Pada Cover Majalah Tempo edisi 19-25 Desember 2011)
S K R I P S I
Disusun oleh :
Diaz Rachmanto
NPM. 0743010299
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN ” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
Pada Cover Majalah Tempo edisi 19-25 Desember 2011)
Diajukan Oleh :
Diaz Rachmanto
NPM. 0743010299
Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 13 Juni 2012
Tim Penguji :
Pembimbing Ketua
Dr s. Syaifuddin Zuhr i M.Si J uwito, S.Sos, M.Si NPT. 370 069 400 351 NPT. 367 049 500 361
Sekretaris
Dr s. Syaifuddin Zuhr i M.Si NPT. 370 069 400 351
Anggota
Dr . Catur Suratnoaji, M.Si NPT. 368 049 400 281
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi
Diaz Rachmanto, PEMAKNAAN KARIKATUR NUNUN NURBAETI PADA COVER MAJ ALAH TEMPO (Studi Semiotika pemaknaan kar ikatur “Mafia Di Balik Nunun” Pada Cover Majalah Tempo edisi 19-25 Desember 2011)
Penelitian ini mengarahkan perhatian pada makna yang tersirat di dalam pesan yang disampaikan dalam karikatur “Nunun Nurbaeti” pada cover majalah Tempo edisi 19-25 Desember 2011. Peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan analisis makna semiotika terhadap karikatur tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori segitiga makna milik Charles Sanders Pierce dengan tiga kategori tersebut adalah ikon, indeks, dan simbol.
Sumber atau teori yang terdapat ada penelitian ini antara lain : teori segitiga makna Charles Sanders Pierce, Kritik sosial, Komunikasi Politik, kartun editorial, karikatur sebagai proses komunikasi. Sumber atau teori tersebut digunakan sebagai dasar atau acuan dalam pembahasan penelitian.
Hasil penelitian pemaknaan karikatur Nunun Nurbaeti pada ilustrasi cover depan Majalah Tempo edisi 19-25 Desember 2011 merupakan referensi dari fenomena yang terjadi di tengah masyarakat kita. Dipilihnya tampilan ilustrasi demikian karena dianggap dapat mewakili keseluruhan hal dari isi yang terdapat di dalam majalah Tempo. Tampilan pemaknaan karikatur Nunun Nurbaeti tersebut, diharapkan mampu menyampaikan pesan yang diinginkan komunikator dalam hal ini adalah majalah Tempo.
Kata Kunci: Ilustrasi Cover, Semiotik, Pemaknaan Karikatur, Nunun Nurbaeti
ABSTRACT
DIAZ RACHMANTO, MEANING CARICATURE MAGAZINE COVER TO NUNUN NURBAETI TEMPO (Semiotics studies pur por t ca r icatur e " Mafia Behind Nunun" On issue of Tempo Magazine Cover 19 to 25 December 2011)
This study draws attention to the meaning implied in the message conveyed in the cartoon "Nunun Nurbaeti" on the issue of Tempo magazine cover 19 to 25 December 2011. Researchers used a qualitative descriptive method with semiotic analysis of the meaning of the cartoons. In this study, researchers used a triangular theory of Charles Sanders Pierce's significance to the three categories are icons, indexes, and symbols.
Sources or the theory that there are no studies include: the theory of Charles Sanders Pierce triangle of meaning, social criticism, political communication, editorial cartoons, caricatures as the communication process. Source or theory is used as a basis or reference in the discussion of the research.
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pemaknaan Kar ikatur Nunun Nur baeti Pada Cover Majalah
Tempo (Studi Semiotika pemak naan kar ikatur “Mafia Di Balik Nunun”
Pada Cover Majalah Tempo edisi 19-25 Desember 2011)” dengan baik.
Skripsi penelitian ini penulis susun untuk memenuhi persyaratan dalam
menyelesaikan program Ujian Skripsi Penelitian setiap mahasiswa Jurusan Ilmu
Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Bersama dengan terselesaikannya penyusunan skripsi penelitian ini, penulis
telah berusaha dan menganalisa sesuai dengan kemampuan penulis, dan
kesemuanya tidak lepas dari bimbingan serta saran- saran dari Bapak
Drs. Saifuddin Zuhri, M.Si selaku Dosen Pembimbing serta berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Hj. Suparwati, Msi. selaku Dekan Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak/ Ibu dosen serta staf karyawan Jurusan Ilmu Komunikasi fakultas
6. Sahabat- sahabat atas dukungan, bantuan dan kesetiakawanannya
Penulis menyadari bahwa skripsi penelitian ini masih jauh dari sempurna,
sehingga kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan. Akhir kata
semoga skripsi penelitian ini dapat bermanfaat bagi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surabaya, 31 Mei 2012
LEMBAR PERSETUJ UAN DAN PENGESAHAN UJ IAN SKRIPSI i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
ABSTRAKSI/ ABSTRACT ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 11
1.3. Tujuan Penelitian ... 11
1.4. Kegunaan Penelitian ... 12
BAB II KAJ IAN PUSTAKA ... 13
2.1. Landasan Teori ... 13
2.1.1. Media Cetak ... 13
2.1.2. Majalah ... 14
2.1.2.1 Majalah Sebagai Media Massa ... 15
2.1.3. Ilustrasi Cover Majalah ... 17
2.1.4. Makna judul ... 18
2.1.6. Konsep Ekspresi Wajah ... 24
2.1.7. Makna Pose Berdiri ... 29
2.1.8. Konsep Mulut dan Telinga Tertutup ... 29
2.1.9. Makna Baju ... 32
2.1.10. Konsep Rambut dan Jenis- jenisnya ... 33
2.1.11. Makna Bayangan ... 39
2.1.12. Makna Background... 39
2.1.13. Rubrikasi ... 40
2.1.14. Font ... 40
2.1.14.1 Jenis –Jenis Font ... 43
2.1.14.2 Karakteristik Jenis Font ... 44
2.1.15 Pemaknaan Warna ... 46
2.1.16. Komunikasi Nonverbal ... 51
2.1.16.1 Definisi Komunikasi Nonverbal ... 51
2.1.16.2 Jenis- jenis komunikasi nonverbal ... 51
2.1.16.3 Fungsi Komunikasi Nonverbal ... 54
2.1.17 Pendekatan Semiotika ... 56
2.1.18. Semiotika Charles S. Pierce ... 58
3.2. Korpus ... 64
3.3. Unit Analisis ... 65
3.3.1. Ikon (icon) ... 65
3.3.2. Indeks (index) ... 66
3.3.3. Simbol (symbol) ... 66
3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 67
3.5. Teknik Analisis Data ... 67
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 70
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian dan Penyajian Data ... 70
4.1.1. Pemaknaan Terhadap Karikatur “Mafia di Balik Nunun” ... 70
4.1.2. Majalah Tempo ... 71
4.2. Penyajian Data ... 73
4.3. Analisis Pemaknaan Karikatur “Mafia di Balik Nunun” ... 79
4.3.1. Ikon ... 79
4.3.2. Indeks ... 83
4.3.2. Simbol ... 88
5.2. Saran ... 95
DAFTAR PUSTAKA ... 96
Halaman
Gambar 2.1. Hubungan Tanda, Objek dan Interpretant Pierce ... 60
Gambar 2.2. Model Kategori Tanda Oleh Pierce ... 60
Gambar 2.3. Analisis Semiotik Charles Sander Pierce ... 62
Gambar 4.1. Hubungan ketiga elemen Pierce pada Ilustrasi Cover
Majalah Tempo ... 75
1.1. Latar Belaka ng Masa lah
Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan
pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi
memandang bahwa dalam komunikasi antar manusia, maka media yang
paling dominan dalam berkomunikasi adalah panca indra menusia seperti
mata dan telinga. Pesan-pesan yang diterima panca indra selanjutnya
diproses dalam pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan
sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tindakan. Media yang
dimaksud ialah media yang digolongkan atas empat macam yakni media
antar pribadi, media kelompok, media publik, dan media massa.
Media massa adalah penyaji realita. Para pengelola media massa
ibarat koki yang memproses peristiwa menjadi berita, feature, investigative
reporting, artikel, foto-foto, gambar bergerak, suara penyiar dan sound
effect, dialog interaktif, dan sebagainya untuk disajikan kepada khalayak.
Sang koki seharusnya memang merujuk pada fakta, akurasi, aktualitas,
kaidah bahasa, dan etika. Namaun dia boleh memasukkan subyektifitas
dengan menentukan mana yang diletakkan pada bagian yang “sangat
penting” atau “tidak penting” dan sebagainya agar mendapat perhatian dan
Media massa terdiri dari media massa cetak dan media massa
elektronik. Media massa cetak terdiri dari surat kabar, buku, majalah dan
lain-lain. Media massa elektronik terdiri dari televisi, radio, film, internet,
dan lain-lain. Media cetak seperti majalah, surat kabar, dan buku, justru
mampu memberi pemahaman yang tinggi kepada para pembaca, karena ia
sarat dengan analisi yang lebih dalam dibandingkan media lainya (Cangara,
2005: 128).
