(Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat) SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Kepelatihan
Oleh :
YOFI YUSUF NURDIN 0705211
JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
DIKAITKAN DENGAN ANTROPOMETRI, KEKUATAN OTOT LENGAN, DAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN
(Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Oleh
Yofi Yusuf Nurdin NIM. 0705211
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Yofi Yusuf Nurdin 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK... i G. Struktur Organisasi Skripsi ... 6
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Hakikat Olahraga Panahan... 8
1. Karakteristik Olahraga Panahan... 8 2. Tekhnik Dasar Olahraga Panahan...
a. Stance(sikap berdiri)……….
b. Nocking(memasang ekor panah)………..
Yofi Yusuf Nurdin, 2014
Hasil Memanah Jarak 30 Meter
Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Anatomi Dalam Olahraga Panahan……….. 4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dalam Olahraga
Panahan..……… 4. Hubungan Antropometri Terhadap OLahraga Panahan…… Kerangka Berfikir……… 1. Hubungan antropometri tubh dengan hasil memanah jarak 30 meter………. 2. Hubungan kekuatan otot lengan dengan hasil memanah jarak 30 meter……… 3. Hubungan dayatahan otot lengan dengan hasil memanah jarak 30 meter……… BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian... 38
B. Populasi dan Sampel... 1. Populasi………..
D. Instrumen Penelitian... 41
E. Tempat dan Waktu Pengambilan Data ... 46
F. Prosedur Pengolahan Data... 46
BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan dan Analsis Data... 51
B. Diskusi Penemuan... 55
Yofi Yusuf Nurdin, 2014
Hasil Memanah Jarak 30 Meter
Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
HASIL MEMANAH JARAK 30 METER DIKAITKAN DENGAN ANTROPOMETRI, KEKUATAN OTOT LENGAN, DAN DAYA TAHAN
OTOT LENGAN Pembimbing: 1. Dr. Hj. Nina Sutresna, M.Pd
2. Drs. Basiran, M.Pd
*Yofi Yusuf Nurdin 2014
Yofi Yusuf Nurdin, 2014
Hasil Memanah Jarak 30 Meter
Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Olahraga panahan merupakan salah satu cabang olahraga yang menuntut
atletnya untuk memiliki kemampuan konsentrasi lebih dibandingkan dengan
cabang olahraga lainnya. Dalam cabang olahraga ini, seorang atlet harus mampu
mengalahkan dirinya sendiri untuk mencapai prestasi yang optimal dan juga
olahraga panahan meupakan salah satu cabang olahraga individu yang menuntut
seseorang memahami serta menguasai betul karakteristik teknik-teknik dasar
panahan juga alat-alat yang digunakannya.
Teknik-teknik dasar dalam cabang olahraga panahan merupakan bagian
yang sangat fundamental dan saling berkaitan dengan faktor lainnya seperti fisk
dan mental. Ada beberapa pendapat mengenai teknik dasar panahan, yang pertama
oleh Harsono (2004: 24) yang mengungkapkan ada sembilan teknik dasar panahan
yang harus dilakukan oleh seorang pemanah, yaitu :
stand (cara berdiri), nocking (memasang ekor panah), extend (mengangkat lengan), drawing (menarik tali busur), anchoring (menjangkarkan tali penarik), tighten (menahan sikap memanah), aiming (membidik), release
(melepas tali/panah) dan after hold (menahan sikap memanah).
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa dalam olahraga panahan terdapat 9
teknik dasar, kesembilan teknik dasar tersebut harus di lakukan dengan benar oleh
seorang pemanah. Secara lebih komprehensif Lee (2005: 45) menjelaskan bahwa
terdapat 12 fase teknik dalam panahan yakni: “stance, nocking the arrow, hooking
dan gripping the bow, mindset, set up, drawing, anchoring, loading/transfer to
holding, aiming and expansion, release, follow-through, dan feed back.”
Untuk dapat berprestasi dalam cabang olahraga konsentrasi ini seorang atlet
dipersyaratkan memiliki beberapa modal dasar, antara lain antropometri,
kemampuan fisik, taktik, serta mental yang baik. Cabang olahraga inipun,
dipengaruhi oleh pendukung lain yaitu terkait dengan peralatan yang di gunakan.
berpengaruh terhadap tinggi rendahnya prestasi yang dicapai oleh seorang
pemanah. Misalnya untuk tarikan lengan yang pendek, maka anak panah yang
dipakaipun akan pendek pula dan memakai busur yang ukuran pendek pula
sehingga terjadi kesesuaian antara panjang tarikan dengan busur yang dipakai.
Serta kesesuaian jenis atau seri anak panah dengan berat tarikan busur.
