• Tidak ada hasil yang ditemukan

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI KOMUNITAS DJARUM BLACK CARDI SURABAYA (Studi Deskriptif Iklim Komunikasi Komunitas Djarum Black Car di Surabaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI KOMUNITAS DJARUM BLACK CARDI SURABAYA (Studi Deskriptif Iklim Komunikasi Komunitas Djarum Black Car di Surabaya."

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

di Surabaya

PROPOSAL

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syar atan Memperoleh Gelar Sar jana Pada Fisip UPN ”Veter an”

J awa Timur

Disusun Oleh :

Muhammad Fadilah

0643010035

YAYASAN KESEJ AHTERAAN, PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

Abstr ak

Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan dengan lancar dan berhasil, kurang atau tidak adanya komunikasi dalam organisasi dapat menyebabkan kemacetan atau tidak berjalan secara efektif. Cara seseorang membangun reaksi terhadap aspek organisasi menciptakan suatu iklim komunikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana iklim komunikasi organisasi di Djarum Black Car Community di Surabaya.

Untuk mengukur variabel Iklim Komunikasi Organisasi yaitu kepercayaan, pembuatan keputusan bersama, kejujuran, keterbukaan dalam komunikasi ke bawah, mendengarkan dalam komunikasi ke atas, Perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi. Populasi penelitian ini adalah para anggota Djarum Black car Surabaya yang berjumlah 50 orang (Djarum Black Car Community) dan teknik untuk menentukan sampel mengunakan metode total sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah Analisis Iklim Komunikasi.

Hasil dari penelitian ini adalah Nilai Iklim Komposit sebesar 0,1158. dari hasil tersebut menunjukkan iklim komunikasi pada Djarum Black Car Commmunity di Surabaya berada pada koefisien yang nilainya kurang dari 0,79, sehingga dikatakan Djarum Black Car Commmunity di Surabaya mempunyai iklim komunikasi yang negatif.

Kata kunci : Iklim Komunikasi Organisasi Absr ac

Good communication with an organization run smoothly and successfully, lack or absence of communication within organizations can lead to congestion or not working effectively. The way one builds a reaction to the organizational aspects of creating a climate of communication. The purpose of this study was to determine how the organization's communication climate in Djarum Black Car Community in Surabaya.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT, yang telah melimpahkan karunianya-Nya, sehingga penulisan dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana program studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik atas bantuan dari beberapa pihak. Pada kesempatan ini, perkenankan penulis menyampikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini. Dengan rasa hormat penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Juwito, S. Sos., MSi., selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu Dra. Herlina Suksmawati, MSi, selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu, membimbing dan mengarahkan penulis disela kesibukan beliau mengajar, guna penyusunan skripsi ini.

4. Semua dosen dan staff dosen Universitas Pembangunan Nasioanal ”Veteran” Jawa Timur.

(4)

6. Semua orang yang telah banyak membantu, memberikan saran dan kritik kepada penulis dan tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Penulis menyadari bahwa isi skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan guna meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya.

Surabaya, Juni 2012

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAKSI ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 8

2.1.1. Komunikasi ... 8

2.1.2. Fungsi Komunikasi ... 10

2.1.3. Strategi Komunikasi ... 11

2.1.4. Proses Komunikasi ... 12

2.1.5. Hambatan Komunikasi ... 13

2.2. Organisasi ... 18

2.2.1. Komunikasi Dalam Organisasi ... 19

(6)

2.2.1.2. Komunikasi Antarpersonal... 24

2.2.2. lklim Komunikasi Organisasi ... 26

2.3. Kerangka Berfikir ... 29

2.4. Hipotesis ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian ... 31

3.3.1. Iklim Komunikasi Organisasi ... 31

3.3.2. Pengukuran Variabel ... 31

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 35

3.2.1. Populasi ... 35

3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 35

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.4. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Objek Penelitian ... 41

4.1.1. Sejarah Djarum Black Car Commmunity Di Surabaya 41 4.1.2. Visi Dan Misi ... 43

4.1.3. Struktur Organisasi ... 44

4.2. Penyajian Data ... 44

4.2.1. Idenritas Responden ... 44

4.2.2. Kepercayaan... 46

(7)

4.2.4. Kejujuran ... 54

4.2.5. Keterbukaan Dalam Komunikasi Kebawah... 58

4.2.6. Mendengarkan Dalam Komunikasi Keatas ... 60

4.2.7. Perhatian Pada Tujuan-Tujuan Berkinerja Tinggi ... 62

4.3. Hasil Pengujian Dan Analisis ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Kesimpulan... 70

5.2. Saran ... 70

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 44

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 46

Tabel 4.4. Pertanyaan Tentang Kepercayaan (Vertikal) ... 47

Tabel 4.5. Pertanyaan Tentang Kepercayaan (Vertikal) ... 47

Tabel 4.6. Pertanyaan Tentang Keyakinan ... 48

Tabel 4.7. Pertanyaan Tentang Kredibilitas ... 49

Tabel 4.8. Pertanyaan Tentang Keikutsertaan Dalam Pengambilan Keputusan... 51

Tabel 4.9. Pertanyaan Tentang Perhatian Manajemen Organisasi ... 52

Tabel 4.10. Pertanyaan Tentang Tanggapan Manajemen Organisasi ... 53

Tabel 4.11. Pertanyaan Tentang Penyelesaian Konflik ... 54

Tabel 4.12. Pertanyaan Tentang Penyampaian Ide Dalam Kegiatan ... 55

Tabel 4.13. Pertanyaan Tentang Penyampaian Ide Dalam Manajemen... 56

Tabel 4.14. Pertanyaan Tentang Penyampaian Ide Dalam Manajemen... 57

Tabel 4.15. Pertanyaan Tentang Penyebaran Informasi... 58

Tabel 4.16. Pertanyaan Tentang Mengkomunikasikan Kebijakan ... 59

Tabel 4.17. Pertanyaan Tentang Tanggapan Pihak Manajemen... 60

Tabel 4.18. Pertanyaan Tentang Penerimaan Pihak Manajemen ... 61

(9)

Tabel 4.20. Pertanyaan Tentang Komitmen Dalam menghasilkan Suasana Nyaman ... 63 Tabel 4.21. Pertanyaan Tentang Komitmen Dalam Menghasilkan

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ... 30 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Djarum Black Car Commmunity Di

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Rekapitulasi Jawaban Responden Lampiran 3 Input Data

Lampiran 4 Tabel Frequensi Lampiran 5 Hasil Perhitungan Niki

(12)

1.1.Latar Belakang Masa lah

Setiap organisasi selalu ingin terus mengembangkan organisasinya, untuk selalu dapat mengembangkan organisasi, tentu harus dapat meningkatkan komunikasi di dalam organisasinya dengan cara mengeluarkan semua ide yang ada pada dirinya untuk kemajuan organisasi.

Komunikasi adalah suatu proses untuk menyampaikan (ide, pesan, gagasan) dari satu pihak ke pihak lain agar saling mempengaruhi di antara keduanya, komunikasi dapat dilakukan secara lisan atau ferbal yang dapat dimengerti oleh kedua pihak. Komunikasi dapat di katakan terdiri dari suatu rangkaian yang saling berhubungan dengan tujuan akhir yang mempengarui perilaku, sikap dan kepercayaan. Kegagalan dalan berkomunikasi sering timbul karena hambatan dalam proses komunikasi. Cruden dan Sherman (1976) mengklasifikasi hambatan komunikasi kedalam tiga aspek; hambatan teknis, hambatan sematik, hambatan manusiawi. Permasalahan bisa terjadi antara anggota dengan anggota dalam sebuah organisasi, bisa juga ketua dari organisasi memiliki suatu permasalahan dengan anggota organisasi. Dengan adanya masalah seperti ini akan menimbulkan kesulitan dalam kemajuan dan perkembangan organisasi.

(13)

pemimpin dan suatu oganisasi perlu memahami dan meningkatkan kemampuan komunikasinya.

Komunikasi dalam organisasi justru timbul dari adanya kebutuhan anggota organisasi untuk saling mempengaruhi di dalam kehidupan bermasyarakat guna mencapai hasil tertentu komunikasi dalam organisasi justru timbul dari adanya kebutuhan anggota organisasi untuk saling mempengaruhui di dalam kehidupan mansyarakat guna mencapai hasil tertentu. Komukasi efektif sangat penting pada setiap tingkat di dalam setiap organisasi dan berfungsi untuk mencapai sasaran secara efektif. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi dalam organisasi maupun komunitas dapat macet atau tidak berjalan organisasi tersebut.

