• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAKNAAN ILUSTRASI DARI KOTA APEL KE THE BIG APPLE (Studi Semiotika Terhadap Ilustrasi Cover “Dari Kota Apel Ke The Big Apple” Pada Cover Novel 9 Summers 10 Autumns).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMAKNAAN ILUSTRASI DARI KOTA APEL KE THE BIG APPLE (Studi Semiotika Terhadap Ilustrasi Cover “Dari Kota Apel Ke The Big Apple” Pada Cover Novel 9 Summers 10 Autumns)."

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Dalam Memperoleh Gelar

Sar jana Program Studi Ilmu Komunikasi Pada FISIP UPN “Veteran”

J awa Timur

oleh :

ACHMAD CHUDORI

NPM. 0843010131

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN “ JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

SURABAYA

(2)

Oleh :

ACHMAD CHUDORI NPM. 0843010131

Telah diper tahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogram Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univer sita s Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada tanggal 13 J uni 2012

PEMBIMBING Tim Penguji :

1. Ketua

Dr s.Syaifuddin Zuhr i.MSi. J uwito, S.Sos, M.Si N.P.T.3.7006.94.0035.1 N.P.T. 3.6704.95.0036.1

2. Seker tar is

Dr s.Syaifuddin Zuhr i.MSi. N.P.T.3.7006.94.0035.1 3. Anggota

DR. Catur Sur atnoadji, Msi N.P.T. 3.6804.94.0028.1

Mengetahui, DEKAN

(3)

Penelitian ini didasarkan pada penggambaran kisah perjuangan lelaki yang kuat dan tangguh. Perjuangan tersebut dimulai dengan hasrat yang kuat untuk menuju taraf hidup yang lebih baik.

Metode yang digunakan untuk mengetahui makna yang ada adalah analisis semiotik yang termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif. Disini menggunakan teori semiotik Charles Sanders Peirce, yang membagi tanda menjadi tiga kategori yaitu : ikon, indeks dan simbol.

Hasil dari penelitian ini, menurut peneliti, adalah berkat pribadi yang kuat, berkemauan keras, serta usaha yang dilandasi dengan kesucian, taraf kehidupan yang lebih baik pun berhasil diperolehnya di New York City. Selain itu kesuksesan dan kejayaan juga berhasil diraihnya, namun tidak halnya dengan kesempurnaan.

Kata kunci : Ilustrasi, semiotik, Charles Sanders Peirce, 9 Summers 10 Autumns, apel, Dari Kota Apel ke The Big Apple.

ABSTRACT

ACHMAD CHUDORI, THE MEANING OF ILLUSTRATION DARI KOTA APEL KE THE BIG APPLE (Semiotic Study of Meaning Illustr ated Cover " Dar i Kota Apel ke The Big Apple" On the Cover Novel 9 Summer s 10 Autumns).

The research is based on depiction of powerful story of struggle and tough man. The struggle began with a strong desire to get to a better standard of living.

The method used to determine the meaning contained is included in the semiotic analysis of qualitative descriptive study. Here using semiotic theory of Charles Sanders Peirce, who divides signs into three categories: icon, index and symbol.

Result of this study, in writer opinion is, personal thanks to the strong, strong-willed, and based on the sanctity of business, better living standards were successfully obtained in New York City. Besides the glory of success and also successfully achieved, but is not the case with perfection.

(4)

PEMAKNAAN ILUSTRASI DARI KOTA APEL KE THE BIG APPLE (Studi

Semiotika Terhadap Ilustr asi Cover “Dar i Kota Apel Ke The Big Apple” Pada

Cover Novel 9 Summer s 10 Autumns).

Penulis akui bahwa kesulitan selalu ada di setiap proses pembuatan skripsi

ini, tetapi faktor kesulitan itu lebih banyak datang dari diri sendiri. Semua proses

kelancaran pada saat pembuatan skripsi tidak lepas dari segala bantuan dari

berbagai pihak yang sengaja maupun tak sengaja telah memberikan

sumbangsihnya.

Selama melakukan penulisan skripsi ini, tak lupa penulis menyampaikan

rasa terima kasih pada Bapak Drs.Syaifuddin Zuhri.MSi. sebagai dosen

pembimbing yang telah membantu penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

Adapun penulis sampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Allah SWT. Karena telah melimpahkan segala karuniaNya, sehingga penulis

mendapatkan kemudahan selama proses penulisan skripsi ini.

2. Prof. Dr. Ir. H. Teguh Suedarto, Mp, selaku Rektor UPN “Veteran” Jatim

3. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi.

5. Dosen-dosen Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan ilmu dan

(5)

yang tak henti-hentinya beliau haturkan untuk penulis. Serta adikku satu –

satunya yang selalu mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Tak lupa penulis ucapkan rasa terima kasih secara khusus kepada

teman-teman : Aang, Indrio, Citra, Bryan, Ahmad, Sigit, Filza, Babi, Tito, Ratih,

Momo, Lisa dan lain-lain. Terima kasih atas dukungan, do’a, dan semua

bantuannya.

3. Buat dulur – dulur Kinne Komunikasi dan bangunan lab-nya yang menjadi

keluarga kecilku,serta tempat berteduh. Terima kasih banyak. Sukses selalu!

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka

kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah dibutuhkan guna

memperbaiki kekurangan yang ada.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca,

khususnya teman-teman di Jurusan Ilmu Komunikasi.

Surabaya, 26 Mei 2012

(6)

HALAMAN PENGESAHAN UJ IAN SKRIPSI ………... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

ABSTRAKSI ……….…. x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ………... 1

1.2. Perumusan Masalah ………... 13

1.3. Tujuan Penelitian ... 13

1.4. Kegunaan Penelitian ... 14

BAB II KAJ IAN PUSTAKA ... 15

2.1. Landasan Teori ... 15

2.1.1. Media Cetak ... 15

2.1.2. Buku Sebagai Media Cetak ... 16

2.1.3. Novel………... 18

2.1.4. Cover atau Sampul………... 25

2.1.5. Ilustrasi Cover / Sampul Novel ... 26

2.1.6. Ilustrasi Sebagai Proses Komunikasi ... 28

2.1.7. Komunikasi Visual ... 30

2.1.8. Konsep Makna ... 32

2.1.9. Font / Huruf ... 35

2.1.9.1. Karakter Jenis Font ... 37

(7)

2.1.15.Konsep Cahaya ... 58

2.1.16. Konsep Gradasi ... 60

2.1.17. Konsep Apel ... 61

2.1.18. Makna Kota Apel ... 65

2.1.19. Makna The Big Apple ... 67

2.1.20. Konsep Pegunungan ... 69

2.1.21. Konsep Patung Liberty ... 70

2.1.22. Pemaknaan Warna ... 72

2.1.23.Denotatif dan Konotatif ………...… 76

2.1.24. Pendekatan Semiotika ... 77

2.1.25. Semiotika Charles Sanders Pierce ... 79

2.2. Kerangka Berpikir ... 82

BAB III METODE PENELITIAN ... 85

3.1. Metode Penelitian ………... 85

3.4. Teknik Pengumpulan Data ……... 90

(8)

4.4. Pemaknaan terhadap ilustrasi cover “Dari Kota Apel ke The Big Apple” pada sampul depan

novel 9 Summers 10 Autumns ……… 98

4.4.1. Ikon ……….. 99

4.4.2. Indeks ………... 107

4.4.3. Simbol ………... 117

4.5. Makna keseluruhan ilustrasi cover “Dari Kota Apel ke The Big Apple” pada sampul depan novel “9 Summers 10 Autumns” ………... 125

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………. 130

5.1. Kesimpulan ………..…… 130

5.2. Saran ……….………...…… 132

DAFTAR PUSTAKA ... 133

(9)

Gambar II.2. Model Kategori Tanda oleh Peirce ... 81 Gambar II.3. Bagan kerangka berpikir ... 84 Gambar IV.1. Sampul depan novel 9 Summers 10 Autumns ……….... 95 Gambar IV.2. Ilustrasi sampul depan novel 9 Summers

10 Autumns dalam Triangle Meaning Peirce ... 97 Gambar IV.3. Model kategori tiga tanda Peirce pada ilustrasi

“Dari Kota Apel ke The Big Apple”

sampul depan novel 9 Summers 10 Autumns ………...…. 98 Gambar IV.4. Gambar buah apel jenis Rome Beauty dan Manalagi ………… 101 Gambar IV.5. Gambar buah apel jenis golden delicious dan red delicious ….. 102 Gambar IV.7. Gambar matahari terbit dari balik pegunungan dan

(10)

pada cover novel

(11)

mencerminkan kehidupan nyata atau untuk merangsang imajinasi. Selain

itu novel juga berfungsi menghibur dan mempersuasi para pembacanya.