Komponen fisik yang mempengaruhi kemampuan atlet dalam melakukan
tekhnik gerakan antara lain, kekuatan otot lengan, daya tahan otot lengan,
kekuatan otot tungkai, daya tahan otot tungkai, dan fleksibilitas. Diantara begitu
banyak komponen fisik yang mempengaruhi atlet panahan, maka kekuatan otot
lengan dan daya tahan otot lengan menurut analisis penulis dengan mengacu
kepada gerakan yang dilakukan oleh pemanah, kekuatan otot lengan akan sangat
dibutuhkan pada saat pemanah melakukan drawing (menarik tali busur) dan daya
tahan otot lengan akan sangat dibutuhkan pada saat pemanah melakukan tarikan
dan menahan busur sampai melepaskan anak panah berulang-ulang kali, karena
dalam olahraga panahan seorang pemanah dituntut untuk melepaskan anak panah
sampai 144 anak panah pada satu hari kejuaraan. Dan itu akan membutuhkan
kekuatan otot lengan dan daya tahan otot lengan yang baik guna menunjang
teknik yang sudah dimiliki untuk mencapai skor tertinggi. Seperti yang
diungkapkan oleh Harsono (2004: 65):
“. . . komponen fisik yang dominan di panahan ialah kekuatan dan daya
tahan otot. Otot-otot yang paling penting dan spesifik diperlukan untuk menarik dan menahan berat tarikan busur ialah otot jari-jari, trapezius, bisep, rhomboid, deltoid dan trisep.
Dilihat dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa kekuatan dan daya
tahan otot lengan adalah komponen fisik yang dominan dalam olahraga panahan
karena digunakan untuk menarik serta menahan busur. Senada dengan hal tersebut
dilihan dari hasil wawan cara dengan pelatih pelatda panahan Jawa Barat yaitu
Rahmat Suparjo menjelaskan bahwa yang menjadi komponen fisik yang spesifik
dalam olahraga panahan yaitu kekuatan, daya tahan otot, daya tahan aerobic serta
Yofi Yusuf Nurdin, 2014
Hasil Memanah Jarak 30 Meter
Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
panahan untuk menjaga konsistensi teknik sehingga akurasi tembakan tetap
terjaga.
Faktor penampilan fisik memberikan pengaruh terhadap performa dari setiap
pemanah atau dari pemilihan busur dan anak panah yang digunakan. Seperti
halnya atlet panahan yang memiliki panjang lengan akan memiliki tarikan yang
lebih panjang dan lecutan busur yang lebih cepat dibandingkan dengan atlet
panahan yang memiliki lengan yang pendek. Dengan kata lain, faktor pembawaan
fisik seorang atlet akan mempengaruhi terhadap penampilan atlet tersebut dalam
pertandingan yang dilakukannya. Alderman (1974) dalam Sudibyo (1993:16)
menjelaskan sebagai berikut:
Faktor-faktor yang mempengaruhi penampilan atlet antara lain:
1. Dimensi kesegaran jasmani, meliputi antara lain cardio respiratory (endurance), power, strength, flexibility, agility, speed, reaction, coordination, dan sebagainya.
2. Dimensi keterampilan , meliputi antara lain koordinasi, waktu reaksi, kinestik, kelincahan dalam melakukan gerakan-gerakan sesuai dengan cabang olahraga yang digeluti
3. Dimensi bakat dan pembawaan fisik, meliputi antara lain keadaan fisik, tinggi dan berat badan, kemampuan gerak dan lain-lain.
4. Dimensi psikologik, meliputi motif prestasi, affiliasi, berkuasa, ketidaktergantungan, aktualisasi, ketegangan, serta sifat-sifat kepribadian seperti disiplin, agresifitas, percaya diri, stabilitas emosional, keterbukaan, tanggung jawab, keberanian, dan sebagainya.
Merujuk pada kutipan tersebut pada poin tiga, jelaslah bahwa pembawaan
fisik turut serta mempengaruhi penampilan atlet dan hal yang cukup penting guna
menunjang prestasi yang dicapai atlet. Data ukuran tubuh atau yang sering dikenal
dengan nama antropometri merupakan hal yang penting untuk diteliti, setelah
telaah dalam cabang olahraga panahan belum ada penelitian yang
mengungkapkan adanya hubungan antara antropometri dengan skor yang di capai.
Indriati (2010: 2) menyatakan bahwa: “Antropometri secara harfiah berarti
pengukuran badan”. Dengan kata lain, data-data hasil dari pengukuran badan akan berguna bagi pertimbangan-pertimbangan yang berhubungan dengan kepentingan
Tinggi dan berat atau panjang dari anggota badan seorang atlet sering kali
berperan penting dalam cabang olahraga tertentu, tidak terkecuali pentingnya
tinggi badan, berat badan, panjang lengan dan panjang tungkai seorang atlet
dalam cabang olahraga panahan. Hal ini penting bagi seorang atlet karena dengan
adanya data antropometri tubuh atlet tersebut dapat mengetahui bagaimana
struktur tubuhnya yang dapat mempengaruhi penampilannya dalam melakukan
teknik dasar panahan serta dalam pemilihan alat-alat yang digunakan seperti busur
dan anak panah yang sesuai dengan karakteristik tubuhnya.
