Ikbal, Anjar M. 2014
PENGARUH METODE ROLE PLAYING TERHADAP PENINGKATAN PENGUASAAN GERAK DALAM PERMAINAN BOLABASKET
PENGARUH METODE ROLE PLAYING TERHADAP PENINGKATAN PENGUASAAN GERAK DALAM PERMAINAN BOLABASKET
(Studi Eksperimen Terhadap Ekstrakurikuler Bolabasket SMP N 1 Cicalengka Kabupaten Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi
Oleh:
Anjar Muhamad Ikbal 1005849
Ikbal, Anjar M. 2014
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
PENGARUH METODE ROLE PLAYING TERHADAP PENINGKATAN PENGUASAAN GERAK DALAM PERMAINAN BOLABASKET
(Studi Eksperimen Terhadap Ekstrakurikuler Bolabasket SMPN 1 Cicalengka Kabupaten Bandung)
Oleh
Anjar Muhamad Ikbal
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
©Anjar Muhamad Ikbal 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Ikbal, Anjar M. 2014
PENGARUH METODE ROLE PLAYING TERHADAP PENINGKATAN PENGUASAAN GERAK DALAM PERMAINAN BOLABASKET
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
ANJAR MUHAMAD IKBAL
PENGARUH METODE ROLE PLAYING TERHADAP PENINGKATKAN PENGUASAAN GERAK DALAM PERMAINAN BOLABASKET (Studi Eksperimen Terhadap Ekstrakurikuler Bolabasket SMPN 1 Cicalengka
Kabupaten Bandung)
Disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing I
Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd NIP.196807071992032001
Pembimbing II
Lukmannul Haqim Lubay, M.Pd NIP.197508122009121004
Ikbal, Anjar M. 2014
Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi
Ikbal, Anjar M. 2014
PENGARUH METODE ROLE PLAYING TERHADAP PENINGKATAN PENGUASAAN GERAK DALAM PERMAINAN BOLABASKET
ABSTRAK
PENGARUH METODE ROLE PLAYING TERHADAP PENINGKATKAN PENGUASAAN GERAK DALAM PERMAINAN BOLABASKET (Studi Eksperimen Terhadap Ekstrakurikuler Bola Basket SMPN 1 Cicalengka
Kabupaten Bandung)
Oleh:
Anjar Muhamad Ikbal 1005849
Tujuan penelitian ini yaitu untuk menguji dan mengetahui apakah metode role playing berpengaruh terhadap peningkatan penguasaan gerak menangkap, mengumpan dan membawa bola dalam permainan bolabasket. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Instrumen yang digunakan dalam penelititan ini tes penguasaan gerak menangkap, mengumpan dan membawa bola dalam permainan bolabasket dari Nurhasan (2010:189-195). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket yang berjumlah 24 orang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 24 orang yang diambil dengan menggunakan teknik pengambilan sampel jenuh. Berdasarkan hasil pengujian dan analisis data diperoleh t-hitung 4,621 > t-tabel 1,796 maka h₁ diterima artinya terdapat pengaruh dari metode role playing terhadap peningkatan penguasaan gerak dalam permainan bolabasket. Kesimpulannya terdapat pengaruh yang signifikan dari penggunaan metode role playing terhadap penguasaan gerak menangkap, mengumpan dan membawa bola dalam permainan bolabasket.
Ikbal, Anjar M. 2014
ABSTRAK
THE EFFECT OF ROLE PLAYING METHOD TO THE IMPROVEMENT OF MOVEMENT COMMAND IN BASKETBALL GAME
(study of eksperiment to the extrakurikuler basketball in SMPN 1 Cicalengka Regency of Bandung)
By:
Anjar Muhamad Ikbal 1005849
The purpose of this research is to test and to know whether is method of the role playing give the effect for improving the movement catching, passing and dribbling the ball into basketball game. This method wich is used in this reaserch is experiment method. The instrument wich is used in this reaserch is the command test to catching, passing and dribbling the ball into basketball game from Nurhasan (2010:189-195). The population in this research is the students who follow the ekstrakurikuler of basketball is amount 24 people. The sample in this research is amount 24 people which took using uptake of sampling jenuh technic. According to result of test and data analysis acquire taccount 4.621 > ttable 1.796 therefore h1 accepted is the meaning there is effect from method of role playing to improvement of mevement command. The conclusion is there is significant in fluent from using method of role playing to the catching, passing and dribbling the ball into basketball game.