Cara seseorang membangun reaksi terhadap aspek organisasi menciptakan suatu iklim komunikasi. Iklim komunikasi merupakan keadaan karakteristik yang terjadi dilingkungan kerja yang dianggap mempengaruhi perilaku orang yang dalam organisasi tersebut. Iklim komunikasi juga merupakan gabungan dari persepsi-persepsi suatu evaluasi secara makro mengenai peristiwa komunikasi perilaku seseorang, harapan-harapan, konflik-konflik antar personal dan kesempatan bagi pertumbuhan organisasi.

(14)

perhatian yang besar bagi kesehatan dan keselamatan bagi karyawanya, dan mendirikan koperasi bagi karyawanya. PT. Djarum Black juga mempunyai atau memperakasai sebuah komunitas yang disebut dengan Djarum Black Car Community. Dari sini peneliti tertarik mengadakan penelitian tentang iklim Komunikasi Organisasi pada Djarum Black Car Community Surabaya. Komunitas Djarum Black Car yaitu sebuah organisasi yang mewadai bagi pemilik dan pecinta mobil warna hitam yang diprakasai oleh PT. DJARUM BLACK atau

disebut BCC (Black Car Community). Djarum Black Car Community terdiri dari berbagai macam organisasi pecinta Djarum Black Car Community di seluruh Indonesia.

(15)

pengurus dan kurang kekompakan antara anggota dengan pengurusnya dalam mengadakann kegiatan baik internal maupun eksternal. Karena kurangnya interaksi komunikasi yang terjalin dari pimpinan ke anggota komunitas maupun sebaliknya antar sesama anggotanya.

(16)

membuat kelompok sendiri. Dampak dari masalah tersebut menyebabkan munculnya perpecahan dan antar anggota di dalam Djarum Black Car Community tersebut. Dengan adanya perpecahan tersebut, berbagai informasi penting yang menyangkut kelangsungan organisasional dari komunitas tersebut menjadi terganggu karena masing-masing anggota komunitas cenderung individual dan dan berkelompok-kelompok tidak lagi menjadi satu-kesatuan sebagai organisasi.

Berdasarkan permasalahan tersebut, proses komunikasi serta terciptanya iklim komunikasi organisasi yang baik memegang peranan yang sangat penting dalam suatu organisasi. Proses-proses interaksi yang terlibat dalam perkembangan iklim komunikasi organisasi juga memberi andil pada beberapa pengaruh penting dalam restrukturisasi, reorganisasi, dan dalam menghidupkan kembali unsur-unsur dasar organisasi. lklim komunikasi yang kuat dan positif seringkali menghasilkan praktik-praktik pengelolaan dan pedoman organisasi yang lebih mendukung. Keharmonisan hubungan dalam suatu organisasi merupakan hal yang penting bagi kelancaran pelaksanaan tugas. Hubungan yang harmonis dalam suatu organisasi, dapat dicapai apabila terjalin suatu komunikasi yang baik antara karyawan dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja.

(17)

Iklim komunikasi merupakan gabungan dari persepsi-persepsi suatu evaluasi secara makro mengenai peristiwa komunikasi perilaku seseorang, harapanharapan, konflik-konflik antar personal dan kesempatan bagi pertumbuhan organisasi. Pentingnya iklim komunikasi karena berhubungan dengan konteks organisasi dengan konsep-konsep, perasaan-perasaan dan harapan-harapan anggota organisasi serta membantu memahami perilaku anggota organisasi. "Poole mengatakan bahwa iklim memiliki sifat-sifat yang selalu tumpang tindih dengan konsep budaya” (Sudianto, 2005:10).

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang terjadi dalam Komunitas Djarum Black Car di Surabaya tersebut serta ditunjang pentingnya penelitian tentang iklim komunikasi dalam sebuah organisasi, maka dalam penelitian ini penulis akan mencoba untuk melakukan penelitian dengan judul "Iklim Komunikasi Organisasi Komunitas Djarum Black Car di Surabaya"

(18)

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikandi atas, maka rumusan masalah dlam penelitian ini adalah "Bagaimanakah iklim komunikasi organisasi Djarum Black Car Community di Surabaya"?

1.3.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana iklim komunikasi organisasi di Djarum Black Car Community di Surabaya

1.4.Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis

Penelitian diharapkan dapat memberikan ciri ilmiah pada sebuah penelitian dengan mengaplikasikan teori-teori, khususnya teori-teori. Komunikasi tentang proses komunikasi dan dampaknya terhadap iklim organ isasi

2. Manfaat Praktis

(19)

2.1. Landasan Teor i 2.1.1. Komunikasi

Menurut Djamarah (2004:11), secara etimologi atau menurut asal katanya istilah komunikasi bersaral dari bahasa latin, yaitu communicatio, yang mengakar katanya adalah communis, tetapi bukan partaikomunis dalam kegiatna politik. Arti communis disini adalah sama, dalam arti sama kata sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal.

Komunikasi didefinisikan secara luas sebagai ”berbagi pengalaman” sampai batas tertentu, setiap makhluk dapat dikatakan melakukan komunikasi dalam pengertian berbagi pengalaman (Mulyana, 2001:42).

Komunikasi berlangsung bila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan. Di sini pengertian diperlukan agar komunikasi dapat berlangsung, sehinga hubungan mereka itu bersifat komunikatif. Sebaliknya, jika tidak ada pengertian, komunikasi tidak berlangsung, hubungan antara orang-orang itu dikatakan tidak komunikatif. Cruden dan Sherman (1976) mengklasifikasi hambatan komunikasi ke dalam tiga aspek: hambatan teknis, hambatan sematik dan hambatan manusiawi.

(20)

pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi pernyataan dinamakan pesan, orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator sedangkan orang yang menerima pernyataan diberi nama komunikan. Untuk tegasnya komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan (Effendy, 2003, p.28).

Agar komunikasi berlangsung dengan baik, pesan yang merupakan perangsang bagi seorang penerima, harus dikirim dan diterima. Pesan-pesan tersebut dapat berupa hal yang dapat didengar, dilihat, dirasakan, dibaui, atau gabungan dari hal-hal tersebut. Komunikasi tidak harus menggunakan mulut, melainkan juga dapat menggunakan gerak isysarat, sentuhan, bau-bauan, salam halnya dengan menggunakan suara (Winarso, 2005, p.9).

(21)

2.1.2. Fungsi Komunikasi

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperolah kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan mem upuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita berkerjasama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, RW, desa, kota dan negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.

(22)

2.1.3. Str ategi Komunikasi

Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis dilakukan, dalam arti bahwa pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi (Effendy, 2003:3).

Strategi komunikasi sangat penting dalam komunikasi, karena berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh strategi komunikasi. Dilain pihak, tanpa strategi komunikasi, media massa yang semakin modern kini banyak dipergunakan, karena mudahnya diperoleh dan relatif mudahnya dioperasionalkan, bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh negatif (Effendy, 2003:299).

Apakah tujuan sentral strategi komunikasi menurut R. Wayne Pace, et al dalam Effendy (2005:32), menyatakan bahwa tujuan sentral kegiatan komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama, yaitu:

To secure understansing, yaitu memastikan bahwa komunikasi mengerti pesan yang diterimanya. Andaikata is sudah dapt mengeti dan menerima, maka penerimaannya itu harus dibina (to estabilish acceptance), pada akhirnya kegiatan dimotivasikan (to motivate action).

(23)

motivate action). Strategi komunikasi sudah tentu bersifat makro yang dalam

prosesnya berlangsung secara vertikal piramida.

Akan tetapi, bagaimanapun memang ada baiknya apabila tujuan kernunikasi itu dinyatakan secara tegas-tegas sebelum komunikasi dilancarkan. Sebab ini menyangkut khalayak sasaran (target audience) yang dalam strategi komunikasi secara makro perlu dibagi-bagi menjadi kelompok saaran (target groups). Peliknya masalah target audience dan target groups ini ialah karena

berkaitan dengan aspek-aspek sosiologis, psikologis, dan antropologis, mungkin pula politis dan ekonomis (Effendy, 2005:33).

Dengan demikian, orang yang menyampaikan pesan, yaitu komunikator, ikut menentukan berhasilnya komunikasi. Dalam hubungan ini faktor soruce credibility komunikator memegang peranan yang sangat penting. Istilah kredibilitas ini adalah istilah yang menunjukkan nilai terpadu dari keahlian dan kelayakan dipercaya.

