HUBUNGAN TAREKAT BEKTASYIYAH DENGAN KORPS INKISYARIYAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEMERINTAHAN
SULTAN MAHMUD II ANTARA TAHUN 1808 HINGGA 1826 DI TURKI UTSMANI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Sejarah
Oleh
ADEN SUTIAPERMANA
0602386
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
HUBUNGAN TAREKAT BEKTASYIYAH DENGAN KORPS INKISYARIYAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEMERINTAHAN
SULTAN MAHMUD II ANTARA TAHUN 1808 HINGGA 1826 DI TURKI UTSMANI Oleh Aden Sutiapermana
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Aden Sutiapermana 2012 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2012
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
HUBUNGAN TAREKAT BEKTASYIYAH DENGAN KORPS INKISYARIYAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEMERINTAHAN SULTAN MAHMUD II ANTARA TAHUN 1808 HINGGA 1826 DI TURKI
UTSMANI
Oleh:
Aden Sutiapermana 0602386
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Drs. Suwirta, M.Hum NIP. 19621009 199001 1 001
Pembimbing II
Encep Supriatna, S.Pd.,M.Pd. NIP. 19760105 200501 1 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Universitas Pendidikan Indonesia
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah...1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Tujuan Peneliatian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Sistematika Penulisan ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
A. Tarekat Bektasiyah ... 10
A.1. Sejarah Kemunculan dan Pendiri Tarekat Bektasiyah ... 10
A.2. Posisi Haji Bektasy dalam Tradisi Tarekat ... 17
A.3. Ajaran Tarekat Bektasyiyah ... 19
A.4. Struktur Organisasi Tarekat Bektasyiyah... 23
B. Korps Inkisyariyah ... 25
B.1. Sejarah Pembentukan Korps Inkisyariyah ... 25
B.2. Sistem Perekrutan Korps Inkisyariyah: Devshirme ... 29
B.3. Struktur Organisasi dan Peraturan dalam Korps Inkisyariyah .. 39
C. Kondisi Sosial Politik Sebelum Masa Sultan Mahmud II ... 47
BAB III METODE PENELITIAN ... 57
A. Persiapan Penelitian ... 61
A.1. Penentuan dan Pengajuan Tema Penelitian ... 61
A.2. Penyusunan dan Rancangan Penelitian ... 63
A.3. Proses Bimbingan ... 64
B. Pelaksanaan Penelitian ... 65
B.1. Proses Pencarian Sumber (Heuristik) ... 65
B.3. Penafsiran Data Hasil Penelitian ... 68
B.4. Proses Penulisan Hasil Penelitian (Historiografi) ... 69
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 72
A. Sejarah Hubungan yang Trejalin antara Tarekat Bektasyiyah dengan Korps Inkisyariyah ... 72
B. Bentuk Hubungan yang Terjalin antara Tarekat Bektasyiyah dengan Korps Inkisyariyah ... 76
C. Dampak Adanya Hubungan antara Tarekat Bekatsyiyah dengan Korps Inkisyariyah ... 84
D. Strategi Sultan Mahmud II dalam Menghadapi Tarekat Bektasyiyah dan Korps Inkisyariyah ... 86
BAB V KESIMPULAN ... 105
DAFTAR PUSTAKA ... 107
ABSTRAK
Kata Kunci: Tarekat Bektasyiyah, Korps Inkisyariyah, Khilafah Utsmani, Sultan
Mahmud II
ABSTRACT
This thesis entitled "Relationship between the Order Bekatsyiyah Inkisyariyah Corps and Its Impact on Government of Sultan Mahmud II between 1808 to 1826 in the Ottoman Empire". The main problems studied in this research is the relationship between the Order Bekatsyiyah Corps Inkisyariyah political conditions that impact on the future government of Sultan Mahmud II of the Ottoman Empire. The main problem is broken down into three research questions; 1) How does the history of the relationship between the Bektashi Order of the Corps Inkisyariyah ?; 2) What impact on the relationship that exists between the Bektashi Order Inkisyariyah Corps during Sultan Mahmud II of the Ottoman Empire? 3) What efforts are made by Sultan Mahmud II in the face of the adverse effects of their relationship with the Bektashi Order Inkisyariyah Corps ?. The aim of the study not only examines the history and impact of the relationship between the Bektashi Order with Inkisyariyah Corps, but also discusses the efforts of Sultan Mahmud II in overcoming the problems that arise from the relationship. Based on the research object associated with the past, the research method used is the historical method which consists of 1) heuristics (sourcing / data), 2) criticism (both in terms of critiquing sources external and internal), 3) interpretation (formulation views researcher on events that actually happened, based on sources that have been acquired and criticized), 4) historiography (the writing as a result of interpretation of research reports). In the interpretation phase of this study interpretati approach that uses historical approach with the help of other social sciences such as politics and religion. The results of this study indicate that the relationship between the Order Bekatsyiyah Inkisyariyah Corps already existed before the reign of Sultan Mahmud II, since the establishment Inkisyariyah Corps in the 14th century AD The relationship between the Corps Inkisyariyah Bektashi Order is a spiritual connection, but because of the strong bond the two are often considered to cooperate, especially when several times the Corps Inkisyariyah insubordination against the Sultan and the killing of some Sultan. Insurgency along Bektashi Order Inkisyariyah Corps continued until the time of Sultan Mahmud II, which at its peak in 1826 the Corps Inkisyariyah Bektashi Order was disbanded and declared illegal by the government of Sultan Mahmud II.
Keywords: The Bektashi Order, Inkisyariyah Corps, the Caliphate of the Ottoman
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya Khilafah Utsmani merupakan kelanjutan (ahli waris) dari
sejarah perkembangan politik Islam secara keseluruhan. Sejarah perpolitikan
Islam diawali sejak masa Rasulullah di Madinah dan dilanjutkan oleh
negara-negara Khilafah seperti Umayyah dan Abbasiyah yang selanjutnya berakhir di
tangan Turki Utsmani sendiri. Sistem kekuasaan dalam pemerintahan Turki
Utsmani dipegang oleh loyalitas yang terpusat pada sebuah keluarga (dinasti)
dengan ketaatan pada syariah (aturan) Islam sebagai landasan hukum yang utama
(Houroni, 2004a: 42).
Sejak awal pendiriannya Khilafah Utsmani merupakan negara militer yang
menempatkan kelompok-kelompok militer sebagai tulang punggung negara
sekaligus penjaga kekuasaan para Sultan. Kondisi ini disebabkan keterlibatan
Turki Utsmani dalam Perang Suci dengan Bizantium (Houroni, 2004a: 44). Posisi
Turki Utsmani yang berbatasan langsung dengan wilayah kekuasaan Bizantium
yang beragama Kristen memaksa Turki Utsmani untuk memposisikan
Kelompok-kelompok militer sebagai kekuatan andalan bagi terselenggaranya pemerintahan.