Majalah merupakan medium yang memiliki kulitas dalam
menyajikan informasi. Majalah juga memiliki kemampuan membawa pesan
yang sangat spesifik untuk keperluan studi, pengetahuan, hobi atau hiburan
dengan penyajian mendalam yang sangat jarang ditemukan pada media lain.
Pesan-pesan terdapat pada majalah dibentuk melalui proses intepretasi atau
fenomena yang terjadi. Hal ini diperkuat sebagai berikut, di Indonesia
sendiri majalah lebih dulu melakukan jurnalisme interpretatif ketimbang
koran ataupun kantor-kantor berita. Bagi majalah, interpretasi justru menjadi
sajian utama. Aneka majalah sengaja menyajikan tinjauan dan analisi
terhadap suatu peristiwa secara mendalam, dan itulah hakikat interpretasi.
Tidak hanya itu saja, dalam kenyataanya, majalah ikut berperan dalam
reformasi politik maupun sosial. Majalah tidak seperti koran yang biasanya
memiliki perspektif nasional, sehingga terbebas dari sentimen kedaerahan.
Bahwa majalah juga berjasa ikut memelihara kesadaran tentang kesatuan
bangsa, dan menyodorkan berbagai topik diskusi kepada semua orang
Seiring dengan perkembangan jaman, majalah sudah mengalami
berbagai kemajuan. Jika pada jaman dahulu majalah hadir dalam bentuk
cetak sederhana, dicetak di kertas dengan kualitas apa adanya. Maka saat ini
majalah terbit dan hadir dalam bentuk sajian yang menarik. Karena dengan
kualitas yang tinggi serta sangat menarik. Kini majalah semakin
tersegmentasi, dengan mulai adanya majalah khusus anak-anak, seperti
majalah BOBO. Khusus majalah remaja, Gadis, Kawanku, dan lain-lain.
Untuk politik terdapat Tempo dan Gatra. Selain itu juga terdapat majalah
khusus olahraga, keluarga, pria serta wanita. Hal ini yang menyebabkan
masyarakat semakin selektif dalam memilih majalah sesuai dengan
kebutuhan mereka terhadap informasi maupun hiburan.
Majalah merupakan media yang terbit secara berkala, yang isinya
meliputi bermacam-macam artikel, cerita, dambar dan iklan (Djuroto, 2002:
32). Fungsi dari majalah adalah, menyebarkan informasi kepada
masyarakat. Selain itu memberikan hiburan baik dalam bentuk tekstual
ataupun visual seperti gambar kartun maupun karikatur. Artini Kusmiyati
juga mengatakan di dalam bukunya Teori Komunikasi Visual (1999: 36)
bahwa media gambar atau visual maupun mengkomunikasikan pesan
dengan cepat dan berkesan. Sebuah gambar bila dapat memilihnya bisa
memiliki nilai yang sama dengan ribuan kata, juga secara individual mampu
untuk memikat perhatian. Visualisasi adalah cara atau sarana yang paling
memutuskan suatu problema untuk kemudian menghayalkan pada keajaiban
yang sebenarnya. Media verbal dambar merupakan media yang paling cepat
untuk menambahkan pemahaman. Informasi bergambar lebih disukai
dibandingkan dengan informasi tertulis karena menatap gambar jauh lebih
mudah dan sederhana. Gambar berdiri sendiri, memiliki subyek yang mudah
dipahami dan merupakan “simbol” yang jelas dan mudah dikenal
(Waluyanto,2002: 128).
Cover atau sampul depan merupakan bagian yang tidak dapat
terpisahkan dari sebuah majalah. Karena pada saat kita akan membeli atau
membaca majalah, yang diperhatikan pertama kali adalah sampul dan
ilustrasi gambarnya.penulis dapat menuangkan ide dan kreatifitasnya pada
ilustrasi sampul. Cover dan sampul perlu didesain secara indah dan artisttik
agar mampu menarik perhatian khalayak untuk membacanya. Pemilihan
judul atau teks harus singkat, mudah dibaca, mudah dimengerti dan secara
langsung dapat menginformasikan isi yang terkandung didalamnya
(Pudjiastuti, 1999: 29). Pada sebuah cover atau sampul, ilustrasi digunakan
sebagai gambaran pesan yang tidak dibaca, namun bisa mewakili cerita
dalam bentuk grafis yang memikat ilustrasi tersebut mampu menunjang
pesan yang disampaikan.
Ilustrasi gambar pada sebuah sampul merupakan komunikasi visual
sebagai sistem pemenuhan kebutuhan manusia dibidang komunikasi visual.
Dewasa ini ilustrasi gambar mengalami perkembangan yang sangat pesat.
bentuk gambar, sistem bentuk tanda, corporate indentity sampai berbagai
display produk di pusat pertokoan dengan aneka daya tarik. Ilustrasi yang
digunakan untuk membantu menekankan pesan dengan cepat, tepat dan
tegas yang merupakan terjemahan dari sebuah judul. Ilustrasi sebagai
gambaran pesan yang tak terbaca, namun bisa mengurai cerita berupa grafis
informasi yang memikat. Meskipun ilustrasi merupakan attention- getter
(penarik perhatian) yang paling efektif, tetapi akan lebih efektif bila ilustrasi
tersebut juga menunjang pesan yang terkandung (Kusmiati, 1999: 4).
Sampul memiliki ilustrasi gambar yang unik dan sulit ditebak
artinya. Karena untuk menguak makna sebuah ilustrasi gambar sampul
depan sebuah majalah bukanlah hal yang mudah, mengingat pandangan
setiap orang dalam memaknai sebuah gambar berbeda-beda. Melalui
penciptaan sebuah ilustrasi, terutama sampul sebuah majalah, realita cerita
dalam majalah yang ditangkap oleh ilustrator dapat saja berbenturan dengan
kerangka berpikirnya sendiri. Dalam pengertian lain, ilustrasi sangatlah
ditentukan oleh siapa yang berdiri dibelakangnya. Dengan demikian akan
sangat dibutuhkan pengetahuan serta wawasan dalam melakukan
interpretasi terhadap suatu gambar sesuai dengan konteksnya. Berkaitan
dengan hal tersebut, dalam proses memaknai dan memahami ilustrasi dari
sampul majalah, siapapun berhak mendasarkan pemaknaan pada field of
experience dan frame of references, sehingga hasil pemaknaan dari setiap
Berhubungan dengan ilustrasi gambar pada sampul, maka peneliti
menaruh perhatian terhadap karikatur Nunun Nurbaeti yang terdapat pada
cover depan majalah Tempo edisi 19-25 Desember 2011. Pemilihan
karikatur Nunun Nurbaeti pada cover depan majalah Tempo edisi 19-25
Desember 2011 sebagai objek penelitian dikarenakan apa yang disajikan
dalam gambar karikatur editorial tersebut seakan- akan menggambarkan
tanggapan permasalahan terhadap kasus Nunun Nurbaeti terkait kasusnya
yaitu dugaan suap cek perjalanan pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank
Indonesia 2004, yang terjadi dalam sudut pandang masyarakat Indonesia
yang diwakili oleh kartunis.
Pada karikatur tersebut Nunun Nurbaeti digambarkan pada kondisi
berdiri dengan telinga dan mulut tertutup yang seolah- olah dilarang untuk
mendengar dan berbicara, dilengkapi dengan pakaian berwarna coklat yang
seakan- akan menunjukkan bahwa Nunun telah menjadi tahanan kejaksaan.
Selanjutnya dia berdiri pada tembok dengan background warna putih dan
bergaris- garis seperti kertas tulis, disertai ukuran pada sebelah kirinya
mulai dari 100 – 160, yang seakan- akan menunjukkan tinggi badan Nunun
yang kira- kira 160 cm, dan bentuk garis- garis seperti kertas tulis
menunjukkan kasus Nunun yang sedang diproses oleh pihak- pihak terkait,
yang dalam hal ini adalah kejaksaan dan pengadilan.
Pengertian karikatur sendiri menurut Indarto (1999: 5) adalah bahwa
karikatur merupakan wahana penyampai kritik sosial yang seringkali kita
elektronik. Keberadaannya biasanya disajikan sebagai selingan atau dapat
dikatakan sebagai penyejuk setelah para pembaca menikmati artikel - artikel
yang lebih serius dengan sederetan huruf yang cukup melelahkan mata dan
pikiran. Meskipun sebenarnya pesan - pesan yang disampaikan dalam
sebuah karikatur sama seriusnya dengan pesan - pesan yang disampaikan
lewat berita dan artikel, namun pesan - pesan dalam karikatur lebih mudah
dicerna karena sifatnya yang menghibur. Seringkali gambar itu terkesan
lucu dan menggelikan sehingga membuat kritikan yang disampaikan oleh
karikatur tidak begitu dirasakan melecehkan atau mempermalukan.