2.1.4. Pr oses Komunikasi

(24)

dipergunakan antara lain, kial (gerakan anggota tubuh, gambar, warna, lukisan, grafik, dan lain-lain), diantara sekian banyak lambang yang biasa digunakan dalam komunikasi adalah bahasa, sebab bahasa dapat menunjukkan pernyataan yang dan kongkret juga abstrak, baik yang terjadi pada saat sekarang maupun masa lalu dan masa yang akan datang (Effendy, 2004:6). Dalam komunikasi yang paling penting ialah bagaimana caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan.

Dalam menyusun suatu strategi komuniksi untuk dioperasikan dengan taktik-taktik komunikasi sebagai penjabaran, pertama-tama ia harus menghayati proses komunikasi yang akan ia lancarkan. Dalam proses komunikasi harus berlangsung secara "berputar", tidak "melurus"; ini berarti identik sebagai ekspresi dari panduan dan peristiwa yang kemudian berbentuk pesan, setelah sampai kepada komunikan, harus diusahakan agar efek komunikasinya dalam bentuk tanggapan harus menjadi umpan balik. Dengan kata lain perkataan komunikator harus tahu efek atau akibat dari komunikasi yang dilancarkannyaitu; apakah positif sesuai dengan tujuan, ajakah negatif. Jika setelah dievaluasi umpan batik komunikasinya itu positif, maka pola komunikasi yang sama dapat dipergunakan lagi untuk pesan lain yang harus dikomunikasikan, bila ternyata negatif, pada gilirannya harus diteliti faktor-faktor penghambat yang menyebabkan kegagalan komunikasinya itu (Effendy, 2003:310).

2.1.5. Hambatan Komunikasi

(25)

melakukan komunikasi yang sebesar-besarnya efektif. Ada banyak hambatan yang bisa merusak komunikasi. Berikut ini adalah beberapa hambatan komuniksi yang harus menjadi perhatian bagi komunikator kalau ingin komunikasinya sukses.

1. Gangguan

Ada dua jenis ganngguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya dapat diklarifikasikan sebagi gangguan mekanik dan gangguan semantik.

a. Gangguan mekanik (mechanical, channel noise)

Yang dimaksud dengan gangguan mekanik ialah gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik. Sebagai contoh, ialah gangguan suara ganda (interferensi) pada pesawat radio disebabkan dua pemancar yang berdempetan gelombangnya, gambar meliuk-liuk atau berubah-ubah pada layar televisi, atau huruf yang tidak jelas, jalur huruf yang hilang atau berbalik, atau halaman yang sobek pada Surat kabar.

Termasuk gangguna mekanik pula adalah bunyi mengaung pada pengeras suara atau riuh hadirin atau bunyi kendaraan lewat ketika seseorang berpidato dalam suatu pertemuan.

b. Gangguan semantik (semantic noise)

(26)

akan lebih banyak gangguan semantik dalam pesannya. Gangguan semantik terjadi dalam salah pengertian.

Pada hakikatnya orang-orang yang terlibat dalam komuniksi menginterpretasikan bahasa yang menyalurkan suatu pesan dengan barbagai cara; karena itu mereka mempunyai pengertian yang berbeda. Seorang komunikasi mungkin menerima suatu pesan denan jelas sekai, baik secara mekanik maupun secara phonetik, secara fisik berlaku dengan keras dan jelas, tetapi disebabkan kesukaran pengertian (gangguan semantik) komunikasi menjadi gagal.

Semantik adalah pengetahuan mengenai pengetian kata-kata yang sebenarnya atau perubahan pengertian kata-kata. Lambang kata yang sama, mempunyai pengertian yang berbeda untuk orang-orang yang berlainan. Ini disebabkan dua jenis pengertian mengenai kata-kata, ada yang mempunyai pengertian denotatif dan ada yang mempunyai pengertian konotatif.

Pengertian denotatif (denotatif meaning) adalah pengertian suatu perkataan yang lazim terdapat dalam kamus yang secara umum diterima oleh orang-orang dengan bahasa dan kebudayaan yang sama.

Pengertian konotatif (conotative meaning) adalah pengertian yang bersifat emosional latar belakang dan pengalaman seseorang.

(27)

bersahabat, dan panjang ingatan. Tetapi untuk orang-orang lainnya, perkataan anjing mengkonotasikan binatang yang menakutkan dan berbahaya.

Pekataan demokrasi secar konotatif untuk bangsa Amerika lain dengan bangsa Rusia, lain pula dengan bangsa Indonesia dan banyak contoh lain. Karena itu Bahasa merupakan komponen penting dalam komuniksi, sebab dengan adanya faktor konotasi tersebut komunikasi bisa gagal.

2. Kepentingan

Internet atau kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu pesan. Orang hanya akan memperhatikan perangsang yang ada hubungannya dengan kepentingannya. Apabila kita tersesat dalam hutan dan beberapa hari tak menemui makanan sedikitpun, maka kita akan lebih memperhatikan perangsang-perangsang yang mungkin dapat dimakan daripada lain-lainnya. Andaikata dalam situasi demikian kita dihadapkan pada pilihan antara makanan dan sekantong berlian, maka pastilah kita akan memilih makanan. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita saja tetapi juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran dan tingkah laku kita, merupakan sifat reaktif terhadap segala perangksang yagn tidak bersesuaian atau bertentangan dengan suatu kepentingan.

Setiap peraturan yang dikeluarkan, apakah itu mengenai perburuhan,

(28)

merasa dirugikan. Pihak yang berkepentingan biasanya tidak mengajukan tanggapan denga alasan yang sungguh-sungguh, tetapi seringkali mengetengahkan argumentasi dan alasan tersembunyi (disguised argumentation and reasons).

3. Motivasi Terpendam

Motivation atau motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya.

Keinginan, kebutuhan dan kekurangan seseorang berbeda dengan orang lainnya, dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat, sehingga karenanya motivasi itu berbeda dalam intensitasnya. Demikian pula intensitas tanggapan sseorang terhadap suatu komunikasi.

(29)

sekali dilakukan karena si pegawai itu berkeinginan baik pangkat, ingin menyenangkan hati atasannya, dan lain sebagainya.

4. Prasangka

Prejudice atau prasangka merupakan salah satu rintangan atau

hambatan berat bagi suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang

mempunyai prasangka belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang

komunikator yang hendak melancarkan komunikasi. Dalam prasangka, emosi

memaksa kita untuk menarik kesimpulan atas dasar prasangka tanpa

menggunakan pikiran yagn rasional. Emosi seringkali membutakan pikiran dan

pandangan kita terhadap fakta yang nyata bagaimanapun, oleh karena sekali

prasangka itu sudah mencekam, maka seseorang tak akan dapat berpikir secara

objektif akan dinilai negatif. Prasangka bukan saja dapat terjadi terhadap suatu

ras, seperti yang sering kita dengar, melainkan juga terhadap agama, pendirian

politik, kelompok, pendek kata suatu perangsang yang dalam pengalaman

pernah memberi kesan yang tidak enak.

2.2.Or ganisasi

Organisasi menurut Manullang dalam Hasibuan (1999:24) dalam arti

dinamis adalah suatu proses penetapan dan pembagian pekerjaan yang akan

dilakukan, pembatalan tugas dan tanggung jawab serta wewenang serta penetapan

(30)

dapat bekerja bersama-sama dan seefektif mungkin untuk pencapaian tujuan.

Sedangkan menurut Hasibuan (1999:24) bahwa organisasi adalah suatu system

perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang

bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi merupakan alat dan

wadah saja.

Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan (Robbins, 1990:4).

Sebuah organisasi mempunyai batasan yang relatif dapat diidenfikasi. Batasan dapat berubah dalam kurun waktu tertentu dan tidak terlaku jelas, namunsebuah batasan yang nyata harus ada agar kita dapat membedakan antara anggota dan bukan anggota. Orang-oarng di dalam organisasi

2.2.1. Komunikasi Dalam Organisasi

Adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurang atau tidak adanya komunikasi organisasi dapat macet atau tidak berjalan secara efektif. Komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua organisasi. Oleh karena itu, seorang pemimpin dan suatu oganisasi perlu memahami dan meningkatkan kemampuan komunikasinya (Arifin, Amirullah dan Fauziah, 2003:139).

(31)

lebih tidak efetkif lagi apabila tidak dibarengi dengan anjuran-anjuran secara pribadi, komunikasi organisasi terjadi kapanpun setidaknya tidaknya satu orang yang menduduki jabatan dalam suatu organisasi, analisis komunikasi organisasi menyangkut penelahaan atas banyak transaksi yang terjadi secara simultan. Sistem tersebut menyangkut hubungan untuk menyatakan kesamaan fikiran dan perilaku yang telah diatur dengan kebijakan (Sudianto, 2005).