Dengan demikian pembentukan korps-korps militer menjadi sangat penting dalam
menjaga eksistensi negara Turki Utsmani sekaligus menjaga batas wilayah yang
menjadi kekuasaan kaum Muslim dalam rangka Perang Suci dengan Imperium
Gambar 1.1
Peta Cikal Bakal Turki Utsmani (Sultanate Domination Of The Seljuk) yang berbatasan langsung dengan Bizantium (Byzantine Empire).
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Salib_Kedua, 5 Januari 2012; Tamim Ansary, 2010: 271
Sebelum abad ke-15 hak memerintah dipegang oleh sebuah kelompok
militer kavaleri yang diberikan posisi istimewa oleh Sultan. Namun Sultan
Utsmani merasakan bahaya keterpusatan kekuasaan pada satu kelompok militer,
sehingga untuk mengimbangi pasukan kavaleri yang beranggotakan orang-orang
Turki merdeka (bukan budak), dibentuk sebuah korps militer baru pada abad
ke-15 M dan ke-16 M, yang direkrut dari para budak (Houroni, 2004a: 42-43).
Para budak yang kemudian direkrut sebagai anggota Korps “baru”
Inkisyariyah, berasal dari wilayah Balkan atau Kaukasia yang mayoritas
bearagama Kristen yang dibeli atau direkrut menjadi anggota ketentaraan atau
sekolah-sekolah istana untuk kemudian dilakukan seleksi. Hasil seleksi dijadikan
Utsmani, dan prajurit Korps elite Inkisyariah (korps pengawal Sultan) (Houroni,
2004a: 43).
Terdapat dua pendapat mengenai awal mula program perekrutan
budak-Kristen yang disebut diusyarmah (decshirme) ini. Tamim Ansary menjelaskan
bahwa Inkisyariyah didirikan oleh Sultan Bayazid I (1389-1402) melalui program
yang disebut devshirme (diusyarmah). Program diusyarmah merupakan
pembinaan dan pengkaderan terhadap anak laki-laki Eropa Kristen yang diambil
untuk dibawa ke istana. Selanjutnya anak-anak Eropa Kristen tersebut dibesarkan
sebagai seorang muslim dan diberikan pelatihan militer (Ansary, 2010: 286).
Namun menurut Kamal Sa’id Habib (Habib, 2007: 412) penerapan sistem
diusyarmah dimulai pada masa Sultan Murad II (1421-1451).
Sebagai kelompok militer, Inkisyariyah diarahkan pada suatu kedisiplinan
dan kesetiaan yang tinggi. Albert Houroni (Houroni, 2004a: 42-43) menjelaskan
bahwa sejak awal pendaftaran, dilanjutkan dengan adaptasi dan masa pendidikan
yang dialami oleh para Inkisyariyah membuat mereka tidak lagi terikat oleh
ikatan-ikatan tertentu kecuali esprit de corps (jiwa korsa) profesional dengan
loyalitas yang ditujukan kepada kekuasaan sultan. Sejalan dengan itu Habib
(2007: 413) menjelaskan:
Lembaga istana dan tentara sendiri melakukan pembinaan anak-anak yang selanjutnya akan menjadi pemimpin administrasi, politik dan militer yang tunduk pada sultan. Benak mereka penuh dengan asas berbakti pada negara [...].
Pasukan Inkisyariyah selanjutnya menjadi pasukan andalan yang setia
Inkisyariyah mulai melakukan intervensi yang tidak semestinya terhadap masalah
kenegaraan di Utsmani. Bahkan Inkisyariyah memecat paksa dan membunuh
beberapa sultan yang berkuasa. Pembangkangan Inkisyariyah berlangsung hingga
masa-masa sultan selanjutnya (Ash-Shalabi, 2008: 454-456).
Di sisi lain sejak abad ke-15 lembaga kemiliteran Utsmani (termasuk
Inkisyariyah) dipengaruhi oleh sebuah tarekat sufi yang dikenal dengan nama
Bektasyiyah. Pada abad ke-16 pengaruh Tarekat Bektasyiyah terhadap
Inkisyariyah semakin menguat (Habib, 2007: 414-415). Tarekat Bektasyiyah
merupakan kelompok aliran tasawuf yang didirikan oleh Haji Bektasy dan
merupakan cabang dari Tarekat Yasuwiyah (Al-Taftazani, 2008: 303). Tarekat
Yasuwiyah merupakan suatu aliran tarekat cabang dari Tarikat Khajagan di
Turkistan. Tarekat ini didirikan oleh Ahmad Yasawi (Effendy, 2001: 458). Haji
Bektasy sebagai pendiri Tarekat Bektasyiyah datang ke Anatolia pada abad ke-13
dari Khurasan, Iran Timur Laut. Haji Bektash diutus oleh Ahmad Yasawi (pendiri
Tarekat Yasuwiyah) untuk tinggal di Anatolia. Haji Bektash bermukim di sebuah
desa dekat kota Kirsehir sekarang (Esposito, 2001a: 282; Schimmel, 2000: 431).
Menurut Habib (2007: 415) terdapat sebuah ikatan kuat antara
penyimpangan akidah kebatinan yang dimiliki Tarekat Bektasyiyah dengan
kerusakan Inkisyariyah. Inkisyariyah yang terkenal loyal terhadap para Sultan
Utsmani dan seringkali dikaitkan dengan kekuatan militer Utsmani berubah
menjadi sekelompok pembangkang yang selalu mengacaukan kekuasaan Sultan.
Pembangkangan korps Inkisyariyah terhadap para Sultan merupakan akibat dari
Selanjutnya Intervensi Korps Inkisyariyah terhadap kekuasaan para sultan
berakhir pada masa Sultan Mahmud II (1808-1839) dengan dipatahkannya
pemberontakan Inkisyariyah pada tahun 1826. Sultan Mahmud II berhasil
membubarkan korps Inkisyariyah sekaligus menutup tempat-tempat Tarekat
Bektasyiyah. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1826 dan terkenal dengan
sebutan “Waqi’ah Al-Khairiyah” (Habib, 2007: 414-415).
