Septiany, Farida 2014
KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH BAGI PESERTA DIDIK SMA KELAS X PADA MATERI LARUTAN
ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA
UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH BAGI
PESERTA DIDIK SMA KELAS X PADA MATERI
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Kimia
oleh
Farida Septiany
NIM 1000623
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
Septiany, Farida 2014
KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH BAGI PESERTA DIDIK SMA KELAS X PADA MATERI LARUTAN
ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA
UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH BAGI PESERTA
DIDIK SMA KELAS X PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT
DAN NON-ELEKTROLIT
oleh:
Farida Septiany
1000623
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Farida Septiany 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Septiany, Farida 2014
KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH BAGI PESERTA DIDIK SMA KELAS X PADA MATERI LARUTAN
ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hak cipta dilindungi Undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa izin penulis
HALAMAN PENGESAHAN
FARIDA SEPTIANY
KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH BAGI PESERTA DIDIK SMA KELAS X PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN
NON-ELEKTROLIT
disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Dosen Pembimbing I
Dr. Wawan Wahyu, S.Pd., M.Pd NIP.197111201998021001
Dosen Pembimbing II
Drs. Ali Kusrijadi, M.Si NIP.196706291992031001
Mengetahui,
Septiany, Farida 2014
KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH BAGI PESERTA DIDIK SMA KELAS X PADA MATERI LARUTAN
ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dr. rer. nat. H. Ahmad Mudzakir, M.Si
Septiany, Farida 2014
KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH BAGI PESERTA DIDIK SMA KELAS X PADA MATERI LARUTAN
ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membuat konstruksi LKS pola 5M bermuatan nilai sebagai media untuk mengembangkan nilai-nilai ilmiah bagi peserta didik SMA kelas X pada submateri larutan elektrolit dan non-elektrolit. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Desain penelitian ini adalah rekonstruksi pendidikan. Obyek dari penelitian ini adalah submateri larutan elektrolit dan non-elektrolit bagi peserta didik SMA kelas X. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar validasi konstruksi LKS pola 5M bermuatan nilai (berupa lembar validasi konten dan lembar validasi konstruk) dan pedoman wawancara. Tahapan pola 5M pada LKS bermuatan nilai yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan data atau informasi, mengasosiasi serta mengkomunikasikan. Nilai ilmiah yang dapat dikembangkan pada submateri larutan elektrolit dan non-elektrolit ini adalah teliti, rasa ingin tahu, gemar membaca, responsif, kritis, rasional, toleransi, kreatif, tanggung jawab, objektif, jujur, percaya diri, serta komunikatif. Adapun nilai yang dominan untuk dikembangkan pada LKS pola 5M bermuatan nilai pada submateri larutan elektrolit dan non-elektrolit ini adalah teliti dan gemar membaca. Adapun nilai lain yang terkait adalah toleransi, kerjasama dan santun. Tanggapan peserta didik secara keseluruhan menyatakan positif.
Kata kunci: LKS, Pola 5M, Nilai Ilmiah, Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit
Abstract
The purpose of this research is to make construct value laden worksheet 5M steps like as tools to develop scientific values for X grade student at submatter electrolyte and non-electrolyte solutions. The method of this research is descriptive, while design of this research is educational reconstruction. The object of this research is submatter electrolyte and non-electrolyte solutions for X grade student. Instrument for this research is construction validity sheet of worksheet 5M steps value laden (content and construct validity sheet) and interview’s guidance. Phase of 5M steps at worksheet value laden is observing, asking question, collecting of data, associating and communicating. Value laden can developed at this submatter is carefulness, curious, enjoy of reading, responsive, critical, rational, creative, responsibility, objective, honesty, self confidence, and communicative. Dominant values can developed at this worksheet 5M steps value laden at submatter electrolyte and non-electrolyte solution is carefulness and enjoy of reading. Other value concerned is tolerance, cooperating, and good manners. Respons of students totally positive declared.
