• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN TAREKAT BEKTASYIYAH DENGAN KORPS INKISYARIYAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEMERINTAHAN SULTAN MAHMUD II ANTARA TAHUN 1808 HINGGA 1826 DI TURKI UTSMANI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN TAREKAT BEKTASYIYAH DENGAN KORPS INKISYARIYAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEMERINTAHAN SULTAN MAHMUD II ANTARA TAHUN 1808 HINGGA 1826 DI TURKI UTSMANI."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN TAREKAT BEKTASYIYAH DENGAN KORPS INKISYARIYAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEMERINTAHAN

SULTAN MAHMUD II ANTARA TAHUN 1808 HINGGA 1826 DI TURKI UTSMANI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Sejarah

Oleh

ADEN SUTIAPERMANA

0602386

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

HUBUNGAN TAREKAT BEKTASYIYAH DENGAN KORPS INKISYARIYAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEMERINTAHAN

SULTAN MAHMUD II ANTARA TAHUN 1808 HINGGA 1826 DI TURKI UTSMANI Oleh Aden Sutiapermana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Aden Sutiapermana 2012 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN TAREKAT BEKTASYIYAH DENGAN KORPS INKISYARIYAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEMERINTAHAN SULTAN MAHMUD II ANTARA TAHUN 1808 HINGGA 1826 DI TURKI

UTSMANI

Oleh:

Aden Sutiapermana 0602386

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Drs. Suwirta, M.Hum NIP. 19621009 199001 1 001

Pembimbing II

Encep Supriatna, S.Pd.,M.Pd. NIP. 19760105 200501 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Tujuan Peneliatian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Tarekat Bektasiyah ... 10

A.1. Sejarah Kemunculan dan Pendiri Tarekat Bektasiyah ... 10

A.2. Posisi Haji Bektasy dalam Tradisi Tarekat ... 17

A.3. Ajaran Tarekat Bektasyiyah ... 19

A.4. Struktur Organisasi Tarekat Bektasyiyah... 23

B. Korps Inkisyariyah ... 25

B.1. Sejarah Pembentukan Korps Inkisyariyah ... 25

B.2. Sistem Perekrutan Korps Inkisyariyah: Devshirme ... 29

B.3. Struktur Organisasi dan Peraturan dalam Korps Inkisyariyah .. 39

C. Kondisi Sosial Politik Sebelum Masa Sultan Mahmud II ... 47

BAB III METODE PENELITIAN ... 57

A. Persiapan Penelitian ... 61

A.1. Penentuan dan Pengajuan Tema Penelitian ... 61

A.2. Penyusunan dan Rancangan Penelitian ... 63

A.3. Proses Bimbingan ... 64

B. Pelaksanaan Penelitian ... 65

B.1. Proses Pencarian Sumber (Heuristik) ... 65

(5)

B.3. Penafsiran Data Hasil Penelitian ... 68

B.4. Proses Penulisan Hasil Penelitian (Historiografi) ... 69

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 72

A. Sejarah Hubungan yang Trejalin antara Tarekat Bektasyiyah dengan Korps Inkisyariyah ... 72

B. Bentuk Hubungan yang Terjalin antara Tarekat Bektasyiyah dengan Korps Inkisyariyah ... 76

C. Dampak Adanya Hubungan antara Tarekat Bekatsyiyah dengan Korps Inkisyariyah ... 84

D. Strategi Sultan Mahmud II dalam Menghadapi Tarekat Bektasyiyah dan Korps Inkisyariyah ... 86

BAB V KESIMPULAN ... 105

DAFTAR PUSTAKA ... 107

(6)

ABSTRAK

(7)

Kata Kunci: Tarekat Bektasyiyah, Korps Inkisyariyah, Khilafah Utsmani, Sultan

Mahmud II

ABSTRACT

This thesis entitled "Relationship between the Order Bekatsyiyah Inkisyariyah Corps and Its Impact on Government of Sultan Mahmud II between 1808 to 1826 in the Ottoman Empire". The main problems studied in this research is the relationship between the Order Bekatsyiyah Corps Inkisyariyah political conditions that impact on the future government of Sultan Mahmud II of the Ottoman Empire. The main problem is broken down into three research questions; 1) How does the history of the relationship between the Bektashi Order of the Corps Inkisyariyah ?; 2) What impact on the relationship that exists between the Bektashi Order Inkisyariyah Corps during Sultan Mahmud II of the Ottoman Empire? 3) What efforts are made by Sultan Mahmud II in the face of the adverse effects of their relationship with the Bektashi Order Inkisyariyah Corps ?. The aim of the study not only examines the history and impact of the relationship between the Bektashi Order with Inkisyariyah Corps, but also discusses the efforts of Sultan Mahmud II in overcoming the problems that arise from the relationship. Based on the research object associated with the past, the research method used is the historical method which consists of 1) heuristics (sourcing / data), 2) criticism (both in terms of critiquing sources external and internal), 3) interpretation (formulation views researcher on events that actually happened, based on sources that have been acquired and criticized), 4) historiography (the writing as a result of interpretation of research reports). In the interpretation phase of this study interpretati approach that uses historical approach with the help of other social sciences such as politics and religion. The results of this study indicate that the relationship between the Order Bekatsyiyah Inkisyariyah Corps already existed before the reign of Sultan Mahmud II, since the establishment Inkisyariyah Corps in the 14th century AD The relationship between the Corps Inkisyariyah Bektashi Order is a spiritual connection, but because of the strong bond the two are often considered to cooperate, especially when several times the Corps Inkisyariyah insubordination against the Sultan and the killing of some Sultan. Insurgency along Bektashi Order Inkisyariyah Corps continued until the time of Sultan Mahmud II, which at its peak in 1826 the Corps Inkisyariyah Bektashi Order was disbanded and declared illegal by the government of Sultan Mahmud II.

Keywords: The Bektashi Order, Inkisyariyah Corps, the Caliphate of the Ottoman

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya Khilafah Utsmani merupakan kelanjutan (ahli waris) dari

sejarah perkembangan politik Islam secara keseluruhan. Sejarah perpolitikan

Islam diawali sejak masa Rasulullah di Madinah dan dilanjutkan oleh

negara-negara Khilafah seperti Umayyah dan Abbasiyah yang selanjutnya berakhir di

tangan Turki Utsmani sendiri. Sistem kekuasaan dalam pemerintahan Turki

Utsmani dipegang oleh loyalitas yang terpusat pada sebuah keluarga (dinasti)

dengan ketaatan pada syariah (aturan) Islam sebagai landasan hukum yang utama

(Houroni, 2004a: 42).