Berdasarkan penjelasan diatas peneliti berencana melakukan penelitian
mengenai “Hubungan Tarekat Bektasyiyah dengan Korps Inkisyariyah dan
Dampaknya terhadap Pemerintahan Sultan Mahmud II Antara Tahun 1808
hingga 1826 di Turki Utsmani”.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan pada bagian latar belakang masalah, terlihat
bahwa yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adanya hubungan antara
Tarekat Bektasyiyah dengan Korps Inkisyariyah yang kemudian berdampak pada
Pemerintahan Sultan Mahmud II di Turki Utsmani. Penelitian ini akan
menjelasakan terlebih dahulu hubungan antara Tarekat Bektasyiyah dengan Korps
Inkisyariyah yang dilanjutkan dengan membahas dampak yang ditimbulkannya
bagi pemerintahan Sultan Mahmud II.
Pada dasarnya pemerintahan Sultan Mahmud II di Turki Utsmani
berlangsung antara tahun 1808 hingga 1839. Namun pembatasan waktu dalam
Inkisyariyah dibubarkan dan Tarekat Bektasyiyah dinyatakan sebagai Tarekat
yang terlarang di Turki Utsmani.
Untuk lebih mengarahkan dan memfokuskan masalah yang akan diteliti
maka peneliti merumuskan permasalahan dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut :
1. Bagaimana sejarah hubungan yang terjalin antara Tarekat Bektasyiyah
terhadap Korps Inkisyariyah ?
2. Dampak apa yang ditimbulkan dari adanya hubungan yang terjalin antara
Tarekat Bektasyiyah dengan Korps Inkisyariyah pada masa Sultan Mahmud
II di Turki Utsmani?
3. Upaya apa saja yang dilakukan oleh Sultan Mahmud II dalam menghadapi
dampak buruk dari adanya hubungan Tarekat Bektasyiyah dengan Korps
Inkisyariyah ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini tidak hanya mengkaji sejarah dan dampak dari adanya
hubungan antara Tarekat Bektasyiyah dengan Korps Inkisyariyah, tetapi juga
membahas mengenai upaya Sultan Mahmud II dalam mengatasi permasalahan
yang timbul akibat adanya hubungan tersebut. Adapun tujuan yang ingin dicapai
oleh peneliti dalam penelitian ini ialah:
1. Memberikan gambaran yang jelas mengenai sejarah hubungan yang terjalin
2. Menjelaskan dampak yang ditimbulkan dari adanya pengaruh Tarekat
Bektasyiyah terhadap Korps Inkisyariyah pada masa Sultan Mahmud II di
Turki Utsmani.
3. Menyajikan informasi mengenai upaya Sultan Mahmud II dalam menghadapi
dampak yang timbul dari adanya pengaruh Tarekat Bektasyiyah terhadap
Korps Inkisyariyah.
D. Manfaat Penelitian
Sejarah dunia bukanlah daftar kronologis dari segala hal yang pernah
terjadi, tetapi merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa yang berpengaruh,
kemudian dipilih dan disusun untuk mengungkap garis lengkung yang
menentukan (Ansary, 2009: 15). Peristiwa sejarah sangat banyak terjadi, namun
belum semua peristiwa sejarah telah diteliti dan ditulis. Termasuk sejarah
mengenai “Hubungan antara Tarekat Bektasyiyah dengan Korps Inkisyariyah dan
Dampaknya terhadap Pemerintahan Sultan Mahmud II antara tahun 1808 hingga
1826 di Turki Utsmani” yang menjadi objek penelitian ini.
Penelitian ini sangat menarik karena tergolong baru dan belum banyak
diketahui. Penelitian sejarah terhadap objek yang masih langka selalu menjadi
perhatian pemerhati sejarah yang harus akan informasi yang terjadi pada masa
lalu. Penelitian ini memiliki beberapa manfaat yang dapat dirasakan tidak hanya
oleh peneliti tetapi juga oleh masyarakat yang ingin mengetahui informasi yang
terkait pembahasan skripsi ini. Beberapa manfaat tersebut antara lain :
1. Menambah karya tulis mengenai Korps Inkisyariyah (Janissary) yang dalam
2. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai aliran Tarekat Bektasyiyah
yang berkembang di Turki Utsmani.
3. Memberikan gambaran sejarah mengenai adanya hubungan antara Tarekat
Bektasyiyah terhadap Korps Inkisyariyah yang selama ini belum banyak
diketahui.
4. Memberikan informasi mengenai dampak yang ditimbulkan dari adanya
hubungan antara Tarekat Bekasyiyah terhadap Korps Inkisyariyah.
5. Memberikan gambaran mengenai upaya “problem solving” yang dilakukan
oleh Sultan Mahmud II atas dampak buruk yang timbul dalam menghadapi
dampak buruk dari adanya hubungan Tarekat Bektasyiyah dengan Korps
Inkisyariyah.
E. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, penjelasan judul, metode dan
teknik penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Kepustakaan yang menjelaskan penelitian-penelitian
terdahulu, teori-teori dan sumber-sumber yang dijadikan rujukan dalam
membahas dan menganalisis permasalahan mengenai Pengaruh Tarekat
Bektasyiyah terhadap Korps Inkisyariyah pada masa Sultan Mahmud II antara
BAB III Metodologi Penelitian yang berisi penjelasan mengenai
langkah-langkah penelitian yang dilakukan peneliti mulai dari tahap persiapan penelitian,
pelaksanaan penelitian sampai pada laporan hasil penelitian.
BAB IV Pembahasan mengenai Hubungan antara Tarekat Bektasyiyah
dengan Korps Inkisyariyah dan Dampaknya terhadap Pemerintahan Sultan
Mahmud II antara tahun 1808 hingga 1826 di Turki Utsmani. Secara spesifik
pembahasan dalam Bab ini akan difokuskan dalam menjawab pertanyaan
penelitian.
BAB V Kesimpulan yang akan menjelaskan secara singkat hasil temuan
peneliti dari pembahasan mengenai Hubungan antara Tarekat Bektasyiyah dengan
Kkorps Inkisyariyah dan Dampaknya terhadap Pemerintahan Sultan Mahmud II
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini merupakan penjelasan mengenai metode penelitian yang
digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps
Inkisyariyah Pada Masa Sultan Mahmud II antara tahun 1808 hingga 1826 di
pusat wilayah Turki Utsmani”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode historis atau metode sejarah dengan menggunakan studi literatur
sebagai teknik penelitiannya.