Septiany, Farida 2014
KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH BAGI PESERTA DIDIK SMA KELAS X PADA MATERI LARUTAN
ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT
Septiany, Farida 2014
KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH BAGI PESERTA DIDIK SMA KELAS X PADA MATERI LARUTAN
ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
PERSEMBAHAN HAK CIPTA
HALAMAN PENGESAHAN
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
ABSTRAK ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Rumusan Masalah ... 7
D. Tujuan ... 7
E. Manfaat ... 8
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9
A. Lembar Kerja Siswa ... 9
B. Pendekatan Saintifik ... 13
C. Lembar Kerja Siswa Bermuatan Nilai ... 20
D. Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit ... 24
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
A. Metode dan Desain Penelitian ... 28
B. Alur Penelitian ... 28
C. Obyek Penelitian ... 30
D. Definisi Operasional ... 31
E. Instrumen Penelitian ... 31
F. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ... 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33
A. Hasil ... 33
B. Pembahasan ... 46
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 57
5.1 Simpulan ... 57
5.2 Saran ... 58
Septiany, Farida 2014
KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH BAGI PESERTA DIDIK SMA KELAS X PADA MATERI LARUTAN
ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT
Septiany, Farida 2014
KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH BAGI PESERTA DIDIK SMA KELAS X PADA MATERI LARUTAN
ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia (SDM)
yang berkualitas. SDM yang dimaksud adalah peserta didik sebagai ouput
pendidikan. Dengan SDM yang berkualitas, suatu bangsa akan mampu bersaing
dengan bangsa lain dalam skala global. Kualitas pendidikan akan menentukan
kemajuan suatu bangsa. Mengingat kompetisi yang semakin hari semakin ketat
atau hiperkompetitif, peserta didikpun diharuskan memiliki daya saing masa
depan, integritas tinggi serta siap menghadapi dunia global yang dinamis. Dengan
demikian, pendidikan merupakan wahana untuk mencetak generasi penerus
bangsa. Menyadari pentingnya hal tersebut, pemerintah mengatur hal-hal terkait
pendidikan, diantaranya Undang-Undang No.20 tahun 2003, Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No.19 tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah pasal
19 ayat 1.
Menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan merupakan usaha pemerintah untuk meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia. Selain itu, dalam pasal 19 ayat 1 dari Peraturan
Pemerintah berbunyi: proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai bakat, minat dan
2
untuk mengkonstruksi kehidupan di masa yang akan datang. Sesuai dengan
Undang-Undang No.20 tahun 2003, tema kurikulum 2013 adalah kurikulum yang
dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif
[image:10.595.152.449.173.354.2]melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi.
Gambar 1.1. Tema Kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2013)
Pemerintah senantiasa melakukan pembenahan-pembenahan dalam dunia
pendidikan, salah satunya adalah dengan adanya kurikulum 2013. Kurikulum
2013 menekankan adanya pola 5M pada setiap inti kegiatan pembelajaran. Pola
5M yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi serta
mengkomunikasikan. Dalam silabus kurikulum 2013 terdapat kompetensi inti dan
kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik. Salah satu kompetensi
dasar (KD 2.1) yang harus dimiliki oleh peserta didik yaitu dapat menunjukkan
perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka,
mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis,
kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan
percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
Gerakan Indonesia Berkibar menuliskan bahwa menurut Education For All
Global Monitoring Report tahun 2011 yang dikeluarkan oleh UNESCO yang
berisi hasil pemantauan pendidikan dunia; Dari 127 negara, Education
Development Index (EDI) Indonesia berada pada posisi ke-69. Menurut survei
3
menyebutkan bahwa sistem pendidikan di Indonesia menempati posisi terburuk di
kawasan Asia (dari 12 negara yang disurvei). Selain itu, tindak kekerasan (seperti
tawuran), merokok, narkoba, seks bebas, kecurangan dalam ujian (mencontek)
serta masih banyak lagi kasus-kasus lainnya telah menampar dunia pendidikan
Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia sedang mengalami krisis
karakter. Jika hal ini dibiarkan terus-menerus, maka bukan hal yang tidak
mungkin bangsa ini akan dilanda kebodohan, keterbelakangan, kemiskinan, serta
membentuk pribadi-pribadi yang semakin konsumtif (tidak produktif).