2.2.1.1. Komunikasi Inter per sonal

Sebagai makhluk social, kita merasa perlu berhubungan dengan orang lain. Kita memerlukan hubungan dan ikatan emsional dengan mereka. Kita memerlukan pengakuan mereka atas keberadaan dan kemampuan kita. Kita membutuhkan persetujuan dan dukungan atas perilaku dan hidup kita.

Komunikasi dengan kenalan, teman, sahabat, pacar atau satu lawan satu, disebut komunikasi antarpersonal (interpersonal communication). Komunikasi interpersonal adalah "interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, di mana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula". Kebanyakan komunikasi interpersonal berbentuk verbal disertai ungkapan-ungkapan non verbal dan dilakukan secara lisan.

(32)

dapat semakin mengenal. Karena itu juga komunikasi dapat semakin mendalam sifatnya. Berkat komunikasi interpersonal, seorang kenalan pada akhirnya dapat menjadi sahabat. (Hardjana, 2003:85).

Komunikasi interpersonal didefinisikan oleh Joseph A. Devito (1989) dalam Effendy (2003:59) sebagai suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika".

Pentingnya situasi komunikasi interpersonal ialah karena prosesnya memungkinkan berlangsung secara dialogis. Komunikasi yang berlansung secara dialogis selalu lebih baik daripada secara monologis. Monolog menunjukkan suatu bentuk komunikasi di mana seseorang berbicara, yang lain mendengarkan, jadi tidak terdapat interaksi. (Effendy, 2003:60).

Komunikasi interpersonal sangat penting bagi kebahagiaan hidup. Johnson (1981) dalam Supratiknya (2008:9) menunjukkan beberapa peranan yang disumbangkan oleh komunikasi interpersonal dalam rangka menciptakan kebahagiaan hidup manusia.

(33)

Kedua, identitas atau jati-diri kita terbentuk dalam dan lewat komunikasi dengan ornag lain, secara sadar maupun tidak sadar kita mengamati, memperhatikan dan mencatat semua dalam hati semua tanggapan yang diberikan oleh orang lain terhadap diri kita. Kita menjadi tahu bagaimana tanggapan orang lain tentang diri kita.

Ketiga, dalam memahami realitas di sekeliling kita serta menguji kebenaran kesan-kesan dan pengertian yang kita miliki tentang dunia di sekitar kita, kita perlu membandingkannya dengan kesan-kesan dan pengertian orang lain tentang realitas yang sama.

Keempat, kesehatan mental kita sebagian besar juga ditentukan oleh kualitas komunikasi atau hubungan kita dengan orang lain. Bila hubungan dengan orang lain diliputi berbagai masalah, maka tentu kita akan menderita merasa sedih, cemas, frustasi.

(34)

pesan yang diterima. Dari sini terjadilah koherensi dalam komunikasi balk antara pesan yang disampaikan dan umpan balik yang diberikan, maupun dalam keseluruhan komunikasi. (Hardjana, 2003:88).

Bila kita berinteraksi dengan orang lain, biasanya kita ingin mencapai dampak tertentu, merangsang munculnya gagasan-gagasan tertentu, menciptakan kesan-kesan tertentu, atau menimbulkan reaksi-reaksi perasaan tertentu dalam diri orang lain tersebut. Kadnag-kadang kita berhasil mencapai semuanya itu, namun adakalanya gagal. Artinya, kadnag-kadang orang memberikan reaksi terhadap tingkah laku dengan cara yang sangat berbeda dari yang kita harapkan. (Supratiknya, 2008:24).

Keefektifan dalam hubungan antarpribadi ditentukan oleh kemampuan kita untuk mengkomunikasikan secara jelas apa yang ingin kita sampaikan, emnciptakan kesan yang kita inginkan, atau mempengaruhi orang lain sesuai kehendak kita. (Supratiknya, 2008:24).

Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi antarpribadi dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan. opini, dan perilaku komunikan. Karena komunikasi umumnya berlangsung secara tatap muka. Oleh karena dengan komunikan itu sating bertatap muka, maka terjadilan kontak pribadi. Ketika menyampaikan pesan, umpan batik berlangsung seketika, pada saat itu tanggapan komunikan terhadap pesan yang dilontarkan, ekpresi wajah, dan gaya bicara. (Effendy, 2003:62).

(35)

rayuan. Tetapi komunikasi persuasif antarpribadi seperti itu hanya digunakan kepada komunikan yang potensial saja, artinya tokoh yang mempunyai jajaran dengan pengikutnya atau maka buahnya dalam jumlah yang sangat banyak, sehingga apabila is berhasil diubah sikapnya atau ideologinya, maka seluruh jajaran mengikutinya. (Effendy,2003:62).

2.2.1.2. Komunikasi Antar per sonal

Car. Komunikasi merupakan suatu alat yang sangat penting didalam manajemen. G. R. Terry mengibaratkan komunikasi dalam manajemen sebagai minyak pelumas agar proses manajemen dapat berjalan lancar. Komunikasi yang ada dalam suatu organisasi biasanya adalah komunikasi antar personal. Komunikasi antar personal itu sendiri adalah komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa orang (Depari dan Mac Andrew, 1978). Jadi, komunikasi antar personal itu merupakan suatu proses pemberitahuan sesuatu dari satu orang kepada orang lain atau beberapa orang.

(36)

semua rencana-rencana, instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, saran-saran, motivasimotivasi dan sebagainya, hanya akan tinggal diatas kertas. Dengan kata lain pekerjaan akan menjadi simpang siur dan kacau balau sehingga tujuan peruahaan kemungkinana besar tidak akan tercapai (www.papuaweb.org/unipa/)

Kegiatan komunikasi antar personal daapt dibagi menjadi 2 (dua), yaitu komunikasi vertikal dan komunikasi horisontal:

1. Komuniksi Vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas, adalah komunikasi dari pimpinan ke bawahan dan dari bawahan ke pimpinan secara timbal balik, komuniksi dua arab. Dalam komunikasi vertikal tersebut pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, penjelasan-penjelasan dan lain-lain kepada bawahanya. Dalam hal ini bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan dan sebagainya kepada pimpinan. Komunikasi dua arab secara timbal balik sangat penting bagi manajemen, karena jika hanya satu arah saja dari atas ke bawah, maka manajemen tidak akan berlangsung dengan baik. Ketua komunitas Djarum Black Car Surabaya memberi informasi serta arahan kepada anggota komunitas Djarum Black Car menganai kegiatan yang akan di selenggarakan.

(37)

untuk bekerja dengan baik guna mencapai tujuan organisasi. Selain itu, komunikasi antar personal yang berjalan dengan baik, juga akan memotivasi seseorang untuk ikut bergabung dalam organisasi tersebut. seorang anggota komunitas Djarum Black Car memberikan informasi kepada anggota lain, dalam hal kegiatan yang akan diselenggarakan komunitas Djarum Black

2.2.2. lklim Komunikasi Organisasi

Iklim komunikasi organisasi merupakan situasi dalam lingkungan kerja di suatu organisasi secara keseluruhan. Perusahaan yang memiliki iklim komuniksi organisasi yang baik dapat digunakan sebagai indikasi bahwa perusahaan tersebut memiliki citra yang baik. Iklim ini dibentuk dari pola interaksi yang intens antar anggota organisasi (semua pegawai) dengan lingkungan yang penuh persahabatan, saling mendengarkan, menghargai dan kepercayaan yang tinggi akan menuju ke arah iklim yang baik.

Iklim komuniksi organisasi dibentuk dari interaksi karyawan dalam mempersepsi aturan, kebijakan dan nilai yang akan ada dalam organissi tersebut. Iklim organisasi yang akan dilihat dari 6 faktor, yaitu: kepercayaan, pengambilan keputusan bersama, kejujuran, keterbukaan dalam komunikasi ke bawah dan mendengarkan dalam komunikasi ke atas serta perhatian pada tujuan berkinerja tinggi.

(38)

tumpang tindih dengan konsep budaya (Sudianto, 2005:10).

Suatu fase yang menunjukkan tujuan dengan menggambarkan suatu kiasan yang sering berhubungan dengan suasana. Cara seseorang membangun reaksi terhadap aspek organisasi menciptakan suatu iklim komunikasi. Iklim komunikasi merupakan gabungan dari persepsi-persepsi suatu evaluasi secara makro mengenai peristiwa komunikasi perilaku seseorang, harapan-harapan, konflik-konflik antar personal dan kesempatan bagi pertumbuhan organisasi (Sudianto, 2005).

