No. Daftar. 384/UN. 40.7 DI/LT/2013
PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA
(Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Cianjur Tahun Ajaran 2012-2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia
Oleh
Meri Diane 0802708
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA
(Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Cianjur Tahun Ajaran 2012-2013)
Oleh Meri Diane
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Meri Diane 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
September 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA
(Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Di Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Cianjur Tahun Ajaran 2012-2013)
Bandung,September-2013 Skripsi ini disetujui oleh:
Pembimbing I
Dr. Sumartini,MP. NIP. 19590830 198601 2 001
Pembimbing II
Drs. Ani Pinayani, MM. NIP. 19620612 198803 1 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
UPI Bandung
ABSTRACT
Meri Diane.2013.Influence Learning Method Discussion Concept Understanding Capabilities Against Students (Experimental Study on Economic Subjects in Class X High School Pasundan 1 Cianjur School Year 2012-2013). Supervisor I: Dr.Hj.Sumartini, M.P, Supervisor II. Drs.Ani Pinayani, M.M
Research on the effect of using this discussion teaching method , aims to determine how the ability of students in understanding the concept of economic subjects in class X High School (SMA). Objects in this study is the ability of understanding the concept of the student as the dependent variable and discussion teaching method as the independent variable.
The method used in this study is quasi-experimental methods (
quasi-experimental) research design using control group pre- test post-test . Engineering
samples are taken by simple random sampling consists of two classes, namely the class X-1 and X-2 experiment as grade control , data collection techniques using a written test , and data analysis techniques such as parametric analysis with data processing using independent samples t-test ( Independent sample t-test ) with SPSS 16.0 in Microsoft Office Excel 2007.
Based on the results of the study showed that the ability of students before the beginning of the treatment given to the experimental class and class discussions using the control using conventional methods in terms of the ability of understanding the concept is the same or not significant in this case because there is a lack of readiness in terms of materials, lack of conducive classrooms, and delivery methods such as lectures start the same. After treatment provide it in the form of post-test or there is a significant difference between the ability of understanding the concept of experimental class students who use class discussion method to control using conventional methods . In addition there is a difference in the gain scores before treatment (pre-test) and after treatment (post-test) on the ability of understanding the concept of experimental class that uses learning methods to control class discussion using conventional teaching methods. This indicates that there are differences in the effectiveness of discussion teaching method with conventional methods such as lectures in terms of improving students' ability of understanding the concept.
ABSTRAK
Meri Diane. 2013. Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Diskusi Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa (Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X di Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Cianjur Tahun Ajaran 2012-2013). Pembimbing I :Dr.Hj.Sumartini,M.P Pembimbing II. Drs.Ani Pinayani,M.M
Penelitian tentang pengaruh penggunaan metode pembelajaran diskusi ini, bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran ekonomi di kelas X Sekolah Menengah Atas (SMA). Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan pemahaman konsep siswa sebagai variabel dependen dan metode pembelajaran diskusi sebagai variabel independen.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi eksperimen) dengan menggunakan disain penelitian control group
pre-test post-test. Teknik sampelnya diambil secara simple random sampling
terdiri dari dua kelas yaitu X-1 sebagai kelas eksperimen dan X-2 sebagai kelas kontrol, teknik pengumpulan data menggunakan tes tertulis, dan teknik analisis data berupa analisis parametrik dengan pengolahan data menggunakan uji-t sampel bebas (Independent sample t-test) dengan bantuan SPSS 16.0 dalam
Microsoft Office Excel 2007.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan awal siswa sebelum diberikannya perlakuan pada kelas eksperimen yang menggunakan metode diskusi dan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional dalam hal kemampuan pemahaman konsep adalah sama atau tidak signifikan hal tersebut dikarenakan masih kurangnya kesiapan dalam hal materi, kurang kondusifnya kelas, dan metode penyampaian materi awal yang sama berupa ceramah. Setelah di berikannya perlakuan berupa post-test terdapat perbedaan atau signifikan antara kemampuan pemahaman konsep siswa kelas eksperimen yang menggunakan metode diskusi terhadap kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Selain itu terdapat perbedaan skor gain sebelum perlakuan (pre-test) dan sesudah perlakuan (post-test) pada kemampuan pemahaman konsep kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran diskusi terhadap kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Hal tersebut mengindikasikan terdapat perbedaan efektifitas metode pembelajaran diskusi dengan metode konvensional berupa ceramah dalam hal meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMAKASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... v DAFTAR TABEL ... vii DAFTAR GAMBAR ... viii BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined.
2.1 Tinjauan Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Konsep Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Metode Pembelajaran Diskusi ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Pemahaman Konsep ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined. 3.1 Objek dan Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Uji Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.7.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7.3 Uji Tingkat Kesukaran ... Error! Bookmark not defined. 3.7.4 Uji Daya Pembeda... Error! Bookmark not defined. 3.8 Teknik Analisis Data dan Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 3.8.1 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.8.2 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Keadaan Wilayah Sekolah ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Visi dan Misi SMA Pasundan 1 Cianjur ... Error! Bookmark not defined.
4.1.4 Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Deskripsi Data Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Deskripsi Hasil Uji Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.2.2 Deskripsi Data Hasil Tes ... Error! Bookmark not defined. 4.3 Uji Prasyarat Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 4.3.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 4.3.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. 4.4 Pengujian Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.4.1 Uji Hipotesis ke I ... Error! Bookmark not defined. 4.4.2 Uji Hipotesis ke II ... Error! Bookmark not defined. 4.4.3 Uji Hipotesis ke III ... Error! Bookmark not defined. 4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Frekuensi dan Presentase Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Kelas-X SMA Pasundan 1 Cianjur, Tahun Ajaran 2012-2013 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 2.1 Perbandingan Berbagai komponen Teori belajar . Error! Bookmark not defined.
Tabel 2.2 Perbandingan antara Teori Jean Piaget dan Vygotsky menurut
Santrock ... Error! Bookmark not defined. Tabel 2.3 Perbandingan antara Kelas Konstruktivisme dan Kelas Tradisional ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.1 Desain Penelitian Kontrol Group Pretest-PosttesError! Bookmark not defined.