Pendidikan saat ini seolah-olah mengalami penyempitan makna menjadi
pengajaran. Mendidik memang tak semudah mengajar. Menurut Amirin (2011),
dewasa ini dosen dan guru lazim dianggap hanya sekedar melakukan kegiatan
mengajar, bukan mendidik. Hal ini menunjukkan bahwa pendidik (guru atau
dosen), masih hanya sekedar mengajar (transfer of knowledge), bukan mendidik
(transfer of value). Mengajar (transfer of knowledge) berarti memberikan konten
dari materi pelajaran. Peserta didik akan cerdas secara intelektual/kognitif;
sedangkan mendidik (transfer of value) tidak hanya sekedar memberikan konten
dari materi pelajaran, tetapi juga menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai.
Peserta didik tidak hanya cerdas secara kognitif, tetapi cerdas secara afektif dan
psikomotor juga. Dengan kata lain, peserta didik akan memiliki kecerdasan yang
seimbang. Penanaman nilai-nilai diberikan secara eksplisit oleh pendidik berupa
pesan moral dan keteladanan, sedangkan pengembangan nilai-nilai ditemukan
sendiri oleh peserta didik melalui pengkondisian yang dilakukan oleh pendidik
melalui strategi pembelajaran yang dipilih.
Pendidikan tentu sangat berkaitan erat dengan proses pembelajaran. Agar
proses pembelajaran berlangsung efektif, maka diperlukan strategi pembelajaran
yang tepat. Sayangnya, strategi pembelajaran yang banyak digunakan saat ini
adalah metode pembelajaran yang konservatif atau konvensional, yaitu ceramah.
Menurut Kurniawan, penggunaan metode ceramah ini termasuk salah satu
penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Metode pembelajaran dengan
menggunakan ceramah memiliki pola teacher-centered. Peserta didik senantiasa
4
bahwa peserta didik tidak terlatih untuk bersikap mandiri. Selain itu, peserta didik
dianggap sebagai obyek belajar, maka tidak heran jika peserta didik menjadi pasif,
bersikap acuh terhadap materi pelajaran, kurang termotivasi serta tidak terlatih
untuk berpikir. Padahal inti pembelajaran pada hakikatnya adalah proses berpikir.
Alhasil, proses pembelajaran yang berlangsung belum berjalan optimal. Jika
permasalahan ini tidak segera diatasi, berbagai resiko yang dapat ditimbulkan
adalah peserta didik akan semakin malas untuk belajar, sulit memahami materi
pelajaran, proses pembelajaran menjadi terhambat, prestasi peserta didik akan
sulit untuk ditingkatkan serta sulit bersaing dalam skala global.
Hasil penelitian membuktikan bahwa pada pembelajaran tradisional, retensi
atau penyimpanan informasi dari guru sebesar 10% setelah lima belas menit dan
perolehan pemahaman kontekstual sebesar 25%. Pada pembelajaran berbasis
pendekatan ilmiah, retensi informasi dari guru sebesar lebih dari 90% setelah dua
hari dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 50%-70% (Kemendikbud,
2013). Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran ilmiah lebih efektif
dibandingkan proses pembelajaran tradisional. Penjelasan tersebut dapat
[image:12.595.121.505.491.624.2]digambarkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 1.1. Perbandingan pembelajaran tradisional dan pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah
Indikator Pembelajaran
Tradisional
Pembelajaran
Berbasis Pendekatan
Ilmiah
Retensi/penyimpanan
Informasi
10% setelah 15
menit
90% setelah 2 hari
Pemahaman Kontekstual 25% 50%-70%
Pendidikan merupakan salah satu ujung tombak penentu peradaban bangsa.
Pendidik memiliki peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Selain
berperan sebagai fasilitator, motivator, pendidik juga harus mampu
mengkondisikan dan mengkondusifkan kelas. Strategi pembelajaran yang dipilih
5
pendekatan ilmiah dalam kurikulum 2013 merupakan solusi yang ditawarkan oleh
pemerintah untuk mengatasi permasalahan ini. Pola 5M ini berpola
student-centered. Pola 5M menuntut agar peserta didik belajar secara aktif. Selain itu,
peserta didik berperan sebagai subjek belajar, mencari dan menemukan serta
mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang diperolehnya dengan bimbingan atau
bantuan pendidik. Learning by doing, memberikan efek pengalaman belajar yang
lebih berkesan dibandingkan dengan hanya sekedar membaca atau mendengarkan.