Sejak awal pendiriannya Khilafah Utsmani merupakan negara militer yang

menempatkan kelompok-kelompok militer sebagai tulang punggung negara

sekaligus penjaga kekuasaan para Sultan. Kondisi ini disebabkan keterlibatan

Turki Utsmani dalam Perang Suci dengan Bizantium (Houroni, 2004a: 44). Posisi

Turki Utsmani yang berbatasan langsung dengan wilayah kekuasaan Bizantium

yang beragama Kristen memaksa Turki Utsmani untuk memposisikan

Kelompok-kelompok militer sebagai kekuatan andalan bagi terselenggaranya pemerintahan.

Dengan demikian pembentukan korps-korps militer menjadi sangat penting dalam

menjaga eksistensi negara Turki Utsmani sekaligus menjaga batas wilayah yang

menjadi kekuasaan kaum Muslim dalam rangka Perang Suci dengan Imperium

(9)
[image:9.595.121.504.111.369.2]

Gambar 1.1

Peta Cikal Bakal Turki Utsmani (Sultanate Domination Of The Seljuk) yang berbatasan langsung dengan Bizantium (Byzantine Empire).

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Salib_Kedua, 5 Januari 2012; Tamim Ansary, 2010: 271

Sebelum abad ke-15 hak memerintah dipegang oleh sebuah kelompok

militer kavaleri yang diberikan posisi istimewa oleh Sultan. Namun Sultan

Utsmani merasakan bahaya keterpusatan kekuasaan pada satu kelompok militer,

sehingga untuk mengimbangi pasukan kavaleri yang beranggotakan orang-orang

Turki merdeka (bukan budak), dibentuk sebuah korps militer baru pada abad

ke-15 M dan ke-16 M, yang direkrut dari para budak (Houroni, 2004a: 42-43).

Para budak yang kemudian direkrut sebagai anggota Korps “baru”

Inkisyariyah, berasal dari wilayah Balkan atau Kaukasia yang mayoritas

bearagama Kristen yang dibeli atau direkrut menjadi anggota ketentaraan atau

sekolah-sekolah istana untuk kemudian dilakukan seleksi. Hasil seleksi dijadikan

(10)

Utsmani, dan prajurit Korps elite Inkisyariah (korps pengawal Sultan) (Houroni,

2004a: 43).

Terdapat dua pendapat mengenai awal mula program perekrutan

budak-Kristen yang disebut diusyarmah (decshirme) ini. Tamim Ansary menjelaskan

bahwa Inkisyariyah didirikan oleh Sultan Bayazid I (1389-1402) melalui program

yang disebut devshirme (diusyarmah). Program diusyarmah merupakan

pembinaan dan pengkaderan terhadap anak laki-laki Eropa Kristen yang diambil

untuk dibawa ke istana. Selanjutnya anak-anak Eropa Kristen tersebut dibesarkan

sebagai seorang muslim dan diberikan pelatihan militer (Ansary, 2010: 286).

Namun menurut Kamal Sa’id Habib (Habib, 2007: 412) penerapan sistem

diusyarmah dimulai pada masa Sultan Murad II (1421-1451).

Sebagai kelompok militer, Inkisyariyah diarahkan pada suatu kedisiplinan

dan kesetiaan yang tinggi. Albert Houroni (Houroni, 2004a: 42-43) menjelaskan

bahwa sejak awal pendaftaran, dilanjutkan dengan adaptasi dan masa pendidikan

yang dialami oleh para Inkisyariyah membuat mereka tidak lagi terikat oleh

ikatan-ikatan tertentu kecuali esprit de corps (jiwa korsa) profesional dengan

loyalitas yang ditujukan kepada kekuasaan sultan. Sejalan dengan itu Habib

(2007: 413) menjelaskan:

Lembaga istana dan tentara sendiri melakukan pembinaan anak-anak yang selanjutnya akan menjadi pemimpin administrasi, politik dan militer yang tunduk pada sultan. Benak mereka penuh dengan asas berbakti pada negara [...].

Pasukan Inkisyariyah selanjutnya menjadi pasukan andalan yang setia

(11)

Inkisyariyah mulai melakukan intervensi yang tidak semestinya terhadap masalah

kenegaraan di Utsmani. Bahkan Inkisyariyah memecat paksa dan membunuh

beberapa sultan yang berkuasa. Pembangkangan Inkisyariyah berlangsung hingga

masa-masa sultan selanjutnya (Ash-Shalabi, 2008: 454-456).

Di sisi lain sejak abad ke-15 lembaga kemiliteran Utsmani (termasuk

Inkisyariyah) dipengaruhi oleh sebuah tarekat sufi yang dikenal dengan nama

Bektasyiyah. Pada abad ke-16 pengaruh Tarekat Bektasyiyah terhadap

Inkisyariyah semakin menguat (Habib, 2007: 414-415). Tarekat Bektasyiyah

merupakan kelompok aliran tasawuf yang didirikan oleh Haji Bektasy dan

merupakan cabang dari Tarekat Yasuwiyah (Al-Taftazani, 2008: 303). Tarekat

Yasuwiyah merupakan suatu aliran tarekat cabang dari Tarikat Khajagan di

Turkistan. Tarekat ini didirikan oleh Ahmad Yasawi (Effendy, 2001: 458). Haji

Bektasy sebagai pendiri Tarekat Bektasyiyah datang ke Anatolia pada abad ke-13

dari Khurasan, Iran Timur Laut. Haji Bektash diutus oleh Ahmad Yasawi (pendiri

Tarekat Yasuwiyah) untuk tinggal di Anatolia. Haji Bektash bermukim di sebuah

desa dekat kota Kirsehir sekarang (Esposito, 2001a: 282; Schimmel, 2000: 431).

Menurut Habib (2007: 415) terdapat sebuah ikatan kuat antara

penyimpangan akidah kebatinan yang dimiliki Tarekat Bektasyiyah dengan

kerusakan Inkisyariyah. Inkisyariyah yang terkenal loyal terhadap para Sultan

Utsmani dan seringkali dikaitkan dengan kekuatan militer Utsmani berubah

menjadi sekelompok pembangkang yang selalu mengacaukan kekuasaan Sultan.

Pembangkangan korps Inkisyariyah terhadap para Sultan merupakan akibat dari

(12)

Selanjutnya Intervensi Korps Inkisyariyah terhadap kekuasaan para sultan

berakhir pada masa Sultan Mahmud II (1808-1839) dengan dipatahkannya

pemberontakan Inkisyariyah pada tahun 1826. Sultan Mahmud II berhasil

membubarkan korps Inkisyariyah sekaligus menutup tempat-tempat Tarekat

Bektasyiyah. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1826 dan terkenal dengan

sebutan “Waqi’ah Al-Khairiyah” (Habib, 2007: 414-415).