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.3 Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.4 Kriteria Indeks Gain ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.1 Fasilitas SMA Pasundan 1 Cianjur ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.2 Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.3 Hasil Validitas Instrumen Penelitian... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.4 Hasil Reliabilitas Instrumen Penelitian .. Error! Bookmark not defined. Tabel 4.5 Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Tingkat Kesukaran ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.6 Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Daya Pembeda ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.7 Rata-rata Nilai Hasil Pre-Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.8 Rata-rata Nilai Hasil Post-Tes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.9 Gambaran Hasil Post Tes Pertemuan I .. Error! Bookmark not defined. Tabel 4.10 Gambaran Hasil Post-Tes Pertemuan II ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.11 Gambaran Hasil Post-Tes Pertemuan 3 Error! Bookmark not defined. Tabel 4.12 Rekapitulasi Skor N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Data Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.14 Hasil Penghitungan Uji Homogenitas Data Masing-masing
Kelompok ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.15 Hasil Uji-t Perbedaan Pre-Test Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.16 Hasil Uji-t Perbedaan Post-Test Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.17 Hasil Uji-t Perbedaan N-Gain Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... Error! Bookmark not defined. Gambar 3.1 Daerah Penolakan dan Penerimaan Ho ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMA Pasundan 1 Cianjur Tahun 2012/1213 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.2 Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.3 Perbandingan Nilai Hasil Pre-Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.4 Perbandingan Nilai Hasil Post-Tes Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.5 Perbandingan Skor Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
(Pertemuan 1) ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.6 Perbandingan Skor Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
(Pertemuan 2) ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.7 Perbandingan Skor Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan yang sangat strategis dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu pembangunan di sektor pendidikan
menjadi prioritas utama oleh pemerintah sesuai dengan fungsi dan tujuan
pendidikandidalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.
Sektor pendidikan dijadikan prioritas utama oleh pemerintah sesuai dengan
fungsi dan tujuan didalam undang-undang, untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia yang dapat berkompetensi dalam menghadapi persaingan. Dalam
meningkatkan kemampuan dan pembentukan watak serta meningkatan kecerdasan
siswa di fokuskan pada proses kegiatan belajar mengajar (KBM). Sesuai dengan
konsep dasar pembelajaran pada pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas, yakni “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.
Dalam konsep dasar pembelajaran terdapat lima konsep, yakni interaksi,
peserta didik, pendidik, sumber belajar dan lingkungan belajar. Interaksi
mengandung arti pengaruh timbal balik; saling mempengaruhi satu sama lain.
Peserta didik menurut pasal 1 butir 4 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sisdiknas, adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan tertentu. Sedangkan pendidik adalah tenaga kependidikan
berkualifikasi sebagai guru berupa instruktur, fasilitator dan motivator. Dan
sumber belajar diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan oleh peserta
2
belajar merupakan lingkungan yang menjadi latar terjadinya proses kegiatan
belajar mengajar (KBM).
Keterkaitan antara beberapa konsep tersebut melahirkan suatu komponen
berupa tujuan, materi, kegiatan, dan evaluasi. Sedangkan kegitan pembelajaran
mengacu pada penggunaan pendekatan strategi, metode, teknik dan media
pembelajaran dalam rangka pembangunan proses belajar. Hal tersebut dapat
mengembangkan kemampuan dalam membangun watak dan peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka pencerdasan kehidupan bangsa.
Tercapainya tujuan dari bidang studi ekonomi akan ditentukan oleh
berbagai unsur yang menunjangnya. Makmun dalam Melisna (2012:1)
menyatakan tentang unsur-unsur yang terdapat dalam KBM (Kegiatan Belajar
Mengajar) yaitu:
(1) Siswa, dengan segala karakteristiknya yang berusaha untuk mengembangkan dirinya seoptimal mungkin melalui kegiatan belajar. (2) Tujuan, ialah sesuatu yang diharapkan setelah adanya kegiatan belajar mengajar. (3) Guru, selalu mengusahakan terciptanya situasi yang tepat (mengajar) sehingga memungkinkan bagi terjadinya proses pengalaman belajar.
Dari uraian di atas, terdapat dua posisi subjek penting di dalam pendidikan
yaitu guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik. Hal ini
mengimplikasikan bahwa kegiatan belajar mengajar (KBM) merupakan suatu
proses interaksi antara guru dan siswa yang didasari oleh hubungan yang bersifat
mendidik dalam rangka pencapaian tujuan. Tetapi di sini tugas dari seorang guru
bukan hanya transmisi ilmu pengetahuan dari buku kepada siswa dan siswa hanya
menerima tanpa upaya, namun proses belajar mengajar diupayakan agar lebih
menarik agar fungsi dan tujuan pendidikan dalam Undang-Undang Dasar 1945
yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dapat tercapai sehingga kualitas sumber
daya manusia Indonesia dapat meningkat.
Dalam ruang lingkup bidang studi ekonomi itu sendiri terdapat cakupan
yang sangat luas, sehingga dalam proses pembelajarannya harus dilakukan secara
bertahap dan berkesinambungan sesuai dengan perkembangan kemampuan
3
Dengan demikian bagi guru ekonomi selain harus menguasai materi atau bahan
yang akan diajarkan baik berupa konsep, prinsip, teori maupun fakta, juga harus
mampu mentransfer atau mengajarkan kepada anak didiknya.
Mata Pelajaran Ekonomi merupakan salah satu mata pelajaran yang
diajarkan dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Hal ini tertuang
dalam mata pelajaran ekonomi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Departemen Pendidikan Nasional (2007) yang secara garis besar menuntut peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara.
2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi.
3. Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggung jawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat dan negara. 4. Membuat keputusan yang bertanggung jawab mengenai nilai-nilai sosial
ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional. (Setyowati,2013:2)
Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional mengenai mata pelajaran
ekonomi peserta didik dituntut untuk memahami sejumlah konsep ekonomi untuk
mengaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari karena
permasalahan ekonomi itu sendiri sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan pemahaman konsep itu sendiri merupakan suatu cara yang sistematis
dalam memahami dan mengemukakan tentang sesuatu yang diperoleh berupa
suatu ide abstrak yang memungkinkan kita untuk mengklasifikasikan atau
mengelompokkan objek suatu kejadian berupa ilmu baru yang akan di terima.
