• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan SeniTari

Oleh Hanna Rosiana H

1005699

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN

(2)

ii

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

(3)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Abstrak

Penelitian ini berjudul “Pembelajaran Seni Tari bagi Narapidana Perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya”. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana proses pembelajaran seni tari bagi Narapidana Perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya dan bagaimana Hasil pembelajaran Seni Tari bagi Narapidana Perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya, Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa data tertulis atau lisan dari orang yang diamati. Tehnik pengumpulan data dengan cara Observasi, Wawancara, Dokumentasi, dan Studi Pustaka. Sampel yang digunakan untuk penelitian adalah narapidana perempuan berjumlah 11 orang di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya. Adapun Kegiatan pembelajarannya yaitu Materi mengenai Unsur-unsur Tari, Materi Kegiatan Olah Tubuh, Materi Eksplorasi Gerak, dan Materi Demonstrasi Gerak oleh narapidana dengan unsur-unsur tari seperti ruang, waktu dan tenaga diiringi Lagu Manuk Dadali sebagai stimulus imajinatif narapidana. Metode Pembelajaran yang digunakan diantaranya adalah metode Ceramah, Metode Diskusi, Metode Tanya Jawab, Metode Game/permainan dan Metode Demonstrasi. Hasil penelitian menunjukkan proses pembelajaran seni tari pada narapidana berjalan efektif dengan kendala-kendala yang bisa diatasi sesuai dengan proses yang bisa dianalisis dari kegiatan-kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Adapun hasil penilaian melalui 3 aspek yaitu penilaian Kognitif yang mencapai nilai rata-rata 77,4, penilaian Afektif mencapai nilai rata-rata 79, dan penilaian Psikomotor mencapai nilai rata-rata 78,8.

(4)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

This resear h title is Lear i g of Art Da e for Wo a Priso ers i Pe ite tiary of lass B II Tasik alaya . The pro le i this resear h is how to learning process art dance and how the result of learning art dance for woman prisoners in Penitentiary class B II Tasikmalaya. Research Method that use in this research is Descriptive Qualitative with using Qualitative Approaches is procedure research that resulting descriptive data in narrative form or verbal from people that observe. Collecting data technique with Observation, Interview, Documentation, and Library Study. Use sample for this research is woman prisoners totally eleven people in Penitentiary of class B II Tasikmalaya. In other activity learning is about art dance material, activity body exercise, move exploration, and about move documentation by woman prisoners with others material such as space, time and energy escort by Manuk Dadali song as imaginative stimulant prisoners. Method of learning using others by speech method, discussion, ask – answer method, game play method, and demonstration method. The results of researches are showing process of learning art dance to the prisoners going effective with the solving problems that is able to handle according with the process that can be analyse with learning activities that already done. The result due 3 aspects are Cognitive grading that reached averages grade 77,4 , Affective grading reached averages grade 79, and Psychomotor reached averages grade 78,8.

(5)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KATA PENGANTAR

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Departemen Pendidikan Seni Tari, Fakultas Pendidikan Seni dan Desain, Universitas Pendidikan Indonesia. Skripsi ini berjudul “Pembelajaran Seni Tari bagi Narapidana Perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya”, dalam penelitian ini penulis mengungkapkan proses dan hasil pembelajaran Seni Tari bagi Narapidana Perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya.

Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab pertama menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan serta manfaat penelitian. Bab kedua berisi Landasan Teoritis.

Bab ketiga menjelaskan Metode Penelitian. Bab keempat merupakan Pembahasan dan Hasil Penelitan. Bab kelima adalah bagian Kesimpulan dan Saran.

Semoga hasil penelitian ini bisa bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan informasi mengenai pembelajaran seni tari dan menjadi inspirasi bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

(6)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu UCAPAN TERIMA KASIH

Puji Syukur kepada Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, serta salam kepada Nabi Muhammad SAW.

Terimakasih Kepada:

1. Kedua orangtuaku tersayang Djedje Ruhmaeka dan Yayah Hidayah S.Pd 2. Keluarga Besar Udis Hidayat

3. Dr. Desfina, M.Hum sebagai Pembimbing 1 4. Agus Budiman, M.Pd sebagai Pembimbing 2 5. Heny Rohayani, S.Sen, M.Si sebagai Penguji 6. E. Dedi J. Rosala, S.Sen, M.Hum sebagai penguji 7. Ace Iwan Suryawan, S.Pd., M.Hum sebagai penguji

8. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Seni Tari, UPI Bandung

(7)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 11. Keluarga Besar Teater Lakon

12. Sahabatku Nurmala Nabilla dan Nirmala Nabilla 13. Kekasihku Sangga Hanggoro Prayoga

Juga pihak-pihak lain yang telah membantu proses penulisan skripsi ini dalam bentuk waktu, tenaga, pikiran dan do’a. Semoga Allah SWT membalas kebaikan anda semua. Amin.

Bandung, 17 Februari 2015

Peneliti

(8)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Asumsi ... 8

BAB II LANDASAN TEORITIS A. LembagaPemasyarakatan ... 9

B. Narapidana ... 9

C. PembelajaranSeniTari ... 11

1. PengertianPembelajaran ... 11

2. PengertianSeni... 14

3. PengertianTari ... 16

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, danSampelPenelitian ... 25

B. DesainPenelitian ... 26

C. MetodePenelitian... 33

D. DevinisiOperasional ... 34

E. InstrumenPenelitian... 35

F. Langkah-langkahPenelitian ... 37

G. TeknikPengumpulan Data ... 39

H. Analisis Data ... 40

(9)

ii

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HasilPenelitian ... 50

1. GambaranLokasiPenelitian ... 50

2. Deskripsi Proses PembelajaranSeniTaribagiNarapidanaPerempuan di LembagaPemasyarakatanKelas II B Tasikmalaya ... 51

A. MateriPembelajaranSeniTari. ... 52

B. SaranadanPrasaranaPembelajaranSeniTari ... 59

C. MetodePembelajaranSeniTari ... 59

D. PesertaPembelajaranSeniTari ... 60

E. SyntakPembelajaranSeniTari ... 61

F. KegiatanPembelajaranSeniTari... 64

1. DeskripsiKegiatanPembelajaranpertemuankesatu. ... 64

2. DeskripsiKegiatanPembelajaranpertemuankedua. ... 71

3. DeskripsiKegiatanPembelajaranpertemuanketiga ... 77

4. DeskripsiKegiatanPembelajaranpertemuankeempat ... 87

3. DeskripsiHasilPembelajaranSeniTaribagiNarapidana Perempuan di LembagaPemasyarakatanKelas II B Tasikmalaya ... 92

A. DeskripsiPenilaianHasilPembelajaranSeniTa riBerdasarkanAspekKognitif ... 93

B. DeskripsiPenilaianHasilPembelajaranSeniTa riBerdasarkanAspekAfektif ... 94

C. DeskripsiPenilaianHasilPembelajaranSeniTa riBerdasarkanAspekPsikomotor ... 96

(10)

iii

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Analisis Proses

PembelajaranSeniTaribagiNarapidanaPerempuan di

LembagaPemasyarakatanKelas II B Tasikmalaya ... 96

2. AnalisisHasilPembelajaransenitaribaginarapidanapere mpuan di LembagaPemasyarakatanKelas II B Tasikmalaya ... 99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 105