Metodologi sejarah merupakan penyesuaian dari kenyataan yang dihadapi
para peneliti sejarah. Fakta-fakta sejarah tidak tersedia begitu saja sehingga
seorang peneliti perlu melakukan upaya guna mendapatkan informasi mengenai
fakta-fakta sejarah. Namun di sisi lain, peneliti (subjek) sejarah tidak dapat secara
langsung menghubungi objek penelitiannya karena objek sejarah itu sudah
tenggelam dalam masa silam dan hanya dapat dihubungi melalui sumber-sumber
sejarah yang tersisa (tertinggal). Sumber-sumber sejarah merupakan bukti
(evidensi) yang menunjukkan adanya peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi pada
masa lampau (Ismaun, 2005: 39-41). Berdasarkan kenyataan tersebut maka
diperlukan metodologi sejarah guna melakukan penelitian sejarah.
Menurut Kuntowijoyo (2003: xix) metode sejarah ialah petunjuk
pelaksanaan dan petunjuk teknis tentang bahan, kritik, interpretasi, dan penyajian
suatu proses pengkajian, penjelasan, dan penganalisaan secara kritis terhadap
rekaman serta peninggalan masa lampau. Menurut Louis Gottschalk (1985: 32)
kegunaan metode historis (sejarah) ialah sebagai proses menguji dan menganalisis
secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. Helius Sjamsuddin (2007:
17) menggambarkan rangkaian metodologi sejarah melalui bagan berikut:
Heuristik Kritik
Internal
Historiografi
Penafsiran
(Interpretasi)
Penjelasan
(Eksplanasi)
Eksternal Penyajian
(Ekspose)
Tabel 3.1.
Metodologi Penelitian Sejarah dikutip dari Sjamsuddin, 2007: 17
Berdasarkan penjelasan dan bagan dapat disimpulkan bahwa tahapan
metodologi sejarah terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi.
Adapun penjelasan setiap tahapan metodologi penelitian yang penulis lakukan
dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:
1. Heuristik; yaitu suatu kegiatan mencari, menemukan dan mengumpulkan data dan fakta dari sumber sejarah. Pada tahap ini peneliti mencari dan
mengumpulkan literatur yang relevan dengan pokok permasalahan yang akan
dibahas. Sumber sejarah yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
[image:18.595.113.513.246.448.2]kabar, maupun situs internet, dan sumber-sumber lainnya. Selain sumber
tertulis penulis juga memanfaatkan sumber audio visual (video/film).
2. Kritik; yaitu penyeleksian sumber dengan cara menganalisis secara kritis sumber-sumber yang telah diperoleh. Kritik dilakukan agar diperoleh literatur
yang layak dijadikan sumber penelitian. Kritik yang dilakukan terdiri dari
kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal merupakan kritik “luar”
yang meliputi otentisitas (keaslian sumber) dan integritas (sifat tetap atau
tidak berubah) sedangkan kritik internal meliputi isi dari sumber yang penulis
lakukan dengan membandingkan semua sumber yang diperoleh. Semua
sumber dipilih melalui kritik eksternal dan internal sehingga diperoleh
fakta-fakta yang sesuai dengan permasalahan penelitian yang sedang dikaji.
3. Interpretasi; yaitu menafsirkan dan memberi makna secara logis dengan cara menghubungkan data-data yang diperoleh dari beberapa sumber. Penafsiran
atau interpretasi merupakan pencarian pengertian yang lebih luas tentang
fakta-fakta yang relevan yang telah dikumpulkan. Tahapan penafsiran
dilakukan dengan cara mengolah beberapa fakta yang telah dikritisi dan
merujuk kepada beberapa referensi. Selanjutnya data-data yang telah
ditafsirkan digunakan sebagai pokok pikiran dalam penyusunan skripsi.
4. Historiografi atau penulisan sejarah; yaitu kegiatan menyusun kesaksian (sumber) yang dapat dipercaya menjadi suatu deskripsi atau penyajian kisah
yang bermakna (Gottschalk, 1985: 18). Historiografi dilakukan dengan
kesatuan yang utuh dalam bentuk skripsi. Hasil penelitian disajikan kedalam
bentuk tulisan dengan tata bahasa yang baik dan benar.
Sejak penulisan sejarah dilakukan secara ilmiah, maka penulisan sejarah
mempergunakan metode sejarah. Prosedur kerja para sejarawan untuk melukiskan
kisah masa lalu atau sumber-sumber sejarah, terdiri atas: 1) Mencari jejak-jejak
masa lampau; 2) meneliti jejak-jejak tersebut secara kritis; 3) Berdasarkan
informasi yang diperoleh dari jejak-jejak tersebut berusaha membayangkan
bagaimana gambaran masa lampau; dan 4) menyampaikan hasil-hasil rekonstruksi
secara kritis dan imajinatif tentang masa lampau sehingga sesuai dengan
jejak-jejak tersebut atau imajinasi ilmiah (Isam’un, 2005: 32-34). Guna memastikan
imajinasi dalam merekonstruksi kisah sejarah dalam penelitian ini bersifat ilmiah,
maka peneliti menggunakan ilmu-ilmu sosial lain dalam menjelaskan kisah dari
penelitian ini.
Historiografi penelitian ini disertai dengan eksplanasi. Menurut
Kartodirdjo (dalam Tanto Sukardi, 2008: 93), Eksplanasi yaitu memberi
penjelasan kritis, sehingga rekonstruksi yang dihasilkan bersifat
deskriptif-analitis. Eksplanasi dapat dilakukan dengan bantuan konsep dan teori ilmu sosial
yang lain.
Eksplanasi penelitian ini akan dilakukan dengan bantuan ilmu-ilmu sosial
lain (selain ilmu sejarah). Pada dasarnya ilmu-ilmu bantu sejarah diperlukan sejak
penelitian masih mencapai tahap heuristik (tahap pencarian sumber sejarah)
hingga pada tahap interpretasi, historiografi dan eksplanasi. Helius Sjamsuddin
Dalam fase heuristik, selain mengumpulkan bahan-bahan […], sejarawan juga memerlukan sejumlah ilmu-ilmu bantu yang relevan dengan fokus-fokus penelitiannya, sejak dari sejarah yang paling purba sampai kepada yang paling mutakhir […]. Sebenarnya bahan-bahan ini (ilmu bantu sejarah, pen) diperlukan tidak saja pada fase heuristik tetapi juga ketika ia melakukan analisis dan sintesis terhadap semua fakta sejarah yang telah terkumpul. […]. Ilmu bantu mempunyai fungsi-fungsi penting yang digunakan oleh para sejarawan dalam membantu penelitian dan penulisan sejarah sehingga menjadikan sejarah sebagai suatu karya ilmiah (Sjamsuddin, 2007: 240-241).
Hasil penelitian (tahap historiografi) akan disajikan dalam bentuk laporan
penelitian tertulis dan akan disidangkan pada ujian skripsi. Sumber-sumber yang
relevan dengan penelitian ini penulis dapatkan dari berbagai perpustakaan baik
perpustakaan pribadi maupun perpustakaan umum. Peneliti juga mengakses situs
internet sebagai sumber pelengkap (tambahan).
Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan,
pelaksanaan penelitian, dan laporan penelitian.
A. Persiapan Penelitian
Pada tahapan ini penulis melakukan beberapa langkah sebelum melakukan
penelitian lebih lanjut. Langkah-langkah tersebut antara lain:
A.1. Penentuan dan Pengajuan Tema Penelitian
Tahapan ini merupakan langkah awal dalam memulai penelitian. Pada
tahap awal peneliti melakukan proses memilih dan menentukan topik penelitian.
Langkah selanjutnya, peneliti merumuskan masalah penelitian dan melakukan
pencarian sumber-sumber yang relevan dengan permasalahan yang akan dikaji.
Menurut Kuntowijoyo (2005: 91) pemilihan topik sebaiknya dipilih
berdasarkan kedekatan emosional dan kedekatan intelektual. Berdasarkan dua
topik penelitian bisa ditemukan atas dasar kegemaran tertentu atau pengenalan
yang lebih dekat tentang hal yang terjadi di sekitarnya atau pengalaman serta
keterkaitan peneliti dengan disiplin ilmu atau aktivitasnya dalam masyarakat.
Judul yang peneliti tentukan didasarkan pada keinginan untuk mengetahui
lebih jauh tentang pengaruh Tarekat Bektasyiyah terhadap Korps Inkisyariyah
pada masa Sultan Mahmud II sekitar tahun 1808 hingga tahun 1826 di Turki
Utsmani. Pemilihan tema penelitian ini diawali dengan pengkajian literatur yang
peneliti lakukan pada perpustakaan pribadi peneliti pada sekitar bulan September
hingga November 2010. Pada dasarnya koleksi perpustakaan pribadi peneliti
menyimpan berbagai buku sejarah dengan tema yang sangat beragam. Namun
peneliti sangat tertarik dengan pengkajian mengenai sejarah peradaban Islam
terutama pada masa kekhalifahan Turki Utsmani.
Peneliti mulai mencari pembahasan yang menarik dan belum banyak
dikaji yang ada disekitar periode kekuasaan Islam. Kemudian penulis menemukan
pembahasan mengenai adanya pengaruh Tarekat Bektasyiyah terhadap Korps
Inkisyariyah yang membuat korps Inkisyariyah melakukan pembangkangan
terhadap Sultan Mahmud II. Menurut peneliti hubungan antara Tarekat
Bektasyiyah dengan Korps Inkisyariyah merupakan pembahasan yang menarik
dan belum ada kajian (penelitian) khusus mengenai pembahasan tersebut.
Selain melakukan pencarian data tahap awal di perpustakaan pribadi,
peneliti juga melakukan pencarian data ke perpustakaan Universitas Pendidikan
Indonesia dan Perpustakaan Museum Konferensi Asia Afrika pada bulan
peneliti memutuskan untuk mengajukan rancangan judul penelitian kepada Tim
Pertimbangan Penelitian Skripsi (TPPS) yang secara khusus menangani masalah
penelitian skripsi di Jurusan Pendidikan Sejarah pada Fakultas Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial (FPIPS) di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Adapun
salah seorang Tim TPPS yang peneliti temui untuk mengajukan rancangan judul
penelitian ialah bapak Drs. Ayi Budi Santoso, M.Si.
Judul yang peneliti ajukan adalah Pengaruh Tarekat Bektasyiyah terhadap
Korps Inkisyariyah pada masa Sultan Mahmud II (1808-1826). Pengajuan judul
peneliti lakukan pada bulan November 2010. Setelah pengajuan judul disetujui
oleh TPPS, peneliti diperkenankan menyusun suatu rancangan penelitian dalam
bentuk proposal penelitian.
A.2. Penyusunan Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian merupakan kerangka dasar yang dijadikan acuan
dalam penyusunan laporan penelitian. Perencanaan penelitian pada intinya
merupakan beberapa petunjuk uang disusun secara logis dan sistematis. Peneliti
membuat rencana penelitian dalam bentuk proposal yang kemudian diajukan
kepada Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS). Setelah proposal penelitian
disetujui, kemudian peneliti mempresentasikan proposal penelitian dalam seminar
proposal yang dilaksanakan pada hari Jum’at 10 Desember 2010 di Laboratorium
Jurusan Pendidikan Sejarah gedung FPIPS UPI. Penetapan pengesahan penelitian
dilakukan melalui surat keputusan dari Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah dengan
penelitian ini yaitu Bapak Drs. Andi Suwirta M.Hum. sebagai pembimbing I dan
Bapak Encep Supriatna, S.Pd, M.Pd. sebagai pembimbing II.
Perencanaan penelitian memuat langkah-langkah yang akan dilakukan
dalam meneliti sebuah tema yang telah ditentukan, yaitu meliputi: (1) judul
penelitian, (2) latar belakang, (3) rumusan masalah, (4) tujuan penelitian, (5)
tinjauan kepustakaan, (6) metode dan teknik penelitian, (7) sistematika penelitian,
(8) daftar pustaka.
A.3. Proses Bimbingan
Proses bimbingan sangat diperlukan dalam penyusunan skripsi. Proses
bimbingan skripsi yang dijalankan oleh peneliti ialah atas bimbingan dosen
pembimbing I yaitu Drs. Andi Suwirta M.Hum. dan pembimbing II yaitu Encep
Supriatna, S.Pd, M.Pd. yang sesuai dengan ketetapan dalam seminar proposal.
Proses bimbingan dilakukan berdasarkan kesepakatan antara peneliti dan
pembimbing mengenai waktu pertemuan dan berbagai hal yang menyangkut
proses pengerjaan skripsi. Kesepakatan dilakukan agar terjalin komunikasi yang
baik antara peneliti dan pihak pembimbing berkenaan dengan permasalahan dalam
penyusunan skripsi. Setiap hasil penelitian diajukan pada pertemuan dengan
masing-masing pembimbing (I dan II) dan tercatat dalam lembar bimbingan.
Proses bimbingan yang peneliti lakukan dimulai pada tanggal 31 Januari
2011 untuk pembimbing I (Drs. Andi Suwirta M.Hum.) dan 14 April 2011 untuk
pembimbing II (Encep Supriatna, S.Pd, M.Pd.). Proses bimbingan skripsi
B. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan melalui tahapan yang sesuai dengan
metode penelitian yang digunakan yaitu metode sejarah (historis). Peneliti
menggunakan tahapan yang dijelaskan oleh Helius Sjamsuddin (2007: 85-155)
penelitian yang antara lain pengumpulan sumber (heuristik), kritik eksternal dan
kritik internal, penelitian dan interpretasi sejarah, serta historiografi .
