• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN KUARTET TERHADAP PEMBELAJARAN KONJUGASI VERBA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN KUARTET TERHADAP PEMBELAJARAN KONJUGASI VERBA."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN KUARTET TERHADAP

PEMBELAJARAN KONJUGASI VERBA

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana Jenjang Strata Satu Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman

Oleh

Muhammad Reza Badruzzaman

0906482

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

MUHAMMAD REZA BADRUZZAMAN

EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN KUARTET TERHADAP PEMBELAJARAN KONJUGASI VERBA

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Dr. H. Azis Mahfuddin, M.Pd. NIP. 195206071976031003

Pembimbing II

Dra. Nining Warningsih, M.Pd NIP. 196107211988032002

Mengetahui

Ketua Jurusan Bahasa Jerman FPBS UPI bandung

(3)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Efektivitas Teknik

Permainan Kuartet terhadap Pembelajaran Konjugasi Verba” ini sepenuhnya

karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya plagiat dari karya orang lain dan

saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai

dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat. Atas pernyataan ini, saya siap

menanggung resiko/sanksi apabila kemudian ditemukannya adanya pelanggaran

terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Desember 2013

Yang membuat pernyataan,

(4)

ABSTRAKSI

Badruzzaman, Muhammad Reza. 2013. “Efektivitas Teknik Permainan Kuartet

terhadap Pembelajaran Konjugasi Verba”. Skripsi. Bandung: Jurusan

Pendidikan Bahasa Jerman FPBS UPI.

(5)

ABSTRAKT

Badruzzaman, Muhammad Reza. 2013. “Die Effektivität der Spieltechnik “Quartett” beim Unterrichten der Konjugation der Verben”. Eine

Abschlussarbeit an der Deutschabteilung der Pädagogischen Fakultät für Sprachen und Kunst. Universitas Pendidikan Indonesia.

Im Deutschunterricht gibt es viele Grammatikstoffe, die von den Schülern gelernt werden müssen. Einer davon ist die Konjugation der Verben. Die Schüler haben Schwierigkeiten beim Konjugieren der Verben. Es wird vermutet, dass eine der Ursachen geringe Anwendung der interessanten Lerntechnik und Lernmedien ist. Basierend auf das oben genannte Problem wird in dieser Untersuchung die Spieltechnik “Quartett” beim Unterrichten der Konjugation der Verben als eine Alternative verwendet, um die Fähigkeit der Schüler beim Konjugieren der Verben zu steigern. Die Ziele dieser Untersuchung sind: 1) die Beschreibung über die Fähigkeit der Schüler beim Konjugieren der Verben vor und nach der Behandlung durch die Spieltechnik “Quartett” zu bekommen. 2) die Effektivität der Spieltechnik “Quartett” beim Unterrichten der Konjugation der Verben zu wissen. In dieser Untersuchung wurde die “Quasi Experimentsmethode” ohne Kontrollklasse verwendet. Die Population in dieser Untersuchung waren alle Schüler der SMA PGII 2 Bandung, die Deutsch lernen. Die Probanden dieser Untersuchung waren die Schüler in der Klasse XI IPS. Das in dieser Untersuchung verwendete Instrument ist ein schriftlicher Test, der aus 40 Aufgaben besteht. Die Daten wurden dem Pretest und dem Posttest entnommen. Um die Effektivität der Anwendung von der Spieltechnik “Quartett” beim Konjugieren der Verben zu wissen, wird T-Probe gemacht. Basierend auf das Ergebnis der Datenanalyse stellt sich heraus, dass die Fähigkeit der Schüler beim Konjugieren der Verben vor der Behandlung zur Kategorie “mangelhaft” und nach

der Behandlung zur Kategorie “sehr gut” gehört. Das Ergebnis der T-Probe zeigt,

dass die T-Rechnung höher als T-Tabelle ist. Dies bedeutet, dass es einen signifikanten Unterschied zwischen der Fähigkeit der Schüler beim Konjugieren der Verben vor und nach der Anwendung von der Spieltechnik “Quartett” gibt. Es zeigt, dass die Spieltechnik “Quartett” efektiv ist, um die Fähigkeit der Schüler beim Konjugieren der Verben zu steigern. Basierend auf das Ergebnis dieser Untersuchung

wird vorgeschlagen, dass die Lehrenden die Spieltechnik “Quartett” als eine

(6)

DAFTAR ISI

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 4 A. Pengertian Pembelajaran ... 7

1. Pembelajaran... 7

2. Tujuan Pembelajaran ... 8

3. Teknik Pembelajaran ... 9

(7)

1. Media ... 11

2. Media Pembelajaran ... 12

C. Teknik Permainan Kuartet ... 14

1. Permainan dalam Pembelajaran ... 14

2. Permainan Kuartet ... 16

3. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Permainan Kuartet ... 19

D. Konjugasi Verba ... 20

1. Verba ... 20

2. Konjugasi Verba ... 21

3. Konjugasi Verba dalam Bentuk Präsens ... 24

E. Kerangka Berpikir ... 26

F. Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian ... 28

B.Variabel Penelitian ... 29

C.Tempat dan Waktu Penelitian... 29

D.Populasi dan Sampel ... 29

E.Instrumen Penelitian ... 29

F. Teknik Analisis Data ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Hasil Penelitian ... 32

B.Uji Persyaratan Analisis ... 33

1. Uji Normalitas Data ... 33

(8)

C.Uji Signifikansi Data Pretest dan Posttest ... 34

D.Pengujian Hipotesis ... 34

E.Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran ... 35

1. Pretest ... 35

2. Perlakuan Pertama ... 35

3. Perlakuan Kedua ... 37

4. Perlakuan Ketiga ... 38

5. Posttest ... 39

F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 42

B. Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA ... 44

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam pembelajaran bahasa dikenal empat keterampilan, yaitu keterampilan

mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Untuk menguasai keempat

keterampilan tersebut pembelajar harus memahami susunan kalimat, karena ujaran

yang digunakan misalnya dalam berbicara maupun menulis, biasanya dalam bentuk

kalimat.

Dalam membuat kalimat, pembelajar harus mengenal verba atau kata kerja,

karena verba merupakan unsur yang sangat penting dalam kalimat. Verba dalam

bahasa Jerman dalam bentuk Infinitiv ditandai dengan akhiran –en, seperti pada

lernen (belajar), sprechen (berbicara), hören (mendengar), lesen (membaca),

schreiben (menulis), essen (makan) dan akhiran –n, seperti pada sammeln

(mengumpulkan), sich errinern (teringat), verbessern (memperbaiki).

Dalam bahasa Jerman, setiap verba dalam suatu kalimat mengalami

perubahan sesuai persona, jumlah, jenis dan modus, (Helbig: 2000) yang disebut

konjugasi. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, verba tidak mengalami

pengkonjugasian. Hal tersebut merupakan salah satu perbedaan antara bahasa Jerman

dan bahasa Indonesia yang menyebabkan pembelajar mengalami kesulitan dalam

(10)

2

Umumnya pembelajar bahasa Jerman pemula berdasarkan pengalaman

penulis hanya mengetahui bahwa verba dalam suatu kalimat pernyataan dalam bahasa

Jerman diletakkan pada posisi kedua, seperti contoh;

1. Ich lernen Deutsch in der Schule.

2. Thomas essen in der Kantine.

Kedua contoh kalimat di atas tidak tepat, karena verba lernen dan verba essen dalam

kalimat tersebut belum dikonjugasikan, yakni belum mengalami perubahan bentuk

sesuai subjek. Kalimat bahasa Jerman yang benar seharusnya berbunyi;

1. Ich lerne Deutsch in der Schule.

2. Thomas isst in der Kantine.

Dengan demikian untuk menyusun kalimat bahasa Jerman yang benar, pembelajar

harus memahami dan hafal pengkonjugasian verba.

Berdasarkan pengalaman penulis dalam pembelajaran konjugasi verba di

kelas, pengajar biasanya hanya menyampaikan materi dan rumus singkat tentang

konjugasi verba tanpa menggunakan teknik dan media yang menarik, sehingga

pembelajar merasa jenuh dan kurang termotivasi dalam mempelajarinya yang pada

akhirnya akan berakibat pada turunnya prestasi belajar siswa. Oleh karena itu,

dibutuhkan teknik dan media yang menarik dalam pembelajaran konjugasi verba.

Penggunaan media dan teknik dalam proses pembelajaran dapat memudahkan

pengajar menyampaikan materi yang diajarkan. Melalui penggunaan media dan

teknik yang menarik, pembelajar akan berperan aktif di dalam proses pembelajaran,

(11)

3

telah dipelajari. Salah satu teknik yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa

Jerman yang berupa permainan yaitu permainan kuartet. Permainan kuartet berupa

permainan kartu yang sudah populer dikalangan masyarakat dan dapat dimainkan

dalam kelompok serta bersifat kompetitif.

Melalui permainan kuartet proses pembelajaran dapat berjalan lebih

menyenangkan. Dengan demikian diharapkan pembelajar akan mudah memahami

materi yang disampaikan oleh pengajar.

Berdasarkan paparan di atas penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian

yang menggunakan teknik permainan kuartet dalam pembelajaran konjugasi verba,

dengan judul Efektivitas Teknik Permainan Kuartet terhadap Pembelajaran

Konjugasi Verba.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat

diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Apakah pembelajar pemula kesulitan dalam mempelajari konjugasi verba?

2. Apa penyebab kesulitan pembelajar dalam mengkonjugasikan verba?

3. Apakah kesulitan pembelajar dalam mengkonjugasikan verba disebabkan oleh

cara pengajaran yang kurang sesuai?

4. Apakah kesulitan pembelajar dalam mengkonjugasikan verba terkait dengan

(12)

4

5. Apakah teknik permainan kuartet dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam

mengkonjugasikan verba?

6. Seberapa besar tingkat pemahaman konjugasi verba pembelajar setelah penerapan

teknik permainan kuartet?

7. Bagaimana motivasi pembelajar setelah penerapan teknik permainan kuartet

dalam pembelajaran konjugasi verba?

8. Apakah pembelajar pemula dapat mengkonjugasikan verba dalam bentuk Präsens

setelah penerapan teknik permainan kuartet?

C. BATASAN MASALAH

Karena keterbatasan penulis dalam segi kemampuan, dana, waktu dan segi

lainnya, maka penelitian ini dibatasai pada penggunaan teknik permainan kuartet

dalam mengkonjugasikan verba dalam bentuk Präsens di kelas XI SMA PGII 2

Bandung.

D. RUMUSAN MASALAH

Untuk memperjelas penelitian yang akan dilakukan, rumusan masalah disusun

melalui pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

1. Bagaimana kemampuan siswa dalam mengkonjugasikan verba dalam bentuk

Präsens sebelum menggunakan teknik permainan kuartet?

2. Bagaimana kemampuan siswa dalam mengkonjugasikan verba dalam bentuk

(13)

5

3. Apakah teknik permainan kuartet efektif dalam pembelajaran konjugasi verba?

E. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui kemampuan siswa dalam mengkonjugasikan verba dalam bentuk

Präsens sebelum menggunakan teknik permainan kuartet.

2. Mengetahui kemampuan siswa dalam mengkonjugasikan verba dalam bentuk

Präsens setelah penerapan teknik permainan kuartet.

3. Mengetahui keefektifan teknik permainan kuartet dalam mengkonjugasikan

verba.

F. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Bagi penulis

a. Memperoleh gambaran tentang efektivitas penggunaan teknik permainan kuartet

dalam pembelajaran konjugasi verba.

2. Bagi pengajar

a. Memberikan suatu alternatif bagi pengajar tentang teknik pembelajaran

khususnya dalam pembelajaran konjugasi verba.

3. Bagi pembelajar bahasa Jerman / siswa

a. Mendapatkan pengalaman baru saat pembelajaran konjugasi verba di kelas

(14)

6

G. DEFINISI OPERASIONAL

Untuk menghindari kesalahpahaman pada judul skripsi ini, maka peneliti

memaparkan definisi sebagai berikut:

1. Teknik Permainan Kuartet

Permainan kuartet merupakan salah satu teknik pembelajaran yang menggunakan

media kartu kuartet untuk pembelajaran konjugasi verba. Permainan kartu kuartet

dalam penelitian ini menggunakan bahasa Jerman dan kartu yang dimaksud

memuat beberapa verba yang harus dikonjugasikan sesuai dengan

Personalpronomen yang telah disediakan. Bagian atas kartu berisi

Personalpronomen dan pada bagian bawah terdapat empat verba yang berbeda

dalam bentuk infinitiv yang harus dikonjugasikan sesuai dengan subjek dalam

setiap kartunya.

2. Konjugasi Verba

Konjugasi verba dalam penelitian ini dibatasi hanya pada verba yang sesuai bahan

ajar tingkat A1 dalam bentuk Präsens, seperti contoh;

a. Ich komme aus Bandung. (kommen)

b. Du lernst in der Schule.(lernen)

3. Efektivitas

Yang dimaksud dengan efektivitas dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil

belajar siswa yang dapat dilihat dari pada hasil posttest setelah diberikan

(15)

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment

yaitu, metode eksperimen semu dengan satu kelas penelitian tanpa kelas pembanding.

Metode ini digunakan untuk mengetahui keefektifan teknik permainan kuartet dalam

meningkatkan kemampuan siswa mengkonjugasikan verba.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretest posttest

pada satu kelas eksperimen.