Untuk mengetahui bagaimana kemampuan pemahaman konsep pada
siswa, maka dilakukan penelitian awal di SMA Pasundan 1 Cianjur. Untuk ilmu
ekonomi itu sendiri sebenarnya sudah di berikan pada tingkatan Sekolah
Menengah Pertama tetapi disini saya melakukan penelitian pada kelas X di tingkat
4
pemahaman konsep dari yang hanya sekedar mengetahui dasar-dasar konsep ilmu
ekonomi itu sendiri.
Dari hasil pra-penelitian mengenai kemampuan pemahaman konsep di
peroleh data frekuensi dan presentase jumlah siswa kelas X pada tabel 1.1 :
Tabel 1.1
Frekuensi dan Presentase Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Kelas-X SMA Pasundan 1 Cianjur, Tahun Ajaran 2012-2013
No. Rentang nilai tes kemampuan pemahaman konsep
Frekuensi (orang)
Persentase (%)
1. 85 – 100 - -
2. 75 – 84 - -
3. 65 – 74 7 7.14
4. 55 – 64 5 5.10
5. 54 ≤ 86 87.76
Jumlah 98 100
Sumber : Hasil Pengolahan data pra penelitian
Dari tabel diatas dapat dilihat hasil kemampuan pemahaman konsep siswa
kelas X SMA Pasundan 1 Cianjur menunjukan masih berada pada rentang nilai
yang sangat rendah. Uji coba ini dilakukan pada 98 orang siswa, dengan hasil
tidak ada pada rentang nilai 85-100 dan 75-84, selanjutnya 7 orang siswa
mendapatkan rentang nilai 65-74 dengan persentase 7.14%, dan siswa yang
mendapatkan rentang nilai 55-64 adalah 5 orang dengan persentase 5.10%,
sedangkan rentang nilai 54 ≤ merupakan jumlah paling banyak dengan persentase
sebesar 87.76%. Hasil dari tes kemampuan pemahaman konsep siswa kelas X di
SMA Pasundan 1 Cianjur tersebut dilihat dari rentang nilai tes kemampuan
berpikir kritisnya, rata-rata siswa berada di bawah nilai kriteria ketuntasan
minimum (KKM) untuk mata pelajaran ekonomi (KKM ≤ 70).
Dengan rendahnya nilai kemampuan pemahaman konsep siswa di SMA
Pasundan 1 cianjur, di duga adanya masalah pada proses pembelajaran berupa
pendekatan strategi, metode, teknik dan media pembelajaran. Bila dilihat dari
tujuan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep
5
proses penyampaian materi sehingga dapat menciptakan suasana pembelajaran
lebih efektif dan dapat mengikut sertakan siswa untuk belajar aktif dalam keingin
tahuannya menemukan pengetahuan atau pemahaman suatu ilmu khususnya pada
ilmu ekonomi.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) khususnya ekonomi bagi
siswa kurang begitu menarik bila disampaikan dengan metode pembelajaran yang
masih tradisional, peranan guru masih sangat dominan dan banyaknya guru
kurang memanfaatkan media pembelajaran yang tersedia. Ali (2000) menyatakan
bahwa proses pengajaran yang paling banyak terjadi di sekolah ada
kecenderungan pengajar yang bersifat verbalistis yang menjadi “model” paling
banyak digunakan. Sependapat dengan pernyataan Ali, Sholahudin (2008)
menyatakan bahwa pembelajaran IPS masih dianggap sebagai ilmu pengetahuan
hafalan di mana sebagian besar siswa hanya menghafal konsep dan kurang
mampu menghubungkan apa yang telah mereka pelajari dengan aplikasi di dalam
masyarakat, sehingga kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama
pengetahuan, kemudian ceramah sebagai pilihan utama dalam menetapkan metode
pembelajaran.
Untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa dalam
pembelajaran khususnya mata pelajaran ekonomi, pemilihan metode pembelajaran
oleh guru sangatlah penting. Selain itu, pemilihan metode yang tepat akan
membuat siswa lebih mudah menerima materi pembelajaran yang disampaikan
oleh guru. Guru harusmenciptakan suasana belajar siswa yang aktif, agar siswa
dapat lebih menggali potensi yang ada dalam dirinya sehingga dapat menguasai
materi dengan adanya penerapan pemahaman konsep tersebut. Maka dari itu harus
dilakukan perubahan pembelajaran yang awalnya dari terpusat pada guru menjadi
pembelajaran yang terpusat pada siswa.
Dari sekian banyak metode pembelajaran, ada beberapa metode
pembelajaran yang dapat diadopsi dalam pelaksanaan pembelajaran ekonomi
untuk meningkatkan aktivitas pemahaman konsep siswa.Salah satu metode
pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran ekonomi yaitu metode
6
Metode diskusi menurut Sagala (2008:208) merupakan percakapan ilmiah
yang responsif berisikan pertukaran pendapat yang dijalin dengan
pertanyaan-pertanyaan problematis dengan pemunculan ide-ide dan pengujian ide-ide ataupun
pengutaraan pendapat dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam
kelompok sehingga dapat diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalah
dalam mencari kebenaran.
Pedekatan metode diskusi dapat menciptakan konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat.
Metode diskusi juga dapat dicirikan oleh suatu keterikatan pada sebuah
topik atau pokok pernyataan atau problem dimana para peserta diskusi dengan
jujur berusaha untuk mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat
yang disepakati bersama secara rasional dan objektif. Hal tersebut tentunya dapat
merangsang peningkatan pemahaman konsep dari sebuah materi terhadap pola
berpikir siswa.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian.mengingat bahwa kemampuan pemahaman konsep yang
berada pada ranah kognitif C2 (pemahaman) merupakan salah satu komponen
dalam proses peningkatan pembelajaran, maka perlulah penelitian terhadap
pengaruh penggunaan metode pembelajaran diskusi terhadap kemampuan
pemahaman konsep siswa. Oleh karena itu penelitian ini akan mengkaji tentang
“Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Diskusi Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa. Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi
Kelas X di SMA Pasundan 1 Cianjur Tahun Ajaran 2012-2013”.
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah di atas maka permasalahan pada
7
1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsepantara kelas
eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran diskusi terhadap kelas
kontrol yang menggunakan metode konvensional sebelum perlakuan (
pre-test)?
2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsepantara kelas
eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran diskusi terhadap kelas
kontrol yang menggunakan metode konvensional sesudah perlakuan (
post-test)?
3. Apakah terdapat perbedaan skor gain terhadap kemampuan pemahaman
konsep antara kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran
diskusi dan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin di capai adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan pemahaman
konsep antara kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran
diskusi terhadap kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional
sebelum perlakuan (pre-test).
2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan pemahaman
konsep antara kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran
diskusi terhadap kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional
sesudah perlakuan (post-test).
3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan skor gain terhadap kemampuan
pemahaman konsep antara kelas eksperimen yang menggunakan metode
pembelajaran diskusi dan kelas kontrol yang menggunakan metode
konvensional.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini akan memberikan manfaat daya upaya meningkatkan
hasil belajar pelajaran ekonomi. Manfaat yang dipetik dari hasil penelitian antara
8
1. Secara Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan penelitian di
bidang ilmu pendidikan ekonomi khususnya pada metode
pembelajaran diskusi terhadap kemampuan pemahaman konsep
siswa.
b. Memberikan informasi, sumber pengetahuan dan bahan kepustakaan
atau bahan penelitian dalam dunia pendidikan selanjutnya.
2. Secara Praktis
Bagi Sekolah
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan masukan bagi
para pendidik sebagai alternatif mengajar dikelas menggunakan
metode pembelajaran diskusisehingga kemampuan pemahaman
konsep siswa pada mata pelajaran ekonomi dapat meningkat.
b. Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada siswa untuk
meningkatkan kegiatan belajar, mengoptimalkan kemampuan
pemahaman konsep dalam setiap mata pelajaran sehingga dapat
meraih prestasi yang optimal.
Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai pengaruh penerapan metode pembelajaran diskusi terhadap
kemampuan pemahaman konsep siswa sehingga dapat menjadi bekal
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek dan Subjek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan pemahaman konsepdalam
mata pelajaran ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi.
Sedangkan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X
di SMA Pasundan 1 Cianjur. Setelah peneliti melakukan observasi pra-penelitian
di SMA Pasundan 1 Cianjur maka di pilih kelas dengan teknik Simple Random
Sampling, Sugiyono (2011:120) menjelaskan bahwa teknik Simple Random
Sampling merupakan pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut,
sehingga dipilih kelas X-1 sebagai kelas eksperimen yang dikenakan perlakuan
(treatment) dan kelas X-2 sebagai kelas pembanding (kontrol) yang dikenakan
tindakan atau perlakuan metode pembelajaran konvensional berupa ceramah.
3.2 Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian tentunya diperlukan suatu metode yang
sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Metode penelitian menurut
Arikunto (2006:160) adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
experimental. Tujuan penelitian eksperimen kuasi menurut Arifin (2011:74)
adalah untuk memprediksi keadaan yang dapat dicapai melalui eksperimen yang
sebenarnya, tetapi tidak ada pengontrolan dan/atau manipu lasi terhadap seluruh
variabel yang relevan.
Metode penelitian eksperimen ini digunakan untuk melihat hubungan
sebab-akibat. Perlakuan yang dilakukan terhadap variable bebas dilihat hasilnya
pada variable terikat. Variable bebas dalam penelitian ini adalah metode
pembelajaran diskusi sedangkan variable terikatnya adalah peningkatan
31
Dalam eksperimen, keberhasilan dan keefektifan metode pembelajaran
yang diujikan dapat dilihat dari perbedaan nilai tes kelompok eksperimen sebelum
diberi perlakuan (pre-test) dan setelah diberi perlakuan (post-test).
3.3 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah sesuatu yang berkaitan dengan metode dan alasan
mengapa metode tersebut digunakan dalam penelitian. Metode penelitian pada
dasarnya merupakan cara ilmiahuntuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada
ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional yang masuk akal, sehingga dapat terjangkau oleh
penalaran manusia. Empiris berarti cara orang lain dapat mengamati dan
penelitian itu menggunakan langkah-langkah atau urutan tertentu yang bersifat
logis.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kontrol group pre-test
post-tes.Desain penelitian ini tidak berbeda banyak dengan desain penelitian
sebelumnya, karena adanya pre-test maka pada desain penelitian tingkat
kesetaraan kelompok turut diperhitungkan. Pre-test dalam desain penelitian ini
juga dapat digunakan untuk pengontrolan secara statistik (statistical kontrol) serta
dapat digunakan untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap pencapaian skor/
gain score (Arikunto,2010:125), selain itu pada desain ini kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol dipilih secara random. Desain dalam penelitian ini
digambarkan pada tabel 3.1 sebagai berikut :
Tabel 3.1
Desain Penelitian Kontrol Group Pretest-Posttes
Kelompok Pretest Treatment Posttest
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 - O4
Sumber : Arikunto (2010:125)
Keterangan :
X : Dikenakan treatment atau perlakuan dengan penerapan metode
32
- : Tidak dikenakan perlakuan treatment.
O1 : Tes awal/ sebelum perlakuan (pre-test) pada kelompok eksperimen
O2 : Tes akhir/ setelah perlakuan (post-test) pada kelompok eksperimen
O3 : Tes awal/ sebelum perlakuan (pre-test) pada kelompok kontrol
O4 : Test akhir/ setelah perlakuan (post-test) pada kelompok kontrol
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam desain penelitian ini
adalah:
a. Memberikanpre-test (O1) untuk mengukur pemahaman konsep siswa
sebelum subjek dikenakan perlakuan X.
b. Memberikan perlakuan dengan melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan metode diskusi pada kelas eksperimen dan menggunakan
metode konvensional berupa ceramah pada kelas kontrol.
c. Melakukan observasi untuk melihat aktivitas siswa selama pembelajaran
berlangsung.
d. Memberikan post-test (O2) untuk mengukur pemahaman konsep siswa
setelah subjek dikenakan perlakuan X.
e. Memberikan pre-test (O3) pada kelas kontrol.
f. Memberikan post-test (O4) pada kelas kontrol.
g. Mengolah data dari hasil pre-test dan post-test pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
h. Membandingkan hasil pre-test dan post-test untuk melihat peningkatan
yang timbul. Jika sekiranya ada, itu sebagai akibat dari digunakannya
perlakuan X.