Belajar merupakan pengalaman ilmiah. Pengalaman ilmiah tentu memerlukan
kerja ilmiah, layaknya para ilmuwan. Sikap ilmiah merupakan salah satu syarat
yang harus dimiliki oleh peserta didik, karena hal ini akan sangat mendukung
proses pembelajaran. Sikap ilmiah yang diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari akan membentuk nilai ilmiah. Nilai ilmiah yang telah diaplikasikan secara
terus-menerus akan membentuk habituasi, maka inilah yang disebut karakter.
Sikap ilmiah akan membentuk karakter SDM yang berkualitas.
Proses pembelajaran akan berlangsung efektif dan efisien, jika media
pembelajaran yang digunakannya tepat. Media pembelajaran yang dipilih harus
membuat peserta didik aktif serta mampu mengembangkan sikap ilmiah. Dalam
PP nomor 19 tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa guru (pendidik) diharapkan
mampu mengembangkan materi pembelajaran (Depdiknas, 2008). Penggunaan
media pembelajaran dapat memudahkan pendidik dalam melaksanakan
pembelajaran dan peserta didik akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar.
Media pembelajaran dapat dibuat dalam berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhan
dan karakteristik topik materi yang akan disajikan. Berikut adalah beberapa alasan
mengapa pendidik perlu untuk mengembangkan bahan ajar, yaitu: ketersediaan
bahan sesuai tuntutan kurikulum, karakteristik sasaran, dan tuntutan pemecahan
masalah belajar (Depdiknas, 2008). Salah satu media pembelajaran yang dapat
dikembangkan adalah lembar kerja siswa (LKS). LKS terbagi menjadi dua, yaitu
LKS eksperimen dan LKS non eksperimen. Sepakat dengan apa yang
diungkapkan oleh Slamet Suyanto, Paidi, dan Insih Wilujeng, bahwa LKS saat ini
berbeda jauh dengan lembar kerja siswa sesungguhnya yang berisi panduan
6
dan latihan soal-soal yang harus dikerjakan peserta didik. Hal ini menunjukkan
bahwa LKS saat ini berperan sebagai alat evaluasi pembelajaran, bukan sebagai
media pembelajaran. Padahal LKS merupakan salah satu media pembelajaran
yang seharusnya mampu membuat peserta didik aktif belajar secara mandiri serta
mampu mengembangkan nilai-nilai ilmiah peserta didik.
Kimia merupakan salah satu cabang dari rumpun ilmu pengetahuan alam
(IPA) di SMA. IPA mempunyai ciri khas, yaitu objektif, metodik, sistematis serta
berlaku untuk umum. Kajian kimia mencakup sifat-sifat, struktur, susunan atau
komposisi, perubahan serta energi yang menyertai perubahan materi. Mata
pelajaran kimia ini sangat cocok untuk mengembangkan nilai-nilai ilmiah.
Larutan elektrolit dan non-elektrolit merupakan salah satu submateri yang
dipelajari dalam kimia SMA. Larutan banyak ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari, maka materi ini sangat erat dengan kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan, maka penelitian ini diberi judul “Konstruksi LKS Pola 5M Bermuatan Nilai sebagai Media untuk Mengembangkan Nilai-Nilai Ilmiah bagi Peserta Didik SMA Kelas X pada
Submateri Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasi
permasalahnya sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran yang berlangsung masih hanya sekedar mengajar
(transfer of knowledge) belum mendidik (transfer of value).
2. Pembelajaran masih berpola teacher-centered dengan metode ceramah.
3. Belum dikembangkannya nilai-nilai ilmiah pada topik larutan elektrolit dan
non-elektrolit SMA kelas X.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan
7
Rumusan masalah umum:
Bagaimana konstruksi LKS pola 5M bermuatan nilai sebagai media pembelajaran
untuk mengembangkan nilai-nilai ilmiah bagi peserta didik SMA kelas X pada
submateri larutan elektrolit dan non-elektrolit?
