan green behaviour dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran pengembangan green behaviour dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek?

3. Bagaimana kendala-kendala yang terjadi dalam proses pembelajaran dalam pengembangan green behaviour siswa melalui model pembelajaran berbasis proyek?

C. Tujuan Penelitian

(15)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan yang dirumuskan oleh peneliti, diantaranya adalah:

1. Mengetahui perencanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis proyek untuk pengembangan green behaviour peserta didik. 2. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran pengembangan green behaviour

dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek.

3. Mengetahui kendala-kendala yang terjadi dalam proses pembelajaran dalam pengembangan green behaviour siswa melalui model pembelajaran

berbasis proyek.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi pesera didik

Mendapatkan pembelajaran IPS yang lebih bermakna dan menyenangkan sebagai bekal kehidupannya di masyarakat khususnya dalam pengembangan green behaviour.

2. Bagi guru

Membantu mengatasi permasalah pembelajaran IPS yang sedang dihadapi dan untuk menambah wawasan serta keterampilan untuk menerapkan pembelajaran IPS.

3. Bagi sekolah

Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti dapat memberikan pengetahuan mengenai seberapa efektif pengembangan green behaviour peserta didik melalui model pembelajaran berbasis proyek ini

diterapkan dalam pembelajaran IPS khususnya bagi siswa yang berada di sekolah yang diteliti dan umumnya bagi sekolah yang lain.

4. Bagi Peneliti

(16)

E. Sistematika Penulisan

Bab I membahas pendahuluan. Bab ini menguraikan kerangka pemikiran yang berkaitan dengan latar belakang masalah, fokus masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan dan maksud dari penelitian dan manfaat penelitian dari

pemilihan masalah tersebut.

Bab II membahas tinjauan pustaka. Bab ini peneliti memaparkan kajian

yang akan dipakai serta dijadikan acuan oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Kajian pustaka ini meliputi pengertian lingkungan, hubungan IPS dengan lingkungan, permasalahan lingkungan dan kaitannya dengan IPS, pengelolaan lingkungan hidup, pengertian green behaviour, pentingnya green behaviour diberikan di SMP, pengertian model pembelajaran berbasis proyek, tahap-tahap model pembelajaran berbasis proyek dan kelebihan serta kendala pembelajaran berbasis proyek.

Bab III membahas metode penelitian. Bab ini menguraikan tentang metode yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini, yaitu penelitian kualitatif dengan pendekatan penelitian tindakan kelas. Peneliti akan melakukan pengamatan secara langsung dalam proses penelitian dengan melakukan kolaborasi dengan guru mitra yang mengajar di SMPN 16 Bandung. Selain itu, peneliti akan melakukan analisis dokumentasi berupa hasil yang ditemukan di lapangan yang sesuai pada penelitian tindakan yang diharapkan.

Bab IV membahas pembahasan hasil penelitian. Hasil peneltian yang akan dideskripsikan antara lain perencanaan tindakan pembelajaran, deskripsi pelaksanaan siklus dan tindakan pembelajaran, observasi tindakan siklus, deskripsi data angket dan analisis dan refleksi hasil penelitian tindakan.

(17)
(18)

Sri fitriani, 2014

Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran Ips Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi , Subjek, Guru Mitra dan Lama Tindakan 1. Lokasi Penelitian

Tempat yang dijadikan sebagai Lokasi Penelitian adalah di SMPN 16 Bandung yang berada di Jalan P.H.H. Mustafa No.53 Kota Bandung. SMPN

tersebut memiliki lokasi yang sangat strategis yaitu di pusat perkotaan dan ada di pinggir jalan. Didukung oleh beberapa tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional, sarana dan prasarana sehingga cocok untuk dijadikan sebagai tempat penelitian. Alasan pemilihan lokasi ini oleh peneliti, adalah karena terkait dengan penelitian untuk mengembangkan green behaviour siswa, karena sekolah ini berada dipinggir jalan. Banyak terjadi permasalahan lingkungan diantaranya adanya poluis udara, polusi suara, dan permaslahan mengenai sampah.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-1 Semester Genap SMP Negeri 16 Bandung. Tahun Pelajaran 2013-2014 dengan jumlah siswa 34 orang yang terdiri atas 20 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki. Pemilihan subjek penelitian ini, didasarkan pada pertimbangan bahwa kelas VII-1perlu mendapatkan perhatian karena kelas ini dianggap kurang peduli akan lingkungan, membuang sampah sembarangan, dibawah meja banyak sampah kertas ataupun sampah bekas makanan. Subjek penelitian ini adalah guru mata pelajaran IPS dan siswa kelas VII-1 di SMPN 16 Bandung.

(19)

Sri fitriani, 2014

Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran Ips Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Guru mitra dalam penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan peneliti bernama Eva Lutviah S.Pd. Lahir di Bandung tanggal 20 Februari 1979 dan telah berpengalaman mengajar selama 10 tahun dan telah mengajar di SMP Negeri 16 Bandung selama 9 tahun. Guru mitra merupakan lulusan Progam S1 Jurusan Pendidikan Ekonomi di Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2003.

Tugas guru mitra dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai

observer bagi peneliti yang bertindak sebagai guru. Selain itu, guru mitra memberikan masukan-masukan dalam proses diskusi dan refleksi kepada peneliti

dalam upaya kelancaran penelitian tindakan ini. Peran dari guru mitra ini diharapkan bisa membantu terutama dengan sikap kooperatif dan kesediaan dalam meluangkan waktu demi terlaksananya penelitian ini.