Kesengajaan dalam membentuk sebuah pesan menggunakan bahasa
simbol atau non verbal ini juga bukanlah tanpa maksud, penggunaan bentuk
non verbal dalam karikatur lebih diarahkan kepada pengembangan
interpretasi oleh pembaca secara kreatif, sebagai respon terhadap apa yang
yang diungkapkan melalui karikatur tersebut. Dengan kata lain, meskipun
dalam suatu karya karikatur terdapat ide dan pandangan- pandangan seorang
karikaturis, namun melalui suatu proses interpretasi muatan makna yang
terkandung didalamnya akan dapat berkembang secara dinamis, sehingga
dapat menjadi lebih kaya serta lebih dalam pemaknaannya.
Memahami makna karikatur sama rumitnya dengan membongkar
makna sosial dibalik tindakan manusia, atau menginterpretasikan maksud
dari karikatur sama dengan menafsirkan tindakan sosial. Menurut Heru
dan dipahami, sebab manusia melakukan interaksi sosial melalui saling
memahami makna dari masing - masing tindakan (Indarto, 1999: 1).
Dalam sebuah karikatur yang baik, kita menemukan perpaduan dari
unsur- unsur kecerdasan, ketajaman, dan ketepatan berpikir secara kritis
serta ekspresif melalui seni lukis dalam menanggapi fenomena
permasalahan yang muncul dalam kehidupan masyarakat luas, yang secara
keseluruhan dikemas secara humoris, dengan demikian memahami karikatur
juga perlu memiliki referensi - referensi sosial agar mampu menangkap
pesan yang ingin disampaikan oleh karikaturisnya. Tokoh, isi, maupun
metode pengungkapan kritik yang dilukiskan secara karikatural sangat
bergantung pada isu besar yang berkembang yang dijadikan headline.
Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa karikatur merupakan salah
satu wujud lambang (symbol) atau bahasa visual yang keberadaannya
dikelompokkan dalam kategori komunikasi non verbal dan dibedakan
dengan bahasa verbal yang berwujud tulisan atau ucapan. Karikatur
merupakan ungkapan ide atau pesan dari karikaturis kepada publik yang
dituju melalui simbol yang berwujud gambar, tulisan dan lainnya. (Indarto,
1999: 5).
Gagasan menampilkan tokoh atau simbol yang realistis diharapkan
membentuk suasana emosional, karena gambar lebih mudah dimengerti
dibandingkan tulisan. Sebagai sarana komunikasi, gambar merupakan pesan
nonverbal yang dapat menjelaskan dan memberikan penekanan tertentu
lebih mudah diingat daripada kata - kata, paling cepat pemahamannya dan
mudah dimengerti, karena terkait dengan maksud pesan yang terkandung
dalam isi dan menampilkan tokoh yang sudah dikenal. Gambar mempunyai
kekuatan berupa fleksibilitas yang tinggi untuk menghadirkan bentuk atau
perwujudan gambar menurut kebutuhan informasi visual yang diperlukan.
Simbol atau tanda pada sebuah karikatur mempunyai makna yang dapat
digali kandungan faktualnya. Dengan kata lain, bahasa simbolis
menciptakan situasi yang simbolis pula. Dimana didalamnya terkandung
makna, maksud dan arti yang harus diungkap.
Simbol pada gambar merupakan simbol yang disertai maksud
(signal). Sobur (2003: 163) menyatakan bahwa pada dasarnya simbol adalah
sesuatu yang berdiri atau ada sesuatu yang lain, kebanyakan diantaranya
tersembunyi atau tidak jelas. Sebuah simbol dapat berdiri untuk institusi,
ide, cara berpikir, harapan, dan banyak hal lain. Dapat disimpulkan bahwa
simbol atau tanda pada sebuah gambar memiliki makna yang dapat digali,
dengan kata lain, bahasa simbolis menciptakan situasi yang simbolis pula
atau memiliki sesuatu yang mesti diungkap maksud dan artinya.
Pada dasarnya simbol adalah sesuatu yang berdiri atau yang ada
untuk sesuatu yang lain, kebanyakan diantaranya tersembunyi atau tidak
jelas. Sebuah simbol dapat terdiri untuk ilustrasi, cara berpikir, ide, harapan,
dan banyak hal lain (Sobur, 2003: 163). Dapat disimpulkan bahwa simbol
kata lain, bahasa simbolis menciptakan situsai yang simbolis pula. Atau
memiliki sesuatu yang mesti diungkapkan maksud dan artinya.
Karikatur membangun masyarakat melalui pesan - pesan sosial yang
dikemas secara kreatif dengan pendekatan simbolis. Jika dilihat dari
wujudnya, karikatur mengandung tanda - tanda komunikatif. Lewat bentuk -
bentuk komunikasi itulah pesan tersebut menjadi bermakna. Disamping itu,
gabungan antara tanda dan pesan yang ada pada karikatur diharapkan
mampu mempersuasi khalayak yang dituju. Tulisan ini bertujuan untuk
mengkaji tanda verbal (terkait dengan judul, subjudul, dan teks) dan tanda
visual (terkait dengan ilustrasi, logo, tipografi dan tata visual) karikatur
dengan pendekatan semiotika. Dengan demikian, analisis semiotika
diharapkan menjadi salah satu pendekatan untuk memperoleh makna yang
terkandung dibalik tanda verbal dan tanda visual dalam iklan layanan
masyarakat.
Sementara itu, pesan yang dikemukakan dalam pesan karikatur,
disosialisasikan kepada khalayak sasaran melalui tanda. Secara garis besar,
tanda dapat dilihat dari dua aspek, yaitu tanda verbal dan tanda visual.
Tanda verbal akan didekati dari ragam bahasanya, tema dan pengertian yang
didapatkan, sedangkan tanda visual akan dilihat dari cara
menggambarkannya apakah secara ikon, indeks, maupun simbolis.
Dalam mengungkapkan makna pesan gambar karikatur tersebut,
peneliti menggunakan pendekatan Semiotik, yaitu studi tentang tanda yang
lain, pengiriman dan penerimaannya oleh mereka yang menggunakannya.
Selain itu peneliti juga menggunakan warna sebagai acuan untuk penelitian,
karena memiliki makna yang bermacam-macam
Dengan menggunakan metode semiotik dari Charles Sanders Pierce,
maka tanda-tanda pada gambar ilustrasi tersebut dapat dilihat dari jenis
tanda yang digolongkan dalam semiotik, yaitu ikon, indeks dan simbol. Dari
interpretasi tersebut, maka dapat diungkapkan muatan pesan yang
terkandung dalam karikatur Nunun Nurbaeti yang terdapat pada cover depan
majalah Tempo edisi 19-25 Desember 2011.
1.2. Per umusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan
masalahdalam penulisan ini adalah :
“Bagaimana pemaknaan karikatur Nunun Nurbaeti pada cover
majalah Tempo edisi 19-25 Desember 2011?”.
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pemaknaan
karikatur Nunun Nurbaetipada cover majalah Tempo edisi19-25 Desember
1.4. Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian yang penulis lakukan nantinya
diharapkan dapat menjadi kontribusi serta manfaat bagi perusahaan antara
lain:
1. Kegunaan teoritis, memberikan makna pada tanda dan lambang yang
terdapat dalam objek untuk memperoleh hasil dari interpretasi data
mengenai pemaknaan ilustrasi cover majalah Tempo dengan
menggunakan metode semiotik Pierce.
2. Kegunaan praktis, untuk mengetahui penerapan tanda studi semiotik,
sehingga dapat memberi masukan bagi para pembaca majalah mengenai
2.1. Landasan Teor i
2.1.1. Media Cetak
Secara garis besar media massa dapat dibedakan menjadi dua,
yakni media massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak
maupun media massa elektronik merupakan media massa yang banyak
digunakan oleh masyarakat di berbagai lapisan sosial terutama di
masyarakat kota. Keberadaan media massa seperti halnya pers, radio,
televisi, film dan lain-lain. Tidak terlepas kaitannya dengan
perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Media massa dapat menjadi
jembatan yang menghubungkan komunikator dengan komunikan yang
melintasi jarak, waktu, bahkan lapisan sosial dalam masyarakat (Sugiharti
dalam oermana, 2009 : 14).