Rumusan masalah khusus:
1. Bagaimana konstruksi LKS pola 5M bermuatan nilai sebagai media untuk
mengembangkan nilai-nilai ilmiah bagi peserta didik SMA kelas X pada
submateri larutan elektrolit dan non-elektrolit?
2. Nilai-nilai ilmiah apa saja yang dapat dikembangkan melalui konstruksi LKS
pola 5M bermuatan nilai bagi peserta didik SMA kelas X pada submateri
larutan elektrolit dan non-elektrolit?
3. Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap LKS pola 5M bermuatan nilai
pada submateri larutan elektrolit dan non-elektrolit?
D. Tujuan
Tujuan penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:
Tujuan umum:
Menghasilkan LKS pola 5M bermuatan nilai sebagai media pembelajaran bagi
peserta didik SMA kelas X pada submateri larutan elektrolit dan non-elektrolit.
Tujuan khusus:
1. Membuat konstruksi LKS pola 5M bermuatan nilai sebagai media untuk
mengembangkan nilai-nilai ilmiah bagi peserta didik SMA kelas X pada
submateri larutan elektrolit dan non-elektrolit.
2. Menganalisis nilai-nilai ilmiah yang dapat dikembangkan melalui konstruksi
LKS pola 5M bermuatan nilai bagi peserta didik SMA kelas X pada
submateri larutan elektrolit dan non-elektrolit.
3. Menganalisis tanggapan peserta didik terhadap LKS pola 5M bermuatan nilai
8
E. Manfaat
Manfaat dilakukannya penelitian ini, diharapkan sebagai berikut:
1. Bagi pendidik, menjadi rujukan dalam mengembangkan nilai-nilai ilmiah
pada topik larutan elektrolit dan non-elektrolit SMA kelas X.
2. Bagi peserta didik, mampu mengembangkan nilai-nilai ilmiah yang dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari yang akan menjadi sikap ilmiah
serta karakter peserta didik.
3. Bagi peneliti lain, menjadi acuan dalam mengembangkan nilai-nilai ilmiah
pada materi kimia lainnya maupun pada mata pelajaran lainnya.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab satu yaitu pendahuluan berisi latar
belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat serta struktur
organisasi skripsi. Pada latar belakang masalah dipaparkan terkait alasan mengapa
suatu permasalahan diteliti, pentingnya permasalahan tersebut untuk diteliti,
pendekatan untuk mengatasi masalah, baik dari sisi teoritis maupun praktis. Selain
itu, dipaparkan pula alasan rasional dan esensial yang membuat peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian berdasarkan fakta, data, referensi, ataupun temuan
penelitian sebelumnya. Bab dua yaitu kajian pustaka berisi landasan teori yang
mendukung proses penelitian seperti konsep, teori, rumus, dalil, hukum dan
sebagainya. Selain itu dipaparkan pula penelitian terdahulu yang relevan (baik
dari prosedur, subyek, ataupun hasil temuannya). Bab tiga yaitu metode penelitian
berisi metode dan desain penelitian, obyek penelitian, subyek penelitian, definisi
operasional, instrumen penelitian, prosedur penelitian serta teknik analisis data.
Bab empat yaitu hasil penelitian dan pembahasan berisi temuan dari penelitian
yang akan menjawab pertanyaan penelitian, temuan tersebut kemudian dianalisis
dengan cara menghubungkannya dengan teori dan implikasinya terhadap temuan
penelitian. Bab lima yaitu simpulan dan saran berisi jawaban rumusan masalah
Septiany, Farida 2014
KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH BAGI PESERTA DIDIK SMA KELAS X PADA MATERI LARUTAN
ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif.
Menurut Syaodih (2011) penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang
paling dasar, ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena-fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa
manusia. Penelitian deskriptif tidak melakukan perlakuan, manipulasi ataupun
pengubahan pada variabel-variabel bebas tetapi menggambarkan suatu kondisi
apa adanya. Penelitian yang dilakukan termasuk pada penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif banyak dilakukan dengan tujuan memahami suatu fenomena
pendidikan secara mendalam dan holistik (Firman, 2013).