4. Lama Tindakan

Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam rangka upaya mengembangkan green behaviour siswa melaui model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) yang memerlukan waktu cukup lama dan bertahap. Hal ini disebabkan karena perkembangan sikap green behaviour itu tidak bisa nampak dalam waktu yang singkat. Sikap peduli lingkungan sebagai suatu kebiasaan haruslah dikembangkan secara terus menerus dalam waktu yang cukup lama. Sehingga tindakan yang harus dilakukan memerlukan waktu yang cukup lama juga.

Lama tindakan dalam penelitian ini akan ditentukan oleh tingkat peningkatan dalam keberhasilan dalam pelaksanaan untuk memperoleh data yang cukup lengkap dan penelitian telah memperoleh data yang mencukupi dan memenuhi sampai pada tingkat jenuh. Tindakan ini bertujuan untuk meningkatkan ketiga aspek yaitu moral knowing, moral feeling dan moral action peserta didik.

(20)

Sri fitriani, 2014

Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran Ips Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu - Tindakan ke-1, dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2014 - Tindakan ke-2, dilaksanakan pada tanggal 8 April 2014 - Tindakan ke-3, dilaksanakan pada tanggal 10 April 2014 Siklus II terdiri atas tiga tindakan yaitu:

- Tindakan ke-1, dilaksanakan pada tanggal 15 April 2014 - Tindakan ke-2, dilaksanakan pada tanggal 17 April 2014

- Tindakan ke-3, dilaksanakan pada tanggal 22 April 2014 Siklus III terdiri atas dua tindakan yaitu:

- Tindakan ke-1, dilaksanakan pada tanggal 24 April 2014 - Tindakan ke-2, dilaksanakan pada tanggal 29 April 2014 - Tindakan ke-3, dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2014 Siklus IV jika diperlukan

B.Desain Penelitian

Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan model siklus revisi model Lewin menurut Elliott, karena peneliti menganggap model siklus ini sesuai dengan tujuan dari penelitian. Penggunaan metode penelitian tindakan kelas pada penelitian ini merujuk pada model Lewin menurut Elliot dalam Wiriaatmadja (2012, hlm 64) dilakukan dalam siklus yang terdiri dari empat langkah, yaitu: perencanaan, langkah atau tindakan, observasi, dan refleksi yang dilakukan secara intensif dan sistematis. Siklus yang direncanakan meliputi beberapa siklus sesuai dengan kebutuhan dan tingkat keberhasilan yang dianggap cukup serta disesuaikan dengan batas waktu penelitian.

Dari pemaparan diatas peneliti memilih desain model Lewin menurut Elliott karena dalam melakukan tindakan lebih dari satu kali dalam pelaksanaan siklus. Hal ini karena peneliti menyadari untuk menumbuhkan kesadaran atau

(21)

Sri fitriani, 2014

Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran Ips Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Siswa diberikan pengetahuan tentang green behaviour dan siswa dituntut untuk meningkatkan pengetahuannya (moral knowing). Pengetahuan yang didapatkan diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (moral feeling) dan setelah itu siswa diharapkan untuk membuat sebuh produk (moral action). Maka dari itu, peneliti menerapkan model Lewin menurut Elliott agar siswa mampu mengembangkan green behaviour dalam pembelajaran IPS. Langkah-langkah

penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Identifikasi Masalah

Permasalahan yang ditemukan di lapangan menunjukan bahwa siswa kurang dibekali pengetahuan mengenai pelestarian lingkungan atau sikap green behaviour. Gagasan yang diajukan peneliti, yaitu pengembangan green behaviour

peserta didik melaui model pembelajaran berbasis proyek diharapkan dapat memecahkan masalah yang ada di kelas VII-1 SMPN 16 Bandung, setelah diberikannya pengetahuan tentang lingkungan diharapkan siswa mampu meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan.

2. Memeriksa di lapangan (Reconnaissance)

Tindakan lain yang direncanakan dan dilaksanakan oleh peneliti dengan tujuan untuk mendapatkan keadaan tentang situasi yang berlangsung di lapangan adalah dengan upaya orientasi (reconnaissance) yang harus dilaksanakan dengan baik. Recconanaissance merupakan pemahaman mengenai situasi yang terjadi di kelas, hal ini diperlukan sebagai informasi di dalam melaksanakan penelitian, setelah sebelumnya meriksa di lapangan (kelas). Dengan begitu, peneliti bisa dengan mudah menentukan cara yang tepat dalam memperbaiki permasalahan

(22)

Sri fitriani, 2014

Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran Ips Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini yaitu untuk mengembangkan green behaviour peserta didik melalui model pembelajaran berbasis proyek.

Penyampaian materi-materi tentang lingkungan merupakan pemilihan yang tepat karena peneliti melihat situasi kelas yang kurang bersih, banyaknya tumpukan sampah bahkan sampah-sampah yang ditimbun dibawah meja.