Kepentingan komunikasi dalam pengurusan organisasi memang sesuatu yang sukar dinafikan. Kajian Mintzberg (1973) menunjukkan 80 persen masa yang digunakan oleh para pengurus adalah untuk berinteraksi dengan orang lain secara bertatap muka, merangkumi interaksi dengan subordinat, rakan sekerja, pegawai atasan, pelanggan dan pembekal. Kajian-kajian lain juga (lihat, Frank & Brownwel1,1989; Schnake, Dumler, Cochran & Barnett,1990; Pace & Faules, 1994 ; dan Apker, Ford & Fox, 2003) menunjukkan bahwa ketua atau pengurus organisasi menggunakan masa kerja antara 50 persen hingga 90 persen untuk berkomunikasi dengan subordinat mereka. Aktivitas berkomunikasi ini dilakukan adalah yang bertujuan untuk menggerakkan anggota kerja ke arah pencapaian manfaat organisasi ataupun manfaat peribadi. Dalam usaha tersebut, kaedah yang sering digunakan adalah melalui proses interaksi, kumpulan dan organisasi. Dengan demikian karakteristik interaksi yang dilakukan oleh anggota kerja organisasi akan memberi dampak kepada iklim komunikasi (Mohammed, 2007).

(39)

perlaksanaan proses kerja yang selaras dengan maklumat organisasi. Sebaliknya pula, sekiranya iklim komunikasi yang dilakukan bersifat defensif, yang bersifat tertutup, akan menjadi penghalang kepada ahli organisasi untuk memberikan usaha yang terbaik.

Enam faktor yang mempengaruhi iklim komunikasi organisasi berdasarkan Peterson dan Pace (1976), sebagai berikut :

1.Kepercayaan

Kepercayaan yang dimaksud adalah personel di semua tingkat harus berusaha keras untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang di dalamnya kepercayaan, keyakinan dan kredibilitas didukung oleh pernyataan dan tindakan.

2.Pembuatan keputusan bersama

Pembuatan keputusan bersama yang dimaksud adalah bagaimana personal berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai permasalahan yang dihadapi dan mencari jalan keluar, sehingga semua personel organisasi diberikan kesempatan untuk berperan serta dalam proses pembuatan keputusan dan penetapan tujuan. 3.Kejujuran

Kejujuran yang dimaksud adalah bagimana personel dapat atau mampu mengtakan dan menyampaikan ide yang ada secara terbuka kepada manajemen atau sebaliknya. Sehingga tidak ada kesalahpahaman di masing-masing anggota.

4.Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah

Keterbukaan dalam komuniksi ke bawah yang dimaksud adalah bagaimana personel mampu secara terbuka mengkoordinasi dan suatu kegiatan atau personel yang lainnya supaya inforamsi yang diterima dapat di sebarluaskan dengan terbuka.

(40)

Mendengarkan dalam komunikasi ke atasan yang dimaksud adalah bagaimana personel merasa bahwa inforamsi yang dimiliki dianggap penting oleh manajemen, sehingga manajemen berkenan untuk mendengarkan masukan dari personel a dengan pikiran yang terbuka.

6.Perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi

Perhatian pada tujuan berkinerja tinggi yang dimaksud adalah bagaimana personel menunjukkan komitmen pada organisasi untuk menciptakan suasana organisasi yang nyaman. Sehingga tujuan dari organisasi dapat tercapai didukung oleh semua anggota organisasi tersebut.

2.3. Ker angka Ber fikir

Pada saat ini banyak sekali berdiri organisasi-organisasi, hal itu bisa dilihat dari semakin maraknya organisasi yang bermunculan. Dengan keadaan seperti ini tentu masyarakat juga ingin bergabung dengan oerganisasi-organisasi tersebut baik organisasi masyarakat, organisasi keagamaan maupun organisasi yang lain.

Bagi organisasi yang ingin maju dan berkembang tentu harus mempunyai komunikasi yang baik antara anggota dengan anggota, maupun antar anggota dengan ketua dari organisasi tersebut. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang kompleksitasnya jelas terlihat dari jenis peringkat, bentuk dan jumlah interaksi yang berlaku. Proses dalam organisasi adalah salah satu faktor penentu dalam mencapai organisasi yang efektif. Salah satu proses yang akan selalu terjadi dalam oraganisasi apapun adalah proses komunikasi. Melalui organisasi terjadi pertukaran informasi, gagasan, dan pengalaman, mengingat peranya yang penting dalam menunjang kelancaran berorganisasi, maka perhatian yang cukup perlu dicurahkan untuk mengelola komunikasi organisasi.

(41)

berbagai permasalahan yang ada di dalam Komunitas Djarum Black Car Surabaya seperti kurang berjalannya komunikasi antara ketua komunitas dengan para anggota dan jajaranya, hal itu di indikasikan dari kurangnya waktu untuk bertemu dan berdikusi dengan angggota lainya beserta pengurus dan kurang kekompakan antara anggota dengan pengurusnya. Jika terjadi persoalan internal antara anggota komunitas itu sendiri yang menyangkut nama baik komunitas di masyarakat maupun komunitas Djarum Blck Car yang lain, para anggota tidak dapat menyelesaikan masalah tersebut sehingga masalah tersebut tidak ada titik temunya dan berlarut-larut karena tidak adanya jalinan komunikasi yang baik antara para anggota dengan ketua dan pengurus anggota.

Gambar 2.1. Ker angkaBerfikir 2.4.Hipotesis

Diduga bahwa Iklim Komunikasi Organisasi pada Komunitas Djarum Black Car Di Surabaya Negatif.

Komunikasi Interpersonal: Komunikasi interpersonal adalah "interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima pesan dapat menerima dan menaggapi secara langsung pula.

Komunikasi Antarpersonal: komunikasi antar personal itu merupakan suatu proses pemberitahuan sesuatu dari satu orang kepada orang lain atau beberapa orang.

Iklim Komunikasi Organisasi

(42)

3.1. Definisi Operasional dan pengukuran Var iabel 3.1.1. Iklim Komunikasi Or ganisasi

Iklim komunikasi organisasi merupakan situasi dalam lingkungan kerja disuatu organisasi secara keseluruhan. Iklim komunikasi organisasi dibentuk dari interaksi anggota yang terdapat di dalamnya dalam mempersepsi aturan, kebijakan dan nilai yang akan ada dala organisasi tersebut. Iklim komunikasi organisasi yang akan dilihat dari 6 faktor, yaitu: kepercayaan, pengambilan keputusan bersama, kejujuran, keterbukaan dalam komunikasi ke atas serta tujuan pada berkinerja yang tinggi.

3.1.2. Pengukuran Var iabel

Indikator yang digunakan untuk mengukur dari keenam variabel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan dari Peterson dan Pace (1976), sebagai berikut :

1. Kepercayaan

Kepercayaan yang dimaksud adalah bagaimana para angota club dapat mengembangkan dan mempertahankan hubungan.

Indikator :

a.Kepercayaan: sejauhmana bentuk kepercayaan anggota kepada organisasi sehingga anggota tersebut memiliki loyalitas yang tinggi terhadap organisasi.

(43)

c.Kredibilitas: sejauhmana kredibilitas yang ditunjukkan oleh anggota kepada organisasi.

2. Pembuatan keputusan bersama

Pembuatan keputusan bersama yang dimaksud adalah bagaimana anggota berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai permasalahan yang dihadapi dan mencari jalan keluar, sehingga semua anggota organisasi diberikan kesempatan untuk berperan serta dalam proses pembuatan keputusan dan penetapan tujuan.

Indikator :

a.Komitmen anggota dalam pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen.

b.Komitmen anggota yang tinggi menghasilkan suasana organisasi yang nyaman dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan organisasi.

c.Komitmen anggota yang tinggi menghasilkan keakraban yang baik dalam pencapaian tujuan organisasi.

3. Kejujuran

Kejujuran yang dimaksud adalah bagimana anggota dapat atau mampu mengAtakan dan menyampaikan ide yang ada secara terbuka kepada manajemen atau sebaliknya. Sehingga tidak ada kesalahpahaman di masing-masing anggota.

a.Penyelesaian konflik yang terjadi antara pihak manajemen dengan para anggota dalam organisasi.

(44)

4. Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah

Keterbukaan dalam komuniksi ke bawah yang dimaksud adalah bagaimana anggota mampu secara terbuka mengkoordinasi dan suatu kegiatan atau anggota yang lainnya supaya inforamsi yang diterima dapat di sebarluaskan dengan terbuka.

Indikator :

a.Penyebarluasan atau penyampaian informasi kepada seluruh anggota mulai dari tingkat ketua sampai anggota.

b.Pihak manajemen mengkomunikasikan setiap kebijakan yang dikeluarkan yang menyangkut organisasi.

5. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas

Mendengarkan dalam komunikasi ke atasan yang dimaksud adalah bagaimana anggota merasa bahwa inforamsi yang dimiliki dianggap penting oleh manajemen, sehingga manajemen berkenan untuk mendengarkan masukan dari anggota dengan pikiran yang terbuka.

Indikator :

a.Tanggapan dari pihak manajemen mengenai informasi yang disampaikan oleh anggota kepada pihak manajemen.

b.Penerimaan pihak manajemen atas gagasan yang disampaikan oleh anggota dalam kaitannya dengan pembuatan keputusan.

6. Perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi

(45)

organisasi yang nyaman. Sehingga tujuan dari organisasi dapat tercapai didukung oleh semua anggota organisasi tersebut.

Indikator :

a.Komitmen anggota dalam pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen.

b.Komitmen anggota yang tinggi menghasilkan suasana organisasi yang nyaman dalam hubunanya dengan pencapaian tujuan organisasi.

Skala pengukuran yang digunakan adalah Likert. Skala ini hanya mengelompokkan peristiwa dalam katagori tertentu. Angka yang digunakan tidak menunjukkan kedudukan suatu katagori terhadap katagori lain melainkan hanya sekedar kode saja. Dalam penelitian ini pertanyaan dengan jawaban penelitian berdasarkan pengaruh angka atau jawaban ”5” adalah nilai tertinggi dan pertanyaan dengan jawaban nilai terkecil atau negatif diberi angka ”1”.

Kode-kode berikut untuk menafsirkan simbol-simbol numerik pada kuesioner.

5 Sangat baik, yang menunjukkan penilaian yang jujur, pernyataan ini

merupakan gambaran kondisi organisasi yang sebenarnya.

4 Baik, yang menunjukkan gambaran kondisi dalam organisasi lebih banyak

benarnya daripada salahnya.

3 Kurang baik, yang menunjukkan gambaran kondisi dalam organisasi

(46)

2 Tidak baik, yang menunjukkan gambaran kondisi dalam organisasi lebih

banyak salahnya daripada benarnya.

1 Sangat tidak baik, yang menunjukkan gambaran kondisi dalam organisasi

(Pace & Faules, 2006:158).

Pengujian keandalan internal iventaris iklim komunikasi menunjukkan koefisien berkisar antara 0,8 - 0,97 yang umumnya dianggap memuaskan dan dapat dikatakan memiliki iklim organisasi yang positif. Koefisien berkisar kurang dari 0,79 yang umumnya dianggap kurang memuaskan atau dapat dikatakan memiliki iklim organisasi yang negatif (Pace & Faules, 2006:157). Iklim komunikasi yang positif artinya iklim organisasi pada Djarum Black Car Community memiliki iklim organisasi yang positif. Iklim komunikasi yang negatif artinya iklim organisasi pada Djarum Black Car Community memiliki iklim organisasi yang negatif.

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penar ikan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-ciriya akan diduga. Populasi penelitian ini adalah para anggota Djarum Black car Surabaya yang berjumlah 50 orang (Djarum Black Car Community).

3.2.2. Sampel dan Teknik Penar ikan Sampel

(47)

tersebut, yaitu para anggota Djarum Black Car Community Surabaya yang berjumlah 50 orang.

3.3. Tek nik Pengumpulan Data

Jenis data yang dipakai pada penelitian ini adalah data primer dan data skunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden. Dalam hal ini, responden memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang telah disediakan peneliti. Penjelasannya adalah sebagai berikut : 1. Jenis Data

a.Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung pada tempat penelitian yang baerupa hasil jawaban dari responden atas pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner.

b.Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan secara tidak langsung melalui organisasi yang bersangkutan, dalam hal ini adalah Djarum Black Car Surabaya.

2. Sumber Data

Sumber data penelitihan ini adalah berupa data internal yaitu data yang diperoleh dari dalam organisasi yaitu yang ada dalam Djarum black Car Surabaya.

3. Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data primer dan sekunder penulis menggunakan beberapa metode dalam mengumpulkan data yaitu :

(48)

Untuk mendapatkan data primer dan sekunder, penulis menggunakan beberapa metode dalam pengumpulkan data, yaitu :

b.Dokumentasi

Untuk memperoleh data sekunder dipergunakan cara penatatan dari dokumen yang berhubungan dengan penelitihan ini.

3.4. Tek nik Analisis Data

Untuk mengukur nilai-nilai indicator iklim komunikasi kerja dalam organisasi, penulis menggunakan rumus mi;ik R. Wayne Pace.

1. Untuk mengukura Nilai Iklim Komposit (NIK) digunakan rumus:

NIK =

2. Untuk mengukur Nilai Iklim Kepercayaan (NIT) digunakan rumus: NIT =

N1 = pertanyaan mengenai kepercayaan

3. Untu k mengu ku rn Nilai Pengamb ilan Keputusan Partisp atif ( NIP)

N2 = pertanyaan mengenai Pengamb ilan Keputusan Partispatif 4. Untuk mengukur Nilai Kejujuran (NIJ) digunakan rumus:

NIJ = 3

3 N

N4 = pertanyaan mengenai Kejujuran 4

(49)

5. Untuk mengukur Nilai Keterbukaan Dalam Komunikasi Ke Bawah (NIB)

N5 = pertanyaan mengenai Keterbukaan Dalam Komunikasi Ke Bawah 6. Untuk mengukur Nilai Keterbukaan Dalam Komunikasi Ke Atas (NIA)

N6 = pertanyaan mengenai Keterbukaan Dalam Komunikasi Ke Atas

7. Untuk mengukur Nilai Perhatian Pada Tujuan Berkinerja Tinggi (NIPBT) digunakan rumus :

N7 = pertanyaan mengenai Perhatian Pada Tujuan Berkinerja Tinggi

Untuk mengukur indicator-indikator yang mempengaruhi iklim komunikasi organisasi, pertanyaan-pertanyaan mengenai iklim komunikasi organisasi akan digabungkan dianalisa secara deskriptif.

(50)

komunikasi yang koefisienya berkisar antara 0,8-0,97 dapat dikatakan positif, sedangkan yang berkisar 0,79 ke bawah dapat dikatakn negatif.

Penilaian dan analisis iventaris Iklim Komunikasi dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Nilai Iklim Komposisit, untuk memperoleh nilai iklim komposisit individu (NIKI), jumlahkan keenam respon individu kemudian bagi dengan 17 pertanyaan yang ada. Hasil rata-rata umum memberikan nilai iklim komposisit (NIK) bagi setiap responden. Hasil yang didapatkan dalam Iklim Komposit Organisasi (NIKO).

2. Nilai Iklim Kepercayaan, untuk memperoleh nilai iklim Kepercayaan kalikan hasil dari item hasil pertanyaan dengan nilai skor yang ditentukan kemudian dibagi dengan jumlah pertanyaan, untuk memperoleh nilai kepercayaan gabungan, nilai individu dibagi dengan jumlah total responden.

3. Nilai Pengambilan Keputusan Partisipatif. untuk memperoleh nilai iklim Pengambilan Keputusan Partisipatif, kalikan hasil dari item hasil pertanyaan dengan nilai skor yang ditentukan kemudian dibagi dengan jumlah pertanyaan. Untuk memperoleh pembuatan keputusan partisipatif gabungan nilai individu dibagi dengan jumlah total responden.

(51)

5. Nilai Keterbukaan Dalam Komunikasi, untuk memperoleh nilai iklim Keterbukaan Dalam Komunikasi kalikan hasil dari item hasil pertanyaan dengan nilai skor yang ditentukan kemudian dibagi dengan jumlah pertanyaan. Untuk memperoleh Keterbukaan Dalam Komunikasi gabungan nilai individu dibagi dengan jumlah total respnden

6. Nilai Mendengarkan Dalam Komunikasi Ke Atas, untuk memperoleh nilai iklim Mendengarkan Dalam Komunikasi Ke Atas, kalikan hasil dari item hasil pertanyaan dengan nilai skor yang ditentukan kemudian dibagi dengan jumlah pertanyaan. Untuk memperoleh Mendengarkan Dalam Komunikasi Ke Atas gabungan nilai individu dibagi dengan jumlah total responden 7. Nilai Perhatian Untuk Tujuan Berkinerja Tinggi, untuk memperoleh nilai

(52)

4.1. Gambar an Objek Penelitian

4.1.1. Sejar ah Djar um Black Car Commmunity Di Sur abaya

Awal mula berdirinya komunitas Djarum Black Car Community di Surabaya pada saat itu diprakarsai oleh beberapa anak muda yang memang suka dengan kendaraan berwarna hitam yang bernama BCC (Black Car Community). lalu komunitas ini mencoba mencari anggota baru untuk bisa terus eksis di dunia otomotif Surabaya. Pada September 2006 dengan berbekal anggota yang tidak lebih dari 10 mobil mendapatkan tawaran dari PT. Djarum selaku pemilik produk Djarum Black untuk bisa mengembangkan komunitas ini. PT. Djarum mensupport komunitas Djarum Black Car Surabaya dalam seluruh kegiatan yang dilaksanakan.