Mengacu pada paparan tersebut maka penulis tertarik untuk menelaah suatu
studi deskriftif terhadap atlet PPLP Jawa Barat dengan judul hasil memanah jarak
30 meter dikaitkan dengan antropometri, kekuatan otot lengan, dan daya tahan
otot lengan. Penulis mengambil jarak 30 meter dengan alasan bahwa jarak 30
meter adalah jarak yang terdekat dan masuk kedalam jarak yang di pertandingkan
baik untuk junior maupun senior.
Disini penulis mengambil sample atlet PPLP Jawa Barat dengan anggapan
bahwa atlet PPLP panahan Jawa Barat sudah mengikuti program latihan
setidaknya kurang lebih selama satu tahun dari setiap atletnya, sehingga kondisi
fisik maupun tekhnik yang dimiliki sudah mumpuni untuk dijadikan sampel
penelitian.
B. Rumusan Masalah
Dalam cabang olahraga panahan kekuatan otot lengan dan daya tahan otot
sangat mempengaruhi terhadap penampilan atlet. Kekuatan otot lengan dan daya
tahan otot lengan digunakan dalam menarik dan menahan busur selama
pertandingan atau sekitar 200 anak panah yang harus dilepaskan. Selain kekuatan
otot dan daya tahan otot, data ukuran tubuh atlet (antropometri) juga ikut
berpengaruh terhadap penampilannya dalam suatu pertandingan sehingga peneliti
merasa penting untuk diteliti. Sehingga peneliti merumuskan masalah penelitian
dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara antropomteri tubuh
Yofi Yusuf Nurdin, 2014
Hasil Memanah Jarak 30 Meter
Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan
dengan hasil memanah jarak 30 meter.
3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara daya tahan otot lengan
dengan hasil memanah jarak 30 meter
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah penelitian diatas, maka tujuan penelitan ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara
antropomteri tubuh dengan hasil memanah jarak 30 meter.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara
kekuatan otot lengan dengan hasil memanah jarak 30 meter.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara
daya tahan otot dengan hasil memanah jarak 30 meter.
D. Manfaat Penelitian
Penulis berharap dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai berikut :
1. Secara teoritis dapat memberikan bukti empiris yang dapat dijadikan
pedoman untuk para pelatih sebagai salah satu pertimbangan dalam
menyusun program latihan dan pengembangan olahraga, khususnya
dalam cabang olahraga panahan.
2. Secara praktis dapat dijadikan pedoman melatih dalam upaya
meningkatkan kemampuan dan kualitas skor yang baik dalam cabang
olahraga panahan.
E. Batasan Penelitian
Didalam penelitian ini penulis membatasi penelitian agar dalam penelitian
ini tidak menyimpang dari permasalahan dan tujuan penelitian serta agar dapat
bejalan dengan lancar dan terkendali. Adapun batasan penelitiannya adalah
sebagai berikut :
1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah antropometri tubuh (tinggi
badan, berat badan, panjang tungkai dan panjang lengan), kekuatan otot
2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil memanah jarak 30
meter.
3. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah atlet PPLP Panahan
Jawa Barat.
F. Definisi Istilah
Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini perlu diberikan
batasan-batasan yang jelas sehingga tidak terjadi salah penafsiran. Adapun
istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Antropometri. Menurut Indriati (2010: 5) antropometri adalah teknik
berbagai pengukuran badan membuahkan indeks-indeks dengan kategori
serta rumus dan definisi pengukuran untuk menilai dengan tepat kondisi
badan seseorang. Dalam konteks penelitian ini kajian antropometri yang
diteliti ialah tinggi badan, berat badan, panjang lengan dan panjang
tungkai.
2. Kekuatan otot lengan. Menurut Harsono (1988: 176) kekuatan adalah
kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu
tahanan. Dalam konteks penelitian ini kekuatan otot lengan ialah
kemampuan otot lengan untuk menarik tali busur.
3. Daya tahan otot lengan. Menurut Harsono (1988: 176) daya tahan otot
ialah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi yang berturut-turut
untuk waktu yang lama. Dalam konteks penelitian ini daya tahan otot
lengan ialah kemampuan otot lengan untuk menarik busur dan menahan
tarikan tali busur dalam waktu yang lama dan berulang-ulang.
4. Hasil memanah jarak 30 meter. Merupakan skor yang di dapat oleh
seorang pemanah pada jarak 30 meter. Merujuk pada aturan PERPANI,
setiap jarak menembakan 36 anak panah dengan skor maksimal poin
360.
5. Panahan. Menurut Perpani Pengda Jawa Barat (2002) panahan adalah
olahraga yang dilakukan dengan pemakaian alat berupa busur dan anak
panah dengan pemakaian target sasaran yang berangka 1–10, angka
Yofi Yusuf Nurdin, 2014
Hasil Memanah Jarak 30 Meter
Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Struktur Organisasi Skripsi
Pada skripsi ini pemaparan dibagi lima bab sistematika penulisan yang
digunakan pada penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut: Pada bab 1 ini
dijelaskan tentang latar belakang penelitian yang menjelaskan alasan mengapa
masalah tersebut diteliti, rumusan penelitian dibuat dalam bentuk pertanyaan
berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, tujuan penelitian ini
menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan, manfaat
penelitian disajikan secara praktis dan teoritis, dan struktur organisasi penulisan
disajikan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi mulai dari bab 1 hingga
bab 5.