Berdasarkan penjelasan diatas peneliti berencana melakukan penelitian

mengenai “Hubungan Tarekat Bektasyiyah dengan Korps Inkisyariyah dan

Dampaknya terhadap Pemerintahan Sultan Mahmud II Antara Tahun 1808

hingga 1826 di Turki Utsmani”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan pada bagian latar belakang masalah, terlihat

bahwa yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adanya hubungan antara

Tarekat Bektasyiyah dengan Korps Inkisyariyah yang kemudian berdampak pada

Pemerintahan Sultan Mahmud II di Turki Utsmani. Penelitian ini akan

menjelasakan terlebih dahulu hubungan antara Tarekat Bektasyiyah dengan Korps

Inkisyariyah yang dilanjutkan dengan membahas dampak yang ditimbulkannya

bagi pemerintahan Sultan Mahmud II.

Pada dasarnya pemerintahan Sultan Mahmud II di Turki Utsmani

berlangsung antara tahun 1808 hingga 1839. Namun pembatasan waktu dalam

(13)

Inkisyariyah dibubarkan dan Tarekat Bektasyiyah dinyatakan sebagai Tarekat

yang terlarang di Turki Utsmani.

Untuk lebih mengarahkan dan memfokuskan masalah yang akan diteliti

maka peneliti merumuskan permasalahan dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai

berikut :

1. Bagaimana sejarah hubungan yang terjalin antara Tarekat Bektasyiyah

terhadap Korps Inkisyariyah ?

2. Dampak apa yang ditimbulkan dari adanya hubungan yang terjalin antara

Tarekat Bektasyiyah dengan Korps Inkisyariyah pada masa Sultan Mahmud

II di Turki Utsmani?

3. Upaya apa saja yang dilakukan oleh Sultan Mahmud II dalam menghadapi

dampak buruk dari adanya hubungan Tarekat Bektasyiyah dengan Korps

Inkisyariyah ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini tidak hanya mengkaji sejarah dan dampak dari adanya

hubungan antara Tarekat Bektasyiyah dengan Korps Inkisyariyah, tetapi juga

membahas mengenai upaya Sultan Mahmud II dalam mengatasi permasalahan

yang timbul akibat adanya hubungan tersebut. Adapun tujuan yang ingin dicapai

oleh peneliti dalam penelitian ini ialah:

1. Memberikan gambaran yang jelas mengenai sejarah hubungan yang terjalin

(14)

2. Menjelaskan dampak yang ditimbulkan dari adanya pengaruh Tarekat

Bektasyiyah terhadap Korps Inkisyariyah pada masa Sultan Mahmud II di

Turki Utsmani.

3. Menyajikan informasi mengenai upaya Sultan Mahmud II dalam menghadapi

dampak yang timbul dari adanya pengaruh Tarekat Bektasyiyah terhadap

Korps Inkisyariyah.

D. Manfaat Penelitian

Sejarah dunia bukanlah daftar kronologis dari segala hal yang pernah

terjadi, tetapi merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa yang berpengaruh,

kemudian dipilih dan disusun untuk mengungkap garis lengkung yang

menentukan (Ansary, 2009: 15). Peristiwa sejarah sangat banyak terjadi, namun

belum semua peristiwa sejarah telah diteliti dan ditulis. Termasuk sejarah

mengenai “Hubungan antara Tarekat Bektasyiyah dengan Korps Inkisyariyah dan

Dampaknya terhadap Pemerintahan Sultan Mahmud II antara tahun 1808 hingga

1826 di Turki Utsmani” yang menjadi objek penelitian ini.

Penelitian ini sangat menarik karena tergolong baru dan belum banyak

diketahui. Penelitian sejarah terhadap objek yang masih langka selalu menjadi

perhatian pemerhati sejarah yang harus akan informasi yang terjadi pada masa

lalu. Penelitian ini memiliki beberapa manfaat yang dapat dirasakan tidak hanya

oleh peneliti tetapi juga oleh masyarakat yang ingin mengetahui informasi yang

terkait pembahasan skripsi ini. Beberapa manfaat tersebut antara lain :

1. Menambah karya tulis mengenai Korps Inkisyariyah (Janissary) yang dalam

(15)

2. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai aliran Tarekat Bektasyiyah

yang berkembang di Turki Utsmani.

3. Memberikan gambaran sejarah mengenai adanya hubungan antara Tarekat

Bektasyiyah terhadap Korps Inkisyariyah yang selama ini belum banyak

diketahui.

4. Memberikan informasi mengenai dampak yang ditimbulkan dari adanya

hubungan antara Tarekat Bekasyiyah terhadap Korps Inkisyariyah.

5. Memberikan gambaran mengenai upaya “problem solving” yang dilakukan

oleh Sultan Mahmud II atas dampak buruk yang timbul dalam menghadapi

dampak buruk dari adanya hubungan Tarekat Bektasyiyah dengan Korps

Inkisyariyah.

E. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, penjelasan judul, metode dan

teknik penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Kepustakaan yang menjelaskan penelitian-penelitian

terdahulu, teori-teori dan sumber-sumber yang dijadikan rujukan dalam

membahas dan menganalisis permasalahan mengenai Pengaruh Tarekat

Bektasyiyah terhadap Korps Inkisyariyah pada masa Sultan Mahmud II antara

(16)

BAB III Metodologi Penelitian yang berisi penjelasan mengenai

langkah-langkah penelitian yang dilakukan peneliti mulai dari tahap persiapan penelitian,

pelaksanaan penelitian sampai pada laporan hasil penelitian.

BAB IV Pembahasan mengenai Hubungan antara Tarekat Bektasyiyah

dengan Korps Inkisyariyah dan Dampaknya terhadap Pemerintahan Sultan

Mahmud II antara tahun 1808 hingga 1826 di Turki Utsmani. Secara spesifik

pembahasan dalam Bab ini akan difokuskan dalam menjawab pertanyaan

penelitian.

BAB V Kesimpulan yang akan menjelaskan secara singkat hasil temuan

peneliti dari pembahasan mengenai Hubungan antara Tarekat Bektasyiyah dengan

Kkorps Inkisyariyah dan Dampaknya terhadap Pemerintahan Sultan Mahmud II

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini merupakan penjelasan mengenai metode penelitian yang

digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan

skripsi yang berjudul “Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps

Inkisyariyah Pada Masa Sultan Mahmud II antara tahun 1808 hingga 1826 di

pusat wilayah Turki Utsmani”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode historis atau metode sejarah dengan menggunakan studi literatur

sebagai teknik penelitiannya.

Metodologi sejarah merupakan penyesuaian dari kenyataan yang dihadapi

para peneliti sejarah. Fakta-fakta sejarah tidak tersedia begitu saja sehingga

seorang peneliti perlu melakukan upaya guna mendapatkan informasi mengenai

fakta-fakta sejarah. Namun di sisi lain, peneliti (subjek) sejarah tidak dapat secara

langsung menghubungi objek penelitiannya karena objek sejarah itu sudah

tenggelam dalam masa silam dan hanya dapat dihubungi melalui sumber-sumber

sejarah yang tersisa (tertinggal). Sumber-sumber sejarah merupakan bukti

(evidensi) yang menunjukkan adanya peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi pada

masa lampau (Ismaun, 2005: 39-41). Berdasarkan kenyataan tersebut maka

diperlukan metodologi sejarah guna melakukan penelitian sejarah.

Menurut Kuntowijoyo (2003: xix) metode sejarah ialah petunjuk

pelaksanaan dan petunjuk teknis tentang bahan, kritik, interpretasi, dan penyajian

(18)

suatu proses pengkajian, penjelasan, dan penganalisaan secara kritis terhadap

rekaman serta peninggalan masa lampau. Menurut Louis Gottschalk (1985: 32)

kegunaan metode historis (sejarah) ialah sebagai proses menguji dan menganalisis

secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. Helius Sjamsuddin (2007:

17) menggambarkan rangkaian metodologi sejarah melalui bagan berikut:

Heuristik Kritik

Internal

Historiografi

Penafsiran

(Interpretasi)

Penjelasan

(Eksplanasi)

Eksternal Penyajian

(Ekspose)

Tabel 3.1.

Metodologi Penelitian Sejarah dikutip dari Sjamsuddin, 2007: 17

Berdasarkan penjelasan dan bagan dapat disimpulkan bahwa tahapan

metodologi sejarah terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi.

Adapun penjelasan setiap tahapan metodologi penelitian yang penulis lakukan

dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Heuristik; yaitu suatu kegiatan mencari, menemukan dan mengumpulkan data dan fakta dari sumber sejarah. Pada tahap ini peneliti mencari dan

mengumpulkan literatur yang relevan dengan pokok permasalahan yang akan

dibahas. Sumber sejarah yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

[image:18.595.113.513.246.448.2]
(19)

kabar, maupun situs internet, dan sumber-sumber lainnya. Selain sumber

tertulis penulis juga memanfaatkan sumber audio visual (video/film).

2. Kritik; yaitu penyeleksian sumber dengan cara menganalisis secara kritis sumber-sumber yang telah diperoleh. Kritik dilakukan agar diperoleh literatur

yang layak dijadikan sumber penelitian. Kritik yang dilakukan terdiri dari

kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal merupakan kritik “luar”

yang meliputi otentisitas (keaslian sumber) dan integritas (sifat tetap atau

tidak berubah) sedangkan kritik internal meliputi isi dari sumber yang penulis

lakukan dengan membandingkan semua sumber yang diperoleh. Semua

sumber dipilih melalui kritik eksternal dan internal sehingga diperoleh

fakta-fakta yang sesuai dengan permasalahan penelitian yang sedang dikaji.

3. Interpretasi; yaitu menafsirkan dan memberi makna secara logis dengan cara menghubungkan data-data yang diperoleh dari beberapa sumber. Penafsiran

atau interpretasi merupakan pencarian pengertian yang lebih luas tentang

fakta-fakta yang relevan yang telah dikumpulkan. Tahapan penafsiran

dilakukan dengan cara mengolah beberapa fakta yang telah dikritisi dan

merujuk kepada beberapa referensi. Selanjutnya data-data yang telah

ditafsirkan digunakan sebagai pokok pikiran dalam penyusunan skripsi.

4. Historiografi atau penulisan sejarah; yaitu kegiatan menyusun kesaksian (sumber) yang dapat dipercaya menjadi suatu deskripsi atau penyajian kisah

yang bermakna (Gottschalk, 1985: 18). Historiografi dilakukan dengan

(20)

kesatuan yang utuh dalam bentuk skripsi. Hasil penelitian disajikan kedalam

bentuk tulisan dengan tata bahasa yang baik dan benar.

Sejak penulisan sejarah dilakukan secara ilmiah, maka penulisan sejarah

mempergunakan metode sejarah. Prosedur kerja para sejarawan untuk melukiskan

kisah masa lalu atau sumber-sumber sejarah, terdiri atas: 1) Mencari jejak-jejak

masa lampau; 2) meneliti jejak-jejak tersebut secara kritis; 3) Berdasarkan

informasi yang diperoleh dari jejak-jejak tersebut berusaha membayangkan

bagaimana gambaran masa lampau; dan 4) menyampaikan hasil-hasil rekonstruksi

secara kritis dan imajinatif tentang masa lampau sehingga sesuai dengan

jejak-jejak tersebut atau imajinasi ilmiah (Isam’un, 2005: 32-34). Guna memastikan

imajinasi dalam merekonstruksi kisah sejarah dalam penelitian ini bersifat ilmiah,

maka peneliti menggunakan ilmu-ilmu sosial lain dalam menjelaskan kisah dari

penelitian ini.

Historiografi penelitian ini disertai dengan eksplanasi. Menurut

Kartodirdjo (dalam Tanto Sukardi, 2008: 93), Eksplanasi yaitu memberi

penjelasan kritis, sehingga rekonstruksi yang dihasilkan bersifat

deskriptif-analitis. Eksplanasi dapat dilakukan dengan bantuan konsep dan teori ilmu sosial

yang lain.

Eksplanasi penelitian ini akan dilakukan dengan bantuan ilmu-ilmu sosial

lain (selain ilmu sejarah). Pada dasarnya ilmu-ilmu bantu sejarah diperlukan sejak

penelitian masih mencapai tahap heuristik (tahap pencarian sumber sejarah)

hingga pada tahap interpretasi, historiografi dan eksplanasi. Helius Sjamsuddin

(21)

Dalam fase heuristik, selain mengumpulkan bahan-bahan […], sejarawan juga memerlukan sejumlah ilmu-ilmu bantu yang relevan dengan fokus-fokus penelitiannya, sejak dari sejarah yang paling purba sampai kepada yang paling mutakhir […]. Sebenarnya bahan-bahan ini (ilmu bantu sejarah, pen) diperlukan tidak saja pada fase heuristik tetapi juga ketika ia melakukan analisis dan sintesis terhadap semua fakta sejarah yang telah terkumpul. […]. Ilmu bantu mempunyai fungsi-fungsi penting yang digunakan oleh para sejarawan dalam membantu penelitian dan penulisan sejarah sehingga menjadikan sejarah sebagai suatu karya ilmiah (Sjamsuddin, 2007: 240-241).

Hasil penelitian (tahap historiografi) akan disajikan dalam bentuk laporan

penelitian tertulis dan akan disidangkan pada ujian skripsi. Sumber-sumber yang

relevan dengan penelitian ini penulis dapatkan dari berbagai perpustakaan baik

perpustakaan pribadi maupun perpustakaan umum. Peneliti juga mengakses situs

internet sebagai sumber pelengkap (tambahan).

Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan,

pelaksanaan penelitian, dan laporan penelitian.

A. Persiapan Penelitian

Pada tahapan ini penulis melakukan beberapa langkah sebelum melakukan

penelitian lebih lanjut. Langkah-langkah tersebut antara lain:

A.1. Penentuan dan Pengajuan Tema Penelitian

Tahapan ini merupakan langkah awal dalam memulai penelitian. Pada

tahap awal peneliti melakukan proses memilih dan menentukan topik penelitian.