Desain penelitian yang digunakan adalah model rekonstrusi pendidikan
(educational rescontruction) (Duit, et al, 2012). Pada penelitian ini hanya
dibatasi pada dua komponen, yaitu (1) klarifikasi dan analisis wacana serta (2)
penelitian mengajar dan belajar. Klarifikasi dan analisis wacana dilakukan melalui
kajian dan validasi, sedangkan penelitian mengajar dan belajar dilakukan melalui
[image:18.595.135.476.495.628.2]uji coba terbatas.
Gambar 3.1. Desain Penelitian
B. Alur Penelitian
Klarifikasi dan Analisis Wacana
Penelitian Mengajar dan Belajar
29
Penelitian yang akan dilakukan terbagi menjadi beberapa tahap, seperti
terlihat pada gambar berikut ini:
Kajian Kurikulum 2013 Kajian Pendidikan Nilai Kajian Standar Kompetensi Lulusan Kajian Standar Isi Kajian Standar Proses Kajian Materi Kimia Kajian Kompetensi Inti Pendekatan Saintifik Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit Kajian Kompetensi Dasar
Konstruksi LKS Pola 5M Bermuatan Nilai pada Submateri Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit Hipotetik
Penyusunan Instrumen Penelitian: 1. Lembar Validasi Konten 2. Lembar Validasi Konstruk 3. Pedoman Wawancara
Validasi
Konstruksi LKS Pola 5M Bermuatan Nilai pada Submateri Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit
Revisi berdasarkan Hasil Validasi
Uji coba terbatas
30
Gambar 3.2. Alur penelitian
Berdasarkan alur penelitian tersebut, langkah-langkah yang ditempuh dalam
penelitian adalah :
1. Tahap Pendahuluan
Pada tahap ini peneliti melakukan kajian terhadap kurikulum 2013 dan pendidikan
nilai. Kajian kurikulum 2013 terbagi menjadi tiga bagian, yaitu Standar Proses
(SP), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta Standar Isi (SI). Kajian Standar
Proses dilakukan dengan mengkaji Pendekatan Saintifik yang memiliki Pola 5M.
Kajian Standar Kompetensi Lulusan dilakukan dengan mengkaji Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar. Kajian Standar Isi dilakukan dengan mengkaji materi
kimia yaitu larutan elektrolit dan non-elektrolit. Setelah itu, peneliti membuat
konstruksi LKS pola 5M bermuatan nilai pada submateri larutan elektrolit dan
non-elektrolit hipotetik serta menyusun instrumen penelitian. Nilai-nilai ilmiah
yang disisipkan pada LKS dilakukan berdasarkan tabel 2.1.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti melakukan validasi instrumen penelitian kepada
sepuluh validator yang terdiri dari lima orang dosen kimia dan lima orang guru
kimia SMA. Setelah itu, peneliti melakukan revisi instrumen penelitian
berdasarkan hasil validasi serta menyusun kembai konstruksi LKS pola 5M
bermuatan nilai pada submateri larutan elektrolit dan non-elektrolit, kemudian
dilakukan uji coba terbatas kepada delapan peserta didik SMA negeri yang berada
di kota Tasikmalaya serta wawancara.
3. Tahap Penutup
Pada tahap ini peneliti melakukan pengolahan dan analisis data yang
kemudian diambil kesimpulan darinya.
31
Obyek pada penelitian ini adalah submateri larutan elektrolit dan
non-elektrolit bagi peserta didik SMA kelas X.
D. Definisi Operasional
Nilai adalah idea atau konsep yang bersifat abstrak tentang apa yang
dipikirkan seseorang atau dianggap penting oleh seseorang, biasanya mengacu
kepada estetika (keindahan), etika pola prilaku dan logika benar salah atau
keadilan (Sauri, 2009).
Ilmiah adalah sesuatu yang didasarkan pada ilmu pengetahuan (Kamus
Lengkap Bahasa Indonesia, 2010).
Sikap ilmiah adalah sikap yang diperlihatkan oleh para ilmuwan saat mereka
melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan (Ulum, 2010).
LKS adalah lembar kerja yang berisikan informasi dan interaksi dari pendidik
kepada peserta didik agar dapat mengerjakan sendiri suatu aktivitas belajar,
melalui praktek atau penerapan hasil-hasil belajar untuk mencapai tujuan
instruksional (Dahar, 1986).
LKS pola 5M bermuatan nilai merupakan media pembelajaran berupa lembar
kerja bagi peserta didik yang didalamnya mengikuti pola 5M (aktivitas belajar
mulai dari mengamati, menanya, mengumpulkan data/informasi, mengasosiasi
hingga mengkomunikasikan) yang diberi muatan nilai-nilai yang ingin
dikembangkan oleh pendidik.
E. Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan rumusan masalah pada bab 1,
maka digunakan instrumen penelitian berupa:
1. Lembar validitas konten (dapat dilihat pada Lampiran 1.1)
2. Lembar validitas konstruk (dapat dilihat pada Lampiran 1.2)
3. Pedoman wawancara (dapat dilihat pada Lampiran 1.4)
32
Teknik pengumpulan dan analisi data dijabarkan sebagai berikut:
Content Validity
Content validity atau Validitas konten merupakan validitas suatu alat ukur
dilihat dari segi konten (isi) materi pelajaran yang melibatkan para pakar (expert
judgement) untuk menilai. Teknis pengujian validitas isi ini dapat dibantu dengan
menggunakan kisi-kisi instrumen atau matrik pengembangan instrumen. Content
validity yang digunakan ada dua, yaitu Content Validity Ratio (CVR) dan Content
Validity Index (CVI).
1. Content Validity Ratio (CVR)
Rumus CVR dari Lawshe:
ne : jumlah expert judgement yang menyatakan valid (ya)
N : jumlah expert judgement (Holli, et al, 2007)
2. Content Validity Index (CVI)
CVI (content validity index) merupakan rata-rata dari nilai CVR untuk item
yang sudah valid. CVI dikemukakan oleh Lynn. Secara sederhana, dapat
dirumuskan sebagai berikut:
: jumlah CVR
N : jumlah item (Holli, et al, 2007)
3. Kategori hasil perhitungan CVR dan CVI
Analisis data dipermudah dengan adanya kriteria penelitian hasil validasi
pada instrumen penelitian. Item yang menyatakan valid diberi bobot 1 dan item
yang dinyatakan tidak valid diberi 0. Hasil perhitungan CVR dan CVI dapat
dikategorikan tidak sesuai untuk rentang 0-0,03; sesuai untuk rentang 0,34-0,67
Septiany, Farida 2014
KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH BAGI PESERTA DIDIK SMA KELAS X PADA MATERI LARUTAN
ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai konstruksi LKS pola 5M bermuatan
nilai pada submateri larutan elektrolit dan non-elektrolit, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Konstruksi LKS pola 5M bermuatan nilai pada submateri larutan elektrolit
dan non-elektrolit ini terdiri dari lima tahapan dalam pendekatan saintifik,
yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan data/informasi, mengasosiasi
serta mengkomunikasikan. Pada tahap mengamati terdapat fenomena yang
menimbulkan konflik kognitif. Pada tahap menanya membuat rumusan
masalah. Pada tahap mengumpulkan data/informasi terdiri atas membuat
hipotesis (jawaban sementara), melakukan praktikum serta menuliskan data
hasil pengamatan. Pada tahap mengasosiasi menjawab pertanyaan post-lab
dan membuat kesimpulan. Pada tahap mengkomunikasikan dilakukan secara
lisan (presentasi) dan tulisan (laporan praktikum dan membuat karya ilmiah
yang diunggah di internet).
2. Nilai-nilai ilmiah yang dapat dikembangkan melalui konstruksi LKS pola 5M
bermuatan nilai pada submateri larutan elektrolit dan non-elektrolit ini adalah
teliti, rasa ingin tahu, gemar membaca, responsif, kritis, rasional, toleransi,
kreatif, tanggung jawab, objektif, jujur, percaya diri, serta komunikatif.
Adapun nilai yang dominan untuk dikembangkan pada LKS pola 5M
bermuatan nilai pada submateri larutan elektrolit dan non-elektrolit ini adalah
teliti dan gemar membaca. Adapun nilai lain yang terkait adalah toleransi,
kerjasama dan santun.
