SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Dalam Memperoleh Gelar
Sar jana Program Studi Ilmu Komunikasi Pada FISIP UPN “Veteran”
J awa Timur
oleh :
ACHMAD CHUDORI
NPM. 0843010131
YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN “ JAWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
Oleh :
ACHMAD CHUDORI NPM. 0843010131
Telah diper tahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogram Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sita s Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada tanggal 13 J uni 2012
PEMBIMBING Tim Penguji :
1. Ketua
Dr s.Syaifuddin Zuhr i.MSi. J uwito, S.Sos, M.Si N.P.T.3.7006.94.0035.1 N.P.T. 3.6704.95.0036.1
2. Seker tar is
Dr s.Syaifuddin Zuhr i.MSi. N.P.T.3.7006.94.0035.1 3. Anggota
DR. Catur Sur atnoadji, Msi N.P.T. 3.6804.94.0028.1
Mengetahui, DEKAN
Penelitian ini didasarkan pada penggambaran kisah perjuangan lelaki yang kuat dan tangguh. Perjuangan tersebut dimulai dengan hasrat yang kuat untuk menuju taraf hidup yang lebih baik.
Metode yang digunakan untuk mengetahui makna yang ada adalah analisis semiotik yang termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif. Disini menggunakan teori semiotik Charles Sanders Peirce, yang membagi tanda menjadi tiga kategori yaitu : ikon, indeks dan simbol.
Hasil dari penelitian ini, menurut peneliti, adalah berkat pribadi yang kuat, berkemauan keras, serta usaha yang dilandasi dengan kesucian, taraf kehidupan yang lebih baik pun berhasil diperolehnya di New York City. Selain itu kesuksesan dan kejayaan juga berhasil diraihnya, namun tidak halnya dengan kesempurnaan.
Kata kunci : Ilustrasi, semiotik, Charles Sanders Peirce, 9 Summers 10 Autumns, apel, Dari Kota Apel ke The Big Apple.
ABSTRACT
ACHMAD CHUDORI, THE MEANING OF ILLUSTRATION DARI KOTA APEL KE THE BIG APPLE (Semiotic Study of Meaning Illustr ated Cover " Dar i Kota Apel ke The Big Apple" On the Cover Novel 9 Summer s 10 Autumns).
The research is based on depiction of powerful story of struggle and tough man. The struggle began with a strong desire to get to a better standard of living.
The method used to determine the meaning contained is included in the semiotic analysis of qualitative descriptive study. Here using semiotic theory of Charles Sanders Peirce, who divides signs into three categories: icon, index and symbol.
Result of this study, in writer opinion is, personal thanks to the strong, strong-willed, and based on the sanctity of business, better living standards were successfully obtained in New York City. Besides the glory of success and also successfully achieved, but is not the case with perfection.
PEMAKNAAN ILUSTRASI DARI KOTA APEL KE THE BIG APPLE (Studi
Semiotika Terhadap Ilustr asi Cover “Dar i Kota Apel Ke The Big Apple” Pada
Cover Novel 9 Summer s 10 Autumns).
Penulis akui bahwa kesulitan selalu ada di setiap proses pembuatan skripsi
ini, tetapi faktor kesulitan itu lebih banyak datang dari diri sendiri. Semua proses
kelancaran pada saat pembuatan skripsi tidak lepas dari segala bantuan dari
berbagai pihak yang sengaja maupun tak sengaja telah memberikan
sumbangsihnya.
Selama melakukan penulisan skripsi ini, tak lupa penulis menyampaikan
rasa terima kasih pada Bapak Drs.Syaifuddin Zuhri.MSi. sebagai dosen
pembimbing yang telah membantu penulis selama menyelesaikan skripsi ini.
Adapun penulis sampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Allah SWT. Karena telah melimpahkan segala karuniaNya, sehingga penulis
mendapatkan kemudahan selama proses penulisan skripsi ini.
2. Prof. Dr. Ir. H. Teguh Suedarto, Mp, selaku Rektor UPN “Veteran” Jatim
3. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi.
5. Dosen-dosen Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan ilmu dan
yang tak henti-hentinya beliau haturkan untuk penulis. Serta adikku satu –
satunya yang selalu mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Tak lupa penulis ucapkan rasa terima kasih secara khusus kepada
teman-teman : Aang, Indrio, Citra, Bryan, Ahmad, Sigit, Filza, Babi, Tito, Ratih,
Momo, Lisa dan lain-lain. Terima kasih atas dukungan, do’a, dan semua
bantuannya.
3. Buat dulur – dulur Kinne Komunikasi dan bangunan lab-nya yang menjadi
keluarga kecilku,serta tempat berteduh. Terima kasih banyak. Sukses selalu!
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah dibutuhkan guna
memperbaiki kekurangan yang ada.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca,
khususnya teman-teman di Jurusan Ilmu Komunikasi.
Surabaya, 26 Mei 2012
HALAMAN PENGESAHAN UJ IAN SKRIPSI ………... ii
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR... viii
DAFTAR LAMPIRAN... ix
ABSTRAKSI ……….…. x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ………... 1
1.2. Perumusan Masalah ………... 13
1.3. Tujuan Penelitian ... 13
1.4. Kegunaan Penelitian ... 14
BAB II KAJ IAN PUSTAKA ... 15
2.1. Landasan Teori ... 15
2.1.1. Media Cetak ... 15
2.1.2. Buku Sebagai Media Cetak ... 16
2.1.3. Novel………... 18
2.1.4. Cover atau Sampul………... 25
2.1.5. Ilustrasi Cover / Sampul Novel ... 26
2.1.6. Ilustrasi Sebagai Proses Komunikasi ... 28
2.1.7. Komunikasi Visual ... 30
2.1.8. Konsep Makna ... 32
2.1.9. Font / Huruf ... 35
2.1.9.1. Karakter Jenis Font ... 37
2.1.15.Konsep Cahaya ... 58
2.1.16. Konsep Gradasi ... 60
2.1.17. Konsep Apel ... 61
2.1.18. Makna Kota Apel ... 65
2.1.19. Makna The Big Apple ... 67
2.1.20. Konsep Pegunungan ... 69
2.1.21. Konsep Patung Liberty ... 70
2.1.22. Pemaknaan Warna ... 72
2.1.23.Denotatif dan Konotatif ………...… 76
2.1.24. Pendekatan Semiotika ... 77
2.1.25. Semiotika Charles Sanders Pierce ... 79
2.2. Kerangka Berpikir ... 82
BAB III METODE PENELITIAN ... 85
3.1. Metode Penelitian ………... 85
3.4. Teknik Pengumpulan Data ……... 90
4.4. Pemaknaan terhadap ilustrasi cover “Dari Kota Apel ke The Big Apple” pada sampul depan
novel 9 Summers 10 Autumns ……… 98
4.4.1. Ikon ……….. 99
4.4.2. Indeks ………... 107
4.4.3. Simbol ………... 117
4.5. Makna keseluruhan ilustrasi cover “Dari Kota Apel ke The Big Apple” pada sampul depan novel “9 Summers 10 Autumns” ………... 125
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………. 130
5.1. Kesimpulan ………..…… 130
5.2. Saran ……….………...…… 132
DAFTAR PUSTAKA ... 133
Gambar II.2. Model Kategori Tanda oleh Peirce ... 81 Gambar II.3. Bagan kerangka berpikir ... 84 Gambar IV.1. Sampul depan novel 9 Summers 10 Autumns ……….... 95 Gambar IV.2. Ilustrasi sampul depan novel 9 Summers
10 Autumns dalam Triangle Meaning Peirce ... 97 Gambar IV.3. Model kategori tiga tanda Peirce pada ilustrasi
“Dari Kota Apel ke The Big Apple”
sampul depan novel 9 Summers 10 Autumns ………...…. 98 Gambar IV.4. Gambar buah apel jenis Rome Beauty dan Manalagi ………… 101 Gambar IV.5. Gambar buah apel jenis golden delicious dan red delicious ….. 102 Gambar IV.7. Gambar matahari terbit dari balik pegunungan dan
pada cover novel
mencerminkan kehidupan nyata atau untuk merangsang imajinasi. Selain
itu novel juga berfungsi menghibur dan mempersuasi para pembacanya.
(Marcel Danesi, 2010 : 75)
Novel yang tesusun dari lembaran kertas berjilid dan berbentuk
persegi panjang itu umumnya kurang menarik, yang menarik yang sering
mempesona justru sampulnya atau biasa disebut cover. Walaupun orang
sering mengatakan “ Jangan melihat atau menilai sebuah buku hanya dari
sampulnya atau covernya “,namun kekuatan sampul atau cover sebagai
daya tarik dari sebuah buku atau novel dan memiliki peranan penting
karena pada saat akan membeli atau membaca buku atau novel, yang
pertama kali diperhatikan adalah sampul dan ilustrasi gambarnya. Karena
melalui ilustrasi sampul, seorang penulis dapat menuangkan ide dan
kreatifitasnya dari karya sastra yang dihasilkan. Sehingga sampul buku
atau novel dibuat untuk membuat calon pembeli atau pembaca tertaik
dalam hal pemahaman pesan.
Ilustrasi digunakan untuk membantu mengkomunikasikan dengan
cepat, tepat, serta tegas, dan merupakan terjemahan dari sebuah judul.
Ilustrasi sebagai gambaran pesan yang tak terbaca, namun bias mengurai
cerita, berupa gambar dan penulisan, yaitu bentuk grafis, informasi yang
memikat. Meskipun ilustrasi merupakan attention – getter (penarik
perhatian) yang paling efektif, tetapi akan lebih efektif lagi bila ilustrasi
Dari uraian diatas, maka dapat dilihat bahwa ilustrasi merupakan
salah satu wujud lambang (symbol) atau bahasa visual, keberadaanya
dikelompokkan dalam kategori bahasa non-verbal. Ia dibedakan dengan
bahasa verbal yang berwujud tulisan maupun ucapan, ia merupakan
ungkapan ide, dan pesan dari penulis dan penerbit kepada publik yang
dituju melalui simbol berwujud gambar, tulisan, dan lainnya.
Melihat pentingnya ilustrasi seperti itu maka sebenarnya
penampilan sebuah ilustrasi tidak hanya menyajikan informasi, yang
karenanya ia hanya melengkapi, efektifitasnya tidak terletak pada
informasi yang lekat bersama ilustrasi itu sendiri, melainkan tergantung
pada persepsi di kalangan masyarakat penikmatnya.
Dewasa ini penggunaan sebuah ilustrasi tidak hanya digunakan
sebagai pelengkap dan penarik perhatian, namun diharapkan mampu
menunjang pesan yang terkandung. Hal ini disadari betul oleh industri
penerbitan, khususnya pada media cetak, sebut saja penerbitan buku
sebagai salah satu contohnya. Penerbit atau penerbitan sendiri merupakan
media untuk memuat tulisan, artikel, gambar atau foto yang mengandung
maksud, isi, pesan, kesan, dan tujuan tertentu melalui proses cetak
mencetak. Ilustrasi pada buku bisanya dijumpai pada cover atau sampul.
Dalam waktu setahun ratusan buku akan dilempar ke pasaran. Ilustrasi
pada masing – masing sampul buku yang diterbitkan tentu saja harus
agar mamapu menarik perhatian khalayak, yang selanjutnya diikuti oleh
perilaku membeli.
Sampul adalah lembaran kertas paling luar bagian depan dan
belakang atau sering disebut kulit buku pada media cetak. Sampul atau
cover biasanya lebih tebal dari kertas isi, dibuat dengan berwarna-warni
dan dirancang dengan sedemikian rupa dengan maksud untuk menarik
perhatian pembaca.
Sampul dalam sebuah buku merupakan bagian yang tak
terpisahkan. Peranan sampul sangat penting, karena pada saat membeli
buku, yang pertama kali diperhatikan adalah sampul atau ilustrasi
gambarnya. Jika tampilan pada sampul dibuat semenarik mungkin, pasti
akan membuat seseorang tertarik untuk membeli buku tersebut.
Gagasan menampilkan tokoh, yang realistis, diharapkan juga
membentuk suasana emosional, karena gambar lebih mudah dimengerti
disbanding dengan tulisan. Sebagai sarana komunikasi, gambar merupakan
pesan non verbal yang dapat menjelskan dan memberikan penekanan
tertentu pada isi pesan, dan peran gambar pada sampul sangat besar
pengaruhnya karena lebih mudah diingat daripada kata – kata, dan paling
cepat untuk pemahaman dan dimengerti maksudnya. Namun, pemilihan
judul (teks) juga penting selain harus singkat, juga mudah dimengerti dan
secara langsung dapat menginformasikan isi yang terkandung di
Sampul dibuat untuk membantu calon konsumen atau penggemar
pembaca buku dalam hal pemahaman pesan yang ingin disampaikan oleh
seorang penulis tentang apa yang ada dalam buku tersebut. Melalui
ilustrasi sampul seorang penulis dapat menuangkan ide dan kreatifitasnya
sebagai satu kesatuan dari karya sastra yang dihasilkan, selain itu ada misi
tertentu yang ingin disampaikan seorang penulis kepada pembaca buku
atau khalayak umum. Sampul buku sebagai pendukung itu sendiri
mempunyai peran yang sangat penting yaitu sebagai media bagi penulis
untuk menuangkan ide dan kreatifitasnya. Tema yang diangkat pada
sampul juga merupakan kesatuan materi dari buku tersebut. Gambar secara
visual pada sampul mampu mengkomunikasikan pesan dengan cepat dan
berkesan, sebuah gambar bila tepat memilihnya bisa memiliki nilai yang
sama dengan ribuan kata, juga secara individual mampu untuk memikat
perhatian.
Visualisasi adalah cara atau sarana yang paling tepat untuk
membuat sesuatu yang abstrak menjadi lebih jelas. Penampilan secara
visual selalu mampu untuk menarik emosi pembaca dan dapat menolong
seseorang untuk menganalisa, merencanakan dan dapat memutuskan suatu
problema untuk kemudian mengkhalayakkannya pada kejadian yang
sebenarnya. (Kusmiati, 1999 :36).
Dalam kehidupan sehari – hari setiap manusia, mereka pasti tidak
kulitnya jika masak dan (siap dimakan), namun bisa juga kulitnya
berwarna hijau atau kuning. Kulit buahnya agak lembek, daging buahnya
keras. Ada beberapa bijinya di dalam.
Orang mulai pertama kali menanam apel di Asia Tengah. Kini apel
berkembang di banyak daerah di dunia yang suhu udaranya lebih dingin.
Nama ilmiah pohon apel dalam bahasa Latin ialah Malus domestica. Apel
budidaya adalah keturunan dari Malus sieversii asal Asia Tengah, dengan
sebagian genom dari Malus sylvestris (apel hutan atau apel liar).
Kebanyakan apel bagus dimakan mentah-mentah (tak dimasak), dan juga
digunakan banyak jenis makanan pesta. Apel dimasak sampai lembek
untuk dibuat saus apel. Apel juga dibuat untuk menjadi minuman sari buah
apel.
Pohon apel merupakan pohon yang kecil dan berdaun gugur,
mencapai ketinggian 3 hingga 12 meter, dengan tajuk yang lebar dan
biasanya sangat beranting. Daun-daunnya berbentuk lonjong dengan
panjang 5 - 12 cm dan lebar 3 - 6 centimeter. Bunga apel mekar di musim
semi, bersamaan dengan percambahan daun. Bunganya putih dengan baur
merah jambu yang berangsur pudar. Pada bunga, terdapat lima kelopak,
dan mencapai diameter 2.5 hingga 3.5 cm. Buahnya masak pada musim
gugur, dan biasanya berdiameter 5 hingga 9 centimeter. Inti buah apel
memiliki lima gynoecium yang tersusun seperti bintang lima mata,
Berdasarkan penelitian, apel bisa mengurangi risiko kanker usus
besar, kanker prostat, dan kanker paru-paru. Dibandingkan dengan buah
lainnya dan sayuran, apel mengandung vitamin C yang tidak seberapa,
tetapi kaya dengan senyawa antioksidan lainnya. Biarpun tidak sebanyak
buah lain, namun konten serabut dalam apel membantu mengontrol
pergerakan usus, maka mengurangi risiko kanker usus besar. Serat apel
juga membendung penyakit jantung, serta mengontrol berat badan dan
tingkat kolesterol, karena buah apel tidak mengandung kolesterol dan
mempunyai serat yang mengurangi kolesterol dengan mencegah
reabsorpsi. Terbukti bahwa bahwa apel yang dibiakkan secara in vitro
mengandung senyawa fenol yang dapat mencegah kanker dan
menunjuukan aktivitas antioksidan. Fitokimia fenol yang utama dalam
apel adalah kuersetin, epikatekin, dan prosianidin B2. Biji apel sedikit
beracun karena mengandung sedikit amigdalin, sejenis glikosida sianogen.
Akan tetapi, racun ini tidak cukup berbahaya bagi manusia.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Apel).
Dunia anak – anak sangat mengenal buah apel, selain ditilik dari
manfaatnya yang sangat baik bagi pertumbuhan anak – anak. Dongeng
menjadi salah satu media pengantar buah apel untuk lebih dekat dengan
dunia anak –anak. Banyak dongeng anak – anak yang mengisahkan atau
menyisipkan buah apel kedalam isi cerita. Salah satu dongeng fenomenal
yang menyisipkan buah apel kedalam isi ceritanya adalah dongeng yang
buah apel untuk lebih dekat dengan dunia anak – anak, diantaranya adalah
film kartun yang kerap memasukkan buah apel didalam isi ceritanya,
mainan anak – anak, dan pakaian anak – anak yang biasanaya bermotif
buah – buahan.
Apel juga ditengarai menjadi salah satu unsur yang terdapat dalam
suatu kepercayaan di eropa, salah satunya adalah dalam kepercayaan
mitologi nordik. Dalam kepercayaan mitologi nordik, buah apel dipercaya
sebagai buah yang memberikan kemudaan abadi kepada dewa-dewi.
Selain itu, sebagian besar masyarakat eropa juga menjadikan buah apel
sebagai lambang pengetahuan, kehidupan yang abadi, godaan, kejatuhan
manusia karena dosa, dan dosa itu sendiri.
Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk mengungkapkan
makna – makna dari ilustrasi “Dari Kota Apel ke The Big Apple” yang
terdapat pada sampul novel yang berjudul 9 Summers 10 Autumns.
Dikarenakan pada ilustrasi “Dari Kota Apel ke The Big Apple” peneliti
merasa ilustrasi tersebut ingin memberikan sudut pandang baru mengenai
apel, yang kebanyakan orang hanya mengenalnya sebagai salah satu jenis
buah – buahan. Selain itu, ilustrasi tersebut tampak ingin menyampaikan
sebuah makna atau pesan tersendiri melalui media gambar apel yang
terdapat pada ilustrasi tersebut.
Adapun gambar ilustrasi yang menarik peneliti pada ilustrasi “Dari
beserta tangkainya yang letaknya berdekatan dan dibawah kedua apel itu
terdapat sebuah bayangan. Apel yang pertama mempunyai ukuran yang
lebih besar daripada apel yang kedua. Kedua apel tersebut mempunyai
gradasi warna yang sama, yaitu terdapat gradasi warna merah dan kuning
pada masing – masing buah apel, namun memliki kadar dominasi gradasi
warna yang berbeda antara kedua apel tersebut. Apel yang pertama
memiliki gradasi warna kuning yang lebih dominan daripada warna merah,
sedangkan apel yang kedua memiliki gradasi warna merah yang lebih
dominan daripada warna kuning. Selain itu juga terdapat biasan gambar
pada kedua apel tersebut, namun biasan gambar dari masing – masing apel
berbeda, pada apel yang pertama terdapat biasan gambar alam
pegunungan, sedangkan pada apel yang kedua terdapat biasan gambar
patung liberty dan gedung – gedung pencakar langit. Seperti yang
dijelaskan sebelumnya, bahwa ilustrasi digunakan untuk menyampaikan
proses komunikasi secara cepat, tepat, dan tegas serta sedapat mungkin
mampu menunjang pesan yang terkandung.berdasarkan uraian tersebut,
peneliti ingin menggali lebih jauh makna dan tanda dari ilustrasi “Dari
Kota Apel ke The Big Apple” pada sampul novel 9 Summers 10 Autumns.
Sebagai symbolic speech, maka penyampaian pesan yang terdapat
dalam ilustrasi tidak dilakukan secara langsung, tetapi dengan bahasa
simbol. Simbol – simbol pada gambar tersebut merupakan simbol yang
disertai maksud (signal) yang digunakan dengan sadar oleh orang yang
(Van Zoest, 1993:3). Dengan demikian jelas bahwa proses komunikasi itu
sebenarnya mencakup pengiriman pesan dari sistem saraf seseorang
kepada sistem saraf orang lain, dengan maksud untuk menghasilkan
sebuah makna yang sama dengan yang ada dalam benak si pengirim.
Simbol – simbol atau tanda – tanda pada sebuah ilustrasi baik itu verbal
maupun visual bukanlah tidak berarti apa – apa, atau dengan kata lain
mewakili sesuatu selain dirinya, di dalamnya ia mengemban sebuah makna
yang dapat digali kandungan faktualnya atau dengan kata lain bahasa
simbolis tersebut menciptakan situasi yang simbolois pula, artinya penuh
dengan tanda tanya atau hal – hal yang harus diungkap maksud dan arti
yang terkandung dalam simbolnya.
Sampul buku atau novel memiliki ilustrasi gambar yang unik dan
sulit ditebak artinya, karena untuk menguak makna sebuah ilustrasi
gambar sampul depan sebuah buku atau novel pada kenyantaanya bukan
sebuah pekerjaan yang mudah, mengingat pandangan setiap orang dalam
memaknai sebuah gambar berbeda – beda. Melalui penciptaan sebuah
ilustrasi, terutama ilustrasi sampul sebuah buku atau novel, realitas cerita
dalam buku atau novel tersebut yang ditangkap oleh illustrator dapat saja
berbenturan dengan kerangka pemikirannya sendiri, sebuah tempat yang
terdapat di dalam diri seorang illustrator, tempat dimana ilustrasi itu
berdiri. Dalam pengertian lain, ilustrasi sangatlah ditentukan oleh siapa
pengetahuan serta wawasan dalam melakukan interpretasi terhadap sebuah
tulisan atau cerita sesuai dengan konteksnya.
Dalam bidang perancangan grafis, sebuah desain sampul
berkembang menjadi desain komunikasi visual, banyak memanfaatkan
daya dukung gambar sebagai lambang visual, guna mengefektifkan pesan
komunikasi yang terdapat pada ilustrasi sampul. Upaya mendayagunakan
lambang visual, berangkat dari anggapan bahwa bahasa visual memiliki
karakteristik bersifat khas untuk menimbulkan kesan tertentu pada
pengamatnya.
(http://www.fsrd.itb.ac.id/thesis-disertasi/magister-desain-angkatan-2000).
9 Summers 10 Autumns adalah sebuah novel yang berangkat dari
kisah nyata penulisnya, Iwan Setyawan. Iwan Setyawan adalah lulusan
terbaik fakultas MIPA IPB 1997 dari jurusan statistika, bekerja selama tiga
tahun di Jakarta sebagai data analis di Nielsen dan Danareksa Research
Institute. Ia selanjutnya merambah karier di New York City selama 10
tahun. Ia meninggalkan New York City pada Juni 2010 dengan posisi
terakhir sebagai Director, Internal Client Management di Nielsen
Consumer Research, New York. Sebelum menulis novel 9 Summers 10
Autumns, Iwan Setyawan pernah menulis sebuah buku yang berjudul
“Melankoli Kota Batu”, yang berupa kumpulan fotografi dan narasi puitis,
didedikasikan untuk kota Batu, sebagai kota kelahirannya. Khusus untuk
tentang seorang Iwan Setyawan yang merupakan anak dari supir angkot di
kota Batu, berkat keuletan dan kerja kerasnya, serta kehangatan dari
sebuah keluarga, ia mampu berkarier dan “berkilau” di New York City.
Novel 9 Summers 10 Auntumns ini masuk dalam kategori National Best
Seller dan meraih penghargaan sebagai buku fiksi terbaik Jakarta book
award 2011 IKAPI DKI Jakarta. Selain itu, novel ini pun akan difilmkan
dan rencananya akan resmi di putar di bioskop Indonesia pada akhir tahun
2012.
Berkaitan dengan hal tersebut, system tanda berupa gambar,
tulisan, maupun warna pada ilustrasi “Dari Kota Apel ke The Big Apple”
yang terdapat pada cover novel 9 Summers 10 Autumns akan
diinterpretasikan baik secara denotatif maupun konotatif, sesuai dengan
kerangka referensi yang diperoleh peneliti melalui interaksi sosial,
pengetahuan, maupun sebagai penggunaan tanda dari kelompok
masyarakat atau budaya tertentu. Dalam penelitian ini, peniliti
menggunakan metode semiotika Charles Sanders Pierce guna menggali
makna dan tanda dari ilustrasi “Dari Kota Apel ke The Big Apple” yang
terdapat pada sampul novel 9 Summers 10 Autumns. Pada metode
semiotika Pierce, ditekankan pada objek tanda yang dibagi kedalam ikon,
indeks, dan simbol. Penggunaan metode Pierce ini sangat tepat dalam
memaknai ilustrasi yang terdapat pada sampul depan novel tersebut karena
pada ilustrasi sampul depan novel tersebut terdiri dari beberapa tanda yaitu
tulisan, gambar maupun simbol – simbol adalah sebuah tanda yang saling
berhubungan dalam menghasilkan suatu pemaknaan dan menjadi landasan
bagi teori semiotika komunikasi (Sobur,2001). Selain itu peneliti juga
menggunakan warna sebagai acuan untuk meneliti sampul depan, karena
warna memiliki makna yang bermacam – macam.