Ikbal, Anjar M. 2014
PENGARUH METODE ROLE PLAYING TERHADAP PENINGKATAN PENGUASAAN GERAK DALAM PERMAINAN BOLABASKET
DAFTAR ISI
PERNYATAAN……….. i
ABSTRAK……… ii
KATA PENGANTAR………. iii
DAFTAR ISI……… iv
DAFTAR TABEL……… v
DAFTAR BAGAN………... vi
DAFTAR GRAFIK………. vii
DAFTAR LAMPIRAN………... viii
BAB I PENDAHULUAN……….... 1
A. Latar belakang……….. 1
B. Identifikasi masalah….………..….. 4
C. Batasan Masalah….………...……….. 5
D. Rumusan Masalah……… 5
E. Tujuan Penelitian……..………... 6
F. Manfaat Penelitian……..………. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN……… 7
A. Belajar….………. 7
B. Pembelajaran.. ………. 8
C. Metode-metode Pembelajaran….……… 9
D. Metode Role Playing……….……….. 14
E. Permainan Bolabasket….………. 20
F. Kerangka Pemikiran……… 28
G. Hipotesis Penelitian…..………... 29
Ikbal, Anjar M. 2014
A. Metode Penelitian……… 30
B. Populasi dan Sampel Penelitian….……….. 31
C. Desain Penelitian…..………... 33
D. Definisi Operasional….………... 35
E. Instrumen Penelitian….………... 37
F. Pelaksanaan Pengumpulan Data….………. 41
G. Teknik Pengolahan Data….………. 43
H. Analisis Data……… 46
BAB IV HASIL PENELITIAN……….. 47
A. Hasil Penelitian….………... 47
B. Pembahasan….……….60
BAB II KESIMPULAN DAN SARAN……….. 62
A. Simpulan….……….. 62
B. Saran….………. 62
DAFTAR PUSTAKA………... 63
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan bukan segala-galanya, tapi segala-galanya berawal dari pendidikan. Untuk itu pendidikan merupakan cara yang paling penting untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berpotensi. Hal ini dikarenakan pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik secara individu maupun kelompok. Selain itu, pendidikan juga membina dan mengembangkan kematangan berpikir, sehingga peserta didik memiliki kesehatan jasmani, rohani, maupun spritual, dengan kata lain untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Didalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional no. 20 tahun 2003, disebutkan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secra aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.
Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas jasmani dan olah raga.
belajar melalui aktivitas jasmani, bermain, dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana.
Upaya peningkatan kualitas pembelajaran pendidikan jasmani terus menerus dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait, sebagai ujung tombak kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani adalah guru, oleh karena guru memiliki peran penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Peran guru sebagai perencana pengajaran dan pengelola proses pembelajaran harus memhamami kondisi dan karakteristik setiap siswa serta menumbuhkan motivasi kepada setiap siswa untuk belajar dan terlibat aktif dalam pembelajarannya.
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak guru saat ini cenderung pada pencapaian target materi kurikulum dan hasil belajar dengan standar yang telah ditentukan bukan kepada pemahaman siswa itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran yang selalu didominasi oleh guru. Dalam penyampaian materi, biasanya guru menggunakan metode ceramah ataupun demontrasi yang dalam pelaksanaannya siswa hanya mencatat, dan mendengarkan, melakukan tugas gerak yang diintruksikan oleh guru dan sedikit peluang bagi siswa untuk bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga siswa menjadi pasif.
Jika secara psikologis siswa kurang tertarik dengan metode yang digunakan guru, maka dengan sendirinya siswa akan memberikan umpan balik psikologis yang kurang mendukung dalam proses pembelajaran. Indikasinya adalah timbul rasa tidak simpati terhadap guru, tidak tertarik dengan materi-materi pembelajaran, dan lama-kelamaan timbul sikap acuh tak acuh terhadap mata pelajaran.
memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh pembelajaran yang optimal.
Mengenai hal tersebut, guru harus menciptakan suasana dan kegiatan belajar sedemikian rupa dengan memenuhi tingkat kemampuan siswa sehingga menghasilkan apa yang harus dikuasai oleh siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa itu sendiri.
Untuk itu perlu adanya pendekatan atau metode maupun modifikasi dalam pembelajaran. Didalam memilah, memilih dan melaksanakan pendekatan atau metode pembelajaran penjas, harus disesuaikan dengan kemampuan, keadaan siswa serta keadaan sarana dan prasarana sebagai penunjang proses belajar mengajar. Mengingat kecenderungan siswa SMP masih senang bermain maka salah satu metode yang dapat ditempuh oleh guru dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani yaitu metode role playing.
Van Fleet (dalam Juanda 2013:5) menyatakan bermain peran atau role playing merupakan:
…Penggunaan sistematis dari metode bermain oleh seorang konselor untuk membawa peningkatan dalam kemampuan siswa sampai penampilan yang optimal di sekolah. Bermain peran juga meliputi penggunaan bermain secara sistematis untuk mengatasi kesulitan-kesulitan anak, mengembangkan pola perilaku adaptif, mengendalikan diri siswa yang agresifnya tinggi, meningkatkan kemampuan berempati, dapat mengelola emosi, dapat menjadi individu yang bertanggung jawab, memiliki interpersonal skill yang bagus dan dapat memecahkan masalah secara efektif dan bijaksana.
Dari pendapat diatas, maka metode mengajar role playing lebih ditekankan pada aktivitas bermain untuk merangsang aktivitas belajar. Bermain memiliki pengertian sebagai sebuah aktifitas bermain yang murni
mencari kesenangan tanpa mencari “menang dan kalah” (play). Peran (role)
bisa diartikan sebagai cara seseorang berperilaku dalam posisi dan situasi tertentu.
karena penguasaan gerak dalam permainan bolabasket sangat banyak dan kompleks, dan apabila siswa kelas rendah menerima terlalu banyak penguasaan gerak dalam permainan bolabasket hasil yang diharapkan tidak optimal sehingga peneliti membatasi penguasaan gerak yang akan diteliti yaitu penguasaan gerak membawa bola (dribling), menangkap dan mengumpan bola (Chest pass).