A. Kesimpulan ... 105

B. Saran ... 105

DAFTAR PUSTAKA ... 107 LAMPIRAN – LAMPIRAN

(11)

iv

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

2.1 Komponen-komponenPembelajaran ... 13

3.1 Komponen-komponenAnalisis Data ... 31

3.2 TahapanPenelitian ... 32

3.3 IndikatorKetercapaianPembelajaranSeniTari ... 41

3.4 KriteriaPenilaian ... 43

3.5 InstrumenPenilaianAspekKognitif ... 44

3.6 InstrumenPenilaianAspekAfektif ... 45

3.7 InstrumenPenilaianAspekPsikomotor ... 47

4.1 Gerak-gerakDasarMenari ... 56

4.2 PesertaDidikdalamPembelajaranSeniTari ... 60

4.3 SyntakPembelajaranSeniTari ... 61

4.4 LangkahPembelajaranPertemuanKesatu ... 65

4.5 LangkahPembelajaranPertemuanKedua ... 72

4.6 LangkahPembelajaranPertemuanKetiga ... 78

4.7 LangkahPembelajaranPertemuanKeempat ... 88

4.8 Data Penilaian Proses PembelajaranSeniTaribagiNarapidanaBerdasarkanAspekKog nitif ... 92

4.9 Data Penilaian Proses PembelajaranSeniTaribagiNarapidanaBerdasarkanAspekAfek tif ... 94

4.10 Data Penilaian Proses PembelajaranSeniTaribagiNarapidanaBerdasarkanAspekPsik omotor ... 95

(12)

v

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

1.1 PengajarMenyampaikanMateriPembelajaranSeniTari ... 108

1.2 NarapidanaMenyimakMateriPembelajaranSeniTari ... 108

1.3Narapidana/PesertadidikdalamKegiatan Tanya Jawab ... 109

1.4 Narapidana/PesertadidikdalamKegiatanDiskusi ... 109

1.5PengajardanNarapidanadalamKegiatanOlahTubuh ... 110

1.6 PengajardanNarapidanadalamKegiatanOlahTubuh ... 110

1.7 PengajardanNarapidanadalamKegiatanOlahTubuh ... 111

1.8PengajardanNarapidanadalamKegiatanOlahTubuh ... 111

1.9Narapidana/pesertadidikdalamKegiatanEksplorRuang... 112

1.10 Narapidana/pesertadidikdalamKegiatan Game TebakGerak ... 112

1.11DemonstrasiGerakDipimpinOlehPengajardandiikutiNara pidana/Pesertadidik ... 113

1.12DemonstrasiGerakDipimpinOlehPengajardandiikutiNara pidana/pesertadidik ... 113

1.13DemonstrasiGerakDipimpinOlehPengajardandiikutiNara pidana/Pesertadidik ... 114

1.14DemonstrasiGerakDipimpinOlehPengajardandiikutiNarapidan a/Pesertadidik ... 114

1.15 Narapidana/PesertadidikdalamkegiatanEksplorasiGerakTari ... 115

1.16 Narapidana/PesertadidikdalamkegiatanEksplorasiGerakTari ... 115

1.17Narapidana/PesertadidikdalamkegiatandemonstrasiGerak ... 116

1.18Narapidana/PesertadidikdalamkegiatandemonstrasiGerak ... 116

1.19Narapidana/pesertadidikdalamkegiatantespengetahuantari ... 117

(13)

vi

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.21Pengajar/penelitibersamaStafPegawai LP Klas II B Tasikmalaya ... 118

1.22PintuMasukLembagaPemasyarakatanKelas II B Tasikmalaya ... 119

1.23LembagaPemasyarakatanKelas II B Tasikmalaya... 119

1.24NarasumberWawancara ... 120

(14)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fenomena adanya aksi dan tindak kekerasan akhir-akhir ini sering kali terjadi dan disaksikan oleh masyarakat. Bahkan hal itu selalu menghiasi informasi media massa. Sebagai contoh adalah terjadinya tawuran antar pelajar, penipuan, pemerkosaan, pembunuhan,

perampokan, dan tindak anarki lainnya. Perilaku seperti tersebut di atas dapat menyebabkan seseorang masuk ke dalam Lembaga Pemasyarakatan. Lembaga Pemasyarakatan pada dasarnya bukan sebagai muara akhir dari seluruh tindak kejahatan yang ditangani oleh Sistem Peradilan Pidana Indonesia. Namun Lembaga Pemasyarakatan adalah sebuah lembaga yang diselenggarakan oleh pemerintah untuk memberi wadah dan membina narapidana agar mereka mempunyai cukup bekal guna menyongsong kehidupan setelah selesai menjalani masa pidana. Selain itu, Lembaga Pemasyarakatan merupakan suatu pengejawantahan keadilan yang bertujuan untuk mencapai pemulihan satuan hubungan antara Warga Binaan Pemasyarakatan.

Pembinaan terhadap narapidana dimaksudkan untuk memberi bekal kepada narapidana sehingga kelak tidak mengulangi pelanggaran hukum serta dapat berguna bagi masyarakat. Kegiatan pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan mencakup proses pembinaan kepribadian dan pembinaan kemandirian. Pembinaan kepribadian meliputi: Pembinaan kesadaran beragama, pembinaan kesadaran berbangsa dan bernegara, pembinaan kemampuan intelektual (kecerdasan), pembinaan estetika dan pembinaan mengintegrasikan dengan masyarakat. Adapun Pembinaan Kemandirian meliputi: Pembinaan untuk mendukung usaha-usaha sendiri, misalnya kerajinan tangan, industri rumah tangga; keterampilan untuk mendukung usaha-usaha industri kecil, Keterampilan yang dikembangkan sesuai bakatnya masing-masing, misalnya keterampilan seni (musik, tari, rupa dan teater).

Dalam hal ini, pembinaan yang bersifat pembelajaran seni tari bisa masuk kedalam kedua kategori pembinaan tersebut diatas, yaitu kategori pembinaan kepribadian sekaligus

(15)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan kehidupan yang bahagia didalam masyarakat dan selanjutnya berpotensi untuk menjadi manusia yang berpribadi luhur dan bermoral tinggi.

Dalam usaha membantu pembinaan narapidana perempuan di Lembaga Pemasyaraakatan Kelas II B Tasikmalaya diberikan pembinaan pembelajaran Seni Tari oleh peniliti untuk mewadahi dan melengkapi kegiatan-kegiatan pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya tersebut. Dalam kehidupan dan melaksanakan fungsi-sungsi kehidupan manusia tidak lepas dari pembelajaran karena proses pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik individu maupun kelompok, baik jasmani, rohani,

spiritual, material maupun kematangan berfikir, untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Proses pembelajaran Seni tari bagi narapidana perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya diharapkan terciptanya suatu kegiatan yang memungkinkan para narapidana perempuan tersebut untuk mengalami proses belajar dari materi seni tari yang diberikan, belajar dari informasi pengetahuan yang dibawa dalam seni tari, dan merasakan manfaat yang dirasakan bagi perubahan pola pikir, perasaan dan kesehatan fisik. Karena narapidana perempuan terdiri dari usia yang berbeda dan perkembangan psikologis yang berbeda pula, pada proses pembelajarannya pengajar/peneliti akan menggunakan pendekatan-pendekatan atau perlakuan yang disesuaikan dengan kebutuhan narapidana sebagai peserta didik sesuai dengan psikologis masing-masing narapidana.