(Marcel Danesi, 2010 : 75)

Novel yang tesusun dari lembaran kertas berjilid dan berbentuk

persegi panjang itu umumnya kurang menarik, yang menarik yang sering

mempesona justru sampulnya atau biasa disebut cover. Walaupun orang

sering mengatakan “ Jangan melihat atau menilai sebuah buku hanya dari

sampulnya atau covernya “,namun kekuatan sampul atau cover sebagai

daya tarik dari sebuah buku atau novel dan memiliki peranan penting

karena pada saat akan membeli atau membaca buku atau novel, yang

pertama kali diperhatikan adalah sampul dan ilustrasi gambarnya. Karena

melalui ilustrasi sampul, seorang penulis dapat menuangkan ide dan

kreatifitasnya dari karya sastra yang dihasilkan. Sehingga sampul buku

atau novel dibuat untuk membuat calon pembeli atau pembaca tertaik

dalam hal pemahaman pesan.

Ilustrasi digunakan untuk membantu mengkomunikasikan dengan

cepat, tepat, serta tegas, dan merupakan terjemahan dari sebuah judul.

Ilustrasi sebagai gambaran pesan yang tak terbaca, namun bias mengurai

cerita, berupa gambar dan penulisan, yaitu bentuk grafis, informasi yang

memikat. Meskipun ilustrasi merupakan attention – getter (penarik

perhatian) yang paling efektif, tetapi akan lebih efektif lagi bila ilustrasi

(12)

Dari uraian diatas, maka dapat dilihat bahwa ilustrasi merupakan

salah satu wujud lambang (symbol) atau bahasa visual, keberadaanya

dikelompokkan dalam kategori bahasa non-verbal. Ia dibedakan dengan

bahasa verbal yang berwujud tulisan maupun ucapan, ia merupakan

ungkapan ide, dan pesan dari penulis dan penerbit kepada publik yang

dituju melalui simbol berwujud gambar, tulisan, dan lainnya.

Melihat pentingnya ilustrasi seperti itu maka sebenarnya

penampilan sebuah ilustrasi tidak hanya menyajikan informasi, yang

karenanya ia hanya melengkapi, efektifitasnya tidak terletak pada

informasi yang lekat bersama ilustrasi itu sendiri, melainkan tergantung

pada persepsi di kalangan masyarakat penikmatnya.

Dewasa ini penggunaan sebuah ilustrasi tidak hanya digunakan

sebagai pelengkap dan penarik perhatian, namun diharapkan mampu

menunjang pesan yang terkandung. Hal ini disadari betul oleh industri

penerbitan, khususnya pada media cetak, sebut saja penerbitan buku

sebagai salah satu contohnya. Penerbit atau penerbitan sendiri merupakan

media untuk memuat tulisan, artikel, gambar atau foto yang mengandung

maksud, isi, pesan, kesan, dan tujuan tertentu melalui proses cetak

mencetak. Ilustrasi pada buku bisanya dijumpai pada cover atau sampul.

Dalam waktu setahun ratusan buku akan dilempar ke pasaran. Ilustrasi

pada masing – masing sampul buku yang diterbitkan tentu saja harus

(13)

agar mamapu menarik perhatian khalayak, yang selanjutnya diikuti oleh

perilaku membeli.

Sampul adalah lembaran kertas paling luar bagian depan dan

belakang atau sering disebut kulit buku pada media cetak. Sampul atau

cover biasanya lebih tebal dari kertas isi, dibuat dengan berwarna-warni

dan dirancang dengan sedemikian rupa dengan maksud untuk menarik

perhatian pembaca.

Sampul dalam sebuah buku merupakan bagian yang tak

terpisahkan. Peranan sampul sangat penting, karena pada saat membeli

buku, yang pertama kali diperhatikan adalah sampul atau ilustrasi

gambarnya. Jika tampilan pada sampul dibuat semenarik mungkin, pasti

akan membuat seseorang tertarik untuk membeli buku tersebut.

Gagasan menampilkan tokoh, yang realistis, diharapkan juga

membentuk suasana emosional, karena gambar lebih mudah dimengerti

disbanding dengan tulisan. Sebagai sarana komunikasi, gambar merupakan

pesan non verbal yang dapat menjelskan dan memberikan penekanan

tertentu pada isi pesan, dan peran gambar pada sampul sangat besar

pengaruhnya karena lebih mudah diingat daripada kata – kata, dan paling

cepat untuk pemahaman dan dimengerti maksudnya. Namun, pemilihan

judul (teks) juga penting selain harus singkat, juga mudah dimengerti dan

secara langsung dapat menginformasikan isi yang terkandung di

(14)

Sampul dibuat untuk membantu calon konsumen atau penggemar

pembaca buku dalam hal pemahaman pesan yang ingin disampaikan oleh

seorang penulis tentang apa yang ada dalam buku tersebut. Melalui

ilustrasi sampul seorang penulis dapat menuangkan ide dan kreatifitasnya

sebagai satu kesatuan dari karya sastra yang dihasilkan, selain itu ada misi

tertentu yang ingin disampaikan seorang penulis kepada pembaca buku

atau khalayak umum. Sampul buku sebagai pendukung itu sendiri

mempunyai peran yang sangat penting yaitu sebagai media bagi penulis

untuk menuangkan ide dan kreatifitasnya. Tema yang diangkat pada

sampul juga merupakan kesatuan materi dari buku tersebut. Gambar secara

visual pada sampul mampu mengkomunikasikan pesan dengan cepat dan

berkesan, sebuah gambar bila tepat memilihnya bisa memiliki nilai yang

sama dengan ribuan kata, juga secara individual mampu untuk memikat

perhatian.

Visualisasi adalah cara atau sarana yang paling tepat untuk

membuat sesuatu yang abstrak menjadi lebih jelas. Penampilan secara

visual selalu mampu untuk menarik emosi pembaca dan dapat menolong

seseorang untuk menganalisa, merencanakan dan dapat memutuskan suatu

problema untuk kemudian mengkhalayakkannya pada kejadian yang

sebenarnya. (Kusmiati, 1999 :36).

Dalam kehidupan sehari – hari setiap manusia, mereka pasti tidak

(15)

kulitnya jika masak dan (siap dimakan), namun bisa juga kulitnya

berwarna hijau atau kuning. Kulit buahnya agak lembek, daging buahnya

keras. Ada beberapa bijinya di dalam.

Orang mulai pertama kali menanam apel di Asia Tengah. Kini apel

berkembang di banyak daerah di dunia yang suhu udaranya lebih dingin.

Nama ilmiah pohon apel dalam bahasa Latin ialah Malus domestica. Apel

budidaya adalah keturunan dari Malus sieversii asal Asia Tengah, dengan

sebagian genom dari Malus sylvestris (apel hutan atau apel liar).

Kebanyakan apel bagus dimakan mentah-mentah (tak dimasak), dan juga

digunakan banyak jenis makanan pesta. Apel dimasak sampai lembek

untuk dibuat saus apel. Apel juga dibuat untuk menjadi minuman sari buah

apel.

Pohon apel merupakan pohon yang kecil dan berdaun gugur,

mencapai ketinggian 3 hingga 12 meter, dengan tajuk yang lebar dan

biasanya sangat beranting. Daun-daunnya berbentuk lonjong dengan

panjang 5 - 12 cm dan lebar 3 - 6 centimeter. Bunga apel mekar di musim

semi, bersamaan dengan percambahan daun. Bunganya putih dengan baur

merah jambu yang berangsur pudar. Pada bunga, terdapat lima kelopak,

dan mencapai diameter 2.5 hingga 3.5 cm. Buahnya masak pada musim

gugur, dan biasanya berdiameter 5 hingga 9 centimeter. Inti buah apel

memiliki lima gynoecium yang tersusun seperti bintang lima mata,

(16)

Berdasarkan penelitian, apel bisa mengurangi risiko kanker usus

besar, kanker prostat, dan kanker paru-paru. Dibandingkan dengan buah

lainnya dan sayuran, apel mengandung vitamin C yang tidak seberapa,

tetapi kaya dengan senyawa antioksidan lainnya. Biarpun tidak sebanyak

buah lain, namun konten serabut dalam apel membantu mengontrol

pergerakan usus, maka mengurangi risiko kanker usus besar. Serat apel

juga membendung penyakit jantung, serta mengontrol berat badan dan

tingkat kolesterol, karena buah apel tidak mengandung kolesterol dan

mempunyai serat yang mengurangi kolesterol dengan mencegah

reabsorpsi. Terbukti bahwa bahwa apel yang dibiakkan secara in vitro

mengandung senyawa fenol yang dapat mencegah kanker dan

menunjuukan aktivitas antioksidan. Fitokimia fenol yang utama dalam

apel adalah kuersetin, epikatekin, dan prosianidin B2. Biji apel sedikit

beracun karena mengandung sedikit amigdalin, sejenis glikosida sianogen.

Akan tetapi, racun ini tidak cukup berbahaya bagi manusia.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Apel).

Dunia anak – anak sangat mengenal buah apel, selain ditilik dari

manfaatnya yang sangat baik bagi pertumbuhan anak – anak. Dongeng

menjadi salah satu media pengantar buah apel untuk lebih dekat dengan

dunia anak –anak. Banyak dongeng anak – anak yang mengisahkan atau

menyisipkan buah apel kedalam isi cerita. Salah satu dongeng fenomenal

yang menyisipkan buah apel kedalam isi ceritanya adalah dongeng yang

(17)

buah apel untuk lebih dekat dengan dunia anak – anak, diantaranya adalah

film kartun yang kerap memasukkan buah apel didalam isi ceritanya,

mainan anak – anak, dan pakaian anak – anak yang biasanaya bermotif

buah – buahan.

Apel juga ditengarai menjadi salah satu unsur yang terdapat dalam

suatu kepercayaan di eropa, salah satunya adalah dalam kepercayaan

mitologi nordik. Dalam kepercayaan mitologi nordik, buah apel dipercaya

sebagai buah yang memberikan kemudaan abadi kepada dewa-dewi.

Selain itu, sebagian besar masyarakat eropa juga menjadikan buah apel

sebagai lambang pengetahuan, kehidupan yang abadi, godaan, kejatuhan

manusia karena dosa, dan dosa itu sendiri.

Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk mengungkapkan

makna – makna dari ilustrasi “Dari Kota Apel ke The Big Apple” yang

terdapat pada sampul novel yang berjudul 9 Summers 10 Autumns.

Dikarenakan pada ilustrasi “Dari Kota Apel ke The Big Apple” peneliti

merasa ilustrasi tersebut ingin memberikan sudut pandang baru mengenai

apel, yang kebanyakan orang hanya mengenalnya sebagai salah satu jenis

buah – buahan. Selain itu, ilustrasi tersebut tampak ingin menyampaikan

sebuah makna atau pesan tersendiri melalui media gambar apel yang

terdapat pada ilustrasi tersebut.

Adapun gambar ilustrasi yang menarik peneliti pada ilustrasi “Dari

(18)

beserta tangkainya yang letaknya berdekatan dan dibawah kedua apel itu

terdapat sebuah bayangan. Apel yang pertama mempunyai ukuran yang

lebih besar daripada apel yang kedua. Kedua apel tersebut mempunyai

gradasi warna yang sama, yaitu terdapat gradasi warna merah dan kuning

pada masing – masing buah apel, namun memliki kadar dominasi gradasi

warna yang berbeda antara kedua apel tersebut. Apel yang pertama

memiliki gradasi warna kuning yang lebih dominan daripada warna merah,

sedangkan apel yang kedua memiliki gradasi warna merah yang lebih

dominan daripada warna kuning. Selain itu juga terdapat biasan gambar

pada kedua apel tersebut, namun biasan gambar dari masing – masing apel

berbeda, pada apel yang pertama terdapat biasan gambar alam

pegunungan, sedangkan pada apel yang kedua terdapat biasan gambar

patung liberty dan gedung – gedung pencakar langit. Seperti yang

dijelaskan sebelumnya, bahwa ilustrasi digunakan untuk menyampaikan

proses komunikasi secara cepat, tepat, dan tegas serta sedapat mungkin

mampu menunjang pesan yang terkandung.berdasarkan uraian tersebut,

peneliti ingin menggali lebih jauh makna dan tanda dari ilustrasi “Dari

Kota Apel ke The Big Apple” pada sampul novel 9 Summers 10 Autumns.

Sebagai symbolic speech, maka penyampaian pesan yang terdapat

dalam ilustrasi tidak dilakukan secara langsung, tetapi dengan bahasa

simbol. Simbol – simbol pada gambar tersebut merupakan simbol yang

disertai maksud (signal) yang digunakan dengan sadar oleh orang yang

(19)

(Van Zoest, 1993:3). Dengan demikian jelas bahwa proses komunikasi itu

sebenarnya mencakup pengiriman pesan dari sistem saraf seseorang

kepada sistem saraf orang lain, dengan maksud untuk menghasilkan

sebuah makna yang sama dengan yang ada dalam benak si pengirim.

Simbol – simbol atau tanda – tanda pada sebuah ilustrasi baik itu verbal

maupun visual bukanlah tidak berarti apa – apa, atau dengan kata lain

mewakili sesuatu selain dirinya, di dalamnya ia mengemban sebuah makna

yang dapat digali kandungan faktualnya atau dengan kata lain bahasa

simbolis tersebut menciptakan situasi yang simbolois pula, artinya penuh

dengan tanda tanya atau hal – hal yang harus diungkap maksud dan arti

yang terkandung dalam simbolnya.

Sampul buku atau novel memiliki ilustrasi gambar yang unik dan

sulit ditebak artinya, karena untuk menguak makna sebuah ilustrasi

gambar sampul depan sebuah buku atau novel pada kenyantaanya bukan

sebuah pekerjaan yang mudah, mengingat pandangan setiap orang dalam

memaknai sebuah gambar berbeda – beda. Melalui penciptaan sebuah

ilustrasi, terutama ilustrasi sampul sebuah buku atau novel, realitas cerita

dalam buku atau novel tersebut yang ditangkap oleh illustrator dapat saja

berbenturan dengan kerangka pemikirannya sendiri, sebuah tempat yang

terdapat di dalam diri seorang illustrator, tempat dimana ilustrasi itu

berdiri. Dalam pengertian lain, ilustrasi sangatlah ditentukan oleh siapa

(20)

pengetahuan serta wawasan dalam melakukan interpretasi terhadap sebuah

tulisan atau cerita sesuai dengan konteksnya.

Dalam bidang perancangan grafis, sebuah desain sampul

berkembang menjadi desain komunikasi visual, banyak memanfaatkan

daya dukung gambar sebagai lambang visual, guna mengefektifkan pesan

komunikasi yang terdapat pada ilustrasi sampul. Upaya mendayagunakan

lambang visual, berangkat dari anggapan bahwa bahasa visual memiliki

karakteristik bersifat khas untuk menimbulkan kesan tertentu pada

pengamatnya.

(http://www.fsrd.itb.ac.id/thesis-disertasi/magister-desain-angkatan-2000).

9 Summers 10 Autumns adalah sebuah novel yang berangkat dari

kisah nyata penulisnya, Iwan Setyawan. Iwan Setyawan adalah lulusan

terbaik fakultas MIPA IPB 1997 dari jurusan statistika, bekerja selama tiga

tahun di Jakarta sebagai data analis di Nielsen dan Danareksa Research

Institute. Ia selanjutnya merambah karier di New York City selama 10

tahun. Ia meninggalkan New York City pada Juni 2010 dengan posisi

terakhir sebagai Director, Internal Client Management di Nielsen

Consumer Research, New York. Sebelum menulis novel 9 Summers 10

Autumns, Iwan Setyawan pernah menulis sebuah buku yang berjudul

“Melankoli Kota Batu”, yang berupa kumpulan fotografi dan narasi puitis,

didedikasikan untuk kota Batu, sebagai kota kelahirannya. Khusus untuk

(21)

tentang seorang Iwan Setyawan yang merupakan anak dari supir angkot di

kota Batu, berkat keuletan dan kerja kerasnya, serta kehangatan dari

sebuah keluarga, ia mampu berkarier dan “berkilau” di New York City.

Novel 9 Summers 10 Auntumns ini masuk dalam kategori National Best

Seller dan meraih penghargaan sebagai buku fiksi terbaik Jakarta book

award 2011 IKAPI DKI Jakarta. Selain itu, novel ini pun akan difilmkan

dan rencananya akan resmi di putar di bioskop Indonesia pada akhir tahun

2012.

Berkaitan dengan hal tersebut, system tanda berupa gambar,

tulisan, maupun warna pada ilustrasi “Dari Kota Apel ke The Big Apple”

yang terdapat pada cover novel 9 Summers 10 Autumns akan

diinterpretasikan baik secara denotatif maupun konotatif, sesuai dengan

kerangka referensi yang diperoleh peneliti melalui interaksi sosial,

pengetahuan, maupun sebagai penggunaan tanda dari kelompok

masyarakat atau budaya tertentu. Dalam penelitian ini, peniliti

menggunakan metode semiotika Charles Sanders Pierce guna menggali

makna dan tanda dari ilustrasi “Dari Kota Apel ke The Big Apple” yang

terdapat pada sampul novel 9 Summers 10 Autumns. Pada metode

semiotika Pierce, ditekankan pada objek tanda yang dibagi kedalam ikon,

indeks, dan simbol. Penggunaan metode Pierce ini sangat tepat dalam

memaknai ilustrasi yang terdapat pada sampul depan novel tersebut karena

pada ilustrasi sampul depan novel tersebut terdiri dari beberapa tanda yaitu

(22)

tulisan, gambar maupun simbol – simbol adalah sebuah tanda yang saling

berhubungan dalam menghasilkan suatu pemaknaan dan menjadi landasan

bagi teori semiotika komunikasi (Sobur,2001). Selain itu peneliti juga

menggunakan warna sebagai acuan untuk meneliti sampul depan, karena

warna memiliki makna yang bermacam – macam.

Dengan menggunakan metode semiotik dari Charles Sanders

Pierce, maka tanda – tanda pada gambar ilustrasi tersebut dapat dilihat dari

jenis tanda yang digolongkan dalam semiotik, yaitu ikon, indeks, dan

simbol. Dari interpretasi tersebut, maka dapat diungkapkan muatan pesan

yang terkadung dalam ilustrasi “Dari Kota Apel ke The Big Apple” pada

ilustrasi sampul depan novel yang berjudul 9 Summers 10 Autumns.

