STUDI PENGEMBANGAN PANDUAN BELAJAR KOMPUTER
MICROSOFT OFFICE 2007 BAGI GURU YANG MENGAJAR
PESERTA DIDIK TUNANETRA DI SMPLB DAN SMALB
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Ilmu Pendidikan Kebutuhan Khusus
Oleh:
HANDAYA DJAENUDIN
NIM : 0908263
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
SEKOLAH PASCASARJANA
Handaya Djaenudin2013
DISAHKAN DAN DISETUJUI
Pembimbing I
Dr. Djadja Rahardja, M.Ed NIP 195904141985031005
Pembimbing II
Dr. Didi Tarsidi, M.Pd NIP. 195106011979031003
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus Sekolah Pascasarjana UPI Bandung
Dr. Zaenal Alimin, M.Ed
ABSTRAK
Penelitian ini memiliki dua tujuan, tujuan penelitian pertama diperoleh gambaran tentang kondisi objektif pembelajaran komputer bagi peserta didik tunanetra pada satuan pendidikan SMPLB dan SMALB pada saat ini, dan tujuan penelitian kedua mengetahui hasil pengembangan panduan belajar Microsoft Word 2007 bagi guru sebagai bahan ajar dalam pembelajaran komputer pada peserta didik tunanetra di satuan pendidikan SMPLB dan SMALB.
Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subyek penelitian dua orang guru SLB yang mengajar komputer, yaitu satu orang guru dari SLBN A Pajajaran yang mengajar komputer ditingkat SMPLB, dan satu orang guru dari SLBN A Citeureup yang mengajar komputer ditingkat SMALB. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah: observasi, wawancara, studi dokumentasi dan kegiatan focus group discussion (FGD). Analisis data hasil penelitian dilakukan tiga langkah yaitu: reduksi data, penyajian data atau display data, penarikan kesimpulan/verifikasi.
Hasil penelitian tentang kondisi objektif pembelajaran komputer menunjukkan subyek melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Dalam persiapan dan pelaksanaan pembelajaran komputer dengan program Microsoft Word 2007 guru mengalami hambatan tentang buku atau bahan ajar yang harus disiapkan dan digunakan, sehingga pembelajaran dengan program Microsoft Word 2007 belum maksimal dilaksanakan, hal ini dikarenakan tidak adanya bahan ajar atau buku yang secara khusus diperuntukan bagi peserta didik tunanetra. Hasil penelitian ini tersusunnya produk pengembangan berupa Panduan Belajar Microsoft Word 2007 yang diperuntukan bagi guru yang mengajar peserta didik tunanetra pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Pengembangan panduan belajar ini merupakan hasil penelitian yang bersifat hipotetik. Panduan Belajar hasil penelitian ini merupakan bahan ajar yang berbentuk modul, dimana didalamnya terdapat sepuluh modul ajar yang telah disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik tunanetra.
Peneliti merekomendasikan agar panduan belajar Microsoft Word 2007 menjadi bahan ajar yang dapat digunakan bagi sekolah penyelenggara pendidikan anak tunanetra, mengingat sekarang ini belum ada bahan ajar yang secara khusus dibuat untuk belajar Microsoft Word 2007 bagi peserta didik tunanetra.
Handaya Djaenudin2013
C. Pertanyaan Penelitian 6
D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian 7
2. Manfaat Penelitian 8
E. Definisi Konsep 9
1. Pengembangan Panduan Belajar 9
2. Tunanetra 11
F. Metode Penelitian 11
1. Lokasi Penelitian dan Subyek Penelitian 12
2. Teknik Pengumpan Data 12
3. Teknik Analisis Data 13
4. Prosedur Penelitian 13
BAB II PENGEMBANGAN PANDUAN BELAJAR MICROSOFT OFFICE WORD 2007 BAGI
GURU YANG MENGAJAR PESERTA DIDIK TUNANETRA
A. Teknologi Komputer 15
C. Program Microsoft Office Word 2007 26
D. Pengembangan Panduan Belajar Sebagai Bahan ajar 32
BAB III METODE PENELITIAN 37
A. Pendekatan Penelitian 38
B. Lokasi dan Subyek Penelitian 39
C. Teknik Pengumpulan Data Penelitian dan Pengembangan
Instrumen Penelitian 40
D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 49
E. Tahap Memperoleh Kepercayaan Hasil Penelitian 51
F. Teknik Analisis Data Penelitian 52
G. Alur Penelitian 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 60
B. Pembahasan 97
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan 120
B. Rekomendasi 124
Daftar Pustaka 126
LAMPIRAN :
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian 127
Pedoman Observasi 130
Pedoman Wawancara 132
Format Penilaian Panduan Belajar Mirosoft Word 2007 148
Surat Ijin Penelitian 149
Surat Keterangan Penelitian 150
Foto Kegiatan Penelitian 152
Handaya Djaenudin2013
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Subyek Penelitian 40
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian 46
Tabel 4.1 Hasil Observasi Persiapan Pembelajaran Komputer SMPLB di SLBN A
Pajajaran 62
Tabel 4.2 Hasil Observasi Persiapan Pembelajaran Komputer SMALB di SLBN A
Citeureup 64
Tabel 4.3 Hasil Wawancara Persiapan Pembelajaran Komputer SMPLB di SLBN A
Pajajaran 65
Tabel 4.4 Hasil Wawancara Persiapan Pembelajaran Komputer SMALB di SLBN A
Citeureup 67
Tabel 4.5 Hasil Studi Dokumentasi Persiapan Pembelajaran Komputer Guru AN 68
Tabel 4.6 Hasil Studi Dokumentasi Persiapan Pembelajaran Komputer Guru BG 69
Tabel 4.7 Rangkuman Data Persiapan Yang dilakukan Guru Dalam Pembelajaran
Komputer 71
Tabel 4.8 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Komputer Guru AN di SLBN
A Pajajaran 73
Tabel 4.9 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Komputer Guru BG di SLBN
A Citeureup 75
Tabel 4.10 Hasil Wawancara Pelaksanaan Pembelajaran Komputer Guru AN di
SLBN A Pajajaran 77
Tabel 4.11 Hasil Wawancara Pelaksanaan Pembelajaran Komputer Guru BG di
SLBN A Citeureup 79
Tabel 4.12 Rangkuman Pelaksanaan Pembelajaran Komputer 80
Tabel 4.13 Hasil Observasi Faktor Pendukung dan Penghambat dalam
Pelaksanaan Pembelajaran Microsoft Word 2007 Guru AN di SLBN A
Pajajaran 81
Tabel 4.14 Hasil Observasi Faktor Pendukung dan Penghambat dalam
Pelaksanaan Pembelajaran Microsoft Word 2007 Guru BG di SLBN A
Tabel 4.15 Hasil Wawancara Faktor Pendukung dan Penghambat dalam
Pelaksanaan Pembelajaran Microsoft Word 2007 Guru AN di SLBN A
Pajajaran 83
Tabel 4.16 Hasil Wawancara Faktor Pendukung dan Penghambat dalam
Pelaksanaan Pembelajaran Microsoft Word 2007 Guru BG di SLBN A
Citeureup 85
Tabel 4.17 Rangkuman Data Faktor Pendukung dan Penghambat dalam
Pelaksanaan Pembelajaran Microsoft Word 2007 85
Tabel 4.18 Hasil Wawancara Tentang Aspek-aspek yang perlu dikembangkan
dalam panduan belajar Microsoft Word 2007 Dengan Guru AN di
SLBN A Pajajaran 87
Tabel 4.19 Hasil Wawancara Tentang Aspek-aspek yang perlu dikembangkan
dalam panduan belajar Microsoft Word 2007 Dengan Guru BG di SLBN
A Citeureup 89
Tabel 4.20 Daftar Buku Pelajaran Komputer yang di jadikan Referensi dalam
Penyusunan Panduan Belajar Microsoft Word 2007 90
Tabel 4.21 Rekap Materi Pembelajaran Microsoft Word 2007 Yang Ada Dalam
Buku Pelajaran Sekolah Reguler 92
Tabel 4.22 Format Penilaian Panduan Belajar Microsoft Word 2007 ... 110
Tabel 4.23 Rangkuman Perubahan Proses Penyusunan Panduan Belajar Microsoft
Word 2007 dari draft awal ke Paduan Belajar FGD 114
Tabel 4.24 Rangkuman Prubahan Proses Penyusunan Panduan Belajar Microsoft
Handaya Djaenudin2013
DAFTAR BAGAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Office Button 28
Gambar 2.2 Quick Acces Toolbar 29
Gambar 2.3 Title Bar 29
Gambar 2.4 Tab Menu 29
Gambar 2.5 Group yang ada di dalam tab menu 30
Gambar 2.6 Command Button yang berada di Group Font 30
Gambar 2.7 Status Bar 31
Gambar 2.8 Scrollbar 31
Handaya Djaenudin2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring perkembangan teknologi komputer yang sudah merambah
kesekolah-sekolah, dimana peserta didik diharapkan mampu menguasai
teknologi komputer, termasuk peserta didik berkebutuhan khusus. Teknologi
komputer tidak hanya dimonopoli oleh orang “normal”, melainkan semua
orang termasuk kaum tunanetra (ICT for all). Penguasaan teknologi komputer
bagi tunanetra dapat digunakan sebagai media aksesibilitas untuk mengurangi
keterbatasan dan ketidakmampuan melihat sekaligus bekal keterampilan
hidupnya.
Komputer sebagai alat yang berteknologi tinggi berfungsi untuk dapat
digunakan dalam bermacam-macam kepentingan termasuk pelayanan
terhadap anak tunanetra. Di negara-negara maju telah banyak perangkat keras
maupun perangkat lunak komputer yang dirancang untuk mempermudah
tunanetra melakukan aktivitasnya, maupun untuk mempermudah mengakses
teknologi komputer itu sendiri.
Pada awal tahun 1980 di Inggris pertama kali menciptakan program
pengubah teks menjadi tulisan braille untuk penyandang tunanetra dengan
menggunakan piranti personal komputer, dan disiarkan secara langsung oleh
penggunaan program tersebut ke Amerika Utara dan ke wilayah
negara-negara Skandinavia dan sekitarnya.
Semenjak diperkenalkannya penggunaan teknologi komputer tersebut
maka disadari bahwa sangat penting dibukanya akses yang memungkinkan
tunanetra dapat melakukan sendiri secara leluasa dalam memperoleh
informasi lebih banyak melalui pemanfaatan teknologi komputer.
Penguasaan teknologi dan informasi bagi peserta didik tunanetra dapat
berguna dalam meningkatkan citra dirinya. Persepsi negatif masyarakat
terhadap tunanetra diharapkan berubah, sehingga masyarakat memiliki sikap
yang positif. Pada gilirannya para tunanetra dapat diterima di dunia kerja.
bagi anak tunanetra yang berminat atau berkesempatan untuk melanjutkan
sekolah lebih tinggi, keterampilan ini sebagai bekal untuk mempermudah
tunanetra memperoleh pengetahuan melalui teknologi informasi.
Penelitian yang relevan telah dilakukan sebelumnya oleh Triyanto
(2005) membuktikan bahwa kemampuan tunanetra dalam menggunakan
komputer dapat dilakukan melalui pelatihan komputer. Kompetensi yang
dicapai dari pelatihan komputer peserta didik tunanetra mengenal dan
mengoperasikan Microsoft Office Word. Dalam pelaksanaan pelatihan masih
dirasakan minimnya bahan ajar atau buku pembelajaran komputer yang secara
khusus diperuntukan bagi tunanetra, untuk itu penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan panduan belajar komputer dengan mengadaptasi dari buku
Handaya Djaenudin2013
Keleluasaan memperoleh kemampuan bidang keterampilan bagi anak
berkebutuhan khusus telah diisyaratkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah, Bab II Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum bagi satuan
pendidikan SMALB, dimana proporsi isi kurikulum sebagai berikut:
“Proporsi muatan isi kurikulum satuan pendidikan SMPLB A, B, D, E terdiri atas 60% - 70% aspek akademik dan 40% - 30% berisi aspek keterampilan vokasional. Muatan isi kurikulum satuan pendidikan SMALB A, B, D, E terdiri atas 40% – 50% aspek akademik dan 60% - 50% aspek keterampilan vokasional”.
Pembelajaran keterampilan diarahkan agar peserta didik dapat
mengembangkan kecakapan hidup (life skill ). Jenis keterampilan vokasional/
teknologi informasi yang dikembangkan diserahkan kepada sekolah sesuai
potensi sekolah masing-masing.
Implementasi dari standar isi tersebut dituangkan dalam Struktur
kurikulum untuk satuan pendidikan SMPLB dan SMALB berupa mata
pelajaran Keterampilan Vokasional /Teknologi Informasi dan Komunikasi
dengan alokasi waktu 10 jam untuk SMPLB, dan 16 jam untuk SMALB.
Mata pelajaran keterampilan vokasional/teknologi informasi dan komunikasi
merupakan paket pilihan.
Standar kelulusan yang tertuang dalam Permen Diknas nomor 23
tahun 2006 tentang mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
adalah :
Memahami penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, dan prospeknya di masa mendatang
Menggunakan perangkat pengolah kata dan pengolah angka untuk menghasilkan dokumen sederhana
Memahami prinsip dasar internet/intranet dan menggunakannya untuk memperoleh informasi.
Salah satu syarat untuk mencapai standar kelulusan mata pelajaran
Teknologi Informasi Komunikasi (TIK), peserta didik tunanetra harus mampu
mengoperasikan program pengolah kata, program yang dimaksud adalah
program Microsoft Office Word, yang lebih dikenal dengan istilah Microsoft
Word
Berdasarkan pengamatan studi pendahuluan di SLBN A Pajajaran
pada satuan pendidikan SMPLB diperoleh gambaran bahwa; 1) Mata
pelajaran komputer telah diberikan pada peserta didik tunanetra pada satuan
pendidikan SMPLB dan SMALB, 2) Program pengolah kata dan angka yang
digunakan adalah Microsoft Office Word 2003. 3) Menggunakan program
JAWS (Job Access With Speech) untuk pembaca layar (screen reader). 4)
Tidak memiliki buku sumber khusus untuk pembelajaran Microsoft Word
2007.
Pembelajaran komputer di SLBN A Pajajaran pada satuan Pendidikan
SMPLB, program Microsoft Word 2007 belum digunakan, mereka belajar
menggunakan program Microsoft Word 2003. Program Microsoft Word 2007
baru pengenalan saja, agar program aplikasi Microsoft Word 2007 dapat
diajarkan oleh guru, maka diperlukan panduan belajar. Panduan belajar
tersebut harus dirancang sedemikian rupa sehingga guru mudah untuk
Handaya Djaenudin2013
Pengamatan lain sebagai studi pendahuluan dilaksanakan di SLBN A
Citeureup pada satuan pendidikan SMALB diperoleh hasil: program
Microsoft Word 2007 sudah digunakan, hanya saja buku sumber khusus untuk
mengajarkan materi Microsoft Word 2007 belum memiliki. Sementara ini
guru melakukan ekplorasi sendiri untuk mencari bahan/materi yang akan
diajarkan, disamping melihat buku pelajaran TIK untuk sekolah reguler. Di
sisi lain buku pembelajaran komputer yang di dalamnya memuat materi
penggunaan program Microsoft Word 2007 telah banyak diterbitkan baik oleh
pemerintah melalui Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional dalam
bentuk Buku Sekolah Elektronik (BSE) maupun pihak penerbit swasta.
Buku-buku yang telah terbit saat ini diperuntukan bagi peserta didik disekolah
reguler yang tidak mengalami hambatan penglihatan. Buku-buku yang telah
diterbitkan dapat digunakan bila dilakukan pengembangan/penyesuaian
berdasarkan kebutuhan peserta didik tunanetra.
Sebuah teknologi baru, tentunya merupakan penyempurnaan/
perbaikan dari teknologi sebelumnya, seperti halnya program Microsoft
Office yang kian berkembang, salah satu produk Microsoft Corporation untuk
pengolah kata adalah Program Microsoft Word 2007. Program Microsoft
Word 2007 tentunya memiliki perubahan dari program Microsoft Office
Word sebelumnya. Program Microsoft Word 2007 relatif baru dengan tujuan
agar pengolahan kata dan angka lebih mudah, efektif, dan efisien. Seiring
perkembangan teknologi, seyogyanya dapat kita ikuti perkembangannya,
Peneliti berasumsi bahwa program Microsoft Word 2007 bisa
dipelajari dan digunakan oleh peserta didik tunanetra, peneliti melakukan
kajian dan penelaahan panduan belajar program Microsoft Word 2007 untuk
sekolah reguler dengan menggunakan program screen reader JAWS ((Job
Access With Speech) ternyata banyak kemudahan yang akan diperoleh guru
dan peserta didik tunanetra, untuk itu peneliti melakukan pengembangan
panduan belajar program Microsoft Word 2007 yang diperuntukan bagi guru
yang mengajar komputer bagi peserta didik tunanetra.
Mengingat program Microsoft Word 2007 belum digunakan oleh
peserta didik tunanetra, dikarenakan minimnya buku atau sumber belajar yang
menunjang bagi guru pengajar peserta didik tunanetra, maka peneliti tertarik
untuk membuat panduan berupa “Pengembangan Panduan Belajar Microsoft
Word 2007 bagi guru yang mengajar peserta didik tunanetra di satuan
pendidikan SMPLB dan SMALB”. Dengan tersusunnya panduan belajar
Microsoft Word 2007 diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi guru
dalam memberikan pembelajaran komputer khususnya program pengolah kata
untuk peserta didik tunanetra.
B. Fokus Masalah
Fokus masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana
pengembangan panduan belajar Microsoft Word 2007 bagi guru yang
mengajar peserta didik tunanetra pada satuan pendidikan SMPLB dan
Handaya Djaenudin2013
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan berangkat dari model berpikir
yang tergambarkan di atas, serta menjawab fokus permasalahan dalam
penelitian ini, maka peneliti merumuskan pertanyaan penelitian sebagai
berikut :
1. Bagaimana kondisi objektif pembelajaran komputer bagi peserta didik
tunanetra pada satuan pendidikan SMPLB dan SMALB saat ini?
2. Bagaimana panduan belajar Microsoft Word 2007 yang dikembangkan
dalam penelitian ini dapat digunakan guru sebagai bahan ajar dalam
pembelajaran komputer peserta didik tunanetra di satuan pendidikan
SMPLB dan SMALB?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penetapan tujuan merupakan dasar pijakan sebagai arah dalam
melaksanakan kegiatan penelitian. Dengan tujuan yang jelas diharapkan
hasilnya memiliki nilai manfaat bagi pihak-pihak lain. Adapun tujuan dan
manfaat penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini menghasilkan sebuah produk pengembangan
panduan belajar Microsoft Word 2007 bagi guru SLB yang mengajar
peserta didik tunanetra. Pengembangan panduan belajar yang dihasilkan
merupakan bahan ajar dalam bentuk modul pembelajaran. Adapun tujuan
1) Mengetahui kondisi objektif pembelajaran komputer bagi peserta didik
tunanetra pada satuan pendidikan SMPLB dan SMALB pada saat ini.
2) Mengetahui hasil pengembangan panduan belajar Microsoft Word
2007 bagi guru sebagai bahan ajar dalam pembelajaran komputer
peserta didik tunanetra di satuan pendidikan SMPLB dan SMALB.
2. Manfaat Penelitian
Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmiah
terutama dalam peningkatan kompetensi peserta didik tunanetra dalam
menggunakan komputer. Dengan hasil penelitian berupa pengembangan
panduan belajar Microsoft Word 2007 bagi guru yang mengajar peserta
didik tunanetra, diharapkan memiliki nilai manfaat sebagai berikut:
a. Sekolah
Sekolah penyelenggara pendidikan tunanetra dapat
menggambil manfaat dari hasil penelitian ini dengan jalan,
menjadikan panduan belajar Microsoft Word 2007, sebagai bahan
ajar untuk digunakan oleh guru dalam Kegiatan Belajar Mengajar di
satuan pendidikan SMPLB dan SMALB.
b. Guru
Untuk meningkatkan layanan pembelajaran, panduan belajar
Microsoft Word 2007 ini, dapat dijadikan salah satu pilihan bahan ajar
dalam kegiatan belajar mengajar peserta didik tunanetra di satuan
Handaya Djaenudin2013
c. Peserta Didik Tunanetra
Dengan hasil penelitian berupa panduan belajar Microsoft
Word 2007 yang telah disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik
tunanetra, dapat dijadikan bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran
mandiri dengan bimbingan guru.
d. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Panduan belajar Microsoft Word 2007 hasil penelitian ini
masih bersifat hipotetik, kiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan
untuk dilakukan kajian lebih mendalam sehingga layak dipublikasikan
sebagai salah satu bahan ajar yang dapat digunakan bagi sekolah
penyelenggara pendidikan anak tunanetra di Provinsi Jawa Barat.
e. Bagi Peneliti
Penelitian ini tentunya memiliki nilai manfaat bagi peneliti
selain pemenuhan penyelesaian tugas akhir untuk Memperoleh Gelar
Magister Ilmu Pendidikan Kebutuhan Khusus, penelitian telah banyak
memberikan pengalaman dan pengetahuan bagi peneliti.
E. Definisi Konsep
1. Pengembangan Panduan Belajar
Pengembangan panduan belajar merupakan proses peningkatan,
pembelajaran komputer bagi peserta didik tunanetra didukung dengan
referensi buku pembelajaran komputer untuk peserta didik reguler
sehingga pengembangan panduan belajar Microsoft Word 2007 yang
dibuat peneliti diharapkan dapat digunakan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran bagi peserta tunanetra. Produk pengembangan panduan
belajar yang dibuat merupakan kumpulan materi ajar tentang penggunaan
Microsoft Word 2007 yang tersusun secara sistematis dan tingkat
kemudahan/aksesible bagi guru dan peserta didik tunanetra dalam
melaksanakan pembelajaran komputer khususnya materi penggunaan
program aplikasi pengolah kata (word processor) atau kita kenal dengan
nama Microsoft Word 2007.
Pengembangan panduan belajar Microsoft Word 2007 merupakan
wujud dari bahan ajar, dimana bahan ajar menurut Majid (2008:173)
adalah: “segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktur dalam melaksanakan belajar mengajar”. Bahan ajar atau
teaching material terdiri dari dua kata yaitu teaching artinya mengajar dan
material yang artinya bahan. Bahan yang dimaksud dapat berbentuk
tertulis maupun bahan tidak tertulis,
Jenis-jenis bahan ajar dapat berbentuk: 1) bahan ajar pandang
(visual) seperti handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet,
foto/gambar; 2) bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan
hitam, dan compact disk audio; 3) bahan ajar pandang dengar (audio
Handaya Djaenudin2013
(interactive teaching material) seperti CD multimedia, bahan ajar berbasis
web (web based learning materials). Jika memperhatikan penjelasan di
atas maka produk pengembangan yang dibuat peneliti termasuk bahan ajar
dalam bentuk modul. Modul ini disesuaikan dengan kebutuhan peserta
didik tunanetra.
2. Tunanetra
Tunanetra adalah individu yang memiliki keterbatasan dalam
penglihatan sehingga ia tidak dapat menggunakan penglihatannya sebagai
saluran utama dalam menerima informasi dari lingkungan. Tarsidi (2011)
menyatakan seseorang dikatakan tunanetra apabila untuk kegiatan
pembelajarannya dia memerlukan alat bantu khusus, metode khusus atau
teknik-teknik tertentu sehingga dia dapat belajar tanpa penglihatan atau
dengan penglihatan yang terbatas.
Hubungan tunanetra dalam penelitian ini berkaitan dengan
kebutuhan bahan ajar penggunaan komputer untuk materi pengolah kata,
sehingga memerlukan pengembangan atau penyesuaian dari buku atau
bahan ajar yang digunakan oleh sekolah umum menjadi sebuah pedoman
belajar yang memiliki nilai manfaat bagi guru dan peserta didik tunanetra.
F. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Data yang diperoleh
dari penelitian berbentuk data kualitatif, yaitu berupa kata-kata yang
tersebut disajikan dalam bentuk deskripsi untuk memperoleh gambaran utuh
hasil penelitian, sesuai fokus permasalahan.
Berdasarkan fokus masalah dan bentuk data yang diperoleh maka
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Berikut dijelaskan tentang
subyek dan lokasi penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data,
serta prosedur penelitian. Berikut penjelasannya.
1. Lokasi Penelitian dan Subyek Penelitian
Lokasi penelitian adalah Sekolah Luar Biasa (SLB) yang
memberikan layanan pendidikan bagi peserta didik tunanetra pada satuan
pendidikan SMPLB dan SMALB. Untuk memenuhi kebutuhan penelitian,
sekolah yang dijadikan lokasi penelitian adalah SLBN A Pajajaran untuk
satuan pendidikan SMPLB dan SLBN A Citeureup Kota Cimahi untuk
satuan pendidikan SMALB. Dipilihnya lembaga ini karena sekolah ini
melayani pendidikan untuk peserta didik tunanetra serta pembelajaran
komputer bagi peserta didik SMPLB dan SMALB telah dilaksanakan.
Subyek dalam penelitian adalah guru yang mengajar peserta didik
tunanetra mata pelajaran Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) pada
satuan pendidikan SMPLB dan SMALB.
2. Teknik Pengumpulan Data
Untuk menjawab pertanyaan penelitian diperlukan sebuah data
yang memadai, untuk memperoleh data tersebut peneliti menggunakan
Handaya Djaenudin2013
3. Teknik Analisis Data
Tiga langkah proses analisis data yang dilakukan peneliti yaitu:
reduksi data, penyajian data atau display data, penarikan
kesimpulan/verifikasi.
4. Prosedur Penelitian
Prosedur adalah langkah dan cara yang dilakukan oleh peneliti
dalam suatu penelitian. Adapun prosedur yang ditempuh dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
a. Memahmi kondisi objektif pembelajaran komputer bagi peserta
didik tunanetra pada satuan pendidikan SMPLB dan SMALB saat ini
Dalam tahap ini peneliti mengumpulkan data mengenai
kondisi pembelajaran komputer bagi peserta didik tunanetra. Adapun
kondisi yang diungkap diantaranya persiapan, proses pelaksanaan,
faktor pendukung serta penghambat dalam pembelajaran komputer
bagi peserta didik tunanetra.
b. Analisis Hasil Studi Kondisi Objektif dan Penyusunan Draft
Panduan Belajar Microsoft Word 2007 bagi guru
Setelah diperoleh data kondisi objektif, selanjutnya data itu
diolah dan dianalisis untuk dijadikan dasar dalam menyusun draft
c. Tahap Validasi
Draft panduan yang telah disusun kemudian dibawa ke dalam
focus group discussion (FGD). Draft panduan belajar Microsoft Word
2007 ditelaah oleh unsur guru komputer, guru tunanetra yang
memahami komputer dan tenaga ahli bidang komputer. Dari tahap ini
menghasilkan draft panduan belajar Microsoft Word 2007 hasil FGD
d. Finalisasi/Tahap Akhir Rancangan Panduan Penggunaan Metode
Multisensori
Draft hasil FGD dianalisis kembali oleh peneliti untuk
perumusan terakhir. Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam
penelitian ini. Dari tahap ini akan dihasilkan panduan belajar
Handaya Djaenudin2013
BAB III
METODE PENELITIAN
Untuk mencapai hasil penelitian sesuai dengan fokus masalah dan tujuan
penelitian, peneliti membutuhkan sistematika dan langkah-langkah yang jelas.
Untuk itu pemilihan metode penelitian yang tepat menjadi penting dilakukan.
Melalui metode penelitian akan tergambarkan langkah dan prosedur yang harus
ditempuh dalam penelitian.
Dalam penelitian ini, diajukan dua pertanyaan penelitian yang pertama:
Bagaimana kondisi objektif pembelajaran komputer peserta didik tunanetra pada
satuan pendidikan SMPLB dan SMALB? Data yang diperoleh dari kondisi
objektif pembelajaran komputer melalui teknik observasi, wawancara dan studi
dokumentasi berbentuk data kualitatif. Pertanyaan yang kedua adalah, Bagaimana
panduan belajar Microsoft Word 2007 bagi guru yang mengajar peserta didik
tunanetra dapat digunakan guru sebagai bahan ajar dalam pembelajaran komputer
di satuan pendidikan SMPLB dan SMALB?
Untuk pertanyaan kedua terdapat proses pembuatan draft panduan belajar
Microsoft Word 2007, dalam penyusunan draft ini didasarkan pada kondisi
objektif pembelajaran komputer bagi peserta didik tunanetra dan hasil wawancara
tentang aspek yang perlu dikembangkan dalam panduan belajar Microsoft Word
2007 bagi guru yang mengajar peserta didik tunanetra. Setelah draft panduan
belajar selesai dilakukan Validasi melalui focus group discussion (FGD). Peserta
tenaga ahli komputer, data yang diperoleh berbentuk: pendapat, saran yang
tertuang dalam catatan notulen diskusi.
Data yang diperoleh dari seluruh penelitian ini dalam berbentuk data
kualitatif tentang kondisi/fenomena saat ini, maka metode penelitian yang
digunakan adalah metode deskriptif. Sesuai pengertian tentang metode deskriptif
yang diungkapkan oleh Ali (1990) sebagai berikut:
“Metode yang digunakan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa sekarang dan dapat dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi data, analisis/laporan dengan tujuan utama membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi situasi”.
Arikunto (1993: 208) menyebutkan bahwa “pada umumnya penelitian
deskriptif merupakan penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah
penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis. Oleh karena itu, dalam penelitian
ini tidak terdapat rumusan hipotesis”.
Pandangan lain tentang penelitian deskriptif yang dikemukakan Surachmad
(1992:76): “(a) penelitian deskriptif menuturkan secara sistematis tentang data
atau karakteristik subyek atau bidang tertentu secara fokus dan cermat, (b)
penelitian deskriptif lebih menekankan pada observasi dan suasana ilmiah
(natural selling), ia mencari teori (hypothesis generating) dan bukan mengajukan
(hypothesis testing)”.
Pendapat di atas memperkuat pemilihan metode yang dilakukan peneliti.
Agar langkah-langkah penelitian menjadi benar, berikut akan diuraikan tentang
Handaya Djaenudin2013
A. Pendekatan Penelitian
Pemilihan sebuah pendekatan penelitian dilakukan sejak awal oleh
peneliti, hal ini dimaksudkan agar penelitian ini memiliki landasan yang
kokoh dilihat dari sudut metodologi penelitian, disamping pemahaman hasil
penelitian yang akan lebih proporsional apabila pembaca mengetahui
pendekatan yang diterapkan.
Fokus masalah dan data penelitian yang diperoleh menjadi faktor
dalam menetapkan pendekatan penelitian. Untuk memahami tentang
pendekatan penelitian kualitatif berikut, batasan yang dikemukakan oleh para
ahli:
Moleong (2004:6) mengemukakan tentang penelitian kualitatif adalah:
“Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan
secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa”.
Denzin and Lincoln (Condrokirono, 2009:24) memberikan batasan
bahwa: “Penelitian kualitatif ini merupakan bentuk penelitian yang secara
aktif melibatkan peneliti untuk mengumpulkan dan menggunakan data-data
empiris dengan berbagai cara dan metode”.
Pandangan lain tentang penelitian kualitatif oleh Malik (2011) adalah:
Berdasarkan pandangan tentang penelitian kualitatif oleh ahli serta
fokus masalah dan data hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti
menggunakan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini. Pendekatan
kualitatif diharapkan dapat memecahkan permasalahan tentang: 1) kondisi
objektif pembelajaran komputer bagi peserta didik tunanetra pada satuan
pendidikan SMPLB dan SMALB, dan 2) diperolehnya gambaran tentang
panduan belajar Microsoft Word 2007 yang dikembangkan dalam penelitian
ini, sehingga dapat digunakan oleh guru sebagai bahan ajar dalam Kegiatan
pembelajaran komputer peserta didik tunanetra di satuan pendidikan SMPLB
dan SMALB?
B. Lokasi dan Subyek Penelitian
Guna mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, peneliti
memerlukan sumber data dari subyek penelitian dan lokasi penelitian.
Menurut Sugiono (2008:215) penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah
populasi, tetapi dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity)
yang terintegrasi secara sinergi.
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SLBN A Pajajaran Bandung dan SLBN
A Citeurep Kota Cimahi. Dipilihnya kedua sekolah ini, karena sekolah ini
melayani pendidikan anak tunanetra, status sekolah negeri sehingga
Handaya Djaenudin2013
2. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah guru yang mengajar komputer
kepada peserta didik tunanetra pada satuan pendidikan SMPLB dan
SMALB. Gambaran subyek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1
Guru SLBN A Citeurep di Satuan Pendidikan
SMALB
S1/PLB
C. Teknik Pengumpulan Data dan Pengembangan Instrumen Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
Data hasil penelitian ini berbentuk kata-kata, sesuai pendapat
Lofland (Malik:2011) bahwa: “sumber data utama dalam penelitian
kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan
seperti dokumen dan lain-lain”. Selanjutnya penggunaan teknik
pengumpulan data dalam penelitian kualitatif Rahardjo (2011:2)
berpendapat bahwa: “pendekatan penelitian kualitatif, lazimnya data
dikumpulkan dengan beberapa teknik pengumpulan data kualitatif, yaitu:
1) wawancara, 2) observasi, 3) dokumentasi, dan 4) diskusi terfokus
(focus group discussion)”.
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, maka peneliti
dokumentasi. Teknik penggumpulan data tersebut dilakukan pada tahapan
studi kondisi objektif pembelajaran komputer peserta didik tunanetra saat
ini, penyusunan draft panduan belajar Microsoft Word 2007 dan hasil
penelitian berupa produk panduan belajar Microsoft Word 2007 bagi
tunanetra. Pedoman wawancara, observasi dan studi dokumentasi dapat
dilihat pada lampiran.
1. Wawancara
Wawancara adalah melakukan tanyajawab kepada subyek
penelitian sesuai fokus permasalahan dalam penelitian. Wawancara ini
bertujuan untuk menggali data dan informasi dari subyek penelitian
sesuai dengan permasalahan yang diajukan terdahulu.
Menurut Susan Stainback yang dikutip Sugiyono (2005: 72)
mengemukakan bahwa wawancara „... provide the researcher a means
to gain a deeper understanding of how the participant interpret a
situation or phenomenon than can be gained through observation
alone.’ Jadi dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan (subyek penelitian) dalam
menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini
tidak bisa ditemukan melalui observasi.
Sejalan pendapat di atas Rahardjo (2011:2) memberikan
batasan teknik wawancara sebagai berikut:
Handaya Djaenudin2013
dengan informan atau subyek penelitian. Dengan kemajuan teknologi informasi seperti saat ini, wawancara bisa saja dilakukan tanpa tatap muka, yakni melalui media telekomunikasi. Pada hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam penelitian atau, merupakan proses pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang telah diperoleh lewat teknik yang lain sebelumnya.
Teknik wawancara yang dipergunakan dalam pengumpulan
data ini adalah wawancara semi terstruktur.
Wawancara semi terstruktur digunakan dengan tujuan untuk
menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang
diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya (Sugiyono, 2005:
73). Wawancara dilakukan dalam suasana yang alami, kekeluargaan
dan dalam waktu yang fleksibel. Dengan wawancara peneliti dapat
mengungkapkan perspektif emik, yaitu pandangan, gagasan dan
pikiran dari subyek penelitian. Informasi yang diperoleh dari hasil
wawancara dicatat dan dapat disalin menjadi bentuk tulisan/laporan.
Peneliti melakukan wawancara terhadap dua orang subyek
yaitu guru yang mengajar komputer. Wawancara dilakukan
berdasarkan pertanyaan penelitian tentang: a) kondisi objektif
pembelajaran komputer peserta didik tunanetra, dan b) aspek apa saja
yang harus dikembangkan dari Buku belajar Microsoft Word 2007
untuk guru yang mengajar peserta didik tunanetra.
2. Observasi
Selain wawancara peneliti melakukan observasi, observasi
untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam menjawab
pertanyaan penelitian. Hasil observasi ini berupa aktivitas, kejadian,
kondisi atau suasana kondisi objektif proses Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) mata pelajaran komputer pada pesrta didik
tunanetra. Menurut Subagyo (2004:200) “observasi adalah
pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai
fenomena-fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk
kemudian dilakukan pencatatan”.
Dalam penelitian ini akan digunakan teknik observasi non
partisipatif yaitu observer tidak melibatkan diri secara langsung dalam
kegiatan yang dilakukan oleh subyek penelitian di lokasi penelitian.
Teknik observasi non-partisipatif digunakan untuk melihat perilaku
dan tindakan yang dilakukan guru dan siswa dalam setting lingkungan
kelas ketika pembelajaran komputer berlangsung. Observasi dilakukan
sebagai teknik pengumpulan data utama guna memperoleh kejelasan
dan kekayaan informasi yang bersifat faktual dan observeble. Menurut
Guba dan Lincoln (Moleong:2005), dalam penelitian kualitatif secara
metodologis penggunaan observasi dapat mengoptimalkan peneliti
dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan
dan sebagainya.
Melalui teknik observasi akan diperoleh data tentang kondisi
objektif pembelajaran komputer peserta didik tunanetra yang meliputi
Handaya Djaenudin2013
pembelajaran komputer, (c) faktor pendukung dan penghambat
pelaksanaan pembelajaran komputer.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data yang
berkaitan dengan perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru serta
dokumen-dokumen yang berhubungan dengan perencanaan
pembelajaran. Satori dan Komariah (2010:149) mendefinisikan studi
dokumentasi itu adalah “mengumpulkan dokumen dan data yang
diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens
sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan serta
pembuktian suatu kejadian.”
Hasil studi dokumentasi dalam penelitian ini diperolehnya
beberapa dokumen yang diperlukan sebagai data penunjang untuk
menjawab pertanyaan penelitian, adapun dokumen yang diperlukan
sebagai berikut:
a. Dokumen kurikulum
b. Program tahunan pembelajaran komputer
c. Program semester pembelajaran komputer
d. Silabus pengajaran komputer
e. Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP)
f. Catatan Pelaksanaan Pembelajaran Harian
Setelah menentukan teknik pengumpulan data sebagaimana telah
dijelaskan di atas, berikut adalah pengembangan instrumen penelitian.
Pengembangan instrumen ini diawali dengan membuat kisi-kisi instrumen
penelitian. Berdasarkan kisi-kisi peneliti menyusun butir-butir pernyataan
untuk dijadikan pedoman observasi, dan menyusun butir pertanyaan untuk
dijadikan pedoman wawancara. (lihat lampiran). Untuk lebih jelasnya
Tabel 3.2
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
PENGEMBANGAN PANDUAN BELAJAR MIROSOFT OFFICE WORD 2007 BAGI GURU YANG MENGAJAR PESERTA DIDIK TUNANETRA
NO PERTANYAAN
PENELITIAN ASPEK INDIKATOR
TEKNIK
1.1Guru membuat perencanaan (program semester, silabus, RPP)
1.2Kurikulum yang digunakan
1.3Memiliki sarana dan prasarana untuk pembelajaran komputer
1.4Menggunakan perangkat lunak komputer untuk tunanetra
1.5Ketersediaan bahan ajar atau materi ajar yang aksesible bagi peserta didik tunanetra.
Wawancara
2.1Adanya proses pembelajaran komputer dengan materi pengolah kata menggunakan Microsoft Office word.
2.2Melakukan langkah-langkah pembelajaran 2.3Penggunaan Metode dan strategi
pembelajaran
2.4Penggunaan media pembelajaran 2.5Melakukan penilaian atau evaluasi
3.Faktor
pendukung dan penghambat
3.1Menjelaskan faktor pendukung pelaksanaan pembelajaran dengan materi microsoft
1.1Diperolehnya penjelasan tentang penyesuaian yang harus dilakukan terhadap materi ajar yang dibutuhkan peserta didik tunanetra.
1.2Diperolehnya penjelasan tentang prioritas materi atau sub materi ajar yang dibutuhkan oleh peserta didik tunanetra.
Wawancara 15
16
Guru
2.Kebahasaan 2.1Diperolehnya penjelasan penggunaan bahasa pada panduan pengembangan.
Wawancara 17 Guru
3.Penyajian. 3.1Diperolehnya penjelasan penyajian materi yang dibutuhkan peserta didik tunanetra 3.2Diperolehnya urutan materi atau sub materi
ajar.
Wawancara 18
19
Guru
4.Kegrafikaan 4.1Diperolehnya penjelasan tentang kegrafikaan pada panduan yang sesuai kebutuhan peserta didik.
Wawancara 20,
21
Validasi Panduan Belajar
1.Kelayakan Isi
1.1Kesesuaian dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
1.2Kesesuaian dengan perkembangan kebutuhan siswa
1.3Kesesuaian dengan Kebutuhan bahan ajar 1.4Kebenaran subtansi materi pembelajaran 1.5Manfaat untuk penambahan wawasan 1.6Kesesuaian dengan nilai-nilai, moralitas
FGD
2.Kebahasaan 2.1Keterbacaan
2.2Kejelasan informasi
2.3Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia
2.4Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien
3.Penyajian 3.1Kejelasan tujuan yang ingin di capai. 3.2Urutan materi sajian
3.3Pemberian motivasi, daya tarik
3.4Interaksi (pemberian stimulus dan respon) 3.5Kelengkapan informasi
4.Kegrafikaan 4.1Penggunaan font, jenis dan ukuran 4.2Lay out atau tata letak
D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah tersusunnya
pengembangan panduan belajar Microsoft Word 2007 bagi guru dalam
mengajar komputer bagi peserta didik tunanetra. Prosedur dalam
penelitian ini secara garis besar ditempuh melalui empat tahapan yaitu :
1) studi kondisi objektif pembelajaran komputer peserta didik tunanetra
saat ini, 2) tahap analisis hasil studi kondisi objektif pembelajaran
komputer dan merumuskan draft pengembangan panduan belajar
Microsoft Word 2007 untuk guru sebagai bahan ajar pembelajaran
komputer peserta didik tunanetra di satuan pendidikan SMPLB dan
SMALB 3) tahap validasi melalui focus group discussion, 4) finalisasi
desain penggunaan panduan.
1. Tahap Studi Kondisi Objektif Pembelajaran Komputer Saat ini
Untuk memperoleh dasar pijakan penyusunan draft
pengembangan panduan belajar Microsoft Word 2007 maka
diperlukan studi atau kajian kondisi objektif pembelajaran komputer
pengolah kata saat ini. Dalam kegiatan ini peneliti menghimpun data
melalui teknik observasi, wawancara dan studi dokumen.
Adapun kondisi objektif yang ingin diungkap adalah
pembelajaran komputer meliputi: (a) persiapan pembelajaran
komputer, (b) pelaksanaan pembelajaran komputer, (c) faktor
pendukung dan penghambat pelaksanaan pembelajaran komputer.
Handaya Djaenudin2013
apa saja yang harus dikembangkan dari buku atau bahan ajar
Microsoft Word 2007 yang akan digunakan oleh guru untuk
mengajar peserta didik tunanetra.
2. Tahap Analisis Hasil Studi Kondisi Objektif dan Merumuskan Draft Panduan
Pada tahap ini peneliti menghimpun data hasil wawancara,
observasi, dan studi dokumen yang diperoleh dari tahap kondisi
objektif di atas. Kemudian data tersebut dianalisis untuk dijadikan
bahan rumusan draft panduan.
Selain hasil analisis kondisi objektif draft buku panduan yang
peneliti buat didasarkan juga hasil analisis wawancara tentang
hal-hal yang perlu dilakukan dalam mengembangkan buku panduan
belajar dari buku umum. Serta didasari kajian pustaka buku-buku
pembelajaran komputer untuk sekolah reguler. Selain hal tersebut
peneliti juga memperhatikan kemampuan dan kebutuhan belajar
peserta didik tunanetra.
3. Tahap Validasi
Validasi dalam penelitian ini menggunakan focus group
discussion (FGD). Peserta FGD adalah guru komputer yang
mengajar peserta didik tunanetra dan tenaga ahli komputer.
Peserta diminta masukan dan tanggapannya untuk dijadikan
perbaikan terhadap draft buku panduan belajar komputer, kegiatan
tersebut menjadi lebih baik serta dapat digunakan oleh guru dalam
pembelajaran komputer bagi peserta didik tunanetra.
4. Finalisasi/Tahap Akhir Pengembangan Panduan Belajar
Komputer
Hasil masukan dalam FGD dianalisis untuk dijadikan dasar
dalam finalisasi buku panduan belajar Microsoft Word 2007.
E. Tahap Memperoleh Kepercayaan Hasil Penelitian
1. Tahap Member Check
Langkah ini dilakukan setiap memperoleh data penelitian
dilakukan pengecekan dengan cara menyerahkan/membacakan
kembali hasil wawancara kepada responden yang bersangkutan
untuk dipelajari atau dinilai kesesuaiannya dengan informasi yang
telah mereka kemukakan, responden berhak mengkoreksi atau bila
perlu adanya penjelasan tambahan.
2. Tahap Triangulasi
Kegiatan ini dilakukan dengan membandingkan hasil
wawancara dengan hasil observasi dan studi dokumentasi. Suatu
keabsahan data yang diperoleh dari suatu sumber tertentu dengan
suatu alat pengumpul data atau informasi tertentu diperiksa dan
dibandingkan dengan data yang diperoleh dari sumber dengan
Handaya Djaenudin2013
F. Teknik Analisis Data Penelitian
Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa hal yang berkaitan
dengan teknik analisis data yang dikembangkan dalam penelitian
meliputi : 1) proses pencatatan data, 2) teknik analisis data, dan 3) teknik
pemeriksaan dan keabsahan data.
1. Proses Pencatatan Data
Prosedur yang dilakukan agar memudahkan dalam
menganalisis data yaitu : pencatatan data, membuat petunjuk tertentu
(coding), memilih alat yang digunakan, dan mengadakan analisis
data.
a. Pencatatan Data
Pencatatan data dilakukan dalam format catatan lapangan
yang dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut :
1) Pencatatan awal dilakukan selama wawancara, observasi,
studi dokumentasi.
2) Perluasan merupakan bentuk catatan lapangan yang terdiri
dari catatan deskriptif dan reflektif tanggapan peneliti
3) Melakukan perbaikan (revisi)
b. Membuat Petunjuk Tertentu (Coding)
Membuat petunjuk tertentu atau pengkodean khusus
c. Memilih Alat Yang Mudah Digunakan
Memilih alat yang mudah digunakan dalam pengumpulan
data dilakukan oleh penulis, antara lain menyiapkan notes, pinsil,
pulpen/bolpoint, alat perekam
d. Mengadakan Analisis Data
Analisis data dilakukan secara simultan dan intensif
setelah selesainya pengumpulan data.
2. Teknik Analisis Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data
yang tersedia dari berbagai sumber, melalui teknik: wawancara,
observasi yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen
resmi, photo dan film. Kosep analisis data menurut Bogdan & Biklen
dalam (Moleong 2007:248) adalah:
“Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain”.
Pandangan lain tentang proses analisis data menurut Miles &
Huberman (Malik:2011) “Bahwa analisis terdiri dari tiga alur
kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian
data, penarikan kesimpulan/verifikasi.
Sejalan dengan batasan yang dikemukakan, analisis dalam
Handaya Djaenudin2013
Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data meliputi:
reduksi data, penyajian data atau display data dan penarikan
kesimpulan (konklusi) dan verifikasi.
Pada tahap pertama data yang diperoleh dari hasil penelitian
selanjutnya di reduksi dengan jalan melakukan abstraksi. Abstrasi
merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses, dan
pernyataan-pernyataan yang perlu sesuai dengan apa yang diteliti.
Pada tahap reduksi, peneliti memilih data yang relevan dengan
tujuan penelitian. Informasi dari lapangan sebagai bahan mentah
disingkat, diringkas, disusun lebih sistematis, serta diangkat
pokok-pokok yang penting sehingga mudah dikendalikan.
Pada tahap kedua, peneliti menyajikan data (display data)
dilakukan untuk melihat gambaran/ deskripsi keseluruhan atau
bagian-bagian tertentu dari gambaran keseluruhan. Peneliti berupaya
untuk mengklasifikasikan serta menyajikan data sesuai dengan
pokok permasalahan.
Tahap ketiga merupakan tahap akhir dalam analisis data
peneliti melakukan penafsiran data, konsklusi dan verifikasi data.
Pada tahap ini, temuan-temuan yang peneliti dapatkan di lapangan,
ditafsirkankan dengan merujuk kepada acuan teoritik dan norma–
norma praktis yang disepakati. Peneliti berusaha memunculkan
makna dari setiap data yang diperoleh di samping menggambarkan
diperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai permasalahan
peneliti.
Penarikan konsklusi dan verifikasi data yaitu untuk mencari
makna dari data yang dikumpulkan dengan mencari hubungan ,
perbedaan, atau persamaan. Penarikan konklusi dilakukan dengan
cara membandingkan kesesuaian pernyataan informan dengan
makna yang terkandung dalam pelaksanaan dan dokumen.
3. Teknik pemeriksaan dan keabsahan data penelitian
Pemeriksaan keabsahan data dilakukan agar hasil penelitian
benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Keabsahan data yang
diperoleh dari lapangan diperiksa melalui kriteria dan teknik
tertentu, yaitu derajat kepercayaan atau kredibilitas, seperti
dikemukakan oleh Moleong (2004:327), sebagai berikut :
a. Perpanjangan keikutsertaan, maksudnya adalah peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai.
b. Ketekunan pengamatan, mencari secara konsisten interprestasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif.
c. Triangulasi, adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, untuk pengecekan pembanding terhadap data tersebut. Dalam hal ini membandingkan antara hasil observasi dengan hasil wawancara.
d. Pengecekan sejawat, teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat.
e. Analisis kasus negatif, analisis dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh-contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding.
Handaya Djaenudin2013
Hasil penelitian kualitatif yang berupa data atau informasi
tingkat kebermaknaannya tergantung pada: 1) triangulasi, yaitu
dengan pengecekan kebenaran data dengan melakukan perbandingan
data yang diperoleh dari sumber lain, 2) penggunaan bahan referensi,
dilakukan dengan perekaman data dengan tape recorder, dan 3)
member check, yaitu dengan melakukan konfirmasi kepada
narasumber diakhir wawancara.
G. Alur Penelitian
Alur penelitian yang ditempuh peneliti sebagai berikut:
1. Mengamati kondisi objektif pembelajaran komputer bagi peserta
didik tunanetra (teknik yang dilakukan: observasi, wawancara dan
studi dokumentasi).
2. Melakukan Analisis hasil kajian kondisi objektif pembelajaran
komputer bagi peserta didik tunanetra.
3. Membuat draft pengembangan panduan belajar Microsoft Word
2007 untuk guru yang mengajar peserta didik tunanetra, berdasarkan
analisis hasil kajian kondisi objektif pembelajaran komputer bagi
peserta didik tunanetra.
4. Melakukan validasi draft panduan belajar Microsoft Word 2007
untuk guru yang mengajar peserta didik tunanetra, validasi ini
5. Melakukan revisi/finalisasi terhadap draft panduan belajar Microsoft
Word 2007 hasil FGD menjadi panduan belajar Microsoft Word
BAGAN 3.1 ALUR PENELITIAN
ALUR PENELITIAN
STUDI PENDAHULUAN KONDISI OBJEKTIF TENTANG :
Pembelajaran komputer peserta didik tunanetra pada satuan pendidikan SMPLB dan SMALB. WORD 2007 BAGI GURU YANG MENGAJAR PESERTA DIDIK
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Pada bab terakhir ini, peneliti akan menyimpulkan hasil penelitian
didasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya.
1. Kondisi Objektif Pembelajaran Komputer Peserta Didik Tunanetra
pada Satuan Pendidikan SMPLB dan SMALB Saat Ini
a. Persiapan Pembelajaran Komputer Bagi Peserta Didik Tunanetra
Guru AN dan BG membuat persiapan pembelajaran dalam
bentuk perencanaan pembelajaran. Adapun perencanaan pembelajaran
komputer yang dibuat guru AN dan BG berbentuk: program tahunan,
program semester, silabus pengajaran dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang mengacu kepada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang ditetapkan oleh sekolah, serta mengacu pada
kurikulum umum.
b. Pelaksanaan Pembelajaran Komputer Bagi Peserta Didik
Tunanetra
Pelaksanaan pembelajaran komputer bagi peserta didik
tunanetra sudah sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat
sebelumnya oleh guru. Beban belajar dalam pelaksanaan pembelajaran
komputer di SLBN A Pajajaran untuk satuan pendidikan SMPLB
adalah 2 jam pelajaran dalam satu minggu, sedangkan pelaksanaan
Handaya Djaenudin2013
jam pelajaran. Langkah Pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru
dimulai dari membuka pelajaran, menyajikan materi dalam kegiatan
inti, menyampaikan kesimpulan serta pemberian tugas, dan kegiatan
penutup. Dalam pelaksanaan pembelajaran AN dan BG sudah
melaksanakan dengan baik.
Materi pengolah kata yang diajarkan pada peserta didik
tunanetra di SLBN A Pajajaran kelas VII sampai IX SMPLB adalah
Microsoft Word 2003, untuk pengajaran Microsoft Word 2007 baru
diberikan tahun pelajaran 2012/2013. Sedangkan pelaksanaan
pembelajaran di SLBN A Citeureup materi pengolah kata Microsoft
Word 2007 sudah diajarkan, materi ini diberikan dikelas X dan XI
SMALB.
Metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran
komputer adalah praktek langsung dengan menggunakan media
komputer. Evaluasi tes formatip dilaksanakan setelah pembelajaran
selesai dilakukan guru.
c. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pembelajaran
Materi Microsoft Word 2007
Faktor penunjang pelaksanaan pembelajaran Microsoft Word
2007 dilaksanakan disekolah adalah: sarana dan prasarana yang
memadai untuk pembelajaran Microsoft Word 2007. Perangkat lunak
Operating system dan program pengolah kata Microsoft Word 2007
dimiliki oleh sekolah dalam beberapa versi, diantaranya JAWS versi
11, JAWS versi 12 , dan JAWS versi 14, selain JAWS sekolah
memiliki program pembaca layar NVDA (Non Visual Desktop
Access).
Guru yang mengajar peserta didik tunanetra sudah menggenal
dan menggunakan program Microsoft Word 2007. Faktor pendukung
lain, adalah program Microsoft Word 2007 merupakan program
aplikasi baru sehingga peserta didik memiliki motivasi besar untuk
belajar komputer.
Faktor penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran Word
2007 di 2 (dua) sekolah yang dijadikan latar penelitian adalah tidak
adanya bahan ajar atau buku tentang pembelajaran Microsoft Word
2007 yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik tunanetra. Sehingga
Panduan Belajar Microsoft Word 2007 di perlukan dalam
pembelajaran.
2. Pengembangan Panduan Belajar Microsoft Word 2007 Bagi Guru
Yang Mengajar Peserta Didik Tunanetra
Penelitian ini menghasilkan desain hipotetik berupa panduan
belajar Microsoft Office Word 2007 bagi guru yang mengajar peserta
didik tunanetra. Berdasarkan hasil penelitian Panduan Belajar Microsoft
Office Word 2007 merupakan bahan ajar berbentuk modul yang terdiri
dari sepuluh modul. Dalam satu modul berisi pembelajaran secara utuh
Handaya Djaenudin2013
pembelajaran, materi pembelajaran yang akan diserap oleh peserta didik,
uji kompetensi. Panduan belajar ini diperuntukan bagi guru sebagai bahan
ajar, karena kondisi saat ini buku pelajaran atau bahan ajar Microsoft
Word 2007 yang secara khusus diperuntukan bagi peserta didik tunanetra
belum ada.
Isi panduan belajar Microsoft Word 2007 merupakan petunjuk
operasional penggunaan program pengolah kata tanpa menggunakan
media infut mouse. Keseluruhan materi pembelajaran Microsoft Word
2007 dalam panduan ini menggunakan keyboard dengan pengembagan
shortcut, sehingga materi-materi yang ada di dalam panduan belajar dapat
dipelajari oleh guru yang mengajar peserta didik tunanetra. Keyboard yang
digunakan oleh peserta didik tunanetra sama halnya dengan Keyboard
yang digunakan pada umumnya, artinya tidak berbeda.
Dalam pengoperasikan program Mircrosoft Word 2007 sesuai
panduan belajar perlu menggunakan program pembaca layar salah satunya
program JAWS. Dengan panduan belajar yang bersifat hipotetik ini, guru
dapat memberikan materi pelajaran kepada peserta didik tunanetra tentang
materi pengolah kata Microsoft Word 2007. Adapun isi panduan belajar
Microsoft Word 2007 meliputi:
Modul 1 Mengenal Jendela Microsoft Word 2007
Modul 2 Menelusuri Menu dan Icon Microsoft Word 2007
Modul 3 Membuka dan Menutup Program Microsoft Word 2007
Modul 5 Menyimpan dan membuka dokumen
Modul 6 Formating Teks
Modul 7 Membaca Dokumen
Modul 8 Editing Teks
Modul 9 Membuat Tabel
Modul 10 Mencetak Dokumen
B. Rekomendasi
Berdasarkan pembahasan dan temuan lapangan maka peneliti
merekomendasikan hal sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah dan Guru
Hasil penelitian ini berupa panduan belajar Microsoft Word 2007
untuk peserta didik tunanetra, panduan belajar Microsoft Word 2007 dapat
dijadikan alternatif pilihan bahan ajar oleh sekolah dan guru dalam rangka
meningkatkan layanan pendidikan bagi anak tunanetra khususnya mata
pelajaran Teknologi Informasi Komunikasi (TIK).
2. Peserta Didik Tunanetra
Dengan panduan belajar Microsoft Word 2007 yang sudah
dilakukan penyesuaian dengan kebutuhan peserta didik tunanetra dapat
dijadikan bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran mandiri oleh peserta
didik tunanetra.
Handaya Djaenudin2013
Panduan belajar Microsoft Word 2007 hasil penelitian ini masih
bersifat hipotetik, peneliti merekomendasikan agar menjadi bahan
pertimbangan untuk dilakukan kajian lebih mendalam sehingga layak
dipublikasikan sebagai salah satu bahan ajar yang dapat digunakan bagi
sekolah penyelenggara pendidikan anak tunanetra di Provinsi Jawa Barat,
mengingat tidak adanya bahan ajar yang secara khusus dibuat untuk
peserta didik tunanetra.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Panduan belajar Microsoft Word 2007 masih dalam bentuk
hipotetik, sehingga direkomendasikan adanya penelitian lanjutan untuk
penyempurnaan panduan belajar Microsoft Word sehingga panduan
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (1990) Penelitian Kependidikan. Bandung: Angkasa
Budiyanto, B. (2010) Mengenal Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional
Condrokirono, N. (2009). Tinjauan Kriminologi. Jakarta: Universitas Indonesia
Ibramim, N. (2010) Terampil Berkomputer. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional
Majid, A. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
Malik, H. (2010) Pengertian Data, Analisis Data dan Cara Menganalisis Data
Kualitatif Tersedia:
http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/11/penelitian-kualitatif/
Moleong, L, J. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Rahardja, Dj. (2006). Pengantar Pendidikan Luar Biasa. CRICED: Tsukuba Jepang
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Satuan Pendidikan
dasar dan Menengah
Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kelulusan Pendidikan
dasar dan Menengah
Santrock, J,W. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sarwindi. (2009) Panduan Pembuatan Bahan Ajar (Diktat, Modul, Handout). Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia
Handaya Djaenudin2013
Subagja, H. (2009). Teknologi Informasi Komunikasi. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta
Sungkowo. (2010). Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional
Supriyadi, E (2010) Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional
Surakhmad, S. (1980). Metode Penelitian. Bandung. Tarsito
Tarsidi, D. (2011). DefinisTunanetra. Tersedia: httpL//d-tarsidi.blogspot.com feeds/posts/default?orderby=updated
Yusuf A, I. (2011) Memahami Fokus Group Discussion (FGD). Tersedia:
http://bincangmedia.wordpress.com/2011/03/28/relasi-media-dan-konsumtivisme-pada-remaja/