Media cetak dalam hal ini adalah suatu bentuk media yang statis
yang mengutamakan pesan- pesan visual. Media ini terdiri dari lembaran
dengan sejumlah kata, gambaran atau foto dalam tata warna dan halaman
putih (Kasali, 1995 : 99)
Dapat diambil kesimpulan bahwa media cetak adalah media statis
dan mengutamakan pesan-pesan visual yang dihasilkan dari proses
2.1.2. Majalah
Majalah adalah terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai
liputan jurnalistik, informasi yang patut diketahui oleh konsumen
pembaca, artikel, sastra, dan sebagainya yang menurut kala terbitnya
dibedakan atas majalah bulanan, majalah tengah bulanan, majalah
mingguan dan sebagainya, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, majalah adalah terbitan
berkala yang isinya meliputi berbagai liputan jurnalistik, informasi yang
patut diketahui oleh konsumen pembaca, artikel, sastra dan sebagainya
yang menurut kala terbitnya dibedakan atas majalah bulanan, majalah
tengah bulan, majalah mingguan dan sebagainya. Majalah adalah terbitan
berkala yang berita bacaannya ditujukan untuk umum dan ditulis oleh
beberapa orang dengan bahasa yang popular sehingga mudah dipahami
oleh masyarakat.
Majalah lazimnya berjilid, sampul depannya berupa ilustrasi foto,
gambar atau lukisan tetapi dapat pula berisi daftar isi atau artikel utama
serta kertas yang digunakan lebih mewah dari surat kabar. Majalah sebagai
salah satu bentuk dari media massa yang sangat perlu diperhatikan
keheterogenan pembaca yang berita bacaannya ditujukan untuk umum dan
ditulis oleh beberapa orang dengan bahasa yang populer sehingga mudah
dipahi oleh masyarakat.
Menurut Junaedhi (1991: 54), dilihat dari isinya majalah dibagi
a. Majalah Umum
Majalah yang memuat karangan-karangan, pengetahuan umum,
komunikasi yang menghibur, gambar-gambar, olahraga, film dan seni.
b. Majalah Khusus
Majalah yang hanya memuat karangan-karangan mengenai
bidang-bidang khusus seperti majalah keluarga, politik, dan ekonomi.
Dapat disimpulkan bahwa majalah merupakan Media cetak yang
terbit secara berkala, bersampul, dan dijilid atau setidaknya memiliki
sejumlah halaman tertentu dan mempunyai nama rubrik yang
berbeda-beda pada setiap halamanya.
2.1.2.1. Majalah Sebagai Media Massa
Berbeda dengan surat kabar, majalah telah jauh lebih
menspesialisasikan produknya untuk menjangkau konsumen tertentu.
Umumnya setiap majalah mempunyai pembaca jauh lebih sedikit
dibanding pembaca surat kabar, namun memiliki pasar yang
mengelompok. Usia majalah juga jauh lebih panjang dari surat kabar.
Majalah memiliki kedalaman isi yang jauh berbeda dengan surat kabar
yang hanya menyajikan berita. Disamping itu, majalah menemani
pembaca dengan menyajikan cerita atas berbagai kejadian dengan tekanan
unsur menghibur atau mendidik.
Indonesia pada umumnya terbit mingguan, bulanan, dua kali sebulan, tiga
kali sebulan dan bahkan ada pula yang terbit triwulanan. Klasifikasi
majalah menurut khalayak pembaca umumnya dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu:
1. Majalah Konsumen
Yakni majalah yang diarahkan pada para konsumen yang akan
langsung membeli barang-barang konsumsinya. Majalah-majalah jenis
ini dijual secara eceran, langganan, dan di toko-toko buku.
2. Majalah Bisnis
yakni majalah yang ditujukan untuk kepentingan kalangan bisnis.
3. Majalah Pertanian
yakni majalah yang ditujukan kepada para petani atau peminat
dibidang pertanian atau perkebunan.
Pembaca majalah dapat diklasifikasikan menurut segmen-segmen
demografis, misalnya majalah anak-anak, remaja, pria, wanita, wanita
dewasa ataupun pria dewasa, dan secara geografispsikografis dan segi
kebijakan editorial. Dari segi kebijakan editorial dapat dibedakan antara
Majalah Berita (Tempo, Editor), Majalah Umum (Intisari), Wanita
(Femina, Kartini), Bisnis (Swasembada, Warta Ekonomi) dan Spesial
Interest (ASRI) dan lain-lain.
Majalah sebagai media massa tidak melepaskan konsekuensinya
sebagai alat yang ampuh untuk menyebarkan informasi, edukasi dan
disetujui, apa yang salah dan apa yang benar, apa yang semestinya
diharapkan sebagai individu, kelompok atau bangsa lain. Majalah memang
dianggap sebagai media massa, meskipun demikian masih tercatat ada
ratusan majalah khusus (spesial interest magazine), yang masing-masing
ditujukan untuk khalayak yang memiliki perhatian dan gaya hidup khusus
(Shimp, 2003:517).
Dapat disimpulkan bahwa majalah sebagai massa merupakan salah
satu jenis media massa yang terbitnya berseri yang direncanakan untuk
terbit dalam jangka waktu yang panjang dan tidak terbatas, secara berkala
dan umumnya lebih sering dari pada setahun sekali, dalam setiap terbitan
biasanya memuat berbagai karangan.
2.1.3. Ilustr asi Cover Majalah
Dalam kasus besar bahasa Indonesia (KBBI) pengertian ilustrasi
adalah Gambar (foto, lukisan) untuk membantu memperjelas isi suatu
buku, majalah, karangan dan dapat pula berupa gambar, desain atau
diagram penghias halaman cover.
Sesuai dengan pengertian tersebut maka ilustrasi cover adalah
sebuah gambar atau lukisan dan tulisan yang dipergunakan untuk
menghiasi sebuah majalah, sekaligus sebagai media untuk memperjelas
pandangan dan penilaian dari pihak tim kreatif suatu majalah akan
Dengan adanya ilustrasi berupa gambar pada cover, khalayak atau
pembaca diharapkan tertarik dan tergugah untuk mengetahui pesan, sesuai
dengan yang diharapkan. Melalui ilustrasi, khalayak dapat lebih mudah
mendapatkan pemahaman serta lebih kaya lagi terhadap ide-ide yang
terdapat pada isi majalah tersebut.
Gambar adalah lambang lain yang digunakan dalam berkomunikasi
non verbal, gambar dapat digunakan untuk menyatakan suatu pikiran atau
perasaan. Gambar merupakan salah satu wujud lambang atau bahasa visual
yang didalamnya terkandung struktur rupa seperti garis, warna dan
komposisi. Keberadaannya dikelompokkan dalam kategori bahasa
komunikasi non verbal, ia dibedakan dengan bahasa verbal yang berwujud
tulisan atau ucapan. Gambar banyak dimanfaatkan sebagai lambang visual
pesan guna mengefektifkan komunikasi.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka ilustrasi majalah sangat
berperan dalam mengefektifkan komunikasi, karena ilustrasi merupakan
sebuah proses komunikasi dimana, terdapat informasi atau pesan yang
sengaja digunakan oleh komunikator (ilustrator) untuk disampaikan atau
ditransmisikan kepada komunikan (khalayak atau pembaca) dengan
menggunakan bahasa.
2.1.4. Mak na judul
Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku,
tulis, bersipat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan
adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering
disebut juga kepala tulisan. Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan
singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul
hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel
diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi
bahasan. (http://yukfuk.wordpress.com/2010/04/22/topik-tema-judul)
2.1.5. Kar ikatur / Kar tun
Karikatur adalah deformasi berlebihan atas wajah seseorang,
biasanya orang terkenal dengan “mempercantiknya” dengan menggunakan
penggambaran ciri khas lahiriahnya untuk tujuan mengejek. (Sudarta,
1987 dalam Sobur, 2006 : 138)
Senada dengan Sudarta, Pramono berpendapat bahwa sebetulnya
karikatur adalah bagian dari kartun opini. Tetapi kemudian menjadi salah
kaprah. Karikatur yang sudah diberi beban pesan, kritik dan sebagainya
berarti telah menjadi kartun opini. Dengan kata lain, kartun yang
membawa pesan kritik, sosial yang muncul di setiap penerbitan majalah
adalah political cartoon atau aditorial cartoon yakni versi lain dari
editorial, atau tajuk rencana dalam versi gambar humor. Inilah yang
Dalam Encyclopedia of The Art dijelaskan, karikatur merupakan
representasi sikap atau karakter seseorang dengan cara melebihi-lebihkan
sehingga melahirkan kelucuan. Karikatur juga sering dipakai sebagai
sarana kritik sosial dan politik. (Sumandiria, 2005 : 8)
Karikatur adalah produk suatu keahlian seseorang karikaturis, baik
dari segi pengetahuan, intelektual, teknik melukis, psikologis, cara melobi
referensi, bacaan, maupun bagaimana dia memilih topik isu yang tepat.
