• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PAIKEM DENGAN PENDEKATAN KONTRUKTIVISME PADA MATERI KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN DI KELAS IX SMPS BAKTI MULIA ONANRUNGGU T.A 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PAIKEM DENGAN PENDEKATAN KONTRUKTIVISME PADA MATERI KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN DI KELAS IX SMPS BAKTI MULIA ONANRUNGGU T.A 2014/2015."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATANKEMAMPUANPEMECAHANMASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PAIKEM DENGAN PENDEKATAN

KONTRUKTIVISME PADA MATERI KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN DI KELAS IX SMPS BAKTI

M U L I A O N A N R U N G G U T . A 2 0 1 4 / 2 0 1 5

Oleh: Ernika Samosir

4102111023

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala berkat dan kasih-Nya yang telah memberikan kesehatan kepada penulis

sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai waktu yang

direncanakan. Skripsi berjudul ”Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika Siswa melalui Model PAIKEM dengan Pendekatan Kontruktivisme

pada Materi Kesebangunan dan Kekongruenan di Kelas IX SMP Swasta Bakti

Mulia Onanrunggu T.A 2014/2015”, disusun untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: Bapak

Dr. W. Rajagukguk, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan sejak awal hingga selesainya skripsi ini. Ucapan terima

kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. KMS. Amin Fauzi, M.Pd; Ibu Dra.

Nerli Khairani, M.Pd; dan Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku dosen penguji

sekaligus dosen pemberi saran. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada

Bapak Prof. Drs. Dian Armanto, M.Pd, M.A, M.Sc, Ph.D, selaku dosen

pembimbing akademik, Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Unimed,

Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA Unimed, Bapak Drs.

Syafari, M.Pd selaku ketua jurusan Matematika FMIPA Unimed dan Bapak Drs.

Yasifati Hia, M.Si, selaku sekretaris jurusan Matematika FMIPA Unimed serta

Bapak Drs. Zul Amry selaku ketua Prodi Pendidikan Matematika FMIPA Unimed

dan seluruh Bapak, Ibu dosen beserta staf pegawai jurusan matematika FMIPA

Unimed yang sudah membantu dan memberikan kelancaran selama penyusunan

skripsi ini.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada

kedua orang tua saya Ayahanda Ridwan Samosir dan

(4)

yang telah memberikan dukungan, semangat, doa, nasehat, dan dana kepada saya

selama menyelesaikan studi di UNIMED. Penulis juga mengucapkan terima kasih

kepada seluruh anggota keluarga yang telah memberikan bantuan dan dukungan.

Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada teman-teman saya

Stambuk 2010 terkhusus kelas A dan ucapan terima kasih kepada sahabat-sahabat

saya (Bethesda Butar-butar, Detrisna Sitinjak, Elisabet Gultom, Arnold Siburian,

Asri sihotang, Astika Hutagaol, Eka Tarigan, dan Efrayantina Sinaga) yang telah

banyak mendukung penulis dalam pengerjaan skripsi ini dan ucapan terima kasih

kepada teman-teman yang tidak tersebutkan namanya satu persatu.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini

bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Agustus 2014

Penulis,

(5)
(6)

PENINGKATANKEMAMPUANPEMECAHANMASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PAIKEM DENGAN PENDEKATAN

KONTRUKTIVISME PADA MATERI KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN DI KELAS IX SMPS BAKTI

M U L I A O N A N R U N G G U T . A 2 0 1 4 / 2 0 1 5

Ernika Samosir (4102111023) ABSTRAK

Pembelajaran matematika di SMP Sw Baksti Mulia masih kurang memberi siswa kesempatan untuk aktif membangun pengetahuannya. Hal ini berakibat pada rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa adalah melalui model PAIKEM dengan pendekatan Kontruktivisme. Pendekatan kontruktivisme dalam pembelajaran sangat mempengaruhi aktivitas dan perkembangan mental siswa selama proses pembelajaran.

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan model PAIKEM dengan pendekatan Kontruktivisme lebih baik daripada yang diajar dengan Pembelajaran Langsung pada materi Kesebangunan dan Kekongruenan di kelas IX SMP Sw Bakti Mulia Onanrunggu. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain penelitian Subjek Random Desain Pretes-Postes Grup.

Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah seluruh siswa SMP Sw Bakti Mulia Onanrunggu Kelas IX sebanyak 3 kelas. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dan banyak sampel dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelas. Kelas eksperimen diberi perlakuan pembelajaran dengan Model PAIKEM dengan Pendekatan Kontruktivisme sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan, pembelajarannya dengan Pembelajaran Langsung. Instrumen yang digunakan antara lain: pretes, postes, dan lembar observasi. Untuk keperluan pengujian hipotesis, data dianalisis dengan uji-t.

Dari hasil penelitian, pada kelas eksperimen diperoleh peningkatan nilai rata-rata sebesar 56,3 – 38,2 = 18,1 dan pada kelas kontrol diperoleh peningkatan nilai rata-rata sebesar 42,3 – 38,9 = 3,4. Setelah dilakukan pengujian hipotesis data peningkatan kemampuan pemecahan masalah, ternyata diperoleh thitung> ttabel

yaitu 2,054 > 1,6866, maka H0 ditolak dan sebaliknya Ha diterima. Dengan

(7)

vi

1.1. Latar Belakang Masalah 1 1.2. Identifikasi Masalah 7

1.3. Pembatasan Masalah 7

1.4. Rumusan Masalah 8

1.5. Tujuan Penelitian 8

1.6. Manfaat Penelitian 8

1.7. Defenisi Operasional 9

BAB II KAJIAN TEORI

2.1. Pemecahan Masalah Matematika 10 2.2. Kemampuan Pemecahan Masalah 12 2.3. Model PAIKEM dengan Pendekatan Kontruktivisme 13

2.3.1. PAIKEM 13

2.3.2. Pendekatan Kontruktivisme 17 2.3.3. Implementasi Model Paikem dengan Pendekatan Kontruktivisme

(8)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 38 3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 38 3.3. Variabel Penelitian 38

3.4. Desain Penelitian 39

3.5. Prosedur Penelitian 40 3.6. Instrumen Penelitian 41 3.7. Analisis Uji Coba Tes 43 3.8. Teknik Analisis Data 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 49 4.1.1. Data Pretes Kelompok Eksperimen dan Kontrol 49 4.1.2. Data Postes Kelompok Eksperimen dan Kontrol 50 4.1.3. Analisis Data Hasil Penelitian 52

4.1.3.1. Uji Normalitas 52

4.1.3.2. Uji Homogenitas 52

4.1.3.3. Uji Hipotesis 53

4.1.4. Analisis Data Hasil Observasi 55 4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 59

5.2. Saran 59

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Desain Penelitian Subjek Random Desain Pretes-Postes Grup 39

Tabel 4.1. Rangkuman Data Pretes Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol 49

Tabel 4.2. Rangkuman Data Postes Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol 50

Tabel 4.3. Ringkasan Peningkatan Nilai Rata-rata Pretes dan Postes

Kedua Kelas 51

Tabel 4.4. Rangkuman Hasil Uji Coba Normalitas Data 52

Tabel 4.5. Data Hasil Uji Homogenitas 53

Tabel 4.6. Rangkuman Uji Hipotesis Kemampuan Awal Siswa 54

Tabel 4.7. Rangkuman Uji Hipotesis Peningkatan Kemampuan

Pemecahan Masalah Matematika Siswa 54

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Foto Sebuah Mobil 24

Gambar 2.2. Tiga Buah Bangun Datar Persegi Panjang 25

Gambar 2.3. Pemasangan Ubin Pada Lantai 26

Gambar 2.4. Dua Persegi Panjang yang Kongruen 27

Gambar 2.5. Segitiga PQR dengan ST Sejajar dengan QR 28

Gambar 2.6. Segitiga ABC, Segitiga KLM dan Segitiga PQR 28

Gambar 2.7. Segitiga PQR dengan ST Sejajar dengan PR 29

Gambar 2.8. Segitiga ABC, Segitiga PQR, dan Segitiga KLM 30

Gambar 2.9. Pola Pengubinan Segitiga-Segitiga Kongruen 31

Gambar 2.10. Dua Segitiga Kongruen dengan Syarat s.s.s 32

Gambar 2.11. Dua Segitiga Kongruen dengan Syarat s.sd.s 33

Gambar 2.12. Dua Segitiga Kongruen dengan Syarat sd.s.sd 33

Gambar 2.13. Dua Segitiga Kongruen dengan Syarat sd.sd.s 34

Gambar 2.14. Segitiga Siku-Siku ABC 34

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian 41

(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. RPP Pertemuan 1 Kelas Eksperimen 62