3. Perencanaan

Sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu membuat rencana tindakan penelitian. Dalam tahap ini peneliti menyusun serangkaian rencana kegiatan tindakan yang akan dilakukan bersama guru mitra untuk mendapatkan hasil yang baik berdasarkan masalah yang di dapat. Pada penelitian ini rencana yang disusun adalah sebagai berikut:

a. Menentukan kelas yang dijadikan sebagai tempat penelitian.

b. Melakukan pra penelitian terhadap kelas yang akan digunkan untuk penelitian.

c. Meminta kesediaan guru mitra dan teman sejawat dalam penelitian yang akan dilaksanakan.

d. Menyusun kesepakatan dengan guru mitra dan observer mengenai waktu penelitian.

e. Menyusun Rencana Program Pengajaran (RPP) yang akan digunakan saat pembelajaran dikelas yakni RPP yang dapat mencapai indikator green behaviour.

f. Merencanakan penilaian yang akan digunakan dalam proses KBM sehingga dapat mengukur sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan.

(23)

Sri fitriani, 2014

Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran Ips Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

h. Merencanakan diskusi yang akan dilakukan oleh peneliti dengan guru mitra dan observer.

i. Membuat rencana perbaikan sebagai tindak lanjut yang akan dilakukan untuk penelitian selanjutnya.

j. Mengolah data dari hasil penelitian.

4. Tindakan

Kemampuan siswa dalam mengembangkan green behaviour yang

diharapkan dapat tumbuh dari diri siswa. Diperlukan salah satu upaya dari guru dengan melalui proses pembelajaran sebagai tindakan yang baru. Hal demikian dapat tercipta dengan penggunaan metode dan model pembelajaran yang tepat. Untuk lebih jelasnya, paparan langkah-langkah pelaksanaan penelitian yaitu sebagai berikut:

a. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun bersama antara peneliti dengan guru mitra peneliti di sekolah.

b. Melaksanakan penelitian sesuai RPP yang telah disusun.

c. Siswa mendengarkan penjelasan guru untuk mengawali materi yang akan dibahas melalui metode ceramah dan tanya jawab.

d. Siswa menjawab dan mengemukakan permasalahan lingkungan yang ada di sekolah

e. Menerapkan tugas pembutan proyek untuk meningkatkan moral action siswa dan meningkatkan sikap green behaviour siswa dalam pembelajaran IPS.

f. Proyek pertama yaitu membuat tulisan yang bertemakan “peduli lingkungan” dan dipresentasikan di depan kelas. Dari hasil presentasi siswa tersebut akan terlihat bagaimana ekspresi, mimik, intonasi dan

(24)

Sri fitriani, 2014

Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran Ips Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan untuk mengkampanyekan Hari Bumi di halaman sekolah. Proyek terakhir, yaitu pembutan daur ulang sampah yang bertujuan untuk mengurangi tumpukan sampah dan juga sebagai bentuk upaya melestarikan lingkungan.

g. Mempersiapkan instrumen penilaian, berupa rubrik penilaian pembutan proyek yang disesuikan dengan tugas yang diberikan.

h. Melakukan penilaian tugas pembuatan projek dalam mengembangkan green behaviour siswa secara teliti dan objektif.

i. Melakukan diskusi balikan dengan guru mitra atas kekurangan dalam menerapkan model pembelajran berbasis proyek dalam pembeljaran IPS. j. Melakukan revisi tindakan sebagai tindak lanjut untuk siklus selanjutnya. k. Melakukan pengolahan data.

5. Observasi

Pengembangan green behaviour siswa dalam proses pembelajaran melalui model pembelajaran berbasis proyek ini dapat dilihat melalui upaya pengamatan yang cermat dan fokus. Diperlukan kegiatan observasi yang terencana dengan baik dimana menggunakan format observasi serta catatan lapangan yang terinci dan lengkap. Semua keadaan dan tindakan yang terdapat di kelas bisa terekam dengan baik yang ditulis oleh teman sejawat yaitu Mitha Fani Febrianti. Hal tersebut sangat dibutuhkan oleh peneliti dalam melakukan refleksi dan untuk merencanakan tindakan selanjutnya bersama guru mitra yang juga bertindak sebagai observer yaitu Eva Lutviah, S.Pd.

Observasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran yang dilakukan guru sesuai dengan tindakan yang telah disusun. Melalui pengumpulan informasi, observer dapat mencatat berbagai kelemahan dan

(25)

Sri fitriani, 2014

Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran Ips Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat dijadikan masukan ketika guru melakukan refleksi untuk melaksanakan siklus berikutnya.

Dalam tahap ini pelaksanaan observasi atau pengamatan dilakukan bersamaan dengan dilaksankannya tindakan. Pada kegiatan observasi ini peneliti melakukan:

a. Pengamatan terhadap keadaan kelas VII-1 yang sedang diteliti.

b. Pengamatan terhadap proses kegiatan belajar-mengajar dikelas dengan pokok bahasan yang sedang dibahas.

c. Pengamatan tentang perilaku siswa terhadap kepedulian lingkungan. d. Pengamatan kesesuaian materi yang disajikan peneliti pada saat KBM

dengan tujuan yang ingin dicapai.

e. Pengamatan tentang pendapat baik pertanyaan, jawaban atau komentar yang diajukan siswa ketika proses KBM mengenai green behaviour. f. Pengamatan terhadap tugas pembuatan proyek yang diberikan kepada

siswa baik secara individu maupun secara kelompok.

g. Menilai tindakan dengan menggunakan format penilaian lembar kegiatan siswa (LKS).

h. Pengamatan terhadap kekreatifan siswa dalam menyampaikan pendapatnya mengenai green behaviour.

Pada tahap ini peneliti meninjau kembali terhadap kegiatan siswa dan guru serta mencatat kekurangan dalam setiap tindakan yang dilakukan sebelumnya untuk direvisi menjadi perencanaan baru pada tindakan selanjutnya.