(Sobur, 2006 : 140)
Karikatur adalah bagian dari opini penerbit yang dituangkan dalam
bentuk gambar-gambar khusus. Semula karikatur ini hanya merupakan
selingan atau ilustrasi belaka. Namun pada perkembangan selanjutnya,
karikatur dijadikan sarana untuk menyampaikan kritik yang sehat.
Dikatakan kritik sehat karena penyampaiannya dilakukan dengan
gambar-gambar lucu dan menarik. (Sobur, 2006 : 140)
Sedangkan kartun sendiri merupakan seorang kartunis, baik dari
segi pengetahuan, intelektual, teknik melukis, psikologis, cara melobi,
referensi bacaan, maupun bagaimana dia memilih isu yang tepat, kartun
merupakan tanggapan opini secara subyektif terhadap suatu kejadian,
tokoh, suatu soal, pemikiran atau pesan tertentu. Karena itu bisa
mendeteksi tingkat intelektual yang membuat kartun dari sudut ini. Juga
cara dia mengkritik yang secara langsung membuat orang yang dikritik
Dapat disimpulkan bahwa karikatur adalah gambar yang
menampilkan kembali suatu objek konkret dengan cara melebih- lebihkan
ciri khas objek tersebut, dan selalu digambarkan untuk menimbulkan
kelucuan atau menonjolkan watak orang yang digambarkannya
2.1.5.1. Kar ikatur Dalam Media Massa
Komunikasi massa secara umum diartikan sebagai komunikasi
yang dilakukan melalui media massa seperti majalah, surat kabar, radio,
televisi dan lain sebagainya. Komunikasi massa merupakan komunikasi
dimana penyampaian pesan kepada sejumlah orang dilakukan melalui
media massa. Baik kartun maupun karikatur di Indonesia belakangan ini
sudah bisa menjadi karya seni yang menyimpan gema panjang, sarat oleh
pesan dan estetika, disamping kadar humornya.
Karikatur penuh dengan perlambangan-perlambangan yang layak
akan makna oleh karena itu karikatur merupakan ekspresi dari situasi yang
menonjol di dalam masyarakat. Setajam atau sekeras apapun kritik yang
disampaikan sebuah gambar karikatur, tidak akan menyebabkan terjadinya
evolusi. Dengan kata lain, karikatur dapat mengetengahkan suatu
permasalahan yang sedang hangat di permukaan.
Gambar lelucon yang membawa pesan kritik sosial sebagaimana di
setiap ruang opini surat kabarnya disebut karikatur. Sedangkan gambar
semata tanpa membawanya beban kritik sosial apapun biasanya disebut
kartun. (Sobur, 2006 : 38)
Menurut Anderson dalam memahami studi komunikasi politik di
Indonesia akan lebih mudah di analisa mengenai konsep politik Indonesia
dengan membedakan dalam dua konsep, yaitu dengan direct speech
(komunikasi langsung) dan symbolic speech (komunikasi tidak langsung).
Komunikasi langsung merupakan konsepsi politik yang analisanya
dipahami sejauh penelitian tersebut ditinjau dari komunikasi yang bersifat
langsung, seperti humor, gosip, diskusi, argument, intrik, dan lain-lain.
Sedangkan komunikasi tidak langsung, tidak dapat secara langsung
dipahami maupun diteliti seperti patung, monument dan simbol-simbol
lainnya. (Bintoro dalam Marliani, 2004 : 49)
Peran karikatur yang tertulis seperti yang telah diuraikan diatas
merupakan alasan utama dijadikan karikatur sebagai objek studi ini. Selain
karena karikatur merupakan suatu penyampaian pesan lewat kritik yang
sehat dan juga suatu keahlian seseorang karikaturis adalah bagaimana dia
memilih topik-topik isu yang tepat dan masih kontroversi.
2.1.5.2. Fungsi Dan Tujuan Kar ikatur
Fungsi karikatur adalah sarana kontrol sosial yang secara tidak
langsung membantu meluruskan yang dinilai salah dan mengangkat
Karikatur harus bermuatan kritik (membangun) berwawasan humor yang
cerdas dan komunikatif.
Tujuan karikatur tidaklah untuk merubah pendapat atau
kebijaksanaan seseorang. Dengan karikatur kita bisa menciptakan
imajinasi permasalahan yang ada di masyarakat tentang masalah yang
terjadi sekarang. Tujuannya yang lain karikatur sebagai hiburan agar tidak
jenuh. (http://id.wikipedia.org/wiki/karikatur)
2.1.5.3. Kar ikatur Sebagai Kr itik Sosial
Kritik sosial adalah salah satu bentuk komunikasi dalam
masyarakat yang bertujuan atau berfungsi sebagai sumber control terhadap
jalannya sebuah system sosial atau proses bermasyarakat, dalam konteks
inilah kritik sosial merupakan unsur, penting dalam memelihara system
sosial. Dengan kata lain, kritik sosial dalam hal ini berfungsi sebagai
wahana konvervasi dan reproduksi sebuah system sosial atau masyarakat
(Masoed, 1999 : 47)
Kritik sosial juga dapat berarti sebuah inovasi, bahwa kritik sosial
menjadi sarana komunikasi, gagasan baru, sembari menilai gagasan yang
lama untuk suatu perubahan sosial. Persepsi kritik sosial yang demikian
lebih banyak dianut oleh kaum kritis dan strukturlis. Mereka melihat kritik
sosial adalah wahana komunikatif untuk suatu tujuan perubahan sosial
mengajak masyarakat atau khalayak untuk memperhatikan
kebutuhan-kebutuhan nyata dalam masyarakat. Suatu kritik sosial kiranya didasarkan
pada rasa tanggungjawab bahwa manusia bersama- sama
bertanggungjawab atas perkembangan lingkungan sosialnya.
Kritik memiliki fungsi taktis dan peranan strategis dalam
menumbuhkan berbagai kepentingan dan kebutuhan masyarakat dan
pemerintahannya. Control sosial dan kritik sosial merupakan dua sisi dari
mata uang yang sama, yang selalu ada di dalam masyarakat manapun.
Dengan demikian, apabila control sosial cenderung dianggap sebagai
aktivitas pembebasan dari segala bentuk kontrol dan pengendalian.
Kritik sosial sebenarnya bagian yang sangat penting dalam
kemajuan jalannya pemerintahan, karena kritik menciptakan cambuk bagi
pemerintah agar mampu dan sebisa mungkin mengerti apa yang diinginkan
masyarakat dan juga merupakan apresiasi dari masyarakat terhadap
pemerintahan, lewat karikatur media cetak yang diproduksi para
karikaturis. Kritik sosial seringkali ditemui di dalam berbagai media cetak,
seperti surat kabar, majalah, tabloid. Kritikan-kritikan yang jenaka
disampaikan secara jenaka tidak begitu dirasakan melecehkan atau
mempermalukan (Wijaya, 2004 : 4)
2.1.6. Konsep Ek spr esi Wajah
Ekspresi wajah merupakan salah satu elemen penting dalam
hidung, mulut, dan bentuk wajah kita dapat membuat beberapa ekspresi
wajah pada sebuah karakter. Yang paling mempengaruhi adalah mata,
dengan mencoba berbagai bentuk mata kita dapat menemukan banyak
bentuk ekspresi pada suatu karakter.
Ekspresi adalah hal yang paling penting dalam susunan program
PHP. Di dalam PHP, hampir apapun yang anda tulis adalah sebuah
ekspresi. Hal yang paling mudah untuk mendefinisikan sebuah ekspresi
adalah "apapun yang mempunyai nilai".