Menurut PB. Perbasi dalam Sucipto et.al (2010:23) permainan bolabasket adalah:
Permainan yang dimainkan oleh 2 regu yang masing masing regu terdiri dari 5 pemain. Tiap regu berusaha memasukan bola kedalam keranjang lawan dan mecegah regu lawan memasukan bola atau membuat angka/skor. Bola boleh dioper, dilempar, ditepis, digelindingkan atau dipantulkan/dribble kesegala arah, sesuai dengan peraturan.
Dalam pelaksanaannya pembelajaran bolabasket siswa seringkali kesulitan belajar untuk penguasaan gerak dalam permainan bolabasket, karena kebanyakan di lapangan guru sering mengajarkan penguasaan keterampilan teknik dalam pembelajaran, tanpa dibarengi dengan aktivitas permainan.
Terlebih lagi, masalah kurangnya motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran penjas disebabkan kurang menariknya metode pembelajaran yang diajarkan oleh guru, kemudian rendahnya partisipasi siswa dalam melakukan aktivitas pembelajaran bolabasket karena pada umumnya bagi siswa SMP pembelajaran bolabasket merupakan pembelajaran baru bagi mereka, sehingga hasil belajar yang diharapkan tidak sesuai.
Berdasarkan penjelasan diatas, Peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Metode Role playing Terhadap
Peningkatkan Penguasaan Gerak dalam Permainan Bolabasket pada Ekstrakurikuler Bolabasket SMP N 1 Cicalengka Kabupaten Bandung”.
Seperti yang telah dikemukakan diatas, bahwa dalam pembelajaran penjas dipengaruhi oleh beberapa faktor, maka beberapa masalah yang timbul dalam pembelajaran penjas dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Siswa kurang berpartisipasi dalam mengikuti kegiatan belajar permainan bolabasket.
2. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang variatif.
3. Kurangnya unsur-unsur permaian yang diberikan dalam pembelajaran terutama pada pembelajaran permainan bolabasket.
C. Batasan Masalah
Pembatasan masalah dalam sebuah penelitian diperlukan untuk memudahkan dalam menyederhanakan masalah, disamping itu untuk menghindari timbulnya penafsiran yang terlalu luas dengan tujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Metode role playing menurut Heriawan et.al (2012:131) adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan pengahayatan siswa dilakukan dengan memerankan sebagai tokoh hidup atau benda mati. 2. Permainan olahraga bolabasket adalah permainan beregu yang dimainkan
dengan cara memantulkan bola, melempar bola, menangkap bola serta menembak bola ke keranjang lawan Sucipto et.al (2010: 23)
3. Instrumen pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa tes penguasan gerak terdiri dari dua bentuk tes yaitu tes penguasaan gerak membawa bola, melempar dan menangkap bola, kedua bentuk tes tersebut dirujuk dari Nurhasan (2007:189)
4. Lokasi penelitian ini dilakukan di SMPN 1 Cicalengka Kabupaten Bandung.
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah diatas maka permasalahan yang menjadi pokok peneliti dapat dirumuskan apakah pengaruh pembelajaran dengan menggunakan metode role playing dapat meningkatkan penguasaan gerak dalam permainan bolabasket?.
E. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan jawaban terhadap masalah yang telah dirumuskan sesuai dengan latar belakang masalah. Maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pembelajaran dengan menggunakan metode role playing terhadap penguasaan gerak dalam permainan bolabasket.
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan menjadi bahan masukan serta pertimbangan dalam upaya pengembangan pembelajaran pendidikan jasmani. Adapun mafaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah :
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat meberikan kontribusi bagi pembelajaran di sekolah, meningkatkan ilmu pengetahuan, peningkatan mutu pendidikan dalam aspek pembelajaran terutama pada pembelajaran penjas.
2. Manfaat praktis
b. Bagi sekolah/lembaga memberikan keleluasan kepada guru untuk menciptakan strategi, metode, pendekatan dan teknik pembelajaran penjas.
c. Bagi siswa untuk memunculkan minat belajar penjas dan memberikan pembelajaran penjas yang inovatif.
DAFTAR PUSTAKA
Heriawan, Adang, et.al. (2012). Metodelogi Pembelajaran: Kajian Teoritis Praktis. Banten: LP3G
Nurhasan. (2007). Tes dan pengukuran dalam pendidikan jasmani. Bandung:STKIP
Sucipto. et.al (2010). Permainan Bolabasket. Bandung: FPOK UPI
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional no. 20 tahun 2003
Joyce dan Weil (2000). Metode role playing. online. Tersedia dalam
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penggunaan metode dalam pelaksanaan penelitian merupakan hal yang sangat penting, sebab dengan menggunakan metode penelitian yang tepat diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Disamping itu, penggunaan metode tergantung kepada permasalahan yang akan dibahas, dengan kata lain penggunaan suatu metode dilihat dari efektifitasnya, efesiensinya dan relevansinya metode tersebut. Suatu metode dikatakan efektif apabila selama pelaksanaan dapat terlihat adanya perubahan positif menuju tujuan yang diharapkan. Sedangkan metode dikatakan efisien apabila penggunaan waktu, fasilitas, biaya dan tenaga dapat dilaksanakan sehemat mungkin namun dapat mencapai hasil yang diharapkan. Metode dapat dikatakan relevan apabila waktu penggunaan hasil pengolahan dengan tujuan yang hendak dicapai tidak terjadi penyimpangan.