Pada bab 2 dijelaskan tentang kajian pustaka yang mempunyai peran yang
sangat penting dan melalui kajian pustaka yang sedang dikaji dan kedudukan
masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti, kerangka pemikiran
merupakan tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan hipotesis, dan
hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang telah
dirumuskan.
Lanjut kepada bab 3 disini dijelaskan tentang populasi dan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini, desain penelitian yang digunakan, metode
penelitian yang digunakan, definisi operasional, instrumen penelitian yang
berawal dari kisi-kisi yang telah dipaparkan, proses pengembangan instrumen
menerangkan tentang validitas dan reliabilitas instrumen, teknik pengumpulan
data yang digunakan, dan analisis data pada penelitian ini.
Setelah bab 3 melanjutkan pada bab 4, dalam bab ini dijelaskan tentang
hasil penelitian dengan menggunakan pengolahan dan analisis data untuk
menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan
penelitian, hipotesis dan tujuan penelitian dan pembahasan yang menjelaskan data
cocok dengan hipotesis awal atau bagaimana menjawab pertanyaan penelitian,
membuat kesimpulan dan membahas atau mendiskusikan data dengan
menghubungkannya dengan teori dan implikasi hasil penelitian. Dan yang terakhir
dalam bab 5 menjelaskan tentang hasil kesimpulan dan saran menyajikan
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai
tujuan. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan dan
menyimpulkan hasil pemecahan masalah melalui cara tertentu sesuai dengan
prosedur penelitian. Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui hubungan antropometri tubuh, kekuatan otot lengan dan daya tahan
otot lengan terhadap prestasi memanah jarak 30 meter pada cabang olahraga
panahan.
Maka metode yang digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif.
Arikunto (2010, hlm. 3) menjelaskan bahwa “Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang di maksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal
lain yang sudah di sebutkan, yang hasilnya di paparkan dalam bentuk laporan
penelitian”. Data yang diperoleh berupa catatan lapangan atau hasil observasi dari proses tes di lapangan. Namun pada pelaksanaan metode deskriptif tidak terbatas
hanya sampai pada pengumpulan data saja, tetapi meliputi analisa terhadap data
lapangan, sehingga dapat menggiring pada kesimpulan hasil penelitian.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari objek yang akan diteliti dan sampel adalah
bagian dari populasi. Seperti yang dikemukakan Sudjana (2005, hlm. 6)
menjelaskan tentang populasi sebagai berikut:
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah atlet PPLP Panahan
Yofi Yusuf Nurdin, 2014
Hasil Memanah Jarak 30 Meter
Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Sampel
Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel yang diambil dengan teknik
sampling jenuh. Kaitannya dengan sampel tersebut menurut Sugiyono (2012,
hlm.85) menjelaskan:
Sampel jenuh adalah teknik penentu ansampel bila semua anggota populaitas dijadikan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuha dalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
Maka merujuk pada pernyataan tersebut, penelit mengambil seluruh
populasi untuk dijadikan sebagai sampel, yakni atlet panahan PPLP Jawa Barat
yang berjumlah 12 orang. Pengambilan sampel ini berdasarkan anggapan bahwa
atlet PPLP mempunyai program latihan yang terencana baik latihan fisik maupun
teknik.
C. Desain Penelitian
Untuk melaksanakan suatu penelitian diperlukan suatu rencana yang dapat
menunjang tercapainya tujuan yang diinginkan, biasa disebut dengan desain
penelitian. Desain penelitian merupakan rancangan data agar pada saat
pelaksanaannya dapat dilakukan secara ekonomis dan menganalisis sesuai
dengan tujuan penelitian. Mengenai desain penelitian, Sukmadinata (2008, hlm.
287) mengatakan bahwa: “Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara
mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis
serta serasi dengan tujuan penelitian”.
Adapun desain penelitian yang digunakan oleh penulis adalah sebagai
Y r1. .y
r2.y
r3. .y
Gambar 3.1
Paradigma ganda dengan tiga variable independen (Sugyono, 2012, hlm.44)
Keterangan :
X1 : Antropometri Tubuh
X2 : Kekuatan Otot Lengan
X3 : Daya Tahan Otot Lengan
Y : Prestasi Memanah
r1.y : Koefisien korelasi X1 dan Y
r2.y : Koefisien korelasi X2 dan Y
r3.y : Koefisien korelasi X3dan Y
Lebih lanjut sugiyono menjelaskan dalam paparannya yaitu: “...adalah
paradigma ganda dengan tiga variabel independen yaitu X1,X2, dan X3. Untuk
mencari besarnya hubungan antara X1dengan Y; X2 dengan Y; X3 dengan Y”.