3. Tanggapan peserta didik terhadap penggunaan LKS pola 5M bermuatan nilai
pada submateri larutan elektrolit dan non-elektrolit hampir seluruhnya
58
B. Saran
Penelitian yang dilakukan ini masih terdapat kekurangan, maka dari itu
berikut beberapa saran bagi penelitian selanjutnya, yaitu:
1. Lembar validasi konstruksi LKS pola 5M bermuatan nilai hendaknya diberi
tingkat relevansi agar diketahui seberapa valid item yang divalidasi.
2. Memperhatikan efektivitas waktu dan pengkondisian pada saat mengerjakan
LKS pola 5M bermuatan nilai.
3. Tanggapan peserta didik terhadap LKS pola 5M bermuatan nilai akan lebih
Septiany, Farida 2014
KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH BAGI PESERTA DIDIK SMA KELAS X PADA MATERI LARUTAN
ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Amirin. (2011). UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural
Organization). [Diakses 22 Januari 2014]
Dahar, R.W. (2006). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga
Daryanto dan Purwanto, D. (2014). Pengembangan Perangkat Pembelajaran
(Silabus, RPP, PHB, Bahan Ajar). Yoyakarta: Gava Media
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar
Departemen Pendidikan Nasional Direktur Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan SMA
Duit, R. et.al. (2012). The Model of Educational Reconstruction – A Framework For Improving Teaching And Learning Science. Sci. Educ. Res. and Pract.
in Europe: Retrospective and Prospective, 5, 13–37.
Firman, Harry. (2013). Penelitian Pendidikan Kimia. Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI
Gerakan Indonesia Berkibar. (2014) Fakta Pendidikan. [Online]. Tersedia di: http://www.gerakan.indonesia.merdeka.htm [Diakses 20 Juni 2014]
Harnanto, A dan Ruminten. (2009). Kimia untuk SMA/MA Kelas X. bse. Pusat Perbukuan Depdiknas. Jakarta: Setiaji
Holli A. DeVon, et al. (2007). A Psychometric Toolbox for Testing Validity and
Reliability. Journal of Nursing Scholarship, Sigma Theta Tau International
Husamah dan Setyaningrum, Y. (2013). Desain Pembelajaran Berbasis
Pencapaian Kompetensi Panduan Merancang Pembelajaran untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pusaka Karya
60
Karton G.Lewis,Ph.D. Develope Questioning Skill; Center for Teaching
Effectiveness. The University of Texas at Austin
Kemendikbud (2013). Lampiran IV permendikbud No.81 A Tentang Implementasi
Kurikulum. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Kementrian Pendidikan dan Budaya. Contoh Penerapan Pendekatan Scientific
dalam Pembelajaran IPA. Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kemdikbud
Kemendiknas. Balitbang. Puskur dan Perbukuan. (2011). Panduan Pelaksnaaan
Pendidikan Karakter. Jakarta
Kosasih, Aceng. Konsep Pendidikan Nilai
Kurikulum 2013 : Konsep Dasar Pendekatan Saintifik .Bahan Diklat
Kurikulum 2013 : Langkah-langkah Umum Pembelajaran dengan Pendekatan
Saintifik. Bahan Diklat
Kurniawan. (2014). 7 Fakta Penyebab Mutu Pendidikan di Indoensia Rendah. [Diakses 20 juni 2014]
Megawangi, Ratna. (2004). Pendidikan Karakter Solusi yang tepat untuk
membangun bangsa. Jakarta
Pustekkom (2003). Flash Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit. [Diakses 23 Oktober 2013]
Sauri, Sofyan. (2009). Teaching Values toolkit A Concept by David Koutsoukis:
Prim-Ed Publishing
Susiwi, S. (2007). Pendekatan Pembelajaran dalam Pembelajaran Kimia
“Handout” Mata Kuliah: Belajar dan Pembelajaran Kimia (KI 500).
Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI
Widjajanti dkk. (2006). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Mata
Pelajaran Sains Kimia untuk SMP Kelas VII, VIII, dan IX.
Widjajanti, Endang. (2008). Kualitas Lembar Kerja Siswa. Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA