• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL MEMANAH JARAK 30 METER DIKAITKAN DENGAN ANTROPOMETRI, KEKUATAN OTOT LENGAN, DAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN: studi deskriptif terhadap atlet pplp panahan jawa barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HASIL MEMANAH JARAK 30 METER DIKAITKAN DENGAN ANTROPOMETRI, KEKUATAN OTOT LENGAN, DAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN: studi deskriptif terhadap atlet pplp panahan jawa barat."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat) SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Kepelatihan

Oleh :

YOFI YUSUF NURDIN 0705211

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

DIKAITKAN DENGAN ANTROPOMETRI, KEKUATAN OTOT LENGAN, DAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN

(Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)

Oleh

Yofi Yusuf Nurdin NIM. 0705211

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Yofi Yusuf Nurdin 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang.

(3)

ABSTRAK... i G. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Hakikat Olahraga Panahan... 8

1. Karakteristik Olahraga Panahan... 8 2. Tekhnik Dasar Olahraga Panahan...

a. Stance(sikap berdiri)……….

b. Nocking(memasang ekor panah)………..

(4)

Yofi Yusuf Nurdin, 2014

Hasil Memanah Jarak 30 Meter

Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Anatomi Dalam Olahraga Panahan……….. 4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dalam Olahraga

Panahan..……… 4. Hubungan Antropometri Terhadap OLahraga Panahan…… Kerangka Berfikir……… 1. Hubungan antropometri tubh dengan hasil memanah jarak 30 meter………. 2. Hubungan kekuatan otot lengan dengan hasil memanah jarak 30 meter……… 3. Hubungan dayatahan otot lengan dengan hasil memanah jarak 30 meter……… BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian... 38

B. Populasi dan Sampel... 1. Populasi………..

D. Instrumen Penelitian... 41

E. Tempat dan Waktu Pengambilan Data ... 46

F. Prosedur Pengolahan Data... 46

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan dan Analsis Data... 51

B. Diskusi Penemuan... 55

(5)
(6)

Yofi Yusuf Nurdin, 2014

Hasil Memanah Jarak 30 Meter

Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

HASIL MEMANAH JARAK 30 METER DIKAITKAN DENGAN ANTROPOMETRI, KEKUATAN OTOT LENGAN, DAN DAYA TAHAN

OTOT LENGAN Pembimbing: 1. Dr. Hj. Nina Sutresna, M.Pd

2. Drs. Basiran, M.Pd

*Yofi Yusuf Nurdin 2014

(7)
(8)

Yofi Yusuf Nurdin, 2014

Hasil Memanah Jarak 30 Meter

Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga panahan merupakan salah satu cabang olahraga yang menuntut

atletnya untuk memiliki kemampuan konsentrasi lebih dibandingkan dengan

cabang olahraga lainnya. Dalam cabang olahraga ini, seorang atlet harus mampu

mengalahkan dirinya sendiri untuk mencapai prestasi yang optimal dan juga

olahraga panahan meupakan salah satu cabang olahraga individu yang menuntut

seseorang memahami serta menguasai betul karakteristik teknik-teknik dasar

panahan juga alat-alat yang digunakannya.

Teknik-teknik dasar dalam cabang olahraga panahan merupakan bagian

yang sangat fundamental dan saling berkaitan dengan faktor lainnya seperti fisk

dan mental. Ada beberapa pendapat mengenai teknik dasar panahan, yang pertama

oleh Harsono (2004: 24) yang mengungkapkan ada sembilan teknik dasar panahan

yang harus dilakukan oleh seorang pemanah, yaitu :

stand (cara berdiri), nocking (memasang ekor panah), extend (mengangkat lengan), drawing (menarik tali busur), anchoring (menjangkarkan tali penarik), tighten (menahan sikap memanah), aiming (membidik), release

(melepas tali/panah) dan after hold (menahan sikap memanah).

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa dalam olahraga panahan terdapat 9

teknik dasar, kesembilan teknik dasar tersebut harus di lakukan dengan benar oleh

seorang pemanah. Secara lebih komprehensif Lee (2005: 45) menjelaskan bahwa

terdapat 12 fase teknik dalam panahan yakni: “stance, nocking the arrow, hooking

dan gripping the bow, mindset, set up, drawing, anchoring, loading/transfer to

holding, aiming and expansion, release, follow-through, dan feed back.”

Untuk dapat berprestasi dalam cabang olahraga konsentrasi ini seorang atlet

dipersyaratkan memiliki beberapa modal dasar, antara lain antropometri,

kemampuan fisik, taktik, serta mental yang baik. Cabang olahraga inipun,

dipengaruhi oleh pendukung lain yaitu terkait dengan peralatan yang di gunakan.

(9)

berpengaruh terhadap tinggi rendahnya prestasi yang dicapai oleh seorang

pemanah. Misalnya untuk tarikan lengan yang pendek, maka anak panah yang

dipakaipun akan pendek pula dan memakai busur yang ukuran pendek pula

sehingga terjadi kesesuaian antara panjang tarikan dengan busur yang dipakai.

Serta kesesuaian jenis atau seri anak panah dengan berat tarikan busur.

Komponen fisik yang mempengaruhi kemampuan atlet dalam melakukan

tekhnik gerakan antara lain, kekuatan otot lengan, daya tahan otot lengan,

kekuatan otot tungkai, daya tahan otot tungkai, dan fleksibilitas. Diantara begitu

banyak komponen fisik yang mempengaruhi atlet panahan, maka kekuatan otot

lengan dan daya tahan otot lengan menurut analisis penulis dengan mengacu

kepada gerakan yang dilakukan oleh pemanah, kekuatan otot lengan akan sangat

dibutuhkan pada saat pemanah melakukan drawing (menarik tali busur) dan daya

tahan otot lengan akan sangat dibutuhkan pada saat pemanah melakukan tarikan

dan menahan busur sampai melepaskan anak panah berulang-ulang kali, karena

dalam olahraga panahan seorang pemanah dituntut untuk melepaskan anak panah

sampai 144 anak panah pada satu hari kejuaraan. Dan itu akan membutuhkan

kekuatan otot lengan dan daya tahan otot lengan yang baik guna menunjang

teknik yang sudah dimiliki untuk mencapai skor tertinggi. Seperti yang

diungkapkan oleh Harsono (2004: 65):

“. . . komponen fisik yang dominan di panahan ialah kekuatan dan daya

tahan otot. Otot-otot yang paling penting dan spesifik diperlukan untuk menarik dan menahan berat tarikan busur ialah otot jari-jari, trapezius, bisep, rhomboid, deltoid dan trisep.

Dilihat dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa kekuatan dan daya

tahan otot lengan adalah komponen fisik yang dominan dalam olahraga panahan

karena digunakan untuk menarik serta menahan busur. Senada dengan hal tersebut

dilihan dari hasil wawan cara dengan pelatih pelatda panahan Jawa Barat yaitu

Rahmat Suparjo menjelaskan bahwa yang menjadi komponen fisik yang spesifik

dalam olahraga panahan yaitu kekuatan, daya tahan otot, daya tahan aerobic serta

(10)

Yofi Yusuf Nurdin, 2014

Hasil Memanah Jarak 30 Meter

Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

panahan untuk menjaga konsistensi teknik sehingga akurasi tembakan tetap

terjaga.

Faktor penampilan fisik memberikan pengaruh terhadap performa dari setiap

pemanah atau dari pemilihan busur dan anak panah yang digunakan. Seperti

halnya atlet panahan yang memiliki panjang lengan akan memiliki tarikan yang

lebih panjang dan lecutan busur yang lebih cepat dibandingkan dengan atlet

panahan yang memiliki lengan yang pendek. Dengan kata lain, faktor pembawaan

fisik seorang atlet akan mempengaruhi terhadap penampilan atlet tersebut dalam

pertandingan yang dilakukannya. Alderman (1974) dalam Sudibyo (1993:16)

menjelaskan sebagai berikut:

Faktor-faktor yang mempengaruhi penampilan atlet antara lain:

1. Dimensi kesegaran jasmani, meliputi antara lain cardio respiratory (endurance), power, strength, flexibility, agility, speed, reaction, coordination, dan sebagainya.

2. Dimensi keterampilan , meliputi antara lain koordinasi, waktu reaksi, kinestik, kelincahan dalam melakukan gerakan-gerakan sesuai dengan cabang olahraga yang digeluti

3. Dimensi bakat dan pembawaan fisik, meliputi antara lain keadaan fisik, tinggi dan berat badan, kemampuan gerak dan lain-lain.

4. Dimensi psikologik, meliputi motif prestasi, affiliasi, berkuasa, ketidaktergantungan, aktualisasi, ketegangan, serta sifat-sifat kepribadian seperti disiplin, agresifitas, percaya diri, stabilitas emosional, keterbukaan, tanggung jawab, keberanian, dan sebagainya.

Merujuk pada kutipan tersebut pada poin tiga, jelaslah bahwa pembawaan

fisik turut serta mempengaruhi penampilan atlet dan hal yang cukup penting guna

menunjang prestasi yang dicapai atlet. Data ukuran tubuh atau yang sering dikenal

dengan nama antropometri merupakan hal yang penting untuk diteliti, setelah

telaah dalam cabang olahraga panahan belum ada penelitian yang

mengungkapkan adanya hubungan antara antropometri dengan skor yang di capai.

Indriati (2010: 2) menyatakan bahwa: “Antropometri secara harfiah berarti

pengukuran badan”. Dengan kata lain, data-data hasil dari pengukuran badan akan berguna bagi pertimbangan-pertimbangan yang berhubungan dengan kepentingan

(11)

Tinggi dan berat atau panjang dari anggota badan seorang atlet sering kali

berperan penting dalam cabang olahraga tertentu, tidak terkecuali pentingnya

tinggi badan, berat badan, panjang lengan dan panjang tungkai seorang atlet

dalam cabang olahraga panahan. Hal ini penting bagi seorang atlet karena dengan

adanya data antropometri tubuh atlet tersebut dapat mengetahui bagaimana

struktur tubuhnya yang dapat mempengaruhi penampilannya dalam melakukan

teknik dasar panahan serta dalam pemilihan alat-alat yang digunakan seperti busur

dan anak panah yang sesuai dengan karakteristik tubuhnya.

Mengacu pada paparan tersebut maka penulis tertarik untuk menelaah suatu

studi deskriftif terhadap atlet PPLP Jawa Barat dengan judul hasil memanah jarak

30 meter dikaitkan dengan antropometri, kekuatan otot lengan, dan daya tahan

otot lengan. Penulis mengambil jarak 30 meter dengan alasan bahwa jarak 30

meter adalah jarak yang terdekat dan masuk kedalam jarak yang di pertandingkan

baik untuk junior maupun senior.

Disini penulis mengambil sample atlet PPLP Jawa Barat dengan anggapan

bahwa atlet PPLP panahan Jawa Barat sudah mengikuti program latihan

setidaknya kurang lebih selama satu tahun dari setiap atletnya, sehingga kondisi

fisik maupun tekhnik yang dimiliki sudah mumpuni untuk dijadikan sampel

penelitian.

B. Rumusan Masalah

Dalam cabang olahraga panahan kekuatan otot lengan dan daya tahan otot

sangat mempengaruhi terhadap penampilan atlet. Kekuatan otot lengan dan daya

tahan otot lengan digunakan dalam menarik dan menahan busur selama

pertandingan atau sekitar 200 anak panah yang harus dilepaskan. Selain kekuatan

otot dan daya tahan otot, data ukuran tubuh atlet (antropometri) juga ikut

berpengaruh terhadap penampilannya dalam suatu pertandingan sehingga peneliti

merasa penting untuk diteliti. Sehingga peneliti merumuskan masalah penelitian

dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara antropomteri tubuh

(12)

Yofi Yusuf Nurdin, 2014

Hasil Memanah Jarak 30 Meter

Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan

dengan hasil memanah jarak 30 meter.

3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara daya tahan otot lengan

dengan hasil memanah jarak 30 meter

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian diatas, maka tujuan penelitan ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara

antropomteri tubuh dengan hasil memanah jarak 30 meter.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara

kekuatan otot lengan dengan hasil memanah jarak 30 meter.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara

daya tahan otot dengan hasil memanah jarak 30 meter.

D. Manfaat Penelitian

Penulis berharap dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai berikut :

1. Secara teoritis dapat memberikan bukti empiris yang dapat dijadikan

pedoman untuk para pelatih sebagai salah satu pertimbangan dalam

menyusun program latihan dan pengembangan olahraga, khususnya

dalam cabang olahraga panahan.

2. Secara praktis dapat dijadikan pedoman melatih dalam upaya

meningkatkan kemampuan dan kualitas skor yang baik dalam cabang

olahraga panahan.

E. Batasan Penelitian

Didalam penelitian ini penulis membatasi penelitian agar dalam penelitian

ini tidak menyimpang dari permasalahan dan tujuan penelitian serta agar dapat

bejalan dengan lancar dan terkendali. Adapun batasan penelitiannya adalah

sebagai berikut :

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah antropometri tubuh (tinggi

badan, berat badan, panjang tungkai dan panjang lengan), kekuatan otot

(13)

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil memanah jarak 30

meter.

3. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah atlet PPLP Panahan

Jawa Barat.

F. Definisi Istilah

Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini perlu diberikan

batasan-batasan yang jelas sehingga tidak terjadi salah penafsiran. Adapun

istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Antropometri. Menurut Indriati (2010: 5) antropometri adalah teknik

berbagai pengukuran badan membuahkan indeks-indeks dengan kategori

serta rumus dan definisi pengukuran untuk menilai dengan tepat kondisi

badan seseorang. Dalam konteks penelitian ini kajian antropometri yang

diteliti ialah tinggi badan, berat badan, panjang lengan dan panjang

tungkai.

2. Kekuatan otot lengan. Menurut Harsono (1988: 176) kekuatan adalah

kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu

tahanan. Dalam konteks penelitian ini kekuatan otot lengan ialah

kemampuan otot lengan untuk menarik tali busur.

3. Daya tahan otot lengan. Menurut Harsono (1988: 176) daya tahan otot

ialah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi yang berturut-turut

untuk waktu yang lama. Dalam konteks penelitian ini daya tahan otot

lengan ialah kemampuan otot lengan untuk menarik busur dan menahan

tarikan tali busur dalam waktu yang lama dan berulang-ulang.

4. Hasil memanah jarak 30 meter. Merupakan skor yang di dapat oleh

seorang pemanah pada jarak 30 meter. Merujuk pada aturan PERPANI,

setiap jarak menembakan 36 anak panah dengan skor maksimal poin

360.

5. Panahan. Menurut Perpani Pengda Jawa Barat (2002) panahan adalah

olahraga yang dilakukan dengan pemakaian alat berupa busur dan anak

panah dengan pemakaian target sasaran yang berangka 1–10, angka

(14)

Yofi Yusuf Nurdin, 2014

Hasil Memanah Jarak 30 Meter

Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Struktur Organisasi Skripsi

Pada skripsi ini pemaparan dibagi lima bab sistematika penulisan yang

digunakan pada penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut: Pada bab 1 ini

dijelaskan tentang latar belakang penelitian yang menjelaskan alasan mengapa

masalah tersebut diteliti, rumusan penelitian dibuat dalam bentuk pertanyaan

berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, tujuan penelitian ini

menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan, manfaat

penelitian disajikan secara praktis dan teoritis, dan struktur organisasi penulisan

disajikan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi mulai dari bab 1 hingga

bab 5.

Pada bab 2 dijelaskan tentang kajian pustaka yang mempunyai peran yang

sangat penting dan melalui kajian pustaka yang sedang dikaji dan kedudukan

masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti, kerangka pemikiran

merupakan tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan hipotesis, dan

hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang telah

dirumuskan.

Lanjut kepada bab 3 disini dijelaskan tentang populasi dan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini, desain penelitian yang digunakan, metode

penelitian yang digunakan, definisi operasional, instrumen penelitian yang

berawal dari kisi-kisi yang telah dipaparkan, proses pengembangan instrumen

menerangkan tentang validitas dan reliabilitas instrumen, teknik pengumpulan

data yang digunakan, dan analisis data pada penelitian ini.

Setelah bab 3 melanjutkan pada bab 4, dalam bab ini dijelaskan tentang

hasil penelitian dengan menggunakan pengolahan dan analisis data untuk

menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan

penelitian, hipotesis dan tujuan penelitian dan pembahasan yang menjelaskan data

cocok dengan hipotesis awal atau bagaimana menjawab pertanyaan penelitian,

membuat kesimpulan dan membahas atau mendiskusikan data dengan

menghubungkannya dengan teori dan implikasi hasil penelitian. Dan yang terakhir

dalam bab 5 menjelaskan tentang hasil kesimpulan dan saran menyajikan

(15)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai

tujuan. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan dan

menyimpulkan hasil pemecahan masalah melalui cara tertentu sesuai dengan

prosedur penelitian. Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian ini yaitu untuk

mengetahui hubungan antropometri tubuh, kekuatan otot lengan dan daya tahan

otot lengan terhadap prestasi memanah jarak 30 meter pada cabang olahraga

panahan.

Maka metode yang digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif.

Arikunto (2010, hlm. 3) menjelaskan bahwa “Penelitian deskriptif adalah

penelitian yang di maksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal

lain yang sudah di sebutkan, yang hasilnya di paparkan dalam bentuk laporan

penelitian”. Data yang diperoleh berupa catatan lapangan atau hasil observasi dari proses tes di lapangan. Namun pada pelaksanaan metode deskriptif tidak terbatas

hanya sampai pada pengumpulan data saja, tetapi meliputi analisa terhadap data

lapangan, sehingga dapat menggiring pada kesimpulan hasil penelitian.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari objek yang akan diteliti dan sampel adalah

bagian dari populasi. Seperti yang dikemukakan Sudjana (2005, hlm. 6)

menjelaskan tentang populasi sebagai berikut:

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah atlet PPLP Panahan

(16)

Yofi Yusuf Nurdin, 2014

Hasil Memanah Jarak 30 Meter

Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Sampel

Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel yang diambil dengan teknik

sampling jenuh. Kaitannya dengan sampel tersebut menurut Sugiyono (2012,

hlm.85) menjelaskan:

Sampel jenuh adalah teknik penentu ansampel bila semua anggota populaitas dijadikan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuha dalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

Maka merujuk pada pernyataan tersebut, penelit mengambil seluruh

populasi untuk dijadikan sebagai sampel, yakni atlet panahan PPLP Jawa Barat

yang berjumlah 12 orang. Pengambilan sampel ini berdasarkan anggapan bahwa

atlet PPLP mempunyai program latihan yang terencana baik latihan fisik maupun

teknik.

C. Desain Penelitian

Untuk melaksanakan suatu penelitian diperlukan suatu rencana yang dapat

menunjang tercapainya tujuan yang diinginkan, biasa disebut dengan desain

penelitian. Desain penelitian merupakan rancangan data agar pada saat

pelaksanaannya dapat dilakukan secara ekonomis dan menganalisis sesuai

dengan tujuan penelitian. Mengenai desain penelitian, Sukmadinata (2008, hlm.

287) mengatakan bahwa: “Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara

mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis

serta serasi dengan tujuan penelitian”.

Adapun desain penelitian yang digunakan oleh penulis adalah sebagai

(17)

Y r1. .y

r2.y

r3. .y

Gambar 3.1

Paradigma ganda dengan tiga variable independen (Sugyono, 2012, hlm.44)

Keterangan :

X1 : Antropometri Tubuh

X2 : Kekuatan Otot Lengan

X3 : Daya Tahan Otot Lengan

Y : Prestasi Memanah

r1.y : Koefisien korelasi X1 dan Y

r2.y : Koefisien korelasi X2 dan Y

r3.y : Koefisien korelasi X3dan Y

Lebih lanjut sugiyono menjelaskan dalam paparannya yaitu: “...adalah

paradigma ganda dengan tiga variabel independen yaitu X1,X2, dan X3. Untuk

mencari besarnya hubungan antara X1dengan Y; X2 dengan Y; X3 dengan Y”.

Agar penelitian lebih terarah pada permasalahan yang dikemukakan dan

sistematis, maka disusun suatu langkah-langkah penelitian. Langkah-langkah

dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.2 X1

X3

(18)

Yofi Yusuf Nurdin, 2014

Hasil Memanah Jarak 30 Meter

Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2

Langkah-Langkah Penelitian (Sumber: Arikunto, 2006: 23)

D. Instrumen Penelitian

Untuk mengumpulkan data-data dalam penelitian yang diperlukan, penulis

menggunakan alat ukur sebagai media atau alat pengumpulan data. Kualitas data Sampel

Pengambilan Data

Pengolahan Data

Kesimpulan Populasi

TesDayaTahanOt otLengan Tes Antropometri

(panjang lengan,tinggi

badan,berat badan,panjang

tungkai)

Analisis Data Tes

KekuatanOtotLen gan

Masalah

(19)

yang diperoleh ditentukan oleh kualitas alat pengambilan data atau

pengukurannya yang digunakan. Maka dari itu dalam memilih instrumen peneliti

melihat reliabilitas dan validitas instrument tersebut. Seperti yang di ungkapkan

oleh Nurhasan (2007, hlm.3) “Pengukuran adalah proses pengumpulan

data/informasi dari suatu objek tertentu, dalam proses diperlukan suatu alat ukur”.

Reliabilitas yaitu alat ukur dapat digunakan pada berbagai objek yang hendak

diukur, sedangkan validitas yaitu alat ukur yang dapat mengukur apa yang hendak

diukur. Suatu alat ukur harus memiliki validitas (dapat mengukur) yang sesuai

dengan materi tes yang akan diukur, sebagaimana yang dikatakan Nurhasan

(2007, hlm. 26) bahwa : “Suatu tes dikatakan sahih apabila tes dapat mengukur

apa yang hendak diukur”. Alat ukur yang peneliti gunakan untuk mengukur

Antropometri yaitu tinggi badan, panjang lengan dan panjang tungkai memakai

antropometer dan untuk berat badan menggunakan timbangan badan. Sedangkan

untuk mengukur kekuatan lengan dengan menggunakan hand dynamometer. Lalu

daya tahan otot lengan dengan mengunakan tes push-up selama 1 menit. Untuk

Tes keterampilan memanah jarak 30 meter dengan menggunakan tes scoring jarak

30 meter. Untuk lebih jelasnya mengenai instrument penelitian ini penulis uraikan

di bawah ini, sebagai berikut :

a. Pengumpulan data diperoleh dari :

1. Tes Antropometri, untuk mengukur:

a) Tinggi Badan

b) Panjang Lengan

c) Panjang Tungkai

d) Berat Badan

2. Tes Kekuatan Otot Lengan (untuk mengukur kekuatan otot lengan)

3. Tes Daya Tahan Otot Lengan (untuk mengukur daya tahan otot lengan)

4. Tes Memanah Jarak 30 Meter (untuk mengukur akurasi tembakan)

Berikut ini adalah penjelasan mengenai instrumen-instrumen tersebut diatas :

(20)

Yofi Yusuf Nurdin, 2014

Hasil Memanah Jarak 30 Meter

Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Tinggi Badan

1) Tujuan : Untuk mengetahui tinggi badan dalam keadaan berdiri

2) Alat/fasilitas : 1) Antropometer, 2) Formulir pencatatan hasil tes dan

alat tulis.

3) Pelaksanaan :

Permukaan lantai yang dipergunakan rata dan padat dan

dindingnya tidak mengandung papan yang mudah mengerut.

Antropometer yang diletakkan dengan kuat vertikal ke dinding,

keakuratannya 0,1 cm.

Peserta tes berdiri tegak tanpa alas kaki menghadap lurus ke

depan, kepala dalam posisi tegak, mata horizontal dengan telinga,

bahu tegak, tidak ditarik ke belakang, kepala, bahu, siku, pinggul dan

tumit menempel pada dinding. Apabila menggunakan pita pengukur,

letakkan segitiga siku-siku tegak lurus pada pita pengukur diatas

kepala, kemudian turunkan ke bawah menyentuh bagian atas kepala

b. Berat Badan

1) Tujuan : Untuk mengetahui berat badan atlet

Alat/fasilitas : Alat penimbang berat badan

2) Pelaksanaan :

Alat penimbang ditempatkan pada permukaan yang rata, disertai

monitor untuk mengetahui hasil tes berat badan atlet. Peserta tes

berdiri tegak di atas timbangan dengan memakai baju

seminim/seringan mungkin dan tanpa alas kaki. Peserta tes berdiri

diam dengan bobot tubuhnya terdistribusi secara seimbang dibagian

tengah alat penimbang.

c. Panjang Lengan

1) Tujuan : Untuk mengukur panjang lengan

2) Alat/fasilitas : Antropometer

(21)

(a) Berdiri tegak dengan kedua tangan lurus kebawah, telapak

tangan menghadap ke dalam.

(b) Pengukuran dilakukan pada sendi bahu sampai ke ujung jari

bagian tengah dari slah satu tangan

(c) Satuan panjang dinyatakan dalam centimeter

d. Panjang Tungkai

1) Tujuan : Untuk mengukur panjang tungkai

2) Alat/fasilitas :Antropometer

3) Pelaksanaan :

(a) Berdiri tegak dengan kedua kaki lurus.

(b) Pengukuran dilakukan pada sendi pinggul sampai ke ujung

kaki.

(c) Satuan panjang dinyatakan dalam centimeter

2. Tes Kekuatan Otot Lengan

1) Tujuan : Untuk mengukur komponen kekuatan otot lengan

2) Alat/fasilitas : Hand Dynamometer

3) Pelaksanaan :

(a) Testee berusaha menekan alat dengan kedua tangan secara

bersama-sama sekuat-kuatnya, kemudian alat tersebut

menunjukkan besarnya dari kemampuan menekan tester

tersebut.

(b) Testee berusaha menarik alat tersebut dengan menggunakan

kedua tangan ke arah yang berlawanan sekuat-kuatnya.

Kemudian pada alat tersebut tmenunjukkan besarnya

kemampuan menarik dari tester tersebut.

(c) Tiap testee diberi kesempatan masing-masing dua kali

percobaan. Skor tertinggi merupakan skor yang diambil

(22)

Yofi Yusuf Nurdin, 2014

Hasil Memanah Jarak 30 Meter

Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Skor : Kemampuan daya tarik dan daya dorong terbesar

yang dapat di lakukan oleh testee dari dua kali

percobaan merupakan skor diambil oleh tester.

3. Tes Daya Tahan Otot Lengan

1) Tujuan : Untuk mengukur komponen daya tahan lokal otot

lengan

2) Alat/fasilitas : Bidang yang datar/push-up

3) Pelaksanaan : Tester berbaring dengan sikap telungkup, kedua

tangan dilipat disamping badan. Kedua tangan menekan lantai dan

diluruskan, sehingga badan terangkat, sedangkan sikap badan dan

tungkai merupakan garis lurus. Setelah itu turunkan badan dengan

cara membengkokkan lengan pada siku, sehingga dada menyentuh

lantai. Lakukan gerakan tersebut secara berulang-ulang dan

kontinyu.

4) Skor : Banyaknya jumlah gerakan push-up yang benar yang

dapat dilakukan oleh tester tersebut.

4. Tes Memanah Jarak 30 Meter

Untuk tes memanah atau scoring jarak 30 meter ini penulis mengadopsi

instrument dari penelitian yang sudah dilakukan oleh Pratama (2012) dengan nilai

vaiditas instrument sebesar (0,908) dan nilai reliabilitas instrument sebesar

(0,738). Adapun tata cara pelaksanaan tesnya ialah sebagai berikut:

1) Pada bunyi peluit satu kali testee bersiap memasuki garis tembak

yang berjarak 30 meter, menghadap ke sasaran.

2) Pada bunyi peluit dua kali testee mulai menembakkan anak panah

ke sasaran, masing-masing 6 panah per seri (dilakukan sebanyak 6

seri dengan jumlah anak panah yang ditembakkan sebanyak 36

anak panah), kegiatan ini berlangsung selama 4 menit tiap seri.

3) Pada bunyi peluit tiga kali testee menghentikan tembakan (waktu

(23)

4) Untuk pencatatan skor dilakukan oleh testee dengan diawasi oleh

tester. Prosedur penyekoran sesuai dengan ketentuan PP. Perpani

terbaru tahun 2011.

5) Apabila ada anak panah yang mantul, tembakan dihentikan hanya

pada bantalan yang mantul. Kemudian dilanjutkan setelah waktu

menembak selama 4 menit habis.

6) Prosedur yang sama dilakukan sampai dengan seri 6 atau seri

terakhir, jumlah total anak panah yang ditembakkan sebanyak 36

anak panah.

7) Penilaian dala mmelakukan scoring jarak 30 meter:

• Sah apabila anak panah yang dilepaskan menancap pada daerah

face target dan dilepaskan sebelum waktu habis.

• Tidak sah apabila anak panah yang dilepaskan menancap diluar area face target atau keluar bantalan dan dilepaskan setelah

waktu berakhir.

• Apabila ada testee yang sudah menarik tali busur akan tetapi tidak jadi dilepaskan sebelum waktu berakhir dan menarik

kembali kemudian melepaskan anak panah sebelum habis

waktunya maka anak panah tersebut di skor.

E. Tempat dan Waktu Pengambilan Data

Jadwal yang terencana dengan baik akan menentukan terhadap kelancaran

dan kelangsungan dari pelaksanaan penelitian untuk pengumpulan data. Adapun

jadwal pelaksanaan pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Tempat : Lapangan Pajajaran Bandung

2. Hari/Tanggal : Sabtu-Sabtu, 19 April-3 Mei 2014

3. Waktu : Pukul 13.00 WIB – Selesai

F. Prosedur Pengolahan Data

Data masing-masing variabel yang diperoleh melalui proses pengukuran,

(24)

Yofi Yusuf Nurdin, 2014

Hasil Memanah Jarak 30 Meter

Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

signifikan antara antropometri tubuh (tinggi badan, berat badan, panjang lengan,

panjang tungkai) dan power tungkai terhadap keterampilan spike maka harus

melalui proses penghitungan secara statistik. Adapun langkah-langkah yang

dilakukan dalam pengolahan data hasil penelitian tersebut sebagai berikut :

1. Menghitung nilai rata-rata dari masing-masing variabel dengan menggunakan

rumus :

2. Menghitung simpangan baku dari masing-masing variabel dengan

menggunakan rumus:

3. Menguji normalitas data dengan menggunakan uji Lilliefors. Uji normalitas

ini digunakan untuk melihat apakah data yang didapat berdistribusi normal

atau tidak karena akan menentukan metoda statistika yang akan digunakan.

(25)

a) Menyusun data hasil pengamatan yang dimulai dari nilai pengamatan

yang paling kecil sampai besar.

b) Pengamatan X1, X2, ……, Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ……., Zn

dengan menggunakan rumus:

S X Xi Zi 

Keterangan:

Zi = bilangan baku ke i

X = rata-rata kelompok sampel

S = simpangan baku kelompok sampel

Xi = data hasil observasi

c) Untuk setiap bilangan baku ini, menggunakan daftar distribusi normal

baku, kemudian dihitung pula peluang seperti pada rumus berikut:

F (Zi) = P (Z ≤ Zi)

Selanjutnya dihitung proporsi Zi, Z2, …….., Zn yang lebih kecil

atau sama dengan Z1. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (Zi), maka :

d) Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e) Ambil harga mutlak yang paling besar diantara harga-harga mutlak

tersebut, kriteria uji normalitas adalah:

f) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih

tersebut. Sebutlah harga terbesar ini (Lo).

g) Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka kita bandingkan Lo

ini dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis L untuk uji

Liliefors, dengan taraf nyata α (penulis menggunakan α = 0,05).

Kriterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi

normal, Jika Lo yang diperoleh dari pengarnatan melebihi L dari daftar

kritis uji Liliefors. Dalam hal lain hipotesis nol diterima.

(26)

Yofi Yusuf Nurdin, 2014

Hasil Memanah Jarak 30 Meter

Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Variansi gabungan dari semua sampel dengan rumus:

b) Harga satuan B denga rumus:

c) Uji Bartlett dengan menggunakan statistika chi-kuadrat dengan rumus:

x2 = (In10 ){( B - ∑(n-1) log Si2}, dengan In 10 = 2,3026

d) Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesisnya adalah:

Terima hipotesis (H0) : Ø = Ø = Ø = Ø , jika x2≤ x2 ½ 0,5 (dk)

Dalam hal lain tolak hipotesis (H1) : Ø ≠ Ø ≠ Ø ≠ Ø, jika x2 ≥ x2 ½ 0,5

(dk)

Batas kritis penolakan dan penerimaan hipotesisinya:

dk = k-1 dengan 1/2

= 0,025 pada dk=3, maka dari tabel distribusi x2 diperoleh harga sebesar 9,348

5. Menghitung koefisien korelasi untuk mengukur antara (antropometri tinggi

badan, panjang lengan, panjang tungkai, berat badan),kekuatan otot lengan

dan daya tahan otot lengan terhadap prestasi memanah jarak 30 meter atau

skor yang dicapai. Penghitungan ini dilakukan dengan menggunakan rumus

Product Moment sebagai berikut:

{n( ) ( ) }{ ) ( ) }

r

xy : korelasi yang dicari

∑x : Jumlah X

∑y : Jumlah Y

∑xy : Jumlah X kali Y

∑x2

(27)

Kd= r2 x 100%

∑y2

: Jumlah Y2

Dari hasil analisis korelasi akan didapatkan koefisien korelasi yang

digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan dan arah hubungan,

sedangkan signifikansi untuk mengetahui apakah hubungan yang terjadi

berarti atau tidak. Untuk mengetahui keeratan hubungan maka dapat dilihat

pada besarnya koefisien korelasi dengan pedoman sebagai berikut :

Tabel 3.1

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi (Sumber : Sugiyono, 2012, hlm. 149)

6. Menguji signifikansi koefisien korelasi (uji-t) dengan menggunakan rumus:

√ √ Keterangan:

t : nilai t hitung yang dicari

r : koefisien korelasi yang dicari

n : banyaknya sampel

7. Untuk mengetahui seberapa besar dukungan dari setiap variabel bebas

terhadap variabel terikat maka dihitung koefisien determinan dengan rumus

sebagai berikut :

Keterangan :

Kd : Persentase dukungan variabel (koefisien determinasi)

Koefisien Korelasi Kriteria

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

(28)

Yofi Yusuf Nurdin, 2014

Hasil Memanah Jarak 30 Meter

Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

r2 : Kuadrat dari koefisien korelasi.

Hipotesis Statistika Penelitian

H0 : ρ = 0 Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

antropometri tubuh tinggi badan, berat badan, panjang

lengan, panjang tungkai, kekuatan otot lengan dan daya

tahan otot lengan dengan hasil memanah jarak 30 meter.

H1 : ρ ≠ 0 Terdapat hubungan yang signifikan antara

antropometri tubuh tinggi badan, berat badan, panjang

lengan, panjang tungkai, kekuatan otot lengan dan daya

(29)

Yofi Yusuf Nurdin, 2014

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil data penelitian yang telah dianalisa, maka dapat diperoleh

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Antropometri tubuh memiliki korelasi yang rendah untuk hasil memanah

akan tetapi tidak menunjukan hubungan yang tidak signifikan terhadap hasil

memanah jarak 30 meter.

2. Kekuatan otot lengan hubungan yang signifikan terhadap hasil memanah

jarak 30 meter.

3. Daya tahan otot lenganmempunyai hubungan yang signifikan terhadap hasil

memanah jarak 30 meter.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, selanjutnya penulis

mengajukan rekomendasi atau implikasi sebagai berikut:

1. Bagi para pelatih cabang olah raga panahan, pengajar, pembina olah raga

dan rekan-rekan seprofesi hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber, bahwa

komponen fisik daya tahan dan kekuatan mempunyai hubungan yang baik

terhadap hasil memanah jarak 30 meter dibandingkan dengan antropometri

dalam olahraga panahan. Sehingga kedepannya dapat dibuat metode-metode

pelatihan yang menjadi factor untuk meningkatkan hasil memanah dalam

olah raga panahan.

2. Untuk mahasiswa atau peneliti yang akan akan melakukan penelitien tentang

pengaruh suatu aspek kondisi dalam cabang olah raga panahan, penulis

menganjurkan untuk mencoba untuk melakukan penelitian dengan jumlah

sampel yang lebih banyak dan dengan menggunakan sampel yang memiliki

(30)

Yofi Yusuf Nurdin, 2014

Hasil Memanah Jarak 30 Meter

Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian (edisi revisi VI). Jakarta:

Rineka Cipta

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi

2010).

Barret, Jean. (1986). Olahraga Panahan Pedoman Teknik dan Analisis.

Semarang: Dahara Prize

Damiri, Achmad. (1990). Panahan. Bandung: FPOK IKIP BANDUNG

Gayo, W. (2010). Analisis Biomekanik Teknik Release Pada Cabang Olahraga

Panahan

.[Online].Tersedia:http://wengayo.blogspot.com/2010/06/analisis-biomekanika-teknik-release-pada.html. (6 Januri 2014)

Giriwijoyo, S. (2007). Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi) Fungsi Tubuh Manusia

pada Olahraga untuk Kesehatan dan untuk Prestasi: Bandung: UPI

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta:

CV Tambak Kusuma.

Harsono. (2001) Latihan Kondisi Fisik . Bandung: FPOK UPI

Harsono. (2004) Panahan untuk pemula. Bandung: FPOK UPI

Hidayat, Imam. (2003). Biomekanika. Bandung: Ikip Bandung Press

Indriati, E. (2010). Antropometri untuk Kedokteran, Keperawatan, Gizi dan

Olahraga. Yogyakarta: PT Citra Aji Parama.

Komarudin. (2013). Panahan Teknik dan Analisis. Bandung: CV.Nurani

Lee, K., & De Bondt, R. (2005). Total archery: Samick Sports Co.

(31)

Yofi Yusuf Nurdin, 2014

Hasil Memanah Jarak 30 Meter

www.slideshare.net/harris/contoh-9778479

Matjan, Bastinus. (2010). IlmuKesehatan Olahraga. Bandung: Buku Ajar FPOK

UPI

Nurhasan dan Hasanudin, Dudung, (2007). Tes dan Pengukuran Dalam Pelatihan

Olahraga, Banadung: FPOK UPI

Persuney, dan Sidik, D.Z. (2010). Pembinaan Kondisi Fisik. Bandung : FPOK UPI

Perpani Pengda Jawa Barat. (2002). Penataran Pelatih dan Wasit se Jawa Barat.

Bandung: Pengda Perpani periode 2000-2004

Pratama, Andi Kurniaan (2012). Perbandingan Durasi Menembak Dari Fase

Holding ke Release Terhadap Pprestasi Memana Jarak 30 Meter Pada

Cabang Olahraga Panahan. Skripsi. FPOK UPI (Tidak Diterbitkan)

Satriya. Dkk. (2007). Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI

Setyobroto, S. (1993). Psikologi Kepelatihan. Jakarta: CV. Jaya Sakti.

Setyobroto, Sudibyo. (2001). Mental Training. Jakarta: Percetakan “solo”.

Sudjana, N. (2005). Metode statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono, P. (2012). Pemahami Penelitian Kualitatif. Bandung, ALFABETA.

Sukmadinata, N. S. (2008). Penelitian Pendidikan: Band Remaja Rosdakarya

Surakhmad. (1998).Pengantar Penenliitian Ilmiah. Bandung: Tarsito

Syaranmual, jusak. (2008). Peranan Motor Learning Dalam Meningkatkan

Keterampilan Motorik Memanah.

[Online]. Tersedia:

http://itawaka.blogspot.com/2008/08/motor-learning-dalam-memanah.html (5 juni 2014)

(32)

Yofi Yusuf Nurdin, 2014

Hasil Memanah Jarak 30 Meter

Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EGC.

Wignjosoebroto, S., Wahyudi, S., Setyorini, Y., & Basuki, I. (2008). Hukum

Gambar

Gambar 3.1
Gambar 3.2
Tabel 3.1 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Referensi

Dokumen terkait

Latar belakang penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi yang positif dan signifikan dari daya tahan otot perut, daya tahan otot lengan, fleksibilitas

50 meter, dan 4) Hubungan antara kekuatan otot lengan, panjang lengan keseluruhan, dan ketebalan lemak otot lengan terhadap kecepatan renang gaya crawl 50

Maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : power otot lengan dan daya tahan otot perut masing- masing berkontribusi terhadap kecepatan renang gaya

Empat puluh siswa laki-laki yang sehat dipilih dari 45 siswa yang memiliki kelemahan kemampuan biomotor kekuatan otot lengan, power otot lengan dan daya tahan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. © Yofi Yusuf Nurdin 2014 Universitas

Daya tahan otot lengan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap hasil. memanah jarak

Jenis penelitian ini adalah penelitian non eksperimen yang mana peneliti ingin menganalisis perkembangan kondisi fisik daya tahan kardiovaskular, kekuatan otot lengan,

Masalah dalam penelitian ini hanya dibatasi pada pengaruh metode latihan TRX dan Body Weight Training terhadap daya tahan otot lengan dan akurasi memanah Atlet Panahan