• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN KAIWA DENGAN MENGGUNAKAN THREE-STEP INTERVIEW : penelitian eksperimen murni terhadap siswa kelas VIII SMP Laboratorium Percontohan UPI tahun ajaran 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN KAIWA DENGAN MENGGUNAKAN THREE-STEP INTERVIEW : penelitian eksperimen murni terhadap siswa kelas VIII SMP Laboratorium Percontohan UPI tahun ajaran 2014/2015."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN KAIWA DENGAN MENGGUNAKAN

THREE-STEP INTERVIEW

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Jepang

oleh

RYZKA DWI PURWANI NIM 1104699

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

PEMBELAJARAN KAIWA DENGAN MENGGUNAKAN

THREE-STEP INTERVIEW

Oleh

Ryzka Dwi Purwani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan Bahasa Jepang

© Ryzka Dwi Purwani 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

RYZKA DWI PURWANI

1104699

PEMBELAJARAN KAIWA DENGAN MENGGUNAKAN

THREE-STEP INTERVIEW

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Susi Widianti, M.Pd., M.A.

NIP. 197312032003122001

Pembimbing II

Dr. Dedi Sutedi, M.A., M.Ed.

NIP.196605071996011001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Bahasa Jepang

Dr. Herniwati, M.Hum.

(4)

Ryzka Dwi Purwani, 2015

PEMBELAJARAN KAIWA DENGAN MENGGUNAKAN THREE-STEP INTERVIEW Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran Kaiwa dengan Menggunakan Three-Step Interview

(Penelitian Eksperimen Murni terhadap Siswa Kelas VIII SMP

Laboratorium Percontohan UPI Tahun Ajaran 2014/2015)

Ryzka Dwi Purwani

1104699

ABSTRAK

Permasalahan utama siswa yang mempelajari bahasa Jepang di SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia (SMP Labschool UPI) adalah sulitnya berbicara bahasa Jepang dan pembelajaran percakapan bahasa Jepang yang kurang menarik. Maka dari itu, model Three-Step Interview merupakan salah satu cara yang dapat memudahkan siswa dalam menguasai cara berbicara menggunakan bahasa Jepang.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pembelajaran berbicara bahasa Jepang dengan Three-Step Interview dan mengetahui kesan siswa tentang Three-Step Interview pada pembelajaran percakapan bahasa Jepang. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen murni dengan desain Rendomized Control Group Pretest-Posttest. Sampel penelitian ini sebanyak 45 siswa, 25 siswa kelas 8E sebagai kelas eksperimen dan 20 siswa kelas 8A sebagai kelas kontrol di SMP Lab School UPI. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes wawancara dan angket. Dari hasil analisis data, diketahui hasil pre-test nilai t hitung lebih kecil sama dengan t tabel (t hitung ≤ t tabel). Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan berbicara bahasa Jepang antara variabel X (kelas eksperimen) dengan variabel Y (kelas kontrol). Analisis data hasil post-test menunjukkan nilai t hitung lebih besar sama dengan t tabel (t hitung ≥ t tabel). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan berbicara bahasa Jepang antara variabel X (kelas eksperimen) yang menggunakan Three-Step Interview dengan variabel Y (kelas kontrol) yang menggunakan metode konvensional. Hasil angket menunjukkan sebagian besar siswa mengganggap pembelajaran Kaiwa dengan menggunakan Three-Step Interview sangat menarik dan dapat meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Jepang.

(5)

Three-Step Interview 会話学習

(2014 – 2015 年度 ン ネ 教育大学 ボ クー 中学校 VIII

対す 実験)

カ プ ワニ

4699

要旨

ン ネ 教育大学 ボ クー 中学校 日本語 勉強し い 学習

者 問題 たくさ あ 主 問題 し 日本語 話すこ あま

いこ あ そ 日本語学習 あま 面白く い 思わ した

日 本 語 話 し や す く す た め ー 効 果 的 方 法 Three-Step

Interview あ 本研究 目的 Three-Step Interview 会話学習 調べ

またこ 方法 実施す 学習者 印象 調べ ため あ 本研究 使用し

た方法 実験法 ン 事前 事後 使用した 対象者

ン ネ 教育大学 ボ クー 中学校 ンプ VIII ク

45 名 分けた そ 中 実験ク 25名 あ 統制ク 20

名 あ ータ収集 方法 面接 ンケー 使用した ータ

事前 分析 データt得点 t表 低く この結果を見ると

Three-Step Interview 会話学習 実施す 前 実験ク 統制ク

間 違い 見 た 事後 分析 ータ、t得点 t表

高く この結果を見ると Three-Step Interview 会話学習 実施した

実験ク 統制ク 間 違い 見 た ンケー 分析 大体

学習者 Three-Step Interview 面白く 会話能力 増加した 明

(6)

Ryzka Dwi Purwani, 2015

PEMBELAJARAN KAIWA DENGAN MENGGUNAKAN THREE-STEP INTERVIEW Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Pure Experiment Research on Grade VIII of SMP Lab School UPI

Academic Year 2014/2015)

Ryzka Dwi Purwani

1104699

ABSTRACT

The main problem of students who studied Japanese in SMP Lab School UPI was the difficulty of learning to speak Japanese and the learning of conversational Japanese which was less attractive. Therefore, a way needed so that students could easily master how to speak Japanese. One of them was to use a Three-Step Interview. This study aimed to determine the results of learning to speak Japanese with a Three-Step Interview and the impressions of students about the Three-Step Interview on learning conversational Japanese. This study used pure experimental method with Rendomized design of pretest-posttest group control. The study sample were 45 students, 25 students in class 8E as experimental class and 20 students in class 8A as the control class in SMP Lab School UPI. The research instrument used was a test interview and questionnaire. From the analysis of the data, it was known that pre-test of t score was lower than the t table (t

count ≤ t table). It can be concluded that before the treatment using the Three-Step

Interview, there was no significant difference in the ability to speak Japanese among the variables X (experimental class) with a variable Y (control group). Data analysis from post-test showed t score was higher than t table (t ≥ t table). It can be concluded that after treatment using a Three-Step Interview there were significant differences in the ability to speak Japanese among the variables X (experimental class) which used the Three-Step Interview with variable Y (control group) which used conventional methods. Results of the questionnaire showed that most students assumed Kaiwa learning by using a Three-Step Interview is more attractive and can increase Japanese speaking ability.

(7)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Penelitian ...……… B. Identifikasi Masalah Penelitian ……….. C. Rumusan Masalah Penelitian ...……….. D. Tujuan Penelitian ……… E. Batasan Masalah Penelitian ……… F. Manfaat Penelitian ……….. G. Definisi Operasional ………... H. Anggapan Dasar dan Hipotesis ……….….

I. Sistematika Penulisan ………

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran………..

B. Berbicara (Kaiwa) ……….

1. Berbicara Sebagai Suatu Cara Berkomunikasi ...…………. 2. Berbicara Sebagai Seni Dan Ilmu ………..…. 3. Ragam Seni Berbicara ………. 4. Keterampilan Berbicara ……….. 5. Tujuan Berbicara ………. 6. Prinsip Berbicara ………. 7. Penilaian Keterampilan Berbicara ……….. 8. Hambatan Dalam Berbicara Bahasa Jepang ………

(8)

Ryzka Dwi Purwani, 2015

PEMBELAJARAN KAIWA DENGAN MENGGUNAKAN THREE-STEP INTERVIEW Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Model Pembelajaran Kooperatif ……….………..

1. Model Pembelajaran ………

2. Pembelajaran Kooperatif ………. D. Three-Step Interview ……….. E. Tinjauan Penelitian Terdahulu ………... BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian ………...

B. Desain Penelitian ………

C. Populasi, Sampel dan Lokasi Penelitian ………. 1. Populasi Penelitian ………..

2. Sampel Penelitian ………

3. Lokasi Penelitian ………. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data ………..

1. Analisis Data Pre-Test ……… 2. Analisis Data Post-Test ………... 3. Kriteria Efektifitas Pembelajaran ……… 4. Analisis Data Angket ………..

B. Pembahasan ………

1. Pembahasan Kelas Eksperimen ………... 2. Pembahasan Kelas Kontrol ……….

3. Angket ……….

4. Perbandingan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol …….. 5. Kelebihan Three-Step Interview ……….. 6. Kekurangan Three-Step Interview ………...

(9)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ………

B. Rekomendasi ……….

DAFTAR PUSTAKA ………

LAMPIRAN

(10)

Ryzka Dwi Purwani, 2015

PEMBELAJARAN KAIWA DENGAN MENGGUNAKAN THREE-STEP INTERVIEW Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1. Desain Penelitian ……….. Tabel 3.2. Lembar Pedoman Observasi………. Tabel 3.3. Skala Penilaian……….. Tabel 3.4. Analisis Butir Soal ……… Tabel 3.5. Uji Validitas ……….. Tabel 3.6. Uji Reliabilitas………... Tabel 3.7. Kisi-Kisi Angket ……….……..……… Tabel 3.8. Tabel Pengolahan Data ……….……… Tabel 4.1. Tabel Data Perolehan Nilai Pre-Test (Skala 100) ……… Tabel 4.2. Standar Penilaian UPI……….. Tabel 4.3. Tabel Data Perolehan Nilai Post-Test (Skala 100)………... Tabel 4.4. Penafsiran Efektivitas Pembelajaran ……… Tabel 4.5.Hasil Normalized Gain ………. Tabel 4.6. Klasifikasi Perhitungan Persentasi Tiap Kategori ……..………….. Tabel 4.7. Pertanyaan Angket No. 1……….. Tabel 4.8. Pertanyaan Angket No. 2……….. Tabel 4.9. Pertanyaan Angket No. 3……… Tabel 4.10. Pertanyaan Angket No. 4……… Tabel 4.11. Pertanyaan Angket No. 5……… Tabel 4.12. Pertanyaan Angket No. 6……… Tabel 4.13. Pertanyaan Angket No. 7……… Tabel 4.14. Pertanyaan Angket No. 8………

(11)

Tabel 4.15. Pertanyaan Angket No. 9……… Tabel 4.16. Pertanyaan Angket No. 10………..

(12)

Ryzka Dwi Purwani, 2015

PEMBELAJARAN KAIWA DENGAN MENGGUNAKAN THREE-STEP INTERVIEW Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sekolah Menengah Pertama Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia (SMP Labschool UPI) menjadi salah satu Sekolah Menengah Pertama yang mempelajari bahasa Jepang dikota Bandung. Dalam mempelajari bahasa Jepang tentunya terdapat berbagai macam permasalahan yang dihadapi pendidik maupun peserta didik. Seperti penguasaan kosakata, penyusunan kalimat, menentukan pola kalimat, berbicara atau percakapan, penguasaan huruf, dan sebagainya.

Salah satu permasalahan yang dialami oleh siswa SMP Laboratorium Percontohan UPI adalah sulitnya berbicara bahasa Jepang. Banyak siswa yang masih sulit berbicara menggunakan bahasa Jepang dalam hal yang sederhana sekalipun, dimana hal ini disebabkan oleh berbagai macam faktor. Faktor tersebut seperti, metode pembelajaran yang monoton, kurang termotivasi untuk menggunakan bahasa Jepang, kurangnya pembelajaran kaiwa atau percakapan di dalam kelas, terbatasnya penguasaan kosakata,

kesulitan dalam pemilihan pola kalimat, dan lain-lain. Berbicara adalah suatu aspek yang sangat penting bagi pembelajar bahasa, khususnya bahasa Jepang. Oleh karena itu, menjadi suatu tuntutan bagi siswa SMP Laboratorium Percontohan UPI dapat berbicara bahasa Jepang dengan baik dan benar walaupun hanya dalam kalimat sederhana.

(13)

2

Kagan (dalam Eva, 2011, hlm. 3) mengemukakan bahwa ˄Pada Three-Step Interview setiap siswa diberi kesempatan untuk saling berinteraksi

dengan saling mewawancarai secara langsung dan menyampaikan kembali hasil wawancaranya serta dituntut untuk saling bertanggung jawab terhadap tugas yang diembannya sebagai salah satu pendukung keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran.’

Hartati (dalam Eva, 2011, hlm. 3) menjelaskan bahwa ‘siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling mendiskusikan konsep-konsep itu dengan temannya’. Hal ini sesuai dengan teori vygotsky yang menyatakan bahwa siswa akan lebih cepat belajar jika mendapat bantuan dari orang-orang sekitarnya. Bantuan dari orang sekitarnya ini dapat pula berupa bantuan dari teman sebayanya, yaitu dengan saling bekerja sama dan saling berbagi mengenai masalah berikut penyelesaian dari materi yang sedang dipelajari.

Menurut Depdiknas (dalam Eva, 2011, hlm. 3) ‘kecakapan bekerja sama perlu dilatihkan pada siswa karena dengan dimilikinya kecakapan kerja sama yang disertai saling pengertian, saling menghargai, dan saling membantu, siswa akan mampu untuk membangun semangat komunitas yang harmonis’.

Menurut Guilford “Three-Step Interview is an effective way to

encourage students to share their thinking, ask questions, and take”. Atau

Three-Step Interview adalah sebuah cara yang efektif untuk mendorong siswa

agar dapat saling berbagi pemikiran mereka, mengajukan pertanyaan, dan menerima masukan.

(14)

Ryzka Dwi Purwani, 2015

PEMBELAJARAN KAIWA DENGAN MENGGUNAKAN THREE-STEP INTERVIEW Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan menggunakan model pembelajaran Three-Step Interview diharapkan dapat mempermudah pendidik dalam mengajarkan kaiwa dikelas bahasa Jepang. Dimana dalam model pembelajaran ini siswa dituntut untuk lebih aktif, sementara guru hanya mengarahkan dan mengawasi.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis dapat mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya pembelajaran kaiwa pada saat pembelajaran bahasa Jepang dikelas.

2. Pembelajaran kaiwa pada saat pembelajaran bahasa Jepang belum sepenuhnya menggunakan metode yang menarik dan inovatif.

3. Pembelajaran kaiwa pada saat pembelajaran bahasa Jepang masih cenderung menekankan penghafalan dan ingatan.

4. Pembelajaran kaiwa pada saat pembelajaran bahasa Jepang kurang memotivasi siswa untuk menggunakan bahasa Jepang.

5. Kemampuan siswa SMP Laboratorium Percontohan UPI dalam berbicara bahasa Jepang masih rendah.

6. Siswa kurang termotivasi untuk berbicara bahasa Jepang.

C. Rumusan Masalah Penelitian

1. Bagaimana kemampuan berbicara siswa SMP Laboratorium Percontohan UPI pada kelas kontrol yang tidak menggunakan Three-Step Interview ? 2. Bagaimana kemampuan berbicara siswa SMP Laboratorium Percontohan

UPI pada kelas eksperimen yang menggunakan Three-Step Interview? 3. Bagaimana respon siswa SMP Laboratorium Percontohan UPI terhadap

(15)

4

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah kemampuan percakapan dalam pembelajaran bahasa Jepang (kelas 8 semester 2) di SMP Laboratorium Percontohan UPI, yaitu:

1. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan berbicara siswa SMP Laboratorium Percontohan UPI pada kelas kontrol yang tidak menggunakan Three-Step Interview.

2. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan berbicara siswa SMP Laboratorium Percontohan UPI pada kelas eksperimen yang menggunakan Three-Step Interview.

3. Untuk mengetahui bagaimana respon bagaimana respon siswa SMP Laboratorium Percontohan UPI terhadap model pembelajaran Three-Step Interview dalam pembelajaran kaiwa.

E. Batasan Masalah Penelitian

Batasan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Penggunaan model pembelajaran Three-Step Interview dalam pembelajaran kaiwa pada siswa SMP Laboratorium Percontohan UPI, untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang berbeda agar pembelajaran bahasa Jepang khususnya saat pembelajaran kaiwa atau percakapan tidak monoton.

2. Kemampuan berbicara siswa SMP Laboratorium Percontohan UPI kelas 8 dalam berbahasa Jepang.

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari pelaksanaan penelitian ini dapat diharapkan memberi manfaat yang berarti bagi pendidik, peserta didik dan lembaga sebagai suatu sistem pendidikan yang mendukung peningkatan proses belajar mengajar.

1. Manfaat Teoritis

(16)

Ryzka Dwi Purwani, 2015

PEMBELAJARAN KAIWA DENGAN MENGGUNAKAN THREE-STEP INTERVIEW Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

khususnya kelas 8. Selain itu, sebagai upaya untuk mencari solusi atau cara yang lebih tepat dan lebih baik dalam memperbaiki pengajaran dalam pembelajaran kaiwa yang telah dilakukan selama ini. Oleh karena itu, harapan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah dapat dijadikan sebagai model dalam pembelajaran bahasa Jepang, bukan hanya untuk siswa SMP tetapi dapat pula diterapkan pada seluruh siswa yang mempelajari bahasa Jepang.

2. Manfaat Praktis

a) Manfaat bagi Peserta Didik

1) Meningkatkan kemampuan bahasa Jepang pada siswa SMP Laboratorium Percontohan UPI.

2) Memudahkan pemahaman siswa dalam pembelajaran kaiwa dikelas bahasa Jepang.

3) Siswa lebih termotivasi untuk meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Jepang, karena model pembelajaran yang berbeda.

b) Manfaat bagi Guru/Pendidik

Menambah pengetahuan tentang pemanfaatan model pembelajaran, khususnya model pembelajaran Three-Step Interview sebagai metode pembelajaran.

1. Mempermudah guru dalam menyampaikan suatu materi pembelajaran.

2. Meningkatkan motivasi guru untuk menerapkan model pembelajaran yang lebih variatif dan inovatif, sehingga materi pembelajaran akan lebih menarik dan tidak monoton.

c) Manfaat bagi Lembaga (Sekolah/Universitas)

(17)

6

G. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalah pahaman dalam penulisan penelitian ini, penulis akan menerangkan beberapa definisi operasional yang berkaitan dengan judul penelitian diatas.

1. ˈPembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajarˉ (KBBI, 2008, hlm. 23).

Pembelajaran dalam penelitian ini adalah upaya penulis untuk membantu peserta didik dalam melakukan suatu proses pembelajaran.

2. ˈBerbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaanˉ (Tarigan, 2013, hlm. 16).

ˈBerbicara adalah berkata, bercakap, berbahasa, melahirkan pendapat,

Berundingˉ (KBBI, 2008, hlm. 188).

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kaiwa adalah bercakap, berbahasa, mengeluarkan kata-kata dengan maksud menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan menggunakan bahasa Jepang.

3. Three-Step Interview adalah salah satu model pembelajaran yang disebut juga Three Problem-solving dilakukan 3 langkah untuk memecahkan masalah. Pada langkah pertama guru/dosen menyampaikan isu atau suatu masalah yang dapat menimbulkan berbagai macam opini, kemudian mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada seluruh peserta didik dikelas. Langkah kedua, secara berpasangan peserta didik bermain peran sebagai pewawancara dan orang yang diwawancarai.

Ketiga, setelah wawancara pertama dilakukan maka pasangan bertukar peran. Selanjutnya setiap pasangan dapat mempresentasikan hasil wawancara mereka kepada seluruh kelas secara bergiliran.

Three-Step Interview dalam penelitian ini sebagai model pembelajaran

(18)

Ryzka Dwi Purwani, 2015

PEMBELAJARAN KAIWA DENGAN MENGGUNAKAN THREE-STEP INTERVIEW Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Anggapan Dasar dan Hipotesis

Menurut Winarno (dalam Kurniawati, 2014, hlm. 7) ˄Anggapan dasar adalah asumsi atau postulat yang menjadi tumpuan segala pandangan dan kegiatan terhadap masalah yang dihadapi. Postulat ini menjadi titik pangkal, titik dimana tidak lagi menjadi keragu-raguan penyelidik.˅

Anggapan dasar dari penelitian ini adalah bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Three-Step Interview dalam pembelajaran kaiwa merupakan salah satu alternatif yang bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa SMP Laboratorium UPI dalam berbahasa Jepang.

Menurut Arikunto (dalam Kurniawati, 2014, hlm. 7) ˄Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi masih harus dibuktikan, dites atau diuji kebenarannya.˅

Berdasarkan pengertian tersebut, maka hipotesis pada penelitian ini adalah:

1. Hipotesis kerja (Hk): Penerapan model pembelajaran Three-Step Interview efektif digunakan dalam meningkatkan kemampuan berbiacara

bahasa Jepang siswa SMP.

2. Hipotesis nol (Ho): Penerapan model pembelajaran Three-Step Interview tidak efektif digunakan dalam meningkatkan kemampuan berbiacara bahasa Jepang siswa SMP.

I. Sistematika Penulisan

BAB I: Pendahuluan, sub-babnya terdiri dari: latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian.

BAB II: Kajian Pustaka, berisi tentang hasil kajian teori-teori yang relevan dangan tema penelitian tersebut.

(19)

8

BAB IV: Analisis Data dan Pembahasan, penulis akan menjelaskan analisis dan interpretasi hasil pengolahan data, pre test, post test, serta gambaran umum hasil penelitian.

(20)

Ryzka Dwi Purwani, 2015

PEMBELAJARAN KAIWA DENGAN MENGGUNAKAN THREE-STEP INTERVIEW Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

29

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian harus menggunakan metode penelitian, sebagai cara atau prosedur dalam melakukan penelitian agar dapat mencapai hasil penelitian yang efektif. Menurut Sudaryanto (dalam Sutedi, 2011, hlm. 53) ˈmetode adalah cara yang harus dilaksanakan, teknik adalah cara melaksanakan metode.ˉDalam kegiatan penelitian metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian (Sutedi, 2011, hlm. 53).

Menurut Sugiyono (2014, hlm. 6) ˈMetode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.ˉ

Jadi, metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur yang digunakan dalam suatu penelitian agar penelitian dapat dilakukan secara sistematis, dapat dilakukan dengan lebih mudah dan dapat mencapai tujuan yang lebih efektif.

Berdasarkan tingkat kealamiahan tempat penelitian, penelitian yang akan penulis lakukan adalah penelitian eksperimen, seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2014, hlm. 107) bahwa˄metode penelitian eksperimen dapat diatikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.˅

(21)

30

B. Desain Penelitian

Desain penelitian digunakan untuk mengetahui prosedur penelitian secara lebih khusus atau spesifik, agar lebih mudah menentukan tahapan sebuah penelitian.

Penelitian ini merupakan penelitian true experimental (eksperimen murni/yang sebenarnya/betul-betul) karena dalam desain ini penulis dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random (acak) dari populasi tertentu.

Penelitian eksperimental atau penelitian uji coba merupakan salah satu metode yang sering digunakan dalam bidang pengajaran. Tujuan metode ini yaitu untuk menguji efektivitas dan efesiensi dari suatu pendekatan, metode, teknik atau media pengajaran dan pembelajaran, sehingga hasilnya dapat diterapkan jika memang baik, atau tidak digunakan jika memang tidak baik, dalam pengajaran yang sebenarnya. (Sutedi, 2011 hlm. 64)

Metode true experimental dipilih karena sesuai dengan masalah yang akan penulis teliti yaitu efektif tidaknya pembelajaran kaiwa di SMP Laboratorium Percontohan UPI dengan menggunakan Three-Step Interview dengan melihat hasil belajar siswa.

Desain eksperimen yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah pre-test and post-test group design. Penelitian ini menggunakan dua variabel,

yaitu variabel bebas (kelas kontrol) dan variabel terikat (kelas eksperimen) (Masfufah, 2012,hlm. 23)

Dapat pula diartikan sebagai suatu perlakuan yang dilaksanakan dengan adanya kelompok pembanding (kelas kontrol). Dalam desain ini terdapat dua kelompok, kelompok pertama diberi treatment dan kelompok lain tidak.

Tabel 3.1.

Desain Penelitian

(22)

Ryzka Dwi Purwani, 2015

PEMBELAJARAN KAIWA DENGAN MENGGUNAKAN THREE-STEP INTERVIEW Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

X1 : Pre-test kelas eksperimen X2 : Pre-test kelas kontrol

O1 : Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Three-Step Interview di kelas eksperimen

O2 : Perlakuan tanpa menggunakan model pembelajaran Three-Step Interview di kelas kontrol

Y1 : Post-test kelas eksperimen Y2 : Post-test kelas kontrol (Masfufah, 2012, hlm. 24)

Terdapat dua kelompok dalam penelitian ini, kelompok satu diberi treatment menggunakan model pembelajaran Three-Step Interview dan

disebut sebagai kelompok eksperimen, sedangkan kelompok kedua tidak diberi treatment kelompok ini disebut sebagai kelompok kontrol. Setelah kelompok eksperimen diberi treatment, kelompok tersebut di tes, demikian juga dengan kelompok kontrol. Hasil ke dua kelompok itu diperbandingkan apakah ada perbedaan statistik yang signifikan atau tidak.

C. Populasi, Sampel dan Lokasi Penelitian

1. Populasi Penelitian

Manusia yang dijadikan sebagai sumber data disebut dengan populasi penelitian (Sutedi, 2011: 179).

Menurut Sudjana (dalam Purwanto, 2010: 241) populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung maupun hasil mengukur kualitatif maupum kuantitatif dari karakteristik mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas.

Menurut Sugiyono (2014, hlm 117):

(23)

32

Dapat disimpulkan bahwa populasi adalah kumpulan keseluruhan makhluk hidup yang dijadikan sebagai sumber data dalam sebuah penelitian.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah siswa SMP Laboratorium Percontohan UPI.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2014, hlm. 118). MenurutPurwanto (2010, hlm 242) ˈsampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki ciri yang sama dengan populasi.ˉ Sedangkan Sutedi (2011, hlm. 179) mengemukakan bahwa

Sampelyaitu sebagian dari populasi tersebut yang dianggap bisa mewakili seluruh karakter dari populasi yang ada dapat dipilih untuk dijadikan subjek spenelitian.Subjek penelitian tersebut disebut dengan sampel. Jadi, sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili untuk dijadikan sumber data.

(Sutedi, 2011, hlm. 179)

Jadi, sampel adalah kumpulan makhluk hidup dari sebagian populasi yang dijadikan sumber data dalam sebuah penelitian.

Sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas 8 (8.A dan 8.E) dari populasi tersebut. Kelas kontol dalam penelitian ini adalah kelas 8.A yang berjumlah 20 orang. Sedangkan, kelas eksperimen dalam penelitian ini adalah kelas 8.E yang berjumlah 25 orang.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalah tempat dilakukannya penelitian. Penelitian ini dilakukan di SMP Laboratorium Percontohan UPI. Sekolah menengah yang terletak di dalam komplek Universitas Pendidikan Indonesia, yaitu tepatnya di Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Kel. Isola Kec. Sukasari Kota Bandung.

D. Variabel Penelitian

(24)

Ryzka Dwi Purwani, 2015

PEMBELAJARAN KAIWA DENGAN MENGGUNAKAN THREE-STEP INTERVIEW Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Three-Step Interview dalam pembelajaran kaiwa.

Variabel terikat (Variable Dependent), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain atau fungsinya diterangkan oleh variabel lain. Maka yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan berbicara pembelajar bahasa Jepang.

Menurut Sugiyono (2014, hlm. 61) ˈVaribel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang , obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.ˉ

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apapun yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulannya. Variabel juga dapat diartikan sebagai komponen yang dapat mempengaruhi komponen lain, yang merupakan bagian dari sesuatu yang ingin diteliti.

E. Teknik Pengumpulan Data

ˈTeknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

dalam penelitian , karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik mengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.ˉ (Sugiyono, 2014, hlm 308)

Teknik pengumpulan data adalah suatu cara atau prosedur pengumpulan data yang dilakukan dalam penulisan penelitian.

1. Studi Literatur

Digunakan untuk mengungkapkan dan mendalami konsep-konsep para ahli yang berhubungan dengan permasalahan penelitian dan sebagai landasan teoritis serta bahan acuan dalam menganalisis data temuan penelitian ini.

2. Tes

(25)

34

a) Pre-test

Pre-test dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan

berbicarayang dimiliki peserta didik sebelum diberikan treatment menggunakan model pembelajaran Three-Step Interview.

b) Post-test

Post-test dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan

berbicara yang dimiliki peserta didik sesudah diberikan treatment menggunakan model pembelajaran Three-Step Interview.

3. Angket

Angket disebarkan untuk mengetahui tanggapan dan respon peserta didik setelah melakukan pembelajaran kaiwa dengan menggunakan model pembelajaran Three-Step Interview.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah: Memberikan pre-test

Memberikan perlakuan (treatment) Memberikan post-test

 Memberikan angket

Mengolah data hasil pre-test, post-test dan angket

F. Instrumen Penelitian

“Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian.” (Sutedi, 2011, hlm. 155)

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Instrumen penelitian juga digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat (Sugiyono, 2014, hlm. 133)

(26)

Ryzka Dwi Purwani, 2015

PEMBELAJARAN KAIWA DENGAN MENGGUNAKAN THREE-STEP INTERVIEW Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pedoman Observasi Siswa

Observasi dilakukan untuk mengetahui dan memantau kegiatan berbiacara yang dilakukan oleh siswa dengan menggunakan model pembelajaran Three-Step Interview. Observasi dilakukan pada saat proses belajar mengajar (PBM) berlangsung. Observasi dalam hal ini adalah melakukan pengamatan ketika treatment berlangsung. Selama proses PBM tersebut, guru yang berstatus sebagai pengajar dan peneliti sekaligus pengamat melakukan observasi dengan menggunakan alat observasi berupa lembar penilaian tes berbicara siswa dengan menggunakan model pembelajaran Three-Step Interview.

Lembar pedoman observasi tersebut mencakup penilaian aspek bahasa lisan dan penampilan (pelafalan, intonasi, struktur bahasa, diksi, ekspresi, volume suara, kefasihan dan sikap).

Tabel 3.2.

No Aspek yang dinilai Skala Penelitian Bobot Skor 5 4 3 2 1

(27)

36

Skala penilaian sebagai berikut:

Tabel 3.3.

Skala Penilaian

5 Baik Sekali

4 Baik

3 Cukup

2 Kurang

1 Kurang Sekali

Data yang di ambil dari hasil Pre-test dan Post-test diolah berdasarkan kriteria sebagai berikut:

a. Pemberian skor untuk masing-masing komponen dilakukan dengan memberi tanda ceklis pada lembar penilaian sesuai aspek kemampuan yang dinilai sebagai berikut:

1) Penggunaan Bahasa Lisan  Lafal dan Intonasi  Struktur Bahasa  Diksi

2) Penampilan  Ekspresi  Volume suara  Kefasihan  Sikap

b. Arti skala secara umum:

1 = sangat kurang 3 = cukup 5= sangat baik

2 = kurang 4 = baik

(28)

Ryzka Dwi Purwani, 2015

PEMBELAJARAN KAIWA DENGAN MENGGUNAKAN THREE-STEP INTERVIEW Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mempermudah proses evaluasi, dapat dilihat dalam deskripsi/ penjabaran lebih lengkap mengenai skala penilaian aspek keterampilan berbicara berikut ini:

a. Lafal dan Intonasi

1. Terdapat banyak kesalahan dalam pelafalan dan intonasi bahasa lisan.

2. Kesalahan pelafalan dan intonasi cukup sering dan terasa mengganggu

3. Terdapat sedikit kesalahan pelafalan dan intonasi, namun secara kebahasaan masih dapat dipahami.

4. Tidak ada kesalaham/penyimpangan yang berarti dalam pelafalan dan intonasi penutur mendekati sempurna.

5. Pelafalan bunyi bahasa jelas, tidak ada pengaruh bahasa ibu si penutur serta intonasi tepat atau sempurna.

b. Struktur Bahasa

1. Banyak sekali penyimpangan dalam penggunaan tata bahasa. 2. Terdapat cukup banyak kesalahan tata bahasa.

3. Terdapat beberapa kesalahan atau penyimpangan tetapi tidak merusak bahasa.

4. Pada umumnya struktur kalimat sudah tepat, tidak ditemui penyimpangan yang berarti dan dapat merusak bahasa.

5. Penggunaan struktur kalimat sangat tepat, tidak ada penyimpangan dari kaidah bahasa.

c. Diksi

1. Kata-kata yang digunakan banyak sekali yang tidak tepat dan tidak sesuai.

2. Agak banyak menggunakan kata-kata yang kurang tepat. 3. Kata-kata yang digunakan sudah cukup baik hanya kurang

bervariasi.

(29)

38

5. Kata yang digunakan dipilih secara tepat dan bervariasi sesuai dengan situasi, kondisi, dan status pendengar sehingga tidak ada yang janggal.

d. Ekspresi

1. Ekspresi datar atau tidak ada sama sekali gerak-gerik dan mimik.

2. Ekspresi hampir tidak ada atau hanya sedikit gerak-gerik tanpa disertai mimik.

3. Ekspresi yang diperlihatkan tidak sesuai dengan isi percakapan. 4. Ekpresi yang diperlihatkan saat berbicara atau melakukan

percakapan cukup bagus dan sesuai dengan isi percakapan. 5. Ekspresi yang diperlihatkan saat berbicara atau melakukan

percakapan sudah bagus dan sesuai dengan isi percakapan. e. Volume Suara

1. Suara terlalu kecil dan kurang jelas, sama sekali tidak terdengar oleh seluruh peserta.

2. Pengaturan volume kurang baik, sehingga kata-kata yang diucapkan kurang jelas terdengar.

3. Volume suara cukup baik, walau masih banyak penyesuaian suara.

4. Pengaturan suara cukup jelas hanya sekali-kali ditemukan ketidaksesuaian.

5. Suara sangat jelas dan pengaturan volume sangat sesuai dengan kondisi dan isi pembicaraan.

f. Kefasihan

1. Pembicaraannya sangat tidak benar, banyak diam dan gugup. 2. Pembicaraannya kurang lancar.

3. Pembicaraannya cukup lancar, tetapi sering berhenti.

(30)

Ryzka Dwi Purwani, 2015

PEMBELAJARAN KAIWA DENGAN MENGGUNAKAN THREE-STEP INTERVIEW Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Pembicaraannya sangat lancar/fasih, baik dari segi penggunaan isi maupun bahasa.

g. Sikap

1. Sikap terhadap lawan bicara tidak tepat dan salah satu faktornya sangat tergesa-gesa atau lupa dialog.

2. Sikap terhadap lawan bicara kurang tepat dan salah satu faktornya tergesa-gesa atau gugup.

3. Sikap terhadap lawan bicara cukup tepat dan benar.

4. Sikap terhadap lawan bicara tepat dan benar ketika melakukan percakapan.

5. Sikap terhadap lawan bicara sangat tepat dan benar ketika melakukan pembicaraan, saling menimpali dengan sempurna. 2. Tes

Tes merupakan alat ukur yang biasanya digunakan untuk megukur hasil belajar siswa setelah selesai satu satuan program pengajaran tertentu (Sutedi, 2011, hlm. 157)

Tes yang akan dilakukan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu Pre-test dan Post test. Pre-test adalah tes yang dilaksanakan untuk

mengetahui kemampuan percakapan peserta didik sebelum menggunakan model pembelajaranThree-Step Interview dalam pembelajaran Kaiwa.Post Test adalah tes yang dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan percakapan peserta didik sesudah diberikan treatment menggunakan model pembelajaranThree-Step Interview dalam pembelajaran kaiwa.

(31)

40

Berikut ini adalah analisis uji coba instrumen sebelum digunakan: a. Analisis Butir soal

1) Analisis Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah tetapi juga tidak terlalu sulit. Untuk mencari tingkat kesukaran (TK) menggunakan rumus berikut.

� = ∑ � + ∑ �+

TK : tingkat kesukaran

ΣBT : jumlah siswa yang menjawab benar dari kelompok tinggi

ΣBR : jumlah siswa yang menjawab benar dari kelompok rendah

NT : banyaknya siswa kelompok tinggi NR : banyaknya siswa kelompok rendah Penafsiran:

0,00-0,20 : sukar (SKR) 0,21-0,75 : sedang (SDG) 0,76-1,00 : mudah (MDH) 2) Analisis Daya Pembeda

Untuk mencari daya pembeda atau (DP) menggunakan rumus berikut.

� = ∑ � −∑ �

Penafsiran :

0,00-0,20 : jelek (JLK) 0,21-0,40 : cukup (CKP) 0,41-0,70 : bagus (BGS)

(32)

Ryzka Dwi Purwani, 2015

PEMBELAJARAN KAIWA DENGAN MENGGUNAKAN THREE-STEP INTERVIEW Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4

Analisis Butir Soal

No Soal TK DP Catatan

Indeks Tafsiran Indeks Tafsiran

1 0,7 SDG 0,6 BGS P

PH : Pakai hati-hati G : Ganti

Berdasarkan tabel diatas, dinyatakan bahwa dari 12 (dua belas) soal yang di ujicoba terdapat 2 (dua) soal yang dapat dipakai dengan hati-hati, terdapat 10 soal yang layak dipakai dan tidak ada satu pun soal yang harus diganti. Artinya, seluruh soal dapat dijadikan instrumen untuk penelitian ini. b. Uji Validitas

MenurutSugiyono (2014, hlm. 173) “valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. ”Validitas berkaitan dengan “ketepatan” dengan alat ukur. Tes sebagai salah satu alat ukur hasil belajar dapat dikatakan valid apabila tes itu dapat tepat mengukur hasil belajar yang hendak diukur. Dengan tes yang valid akan menghasilkan data hasil belajar yang valid pula (Widoyoko, 2012, hlm. 98).

(33)

42

Setelah mendapatkan data-data tersebut untuk mengtahui valid atau tidaknya instrumen menggunakan rumus berikut.

r. xy = N ∑ XY − ∑ X ∑ Y

√[N ∑ X2 − ∑ X 2 ] [N ∑ Y2 – ∑ Y 2]

r.xy = 0,98 (sangat tinggi/valid) Penafsiran:

0,00-0,20 : sangat rendah 0,21-0,40 : rendah

(34)

Ryzka Dwi Purwani, 2015

PEMBELAJARAN KAIWA DENGAN MENGGUNAKAN THREE-STEP INTERVIEW Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa soal/instrumen yang telah di ujicoba adalah valid. Artinya, soal tersebut layak digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini. c. Uji Reliabilitas

Suatu tes dikatakan dapat dipercaya (reliabel) jika memberikan hasil yang tetap atau ajek (consistent) apabila diteskan berkali-kali, tes tersebut digunakan pada sampel yang sama, dengan waktu yang tidak terlalu lama, akan menghasilkan data yang sama pula.

Sejalan dengan itu, Sugiyono (2014, hlm. 173) berpendapat bahwa ‘instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan daya yang sama.’

Untuk menguji reliabel atau tidaknya soal yang akan dijadikan sebagai instrumen, maka dilakukan uji reliabilitas menggunakan teknik belah dua sebagai berikut.

Tabel 3.6.

(35)

44

r. xy = N ∑ XY − ∑ X ∑ Y

√[N ∑ X2 − ∑ X 2 ] [N ∑ Y2 – ∑ Y 2]

r.xy = 0,93 (sangat tinggi/reliabel) Penafsiran:

0,00-0,20 : sangat rendah 0,21-0,40 : rendah

0,41-0,70 : sedang 0,71-0,91 : sangat tinggi

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa soal yang telah di ujicoba adalah reliabel. Artinya, soal tersebut layak diguanakan sebagai instrumen dalam penelitian ini.

3. Angket

ˈAngket merupakan salah satu instrumen pengumpul data

penelitian yang diberikan kepada responden (manusia dijadikan subjek penelitian)ˉ (Sutedi, 2011, hlm. 164)

Menurut Faisal (dalam Sutedi, 2011, hlm. 164) teknik angket ini dilakukan dengan cara pengumpulan datanya melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari responden.

Angket adalah salah satu instrumen penelitian yang digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data suatu penelitian yang berupa kumpulan daftar pertanyaan yang disebarkan kepada responden untuk mendapatkan informasi.

(36)

Ryzka Dwi Purwani, 2015

PEMBELAJARAN KAIWA DENGAN MENGGUNAKAN THREE-STEP INTERVIEW Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.7

Kisi-kisi Angket

No Indikator Angket Nomor

Soal

Jumlah

Soal

1. Mengetahui kesulitan siswa dalam kegiatan

berbicara bahasa Jepang 1 1

2. Mengetahui kesan siswa terhadap

pembelajaran bahasa Jepang 2, 3 2

3.

Mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbicara menggunakan model pembelajaran Three-Step Interview

4,5 2

4.

Mengetahui pengaruh/manfaat model pembelajaran Three-Step Interview dalam pembelajaran kaiwa

6,7,8 3

5.

Mengetahui pendapat dan saran siswa dalam pembelajaran bahasa Jepang menggunakan model pembelajaran Three-Step Interview

9,10 2

Jumlah 10

Untuk menganalisis dan menafsirkan data angket, penulis melakukan pentabulasian data dengan menggunakan perhitungan Presentase. Dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menjumlahkan setiap jawaban angket

b. Menghitung Presentase dan frekuensi dari setiap jawaban dengan rumus berikut ini :

P =

x 100%

c. Membuat tabel presentasi frekuensi

(37)

46

G. Teknik Pengolahan Data

Setelah semua data hasil tes terkumpul kemudian data tersebut diolahdengan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Teknik Pengolahan Data Tes

a. Membuat tabel persiapan untuk menghitung nilai t-hitung

Tabel 3.8

1) Kolom (1) diisi dengan nomor urut, sesuai dengan jumlah sampel 2) Kolom (2) diisi dengan nilai pre-test sampel kelas eksperimen 3) Kolom (3) diisi dengan nilai pre-test sampel kelas kontrol

4) Kolom (4) diisi dengan nilai skor bersih sampel kelas eksperimen 5) Kolom (5) diisi dengan nilai skor bersih sampel kelas kontrol 6) Kolom (6) diisi dengan pengkuadratan angka-angka pada

kolom(4)

7) Kolom (7) diisi dengan pengkuadratan angka-angka pada kolom(5)

8) Isi baris sigma (jumlah) dari setiap kolom tersebut

9) (mean) adalah nilai rata-rata dari kolom (2), (3), (4), (5), (6) dan(7)

b. Mencari �� kedua variabel dengan rumus:

Mx =

My =

Keterangan:

(38)

Ryzka Dwi Purwani, 2015

PEMBELAJARAN KAIWA DENGAN MENGGUNAKAN THREE-STEP INTERVIEW Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Σx : jumlah seluruh nilai pre-tes Σy : jumlah seluruh nilai post-test N : jumlah sampel/banyaknya subjek

c. Mencari standar deviasi dari variabel X dan Y

Sdx = √� Sdy = √�

Keterangan :

Sdx : Standar deviasi nilai pre-test kelas eksperimen Σx : Jumlah nilai pre-test kelas eksperimen

N1 : Jumlah sampel kelas eksperimen

Sdy : Standar deviasi nilai pre-test kelas kontrol Σy : Jumlah nilai pre-test kelas kontrol

N2 : Jumlah sampel kelas kontrol

d. Mencari standar error mean kedua variabel

=

√ − =

� √ −

Keterangan :

SEMx : Standar error mean nilai pre-test kelas eksperimen SEMy : Standar error mean nilai pre-test kelas kontrol e. Mencari standar error perbedaan mean X dan Y

= √ +

Keterangan :

SEMxy : standar error perbedaan nilai pre-test kelas eksperimen dan kelas kontol

f. Mencari nilai t-hitung

t-hitung =

Keterangan: Mx:meanpre-test My :mean post-test

(39)

48

g. Memberi interpretasi terhadap nilai t-hitung h. Membandingkan nilai t-hitung dengan nilai t-tabel i. Mencari Gain (d) antara pre-testdan post-test

d= Post-test

Pre-test

j. Mencari normalized gain

< g > =

�−

Keterangan:

< g > : Normalized gain : Pre-test

: Post-test Sm : Nilai maksimal k. Teknik Pengolahan Data Angket

Data angket diolah dengan perhitungan sebagai berikut:

P =

x 100%

Keterangan: P : Presentase f : Jumlah jawaban n : Jumlah responden

H. Prosedur Penelitian

1. Persiapan Penelitian a. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang subjek penelitian di lapangan.

b. Pembuatan Instrumen Penelitian

Pembuatan instrumen penelitian meliputi;

1) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2) Pembuatan soal pre-test dan post-test

(40)

Ryzka Dwi Purwani, 2015

PEMBELAJARAN KAIWA DENGAN MENGGUNAKAN THREE-STEP INTERVIEW Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pengumpulan Data

Pelaksanaan pengumpulan data mulai dari tanggal 8 April 2015 dengan tahap-tahap sebagai berikut:

a. Memberikan Pre-test

Pre-test dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa

sebelum diberikan treatment. Pre-test dilakukan pada tanggal 8 dan 15 April 2015 di kelas eksperimen. Tanggal 10 dan 17 April 2015 di kelas kontrol.

b. Memberikan treatment

Treatment diberikan sebanyak lima kali pertemuan dan hanya

di kelas eksperimen yaitu pada tanggal 15 April, 22 April, 29 April, 13 Mei dan 20 Mei 2015.

c. Memberikan Post-test

Post-test dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa

setelah diberikan treatment. Post-test dilakukan pada tanggal 27 Mei 2015 di kelas eksperimen. Tanggal 29 Mei 2015 di kelas kontrol. d. Memberikan Angket