6. Refleksi

Proses tindakan yang telah dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran, perlu direnungkan sebagai upaya untuk melihat berbagai

(26)

Sri fitriani, 2014

Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran Ips Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

faktor-faktor yang mempengaruhi selama proses pembelajaran berlangsung. Hal demikian dimaksudkan supaya guru dan peneliti mengetahui kekurangan dan kekuatan pada saat tindakan sehingga berusaha untuk memperbaiki sampai pada nilai yang diharapkan terus meningkat.

Refleksi merupakan tahap yang sangat penting dalam proses penelitian tindakan kelas. Melalui kegiatan refleksi ini, guru dan peneliti dapat melihat

berbagai kekurangan dan keberhasilan yang muncul dalam proses tindakan. Refleksi dilakukan setelah melakukan tindakan atas semua kegiatan yang telah

berlangsung dalam siklus pertama untuk kemudian merencanakan tahap perbaikan dan penyempurnaan dalam siklus selanjutnya. Dalam tahap ini peneliti melakukan:

a. Kegiatan diskusi balikan dengan guru mitra dan siswa setelah tindakan dilakukan.

b. Merefleksikan hasil diskusi balikan untuk siklus selanjutnya. c. Mendiskusikan hasil observasi kepada dosen pembimbing.

(27)

Sri fitriani, 2014

Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran Ips Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1

(28)

Sri fitriani, 2014

Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran Ips Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber Wiriaatmadja (2012, hlm. 64)

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk

meningkatkan mutu suatu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Sehubungan dengan hal tersebut maka pengertian PTK menurut

Hopkins (Wiriaatmadja, 2012, hlm. 11) merupakan penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau sesuatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Pemilihan metode Penelitian Tindakan Kelas dalam upaya pengembangan green behaviour peserta didik dalam pembelajaran IPS melalui model

pembelajaran berbasis proyek (project based learning), didasarkan pada alasan bahwa, Penelitian Tindakan Kelas mempunyai fungsi aplikatif bagi guru dalam menjalankan tugasnya dan dalam usaha meningkatkan kemampuan atau kompetensi guru dalam proses pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas ini tidak hanya memberikan saran bagi guru tapi juga solusi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode PTK. Setelah dilakukan penelitian ini diharapkan adanya perbaikan terhadap pembelajaran yang akan meningkatkan sikap green behaviour atau peduli lingkungan pada siswa.

(29)

Sri fitriani, 2014

Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran Ips Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Green behaviour merupakan salah satu perilaku manusia dalam menjaga

lingkungan hidupnya. Green behaviour dapat diartikan sebagai salah satu tindakan yang bersikap ramah akan lingkungan untuk mengurangi dampak dari permasalahan yang terjadi akibat kerusakan lingkungan. Adapun indikator dari green behaviour dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Siswa dapat memahami green behaviour dan permasalahan lingkungan. b) Siswa dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi pada

lingkungan sekitar.

c) Siswa dapat mengemukakan pendapat mengenai green behaviour. d) Siswa dapat menjawab pertanyaan dari guru mengenai green behaviour. e) Siswa paham akan perilaku yang sesuai dengan nilai.

f) Siswa memiliki rasa empati terhadap lingkungan.

g) Siswa mampu menerapkan pengetahuan mengenai green behaviour ke dalam perilaku sehari-hari.

2. Model Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning)

Model pembelajaran berbasis proyek adalah suatu pembelajaran yang menitikberatkan kepada aktivitas siswa dengan menemukan masalah terlebih dahulu dan mencari solusi yang relevan sehingga menghasilkan sebuah karya atau proyek. Proyek yang dikerjakan terdiri dari tiga proyek, yakni tulisan baik berupa narasi, deskripsi, puisi atau cerpen yang bertemakan “peduli lingkungan” atau “green behaviour”, membuat poster dan mendaur ulang sampah. Adapun indikator pembelajaran dengan menggunkan model pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai berikut:

a) Kemampuan siswa membuat jadwal pembuatan proyek b) Kemampuan siswa dalam membuat rancangan proyek

c) Keantusiasan siswa dalam mengerjakan proyek

(30)

Sri fitriani, 2014

Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran Ips Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e) Kemampuan siswa dalam mempresentasikan hasil proyek di depan kelas

E. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh kebenaran dalam pengumpulan data, maka diperlukan instrument yang tepat dan sesuai sehingga masalah yang diteliti akan terpecahkan dengan baik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Lembar Observasi

Lembar observasi diperlukan untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran dengan pengembangan green behaviour peserta didik dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek. Untuk meningkatkan sikap green behaviour peserta didik maka disusunlah instrumen sebagai acuan untuk menilai sejauhmana perkembangan pada setiap peserta didik dan guru, berikut instrument observasi siswa dan guru:

Tabel 3.1

Lembar Observasi Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek

(Project Based Learning) No. Tahap

Pembelajaran

Aspek yang diamati Kriteria

B C K

(31)