Agar penelitian lebih terarah pada permasalahan yang dikemukakan dan
sistematis, maka disusun suatu langkah-langkah penelitian. Langkah-langkah
dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.2 X1
X3
Yofi Yusuf Nurdin, 2014
Hasil Memanah Jarak 30 Meter
Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.2
Langkah-Langkah Penelitian (Sumber: Arikunto, 2006: 23)
D. Instrumen Penelitian
Untuk mengumpulkan data-data dalam penelitian yang diperlukan, penulis
menggunakan alat ukur sebagai media atau alat pengumpulan data. Kualitas data Sampel
Pengambilan Data
Pengolahan Data
Kesimpulan Populasi
TesDayaTahanOt otLengan Tes Antropometri
(panjang lengan,tinggi
badan,berat badan,panjang
tungkai)
Analisis Data Tes
KekuatanOtotLen gan
Masalah
yang diperoleh ditentukan oleh kualitas alat pengambilan data atau
pengukurannya yang digunakan. Maka dari itu dalam memilih instrumen peneliti
melihat reliabilitas dan validitas instrument tersebut. Seperti yang di ungkapkan
oleh Nurhasan (2007, hlm.3) “Pengukuran adalah proses pengumpulan
data/informasi dari suatu objek tertentu, dalam proses diperlukan suatu alat ukur”.
Reliabilitas yaitu alat ukur dapat digunakan pada berbagai objek yang hendak
diukur, sedangkan validitas yaitu alat ukur yang dapat mengukur apa yang hendak
diukur. Suatu alat ukur harus memiliki validitas (dapat mengukur) yang sesuai
dengan materi tes yang akan diukur, sebagaimana yang dikatakan Nurhasan
(2007, hlm. 26) bahwa : “Suatu tes dikatakan sahih apabila tes dapat mengukur
apa yang hendak diukur”. Alat ukur yang peneliti gunakan untuk mengukur
Antropometri yaitu tinggi badan, panjang lengan dan panjang tungkai memakai
antropometer dan untuk berat badan menggunakan timbangan badan. Sedangkan
untuk mengukur kekuatan lengan dengan menggunakan hand dynamometer. Lalu
daya tahan otot lengan dengan mengunakan tes push-up selama 1 menit. Untuk
Tes keterampilan memanah jarak 30 meter dengan menggunakan tes scoring jarak
30 meter. Untuk lebih jelasnya mengenai instrument penelitian ini penulis uraikan
di bawah ini, sebagai berikut :
a. Pengumpulan data diperoleh dari :
1. Tes Antropometri, untuk mengukur:
a) Tinggi Badan
b) Panjang Lengan
c) Panjang Tungkai
d) Berat Badan
2. Tes Kekuatan Otot Lengan (untuk mengukur kekuatan otot lengan)
3. Tes Daya Tahan Otot Lengan (untuk mengukur daya tahan otot lengan)
4. Tes Memanah Jarak 30 Meter (untuk mengukur akurasi tembakan)
Berikut ini adalah penjelasan mengenai instrumen-instrumen tersebut diatas :
Yofi Yusuf Nurdin, 2014
Hasil Memanah Jarak 30 Meter
Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Tinggi Badan
1) Tujuan : Untuk mengetahui tinggi badan dalam keadaan berdiri
2) Alat/fasilitas : 1) Antropometer, 2) Formulir pencatatan hasil tes dan
alat tulis.
3) Pelaksanaan :
Permukaan lantai yang dipergunakan rata dan padat dan
dindingnya tidak mengandung papan yang mudah mengerut.
Antropometer yang diletakkan dengan kuat vertikal ke dinding,
keakuratannya 0,1 cm.
Peserta tes berdiri tegak tanpa alas kaki menghadap lurus ke
depan, kepala dalam posisi tegak, mata horizontal dengan telinga,
bahu tegak, tidak ditarik ke belakang, kepala, bahu, siku, pinggul dan
tumit menempel pada dinding. Apabila menggunakan pita pengukur,
letakkan segitiga siku-siku tegak lurus pada pita pengukur diatas
kepala, kemudian turunkan ke bawah menyentuh bagian atas kepala
b. Berat Badan
1) Tujuan : Untuk mengetahui berat badan atlet
Alat/fasilitas : Alat penimbang berat badan
2) Pelaksanaan :
Alat penimbang ditempatkan pada permukaan yang rata, disertai
monitor untuk mengetahui hasil tes berat badan atlet. Peserta tes
berdiri tegak di atas timbangan dengan memakai baju
seminim/seringan mungkin dan tanpa alas kaki. Peserta tes berdiri
diam dengan bobot tubuhnya terdistribusi secara seimbang dibagian
tengah alat penimbang.
c. Panjang Lengan
1) Tujuan : Untuk mengukur panjang lengan
2) Alat/fasilitas : Antropometer
(a) Berdiri tegak dengan kedua tangan lurus kebawah, telapak
tangan menghadap ke dalam.
(b) Pengukuran dilakukan pada sendi bahu sampai ke ujung jari
bagian tengah dari slah satu tangan
(c) Satuan panjang dinyatakan dalam centimeter
d. Panjang Tungkai
1) Tujuan : Untuk mengukur panjang tungkai
2) Alat/fasilitas :Antropometer
3) Pelaksanaan :
(a) Berdiri tegak dengan kedua kaki lurus.