Menurut Sugiyono (2013:107) berdasarkan tingkat kealamiahan tempat penelitian metode penelitian dapat dibedakan menjadi 3 metode yang diantaranya “metode penelitian eksperimen, metode penelitian survey dan metode penelitian naturalistik.”
Ikbal, Anjar M. 2014
Selain itu, menurut Danim (2002) dalam http://navelmangelep. wordpress. com/2012/02/27/metode-penelitan-eksperimen/ menjelaskan
“dalam penelitian eksperimen terdapat tiga unsur penting yang harus diperhatikan dalam melakukan penelitian ini, yaitu kontrol, manipulasi, dan
pengamatan.”
Kontrol disini adalah variabel kontrol yang akan menjadi standar dalam melihat apakah ada perubahan, maupun perbedaan yan terjadi akibat perbedaan perlakuan yang diberikan. Sedangkan manipulasi disini adalah perlakuan yang sengaja dilakukan dalam penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini, yang dimanipulasi adalah variabel independent dengan melibatkan kelompok-kelompok perlakuan yang kondisinya berbeda. Setelah peneliti menerapkan perlakuan eksperimen, ia harus mengamati untuk menentukan apakah hipotesis perubahan telah terjadi (Observasi).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian eksperimen merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahui ada
tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek peneliti serta untuk
menguji hipotesis sehingga mendapat hasil yang berguna dari persoalan yang dibahas. Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian eksperimen.
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Dalam melakukan sebuah penelitian, seorang peneliti harus menentukan terlebih dahulu populasi yang akan dijadikan sebagai sumber data untuk keperluan penelitiannya, populasi tersebut dapat berbentuk manusia, benda-benda alam, nilai nilai dokumen dan peristiwa yang dapat dijadikan objek penelitian.
Sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono (2013:117) populasi adalah
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.” Sesuai dengan pendapat diatas populasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket di SMPN 1 Cicalengka Kabupaten Bandung dengan jumlah 24 orang.
2. Sampel Penelitian
Sampel merupakan sebagian atau bertindak sebagai perwakilan dari populasi sehingga hasil penelitian yang berhasil diperoleh dari sampel dapat digeneralisasikan pada populasi. Sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono (2013:118) sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Jadi sampel merupakan perwakilan atau bagian dari jumlah kelompok dengan karakteristik tertentu yang dimiliki oleh populasi. Sampel yang baik, kesimpulannya dapat dikenakan kepada populasi (representatif).
Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti yaitu teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2013:124) sampling
jenuh adalah “teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel.” Hal ini dilakukan karena populasi dalam penelitian ini relatif sedikit, sehingga peneliti mengambil semua populasi untuk dijadikan sampel.
Mengenai pengambilan sampel diatas, dengan mengasumsikan bahwa sampel yang diambil sampelnya homogen atau representatif sehingga sampel dapat mewakili kondisi yang disyaratkan, artinya homogenitas sampel sangat tergantung pada lamanya siswa mengikuti ekstrakurikuler bolabasket, dalam hal ini untuk dikatakan sampel homogen sekurang-kurangnya siswa harus mengikuti ekstrakurukuler bolabasket selama 8 bulan.
Ikbal, Anjar M. 2014
Bandung dengan jumlah 24 orang, yang dibagi kedalam 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Cara menentukan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen siswa mengambil undian yang berada dalam kotak yaitu undian dengan kertas berwarna merah untuk kelompok ekperimen dan kertas berwarna biru untuk kelompok kontrol, dengan masing-masing kelompok berjumlah 12 orang sebagai kelompok eksperimen dan 12 orang sebagai kelompok kontrol.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah kerangka kerja yang digunakan untuk melaksanakan penelitian. Pola desain penelitian dalam setiap disiplin ilmu memiliki kekhasan masing-masing, namun prinsip-prinsip umumnya memiliki banyak kesamaan. Desain penelitian memberikan gambaran tentang prosedur untuk mendapatkan informasi atau data yang diperlukan untuk menjawab seluruh pertanyaan penelitian.
Sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono (2013:113) bahwa pre-test post-test control group design yaitu “terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.” Pengaruh perlakuan adalah sebagai berikut:
Tabel. 3.1 Pengaruh Perlakuan Desain penelitian
Kelompok Pre-test Treatment Post-test
E YΌ XІ YΌ
K Y XЇ Y
Tabel. 3.2
Keterangan
E : Kelompok eksperimen K : Kelompok kontrol
YΌ : Pre-test untuk kelompok eksperimen Y : Pre-test untuk kelompok kontrol
X : Treatment (perlakuan) dengan metode role playing XЇ : Treatment (perlakuan) dengan metode konvensional YΌ : Post-test untuk kelompok eksperimen
Y : Post-test untuk kelompok kontrol
Ikbal, Anjar M. 2014
Adapun langkah-langkah yang penulis deskripsikan dengan bentuk sebagai berikut :
Bagan. 3.1 TES AKHIR
ANALISIS
PENGOLAHAN DATA
KESIMPULAN KELOMPOK EKSPERIMEN
Pembelajaran dengan metode role playing
KELOMPOK KONTROL Pembelajaran dengan metode
konvensional POPULASI
SAMPEL
D. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati. Suatu konsep mengenai variabel yang sama dapat saja memiliki definisi operasional yang lebih dari satu dan berbeda-beda antara penelitian yang satu dengan yang lainnya. Jadi, suatu definisi operasional haruslah memiliki sebuah keunikan. Menurut Nazir (2005) dalam http://a-research.upi.edu/operator/upload /sadp030002chapter3.pdf definisi operasional adalah “suatu definisi yang diberikan kepada variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut.” Kemudian definisi operasional juga diperlukan untuk menghindari kekeliruan dalam memahami permasalahan, perlu adanya penjelasan mengenai istilah-istilah yang ada dalam variabel penelitian, antara lain :
1. Metode role playing
Metode role playing menurut Heriawan et.al (2012:131) merupakan “suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa.” Pengembangan imajinasi dilakukan keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi dan penghayatan siswa dilakukan dengan memerankan sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal ini bergantung pada apa yang diperankan.
Role playing atau bermain peran adalah sejenis permainan gerak
Ikbal, Anjar M. 2014
playing murid dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun
saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas.
2. Permainan bolabasket
Permainan olahraga bolabasket adalah “permainan dengan tempo yang cepat dan dinamis bola dimaikan dengan cara dribble (membawa bola), dioper dari pemain yang satu ke pemain yang lainnya…” Sucipto et.al (2010:23)
3. Penguasaan gerak
Penguasaan gerak adalah kemampuan untuk menguasai suatu keterampilan dari serangkaian proses yang dihubungkan dengan latihan atau pengalaman dalam kemampuan seseorang untuk menampilkan gerakan-gerakan yang terampil. Yang dimaksud dengan penguasaan gerak dalam penelitian ini yaitu penguasaan menangkap, mengumpan (chest pass), dan menggiring bola (dribble) pada permainan bolabasket.
E. Instrumen Penelitian
Dalam konteks penelitian, instrumen diartikan sebagai alat untuk mengumpulkan data mengenai variabel-variabel penelitian untuk kebutuhan penelitian. Pada dasarnya, instrumen pengumpulan data terbagi dua macam, yaitu tes dan non tes. Kelompok tes, misalnya tes bakat, tes prestasi belajar, tes integrasi, sedangkan non tes, misalnya pedoman wawancara, kuisioner atau angket, pedoman observasi, daftar cocok (cheklist), skala sikap, skala penilaian, dan sebagainya.
Menurut Arikunto (2006:150) tes adalah “serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.”
Tes atau suatu alat ukur lainnya harus dapat memenuhi dua syarat utama, tes tersebut haruslah valid (sah) dan reriabel (dapat dipercaya). Suatu tes dikatakan valid, apabila tes tersebut dapat mengukur dengan apa yang hendak diukur atau benar-benar cocok untuk mengukur apa yang hendak diukur, tes dikatakan reriabel apabila konsistensi dari serangkaian pengukuran dari alat ukur yang sama (tes dengan tes ulang) akan memberikan hasil yang sama. Sebagaimana dijelaskan oleh nurhasan (2007:42) mengemukakan bahwa:
Reliabilitas atau keterandalan menggambarkan derajat keajegan, atau konsistensi hasil pengukuran. Suatu alat ukur atau tas dikatakan reriabel jika alat ukur itu menghasilkan suatu gambaran yang benar-benar dapat dipercaya dan dapat diandalkan untuk membuahkan hasil pengukuran yang sesungguhnya.
Oleh sebab itu, validitas dan reliabilitas suatu alat ukur merupakan syarat mutlak dalam pmenentukan penggunaan alat ukur untuk pengukuran dan pengetesan dalam penelitian. Alat ukur yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah tes penguasaan gerak menangkap dan mengumpan bola (operan) dan membawa bola dalam permainan bolabasket.