3.4 Prosedur Penelitian
Penelitian ini dibagi dalam empat tahapan yaitu: persiapan penelitian,
pelaksanaan penelitian, pengolahan data penelitian dan kesimpulan penelitian:
1) Tahap Persiapan Penelitian, meliputi:
a. Menentukan masalah.
b. Melakukan pra-penelitian untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir
33
2) Tahap Pelaksanaan Penelitian
Tahapan pelaksanaan penelitian langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Melakukan perizinan pada pihak-pihak terkait dalam penelitian ini.
b. Menetapkan materi pelajaran yang akan dipergunakan dalam penelitian.
c. Membuat skenario pembelajaran.
d. Menyusun instrument tes pilihan ganda berdasarkan kurikulum.
e. Menganalisis daya pembeda dan tingkat kesukaran instrument penelitian.
f. Memilih sampel dua kelompok (kelas) dari enam kelas secara randem.
g. Menentukan waktu penelitian untuk melakukan penerapan metode
pembelajaran berdasarkan masalah dan berkonsultasi dengan guru mata
pelajaran yang bersangkutan.
h. Memberikan tes awal pre-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
untuk mengetahui tes kemampuan awal siswa.
i. Memberikan perlakuan kepada kelompok eksperimen berupa penerapan
metode diskusi. Sedangkan pada kelas kontrol menggunakan metode
pembelajaran konvensional (ceramah). Memberikan post-test akhir pada
kelompok eksperimen dan kontrol setelah pembelajaran berakhir untuk
mengetahui kemampuan pemahaman konsep siswa.
3) Pengolahan Data
Pengolahan data menggunakan SPSS 16.0
4) Kesimpulan Penelitian.
3.5 Operasional Variabel
Operasionalisasi variable merupakan penjabaran konsep-konsep yang akan
diteliti, sehingga dapat dijadikan pedoman guna menghindari kesalah pahaman
dalam menginterpretasikan permasalahan yang digunakan dalam penelitian.
Operasionalisasi variable ini dibagi menjadi konsep teoritis, empiris, dan
34
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep Analitis Skala Variabel Bebas X pembelajaran diskusi : (Sanjaya, 2011;158) 1. Langkah persiapan.
a. merumuskan tujuan.
b. Menentukan jenis diskusi. a. Memeriksa segala
35 hal ini test tidak hanya hafalan secara konsep sebagai berikut : a. Keaktifan siswa
dalam bertanya dan mengajukan ide. b. Keaktifan siswa
dalam memberikan tanggapan tentang jawaban siswa yang lain.
c. Keaktifan siswa dalam mengerjakan soal ke depan kelas. d. Keaktifan serta
kreativitas siswa
Instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis,
sehingga dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau
mengumpulkan data mengenai suatu variable.Instrument dibagi menjadi dua,
yaitu tes dan non test.
Menurut Djemari dalam Widoyoko (2012:45), tes merupakan satu cara
untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu
melalui respon seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. Dan instrument yang
digunakan dalam penelitian kali ini berupa tes tertulis dengan tujuan untuk
mengukur tingkat kemampuan pemahaman konsep siswa setelah menempuh
proses belajar-mengajar dalam jangka waktu tertentu. Sesuai dengan desain
penelitian kontrol group pretest-posttes di dalam proses belajar mengajar terdapat
pre-test dan post-test.
a. Pre-Test
Pre-tast atau tes awal dilakukan pada awal penelitian dengan tujuan untuk
mengetahui dan mengukur kemampuan pemahaman konsep siswa sebelum
36
pada kelas yang berbeda, yaitu metode pembelajaran diskusi untuk kelas
eksperimen dan metode konvensional pada kelas kontrol.
b. Post-Tast
Pros-test atau tes akhir dilakukan pada akhir penelitian dengan tujuan untuk
mengetahui dan mengukur hasil belajar siswa setelah dilaksanakan
eksperimen dengan menggunakan dua metode pembelajaran berbeda, yaitu
metode pembelajaran diskusi untuk kelas eksperimen dan metode
pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol.
3.7 Uji Instrumen Penelitian 3.7.1 Uji Validitas
Validitas instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu instrumen
penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga
instrumen ini akan mempunyai kevalidan dengan taraf yang baik. Untuk
mengetahui validitas suatu instrumen penelitian dilakukan pengujian. Instrumen
yang valid harus dapat mendeteksi dengan tepat apa yang seharusnya diukur.
Menurut Arikunto, (2010:211) menjelaskan:
Validitas yaitu suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi.Sebaiknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat megungkap dari variabel yang diteliti secara tepat.
Dari penjelasan di atas, penulis mengadakan pengujian validitas soal
dengan cara analisis butir soal. Untuk menguji validitas alat ukur, maka harus
dihitung korelasinya dengan menggunakan poduct moment atau pearson
(Pearson’s Product Moment Coeffisient ofCorrelation), yaitu :
37
N : Jumlah Responden
Dalam hal ini nilai rxy diartikan sebagai koefisien korelasi sehingga
kriterianya adalah sebagai berikut:
Antara 0,80 – 1,00 : Validasi Sangat Tinggi
a) Mengurutkan jawaban responden untuk masing-masing butir soal dari yang
menjawab (1) ke yang menjawab salah (0). Untuk selanjutnya pada tabel, judul kolom,”nomor responden” menjadi “nomor urut”.
b) Menjumlahkan banyaknya responden yang menjawab benar (∑Xi).
c) Menjumlahkan besarnya skor masing-masing responden (Yi), yaitu jumlah
yang menjawab benar untuk setiap responden dari seluruh nomor butir soal.
d) Menjumlahkan seluruh skor masing-masing responden skor total (∑Yi).
e) Menghitung skor responden yang menjawab benar dari masing-masing nomor butir soal (XiYi) dan menjumlahkannya ∑ (XiYi).
f) Menghitung besarnya koefisien korelasi dengan produkt moment dengan
angka kasar.
38
Korelasi Product Moment yang dilakukan dengan bantuanprogram SPSS
16.0. apabila koefisien Korelasi Product Moment hasil cetakan komputer dari
butir pertanyaan, dan pertanyaan yang diuji lebih besar dari tabel koefisien
produck moment (rhitung> rtabel) dengan tingkat signifikansi 0,05 maka koefisien
korelasi tersebut signifikan dan butir pertanyaan yang digunakan valid. Bagi butir
yang tidak valid akan digugurkan dari daftar pertanyaan.
3.7.2 Uji Reliabilitas
Arikunto (2010:221), reliabel artinya dapat dipercaya. Reliabilitas
menunjukkan pada suatu pengertian suatu instrumen cukup dapat di percaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena intsrumen itu sudah
baik.Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu.Instrumen
digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran
yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang.Reliabilitas tes
pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Spearman-Brown
dengan teknik belah dua ganjil-genap. Adapun langkah-langkah yang digunakan
adalah :
a) Mengelompokkan skor butir soal bernomor ganjil sebagai belahan pertama
dan skor butir soal bernomor genap sebagai belahan kedua.
b) Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan
menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar yang
dikemukakan oleh Pearson, yaitu :
(Arikunto, 2012:87)
N : Jumlah Responden
39
c) Menghitung indeks reliabilitas dengan menggunakan rumus Spearman-Brown,
yaitu :
r 11 : Reliabilitas Instrumen
r
Besar koefisien reliabilitas diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria
reliabilitas. Menurut Arikunto kriterianya adalah sebagai berikut:
Antara 0,81 – 1,00 : Sangat Tinggi
Antara 0,61 – 0,80 : Tinggi
Antara 0,41 – 0,60 : Cukup
Antara 0,21 – 0,40 : Rendah
Antara 0,00 – 0,20 : Sangat Rendah
3.7.3 Uji Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran butir soal (item) merupakan rasio antar penjawab
dengan banyaknya penjawab item (Arikunto,2012:222).
Tingkat kesukaran merupakan suatu parameter untuk menyatakan bahwa
item soal adalah mudah, sedang dan sukar. Untuk menghitung tingkat kesulitan
(TK) dari masing-masing butir soal tes dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a) Menghitung jawaban yang benar per item soal.
b) Memasukan ke dalam rumus.
s J
B
P
40
Keterangan :
P : Indeks Kesukaran
B : Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar.
Js : Jumlah seluruh siswa peserta tes.
Arikunto (2012 :225) menyebutkan indeks kesukaran (P) diklasifikasikan
sebagai berikut:
Soal dengan P 0,00 – 0,30 adalah Soal Sukar
Soal dengan P 0,30 – 0,70 adalah Soal Sedang
Soal dengan P 0,70 – 1,00 adalah Soal Mudah
Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil
hitungan, berarti semakin mudah soal itu. Begitupun sebaliknya semakin rendah
indeks tingkat kesukaran maka semakin sulit soal tersebut.
3.7.4 Uji Daya Pembeda
Daya pembeda soal menurut Arikunto (2012:226) adalah kemampuan
suatu butir soal dalam membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi
dengan siswa yang mempunyai kemampuan rendah. Angka yang menunjukan
besarnya daya pembeda soal disebut dengan Indeks Diskriminasi (D).
Langkah-langkahnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Untuk kelompok kecil seluruh kelompok tes dibagi dua sama besar, 50%
kelompok atas (JA) dan 50% kelompok bawah (JB).
b) Untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja, yaitu
27% skor teratas sebagai kelompok atas (JA) dan 27% skor terbawah sebagai
kelompok bawah (JB).
Daya pembeda ini digunakan untuk menganalisis data hasil uji coba
instrumen penelitian dalam hal tingkat perbedaan setiap butir soal, dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
41
Keterangan :
D : Indeks Diskriminasi (daya pembeda)
JA : Banyaknya peserta kelompok atas
JB : Banyaknya peserta kelompok bawah
BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
PA : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Tabel 3.3
Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal
Daya Pembeda Kriteria
0,00 – 0,20 Jelek (poor)
0,20 – 0,40 Cukup (satisfactory)
0,40 – 0,70 Baik (good)
0,70 – 1,00 Baik Sekali (excellent) Sumber : Arikunto,2012:232
3.8 Teknik Analisis Data dan Hipotesis 3.8.1 Teknik Analisis Data
3.8.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah
berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat
untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik.
Uji Normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah gain atau selisih
skor pre-test dan post-test dari kelas yang menggunakan metode diskusi dan yang
menggunakan metode pembelajaran konvensional berdistribusi normal atau tidak.
Pengujian kenormalan data dilakukan menggunakan uji statistik Chi-Square yang
diolah menggunakan Microsoft exel 07. Kriteria pengujian adalah jika signifikansi
lebih besar dari 0.05 maka data dikatakan berdistribusi normal.
42
(Sugiyono,2011:241)
Berdasarkan perhitungan, setelah diketahui Chi-Square hitung maka dapat
di bandingkan dengan Chi-Square tabel, dengan derajat kebebasan (dk) = jumlah
kelas – banyaknya pertemuan di kelas dan taraf kesalahan 5% atau 0,05.
Adapun kriteria pengujiannya sebagai berikut:
H0 : data berdistribusi normal
H1 : data tidak berdistribusi normal
Kesimpulan diambil berdasarkan kriteria sebagaimana berikut;
H0 diterima jika χ2hitung<χ2tabelα(0,05) → data berdistibusi normal
H1 diterima jika χ2hitung>χ2tabelα(0,05) → data tidak berdistibusi normal
3.8.1.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menentukan sampel tersebut apakah
kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat sifat homogen atau
tidak dan justru sebaliknya.Apabila kelas tersebut homogen berarti tidak terdapat
perbedaan yang berarti antara kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas
kontrol sebelum dilakukan pembelajaran. Uji homogenitas menggunakan data
pre-test dari kedua kelas yang diolah kedalam Microsoft exel 07 kemudian
dilanjutkan dengan uji homogenitas dengan perbandingan varian terbesar dan
varian terkecil, Homogenitas varian diuji berdasarkan rumus :
(Sugiyono,2011:276)
Keterangan :
F = Nilai F hitung
S12 = Nilai varian terbesar
43
Nilai varian S2 dapat di hitung dengan menggunakan rumus seperti
berikut:
F-hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan F-tabel, menggunakan
derajat kebebasan (dk) pembilang = n1 - 1 dan derajat kebebasan (dk) penyebut =
n2–1 pada taraf nyata α sebesar 5% atau 0,05 maka diketahuinya F-tabel.
