• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA."

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

Anna Fitri Hindriana, 2014

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK

MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

DISERTASI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Doktor Ilmu Pendidikan Dalam Bidang Pendidikan IPA

Anna Fitri Hindriana

1007162

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Anna Fitri Hindriana, 2014

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK

MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

Oleh

Anna Fitri Hindriana

Dra. IKIP Bandung, 1991 M.Si. ITB, 2000

Sebuah Disertasi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Doktor Pendidikan (Dr.) pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Anna Fitri Hindriana 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Anna Fitri Hindriana, 2014

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

(4)

Anna Fitri Hindriana, 2014

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO

UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

Anna Fitri Hindriana (1007162)

ABSTRAK

Penelitian dengan metode Research and Development ini difokuskan pada pengembangan pembelajaran terintegrasi yang dapat digunakan untuk mengintegrasikan struktur pada fungsi tumbuhan untuk menurunkan beban kognitif mahasiswa dalam mempelajari Fisiologi Tumbuhan. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di program studi pendidikan biologi salah satu universitas di Kuningan menunjukkan bahwa pembelajaran terintegrasi untuk memfasilitasi mahasiswa melakukan integrasi konseptual belum berkembang. Berdasarkan kajian tersebut dikembangkan pembelajaran terintegrasi tipe Nested dengan Kerangka Instruksional Marzano (PeNKIM), yang terdiri dari empat tahap pembelajaran, yaitu tahap penyajian informasi, tahap stimulasi prior knowledge, tahap analisis dan transformasi pengetahuan, tahap internalisasi pengetahuan. Subjek dalam penelitian ini adalah sejumlah 128 mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi yang telah mengikuti mata kuliah Anatomi Tumbuhan. Analisis kesesuaian strategi pembelajaran dan urutan materi dalam pembelajaran terintegrasi yang dikembangkan dilakukan melalui uji coba keterlaksanaan strategi dan urutan materi serta keberfungsian pada setiap tahap pembelajaran. Beban kognitif mahasiswa diukur secara kulitatif dan kuantitatif berdasarkan kemampuan menganalisis informasi (instrinsic load), usaha mental dalam menerima informasi (extraneous load), dan kemampuan penalaran (germane load). Implementasi pembelajaran PeNKIM menekankan pada terciptanya lingkungan belajar yang kondusif, penggunaan prior knowledge, mengembangkan potensi berpikir, pengemasan informasi secara bermakna, melaksanakan pembelajaran secara kontekstual, dan melaksanakan pembelajaran secara kooperatif. Berdasarkan hasil analisis data beban kognitif mahasiswa dalam mengintegrasikan struktur pada fungsi dapat dinyatakan bahwa pembelajaran PeNKIM yang dikembangkan dapat menurunkan beban kognitif. Pengujian korelasi antar ketiga komponen beban kognitif menunjukkan adanya korelasi positif antara instrinsic load terhadap germane load dan korelasi negatif antara extraneous load terhadap germane load.

(5)

Anna Fitri Hindriana, 2014

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PLANT PHYSIOLOGY LEARNING BASED ON MARZANO

INSTRUCTIONAL FRAMEWORK TO INTEGRATE PLANT STRUCTURE TO REDUCE COGNITIVE LOAD OF STUDENT

Anna Fitri Hindriana (1007162)

ABSTRACT

A study using Research and Development method was focused on developing an integrated learning that can be used to integrate plant structures to functions to reduce students’ cognitive load. The results of a preliminary study conducted in biology education courses at a university in Kuningan suggests that integrated learning to facilitate the students to integrate concepts has not developed. Based on this study an integrated learning of Nested-type with Marzano Instructional Framework (PeNKIM) was developed, which consists of four learning stages, namely stages information, stimulation of prior knowledge, analysis and transformation of knowledge, internalization of knowledge. Subjects in this study were 128 students of Biology Education who had joined the course of Plant Anatomy. Suitable analysis of learning strategies and materials in order PeNKIM learning was made through feasibility testing strategies and sequence of the material as well as functioning at each stage of learning. Student cognitive load was measured using qualitative and quantitative analyzes based on the ability of information (intrinsic load), mental effort in receiving information (extraneous load), and reasoning ability (germane load). The implementation of the PeNKIM learning emphasized on the creation of a conducive learning environment, the use of prior knowledge, the development of the thinking potential, significant information packaging, contextual learning implementation, and cooperative learning implementation. Based on the analysis the cognitive load on students in integrating structure functions can be stated that the development of PeNKIM learning can reduce cognitive load. The correlation among the three components of cognitive load shows the positive correlation between intrinsic load towards germane load and a negative correlation between extraneous load towards germane load.

(6)

Anna Fitri Hindriana, 2014

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ………... iv

ABSTRAK ……….. viii

DAFTAR ISI ……….. x

DAFTAR TABEL ……….. xiii

DAFTAR GAMBAR ………. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xviii

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Rumusan Masalah ……….. 8

C. Pertanyaan Penelitian ………. 8

D. Ruang Lingkup Penelitian ……….. 9

E. Tujuan Penelitian ……… 10

F. Manfaat Penelitian ………... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ………. 12

A. Beban Kognitif dalam Integrasi Konseptual ……….. 12

B. Integrasi Konseptual Meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi ………. 17

C. Pembelajaran PeNKIM Memfasilitasi Integrasi Konseptual……….. 23

D. Strategi yang Dikembangkan pada Pembelajaran PeNKIM…………... 29

E. Struktur dan Fungsi Tumbuhan ….………... 33

(7)

Anna Fitri Hindriana, 2014

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III. METODE PENELITIAN ………... 58

A. Paradigma Penelitian ……….. 58

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ……….. 62

C. Metode dan Desain Penelitian ………. 62

D. Prosedur Penelitian ……….. 63

1. Studi Pendahuluan ………. 63

2. Perencanaan ………... 66

3. Pengembangan ………... 66

4. Implementasi ……….. 67

E. Definisi Operasional ……… 71

F. Teknik dan Alat Pengumpul Data ………... 77

G. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen ………. 78

H. Hasil Uji Coba Instrumen ………... 78

I. Teknik Pengolahan Data ………. 81

BAB IV. HASIL PENELITIAN, TEMUAN DAN PEMBAHASAN …………... 83

A Hasil Penelitian ……….. 83

1. Pengembangan Awal Pembelajaran Terintegrasi tipe Nested dengan Kerangka Instruksional Marzano (PeNKIM) ………... 83

2. Uji Coba I : Menguji Keterlaksanaan Strategi Perkuliahan, dan Urutan Materi………. 87

3. Uji Coba II : Keberfungsian Pembelajaran PeNKIM dalam Melatih Kemampuan Menganalisis informasi………... 99

4. Uji Coba III : Keberfungsian Pembelajaran PeNKIM dalam Mengembangkan Skema Kognitif………. 5. Implementasi PeNKIM untuk Menurunkan Beban Kognitif ……… 113 122 B Temuan dan Pembahasan ……….. 136

(8)

Anna Fitri Hindriana, 2014

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Komponen Beban Kognitif yang Berpengaruh terhadap

Pengintegrasian Struktur pada Fungsi Tumbuhan Melalui

Pembelajaran PeNKIM ………... 159

3. Pengaruh Penurunan Beban Kognitif terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Fisiologi Tumbuhan dan Kemampuan Penalaran Mahasiswa Calon Guru Biologi……… 174

4. Keunggulan dan Keterbatasan Pembelajaran PeNKIM dalam Mengintegrasikan Struktur pada Fungsi Tumbuhan ……… 179 5. Tanggapan Mahasiswa terhadap Pembelajaran PeNKIM ……….. 181

BAB V. SIMPULAN DAN REKOMENDASI ………. 183

A Simpulan ………. 183

B Rekomendasi ……….. 185

DAFTAR PUSTAKA ………. 187

(9)

Anna Fitri Hindriana, 2014

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan bertujuan untuk mendapatkan mutu sumber daya manusia sesuai

dengan tuntutan kebutuhan pembangunan. Pendukung utama terlaksananya sasaran

pendidikan adalah melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu di bawah

bimbingan dan pembinaan tenaga pendidik yang profesional serta implementasi seluruh

komponen manajemen mutu secara terpadu. Pendidik di LPTK memainkan peran yang

sangat penting, terutama dalam mempersiapkan mahasiswa calon guru agar mampu

menampilkan keunggulan dirinya sebagai sosok yang tangguh, kreatif, mandiri, dan

profesional pada bidangnya masing-masing. Keberhasilan mahasiswa sebagai subjek

belajar berkaitan dengan proses pribadi (individual process) dalam menginternalisasi

pengetahuan, nilai, sifat, sikap dan keterampilan yang ada di sekitarnya. Adapun

keberhasilan dosen sebagai subjek pengajar selain ditentukan oleh kualitas dosen secara

pribadi (individual quality) juga ditentukan oleh standar-standar kompetensi yang

dimiliki oleh dosen.

