PABRIK HCl DARI GARAM NONELECTROLYSIS
PRA RENCANA PABRIK
Oleh :
YULIAN SYAH
093101 0054
J URUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
dengan segala rahmat serta karuniaNya sehingga penyusun telah dapat
menyelesaikan Tugas Akhir “Pra Rencana Pabrik HCl Dari Garam
Nonelectrolysis”, dimana Tugas Akhir ini merupakan tugas yang diberikan
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan kesarjanaan di
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pembangunan
Nasional Surabaya.
Tugas Akhir “Pra Rencana Pabrik HCl Dari Garam Nonelectrolysis” ini
disusun berdasarkan pada beberapa sumber yang berasal dari beberapa literatur ,
data-data , majalah kimia, dan internet.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih atas segala
bantuan baik berupa saran, sarana maupun prasarana sampai tersusunnya Tugas
Akhir ini kepada :
1. Bapak Ir. Sutiyono, MT
Selaku Dekan FTI UPN “Veteran” Jawa Timur
2. Ibu Ir. Retno Dewati, MT
Selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia, FTI,UPN “Veteran” Jawa Timur,
3. Bapak Ir. Sukamto N.E.P., MS
Selaku dosen pembimbing.
6. Kedua orangtua kami yang selalu mendoakan kami.
7. Semua pihak yang telah membantu , memberikan bantuan, saran serta
dorongan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Kami menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna,
karena itu segala kritik dan saran yang membangun kami harapkan dalam
sempurnanya tugas akhir ini.
Sebagai akhir kata, penyusun mengharapkan semoga Tugas Akhir yang
telah disusun ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi mahasiswa
Fakultas Teknologi Industri jurusan Teknik Kimia.
Surabaya , Maret 2013
kapasitas 40.000 ton HCl per tahun dalam bentuk liquid. Pabrik beroperasi secara
kontinyu selama 330 hari dalam setahun.
Industri hydrochloric acid di Indonesia mempunyai perkembangan yang
stabil, hal ini dapat dilihat dengan berkembangnya industri kimia, terutama
kebutuhan katalis pada industri kimia proses contohnya industri petrokimia yang
menghasilkan produk alkyl benzene, ethyl benzene, alkyl aryl ketone serta ethyl
chloride. Secara singkat, uraian proses dari pabrik HCl sebagai berikut :
Pertama-tama garam non-electrolysis direaksikan dengan asam sulfat
membentuk natrium sulfat dan gas HCl. Gas HCl kemudian didinginkan dan
diserap pada absorber. Larutan HCl hasil penyerapan kemudian diencerkan
sampai dengan kadar komersial 32% dan siap dikemas sebagai produk akhir.
Pendirian pabrik berlokasi di Manyar, Gresik dengan ketentuan :
Bentuk Perusahaan : Perseroan Terbatas
Sistem Organisasi : Garis dan Staff
Jumlah Karyawan : 182 orang
Sistem Operasi : Continuous
* Umur Pabrik : 10 Tahun
* Fixed Capital Investment (FCI) : Rp. 14.456.659.000
* Working Capital Investment (WCI) : Rp. 34.702.990.000
* Total Capital Investment (TCI) : Rp. 49.159.649.000
* Biaya Bahan Baku (1 tahun) : Rp. 96.945.383.000
* Biaya Utilitas (1 tahun) : Rp. 6.294.098.000
- Air pendingin = 99 M3/hari
- Listrik = 4.728 kWh/hari
- Bahan Bakar = 2.040 liter/hari
* Biaya Produksi Total (Total Production Cost) : Rp. 138.811.958.000
* Hasil Penjualan Produk (Sale Income) : Rp. 169.639.832.000
* Bunga Bank (Kredit Investasi Bank Mandiri) : 13,5%
* Internal Rate of Return : 19,96%
* Rate On Investment : 22,64%
* Pay Out Periode : 4,4 Tahun
Tabel VII.2. Jenis Dan Jumlah Fire – Extinguisher ………. VII - 7
Tabel VIII.2.1. Baku mutu air baku harian ……….………… VIII-7
Tabel VIII.2.3. Karakteristik Air boiler dan Air pendingin ………… VIII-9
Tabel VIII.4.1. Kebutuhan Listrik Untuk Peralatan Proses Dan Utilitas
……….……….……….…… VIII-60
Tabel VIII.4.2. Kebutuhan Listrik Untuk Penerangan Ruang Pabrik
Dan Daerah Proses ……….………. VIII-62
Tabel IX.1. Pembagian Luas Pabrik ……….……… IX - 8
Tabel X.1. Jadwal Kerja Karyawan Proses ……….…… X - 11
Tabel X.2. Perincian Jumlah Tenaga Kerja ……….…… X - 13
Tabel XI.4.A. Hubungan kapasitas produksi dan biaya produksi … XI - 8
Tabel XI.4.B. Hubungan antara tahun konstruksi dengan modal sendiri
……….……….……….…… XI - 9
Tabel XI.4.C. Hubungan antara tahun konstruksi dengan modal pinjaman
……….……….……….……… XI - 9
Tabel XI.4.D. Tabel Cash Flow ……….……….…… XI - 10
Tabel XI.4.E. Pay Out Periode ……….……….…… XI - 14
Gambar IX.1 Lay Out Pabrik ……….……….………… IX - 9
Gambar IX.2 Peta Lokasi Pabrik ……….……….……… IX - 10
Gambar IX.3 Lay Out Peralatan Pabrik ……….………. IX - 11
Gambar X.1 Struktur Organisasi Perusahaan ……….………… X - 14
KATA PENGANTAR ……….……….………. ii
INTISARI ……….……….……….……… iv
DAFTAR TABEL ……….……….……….…… vi
DAFTAR GAMBAR ……….……….……… vii
DAFTAR ISI ……….……….……….………… viii
BAB I PENDAHULUAN ……….……….……… I – 1
BAB II SELEKSI DAN URAIAN PROSES ……….…… II – 1
BAB III NERACA MASSA ……….……….…… III – 1
BAB IV NERACA PANAS ……….……….……… IV – 1
BAB V SPESIFIKASI ALAT ……….……….. V – 1
BAB VI PERENCANAAN ALAT UTAMA ………. VI – 1
BAB VII INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA …. VII – 1
BAB VIII UTILITAS ……….……….……… VIII – 1
BAB IX LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK ……….. IX – 1
BAB X ORGANISASI PERUSAHAAN ……….………… X – 1
BAB XI ANALISA EKONOMI ……….……….… XI – 1
BAB XII PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN ……….. XII – 1
I.1. Latar Belakang
Hydrochloric acid atau disebut juga dengan aluminium trichloride atau
trichloro alumane adalah suatu senyawa kimia an-organik yang dikenal sebagai
salah satu jenis katalis yang banyak digunakan pada industri kimia sintetis,
khususnya untuk reaksi Friedel-Crafts, contohnya pada pembuatan anthraquinone
dari benzene dan phosgene. Secara ilmiah hydrochloric acid tidak terdapat di
alam, melainkan dibuat secara sintetis. (wikipedia.org)
Dengan semakin berkembangnya corak hidup manusia maka penggunaan
metode reaksi Friedel-Crafts juga semakin meningkat, hal ini mengakibatkan
kebutuhan hydrochloric acid di dunia juga semakin meningkat, mengingat
hydrochloric acid merupakan katalis yang sering digunakan pada reaksi
Friedel-Crafts tersebut.
Pembuatan hydrochloric acid dengan cara chlorinasi bahan mengandung
aluminium telah diteliti dan telah digunakan lebih dari 50 tahun. Pada tahun 1913
sampai 1938 Thomas telah mendaftarkan 56 paten dengan beberapa aspek proses
pembuatan. Pada tahun 1920 sampai 1960 Gulf Oil Company memproduksi
hydrochloric acid dari kalsinasi bauxite dan coke. Bahan baku dikalsinasi pada
suhu 825°C dan kemudian diumpankan ke dalam reaktor, dimana chlorine dan
Industri hydrochloric acid di Indonesia mempunyai perkembangan yang
stabil, hal ini dapat dilihat dengan berkembangnya industri kimia, terutama
kebutuhan katalis pada industri kimia proses contohnya industri petrokimia yang
menghasilkan produk alkyl benzene, ethyl benzene, alkyl aryl ketone serta ethyl
chloride. Hydrochloric acid juga digunakan pada industri farmasi, industri tekstil,
industri kimia organik, industri pengolahan karet, dan industri minyak pelumas
(chemicalland21). Maka pendirian pabrik hydrochloric acid di Indonesia
mempunyai peluang investasi yang menjanjikan dan mempunyai profitabilitas
yang cukup tinggi.