Dengan kriteria sebagai berikut:
H0 : varians kedua kelompok data tidak berbeda (varians data homogen)
H1 : varians kedua kelompok data berbeda (varians data tidak homogen)
Kesimpulan diambil berdasarkan kriteria sebagaimana berikut;
H0 diterima jika Fhitung< Ftabel→ varians data homogen
H0 ditolak jika Fhitung> Ftabel→ varians data tidak homogen
3.8.2 Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis penelitian di dasarkan pada data peningkatan pemahaman
konsep, yaitu data selisih nilai pre-test dan post-test. Penggunaan hipotesis
tersebut menggunakan uji-t independen dua arah (t-test independent). Uji
t-independen dua arah ini digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan rata-rata
(mean) yang terdapat pada program pengolahan data. Pengujian uji dua arah ini
dilakukan karena tidak mengetahui kemana arah kurva hasil penelitian yang akan
dilakukan arah positif (+) atau negetif (-).
Pengujian hipotesis menggunakan uji t-test independen, terdapat rumus
yang digunakan untuk pengujian. Sugiyono (2011:272) menyebutkan beberapa
kriteria dalam pemakaian rumus sebagai berikut:
1. Bila jumlah anggota sampel n1 = n2, dan varian sama atau homogen (σ12 = σ22)
maka dapat di gunakan rumus Separated varian dan polled varian. Untuk
melihat harga t-tabel digunakan dk = n1 + n2– 2.
2. Bila n1 ≠ n2, varian sama atau homogen (σ12 = σ22) maka dapat digunakan
44
3. Bila n1 = n2, dan varian berbeda atau tidak homogen (σ12 ≠ σ22) maka dapat di
gunakan rumus Separated varian dan polled varian. Untuk melihat harga
t-tabel digunakan dk = n1 – 1 atau n2– 1. (Phophan,1973)
4. Bila n1 ≠ n2, dan varian berbeda atau tidak homogen (σ12 ≠ σ22) maka dapat di
gunakan rumus Separated varian. Harga t sebagai pengganti t-tabel dihitung
dari selisih harga t-tabel dengan dk (n1 – 1) dan dk (n2 – 1) dibagi dua, dan
kemudian ditambahkan dengan harga t yang terkecil.
Rumus-rumus t-test menurut Sugiyono (2011:273-274) sebagai berikut:
1. Separated varian
2. Polled varian
Keterangan :
= Rata - rata sampel 1
n1 = Jumlah sampel 1
n2 = Jumlah sampel 2
Prinsip pengujian ini adalah melihat perbedaan variasi kedua kelompok
data, sehingga sebelum dilakukan pengujian terlebih dahulu harus diketahui
apakah variannya sama (equal variance) atau variannya berbeda (unqual
45
Data dinyatakan memiliki varian yang sama (equal variance) bila F-hitung <
F-Tabel dan sebaliknya, varian data dinyatakan tidak sama (unqual variance) bila
F-hitung > F-Tabel. Bentuk kedua kelompok data akan berpengaruh pada nilai standar
error yang akhirnya akan membedakan rumus pengujinya.
Setelah diperoleh t-hitung, selanjutnya dibandingkan dengan t-Tabel ketentuannya α yang sudah di sesuaikan. Adapun cara untuk mencari t-Tabel adalah dk disesuaikan dengan rumus, pada taraf nyata α= 5%. Dengan demikian hasil uji t independen dua arah tersebut dapat diketahui.
Selain itu adapun yang diperbandingkan pada pengujian hipotesis ini
adalah skor gain post-test dan pre-test antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol, baik secara keseluruhan maupun setiap ranah. Kriterian pengujian untuk
hipotesis ini adalah:
Ho : µ1 = µ2
HA : µ1≠ µ2
Dimana :
µ1 : skor gain kelompok eksperimen
µ2 : skor gain kelompok kontrol
Jika dibandingkannya dengan Ttabel, maka :
Jika Thitung≥ Ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika Thitung≤ Ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Berikut merupakan gambaran daerah penolakan dan penerimaan H:
Gambar 3.1 Daerah Penolakan dan Penerimaan Ho
Daerah Penolakan H0 Daerah Penolakan H
0
Daerah Penerimaan
46
Untuk menentukan peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa
ditentukan dari perbandingan nilai gain yang dicapai kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Untuk memperoleh gain digunakan rumus dibawah ini:
g
posttest
pretest
Meltzer, (Larasati 2012:83)
Keterangan:
(g) : Gain
Posttest : Tes diakhir pembelajaran
Pretest : Tes diawal pembelajaran
Selanjutnya selisih gain kontrol dan eksperimen tersebut dihitung
Normalized Gain (N-Gain). Untuk menghitung Normalized Gain (N-Gain) pada
tabel diatas digunakan rumus sebagai berikut:
t skorpretes um
skormaksim
t skorpretes st
skorpostte Gain
N
Meltzer, (Larasati 2012:83)
Indeks N-Gain yang diperoleh diinterpreasikan dengan menggunakan
indeks gain ternormalisasi seperti pada tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kriteria Indeks Gain
Skor Kategori
(g) ≥ 0,70 Tinggi
0,30 ≤ (g) < 0,70 Sedang
(g) < 0,30 Rendah
47
Dalam penelitian ini hipotesis akan disimbolkan dengan hipotesis alternatif
(HA) dan hipotesis nol (Ho). Agar tampak ada dua pilihan, hipotesis ini perlu
didampingi oleh pernyataan lain yang isinya berlawanan. Pernyataan ini
merupakan hipotesis tandingan antara (HA) terhadap (Ho).