Lampiran 2. LAS Pertemuan 1 Kelas Eksperimen 66

Lampiran 3. Kartu Soal Pertemuan 1 Kelas Eksperimen 68

Lampiran 4. RPP Pertemuan 2 Kelas Eksperimen 69

Lampiran 5. LAS Pertemuan 2 Kelas Eksperimen 73

Lampiran 6. Kartu Soal Pertemuan 2 Kelas Eksperimen 75

Lampiran 7. RPP Pertemuan 3 Kelas Eksperimen 76

Lampiran 8. LAS Pertemuan 3 Kelas Eksperimen 80

Lampiran 9. Kartu Soal Pertemuan 3 Kelas Eksperimen 82

Lampiran 10. RPP Pertemuan 4 Kelas Eksperimen. 83

Lampiran 11. LAS Pertemuan 4 Kelas Eksperimen 88

Lampiran 12. Kartu Soal Pertemuan 4 Kelas Eksperimen 90

Lampiran 13. RPP Pertemuan 1 Kelas Kontrol 91

Lampiran 14. RPP Pertemuan 2 Kelas Kontrol 93

Lampiran 15. RPP Pertemuan 3 Kelas Kontrol 95

Lampiran 16. RPP Pertemuan 4 Kelas Kontrol 97

Lampiran 17. Kisi-kisi Pretes 99

Lampiran 18. Soal Pretes 100

Lampiran 19. Alternatif Penyelesaian Pretes 101

Lampiran 20. Pedoman Penskoran Tes KMP 105

Lampiran 21. Kisi-kisi Postes 106

(12)

Lampiran 23. Alternatif Penyelesaian Postes 109

Lampiran 24. Observasi Pertemuan 1 113

Lampiran 25. Observasi Pertemuan 2 115

Lampiran 26. Observasi Pertemuan 3 117

Lampiran 27. Observasi Pertemuan 4 119

Lampiran 28. Perhitungan Nilai rata-rata Observasi 121

Lampiran 29. Data Hasil Uji Coba Instrumen 123

Lampiran 30. Perhitungan Analisis Uji Coba Instrumen 126

Lampiran 31. Data Nilai Pretes dan Postes 140

Lampiran 32. Perhitungan Rata-ratam, Varians dan Simpangan 142

Lampiran 33. Perhitungan Uji Normalitas, Homogenitas, dan Hipotesis 145

Lampiran 34. Lembar Validasi Isi Pretes 153

Lampiran 35. Lembar Validasi Isi Postes 156

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam membangun

bangsa dan negara serta bagi setiap individu. Karena pendidikan dianggap sebagai

kebutuhan pokok manusia untuk dapat melangsungkan hidup dan melestarikan

keturunan mereka serta mampu menjawab tantangan perubahan zaman.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Untuk mencapai pembelajaran yang efektif dalam setiap mata pelajaran

apapun, seorang guru perlu menciptakan proses pembelajaran yang tepat demi

tercapainya pembelajaran yang efektif sehingga peserta didik dapat mencapai

tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran yang diciptakan guru yang

menggambarkan penyelenggaraaan proses belajar mengajar dari awal sampai

akhir disebut sebagai model pembelajaran. Sebuah model pembelajaran harus

mencerminkan penerapan dari suatu pendekatan, metode, teknik atau taktik

pembelajaran sekaligus. Model pembelajaran yang dirancang oleh guru

disesuaikan dengan karakteristik tujuan, peserta didik, materi, dan sumber daya.

Matematika merupakan mata pelajaran yang diberikan di setiap jenjang

pendidikan. Dapat dikatakan bahwa mata pelajaran matematika termasuk

pelajaran yang penting diperoleh peserta didik dalam pendidikan. Peserta didik

diharapkan dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam

(14)

Peserta didik juga diharapkan dapat menggunakan matematika dalam mempelajari

berbagai ilmu pengetahuan yang penekanannya pada penataan nalar dan

pembentukan sikap siswa serta keterampilan dalam penerapan matematika.

Tujuan Pendidikan Matematika yaitu agar peserta didik memiliki

kemampuan untuk memahami konsep Matematika, menjelaskan antara konsep

dan mengaplikasikan konsep algoritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat

dalam pemecahan masalah. Selain itu, pada dasarnya tujuan akhir dari suatu

pembelajaran adalah menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan dan

keterampilan dalam memecahkan masalah yang dihadapi kelak di masyarakat.