NRC (1996) menyatakan bahwa perkuliahan bagi para mahasiswa calon guru

sebaiknya lebih menekankan pada cara belajar yang benar seperti menggali ilmu,

mencari informasi, merujuk literatur, melakukan percobaan dengan benar, melakukan

inferensi, interpretasi, dan berkomunikasi, sehingga memperoleh ilmu itu merupakan

suatu kebutuhan yang menyenangkan. Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan

(LPTK) seharusnya menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan penalaran

kualitatif dan kuantitatif. Mahasiswa harus mampu mengembangkan dan

mengaplikasikan konsep, membangun dan menginterpretasi secara ilmiah, memecahkan

masalah, dan mengantisipasi kesulitan-kesulitan konseptual. Mahasiswa Pendidikan

Biologi tentu harus memahami proses biologi dan mampu mengembangkan nalarnya.

(10)

Anna Fitri Hindriana, 2014

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

di atas diperlukan mahasiswa yang memiliki kemampuan metakognitif yang tinggi,

karena semakin tinggi kemampuan metakognitif mahasiswa semakin baik proses belajar

dan prestasi yang mungkin mereka capai (Moreno & Valdez, 2006). Lebih jauh lagi,

mahasiswa yang memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai proses belajar dan

berpikir akan lebih mungkin mengalami perubahan konseptual ketika diperlukan

(Sinatra, 2002 dalam Ormrod, 2008). Karakteristik mahasiswa perlu dijadikan perhatian

utama bagi para dosen, karena pada diri mahasiswa terkandung potensi yang perlu

digali dan ditumbuh kembangkan. Disamping itu, kemampuan bernalar para mahasiswa

calon guru biologi perlu dikembangkan.

Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada mahasiswa calon guru

Biologi di salah satu universitas di Kuningan adalah masih rendahnya integrasi

konseptual terhadap konten materi kuliah, terutama mata kuliah Fisiologi Tumbuhan.

Hal ini nampak dari kemampuan mahasiswa mengintegrasikan pengetahuan tentang

struktur tumbuhan pada saat mempelajari Fisiologi Tumbuhan. Rendahnya kemampuan

integrasi konseptual tersebut berkaitan dengan kemampuan mahasiswa dalam

memproses informasi yang diterima saat mempelajari materi kuliah, baik pada saat

proses perkuliahan maupun pada saat mempelajari materi dari buku sumber.

Ketidakmampuan integrasi konseptual akan berdampak pada rendahnya kemampuan

mengintegrasikan pengetahuan tentang struktur tumbuhan pada fungsi tumbuhan,

sehingga mengakibatkan rendahnya kemampuan penalaran mahasiswa. Konsep pada

Fisiologi Tumbuhan yang dirasakan sulit untuk diintegrasiakan dengan struktur adalah

konsep yang memiliki interkoneksi tinggi. Pada Fisiologi Tumbuhan, salah satu

konsep yang memiliki interkoneksi tinggi antara struktur dan fungsi tumbuhan adalah

konsep Transpirasi dan Fotosintesis.

Hasil observasi pada mata kuliah Fisiologi Tumbuhan menunjukkan bahwa, dosen

telah berusaha menyajikan materi dengan baik, begitu pun mahasiswa kelihatannya

telah bersungguh-sungguh untuk memahami materi tersebut tetapi kemampuan integrasi

konseptual struktur pada fungsi tumbuhan belum memuaskan. Dosen sudah membantu

(11)

Anna Fitri Hindriana, 2014

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

knowledge, tetapi mahasiswa belum mampu memaknai gambar struktur terhadap proses

fisiologi. Hal ini diduga sebagai akibat adanya kendala yang dihadapi oleh dosen dan

mahasiswa, antara lain :

1. Mahasiswa mengalami kesulitan untuk mengingat lebih lama materi mata kuliah

Fisiologi Tumbuhan, karena gambar yang ditayangkan hanya berfungsi untuk

mengingatkan struktur yang terkait fungsi, sehingga mahasiswa sulit untuk

memaknai adanya keterkaitan antara struktur dan fungsi.

2. Mahasiswa memiliki beban yang tinggi untuk mengintegrasikan mata kuliah

Anatomi Tumbuhan pada saat mempelajari fisiologi tumbuhan, sehingga tidak

mampu mengaitkan struktur pada fungsi tumbuhan dengan baik setelah mempelajari

fisiologi tumbuhan.

3. Mahasiswa belum mampu menentukan dengan tepat keterkaitan struktur

tumbuhan, waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan diskusi dalam kelompok

relatif lama, sehingga mahasiswa tidak memiliki waktu untuk berdiskusi antar

kelompok.

4. Pelaksanaan praktikum tidak melibatkan mahasiswa dalam merancang eksperimen.

Mahasiswa hanya melaksanakan langkah-langkah yang diberikan dalam petunjuk

praktikum, sehingga mahasiswa tidak dibiasakan untuk memilih tumbuhan

berdasarkan keterkaitan struktur dan fungsi.

Berdasarkan hasil observasi di lapangan ditemukan bahwa dalam kegiatan belajar,

kegiatan praktikum, kegiatan memproses materi ajar dari matakuliah Fisiologi

Tumbuhan belum menunjukkan aspek yang diharapkan. Menurut Gagne (1977 dalam

Dahar 1996) Pengetahuan deklaratif baru diperoleh bila proposisi baru disimpan

bersama proposisi-proposisi yang telah ada membentuk hubungan jaringan proposisi

dan disimpan dalam memori sebagai proposisi bermakna. Lebih lanjut Gagne (1988

dalam Dahar 1996) menyatakan untuk memecahkan masalah memerlukan tahapan

berpikir, mulai dari kemampuan diskriminasi, konsep konkret, konsep terdefinisi, dan

penerapan aturan. Dengan demikian pada saat belajar harus terjadi asimilasi konsep,

(12)

Anna Fitri Hindriana, 2014

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memfasilitasi mahasiswa untuk melakukan asimilasi konsep berdasarkan kemampuan

awal mereka.

Mahasiswa program studi Pendidikan Biologi disalah satu LPTK di kabupaten

Kuningan dalam belajar cenderung lebih menginginkan ditampilkan gambar struktur

tumbuhan yang dapat membantu mereka dalam memahami materi. Walaupun dalam

proses pembelajarannya sudah dilakukan hal tersebut, tetapi tidak dijelaskan keterkaitan

perubahan struktur dengan fungsi tumbuhan, dosen cenderung sebatas mengingatkan

keterkaitan antara struktur dan fungsi tumbuhan sehingga mahasiswa dengan cepat

melupakan akan materi tersebut. Keadaan seperti ini sesuai dengan pendapat Baddeley

(1992) yang dikemukakan oleh Sweller et al., (1998) bahwa sistem pengolahan

kognitif terdiri dari working memory dan long term memory. Working memory adalah

tempat pengolahan informasi baru yang sedang berlangsung, membutuhkan usaha

mental, dan memiliki keterbatasan baik dalam kapasitas untuk memproses informasi

baru dan durasi penyimpanannya. Keterbatasan tersebut mengakibatkan sulit

terbentuknya skema kognitif apabila tidak difasilitasi elaborasi antara pengetahuan awal

dan pengetahuan baru. Begitu pun kegiatan praktikum kurang efektif karena pada

pelaksanaannya tidak melibatkan mahasiswa untuk merancang eksperimen. Hal ini

mengakibatkan mahasiswa tidak terbiasa dalam menerapkan pengetahuan struktur pada

fungsi tumbuhan.