Dengan kriteria :
Ho : µ1 = µ2
HA : µ1≠ µ2
Dimana :
µ1 :N-Gain kelompok eksperimen
µ2 :N-Gain kelompok kontrol
Jika dibandingkannya dengan Ttabel, maka :
Jika Thitung≥ Ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis dari hasil penelitian
dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi terhadap kemampuan
pemahaman konsep siswa, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Tidak terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep antara kelas
eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran diskusi terhadap kelas
kontrol yang menggunakan metode konvensional sebelum perlakuan (
pre-test).
2. Terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep antara kelas eksperimen
yang menggunakan metode pembelajaran diskusi terhadap kelas kontrol yang
menggunakan metode konvensional sesudah perlakuan (post-test).
3. Terdapat perbedaan skor gain terhadap kemampuan pemahaman konsep antara
kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran diskusi dan kelas
kontrol yang menggunakan metode konvensional.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan metode
pembelajaran diskusiterhadap kemampuan pemahaman konsep siswa dalam
proses pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran ekonomi berdasarkan
standar kopetensi memahami uang dan bank yang meliputi konsep permintaan dan
penawaran uang, membedakan peran bank umum dan bank sentral, dan
mendeskripsikan kebijakan pemerintah di bidang moneter. Maka penulis
merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:
1. Bagi guru dapat memulai menggunakan metode pembelajaran diskusi yang
ternyata dapat meningkatkan gairah belajar siswa dan pada akhirnya dapat
meningkatkan pemahaman konsep siswa untuk lebih aktif di kelas dalam
memecahkan masalah sehingga dapat terpolanya suatu pemikiran baru
80
2. Metode pembelajaran diskusi tidak dapat berjalan dengan efektif pada semua
materi dalam mata pelajaran ekonomi, jadi sehendaknya guru dapat memilih
materi apa saja yang cocok dan sesuai dengan metode tersebut sehingga
pencapaian dalam proses pembelajaran dapat sesuai dengan yang di harapkan
oleh guru.
3. Bagi pihak sekolah diharapkan kepada seluruh staf pengajar untuk terus
mengikuti berbagai seminar, lokakarya, semiloka, dan diklat yang
dilaksanakan oleh institusi pendidikan, terutama berkenaan dengan proses
kegiatan belajar mengajar (KBM) sehingga terciptanya inovasi-inovasi baru
dalam proses pembelajaran yang selalu berkembang dari setiap jaman ke
jaman sehingga dapat menunjang pola pemahaman konsep siswa yang
nantinya dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan harapan para
guru.
4. Bagi peneliti selanjutnya, metode pembelajaran diskusi tersebut dapat
dikembangkan lebih lanjut dari segi kekreatifan dalam teknik penyampaian
suatu materi sehingga siswa lebih mudah untuk mengikuti proses kegiatan
belajar mengajar (KBM) di kelas atau menggunakan variable terikat yang
berbeda sehingga dapat membantu para peneliti selanjutnya dalam membuat
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,Zainal.(2011).Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma
Baru.Bandung:PT Remaja Rosdakarya
Arikunto,S.(2006).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta:Rineka
Cipta
Arikunto,S.(2010).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek )Edisi
revisi).Jakarta:Rineka Cipta
Arikunto,S.(2012).Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi
dua).Yogyakarta :Bumi Aksara
Budiwati,Neti&Leni Permana.(2010).Perencanaan Pembelajaran ekonomi.
Bandung:Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi Universitas
Pendidikan Indonesia
Isjoni.(2012).Cooperative Learning.Bandung:Alfabeta
Kusnendi.(2007).Analisis Jalur; Satu dan Multigroup Sampel dengan
Amos.Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Sagala,Syaiful.(2008).Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:Alfabeta
Sanjaya,W.(2011).Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan.Jakarta: Kencana
Slameto.(2003).Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.Jakarta:
Rineka Cipta
Suprijono.(2013).Cooperatif Learning.Yogyakarta:PustakaBelajar
Sudjana,Nana.(2009).Penilaianhasil proses belajarmengajar.Bandung:PT RemajaRosdakarya
Djamarah, Syaiful Bakrie.(1994).Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru.Surabaya
: Usaha Nasional
Widoyoko,Eko Putro.(2012).Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis
Bagi Pendidik dan Calon Pendidik.Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Winataputra,dkk.(2007).Teori Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Universitas
Jurnal Penelitian:
Ali, Muhamad.(2000).Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah pada Siswa
SLTP. Jurnal Pendidikan No.17.Volume I Tahun 2000
Suminem & Khaeriyah.(2012).Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui
Pemahaman Konsep Tentang Teori Kinetik Gas dengan Metode Diskusi dan
Tanya Jawab pada Siswa Kelas XI IPA MAN 2 Pontianak Tahun
2009.Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol.3 No.I Januari 2012
Susetyono & Hinduan.(2010).Penerapan Model Syndicate Group untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Zat dan Wujudnya untuk Kelas
VII SMP.Jurnal Berkala Fisika Indonesia Volume 2 No.2 Januari 2010
Skripsi :
Ardiansyah,Hamdan.(2013).Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Brainstorming dan Problem Based Instruction Terhadap Aktivitas dan
Pemahaman Konsep Peserta Didik.Skripsi FPEB UPI :Tidak diterbitkan
Melisna, Meli.(2012). Hubungan Antara Gaya Belajar Dengan Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Di Kelas V SD Negeri Gugus 1 Kecamatan
Cikoneng Kabupaten Ciamis.Skripsi pada FIP UPI Tasikmalaya:Tidak
Diterbitkan
Larasati,Orisa.(2012). Pengaruh Penggunaan Metode Inquiry Terbimbing
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran
Ekonomi.Skripsi pada FPEB UPI Bandung: Tidak Diterbitkan
Setyowati, Dewi.(2013).Pengaruh Penerapan Metode Mind Mapping Untuk
meningkatkan Pemahaman Konsep siswa Dalam Mata Pelajaran ekonomi
(Studi eksperimen pada Standar Kopetensi Memahami konsumsi dan
Investasi di SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung).Skripsi pada FPEB UPI
Bandung:Tidak Diterbitkan
Tesis :
Sholahudin, Dudi.(2008).Pengaruh Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa
Eksperimen Pada Siswa SMA PGRI Singaparna Kabupaten
Tasikmalaya).Tesis SPS UPI: Tidak Diterbitkan
Referensi Dokumen :