Sri fitriani, 2014

Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran Ips Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Kegiatan Inti Proses pembelajaran:

a. Guru menyajikan materi tentang green behaviour

b. Guru mampu menarik minat siswa melalui materi green bahaviour yang disajikan c . Guru melibatkan peserta didik secara aktif

dalam proses pembelajaran dengan green behaviour

d. Guru memfasilitasi peserta didik untuk mengajukan pertanyaan terkait materi green behaviour

e. Guru memberikan contoh dengan dihubungkan pada keadaan lingkungan sekitar

f. Guru memfasilitasi peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya tentang materi green bahaviour

g. Guru mengarahkan pengetahuan dengan realita yang sedang terjadi

h. Guru mengarahkan pengetahuan ke pemahaman nilai

i. Guru mampu mengarahkan pengetahuan ke pembentukan sikap dan karakter

Implementasi Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

a. Start With The Essensial Question

b. Design a Plan of the Project

c. Create a Schedule

d. Monitor the Students and the progress of the Project

(32)

Sri fitriani, 2014

Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran Ips Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Menyampaikan informasi mengenai materi

selanjutnya

c. Melakukan penilaian dan refleksi d. Penutupan pembelajaran dengan

mengucapkan salam

Tabel 3.2

Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Aspek yang Di Observasi B C K

1. Moral

Knowing

Kemampuan untuk memahami green behaviour dan permasalahan lingkungan

2. Kemampuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi pada lingkungan sekitar 3. Kemampuan untuk bertanya kepada guru

mengenai green behaviour dan permasalahan lingkungan

4. Kemampuan untuk mengemukakan pendapat mengenai green behaviour

5. Menjawab pertanyaan dari guru mengenai green behaviour secara tepat dan benar

(33)

Sri fitriani, 2014

Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran Ips Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7 Feeling Ketertarikan siswa pada materi green behaviour

8. Paham akan perilaku yang sesuai dengan nilai 9. Ada rasa empati terhadap lingkungan

10. Kemampuan untuk menerapkan pengetahuan mengenai green behaviour ke dalam perilaku sehari-hari

11. Moral Action

Kemampuan siswa membuat jadwal pembuatan proyek

12. Kemampuan siswa dalam membuat rancangan pembuatan proyek

13. Siswa antusias dalam mengerjakan proyek

14. Siswa mampu menyelesaikan proyek dengan tepat dan benar

15. Siswa mampu mempresentasikan hasil proyek di depan kelas

B = Baik C = Cukup K = Kurang

Pelaksanaan observasi dilakukan dengan memberikan tanda ceklis () pada lembar observasi yang dilakukan oleh guru dan siswa. Kriteriannya yakni Baik, Cukup dan Kurang. Lembar observasi ini juga diperlukan untuk memperoleh informasi tentang kesesuaian antara perencanaan yang dilakukan guru sebelum mengajar dengan keterlaksanaan di dalam kelas dan untuk melihat pengembangan sikap green behaviour siswa selama proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek.

2. Lembar Catatan Lapangan

Lembar catatan lapangan merupakan rekaman kejadian yang dilakukan oleh kolaborator (guru mitra) dan teman sejawat maupun peneliti sendiri untuk menuliskan hal-hal yang belum terekam dalam lembar observasi. Lembar catatan

lapangan digunakan untuk refleksi terhadap keterlaksanaan pembelajaran untuk mengembangkan green behaviour peserta didik melalui model pembelajaran

(34)

Sri fitriani, 2014

Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran Ips Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian tersebut. Catatan lapangan ini diisi oleh teman sejawat yaitu Mitha Fani Febrianti dan diisi oleh peneliti sendiri untuk mencatat hal-hal yang bermakna selama penelitian.

3. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara ini digunakan untuk mengetahui lebih lanjut terhadap

penelitian yang sedang dilakukan. Wawancara dilakukan untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa kelas VII-1 dan guru mitra mengenai pembelajaran

yang selama ini dilakukan sebelum dilaksanakannya penelitian dengan sesudah dilaksanakannya peneltian tindakan oleh peneliti. Wawancara yang akan dilakukan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah wawancara terstruktur. Wawancara ini dilakukan terhadap siswa beserta guru mitra,dan kepala sekolah. Hal ini dilakukan oleh peneliti dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan fokus yang direncanakan. Wawancara ini juga ditujukan kepada beberapa orang siswa kelas VII-1.

4. Angket

Angket diberikan kepada siswa untuk dapat menilai sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan. Pertanyaan tersebut diturunkan dari indikator pengembangan green behaviour. Angket diberikan setiap siklus dan setelah selesai tindakan ketiga untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan pada diri siswa atau tidak. Angket digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan agar peneliti mengetahui keberhasilan siklus yang telah dilakukan. Kriteria penilaian angket yakni Sering, Kadang-Kadang dan Tidak Pernah. Angket tersebut berisi 20 pertanyaan. Berikut angket untuk mengukur sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan:

(35)

Sri fitriani, 2014

Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran Ips Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Angket Kepedulian Siswa Terhadap Lingkungan

No Pertanyaan Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

1. Saya selalu membuang sampah pada tempatnya

2. Saya selalu membuang sampah dengan

memisahkan antara organik dan anorganik

3. Saya tidak suka melihat keadaan lingkungan yang terdapat sampah yang berserakan

4. Saya tidak memperdulikan keadaan lingkungan 5. Saya selalu mengambil

sampah yang tergeletak dijalan dan membuang ketempatnya

6. Saya tidak berani untuk

menegur orang yang membuang sampah

sembarangan

7. Saya suka membuang sampah dikolong meja

8. Saya tidak suka

(36)

Sri fitriani, 2014

Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran Ips Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pulang sekolah

9. Saya menghindari memakai dan membeli produk yang

menghasilkan sampah dalam jumlah besar.