I.2. Manfaat
Manfaat lebih lanjut dengan didirikannya pabrik ini diharapkan dapat
mengurangi impor hydrochloric acid, sehingga Indonesia tidak mengimpor
hydrochloric acid. Dengan demikian dapat mendorong pertumbuhan
industri-industri kimia, menciptakan lapangan pekerjaan, mengurangi pengangguran dan
yang terakhir diharapkan dapat menumbuhkan serta memperkuat perekonomian di
Indonesia. Kebutuhan hydrochloric acid di Indonesia dipenuhi oleh beberapa
negara pengimpor. Berdasarkan data statistik, sampai saat ini Indonesia masih
I.3. Aspek Ekonomi
Hydrochloric acid mempunyai kegunaan yang luas pada bidang industri
dan merupakan katalis utama pada beberapa industri kimia proses. Penggunaan
katalis yang efektif dan efisien telah menjadi tren dengan makin maraknya
penggunaan katalis an-organik. Harga hydrochloric acid juga cukup tinggi di
pasaran jika dibandingkan dengan jenis katalis lainnya lainnya hal ini
menunjukkan produksi hydrochloric acid memiliki prospek yang menguntungkan
dan mampu bersaing dengan produk katalis lainnya.
Hydrochloric acid sangat penting dalam industri kimia proses baik
dibidang farmasi, minyak pelumas, maupun tekstil. Data kebutuhan dari
Departemen Perindustrian dan Perdagangan tahun 2005-2009 terlihat pada tabel
I.1, sehingga kebutuhan pada tahun 2012 dapat ditentukan dengan metode regresi
linier dan penentuan prediksi kapasitas produksi dapat direncanakan.
Tabel I.1. Data Kebutuhan Hydr ochloric acid di Indonesia
Tahun Kebutuhan
(ton/th)
2007 12.778
2008 18.220
2009 21.650
2010 24.350
2011 28.335
Dengan demikian, maka penting sekali adanya perencanaan pendirian
pabrik hydrochloric acid di Indonesia. Hal ini membantu industri-industri kimia
di dalam negeri dalam penyediaan bahan baku dan bila memungkinkan untuk
komoditi ekspor yang dapat meningkatkan devisa negara.
I.4. Sifat Bahan Baku dan Produk
Bahan Baku :
I.4.A. Gar am (Chemicalland21, Wikipedia, Perry 7ed)
Nama Lain : Sodium Chloride
Rumus Molekul : NaCl
Rumus Bangun : Na – Cl
Berat Molekul : 58,5
Warna : putih
Bau : tidak berbau
Bentuk : kristal
Specific Gravity : 2,163
Melting Point : 800,4°C
Boiling Point : 1413°C
Solubility, Cold Water : 35,7 kg/ 100 kg H2O (H2O=0°C)
Komposisi Sodium Chloride : (PT. Garam)
Komponen % Berat
NaCl 95,45%
CaSO4 0,31%
MgSO4 0,36%
H2O 3,88%
100,00%
I.4.B. Asam Sulfat (Chemicalland21 & Perry 7ed : 1999)
Nama Lain : Oil of Vitriol, Dihydrogen Sulfate
Rumus Molekul : H2SO4
Rumus Bangun :
Berat Molekul : 98
Warna : tidak berwarna
Bau : tajam, khas
Bentuk : liquid pekat
Specific Gravity : 1,834
Melting Point ; °C : 10,49
Boiling Point ; °C : terdekomposisi diatas 340°C
Solubility, cold water : larut sedikit
Komposisi sulfuric acid 60oBe : (PT.Petrokimia Gresik)
Komponen % Berat
H2SO4 77,67%
H2O 22,33%
Pr oduk :
I.4.C. Natrium Sulfat (Chemicalland21, Wikipedia, Perry 7ed)
Nama Lain : Disodium monosulfate
Rumus Molekul : Na2SO4
Rumus Bangun :
Berat Molekul : 142
Warna : tidak berwarna , putih
Bau : tidak berbau
Bentuk : solid
Specific gravity : 2,698
Melting point : 888°C (1 atm)
Boiling point : 1100°C terdekomposisi (1 atm)
Solubility, Cold Water : 19,4 kg/100 kgH2O (H2O=20°C)
Solubility, Hot Water : 45,3 kg/100 kgH2O (H2O=60°C)
Komposisi Sodium Sulfate :
I.4.D. Hydrochloric Acid (Chemicalland21, Wikipedia, Perry 7ed)
Nama Lain : Spirit of Salt
Rumus Molekul : HCl
Rumus Bangun : H – Cl
Berat Molekul : 36,5
Warna : tidak berwarna , kekuningan
Bau : berbau tajam
Bentuk : Larutan
Specific gravity : 1,268
Melting point : -111°C (1 atm)
Boiling point : -85°C (1 atm)
Solubility, Cold Water : 82,3 kg/100 kgH2O (H2O=0°C)
Solubility, Hot Water : 56,1 kg/100 kgH2O (H2O=60°C)
Komposisi Hydr ochloric acid :
II.1. Tinjauan Proses
Pada dasarnya pembuatan hydrochloric acid dapat dilakukan dengan tiga
cara yang berbeda berdasarkan jenis bahan baku yang digunakan. Secara garis
besar pembuatan hydrochloric acid dapat dibedakan menajadi :
1. Hydr ochloric Acid Dari Garam Dengan Pr oses Mannheim Fur nace
2. Hydr ochloric Acid Dari Chlor ine Dan Hydr ogen
Dengan Proses Combustion
3. Hydr ochloric Acid Dari Garam Dengan Pr oses Hargr eaves
II.1.A. Hydr ochloric Acid Dari Garam Dengan Pr oses Mannheim Fur nace
Pada proses ini bahan baku yang digunakan adalah garam dan sulfuric
acid. Pertama-tama garam dan sulfuric acid sedikit berlebih dengan kadar 60°Be
diumpankan ke furnace yang dilengkapi dengan pengaduk jenis rake atau disebut
Reaksi yang terjadi : (Keyes : 426)
NaCl + H2SO4 → HCl + NaHSO4
NaCl + NaHSO4→ HCl + Na2SO4
Produk atas furnace berupa gas hydrogen chloride kemudian diumpankan
ke silica S-bend cooler untuk proses pendinginan, sedangkan produk bawah
berupa endapan garam sodium sulfate.
Gas hydrogen chloride dari furnace didinginkan pada silica S-bend cooler
sampai suhu 38°C. Gas kemudian dilewatkan ke coke tower untuk menghilangkan
sulfuric acid yang terkandung dalam gas. Gas hydrogen chloride kemudian
diserap dengan air proses melalui absorber, sehingga didapat larutan hydrochloric
acid 30%. Gas hydrogen chloride yang tidak terserap kemudian diolah pada
scrubber sebelum dibuang ke udara bebas. Yields pada proses ini didapat 98%.
II.1.B. Hydr ochloric Acid Dari Chlorine Dan Hydr ogen
Pada proses ini bahan baku yang digunakan adalah gas chlorine dan gas
hydrogen. Pertama-tama gas chlorine dibakar dengan gas hydrogen yang sedikit
berlebih untuk menghasilkan hydrogen chloride. Gas hydrogen chloride yang
terbentuk kemudian didinginkan pada silica S-bend cooler.
Reaksi yang terjadi : (Keyes : 427)
H2 + Cl2 → 2 HCl
Gas hydrogen chloride didinginkan dan diserap dengan air proses pada
silica S-bend cooler, sehingga menghasilkan larutan hydrochloric acid 22°Be
(36%). Gas hydrogen chloride yang tidak terserap kemudian diserap dengan air
proses pada kolom absorber sehingga didapat larutan hydrochloric acid 18°Be
(28%). Gas hydrogen chloride yang tidak terserap kemudian diolah pada scrubber
sebelum dibuang ke udara bebas. Yields pada proses ini didapat 90-99%.
II.1.C. Hydr ochloric Acid Dari Garam Dengan Pr oses Har gr eaves
Pada proses ini bahan baku yang digunakan adalah garam dari danau Salt
Lake di Louisiana, Amerika Serikat. Pertama-tama campuran gas sulfur dioxide
dan udara serta air dilewatkan pada briket garam pada beberapa reaktor vertikal.
Reaksi yang terjadi : (Keyes : 428)
NaCl + 2 SO2 + O2 + 2 H2O → 2 Na2SO4 + 4 HCl
Reaksi berjalan pada suhu 427°C (800°F) sampai 538°C (1000°F), dimana
produk bawah reaktor berupa garam sodium sulfat sedangkan produk atas berupa
gas hydrogen chloride kemudian didinginkan dan diserap seperti pada proses
II.2. Seleksi Proses Dan Uraian Pr oses
II.2.A. Seleksi Proses
Dari uraian proses yang telah diketengahkan, maka dapat ditabelkan
perbedaan dan persamaan dari proses tersebut diatas, adapun tabel tersebut
sebagai berikut :
Pembatas
Nama Proses
Mannheim Combustion Hargreaves
Bahan Baku Garam dan
Furnace Burner Chamber
Vertical Kiln Series
Suhu Reaksi 843oC 900oC 427-538oC
Peralatan 5 Unit 4 Unit 7 Unit
Yields 98% 90% - 99% 90% - 99%
sumber : Keyes , halaman 426-429
Dari tabel diatas, dipilih proses pembuatan hydrochloric acid dari garam dengan
proses Mannheim, dengan faktor – faktor :
1. Bahan baku lebih mudah didapat.
2. Reaktor lebih sederhana, sehingga investasi lebih ekonomis.
3. Instalasi peralatan lebih sederhana, sehingga investasi lebih ekonomis.
II.2.B. Ur aian Proses
Pembuatan hydrochloric acid dari garam dapat dibagi menjadi tiga unit
utama :
A. Unit Pengendalian Bahan Baku (Kode Unit : 100)
B. Unit Proses (Kode Unit : 200)
C. Unit Pengendalian Produk (Kode Unit : 300)
Secara singkat uraian prosesnya sebagai berikut :
Pertama-tama bahan baku garam non electrolysis dari supplier ditampung
di silo F-110 dengan bantuan bucket elevator J-111 untuk kemudian diumpankan
ke dalam Mannheim furnace Q-210 untuk direaksikan dengan asam sulfat yang
dipompa dari tangki F-120.