Berdasarkan permasalahan di atas perlu dilaksanakan pembelajaran yang

mengintegrasikan antara struktur pada fungsi tumbuhan untuk menfasilitasi integrasi

konseptual mahasiswa. Pembelajaran demikian sejalan dengan pendapat Fogarty (1991)

bahwa kurikulum dapat dijadikan landasan dalam pengintegrasian materi ajar.

Pembelajaran yang dapat menfasilitasi mahasiswa untuk melakukan integrasi

konseptual pada perkuliahan Fisiologi Tumbuhan adalah pembelajaran yang

mengintegrasikan struktur pada fungsi tumbuhan. Pengintegrasian struktur pada fungsi

tumbuhan adalah salah satu representasi yang dapat memudahkan pembelajar dalam

memahami materi fisiologi tumbuhan, karena pada saat mempelajari proses fisiologi,

(13)

Anna Fitri Hindriana, 2014

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal ini sesuai dengan teori beban kognitif yang dikemukakan oleh Sweller et al., (1998)

serta pendapat beberapa ahli bahwa ilustrasi membantu dalam membangun representasi

mental. Format yang hanya berisi teks seringkali tidak memadai dalam meningkatkan

pemahaman (Mayer, 2001). Ilustrasi bermanfaat bagi peserta didik yang memiliki

sedikit pengetahuan awal, ilustrasi terpadu dapat mengurangi beban kognitif pada

pemahaman teks (Mayer, 2003). Berdasarkan pendapat Sweller dan Mayer,

pembelajaran yang mengintegrasikan keterkaitan struktur pada fungsi tumbuhan

bertujuan untuk membekali tentang pentingnya keterkaitan struktur pada fungsi secara

epistemologi, serta mengembangkan sikap dan persepsi positif pada saat mempelajari

fisiologi tumbuhan untuk mengurangi beban kognitif mahasiswa.

Menurut Kalyuga (2008) pemrosesan informasi melalui elaborasi dapat

memperluas dan memperhalus materi baru berdasarkan beberapa proses seperti

organisasi, rekstrukturisasi, interkoneksi, integrasi informasi dari elemen-elemen baru,

identifikasi hubungan antara elemen-elemen tersebut, dan hubungan materi baru pada

pengetahuan awal siswa. Proses elaborasi pengetahuan menghasilkan penambahan

komponen-komponen pengetahuan, untuk diberikan dalam pernyataan tugas atau pesan

pembelajaran dengan menciptakan kaitan antara pengetahuan awal dan informasi baru.

Jika kita merujuk pada pendapat Kalyuga, maka keadaan di lapangan masih belum

menunjukkan proses pembelajaran yang mengarah pada penggunaan informasi

sebelumnya untuk diintegrasikan pada informasi baru, karena pada mata kuliah

Fisiologi Tumbuhan mahasiswa tidak difasilitasi untuk melakukan integrasi konseptual

Integrasi struktur pada fungsi tumbuhan dapat memfasilitasi mahasiswa dalam

mempelajari fisiologi tumbuhan, karena pada dasarnya fungsi dan struktur tubuh

tumbuhan memiliki hubungan yang sangat erat, keduanya merupakan satu kesatuan

yang tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, untuk mempelajari fungsi jaringan atau

organ tertentu, terlebih dahulu harus memahami struktur organ dan jaringan yang

dimaksud. Dengan selalu mengintegrasikan struktur tumbuhan pada saat mempelajari

fungsi tumbuhan dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi mahasiswa dalam

(14)

Anna Fitri Hindriana, 2014

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

struktur pada fungsi. Selain itu pengintegrasian struktur pada fungsi tumbuhan dapat

mengakomodasi perkembangan tumbuhan, serta memprediksi perubahan fungsi

tumbuhan berkaitan dengan perubahan struktur tumbuhan akibat perubahan lingkungan.

Pengintegrasian struktur tumbuhan pada pembahasan fungsi tumbuhan apabila tidak

dikelola dengan baik tentu akan menambah beban kognitif mahasiswa.

Teori beban kognitif (CLT) memfokuskan pada keterbatasan pengolahan pada

sistem kognitif siswa dan sarana untuk mengelola keterbatasan dalam belajar dan

pengajaran. Teori beban kognitif mengasumsikan dua komponen fungsional utama

pada skema kognitif kita. Pertama adalah memori jangka panjang (longterm memory)

yang merupakan penyimpanan informasi yang telah terorganisir dan memiliki kapasitas

yang besar dan permanen. Kedua adalah memori kerja (working memory ) merupakan

suatu mekanisme terbatas yang langsung menerima informasi. Atribut penting dari

memori kerja adalah keterbatasan dalam kapasitas dan durasi ketika mengolah

informasi yang belum dikenal (Schnotz & Kürchner, 2007).

Integrasi konseptual yang harus dilakukan mahasiswa membutuhkan keterampilan

berpikir yang spesifik, mahasiswa harus mampu menggunakan sumber-sumber

informasi yang diperlukan dan mengembangkan sumber informasi tersebut dalam

bentuk skema kognitif. Strategi pembelajaran yang diperlukan untuk mengembangkan

skema kognitif adalah strategi yang dapat memfasilitasi mahasiswa untuk menggunakan

sistem kognitif dalam memproses dan menganalisis informasi. Dimensi belajar Marzano

(1992) mengembangkan kerangka instruksionalnya berdasarkan empat komponen, yaitu

knowledge domain, cognitive system proses, metacognition, dan self regulation.

Keempat komponen tersebut harus dilaksanakan selama proses pembelajaran melalui

proses mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan, mengembangkan

pengetahuan barunya melalui kegiatan yang membantu mahasiswa memperluas dan

menghaluskan pengetahuan, sehingga mahasiswa mampu menggunakan

pengetahuannya secara bermakna.

Dengan demikian untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengolah

(15)

Anna Fitri Hindriana, 2014

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengintegrasikan struktur pada fungsi tumbuhan. Pengintegrasian struktur pada fungsi

tumbuhan bertujuan menfasilitasi proses belajar mahasiswa, sehingga mahasiswa

terbiasa berpikir dan menemukan bagaimana informasi yang telah dikumpulkannya

berhubungan satu sama lain serta menganalisis informasi yang tergantung pada

informasi lain, dan informasi bebas. Untuk memfasilitasi mahasiswa terbiasa berpikir

dalam proses pembelajaran digunakan pengintegrasian tipe nested berbasis kerangka

instruksional Marzano. Pembelajaran terintegrasi tipe nested merupakan pembelajaran

terintegrasi yang tetap mempertahankan pemisahan matakuliah struktur tumbuhan dan

fungsi tumbuhan, tetapi dalam mempelajari fungsi tumbuhan dapat mengintegrasikan

pengetahuan struktur tumbuhan. Hal ini bertujuan agar mahasiswa dalam mempelajari

proses fisiologi, targetnya tidak hanya pemahaman konsep “proses”, akan tetapi mahasiswa memahami faktor-faktor yang menyebabkan dan berpengaruh terhadap

proses fisiologi tersebut. Pemahaman konsep fisiologi dan faktor-faktor yang

menyebabkan dan berpengaruh terhadap proses fisiologi akan meningkatkan

keterampilan berpikir dan keterampilan mengorganisasikan pengetahuan.