Proses belajar tersebut harus diiringi proses berpikir yang mempengaruhi pemahaman dan perilaku berkat pengalaman yang baru dan latihan yang dilalui. Dalam kegiatan pembelajaran seni tari bagi narapidana perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B ini peneliti membimbing untuk terciptanya situasi belajar yang baik dan dianggap efektif untuk penerapannya, proses pembinaan tersebut juga diharapkan mengobati rasa jenuh dan meningkatkan daya kreatifitas para narapidana ditengah keterbatasan kesempatan di lingkungan LP selama masa pidana. Pada kesempatan kali ini para narapidana perempuan di Lembaga

Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya diberikan kesempatan dalam proses pembelajaran seni tari yang diharapkan membawa dampak positif bagi pembinaan pribadi dan kemadirian mereka

serta tercipta interaksi yang baik antar warga binaan/narapidana dan lingkungannya.

Materi Tari yang diberikan bagi narapidana perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya ini akan mempelajari salah satu tarian kreasi dengan lagu Manuk Dadali , yang akan diiringi musiknya. Tari kreasi atau tari yang memiliki ciri gerak yang tidak lagi mengikuti pola-pola dan ramuan-ramuan yang menetap, tari kreasi berasal dari tari tradisional yang sudah dikembangkan.

(16)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sangat beragam, baik dari jenjang pendidikan, pekerjaan, dan usianya. Pada proses pembelajarannya peneliti memilih stimulus Lagu Manuk Dadali terkait seluruh narapidana perempuan yang mengikuti pembelajaran berasal dari Jawa Barat, setidaknya mereka diharapkan mengenal dan melestarikan kesenian daerah Jawa Barat, Lagu yang masih populer di Jawa Barat ini memiliki makna yang begitu dalam tentang rasa kebangsaan. Jika melihat terjemahan dari lagu ini, kita dapat menggambarkan begitu gagahnya burung garuda yang merupakan simbol negara Indonesia. Burung garuda memegang teguh pancasila di tubuhnya, Pancasila memiliki 5 Sila yang menggambarkan kepribadian bangsa Indonesia. Dalam refrain terdapat kata “Senang Bersatu, Rukun Semuanya”. Namun, jika dikaitkan dengan keadaan Indonesia hari ini, apakah kalimat tersebut masih berlaku, saat masih ditemukannya perpecahan antar suku, adat dan agama. Dalam paragrap terakhir terdapat kalimat “Hidup berhimpun tanpa iri, saling menyayangi tak sungkan membela,”. Tapi, kini Manuk Dadali akan menangis saat

melihat sebagian rakyat Indonesia berebut kekuasaan, kejahatan, kesejahteraan yang tidak merata dan masih banyak ketidakadilan ditemukan.

Dengan makna dari Lagu tersebut diharapkan para narapidana menemukan kembali semangatnya dan memaknai pentingnya pancasila dan norma-norma yang harus ditaati agar menjadi manusia yang baik.

Pada penelitian ini objek penelitian pembelajaran seni tari bukan siswa-siswa di sebuah Sekolah atau Sanggar Tari tetapi para narapidana perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Tasikmalaya. Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya. Lembaga Pemasyarakatan (disingkat LP atau LAPAS) adalah tempat untuk melakukan pembinaan terhadap narapidana dan anak didik pemasyarakatan di Indonesia.Sebelum dikenal istilah Lapas di Indonesia, tempat tersebut disebut dengan istilah penjara. Lembaga Pemasyarakatan merupakan Unit Pelaksana Teknis dibawah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia (dahulu Departemen Kehakiman).

Saat mendengar kata tahanan atau narapidana, kebanyakan orang akan

mendeskripsikan di dalam benaknya seseorang yang menakutkan, berperilaku buruk, kejam, bengis, tidak punya rasa kasihan, penuh dosa, akan selalu berbuat kejahatan lagi dan berbagai

(17)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kalaupun ada yang menyapa hanya karena rasa kasihan, bahkan ada mantan narapidana yang tidak mudah untuk diterima oleh anak-anaknya yang menganggap ayah / ibunya membuat malu. Persoalan inilah yang menyebabkan mantan penghuni rutan menjadi bimbang, mereka bisa saja kemudian “bersahabat” lagi dengan teman se”profesi” dan menyurutkan langkah untuk hidup kembali di lingkungan yang normal. Namun demikian penerimaan dan dukungan dari masyarakat tidak berguna bila narapidana tidak ada niat untuk berubah.

Kehidupan di penjara seharusnya bisa menjadi semacam penyadaran para penghuninya tentang pentingnya sebuah kebebasan, pentingnya menghormati norma-norma hukum yang ada

di masyarakat, pentingnya berperilaku sehat dan mengendalikan emosi, begitu berharganya keluarga dan orang-orang yang berperan dalam kesehariannya, begitu nikmatnya menatap kehidupan di masa depan. Pikiran dan niat positif tersebut akan mengarahkan seseorang untuk berperilaku positif dalam keseharian nantinya. Image negative, cap / stigma negatif dari masyarakat akan menghilang dengan sendirinya seiring perubahan pikiran, sikap dan perilaku menuju kebaikan. Oleh karena itu kesiapan untuk bisa kuat dan bertahan dalam kehidupan sebenarnya bagi para mantan narapidana harus disiapkan sejak dini agar penjara tidak lagi dipenuhi oleh orang-orang yang sebenarnya tidak ingin berbuat jahat, tapi situasi dan kesempatan yang menekan mereka untuk bertindak kejahatan.

Dengan pembelajaran seni tari bagi Narapidana Perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya diharapkan bisa membuka wawasan, mempengaruhi perasaan, dan perbuatan sehingga membawa dampak positif bagi kehidupannya. Pembelajaran tari membawa banyak pengetahuan dan sangat efektif bagi pelepasan tekanan-tekanan perasaan atau kekakuan tubuh yang dialami sesorang, seseorang akan lebih memaknai hidupnya dengan cara yang indah dan tenang juga optimis dengan perasaan yang tercurahkan dengan baik apalagi mendapat apresiasi dari lingkungannya. Kegiatan tari dapat dijadikan media pendidikan, seperti mendidik seseorang untuk bersikap dewasa dan menghindari tingkah laku yang menyimpang. Nilai-nilai keindahan dan keluhuran pada seni tari dapat mengasah perasaan seseorang.

Disamping itu Seni tari adalah kolektif, artinya penggarapan tari melibatkan beberapa orang. Oleh karena itu, kegiatan tari dapat berfungsi sebagai sarana pergaulan antar Warga Binaan

Pemasyarakatan atau narapidana. Kegiatan tari, seperti latihan tari atau penggarapannya dilakukan bersama, hal tersebut adalah sarana pergaulan yang baik apalagi bagi narapidana perempuan yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B yang merasa jenuh karena belum ada kegiatan pembinaan yang khusus bagi mereka.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

(18)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang sudah lebih dulu ada di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan tersebut, disamping itu banyak beberapa narapidana yang belum ikut serta aktif dalam kegiatan-kegiatan kesenian seperti itu karena keterbatasan kesempatan dan ketidakcocokan individu dengan bentuk keseniannya.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di utarakan diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Belum adanya wadah yang memfasilitasi pembelajaran Seni Tari bagi narapidana perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya.

2. Adanya beberapa narapidana yang belum ikut serta berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan di Lingkungan Lembaga Pemasyarakatan sehingga menutup berbagai kesempatan untuk menambah wawasan dan keterampilannya.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses pembelajaran seni tari bagi Narapidana Perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya?

2. Bagaimana Hasil pembelajaran Seni Tari bagi Narapidana Perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya?

D. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan proses pembelajaran seni tari bagi Narapidana Perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya.

2. Mengetahui Hasil pembelajaran Seni Tari bagi Narapidana Perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

a. Menambahkan referensi metode penyampaian pembelajaran seni tari dengan objek lain dengan latar belakang yang sangat beragam dan persoalan-persoalan yang mempengaruhi individu-individunya.

b. Menambah pengalaman mengajar yang tidak biasa, yang bisa menjadi bahan referensi

(19)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Meningkatkan pengetahuan dan memperluas pengembangan seni tari dengan proses mengajar di tempat yang jarang digunakan sebagai tempat pembelajaran tari.

1. Bagi Narapidana

a. Memperoleh kesempatan dan pengalaman yang baik untuk mengikuti pembelajaran seni tari sebagai media pendidikan.

b. Menambah pengetahuan dan memperbaiki kekakuan tubuh atau kekakuan interaksi antar warga binaan.

2. Bagi Instansi Lembaga Pemasyarakatan

a. Menjalin kerjasama yang baik dengan pihak pendidik tari sehingga terbantu dalam proses pembinaan narapidana khususnya dalam proses pembelajaran keterampilan seni tari.

b. Mendapatkan ilmu baru dan sajian baru yang mengesankan dari proses pembelajaran seni tari di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan yang jarang sekali diadakan.

3. Bagi Lembaga Pendidikan

a. Memperkuat peranan pendidikan seni tari di berbagai tempat, situasi dan latar belakang. Dimana pada kenyataannya ilmu hasil dari Lembaga Pendidikan sangat diperlukan untuk mengembangkan potensi-potensi yang tidak hanya diaplikasikan di sebuah instansi pendidikan seperti sekolah saja atau sanggar-sanggar saja, tetapi objeknya bisa meluas seperti di komunitas anak-anak jalanan, narapidana, panti jompo, dll. Dengan catatan harus disesuaikan dengan keadaan dan fungsi pembelajaran seni tari itu sendiri.

b. Mencetak tenaga-tenaga pendidik seni tari yang lebih berkualitas, kritis dan berpengalaman tinggi.

4. Bagi Masyarakat

a. Mengubah pandangan masyarakat tentang Lembaga Pemasyarakatan yang sering dipandang hanya untuk “mengurung” orang-orang jahat untuk kemudian lebih paham dan mendukung fungsi Lembaga Pemasyarakatan dalam membina orang-orang yang pernah melanggar hukum itu agar menjadi individu-individu yang lebih baik salah satunya dengan pendekatan pembelajaran seni.

b. Menumbuhkan kebanggaan terhadap eksistensi dan fungsi seni khususnya seni tari dalam mempengaruhi seseorang untuk berperilaku lebih baik.

(20)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(21)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian a. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya yang beralamat di Jln. Oto Iskandardinata No. 1 Kelurahan Tawangsari Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya. No. Telepon/Fax:0265-332406 E-Mail : lp_tasik@yahoo.co.id. Alasan dipilihnya

lokasi penelitian ini adalah Lembaga Pemasyarakatan yang fungsinya sebagai Lembaga pembinaan narapidana atau warga binaan di Tasikmalaya ini belum mempunyai program pembinaan di bidang kesenian khususnya seni tari bagi narapidana perempuan yang menjalani masa pidana di LP tersebut. Diharapkan memiliki manfaat dalam membekali para narapidana dengan keterampilan di bidang tari, menumbuhkan jiwa kedisiplinan, menumbukan rasa percaya diri, tanggung jawab dan optimis menghadapi kehidupan.

b. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai khualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh penelitian untuk dipelajari yang kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek benda – benda alam yang lainnya. Menurut Darmawan (2013, hlm. 137).”Populasi adalah sumber data dalam penelitian tertentu yang memiliki jumlah banyak dan luas”. Populasi di dalam penelitian ini adalah Narapidana perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya yang berjumlah 22 orang.

c. Sampel

Dalam penelitian ini dipilih 11 orang narapidana perempuan sebagai sampel penelitian. Alasan dipilihnya sampel penelitian ini adalah berdasarkan anjuran dari pegawai atau staf bagian pembinaan di LP Kelas II Tasikmalaya yang mengizinkan 11 orang tersebut sebagai

sampel setelah dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan yang memungkinkan para narapidana bisa mengikuti kegiatan dalam penelitian diantaranya dilihat dari sisi kesehatan

fisik, kejiwaan, dan usia.

B. Desain Penelitian

(22)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terlebih dahulu sehingga dengan penetapan metode penelitian akan memandu atau mengarahkan seseorang dalam melakukan penelitian.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian deskriptif analisis dengan pendekatan penelitian kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap

fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan menyuguhkan apa adanya. Penelitian deskriptif analisis adalah suatu jenis penelitian yang memiliki karakteristik menafsirkan dan menuturkan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta pandangan yang terjadi di dalam masyarakat, pertentangan dua keadaan / lebih, hubungan antarvariabel, perbedaan antar fakta, pengaruh terhadap suatu kondisi.

Biasanya kegiatan penelitian ini meliputi pengumpulan data, menganalisis data, meginterprestasi data, dan diakhiri dengan sebuah kesimpulan yang mengacu pada penganalisisan data tersebut.

Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya.

1. Tehnik Pengumpulan Data: a. Tehnik Observasi

Metode Observasi adalah kegiatan pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek yang menggunakan seluruh alat indera yang dapat dilakukan melalui indera penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap.(Arikunto, 1998:146)

Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: Observasi Non Sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan. Observasi

Sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen

pengamatan. Penelitian ini menggunakan jenis observasi langsung. Jadi peneliti terjun langsung ke lapangan dan mengamati sendiri bagaimana pelaksanaan proses pembelajarannya. Pengamatan atau observasi lebih difokuskan pada beberapa masalah penting yang diperlukan sebagai data dan informasi utama penelitian. Kegiatan observasi ini dilakukan pada beberapa masalah yakni proses pembinaan narapidana perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya, proses penerapan materi pembelajaran tari, dan pengamatan hasil dari

pembelajaran tari yang dilakukan.

b. Teknik Wawancara

(23)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggambarkan tentang orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dll.

Penelitian ini menggunakan wawancara bebas terpimpin, teknik ini dimaksudkan agar para informan bebas dalam mengemukakan pendapat atas pertanyaan-pertanyaan dari peneliti sehingga wawancara yang dilakukan bersifat bebas, santai, dan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada informan untuk memberikan keterangan. Menurut Anggoro ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam membuat pedoman wawancara adalah sebagai berikut: (1) Pedoman wawancara yang dikembangkan harus dapat mengumpilkan data yang sesuai dengan

tujuan studi. (2) Pedoman terdiri dari serangkaian pertanyaan yang akan ditanyakan pada saat wawancara, termasuk didalamnya petunjuk kepada pewawancara apa yang harus dikatakan pada saat awal dan pada saat akhir suatu wawancara. (3) Rumusan pertanyaan bisa berbeda namun tetap mempunyai pengertian yang sama. (4) Urutan dan susunan pertanyaan dapat dikontrol oleh pewawancara. (5) Pedoman sebaiknya membutuhkan seminimum mungkin tulisan dari pewawancara.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan Narasumber bernama Endang Saefulloh sebagai bagian Staf Pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya, wawancara difokuskan kepada beberapa pertanyaan seperti gambaran umum lokasi penelitian yaitu Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya, Bentuk-bentuk Pembinaan bagi narapidana, dan pendapat pegawai LP tentang pembelajaran Seni Tari, selain itu wawancara dilaksanakan dengan Narapidana yang mengikuti proses pembelajaran seni tari, pertanyaannya meliputi apa saja kegiatan pembinaan terhadap mereka sebelumnya dan pengalaman mereka selama mengikuti pembelajaran seni tari, serta harapan para narapidana pada pihak pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya.

c. Teknik Dokumentasi

Menurut Sutopo dokumen merupakan sumber data yang sering memiliki posisi penting

dalam penelitian kualitatif.Terutama bila sasaran kajian mengarah pada latar belakang atau berbagai peristiwa yang terjadi di masa lampau yang sangat berkaitan dengan kondisi atau

peristiwa masa kini yang sedang diteliti. Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dokumen berupa catatan, sejumlah surat, foto, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan objek-objek penelitian. Teknik dokumentasi juga membutuhkan alat-alat untuk mendukung mendapatkan data dan informasi diantaranya camera digital untuk memotret aktivitas pada saat penelitian berlangsung.Dalam teknik dokumentasi ini dimungkinkan peneliti harus melihat semua hasil karya, alat atau bentuk kelompok dalam melakukan aktivitas.

(24)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah melakukan observasi, wawancara, dan verifikasi data maka dilakukan teknik pemeriksaan keabsahan data.Teknik pemeriksaan keabsahan data adalah teknik yang meneliti tentang keabsahan suatu data yang dianggap terbukti kebenaran dan keasliannya.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara observasi, wawancara atau interview dan verifikasi data. Oleh karena itu untuk mendapatkan data yang valid dan ada kecocokan satu sama lain peneliti mengadakan triangulasi sumber data melalui pemeriksaan terhadap sumber lainnya, membandingkan data dengan hasil wawancara.

3. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah suatu cara yang digunakan peneliti untuk memperoleh simpulan yang benar, data yang diperoleh dari teknik wawancara, pengamatan dan dokumentasi diorganisasi menjadi satu kemudian dianalisis. Teknik analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian, terutama bila peneliti menginginkan simpulan tentang masalah yang akan dikaji dalam suatu penelitian harus benar-benar dapat dipertanggungjawabkan, dan harus dianalisis secara tepat agar simpulan yang diperoleh tepat juga. Proses analisis yang berlangsung selama penelitian atau proses penelitian ditempuh melalui serangkaian proses reduksi-reduksi penyajian dan verifikasi data. Reduksi data yang dimaksud sebagai langkah atau proses mengurangi atau membuang yang tidak perlu, menyederhanakan, memfokuskan, memilih-milih atau menyeleksi dan menajamkan data yang diperoleh. Penyajian data dimaksudkan sebagai proses analisis untuk merakit temuan data di lapangan dalam bentuk paparan-paparan deskriptif dalam kesatuan kategori bahasa dari umum ke yang khusus.

Pengertian analisis data menurut Subroto (dalam Koentjaraningrat, 1991:268) dibagi menjadi dua macam yaitu kualitatif dan kuantitatif.Perbedaan ini menurutnya tergantung dari sifat data yang dikumpulkan.Data yang bersifat monografis disebut analisis kuantitatif statistik, sedangkan yang berdasarkan pada data yang terkumpul disebut analisis kualitatif.

Miles dan Huberman menegaskan bahwa teknik analisis data kualitatif senantiasa berkaitan dengan kata-kata dan bukan rangkaian angka. Data yang telah terkumpul dari

berbagai cara (observasi, wawancara, intisari, dokumen) ini semua dirangkai dengan kata-kata.

4. Reduksi Data

(25)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tampak pada waktu penelitian memutuskan konseptual wilayah peneliti, permasalahan penelitian dan pendekatan pengumpulan data yang dipilihnya.

Reduksi data berkaitan erat dengan proses analisis data. Pilihan-pilihan peneliti tentang bagian data mana yang dipilih, data yang dibuang, cerita mana yang sedang berkembang itu merupakan pilihan-pilihan analisis. Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverifikasikan.

5. Verifikasi Data

[image:25.612.79.486.686.885.2]

Kegiatan Verifikasi merupakan kegiatan yang sangat penting, sebab dari awal pengumpulan data, seorang penganalisis kualitatif harus mampu mencari benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, konfigurasi-konfigurasi yang semua itu merupakan satu kesatuan yang utuh, bahkan barang kali ada keterkaitan alur dan sebab akibat.

Tabel 3.1

Komponen-komponen Analisis Data: Model Interaktif Sumber: Analisis Data Kualitatif (Miles & Hubermn)

PENGUMPULAN DATA PENYAJIAN DATA

(26)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang tersusun dan memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan mengambil tindakan.Penyajian yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah bentuk wawancara naratif (penceritaan kronologis) yang merupakan penyederhanaan dari informasi yang banyak jumlahnya kedalam kesatuan bentuk yang disederhanakan.

7. Menarik Kesimpulan

[image:26.612.97.475.531.831.2]

Dalam analisis ini, teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif model air, yaitu mencakup tiga komponen pokok, yaitu; 1) Reduksi Data 2) Sajian Data 3) Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi. Proses terakhir adalah menarik kesimpulan dan verifikasi dari permulaan pengumpulan data sampai penelitian berakhir. Seluruh data reduksi ditinjau ulang dengan diuji kebenarannya sampai benar-benar absah.

Tabel 3.2

Tahapan Penelitian

VERIFIKASI atau SIMPULAN

a. Menentuk an Judul Penelitian b. Menyusun

Proposal Penelitian c. Seminar

Proposal

Rencana Penelitian

Menentukan Masalah, Tujuan,

dan Sasaran

Pengumpulan Data Pelaksanaan

Wawancara Survey

(27)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.Rencana Penelitian

Pada tahap perencanaan penelitian ini dilakukan adalah menenentukan masalah penelitian, menentukan tujuan dan sasaran penelitian ( populasi atau sampel yang akan diteliti), melakukan observasi langsung dan wawancara guna mendapatkan informasi dari narasumber yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan.

2. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dengan mengumpulkan data hasil observasi,wawancara dan tes yang dilaksanakan selama proses penelitian berlangsung. Selanjutnya melakukan proses bimbingan dengan dosen pembimbig I dan II untuk mendapatkan masukan atau saran terkait pengolahan data yang telah dikumpulkan.

3. Penulisan laporan

Tahap ahkir dari penelitian ini adalah penulisan laporan, tahap penyususnan laporan ini berada dalam pantauan dosen pembimbingan I dan II untuk mengoreksi, mengervaluasi, dan memberikan masukan untuk kelayakan hasil penelitian, ini meliputi pendahuluan, pembahasan

mengenai kajian pustaka, metode penelitian, hasil dan pembahasan penelitian, serta kesimpulan dan saran.

C. Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan menyuguhkan apa adanya. Penelitian deskriptif kualitatif menafsirkan dan menuturkan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta pandangan yang terjadi di dalam masyarakat, pertentangan 2 keadaan / lebih, hubungan

Bimbingan / Konsultasi dengan

Dosen

Analisis Data

(28)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

antarvariabel, perbedaan antar fakta, pengaruh terhadap suatu kondisi. Biasanya kegiatan penelitian ini meliputi pengumpulan data, menganalisis data, meginterprestasi data, dan diakhiri dengan sebuah kesimpulan yang mengacu pada penganalisisan data tersebut.

Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya.

D. Definisi Operasional

Untuk menegaskan istilah serta menghindari kesalah pahaman agar tidak terjadi salah penafsiran dalam memahami judul penelitian, maka diharapkan adanya penafsiran terhadap istitilah tersebut. Peneliti memberi definisi operasional terhadap istilah

Belajar didefinisikan sebagai proses di mana perubahan tingkah laku ditimbulkan dan diubah melalui latihan dan pengalaman”. Artinya perubahan perilaku berasal dari pengalaman dan praktik. Pengalaman dihasilkan dari proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. Seperti yang telah di kemukakan oleh Sudjana dalam (Susilana, 2006, hlm. 92) bahwa: “Belajar merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu”. Artinya segala sesuatu yang kita lihat, amati, pahami tentang sesuatu akan menghasilkan sebuah pengalaman dari hasil dari belajar. Kegiatan belajar dilakukan manusia sepanjang hayat dan dimana saja. Berbeda dengan pembelajaran yang prosesnya lebih kompleks. Pembelajaran adalah “ suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar”. Artinya pembelajaran berisi serangkaian peristiwa yang dirancang untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar. Proses pembelajaran merupakan akumulasi dari konsep mengajar dan konsep belajar, yang di dalamnya terdapat beberapa komponen yang saling berkaitan. Komponen tersebut ialah tujuan, bahan, strategi, media, dan evaluasi.

Pembelajaran seni tari merupakan salah satu mata pelajaran yang berorientasi pada

gerak, mata pelajaran ini biasanya dilakukan melalui kegiatan praktik gerak maupun teori tari. Seni adalah ungkapan perasaan seseorang yang dituangkan kedalam kreasi dalam

bentuk gerak, rupa, nada, syair, yang mengandung unsur – unsur keindahan, dan dapat mempengaruhi perasaan orang lain.

Tari adalah ungkapan perasaan jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak ritmis yang indah dan diiringi musik.

(29)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lembaga menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu bentuk ikatan atau badan organisasi. Lembaga tujuannya melakukan suatu penyelidikan keilmuan terdiri dari interaksi sosial berstruktur dalam rangka nilai yang relevan.

Pemasyarakatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu tempat orang-orang menjalani hukuman pidana atau penjara.Istilah penjara telah mengalami perubahan menjadi pemasyarakatan.Tentang lahirnya istilah Lembaga Pemasyarakatan dipilih sesuai dengan visi dan misi Lembaga itu untuk menyiapkan narapidana kembali ke Masyarakat.Lembaga Pemasyarakatan adalah tempat untuk melakukan pembinaan terhadap narapidana atau anak

didik pemasyarakatan Indonesia.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah : 1. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara merupakan pedoman yang berisikan sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang meminta untuk dijawab atau direspon oleh responden. Isi pertanyaan atau pernyataan bisa meliputi pendapat, fakta, data, pengetahuan, atau evaluasi responden berkenaan dengan fokus masalah yang dikaji dalam penelitian. Wawancara dilakukan terhadap narapidana perempuan dan staf pegawai kantor Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya, yaitu dengan cara memberikan pertanyaan – pertanyaan. Peneliti membuat pedoman wawancara yang berisi informasi yang dapat dijadikan sebagai data.

Pedoman wawancara yang digunakan ialah Wawancara langsung yang dilakukan secara tatap muka dengan narapidana perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya, dan staf pegawai kantor Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya selaku objek dan subjek yang akan diteliti.

2. Pedoman observasi

(30)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

treatment atau perlakuan yang diberikan pada pembelajaran tari terhadap narapidana perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya akan dianalisis guna melihat sejauh mana efektifitas proses pembelajarannya.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan memotret dan mengabadikan kegiatan narapidana perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya selama proses pembelajaran. Data penelitian tercantum pada jenis instrumen pengumpulan datanya, oleh sebab itu instrumen penelitian harus memiliki tingkat kepercayaan dan sekaligus data itu memiliki tingkat kesahihan

(Validitas). Untuk mendapatkan kesimpulan yan dapat dipercaya maka data penelitian yang didapatkan harus merupakan data yang dihasilkan dari instrumen yang digunakan dalam penelitian.

a. Menyusun instrumen penelitian.

b. Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). c. Melakukan Wawancara.

Tujuan dari wawancara untuk mendapatkan informasi dan penjelasan secara kongkrit permasalahan yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya mengenai pembinaan dalam bentuk pembelajaran seni tari.

F. Langkah – Langkah Penelitian

Langkah – langkah dalam penelitian ini meliputi beberapa tahapan, diantaranya: 1. Tahap 1 (Persiapan)

Sebelum melaksanakan penelitian terlebih dahulu dilakukan beberapa persiapan sebagai berikut:

a. Menentukan Topik Penelitian

Menentukan topik atau judul penelitian dimaksudkan untuk menentukan pelaksanaan penelitian selanjutnya, terkait kajian pustaka untuk mengetahui relevansi penelitian dan metode

pendekatan yang akan digunakan. b. Penyususna Proposal Penelitian

Menyususn proposal penelitian dimaksudkan untuk mengetahui angkah awal pemaparan konsep penelitian yang akan dilaksanakan

c. Melaksanan Seminar Proposal

Seminar propsal dimaksudkan untuk memperoleh informasi dan masukan dalam perbaikan dan upaya memperlancar penelitian.

(31)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Persyaratan administrasi berupa SK atau surat keputusan yang akan diberikan oleh fakultas mengenai keputusan diperolehnya pelaksanaan penelitian selanjutnya untuk memperoleh izin penelitian. Peneliti mengurus surat izin pengantar penelitian dari pihak kampus Universitas Pendidikan Indonesia yang ditujukan untuk Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya.

e. Melakukan Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan untuk melihat kondisi lokasi Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian.

f. Pelaksanaan penelitian

Penelitian dilaksanakan setelah perizinana dan semua persyaratan penelitian yang terdiri dari kelengkapan administrasi, serta penyusunan instrumen penelitian setelah disetujui. Penelitian akan dilaksanakan sampai seluruh data yang telah diperlukan terkumpul.

g. Analisis dan Pengolahan data

Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis dan diolah sesuai dengan data yang telah ditetapkan dan dipersiapkan sebelumnya.

h. Penyusunan laporan

Setelah semua data selesai dianalisis dan diolah, langkah selanjutnya adalah penyusunan laporan penelitian sehingga selesai.

2. Tahap 2 (Pelaksanaan)

Adapun langkah – langkah dalam pelaksanaan penelitian ini adalah a. Penyusunan Proposal

Penyusunan proposal dilakukan pada awal bulan Oktober 2013 setelah judul proposal disetujui dan selanjutnnya diadakan seminar proposal pada pertengahan Desember 2013.

b. Pengumpulan Data

Untuk tahap pengumpulan data ini dilaksanakan pada pertengahan Juli 2014 sampai bulan Agustus 2014, data dikumpulkan dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi.

c. Proses Bimbingan

Dalam proses bimbingan ini peneliti melakukan konsultasi kepada dosen guna perbaikan dan penyempurnaan penulisan Skripsi pada Pembimbing I dan pembimbing II. Proses bimbingan ini dimulai dri bulan Agustus 2014, selanjutnya peneliti melakukan survei dengan observasi dan wawancara sekaligus melakukan bimbingan kepada dosen pembimbing mengenai penyusunan skripsi sampai ujian sidang skripsi.

(32)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian lapangan ini dilaksanakan pada taggal 27 Agustus 2014 sampai Bulan November pada narapidana perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya. Hal yang diteliti dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran Seni Tari dan Hasil Pembelajaran Seni Tari.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ialah cara-cara yang ditempuh dan alat-alat yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan datanya. Untuk mendapatkan data yang valid maka peneliti harus melakukan pengumpulan data dari hasil penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti, sebagai berikut.

1. Teknik Wawancara

Teknik wawancara adalah sebuah dialaog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari wawancara. Wawancara digunakan peneliti untuk memperoleh data data tentang Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya. Percakapan yang dilakukan oleh peneliti dengan berbagai narasumber tentang objek yang diteliti agar mendapatkan hasil yang relevan. Pedoman wawancara terbagi atas dua yaitu wawancara berstruktur dan wawancara tidak berstruktur. Artinya wawancara struktur adalah wawancara yang dilakukan dengan mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan tertulis yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu. Wawancara tidak terstruktur ialah kebalikan dari wawancara terstruktur.

Wawancara yang dilakukan ialah dengan wawancara terstruktur kepada narapidana perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya dan staf pegawai kantor Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya. Kegiatan wawancara dilakukan kepada 9 narapidana perempuan sebagai sampel yang dialakukan guna mengetahui sejauh mana pengetahuan dan pengalaman mereka tentang seni tari.

2. Teknik Observasi

Observasi dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya, untuk

(33)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kegiatan observasi merupakan bagian terpenting untuk mendapatkan sejumlah data melalui pengamatan langsung kepada narapidana perempuan dan lingkungan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya. Observasi yang dilakukan berkaitan dengan proses pembelajaran seni tari dan keadaanLembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya. Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya yang berhubungan dengan keaktifan proses pembelajaran seni tari.

3. Teknik Dokumentasi

Dokumentasi adalah peneliti berusaha memeperoleh dan menganalisis data dari sumber – sumber yang berupa catatan tertulis, foto – foto, video dan sumber – sumber tertulis lainya. Dibuat dokumen agar suatu peristiwa yang terjadi dilapangan dapat tersimpan dan terbukti bahwa penelitian telah dilakukan serta sebagai penyimpanan data agar terbukti keasliannya. Dilakukan dokumentasi agar peneliti dapat mengetahui proses peserta didik dalam belajar dan bagaimana respon peserta didik.

4. Studi Pustaka

Pengumpulan data melalui buku – buku yang berhubungan dengan objek penelitian untuk dijadikan sumber. Kegitan studi literatur meliputi kegiatan membaca dan mengkaji buku sumber yang bisa dijadikan referensi. Dalam pelaksanaanya dilakukan pengumpulan dari beberapa seperti buku – buku, internet, dan skripsi.

H. Analisis Data

Dalam menentukan kebenaran informasi penelitian, selanjutnya peneliti melakukan kegiatan pengolahan data/analisis data. Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya ialah pengorganisasian, pengklasifikasian, dengan mencari kesesuaian antara data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi yang mendukung pada hasil data penelitian. Kemudian data-data yang tertumpul akan ditarik kesimpulan.

I. Teknik Pengolahan Data 1.Tes

Tes digunakan sebagai ide pengolahan data dengan ini agar peneliti mengetahui bagaimana kemampuan narapidana/peserta didik dalam proses pembelajaran. Di awal pembelajaran peneliti akan melakukan tes berupa pengetahuan umum dalam lingkup pembelajaran seni tari, mengenai gerak dan unsur – unsur yang mendukungnya. Di akhir pembelajaran diadakan tes praktek dengan cara demonstrasi oleh para narapidana/peserta didik untuk menampilkan hasil kreasi. Adapun secara rinci yang dijadikan sebagai alat penilaian dijelaskan dalam bentuk tabel sebagai berikut.

(34)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indikator ketercapaian pembelajaran Seni Tari

Aspek penilaian Indikator

Orientasi

a. Narapidana mampu mendisplinkan diri mereka melalui kegiatan memperhatikan dan mendengarkan materi pembelajan yang disampaikan.

b. Narapidana mampu memahami dan melakukan kegiatan olah tubuh yang menunjang pada aktifitas bergerak dalam menari.

c. Narapidana mampu berpartisipasi mengikuti gerak tari yang dicontohkan .

d. Narapidana mampu menumbuhkan kepercayaan diri terhadap

teman-temannya dalam bergerak.

e. Narapidana mampu menumbuhkan rasa tanggung jawab atas tugas yang diperintahkan melalui kegiatan demonstrasi.

Latihan

f. Narapidana mampu mengulang

kembali gerak yang telah mereka tiru dan susun bersama sehingga meningkatkan kesiapan narapidana dalam melakukan gerak.

(35)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dibuat.

h. Narapidana mampu membuat gerakan kreasi sendiri sehingga terlatih daya ciptanya dan rasa percaya dirinya.

i.Narapidana mampu

mendemonstrasikan atau

menampilkan hasil kreasi tari yang dibuat oleh mereka sendiri secara berkelompok di depan aula dan disaksikan oleh kelompok lainnya

sehingga tercipta rasa percaya diri yang tinggi.

Wawancara

a. Narapidana mampu memberikan respon dengan menjawab dan mengajukan pertanyaan yang berkenaan dengan materi

pembelajaran tari yang disampaikan, sehingga meningkatkan kepercayaan diri dan keberanian narapidana dalam menyampaikan pendapat dan komentar sehingga akan mendapatkan pengetahuan baru. b. Narapidana mampu mengutarakan

pengalamannya selama proses pembelajaran tari/ selama bergerak dan berinteraksi dengan rekan-rekannya.

c. Narapidana mampu memberikan kritik dan saran mengenai proses pembelajaran seni tari

(36)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembinaan dalam bentuk pembelajaran seni tari.

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian

Nilai Kriteria

81 – 100 Tinggi

61-80 Sedang

[image:36.612.84.468.74.828.2]

41- 60 Rendah

Tabel. 3.5

INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK KOGNITIF

Skala Nilai Indikator

81-100

1. Mampu memahami penjelasan dari pengajar mengenai unsur-unsur tari.

2. Mampu menganalisis pengertian seni tari, unsur-unsur tari.

3. Mampu menjelaskan pemahaman mengenai unsur-unsur tari.

61-80

1. Cukup mampu memahami penjelasan dari pengajar mengenai unsur-unsur tari.

[image:36.612.86.470.430.806.2]
(37)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu unsur-unsur tari.

3. Cukup mampu menjelaskan pemahaman unsur-unsur tari.

41-60

1. Kurang mampu memahami penjelasan dari pengajar mengenai unsur-unsur tari.

2. Kurang mampu menganalisis -unsur tari.

3. Kurang mampu menjelaskan pemahaman mengenai unsur-unsur tari.

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif memiliki enam jenjang atau aspek, yaitu:

1. Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge) 2. Pemahaman (comprehension)

3. Penerapan (application) 4. Analisis (analysis) 5. Sintesis (syntesis)

6. Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)

[image:37.612.93.467.68.430.2]

Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungakan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.

(38)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK AFEKTIF

Skala Nilai Indikator

81-100

1. Mampu bersikap disiplin selama menyimak pembelajaran yang disampaikan oleh pengajar.

2. Mampu melakukan Kerjasama dengan baik dengan kelompok dalam mengeksplorasi gerak.

3. Mampu bersikap percaya diri dalam menampilkan gerak tari kreasi di depan Aula.

61-80

1. Cukup Mampu bersikap disiplin selama menyimak pembelajaran yang disampaikan oleh pengajar.

2. Cukup Mampu melakukan Kerjasama dengan baik dengan

kelompok dalam mengeksplorasi gerak.

3. Cukup Mampu bersikap percaya diri dalam menampilkan gerak tari kreasi di depan Aula.

41-60

(39)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Kurang Mampu melakukan Kerjasama dengan baik dengan kelompok dalam mengeksplorasi gerak.

3.Kurang Mampu bersikap percaya diri dalam menampilkan gerak tari kreasi di depan Aula.

[image:39.612.85.457.70.261.2]

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku.

Tabel 3.7

INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTOR

Skala Nilai Indikator

81-100

1. Mampu memperagakan kembali gerak yang dicontohkan guru. 2. Mampu menyusun kembali

gerak yang telah dipelajari. 3. Mampu menyajikan kembali

gerak-gerak yang sudah

dipelajari dan disusun dalam proses pembelajaran.

61-80

1. Cukup mampu memperagakan kembali gerak yang dicontohkan

guru.

(40)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kembali gerak yang telah dipelajari.

3. Cukup mampu menyajikan kembali gerak-gerak yang sudah dipelajari dan disusun dalam proses pembelajaran.

41-60

1. Kurang mampu memperagakan kembali gerak yang dicontohkan guru.

2. Kurang mampu menyusun kembali gerak yang telah dipelajari.

3. Kurang mampu menyajikan kembali gerak-gerak yang sudah dipelajari dan disusun dalam

proses pembelajaran.

Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu)

dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Ranah psikomotor adalah berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya. Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui: (1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

2. Dokumentasi

(41)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(42)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan uraian-uraian data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa pembelajran seni tari bagi narapidana perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya berjalan efektif walaupun ada beberapa kendala yang telah diutarakan sebelumnya, dari hasil wawancara di akhir pembelajaran juga memberikan kejelasan bagaimana

hasil pembelajaran seni tari yang dirasakan manfaatnya oleh narapidana yang mengikutinya, dan menurut staf pegawai pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan yang sepakat dengan pentingnya pembelajaran tersebut. Pembelajaran seni tari dianggap sangat penting dan berkontribusi besar dalam proses pembinaan kepribadian dan kemandirian Warga Binaan Pemasyarakatan atau narapidana. Berdasarkan hasil penilaian pembelajaran seni tari mengenai 3 Kompetensi penilaian yaitu Aspek Kognitif, aspek Afektif dan aspek Psikomotor pada narapidana perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya, didapatkan hasil yaitu penilaian keseluruhan dari para narapidana mencapai nilai rata-rata 77,4 untuk Aspek Kognitif atau pengetahuan tari, nilai rata 79 untuk Aspek Afektif atau sikap dan nilai rata-rata 78,8 untuk Aspek Psikomotor atau keterampilan menari.

Berdasarkan analisis hasil pembelajaran menimbulkan sikap apresiatif terhadap materi pembelajaran seni tari yang disampaikan oleh pengajar, sikap disiplin dan kepercayaan diri dalam mengutarakan pendapat, menirukan serta menciptakan gerak sendiri, dan mengikuti kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran dan timbul semangat baru untuk menambah wawasan dan menggali kembali potensi seni yang dimiliki oleh masing-masin individu dan kelompok narapidana, serta narapidana mempunyai keterampilan di bidang tari dan mengetahui cara mengolah tubuhnya sebagai media utama dalam gerak

B. Saran

Saran dari peneliti sekaligus pengajar dalam proses pembelajaran seni tari bagi Narapidana perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya adalah sebagai

berikut:

1. Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya:

Demi pembinaan kepribadian dan kemandirian Warga Binaan Pemasyarakatan atau narapidana alangkah baiknya pembinaan dalam bentuk pembelajaran seni tari dijadikan program kerja pembinaan yang rutin dan diikuti narapidana perempuan yang berpotensi baik dalam hal tersebut.

(43)

Hanna Rosiana H, 2015

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk memperbaiki keadaan dalam tekanan pidana dan tekanan-tekanan lainnya dalam masa pidana alangkah baiknya bila narapidana perempuan membuat kegiatan agar sibuk dalam hal-hal positif yang bisa bermanfaat dan mengobati ketegangan atau tekanan akibat permasalahan yang dimiliki. Pembelajaran dari pembinaan-pembinaan yang dilaksanakan diharapkan diikuti dengan baik dan senang hati, begitupun bila ingin mengajukan program baru seperti pengajuan pengadaan pembinaan kepribadian dan kemandirian di bidang seni termasuk seni tari. Pembinaan-pembinaan tersebut termasuk dalam bentuk pembelajaran seni tari akan berperan dalam mengembalikankepercayaan diri dari narapidana, sikap optimis terhadap

Gambar

Tabel 3.1 Komponen-komponen Analisis Data: Model Interaktif
Tabel 3.2 Tahapan Penelitian
Tabel. 3.5
Tabel 3.6
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dengan berdasarkan pada latar belakang penelitian yang diuraikan sebelumnya penelitian ini merumuskan bahwa pengalaman audit digunakan untuk menilai pertimbangan auditor

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga.. Tesis Pengaruh Keterampilan

(2) PPNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diangkat oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi larutan garam memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar air, total padatan terlarut, total asam

Yang dimaksud dengan fasilitas pelayanan kesehatan yang pengelolaannya berada di bawah kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur antara lain Rumah

Pembayaran Retribusi Daerah adalah besarnya kewajiban yang harus dipenuhi oleh Wajib Retribusi sesuai dengan Surat Ketetapan Retribusi Daerah dan Surat Tagihan

Hal ini menarik peneliti untuk melakukan penelitian pengolahan lobak menjadi kimchi lobak dengan fermentasi suhu rendah selain memperpanjang masa simpan lobak juga

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH PADA DINAS PANGAN, TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR:. NO JENIS