Pada Mannheim furnace terjadi reaksi antara garam non electrolysis
dengan asam sulfat membentuk natrium sulfat dan HCl dengan suhu operasi
840°C. Reaksi yang terjadi :
Reaksi 1. NaCl (s) + H2SO4(l) → NaHSO4 (l) + HCl (g)
Reaksi 2. NaHSO4 (l) + NaCl (s)→ Na2SO4 (s) + HCl (g)
Produk bawah furnace berupa slag natrium sulfat kemudian dialirkan dengan
screw conveyor J-213 menuju ke stockpile F-310 sebagai produk samping.
Produk atas berupa campuran uap HCl , asam sulfat dan air kemudian
dihembuskan dengan blower G-212 menuju ke silica tower D-220 untuk proses
pendinginan sampai dengan suhu 350°C. Campuran uap kemudian dilewatkan ke
Pada coke tower (D-320) terjadi reaksi dekomposisi H2SO4 pada suhu
175°C dan secara reversible terjadi kondensasi H2SO4 dengan kadar 70%
(Berkowitz; hal. 213).
Reaksi yang terjadi :
Reaksi 1. H2SO4 (g) → SO3 (g) + H2O (g) (Berkowitz; hal. 213)
Reaksi 2. SO3 (g) + H2O (g) → H2SO4 (l) (Berkowitz; hal. 213)
Produk bawah coke tower D-230 berupa larutan asam sulfat 70% kemudian
ditampung pada tangki F-320 sebagai produk samping, sedangkan uap HCl dan
uap air kemudian dilewatkan ke kolom absorber D-240 untuk proses penyerapan.
Pada kolom absorber D-240 terjadi proses penyerapan uap HCl dengan air
proses membentuk larutan HCl 45,2% (Perry 7ed; T.2-1). Larutan HCl 45,2%
kemudian diumpankan ke tangki pengencer M-250 untuk proses pengenceran,
sedangkan uap HCl yang tidak terserap, kemudian dilewatkan ke kolom scrubber
D-241 untuk proses pengolahan limbah gas (dengan penambahan air proses dari
utilitas untuk menyerap uap HCl yang tidak terserap pada kolom absorber D-240).
Pada tangki pengencer M-250, larutan HCl 45,2% diencerkan menjadi
larutan HCl 32% dengan penambahan air proses dari utilitas. Produk akhir berupa
larutan HCl 32% kemudian ditampung pada tangki F-330 sebagai produk akhir
Kapasitas produksi = 40.000 ton/th
Waktu operasi = 24 jam proses per hari ; 330 hari kerja per tahun
Satuan massa = kilogram/jam
1. MANNHEIM FURNACE ( Q - 210 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* Garam dr F-110 * Campuran gas ke D-220
NaCl 2672,6000 HCl 1634,1693
CaSO4 8,6800 H2SO4 219,3816
MgSO4 10,0800 H2O 802,4305
H2O 108,6400 2655,9814
2800,0000 * Na2SO4 ke F-310
* H2SO4 60oBe dr F-120 Na2SO4 3178,7950
H2SO4 2413,1979 NaCl 53,4520
H2O 693,7905 CaSO4 8,6800
3106,9884 MgSO4 10,0800
3251,0070
2. COKE TOWER ( D - 230 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* Campuran gas dr Q-210 * Campuran gas ke D-240
HCl 1634,1693 HCl 1634,1693
H2SO4 219,3816 H2O 708,4098
H2O 802,4305 2342,5791
2655,9814 * H2SO4 70% dr F-320
H2SO4 219,3816
H2O 94,0207
313,4023
2655,9814 2655,9814
3. KOLOM ABSORBER ( D - 240 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* Campuran gas dr D-230 * Campuran gas ke D-241
HCl 1634,1693 HCl 16,3417
H2O 708,4098 H2O 14,1682
2342,5791 30,5099
* Air proses dr utilitas * Larutan HCl ke M-250
H2O 1393,9149 HCl 1617,8276
H2O 2088,1565
3705,9841
4. KOLOM SCRUBBER ( D - 241 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* Campuran gas dr D-240 * Limbah gas
HCl 16,3417 HCl 0,1634
H2O 14,1682 H2O 0,1417
30,5099 0,3051
* Air proses dr utilitas * Limbah cair
H2O 30,2048 HCl 16,1783
H2O 44,2313
60,4096
60,7147 60,7147
5. TANGKI PENGENCER ( M - 250 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* Larutan HCl dr D-240 * Larutan HCl 32% ke F-330
HCl 1617,8276 HCl 1617,8276
H2O 2088,1565 H2O 3437,8837
3705,9841 5055,7113
* Air proses dr utilitas
H2O 1349,7272
Kapasitas produksi = 40.000 ton/th
Waktu operasi = 24 jam proses per hari ; 330 hari kerja per tahun
Satuan massa = kilogram/jam
Satuan panas = kilokalori/jam
1. MANNHEIM FURNACE ( Q - 210 )
Komponen Masuk (kkal/j) Komponen Keluar (kkal/j)
* Garam dr F-110 * Campuran gas ke D-220
NaCl 2753,0082 HCl 266105,2228
CaSO4 8,5818 H2SO4 118869,6600
MgSO4 11,2140 H2O 762613,4822
H2O 242,7518 1147588,3650
3015,5558 * Na2SO4 ke F-310
* H2SO4 60oBe dr F-120 Na2SO4 598419,8788
H2SO4 7141,1050 NaCl 10243,0492
H2O 1550,2397 CaSO4 1796,4782
8691,3447 MgSO4 1827,8820
612287,2882
* Q supply 3848064,391 * ∆H Reaksi 2099895,6387
2. SILICA TOWER ( D - 220 )
Komponen Masuk (kkal/j) Komponen Keluar (kkal/j)
* Campuran gas dr Q-210 * Campuran gas ke D-230
HCl 266105,2228 HCl 103121,0961
H2SO4 118869,6600 H2SO4 55248,6480
H2O 762613,4822 H2O 557564,7224
1147588,3650 715934,4665
* Q serap 431653,8985
1147588,3650 1147588,3650
3. COKE TOWER ( D - 230 )
Komponen Masuk (kkal/j) Komponen Keluar (kkal/j)
* Campuran gas dr Q-210 * Campuran gas ke D-240
HCl 103121,0961 HCl 47100,8290
H2SO4 55248,6480 H2O 432396,0252
H2O 557564,7224 479496,8542
715934,4665 * H2SO4 70% dr F-320
H2SO4 1687,9044
H2O 546,6810
2234,5854
* ∆H Reaksi 275258,7308 * Q serap 509461,7577
4. KOLOM ABSORBER ( D - 240 )
Komponen Masuk (kkal/j) Komponen Keluar (kkal/j)
* Campuran gas dr D-230 * Campuran gas ke D-241
HCl 47100,8290 HCl 250,1948
H2O 432396,0252 H2O 8179,7716
479496,8542 8429,9664
* Air proses dr utilitas * Larutan HCl ke M-250
H2O 3114,6288 HCl 4010,8878
H2O 12141,4705
16152,3583
* ∆H Solution 792958,149 * Q serap 1250987,3073
1275569,6320 1275569,6320
5. KOLOM SCRUBBER ( D - 241 )
Komponen Masuk (kkal/j) Komponen Keluar (kkal/j)
* Campuran gas dr D-240 * Limbah gas
HCl 250,1948 HCl 1,4113
H2O 8179,7716 H2O 79,7526
8429,9664 81,1639
* Air proses dr utilitas * Limbah cair
H2O 67,4932 HCl 21,6020
H2O 138,3951
159,9971
* ∆H Solution 7930,637 * Q serap 16186,9356
6. TANGKI PENGENCER ( M - 250 )
Komponen Masuk (kkal/j) Komponen Keluar (kkal/j)
* Larutan HCl dr D-240 * Larutan HCl 32% ke F-330
HCl 4008,2284 HCl 1540,7057
H2O 1139909,6068 H2O 1863893,1728
1143917,8352 1865433,8785
* Air proses dr utilitas
H2O 3015,8927
* ∆H Solution 792958,149 * Q serap 74457,9984
Kapasitas produksi = 40.000 ton/th
Waktu operasi = 24 jam proses per hari ; 330 hari kerja per tahun
Satuan massa = kilogram/jam
Satuan panas = kilokalori/jam
1. SILO GARAM NONELECTROLYSIS ( F - 110 )
Fungsi : Menampung garam nonelectrolysis dari supplier
Type : silinder tegak dengan tutup atas datar dan bawah conis
Dasar pemilihan : umum digunakan untuk menampung padatan
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (tekanan atmosfer)
- Suhu = 30°C (suhu kamar)
- Waktu penyimpanan = 7 hari
Spesifikasi :
Volume : 5040 cuft = 143 m3
Diameter : 13 ft
Tinggi : 39 ft
Tebal shell : 3/8 in
Tebal tutup atas : 3/8 in Tebal tutup bawah : 3/8 in
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283 grade C (Brownell : 253)
Jumlah : 2 buah
inlet
2. BUCKET ELEVATOR ( J - 111 )
Fungsi : memindahkan bahan dari supplier ke silo F-110
Type : Continuous Discharge Bucket Elevator
Dasar pemilihan : untuk memindahkan bahan dengan ketinggian tertentu
Spesifikasi :
Kapasitas maksimum = 14 ton/jam
Ukuran = 6 in x 4 in x 4 ¼ in
Bucket Spacing = 12 in
Tinggi Elevator = 44 ft
Ukuran Feed (maximum) = ¾ in
Bucket Speed = (2,8 / 14) x 225 ft/mnt = 45 ft/menit
Putaran Head Shaft = (2,8 / 14) x 43 rpm = 9 rpm
Lebar Belt = 7 in
Power total = 4 hp
Alat pembantu = Hopper Chute (pengumpan)
3. TANGKI H2SO4 60oBe ( F - 120 )
Fungsi : menampung larutan asam sulfat 60°Be dari supplier
Type : silinder tegak , tutup bawah datar dan tutup atas dish
Dasar Pemilihan : Umum digunakan untuk liquid pada tekanan atmospheric
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure)
- Suhu = 30°C (suhu kamar)
- Waktu penyimpanan = 7 hari
Spesifikasi :
Volume : 7455 cuft = 211 M3
Diameter : 21 ft
Tinggi : 21 ft
Tebal shell : ¼ in
Tebal tutup atas : ¼ in
Tebal tutup bawah : ¼ in
Bahan konstruksi : Stainless Steel 316 (Perry 7ed,T.28-11)
Jumlah : 2 buah
4. POMPA – 1 ( L - 121 )
Fungsi : Memindahkan bahan dari F-120 ke Q-210
Type : Centrifugal Pump
Dasar Pemilihan : sesuai untuk viskositas < 10 cP dan tekanan yang rendah.