10. Saya selalu membawa botol minuman sendiri dari rumah

11. Saya selalu membeli makanan yang tempat atau wadahnya berbahan seterofom

12. Saya suka menyiram tanaman yang ada disekolah

13. Saya selalu mematikan listrik dikelas ketika tidak terpakai

14. Ketika saya berpergian

saya tidak menggunakan masker, walaupun udara

tercemar polusi 15. Ketika saya jajan

disekolah saya selalu memilah dan memilih

(37)

Sri fitriani, 2014

Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran Ips Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu menghindari makanan

yang mengandung pengawet

16 Saya selalu mengingatkan teman untuk melakukan tindakan yang ramah lingkungan

17 Saya selalu menggunakan sepedah kesekolah

18. Saya suka menggunakan tissue dan menggunakan banyak kertas

19. Saya membiarkan sampah yang sudah tidak terpakai dan tidak menjualnya atau memberikan kepada pihak yang memerlukan.

20. Saya membuat kerajinan dari bahan yang sudah tidak terpakai

F. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah dalam menganalisis data kualitatif dan data kuantitatif yaitu sebagai beikut:

1. Analissi Data Kualitatif

(38)

Sri fitriani, 2014

Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran Ips Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis data dalam penelitian ini yaitu setelah data terkumpul maka dikategorikan berdasarkan fokus penelitian dan selanjutnya diinterpretasikan. Ada beberapa hal yang dilakukan peneliti yaitu:

1) Mendeskripsikan perencanaan tindakan pembelajaran setiap siklus 2) Mendeskripsikan pelaksanaan tindakan

3) Mendeskripsikan hasil observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru

setiap siklus

4) Mendeskripsikan data angket setiap siklus

b). Reduksi Data

Pada tahap ini peneliti menyeleksi beberapa data yang didapatkan dari lapangan kemudian ditulis dalam bentuk deskripsi yang lebih rinci. Data yang sudah direduksi memberikan gambaran yang akurat mengenai hasil pengamatan di lapangan.

c). Display data

Untuk dapat melihat gambaran secara keseluruhan dengan mudah maka harus dibuat dalam berbagai bentuk data menjadi sebuah tabel, bagan, diagram dan charts. Hal ini diperlukan agar mempermudah dan cepat dipahami. Kemudian dideskripsikan sesuai dengan gambaran tersebut.

2. Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengetahui pengembangan green beaviour peserta didik atau kepedulian siswa akan lingkungan dari angket.

Data angket tersebut kemudian dianalisis dan dideskripsikan. Analisis data dengan menggunakan angket yaitu dengan cara, frekuensi (F) dibagi dengan jumlah responden (N) dikali 100%, seperti yang dikemukakan Sudjana (2001, hlm. 19) adalah sebagai berikut:

(39)

Sri fitriani, 2014

Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran Ips Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah menjadi persentase dalam sebuah tabel kemudian peneliti mendeskripsikannya dalam bentuk deskripsi. Hal ini agar mudah dipahami dan untuk menelaah dan membandingkan dari hasil observasi, dan catatan lapangan. Pertanyaan dalam angket ada yang bersifat positif dan ada juga yang negatif.

G. Validasi Data

Adapun validasi data dalam penelitian tindakan kelas menurut Hopkins

(Wiriaatmadja, 2012, hlm.168) adalah melalui:

a. Member check, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau

informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari nara sumber, siapapun juga (Kepala sekolah, guru, teman sejawat dan lain-lain) apakah keterangan atau informasi, atau penjelasan itu tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya, dan data itu terperiksa kebenarannya. Dalam hal ini, peneliti memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi yang didapat dari observer (guru mitra) dan teman sejawat yaitu teman peneliti yang juga melaksanakan PPL di SMPN 16 Bandung yaitu Mitha.

b. Expert opinion, yakni pengecekan terakhir terhadap temuan-temuan penelitian oleh pakar yang professional dibidang ini, yakni dosen pembimbing. Pada tahap akhir ini dapat dilakukan perbaikan, modifikasi atau penghalusan berdasarkan arahan atau opini pakar (pembimbing), selanjutnya analisis yang dilakukan akan meningkatkan derajat kepercayaan penelitian yang dilakukan. Proses ini dilakukan oleh peneliti bersama pembimbing peneliti yaitu Dr. Nana Supriatna, M.Ed. dan Drs. Faqih Samlawi, M.A yang selalu memberikan saran dan masukan dalam melaksanakan penelitian ini.

c. Key respondent review, yaitu meminta salah seorang atau beberapa

(40)

Sri fitriani, 2014

Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran Ips Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(41)

Sri fitriani, 2014

Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran Ips Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Pengembangan green behaviour peserta didik pada pembelajaran IPS melalui model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) di kelas

VII-1 SMPN 16 Bandung dapat disimpulkan sebagai berikut:

Pertama, merencanakan pengembangan green bahaviour peserta didik

pada pembelajaran IPS melalui model pembelajaran berbasis proyek di kelas VII-1 SMPN VII-16 Bandung dilakukan melalui tahapan penyusunan RPP yang tepat serta disesuaikan dengan SK dan KD. Penyusunan RPP tersebut bertujuan agar pelaksanaan penelitian sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Setelah penyusunan RPP yang tepat, peneliti bersama guru mitra menentukan media yang akan digunakan dan tugas proyek yang akan diberikan kepada siswa. Peneliti bersama guru mitra menentukan masalah-masalah mengenai kerusakan lingkungan dan menerapkan materi green behaviour disetiap materi pembelajaran yang akan disampaikan selama dilakukan tindakan. Perencanaan juga dilakukan untuk mengukur moral knowing, moral feeling dan moral action siswa. Selanjutnya, peneliti menyusun angket untuk melihat perkembangan siswa terhadap kepedulian akan lingkungan. Hal tersebut dilakukan agar dapat mengukur sikap green behaviour siswa dan memudahkan peneliti melihat perkembangan sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan. Angket tersebut diberikan kepada siswa setiap siklus pada tindakan ketiga.