(http://phpug.freeservers.com/manual/ ekspresi.htm)
Ekspresi adalah ungkapan tentang rasa, pikiran, gagasan, cita-cita,
fantasi, dan lain-lain. Sebagai suatu ungkapan, ekspresi merupakan
tanggapan atau rangsangan atas berbagai fenomena sosial, kultural dan
bahkan politik, yang memungkinkan terjalarnya pengalaman subjektif dari
seniman kepada orang lain. Sebagai jiwa, ekspresi merupakan kristalisasi
pengalaman subjektif seniman terhadap berbagai persoalan yang
dipikirkan, direnungkan, dicita-citakan, diangan-angankan, dan apa yang
difantasikan. Realitas itu menjadi sumber inspirasi lahirnya ide-ide dalam
karya ciptaan seniman, sehingga ekspresi merupakan akumulasi ide yang
membutuhkan sarana pengungkap, karena ide bukanlah sekedar ide tapi
harus direalisasikan. Pada hakekatnya seni adalah bahasa komunikasi, baik
bagi seniman itu sendiri dalam berdialog dengan karyanya secara internal,
(http://www.isi-Wajah adalah identitas individu. Ketika terjadi gejolak emosi pada
seseorang, wajahlah yang pertama kali mengisyaratkan. Melalui raut
wajah. Terdapat serabut otot halus dalam wajah manusia yang ternyata
memiliki keunikannya masing-masing. (http://www.ipotnews.com/
index.php)
Wajah adalah gambaran jiwa seseorang. Mimik wajah adalah
gambaran hati dari seseorang, itu bisa menandakan orang lagi sedih atau
lagi senang. pada kesempatan kali ini penulis sedang merasakan
kesedihan, karena sudah hampir setahun ini (setahun rumah tangga)
penulis selalu mengalami kegagalan dalam berbisnis, baik itu bisnis riil
atau bisnis konvensional. tidak tahu apa yang salah, aku atau sipa, yang
jelas, untuk saat in, usaha untuk mendaptkan 50rb/hari saja sangat sulit,
padahal penulis sudah banting tulang untuk berusaha. mungkin tuhan
belum berkehendak dan memang memiliki kehendak lain.
(http://www.cv-latifah.com/wajah-adalah-gambaran-jiwa-seseorang)
Ekspresi wajah artinya pengungkapan atau proses menyatakan
(yaitu memperlihatkan atau menyatakan maksud, gagasan, perasaan, dsb):
pandangan air muka yang memperlihatkan perasaan seseorang: rasa tidak
puas tergambar di wajahnya (http://kamusbahasaindonesia.org)
Ekspresi wajah juga dapat diartikan sebagai hasil dari satu atau
lebih gerakan atau posisi otot pada wajah. Ekspresi wajah merupakan salah
satu bentuk komunikasi nonverbal, dan dapat menyampaikan keadaan
merupakan salah satu cara penting dalam menyampaikan pesan sosial
dalam kehidupan manusia, namun juga terjadi pada mamalia lain dan
beberapa spesies hewan lainnya.(http://ekspresi_sukasuka.blogspot.com/p/ apa-itu-ekspresi.html)
Namun ada hal lain yang juga cukup berperan yaitu adanya narasi
penyerta gambar. Kehadiran narasi digunakan untuk menguatkan cerita
dan juga mengajak para pembaca agar merasakan situasi yang ingin
disampaikan oleh pembuat karikatur. Narasi tersebut hadir sebagai bentuk
perkataan dari tokoh karikaturnya ataupun juga sebagai ilustrasi untuk
menggambarkan situasi, seperti suara desiran angin, bunyi benda jatuh,
suara pukulan dan lain-lain. Penokohan atau penggambaran karakter pada
karikatur maupun kartun dapat menggunakan dimensi fisiologis,
psikologis, dan sosiologis (Setiawan. 2002, 91) yaitu :
1. Dimensi Fisiologis.
Cara menggambarkan karakter merupakan petunjuk apakah kartun
termasuk lelucon atau wacana serius. Kartun kebanyakan
menggunakan gaya realis, Sebagian lagi menggunakan variasi gaya
yang menonjol bentuk-bentuk lucu, misalnya karakter tokoh
digambarkan dengan bentuk hidung besar, telinga lebar, wajah yang
lucu atau berkesan bloon. Eksagerasi yaitu, kelucuan dengan cara
melebih-lebihkan fisik, seperti hidung uang sangat panjang, badan
bentuk- bentuk eksagrasi fisik tersebut dapat mencerminkan karakter
psikis yang lucu.
Misalnya pemimpin inggris Wiston Churchil yang biasa menghisap
cerutu digambarkan dengan segala garis dan proposi wajahnya yang
didistorsi sesuai dengan ciri-ciri khas wajahnya, sedemikian rupa
hingga yang tertonjolkan wataknya (Sibarani. 2001: 89)
2. Dimensi Psikologis
Di dalam karikatur maupun kartun ekspresi wajah bisa dipergunakan
untuk menunjukan perasaan atau pernyataan emosi dari berbagai
karakter, terkadang para pembuat karikatur menyisipkan humor
dengan membuat eksegrasi ekspresi wajah tokoh. Dalam ilustrasi
kartun bentuk guratan garis wajah sangat berpengaruh terhadap kesan
ekspresi wajah tokoh kartun sendiri. Letak perbedaan ekspresi wajah
dalam karikatur maupun kartun terlihat dalam bentuk hidung, alis,
mata, kelopak mata, garis bibir, dan untuk ekspresi tertentu biasanya
di gambarkan dengan kerutan-kerutan wajah atau berupa garis-garis
tambahan di luar karakter.
3. Dimensi Sosiologis
Karikatur dan kartun penuh dengan perlambangan-perlambangan yang
kaya akan makna. Oleh karena itu, selain dikaji sebagai “teks”, secara
kontekstual juga dilakukan, yakni dengan menghubungkan karya seni
tersebut dengan situasi yang menonjol di masyarakat termasuk di
untuk signifikasi permasalahan dan sekaligus menghindari pembiasan
penafsiran, juga akhirnya diperlukan data yang berfungsi untuk
mempertajam interpretasi makna serta menjaga validitas kajian.
Dapat disimpulkan bahwa ekspresi wajah merupakan gambaran
ungkapan pikiran yang sedang melintas pada diri seseorang.Sebagai
contoh: sebuah senyum mengungkap keramah-tamahan dan kasih-sayang,
mengangkat alis mata menunjukan ekpresi heran, mengernyitkan dahi
menyampaikan ketakutan dan kegelisahan. Semua emosi dan berbagai
macam tingkah manusia diekspresikan dalam emosi yang berbeda yang
tergambar di wajah.
2.1.7. Mak na Pose Ber dir i
Pose berdiri artinya tidak tergantung pada orang lain, mampu
mandiri. Berdiri juga dapat diartikan mampu menyelesaikan dan
manangani sesuatu dengan sendiri di atas kedua kaki sendiri.
(http://kamusbahasaindonesia.org).
2.1.8. Konsep Mulut dan Telinga Ter tutup
Mulut adalah rongga di muka, tempat gigi dan lidah, untuk
memasukkan makanan (pada manusia atau binatang); lubang, liang, atau
apa saja yang rupanya sebagai mulut; bagian dari barang tempat masuknya
Mulut adalah pembukaan atas dari saluran pencernaan, mulai dari
bibir, yang berisi gigi, gusi, dan lidah. Bahan makanan dipecah secara
mekanis di mulut dengan mengunyah dan air liur ditambahkan sebagai
pelumas. Air liur (saliva) mengandung amilase, enzim yang mencerna pati.
(http://kamuskesehatan.com/arti/mulut)
Telinga merupakan sebuah organ yang mampu
mendeteksi/mengenal suara & juga banyak berperan dalam keseimbangan
dan posisi tubuh. (http://id.wikipedia.org/wiki/Telinga)
Telinga adalah (1) organ tubuh untuk mendengar; (2) alat
pendengaran yg terletak di kanan kiri kepala (manusia atau binatang);
kuping; (3) bagian barang atau nama sesuatu yg rupanya spt telinga.
(KBBI) (http://adaalah.blogspot.com/2010/10/telinga.html)
Telinga merupakan sebuah anugerah untuk mendengar,
mengetahui, mengidentifikasi dan mendefinisikan seluruh informasi dalam
bentuk energi yang bergerak dari sebuah gelombang getaran suara. Telinga
akan memberikan efek transformasi dari pikiran ataupun perasaan, dan
akan diterjemahkan dalam bentuk visual gerak-gerik tubuh.
(http://mujibsite.wordpress.com/
tag/telinga-adalah-ekspresi-pikiran-dan-perasaan)
- Telinga bukan hanya sebatas untuk mendengar tapi juga menyaring
segala sesuatu yang kita dengar,menyimpan sesuatu yang baik dari
yang kita dengar kedalam hati dan pikiran untuk kita contoh dan
tidak baik dari sesuatu yang kita dengar agar jiwa kita tidak menjadi
hitam dan kotor
- Telinga bukan hanya sebatas untuk mendengar tapi juga untuk
mengerti bahwa ada kehadiran dan kekuasaan-NYA disekitar kita,
didalam diri kita kadang menyatu dalam keheningan ataupun biasa saja
untuk mendengarkan dan mematuhi segala perintah-NYA dan
menjauhi segala larangan-NYA
- Telinga bukan hanya sebatas untuk mendengar tapi juga memahami
sebuah nada suara atau intonasi suara yang kita dengar apakah intonasi
suara itu berasal dari seseorang yang sedang sedih, biasa biasa saja
atau sedang bergembira, untuk membaca gerak tubuh seseorang
apakah seseorang itu sedang merasa senang atau sedang gelisah
dengan kata lain Tuhan menciptakan dua daun telinga agar kita
menjadi pendengar yang baik bagi seseorang yang ingin berbagi cerita
untuk dapat kita pahami , ikut merasa senang bila yang kita dengar itu
sebuah berita baik ataupun berusaha memahami dan ikut bersedih bila
itu berupa berita buruk. Memang sulit untuk bisa menjadi seorang
pendengar yang baik Dibutuhkan kesabaran, feeling, dan seni agar
orang yang berbicara dengan kita atau yang sedang mengungkapkan
perasaannya kepada kita merasa tenang dan nyaman Yang penting,
jangan pernah menyerah. Sekali Anda mampu menjadi pendengar yang
orang lain.