Agar penelitian dapat dilaksanakan dengan sistematis, peneliti
menggunakan metode penelitian sejarah dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
B.1. Proses Pencarian Sumber (Heuristik)
Heuristik merupakan teknik mencari dan mengumpulkan sumber-sumber
sejarah. Sumber sejarah digunakan sebagai data sejarah dalam penyusunan
skripsi. Menurut Louis Gottschalk (1985: 35) sumber sejarah terbagi atas sumber
primer dan sumber sekunder. Sumber primer merupakan kesaksian dari seseorang
yang melihat langsung suatu peristiwa, sedangkan sumber sekunder merupakan
kesaksian dari seseorang yang tidak hadir pada peristiwa yang dikisahkannya.
Penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan sumber sejarah sekunder
yang pada penelitian ini berupa sumber tertulis atau kajian literatur yang ditulis
oleh para sejarawan yang tidak menyaksikan langsung peristiwa yang terjadi.
Peneliti melakukan pengumpulan sumber-sumber tertulis berupa buku-buku,
artikel dan hasil penelitian sebelumnya yang diperoleh dari berbagai tempat,
antara lain:
1) Perpustakaan pribadi peneliti, peneliti memperoleh data-data awal mengenai
Mahmud II. Data-data yang ada dalam perpustakaan pribadi peneliti berupa
informasi-informasi yang selintas (kurang detail) karena tidak ada buku yang
membahas Tarekat Bektasyiyah, Korps Inkisyariyah, ataupun pemerintahan
Sultan Mahmud II secara khusus dan terperinci. Pencarian sumber pada
perpustakaan pribadi dilakukan pada bulan September 2011 hingga Juli 2012.
2) Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), peneliti memperoleh
sejumlah buku mengenai tarekat dan tasawuf serta beberapa informasi
mengenai Korps Inkisyariyah yang terdapat dalam beberapa ensiklopedia.
Peneliti mencari informasi di perpustakaan UPI antara bulan November 2010
hingga April 2012.
3) Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Ushuluddin Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten. Di kedua
perpustakaan tersebut Peneliti mendapatkan sumber-sumber mengenai
keagamaan yang relevan dengan penelitian ini. Sumber-sumber yang peneliti
peroleh antara lain mengenai tasawuf, sufi dan tarekat. Muali dari pembahasan
hakikat, praktik (tariqah/ jalan/ metode) sufi atau tasawuf, hingga gerakan
(politik) tarekat (organisasi sufi/ tasawuf). Peneliti juga memperoleh
sumber-sumber mengenai sejarah Khilafah Utsmani. Pencarian sumber-sumber ke
Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Ushuluddin Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten dilakukan
sejak bulan Agustus 2011 hingga April 2012.
4) Perpustakaan Daerah Provinsi Banten, peneliti memperoleh sumber-sumber
antropologi (politik) serta sumber-sumber lain yang relevan guna menganalisis
peristiwa yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini. Proses heuristik di
Perpustakaan Daerah Provinsi Banten peneliti lakukan sejak bulan Agustus
2011 hingga bulan Juni 2012.
5) Sumber-sumber dari berbagai situs internet yang berupa E-jurnal (jurnal
elektronik) yang dikeluarkan oleh berbagai universitas dalam dan luar negeri,
E-book (buku elektronik) dan artikel. Selain itu penulis memanfaatkan sumber
audio visual (video) yang menggambarkan upacara Korps Inkisyariyah yang
menyebut nama Haji Bektasy sebagai semacam penghormatan. Sumber audio
visul penulis peroleh dari situs internet Youtube.
B.2. Kritik Intern dan Ekstern
Kritik seringkali disebut sebagai verifikasi (pengujian) sumber, yaitu
menguji kebenaran atau pembuktian bahwa sumber dan informasi yang disajikan
adalah benar. Fungsi kritik sumber bagi sejarawan serta kaitannya dengan tujuan
sejarawan adalah dalam rangka mencari kebenaran. Proses pencarian kebenaran
yang dilakukan sejarawan harus dapat membedakan antara sesuatu yang benar
dengan sesuatu yang tidak benar serta memperkirakan sesuatu yang mungkin
dengan sesuatu yang tidak mungkin (Sjamsuddin, 2007: 131).
Terdapat dua jenis kritik dalam penelitian sejarah, yaitu kritik eksternal
dan kritik internal. Kritik eksternal merupakan cara pengujian sumber terhadap
aspek-aspek luar dari sumber sejarah secara rinci. Sedangkan kritik internal lebih
menekankan pada aspek isi dari sumber yang bertujuan untuk memastikan
Kritik eksternal terhadap sumber tertulis peneliti lakukan dengan melihat
angka tahun penerbitan, tempat sumber tersebut dibuat, siapa yang membuat, dan
bentuk sumber yang digunakan. Sumber tertulis yang peneliti peroleh memiliki
angka tahun penerbitan yang beragam, mulai dari terbitan tahun 1983 hingga
terbitan tahun 2010. Buku-buku sumber yang peneliti gunakan ditulis oleh penulis
yang berasal dari berbagai bangsa, mulai dari bangsa di kawasan Eropa, bangsa
Arab (Timur Tengah), hingga penulis Indonesia. Kritik internal terhadap sumber
tertulis, penulis lakukan dengan membandingkan antara sumber tulisan yang satu
dengan yang lainnya. Apabila terdapat perbedaan maka peneliti akan lebih
mengutamakan penalaran pribadi atau memilih fakta yang paling banyak
disebutkan dalam sumber-sumber yang ada.
B.3. Penafsiran Data Hasil Penelitian (Interpretasi)
Pada tahapan interpretasi berbagai data dan fakta yang lepas satu sama lain
dirangkai dan dihubungkan sehingga memperoleh satu keselarasan yang
seimbang, sehingga peristiwa yang satu dimasukan ke dalam keseluruhan konteks
peristiwa atau kejadian yang lain yang melingkupinya (Ismaun, 2005: 131).
Beberapa fakta yang telah peneliti dapatkan kemudian disusun berdasarkan
permasalahan yang dibahas. Setelah itu penulis memberikan penafsiran terhadap
data-data yang diperoleh dan mengungkap maksud di balik fakta-fakta yang ada.
Selanjutnya fakta-fakta yang telah ditafsirkan (diinterpretasi) dihubungkan
sehingga terbentuk sebuah rekonstruksi yang utuh mengenai
terhadap buku-buku sumber dan artikel-artikel yang membahas permasalahan
yang relevan dengan kajian peneliti.