Keterangan:

O1: Tes awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menkonjugasikan

verba sebelum diberikan perlakuan.

X: Perlakuan, berupa pembelajaran konjugasi verba dengan penerapan teknik

permainan kuartet.

O2: Tes akhir dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam

mengkonjugasikan verba setelah diberikan perlakuan.

(16)

29

B. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari 2 variabel, yaitu:

1. Variabel bebas (X), yaitu penggunaan teknik permainan kuartet.

2. Variabel terikat (Y), yaitu pembelajaran konjugasi verba.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA PGII 2 Bandung di kelas XI.IPS pada

semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMA PGII 2 Bandung yang

belajar bahasa Jerman.

2. Sampel

Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah siswa kelas XI.IPS yang

berjumlah 20 siswa. Teknik pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah teknik sampel purposif artinya subjek penelitian diambil dengan

pertimbangan tertentu dan dengan anggapan sampel tersebut adalah yang paling

tepat dijadikan sampel, karena kemampuan bahasa Jerman mereka merata.

E. Instrumen Penelitian

(17)

30

1. Instrumen pembelajaran yaitu berupa rencana pembelajaran yang dijadikan

sebagai acuan dalam proses pembelajaran.

2. Instrumen evaluasi yaitu berupa tes tertulis yang diujikan pada saat tes awal dan

tes akhir. Soal yang diberikan pada siswa saat tes awal dan tes akhir merupakan

soal yang sama. Tes awal diberikan untuk mengetahui tingkat kemampuan awal

siswa dalam mengkonjugasikan verba sebelum penerapan teknik permainan

kuartet. Tes akhir diberikan untuk mengetahui tingkat kemampuan akhir siswa

dalam mengkonjugasikan verba setelah penerapan teknik permainan kuartet. Jenis

soal tes tertulis berupa isian teks rumpang dan pilihan ganda. Tes terdiri atas 40

soal yang diambil dari buku Schritte 1 Lesemagazin dan Themen Neu Arbeitsbuch

1 dengan nilai maksimal 100 setelah sebelumnya diujicobakan.

F. Teknik Analisis Data

Data dalam penelitian ini akan diolah dan dianalisis melalui tahapan-tahapan

berikut:

1. Memeriksa dan menganalisis hasil tes awal dan tes akhir.

2. Menentukan uji normalitas dan uji homogenitas data yang diperoleh.

3. Menguji signifikansi perbedaan rata-rata dengan menggunakan uji T melalui

(18)

31

√ ∑

dengan keterangan:

Md : Mean dari perbedaan tes awal dan tes akhir

xd : Deviasi masing-masing subjek (d-Md)

∑ : Jumlah kuadrat deviasi

N : Subjek

4. Pengujian Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho : μ SsP = μ SbP

Hi : μ SsP > μ SbP

Keterangan:

μ SsP merupakan hasil belajar setelah perlakuan diberikan (tes akhir)

μ SbP merupakan hasil belajar sebelum perlakuan diberikan (tes awal)

5. Pembahasan Hasil Penelitian

(19)

42

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Setelah melakukan penelitian efektivitas teknik permainan kuartet terhadap

pembelajaran konjugasi verba, maka dapat disimpulkan beberapa hal, sebagai berikut:

1. Pada tes awal (pretest) diperoleh nilai tertinggi dalam skala 1-100 sebesar 80 dan

nilai terendah sebesar 27,5, sehingga diperoleh rata-rata nilai sebesar 53. Oleh

karena itu, kemampuan siswa dalam mengkonjugasikan verba sebelum penerapan

teknik permainan kuartet termasuk ke dalam kategori kurang.

2. Pada tes akhir (posttest) diperoleh nilai tertinggi sebesar 95 dan nilai terendah

sebesar 70, sehingga diperoleh rata-rata nilai sebesar 80,88. Dapat disimpulkan

bahwa, kemampuan siswa dalam mengkonjugasikan veba setelah penerapan

teknik permainan kuartet termasuk ke dalam kategori baik sekali.

3. Berdasarkan selisih nilai rata-rata pretest dan posttest diperoleh Gain sebesar

27,88 dan dari hasil uji-t diperoleh (9,45 > 1,1729). Hal tersebut

menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest dan posttest.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa teknik permainan kuartet efektif dalam

(20)

43

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, maka dapat

disampaikan beberapa saran, yakni sebagai berikut:

1. Sebaiknya pengajar mencoba menggunakan teknik permainan kuartet ini dalam

pembelajaran konjugasi verba, sehingga siswa ridak merasa jenuh saat

pembelajaran berlangsung.