1.2. Per umusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusalan

masalah dalam penilitian ini adalah :

“Bagaimanakah pemaknaan pada ilustrasi Dari Kota Apel ke The

Big Apple yang terdapat pada ilustrasi sampul depan novel 9 Summers 10

Autumns?”

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk menjawab rumusan masalah yang

(23)

“Untuk mengetahui pemaknaan ilustrasi Dari Kota Apel ke The

Big Apple yang terdapat pada ilustrasi sampul depan novel 9 Summers 10

Autumns”

1.4. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur

penelitian kualitatif dari ilmu komunikasi serta memberikan wacana bagi

peneliti mengenai studi semiotika.

2. Kegunaan praktis, untuk mengetahui penerapan tanda semiotik sehingga

dapat memberikan masukan bagi para pembaca buku mengenai

pemaknaan ilustrasi Dari Kota Apel ke The Big Apple yang terdapat pada

(24)

1.1Latar Belakang Masalah

Buku merupakan salah satu bentuk dari media massa cetak selain

surat kabar dan majalah,adapun syarat – syarat yang telah mampu

dipenuhi oleh buku dalam kajian sebagai kajian media massa cetak adalah

melalui proses percetakan memiliki cover atau sampul, mengangkat suatu

isu (gender, politik, agama, budaya dan lainnya), adanya awalan dan

akhiran pada cerita yang diangkat dan dipublikasikan

Buku sebagai salah satu media massa cetak merupakan medium

yang memiliki kualitas permanen karena bisa disimpan untuk waktu yang

lama. Media cetak juga bisa dipakai untuk mentrasmisikan warisan sosial

dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sebagai salah satu bentuk

komunikasi melalui tulisan, media cetak berupa buku juga memiliki

kemampuan membawa pesan yang sangat spesifik untuk keperluan studi,

pengetahuan, hobi, atau hiburan dengan penyajian mandalam yang sangat

jarang ditemukan pada media lain.

Novel merupakan salah satu jenis buku dalam bentuk sastra. Sama

seperti media cetak lainnya, novel juga memberikan informasi pada setiap

pembacanya. Novel menceritakan kisah yang merepresentasikan suatu

(25)

Menurut peneliti media cetak apabila ditilik dari fungsinya tidak

berbeda dengan media lain, yang merupakan penghantar atau jembatan

informasi yang ditujukan kepada khalayak luas, dimana khalayak luas

berperan sebagai komunikan. Perbedaan media cetak dengan media

lainnya terletak pada wujudnya yang merupakan lembaran – lembaran

berisi kata, gambaran atau foto dalam tata warna, dan halaman putih.

Selain itu media cetak juga melewati proses penjilidan sebelum

dipasarkan, proses tersebut tidak dimiliki oleh media lainnya. Media cetak

terkadang pula mengutamakan pesan – pesan visual dalam menyampaikan

pesannya

2.1.2. Buku Sebagai Media Massa Cetak

Buku merupakan salah satu bentuk dari media massa cetak, adapun

syarat – syarat yang telah mampu dipenuhi oleh buku dalam kajian sebagai

media massa cetak adalah melalui proses percetakan, memiliki cover atau

sampul mengangkat suatu isu (gender, politik, budaya, dan lainnya),

adanya awalan dan akhiran pada cerita yang diangkat dan dipublikasikan,

buku dapat dikatakan sebagai media massa tertua sebelum ditemukaannya

film, radio, dan televisi dengan kelebihannya yang mampu menyampaikan

pesan secara lebih lengkap dan mendalam, bisa dibawa kemana – mana,

terdokumentasi permanen sehingga mudah diperoleh bila diperlukan,

(26)

2005 : 18). Buku sebagai media massa juga merupakan transmisi warisan

sosial dari generasi satu ke generasi berikutnya

Sekitar 3000 tahun yang lalu bangsa tionghoa menemukan media

penyimpanan pertama, yang sempurna dalam sejarah manusia, yaitu buku.

Penemuan buku itu demikian pentingnya seperti penemuan komputer pada

jaman sekarang ini. Tetepi bentuk buku dijaman itu sangat berbeda jika

dibandingkan dengan buku yang ada sekarang. Bahan – bahan tulisan

ketika itu seperti termasuk kulit hewan, bambu atau sutra. Dijaman bangsa

Sumerians dan Mesir, uku dipahat pada batu ubin besar, tanah liat atau

daun papyrus. Tetepi gulungan daun papyrus itu terlalu mahal serta rapuh

sehinggan diganti dengan perkamen yang dibuat dari kulit hewan.

Sejumlah perkamen yang diikat menjadi satu bisa dianggap sebagai bentuk

awal dari buku. Media penyimpanan awal ini secara bertahap berkembang

jadi bentuk buku yang sekarang, setelah ditemukannya kertas. (Saputra,

2003; 50).

Sejak Johan Gutenburg menemukan mesin cetak sederhana yang

bisa dilepas dan dipakai kembali pada pertengahan tahun 1400-an,

teknologi yang paling penting adalah dalam hal bahan yang dipakai dan

dalam metode menjilid bahan- bahan tersebut menjadi satu. Dengan

penggunaan mesin cetak yang semakin luas maka mulai muncul bentuk -

bentuk dokumen baru, misalnya Koran, majalah, dan novel. Bentuk –

bentuk ini merupakan pengembangan dari surat – surat berita, buku –

(27)

perkembangan teknologi cetak ini juga telah membawa perubahan besar

dalam kecepatan dan oplah yang bisa dihasilkan dan didistribusikan secara

ekonomis. Teknologi – teknologi penerbitan yang diperkenalkan pada

abad ke 19 telah menjadi sangat meningkat jumlah dan ragam – ragam

dokumen di dunia dan semakin berkembang menjadi media massa cetak

modern. ( Roger, 2003 : 66).

Peneliti membenarkan pendapat yang mengatakan bahwa buku

sebagai media massa cetak. Hal ini dikarenakan buku juga menyampaikan

sebuah informasi kepada khalayak luas. Informasi yang biasanya

disampaikan oleh sebuah buku adalah tentang suatu isu gender, politik,

budaya, dan lainnya. Buku juga melewati melalui proses percetakan,

memiliki cover atau sampul, yang dimana hal tersebut merupakan syarat

mutlak sebuah media massa cetak. Buku memiliki kelebihan diantaranya

adalah, mampu menyampaikan pesan secara lebih lengkap dan mendalam,

bisa dibawa kemana – mana, terdokumentasi permanen sehingga mudah

diperoleh bila diperlukan.

2.1.3. Novel

Novel merupakan salah satu jenis buku dalam bentuk sastra. Sama

seperti media cetak lainnya, novel juga memberikan informasi pada setiap

pembacanya. Novel menceritakan kisah yang merepresentasikan suatu

(28)

merangsang imajinasi. Selain itu novel juga berfungsi menghibur dan

mempersuasi para pembacanya. (Marcel Danesi, 2010 : 75).

Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif;

biasanya dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata novel

berasal dari bahasa Italia novella yang berarti "sebuah kisah atau sepotong

berita". Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks

dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal

sandiwara atau sajak. Umumnya sebuah novel bercerita tentang

tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik

beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut.(

id.wikipedia.org/wiki/Novel)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1995 : 694)

dijelaskan bahwa Novel merupakan karangan prosa yang panjang

mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang

disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.

Banyak sastrawan yang memberikan yang memberikan batasan

atau definisi novel. Batasan atau definisi yang mereka berikan

berbeda-beda karena sudut pandang yang mereka pergunakan juga berberbeda-beda-berbeda-beda.

Definisi – definisi itu antara lain adalah sebagai berikut :

1. Novel adalah bentuk sastra yang paling popular di dunia. Bentuk

sastra ini paling banyak dicetak dan paling banyak beredar,

lantaran daya komunitasnya yang luas pada masyarakat (Jakob

(29)

2. Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat

nilai-nilai budaya social, moral, dan pendidikan (Dr. Nurhadi, Dr.

Dawud, Dra. Yuni Pratiwi, M.Pd, Dra. Abdul Roni, M. Pd).

3. Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsur, yaitu :

undur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang kedua saling

berhubungan karena sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah

karya sastra (Drs. Rostamaji,M.Pd, Agus priantoro, S.Pd).

4. Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai

unsur-unsur intrinsic (Paulus Tukam, S.Pd)

Novel mempunyai unsur-unsur yang terkandung di dalamnya,

unsur - unsur tersebut adalah :

1. Unsur Intrinsik, unsur ini terdiri dari :

a. Tema

Tema merupakan ide pokok atau permasalahan utama yang

mendasari jalan cerita novel.

b. Setting

Setting merupakan latar belakang yang membantu kejelasan

jalan cerita, setting ini meliputi waktu, tempat, social budaya.

c. Sudut Pandang

Sudut pandang dibagi menjadi 3 yaitu :

1. Pengarang menggunakan sudut pandang took dan kata ganti

(30)

dirinya dan mengungkapkan perasaannya sendiri dengan

kata-katanya sendiri.

2. Pengarang mengunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia

lebih banyak mengamati dari luar daripada terlihat di dalam

cerita pengarang biasanya menggunakan kata ganti orang

ketiga.

3. Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia

sama sekali berdiri di luar cerita, ia serba melihat, serba

mendengar, serba tahu. Ia melihat sampai ke dalam pikiran

tokoh dan mampu mengisahkan rahasia batin yang paling

dalam dari tokoh.

d. Alur / Plot

Alur / plot merupakan rangkaian peristiwa dalam novel. Alur

dibedakan menjadi dua bagian, yaitu alur maju (progresif) yaitu

apabila peristwa bergerak secara bertahap berdasarkan urutan

kronologis menuju alur cerita. Sedangkan alur mundur (flash

back progresif) yaitu terjadi ada kaitannya dengan peristiwa

yang sedang berlangsung.

e. Penokohan

Penokohan menggambarkan karakter untuk pelaku. Pelaku bisa

diketahu karakternya dari cara bertindak, ciri fisik, lingkungan

(31)

f. Gaya Bahasa

Merupakan unsur yang dominan dalam sebuah novel

2. Unsur Ekstinsik

Unsur ini meliputi latar belakang penciptaan, sejarah, biografi

pengarang, dan lain – lain, di luar unsur intrinsic. Unsur – unsur yang

ada di luar tubuh karya sastra. Perhatian terhadap unsur – unsur ini akan

membantu keakuratan penafsiran isi suatu karya sastra.

Novel memiliki nilai – nilai yang terkandung didalamnya, nilai –

nilai yang terkandung dalam sebuah novel adalah:

1. Nilai Sosial

Nilai sosial ini akan membuat orang lebih tahu dan memahami

kehidupan manusia lain.

2.Nilai Ethik

Novel yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri yaitu novel yang

isinya dapat memausiakan para pembacanya, Novel-novel demikian

yang dicari dan dihargai oleh para pembaca yang selalu ingin belajar

sesuatu dari seorang pengarang untuk menyempurnakan dirinya sebagai

(32)

3. Nilai Hedorik

Nilai hedonik ini yang bisa memberikan kesenangan kepada

pembacanya sehingga pembaca ikut terbawa ke dalam cerita novel yang

diberikan

4. Nilai Spirit

Nilai sastra yang mempunyai nilai spirit isinya dapat menantang sikap

hidup dan kepercayaan pembacanya. Sehingga pembaca mendapatkan

kepribadian yang tangguh percaya akan dirinya sendiri.

5.Nilai Koleksi

Novel yang bisa dibaca berkali-kali yang berakibat bahwa orang harus

membelinya sendiri, menyimpan dan diabadikan.

6.Nilai Kultural

Novel juga memberikan dan melestarikan budaya dan peradaban

masyarakat, sehingga pembaca dapat mengetahui kebudayaan

masyarakat lain daerah.

Penulis berperan sangat dominan dalam menghasilkan sebuah

novel yang berkualitas. Kerap kali novel yang berkualitas dan mampu

memberikan dampak yang positif bagi pembacanya tersebut mendapatkan

(33)

tergantung dari kategorisasi dan jenis novel itu sendiri. Ada beberapa

ajang yang isi progamnya khusus memberikan penghargaan kepada buku –

buku ataupun novel – novel tersebut. Diantaranya adalah, Japan Award,

MWA Edgar Allan Poe Award, Hugo Award, sedangkan untuk di

Indonesia ada Fantasy Fiesta, Jakarta Book Award dan masih banyak lagi.

Novel juga kerap masuk dalam kategori Best Seller, baik itu

International Best Seller maupun National Best Seller. Banyak faktor yang

melatarbelakangi sebuah novel menjadi super laris atau masuk dalam

kategori Best Seller. Selain karena novel itu memiliki cerita yang menarik,

bisa jadi karena pengarangnya atau terdapatnya kata pengantar dari

seorang selebritis atau sosialita yang terkenal pada novel tersebut, tapi

belum tentu orang biasa tak bisa menulis karya novel Best Seller. Berikut

ini beberapa ciri khas novel yang masuk dalam kategori Best Seller,

ceritanya unik dan tema yang tak biasa, gaya bahasa yang mengalir lancer

dan dan mudah dicerna oleh semua orang, punya ending yang memuaskan,

menonjolkan karakter yang berbeda disbanding di novel – novel lain,

terasa realistis pokok masalah yang dijadikan inti kisah dan dekat dengan

kehidupan nyata, ada pesan moral yang kental terasa baik itu tersirat

maupun tersurat.

Dari beberapa pengertian tentang novel di atas, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa novel adalah karya atau karangan fiksi yang

(34)

kehidupan, memiliki unsur intrinsik, unsur ekstinsik , serta memiliki

nilai-nilai norma seperti nilai-nilai sosial, nilai-nilai ethik, nilai-nilai hedorik, nilai-nilai spirit, nilai-nilai

koleksi, dan nilai kultural.

2.1.4. Cover a tau Sampul

Cover atau sampul depan merupakan bagian yang tidak dapat

terpisahkan dari sebuah buku atau novel. Karena pada saat kita akan

membeli atau membaca dari sebuah buku ataupun novel, yang

diperhatikan pertama kali adalah sampul dan ilustrasi gambarnya. Penulis

dapat menuangkan ide dan kreatifitasnya pada ilustrasi sampul. Sampul

perlu didesain secara indah dan artistik agar mampu menarik perhatian

khalayak untuk pembacanya.

Pemilihan judul atau teks harus singkat, mudah dibaca, mudah

dimengerti dan secara langsung dapat menginformasikan isi yang

terkandung didalamnya (Pudjiastuti, 1999:29). Pada sebuah sampul,

ilustrasi digunakan sebagai gambaran pesan yang tidak terbaca, namun

bisa mewakili cerita dalam bentuk grafis yang memikat. Ilustrasi efektif

digunakan untuk menarik perhatian, namun akan lebih efektif bila ilustrasi

tersebut mampu menunjang pesan yang ingin disampaikan.

Cover atau sampul pada buku ataupun novel menurut peneliti

(35)

novel, karena sebelum melihat isi buku atau novel, calon pembaca

tentunya melihat dulu bagaimana cover bukunya, jika covernya dinilai

menarik maka pembaca akan tertarik dan mempunyai keinginan untuk

membeli buku tersebut, dan begitu pula sebaliknya.

2.1.5. Ilustr asi Cover / Sampul Novel

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian ilustrasi

adalah gambar (foto, lukisan)untuk membantu memperjelas isi buku,

karangan dan dapat pula berupa gambar, desain atau diagram untuk

penghias hamlaman sampul atau cover.

Sesuai dengan pengertian tersebut maka ilustrasi cover novel

adalah sebuah gambar atau lukisan dan tulisan – tulisan yang dipergunakan

untuk menghias sebuah novel, sekaligus sebagai media untuk memperjelas

pandangan dan penilaian dari penulis akan suatu fenomena kehidupan

selain cerita yang terdapat dalam novel tersebut.

Dengan adanya ilustrasi berupa gambar pada sampul sebuah novel,

khalayak atau pembaca diharapkan tertarik dan tergugah untuk mengetahui

pesan dari cerita yang disampaikan penulis. Melalui ilustrasi khalayak

dapat lebih mudah mendapatkan pemahaman yang lebih dalam lagi

terhadap ide- ide yang terdapat pada cerita.

Umumnya informasi bergambar lebih disukai dibandingkan dengan

(36)

kata, juga secara individual mampu untuk memikat perhatian khalayak

(Kusmiati, 1999:36).

Gambar adalah lambang lain yang digunakan dalam berkomunikasi

non-verbal, gambar dapat digunakan untuk menyatakan suatu pikiran atau

perasaan. Gambar merupakan salah satu wujud lambang atau bahasa visual

yang didalamnya terkandung struktur rupa seperti garis, warna, dan

komposisi. Keberadaanya dikelompokkan dalam kategori bahasa

non-verbal, ia dibedakan dengan bahasa verbal yang berwujud tulisan atau

ucapan. Gambar banyak digunakan sebagai lambang visual pesan guna

mengefektifkan komunikasi. (http://puslitpetra.ac.id/jurnalis/desain)

Beradasarkan hal-hal diatas, maka ilustrasi sampul novel sangat

berperan dalam mengefektifkan komunikasi, karena ilustrasi merupakan

sebuah proses komunikasi, dimana terdapat informasi atau pesan yang

sengaja digunakan oleh komunikator (penagarang atau illustrator) untuk

disampaikan atau ditransmisikan kepada komunikan (khalayk atau

pembaca) dengan menggunakan bahasa. Namun, dalam cover novel 9

Summers 10 Autumns karya Iwan Setyawan ini, bahasa yang digunakan

dalam ilustrasi adalah bahasa yang berupa gambar yang menampilkan dua

dua buah apel beserta tangkainya yang letaknya berdekatan dan dibawah

kedua apel itu terdapat sebuah bayangan. Apel yang pertama mempunyai

ukuran yang lebih besar daripada apel yang kedua. Kedua apel tersebut

mempunyai gradasi warna yang sama, yaitu terdapat gradasi warna merah

(37)

dominasi gradasi warna yang berbeda antara kedua apel tersebut. Apel

yang pertama memiliki gradasi warna kuning yang lebih dominan daripada

warna merah, sedangkan apel yang kedua memiliki gradasi warna merah

yang lebih dominan daripada warna kuning. Selain itu juga terdapat biasan

gambar pada kedua apel tersebut, namun biasan gambar dari masing –

masing apel berbeda, pada apel yang pertama terdapat biasan gambar alam

pegunungan, sedangkan pada apel yang kedua terdapat biasan gambar

patung liberty dan gedung – gedung pencakar langit. Ilustrasi tersebut

dibuat sedemikian rupa agar mampu menarik perhatian khalayak.

2.1.6. Ilustr asi Sebagai Pr oses Komunikasi

Ilustrasi merupakan “Symbolic Speech” artinya penyampain pesan

yang terdapat dalam sebuah ilustrasi tidak dilakukan secara langsung tetapi

dengan menggunakan bahasa symbol. Simbol-simbol pada gambar

tersebut merupakan symbol yang disertai makna (signal) yang digunakan

dengan sadar oleh orang yang mengirimnya (si pengirim) dan mereka yang

menerimanya (si penerima) (Van Zoest, 1993 : 3).

Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik

menggambar, lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih

menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud daripada

bentuk (http://id.wikipedia.org/wiki/Ilustrasi/22:45/02/08/10).

Ilustrasi yang terdapat di sampul buku mempunyai maksud tertentu

(38)

setiap tanda dan lambang yang ada. Gambar adalah lambang lain yang

digunakan dalam berkomunikasi non verbal, gambar dapat digunakan

untuk menyatakan suatu pikiran atau perasaan. Gambar secara visual

mampu mengkomunikasikan pesan dengan cepat dan berkesan, sebuah

gambar bila tepat memillihnya bisa memiliki nilai yang sama dengan

ribuan kata, juga secara individual mampu untuk memikat perhatian.

Bahasa gambar jauh lebih komunikatif dibandingkan dengan bahasan tulis,

dan C. Leslie Martin (1968) mengatakan ”one picture is better than a

thousand words”.

Melalui pergaulan sosial, orang menurunkan dan bertindak menurut

makna yang membuat mereka mampu menciptakan dan menciptakan

kembali dunia subyektif mereka. Dean Barnlund dalam (Nimmo, 1989 : 7)

mengatakan bahwa :

“Komunikasi melukiskan evolusi makna, makna adalah sesuatu

yang diciptakan, ditentukan, diberikan, dan bukan sesuatu yang

diterima, jadi komunikasi bukanlah suatu reaksi terhadap sesuatu, juga

bukan interaksi dengan sesuatu, melainkan sesuatu transaksi yang di

dalamnya orang menciptakan dan memberikan makna untuk menyadari

tujuan-tujuan orang itu”.

Berawal dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

ilustrasi adalah sebuah proses komunikasi karena terdapat informasi atau

pesan yang terkandung dalam ilustrasi tersebut yang sengaja digunakan

(39)

komunikan dengan menggunakan bahasa, namun hal ini bahasa yang

digunakan dalam ilustrasi adalah bahasa symbol yang bisa berupa

kata-kata, gambar, grafik dan sebagainya. Hal ini sesuai dengan pendapat

Bernard Berelson dan Gary A. Seiner dalam (Mulyana, 2000 : 62) yang

menyatakan bahwa komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan,

emosi, ketrampilan dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol,

kata-kata, gambar, figure grafik dan sebagainya. Tindakan atau proses

transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.

2.1.7. Komunikasi Visual

Sejak awal sejarah terciptanya manusia di alam raya ini,

komunikasi antar manusia dalah bagian yang paling penting dalam

kehidupan. Selain kata-kata, usur rupa sangat berperan dalam kegiatan

berkomunikasi tersebut. Komunikasi visual yang dalam bentuk

kehadirannya seringkali perlu ditunjang dengan suara, pada hakikatnya

dalah suatu bahasa,. Tugas utamanya membawakan pesan dari seseorang,

lembaga atau kelompok masyarakat tertentu kepada yang lain. (Pirous

dalam Tinaburko, 2003: 31-32).

Didalam rancangan grafis yang kemudian berkembang menjadi

desain komunikasi visual, banyak memanfaatkan daya dukung gambar

sebagai lambing visual pesan guna mengefektifkan komunikasi. Upaya

mendayagunakan lambang-lambang visual berangkat dari premis (dasar

(40)

bahkan sangat istimewa untuk menimbulkan efek tertentu kepada

pengamatnya. Hal demikian ada kalanya sulit dicapai bila diungkapkan

dengan bahasa verbal. Media visual juga merupakan sarana yang paling

cepat untuk menanamkan pemahaman, walau berupa gambar yang tak

disertai tulisan sekalipun. Dengan adanya visualisasi, sesuatu yang abstrak

dapat lebih jelas, sehingga desain komunikasi visual perlu dirancang

dengan kreatif dan menarik. (Kusmiati, 1999:85).

Desain komunikasi visual adalah ungkapan ide-ide dan pesan dari

perancang kepada public yang dituju melalui symbol berwujud gambar,

warna, tulisan dan lainnya. Ia akan komunikati apabila bahasa yang

disampaikan dapat dimengerti oleh publik. Ia juga akan berkesan apabila

dalam penyajiaanya terdapat suatu kekhasan atau keunikan sehingga

tampak istimewa dan mudah dibedakan dengan yang lain. (Tinaburko,

2003: 31-32).

Komunikasi visual sebagai suatu sistem pemenuhan kebutuhan

manusia dibidang informasi visual melalui lambang – lambang kasat

mata. Desain komunikasi visual adalah ungkapan ide dan pesan dari

perancang kepada publik yang dituju melalui simbol berwujud gambar,

warna, tulisan , dan lainnya. Maka dalam komunikasi juga perlu diketahui

siapa public yang dituju dan bagaimana cara berkomunikasi dengan

(41)

2.1.8. Konsep Makna

Para ahli mengakui, istilah makna (meaning) memang merupakan

kata dan istilah yang membingungkan. Dalam bukunya The Meaning of

Meaning, (Ogden dan Ricards dalam Kurniawan, 2008 : 27) telah

mengumpulkan tidak kurang dari 22 batasan mengenai makna.

Makna sebagaimana dikemukakan oleh Fisher (dalam Sobur 2004 :

248), merupakan konsep yang abstrak yang telah menarik perhatian para

ahli filsafat dan para teoritis ilmu social selama 2000 tahun silam.

Semenjak Plato mengkonseptualisasikan makna manusia sebagai salinan

“ultarealitas”, para pemeikir besar telah sering mempergunakan konsep itu

dengan penafsiran yang sangat luas yang merentang sejak pengungkapan

mental dari Locke sampai ke respon yang dikeluarkan dari Skinner.

“tetapi”, kata Jerold Katz dalam Kurniawan, 2008 : 47), “setiap usaha

untuk memberikan jawaban yang langsunng telah gagal. Beberapa seperti

misalnya Plato, telah terbukti terlalu samar dan spekulatif. Yang lainnya

memberikan jawaban salah”.

Menurut Devito, makna bukan terletak pada kata-kata melainkan

pada manusia. “Kita” lanjut Devito,menggunakan kata-kata untuk

mendekati makna yang ingin kita komunikasikan. Tetapi kata-kata ini

secara sempurna dan lengkap menggambarkan makna yang kita

maksudkan. Demikian pula makna yang didapat pendengar dari

(42)

Komunikasi adalah proses yang kita gunakan untuk memproduksi dibenak

pendengar dan apa yang ada dalam benak kita.

Ada tiga hal yang dijelaskan para filusuf dan linguis sehubungan

dengan usaha menjelaskan istilah makna. Ketiga hal tersebut adalah (1)

menjelaskan makna secara alamiah, (2) mendeskripsikan secara alamiah,

(3) menjelaskan makna dalam proses komunikasi (Kempson dalam Sobur,

2004 : 258).

Ada beberapa pandangan yang menjelaskan teori atau konsep

makna. Model konsep makna (Johnson dalam Devito 1997 : 123-125)

sebagai berikut :

1. Makna dalam diri manusia. Makna tidak terletak pada kata-kata melainkan

pada manusia. Kita menggunakan kata-kata untuik mendekati makna yang

ingin kita komunikasikan, tetapi kata-kata itu tidak secara sempurna dan

lengkap menggambarkan makna yang kita maksudkan. Komunikasi adalah

proses yang kita gunakan untuk memproduksi dibenak pendengar apa yang

ada dalam benak kita dan proses ini adalah proses yang bisa salah.

