PENGARUH LATIHAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF
TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA
PENDERITA HIPERTENSI PRIMER DI DUSUN GONDANG
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh:
SITI NUR AZIZAH
J120110015
PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
HALAMAN PERSETUJUAN
NASKAH PUBLIKASI
PENGARUH LATIHAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP
PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI
PRIMER DI DUSUN GONDANG
Oleh :
Nama : Siti Nur Azizah
NIM : J 120 110 015
Telah membaca dan mencermati naskah publikasi karya ilmiah, yang merupakan
ringkasan skripsi (Tugas Akhir) dari mahasiswa tersebut.
Surakarta, 13 Juli 2015
Pembimbing 1 Pembimbing 2
ABSTRAK
“PENGARUH LATIHAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI PRIMER DI DUSUN GONDANG”
(Dibimbing Oleh: Isnaini Herawati S.Fis., M.Sc dan Dwi Rosella KS, S.Fis.,M.Fis.,Dipl CIDESCO)
Latar Belakang: Penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk hipertensi telah menjadi penyakit yang mematikan banyak penduduk di negara maju dan negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Di Indonesia, hipertensi merupakan penyebab kematian ke-3 setelah stroke dan tuberculosis. Relaksasi otot progresif adalah terapi non farmakologis yang dapat menurunkan tekanan darah pada hipertensi.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui pengaruh latihan relaksasi otot progresif terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi primer di Dusun Gondang.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi experimental study dengan one group pre test and post test design. Jumlah sampel yaitu 15 responden dengan rentang usia antara 34-70 tahun. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling.
Hasil Penelitian: Setelah dilakukan uji statistik menggunakan uji wilcoxon signed ranks test di dapatkan nilai Z -2.669 (p-value 0.008) pada tekanan darah sistolik dan di dapatkan nilai Z -1.769 (p-value 0.077) pada tekanan darah diastolik.
Keimpulan: Latihan relaksasi otot progresif berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan tekanan darah sistolik pada penderita hipertensi primer, sedangkan tekanan darah diastolik tidak menunjukkan adanya pengaruh terhadap tekanan darah.
PENDAHULUAN
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah di atas normal, baik tekanan systolic dan atau diastolic. Di
Indonesia, hipertensi merupakan penyebab kematian ke-3 setelah stroke dan
tuberkulosis (Triyanto, 2014).
Menurut Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and
Treatment on High Blood Pressure VII (JNC VII), hampir satu miliar penduduk
dunia atau 1 dari 4 orang dewasa mengidap hipertensi (Prasetyaningrum, 2014).
Menurut National Basic Health Survey (2013) dalam Kartika (2014) prevalensi
hipertensi di Indonesia pada usia 35-44 tahun adalah 24,8 %, usia 45-54 tahun
sebanyak 35,6 %, usia 55-64 tahun 45,9 %, usia 65-74 tahun 57,6 % dan usia
lebih dari 75 tahun adalah 63,8 %.
Berbagai cara dilakukan untuk menurunkan tekanan darah diantaranya
dengan terapi farmakologis yang menggunakan berbagai macam obat maupun non
farmakologis salah satunya dengan relaksasi otot progresif (Triyanto, 2014).
Relaksasi otot progresif adalah latihan untuk mendapatkan sensasi rileks dengan
menegangkan suatu kelompok otot dan menghentikan tegangan (Mashudi, 2010).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Valentine, dkk. (2014), di dapatkan hasil
bahwa dengan relaksasi otot progresif terbukti tekanan darah pada penderita
hipertensi dapat menurun. Penelitian lain yang dilakukan oleh Patel, dkk. (2012)
juga menunjukkan adanya penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi
Kumutha, dkk. (2014) relaksasi otot progresif dapat menurunkan stress dan
tekanan darah pada lansia yang menderita hipertensi.
Dari hasil observasi pendahuluan pada bulan Februari 2015 di dusun
Gondang, dari 40 orang yang menderita hipertensi didapatkan 35 orang yang
menderita hipertensi adalah perempuan dan 5 orang adalah laki-laki. Namun, yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi ada 25 orang.
Berdasarkan latar belakang diatas dan pentingnya mengontrol tekanan darah
agar selalu stabil, maka peneliti tertarik mengambil judul “Pengaruh Latihan
Relaksasi Otot Progresif terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Primer di Dusun Gondang”.
LANDASAN TEORI
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur
paling tidak tiga kali di kesempatan yang berbeda menunjukkan tekanan sistolic
lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolic lebih dari 90 mmHg dalam keadaan
tubuh rileks (Elizabeth, 2001). Sedangkan pada manula, hipertensi dinyatakan
sebagai tekanan sistolik lebih dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90
mmHg (Smeltzer dan Bare, 2002).
Relaksasi otot progresif adalah menegangkan otot diseluruh tubuh lalu
menahan dan merasakan ketegangan tersebut kemudian melemaskannya. Manfaat
dari latihan ini adalah mengurangi ketegangan otot, stress, menurunkan tekanan
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah quasi eksperimental. Penelitian ini
dilakukan di Dusun Gondang, Karangbangun, Matesih. Pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan
April 2015. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 25 orang yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, namun yang rutin mengikuti latihan
relaksasi otot progresif ada 15 orang.