2. Teknik permainan kuartet dapat dijadikan salah satu alternatif bagi peneliti lain

yang akan meneliti di bidang yang sama. Peneliti lain dapat meneliti penggunaan

(21)

44

DAFTAR PUSTAKA

Agustika, U. (2012). Efektivitas Teknik Permainan Kuartet dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Arikunto, S. (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Balcik, I. dan Röhe, K. (2011). PONS Deutsche Grammatik und Rechtschreibung. Stuttgart: Pons GmbH.

Barsch, A. (2006). Mediendidaktik Deutsch. Stuttgart: Verlag Ferdinand Schöningh GmbH.

Busse. (2013). Spiele im Unterricht [online]. Tersedia: http://www.freire.de/node/69. [12 Agustus 2013].

Dauviller, C. dan Hillerich, D. L. (2004). Spiele im Deutschunterricht. München: Goethe-Institut.

Djamarah, .S.B. dan Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Engel, U. (2009). Deutsche Grammatik Neubearbeitung. München: Iucidium Verlag GmbH.

Frederking, V. et al. (2008) Mediendidaktik Deutsch eine Einführung. Berlin: Erich Schmidt Verlag (ESV).

Funk, H. et al. (2011). Verblexikon Deutsch als Fremdsprache. Berlin: Cornelsen Verlag.

(22)

45

Herdian. (2012). Proses Pembelajaran [online]. Tersedia: http://herdy07.wordpress.com/2012/03/17. [12 Agustus 2013].

Mahfuddin, A. (2008). Belajar dan Pembelajaran Bahasa. Bandung: UPI.

Neubold, J. (2008). PONS Grammatik kurz & bündig Deutsch: Mit Leicht-Merk-System. Stuttgart: Pons GmbH.

Rini dan Ayu. (2010). Be Smart and Fun with English Games. Jakarta: Kesaint Blanc.

Ruseffendi. (2013) Istilah-istilah dalam Pembelajaran [online]. Tersedia: http://www.m-edukasi.web.id/2013/02/istilah-istilah-dalam-pembelajaran. [12 Agustus 2013].

Schmitt, D. (2000). Lehr und Übungsbuch der deutschen Grammatik. München: Max Hueber Verlag.

Subana dan Sunarti. (2009). Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.

Subhani. (2011). Kartu Kuartet dan Pembelajaran [online]. Tersedia: http://stkipselong.blogspot.com/2011/01/kartu-kuartet-dan-pembelajaran.html. [13 Agustus 2013].

Sudjana, N. dan Rivai, A. (2010). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sudrajat, A. (2008). Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan Model Pembelajaran [online]. Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com. [12 Agustus 2013].

Yatena. (2011). Permainan Kuartet [online]. Tersedia: http://www.agupenajateng.net/2011/04/18/2787. [13 Agustus 2013].

(23)

46

__________. (2013). Das Verb [online]. Tersedia: http://www.duden.de/rechtschreibung/Verb. [15 Agustus 2013].

__________. (2013). Lehren [online]. Tersedia: http://de.wikipedia.org/wiki/Lehren. [12 Agustus 2013].

__________. (2013). Lernziel [online]. Tersedia: http://de.wikipedia.org/wiki/Lernziel. [12 Agustus 2013].

Referensi

Dokumen terkait

Pra-diabetes adalah kondisi dimana kadar gula darah seseorang berada diantara kadar normal dan diabetes, lebih tinggi dari pada normal tetapi tidak cukup

Pada bab ini secara eksplisit memuat tentang perumusan misi, tujuan, sasaran terhadap visi Kepala Daerah yang akan dilaksanakan dengan berpedoman kepada RPJPN,

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar magister pendidikan (M.Pd) pada Program Studi Pendidikan Dasar. © Dianti Yunia

Dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah di bidang urusan ” Pemerintahan Umum ” yang dilaksanakan oleh Bagian Administrasi Humas Pimpinan dan

ekonomi yang terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun 1997 membuat laju. inflasi di Indonesia naik menjadi dua digit yaitu sebesar 11,05 persen

DATA BUKTI KONTRAK RISET TINGKAT NASIONAL PUSAT STUDI BIOFARMAKA TROPIKA LPPM-IPB.. Instansi :

IMPLEMENTASI KOMPRESI ALGORITMA HUFFMAN PADA SMS GATEWAY UNTUK LAYANAN SIRAMAN ROHANI ISLAM.. BERDASARKAN KRITERIA (SHOLAT, PUASA, ZAKAT

Bawang merah dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi ± 1.100 meter di atas permukaan laut, tetapi produksi terbaik dihasilkan dari