(b) Pengukuran dilakukan pada sendi pinggul sampai ke ujung
kaki.
(c) Satuan panjang dinyatakan dalam centimeter
2. Tes Kekuatan Otot Lengan
1) Tujuan : Untuk mengukur komponen kekuatan otot lengan
2) Alat/fasilitas : Hand Dynamometer
3) Pelaksanaan :
(a) Testee berusaha menekan alat dengan kedua tangan secara
bersama-sama sekuat-kuatnya, kemudian alat tersebut
menunjukkan besarnya dari kemampuan menekan tester
tersebut.
(b) Testee berusaha menarik alat tersebut dengan menggunakan
kedua tangan ke arah yang berlawanan sekuat-kuatnya.
Kemudian pada alat tersebut tmenunjukkan besarnya
kemampuan menarik dari tester tersebut.
(c) Tiap testee diberi kesempatan masing-masing dua kali
percobaan. Skor tertinggi merupakan skor yang diambil
Yofi Yusuf Nurdin, 2014
Hasil Memanah Jarak 30 Meter
Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4) Skor : Kemampuan daya tarik dan daya dorong terbesar
yang dapat di lakukan oleh testee dari dua kali
percobaan merupakan skor diambil oleh tester.
3. Tes Daya Tahan Otot Lengan
1) Tujuan : Untuk mengukur komponen daya tahan lokal otot
lengan
2) Alat/fasilitas : Bidang yang datar/push-up
3) Pelaksanaan : Tester berbaring dengan sikap telungkup, kedua
tangan dilipat disamping badan. Kedua tangan menekan lantai dan
diluruskan, sehingga badan terangkat, sedangkan sikap badan dan
tungkai merupakan garis lurus. Setelah itu turunkan badan dengan
cara membengkokkan lengan pada siku, sehingga dada menyentuh
lantai. Lakukan gerakan tersebut secara berulang-ulang dan
kontinyu.
4) Skor : Banyaknya jumlah gerakan push-up yang benar yang
dapat dilakukan oleh tester tersebut.
4. Tes Memanah Jarak 30 Meter
Untuk tes memanah atau scoring jarak 30 meter ini penulis mengadopsi
instrument dari penelitian yang sudah dilakukan oleh Pratama (2012) dengan nilai
vaiditas instrument sebesar (0,908) dan nilai reliabilitas instrument sebesar
(0,738). Adapun tata cara pelaksanaan tesnya ialah sebagai berikut:
1) Pada bunyi peluit satu kali testee bersiap memasuki garis tembak
yang berjarak 30 meter, menghadap ke sasaran.
2) Pada bunyi peluit dua kali testee mulai menembakkan anak panah
ke sasaran, masing-masing 6 panah per seri (dilakukan sebanyak 6
seri dengan jumlah anak panah yang ditembakkan sebanyak 36
anak panah), kegiatan ini berlangsung selama 4 menit tiap seri.
3) Pada bunyi peluit tiga kali testee menghentikan tembakan (waktu
4) Untuk pencatatan skor dilakukan oleh testee dengan diawasi oleh
tester. Prosedur penyekoran sesuai dengan ketentuan PP. Perpani
terbaru tahun 2011.
5) Apabila ada anak panah yang mantul, tembakan dihentikan hanya
pada bantalan yang mantul. Kemudian dilanjutkan setelah waktu
menembak selama 4 menit habis.
6) Prosedur yang sama dilakukan sampai dengan seri 6 atau seri
terakhir, jumlah total anak panah yang ditembakkan sebanyak 36
anak panah.
7) Penilaian dala mmelakukan scoring jarak 30 meter:
• Sah apabila anak panah yang dilepaskan menancap pada daerah
face target dan dilepaskan sebelum waktu habis.
• Tidak sah apabila anak panah yang dilepaskan menancap diluar area face target atau keluar bantalan dan dilepaskan setelah
waktu berakhir.
• Apabila ada testee yang sudah menarik tali busur akan tetapi tidak jadi dilepaskan sebelum waktu berakhir dan menarik
kembali kemudian melepaskan anak panah sebelum habis
waktunya maka anak panah tersebut di skor.
E. Tempat dan Waktu Pengambilan Data
Jadwal yang terencana dengan baik akan menentukan terhadap kelancaran
dan kelangsungan dari pelaksanaan penelitian untuk pengumpulan data. Adapun
jadwal pelaksanaan pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Tempat : Lapangan Pajajaran Bandung
2. Hari/Tanggal : Sabtu-Sabtu, 19 April-3 Mei 2014
3. Waktu : Pukul 13.00 WIB – Selesai
F. Prosedur Pengolahan Data
Data masing-masing variabel yang diperoleh melalui proses pengukuran,
Yofi Yusuf Nurdin, 2014
Hasil Memanah Jarak 30 Meter
Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
signifikan antara antropometri tubuh (tinggi badan, berat badan, panjang lengan,
panjang tungkai) dan power tungkai terhadap keterampilan spike maka harus
melalui proses penghitungan secara statistik. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan dalam pengolahan data hasil penelitian tersebut sebagai berikut :
1. Menghitung nilai rata-rata dari masing-masing variabel dengan menggunakan
rumus :
2. Menghitung simpangan baku dari masing-masing variabel dengan
menggunakan rumus:
3. Menguji normalitas data dengan menggunakan uji Lilliefors. Uji normalitas
ini digunakan untuk melihat apakah data yang didapat berdistribusi normal
atau tidak karena akan menentukan metoda statistika yang akan digunakan.