Dengan menggunakan metode semiotik dari Charles Sanders
Pierce, maka tanda – tanda pada gambar ilustrasi tersebut dapat dilihat dari
jenis tanda yang digolongkan dalam semiotik, yaitu ikon, indeks, dan
simbol. Dari interpretasi tersebut, maka dapat diungkapkan muatan pesan
yang terkadung dalam ilustrasi “Dari Kota Apel ke The Big Apple” pada
ilustrasi sampul depan novel yang berjudul 9 Summers 10 Autumns.
1.2. Per umusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusalan
masalah dalam penilitian ini adalah :
“Bagaimanakah pemaknaan pada ilustrasi Dari Kota Apel ke The
Big Apple yang terdapat pada ilustrasi sampul depan novel 9 Summers 10
Autumns?”
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk menjawab rumusan masalah yang
“Untuk mengetahui pemaknaan ilustrasi Dari Kota Apel ke The
Big Apple yang terdapat pada ilustrasi sampul depan novel 9 Summers 10
Autumns”
1.4. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur
penelitian kualitatif dari ilmu komunikasi serta memberikan wacana bagi
peneliti mengenai studi semiotika.
2. Kegunaan praktis, untuk mengetahui penerapan tanda semiotik sehingga
dapat memberikan masukan bagi para pembaca buku mengenai
pemaknaan ilustrasi Dari Kota Apel ke The Big Apple yang terdapat pada
1.1Latar Belakang Masalah
Buku merupakan salah satu bentuk dari media massa cetak selain
surat kabar dan majalah,adapun syarat – syarat yang telah mampu
dipenuhi oleh buku dalam kajian sebagai kajian media massa cetak adalah
melalui proses percetakan memiliki cover atau sampul, mengangkat suatu
isu (gender, politik, agama, budaya dan lainnya), adanya awalan dan
akhiran pada cerita yang diangkat dan dipublikasikan
Buku sebagai salah satu media massa cetak merupakan medium
yang memiliki kualitas permanen karena bisa disimpan untuk waktu yang
lama. Media cetak juga bisa dipakai untuk mentrasmisikan warisan sosial
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sebagai salah satu bentuk
komunikasi melalui tulisan, media cetak berupa buku juga memiliki
kemampuan membawa pesan yang sangat spesifik untuk keperluan studi,
pengetahuan, hobi, atau hiburan dengan penyajian mandalam yang sangat
jarang ditemukan pada media lain.
Novel merupakan salah satu jenis buku dalam bentuk sastra. Sama
seperti media cetak lainnya, novel juga memberikan informasi pada setiap
pembacanya. Novel menceritakan kisah yang merepresentasikan suatu
Menurut peneliti media cetak apabila ditilik dari fungsinya tidak
berbeda dengan media lain, yang merupakan penghantar atau jembatan
informasi yang ditujukan kepada khalayak luas, dimana khalayak luas
berperan sebagai komunikan. Perbedaan media cetak dengan media
lainnya terletak pada wujudnya yang merupakan lembaran – lembaran
berisi kata, gambaran atau foto dalam tata warna, dan halaman putih.
Selain itu media cetak juga melewati proses penjilidan sebelum
dipasarkan, proses tersebut tidak dimiliki oleh media lainnya. Media cetak
terkadang pula mengutamakan pesan – pesan visual dalam menyampaikan
pesannya
2.1.2. Buku Sebagai Media Massa Cetak
Buku merupakan salah satu bentuk dari media massa cetak, adapun
syarat – syarat yang telah mampu dipenuhi oleh buku dalam kajian sebagai
media massa cetak adalah melalui proses percetakan, memiliki cover atau
sampul mengangkat suatu isu (gender, politik, budaya, dan lainnya),
adanya awalan dan akhiran pada cerita yang diangkat dan dipublikasikan,
buku dapat dikatakan sebagai media massa tertua sebelum ditemukaannya
film, radio, dan televisi dengan kelebihannya yang mampu menyampaikan
pesan secara lebih lengkap dan mendalam, bisa dibawa kemana – mana,
terdokumentasi permanen sehingga mudah diperoleh bila diperlukan,
2005 : 18). Buku sebagai media massa juga merupakan transmisi warisan
sosial dari generasi satu ke generasi berikutnya
Sekitar 3000 tahun yang lalu bangsa tionghoa menemukan media
penyimpanan pertama, yang sempurna dalam sejarah manusia, yaitu buku.
Penemuan buku itu demikian pentingnya seperti penemuan komputer pada
jaman sekarang ini. Tetepi bentuk buku dijaman itu sangat berbeda jika
dibandingkan dengan buku yang ada sekarang. Bahan – bahan tulisan
ketika itu seperti termasuk kulit hewan, bambu atau sutra. Dijaman bangsa
Sumerians dan Mesir, uku dipahat pada batu ubin besar, tanah liat atau
daun papyrus. Tetepi gulungan daun papyrus itu terlalu mahal serta rapuh
sehinggan diganti dengan perkamen yang dibuat dari kulit hewan.
Sejumlah perkamen yang diikat menjadi satu bisa dianggap sebagai bentuk
awal dari buku. Media penyimpanan awal ini secara bertahap berkembang
jadi bentuk buku yang sekarang, setelah ditemukannya kertas. (Saputra,
2003; 50).
Sejak Johan Gutenburg menemukan mesin cetak sederhana yang
bisa dilepas dan dipakai kembali pada pertengahan tahun 1400-an,
teknologi yang paling penting adalah dalam hal bahan yang dipakai dan
dalam metode menjilid bahan- bahan tersebut menjadi satu. Dengan
penggunaan mesin cetak yang semakin luas maka mulai muncul bentuk -
bentuk dokumen baru, misalnya Koran, majalah, dan novel. Bentuk –
bentuk ini merupakan pengembangan dari surat – surat berita, buku –
perkembangan teknologi cetak ini juga telah membawa perubahan besar
dalam kecepatan dan oplah yang bisa dihasilkan dan didistribusikan secara
ekonomis. Teknologi – teknologi penerbitan yang diperkenalkan pada
abad ke 19 telah menjadi sangat meningkat jumlah dan ragam – ragam
dokumen di dunia dan semakin berkembang menjadi media massa cetak
modern. ( Roger, 2003 : 66).
Peneliti membenarkan pendapat yang mengatakan bahwa buku
sebagai media massa cetak. Hal ini dikarenakan buku juga menyampaikan
sebuah informasi kepada khalayak luas. Informasi yang biasanya
disampaikan oleh sebuah buku adalah tentang suatu isu gender, politik,
budaya, dan lainnya. Buku juga melewati melalui proses percetakan,
memiliki cover atau sampul, yang dimana hal tersebut merupakan syarat
mutlak sebuah media massa cetak. Buku memiliki kelebihan diantaranya
adalah, mampu menyampaikan pesan secara lebih lengkap dan mendalam,
bisa dibawa kemana – mana, terdokumentasi permanen sehingga mudah
diperoleh bila diperlukan.
2.1.3. Novel
Novel merupakan salah satu jenis buku dalam bentuk sastra. Sama
seperti media cetak lainnya, novel juga memberikan informasi pada setiap
pembacanya. Novel menceritakan kisah yang merepresentasikan suatu
merangsang imajinasi. Selain itu novel juga berfungsi menghibur dan
mempersuasi para pembacanya. (Marcel Danesi, 2010 : 75).
Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif;
biasanya dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata novel
berasal dari bahasa Italia novella yang berarti "sebuah kisah atau sepotong
berita". Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks
dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal
sandiwara atau sajak. Umumnya sebuah novel bercerita tentang
tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik
beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut.(
id.wikipedia.org/wiki/Novel)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1995 : 694)
dijelaskan bahwa Novel merupakan karangan prosa yang panjang
mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang
disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.
Banyak sastrawan yang memberikan yang memberikan batasan
atau definisi novel. Batasan atau definisi yang mereka berikan
berbeda-beda karena sudut pandang yang mereka pergunakan juga berberbeda-beda-berbeda-beda.
Definisi – definisi itu antara lain adalah sebagai berikut :
1. Novel adalah bentuk sastra yang paling popular di dunia. Bentuk
sastra ini paling banyak dicetak dan paling banyak beredar,
lantaran daya komunitasnya yang luas pada masyarakat (Jakob
2. Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat
nilai-nilai budaya social, moral, dan pendidikan (Dr. Nurhadi, Dr.
Dawud, Dra. Yuni Pratiwi, M.Pd, Dra. Abdul Roni, M. Pd).
3. Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsur, yaitu :
undur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang kedua saling
berhubungan karena sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah
karya sastra (Drs. Rostamaji,M.Pd, Agus priantoro, S.Pd).
4. Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai
unsur-unsur intrinsic (Paulus Tukam, S.Pd)
Novel mempunyai unsur-unsur yang terkandung di dalamnya,
unsur - unsur tersebut adalah :
1. Unsur Intrinsik, unsur ini terdiri dari :
a. Tema
Tema merupakan ide pokok atau permasalahan utama yang
mendasari jalan cerita novel.
b. Setting
Setting merupakan latar belakang yang membantu kejelasan
jalan cerita, setting ini meliputi waktu, tempat, social budaya.
c. Sudut Pandang
Sudut pandang dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Pengarang menggunakan sudut pandang took dan kata ganti
dirinya dan mengungkapkan perasaannya sendiri dengan
kata-katanya sendiri.
2. Pengarang mengunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia
lebih banyak mengamati dari luar daripada terlihat di dalam
cerita pengarang biasanya menggunakan kata ganti orang
ketiga.
3. Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia
sama sekali berdiri di luar cerita, ia serba melihat, serba
mendengar, serba tahu. Ia melihat sampai ke dalam pikiran
tokoh dan mampu mengisahkan rahasia batin yang paling
dalam dari tokoh.
d. Alur / Plot
Alur / plot merupakan rangkaian peristiwa dalam novel. Alur
dibedakan menjadi dua bagian, yaitu alur maju (progresif) yaitu
apabila peristwa bergerak secara bertahap berdasarkan urutan
kronologis menuju alur cerita. Sedangkan alur mundur (flash
back progresif) yaitu terjadi ada kaitannya dengan peristiwa
yang sedang berlangsung.
e. Penokohan
Penokohan menggambarkan karakter untuk pelaku. Pelaku bisa
diketahu karakternya dari cara bertindak, ciri fisik, lingkungan
f. Gaya Bahasa
Merupakan unsur yang dominan dalam sebuah novel
2. Unsur Ekstinsik
Unsur ini meliputi latar belakang penciptaan, sejarah, biografi
pengarang, dan lain – lain, di luar unsur intrinsic. Unsur – unsur yang
ada di luar tubuh karya sastra. Perhatian terhadap unsur – unsur ini akan
membantu keakuratan penafsiran isi suatu karya sastra.
Novel memiliki nilai – nilai yang terkandung didalamnya, nilai –
nilai yang terkandung dalam sebuah novel adalah:
1. Nilai Sosial
Nilai sosial ini akan membuat orang lebih tahu dan memahami
kehidupan manusia lain.
2.Nilai Ethik
Novel yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri yaitu novel yang
isinya dapat memausiakan para pembacanya, Novel-novel demikian
yang dicari dan dihargai oleh para pembaca yang selalu ingin belajar
sesuatu dari seorang pengarang untuk menyempurnakan dirinya sebagai
3. Nilai Hedorik
Nilai hedonik ini yang bisa memberikan kesenangan kepada
pembacanya sehingga pembaca ikut terbawa ke dalam cerita novel yang
diberikan
4. Nilai Spirit
Nilai sastra yang mempunyai nilai spirit isinya dapat menantang sikap
hidup dan kepercayaan pembacanya. Sehingga pembaca mendapatkan
kepribadian yang tangguh percaya akan dirinya sendiri.
5.Nilai Koleksi
Novel yang bisa dibaca berkali-kali yang berakibat bahwa orang harus
membelinya sendiri, menyimpan dan diabadikan.
6.Nilai Kultural
Novel juga memberikan dan melestarikan budaya dan peradaban
masyarakat, sehingga pembaca dapat mengetahui kebudayaan
masyarakat lain daerah.
Penulis berperan sangat dominan dalam menghasilkan sebuah
novel yang berkualitas. Kerap kali novel yang berkualitas dan mampu
memberikan dampak yang positif bagi pembacanya tersebut mendapatkan
tergantung dari kategorisasi dan jenis novel itu sendiri. Ada beberapa
ajang yang isi progamnya khusus memberikan penghargaan kepada buku –
buku ataupun novel – novel tersebut. Diantaranya adalah, Japan Award,
MWA Edgar Allan Poe Award, Hugo Award, sedangkan untuk di
Indonesia ada Fantasy Fiesta, Jakarta Book Award dan masih banyak lagi.
Novel juga kerap masuk dalam kategori Best Seller, baik itu
International Best Seller maupun National Best Seller. Banyak faktor yang
melatarbelakangi sebuah novel menjadi super laris atau masuk dalam
kategori Best Seller. Selain karena novel itu memiliki cerita yang menarik,
bisa jadi karena pengarangnya atau terdapatnya kata pengantar dari
seorang selebritis atau sosialita yang terkenal pada novel tersebut, tapi
belum tentu orang biasa tak bisa menulis karya novel Best Seller. Berikut
ini beberapa ciri khas novel yang masuk dalam kategori Best Seller,
ceritanya unik dan tema yang tak biasa, gaya bahasa yang mengalir lancer
dan dan mudah dicerna oleh semua orang, punya ending yang memuaskan,
menonjolkan karakter yang berbeda disbanding di novel – novel lain,
terasa realistis pokok masalah yang dijadikan inti kisah dan dekat dengan
kehidupan nyata, ada pesan moral yang kental terasa baik itu tersirat
maupun tersurat.
Dari beberapa pengertian tentang novel di atas, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa novel adalah karya atau karangan fiksi yang
kehidupan, memiliki unsur intrinsik, unsur ekstinsik , serta memiliki
nilai-nilai norma seperti nilai-nilai sosial, nilai-nilai ethik, nilai-nilai hedorik, nilai-nilai spirit, nilai-nilai
koleksi, dan nilai kultural.
2.1.4. Cover a tau Sampul
Cover atau sampul depan merupakan bagian yang tidak dapat
terpisahkan dari sebuah buku atau novel. Karena pada saat kita akan
membeli atau membaca dari sebuah buku ataupun novel, yang
diperhatikan pertama kali adalah sampul dan ilustrasi gambarnya. Penulis
dapat menuangkan ide dan kreatifitasnya pada ilustrasi sampul. Sampul
perlu didesain secara indah dan artistik agar mampu menarik perhatian
khalayak untuk pembacanya.
Pemilihan judul atau teks harus singkat, mudah dibaca, mudah
dimengerti dan secara langsung dapat menginformasikan isi yang
terkandung didalamnya (Pudjiastuti, 1999:29). Pada sebuah sampul,
ilustrasi digunakan sebagai gambaran pesan yang tidak terbaca, namun
bisa mewakili cerita dalam bentuk grafis yang memikat. Ilustrasi efektif
digunakan untuk menarik perhatian, namun akan lebih efektif bila ilustrasi
tersebut mampu menunjang pesan yang ingin disampaikan.
Cover atau sampul pada buku ataupun novel menurut peneliti
novel, karena sebelum melihat isi buku atau novel, calon pembaca
tentunya melihat dulu bagaimana cover bukunya, jika covernya dinilai
menarik maka pembaca akan tertarik dan mempunyai keinginan untuk
membeli buku tersebut, dan begitu pula sebaliknya.
2.1.5. Ilustr asi Cover / Sampul Novel
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian ilustrasi
adalah gambar (foto, lukisan)untuk membantu memperjelas isi buku,
karangan dan dapat pula berupa gambar, desain atau diagram untuk
penghias hamlaman sampul atau cover.
Sesuai dengan pengertian tersebut maka ilustrasi cover novel
adalah sebuah gambar atau lukisan dan tulisan – tulisan yang dipergunakan
untuk menghias sebuah novel, sekaligus sebagai media untuk memperjelas
pandangan dan penilaian dari penulis akan suatu fenomena kehidupan
selain cerita yang terdapat dalam novel tersebut.
Dengan adanya ilustrasi berupa gambar pada sampul sebuah novel,
khalayak atau pembaca diharapkan tertarik dan tergugah untuk mengetahui
pesan dari cerita yang disampaikan penulis. Melalui ilustrasi khalayak
dapat lebih mudah mendapatkan pemahaman yang lebih dalam lagi
terhadap ide- ide yang terdapat pada cerita.
Umumnya informasi bergambar lebih disukai dibandingkan dengan
kata, juga secara individual mampu untuk memikat perhatian khalayak
(Kusmiati, 1999:36).
Gambar adalah lambang lain yang digunakan dalam berkomunikasi
non-verbal, gambar dapat digunakan untuk menyatakan suatu pikiran atau
perasaan. Gambar merupakan salah satu wujud lambang atau bahasa visual
yang didalamnya terkandung struktur rupa seperti garis, warna, dan
komposisi. Keberadaanya dikelompokkan dalam kategori bahasa
non-verbal, ia dibedakan dengan bahasa verbal yang berwujud tulisan atau
ucapan. Gambar banyak digunakan sebagai lambang visual pesan guna
mengefektifkan komunikasi. (http://puslitpetra.ac.id/jurnalis/desain)
Beradasarkan hal-hal diatas, maka ilustrasi sampul novel sangat
berperan dalam mengefektifkan komunikasi, karena ilustrasi merupakan
sebuah proses komunikasi, dimana terdapat informasi atau pesan yang
sengaja digunakan oleh komunikator (penagarang atau illustrator) untuk
disampaikan atau ditransmisikan kepada komunikan (khalayk atau
pembaca) dengan menggunakan bahasa. Namun, dalam cover novel 9
Summers 10 Autumns karya Iwan Setyawan ini, bahasa yang digunakan
dalam ilustrasi adalah bahasa yang berupa gambar yang menampilkan dua
dua buah apel beserta tangkainya yang letaknya berdekatan dan dibawah
kedua apel itu terdapat sebuah bayangan. Apel yang pertama mempunyai
ukuran yang lebih besar daripada apel yang kedua. Kedua apel tersebut
mempunyai gradasi warna yang sama, yaitu terdapat gradasi warna merah
dominasi gradasi warna yang berbeda antara kedua apel tersebut. Apel
yang pertama memiliki gradasi warna kuning yang lebih dominan daripada
warna merah, sedangkan apel yang kedua memiliki gradasi warna merah
yang lebih dominan daripada warna kuning. Selain itu juga terdapat biasan
gambar pada kedua apel tersebut, namun biasan gambar dari masing –
masing apel berbeda, pada apel yang pertama terdapat biasan gambar alam
pegunungan, sedangkan pada apel yang kedua terdapat biasan gambar
patung liberty dan gedung – gedung pencakar langit. Ilustrasi tersebut
dibuat sedemikian rupa agar mampu menarik perhatian khalayak.
2.1.6. Ilustr asi Sebagai Pr oses Komunikasi
Ilustrasi merupakan “Symbolic Speech” artinya penyampain pesan
yang terdapat dalam sebuah ilustrasi tidak dilakukan secara langsung tetapi
dengan menggunakan bahasa symbol. Simbol-simbol pada gambar
tersebut merupakan symbol yang disertai makna (signal) yang digunakan
dengan sadar oleh orang yang mengirimnya (si pengirim) dan mereka yang
menerimanya (si penerima) (Van Zoest, 1993 : 3).
Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik
menggambar, lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih
menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud daripada
bentuk (http://id.wikipedia.org/wiki/Ilustrasi/22:45/02/08/10).
Ilustrasi yang terdapat di sampul buku mempunyai maksud tertentu
setiap tanda dan lambang yang ada. Gambar adalah lambang lain yang
digunakan dalam berkomunikasi non verbal, gambar dapat digunakan
untuk menyatakan suatu pikiran atau perasaan. Gambar secara visual
mampu mengkomunikasikan pesan dengan cepat dan berkesan, sebuah
gambar bila tepat memillihnya bisa memiliki nilai yang sama dengan
ribuan kata, juga secara individual mampu untuk memikat perhatian.
Bahasa gambar jauh lebih komunikatif dibandingkan dengan bahasan tulis,
dan C. Leslie Martin (1968) mengatakan ”one picture is better than a
thousand words”.
Melalui pergaulan sosial, orang menurunkan dan bertindak menurut
makna yang membuat mereka mampu menciptakan dan menciptakan
kembali dunia subyektif mereka. Dean Barnlund dalam (Nimmo, 1989 : 7)
mengatakan bahwa :
“Komunikasi melukiskan evolusi makna, makna adalah sesuatu
yang diciptakan, ditentukan, diberikan, dan bukan sesuatu yang
diterima, jadi komunikasi bukanlah suatu reaksi terhadap sesuatu, juga
bukan interaksi dengan sesuatu, melainkan sesuatu transaksi yang di
dalamnya orang menciptakan dan memberikan makna untuk menyadari
tujuan-tujuan orang itu”.
Berawal dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
ilustrasi adalah sebuah proses komunikasi karena terdapat informasi atau
pesan yang terkandung dalam ilustrasi tersebut yang sengaja digunakan
komunikan dengan menggunakan bahasa, namun hal ini bahasa yang
digunakan dalam ilustrasi adalah bahasa symbol yang bisa berupa
kata-kata, gambar, grafik dan sebagainya. Hal ini sesuai dengan pendapat
Bernard Berelson dan Gary A. Seiner dalam (Mulyana, 2000 : 62) yang
menyatakan bahwa komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan,
emosi, ketrampilan dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol,
kata-kata, gambar, figure grafik dan sebagainya. Tindakan atau proses
transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.
2.1.7. Komunikasi Visual
Sejak awal sejarah terciptanya manusia di alam raya ini,
komunikasi antar manusia dalah bagian yang paling penting dalam
kehidupan. Selain kata-kata, usur rupa sangat berperan dalam kegiatan
berkomunikasi tersebut. Komunikasi visual yang dalam bentuk
kehadirannya seringkali perlu ditunjang dengan suara, pada hakikatnya
dalah suatu bahasa,. Tugas utamanya membawakan pesan dari seseorang,
lembaga atau kelompok masyarakat tertentu kepada yang lain. (Pirous
dalam Tinaburko, 2003: 31-32).
Didalam rancangan grafis yang kemudian berkembang menjadi
desain komunikasi visual, banyak memanfaatkan daya dukung gambar
sebagai lambing visual pesan guna mengefektifkan komunikasi. Upaya
mendayagunakan lambang-lambang visual berangkat dari premis (dasar
bahkan sangat istimewa untuk menimbulkan efek tertentu kepada
pengamatnya. Hal demikian ada kalanya sulit dicapai bila diungkapkan
dengan bahasa verbal. Media visual juga merupakan sarana yang paling
cepat untuk menanamkan pemahaman, walau berupa gambar yang tak
disertai tulisan sekalipun. Dengan adanya visualisasi, sesuatu yang abstrak
dapat lebih jelas, sehingga desain komunikasi visual perlu dirancang
dengan kreatif dan menarik. (Kusmiati, 1999:85).
Desain komunikasi visual adalah ungkapan ide-ide dan pesan dari
perancang kepada public yang dituju melalui symbol berwujud gambar,
warna, tulisan dan lainnya. Ia akan komunikati apabila bahasa yang
disampaikan dapat dimengerti oleh publik. Ia juga akan berkesan apabila
dalam penyajiaanya terdapat suatu kekhasan atau keunikan sehingga
tampak istimewa dan mudah dibedakan dengan yang lain. (Tinaburko,
2003: 31-32).
Komunikasi visual sebagai suatu sistem pemenuhan kebutuhan
manusia dibidang informasi visual melalui lambang – lambang kasat
mata. Desain komunikasi visual adalah ungkapan ide dan pesan dari
perancang kepada publik yang dituju melalui simbol berwujud gambar,
warna, tulisan , dan lainnya. Maka dalam komunikasi juga perlu diketahui
siapa public yang dituju dan bagaimana cara berkomunikasi dengan
2.1.8. Konsep Makna
Para ahli mengakui, istilah makna (meaning) memang merupakan
kata dan istilah yang membingungkan. Dalam bukunya The Meaning of
Meaning, (Ogden dan Ricards dalam Kurniawan, 2008 : 27) telah
mengumpulkan tidak kurang dari 22 batasan mengenai makna.
Makna sebagaimana dikemukakan oleh Fisher (dalam Sobur 2004 :
248), merupakan konsep yang abstrak yang telah menarik perhatian para
ahli filsafat dan para teoritis ilmu social selama 2000 tahun silam.
Semenjak Plato mengkonseptualisasikan makna manusia sebagai salinan
“ultarealitas”, para pemeikir besar telah sering mempergunakan konsep itu
dengan penafsiran yang sangat luas yang merentang sejak pengungkapan
mental dari Locke sampai ke respon yang dikeluarkan dari Skinner.
“tetapi”, kata Jerold Katz dalam Kurniawan, 2008 : 47), “setiap usaha
untuk memberikan jawaban yang langsunng telah gagal. Beberapa seperti
misalnya Plato, telah terbukti terlalu samar dan spekulatif. Yang lainnya
memberikan jawaban salah”.
Menurut Devito, makna bukan terletak pada kata-kata melainkan
pada manusia. “Kita” lanjut Devito,menggunakan kata-kata untuk
mendekati makna yang ingin kita komunikasikan. Tetapi kata-kata ini
secara sempurna dan lengkap menggambarkan makna yang kita
maksudkan. Demikian pula makna yang didapat pendengar dari
Komunikasi adalah proses yang kita gunakan untuk memproduksi dibenak
pendengar dan apa yang ada dalam benak kita.