Sehingga untuk mengukur keberhasilan suatu pembelajaran pada pelajaran

matematika, dapat diukur dengan melihat bagaimana kemampuan peserta didik

dalam memecahkan suatu masalah terkait dengan apa yang telah dipelajarinya.

Kramers (dalam Wena, 2011), meyatakan bahwa secara operasional tahap-tahap

pemecahan masalah sistematis terdiri dari:

a. Memahami masalahnya.

b. Membuat rencana penyelesaian. c. Melaksanakan rencana penyelesaian. d. Memeriksa kembali, mengecek hasilnya.

Sehingga untuk mengukur keberhasilan suatu pembelajaran pada

pelajaran matematika, dapat diukur dengan melihat bagaimana kemampuan

peserta didik dalam memecahkan suatu masalah terkait dengan apa yang telah

dipelajarinya.

Untuk dapat menciptakan proses pembelajaran yang membuat peserta

didik dapat mencapai tujuan belajar termasuk tujuan pembelajaran matematika,

maka dibutuhkan model pembelajaran yang efektif oleh guru di sekolah. Menurut

Yusuf Hadi (dalam Hamzah dan Nurdin, 2013) mengungkapkan bahwa :

“Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang dapat menghasilkan belajar

yang bermanfaat dan terfokus pada siswa (student centered) melalui penggunaan

(15)

3

Sehingga guru perlu merancang suatu model pembelajaran dengan

pendekatan yang berpusat pada siswa. Sebelum merangcang suatu model

pembelajaran, guru perlu melakukan identifikasi terhadap karakteristik siswa dan

juga materi ajar.

Pada tanggal 14 Februari 2014, peneliti melaksanakan observasi ke SMP

Sw Bakti Mulia Onanrunggu, dengan tujuan untuk memperoleh informasi

mengenai masalah belajar siswa yang terjadi belakangan ini dalam proses

pembelajaran matematika dan melakukan tes diagnostik untuk mengukur

kemampuan pemecahan masalah peserta didik terkait materi yang telah

dipelajarinya. Kegiatan observasi tersebut merupakan salah satu langkah untuk

mengenal karakteristik siswa.

Untuk memperoleh informasi mengenai masalah belajar siswa di kelas,

peneliti melaksanakan observasi ke kelas untuk mengamati kegiatan

pembelajaran, kemudian melakukan wawancara terhadap guru bidang studi

matematika. Informasi yang diperoleh yaitu, bahwa dalam kelas sering sekali

siswa berkhayal sehingga apabila ditanya tidak dapat memberikan respon. Guru

bidang studi tersebut (Marihut Nainggolan, S.Pd), mengemukakan alasan kenapa

hal tersebut terjadi,

“Siswa sering berkhayal di kelas disebabkan pengguanan jaringan sosial seperti facebook. Penggunaan facebook tersebut telah mempengaruhi gaya belajar siswa, yaitu menjadi tidak konsentrasi dalam belajar. Selain itu bisa juga diakibatkan emosi siswa yang tidak stabil diakibatkan masalah di luar kelas yang terjadi di luar kelas terbawa ke dalam kelas.”

Dari informasi tersebut, peneliti berasumsi bahwa hal itu terjadi bisa

diakibatkan karena siswa tidak dikehendaki terlibat aktif dalam proses

pembelajaran sehingga memiliki kesempatan untuk berkhayal. Oleh sebab itu,

peneliti berusaha untuk merencanakan merancang suatu model pembelajaran yang

tepat untuk diterapkan di sekolah tersebut yaitu merancang model pembelajaran

yang dapat menciptakan pembelajaran aktif, yaitu peserta didik terlibat aktif

(16)

Untuk mengetahui bagaimana kemampuan pemecahan masalah

matematis siswa, penulis memberikan tes diagnostik berisi tiga soal terhadap

siswa di kelas VIII B. Tes dignostik tersebut menuntut siswa untuk menuliskan

kemampuan mereka dalam memahami masalah, merencanakan penyelesaian,

melaksanakan penyelesaian, serta mendapatkan jawaban yang benar. Dari hasil tes

diagnostik tersebut, penulis menemukan hampir semua siswa tidak mampu

memecahkan ketiga masalah tersebut, meskipun ada seorang siswa yang bisa. Ada

siswa yang sama sekali tidak mengerjakan soal dalam tes tersebut. Hal ini bisa

disebabkan karena tidak adanya ketertarikan siswa terhadap matematika, sehingga

siswa tidak memilki sikap menghargai matematika. Siswa tidak tertarik dengan

pelajaran matematika bisa diakibatkan karena pembelajaran matematika yang

tidak menyenangkan. Oleh sebab itu penulis berusaha merancang model

pembelajaran yang menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.