Dengan demikian, interpretasi yang peneliti lakukan ialah menafsirkan
keterangan dari berbagai literatur (buku dan artikel) berupa fakta sejarah yang
terkumpul dengan cara dirangkai dan dihubungkan sehingga tercipta penafsiran
sumber sejarah yang relevan dengan permasalahan. Pada penelitian ini fakta
sejarah mengenai pengaruh Tarekat Bektasyiyah terhadap Korps Inkisyariyah
pada masa Sultan Mahmud II (1808-1826) di Turki Utsmani yang telah terkumpul
disusun dan kemudian ditafsirkan sehingga menjadi sebuah rekonstruksi sejarah
yang diharapkan dapat memberikan penjelasan terhadap inti masalah dari
penelitian.
B.4. Proses Penulisan Laporan Penelitian (Historiografi)
Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam prosedur penelitian. Laporan
penelitian merupakan puncak dari suatu prosedur penelitian sejarah. Penulisan
sejarah (historiografi) dilakukan setelah melakukan tahap heuristik, kritik, dan
interpretasi. Louis Gottschalk menjelaskan bahwa:
…metode-metode itu akan dibahas di bawah empat pasal: 1) Pemilihan subjek untuk diselidiki; 2) Pengumpulan sumber-sumber informasi yang mungkin diperlukan untuk subjek tersebut; 3) Pengujian sumber-sumber tersebut untuk mengetahui sejati – tidaknya; 4) Pemetikan unsur-unsur yang dapat dipercaya daripada sumber (atau bagian dari sumber-sumber) yang terbukti sejati. Sintesa daripada sumber-sumber yang telah diperoleh secara itu adalah historiografi (Gottschalk, 1985: 34).
Seluruh hasil penelitian dituangkan dalam bentuk penulisan sejarah atau
harus berupaya mengerahkan kemampuan analitis kritisnya. Helius Sjamsuddin
menjelaskan sebagai berikut:
Ketika sejarawan memasuki tahap menulis, maka ia mengerahkan seluruh daya pikirannya, bukan saja keterampilan teknik penggunaan kutipan-kutipan dan catatan-catatan, tetapi yang terutama penggunaan pikiran-pikiran kritis analisisnya karena pada akhirnya ia harus menghasilkan suatu sintesis dari seluruh hasil penelitiannya atau penemuannya itu dalam suatu penulisan yang utuh yang disebut historiografi (Sjamsuddin, 2007: 156).
Hasil penelitian yang telah diperoleh disusun menjadi sebuah karya tulis
ilmiah berupa skripsi. Berdasarkan penjelasan Helius Sjamsuddin, penulis
berupaya untuk menyusun skripsi dengan melakukan analisis secara menyeluruh
terhadap berbagai aspek yang berkaitan dengan pengaruh Tarekat Bektasyiyah
terhadap Korps Inkisyariyah pada masa Sultan Mahmud II antara tahun 1808
hingga 1826 di pusat wilayah Turki Utsmani.
Historiografi yang peneliti lakukan didasarkan pada ketentuan akademik
yang telah ditentukan oleh pihak Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dengan
tidak mengenyampingkan kemampuan pribadi yang peneliti miliki. Skripsi ini
penulis bagi menjadi lima bab.
Bab I berisi pendahuluan yang didalamnya memuat latar belakang penulis
dalam melakukan penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metode dan teknik penelitian serta sistematika penulisan hasil penelitian.
Bab II tinjuan pustaka yang memaparkan hal-hal yang menjadi landasan
Bab III metodologi penelitian yang membahas mengenai proses-proses
penelitian yang penulis lakukan untuk mendapatkan data dan fakta yang akurat
dalam penulisan skripsi ini.
Bab IV pembahasan yang berisi uraian mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan seluruh hasil penelitian yang diperoleh.has permasalahan-permasalahan
yang telah dirumuskan.
Bab lima kesimpulan yang merupakan bagian akhir dari keseluruhan
skripsi yang didalamnya terdapat intisari pembahasan mengenai hubungan antara
Tarekat Bektasyiyah dengan Korps Inkisyariyah dan dampaknya terhadap
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
jawaban atas pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Hubungan antara Tarekat Bektasyiyah dengan Korps Inkisyariyah telah
berlangsung sejak masa-masa awal pembentukan Korps Inkisyariyah yaitu
pada masa Sultan Urkhan (berkuasa 1326-1360) dan hubungan ini
berlangsung hingga masa-masa sultan selanjutnya hingga masa Sultan
Mahmud II (berkuasa 1808-1839).
2. Pada dasarnya bentuk hubungan yang terjalin antara Tarekat Bektasyiyah
dengan Korps Inkisyariyah adalah hubungan spiritual, hal ini dibuktikan dari
aturan Korps Inkisyariyah yang mengharuskan anggotanya menganut Tarekat
Bektasyiyah. Selain itu dalam upacara Korps Inkisyariyah selalu menyebut
Syaikh Hunkar Haji Bektasy Veli sebagai penghormatan. Kondisi dimana Para
anggota Korps Inkisyariyah yang juga pengikut tarekat sufi Bektasyiyah inilah
yang membuat pemerintah Utsmani menuduh Tarekat Bektasyiyah terlibat
dalam berbagai pembangkangan yang dilakukan oleh Korps Inkisyariyah.
3. Hubungan Pengaruh Tarekat Bektasyiyah terhadap Korps Inkisyariyah ini
pada akhirnya berdampak pada rusaknya loyalitas Korps Inkisyariyah pada
Negara dan Sultan, karena ajaran Korps Inkisyariyah yang menyimpang dari
4. Guna menghadapi pembangkangan dan pemberontakan yang kerap kali
dilakukan oleh Korps Inkisyariyah bersama Tarekat Bektasyiyah maka Sultan
Mahmud II membubarkan Korps Inkisyariyah pada tahun 1826 sekaligus
melarang perkembangan Tarekat Bektasyiyah. Sebagai ganti Korps
Inkisyariyah sebagai pasukan elit di Turki Utsmani, Sultan Mahmud II
membentuk korps baru yang dinamakan Muallem Asakir-I Mansure-I
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, T (ed). (2002). Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Jilid 2. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve.
Abdurrahman, H. (2007). Islam Politik dan Spiritual. Bogor: Al-Azhar Press.
Al-Taftazani, A.W.A. (2008). Tasawuf Islam, Telaah Historis dan Perkembangannya. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Ansary, T. (2010). Dari Puncak Bagdad: Sejarah Dunia Versi Islam. Jakarta: Zaman.
Ash-Shalabi, A.M. (2008). Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah. Jakarta: Pustaka Al Kautsar.
Baldick, J. (2002). Islam Mistik. Jakarta: Serambi.
Chambert, H dan Guillot, C. (eds). (2007). Ziarah dan Wali di Dunia Islam. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.
Durkheim, E. (1991). Sosiologi dan Filsafat. Jakarta: Erlangga.
Effendy, M. (2001). Ensiklopedi Agama dan Filsafat Buku 6. Palembang: Universitas Sriwijaya.
Esposito, J.L. (2001a). Ensiklopedia Oxford Dunia Islam Modern Jilid 1. Bandung: Mizan.
__________. (2001b). Ensiklopedia Oxford Dunia Islam Modern Jilid 3. Bandung: Mizan.
Gottschalk, L. (1985). Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press.
Grunebaum, G.E.V. (Ed) (1983). Islam Kesatuan dalam Keragaman. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Habib, S.K. (2007). Kaum Monoritas dan Politik Negara Islam. Bogor: Pustaka Thariqul Izzah.
Hamka. (1961). Sejarah Umat Islam. Bukittinggi: N.V. Nusantara.
Iqbal, M. (2007). Fiqh Siyasah: Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Ismaun. (2005). Sejarah Sebagai Ilmu. Bandung: Historia Utama Press.
Karim, M.A. (2007). Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Kuntowijoyo. (2003). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya.
___________. (2005). Pengtantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.
Macridis, R.C & Brown, B.E. (1996). Perbandingan Politik. Jakarta: Erlangga.
Nasr, S.H. (2002). Tasawuf Dulu dan Sekarang. Jakarta: Pustaka Firdaus.
Nasution, H. (1996). Pembaharuan dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Jakarta: Bulan Bintang.
Nurudin, dkk. (2003). Agama Tradisional. Yogyakarta: LKIS.
Rahman, F. (1984). Islam. Bandung: Penerbit Pustaka.
Ridwan, M.D. (ed). (2001). Tradisi Baru Penelitian Agama Islam. Bandung: Nuansa.
Schimmel, A. (2000). Dimensi Mistik Dalam Islam. Jakarta: Pustaka Firdaus.
Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Zurcher, E.J. (2003). Sejarah Modern Turki. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Jurnal
Sukardi, T. (2008). “Gerakan Tareqat Akmaliyah Di Banyumas Jawa Tengah
Abad XIX” dalam Jurnal Historia Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas
Pendidikan Indonesia, Vol. IX, No. 2 (Desember). Halaman 87-102.
Susiyanto. (2006). “Solidaritas Sosial Cina Muslim dan Non-Muslim dan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya: Studi di Kota Bengkulu” dalam Jurnal
Penelitian Humaniora, Edisi Khusus, Juni 2006. Halaman 84-98.
Internet
Doja, A. (T.t). “A Political History of Bektashishm from Ottoman Anatolia to
Contemporary Turkey” in Journal of Church and State. Download from
jsc.oxford.org at Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung on June 27, 2011.
Gush, G. Rennaisance Warfare. [Online]. Tersedia: http://greatestbattles.iblogger.org/Renaissance/10&11_Turks.htm, 15 april 2012.
Hasan, F. The People ot the Cave. Al-Ahram Weekly, 7 -13 December 2000, Issue No.511. [Online] Tersedia: http://bektashiorder.com/the-people-of-the-cave, Serang: 15 april 2012.
Isthar. (2012). Cerita Akhir Janissari. [Online]. Tersedia: http://www.bluefame.com/index.php?showtopic=43388&st=40, 12 Juni 2011.
Wikipedia. Perang Salib Kedua. [Tersedia:
http:/id.wikipedia.org/wiki/Perang_Salib_Kedua]. Serang: 5 Januari 2012.
(tanpa nama). Haji Bektasy (Pendiri Tariqat Bektasyiyah). [Tersedia:
http://lubukgambir.wordpress.com/2011/12/26/haji-bektasy-pendiri-tariqat-bektasyiyah/]. Serang: 28 Desember 2011.
(tanpa nama). Syekh Ahamad Yasawi. [Tersedia: http://bataviase.co.id/node/465720]. Serang, 28 Desember 2011.
(tanpa nama). The Organization of the Bektashi Order. [Online] Tersedia: http://bektashiorder.com/organization-of-the-bektashi-order [Serang: 15 April 2012].
(tanpa nama). (2011). Janissari! Pasukan Elit Turki Tempo Dulu. [Online] Tersedia: http://www.bluefame.com/topic/43388-jannisari-pasukan-elit-turki-tempo-dulu/page__st__20 [Serang: 22 April 2012].
(tanpa nama). (tanpa tahun). Janissari / Yeniceri (Pasukan yang paling ditakuti di
Eropa Abad 15-16). [Tersedia:
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3855046]. Serang: 22 April 2012.
(tanpa nama). Lukisan Haji Bektasy. [Online]. Tersedia: http://www.hbektasveli.gazi.edu.tr/site/hbektasandolu.jpg] 17 Desember 2011.
(tanpa nama). Ottoman Troops of Mahmud II. [Online]. Tersedia: http://britishbattles.homestead.com/files/asia/mideast/turkey/ottomans/late _C19_ottoman_troops_of_Mahmud_II_op_640x523.jpg [Serang: 23 Desember 2011].
(tanpa nama). Lukisan Sultan Mahmud II. [Online]. Tersedia:
http://30.media.tumblr.com/tumblr_lha0avVhAg1qzl88to1_500.jpg, 23 Desember 2011.
Wikipedia. Military of the Ottoman Empire. [Online] Tersedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Military_of_the_Ottoman_Empire [Serang: 23 Mei 2012].
Wikipedia. Asakir-I Mansure-I Muhammediye. [Online] Tersedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Asakir-i_Mansure-i_Muhammediye. [Serang: 23 mei 2012].
Wikipedia. Alaedin Pasha. [Online]. Tersedia:
http://en.wikipedia.org/wiki/Alaeddin_Pasha. [25 Mei 2012].
Wikipedia. Mehmed Selim Pasha. [Online]. Tersedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Mehmed_Selim_Pasha [Serang: 25 mei 2012].
Wikipedia. Abraham Maslow. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Abraham_Maslow. [Bandung: 22 Juni 2011].
Wikipedia. Emile Durkheim. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/%C3%89mile_Durkheim. [Serang: 3 September 2011].
Wikipedia. The Familiy The Sultan Mahmud II. [Online] Tersedia: http://www.theottomans.org/english/family/mahmud2.asp, 22 april 2012.