2. Makna berubah. Kata-kata relatif statis, banyak dari kata-kata yang kita

gunakan 200 atau 300 tahun yang lalu. Tetapi makna dari kata-kata ini

berubah dan ini khusus yang terjadi pada dimensi emosional makna.

3. Makna menbutuhkan acuan. Walaupun tidak semua komunikasi mengacu

pada dunia nyata, komunikasi hanya masuk akal bilamana ia mempunyai

(43)

4. Penyingkatan berlebihan akan mengubah makna. Berkaitan erat dengan

gagasan bahwa acuan tersebut kita butuhkan bilamana terjadi masalah

komunikasi yang akibat penyingkatan berlebihan tanpa mengaitkan acuan

yang diamati. Bila kita berbicara tentang cerita, persahabatan, kebahagian,

kejahatan dan konsep-konsep lain yang serupa tanpa mengaitkannnya

dengan sesuatu yang spesifik, kita tidak akan bisa berbagi makna dengan

lawan bicara.

5. Makna tidak terbatas jumlahnya. Pada suatu saat tertentu, jumlah kata

dalam suatu bahasa terbatas, tetapi maknanya tidak terbatas. Karena itu

kebanyakan kita mempunyai banyak makna. Ini bisa menimbulkan

masalah bila ada sebuah kata diartikan secara berbeda oleh dua orang yang

sedang berkomunikasi.

6. Makna yang dikomunikasikan hanya sebagian. Makna yang kita peroleh

dari suatu kejadian bersifat multi aspek dan sangat kompleks, tetapi hanya

sebagian saja dari makna-makna ini yang benar-benar dapat dijelaskan.

Banyak dari makna tersebut yang tetap tinggal dalam benak kita,

karenanya pemaknaan yang sebenarnya mungkin juga merupakan tujuan

yang ingin kita capai tetap tidak pernah tercapai.

Secara singkat, analisis semiotik merupakan cara atau metode

untuk menganalisis dan memberikan makna-makna terhadap

lambang-lambang pesan atau teks. Teks yang dimaksud dalam hubungan ini adalah

segala bentuk serta sistem lambang (sign) baik yang terdapat pada media

(44)

semiotik adalah melacak makna-makna yang diangkut dengan teks berupa

lambang-lambang (sign). Dengan kata lain, pemaknaan terhadap

lambang-lambang dalam tekslah yang menjadi pusat perhatian analisis semiotik

(Pawito, 2007:155).

Menurut Littlejohn (1996:64), sign (tanda / lambang) adalah basis

dari seluruh komunikasi. Manusia dengan perantaraan tanda-tanda dapat

melakukan komunikasi dengan sesamanya.

2.1.9. Font / Hur uf

Pada dasarnya huruf memiliki energi yang dapat mengaktifkan

gerak mata. Energi ini dapat dimanfaatkan secara positif apabila dalam

penggunaanya senantiasa diperhatikan kaidah-kaidah estetikanya,

kenyamanan keterbacaanya, serta interaksi huruf terhadap ruang dan

elemen-elemen visual di sekitarnya.

Huruf atau biasa juga dikenal dengan istilah “font” atau “typeface”

adalah salah satu elemen terpenting dalam desain grafis karena huruf

merupakan sebuah bentuk yang universal untuk menghantarkan bentuk

visual yang dibunyikan sebagai kebutuhan komunikasi verbal. Lewat

kandungan nilai fungsional dan nilai estetiknya, huruf memiliki potensi

untuk menterjemahkan atmosfir-atmosfir yang tersirat dalam sebuah

komunikasi verbal yang dituangkan melalui abstraksi bentuk-bentuk

(45)

Setiap bentuk dan huruf dalam sebuah alfabet memiliki keunikan

fisik yang menyebabkan mata kita dapat membedakan antara huruf ‘m’

dengan ‘p’ atau ‘C’ dengan ‘Q’. Sekelompok pakar psikologi dari Jerman

dan Austria pada tahun 1900 memformulasikan sebuah teori yang dikenal

dengan teori Gestalt. Teori ini berbasis pada ‘pattern seeking’ dalam

perilaku manusia. Salah satu hukum persepsi dari teori ini membuktikan

bahwa untuk mengenal atau ‘membaca’ sebuah gambar diperlukan adanya

kontras antara ruang positif yang disebut dengan figure dan ruang negative

yang disebut dengan ground.

Pada dasarnya setiap huruf terdiri dari kombinasi berbagai guratan

garis (strokes) yang terbagi menjadi dua, yaitu guratan garis dasar (basic

stroke) dan guratan daris sekunder (secondary stroke). Apabila ditinjau

dari sudut geometri, maka garis dasar yang mendominasi struktur huruf

dalam alfabet dapat dibagi menjadi 4 kelompok besar, yaitu:

1. Kelompok garis tegak-datar; EFHIL

2. Kelompok garis tegak-miring; AKMNVZXYW

3. Kelompok garis tegak-lengkung; BDGJPRU

4. Kelompok garis lengkung; COQS

Huruf memiliki dua ruang dasar bila ditinjau dalam hukum

persepsi dari teori Gestalt, yaitu figure dan ground. Apabila kita menelaah

keberadaan ruang negatif dari seluruh huruf maka secara garis besar dapat

dipecah menjadi tiga kelompok, yaitu:

(46)

2. Ruang negatif bersudut persegi empat, EFHILT

3. Ruang negatif beruang persegi tiga, AKMNVWXTZ

Perhitungan tinggi fisik huruf memiliki azas optikal-matematis,

dalam pengertian bahwa dalam prhitungan angka, beberapa huruf dalam

alfabet memiliki tinggi yang berbeda-beda, namun secara optis

keseluruhan huruf tersebut terlihat sama tinggi. Huruf yang memiliki

bentuk lengkung dan segitiga lancip pada bagian teratas atau terbawah dari

badan huruf akan memiliki bidang lebih dibandingkan dengan huruf yang

memiliki bentuk bundar. Apabila beberapa huruf tersebut dicetak secara

berdampingan akan tercapai kesamaan tinggi secara optis.

(http://i21.photobucket.com/albums/b266/ritchienedhansel/Untitled.png).

2.1.9.1. Kar akter J enis Font

Ada beberapa jenis font dan karakteristiknya. Antara font satu

dengan font yang lain sangat berbeda, seperti contohnya:

1. Times New Roman

Karakter jenis Time New Roman cenderung menciptakan kesan yang lebih

serius, paling mudah dibaca untuk volume type yang besar, kecepatan dan

keakuratan membaca akan jauh lebih tinggi, terbukti kebanyakan buku dan

surat kabar menggunkan type ini karena lebih jelas dan paling umum

untuk digunakan sebagai headline dan judul. Karakteristik Times

termasuk tipe transsisional, tingkat kontrasnya perbedaan ketebalan antara

stroke yang tebal dan tipis cukup tinggi. Time New Roman adalah jenis

(47)

untuk kemudahan membaca pada media cetak, demikian juga pada layar

monitor. Selain itu font ini digunakan untuk tulisan resmi dan sudah

umum digunakan untuk membuat tulisan resmi ketik komputer. Hurufnya

jelas, tidak ribet dan jelas dibaca.

2. Arial

Adalah jenis huruf sans serif yang sering digunakan dalam Web. Terlihat

lebih sederhana dan lebih mudah dibaca pada berbagai ukuran. Ada

beberapa kekurangan pada font ini, salah satunya adalah sulitnya

membedakan antara huruf i capital dan L kecil (I dan I). Biasanya

digunakan untuk menulis dokumen-dokumen resmi dan surat kabar. Font

ini bersifat resmi dan ukurannya besar dan jelas.

(http://en.wikipediaa.org/wiki/Arial)

3. Verdana

Verdana dibuat khusus agar sebuah teks dapat ibaca dengan mudah dan

jelas walauoun dengan ukuran yang cukup kecil. Hal ini dapat terjadi

karena font verdana di desain mempunyai jarak antara huruf yang melebihi

font Sans Serif, sehingga lebih mudah dibaca. Vernada juga sering

dipiliholeh web designers yang ingin menulis teks dengan jumlah yang

cukup banyak di dlam space yang cukup kecil.font ini cukup mudah dibaca

(48)

4. Snap ITC

Jenis huruf ini memiliki nilai seni yang tinggi karena jenis huruf ini sering

digunakan dalam pembuatan stiker, pamflet ataupun brosur yang lainnya.

Bentuk huruf yang ini sangatlah bagus dan cocok untuk keperluan hiburan

misalnya saja dalam pendkorasian ataupun undangan yang sifatnya kurng

resmi. Jenis huruf seperti yang tidak formal ini cocok digunakan unuk

mendesain berbagi keperluan.

5. Comic Sans

Huruf ini mempunyai karakteristik informal sehingga terkesan bersahabat,

namun jarang dipegunakan di web karena di anggap kurang profesional

dan tidak formal.