Masalah lain yang ditemukan yaitu banyak siswa bisa memahami apa

yang diketahui, tetapi tidak memahami hubungan yang diketahui dengan yang

ditanyakan. Sehingga siswa tersebut tidak mampu membuat suatu model

matematika yang akan digunakan untuk memecahkan masalah. Hal ini bisa

disebabkan karena siswa tidak mampu menerapkan kosep matematika yang telah

diketahuinya dalam memecahkan masalah. Hal ini terjadi karena banyak siswa

memperoleh kosep secara langsung dari guru, tidak membentuk atau membangun

sendiri konsep tersebut sehingga konsep tersebut tidak akan tersimpan dengan

baik dalam struktur kognitifnya. Pembelajaran yang tepat untuk mengatasi hal ini

adalah pembelajaran yang mengarahkan bahwa siswa siswa sendirilah yang harus

membentuk pengetahuannya. Karena dengan demikan, konsep atau pengetahuan

tersebut akan dapat bertahan lama dalam ingatan siswa. Maka untuk merancang

pembelajaran yang demikian perlu dilakukan pendekatan kontruktivisme. Dimana

pendekatan ini mengarahkan agar siswa sendiri yang membangun pengetahuan

(17)

5

Dari berbagai pertimbangan yang diutarakan penulis dari hasil observasi

di atas, maka penulis berusaha untuk merancang suatu model pembelajaran yang

tepat dalam pembelajaran matematika. Model pembelajaran yang dimaksud yaitu

model pembelajaran yang menggunakan pendekatan Kontruktivisme sedemikian

rupa sehingga tercipta pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan. Model pembelajaran tersebut selanjutnya disebut model PAIKEM

dengan Pendekatan Kontruktivisme.

PAIKEM adalah sinonim dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,

Efektif, dan Menyenangkan. Suprijono (2012) menjelaskan bahwa, “Aktifartinya memosisikan guru sebagai seorang yang menciptakan suasana belajar yang

kondusif atau sebagai fasilitator dalam belajar, sementara siswa sebagai peserta

belajar yang akti”.

Menurut Suprijono (2012), “Inovatif artinya dalam kegiatan pembelajaran itu terjadi hal-hal yang baru, bukan saja oleh guru sebagai fasilitator

belajar, tetapi juga oleh siswa yang sedang belajar”. Dalam hal ini, guru tidak saja

tergantung dari materi pembelajaran yang ada pada buku, tetapi dapat

mengimplementasikan hal-hal baru yang menurut guru sangat cocok dan relevan

dengan masalah yang sedang dipelajarai siswa. Hal-hal baru yang dimaksud dapat

berupa hal-hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Selanjutnya Suprijono (2012) mengungkapkan bahwa, “Kreatif maksudnya, pembelajaran dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa

sehingga pembelajarn kreatif menghendaki guru harus kreatif dalam menciptakan

kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan

siswa”.

Suprijono (2012) juga menjelaskan bahwa:

(18)

Selanjutnya, Suprijono (2012) mengartikan bahwa, “Menyenangkan artinya, proses pembelajaran yang diharapkan adalah pembelajaran yang bisa

berjalan dengan baik dan menyenangkan bagi siswa yang belajar”. Maka guru

harus menyediakan situasi atau suasana agar pembelajaran berjalan dengan baik.

Dalam kaitan ini, hal yang perlu disiapkan guru adalah (1) media pembelajaran

disiapkan dengan baik, (2) lingkungan belajar di-setting sesuai objek materi yang

dipelajari, (3) metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan karakteristik

siswa yang belajar, sehingga siswa merasa tertarik karena sesuai dengan apa yang

diinginkan, (4) siswa diperlakukan sebagai seorang yang perlu dilayani.

Proses pembelajaran matematika di kelas VIII B SMP SW Bakti Mulia

menurut peneliti kurang efektif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa. Hal ini disebabkan karena kurangnya modifikasi

model pembelajaran yang diterapkan, sehingga tidak dapat mencakup

keberagaman karakteristik siswa.

Oleh sebab itu perlu dilakukan perubahan terhadap perancangan proses

pembelajaran dengan menerapkan model PAIKEM dengan Pendekatan

Kontruktivisme dimana terlebih dahulu mengenal karekteristik dari setiap peserta

didik sebagai bahan pertimbangan dalam memilih berbagai metode dan teknik

yang tepat untuk digunakan pada Model tersebut. Apabila tidak dilakukan

perubahan pada model pembelajaran matematika yang biasa digunakan, maka

tidak akan ada kemajuan dalam membelajarkan matematika secara efektif.

Dari hasil pengamatan peneliti terhadap keberlangsungan proses

pembelajaran, model PAIKEM dengan pendekatan Kontruktivisme belum pernah

dilaksanakan di kelas tersebut. Sehingga apabila model tersebut diterapkan di

kelas VIII B, akan menjadi pembelajaran yang inovatif bagi peserta didik.

Apabila pembelajaran model PAIKEM dengan Pendekatan

Kontruktivisme dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa

sebagai salah satu tujuan pembelajaran matematika, maka model tersebut akan

(19)

7

matematika. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk meneliti apakah peningkatan

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang dibelajarkan dengan

Model PAIKEM dengan Pendekatan Kontruktivisme lebih baik daripada yang

diajarkan dengan Pembelajaran Langsung.

Berdasarkan keseluruhan uraian yang telah dipaparkan di atas, penulis

tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Melalui Model PAIKEM dengan Pendekatan Kontruktivisme pada Materi Kesebangunan dan Kekongruenan di Kelas IX SMP Swasta Bakti Mulia Onanrunggu T.A 2014/2015”.

1.2. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah

sebagai berikut :

1. Proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas VIII SMP Sw Bakti

Mulia kurang dalam menerapkan pembelajaran aktif.

2. Kurangnya modifikasi model pembelajaran yang dilaksanakan di kelas

VIII SMP Bakti Mulia.

3. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

4. Matematika merupakan bidang studi yang tidak menarik bagi beberapa

peserta didik.

5. Masih banyak siswa yang tidak memiliki sikap menghargai matematika.

1.3. PEMBATASAN MASALAH

Agar cakupan masalah yang akan diteliti terarah dan tidak terlalu luas,

maka penulis membatasi masalah penelitian. Masalah yang hendak diteliti dibatasi

pada kurangnya modifikasi model pembelajaran yang dilaksanakan dan rendahnya

(20)

1.4. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi fokus

permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah peningkatan kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa yang diajarkan dengan Model PAIKEM

dengan Pendekatan Kontruktivisme lebih baik daripada siswa yang diajarkan

dengan Model Pembelajaran Langsung?

1.5 TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini

adalah: Untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa yang diajarkan dengan Model PAIKEM dengan Pendekatan

Kontruktivisme lebih baik daripada siswa yang diajarkan dengan Model

Pembelajaran Langsung.

1.6 MANFAAT PENELITIAN

Setelah dilakukan penelitian diharapkan hasil penelitian ini dapat

memberikan manfaat yang berarti bagi :

1. Siswa

Sebagai upaya meciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa

dan menciptakan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa.

2. Guru

Sebagai bahan masukan untuk pertimbangan dalam memilih model

pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan dalam kegiatan belajar

mengajar. Selain itu penelitian ini berguna sebagai bahan masukan bagi

guru dalam menciptakan pembelajaran yang lebih efektif.

3. Sekolah

Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas pengajaran

matematika di sekolah yaitu dengan menciptakan model pembelajaran

(21)

9

4. Peneliti

Sebagai sarana menambah pengetahuan dan pengalaman dalam memilih

model pembelajaran yang sesuai yang nantinya akan dipakai dalam

menjalankan tugas sebagai guru di masa depan.

1.7 DEFENISI OPERASIONAL

1. Model PAIKEM dengan Pendekatan Kontruktivisme adalah model

pembelajaran yang dirancang dengan pendekatan kontruktivisme

sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif,

efektif, dan menyenangkan.

2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika, yaitu kemampuan yang

dapat dimiliki siswa sebagai hasil pembelajaran matematika dimana

apabila siswa diberikan masalah, siswa harus mampu memahami masalah

tersebut, kemudian dapat merencanakan penyelesaian untuk masalah

tersebut, melaksanakan penyelesaian masalah tersebut, serta dapat

menemukan jawaban yang tepat untuk masalah tersebut.

3. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang

diajarkan dengan Model PAIKEM dengan Pendekatan Kontruktivisme

dikatakan lebih baik daripada yang diajarkan dengan Model Pembelajaran

Langsung apabila selisih rata-rata pretes postes kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa dengan model PAIKEM dengan pendekatan

kontruktivisme lebih besar dari selisih rata-rata pretes postes kemampuan

(22)

RIWAYAT HIDUP

(23)

60

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, PT Bumi Aksara, Jakarta.

Asmin dan Abil Mansyur, (2012), Pengukuran dan Hasil Belajar dengan Analisis Klasik dan Modern, Larispa Indonesia, Medan.

Bahri, D, Syaiful, (2011),Psikologi Belajar, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Darmadi, Hamid, (2013), Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial, Alfabeta, Bandung.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika,FMIPA Unimed, Medan.

Jauhari, Mohammad, (2011), Implementasi PAIKEM dari Behavioristik sampai Kontruktivistik, Prestasi Pustakaraya, Jakarta.

Kunandar, (2011),Guru Profesional, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Mulyatiningsih, Endang, (2010), Pembelajaran Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM), Diklat Peningkatan Kompetensi Pengawas, A dan B, 1-5.

Rusman, (2012), Model - Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Raja Grafindo Persada, Bandung.

Sani, Abdullah Ridwan, (2013),Inovasi Pembelajaran, PT Bumi Aksara, Jakarta.

Sudjana, (2005),Metoda StatistikaEdisi Keenam, Penerbit Tarsito, Bandung.

Sudjana, Nana, (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sukino dan Wilson Simangunsong, (2006), Matematika untuk SMP Kelas VIII, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Suprijono, Agus, (2012), Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Pustaka Belajar, Yogyakarta.

(24)

Uno, Hamzah dan Nurdin Mohamad, (2013), Belajar dengan Pendekatan PAILKEM, PT Bumi Aksara, Jakarta.

Wena, Made, (2011), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, PT Bumi Aksara, Jakarta.

Arifin, Zainal, (2012), Evaluasi Pembelajaran, (http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDI DIKAN/196105011986011ZAINAL_ARIFIN/Silabus_Evaluasi_Pembelaja ran/SLIDE_EVALUASI_PEMBELAJARAN/SLIDE_BARU.pdf) (diakses 2 April 2014).

Firdaus, Ahmad, (2009), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika, http://madfirdaus.wordpress.com/2009/11/23/kemampuan-pemecahan-masalah-matematika/ (diakses 12 Februari 2014).

Hudoyo, (1998), Pendekatan Kontruktivisme dalam Pembelajaran,

http://www.sekolahdasar.net/2012/05/pendekatan-konstruktivisme-dalam.html (diakses 12 Februari 2014).

Shadiq, Fadjar. 2004. Penalaran, Pemecahan Masalah dan Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika. http://www.fadjarp3g@wordpress.com (diakses tanggal 12 Februari 2014).

Gambar

Tabel 3.1. Desain Penelitian Subjek Random Desain Pretes-Postes Grup 39

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan pola belajar siswa terhadap. prestasi belajar matematika pada pokok

Hasil identifikasi hama yang menyerang pertanaman akar wangi adalah hama belalang (Acrida turnita) dengan intensitas sebagai berikut: a) Pola petani 1,11 %, b) Pola introduksi

SUPERSEDING the Extension of the Agreement between the Ministry of Health, Republic of Indonesia and Helen Keller International 1999-2003 concerning the

dalam proses belajar mengajar diperlukan situasi yang kondusif bagi siswa. agar tujuan belajar yang optimal

Sebagai contoh dengan menggunakan query “Siapa saja pejabat yang menjadi tersangka kasus ilegal logging ?” akan diperoleh kandidat seperti pada Gambar 15.Indeks pada

Mengingat sortimen tidak tersedia maka pengukuran dilakukan dengan (mengandaikan) membuat sortimen pada pohon berdiri dengan panjang 150 cm. Selanjutnya, praktikan akan

Marjin tataniaga dihitung berdasarkan pengurangan harga penjualan dengan harga pembelian pada setiap tingkat lembaga tataniaga atau perbedaan harga yang diterima