Masuk
Spesifikasi :
Bahan konstruksi : Commercial Steel
Rate Volumetrik : 8,90 gpm
Total DynamicHead : 25,42 ft.lbf/lbm Effisiensi motor : 80%
Power : 1,5 hp = 1,2 kW
Jumlah : 1 buah
5. MANNHEIM FURNACE ( Q - 210 )
Fungsi : Untuk mereaksikan NaCl dan H2SO4 membentuk HCl dan Na2SO4 Type : ROTARY HEARTH FURNACE (Furnace Broker Inc.)
Dasar Pemilihan : Penanganan otomatis dan sesuai dengan bahan
Spesifikasi :
Serial number = CC-10315-1
Temperature = maksimum 1093°C (2000°F)
Control Voltage = 120 Volts
Outside Diameter = 130 in
Inside Diameter = 120 in
Panjang = 192 in
Tinggi = 11 in
Refraktori = batu tahan api , Diameter = 10 in
Kaloric Load = 1,6 juta Btu/jam
Accecories = Electric Gear Driven Motor
Bahan = Heavy Gauge Steel with external bracing angles (welded)
Jumlah = 1 buah
6. BLOWER – 1 ( G - 211 )
Fungsi : memindahkan udara dari udara bebas ke Q-210
Type : Centrifugal Blower
Dasar Pemilihan : Sesuai dengan jenis bahan , efisiensi tinggi.
Spesifikasi :
Bahan : Commercial Steel
Rate Volumetrik : 3589 cuft/menit Adiabatic Head : 15000 ft.lbf/lbm gas Effisiensi motor : 80%
Power : 70 hp
Jumlah : 2 buah - multistage
7. BLOWER – 2 ( G - 212 )
Fungsi : memindahkan gas dari Q-210 ke alat selanjutnya
Type : Centrifugal Blower
Dasar Pemilihan : Sesuai dengan jenis bahan , efisiensi tinggi. Masuk
Keluar
Masuk
Keluar
Masuk
Keluar
Masuk
Spesifikasi :
Bahan : Commercial Steel
Rate Volumetrik : 1952 cuft/menit Adiabatic Head : 15000 ft.lbf/lbm gas Effisiensi motor : 80%
Power : 82 hp
Jumlah : 2 buah - multistage
8. SCREW CONVEYOR ( J - 213 )
Fungsi : memindahkan bahan dari Q-210 ke F-310
Type : Plain spouts or chutes
Dasar pemilihan : Umum digunakan untuk padatan dengan sistem tertutup
Spesifikasi :
Kapasitas : 44 cuft/jam
Panjang : 50 ft
Diameter : 9 in Kecepatan putaran : 10 rpm Power : 2 hp Jumlah : 1 buah
9. SILICA TOWER ( D - 220 )
Fungsi : menyerap panas campuran gas dengan media silica
Type : silinder tegak , tutup bawah dan tutup atas dish
dilengkapi dengan : packing silica dan sparger
Dasar Pemilihan : Umum digunakan untuk proses penyerapan
Kondisi operasi : * Tekanan operasi = 1 atm (tekanan atmosfer) * Suhu operasi = suhu bahan
* Sistem kerja = kontinyu INLET
OUTLET Tampak
Depan
Outlet Gas
Inlet GasA Silica
Packed
Spesifikasi : Dimensi tangki :
Volume : 4880 cuft = 139 M3
Diameter : 11 ft
Tinggi : 55 ft
Tebal shell : 3/16 in
Tebal tutup atas : 3/16 in Tebal tutup bawah : 3/16 in
Bahan konstruksi : Stainless Steel 316 (Perry 7ed,T.28-11) Spesifikasi packing :
Digunakan packing silica
Packing disusun secara acak (randomize) Kebutuhan silica : 80550 kg
Spar ger : Type : Standard Perforated Pipe
Bahan konstruksi : commercial steel
Spar ger Bagian Bawah :
Diameter lubang : 3,21 mm
Jumlah cabang : 20 buah
Lubang tiap cabang : 263 buah
Outlet Gas
Outlet Liquid Inlet GasA
Coke Packed
10. COKE TOWER ( D - 230 )
Fungsi : Mengkondensasi uap asam sulfat dengan media coke
Type : silinder tegak , tutup bawah dan tutup atas dish
dilengkapi dengan : packing coke dan sparger
Dasar Pemilihan : Umum digunakan untuk proses penyerapan
Kondisi operasi : * Tekanan operasi = 1 atm (tekanan bahan) * Suhu operasi = suhu bahan
* Sistem kerja = kontinyu
Spesifikasi : Dimensi tangki :
Volume : 2773 cuft = 79 M3
Diameter : 9 ft
Tinggi : 45 ft
Tebal shell : 3/16 in
Tebal tutup atas : 3/16 in Tebal tutup bawah : 3/16 in
Bahan konstruksi : Stainless Steel 316 (Perry 7ed,T.28-11) Spesifikasi packing :
Digunakan packing coke
Packing disusun secara acak (randomize)
Spar ger : Type : Standard Perforated Pipe
Bahan konstruksi : commercial steel
Spar ger Bagian Bawah :
Diameter lubang : 3,30 mm
Jumlah cabang : 20 buah
Lubang tiap cabang : 210 buah
Jumlah kolom : 1 buah
11. POMPA – 2 ( L - 231 )
Fungsi : Memindahkan bahan dari D-230 ke F-320
Type : Centrifugal Pump
Dasar Pemilihan : sesuai untuk viskositas < 10 cP dan tekanan yang rendah.
Spesifikasi :
Bahan konstruksi : Commercial Steel
Rate Volumetrik : 1,00 gpm
Total DynamicHead : 23,19 ft.lbf/lbm Effisiensi motor : 80%
Power : 1,5 hp = 1,2 kW
Jumlah : 1 buah
12. KOLOM ABSORBER ( D - 240 )
Fungsi : menyerap gas HCl dengan air proses dari utilitas
Type : silinder tegak , tutup bawah dan tutup atas dish
Dasar Pemilihan : Umum digunakan untuk proses penyerapan Kondisi operasi : * Tekanan operasi = 1 atm (tekanan bahan)
* Suhu operasi = suhu bahan * Sistem kerja = kontinyu
Spesifikasi : Dimensi tangki :
Volume : 2243 cuft = 64 M3
Diameter : 8 ft
Tinggi : 40 ft
Tebal shell : 3/16 in
Tebal tutup atas : 3/16 in Tebal tutup bawah : 3/16 in
Bahan konstruksi : Stainless Steel 316 (Perry 7ed,T.28-11) Spesifikasi packing :
Digunakan packing jenis raschig ring dengan spesifikasi standar : (Van Winkle : 607)
Packing disusun secara acak (randomize)
Ukuran packing : 1 in
Tebal packing : 1/8 in
Free gas space : 73%
Jumlah packing : 173610 buah
Bahan konstruksi : Ceramic Stoneware
Outlet Gas Inlet Liquid
Outlet Liquid Inlet GasA
Spar ger : Type : Standard Perforated Pipe
Bahan konstruksi : commercial steel
Bagian Atas : Diameter lubang : 4,39 mm
Jumlah cabang : 20 buah
Lubang tiap cabang : 139 buah
Bagian bawah : Diameter lubang : 3,34 mm
Jumlah cabang : 20 buah
Lubang tiap cabang : 183 buah
Jumlah kolom : 1 buah
13. KOLOM SCRUBBER ( D - 241 )
Fungsi : menyerap gas HCl dengan air proses dari utilitas
Type : silinder tegak , tutup bawah dan tutup atas dish
dilengkapi dengan : packing raschig ring dan sparger
Dasar Pemilihan : Umum digunakan untuk proses penyerapan
Kondisi operasi : * Tekanan operasi = 1 atm (tekanan bahan) * Suhu operasi = suhu bahan
* Sistem kerja = kontinyu
Outlet Gas
Inlet Liquid
Outlet Liquid Inlet GasA
Spesifikasi : Dimensi tangki :
Volume : 25 cuft = 1 M3
Diameter : 2 ft
Tinggi : 10 ft
Tebal shell : 3/16 in
Tebal tutup atas : 3/16 in Tebal tutup bawah : 3/16 in
Bahan konstruksi : Stainless Steel 316 (Perry 7ed,T.28-11) Spesifikasi packing :
Digunakan packing jenis raschig ring dengan spesifikasi standar : (Van Winkle : 607)
Packing disusun secara acak (randomize)
Ukuran packing : 1 in
Tebal packing : 1/8 in
Free gas space : 73%
Jumlah packing : 2700 buah
Bahan konstruksi : Ceramic Stoneware
Spar ger : Type : Standard Perforated Pipe
Bahan konstruksi : commercial steel
Bagian Atas : Diameter lubang : 4,60 mm
Jumlah cabang : 20 buah
Lubang tiap cabang : 34 buah
Bagian bawah : Diameter lubang : 3,79 mm
Jumlah cabang : 20 buah
Lubang tiap cabang : 41 buah
14. POMPA – 3 ( L - 242 )
Fungsi : Memindahkan bahan dari D-240 ke M-250
Type : Centrifugal Pump
Dasar Pemilihan : sesuai untuk viskositas < 10 cP dan tekanan yang rendah.
Spesifikasi :
Bahan konstruksi : Commercial Steel
Rate Volumetrik : 14,90 gpm
Total DynamicHead : 14,90 ft.lbf/lbm Effisiensi motor : 80%
Power : 1,5 hp = 1,2 kW
Jumlah : 1 buah
15. TANGKI PENGENCER ( M - 250 )
Perhitungan dan penjelasan pada Bab VI Perencanaan Alat Utama
16. POMPA – 4 ( L - 251 )
Fungsi : Memindahkan bahan dari M-250 ke F-330
Type : Centrifugal Pump
Spesifikasi :
Bahan konstruksi : Commercial Steel
Rate Volumetrik : 15,30 gpm
Total DynamicHead : 49,87 ft.lbf/lbm Effisiensi motor : 80%
Power : 1,5 hp = 1,2 kW
Jumlah : 1 buah
17. STOCKPILE Na2SO4 ( F - 310 )
Fungsi : Menampung produk samping natrium sulfat
Dasar Pemilihan : Bahan berbentuk solid
Fungsi : Mendinginkan dan menyempurnakan proses agglomerasi. Kondisi operasi : * Tekanan operasi = 1 atm (tekanan atmosfer)
* Suhu operasi = 30oC (suhu kamar) * Waktu penyimpanan = 7 hari
Stock pile (gudang) berbentuk persegi panjang terbuat dari beton. Spesifikasi :
Bentuk : empat persegi panjang Ukuran : Panjang = 8,2 m
Lebar = 8,2 m
Tinggi = 4,1 m
Bahan konstuksi : Beton
18. TANGKI H2SO4 70% ( F - 320 )
Fungsi : menampung produk samping larutan asam sulfat 70%
Type : silinder tegak , tutup bawah datar dan tutup atas dish
Dasar Pemilihan : Umum digunakan untuk liquid pada tekanan atmospheric
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure)
- Suhu = 30°C (suhu kamar)
- Waktu penyimpanan = 7 hari
Spesifikasi :
Volume : 840 cuft = 24 M3
Diameter : 10 ft
Tinggi : 10 ft
Tebal shell : 3/16 in
Tebal tutup atas : 3/16 in Tebal tutup bawah : ¼ in
Bahan konstruksi : Stainless Steel 316 (Perry 7ed,T.28-11)
Jumlah : 2 buah
Masuk
19. TANGKI HCl 32% ( F - 330 )
Fungsi : menampung produk utama larutan HCl 32%
Type : silinder tegak , tutup bawah datar dan tutup atas dish
Dasar Pemilihan : Umum digunakan untuk liquid pada tekanan atmospheric
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure)
- Suhu = 30°C (suhu kamar)
- Waktu penyimpanan = 7 hari
Spesifikasi :
Volume : 17535 cuft = 497 M3
Diameter : 28 ft
Tinggi : 28 ft
Tebal shell : ¼ in
Tebal tutup atas : ¼ in
Tebal tutup bawah : ¼ in
Bahan konstruksi : Stainless Steel 316 (Perry 7ed,T.28-11)
Jumlah : 2 buah
Masuk
TANGKI PENGENCER ( M - 250 )
Fungsi : Mengencerkan larutan HCl samapai dengan kadar 32%.
Type : Silinder tegak , tutup atas dan tutup bawah dished dilengkapi pengaduk.
Kondisi operasi : * Tekanan operasi = 1 atm (tekanan atmosfer) * Suhu operasi = 30oC (suhu kamar) * Waktu tinggal = 60 menit (1 jam proses)
Berdasarkan pertimbangan atas fase zat yang tercampur, dan kapasitas
produksi, maka tangki proses dapat dibedakan jenisnya yaitu : tangki berpengaduk
(mixed flow) dan tangki pipa alir (plug flow). Pada tangki pengencer ini bahan
baku merupakan fase liquid, maka dipilih jenis tangki berpengaduk (mixed flow)
untuk memudahkan dan mempercepat proses pengenceran.
Kondisi feed :
1. Feed larutan HCl dar i kolom absrober D-240 : Komposisi bahan :
Komponen Berat (kg) Fr aksi berat ρ (gr/cc) [Per ry 7ed;T.2-1]
HCl 1617,8276 0,4365 1,256
H2O 2088,1565 0,5635 1,000
3705,9841 1,0000
Rate massa = 3705,9841 kg/jam = 8170,2125 lb/jam
ρ campuran =
∑
ρfraksikomponenberat 1Rate massa = 1349,7272 kg/jam = 2975,6086 lb/jam
Tahap-tahap Perencanaan
1. Perencanaan Dimensi Tangki pengencer
2. Perencanaan Sistem Pengaduk
1. PERENCANAAN DIMENSI TANGKI PENGENCER
Total rate volumetrik = 168 cuft/jam
ρ campuran = 66,8 lb/cuft (produk bawah)
Waktu tinggal = 60 menit (1 jam proses)
Direncanakan digunakan 1 tangki, sehingga volume tangki
= 168 cuft/jam x (60/60) jam = 168 cuft
Asumsi volume bahan (larutan) mengisi 80 % volume tangki sehingga volume
ruang kosong sebesar 20% dan digunakan 1 buah tangki.
Volume tangki = 168 / 80% = 210 cuft
Menentukan ukur an tangki dan ketebalannya
Diambil dimension ratio H
D = 2 (Ulrich ; T.4-27 : 248)
Volume tangki = Volume shell + Volume dished + Volume conical
Volume tangki = ¼ π . D2 . H + 0,000346 D3 + 0,000263 D3
210 = ¼ π . D2 . 2 D + 0,000346 D3 + 0,000263 D3
D = 5 ft = 60 in = 1,53 m (Dmaksimum = 4 m; Ulrich; T.4-18)
Penentuan tebal shell :
Tebal shell berdasarkan ASME Code untuk cylindrical tank :
t min = C
[Brownell & Young ,pers.13-1,hal.254]
dengan : t min = tebal shell minimum; in
P = tekanan tangki ; psi
ri = jari-jari tangki ; in ( ½ D )
C = faktor korosi ; in (diambil 1/8 in)
E = faktor pengelasan, digunakan double welded butt joint. faktor pengelasan, E = 0,8
f = stress allowable, bahan konstruksi stainless steel 316
maka f = 36000 psi [Perry 7ed,T.28-11]
P design diambil 10% lebih besar dari P operasi untuk faktor keamanan.
Dimensi tutup atas dan tutup bawah, standar d dished :
Untuk D = 60 in, didapat rc = 60 in (Brownell & Young, T-5.7)
digunakan persamaan 13.12 dari Brownell & Young.
Tebal standard tor ispherical dished (atas) :
th =
E = faktor pengelasan, digunakan double welded butt joint.
faktor pengelasan, E = 0,8
f = stress allowable, bahan konstruksi stainless steel 316
2. PERENCANAAN SISTEM PENGADUK
Dipakai impeler jenis turbin dengan 6 buah flat blade. Dari ( Perry 6ed ; p.19-9 ) :
Diameter impeler (Da) = 1/3 diameter shell = 1/3 x 5 = 1,667 ft
Lebar blade (w) = 0,2 diameter impeller = 0,20 x 1,667 = 0,334 ft
Panjang blade = 0,25 x diameter impeller = 0,25 x 1,667 = 0,417 ft
Penentuan putaran pengaduk :
V = π x Da x N (Joshi; hal.389)
Dengan : V = peripheral speed ; m/menit
Untuk pengaduk jenis turbin :
peripheral speed = 200 – 250 m/menit (Joshi; hal.389)
Da = diameter pengaduk ; m
N = putaran pengaduk ; rpm
Diambil putaran pengaduk , N = 130 rpm = 2,2 rps
Da = 1,667 ft = 0,509 m
V = π x 0,509 x 130 = 207,7738 m/mnt (memenuhi range 200 – 250 m/mnt)
Karena peripheral speed memenuhi range, maka asumsi putaran pengaduk
memenuhi syarat.
Da E
J H
Power pengaduk :
Untuk NRe > 10000 perhitungan digunakan persamaan 5.5 Ludwig, halaman190 :
P = 3
( ) ( )
N 3 D 5K3 = faktor mixer (turbin) = 6,3 [Ludwig,Vol-1,T.5.1,hal.192]
g = konstanta gravitasi ; 32,2 ft/dt2 x lbm/lbf
Perhitungan losses pengaduk :
Gland losses (kebocoran tenaga akibat poros dan bearing) = 10 %(Joshi:399)
Gland losses 10 % = 10 % x 6,6 ≈ 0,66 hp (minimum=0,5)
Power input dengan gland losses = 6,6 + 0,66 = 7,26 hp
Transmission system losses = 20 %(Joshi:399)
Transmission system losses 20 % = 20 % x 7,26 ≈ 1,45 hp
Power input dengan transmission system losses = 7,26 + 1,45 = 8,71 hp
Spesifikasi :
Fungsi : Mengencerkan larutan HCl samapai dengan kadar 32%.
Type : Silinder tegak , tutup atas dan tutup bawah dished
dilengkapi pengaduk.
Dimensi Shell :
Diameter Shell , inside : 5 ft
Tinggi Shell : 10 ft
Tebal Shell : 3/16 in
Dimensi tutup :
Tebal tutup atas (dished) : 3/16 in
Tinggi Tutup atas & bawah : 0,68 ft
Bahan konstruksi : Stainless steel 316 (Perry 7ed,T.28-11)
Sistem Pengaduk Turbin 6-flat blade
Diameter impeler : 1,667 ft
Panjang blade : 0,417 ft
Lebar blade : 0,334 ft
Power motor : 9 hp
BAB VII
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJ A
VII.1. Instr umentasi
Dalam rangka pengoperasian pabrik, pemasangan alat-alat instrumentasi
sangat dibutuhkan dalam memperoleh hasil produksi yang optimal. Pemasangan
alat-alat instrumentasi disini bertujuan sebagai pengontrol jalannya proses
produksi dari peralatan-peralatan pada awal sampai akhir produksi. dimana
dengan alat instrumentasi tersebut, kegiatan maupun aktifitas tiap-tiap unit dapat
tercatat kondisi operasinya sehingga sesuai dengan kondisi operasi yang
dikehendaki, serta mampu memberikan tanda-tanda apabila terjadi penyimpangan
selama proses produksi berlangsung.
Pada uraian diatas dapat disederhanakan bahwa dengan adanya alat
instrumentasi maka :
1. Proses produksi dapat berjalan sesuai dengan kondisi-kondisi yang
telah ditentukan sehingga diperoleh hasil yang optimum.
2. Proses produksi berjalan sesuai dengan efisiensi yang telah
ditentukan dan kondisi proses tetap terjaga pada kondisi yang sama.
3. Membantu mempermudah pengoperasian alat.
4. Bila terjadi penyimpangan selama proses produksi, maka dapat
segera diketahui sehingga dapat ditangani dengan segera.
Adapun variabel proses yang diukur dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
1. Variabel yang berhubungan dengan energi, seperti temperatur,
tekanan, dan radiasi.
2. Variabel yang berhubungan dengan kuantitas dan laju, seperti pada
kecepatan aliran fluida, ketinggian liquid dan ketebalan.
3. Variabel yang berhubungan dengan karakteristik fisika dan kimia,
seperti densitas, kandungan air.
Yang harus diperhatikan didalam pemilihan alat instrumentasi adalah :
- Level, Range dan Fungsi dari alat instrumentasi.
- Akurasi hasil pengukuran.
- Bahan konstruksi material.
- Pengaruh yang ditimbulkan terhadap kondisi operasi proses yang
berlangsung.
- Mudah diperoleh di pasaran.
- Mudah dipergunakan dan mudah diperbaiki jika rusak.
Instrumentasi yang ada dipasaran dapat dibedakan dari jenis
pengoperasian alat instrumentasi tersebut, yaitu alat instrumentasi manual atau
otomatis. Pada dasarnya alat-alat kontrol yang otomatis lebih disukai dikarenakan
pengontrolannya tidak terlalu sulit, kontinyu, dan efektif, sehingga menghemat
tenaga kerja dan waktu. Akan tetapi mengingat faktor-faktor ekonomis dan
investasi modal yang ditanamkan pada alat instrumentasi berjenis otomatis ini,
maka pada perencanaan pabrik ini sedianya akan menggunakan kedua jenis alat
Adapun fungsi utama dari alat instrumentasi otomatis adalah :
- Melakukan pengukuran.
- Sebagai pembanding hasil pengukuran dengan kondisi yang ditentukan.
- Melakukan perhitungan.
- Melakukan koreksi.
Alat instrumentasi otomatis ini dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Sensing / Primary Element / Sensor.
Alat kontrol ini langsung merasakan adanya perubahan pada
variabel yang diukur, misalnya temperatur. Primary Element
merubah energi yang dirasakan dari media yang sedang dikontrol
menjadi sinyal yang bisa dibaca (misalnya dengan tekanan fluida).
2. Recieving Element / Elemen Pengontrol.
Alat kontrol ini akan mengevaluasi sinyal yang didapat dari sensing
element dan diubah menjadi data yang bisa dibaca (perubahan data
analog menjadi digital), digambarkan dan dibaca oleh error
detector. Dengan demikian sumber energi bisa diatur sesuai dengan
perubahan-perubahan yang terjadi.
3. Transmitting Element.
Alat kontrol ini berfungsi sebagai pembawa sinyal dari sensing
element ke receiving element. Alat kontrol ini mempunyai fungsi
untuk merubah data bersifat analog (tidak terlihat) menjadi data
Disamping ketiga jenis tersebut, masih terdapat peralatan pelengkap
yang lain, yaitu : Error Detector Element, alat ini akan membandingkan besarnya
harga terukur pada variabel yang dikontrol dengan harga yang diinginkan dan
apabila terdapat perbedaan alat ini akan mengirimkan sinyal error. Amplifier akan
digunakan sebagai penguat sinyal yang dihasilkan oleh error detector jika sinyal
yang dikeluarkan lemah. Motor Operator Sinyal Error yang dihasilkan harus
diubah sesuai dengan kondisi yang diinginkan, yaitu dengan penambahan variabel
manipulasi. Kebanyakan sistem kontrol memerlukan operator atau motor untuk
menjalankan Final Control Element. Final Control Element adalah untuk
mengoreksi harga variabel manipulasi.
Macam instrumentasi pada suatu perencanaan pabrik misalnya :
1. Flow Control ( F C )
Mengontrol aliran setelah keluar suatu alat.
2. Flow Ratio Control ( F R C )
Mengontrol ratio aliran yang bercabang.
3. Level Control ( L C )
Mengontrol ketinggian liquid didalam tangki
4. Weight Control ( W C )
Mengontrol berat solid yang dikeluarkan dari tangki
5. Pressure Control ( P C )
Mengontrol tekanan pada suatu aliran / alat
6. Temperature Control ( T C )
Tabel VII.1. Instr umentasi pada pabr ik
NO NAMA ALAT KODE INSTRUMENTASI
1. SILO GARAM NONELECTROLYSIS ( F - 110 ) ( WC )
2. TANGKI H2SO4 60oBe ( F - 120 ) ( LI )
3. POMPA - 1 ( L - 121 ) ( FC )
4. MANNHEIM FURNACE ( Q - 210 ) ( TC )
5. BLOWER - 1 ( G - 211 ) ( FC )
6. BLOWER - 2 ( G - 212 ) ( FC )
7. SILICA TOWER ( D - 220 ) ( TC )
8. COKE TOWER ( D - 230 ) ( TC ; LC )
9. POMPA - 2 ( L - 231 ) ( LC )
10. KOLOM ABSORBER ( D - 240 ) ( FC ; LC )
11. KOLOM SCRUBBER ( D - 241 ) ( FC ; LC )
12. POMPA - 3 ( L - 242 ) ( LC )
13. TANGKI PENGENCER ( M - 250 ) ( FC ; LC )
14. POMPA - 4 ( L - 251 ) ( LC )
15. TANGKI H2SO4 70% ( F - 320 ) ( LI )
VII.2. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja atau safety factor adalah hal yang paling utama yang
harus diperhatikan dalam merencanakan suatu pabrik, hal ini disebabkan karena :
- Dapat mencegah terjadinya kerusakan-kerusakan yang besar yang
disebabkan oleh kebakaran atau hal lainnya baik terhadap karyawan
maupun oleh peralatan itu sendiri.
- Terpeliharanya peralatan dengan baik sehingga dapat digunakan dalam
waktu yang cukup lama. Bahaya yang dapat timbul pada suatu pabrik
banyak sekali jenisnya, hal ini tergantung pada bahan yang akan diolah
maupun tipe proses yang dikerjakan.
Secara umum bahaya-bahaya tersebut dapat dibagi dalam tiga kategori , yaitu :
1. Bahaya kebakaran.
2. Bahaya kecelakaan secara kimia.
3. Bahaya terhadap zat-zat kimia.
Untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi, berikut ini terdapat
beberapa hal yang perlu mendapat perhatian pada setiap pabrik pada umumnya
VII.2.1. Bahaya Kebakaran
A. Penyebab kebakaran.
- Adanya nyala terbuka (open flame) yang datang dari unit utilitas, workshop dan lain-lain.
- Adanya loncatan bunga api yang disebabkan karena korsleting aliran listrik seperti pada stop kontak, saklar serta instrument lainnya.
B. Pencegahan.
- Menempatkan unit utilitas dan unit pembangkitan cukup jauh dari lokasi proses yang dikerjakan.
- Menempatkan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang terisolasi dan tertutup.
- Memasang kabel atau kawat listrik di tempat-tempat yang terlindung, jauh dari daerah yang panas yang memungkinkan terjadinya kebakaran.
- Sistem alarm hendaknya ditempatkan pada lokasi dimana tenaga kerja dengan cepat dapat mengetahui apabila terjadi kebakaran
C. Alat pencegah kebakaran.
- Instalasi permanen seperti fire hydrant system dan sprinkle otomatis.
- Pemakaian portable fire-extinguisher bagi daerah yang mudah dijangkau bila terjadi kebakaran. Jenis dan jumlahnya pada perencanaan pabrik ini dapat dilihat pada tabel VII.1.
Tabel VII.2. J enis dan J umlah Fir e-Extinguisher.
VII.2.2. Bahaya Kecelakaan
Karena kesalahan mekanik sering terjadi dikarenakan kelalaian pengerjaan
maupun kesalahan konstruksi dan tidak mengikuti aturan yang berlaku. Bentuk
kerusakan yang umum adalah karena korosi dan ledakan. Kejadian ini selain
mengakibatkan kerugian yang besar karena dapat mengakibatkan cacat tubuh
maupun hilangnya nyawa pekerja. Berbagai kemungkinan kecelakaan karena
mekanik pada pabrik ini dan cara pencegahan dapat digunakan sebagai berikut :
A. Vessel.
Kesalahan dalam perencanaan vessel dan tangki dapat mengakibatkan
kerusakan fatal, cara pencegahannya :
- Menyeleksi dengan hati-hati bahan konstruksi yang sesuai, tahan
korosi serta memakai corrosion allowance yang wajar. Untuk pabrik
pengecualian adanya seng dan tembaga. Bahan konstruksi yang
biasanya dipakai untuk tangki penyimpan, perpipaan dan peralatan
lainnya dalam pabrik ini adalah steel. Semua konstruksi harus sesuai
dengan standar ASME (America Society Mechanical Engineering).
- Memperhatikan teknik pengelasan.
- Memakai level gauge yang otomatis.
- Penyediaan man-hole dan hand-hole ( bila memungkinkan ) yang
memadai untuk inspeksi dan pemeliharaan. Disamping itu peralatan
tersebut harus dapat diatur sehingga mudah untuk digunakan.
B. Heat Exchanger.
Kerusakan yang terjadi pada umumnya disebabkan karena
kebocoran-kebocoran. Hal ini dapat dicegah dengan cara :
- Pada inlet dan outlet dipasang block valve untuk mencegah
terjadinya thermal expansion.
- Drainhole yang cukup harus disediakan untuk pemeliharaan.
- Pengecekan dan pengujian terhadap setiap ruangan fluida secara
sendiri-sendiri.
- Memakai heat exchanger yang cocok untuk ukuran tersebut.
Disamping itu juga rate aliran harus benar-benar dijaga agar tidak
terjadi perpindahan panas yang berlebihan sehingga terjadi
C. Peralatan yang bergerak.
Peralatan yang bergerak apabila ditempatkan tidak hati-hati, maka
akan menimbulkan bahaya bagi pekerja. Pencegahan bahaya ini dapat
dilakukan dengan :
- Pemasangan penghalang untuk semua sambungan pipa.
- Adanya jarak yang cukup bagi peralatan untuk memperoleh
kebebasan ruang gerak.
D. Perpipaan.
Selain ditinjau dari segi ekonomisnya , perpipaan juga harus ditinjau
dari segi keamanannya hal ini dikarenakan perpipaan yang kurang
teratur dapat membahayakan pekerja terutama pada malam hari,
seperti terbentur, tersandung dan sebagainya. Sambungan yang kurang
baik dapat menimbulkan juga hal-hal yang tidak diinginkan seperti
kebocoran-kebocoran bahan kimia yang berbahaya. Untuk
menghindari hal-hal tersebut, maka dapat dilakukan cara :
- Pemasangan pipa (untuk ukuran yang tidak besarhendaknya pada
elevasi yang tinggi tidak didalam tanah, karena dapat menimbulkan
kesulitan apabila terjadi kebocoran.
- Bahan konstruksi yang dipakai untuk perpipaan harus memakai
bahan konstruksi dari steel.
- Sebelum dipakai, hendaknya diadakan pengecekan dan pengetesan
perubahan suhu, begitu juga harus dicegah terjadinya over stressing
atau pondasi yang bergerak.
- Pemberian warna pada masing-masing pipa yang bersangkutan akan
dapat memudahkan apabila terjadi kebocoran.
E. Listr ik.
Kebakaran sering terjadi akibat kurang baiknya perencanaan instalasi
listrik dan kecerobohan operator yang menanganinya. Sebagai usaha
pencegahannya dapat dilakukan :
- Alat-alat listrik dibawah tanah sebaiknya diberi tanda seperti dengan
cat warna pada penutupnya atau diberi isolasi berwarna.
- Pemasangan alat remote shut down dari alat-alat disamping starter.
- Penerangan yang cukup pada semua bagian pabrik supaya operator
tidak mengalami kesulitan dalam bekerja.
- Sebaiknya untuk penerangan juga disediakan oleh PLN meskipun
kapasitas generator set mencukupi untuk penerangan dan proses.
- Penyediaan emergency power supplies tegangan tinggi.
- Meletakkan jalur-jalur kabel listrik pada posisi aman.
F. Isolasi.
Isolasi penting sekali terutama berpengaruh terhadap pada karyawan
dari kepanasan yang dapat mengganggu kinerja para karyawan, oleh
karena itu dilakukan :
- Pemakaian isolasi pada alat-alat yang menimbulkan panas seperti
reaktor, exchanger, kolom distilasi dan lain-lain. Sehingga tidak
mengganggu konsentrasi pekerjaan.
- Pemasangan isolasi pada kabel instrumen, kawat listrik dan
perpipaan yang berada pada daerah yang panas , hal ini dimaksudkan
untuk mencegah terjadinya kebakaran.
G. Bangunan Pabr ik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan bangunan pabrik
adalah :
- Bangunan-bangunan yang tinggi harus diberi penangkal petir dan
jika tingginya melebihi 20 meter, maka harus diberi lampu suar
(mercu suar).
VII.2.3. Bahaya Karena Bahan Kimia
Banyak bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Biasanya para
pekerja tidak mengetahui seberapa jauh bahaya yang dapat ditimbulkan oleh
bahan kimia seperti bahan-bahan berupa gas yang tidak berbau atau tidak
berwarna yang sangat sulit diketahui jika terjadi kebocoran. Untuk itu sering
diberikan penjelasan pendahuluan bagi para pekerja agar mereka dapat
mengetahui bahwa bahan kimia tersebut berbahaya.
Cara lainnya adalah memberikan tanda-tanda atau gambar-gambar pada
daerah yang berbahaya atau pada alat-alat yang berbahaya, sehingga semua orang
yang berada didekatnya dapat lebih waspada. Selain hal-hal tersebut diatas,
usaha-usaha lain dalam menjaga keselamatan kerja dalam pabrik ini adalah
memperhatikan hal-hal seperti:
1. Di dalam ruang produksi para pekerja dan para operator dilarang
merokok.
2. Harus memakai sepatu karet dan tidak diperkenankan memakai
sepatu yang alasnya mengandung logam.
3. Untuk pekerja lapangan maupun pekerja proses dan semua orang
yang memasuki daerah proses diharuskan mengenakan topi
pengaman agar terlindung dari kemungkinan kejatuhan
barang-barang dari atas.