Dalam pemilihan jenis huruf atau karakter huruf, yang senantiasa

harus diperthatikan adalah karakter produk yang akan ditonjolkan dan juga

karakter segmen pasarnya, agar pesan dapat disampaikan secara efektif

dan diterima oleh masyarakat. Pemakaian jenis font yang tepat dapat

membantu desain menjadi lebih menyatu dan lebih cepat

mengkomunikasikan maksud dari desain. Misalnya, pada desain brosur

kecantikan, kita menggunakan font yang tipis dan luwes, sesuai dengan

kepribadian target market yang dituju, yaitu wanita.

Jenis font bisa di ibaratkan jenis suara yang berbicara pada desain.

Font dengan gaya tebal akan terasa seperti suara lelaki dan bersuara berat.

(49)

yang berbicara, dan seterusnya. Masing-masing font mempunyai jenis

suara tersendiri. (http://id.wikipedia.org/wiki/huruf_digital_(font))

2.1.10. Konsep Angka

Angka adalah suatu tanda atau lambang yang digunakan untuk

melambangkan bilangan, contohnya, bilangan lima dapat dilambangkan

menggunakan "5". Angka adalah suatu gagasan abstrak yang digunakan

untuk menghitung dan mengukur. Angka juga dapat berarti pelambang

jumlah yang telah diakui manusia untuk dipergunakan untuk menghitung

dan mengukur. Di samping penggunaannya dalam menghitung dan

mengukur, angka sering digunakan untuk label ( nomor telepon ) , untuk

pemesanan ( nomor seri ) , dan untuk kode ( misalnya , ISBN ).

(http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2200018-pengertian-angka/#ixzz1sgFkOPfY)

Ada berbagai jenis bilangan atau angka. Bilangan-bilangan yang

paling dikenal adalah bilangan bulat, contohnya 0, 1, -1, 2, -2, …, dan

bilangan-bilangan asli seperti 1, 2, 3, ..., keduanya sering digunakan untuk

berhitung dalam aritmatika. Adapula yang disebut bilangan cacah, atau

yang merupakan himpunan bilangan bulat yang tidak negatif, yaitu {0, 1,

2, 3 ...}, dengan kata lain himpunan bilangan asli ditambah 0. Jadi,

bilangan cacah harus bertanda positif. Himpunan semua bilangan bulat

(50)

sedangkan himpunan semua bilangan asli biasanya dinyatakan dengan

lambang N.

Angka kerap dihubungkan dengan kehidupan manusia. Makna

sebuah angka dalam kehidupan manusia disebut numerologi, sedangkan di

daratan Cina hal tersebut lebih dikenal dengan sebutan fengshui. Ilmu

numerologi ini begitu popular di antara ahli matematika zaman dahulu,

seperti Pythagoras. Ia percaya bahwa segala hal di dunia ini memiliki

hubungan dengan angka dan otak manusia diberi kemampuan untuk

mengungkap makna rahasia di balik angka-angka tersebut. Namun kini

sama halnya dengan astrologi, numerologi dianggap tidak bersifat ilmiah

atau dianggap sebagai pseudoscience. Berikut sebagian daftar angka

beserta beberapa makna yang terkandung di dalamnya :

1. Angka 1 (Satu)

Angka 1 dapat diartikan sebagai tunggal atau esa. Angka 1

juga kerap menjadi suatu simbol yang mewakili “ada” atau

sebuah keberadaan, karena sesuatu dapat disebut unik jika

hanya ada satu saja di dunia. Pada zaman modern, '1'

melambangkan persatuan, kebersamaan, tidak adanya

perbedaan atau diskriminasi, misalnya "Kita adalah satu".

2. Angka 2 (Dua)

Angka 2 (dua) melambangkan jumlah antitesis, kesaksian

dan konfirmasi, binomial, karena plus dan minus, aktif dan

(51)

rugi, dan lain lain. Makna simbolik angka dua adalah

kebaikan, keseimbangan, kebijaksanaan, pemerataan, dan

dualitas. Nomor Dua mencerminkan kekuatan yang tenang

dalam penilaian, dan kebutuhan untuk perencanaan. Dua

mengundang kita untuk memilih. Dua mendesak kita keluar

dari kebingungan kita, memanggil kita untuk bersatu

dengan seperti pikiran, dan seperti cita-cita.

3. Angka 3 (Tiga)

Angka 3 dalam dunia numerologi melambangkan sifat

Venus, yang terdiri dari cinta, artistik, romantis, dan

pengertian. Bagi masyarakat Jepang, angka 3 mempunyai

makna keramat dan penting, hal tersebut bisa terjadi karena

peristiwa – peristiwa penting yang ada di negara tersebut

selalu berhubungan dengan angka tiga (3).

4. Angka 4 (Empat)

Dalam fengshui tradisional china, angka 4 merupakan

angka yang menggambarkan kesialan atau keburukan.

Karena angka 4 dalam bahasa Kanton cara pengucapannya

menyerupai bunyi kematian. Angka 4 dalam Feng shui

memiliki vibrasi energi tanah yang sangat kuat. Angka 4

juga memiliki arti esoterik agar manusia belajar dari

kehidupan agar lebih bijaksana dalam menjalani hidup ke

(52)

5. Angka 5 (Lima)

Tidak akan, tidak pernah, tidak bisa menjadi ciri – ciri khas

angka 5 dalam ilmu numerologi. Setiap sesuatu yang

berhubungan dengan angka lima (5) , akan

merepresentasikan hal – hal atau cirri-ciri tersebut.

6. Angka 6 (Enam)

Simbol di balik angka enam adalah legenda. Angka enam

mengungkapkan jawaban untuk kita dalam suatu keadaan

tenang, dan menunjukkan suatu kesopansantunan. Angka

enam baik ketika kita membutuhkan penyelesaian halus

dalam permasalahan yang sensitif. Pencerahan juga adalah

arti dari angka ini, terutama ketika kita memerlukan

keseimbangan jiwa dan mental. Pemaaf, dermawan, dan

penuh rasa belas kasih adalah simbol dari angka ini.

7. Angka 7 (Tujuh)

Angka tujuh berhubungan dengan sesuatu yang bersifat

magis. Hanya saja, angka tujuh memusatkan sisi keilmuan

dari magis tadi. Mewakili sisi misteri, mengungkap dengan

cara keilmuan. Angka ini menyangkut aktivasi dari

imajinasi dan mengubahnya menjadi kesadaran dalam

hidup. Angka tujuh dapat mewakili mimpi yang tidak

(53)

terhadap angka ini, kamu dapat mengatur secara seksama

getaran magis untuk keperluanmu.

8. Angka 8 (Delapan)

Simbol dari angka delapan adalah mengenai bisnis,

kesuksesan, dan harta. Sebagai bukti bahwa delapan

menunjukkan kontinuitas, repetisi, dan alur. Kesuksesan

sendiri dicapai karena tekad yang dijalankan secara tekun

dan berulang. Selain itu, masalah bisnis sangat tergantung

dari alur berantai. Seperti analogi bola salju, setiap bola

salju itu berlanjut menggelinding, maka dia akan semakin

besar dan membesar di tiap revolusinya. Delapan

mewakilkan momentum tersebut.

9. Angka 9 (Sembilan)

Masyarakat China mempercayai bahwa 9 termasuk angka

yang baik. Pasalnya, dalam bahasa Mandarin, pengucapan

kata sembilan (qiu) mirip dengan pengucapan kata panjang

umur atau kekal. Sembilan mewakili pencapaian, kepuasan,

dan kesuksesan dalam meraih pengaruh di lingkungan.

Angka ini juga berhubungan dengan kekuatan intelektual,

penemuan, pengaruh besar dalam setiap situasi dan hal.

Sembilan menyadarkan kita akan sifat dalam diri, dan

Gambar

Gambar II.1. Hubungan Tanda, Objek dan Interpretan Peirce Sumber : John Fiske, 1990
Gambar II.2. Model Kategori Tanda oleh Pierce Sumber : John Fiske, 1990
Gambar II.3. Bagan Kerangka berpikir
Gambar IV.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji dan syukur yang tulus dan ikhlas haturkan kepada Allah SWT karena berkat dan rahmat serta hidayah-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat

[r]

Usulan yang diberikan kepada Sky Karaoke, yaitu lebih memperhatikan jumlah microphone pada ruangan, memperhatikan kualitas tampilan Tv, memperhatikan kualitas sound

Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah dikemukakan, maka dapat diambil suatu kerangka pemikiran sebagai berikut. Pembelajaran IPS merupakan suatu proses

4. Dolatmen hasil evaluasi terhadap kcluhan yang diterima stakeholders dilakakan dengan analisis tindak lanjut dan ditunjukkan bukti serta telah diverifikasi dan

HUBUNGAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK ORAL CLINDAMYCIN YANG TIDAK ADEKUAT TERHADAP KESEMBUHAN PASIEN ACNE.. VULGARIS PADA PASIEN DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN

Dari hasil pengujian tersebut yang memiliki lebih tinggi dari kandungan Lithium dalam lumpur Sidoarjo dimungkinkan untuk terjadi kebocoran (fouling) dan karena

Untuk mengoptimalisasi kinerja turbin kinetik roda tunggal, dalam penelitian ini digunakan turbin kinetik (poros vertikal), sudu berbentuk mangkok agar dapat menahan