Pengintegrasian struktur pada fungsi tumbuhan berbasis kerangka instruksional

Marzano, dikarenakan dalam kerangka instruksional Marzano ditumbuhkan sikap

kebiasaan berpikir produktif dalam hal mengintegrasikan pengetahuan baru ke dalam

pengetahuan yang dimiliki sebelumnya, mengorganisasikan pengetahuan, menganalisis

pengetahuan yang dipelajarinya, dan menggunakan pengetahuan secara bermakna

melalui proses berpikir yang diintegrasikan ke dalam tugas-tugas mahasiswa selama

proses pembelajaran, memecahkan masalah, menemukan/menciptakan, melakukan

percobaan dan menganalisis suatu sistem. Hal inilah yang menjadi dasar pengembangan

pembelajaran terintegrasi tipe nested berbasis kerangka instruksional Marzano, karena

pengintegrasian yang memadukan berbagai bentuk keterampilan yaitu keterampilan

sosial (social skill), keterampilan berpikir (thinking skill) dan keterampilan isi

(content-specific skill) dapat difasilitasi dengan kerangka instruksional Marzano, agar mahasiswa

(16)

Anna Fitri Hindriana, 2014

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Manfaat keterkaitan konseptual yang dipelajari dengan sisi bidang kajian yang

relevan akan membentuk skema kognitif yang memungkinkan mahasiswa memperoleh

keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu keterkaitan konseptual dapat menolong

mahasiswa untuk memetakan informasi dan mengkatagorisasikan skema yang

memungkinkan mahasiswa secara efektif menggunakan pengetahuan yang tepat untuk

menghadapi situasi yang berbeda tanpa adanya extraneous load sehingga dengan

penurunan beban kognitif extraneous dapat meningkatkan kapasitas working memory

yang pada akhirnya akan meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana pembelajaran PeNKIM dalam mengintegrasikan struktur pada fungsi tumbuhan dapat menurunkan beban

kognitif mahasiswa calon guru Biologi ?”

C. Pertanyaan penelitian

Untuk memudahkan proses penelitian, maka rumusan masalah di atas

dijabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian berikut:

1. Bagaimana mengembangkan pembelajaran PeNKIM dalam mengintegrasikan

struktur pada fungsi tumbuhan untuk mengurangi beban kognitif?

2. Bagaimanakah beban kognitif mahasiswa dalam mengintegrasian struktur pada

fungsi tumbuhan menggunakan pembelajaran PeNKIM ?

3. Kategori beban kognitif apa sajakah yang dapat diturunkan melalui pengintegrasian

struktur pada fungsi pada pembelajaran PeNKIM ?

4. Bagaimana pengaruh penurunan beban kognitif terhadap penguasaan konsep

fisiologi tumbuhan dan kemampuan penalaran mahasiswa calon guru

(17)

Anna Fitri Hindriana, 2014

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Bagaimana keunggulan dan keterbatasan pembelajaran PeNKIM dalam

mengintegrasikan struktur pada fungsi yang dikembangkan terhadap beban

kognitif ?

6. Bagaimana respon mahasiswa calon guru biologi terhadap pembelajaran

PeNKIM yang dikembangkan ?

D. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah mengembangkan pembelajaran

PeNKIM untuk mengintegrasikan struktur pada fungsi tumbuhan dengan menurunkan

beban kognitif mahasiwa. Pengembangan pembelajaran PeNKIM dilandasi oleh

pembelajaran terintegrasi tipe nested dan kerangka instruksional Marzano, dengan

alasan pembelajaran terintegrasi tipe nested dapat memfasilitasi (1) pengintegrasian

struktur tumbuhan pada fungsi tumbuhan, (2) penggunaan berbagai proses kognitif yang

menekankan pada keterampilan berpikir, (3) mengatasi kesulitan tugas kognitif yang

dihadapi mahasiswa yang disebabkan oleh kapasitas kognitif yang berbeda antar

mahasiswa, dengan menekankan pada keterampilan sosial. Pengintegrasian materi

menggunakan tipe nested memerlukan pengembangan daya nalar mahasiswa. Untuk

membantu mahasiswa mengembangkan daya nalar tanpa adanya beban kognitif

digunakan kerangka pembelajaran Marzano, karena kerangka pembelajaran tersebut

dapat membantu mahasiswa dalam mengembangkan proses berpikir, terutama dalam

hal pengembangan sikap dan persepsi positif dan pengintegrasian pengetahuan baru

terhadap pengetahuan yang sudah dimilikinya sesuai dengan bagaimana otak bekerja.

Pengintegrasian pada penelitian ini dilakukan pada materi fisiologi tumbuhan yang

memiliki konsep-konsep abstrak dan memiliki kompleksitas yang tinggi. Maksud dari

konsep-konsep yang memiliki kompleksitas tinggi di sini adalah konsep-konsep

fisiologi tumbuhan yang memiliki interkoneksi tinggi antara struktur dan fungsi

tumbuhan untuk melakukan strategi adaptasi terhadap lingkungannya. Dalam

matakuliah Fisiologi Tumbuhan konsep-konsep yang memiliki interkoneksi tinggi

(18)

Anna Fitri Hindriana, 2014

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lingkungannya adalah konsep transpirasi dan fotosintesis. Konsep-konsep dengan

karakteristik seperti di atas untuk mempelajarinya dibutuhkan visualisasi sehingga

mahasiswa dapat belajar secara bermakna, yaitu belajar secara aktif menggunakan

berbagai proses kognitif antara lain dengan mengidentifikasi dan membandingkan

perbedaan struktur suatu organ tumbuhan. Proses kognitif tersebut digunakan untuk

memahami informasi yang disajikan. Selain itu untuk mempelajari konsep yang

memiliki kompleksitas tinggi diperlukan suatu desain pembelajaran yang

memperhitungkan persyaratan pengolahan kognitif dan mengurangi beban kognitif

yang tidak perlu.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mengembangkan

pembelajaran PeNKIM dalam mengintegrasikan struktur pada fungsi tumbuhan untuk

menurunkan beban kognitif mahasiswa calon guru biologi.

F. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Penelitian pengembangan pembelajaran terintegrasi ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi terhadap peningkatan keterampilan mahasiswa calon guru

untuk melakukan integrasi konseptual.

2. Praktis

Pembelajaran PeNKIM dapat membekali mahasiswa calon guru untuk

melakukan integrasi konseptual struktur pada fungsi tumbuhan secara koheren,

sehingga dapat memahami dan menjelaskan dengan baik adanya keterkaitan antara

struktur pada fungsi tumbuhan, yang menjadi dasar pengembangan ilmu botani.

Hasil penelitian ini dapat menjadi model pengintegrasian konsep pada disiplin

ilmu yang mempunyai keterkaitan konsep guna meningkatkan efektivitas dalam

(19)

Anna Fitri Hindriana, 2014

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memory. Dengan terbentuknya skema kognitif, mahasiswa mampu memahami

materi botani dan meningkatkan penalaran sehingga dapat membantu

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah yang muncul dalam kehidupan

sehari-hari.

Hasil penelitian ini dapat memberi masukan pada program studi untuk

mengembangkan pembelajaran terintegrasi yang dapat menurunkan beban kognitif

mahasiswa sehingga mereka mampu menjadi guru dengan kinerja yang lebih aktif

dan kreatif, memiliki penalaran yang baik, mampu menggunakan informasi yang

(20)

Anna Fitri Hindriana, 2014

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Paradigma Penelitian

Penelitian pengembangan ini dilakukan untuk mengkaji tentang pengembangan

pembelajaran terintegrasi untuk mengintegrasikan pengetahuan tentang struktur pada

fungsi tumbuhan guna menurunkan beban kognitif mahasiswa pada saat mempelajari

Fisiologi Tumbuhan. Pengembangan pembelajaran terintegrasi didasarkan pada

pentingnya mengembangkan suatu pembelajaran yang dapat memfasilitasi integrasi

konseptual struktur pada fungsi tumbuhan, sehingga terbentuk skema kognitif pada long

term memory mahasiswa yang berfungsi untuk mengembangkan cara berpikir

relasional.