(http://kentutsiangbolong.blogspot.com/2009/08/telinga-adalah-ekspresi-pikiran-dan.html)
Selanjutnya tertutup berarti terkunci, terkatup, tidak terlihat isinya;
tidak terbuka; tidak untuk umum
(http://www.artikata.com/arti-382833-tertutup.html)
Dapat disimpulkan bahwa kondisi mulut tertutup merupakan dan
telinga tertutup, adalah memilih diam, bungkam dan tidak mau berbicara
kepada siapapun serta tidak mau mendengar, dan berpura- pura tidak
mendengar.
2.1.9. Mak na Baju
Pakaian adalah kebutuhan pokok manusia selain makanan dan
tempat berteduh/ tempat tinggal (rumah). Manusia membutuhkan pakaian
untuk melindungi dan menutup dirinya. Namun seiring dengan
perkembangan kehidupan manusia, pakaian juga digunakan sebagai
simbol status, jabatan, ataupun kedudukan seseorang yang memakainya.
Perkembangan dan jenis- jenis pakaian tergantung pada adat- istiadat,
kebiasaan, dan budaya yang memiliki ciri khas masing-masing. Pakaian
juga meningkatkan keamanan selama kegiatan berbahaya seperti hiking
dan memasak, dengan memberikan penghalang antara kulit dan
lingkungan. Pakaian juga memberikan penghalang higienis, menjaga
toksin dari badan dan membatasi penularan kuman
2.1.10.Konsep Rambut dan J enis- jenisnya
Rambut adalah sesuatu yang keluar dari dalam kulit dan kulit
kepala, rambut tidak mempunyai syaraf perasa, sehingga rambut tidak
terasa sakit kalau dipangkas. Dengan adanya rambut, selain berfungsi
sebagai MAHKOTA, juga berfungsi sebagai pelindung kepala dari panas
terik matahari, cuaca dingin. Rambut membutuhkan penataan dan
perawatan secara teratur supaya rambut tetap sehat, indah, dan berkilau
(http://www.nabit-ist.com/pengertian-rambut.html)
Rambut adalah mahkota manusia terutama bagi wanita. Hal ini
dapat dibenarkan, karena tanpa rambut kita seakan kekurangan sesuatu
yang membuat kita tampil kurang maksimal. Hal ini dapat diibaratkan
bagaikan seorang raja yang tampil tanpa mahkota. Tuhan juga
menciptakan rambut untuk selalu tumbuh walaupun dicukur sesering
mungkin. Ini berarti bahwa rambut memang sangat berarti bagi
penampilan seseorang.
Orang dengan rambut yang rapi akan memancar aura yang baik ke
sekelilingnya. Begitu juga rambut yang terawat dengan baik menunjukan
ciri orang yang memiliki kepribadian yang rajin dalam merawat diri dan
terbiasa hidup sehat. Rambut juga dapat menunjukan kondisi pikiran
seseorang, karena rambut yang acak-acakan cenderung sama dengan
Berikut ini akan dijelaskan penentuan karakter berdasarkan jenis
rambut dari seseorang
(http://aksesdunia.com/2012/membaca-karakter-orang-dari-rambutnya/#ixzz1vQKvHtw7), yaitu :
1. Rambut botak atau sengaja dibuat botak
Menunjukan seorang pria yang sexy dan senang akan hal-hal yang
praktis. Mereka umumnya dapat dipercaya karena mereka tidak
berbelit-belit. Kalau terjadi pada seorang wanita berarti wanita tersebut
dalam keadaan depresi atau ingin mendapatkan perhatian lebih dari
orang-orang disekelilingnya
2. Rambut sangat lurus
Menunjukan seorang yang memiliki pribadi yang bebas, selalu
mengikuti keinginan sendiri, berkepribadian kuat, tidak suka
kompromi, dan cendrung bangga pada diri sendiri. Dalam memilih
pasangan biasanya mereka akan menjadi sangat pemilih dan lebih suka
pasangannya tidak mengganggu kesenangan dirinya.
3. Rambut halus tipis seperti bayi
Menunjukan orang yang produktif dalam menelurkan ide-ide yang
kreatif. Namun jika mendapat tantangan yang agak sulit mereka akan
cepat putus asa dan hidup dalam imajinasinya sendiri.
4. Rambut yang selalu rapi dan tertata dengan baik
Menunjukan orang yang efisien dan bertanggung jawab. Mereka
adalah teman curhat yang baik karena penuh dengan
5. Rambut yang sisiran poninya jatuh ke depan
Menunjukan pribadi yang rasional. Tapi sayangnya mereka mudah
terbawa arus dalam pergaulan sehingga harus hati-hati dalam memilih
teman agar tidak terbawa ke jalan yang sesat.
6. Rambut yang sisirannya kebelakang
Menunjukan pribadi yang keras kepala, royal terutama kepada
keluarga, suka mengeluh jika keadaan tidak sesuai dengan
keinginannya dan akan jadi provokator utama dalam segala hal yang
tidak disenanginya.
7. Rambut yang tumbuh jarang diatas dahi
Menunjukan orang yang suka mementingkan kepentingan diri sendiri.
Dan mereka mempunyai perhitungan yang matang tentang untung
ruginya terhadap apa yang telah mereka lakukan.
8. Rambut halus dan tidak kaku
Menunjukan pribadi yang labil dan mudah terserang penyakit. Mereka
cendrung kurang percaya diri. Biasanya mereka memiliki wajah yang
rupawan atau setidaknya menarik untuk lawan jenisnya.
9. Rambut jarang dan tipis seperti rambut jagung
Menunjukan orang yang keras kepala, boros dan konsumtif. Mereka
biasanya mengikuti perkembangan mode sehingga membuat mereka
sangat modis. Bagi wanita yang memiliki rambut seperti ini biasanya
10.Rambut yang sangat kaku
Menunjukan pribadi yang berani, tegas, dan pantang menyerah. Tapi
pemikiran mereka agak kolot.
11.Rambut lebat dan subur
Menunjukan pribadi yang pandai dalam berkomunikasi dan banyak
akal, tetapi mereka agak sukar ditebak pemikirannya. Dan pribadi
mereka akan banyak dipengaruhi oleh didikan dari keluarga. Kalau
didikannya jelek maka mereka adalah orang yang susah dipercaya
begitu juga sebaliknya.
12.Rambut berwarna sangat hitam
Menunjukan pribadi yang pantang menyerah dan disukai orang.
Biasanya mereka pandai merawat diri dan memiliki daya tarik yang
sangat tinggi terhadap lawan jenis.Tetapi mereka cendrung susah
dalam menilai seseorang.
13.Rambut yang berwarna hitam pudar
Menunjukan pribadi yang tulus tapi pikiran mereka gampang berubah.
Mereka cepat mempercayai seseorang sehingga mereka sering disakiti
oleh orang-orang yang memanfaatkan ketulusannya.
14.Rambut berwarna hitam berkilau
Menunjukan orang yang suka mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan. Mereka mimiliki wawasan yang luas. Dalam percintaan
biasanya mereka cendrung terlalu posesif terhadap pasangannya,
15.Rambut berwarna hitam dan agak ikal
Menunjukan pribadi orang yang cerdas tetapi mudah terpengaruh.
Mereka biasanya cendrung agak individualis.
16.Rambut hitam, pendek, dan keriting
Menunjukan orang yang suka mengedepankan kekerasan dalam
penyelesaian masalah, emosi mereka sangat tidak stabil. Mereka
memiliki keinginan yang kuat untuk berhasil tetapi sering mereka
gagal karena emosi mereka yang tidak stabil. Jadi bagi yang memiliki
rambut seperti ini harus lebih hati-hati dalam menyelesaikan suatu
masalah agar dapat berhasil Dalam soal seks mereka jagonya.
17.Rambut hitam, panjang, tebal, dan sangat halus
Jika dia seorang pria maka dia adalah tipe pria yang lembut di luar
tetapi tegas di dalam, berhati dingin, moderat, dan menghargai
pergaulan. Jika dia seorang wanita kepribadiannya cendrung moderat,
mengikuti nalar, tidak mengebu-gebu dalam hal cinta, dan dapat
dipercaya.