Angket diberikan untuk mengetahui kesan dan pendapat siswa mengenai pembelajaran kaiwa dengan menggunakan Three-Step Interview. Angket terdiri dari 10 soal yang berisi tentang pelajaran

bahasa Jepang dan Three-Step Interview. 3. Proses Pembelajaran

a. Pembuka

Guru memberi salam dan menjelaskan materi yang akan dipelajari.

b. Pelaksanaan

(41)

50

4. Pengolahan Data

a. Mengolah data tes dan angket

(42)

Ryzka Dwi Purwani, 2015

PEMBELAJARAN KAIWA DENGAN MENGGUNAKAN THREE-STEP INTERVIEW Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

73

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Kemampuan berbicara bahasa Jepang siswa SMP Laboratorium UPI kelas 8 yang menjadi sampel penelitian sebelum dilakukan pembelajaran pada kelas kontrol termasuk kedalam kategori kurang, yaitu 57,05 (nilai rata-rata pada skala 100), Nilai rata-rata post-test pada kelas kontrol dalam kemampuan berbicara bahasa Jepang (kaiwa) dengan menggunakan metode konvensional termasuk dalam kategori kurang, yaitu 62,5. Setelah dilakukan penelitian dapat diketahui bahwa jumlah normalized gain pada kelas kontrol sebesar 2,774 dengan rata-rata nilai

normalized gain sebesar 0,139, nilai tersebut termasuk dalam kategori

kurang efektif.

2. Kemampuan berbicara bahasa Jepang sebelum dilakukan treatment pada kelas eksperimen termasuk ke dalam kategori kurang, yaitu 59,52 (nilai rata-rata pada skala 100). Sedangkan, nilai rata-rata post-test pada kelas eksperimen setelah diberikan treatmentsebanyak lima kali pertemuan dengan menggunakan Three-Step Interview dalam kemampuan berbicara bahasa Jepang (kaiwa) termasuk dalam kategori cukup, yaitu 73,64. jumlah normalized gain pada kelas eksperimen sebesar 15,247 dengan rata-rata nilai normalized gain sebesar 0,610. Berdasarkan tabel penafsiran keefektifan, nilai tersebut termasuk ke dalam kategori efektif. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata normalized gain kelas eksperimen lebih besar dari pada nilai rata-rata

normalized gain kelas kontrol, yaitu 0,610>0,139.

(43)

74

pertemuan yang diberikan pada kelas eksperimen dengan menggunakan Three-Step Interview pada pembelajaran kaiwa, terdapat perbedaan yang

signifikan dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional.

3. Bedasarkan hasil angket, pembelajaran berbicara bahasa Jepang (kaiwa) dengan menggunakan Three-Step Interview dapat memudahkan dan lebih memberikan motivasi sampel dalam mempelajari bahasa Jepang khususnya dalam berbicara bahasa Jepang. Model pembelajaran ini pun dapat menarik minat sampel sehingga dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran berbicara bahasa Jepang (kaiwa).

B. Rekomendasi

Dengan melihat hasil penelitian menggunakan Three-Step Interview dalam pembelajaran berbicara bahasa Jepang (kaiwa) ini,adapun rekomendasi penulis diantaranya sebagai berikut:

1. Dalam pembelajaran bahasa Jepang:

a. Model pembelajaran ini kedepannya dapat dijadikan salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat digunakandalam pembelajaran kaiwa, baik pada pembelajaran bahasa Jepang di tingkat SMP, SMA, perkuliahan, ataupun di lembaga non formal. b. Siswa dapat menggunakan model pembelajaran ini untuk berlatih

berbicara bahasa Jepang diluarjam sekolah atau diluar jam belajar formal.

c. Model pembelajaran ini juga dapat digunakan pada pembelajaran bahasa Jepang lainnya yang membutuhkan kerja sama, komunikasi dan pemecahan masalah.

2. Bagi penelitian selanjutnya:

a. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut tentang model pembelajaran Three-Step Interview pada sampel yang berbeda, seperti di tingkat SMA atau perkuliahan.

(44)

Ryzka Dwi Purwani, 2015

PEMBELAJARAN KAIWA DENGAN MENGGUNAKAN THREE-STEP INTERVIEW Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemecahan masalah, karena penelitian model pembelajaran Three-Step Interview ini masih sangat minim, khususnya di Departemen

Pendidikan Bahasa Jepang.

c. Apabila dilakukan penelitian lebih lanjut tentang Three-Step Interview disarankan untuk menambah alokasi waktu saat treatment

(45)

76

DAFTAR PUSTAKA

Bennett, Barrie, and Carol Rolheiser. 2001. Beyond Monet: The Artful Science of Instructional Integration.Toronto, Ontario : Bookation.

Depdiknas. 2008. Kamus BesarBasaha Indonesia (Edisi Keempat). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Caterina, Regina. 2011. Pengguanaan Media Story Pictures Dalam Pembelajaran Kaiwa. Skripsi UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Eva. 2011. Proposal Pembelajaran Three-Step Interview. Garut: http://marlina2.wordpress.com/2011/03/31/proposal-perbandingan-pembelajaran-three-step-interview-dengan-konvensional/

Isjoni. 2008. Model-Model Pembelajaran Mutakhir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Juliantine, Tite., dkk. 2013. Model-Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI.

Kurniawati, Nia. Efektivitas Teknik Poster Comment Dalam Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa SMA. Skripsi UPI. Bandung: Tidak

diterbitkan

Masfufah, Irma. 2012. Efektifitas Metode Talking Stick Dalam Kemampuan Berbicara Bahasa Jepang. Skripsi UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Purwanto. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(46)

Ryzka Dwi Purwani, 2015

PEMBELAJARAN KAIWA DENGAN MENGGUNAKAN THREE-STEP INTERVIEW Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP. Skripsi UPI. Bandung:

Tidak diterbitkan.

Suhadi. 2010. Cara-Cara Untuk Mendorong Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran. Banjarmasin : Alifa Alternative Media.

Suherman, Heri. 2011. Penerapan Model Koopertaif Tipe Three-Step Interview Dengan Pendekatan Berbasis Masalah Dalam Upaya Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa. Skripsi UPI. Bandung:

Tidak diterbitkan.

Sutedi, Dedi. 2013. Pengantar Statistika. Bandung: Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI.

Sutedi, Dedi. 2011. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Tarigan, Henry Guntur. 2013. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Gambar

Tabel 3.1.
Tabel 3.2.
Tabel 3.3.
Tabel 3.4 Analisis Butir Soal
+5

Referensi

Dokumen terkait