Kedua, langkah-langkah dalam menerapkan pengembangan green

behaviour peserta didik melalui model pembelajaran berbasis proyek di kelas

VII-1 SMPN VII-16 Bandung diawali dengan memperkenalkan green behaviour melalui

pengetahuan awal dengan menggunkan metode ceramah dan tanya jawab (moral knowing) mengenai pengertian green behaviour, perilaku green behaviour dan

(42)

Sri fitriani, 2014

Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran Ips Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

lainnya. Penilaian moral knowing dilakukan dengan memberikan Lembar Kerja Siswa pada setiap siklus untuk mengukur pemahaman siswa mengenai materi yang telah disampaian Setelah tahap pembekalan pengetahuan dengan moral knowing dilanjutkan dengan memberikan pengaruh dan pembekalan nilai-nilai

yang peduli lingkungan. Pengembangan tersebut dilakukan dengan cara mengenalkan permasalahan lingkungan yaitu dengan ditayangkan beberapa video

mengenai kerusakan lingkungan. Lalu, siswa diajak untuk mengamati dan memungut sampah yang ada lingkungan sekolah. Hal tersebut dilakukan untuk

menstimulus agar siswa mulai peka terhadap permasalan yang terjadi dan sebagai bahan untuk pembuatan poster dan mengkampanyekan hari bumi pada peringatan “Earth Day”. Penilain pada moral feeling dilakukan ketika proses kegiatan belajar mengajar dan diluar jam pelajaran. Pada tahap moral action siswa diharapkan membuat sebuah karya atau produk. Tahap moral action ini dilakukan tahap-tahap model pembelajaran berbasis proyek. Proyek pertama yaitu siswa membuat tulisan baik puisi, cerpen, deskriptif maupun naratif yang bertemakan “peduli lingkungan” atau “green behaviour”. Proyek kedua, siswa disuruh untuk membuat poster bertemakan “green behaviour” atau “earth day”. Proyek ketiga, siswa disuruh untuk membuat daur ulang sampah. Penilaian moral action ini berdasarkan rubrik penialain yang telah disusun.

Ketiga, kendala-kendala dalam proses mengembangkan green behaviour peserta didik melalui model pembelajaran berbasis proyek di kelas VII-1 SMPN 16 Bandung. Dalam penelitian yang dilakukan ditemukan kendala-kendala yang cukup berpengaruh dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Kendala yang muncul diakibatkan karena siswa belum terbiasa dengan materi green behaviour sehingga merasa asing. Akan tetapi, dengan seringnya guru menerapkan materi green behaviour tersebut dan disampaikan dengan berbagai macam seperi video,

(43)

Sri fitriani, 2014

Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran Ips Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

dapat menunjukan sikap positif terhdap lingkungan. Kendala dalam pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis proyek yaitu siswa masih belum terbiasa dengan tugas-tugas proyek yang diberikan oleh peneliti. Akan tetapi, seiring dengan terus-menerus diberikannya pengetahuan dan cara-cara dalam pembuatanya siswa pun menjadi paham dan mengerti. Dari satu proyek ke proyek yang selanjutnya siswa menunjukan nilai yang bagus. Selain itu kendala dalam

proses pembuatan proyek yaitu waktu pengerjaan yang terlalu singkat sehingga terkadang siswa terasa terburu-buru dalam mengerjakannya.

B. Rekomendasi

Berdasarkan pengalaman penelitian selama melaksanakan pengembangan green behaviour melalui model pembelajaran berbasis proyek, berikut saran bagi

beberapa pihak yang terkait dengan penelitian ini yang ditunjukan untuk mengembangkan green behaviour siswa adalah sebagai berikut:

Bagi pihak sekolah, peneliti berharap dengan menerapkan konsep green behaviour dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan kepedulian siswa

terhadap lingkungan di SMPN 16 Bandung. Selain itu, diharapkan sekolah tetap mengembangkan program Adiwiyata agar mendukung dan memotivasi pada para siswa dan guru-guru dalam menjaga lingkungan sekolah. Hal ini sebagai upaya pencegahan kerusakan lingkungan disekitar sekolah. Pihak sekolah agar tetap mendukung dan memotivasi para guru-guru untuk terus memasukan materi lingkungan pada setiap mata pelajaran sebagai program Adiwiyata.

Bagi guru, dengan adanya penelitian ini berharap menjadi masukan buat guru-guru khusunya guru IPS untuk melakukan variasi menggunakan model-model pembelajaran agar pembelajaran IPS di dalam kelas menjadi lebih bermakna dan menyenangkan. Selain itu juga, untuk memberikan pembelajaran

(44)

Sri fitriani, 2014

Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran Ips Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

proses pembelajaran. Selain itu untuk memberikan gambaran bahwa penilaian siswa itu tidak hanya dalam aspek kognitif saja akan tetapi bisa dinilai secara keseluruhan.

Bagi siswa, dengan adanya penelitian mengenai green behaviour malaui model pembelajaran berbasis proyek dilakukan sebagai upaya peningkatan kepedulian siswa terhadap lingkungan, memberikan kesempatan kepada siswa

untuk lebih menjaga dan melestarikan lingkungan. Selain itu siswa diharapkan untuk mengimplementasikan kebiasaan green behaviour dalam kehidupan

sehari-hari. Sikap peduli lingkungan yang ditunjukan oleh siswa yaitu siswa membiasakan membuang sampah pada tempatnya, menghemat listrik, diet kantung plastik, membawa botol minuman sendiri dan merubah kebiasaan buruk yang dapat merusak lingkungan untuk menciptakan kehidupan yang ramah akan lingkungan.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan. Semoga dapat memberikan manfaat terhadap peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dan secara khusus menjadi bahan pertimbangan sekolah dalam mengembangkan green behaviour dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajaran berbasis

(45)

Sri fitriani, 2014

Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran Ips Melalui Model DAFTAR PUSTAKA

Anwar, S. (2010). Ekologi Manusia.Bandung: Rosdakarya.

Aliva, F. (2013). Pengembangan Green Behaviour Melalui Model Pembelajaran Pelayanan (Service Learning). FPIPS-UPI: Tidak Diterbitkan.

Bahri, S dan Aswan, Z. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Buchari, A. (2010). Pembelajaran Studi Sosial. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Capra, F. (2005). Ecology and Community. [Online]. Tersedia:

http://www.ecoliteracy.org/change/school-gardens . [08 Maret 2014].

---. (2002). Jaring-Jaring Kehidupan. Yogyakarta: Fajat Pustaka Baru.

Cushman, R. (2012). Green Behavior (Homo Ecologicus).[Online]. 16 halaman. Tersedia:http://engineering.dartmouth.edu/Benovit_R_Roisin/courses/engs

44/GreenBehavior.pdf (23 April 2014).

Daryanto. (1995). Masalah Pemcemaran. Bandung: Penerbit Tarsito.

Depdiknas RI. (2006). Peraturan Mendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta.

Dwijodeputro. (1987). Manusia dan Lingkungan. Jakarta: LPTK Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Pengajaran.

Elliotss, S dan Davis, J. (2009). “Exploring The Resistance: An Australian Perspective On Educating For Sustainability In Early Childhood” International Journal of Early Childhood, Vol. 41. (2). 65-67.

Global SchoolNet. (2000). Introduction to Networked Project Based Learning. Online: http://www.gsn.org/web/pbl/whatis.htm . [8 Maret 2014].

Goleman, D. (2012). Eco Literate. USA: Jossey Bass.

(46)

Sri fitriani, 2014

Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran Ips Melalui Model

Hapsari, D. (2011). Polusi Udara di Kota Bandung. Online:

http://darahapsarinastiti.blogspot.com/2011/12/polusi-udara-di-kota-bandung.html.[25 November 2013].

Hasan, S.H. (1995). Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta: Depdikbud,Dirjen Dikti, Senayan.

---. (2012). Pendidikan Sejarah Untuk Manusia dan Kemanusiaan. Jakarta: Bee Media Indonesia.

Indikka, K. (2012). Pengembangan Green Behavior Pada Siswa Melalui Penggunaan Media Audio Visual Dalam Metode Pembelajaran Example Non Example Pada Mata Pelajaran IPS di Sekolah Dasar. Tesis Pada Jurusan Pendidikan Dasar UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.Bandung: Reflika Aditama.

Lickona, T. (2012). Education For Character. Jakarta: Bumi Aksara.

Lickona, T dan Kevin R. (2010). Character Development: The Challenge And The

Model. [Online]. Tersedia:

http://www.crvp.org/book/Series06/VI-3/chapter_i.htm. [9 Maret 2014].

Mahira. 2012. Penerapan Model Project Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa Pada Konsep Pencemaran Lingkungan. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi. FPMIPA UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Neolaka, A. (2008). Kesadaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurohman, S. (2008). Pendekatan Project Based Learning dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Siswa dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Keanekaragaman Tumbuhan. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi. FPMIPA UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Rahmawati, D. (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap hasil Belajar Fisika Siswa. Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta: Tidak Diterbitkan.

Gambar

Gambar 3.1 Model Penelitian Lewin Menurut Elliot
Tabel 3.1
 Tabel 3.2  Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur komunitas makroinvertebrata bentos pada stasiun dua hingga lima didominasi oleh jenis yang intoleran terhadap pencemaran

Abstrak: Struktur penguasaan dan kepemilikan tanah di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami perubahan mendasar sejak UU No 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY

[r]

 Shallow knowledge Shallow knowledge atau atau pengetahuan non formal, pengetahuan non formal, pengetahuan-pengetahuan praktis dalam bidang

Abstrak : Diantara langkah terobosan MTs Negeri Sumber Bungur Pamekasan adalah merealisasikan program di bidang pengembangan kurikulum bahasa Arab. Tujuan penelitian

Pengendalian biaya yang dimaksud adalah biaya pemasaran yang meliputi biayabiaya yang dapat dikelompokkan kedalam fungsi pemasaran yaitu : biaya menurut fungsi penjualan,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana representasi ideologi Goenawan Mohamad dan wacana apa yang berkembang dalam tulisannya di Catatan Pinggir majalah

Semakin berkembangnya teknologi informasi dan mudahnya akses informasi menjadikan para remaja semakin mudah mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi yang