4. Karena sifat alami dari steam yang sangat berbahaya, maka harus
disediakan kacamata tahan uap, masker penutup wajah dan sarung
BAB VIII
UTILITAS
Dalam sebuah pabrik, utilitas merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
mengingat saling berhubungan antara proses industri dengan kebutuhan utilitas
untuk proses tersebut. Dalam hal ini, utilitas dari suatu pabrik terdiri atas :
1. Unit Pengolahan Air
Unit ini berfungsi sebagai penyedia kebutuhan air pendingin, air proses,
dan air sanitasi.
2. Unit Pembangkitan Tenaga Listrik
Unit ini berfungsi sebagai penyedia kebutuhan listrik bagi alat-alat ,
bangunan, jalan raya, dan lain sebagainya.
3. Unit Bahan Bakar
Unit ini berfungsi sebagai penyedia kebutuhan bahan bakar bagi alat-alat,
generator , dan sebagainya.
4. Unit Pengolahan Limbah
Unit ini berfungsi sebagai pengolahan limbah pabrik baik limbah cair,
VIII.1. Sistem Pengolahan Air
Air adalah suatu zat yang banyak terdapat dialam bebas. Sesuai dengan
tempat sumber air tersebut berasal, air mempunyai fungsi yang berlainan, dengan
karakteristik yang ada. Air banyak sekali diperlukan didalam kehidupan, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Didalam pabrik ini , dibedakan menjadi 2 bagian utama dalam sistem
pengolahan air. Bagian pertama adalah unit pengolahan air sebagai unit penyedia
kebutuhan air dan unit pengolahan air buangan sebagai pengolah air buangan
pabrik sebelum dibuang ke badan penerima air.
Dalam pabrik ini sebagian besar air dimanfaatkan sebagai air proses dan
sebagai media perpindahan energi. Untuk melaksanakan fungsi tersebut, air harus
mengalami proses pengolahan terlebih dahulu sehingga pabrik dapat befungsi
dengan optimum , aman dan efisien.
Secara umum fungsi air di pabrik ini terbagi dalam beberapa sistem
pemakaian, masing-masing mempunyai persyaratan kualitas yang berbeda sesuai
dengan fungsi dan kegunaannya. Sistem pemakaian tersebut antara lain adalah :
1. Sebagai air sanitasi
2. Sebagai air pendingin
VIII.2. Unit Penyediaan Air
Air di dalam pabrik memegang peranan penting dan harus memenuhi
persyaratan tertentu yang disesuaikan dengan masing-masing keperluan di dalam
pabrik. Penyediaan air untuk pabrik ini direncanakan dari air sungai.
Air sungai sebelum masuk ke dalam bak penampung, dilakukan
penyaringan lebih dahulu dengan maksud untuk menghilangkan kotoran yang
bersifat makro dengan jalan memasang sekat-sekat kayu agar kotoran tersebut
terhalang dan tidak ikut masuk ke dalam tangki penampung (reservoir). Dari
tangki penampung kemudian dilakukan pengolahan (dalam unit water treatment).
Untuk menghemat pemakaian air, maka diadakan sirkulasi.
Air dalam pabrik ini dipakai untuk : 1. Air Sanitasi 2. Air pendingin 3. Air proses
VIII.2.1. Air Sanitasi
Air sanitasi untuk keperluan minum, masak, cuci, mandi dan sebagainya.
Berdasarkan S.K. Gubernur Jatim No.45/2002 , baku mutu air baku harian :
Parameter Satuan S.K. Guber nur
Suhu oC Suhu air normal (25-30oC)
Kekeruhan Skala NTU
Warna Unit Pt-Co
SS Ppm
pH 6 - 8,5
Alkalinitas ppm CaCO3
CO2 bebas ppm CO2
DO ppm O2 > = 4
Nitrit ppm NO2 Nihil
Tembaga ppm Cu 1
Kebutuhan air sanitasi untuk pabr ik ini adalah untuk :
- Karyawan, asumsi kebutuhan air untuk karyawan = 15 liter/hari per orang = 15 liter/hari per orang x 182 orang ≈ 4 m3/hari
Untuk kelancaran dan efisiensi kerja dari air pendingin, maka perlu diperhatikan persyaratan untuk air pendingin dan air umpan boiler : (Lamb : 302)
Karekteristik Kadar maximum (ppm)
Air Boiler Air Pendingin
Silica 0,7 50
Dissolved Solid 200 1000
Suspended Solid 0,5 5000
Hardness 0,07 850
Untuk menghemat air, maka air pendingin yang telah digunakan
didinginkan kembali dalam cooling tower, sehingga perlu sirkulasi air pendingin,
maka disediakan pengganti sebanyak 20% kebutuhan. Kebutuhan air pendingin :
No. Nama Alat Kode Alat CW (kg/jam) CW (lb/jam)
1 SILICA TOWER ( D - 220 ) 686 1513
2 COKE TOWER ( D - 230 ) 3396 7487
9000
Kebutuhan air pendingin total = 9000 lb/jam
Make-up water diambil 20% kebutuhan total = 20% x 9000 = 1800 lb/jam
COOLING TOWER (P – 283)
Fungsi : Mendinginkan air pendingin yang sudah terpakai.
Untuk keperluan ini digunakan cooling tower dengan spesifikasi sebagai berikut : Kapasitas = 9000 lb/jam = 99 m3/hari = 990000 lt/hari = 69 lt/mnt
T air masuk pada cooling tower = T1 = 45°C (average) T air keluar cooling tower = T2 = 30°C (fixed) Perbedaan suhu = 45°C – 30°C = 15°C
Berdasarkan perbedaan suhu (15°C) dan flow rate (69 lt/mnt), dari tabel spesifikasi Liang Chi Industry Co.Ltd., dipilih cooling tower model LBC-40 Spesifikasi :
Nama : Liang Chi Cooling tower
Tipe : LBC-40
Maksimum Flow Rate : 520 lt/mnt
Fan motor : 2,0 hp
Fan diameter : 0,97 m
Diameter : 1,76 m
Tinggi : 1,93 m
Electrical Supply : 380V / 50 Hz – 3 phase
VIII.2.3. Air Proses
Air proses untuk Absorber = 1393,9149 kg/j = 3074 lb/j
Air proses untuk Scrubber = 30,2048 kg/j = 67 lb/j
Air proses untuk Tangki Pengencer = 1349,7272 kg/j = 2976 lb/j
+
Kebutuhan Air proses = 6117 lb/j
Kebutuhan air proses = 6117 lb/jam = 98 cuft/jam = 3 m3/jam = 72 m3/hari
VIII.3. Unit Pengolahan Air (Water Treatment)
Air untuk keperluan industri harus terbebas dari kontaminan yang merupakan faktor penyebab terbentuknya endapan, korosi pada logam, dan lainnya. Untuk mengatasi masalah ini maka dari sumber air tetap memerlukan pengolahan sebelum dipergunakan.
Pr oses Pengolahan Air Sungai :
Air sungai dipompa ke bak penampung (A–210) yang terlebih dahulu dilakukan penyaringan dengan cara memasang serat kayu agar kotoran bersifat makro akan terhalang dan tidak ikut masuk dalam bak koagulasi-flokulasi (A– 220). Selanjutnya air sungai dipompa ke bak pengendapan (A–230). Pada bak pengendapan ini kotoran-kotoran akan mengendap membentuk flok-flok yang sebelumnya pada bak koagulasi flokulasi diberikan koagulan tawas.
Air kemudian ditampung pada bak air jernih (A–240) yang selanjutnya dilewatkan sand filter untuk menyaring kotoran yang masih terikat oleh air. Air bersih yang keluar ditampung ke bak penampung air bersih (A–252) untuk didistribusikan sesuai kebutuhan.
Dari perincian diatas, dapat disimpulkan kebutuhan air dalam pabrik : - Air Pendingin = 99 m3/hari ≈ 5 m3/jam
- Air Proses = 72 m3/hari ≈ 3 m3/jam - Air Sanitasi = 40 m3/hari ≈ 2 m3/jam
+
VIII.3.1. Spesifikasi Per alatan Pengolahan Air
1. Bak Penampung Air sungai (A – 210)
Fungsi : Menampung air sungai sebelum diproses menjadi air bersih. Bak berbentuk persegi panjang terbuat dari beton.
Rate volumetrik : 211 m3/hari
Ditentukan : Waktu tinggal : 1 hari
Tinggi : x m
Panjang = lebar : 2 x m
Volume bak penampung (direncanakan 80% terisi air) = 211 / 80% = 264 m3 Volume penampung = 4x3 = 264
sehingga, x = 4 m
Panjang = lebar = 2 x 4 = 8 m Spesifikasi :
Kapasitas : 264 m3
Bentuk : empat persegi panjang Ukuran : Panjang = 8,0 m Lebar = 8,0 m Tinggi = 4,0 m
Bahan konstuksi : Beton
Jumlah : 1 buah
2. Bak Koagulasi – Flokulasi (A – 220)
Fungsi : Tempat terjadinya koagulasi dengan penambahan Al2(SO4)3.18H2O untuk destabilisasi kotoran dalam air yang tak dikehendaki.