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 13-19 April 2015 di Dusun Gondang
dengan menggunakan metode pre and post test one group design. Sebelum
mengikuti terapi yang dilakukan selam 7 hari berturut-turut dan sehari 2 kali,
semua responden mengikuti pre test dengan menggunakan sphygmomanometer
digital merk Omron Hem-7203 sebagai alat ukur tekanan darah.
Hasil pengolahan data menyatakan adanya penurunan tekanan darah sistolik
pada penderita hipertensi primer setelah dilakukan latihan relaksasi otot progresif,
namun pada tekanan diastolik tidak terjadi penurunan yang signifikan setelah
dilakukan latihan relaksasi otot progresif. Menurut Dusek dan Benson (2009)
tekanan darah sistolik dipengaruhi oleh psikologis sehingga dengan relaksasi akan
mendapatkan ketenangan yang akan menurunkan tekanan darah sistolik. Tekanan
darah diastolik tidak mengalami penurunan yang signifikan karena tekanan darah
diastolik bersifat stabil dan sedikit menurun seiring bertambahnya usia karena
miokardium mengalami penebalan dan kurang dapat diregangkan dengan
sempurna dan aliran darah yang diedarkan ke seluruh tubuh terhambat sehingga
jantung memompa lebih keras lagi yang menyebabkan tingginya tekanan darah
diastol (Stanley dan Patricia, 2006). Selain itu tekanan diastolik juga berprinsip
pada hukum Frank Starling.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Ada pengaruh latihan relaksasi otot progresif terhadap penurunan tekanan
darah sistolik pada penderita hipertensi primer di Dusun Gondang.
2. Tidak ada pengaruh latihan relaksasi otot progresif terhadap penurunan
tekanan darah diastolik pada penderita hipertensi primer di Dusun
Gondang.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis data dan keterbatasan dalam penelitian ini,
serta demi kesempurnaan penelitian ini, maka diharapkan agar:
1. Pada penelitian selanjutnya dapat menambah jumlah tempat penelitian
sehingga responden lebih banyak lagi agar hasil yang di dapat lebih baik
daripada sebelumnya.
2. Pada peneliti lainnya untuk memperhatikan dan melihat faktor-faktor lain
seperti riwayat keluarga, lamanya menderita hipertensi, waktu istirahat,
3. Penelitian lain disarankan untuk mengkombinasikan latihan relaksasi otot
progresif dengan latihan relaksasi lainnya seperti meditasi, yoga, relaksasi
nafas dalam (deep breathing) sehingga hasil yang didapatkan jauh lebih
baik dan diharapkan juga hasilnya dapat digunakan untuk jangka panjang.
4. Peneliti lain juga diharapkan dapat meneliti sejauhmana latihan relaksasi
otot progresif dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi
sekunder.
5. Penelitian selanjutnya diharapkan memperhatikan perbandingan jumlah
sampel antara laki-laki dan perempuan yang seimbang, sehinga dapat
DAFTAR PUSTAKA
Dusek J.A. dan Herbert B. 2009. Mind-Body Medicine: A Model of the Comparative Clinical Impact of the Acute Stress and Relaxation Responses. Minnesota Medical Assosiation. Vol. 92 (No. 5): hal 47-50.
Elizabeth J.C. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Kartika U. 2014. Hipertensi Bukan Sekedar Tekanan Darah Tinggi.http://health.kompas.com/read/2014/03/07/1706102/Hipertensi.Buk an.Sekedar.Tekanan.Darah.Tinggi. diakses 1 Februari 2015.
Kumutha V., Aruna S. dan Poongodi R. 2014. Effectiveness of Progressive Muscle Relaxation Technique on Stress and Blood Pressure among Elderly with Hypertension. IOSR Journal of Nursing and Health Science. Vol. 3 (No. 4): hal 1-6.
Mashudi. 2012. Pengaruh Progressive Muscle Relaxation terhadap Kadar Glukosa Darah pada Pasien Diabetes Militus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi. Jurnal Health and Sport. Vol. 5 (No. 3): hal 686-694.
Notoatmodjo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Patel H.M., R.G. Kathrotia1, N.R. Pathak dan H.A. Thakkar. 2012. Effect Of Relaxation Technique On Blood Pressure In Essential Hypertension. NJIRM. Vol. 3 (No. 4): hal 10-14.
Prasetyaningrum Y.I. 2014. Hipertensi bukan untuk Ditakuti. Jakarta: Fmedia.
Ramdhani N. dan Adhyos A.P. 2006. Pengembangan Multimedia Relaksasi. Jurnal Psikologi. Vol. 34 (No. 2): hal 1-14.
Smeltzer S.C. dan Brenda G.B. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Dialih bahasakan oleh Agung Waluyo. Edisi ke-8. Volume 2. Jakarta: EGC.
Stanley M. dan Patricia G.B. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Dialih bahasakan oleh Juniarti N. dan Kurnianingsih S. Jakarta: EGC.
Subandi M.A. (ed). 2002. Psikoterapi Pendekatan Konvensional dan Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Valentine D.A., Rosalina dan Saparwati M. 2014. Pengaruh Teknik Relaksasi Otot Progresif terhadap Tekanan Darah pada Lansia dengan Hipertensi di Kelurahan Pringapus, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang. Skripsi. Semarang: PSIK STIKES Ngudi Waluyo Ungaran.