Langkah selanjutnya, peneliti merumuskan masalah penelitian dan melakukan

pencarian sumber-sumber yang relevan dengan permasalahan yang akan dikaji.

Menurut Kuntowijoyo (2005: 91) pemilihan topik sebaiknya dipilih

berdasarkan kedekatan emosional dan kedekatan intelektual. Berdasarkan dua

(22)

topik penelitian bisa ditemukan atas dasar kegemaran tertentu atau pengenalan

yang lebih dekat tentang hal yang terjadi di sekitarnya atau pengalaman serta

keterkaitan peneliti dengan disiplin ilmu atau aktivitasnya dalam masyarakat.

Judul yang peneliti tentukan didasarkan pada keinginan untuk mengetahui

lebih jauh tentang pengaruh Tarekat Bektasyiyah terhadap Korps Inkisyariyah

pada masa Sultan Mahmud II sekitar tahun 1808 hingga tahun 1826 di Turki

Utsmani. Pemilihan tema penelitian ini diawali dengan pengkajian literatur yang

peneliti lakukan pada perpustakaan pribadi peneliti pada sekitar bulan September

hingga November 2010. Pada dasarnya koleksi perpustakaan pribadi peneliti

menyimpan berbagai buku sejarah dengan tema yang sangat beragam. Namun

peneliti sangat tertarik dengan pengkajian mengenai sejarah peradaban Islam

terutama pada masa kekhalifahan Turki Utsmani.

Peneliti mulai mencari pembahasan yang menarik dan belum banyak

dikaji yang ada disekitar periode kekuasaan Islam. Kemudian penulis menemukan

pembahasan mengenai adanya pengaruh Tarekat Bektasyiyah terhadap Korps

Inkisyariyah yang membuat korps Inkisyariyah melakukan pembangkangan

terhadap Sultan Mahmud II. Menurut peneliti hubungan antara Tarekat

Bektasyiyah dengan Korps Inkisyariyah merupakan pembahasan yang menarik

dan belum ada kajian (penelitian) khusus mengenai pembahasan tersebut.

Selain melakukan pencarian data tahap awal di perpustakaan pribadi,

peneliti juga melakukan pencarian data ke perpustakaan Universitas Pendidikan

Indonesia dan Perpustakaan Museum Konferensi Asia Afrika pada bulan

(23)

peneliti memutuskan untuk mengajukan rancangan judul penelitian kepada Tim

Pertimbangan Penelitian Skripsi (TPPS) yang secara khusus menangani masalah

penelitian skripsi di Jurusan Pendidikan Sejarah pada Fakultas Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial (FPIPS) di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Adapun

salah seorang Tim TPPS yang peneliti temui untuk mengajukan rancangan judul

penelitian ialah bapak Drs. Ayi Budi Santoso, M.Si.

Judul yang peneliti ajukan adalah Pengaruh Tarekat Bektasyiyah terhadap

Korps Inkisyariyah pada masa Sultan Mahmud II (1808-1826). Pengajuan judul

peneliti lakukan pada bulan November 2010. Setelah pengajuan judul disetujui

oleh TPPS, peneliti diperkenankan menyusun suatu rancangan penelitian dalam

bentuk proposal penelitian.

A.2. Penyusunan Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan kerangka dasar yang dijadikan acuan

dalam penyusunan laporan penelitian. Perencanaan penelitian pada intinya

merupakan beberapa petunjuk uang disusun secara logis dan sistematis. Peneliti

membuat rencana penelitian dalam bentuk proposal yang kemudian diajukan

kepada Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS). Setelah proposal penelitian

disetujui, kemudian peneliti mempresentasikan proposal penelitian dalam seminar

proposal yang dilaksanakan pada hari Jum’at 10 Desember 2010 di Laboratorium

Jurusan Pendidikan Sejarah gedung FPIPS UPI. Penetapan pengesahan penelitian

dilakukan melalui surat keputusan dari Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah dengan

(24)

penelitian ini yaitu Bapak Drs. Andi Suwirta M.Hum. sebagai pembimbing I dan

Bapak Encep Supriatna, S.Pd, M.Pd. sebagai pembimbing II.

Perencanaan penelitian memuat langkah-langkah yang akan dilakukan

dalam meneliti sebuah tema yang telah ditentukan, yaitu meliputi: (1) judul

penelitian, (2) latar belakang, (3) rumusan masalah, (4) tujuan penelitian, (5)

tinjauan kepustakaan, (6) metode dan teknik penelitian, (7) sistematika penelitian,

(8) daftar pustaka.

A.3. Proses Bimbingan

Proses bimbingan sangat diperlukan dalam penyusunan skripsi. Proses

bimbingan skripsi yang dijalankan oleh peneliti ialah atas bimbingan dosen

pembimbing I yaitu Drs. Andi Suwirta M.Hum. dan pembimbing II yaitu Encep

Supriatna, S.Pd, M.Pd. yang sesuai dengan ketetapan dalam seminar proposal.

Proses bimbingan dilakukan berdasarkan kesepakatan antara peneliti dan

pembimbing mengenai waktu pertemuan dan berbagai hal yang menyangkut

proses pengerjaan skripsi. Kesepakatan dilakukan agar terjalin komunikasi yang

baik antara peneliti dan pihak pembimbing berkenaan dengan permasalahan dalam

penyusunan skripsi. Setiap hasil penelitian diajukan pada pertemuan dengan

masing-masing pembimbing (I dan II) dan tercatat dalam lembar bimbingan.

Proses bimbingan yang peneliti lakukan dimulai pada tanggal 31 Januari

2011 untuk pembimbing I (Drs. Andi Suwirta M.Hum.) dan 14 April 2011 untuk

pembimbing II (Encep Supriatna, S.Pd, M.Pd.). Proses bimbingan skripsi

(25)

B. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan melalui tahapan yang sesuai dengan

metode penelitian yang digunakan yaitu metode sejarah (historis). Peneliti

menggunakan tahapan yang dijelaskan oleh Helius Sjamsuddin (2007: 85-155)

penelitian yang antara lain pengumpulan sumber (heuristik), kritik eksternal dan

kritik internal, penelitian dan interpretasi sejarah, serta historiografi .

Agar penelitian dapat dilaksanakan dengan sistematis, peneliti

menggunakan metode penelitian sejarah dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

B.1. Proses Pencarian Sumber (Heuristik)

Heuristik merupakan teknik mencari dan mengumpulkan sumber-sumber

sejarah. Sumber sejarah digunakan sebagai data sejarah dalam penyusunan

skripsi. Menurut Louis Gottschalk (1985: 35) sumber sejarah terbagi atas sumber

primer dan sumber sekunder. Sumber primer merupakan kesaksian dari seseorang

yang melihat langsung suatu peristiwa, sedangkan sumber sekunder merupakan

kesaksian dari seseorang yang tidak hadir pada peristiwa yang dikisahkannya.

Penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan sumber sejarah sekunder

yang pada penelitian ini berupa sumber tertulis atau kajian literatur yang ditulis

oleh para sejarawan yang tidak menyaksikan langsung peristiwa yang terjadi.

Peneliti melakukan pengumpulan sumber-sumber tertulis berupa buku-buku,

artikel dan hasil penelitian sebelumnya yang diperoleh dari berbagai tempat,

antara lain:

1) Perpustakaan pribadi peneliti, peneliti memperoleh data-data awal mengenai

(26)

Mahmud II. Data-data yang ada dalam perpustakaan pribadi peneliti berupa

informasi-informasi yang selintas (kurang detail) karena tidak ada buku yang

membahas Tarekat Bektasyiyah, Korps Inkisyariyah, ataupun pemerintahan

Sultan Mahmud II secara khusus dan terperinci. Pencarian sumber pada

perpustakaan pribadi dilakukan pada bulan September 2011 hingga Juli 2012.

2) Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), peneliti memperoleh

sejumlah buku mengenai tarekat dan tasawuf serta beberapa informasi

mengenai Korps Inkisyariyah yang terdapat dalam beberapa ensiklopedia.

Peneliti mencari informasi di perpustakaan UPI antara bulan November 2010

hingga April 2012.

3) Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Ushuluddin Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten. Di kedua

perpustakaan tersebut Peneliti mendapatkan sumber-sumber mengenai

keagamaan yang relevan dengan penelitian ini. Sumber-sumber yang peneliti

peroleh antara lain mengenai tasawuf, sufi dan tarekat. Muali dari pembahasan

hakikat, praktik (tariqah/ jalan/ metode) sufi atau tasawuf, hingga gerakan

(politik) tarekat (organisasi sufi/ tasawuf). Peneliti juga memperoleh

sumber-sumber mengenai sejarah Khilafah Utsmani. Pencarian sumber-sumber ke

Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Ushuluddin Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten dilakukan

sejak bulan Agustus 2011 hingga April 2012.

4) Perpustakaan Daerah Provinsi Banten, peneliti memperoleh sumber-sumber

(27)

antropologi (politik) serta sumber-sumber lain yang relevan guna menganalisis

peristiwa yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini. Proses heuristik di

Perpustakaan Daerah Provinsi Banten peneliti lakukan sejak bulan Agustus

2011 hingga bulan Juni 2012.

5) Sumber-sumber dari berbagai situs internet yang berupa E-jurnal (jurnal

elektronik) yang dikeluarkan oleh berbagai universitas dalam dan luar negeri,

E-book (buku elektronik) dan artikel. Selain itu penulis memanfaatkan sumber

audio visual (video) yang menggambarkan upacara Korps Inkisyariyah yang

menyebut nama Haji Bektasy sebagai semacam penghormatan. Sumber audio

visul penulis peroleh dari situs internet Youtube.

B.2. Kritik Intern dan Ekstern

Kritik seringkali disebut sebagai verifikasi (pengujian) sumber, yaitu

menguji kebenaran atau pembuktian bahwa sumber dan informasi yang disajikan

adalah benar. Fungsi kritik sumber bagi sejarawan serta kaitannya dengan tujuan

sejarawan adalah dalam rangka mencari kebenaran. Proses pencarian kebenaran

yang dilakukan sejarawan harus dapat membedakan antara sesuatu yang benar

dengan sesuatu yang tidak benar serta memperkirakan sesuatu yang mungkin

dengan sesuatu yang tidak mungkin (Sjamsuddin, 2007: 131).

Terdapat dua jenis kritik dalam penelitian sejarah, yaitu kritik eksternal

dan kritik internal. Kritik eksternal merupakan cara pengujian sumber terhadap

aspek-aspek luar dari sumber sejarah secara rinci. Sedangkan kritik internal lebih

menekankan pada aspek isi dari sumber yang bertujuan untuk memastikan

(28)

Kritik eksternal terhadap sumber tertulis peneliti lakukan dengan melihat

angka tahun penerbitan, tempat sumber tersebut dibuat, siapa yang membuat, dan

bentuk sumber yang digunakan. Sumber tertulis yang peneliti peroleh memiliki

angka tahun penerbitan yang beragam, mulai dari terbitan tahun 1983 hingga

terbitan tahun 2010. Buku-buku sumber yang peneliti gunakan ditulis oleh penulis

yang berasal dari berbagai bangsa, mulai dari bangsa di kawasan Eropa, bangsa

Arab (Timur Tengah), hingga penulis Indonesia. Kritik internal terhadap sumber

tertulis, penulis lakukan dengan membandingkan antara sumber tulisan yang satu

dengan yang lainnya. Apabila terdapat perbedaan maka peneliti akan lebih

mengutamakan penalaran pribadi atau memilih fakta yang paling banyak

disebutkan dalam sumber-sumber yang ada.

B.3. Penafsiran Data Hasil Penelitian (Interpretasi)

Pada tahapan interpretasi berbagai data dan fakta yang lepas satu sama lain

dirangkai dan dihubungkan sehingga memperoleh satu keselarasan yang

seimbang, sehingga peristiwa yang satu dimasukan ke dalam keseluruhan konteks

peristiwa atau kejadian yang lain yang melingkupinya (Ismaun, 2005: 131).

Beberapa fakta yang telah peneliti dapatkan kemudian disusun berdasarkan

permasalahan yang dibahas. Setelah itu penulis memberikan penafsiran terhadap

data-data yang diperoleh dan mengungkap maksud di balik fakta-fakta yang ada.

Selanjutnya fakta-fakta yang telah ditafsirkan (diinterpretasi) dihubungkan

sehingga terbentuk sebuah rekonstruksi yang utuh mengenai

(29)

terhadap buku-buku sumber dan artikel-artikel yang membahas permasalahan

yang relevan dengan kajian peneliti.

Dengan demikian, interpretasi yang peneliti lakukan ialah menafsirkan

keterangan dari berbagai literatur (buku dan artikel) berupa fakta sejarah yang

terkumpul dengan cara dirangkai dan dihubungkan sehingga tercipta penafsiran

sumber sejarah yang relevan dengan permasalahan. Pada penelitian ini fakta

sejarah mengenai pengaruh Tarekat Bektasyiyah terhadap Korps Inkisyariyah

pada masa Sultan Mahmud II (1808-1826) di Turki Utsmani yang telah terkumpul

disusun dan kemudian ditafsirkan sehingga menjadi sebuah rekonstruksi sejarah

yang diharapkan dapat memberikan penjelasan terhadap inti masalah dari

penelitian.

B.4. Proses Penulisan Laporan Penelitian (Historiografi)

Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam prosedur penelitian. Laporan

penelitian merupakan puncak dari suatu prosedur penelitian sejarah. Penulisan

sejarah (historiografi) dilakukan setelah melakukan tahap heuristik, kritik, dan

interpretasi. Louis Gottschalk menjelaskan bahwa:

…metode-metode itu akan dibahas di bawah empat pasal: 1) Pemilihan subjek untuk diselidiki; 2) Pengumpulan sumber-sumber informasi yang mungkin diperlukan untuk subjek tersebut; 3) Pengujian sumber-sumber tersebut untuk mengetahui sejati – tidaknya; 4) Pemetikan unsur-unsur yang dapat dipercaya daripada sumber (atau bagian dari sumber-sumber) yang terbukti sejati. Sintesa daripada sumber-sumber yang telah diperoleh secara itu adalah historiografi (Gottschalk, 1985: 34).

Seluruh hasil penelitian dituangkan dalam bentuk penulisan sejarah atau

(30)

harus berupaya mengerahkan kemampuan analitis kritisnya. Helius Sjamsuddin

menjelaskan sebagai berikut:

Ketika sejarawan memasuki tahap menulis, maka ia mengerahkan seluruh daya pikirannya, bukan saja keterampilan teknik penggunaan kutipan-kutipan dan catatan-catatan, tetapi yang terutama penggunaan pikiran-pikiran kritis analisisnya karena pada akhirnya ia harus menghasilkan suatu sintesis dari seluruh hasil penelitiannya atau penemuannya itu dalam suatu penulisan yang utuh yang disebut historiografi (Sjamsuddin, 2007: 156).

Hasil penelitian yang telah diperoleh disusun menjadi sebuah karya tulis

ilmiah berupa skripsi. Berdasarkan penjelasan Helius Sjamsuddin, penulis

berupaya untuk menyusun skripsi dengan melakukan analisis secara menyeluruh

terhadap berbagai aspek yang berkaitan dengan pengaruh Tarekat Bektasyiyah

terhadap Korps Inkisyariyah pada masa Sultan Mahmud II antara tahun 1808

hingga 1826 di pusat wilayah Turki Utsmani.

Historiografi yang peneliti lakukan didasarkan pada ketentuan akademik

yang telah ditentukan oleh pihak Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dengan

tidak mengenyampingkan kemampuan pribadi yang peneliti miliki. Skripsi ini

penulis bagi menjadi lima bab.

Bab I berisi pendahuluan yang didalamnya memuat latar belakang penulis

dalam melakukan penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metode dan teknik penelitian serta sistematika penulisan hasil penelitian.

Bab II tinjuan pustaka yang memaparkan hal-hal yang menjadi landasan

(31)

Bab III metodologi penelitian yang membahas mengenai proses-proses

penelitian yang penulis lakukan untuk mendapatkan data dan fakta yang akurat

dalam penulisan skripsi ini.

Bab IV pembahasan yang berisi uraian mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan seluruh hasil penelitian yang diperoleh.has permasalahan-permasalahan

yang telah dirumuskan.

Bab lima kesimpulan yang merupakan bagian akhir dari keseluruhan

skripsi yang didalamnya terdapat intisari pembahasan mengenai hubungan antara

Tarekat Bektasyiyah dengan Korps Inkisyariyah dan dampaknya terhadap

(32)

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

jawaban atas pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Hubungan antara Tarekat Bektasyiyah dengan Korps Inkisyariyah telah

berlangsung sejak masa-masa awal pembentukan Korps Inkisyariyah yaitu

pada masa Sultan Urkhan (berkuasa 1326-1360) dan hubungan ini

berlangsung hingga masa-masa sultan selanjutnya hingga masa Sultan

Mahmud II (berkuasa 1808-1839).

2. Pada dasarnya bentuk hubungan yang terjalin antara Tarekat Bektasyiyah

dengan Korps Inkisyariyah adalah hubungan spiritual, hal ini dibuktikan dari

aturan Korps Inkisyariyah yang mengharuskan anggotanya menganut Tarekat

Bektasyiyah. Selain itu dalam upacara Korps Inkisyariyah selalu menyebut

Syaikh Hunkar Haji Bektasy Veli sebagai penghormatan. Kondisi dimana Para

anggota Korps Inkisyariyah yang juga pengikut tarekat sufi Bektasyiyah inilah

yang membuat pemerintah Utsmani menuduh Tarekat Bektasyiyah terlibat

dalam berbagai pembangkangan yang dilakukan oleh Korps Inkisyariyah.

3. Hubungan Pengaruh Tarekat Bektasyiyah terhadap Korps Inkisyariyah ini

pada akhirnya berdampak pada rusaknya loyalitas Korps Inkisyariyah pada

Negara dan Sultan, karena ajaran Korps Inkisyariyah yang menyimpang dari

(33)

4. Guna menghadapi pembangkangan dan pemberontakan yang kerap kali

dilakukan oleh Korps Inkisyariyah bersama Tarekat Bektasyiyah maka Sultan

Mahmud II membubarkan Korps Inkisyariyah pada tahun 1826 sekaligus

melarang perkembangan Tarekat Bektasyiyah. Sebagai ganti Korps

Inkisyariyah sebagai pasukan elit di Turki Utsmani, Sultan Mahmud II

membentuk korps baru yang dinamakan Muallem Asakir-I Mansure-I

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, T (ed). (2002). Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Jilid 2. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve.

Abdurrahman, H. (2007). Islam Politik dan Spiritual. Bogor: Al-Azhar Press.

Al-Taftazani, A.W.A. (2008). Tasawuf Islam, Telaah Historis dan Perkembangannya. Jakarta: Gaya Media Pratama.

Ansary, T. (2010). Dari Puncak Bagdad: Sejarah Dunia Versi Islam. Jakarta: Zaman.

Ash-Shalabi, A.M. (2008). Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah. Jakarta: Pustaka Al Kautsar.

Baldick, J. (2002). Islam Mistik. Jakarta: Serambi.

Chambert, H dan Guillot, C. (eds). (2007). Ziarah dan Wali di Dunia Islam. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.

Durkheim, E. (1991). Sosiologi dan Filsafat. Jakarta: Erlangga.

Effendy, M. (2001). Ensiklopedi Agama dan Filsafat Buku 6. Palembang: Universitas Sriwijaya.

Esposito, J.L. (2001a). Ensiklopedia Oxford Dunia Islam Modern Jilid 1. Bandung: Mizan.

__________. (2001b). Ensiklopedia Oxford Dunia Islam Modern Jilid 3. Bandung: Mizan.

Gottschalk, L. (1985). Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press.

Grunebaum, G.E.V. (Ed) (1983). Islam Kesatuan dalam Keragaman. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Habib, S.K. (2007). Kaum Monoritas dan Politik Negara Islam. Bogor: Pustaka Thariqul Izzah.

Hamka. (1961). Sejarah Umat Islam. Bukittinggi: N.V. Nusantara.

(35)

Iqbal, M. (2007). Fiqh Siyasah: Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama.

Ismaun. (2005). Sejarah Sebagai Ilmu. Bandung: Historia Utama Press.

Karim, M.A. (2007). Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.

Kuntowijoyo. (2003). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya.

___________. (2005). Pengtantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.

Macridis, R.C & Brown, B.E. (1996). Perbandingan Politik. Jakarta: Erlangga.

Nasr, S.H. (2002). Tasawuf Dulu dan Sekarang. Jakarta: Pustaka Firdaus.

Nasution, H. (1996). Pembaharuan dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Jakarta: Bulan Bintang.

Nurudin, dkk. (2003). Agama Tradisional. Yogyakarta: LKIS.

Rahman, F. (1984). Islam. Bandung: Penerbit Pustaka.

Ridwan, M.D. (ed). (2001). Tradisi Baru Penelitian Agama Islam. Bandung: Nuansa.

Schimmel, A. (2000). Dimensi Mistik Dalam Islam. Jakarta: Pustaka Firdaus.

Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Zurcher, E.J. (2003). Sejarah Modern Turki. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Jurnal

Sukardi, T. (2008). “Gerakan Tareqat Akmaliyah Di Banyumas Jawa Tengah

Abad XIX” dalam Jurnal Historia Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas

Pendidikan Indonesia, Vol. IX, No. 2 (Desember). Halaman 87-102.

Susiyanto. (2006). “Solidaritas Sosial Cina Muslim dan Non-Muslim dan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya: Studi di Kota Bengkulu” dalam Jurnal

Penelitian Humaniora, Edisi Khusus, Juni 2006. Halaman 84-98.

(36)

Internet

Doja, A. (T.t). “A Political History of Bektashishm from Ottoman Anatolia to

Contemporary Turkey” in Journal of Church and State. Download from

jsc.oxford.org at Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung on June 27, 2011.

Gush, G. Rennaisance Warfare. [Online]. Tersedia: http://greatestbattles.iblogger.org/Renaissance/10&11_Turks.htm, 15 april 2012.

Hasan, F. The People ot the Cave. Al-Ahram Weekly, 7 -13 December 2000, Issue No.511. [Online] Tersedia: http://bektashiorder.com/the-people-of-the-cave, Serang: 15 april 2012.

Isthar. (2012). Cerita Akhir Janissari. [Online]. Tersedia: http://www.bluefame.com/index.php?showtopic=43388&st=40, 12 Juni 2011.

Wikipedia. Perang Salib Kedua. [Tersedia:

http:/id.wikipedia.org/wiki/Perang_Salib_Kedua]. Serang: 5 Januari 2012.

(tanpa nama). Haji Bektasy (Pendiri Tariqat Bektasyiyah). [Tersedia:

http://lubukgambir.wordpress.com/2011/12/26/haji-bektasy-pendiri-tariqat-bektasyiyah/]. Serang: 28 Desember 2011.

(tanpa nama). Syekh Ahamad Yasawi. [Tersedia: http://bataviase.co.id/node/465720]. Serang, 28 Desember 2011.

(tanpa nama). The Organization of the Bektashi Order. [Online] Tersedia: http://bektashiorder.com/organization-of-the-bektashi-order [Serang: 15 April 2012].

(tanpa nama). (2011). Janissari! Pasukan Elit Turki Tempo Dulu. [Online] Tersedia: http://www.bluefame.com/topic/43388-jannisari-pasukan-elit-turki-tempo-dulu/page__st__20 [Serang: 22 April 2012].

(tanpa nama). (tanpa tahun). Janissari / Yeniceri (Pasukan yang paling ditakuti di

Eropa Abad 15-16). [Tersedia:

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3855046]. Serang: 22 April 2012.

(37)

(tanpa nama). Lukisan Haji Bektasy. [Online]. Tersedia: http://www.hbektasveli.gazi.edu.tr/site/hbektasandolu.jpg] 17 Desember 2011.

(tanpa nama). Ottoman Troops of Mahmud II. [Online]. Tersedia: http://britishbattles.homestead.com/files/asia/mideast/turkey/ottomans/late _C19_ottoman_troops_of_Mahmud_II_op_640x523.jpg [Serang: 23 Desember 2011].

(tanpa nama). Lukisan Sultan Mahmud II. [Online]. Tersedia:

http://30.media.tumblr.com/tumblr_lha0avVhAg1qzl88to1_500.jpg, 23 Desember 2011.

Wikipedia. Military of the Ottoman Empire. [Online] Tersedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Military_of_the_Ottoman_Empire [Serang: 23 Mei 2012].

Wikipedia. Asakir-I Mansure-I Muhammediye. [Online] Tersedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Asakir-i_Mansure-i_Muhammediye. [Serang: 23 mei 2012].

Wikipedia. Alaedin Pasha. [Online]. Tersedia:

http://en.wikipedia.org/wiki/Alaeddin_Pasha. [25 Mei 2012].

Wikipedia. Mehmed Selim Pasha. [Online]. Tersedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Mehmed_Selim_Pasha [Serang: 25 mei 2012].

Wikipedia. Abraham Maslow. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Abraham_Maslow. [Bandung: 22 Juni 2011].

Wikipedia. Emile Durkheim. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/%C3%89mile_Durkheim. [Serang: 3 September 2011].

Wikipedia. The Familiy The Sultan Mahmud II. [Online] Tersedia: http://www.theottomans.org/english/family/mahmud2.asp, 22 april 2012.

Video

Gambar

Gambar 1.1 Peta Cikal Bakal Turki Utsmani (Sultanate Domination Of The Seljuk) yang berbatasan
Tabel 3.1.  Metodologi Penelitian Sejarah dikutip dari Sjamsuddin, 2007: 17

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Andesta Mandiri Indonesia Pekanbaru dinilai belum memuaskan karna masih banyak faktor ± faktor yang harus ditingkatkan lagi oleh perusahaan, hal ini berkaitan

Hasil pengamatan berupa pertumbuhan dan hasil panen tanaman sawi menunjukkan bahwa setelah dilakukan analisis ragam ternyata pemberian pupuk organik PETROGANIK

Kerusakan lahan pertanian oleh abu volkan di Kecamatan Selo berjarak 2,9 km dari puncak Gunung Merapi dengan ketebalan abu 2-3 cm, sehingga tanaman pangan (jagung),

Menu Input Aktifitas menginput yang dapat dilakukan dengan cara memilih tanggal pada kalender (Untuk menginput tanggal mundur selamat tujuh hari) kemudian system

Hasil yang sama dilaporkan beberapa peneliti, antara lain Curtobacterium flaccumfaciens meningkatkan ketahanan jeruk terhadap Xylella fastidiosa (Araujo et al. 2002),

Data Hasil Belajar Siswa Tentang Penggunaan Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Matematika Sebagai Upaya Peningkatan Penguasaan Konsep Operasi Hitung

Sumberdaya di wilayah pesisir terdiri dari sumber daya alam yang dapat. pulih dan sumber daya alam yang tidak