Paradigma penelitian merupakan pola pikir gagasan peneliti yang akan

dikembangkan. Pola pikir penelitian yang menjadi gagasan penelitian ini dikembangkan

berdasarkan tujuh komponen utama. Pertama, dalam mengembangkan pembelajaran

terintegrasi perlu mempertimbangkan model pemrosesan informasi Gagne bahwa suatu

tindakan belajar meliputi delapan fase belajar yang merupakan kejadian-kejadian

eksternal yang dapat distrukturkan oleh mahasiswa atau guru, dan setiap fase tersebut

dipasangkan dengan suatu proses internal yang terjadi dalam pikiran siswa. Untuk itu

perlu dikembangkan tahapan pembelajaran dalam memfasilitasi mahasiswa melakukan

integrasi konseptual. Kedua, mata kuliah Fisiologi Tumbuhan, yang dipandang sulit

untuk dipahami karena dibutuhkan keterampilan berpikir kritis, kreatif dan

komprehensif. Dalam mempelajari mata kuliah Fisiologi Tumbuhan, selain harus

memahami proses fisiologi, mahasiswa harus pula memahami tempat dimana proses

fisiologi tersebut berlangsung. Ketiga, mata kuliah Anatomi Tumbuhan, yang

merupakan mata kuliah prasyarat untuk memahami konsep-konsep pada mata kuliah

Fisiologi Tumbuhan, karena perkembangan struktur organ suatu tumbuhan dan kondisi

lingkungan tempat tumbuh akan terkait dengan proses fisiologi. Keempat, silabus mata

kuliah Fisiologi Tumbuhan, untuk mengetahui konsep-konsep yang memiliki

(21)

Anna Fitri Hindriana, 2014

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ditentukan derajat integrasi struktur pada fungsi tumbuhan pada setiap konsep. Kelima,

pembelajaran terintegrasi tipe nested berbasis kerangka instruksional Marzano.

Pembelajaran tersebut dikembangkan untuk memfasilitasi mahasiswa

mengintegrasikan pengetahuan struktur pada fungsi tumbuhan. Pengintegrasian ini

termasuk ke dalam pengintegrasian dalam satu disiplin ilmu. Pengembangan

pembelajaran tersebut mengharuskan mahasiswa mengintegrasikan pengetahuannya

baik secara vertikal maupun secara horizontal, sehingga dapat mengasah keterampilan

berpikir, dan keterampilan konten. Selain mengasah keterampilan tersebut,

pembelajaran terintegrasi ini dapat memfasilitasi mahasiswa memiliki keterampilan

sosial melalui diskusi inkuiri. Kerangka instruksional Marzano yang memiliki lima

dimensi digunakan untuk mengaktifkan proses kognitif mahasiswa, dengan

menekankan pada lingkungan belajar dan persepsi mahasiswa terhadap materi ajar.

Keenam, penurunan beban kognitif mahasiswa dalam mempelajari fisiologi tumbuhan,

penurunan beban kognitif berperan penting dalam memfasilitasi mahasiswa untuk

menganalisis informasi keterkaitan struktur pada fungsi, dan memberikan persepsi yang

positif terhadap proses pembelajaran sehingga memudahkan working memory untuk

memproses dan menganalisis informasi. Kemampuan menganalisis informasi akan

memfasilitasi mahasiswa dalam mengasimilasi pengetahuan, sehingga akan terbangun

skema kognitif dalam long term memory. Terbangunnya skema kognitif akan

berpengaruh terhadap kemampuan mengidentifikasi informasi dan menghubungkan

informasi dengan informasi lain secara komprehensif. Ketujuh, pengembangan

penalaran merupakan salah satu keterampilan berpikir yang berperan penting dalam

mempelajari sains. Dengan berkembangnya penalaran memfasilitasi mahasiswa untuk

merumuskan dan menerapkan prinsip-prinsip keterkaitan struktur pada fungsi

tumbuhan, sehingga memudahkan integrasi konseptual.

Selain mengembangkan paradigma, dilakukan pula kajian terhadap hasil-hasil

penelitian yang relevan dan kondisi empirik di lapangan mengenai proses perkuliahan

Anatomi Tumbuhan dan perkuliahan Fisiologi Tumbuhan yang telah dilaksanakan

terkait dengan akan dilaksanakannya pengintegrasian stuktur pada fungsi untuk

menurunkan beban kognitif mahasiswa.

Untuk memperoleh pembelajaran terintegrasi tipe nested dengan kerangka

(22)

Anna Fitri Hindriana, 2014

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran terintegrasi tersebut. Secara diagramatik pola pikir dalam penelitian yang

(23)

Anna Fitri Hindriana, 2014

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3. 1. Paradigma Penelitian

Mata kuliah Fisiologi Tumbuhan Mata kuliah

Anatomi Tumbuhan

Model pemrosesan informasi Gagne

Analisis kebutuhan integrasi konsep anatomi tumbuhan pada fisiologi tumbuhan dengan mempertimbangkan kondisi belajar ekstrenal maupun internal.

Pembelajaran PeNKIM

Penyajian informasi Stimulasi prior knowledge Analisis dan transformasi pengetahuan Internalisasi pengetahuan

 Penurunan beban kognitif mahasiswa saat mempelajari fisiologi tumbuhan.

 Penguasaan konsep fisiologi tumbuhan  Peningkatan penalaran mahasiswa

1. Melakukan analisis SAP mata kuliah Fisiologi Tumbuhan yang ada 2. Melakukan analisis konsep fisiologi

tumbuhan

3. Mengembangkan strategi pembelajaran

nested menggunakan dimensi belajar

Marzano

4. Mengembangkan desain pembelajaran terintegrasi tipe nested berbasis kerangka instruksional Marzano.

Pembelajaran Tipe Nested

Keterampilan Konten Keterampilan Berpikir

Keterampilan mengorganisasikan informasi

Kompetensi mata kuliah Fisiologi

Memahami proses-proses fisiologi sebagai bentuk respon terhadap kebutuhan hidup dan adaptasi perubahan lingkungan eksternal, dan kaitan antara karakteristik struktur tumbuhan dengan proses-proses fisiologi

Masalah

Terjadinya divided attention (perhatian terbagi) antara struktur dan fungsi tumbuhan, berdampak pada ketidakmampuan melakukan integrasi konseptual.

Rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi, berdampak pada rendaahnya partisipasi dalam proses pembelajaran. Beban kognitif dalam mengintegrasikan struktur pada fungsi tumbuhan berdampak pada rendahnya penalaran dan penguasaan konsep Fisiologi Tumbuhan

Kerangka Instruksional Marzano

(24)

Anna Fitri Hindriana, 2014

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian pembelajaran terintegrasi menggunakan PeNKIM dilakukan di

Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di

Universitas swasta di Kota Kuningan yang telah terakreditasi baik. Subjek

penelitian yang terlibat dalam tahap uji coba I sebanyak 20 mahasiswa semester VII

tahun akademik 2011-2012, tahap uji coba II sebanyak 22 mahasiswa semester V

tahun akademik 2011-2012, dan tahap uji coba III sebanyak 22 mahasiswa semester

VI kelas C tahun akademik 2012-2013. Sementara pada tahap implementasi

melibatkan 64 mahasiswa, semester VI yang sedang menempuh mata kuliah

Fisiologi Tumbuhan, terdiri dari dua kelas pada tahun akademik 2012-2013. Dua

kelas ini dibagi menjadi kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran

PeNKIM dan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran terintegrasi tipe nested

secara konvensional.

C. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini mengembangkan pembelajaran PeNKIM dalam

mengintegrasikan struktur pada fungsi tumbuhan guna menurunkan beban kognitif

mahasiswa calon guru biologi. Penelitian ini menggunakan Desain Penelitian dan

Pengembangan Pendidikan (Borg & Gall, 2003).. Secara skematik rincian tiap

tahapan pengembangan pembelajaran PeNKIM dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Tahap-Tahap Desain Penelitian.

Tahap 1 Studi Pendahuluan Tahap 2 Perencanaan Tahap 3 Pengembangan Tahap 4 Implementasi

1. Studi kepustakaan a.Kajian pustaka dan hasil

penelitian penurunan beban kognitif b.Kajian pustaka

pengintegrasian dalam satu disiplin ilmu 2.Studi lapangan

a.Kesulitan mahasiswa dalam mengelola informasi.

b.Observasi perkuliahan Anatomi tumbuhan dan Fisiologi tumbuhan yang ada.

c. Kesulitan mahasiswa dalam mengintegrasikan struktur tumbuhan pada

1. Merancang pembelajaran yang mengintegrasikan struktur pada fungsi tumbuhan.

2.Penyusunan instrumen penelitian

a.Angket untuk mengetahui Extraneous Load. b. Rubrik untuk mengetahui

Intrinsic load c.Soal untuk mengetahui

Germane Load 3.Validasi teoritis model

konseptual (desain pembelajaran) oleh pakar 4. Revisi desain pembelajaran

sesuai saran pakar.

1. Uji coba terhadap pembelajaran terintegrasi struktur pada fungsi tumbuhan dengan tipe nested berbasis kerangka instruksional Marzano. 2.Analisis deskriptif

terhadap pembelajaran yang dikembangkan secara kualitatif. 3.Analisis validitas dan

reliabilitas instrumen penelitian secara kuantitatif 4. Menentukan Daya

Pembeda dan Tingkat Kesukaran soal tes

1.Implementasi program pembelajaran secara eksperimen menggunakan desain Quasi –eksperiment 2.Analisis data hasil

eksperimen terhadap beban kognitif yang meliputi pengukuran

a. Extraneous Load b. Intrinsic Load c. Germane load 3.Intepretasi data kualitatif

(25)

Anna Fitri Hindriana, 2014

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu fungsi tumbuhan

d.Kemampuan berpikir tingkat tinggi mahasiswa.

secara kuantitatif Pembelajaran

Hasil:

Profil Program Pembelajaran

Hasil :

Draf desain konseptual

Hasil :Desain program

konseptual yang siap untuk diujicobakan

Hasil :

Disain final program pembelajaran PeNKIM

D. Prosedur Penelitian

1. Studi Pendahuluan

Analisis kebutuhan merupakan kegiatan awal yang terdiri dari studi

kepustakaan dan studi lapangan. Aspek yang dipelajari dari studi kepustakaan

meliputi kajian penelitian yang relevan mengenai penurunan beban kognitif,

terutama penurunan beban kognitif yang disebabkan oleh proses pembelajaran dan

pemanfaatan media pembelajaran. Pada dasarnya pengintegrasian struktur pada

fungsi dapat mengembangkan skema kognitif, karena itu diperlukan strategi

pembelajaran yang tepat untuk menurunkan beban kognitif. Selain itu penggunaan

media pembelajaran sangat diperlukan karena dalam mempelajari keterkaitan

struktur pada fungsi tumbuhan tidak akan terlepas dari pemanfaatan media untuk

menjadikan proses fisiologi yang bersifat abstrak menjadi kongkrit. Mempelajari

pola pengintegrasian di dalam satu disiplin ilmu menjadi suatu hal yang penting,

karena dalam mengintegrasikan struktur pada fungsi tumbuhan diperlukan suatu

pemikiran yang bersifat komprehensif, sehingga pemilihan pola pengintegrasian

harus sesuai dengan tuntutan tersebut, yaitu dengan menekankan kepada

keterampilan dalam mengembangkan skema kognitif. Studi lapangan merupakan

kegiatan penelitian yang bersifat deskriptif yang dimaksudkan untuk

mengumpulkan data yang meliputi kesulitan mahasiswa dalam memproses

informasi, proses pembelajaran dalam mata kuliah Anatomi Tumbuhan dan Fisiologi

Tumbuhan yang diterapkan pada mahasiswa, kesulitan mahasiswa dalam

mengintegrasikan konsep Anatomi Tumbuhan pada saat mempelajari Fisiologi

Tumbuhan, kemampuan berpikir tingkat tinggi, terutama kemampuan analisis,

kemampuan memecahkan masalah, dan kemampuan berpikir sebab akibat. Sampel

yang digunakan adalah mahasiswa yang telah mempelajari anatomi tumbuhan dan

fisiologi tumbuhan.

Studi literatur menunjukkan bahwa konsep-konsep yang memiliki hubungan

bermakna akan lebih mudah dipahami oleh mahasiswa dan dapat memfasilitasi

(26)

Anna Fitri Hindriana, 2014

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dipengaruhi oleh berkembangnya skema kognitif akibat dari informasi yang

terorganisasi. Dengan demikian pembelajaran terintegrasi dapat menambah kekuatan

untuk menerima, menyimpan dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya. Hal

itu menyebabkan mahasiswa terlatih untuk menemukan sendiri berbagai konsep

yang dipelajarinya secara menyeluruh (holistis), bermakna dan autentik.

Analisis data hasil studi lapangan bertujuan untuk mengetahui kesulitan

pengintegrasian konsep anatomi tumbuhan yang telah dipelajari pada materi fisiologi

tumbuhan, dan menganalisis konsep anatomi tumbuhan yang berkaitan dengan

proses fisiologi. Hal ini dilakukan untuk memilih konsep-konsep penting yang

memiliki koherensi yang dapat diintegrasikan pada materi fisiologi

tumbuhan. Hasil observasi pada matakuliah Fisiologi Tumbuhan adalah sebagai

berikut: pelaksanaan perkuliahan berbentuk ceramah, diskusi kelompok, tanya

jawab, penugasan, dan praktikum. Perkuliahan yang menggunakan metode ceramah,

disampaikan oleh dosen dengan cara dosen memberikan informasi menggunakan

LCD projector tentang hal-hal yang akan dipelajari dilengkapi dengan gambar dan

tayangan animasi yang memperlihatkan proses yang terjadi pada tumbuhan. Untuk

mempermudah mahasiswa dalam memahami proses yang terjadi pada tumbuhan,

pemaparan dilengkapi dengan gambar struktur tumbuhan.

Dari hasil angket tentang pemahaman mahasiswa terhadap materi yang

dijelaskan oleh dosen sebagian besar menyatakan paham. Hal ini kemungkinan pada

saat memberikan informasi dosen menggunakan gambar-gambar yang menunjang

pemahaman siswa terutama gambar yang mengingatkan kembali pada materi

anatomi tumbuhan, namun secara mental saat itu mahasiswa belum mampu untuk

mengaitkan antara struktur dan fungsi tumbuhan, dengan indikasi mahasiswa merasa

kesulitan mengidentifikasi jaringan yang berperan dalam proses fisiologi.

Perkuliahan yang menggunakan diskusi kelompok biasanya dilaksanakan pada

materi yang kental sekali memuat adaptasi fisiologi tumbuhan pada kondisi

eksternalnya, misalnya mendiskusikan perbedaan fiksasi CO2 pada tumbuhan yang

tergolong C3 dan C4. Mahasiswa melakukan diskusi dimana satu kelompok tampil

(27)

Anna Fitri Hindriana, 2014

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode penugasan biasanya diberikan kepada mahasiswa berupa tugas

perorangan, mahasiswa diberi suatu permasalahan yang seringkali terjadi dalam

kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan proses fisiologi tumbuhan. Praktikum

dilaksanakan pada hari yang sama setelah mahasiswa mendapatkan teorinya terlebih

dahulu. Pada pelaksanaan praktikum mahasiswa mengamati proses-proses fisiologi

yang terjadi pada tumbuhan. Setelah mengamati, mahasiswa menjawab pertanyaan

yang diberikan pada lembar LKM. Apabila mahasiswa mendapat kesulitan pada saat

praktikum, mahasiswa dapat bertanya kepada asisten mahasiswa (mahasiswa tingkat

atas yang diseleksi untuk mendampingi praktikum) atau kepada dosen penanggung

jawab matakuliah. Hasil praktikum hanya dibahas perkelompok pada saat menjawab

pertanyaan tetapi tidak didiskusikan di kelas bersama-sama kelompok lain.

Berdasarkan hasil analisis data di lapangan ditemukan bahwa kegiatan belajar,

kegiatan praktikum, kegiatan memproses materi ajar dari matakuliah fisiologi belum

menunjukkan aspek yang diharapkan. Menurut Taber (2008) integrasi konseptual

merupakan fokus yang penting dalam pembelajaran sains karena integrasi

konseptual merupakan hal penting terkait bagaimana siswa berpikir dalam sains.

Pendekatan untuk merencanakan pembelajaran direkomendasikan berdasarkan

pengembangan ide-ide kunci dan integrasi ide-ide kunci tersebut pada suatu tema.

Hal tersebut merupakan cara yang bermanfaat untuk membantu siswa belajar

menghubungkan sains yang telah mereka pelajari. Mengintegrasikan keterkaitan

struktur pada fungsi tumbuhan adalah salah satu representasi yang dapat

memudahkan pembelajar dalam memahami materi fisiologi tumbuhan, hal ini sesuai

dengan teori beban kognitif yang dikemukakan oleh Sweller (2005).

2. Perencanaan

a. Merancang Pembelajaran terintegrasi tipe nested berbasis kerangka

instruksional Marzano

Berdasarkan analisis dari data yang dikumpulkan selanjutnya peneliti

melakukan kegiatan untuk merancang pembelajaran terintegrasi tipe nested

(28)

Anna Fitri Hindriana, 2014

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rancangan pembelajaran merujuk pada dimensi belajar yang dikembangkan oleh

Marzano (1992), yang terdiri dari lima tahapan, yaitu mengembangkan sikap dan

persepsi positif, belajar untuk pemerolehan dan pengintegrasian, perluasan dan

penghalusan pengetahuan, belajar menggunakan pengetahuan secara bermakna,

dan kebiasaan berpikir. Selain itu rancangan pembelajaran harus memenuhi

ketentuan pengintegrasian tipe nested yaitu pengintegrasian yang memadukan

berbagai bentuk keterampilan yaitu keterampilan sosial (social skill),

keterampilan berpikir (thinking skill) dan keterampilan isi (content-specific skill)

(Fogarty, 1991).

Pembelajaran terintegrasi tipe nested berbasis kerangka instruksional

Marzano yang dikembangkan memiliki lima tahapan pembelajaran, yaitu;

1. Penyajian informasi bertujuan untuk mengembangkan sikap dan persepsi

positif terhadap pembelajaran dan mengembangkan keterampilan konten.

Penyajian informasi dilaksanakan melalui diskusi pentingnya memahami

keterkaitan struktur dan fungsi dalam mempelajari Fisiologi Tumbuhan.

2. Stimulasi prior knowledge, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan

belajar untuk pemerolehan dan pengintegrasian, serta mengembangkan

keterampilan berpikir melalui elaborasi pengetahuan struktur tumbuhan

terhadap fungsi tumbuhan.

3. Analisis dan transformasi, bertujuan untuk memperluas dan menghaluskan

pengetahuan, mengembangkan keterampilan berpikir, dan keterampilan

konten. Tahap ini dilaksanakan melalui perumusan prinsip keterkaitan

struktur tumbuhan pada fungsi tumbuhan.

4. Internalisasi pengetahuan, bertujuan untuk menggunakan pengetahuan

secara bermakna, mengembangkan keterampilan konten, dan keterampilan

berpikir. Tahap ini dilaksanakan melalui penerapan prinsip keterkaitan

struktur pada fungsi tumbuhan, dengan menekankan pada nilai-nilai

terhadap keragaman tumbuhan yang dapat dipakai untuk melakukan

praktikum.

Keterampilan sosial pada pembelajaran PeNKIM dilaksanakan pada

(29)

Anna Fitri Hindriana, 2014

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengetahuan, dan internalisasi pengetahuan. Keterampilan sosial dikembangkan

melalui diskusi dan interaksi antara mahasiswa dan dosen saat pembelajaran

berlangsung.

Tahap penyusunan rancangan pembelajaran diawali dengan merumusan

tujuan, menentukan komponen-komponen dan sasaran yang diperlukan untuk

melaksanakan rancangan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan

temuan-temuan pada studi pendahuluan. Komponen-komponen dari rancangan

pembelajaran yang dikembangkan meliputi : 1). membuat out line desain

pembelajaran PeNKIM untuk menentukan bagaimana pembelajaran terintegrasi

tipe nested berbasis kerangka instruksional Marzano dapat dilaksanakan; 2)

menentukan konsep yang memiliki interkoneksi tinggi antara struktur dan

fungsi tumbuhan; 3) membuat SAP mata kuliah Fisiologi Tumbuhan untuk

menentukan bagaimana proses pengintegrasian struktur pada fungsi tumbuhan

dapat dilaksanakan; 4) menentukan strategi pembelajaran untuk memadukan

pembelajaran terintegrasi tipe nested dengan dimensi belajar Marzano.

Validasi rancangan pembelajaran dilakukan oleh oleh pakar

(pembimbing dan praktisi). Validasi tersebut mengkaji tentang kesesuaian

konsep yang diintegrasikan, penyajian urutan materi, alokasi yang dibutuhkan

untuk menyampaikan konsep, strategi pembelajaran yang digunakan,

kesesuaian tahapan pembelajaran yang diterapkan pada rancangan

pembelajaran, dan kesesuaian rancangan pembelajaran terintegrasi tipe nested

berbasis kerangka instruksional Marzano.

b. Menyusun Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian disusun untuk mengevaluasi kegiatan proses

pembelajaran . Adapun instrumen yang disusun meliputi angket skala sikap

untuk mengetahui penurunan extraneous load, soal kemampuan menganalisis

informasi, task dan rubric kemampuan menganalisis informasi untuk

mengetahui penurunan intrinsic load, soal penalaran untuk mengetahui

germane load, lembar observasi untuk mengetahui keterlaksanaan

pembelajaran yang dikembangkan, dan angket respon mahasiswa untuk

(30)

Anna Fitri Hindriana, 2014

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebelum dipergunakan, instrumen tersebut terlebih dahulu divalidasi

berdasarkan pandangan ahli. Adapun instrumen yang divalidasi meliputi, soal

kemampuan menganalisis informasi dan soal penalaran, lembar observasi,

angket skala sikap untuk mengetahui penurunan extraneous load, angket respon

mahasiswa, task dan rubric kemampuan menganalisis informasi. Perbaikan

[image:30.595.118.504.374.606.2]

instrumen yang dilakukan sesuai dengan arahan para ahli dapat dilihat pada

Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Perbaikan instrument hasil validasi pakar (expert judgment)

No Jenis Instrumen Saran Perbaikan

1 SAP Sudah sesuai, dan dapat diujicobakan 2 Soal kemampuan

menganalisis informasi

Perbaikan terhadap gambar struktur yang akan dianalisis oleh mahasiswa, pencantuman sumber gambar, dan pertanyaan difokuskan pada pengintegrasian struktur pada fungsi tumbuhan. 3 Soal penalaran Perbaikan untuk menyajikakan konsep dasar terlebih dahulu

sebelum diberikan soal yang membutuhkan berpikir tingkat tinggi. 4 Task kemampuan

menganalisis informasi

Sudah sesuai dengan tugas yang dibutuhkan untuk menganalisis informasi.

5 Rubric kemampuan menganalisis informasi

Sudah sesuai dengan indikator kemampuan menganalisis informasi

6 Angket pengukuran extraneous load

Perbaikan pada kalimat yang memiliki makna ganda

7 Angket respon mahasiswa

Sudah sesuai untuk menjaring tanggapan mahasiswa terhadap model yang dikembangkan.

3. Pengembangan

Tahap pengembangan merupakan tahap validasi lapangan terhadap

pembelajaran PeNKIM dan instrumen penelitian. Validasi pembelajaran

(31)

Anna Fitri Hindriana, 2014

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji Coba I, validasi dilakukan untuk menguji keterlaksanaan strategi

perkuliahan dan urutan materi. Strategi perkuliahan yang diuji coba terdiri dari

empat tahap. Tahap pertama penyajian informasi, bertujuan agar mahasiswa

tanggap terhadap keterkaitan antara struktur dengan fungsi yang dipengaruhi

oleh lingkungan. Tahap kedua stimulasi prior knowledge, bertujuan agar

penggunaan prior knowledge tentang struktur yang sudah dimiliki mahasiswa

dapat memfasilitasi pengintegrasian struktur pada fungsi tumbuhan. Tahap

ketiga analisis dan transformasi pengetahuan, bertujuan untuk merumuskan

prinsip-prinsip proses fisiologi berdasarkan perbedaan struktur organ dan

mengembangkan skema kognitif dengan menggunakan grafik yang dilengkapi

data. Tahap keempat internalisasi pengetahuan, bertujuan untuk menerapkan

prinsip keterkaitan struktur pada fungsi dalam merancang eksperimen.

Urutan materi yang diujicobakan adalah materi struktur tumbuhan yang

terintegrasi pada fungsi tumbuhan dengan penyajian materi dari yang sederhana

menuju materi yang kompleks. Urutan materi yang diberikan terdiri dari :

Pertama keterkaitan struktur pada fungsi tumbuhan, memberikan gambaran

bahwa adanya perbedaan struktur pada organ yang sama akan selalu berkaitan

dengan proses fisiologi pada kondisi lingkungan tertentu. Kedua Perbedaan

struktur organ tumbuhan terhadap proses fisiologi, memberikan gambaran

tentang karakteristik struktur dari organ tumbuhan yang berperan dalam proses

fisiologi dan prinsip-prinsip proses fisiologi berdasarkan perbedaan struktur

organ. Ketiga Strategi adaptasi, menjelaskan tentang bagaimana suatu organ

pada tumbuhan akan memodifikasi struktur dan proses fisiologinya untuk dapat

bertahan hidup sesuai dengan kondisi lingkungannya.

Uji coba II, validasi dilakukan untuk melihat keberfungsian strategi

pembelajaran PeNKIM dalam melatih kemampuan menganalisis informasi.

Analisis keberfungsian strategi pembelajaran tersebut dalam melatih kemampuan

menganalisis informasi adalah untuk memfasilitasi mahasiswa dalam hal;

a. Memilih informasi yang relevan.

(32)

Anna Fitri Hindriana, 2014

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Mengintegrasikan materi yang sedang dipelajari dengan pengetahuan yang

telah ada.

d. Mengidentifikasi jaringan pada organ tumbuhan.

e. Merumuskan prinsip-prinsip proses fisiologi berdasarkan struktur organ yang

berbeda.

f. Merancang eksperimen berdasarkan prinsip keterkaitan struktur pada fungsi

tumbuhan sesuai dengan kondisi lingkungan.

Uji coba III, validasi keberfungsian pembelajaran PeNKIM dalam

mengembangkan skema kognitif. Analisis keberfungsian tersebut dilihat dari

ketepatan penggunaan strategi pembelajaran dan urutan materi dalam

memfasilitasi mahasiswa menganalisis informasi dan melakukan penalaran

induktif dan deduktif. Kemampuan menganalisis informasi dan kemampuan

penalaran diukur menggunakan instrumen berupa soal yang telah divalidasi oleh

tiga orang pakar.

Analisis terhadap program pembelajaran PeNKIM untuk

mengintegrasikan struktur pada fungsi tumbuhan dilakukan secara kualitatif

menggunakan analisis deskriptif. Analisis terhadap instrumen penurunan

Intrinsic load (kemampuan menganalisis informasi) dan penurunan extraneous

load (usaha mental dalam memahami informasi) dilakukan secara kualitatif

menggunakan analisis deskriptif. Analisis validitas dan reliabilitas, daya

pembeda dan tingkat kesukaran soal tes sebagai instrumen kemampuan

penalaran (penurunan germane load) dilakukan secara kuantitatif menggunakan

Anates. Analisis validitas dan reliabilitas kemampuan menganalisis informasi

(penurunan instrinsic load), angket untuk melihat kemudahan mahasiswa dalam

menganalis informasi yang diakibatkan oleh pembelajaran yang diterapkan

(penurunan extraneous load), dan angket respon mahasiswa terhadap

pembelajaran PeNKIM dianalisis secara kualitatif menggunakan uji

Cronbach,s alpha.

Sampel untuk uji instrumen yang digunakan adalah mahasiswa yang sudah

mempelajari anatomi tumbuhan yaitu mahasiswa yang berasal dari kelas yang

(33)

Anna Fitri Hindriana, 2014

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah desain pembelajaran “Pengintegrasian Struktur Tumbuhan pada Fungsi

Tumbuhan dengan Tipe Nested berbasis Kerangka Instruksional Marzano”,

dan instrumen penelitian yang siap untuk diimplementasikan.

4. Implementasi

Implementasi program dilakukan melalui Quasi-eksperimen dengan

menggunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Implementasi diawali dengan

pretest, kemudian pada kelompok kontrol diterapkan pembelajaran terintegrasi

model pengintegrasi tipe nested secara konvensional dan pada kelompok

eksperimen diterapkan model pembelajaran terintegrasi tipe nested berbasis

kerangka instruksional Marzano (PeNKIM). Tujuan penggunaan desain ini

untuk menguji keefektifan pembelajaran dan validasi pembelajaran konseptual

yang telah dihasilkan secara empirik. Adapun kombinai kedua desain di atas

[image:33.595.118.508.396.462.2]

dirangkum pada Tabel 3.3.

Tabel.3.3. Rangkuman Desain Penelitian

Kelompok Pre-test Perlakuan Post test

Eksperimen O1 X1 O3

Kontrol O2 X2 O4

Keterangan : O1 = Pretest pada kelas eksperimen O2 = Pretest pada kelas kontrol

X1 = Penerapan pembelajaran PeNKIM

X2 = Penerapan pembelajaran terintegrasi tipe Nested

O3 = Posttest pada kelas eksperimen O4 = Postest pada kelas kontrol.

Implementasi pembelajaran pada kelompok eksperimen diterapkan

pembelajaran PeNKIM untuk mengintegrasikan struktur pada fungsi tumbuhan.

Pembelajaran tipe nested secara konvensional yang diterapkan pada kelompok

kontrol, merupakan pembelajaran yang memadukan beberapa keterampilan

untuk ketercapaian materi pelajaran. Keterampilan yang dipadukan pada tipe

(34)

Anna Fitri Hindriana, 2014

PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

skill) dan keterampilan isi (content-specific skill). Prinsip pembelajaran tipe

nested secara konvensional adalah;

a. Memberikan masalah keterkaitan struktur pada fungsi tumbuhan untuk

memfasilitasi keterampilan berpikir (thinking skill). Masalah yang diberikan

selalu dikaitkan dengan fenomena alam, sehingga merangsang mahasiswa

untuk berpikir spekulatif, dan mengenali pola hubungan antara struktur,

fungsi dan lingkungan tempat tumbuh tumbuhan.

b. Memberikan materi dengan tema yang bermakna untuk memfasilitasi

keterampilan isi (content-specific skill). Kebermaknaan yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah bagaimana mahasiswa mengkonstruksi

pengetahuan tentang fisiologi tumbuhan dengan cara mengintegrasikannya

dengan pengetahuan tentang anatomi tumbuhan yang sudah ada dalam

skema kognitif mahasiswa.

c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan tugas-tugasnya

secara kolaborasi untuk memfasilitasi keterampilan sosial (social skill).

Pembelajaran PeNKIM yang diterapkan pada kelompok eksperimen,

merupakan pembelajaran yang berdasarkan pada

Gambar

Tabel 3.1. Tahap-Tahap Desain Penelitian.
Tabel 3.2. Perbaikan instrument  hasil validasi pakar (expert judgment)
Tabel.3.3. Rangkuman Desain Penelitian
Tabel 3.5.  Hubungan antara data yang diperlukan, sumber data, dan instrumen Penelitian
+3

Referensi

Dokumen terkait

Perumahan nasional Simalingkar yang dipilih dalam penelitian bangkitan perjalanan terletak di kecamatan Medan Tuntungan tepatnya kelurahan Mangga dan desa Perumnas

Studierende zum Zeitpunkt der Durchführung des Vergabeverfahrens noch keinen Schwerpunkt gewählt hat, erfolgt diese Wahl im Rahmen des Vergabeverfahrens; für diesen Fall

Sistem Operasi komputer merupakan software pada lapisan pertama yang diletakkan pada memori komputer, (memori komputer dalam hal ini adalah Hardisk, bukan memory

Pada abad ke 13 kesultanan Islam telah mengokoh, maju, dan kuat seperti yang nampak pada kesultanan Samudera Pasai. Kesultanan Islam membentang mulai Aceh hingga

Berkenaan dengan hal tersebut diatas, diharapkan agar Saudara dapat hadir tepat waktu dengan membawa dokumen asli dan 1 (satu) rangkap fotocopy untuk setiap data yang telah

[r]

Logikanya, jika tujuan pengembangan ilmu pengetahuan adalah membentuk muhsin sejati, tentunya sumber daya manusia pembentuk ilmu pengetahuan pun perlu memenuhi

Pada ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa orang- orang yang selalu membaca Alquran dan mengamalkan isinya, mengerjakan salat yang diwajibkan pada waktunya,