a) Menyusun data hasil pengamatan yang dimulai dari nilai pengamatan
yang paling kecil sampai besar.
b) Pengamatan X1, X2, ……, Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ……., Zn
dengan menggunakan rumus:
S X Xi Zi
Keterangan:
Zi = bilangan baku ke i
X = rata-rata kelompok sampel
S = simpangan baku kelompok sampel
Xi = data hasil observasi
c) Untuk setiap bilangan baku ini, menggunakan daftar distribusi normal
baku, kemudian dihitung pula peluang seperti pada rumus berikut:
F (Zi) = P (Z ≤ Zi)
Selanjutnya dihitung proporsi Zi, Z2, …….., Zn yang lebih kecil
atau sama dengan Z1. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (Zi), maka :
d) Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.
e) Ambil harga mutlak yang paling besar diantara harga-harga mutlak
tersebut, kriteria uji normalitas adalah:
f) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih
tersebut. Sebutlah harga terbesar ini (Lo).
g) Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka kita bandingkan Lo
ini dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis L untuk uji
Liliefors, dengan taraf nyata α (penulis menggunakan α = 0,05).
Kriterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi
normal, Jika Lo yang diperoleh dari pengarnatan melebihi L dari daftar
kritis uji Liliefors. Dalam hal lain hipotesis nol diterima.
Yofi Yusuf Nurdin, 2014
Hasil Memanah Jarak 30 Meter
Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a) Variansi gabungan dari semua sampel dengan rumus:
b) Harga satuan B denga rumus:
c) Uji Bartlett dengan menggunakan statistika chi-kuadrat dengan rumus:
x2 = (In10 ){( B - ∑(n-1) log Si2}, dengan In 10 = 2,3026
d) Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesisnya adalah:
Terima hipotesis (H0) : Ø = Ø = Ø = Ø , jika x2≤ x2 ½ 0,5 (dk)
Dalam hal lain tolak hipotesis (H1) : Ø ≠ Ø ≠ Ø ≠ Ø, jika x2 ≥ x2 ½ 0,5
(dk)
Batas kritis penolakan dan penerimaan hipotesisinya:
dk = k-1 dengan 1/2
= 0,025 pada dk=3, maka dari tabel distribusi x2 diperoleh harga sebesar 9,3485. Menghitung koefisien korelasi untuk mengukur antara (antropometri tinggi
badan, panjang lengan, panjang tungkai, berat badan),kekuatan otot lengan
dan daya tahan otot lengan terhadap prestasi memanah jarak 30 meter atau
skor yang dicapai. Penghitungan ini dilakukan dengan menggunakan rumus
Product Moment sebagai berikut:
{n( ) ( ) }{ ) ( ) }
r
xy : korelasi yang dicari∑x : Jumlah X
∑y : Jumlah Y
∑xy : Jumlah X kali Y
∑x2
Kd= r2 x 100%
∑y2
: Jumlah Y2
Dari hasil analisis korelasi akan didapatkan koefisien korelasi yang
digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan dan arah hubungan,
sedangkan signifikansi untuk mengetahui apakah hubungan yang terjadi
berarti atau tidak. Untuk mengetahui keeratan hubungan maka dapat dilihat
pada besarnya koefisien korelasi dengan pedoman sebagai berikut :
Tabel 3.1
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi (Sumber : Sugiyono, 2012, hlm. 149)
6. Menguji signifikansi koefisien korelasi (uji-t) dengan menggunakan rumus:
√ √ Keterangan:
t : nilai t hitung yang dicari
r : koefisien korelasi yang dicari
n : banyaknya sampel
7. Untuk mengetahui seberapa besar dukungan dari setiap variabel bebas
terhadap variabel terikat maka dihitung koefisien determinan dengan rumus
sebagai berikut :
Keterangan :
Kd : Persentase dukungan variabel (koefisien determinasi)
Koefisien Korelasi Kriteria
0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Yofi Yusuf Nurdin, 2014
Hasil Memanah Jarak 30 Meter
Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
r2 : Kuadrat dari koefisien korelasi.
Hipotesis Statistika Penelitian
H0 : ρ = 0 Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
antropometri tubuh tinggi badan, berat badan, panjang
lengan, panjang tungkai, kekuatan otot lengan dan daya
tahan otot lengan dengan hasil memanah jarak 30 meter.
H1 : ρ ≠ 0 Terdapat hubungan yang signifikan antara
antropometri tubuh tinggi badan, berat badan, panjang
lengan, panjang tungkai, kekuatan otot lengan dan daya
Yofi Yusuf Nurdin, 2014
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil data penelitian yang telah dianalisa, maka dapat diperoleh
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Antropometri tubuh memiliki korelasi yang rendah untuk hasil memanah
akan tetapi tidak menunjukan hubungan yang tidak signifikan terhadap hasil
memanah jarak 30 meter.