Ikbal, Anjar M. 2014
dua tes yaitu pre-tes dan post-tes. Pre-tes dilakuan sebelum kelas diberi perlakuan dan post-tes dilakukan setelah diberi perlakuan. Untuk hal tersebut maka akan dijelaskan bentuk tes dan pemberian skor tes penguasaan gerak dalam permainan bolabasket adalah sebagai berikut :
1. Instrumen penilaian penguasaan gerak operan (passing) a. Tabel penilaian operan (passing) bolabasket
Tahapan
gerak No Kriteria Penilaian
Skor
1 2 3 4
Persiapan
1 Posisi siap, kaki dibuka selebar bahu dengan jari terbuka selebar mungkin
2 Kedua kaki lutut ditekuk posisi badan ditahan agak rendah
3 Peganglah bola didepan dada, oleh kedua tangan dengan jari-jari tangan selebar mungkin 4 Kedua sikut dibengkokan dan
sedikit membuka
5 Pandangan kedepan arah lajunya bola
Pelaksana an
6 Doronglah bola kedepan bersamaan dengan meluruskan sikut dan lutut
7 Pindahkan titik berat badan dicondongkan kedepan
8 Setelah melepas bola telapak tangan menghadap keluar
9 Langkahkan satu kaki kedepan
Gerak lanjut
10 Memperhatikan bola ke arah sasaran
11 Bola gerak ke arah sasaran Nilai proses (jumlah skor siswa)
Skor maksimal 44
Kriteria penilaian operan (passing) bolabasket
Presentasi Rentang Skor Nilai Passing 80 – 100% 34 – 44 Baik sekali
66 – 79% 27 – 33 Baik 56 – 65% 25 – 26 Cukup 41 – 55% 18 – 24 Kuang
0 – 40% 0 – 17 Kurang sekali
Tabel. 3.4 Tes Kriteria Penilaian Operan dari Nurhasan (2013:190)
b. Tabel penilaian menangkap bola
Tahapan
gerak No Kriteria Penilaian
Skor
1 2 3 4
Persiapan
1 Berdiri seperti stance
2 Posisi badan tidak kaku (luwes) 3 Jari-jari tangan terbuka selebar
mungkin
4 Kedua lengan didepan dada 5 Posisi sikut agak bengkok
Pelaksanaan
6 Pada waktu menangkap bola kedua tangan mengikuti gerakan bola kedekat dada
7 Usahakan bola ditangkap didepan dada
8 Perhatian tertuju pada bola Gerak lanjut 10 Perhatikan kecepan bola Nilai proses (jumlah skor siswa)
Skor maksimal 36
Tabel. 3.5 Tes Menangkap Bola dari Nurhasan (2013:198-199)
Ikbal, Anjar M. 2014
Presentasi Rentang Skor Nilai Passing 80 – 100% 29 – 36 Baik sekali 66 – 79% 24 – 28 Baik 56 – 65% 20 – 23 Cukup 41 – 55% 15 – 19 Kuang
0 – 40% 0 – 14 Kurang sekali Tabel. 3.6 Kriteria Penilaian Menangkap dari Nurhasan (2013:190)
2. Instrumen penilaian penguasaan gerak menggiring bola (dribble) dalam permainan bolabasket
Tabel penilaian menggiring bola
Tahapan
gerak No Kriteria Penilaian
Skor
1 2 3 4
Persiapan
1 Berdiri seperti melakukan stance 2 Salah satu kaki berada didepan 3 Sikap lengan kanan tegak lurus dan
lengan bawah sejajar dengan tanah atau lantai
4 Pandangan pada waktu pertama kali belajar kearah bola
5 Makin lama pandangan diubah melihat bola akan tetapi kedepan kurang lebih 3 meter
Pelaksanaan
6 Untuk dibble bola lebih kedepan serta kejarlah bola tersebut
7 Saat melakukan dibble badan direndahkan
8 Lindungilah bola tersebut dengan lengan kiri serta kaki kiri didepannya
9 Lengan kanan bergerak dan mengikuti pantulan bola
Gerak lanjut
10 Memperhatikan bola kearah pantulan
12 Gerakan lengan ke arah bola Nilai proses (jumlah skor siswa)
Skor maksimal 48
Tabel 3.7 Tes Penilaian dribble dari Nurhasan (2013:195)
Kriteria penilaian menggiring bola bolabasket
Presentasi Rentang Skor Nilai Passing 80 – 100% 38 – 48 Baik sekali
66 – 79% 32 – 37 Baik 56 – 65% 27 – 31 Cukup 41 – 55% 20 – 26 Kuang
0 – 40% 0 – 19 Kurang sekali Tabel 3.8 Kriteria Penilaian dribble dari Nurhasan (2013:195)
F. Pelaksanaan Pengumpulan Data
Penelitian ini dilaksanakan pada pembelajaran pendidikan jasmani dilapangan di SMPN 1 Cicalengka Kabupaten Bandung, yang dilaksanakan selama satu bulan, dan penelitian ini mengacu kepada kurikulum yang telah ada disekolah. Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dengan observasi dengan menggunakan observasi terstruktur menurut Sugiyono (2013:205)
observasi terstruktur adalah “observasi yang telah dirancang secara sistematis,
tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Dalam melakukan pengamatannya peneliti menggunakan instrumen penelitian yang telah teruji validitas dan reriabilitasnya.”
Dalam pelaksanaannya penelitian peningkatan penguasaan gerak menangkap dan mengumpan (operan) dan membawa bola pada permainan bolabasket dilaksanakan dalam satu semester dengan 16 kali pertemuan, dilakukan 3 kali dalam satu minggu. Sesuai dengan pendapat Juliantine et.al
Ikbal, Anjar M. 2014
yang baik bisa pula dilaksanakan dalam frekuensi latihan 3 hari/minggu. Sedangkan lamanya latihan paling sedikit 4-6 minggu.”
Pendapat harsono (dalam Ryan 2012:61) “sebaiknya latihan dilakukan
3 kali dalam seminggu.” Kemudian mengacu pada Bompa (dalam Iwa
2013:36) menyatakan “During this time athleties should trening 3-5 time for week depending or their of development in athietes.”
Mengenai hal tersebut, pembelajaran dilaksanakan pada hari senin,
Rabu dan jum’at dilaksanakan pada pukul 14.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB. Pembelajaran yang dilaksanakan dibagi menjadi 2 tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan, yang akan dijelaskan sebagai berikut : 1. Tahap persiapan
Guru dan peneliti menyiapkan/menyusun sekrenario pembelajaran dan siswa diintruksikan untuk memahami sekenario pembelajaran tersebut sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar berlangsung.
2. Tahap pelaksanaan a. Kegiatan awal
Guru memberikan motivasi dan apersepsi kepada siswa serta menjelaskan tujuan dan teknik bermain dalam pelaksanaan pembelajaran role playing, serta memberikan penjelasan tentang inti tujuan dari permainan tersebut.
b. Kegiatan inti
menyampaikan kesimpilannya serta guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
c. Kegiatan akhir
Guru memberikan kesimpulan secara keseluruhan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan masukan mengenai penampilan masing-masing kelompok.
G. Teknik Pengolahan Data.
Untuk mendapatkan hasil yang objektif dalam suatu tes, harus dihindarkan kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan tes tersebut. Tujuan dari prosedur tes dan pengukuran ini untuk memudahkan dalam melakukan tes, sehingga pelaksanaan dan hasilnya dapat sesuai dengan yang diharapkan.
Setelah data dari tes awal dan tes akhir terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data dengan statistik. Langkah-langkah pengolahan data tersebut ditempuh dengan menggunakan rumus yang dirujuk dari Sudjana (dalam Iwa 2013:38-40)
1. Menghitung skor rata-rata kelompok sampel dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
X = skor rata-rata yang dicari = jumlah nilai data
= jumlah sampel
2. Menghitung simpangan baku dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
Ikbal, Anjar M. 2014
n = jumlah sampel
= jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata 3. Mencari varians (S2) melalui rumus:
Keterangan:
S2 = Varians yang dicari n = Jumlah sampel
= Skor yang diperoleh
∑ = Jumlah
4. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan lilifors.
a. Menyusun hasil data pengamatan, yang dimulai dari hasil pengamatan yang paling kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar
b. Untuk semua nilai pengamatan x1, x2, x3, ... x11 dijadikan angka baku
z1, z2 ... zn dengan pendekatan z skor
( dan S masing-masing rata-rata dan simpangan baku)
Keterangan :
Z = skor standar yang dicari = skor yang didapat = rata-rata hitung S = simpangan baku
d. Menentukan proposi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat kedudukan nilai z pada nomer urut sampel yang kemudian dibagi dengan banyaknya sampel.
5. Menguji homogenitas Bartlet
Uji homogenitas, dilakukan untuk mengetahui apakah ada sampel yang terpilih menjadi responden berasal dari kelompok yang sama. Dengan kata lain, bahwa sampel yang diambil memiliki sifat-sifat yang sama atau homogen. Pengujian homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji Barlett. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini menurut Somantri dan Muhidin (2006:295), adalah:
a. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut
b. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan tabel perhitungan, dengan model tabel uji Barlett.
c. Menghitung varians gabungan.
d. Menghitung log dari varians gabungan e. Menghitung nilai Barlett.
f. Menghitung nilai x².
g. Menentukan nilai dan titik kritis. h. Membuat kesimpulan
6. Menguji hipotesis kesamaan rata-rata (µ) uji satu pihak dirujuk dari Somantri dan Muhidin (2006:298), dengan rumus :
a. Menentukan notasi
Jika, thitung = ttabel maka H0 diterima
Jika, thitung > ttabel maka H1 diterima
Ikbal, Anjar M. 2014
n : jumlah sampel
kor : korelasi dari pretes dan postes c. Membandingkan thitung dengan ttabel
d. Mengambil kesimpulan,
H. Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta:Rineka Cipta
Heriawan, A. et.al. (2012). Metodelogi Pembelajaran: Kajian Teoritis Praktis. Banten: LP3G
Iwa. S. (2013). Model pembelajaran cooperative learning dan model pembelajaran langsung terhadap hasil pembelajaran pasing bawah dalam permainan bolavoli. Bandung: Skripsi UPI
Juliantine et.al (2007). Teori Latihan. Bandung:FPOK UPI
Nurhasan. (2013). Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung:STKIP
Nurhasan dan Hasanudin (2007). Tes dan pengukuran Keolahragaan. Bandung:FPOK UPI
Ryan. (2012). Pengaruh model pembelajaran taktis terhadap keterampilan bermain bolavoli berdasarkan nilai GPAI. Bandung: Skripsi UPI
Sudjana. (1992). Metode Statistik. Bandung: FPOK UPI
Sucipto. et.al (2010). Permainan Bolabasket. Bandung: FPOK UPI
Ikbal, Anjar M. 2014
Danim. (2002). Metode Penelitian Eksperimen. online. tersedia dalam http:// navelmangelep.wordpress. com/2012/02/27/metode-penelitan-eksperimen/ diakses 16 April 2014
Joyce dan Weil (2000). Metode role playing. online. Tersedia dalam http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/01/strategi-bermain-peran-role-playing.html diakses 20 Maret 2014
Nazir. (2005). Metode Penelitian. online tersedia dalam http://a-research.upi.edu /operator/upload /sadp030002chapter3.pdf diakses 7 April 2014
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penghitungan dan analisis data serta pembahasan penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik simpulan, terdapat pengaruh yang signifikan dengan menggunakan metode role playing terhadap penguasaan gerak dalam permainan bolabasket pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket SMPN 1 Cicalengka Kabupaten Bandung. Hal ini terlihat dari diterimanya H1 dan selisih rata-rata rentang skor dari kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Metode role playing menjadikan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran tidak didominasi oleh guru, metode role playing juga memberikan suasana yang menyenangkan dan ini merupakan salah satu bentuk metode pembelajaran yang dapat membuat siswa antusisas dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
B. Saran
Penggunaan metode role playing merupakan harapan bagi peningkatan penguasaan gerak dalam permainan bolabasket, oleh karena itu sangat penting bisa menerapkannya dalam praktek kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian dalam pembelajaran dengan menggunakan metode role playing, peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Manajemen waktu yang baik dalam penerapan setiap metode, khususnya metode role playing akan memberikan dampak positif pula terhadap peningkatan penguasaan gerak menangkap, mengumpan, dan membawa bola dalam permainan bola basket
Ikbal, Anjar M. 2014
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi N. (2007). Permainan bolabasket. Solo: Era intermedia
Aziz M. N. (2013). Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap Hasil belajar Bolabasket. Bandung: Skripsi UPI
Arikunto. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta:Rineka Cipta
Boediono (2001). Role playing: suatu alternatif pembelajaran yang efektif dan menyenangkan dalam meningkatkan keterampilan berbicara. online tersedia dalam http://pakguruonline.pendidikan.net. diakses 8 April 2014
Budiana dan Lubay (2013). Pembelajaran Permainan Bolabasket. Bandung: FPOK UPI
Danim. (2002). Metode Penelitian Eksperimen. online. tersedia dalam http:// navelmangelep.wordpress. com/2012/02/27/metode-penelitan-eksperimen/ diakses 16 April 2014
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, (2002)
Djamarah dan Zain. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Hariani (2012). Pengaruh penerapan model pembelajaran role playing terhadap minat belajar siswa. Salatiga: FKIP UKSW
Hasibuan & Moedjiono. (2012). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya
Ikbal, Anjar M. 2014
Iwa. S. (2013). Model pembelajaran cooperative learning dan model pembelajaran langsung terhadap hasil pembelajaran pasing bawah dalam permainan bolavoli. Bandung: Skripsi UPI
Joyce dan Weil (2000). Metode role playing. online. Tersedia dalam http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/01/strategi-bermain-peran-role-playing.html diakses 10 Februari 2014
Juanda. R. (2013). Metode Bermain Peran. Banda Aceh: IAIN Ar-Raniry
Juliantine dkk. (2012). Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung: FPOK UPI
Mahendra. A. (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung: FPOK UPI
Nazir. (2005). Metode Penelitian. online tersedia dalam http://a-research.upi.edu /operator/upload /sadp030002chapter3.pdf diakses 7 April 2014
Nugroho (2009). Role playing dalam bahasa inggris. online tersedia dalam http:// nazwadzulfa.wordpress.com/2009/11/21/role-playing-bahasa-inggris-landasan-teori/ diakses 12 April 2014
Nurhasan. (2013). Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung:STKIP
Nurhasan dan Hasanudin (2007). Tes dan pengukuran Keolahragaan. Bandung:FPOK UPI
PERBASI (2010). Peraturan resmi bolabasket. Jakarta:JMR
Roestiyah (2007). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Rusman (2012). Pengertian belajar. online tersedia dalam http://ilmiinfo.wordpress.com/pengertian-belajar/belajar. diakses 8 April 2014
Sagala (2003). role playing. online tersedia dalam http://www.slideshare.net/ obitokrunch/metode-role-playing diakses 28 Maret 2014
Sucipto. et.al (2010). Permainan Bolabasket. Bandung: FPOK UPI Sudjana. (1992). Metode Statistik. Bandung: FPOK UPI
Sudrajat (2010). dalam epository.library.uksw.edu/jspui/bitstream /123456789/937/3/ T1_292008214_BAB%20II.pd. diakses 7 Maret 2014
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta
Somantri, A. dan Muhidin, Sambas A. (2006). Aplikasi statistika dalam penelitian. Bandung: Pustaka setia
Suryosubroto. S. (2002). Proses belajar mengajar disekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta
Suyono dan Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep dasar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
_______. (2003) Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20
Wahab (2007). Metode role playing. online tersedia dalam http://repository.library.uksw.edu/jspui/bitstream/123456789/937/3/T1_29 2008214_BAB%20II.pdf diakses 7 Maret 2014
Yamin, M. (2005). Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta:Gaung Persada Press.