Dalam periode 1 tahun perekrutan member awal itu, kami berusaha untuk mendapatkan personil yang kami nilai mempunyai misi dan visi yang sejalan degan AD/ART kami untuk membentuk team awal tidak mudah dan banyak tantangan. Karena pada saat itulah, arah dan tujuan komunitas ini dibentuk serta dikukuhkan oleh PT. Djarum Dso Surabaya Barat dan nama komunitas berubah menjadi Djarum Black Car Community Surabaya.

(53)

memprioritaskan member yang memiliki loyalitas, solidaritas, dedikasi dan sumbangsih demi kemajuan DBCC Surabaya di masa yang akan datang.

Kami memperoleh kepercayaan dari PT. Djarum DSO Surabaya Timur selaku Dewan Pembina Komunits DBCC Surabaya untuk bekerja sama mengurus penerimaan anggota baru sesuai dengan target keanggotaan dengan bimbingan seorang PK (Promosi Khusus) dari PT. DJARUM untuk memantau kegiatan DBCC Surabaya. Pihak PT. DJARUM hanya menilai dari kendaraan yang sesuai dengan kriteria mereka dan mengesahkan anggota tersebut apabila anggota itu direkomendasikan oleh kami pihak DBCC Surabaya.

Adapun kegiatan komunitas DBCC Surabaya tidak hanya kumpul-kumpul, komunitas DBCC Surabaya sering mengikuti kegiatan perlombaan kejuaraan nasional slalom dan rally kota yang dihelat di kota Surabaya, tidak lupa juga kegiatan sosial lainnya, antara lain kegiatan rutin untuk mengunjungi panti-panti asuhan yang ada di wilayah kota Surabaya. Kegiatan ini merupakan kegiatan bulanan dari komunitas DBCC Surabaya. Selain kegiatan yang disebutkan diatas komunitas DBCC Surabaya juga pernah menjadi salah satu komunitas percontohan untuk segi berkendara di jalan dengan aman dan tertib dengan bekerja sama dengan Polrestabes Surabaya. Komunitas DBCC Surabaya juga ikut mengajak masyarakat kota Surabaya untuk tertib berkendara dan selalu Safety Riding dalam program kegiatan Djarum Black Car Community Surabaya pelopor

(54)

4.1.2. Visi Dan Misi 1.Visi

a. Sebagai organisasi untuk mengembangkan dan memperkenalkan dunia otomotif.

b. Menjadi organisasi yang memiliki kesadaran sosial tinggi

c. Mempererat tali persaudaraan antar sesama klub mobil khususnya dan masyarakat pada umumnya

d. Menjadikan Djarum Black Car Community sebagai wadah organisasi otomotif yang bermuatan positif

e. Diharapkan untuk menjadi contoh bagi masyarakat dalam beretika berkendaraan yang baik dan benar sesuai dengan peraturan lalu lintas yang berlaku

2. Misi

a. Menjaga tali persaudaraan antar sesama klub otomotif khususnya dan masyarakat pada umumnya.

b. Menghimpun dan mempersatukan seluruh pemakai atau pemilik Car diwilayah Nusantara tanpa memandang dari pada perbedaan suku, agama, ras dan golongan yang sesuai dengan asas negara Republik Indonesia yaitu Pancasila dan undang-undang dasar 45.

(55)

4.1.3. Str uktur Or ganisasi

Gambar 4.1.

Str uktur Or ganisasi Djarum Black Car Commmunity Di Surabaya

4.2. Penyajian Data

4.2.1. Identitas Responden

Identitas responden adalah data-data yang diperoleh berdasarkan karakteristik responden yang meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir. Dan selengkapnya tertera pada tabel berikut :

Tabel 4.1.

Kar akter istik Responden Ber dasar kan Usia

No Usia J umlah Pr osentase %

1 17-25 tahun 20 40

2 26-34 tahun 10 20

3 35-43 tahun 5 10

4 > 43 tahun 15 30

Total 50 100

(56)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 100 orang responden sebagian besar adalah responden yang berusia 17-25 tahun, sebanyak 20 orang atau 40%. Responden yang berada pada rentang usia 26-34 tahun sebanyak 10 orang atau sebesar 20%, sedangkan responden yang berusia 35-43 tahun hanya 5 orang atau 5%, dan responden yang berusia > 43 tahun sebanyak 15 orang atau sebesar 30%. Dengan banyaknya responden yang berusia 17-25 tahun, hal ini dikarenakan anggota Djarum Black Car Commmunity lebih banyak anak mudah yang suka dengan otomotif dan modifikasi mobil serta kegiatan touring yang sering dilakukan oleh klub tersebut.

Tabel 4.2.

Kar akter istik Responden Ber dasar kan J enis Kelamin No J enis Kelamin J umlah Pr osentase %

1 Laki-laki 46 92

2 Perempuan 4 8

Total 50 100

Sumber : Kuesioner I No.2

(57)

Tabel 4.3.

Kar akter istik Responden Ber dasarkan Pendidikan Ter akhir

No Pendidikan

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berpendidikan terakhir S1 yakni sebanyak 17 orang atau sebesar 34%, Responden dengan pendidikan terakhir Diploma

sebanyak 10 orang atau 20%. Sedangakn untuk pendidikan terakhir S2 dan S3

masing-masing sebanyak 12 dan 11 orang atau sebesar 24%, dan 22 %.

Banyaknya anggota yang berpendidikan akhir S1 karena kebanyakan dari mereka sudah bekerja dan mempunyai penghasilan sendiri untuk membiayai modifikasi mobil mereka, yang bisa diketahui biaya modifikasi mobil relatif mahal. Begitu pula dengan pendidikan terakhir S2, S3 dan Diploma mereka juga mempunyai

penghasilan untuk membiayai modifikasi mobil.

4.2.2. Keper cayaan

Pada bagian kepercayaan akan diuraikan hasil jawaban dari angggota Djarum Black Car Commmunity Di Surabaya dalam menjalin suatu hubungan dengan anggota lainya.

1. Kepercayaan

(58)

Tabel 4.4.

Per ta nyaan Tentang Keper cayaan (Ver tikal) No J awaban J umlah Pr osenta se % dalam penelitian ini menjawab baik terhadap pertanyaan tentang kepercayaan anggota Djarum Black Car Community terhadap organisasi. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya responden yang memilih jawaban baik sebanyak 24 orang atau sebesar 48%. Responden yang menjawab sangat baik sebesar 20 orang atau 40%, sedangkan responden yang menjawab kurang baik sebesar 6 orang atau 6%. Dengan banyaknya responden yang menjawab baik karena suasana yang tercipta pada Djarum Black Car Community sudah sangat baik, baik antara pimpinan kepada anggota maupun sebaliknya. Kepercayaan yang sangat baik ini menciptakan loyalitas yang tinggi terhadap organisasi.

Tabel 4.5.

(59)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini menyatakan baik terhadap pertanyaan tentang rasa kepercayaan antar sesama anggota Djarum Black Car Commmunity. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya responden yang memilih jawaban baik sebanyak 25 orang atau 50%. Sedangkan responden yang menjawab sangat baik sebanyak 12 orang atau 24%, sedangkan responden yang menjawab kurang baik sebanyak 13 orang atau 26%. Dengan banyaknya responden yang memberikan jawaban baik karena adanya kepercayaan yang tinggi antar

sesama anggota, hubungan yang terjalin baik dengan sesama anggota dan

saling mempercayai satu dengan lainya dengan terjalinnya hubungan yang

baik maka dapat meningkatkan kualitas hubungan antar anggota club,

sehingga menimbulkan loyalitas kepada Djarum Black Car Commmunity.

2. Keyakinan

Rekapitulasi jawaban dari penyebaran kuesioner yang diberikan kepada responden anggota Djarum Black Car Commmunity Di Surabaya untuk mengetahui tingkat keyakinan anggota terhadap organisasi dalam membangun hubungan baik antar anggota, terangkum pada tabel berikut ini :

Tabel 4.6.

(60)

Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa sebagaian besar responden dalam penelitian menjawab baik terhadap pertanyaan tentang keyakinan anggota Djarum Black Car Commmunity Di Surabaya. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya responden yang memilih jawaban baik sebanyak 18 orang atau 36%, sedangkan yang memilih jawaban sangat baik sebanyak 15 orang atau 30% dan yang menjawab kurang baik sebanyak 17 orang atau 34%. Dengan banyaknya responden yang diberikan jawaban baik karena responden percaya dan yakin bahwa para anggota organisasi Djarum Black Car Commmunity Di Surabaya dapat membangun hubungan yang baik dengan pihak pengurus organisasi.

3. Kredibilitas

Rekapitulasi jawaban para responden yang di peroleh dari penyebaran kuesioner yang diberikan kepada para responden yang anggota Djarum Black Car Commmunity Di Surabaya untuk mengetahui sejauhmana tingkat kredibilitas yang ditunjukkan oleh anggota kepala organisasi, seperti terangkum pada tabel berikut ini :

Tabel 4.7.

Per ta nyaan Tentang Kr edibilitas (Ver tikal)

No J awaban J umlah Pr osenta se %

1 Sangat Tidak Baik 0 0

2 Tidak Baik 0 0

3 Kurang Baik 11 22

4 Baik 21 42

5 Sangat Baik 18 36

Total 50 100

(61)

Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa sebagaian besar responden dalam penelitian ini memberikan jawaban baik terhadap pernyataan tentang keyakinan anggota Djarum Black Car Commmunity Di Surabaya, hal tersebut dapat derlihat dari banyaknya responden yang memilih jawaban baik yaitu sebanyak 21 orang atau 21%, sedangkan yang memilih jawaban sangat baik sebesar 18 orang atau 36% dan yang menjawab kurang baik sebesar 11 orang atau 22%. Dengan banyaknya responden yang menjawab baik, karena para anggota Djarum Black Car Commmunity Di Surabaya akan selalu menunjukkan kredibilitas yang tinggi kepada organisasi.

4.2.3. Pembuatan Keputusan Ber sama

Pada bagian ini akan diuraikan hasil jawaban anggota Djarum Black Car Commmunity Di Surabaya. Tentang pembuatan keputusan yang diambil secara bersama-sama dan bagaimana anggota berkomunikasi mengenai permasalahan yang dihadapi dan mencari jalan keluar.

1. Keikutsertaan Dalam Pengambilan Keputusan

(62)

Tabel 4.8.

Per tanyaan Tentang Keikutser taan Dalam Pengambilan Keputusan No J awaban J umlah Pr osenta se %

Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa sebagaian besar responden dalam penelitian ini memberikan jawaban baik tentang pengambilan keputusan di Djarum Black Car Commmunity Di Surabaya. Hal tersebut terlihat dari banyaknya responden yang memilih jawaban baik yaitu sebanyak 25 orang atau 50%, sedangkan yang memilih jawaban sangat baik sebanyak 15 orang atau 30% dan yang menjawab kurang baik yaitu sebanyak 10 orang atau 20%. Hal tersebut menunjukkan bahwa para anggota Djarum Black Car Commmunity Di Surabaya selalu dilibatkan dalam pengambilan keputusan dalam mencari pemecahan masalah dalam organisasi. Sehingga semua anggota organisasi diberikan kesempatan untuk berperan serta dalam proses pembuatan keputusan dan penetapan tujuan dalam organisasi.

2. Perhatian Manajemen Organisasi

(63)

Tabel 4.9.

Per tanyaan Tentang Per hatian Manajemen Or ganisasi No J awaban J umlah Pr osenta se %

Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa sebagaian besar responden dalam penelitian ini memberikan jawaban baik terhadap pernyataan tentang perhatian manajemen organisasi di Djarum Black Car Commmunity Di Surabaya. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya responden yang memilih jawaban baik sebanyak 31 orang atau 62%, sedangkan yang memilih jawaban sangat baik sebanyak 16 orang atau 32% dan yang menjawab kurang baik yaitu sebanyak 3 orang atau 6%. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengurus organisasi Djarum Black Car Commmunity selalu memperhatikan setiap keluhan dari setiap anggotanya, sehingga para anggota Djarum Black Car Commmunity sudah merasa ada hubungan kekeluargaan dalam organisasi tersebut.

3. Tanggapan Manajemen Organisasi

(64)

Tabel 4.10.

Per tanyaan Tentang Tanggapan Manajemen Or ganisasi No J awaban J umlah Pr osenta se %

1 Sangat Tidak Baik 0 0

2 Tidak Baik 0 0

3 Kurang Baik 8 16

4 Baik 21 42

5 Sangat Baik 21 42

Total 50 100

Sumber : Kuesioner No : 3

Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa sebagaian besar responden dalam penelitian ini memberikan jawaban baik terhadap pernyataan mengenai tanggapan manajemen organisasi di Djarum Black Car Commmunity Di Surabaya, hal tersebut terlihat dari banyaknya

responden yang memilih jawaban baik yaitu sebanyak 21 orang atau 42%, sedangkan yang memilih jawaban sangat baik sebanyak 21 orang atau 42% dan yang menjawab kurang baik yaitu sebanyak 8 orang atau 16%. Dengan banyaknya jawaban baik dan sangat baik yang diberikan oleh responden tersebut, menunjukkan bahwa para pengurus Djarum Black Car Commmunity selalu menanggapi keluhan yang dikeluarkan oleh para

(65)

4.2.4. Kejujuran

Pada bagian kejujuran akan diuraikan hasil jawaban anggota Djarum Black Car Commmunity tentang kejujuran para anggota termasuk manajemen dalam mengatakan dan menyampaikan ide yang ada secara terbuka kepada manajemen atau sebaliknya.

1. Penyelesaian Konflik

Rekapitulasi jawaban dari penyebaran kuesioner yang diberikan kepada responden anggota mengenai penyelesaian konflik yang terjadi antara pihak manajemen dengan para anggota dalam organisasi, terangkum pada tabel berikut ini :

Tabel 4.11.

Per tanyaan Tentang Penyelesaian Konflik

No J awaban J umlah Pr osenta se %

(66)

Car Commmunity selalu dapat menyelesaikan konflik yang terjadi antara pihak pengurus dengan para anggota organisasi apabila terjadi suatu permasalahan dalam organisasi.

2. Penyampaian Ide Dalam Kegiatan

Rekapitulasi jawaban dari penyebaran kuesioner yang diberikan kepada responden anggota mengenai penyampaikan ide secara terbuka kepada anggota dalam melaksankan kegiatan, terangkum pada tabel berikut ini :

Tabel 4.12.

Per ta nyaan Tentang Penyampaian Ide Dalam Kegiatan No J awaban J umlah Pr osenta se %

(67)

anggota dalam pelaksanakan kegiatan. Sehingga para anggota seluruhnya mengetahui tentang ide yang disampaikan oleh manajemen dan dalam pelaksanaanya dapat berjalan dengan lancar.

3. Penyampaian Ide Dalam Manajemen

Rekapitulasi jawaban dari penyebaran kuesioner yang diberikan kepada responden anggotamengenai penyampaian ide secara terbuka dari anggota kepada pihak manajemen, terangkum pada tabel berikut ini :

Tabel 4.13.

Per tanyaan Tentang Penyampaian Ide Dalam Manajemen No J awaban J umlah Pr osenta se %

Gambar

Gambar 2.1. KerangkaBerfikir
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini memberikan jawaban mengetahui mengenai pertanyaan yang diajukan oleh peneliti

Iklim komunikasi organisasi dapat diputuskan sifatnya berdasarkan persepsi-persepsi pesan yang terjadi di dalam organisasi tersebut, seperti yang dijelaskan di

kelompok responden (laki-laki dan perempuan menyatakan setuju bahwa iklim komunikasi organisasi di perusahaan memadai, Berdasarkan pada perbandingan jawaban mengenai

Iklim komunikasi organisasi dapat diputuskan sifatnya berdasarkan persepsi-persepsi pesan yang terjadi di dalam organisasi tersebut, seperti yang dijelaskan di

( Studi Deskriptif Mengenai Iklim Komunikasi Organisasi Bagian Redaksional Di Media Cetak Harian PT. Jawa Pos Surabaya

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber... Iklim organisasi yang kuat dan positif seringkali menghasilkan

Iklim komunikasi organisasi dapat diputuskan sifatnya berdasarkan persepsi-persepsi pesan yang terjadi di dalam organisasi tersebut, seperti yang dijelaskan di

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tentang iklim komunikasi organisasi yang ada di DPD Partai Golkar Kota Surabaya sehingga akan meningkatkan partisipasi