2. Kekuatan otot lengan hubungan yang signifikan terhadap hasil memanah
jarak 30 meter.
3. Daya tahan otot lenganmempunyai hubungan yang signifikan terhadap hasil
memanah jarak 30 meter.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, selanjutnya penulis
mengajukan rekomendasi atau implikasi sebagai berikut:
1. Bagi para pelatih cabang olah raga panahan, pengajar, pembina olah raga
dan rekan-rekan seprofesi hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber, bahwa
komponen fisik daya tahan dan kekuatan mempunyai hubungan yang baik
terhadap hasil memanah jarak 30 meter dibandingkan dengan antropometri
dalam olahraga panahan. Sehingga kedepannya dapat dibuat metode-metode
pelatihan yang menjadi factor untuk meningkatkan hasil memanah dalam
olah raga panahan.
2. Untuk mahasiswa atau peneliti yang akan akan melakukan penelitien tentang
pengaruh suatu aspek kondisi dalam cabang olah raga panahan, penulis
menganjurkan untuk mencoba untuk melakukan penelitian dengan jumlah
sampel yang lebih banyak dan dengan menggunakan sampel yang memiliki
Yofi Yusuf Nurdin, 2014
Hasil Memanah Jarak 30 Meter
Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian (edisi revisi VI). Jakarta:
Rineka Cipta
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi
2010).
Barret, Jean. (1986). Olahraga Panahan Pedoman Teknik dan Analisis.
Semarang: Dahara Prize
Damiri, Achmad. (1990). Panahan. Bandung: FPOK IKIP BANDUNG
Gayo, W. (2010). Analisis Biomekanik Teknik Release Pada Cabang Olahraga
Panahan
.[Online].Tersedia:http://wengayo.blogspot.com/2010/06/analisis-biomekanika-teknik-release-pada.html. (6 Januri 2014)
Giriwijoyo, S. (2007). Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi) Fungsi Tubuh Manusia
pada Olahraga untuk Kesehatan dan untuk Prestasi: Bandung: UPI
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta:
CV Tambak Kusuma.
Harsono. (2001) Latihan Kondisi Fisik . Bandung: FPOK UPI
Harsono. (2004) Panahan untuk pemula. Bandung: FPOK UPI
Hidayat, Imam. (2003). Biomekanika. Bandung: Ikip Bandung Press
Indriati, E. (2010). Antropometri untuk Kedokteran, Keperawatan, Gizi dan
Olahraga. Yogyakarta: PT Citra Aji Parama.
Komarudin. (2013). Panahan Teknik dan Analisis. Bandung: CV.Nurani
Lee, K., & De Bondt, R. (2005). Total archery: Samick Sports Co.
Yofi Yusuf Nurdin, 2014
Hasil Memanah Jarak 30 Meter
www.slideshare.net/harris/contoh-9778479
Matjan, Bastinus. (2010). IlmuKesehatan Olahraga. Bandung: Buku Ajar FPOK
UPI
Nurhasan dan Hasanudin, Dudung, (2007). Tes dan Pengukuran Dalam Pelatihan
Olahraga, Banadung: FPOK UPI
Persuney, dan Sidik, D.Z. (2010). Pembinaan Kondisi Fisik. Bandung : FPOK UPI
Perpani Pengda Jawa Barat. (2002). Penataran Pelatih dan Wasit se Jawa Barat.
Bandung: Pengda Perpani periode 2000-2004
Pratama, Andi Kurniaan (2012). Perbandingan Durasi Menembak Dari Fase
Holding ke Release Terhadap Pprestasi Memana Jarak 30 Meter Pada
Cabang Olahraga Panahan. Skripsi. FPOK UPI (Tidak Diterbitkan)
Satriya. Dkk. (2007). Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI
Setyobroto, S. (1993). Psikologi Kepelatihan. Jakarta: CV. Jaya Sakti.
Setyobroto, Sudibyo. (2001). Mental Training. Jakarta: Percetakan “solo”.
Sudjana, N. (2005). Metode statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono, P. (2012). Pemahami Penelitian Kualitatif. Bandung, ALFABETA.
Sukmadinata, N. S. (2008). Penelitian Pendidikan: Band Remaja Rosdakarya
Surakhmad. (1998).Pengantar Penenliitian Ilmiah. Bandung: Tarsito
Syaranmual, jusak. (2008). Peranan Motor Learning Dalam Meningkatkan
Keterampilan Motorik Memanah.
[Online]. Tersedia:
http://itawaka.blogspot.com/2008/08/motor-learning-dalam-memanah.html (5 juni 2014)
Yofi Yusuf Nurdin, 2014
Hasil Memanah Jarak 30 Meter
Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
EGC.
Wignjosoebroto, S., Wahyudi, S., Setyorini, Y., & Basuki, I. (2008). Hukum