Ada tiga hal yang dijelaskan para filusuf dan linguis sehubungan
dengan usaha menjelaskan istilah makna. Ketiga hal tersebut adalah (1)
menjelaskan makna secara alamiah, (2) mendeskripsikan secara alamiah,
(3) menjelaskan makna dalam proses komunikasi (Kempson dalam Sobur,
2004 : 258).
Ada beberapa pandangan yang menjelaskan teori atau konsep
makna. Model konsep makna (Johnson dalam Devito 1997 : 123-125)
sebagai berikut :
1. Makna dalam diri manusia. Makna tidak terletak pada kata-kata melainkan
pada manusia. Kita menggunakan kata-kata untuik mendekati makna yang
ingin kita komunikasikan, tetapi kata-kata itu tidak secara sempurna dan
lengkap menggambarkan makna yang kita maksudkan. Komunikasi adalah
proses yang kita gunakan untuk memproduksi dibenak pendengar apa yang
ada dalam benak kita dan proses ini adalah proses yang bisa salah.
2. Makna berubah. Kata-kata relatif statis, banyak dari kata-kata yang kita
gunakan 200 atau 300 tahun yang lalu. Tetapi makna dari kata-kata ini
berubah dan ini khusus yang terjadi pada dimensi emosional makna.
3. Makna menbutuhkan acuan. Walaupun tidak semua komunikasi mengacu
pada dunia nyata, komunikasi hanya masuk akal bilamana ia mempunyai
4. Penyingkatan berlebihan akan mengubah makna. Berkaitan erat dengan
gagasan bahwa acuan tersebut kita butuhkan bilamana terjadi masalah
komunikasi yang akibat penyingkatan berlebihan tanpa mengaitkan acuan
yang diamati. Bila kita berbicara tentang cerita, persahabatan, kebahagian,
kejahatan dan konsep-konsep lain yang serupa tanpa mengaitkannnya
dengan sesuatu yang spesifik, kita tidak akan bisa berbagi makna dengan
lawan bicara.
5. Makna tidak terbatas jumlahnya. Pada suatu saat tertentu, jumlah kata
dalam suatu bahasa terbatas, tetapi maknanya tidak terbatas. Karena itu
kebanyakan kita mempunyai banyak makna. Ini bisa menimbulkan
masalah bila ada sebuah kata diartikan secara berbeda oleh dua orang yang
sedang berkomunikasi.
6. Makna yang dikomunikasikan hanya sebagian. Makna yang kita peroleh
dari suatu kejadian bersifat multi aspek dan sangat kompleks, tetapi hanya
sebagian saja dari makna-makna ini yang benar-benar dapat dijelaskan.
Banyak dari makna tersebut yang tetap tinggal dalam benak kita,
karenanya pemaknaan yang sebenarnya mungkin juga merupakan tujuan
yang ingin kita capai tetap tidak pernah tercapai.
Secara singkat, analisis semiotik merupakan cara atau metode
untuk menganalisis dan memberikan makna-makna terhadap
lambang-lambang pesan atau teks. Teks yang dimaksud dalam hubungan ini adalah
segala bentuk serta sistem lambang (sign) baik yang terdapat pada media
semiotik adalah melacak makna-makna yang diangkut dengan teks berupa
lambang-lambang (sign). Dengan kata lain, pemaknaan terhadap
lambang-lambang dalam tekslah yang menjadi pusat perhatian analisis semiotik
(Pawito, 2007:155).
Menurut Littlejohn (1996:64), sign (tanda / lambang) adalah basis
dari seluruh komunikasi. Manusia dengan perantaraan tanda-tanda dapat
melakukan komunikasi dengan sesamanya.
2.1.9. Font / Hur uf
Pada dasarnya huruf memiliki energi yang dapat mengaktifkan
gerak mata. Energi ini dapat dimanfaatkan secara positif apabila dalam
penggunaanya senantiasa diperhatikan kaidah-kaidah estetikanya,
kenyamanan keterbacaanya, serta interaksi huruf terhadap ruang dan
elemen-elemen visual di sekitarnya.
Huruf atau biasa juga dikenal dengan istilah “font” atau “typeface”
adalah salah satu elemen terpenting dalam desain grafis karena huruf
merupakan sebuah bentuk yang universal untuk menghantarkan bentuk
visual yang dibunyikan sebagai kebutuhan komunikasi verbal. Lewat
kandungan nilai fungsional dan nilai estetiknya, huruf memiliki potensi
untuk menterjemahkan atmosfir-atmosfir yang tersirat dalam sebuah
komunikasi verbal yang dituangkan melalui abstraksi bentuk-bentuk
Setiap bentuk dan huruf dalam sebuah alfabet memiliki keunikan
fisik yang menyebabkan mata kita dapat membedakan antara huruf ‘m’
dengan ‘p’ atau ‘C’ dengan ‘Q’. Sekelompok pakar psikologi dari Jerman
dan Austria pada tahun 1900 memformulasikan sebuah teori yang dikenal
dengan teori Gestalt. Teori ini berbasis pada ‘pattern seeking’ dalam
perilaku manusia. Salah satu hukum persepsi dari teori ini membuktikan
bahwa untuk mengenal atau ‘membaca’ sebuah gambar diperlukan adanya
kontras antara ruang positif yang disebut dengan figure dan ruang negative
yang disebut dengan ground.
Pada dasarnya setiap huruf terdiri dari kombinasi berbagai guratan
garis (strokes) yang terbagi menjadi dua, yaitu guratan garis dasar (basic
stroke) dan guratan daris sekunder (secondary stroke). Apabila ditinjau
dari sudut geometri, maka garis dasar yang mendominasi struktur huruf
dalam alfabet dapat dibagi menjadi 4 kelompok besar, yaitu:
1. Kelompok garis tegak-datar; EFHIL
2. Kelompok garis tegak-miring; AKMNVZXYW
3. Kelompok garis tegak-lengkung; BDGJPRU
4. Kelompok garis lengkung; COQS
Huruf memiliki dua ruang dasar bila ditinjau dalam hukum
persepsi dari teori Gestalt, yaitu figure dan ground. Apabila kita menelaah
keberadaan ruang negatif dari seluruh huruf maka secara garis besar dapat
dipecah menjadi tiga kelompok, yaitu:
2. Ruang negatif bersudut persegi empat, EFHILT
3. Ruang negatif beruang persegi tiga, AKMNVWXTZ
Perhitungan tinggi fisik huruf memiliki azas optikal-matematis,
dalam pengertian bahwa dalam prhitungan angka, beberapa huruf dalam
alfabet memiliki tinggi yang berbeda-beda, namun secara optis
keseluruhan huruf tersebut terlihat sama tinggi. Huruf yang memiliki
bentuk lengkung dan segitiga lancip pada bagian teratas atau terbawah dari
badan huruf akan memiliki bidang lebih dibandingkan dengan huruf yang
memiliki bentuk bundar. Apabila beberapa huruf tersebut dicetak secara
berdampingan akan tercapai kesamaan tinggi secara optis.
(http://i21.photobucket.com/albums/b266/ritchienedhansel/Untitled.png).
2.1.9.1. Kar akter J enis Font
Ada beberapa jenis font dan karakteristiknya. Antara font satu
dengan font yang lain sangat berbeda, seperti contohnya:
1. Times New Roman
Karakter jenis Time New Roman cenderung menciptakan kesan yang lebih
serius, paling mudah dibaca untuk volume type yang besar, kecepatan dan
keakuratan membaca akan jauh lebih tinggi, terbukti kebanyakan buku dan
surat kabar menggunkan type ini karena lebih jelas dan paling umum
untuk digunakan sebagai headline dan judul. Karakteristik Times
termasuk tipe transsisional, tingkat kontrasnya perbedaan ketebalan antara
stroke yang tebal dan tipis cukup tinggi. Time New Roman adalah jenis
untuk kemudahan membaca pada media cetak, demikian juga pada layar
monitor. Selain itu font ini digunakan untuk tulisan resmi dan sudah
umum digunakan untuk membuat tulisan resmi ketik komputer. Hurufnya
jelas, tidak ribet dan jelas dibaca.
2. Arial
Adalah jenis huruf sans serif yang sering digunakan dalam Web. Terlihat
lebih sederhana dan lebih mudah dibaca pada berbagai ukuran. Ada
beberapa kekurangan pada font ini, salah satunya adalah sulitnya
membedakan antara huruf i capital dan L kecil (I dan I). Biasanya
digunakan untuk menulis dokumen-dokumen resmi dan surat kabar. Font
ini bersifat resmi dan ukurannya besar dan jelas.
(http://en.wikipediaa.org/wiki/Arial)
3. Verdana
Verdana dibuat khusus agar sebuah teks dapat ibaca dengan mudah dan
jelas walauoun dengan ukuran yang cukup kecil. Hal ini dapat terjadi
karena font verdana di desain mempunyai jarak antara huruf yang melebihi
font Sans Serif, sehingga lebih mudah dibaca. Vernada juga sering
dipiliholeh web designers yang ingin menulis teks dengan jumlah yang
cukup banyak di dlam space yang cukup kecil.font ini cukup mudah dibaca
4. Snap ITC
Jenis huruf ini memiliki nilai seni yang tinggi karena jenis huruf ini sering
digunakan dalam pembuatan stiker, pamflet ataupun brosur yang lainnya.
Bentuk huruf yang ini sangatlah bagus dan cocok untuk keperluan hiburan
misalnya saja dalam pendkorasian ataupun undangan yang sifatnya kurng
resmi. Jenis huruf seperti yang tidak formal ini cocok digunakan unuk
mendesain berbagi keperluan.
5. Comic Sans
Huruf ini mempunyai karakteristik informal sehingga terkesan bersahabat,
namun jarang dipegunakan di web karena di anggap kurang profesional
dan tidak formal.
Dalam pemilihan jenis huruf atau karakter huruf, yang senantiasa
harus diperthatikan adalah karakter produk yang akan ditonjolkan dan juga
karakter segmen pasarnya, agar pesan dapat disampaikan secara efektif
dan diterima oleh masyarakat. Pemakaian jenis font yang tepat dapat
membantu desain menjadi lebih menyatu dan lebih cepat
mengkomunikasikan maksud dari desain. Misalnya, pada desain brosur
kecantikan, kita menggunakan font yang tipis dan luwes, sesuai dengan
kepribadian target market yang dituju, yaitu wanita.
Jenis font bisa di ibaratkan jenis suara yang berbicara pada desain.
Font dengan gaya tebal akan terasa seperti suara lelaki dan bersuara berat.
yang berbicara, dan seterusnya. Masing-masing font mempunyai jenis
suara tersendiri. (http://id.wikipedia.org/wiki/huruf_digital_(font))
2.1.10. Konsep Angka
Angka adalah suatu tanda atau lambang yang digunakan untuk
melambangkan bilangan, contohnya, bilangan lima dapat dilambangkan
menggunakan "5". Angka adalah suatu gagasan abstrak yang digunakan
untuk menghitung dan mengukur. Angka juga dapat berarti pelambang
jumlah yang telah diakui manusia untuk dipergunakan untuk menghitung
dan mengukur. Di samping penggunaannya dalam menghitung dan
mengukur, angka sering digunakan untuk label ( nomor telepon ) , untuk
pemesanan ( nomor seri ) , dan untuk kode ( misalnya , ISBN ).
(http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2200018-pengertian-angka/#ixzz1sgFkOPfY)
Ada berbagai jenis bilangan atau angka. Bilangan-bilangan yang
paling dikenal adalah bilangan bulat, contohnya 0, 1, -1, 2, -2, …, dan
bilangan-bilangan asli seperti 1, 2, 3, ..., keduanya sering digunakan untuk
berhitung dalam aritmatika. Adapula yang disebut bilangan cacah, atau
yang merupakan himpunan bilangan bulat yang tidak negatif, yaitu {0, 1,
2, 3 ...}, dengan kata lain himpunan bilangan asli ditambah 0. Jadi,
bilangan cacah harus bertanda positif. Himpunan semua bilangan bulat
sedangkan himpunan semua bilangan asli biasanya dinyatakan dengan
lambang N.
Angka kerap dihubungkan dengan kehidupan manusia. Makna
sebuah angka dalam kehidupan manusia disebut numerologi, sedangkan di
daratan Cina hal tersebut lebih dikenal dengan sebutan fengshui. Ilmu
numerologi ini begitu popular di antara ahli matematika zaman dahulu,
seperti Pythagoras. Ia percaya bahwa segala hal di dunia ini memiliki
hubungan dengan angka dan otak manusia diberi kemampuan untuk
mengungkap makna rahasia di balik angka-angka tersebut. Namun kini
sama halnya dengan astrologi, numerologi dianggap tidak bersifat ilmiah
atau dianggap sebagai pseudoscience. Berikut sebagian daftar angka
beserta beberapa makna yang terkandung di dalamnya :
1. Angka 1 (Satu)
Angka 1 dapat diartikan sebagai tunggal atau esa. Angka 1
juga kerap menjadi suatu simbol yang mewakili “ada” atau
sebuah keberadaan, karena sesuatu dapat disebut unik jika
hanya ada satu saja di dunia. Pada zaman modern, '1'
melambangkan persatuan, kebersamaan, tidak adanya
perbedaan atau diskriminasi, misalnya "Kita adalah satu".
2. Angka 2 (Dua)
Angka 2 (dua) melambangkan jumlah antitesis, kesaksian
dan konfirmasi, binomial, karena plus dan minus, aktif dan
rugi, dan lain lain. Makna simbolik angka dua adalah
kebaikan, keseimbangan, kebijaksanaan, pemerataan, dan
dualitas. Nomor Dua mencerminkan kekuatan yang tenang
dalam penilaian, dan kebutuhan untuk perencanaan. Dua
mengundang kita untuk memilih. Dua mendesak kita keluar
dari kebingungan kita, memanggil kita untuk bersatu
dengan seperti pikiran, dan seperti cita-cita.
3. Angka 3 (Tiga)
Angka 3 dalam dunia numerologi melambangkan sifat
Venus, yang terdiri dari cinta, artistik, romantis, dan
pengertian. Bagi masyarakat Jepang, angka 3 mempunyai
makna keramat dan penting, hal tersebut bisa terjadi karena
peristiwa – peristiwa penting yang ada di negara tersebut
selalu berhubungan dengan angka tiga (3).
4. Angka 4 (Empat)
Dalam fengshui tradisional china, angka 4 merupakan
angka yang menggambarkan kesialan atau keburukan.
Karena angka 4 dalam bahasa Kanton cara pengucapannya
menyerupai bunyi kematian. Angka 4 dalam Feng shui
memiliki vibrasi energi tanah yang sangat kuat. Angka 4
juga memiliki arti esoterik agar manusia belajar dari
kehidupan agar lebih bijaksana dalam menjalani hidup ke
5. Angka 5 (Lima)
Tidak akan, tidak pernah, tidak bisa menjadi ciri – ciri khas
angka 5 dalam ilmu numerologi. Setiap sesuatu yang
berhubungan dengan angka lima (5) , akan
merepresentasikan hal – hal atau cirri-ciri tersebut.
6. Angka 6 (Enam)
Simbol di balik angka enam adalah legenda. Angka enam
mengungkapkan jawaban untuk kita dalam suatu keadaan
tenang, dan menunjukkan suatu kesopansantunan. Angka
enam baik ketika kita membutuhkan penyelesaian halus
dalam permasalahan yang sensitif. Pencerahan juga adalah
arti dari angka ini, terutama ketika kita memerlukan
keseimbangan jiwa dan mental. Pemaaf, dermawan, dan
penuh rasa belas kasih adalah simbol dari angka ini.
7. Angka 7 (Tujuh)
Angka tujuh berhubungan dengan sesuatu yang bersifat
magis. Hanya saja, angka tujuh memusatkan sisi keilmuan
dari magis tadi. Mewakili sisi misteri, mengungkap dengan
cara keilmuan. Angka ini menyangkut aktivasi dari
imajinasi dan mengubahnya menjadi kesadaran dalam
hidup. Angka tujuh dapat mewakili mimpi yang tidak
terhadap angka ini, kamu dapat mengatur secara seksama
getaran magis untuk keperluanmu.
8. Angka 8 (Delapan)
Simbol dari angka delapan adalah mengenai bisnis,
kesuksesan, dan harta. Sebagai bukti bahwa delapan
menunjukkan kontinuitas, repetisi, dan alur. Kesuksesan
sendiri dicapai karena tekad yang dijalankan secara tekun
dan berulang. Selain itu, masalah bisnis sangat tergantung
dari alur berantai. Seperti analogi bola salju, setiap bola
salju itu berlanjut menggelinding, maka dia akan semakin
besar dan membesar di tiap revolusinya. Delapan
mewakilkan momentum tersebut.
9. Angka 9 (Sembilan)
Masyarakat China mempercayai bahwa 9 termasuk angka
yang baik. Pasalnya, dalam bahasa Mandarin, pengucapan
kata sembilan (qiu) mirip dengan pengucapan kata panjang
umur atau kekal. Sembilan mewakili pencapaian, kepuasan,
dan kesuksesan dalam meraih pengaruh di lingkungan.
Angka ini juga berhubungan dengan kekuatan intelektual,
penemuan, pengaruh besar dalam setiap situasi dan hal.
Sembilan menyadarkan kita akan sifat dalam diri, dan