18.Rambut coklat, panjang, dan halus
Jika dia adalah seorang pria maka umumnya mereka suka akan
olahraga, keras kepala, pandangannya fleksibel,suka hal-hal yang unik
dan suka bergaul dengan wanita. Jika dia seorang wanita maka mereka
adalah tipe yang sangat menyayangi keluarga,lembut, penuh perasaan,
19.Rambut pirang
Jika pria dia memiliki bakat dibidang tertentu, filosofis, religius, tetapi
dalam hal kesehatan mereka agak lemah. Jika dia wanita hampir sama
dengan si pria tambahannya adalah mereka sangat menghargai
rambutnya, dan menganggap rambut benar-benar mahkota bagi
dirinya.
20.Rambut yang sering di cat dengan warna berbeda-beda
Menunjukan pribadi yang bebas tidak suka
dikekang,dinamis,menyukai hal-hal baru, petualang, dan cuek abiez.
Jika ada salah satu dari warna rambut itu yang dipertahankan cukup
lama maka itulah sifatnya yang paling dominan.
21.Rambut yang memiliki banyak kuncir atau aksesoris
Menunjukan pribadi yang rela menghabiskan waktunya untuk
memperjuangkan sesuatu yang diinginkannya. Demi hal ini dia sering
mengabaikan hal lainnya yang mungkin lebih penting.
22.Rambut di kepang atau diikat
Menunjukan pribadi yang terbuka dan disukai banyak orang.
23.Rambut potongan pendek
Rambut pendek adalah gaya potongan dari batas bahu sampai super
pendek. Jadi, jika Anda bosan dengan gaya rambut panjang, Anda
dapat memotong rambut dan mencoba sensasi baru dgn gaya potongan
rambut pendek.
2.1.11.Mak na Bayangan
Bayangan artinya kelompok rahasia yang berada di balik masalah,
kelompok ini tidak dapat dikritik oleh rakyat ataupun dibatalkan.
(http://kamusbahasaindonesia.org)
Bayangan adalah ruang gelap di belakang yang tidak tembus
cahaya yang disinari.
(http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/pengertian-bayangan/#ixzz1vQy36QI3)
Bayangan dapat diartikan: 1. ruang yang tidak kena sinar karena
terlindung benda: 2. wujud hitam yang tampak di balik benda yang kena
sinar; 3. gambar pada cermin, air, dan sebagainya. 4. rupa (wujud) yang
kurang jelas dulu gelap. 5. gambar dulu pikiran; angan-angan; khayal. 6.
tanda-tanda akan terjadi sesuatu. 7. sesuatu yg seakan-akan ada, tetapi
sebenarnya tidak ada. (http://www.artikata.com/arti-320937-bayang.html)
2.1.12.Mak na Background
Definisi Background adalah property CSS yang mendefinisikan
latar belakang dari sebuah area. Latar belakang tersebut menggunakan file
gambar dengan mendifinisikan url dari file gambar tersebut. Posisi dari
gambar juga bisa diatur dengan memasukkan parameter berupa angka di
2.1.13.Rubr ikasi
Media menyuguhkan informasinya melalui strategi rubrikasi.
Artinya, pesan- pesan yang disuguhkan dengan cara mengelompokkan
berdasarkan kategorisasi tertentu, misalnya berdasarkan bidang ataupun
lingkup geografisnya. Rubrikasi tetap misalnya, menempatkan berita dan
artikel berdasar tema politik, ekonomi, olah raga, criminal dan hiburan.
Kategori ini dipakai oleh media pers. Tema-tema itulah yang dianggap
penting untuk masyarakat dan dapat menarik perhatian, ada juga yang
mengkategorikan berdasarkan wilayah.
Media pers yang tau tentang implikasi dari rubrikasi ini pasti
mempunyai solusi dengan cara mengefektifkan rapat redaksi. Di forum
itulah sebuah nilai berita dicari, dibahas dan dianalisis sehingga setiap
wartawan dengan spesialisasi apapun sangat mungkin menemukan berita
yang menggemparkan dan menjadi berita utama di media tersebut (Panuju,
2005 : 98)
2.1.14.Font
Pada dasarnya huruf memiliki energi yang dapat mengaktifkan
gerak mata. Energi ini dapat dimanfaatkan secara positif apabila dalam
penggunaanya senangtiasa diperhatikan kaidah-kaidah estetikanya,
kenyamanan keterbacaanya, serta interaksi huruf terhadap ruang dan
Huruf atau biasa juga dikenal dengan istilah “font” atau “typeface”
adalah salah satu elemen terpenting dalam desain grafis karena huruf
merupakan sebuah bentuk yang universal untuk menghantarkan bentuk
visual yang dibunyikan sebagai kebutuhan komunikasi verbal. Lewat
kandungan nilai fungsional dan nilai estentiknya, huruf memiliki potensi
untuk menterjemahkan atmofir-atmofir yang tersirat dalam sebuah
komunikasi verbal yang dituangkan melalui abstraksi bentuk-bentuk
visual.
Setiap bentuk dan huruf dalam sebuah alfabet memiliki keunikan
fisik yang menyebabkan mata kita dapat membedakan antara huruf ‘m’
dengan ‘p’ atau ‘C’ dengan ‘Q’. Sekelompok pakar psikologi dari Jerman
dan Austria pada tahun 1900 memformulasikan sebuah teori yang dikenal
dengan teori Gestalt. Teori ini berbasis pada ‘pattern seeking’ dalam
perilaku manusia. Salah satu hukum persepsi dari teori ini membuktikan
bahwa untuk mengenal atau ‘membaca’ sebuah gambar diperlukan adanya
kontras antara ruang positif yang disebut dengan figure dan ruang negative
yang disebut dengan ground.
Pada dasarnya setiap huruf terdiri dari kombinasi berbagai guratan
garis (strokes) yang terbagi menjadi dua, yaitu guratan garis dasar (basic
stroke) dan guratan daris sekunder (secondary stroke). Apabila ditinjau
dari sudut geometri, maka garis dasar yang mendominasi struktur huruf
1. Kelompok garis tegak-datar; EFHIL
2. Kelompok garis tegak-miring; AKMNVZXYW
3. Kelompok garis tegak-lengkung; BDGJPRU
4. Kelompok garis lengkung; COQS
Huruf memiliki dua ruang dasar bila ditinjau dalam hukum
persepsi dari teori Gestalt, yaitu figure dan ground. Apabila kita menelaah
keberadaan ruang negatif dari seluruh huruf maka secara garis besar dapat
dipecah menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Ruang negatif bersudut lengkung; BCDGOPQRSU
2. Ruang negatif bersudut persegi empat, EFHILT
3. Ruang negatif beruang persegi tiga, AKMNVWXTZ
Perhitungan tinggi fisik huruf memiliki azas optikal-matematis,
dalam pengertian bahwa dalam prhitungan angka, beberapa huruf dalam
alfabet memiliki tinggi yang berbeda-beda, namun secara optis
keseluruhan huruf tersebut terlihat sama tinggi. Huruf yang memiliki
bentuk lengkung dan segitiga lancip pada bagian teratas atau terbawah dari
badan huruf akan memiliki bidang lebih dibandingkan dengan huruf yang
memiliki bentuk bundar. Apabila beberapa huruf tersebut dicetak secara
berdampingan akan tercapai kesamaan tinggi secara optis. ([IMG]
2.1.14.1. J enis –J enis Font
Font terbagi dalam 4 jenis, yaitu Sherif, Sans Serif, Script dan
Decotative. Masing-masing font memiliki karakteristik tersendiri dan
kegunaannya masing-masing juga berbeda.
1. Serif: huruf yang memiliki kait/serif (sedikit menjoroj keluar) pada
bagian ujung atas atau bawahnya. Huruf Sanserif (tanpa kait), tidak
memiliki kait/hook, hanya terdiri dari batang dan tangki. Contoh
Times, Souvenir, Palatino.
2. Sans Serif: huruf yang tidak memiliki kait/serif pada ujung atas
maupun bawahnya. Jadi huruf ini tdiak memiliki sirip pada ujung
hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama.
Kesan yang ditimbulkan oleh jenis ini adalah modern, kontemporer
dan efisien. Contoh : Arial, Tohoma, Helvetica, Futura
3. Script: huryf yang bentuknya mempunyai tulisan tangan manusia.
Huruf Script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan
pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan
yang ditimbulkannya adalah sifat pribadidan akrab. Contoh:
Commercial Script, Sheley Volante, English Vivance, Brush Script.
4. Decorative: huruf yang tidak termasuk ke dalam klasifikasi di atas.
Huruf jenis ini adalah pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah
ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan