• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN COFFEE TOFFEE DALAM MENINGKATKAN JUMLAH KONSUMEN (Studi Analisis Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Pemasaran Coffee Toffee Jatim Expo Dalam Meningkatkan Jumlah Konsumen).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN COFFEE TOFFEE DALAM MENINGKATKAN JUMLAH KONSUMEN (Studi Analisis Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Pemasaran Coffee Toffee Jatim Expo Dalam Meningkatkan Jumlah Konsumen)."

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN COFFEE TOFFEE DALAM MENINGKATKAN J UMLAH KONSUMEN

(Studi Analisis Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Pemasaran Coffee Toffee Jatim Expo Dalam Meningkatkan Jumlah Konsumen)

SKRIPSI

Disusun oleh: Deasy Per mana Putri

0743010147

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

Judul Penelitian : STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN COFFEE TOFFEE DALAM MENINGKATKAN J UMLAH KONSUMEN (Studi Analisis Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Pemasaran Coffee Toffee J atim Expo Dalam Meningkatkan J umlah Konsumen)

Nama Mahasiswa : Deasy Permana Putri

NPM : 0743010147

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Telah Diuji dan Diseminarkan pada tanggal : 14 November 2012

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat diberikan kesempatan untuk menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul : STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN COFFEE TOFFEE DALAM MENINGKATKAN J UMLAH KONSUMEN

Penulis akui bahwa kesulitan selalu ada di setiap proses pembuatan proposal ini, tetapi faktor kesulitan itu lebih banyak datang dari diri sendiri. Semua proses kelancaran pada saat pembuatan proposal penelitian tidak lepas dari segala bantuan dari berbagai pihak yang sengaja maupun tak sengaja telah memberikan sumbangsihnya.

Selama melakukan penulisan penelitian ini, tak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih pada Bapak Juwito S. Sos. M.Si. sebagai dosen pembimbing yang telah membantu penulis selama menyelesaikan proposal skripsi ini.

Adapun penulis sampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Allah SWT, Karena telah melimpahkan segala karuniaNya, sehingga penulis mendapatkan kemudahan selama proses penulisan proposal skripsi ini.

(4)

3. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi. 5. Dosen-dosen Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan ilmu dan

masukan-masukan dalam menyelesaikan penulisan proposal skripsi ini. Serta tak lupa penulis memberikan rasa terima kasih secara khusus kepada:

1. Papa, Mama, Tante, Om dan seluruh keluarga besar tercinta yang telah mendukung dan membimbing dengan penuh kasih sayang serta perhatiannya secara moril maupun materil, dan juga atas do’a yang tak henti-hentinya beliau haturkan untuk penulis.

2. Kurnia Agung Perdana yang sudah sangat membantu dalam pembuatan propsal ini meskipun berbeda kota. Trimaskasih atas semua waktu, ide, kritik dan saran selama ini. You’re my everything.

3. Tak lupa penulis ucapkan rasa terima kasih secara khusus kepada sahabat yang juga memberi masukan dan sama-sama menyelesaikan proposal tahun ini.

4. Dan juga yang menjadi penyemangat dalam pembuatan proposal ini adalah “inul & siput” dua hewan peliharaan kesayanganQ yang bisa membuat tertawa dan sedikit refresh.

(5)

Akhir kata semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca, khususnya teman-teman di Jurusan Ilmu Komunikasi.

Surabaya, 23 November 2012

(6)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ... 2

1.1 Latar Belakang Masalah ... 2

1.2 Rumusan masalah... 8

1.3 Tujuan penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJ IAN PUSTAKA ... 10

2.1 Penelitian Terdahulu ... 10

2.2 Landasan Teori ... 15

2.2.1 Pengertian Strategi ... 15

2.2.2 Pengertian Komunikasi ... 16

2.2.3 Strategi Komunikasi Pemasaran ... 22

2.2.4 Bauran pemasaran ... 25

2.2.5 Pengertian Konsumen ... 30

2.2.6 Periklanan ... 34

2.2.7 Promosi Penjualan ... 35

2.2.8 Public Relations ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 41

3.1 Jenis Penelitian ... 41

3.2 Key Informan dan Informan ... 43

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.4 Teknik Keabsahan Data ... 47

(7)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 49

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 49

4.1.1 Profil PT.Coffee Toffee Indonesia ... 49

4.1.2 Sejarah dan Ide Awal PT.Coffee Toffee Indonesia ... 50

4.1.3 PERKEMBANGAN ... 51

4.1.4 Logo atau Lambang Coffee Toffee ... 55

4.2 Proses Penelitian ... 58

4.3 Analisis dan Pembahasan ... 58

4.3.1 Strategi Komunikasi Pemasaran ... 68

4.3.2 Peningkatan Jumlah Konsumen ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

5.1 Kesimpulan ... 77

(8)

ABSTRAK

Deasy Per mana Putr i, Str ategi Komunikasi Pemasar an Coffee Toffee Dalam Meningkatkan J umlah Konsumen (Studi Deskr iptif Kualitatif Str ategi Komunikasi Pemasar an Coffee Toffee Dalam Meningkatkan J umlah Konsumen)

Penelitian ini bertujuan menggambarkan strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan Coffee Toffee dalam meningkatkan jumlah konsumennya berdasarkan teori Kotler (1997:46) yaitu Bauran Pemasaran yang terdiri dari Empat P (4P) yaitu product (produk), price (harga), place (tempat) dan promotion (promosi).

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu penelitian deskriptif yang melukiskan fakta secara factual dan cermat serta penelitian kualitatif yang berarti menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat diperoleh dengan cara statistik atau pengukuran. Penelitian ini mendeskripsikan strategi pemasaran yang dilakukan oleh owner atau pemilik Coffee Toffee dengan dibantu oleh Manager of Division PR & Promotion yang meliputi Product (produk). Price (harga), Place (tempat). Kemudian P keempat adalah Promotion (promosi). Data yang dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan Manager Divisi Promosi dan Humas selaku perwakilan dari owner Coffee Toffee sebagai key informan dan beberapa konsumen sebagai informan sekaligus untuk menguji keabsahan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keempat strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan Coffee Toffee dalam meningkatkan jumlah konsumennya adalah dengan promotion (promosi).

Kata Kunci : Strategi komunikasi pemasaran

ABSTRACT

Deasy Per mana Putr i, Coffee Toffee Mar keting Communication Str ategies in Incr easing Number of Consumer s (Descr iptive Analysis In Coffee Toffee

Sur abaya Center ).

This study aims to describe the marketing communication strategies Coffee Toffee made in increasing the number of customers based on the theory of Kotler (1997:46) the marketing mix which consists of the Four Ps (4Ps) is a product (product), price (price), place (where) and promotion (promotion).

This research is descriptive qualitative, descriptive study describing the facts and meticulously factual and meaningful qualitative research produces findings that can not be obtained by statistics or measurements. This study describes the marketing strategy made by the owner or owners of Coffee Toffee, assisted by the Manager of PR & Promotion Division which includes Product (product). Price (price), Place (where). Then the fourth P is Promotion (promotion).Data were collected through in-depth interviews with the Manager of Promotions and Public Relations Division as the representative of the owner of Coffee Toffee as key informants and several customers as well as to test the validity of informant data. The results showed that of the four marketing communication strategies Coffee Toffee made in increasing the number of customers is the promotion (promotion).

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Industri periklanan yang semakin pesat dan maju dalam hal kreatifitas pemasaran dan promosi produk atau jasa menyebabkan persaingan yang semakin kuat dalam menarik untuk merebut pasar. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang terencana dalam mendapatkan perhatian dan hati masyarakat. Salah satu cara tersebut dengan mengenali terlebih dahulu kebutuhan dan keinginan masyarakat, demi tercapainya sebuah keputusan yang memuaskan bagi masyarakat dan tentunya bagi perusahaan yang menawarkan produk atau jasa tersebut. Kemudian proses kreatifitas dalam menarik perhatian masyarakat pun tidak hanya menggunakan below the line (media lini atas) yaitu media iklan luar ruang seperti,brosur dan spanduk, melainkan dapat dibantu dengan media alternatif lainnya yang bisa menambah keefektifan pemasaran yaitu menyesuaikan dengan teknologi yang semakin modern seperti internet dengan memasang foto produk atau jasa yang ditawarkan melalui situs pertemanan facebook, ataupun mengadakan event yang terkait dengan pengenalan barang atau jasa yang ditawarkan,masyarakat bisa lebih mengetahui dan mengenal produk atau jasa tersebut secara lebih baik lagi. Dengan demikan akan lebih mudah bagi perusahaan merebut pangsa pasar.

(10)

pengambilan keputusan untuk membeli dan menggunakan produk atau jasa tersebut. Kerena hal tersebut, iklan memiliki peran penting dalam penyampaian informasi yang perlu disampaikan pada masyarakat, perlu adanya pendekatan-pendekatan atara produk atau jasa dengan khalayak, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi khalayak yang dapat diketahui oleh perusahaan dengan menganalisis terlebih dahulu peluang pasar yang ada, sebelum menentukan pasar sasaran. Pendekatan-pendekatan yang dilakukan tentunya merupakan langkah yang menjadi strategi dengan melakukan komunikasi pemasaran sebagai bentuk penyampaian pesan yang ingin disampaikan oleh suatu perusahaan produk atau atau jasa tertentu, komunikasi pemasaran juga dibuat atau diciptakan dengan tujuan utama yaitu menjual.

Untuk mencapai suatu tujuan kita membutuhkan sebuah komunikasi pemasaran yang benar dan terencana dikarenakan agar dapat berhasil mencapai tujuan yang tepat sasaran dengan waktu yang relative cepat dengan biaya yang tidak besar.

(11)

Pemanfaatan media iklan dalam mencapai sasaran, diperlukan sebuah strategi yang terencana, jangan sampai biaya yang keluar terbuang dengan percuma, karena hal tersebut media iklan kreatif dan efisien merupakan hal yang mendasar dalam strategi komunikasi pemasaran yang diperlukan perusahaan baik dalam perusahaan baru sebagai penanaman kesadaran masyarakat akan produk atau jasa yang ditawarkan ataupun sebagai strategi komunikasi pemasaran sebuah perusahaan produk atau jasa yang sedang berkembang yang tentunya menginginkan adanya peningkatan penjualan.

Indonesia mampu memproduksi kopi sebesar 0,65 juta ton pada tahun 2006. Hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai produsen terbesar keempat dunia setelah Brazil, Vietnam dan Kolumbia. Jumlah produksi kopi di dunia dan jumlah usaha kecil dunia yang membutuhkan komoditas kopi dalam usahanya mengindikasikan bahwa kopi merupakan komoditas yang sangat digemari di dunia.

(12)

Sebagai komoditas yang potensial, kopi banyak digunakan sebagai bahan baku produk olahan oelh usaha kecil, menengah dan besar. Kebutuhan usaha terhadap bahan baku kopi dan kebutuhan konsumsi masyarakat yang selalu meningkat mengakibatkan petani kopi meningkatkan produksi sehingga produksi kopi nasional juga mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Perubahan gaya hidup masyarakat terutama masyarakat perkotaan yang cenderung konsumtif dan menyenangi produk instant mengakibatkan bertambahnya jumlah pengusaha yang menciptakan produk instant atau praktis guna memenuhi keinginan konsumen. Meningkatnya konsumsi kopi dan perubahan gaya hidup masyarakat menyebabkan mulai berkembangnya industri coffeeshop di Indonesia. Perkembangan kedai kopi modern ini dapat terlihat di pusat-pusat perkotaan karena penduduk perkotaan memiliki sikap konsumtif yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk pedesaan.

(13)

Jenis restoran yang menjadikan kopi sebagai menu utama dan memberikan suasana informal dengan pelayanan yang cepat adalah coffeeshop. Berbagai macam coffeeshop modern dapat kita temukan di berbagai pusat perbelanjaan di Kota Surabaya. Peningkatan permintaan terhadap minuman kopi dan tren minum kopi di restoran yang semakin berkembang membuat semakin banyak pengusaha yang mencoba masuk ke dalam industri coffeeshop modern ini.

Coffee Toffee merupakan salah satu coffeeshop yang terdapat di beberapa mall ataupun tempat umum di Kota Surabaya. Coffee Toffee merupakan usaha yang memanfaatkan peluang berkembangnya gaya hidup masyarakat dan kegemaran masyarakat terhadap kopi olahan. Dalam mencapai kesuksesan bisnis kopi, Coffee Toffee harus dapat bertahan dalam persaingan dan mengikat hati konsumen sehingga tercipta loyalitas konsumen.

(14)

sebanyak 117 gerai di seluruh Indonesia, namun iklan yang kreatif dan efisien masih selalu dibutuhkan untuk mempromosikan Coffe Toffee ke khalayak.

Dengan bisnis kopi yang menurutnya merupakan bisnis yang tidak pernah ada matinya karena banyak sekali penikmat dan pecinta kopi ini. Ia pun memiliki konsep usaha tempat kopinya ini bergaya cafe. Dengan keselarasan kebutuhan, keinginan dan rasa nyaman yang dapat diciptakan Coffee Toffee diharapkan dapat menarik perhatian dan hati masyarakat yang mengetahui dan mengenal Coffee Toffee.

Dengan bisnis makanan dan minuman yang merupakan bisnis yang tidak pernah ada matinya karena setiap orang perlu makan dan minum. Dengan mengunggulkan rasa alami yang terbuat dan diolah dengan higienis tanpa bahan pengawet dalam setiap proses pembuatannya, membuat sensasi rasa yang ditawarkan lebih sehat dan alami. Kesegaran bahan olahan terutama kopi sangat terjaga dan berkualitas menjamin setiap menu yang disajikan lebih sehat.

(15)

Dengan keselarasan kebutuhan, keinginan dan rasa nyaman yang dapat diciptakan Coffee Toffee, diharapkan dapat menarik perhatian dan hati setiap masyarakat yang mengetahui dan mengenal Coffee Toffee.

Terkait dengan hal tersebut, maka sebuah perencanaan bisa sukses harus didasarkan pada suatu akar filosofi yang memberikan suatu dasar analisis, pelaksanaan, eksekusi dan evaluasi. Suatu pemahaman yang mendalam mengenai pemasaran dan perencanaan harus diusulkan dengan konsep dan ide kreatif yang baik. Hal ini dilakukan agar dalam prakteknya, pemasaran yang dilakukan dapat menarik perhatian khalayak sebanyak mungkin.

Terkait hal itu pula, dalam penelitian ini penulis pun tertarik untuk memahami dan mengetahui Coffee Toffee dalam mengembangkan usahanya perlu untuk memiliki strategi komunikasi pemasaran yang kreatif, efektif dan efisien dalam menarik perhatian dan minat khalayak.

Penulis melakukan penelitian sejauh ini via email dan jejaring sosial (BlackBerry Messenger) dengan Mika Affandy selaku Manager Promotion dari Coffee Toffee se-Indonesia.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka penulis merumuskan pokok permasaalahannya sebagai berikut :

(16)

1.3 Tujuan penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka tujuan penelitian yang penulis teliti adalah :

Untuk mendeskripsikan strategi komunikasi pemasaran ‘Coffee Toffee’ dalam meningkatkan jumlah konsumen.

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain : a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi pengembangan ilmu komunikasi khususnya dalam bidang periklanan tentang komunikasi pemasaran yang diterapkan dalam iklan-iklan produk atau jasa yang akan disampaikan pada khalayak luas.

b. Manfaat Praktis

(17)

BAB II KAJ IAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

(18)

Setiap orang pasti membutuhkan asupan makanan dan minuman serta setiap orang tersebut menyukai makanan dan minuman yang lezat secara kualitasnya. Sehingga para produsen makanan haruslah pintar-pintar memasarkan produk sekaligus menjaga kualitasnya. Penelitian ini membahas tentang usaha kuliner di bidang makanan oleh-oleh khas Yogyakarta, yaitu bakpia. Yogyakarta yang menjadi salah satu daerah tujuan wisata membuat oleh-oleh bakpia seringkali terpilih menjadi buah tangan bagi para wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

(19)

- Personal Selling

a. Word of Mouth (WOM)

(20)

gratis yang sangat efektif. Terlebih lagi masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan suka bersosialisasi dan berkumpul hanya untuk sekedar berbagi cerita, sehingga kesempatan untuk menyebarluaskan informasi sebuah produk atau jasa yang sering mereka gunakan sangat terbuka lebar. Hal ini akan menguntungkan para pengusaha, sebab dengan adanya word of mouth akan memunculkan loyalitas pelanggan terhadap produk Anda.

Komunikasi pemasaran merupakan proses produksi dan penyampaian informasi atau pesan-pesan melalui satu atau lebih saluran kepada khalayak sasaran yang dilakukan secara berkesinambungan dan bersifat dua arah dengan tujuan menunjang efektivitas pemasaran suatu produk. Kegiatan usaha tak lagi hanya memajang produk dan menunggu orang untuk melihat lalu tertarik membelinya. Perkembangan zaman menuntun para pengusaha agar dapat bergerak lebih cepat atau minimal sepadan dengan keinginan para target konsumennya. Kesadaran dan kemampuan untuk bersosialisasi dan berteknologi sangatlah penting untuk dijalankan.

(21)

membuat kegiatan pertukaran lebih efisien dan memungkinkan semua pihak untuk mencapai persetujuan pertukaran yang memuaskan.

Pencapaian komunikasi yang baik terhadap produklah yang kemudian menjadi landasan Bakpia Yogyakarta untuk mempromosikan produknya ke konsumen. Berbagai media ditempuh untuk menggencarkan promosi dan informasi produk dari Bakpia Yogyakarta.

Pemanfaatan media online sebagai tempat promo dan interaksi sangat terbilang bernilai. Akses jejaring twitter sangat tidak dibatasi untuk memperoleh info tentang Bakpia Yogyakarta sekaligus mereka bisa memesan produknya sendiri.

Konsumen saat ini sudah sangat pintar dan selektif, mereka akan dengan mudah mencoba hal baru yang menurut mereka baik. Terlebih lagi dalam hal makanan atau minuman, maka tampilan produk, bentuk kemasan dan kualitas rasa sangat diutamakan oleh para konsumen. Hebatnya lagi, konsumen akan jauh lebih merasa tepat untuk melakukan aksi transaksi apabila produk tersebut dikemas secara keseluruhan menjadi paket penjualan yang menarik. Mulai dari pelayanan hingga rasa nikmat dari produknya tersebut.

(22)

atau tempat minum kopi cukup terkenal oleh khalayak yang berpusat di kota pahlawan Surabaya – Jawa Timur.

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Pengertian Strategi

Strategi atau lebih sering disebut “ide besar” adalah pendekatan keseluruhan untuk suatu program. Pengertian lain dari strategi adalah bagaimana mencapai tujuan dan taktik apa yang akan digunakan. Strategi ditentukan oleh masalah yang muncul terhadap informasi yang tersedia. Komunikasi pemasaran adalah suatu upaya atau semua bentuk komunikasi yang ditujukan kepada konsumen.

Strategi menurut Foster (1999:84), didefinisikan sebagai mempertimbangkan segala konsekuensi tindakan yang direncanakan dan bertindak menurut rencana itu, bukan tergoda untuk mencoba sesuatu yang lain yang tampak sebagai sebuah ide bagus. Hal ini berarti, pelaku menyatukan pikiran-pikirannya dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan interaksi serta manfaat tambahan dari serangkaian aktivitas untuk mengambil manfaat dari sinergi yang terjadi.

(23)

2.2.2 Pengertian Komunikasi

Dalam proses pertukaran terjadi proses komunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi dapat memberikan informasi dan membuat konsumen menyadari atas keberadaan produk yang ditawarkan. Komunikasi juga dapat digunakan sebagai pengingat bagi konsumen terhadap suatu produk. Suatu perusahaan dapat bertahan karena adanya konsumen, untuk itu perusahaan harus berusaha untuk mempertahankan konsumennya. Peran penting dari komunikasi juga berkaitan dengan membujuk konsumen untuk melalukan pembelian. Pesan yang disampaikan dalam komunikasi sifatnya persuasif, yaitu bagaimana membujuk konsumen agar melakukan tindakan pembelian (Sutisna, 2001 : 266).

(24)

minimal karena kegiatan komunikasi bukan hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu yaitu bersedia menerima suatu paham atau keyakinan untuk melakukan suatu perbuatan atau kegiatan. Untuk dapat memahami pengertian komunikasi, menurut Harold Lasswell adalah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut : “who says what in which channel to whom with what effect?”. Melalui paradigm Lasswell ini, dapat dilihat adanya lima unsur komunikasi yang harus dijawab, yaitu :

1. Komunikator (communicator, source, sender)

Sumber atau komunikator adalah pelaku utama atau pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi, bisa seorang individu, kelompok, organisasi, maupun suatu negara sebagai komunikator.

2. Pesan (message)

Apa yang akan disampaikan atau dikomunikasikan kepada penerima (komunikan), dari sumber (komunikator) atau isi informasi. Merupakan seperangkat simbol verbal atau non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan, yaitu makna, simbol untuk menyampaikan makna dan bentuk atau organisasi pesan.

3. Media (channel, media)

(25)

4. Komunikan (communicant)

Orang atau kelompok atau organisasi suatu negara yang menerima pesan dari sumber. Disebut tujuan (destination) atau pendengar (listener) atau khalayak (audience) atau penyandi balik (decoder). 5. Efek (effect, impact, influence)

Dampak atau efek yang terjadi pada komunikan (penerima) setelah menerima pesan dari sumber, seperti perubahan sikap dan bertambahnya pengetahuan. (Effendy, 2003:10)

Dalam hubungan ini, untuk memperoleh kejelasan, Philip Kotler dalam bukunya “Marketing Management”, mengkaji proses komunikasi berdasarkan paradigma Harold Lasswell, yang ditulis juga dalam buku Ilmu Komunikasi dan Praktek (Prof.Drs.Onong Effeendy M.A 2007, 18-19 )

Unsur-unsur dalam proses komunikasi, yaitu :

1. Sender : komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.

2. Encoding : penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk.

3. Message : pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

(26)

5. Decoding : pengawasandian, yaitu proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

6. Receiver : komunikan yang menerima pesan dari komunikator. 7. Respon : tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan apabila

tersampaikan pesan.

8. Feedback : umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.

9. Noise : gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya. (Effendy, 2003:18-19)

Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran itu bisa merupakan gagasan, informasi, opini, yang muncul dari benaknya. Komunikasi akan berhasil apabila pikiran disampaikan dengan menggunakan perasaan yang disadari. Sebaliknya komunikasi akan gagal jika sewaktu menyampaikan pikiran, perasaan tidak terkontrol.

Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder :

(27)

b. Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua dalam melancarkan komunikasinya sebagai sasarannya berada di tempat relatif jauh atau jumlahnya banyak. Seperti surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film merupakan media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. (Effendy, 2003:11-17)

Model komunikasi di atas menjelaskan faktor-faktor kunci dalam komunikasi efektif. Komunikasi harus tahu khalayak mana yang dijadikan sasaran dan tanggapan apa yang diinginkannya. Ia harus terampil dalam menyandi pesan dengan memperhitungkan bagaimana komunikan sasaran biasanya mengatur sandi pesan. Komunikator harus mengirimkan pesan melalui media yang efektif dalam mencapai khalayak sasaran.

(28)

satelit). Seorang komunikator juga harus mampu mengikuti gaya komunikasi komunikan, baik kata, istilah, sampai tempat bicara. Pada intinya, komunikatorlah yang harus menyesuaikan diri mengikuti karakteristik komunikan, bukan sebaliknya.

Untuk membuat komunikan mengikuti kegiatan komunikator, terdapat tiga metode komunikasi yang dapat digunakan yaitu metode informatif, metode persuasif dan metode koersif. Komunikator dapat memilih salah satu metode ini atau menggunakan semuanya secara berurutan.

a. Metode Informatif

Komunikator memberikan penyadaran kepada komunikan dengan memberikan informasi yang sangat lengkap. Contohnya, perusahaan menyampaikan informasi mengenai segala hal yang berkaitan dengan segala fasilitas yang dimiliki sehingga masyarakat memiliki pengertian yang tinggi dan terdorong untuk melakukan kewajibannya.

b. Metode Persuasif

Komunikator menyampaikan pujian dan bujukan kepada komunikan agar mereka tertarik untuk mengikuti kehendak komunikator.

c. Metode Koersif

(29)

2.2.3 Strategi Komunikasi Pemasar an

Dalam konteks bisnis strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dan usaha suatu organisasi (Tjipto, 1997:3). Strategi digunakan untuk melakukan komunikasi kepada publik agar mendapatkan perhatian atau dukungan yang lebih dari publiknya, sedangkan strategi komunikasi efektif adalah sebagai berikut (Ruslan, 2002:31) :

1. Bagaimana mengubah sikap (how to change the attitude) 2. Mengubah opini (to change the opinion)

3. Mengubah perilaku (to change behavior)

(30)

memenuhi kebutuhan dan keinginan, guna mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi melalui penciptaan produk yang berkualitas.

Jika digabungkan komunikasi pemasaran merepresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggannya. Hubungan antara pemasaran dengan komunikasi merupakan hubungan yang erat. Komunikasi merupakan proses pengoperan lambang-lambang yang diartikan sama antara individu kepada individu, individu kepada kelompok, kelompok kepada kelompok, kelompok kepada masa. Di dalam pemasaran, komunikasi bersifat sangat kompleks, tidak sesederhana seperti ketika kita berbincang-bincang dengan rekan sekantor atau keluarga di rumah.

(31)

Komunikasi pemasaran dikaitkan dengan penyampaian pesan tentang barang, jasa layanan, pengalaman, kegiatan, orang, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi dan gagasan. Dalam kegiatan pemasaran tidak terlepas dari kegiatan komunikasi, karena penyampaian informasi tentang apa yang ditawarkan perusahaan pada konsumen tidak terlepas dari penetapan bentuk media penyaluran pesan dan pesan itu sendiri. Komunikasi perlu dipahami agar informasi yang disampaikan dapat mencapai persamaan kehendak. Bentuk komunikasi baik yang bersifat instruksional maupun motivasi, bertujuan agar penerima pesan melakukan sesuatu seperti yang dikehendaki.

Komunikasi pemasaran adalah suatu scape yang menantang dan informasi internal (perusahaan) sampai dengan sistem pengambilan keputusan konsumen. Termasuk didalamnya pesan dan citra produk yang dipresentasikan oleh perusahaan kepada konsumen potensil maupun stakeholders lainnya (kotler, 2008 : 8)

(32)

yang menjadi fasilitator dalam pertukaran informasi untuk memberi suatu arti kepada konsumen.

Berdasarkan pengertian komuikasi pemasaran yang telah dikemukakan oleh beberapa pakar diatas, penulis dapat memahami bahwa inti komunikasi pemasaran kepada konsumen maupun khalayaknya yang dituju dengan media tertentu, melalui bauran pemasaran (produk, harga, distribusi, dan promosi) perusahaan yang digunakan dalam menarik perhatian konsumen , sehingga tertarik untuk datang dan mencoba produk, barang atau jasa yang ditawarkan, dalam hal ini yang dipilih untuk dikomunikasikan adalah coffe toffee sebagai cafe kopi yang nyaman untuk berkumpul dengan teman,rekan, dan saudara sambil menikmati kopi.

2.2.4 Baur an pemasaran

Pemasar adalah seseorang yang mencari satu atau lebih calon pembeli yang akan terlibat daalam pertukaran nilai. Tugas pemasar adalah menyusun program atau rencaana pemasaran untuk mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan. Pemasaran memiliki program yang terdiri dari sejumlah keputusan tentang bauran alat-alat pemasaran yang digunakan.

Bauran pemasaran terdiri dari empat kelompok, yaitu Empat P (4P) yaitu product (produk), Price(harga), Place(Tempat), dan Promotion(promosi).

(33)
(34)

b. Price ( Penetapan harga yang menarik)

Merupakan jumlah uang yang pelanggan bayar untuk produk tertentu. Dalam penentuan harga suatu produk ada tiga faktor yang memn etukan, yaitu : kualitas produk, tingkat persaingan, kegiatan promosi. c. Place ( Tempat)

Pendistribusian produk bagi konsumennya yang tepat sasaran perusahaan.

d. Promotion (Promosi yang menarik )

Komunikasi guna menciptakan kesadaran dan ketertarikan konsumen terhadap produk. Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran yang bersifat membujuk sasaran untuk membelinya. Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang dilakukan melalui tahapan-tahapan dsaar yang digunakan untuk mencapai tujuan komunikasi perusahaan yang disebut dengan bauran promosi yang terdiri dari : 1. Iklan

Semua bentuk penyajian non personal dan promosi ide, barang atau jasa yang dibayar oleh satu sponsor tertentu.

2. Komunikasi pemasaran

(35)

3. Hubungan masyarakat dan publisitas

Berbagai program untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.

Kompnen lain yang sangat penting dalam promotional mix suatu perusahaan adalah metode hubungan masyarakat (public relation). Perusahaan menggunakan metode ubungan msyarakat untuk menyampaikan pesan dan menciptakan sikap,citra dan opini yang benar. Selama ini Humas tidak lebih dari alat promosi/komunikasi yang paling sedikit digunakan. Namun demikian,alat ini memiliki potensi besar untuk membangun kesadaran dan frekuensi di pasar, untuk memperkuat kembali posisi produk, dan untuk mempertahankan produk.

4. Penjualan secara pribadi

Interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih untuk melakukan presentasi,menjawab pertanyaan dan menerima pesanan. Penjualan personal (personal selling) merupakan komunikasi personal yang mencoba me nginformasikan kepada konsumen tentang suatu produk dan membujuknya untuk membeli produk tersebut. Penjualan perseorangan menjamin perusahaan dalam berkomunikasi dengan kontak langsung dengan calon konsimen yang istimewa.

(36)

dalam jangka panjang meliputi menemukan calon konsumen,memberikan informasi kepada calon konsumen,membujuk calon konsumen untuk membeli dan menjaga kepuasan konsumen melalui pelayanan setelah penjualan. Untuk mencapai tujuan tersebut, wiraniaga tidak hanha terampil dalam hal menjual, tetapi juga harus memahami karakteristik produk secara teknis.

5. Pemasaran langsung (interaktif)

(37)

juga menggunakan internet untuk melakukan pemasaran langsung.,penjualan personal serta kegiatan hubungan masyarakat secara lebih efektif dan efisien.

2.2.5 Pengertian Konsumen

Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen, yaitu konsumen individual, lingkungan dan stimuli pemasaran. Konsumen individual merupakan pilihan untuk memilih suatu produk dengan merek tertentu dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri konsumen. Hal tersebut disesuaikan dengan kebutuhan, persepsi terhadap karakteristik merek, sikap, kondisi demografi, gaya hidup dan karakteristik kepribadian individu. Faktor lingkungan yang mempengaruhi konsumen, hal ini menyangkut lingkungan sekitarnya yang kemudian memberi pengaruh terhadap pengambilan keputusan dalam membeli suatu produk/jasa. Misal saja pada saat seseorang membeli suatu produk/ jasa dikarenakan orang terdekatnya telah membeli terlebih dahulu. Itu artinya interaksi sosial yang dilakukan oleh seseorang akan turut memperngaruhi pada pilihan merek produk yang dibeli.

(38)

dan pencitraan atau dalam bentuk stimuli yang berkaitan dengan produk seperti harga, display tempat. Coffee Toffee memanfaatkan strategi ini dengan menata peletakan meja dengan jarak antara meja satu dengan lainnya disesuaikan agar konsumen tetap merasa nyaman pada saat bermain, penataan cahaya disesuaikan dengan memasang lampu tepat diatas tiap meja.

Strategi pemasaran, dalam hal ini pemasar berusaha mempengaruhi konsumen dengan menggunakan stimuli-stimuli pemasaran seperti iklan dan sejenisnya agar konsumen bersedia memilih merek produk yang ditawarkan. Strategi pemasaran yang lazim dikembangkan oleh pemasar yaitu berhubungan dengan produk apa saja yang akan ditawarkan, penentuan harga jual produknya, strategi promosinya dan bagaimana melakukan distribusi produk kepada konsumen (Sutisna, 2001 6-7).Agar proses kesamaan persepsi dan pemikiran terhadap gambaran produk dalam komunikasi pemasaran terjadi, maka pemasar heruslah mengerti karakteristik dan keunikan-keunikan pelanggan. Berikut ada empat tipe pelanggan menurut Paul Smith :

a. The Learning Customer

(39)

progresif. Mereka akan rela menghabiiskan banyak waktu, tenaga dan pikiran untuk mencapai proses pembelian yang disebut high involvement customer. Untuk mempengaruhi pelanggan model ini adalah dengan surat kabar dan majalah. Informasi yang diterima dari orang terdekat menjadi faktor penentu dalam mereka membuat keputusan membeli. Teori ini dikenal dengan multistep communication.

b. The Self Justifying Customer

(40)

c. The Routine Customer

Pelanggan yang rutin membeli barang dan menggeneralisasikan produk sehingga muncul low differentiayion. Kebiasaan dan tingkah laku pelanggan merupakan pengaruh bagi pemilihan produk. Keterlibatan perusahaan dalam keputusan pembelian sangat kecil, akhirnya komunikasi pemasaran digunakan untuk mendukung rutinitas, mengingatkan pelanggan pada brand atau merek yang ada saja. Desain pengemasan penting dalam mengingatkan pelanggan pada brand atau merek tersebut karena bagaimanapun juga, perubahan kemasan akan memberikan kesan yang lain bagi pelanggan sedangkan kedudukan komunikasi pemasaran, seperti iklan akan me-reinforce sikap kerutinan ini. Agar lebih menarik biasanya digunakan potongan harga juga promosi-promosi yang menarik.

d. The Professional Customer

(41)

e. Profiling The Customer

Palanggan tipe ini lebih mengutamakan produk atau jasa yang berharga murah-murah saja, mereka tidak memperhitungkan kualitas dan nilai kegunaan barang. Fokus pembelian hanya dipengaruhi harga barang yang sekedarnya. Pelanggan ini akan mulai banyak apabila terjadi resesi ekonomi.

2.2.6 Periklanan

Promosi barang atau jasa,baik

penamaannya,pengemasannya,penetapan harga dan

distribusinya,semuanya tercermin dalam kegiatan periklanan yang seringkali disebut sebagai darah kehidupan bagi suatu organisasi. Tanpa adanya periklanan,berbagai produk barang atau jasa tidak akan dapat mengalir secara lancar ke para distributor atau penjual,apalagi sampai ketangan para konsumen atau pemakainya. ( Frank Jefkins, 1997 : 1 )

Periklanan dapat menjangkau khalayak yang sangat luas dengan pesan sederhana yang memungkinkan penerima memahami produk yang diinformasikan, fungsinya dan hubungannya dengan setiap produk sejenis yang lain. Ini merupakan fungsi utama periklanan, yakni berkomunikasi dengan khalayak tertentu, yang terdiri dari konsumen baik individu maupun perusahaan.

(42)

mempromosikan produk, jasa, ide, citra, penerbitan dan bahkan orang. Berdasarkan sesuatu yang dipromosikan, iklan diklarifikasikan sebagai iklan institusi atau lembaga dan iklan produk. Iklan institusi mempromosikan barang dan jasa. Perusahaan dan lembaga lain menggunakan teknik untuk mempromosikan penggunaan, ciri, citra dan manfaat produk yang dihasilkan.

Menurut fungsinya, iklan dimaksudkan untuk tujuan-tujuan sebagai berikut : mendorong peningkatan permintaan, mengimbangi iklan pesaing, meningkatkan efektivitas wiraniaga, meningkatkan penggunaan produk, menguatkan citra produk dalam ingatan konsumen, mengurangi fluktuasi penjualan.

Sebagai ajang persuasi, ajakan atau bujukan, iklan menjadi hal yang kian gencar dilakukan dalam kegiatan promosi. Persaingan pun muncul ketika iklan tayang di media, permainan kata-kata yang bisa membujuk masyarakat dan visualisasi yang menarik menjadikan masyarakat lebih yakin untuk menggunakan produk dari perusahaan kita.

2.2.7 Pr omosi Penjualan

(43)

dealer atau grosir. Fungsi promosi penjualan telah mengalami perubahan secara signifikan. ( Mahmud Machfoedz, 2010 : 31 )

Pada suatu saat, proporsi anggaran komunuikasi tersebar dialokasikan untuk periklanan. Setelah suatu riset menunjukkan bahwa periklanan tidak lagi menjadi dominasi anggaran komunikasi, promosi penjualan kini lebih diperhitungkan daripada periklanan. Anggaran promosi terutama dalam pasar konsumen, lebih besar daripada anggaran periklanan.

Tujuan utama dari aktivitas promosi penjualan adalah untuk memotivasi konsumen agar bertindak, mengawali serangkaian perilaku yang berujung pada pembelian jangka panjang. Pembelian mencerminkan tinggi rendahnya tingkat partisipasi dan persuasi. Apabila tujuan pemasaran meliputi pengenalan produk baru atau dimaksudkan untuk perluasan pasar, target yang ingin dicapai adalah percobaan penggunaan produk dapat terjadi sesegera mungkin. Jika suatu produk dipasarkan, tujuan utamanya adalah menerapkan promosi penjualan untuk mendorong peningkatan jumlah pembelian oleh konsumen atau pasar yang telah terbentuk dan untuk menarik perhatian pengguna produk pesaing. Karena itu tujuannya adalah untuk meningkatkan konsumsi atas produk yang dipasarkan dan menarik pembeli baru untuk menggunakan produk yang dipromosikan.

(44)

berkelanjutan. Untuk meningkatkan jumlah pembelian, pemasar melakukan berbagai macam penawaran mulai dengan diskon, member card, rabat dan potongan-potongan harga.

2.2.8 Public Relations

Public relations merupakan aktivitas yang terencana luas melalui berbagai acara atau event. Meskipun demikian, ada sejumlah sifat pada PR yang berbeda dari bauran pemasaran yang lain. PR tidak memerlukan biaya untuk membayar jam penayangan dan penyiaran pada ruang dalam wahana media seperti televisi atau radio, surat kabar dan majalah. Informasi yang diseleksi dipahami untuk kemudian dievaluasi oleh tim selain manajemen. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pesan atau informasi yang disampaikan melalui media, seperti periklanan. Dari aspek biaya, PR dipandang sebagai sarana penting dalam bauran promosi dengan biaya yang efisien, kecuali untuk perusahaan yang mempertahankan hubungan dengan agen periklanan. Biaya pokok yang berhubungan dengan PR adalah biaya waktu dan kesempatan yang berhubungan dengan persiapan press release. Jenis aktivitas ini dapat diorganisir dengan baik. ( Drs. Suryadi, 2007 : 2 )

(45)

dengan tingkat kredibilitas yang tinggi. Pengendalian aktivitas PR dilakukan secara langsung bertujuan untuk menyampaiakan informasi yang sesuai tentang entitas perusahaan dan untuk membangun iktikad baik dari stakeholder.

Dalam aktivitasnya, PR melakukan pendidikan kepada masyarakat terkait dengan produk dan perusahaan, dimana seorang PR harus mampu menanamkan pandangan positif di mata masyarakat umum. Walaupun aktivitasnya terpisah dari pemasaran, namun sosok PR menjadi penting ketika masyarakat membutuhkan informasi yang jelas mengenai sebuah jasa atau produk, disinilah tugas PR untuk melakukan edukasi kepada mereka.

Berikut kegiatan strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan Coffee Toffee Cabang Pusat Surabaya :

1. Hubungan Masyarakat (Public Relation) a. Press Release

b. Product Publicity

c. Corporate Communication d. Counseling

2. Iklan

a. Website Advertising b. Magazine Adventorial 3. Sales Promotion

(46)

4. Direct Marketing a. Hotline / Telepon b. Delivery Order

c. Marketing with Social Media (Facebook & Twitter)

2.3 Kerangka Pemikiran

Secara garis besar, proses strategi komunikasi pemasaran dapat dijelaskan dalam gambar di bawah ini :

Str ategi Komunikasi Pemasar an Coffee Toffee Pusat Sur abaya

Keberhasilan masing-masing tahapan dalam proses tersebut akan sangat menentukan keberhasilan program komunikasi pemasaran.

Berikut penjelasan mengenai kerangka pemikiran di atas adalah sebagai berikut :

a. Tempat penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sesuai pada judul skripsi yaitu Coffee Toffee Jatim Expo

b. Strategi Komunikasi Pemasaran yang dilakukan oleh Divisi Humas dan Promosi Coffee Toffe Indonesia antara lain Sales Promotions, Events, Sampling, Direct Selling, Corporate Social Responsibility (CSR).

Coffee Toffee J atim Expo

Sur abaya

Strategi Komunikasi Pemasaran Coffee

(47)
(48)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 J enis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah studi deskriptif yang akan memaparkan secara deskripsi mengenai strategi komunikasi yang digunakan Coffee Toffee dalam meningkatkan jumlah konsumen. Dalam hal ini dilihat dari pemasaran, media iklan, alat promosi, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu merupakan penelitian yang berusaha memahami dan menafsirkan makna dari suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri. Alat pengumpulan data atau instrumen penelitian adalah peneliti sendiri yang langsung terjun ke lapangan dengan memanfaatkan metode seperti wawancara mendalam, pengamatan dan pemanfaatan dokumen serta jejaring social (email dan bbm)

Peneliti disini bertindak sebagai pengamat dan peneliti membuat kategori perilaku, mengamati gejala dan mencatat dalam buku observasinya. Peneliti tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. (Rakhmat 2004 : 4)

Penelitian deskriptif ditujukan untuk :

1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada.

(49)

3. Membuat perbandingan atau evaluasi.

4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. (Rakhmat 2004 : 25)

Penelitian ini bermaksud untuk membuat deskripsi mengenai situasi-situasi atau kejadian dimana kegiatan tidak hanya merupakan pengumpulan dan penyusunan data, namun juga menganalisis serta menafsirkan data-data untuk memperoleh maknanya. Untuk memperoleh makna dari data-data tersebut tidak perlu mencari dan menerangkan saling hubungan, menguji hipotesis atau membuat ramalan.

Menurut Hadari Nawawi (1983 : 64), metode penelitian deskriptif mempunyai dua titik, yaitu

a. Pemusatan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan (pada saat sekarang) atau masalah-masalah yang bersifat actual. b. Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana

adanya diiringi dengan interpretasi rasional (Soejono Abdurrahman, 1999 : 23)

(50)

3.2 Key Informan dan Informan

Dalam menentukan key informan dan informan, penulis memperhatikan aspek-aspek yang dapat memberikan informasi terkait dengan masalah penelitian yaitu strategi komunikasi pemasaran Coffee Toffee dalam meningkatkan jumlah konsumen.

Dalam penelitian ini, yang menjadi key informan adalah pemilik atau owner dari Coffee Toffee dengan tujuan untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran yang digunakan dalam meningkatkan jumlah konsumen Coffee Toffee. Kemudian seperti key informan, peneliti pun melakukan wawancara terhadap divisi humas dan pemasaran Coffee Toffee untuk membandingkan informasi yang peneliti dapatkan dari key informan.

Informan yang dipilih penulis adalah konsumen Coffee Toffee yang merupakan subyek yang dapat memberikan informasi secara langsung kepada peneliti mengenai strategi komunikasi pemasaran Coffee Toffee dalam meningkatkan jumlah konsumen.

Dari informanlah yang akan memberikan informasi kepada penulis apakah strategi komunikasi pemasaran yang digunakan Coffee Toffee dalam meningkatkan jumlah konsumen sehingga dapat dikatakan sukses atau tidak dalam mencapai target sasarannya.

(51)

informan seperti Romi dan Dona merupakan konsumen baru yang dipilih peneliti dalam memperoleh informasi terkait dengan strategi komunikasi pemasaran Coffee Toffee dalam meningkatkan jumlah konsumennya.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian berdasarkan cara perolehan dan sumber data dibedakan menjadi :

a. Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya dengan diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data primer yang peneliti gunakan dalam penelitian adalah melalui pengamatan (observasi) dan pertanyaan (wawancara mendalam).

Bila dikaitkan dengan penelitian penulis, data primer merupakan data utama yang berkaitan dengan strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan Coffee Toffee dalam meningkatkan jumlah konsumen. Data tersebut diperoleh dari :

1. Wawancara

(52)

dengan penelitian dan dipusatkan pada isi yang dititikberatkan pada tujuan prediksi dan penjelasan sistematik mengenai penelitian tersebut.

Wawancara ini tentunya dilakukan peneliti dengan memusatkan perhatian untuk memperoleh data atau informasi yang dapat dijadikan data utama penelitian.

a. Wawancara dengan pihak internal Coffee Toffee, key informan dilakukan pada masa penelitian. Wawancara pada penelitian ini dilakukan dengan narasumber dari lingkungan internal dilakukan langsung pada pemilik Coffee Toffee, dalam hal ini adalah sumber yang terpercaya karena terlibat langsung dalam kegiatan strategi komunikasi pemasaran Coffee Toffee. Seperti key informan, narasumber yang terlibat sebagai pihak internal adalah divisi humas dan pemasaran Coffee Toffee Pusat di Surabaya.

b. Sedangkan wawancara dengan narasumber lain (informan) dilakukan pada khalayak, dalam penelitian ini adalah 2 orang konsumen dari Coffee Toffee sebagai individu yang memiliki informasi relevan dengan masalah penelitian.

2. Observasi

Merupakan pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dijadikan pencatatan.

(53)

dalam hal ini adalah strategi komunikasi pemasaran Coffee Toffee dalam meningkatkan jumlah konsumen dimana dalam pelaksanaan di lapangan peneliti menggunakan beberapa alat bantu seperti kamera dan alat perekam suara dalam mengambil informasi dari pihak internal selaku owner dan divisi humas dan pemasaran, Agung sebagai konsumen lama serta Roki dan Reva selaku konsumen baru yang terkait tentang strategi komunikasi pemasaran yang telah dilakukan Coffee Tofee.

a. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (Hasan 2002 : 8). Data sekunder diperoleh dari buku serta materi tertulis yang relevan dengan tujuan penelitian.

Bila dikaitkan dengan penulisan penelitian mengenai strategi komunikasi pemasaran Coffee Toffee dalam meningkatkan jumlah konsumen, data sekunder ini diperoleh dari buku-buku yang terkait dengan masalah penelitian penulis, dokumen atau arsip-arsip tertulis lainnya maupun dokumentasi.

Data sekunder dikumpulkan dari dokumentasi Coffee Toffee, antara lain :

a. Foto-foto yang berkaitan dengan strategi komunikasi pemasaran Coffee Toffee dalam meningkatkan jumlah konsumen.

(54)

Dari semua data tersebut yang digunakan untuk menjawab masalah pokok penelitian yaitu bagaimana strategi komunikasi pemasaran Coffee Toffee dalam upaya meningkatkan jumlah konsumen.

3.4 Teknik Keabsahan Data

Teknik keabsahan data adalah dengan menggunakan teknik triangulasi. Hal ini merupakan salah satu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong 2006 : 330)

Pemeriksaan dan pengecekan yang dilakukan peneliti pada penelitian ini adalah melalui sumber lain yaitu dengan cara membandingkan data hasil pengamatan dan hasil wawancara dengan key informan dan informan. Ini juga termasuk dokumen yang berkaitan yaitu alat promosi yang digunakan Coffee Toffee dalam upaya meningkatkan jumlah konsumen.

3.5 Teknis Analisis Data

(55)

1. Iklan below the line seperti penggunaan banner, brosur, neon sign and sticker.

2. Personal seeling (pemasaran langsung) seperti mengunduh foto-foto Coffee Toffee serta menu dan harga yang ditawarkan.

3. Sales promotion (promosi penjualan) seperti memberikan paket harga dengan pembelian menu makanan (diisi nama makanan) dan minuman (diisi nama minuman) dengan pembelian lebih dari satu. 4. Publicity (Publikasi) dengan mengadakan event seperti kejuaraan

barista dan pameran.

5. Point of Purchase (alat promosi) dengan kupon yang memberikan potongan harga dengan ketentuan tertentu.

(56)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

Dalam Bab IV, penulis menjelaskan mengenai profil perusahaan, sejarah singkat Coffee Toffee, gambaran umum komunikasi pemasaran Coffee Toffee dan medeskripsikan hasil penelitian tentang komunikasi pemasaran dalam meningkatkan jumlah konsumen. Dengan penggunaan strategi komunikasi pemasaran dalam meningkatkan jumlah konsumennya dengan kegiatan-kegiatan seperti di atas, penulis mewawancarai Key Informan Mika Affandy selaku Manager Pemasaran Coffee Toffee Pusat di Surabaya.

Kemudian untuk memperoleh informasi yang lebih menitikberatkan pada hasil dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan pihak Coffee Toffee, penulis mewawancarai Informan, yaitu beberapa konsumen yang mendatangi gerai Coffee Toffee.

4.1.1 Pr ofil PT.Coffee Toffee Indonesia

COFFEE TOFFEE didirikan pertama kali pada akhir tahun 2005 di kota Surabaya oleh Odi Anindito. Pada awalnya COFFEE TOFFEE hanya sebuah coffee kios kecil yang diperuntukan untuk tempat berkumpul kalangan sendiri, teman dan rekan-rekan dekat saja.

(57)

ditawarkan cukup bagus. Berbekal hal tersebut, maka di tahun 2006 Odi menambah dua gerai COFFEE TOFFEE di Surabaya.

4.1.2 Sejar ah dan Ide Awal PT.Coffee Toffee Indonesia

Pada tahun 2004, Odi Anindito mempunyai kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di Melbourne, Australia tepatnya di Swinburne University. Sembari kuliah, beliau bekerja part-time di salah satu lokal coffee shop Melbourne. Di tempat inilah, beliau belajar mengenai dunia kopi serta baru mengetahui bahwa Indonesia adalah termasuk tiga negara penghasil kopi terbesar dunia.

Dengan banyaknya brand-brand kedai kopi besar asal luar negeri, adalah sebuah ironi bahwa Indonesia salah satu penghasil kopi terbesar dunia harus membeli minuman-minuman kopi dengan harga yang berlipat-lipat. Adanya fenomena ini membuat, Odi merasa bahwa harus ada kedai kopi yang mampu menyuguhkan produk-produk berkualitas dengan harga yang terjangkau, serta bahwa semaksimal mungkin menggunakan produk produk lokal. Odi merasa bahwa sebagai bangsa Indonesia kita mampu dan harus bangga terhadap produk negeri sendiri.

(58)

4.1.3 PERKEMBANGAN

Dalam perkembangannya, managemen Coffee Toffee merasa bahwa konsep kerjasama denga pola waralaba adalah salah satu cara terbaik dalam memasarkan produk dan potensi bisnis COFFEE TOFFEE. Dengan konsep pemasaran ini, COFFEE TOFFEE akan dapat melayani dan menyediakan produk-produk berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau kepada seluruh pelanggan kami di Indonesia.

Di tahun 2008, COFFEE TOFFEE didaulat sebagai pemenang penghargaan ISMBEA 2008 (Indonesian Small Medium Business Enteprenur Award) di bidang ‘inspiratif bisnis’ serta dipercaya oleh majalah pengusaha sebagai “Bisnis Prospektif 2007”.

Di bulan Juli 2010, COFFEE TOFFEE telah mempunyai lebih dari 100 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia dan dipilih sebagai salah satu trendsetter di industri kopi ritel Indonesia oleh majalah SWA.

Kami di COFFEE TOFFEE mempunyai visi bahwa untuk menjadi kedai kopi lokal yang dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri dengan selalu memberikan produk dan layanan terbaik dengan bahan-bahan baku lokal terbaik dengan harga yang terjangkau.

(59)

PT Coffee Toffee Indonesia, oleh Raditya Dika, ikon anak muda yang akan menjadi influencer untuk menyebarkan semangat kebanggaan akan kopi Indonesia.

Sebagai sebuah perusahaan Franchise yang berkembang, tidak tanggung-tanggung, Coffee Toffee mendatangkan konsultas Franchise dari Belanda ke Indonesia, dan memberikan training intensif di kantor pusat PT Coffee Toffee Surabaya selama 20 hari. Mr. Jan Bezemer adalah konsultan Franchise terkemuka di Eropa yang telah diakui oleh asosiasi Franchise internasional, dan berpengalaman puluhan tahun menjadi konsultan ratusan Franchise di dunia.

Usaha PT Coffee Toffee Indonesia untuk menyebarkan kampanye penggunaan biji kopi nasional untuk konsumsi negeri sendiri, tentu saja harus dibarengi dengan semakin menyebarnya gerai Coffee Toffee di hampir seluruh kota besar di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk melayani lebih banyak lagi masyarakat Indonesia, untuk tahu, kenal dan mencintai kopi lokal Indonesia. Dengan Kopi Nusantara yaitu Java Mocha, Toraja Kalosi, Bali Batukaru, Sumatera Linthong dan Sumatera Gayo.

(60)

Di awal 2012, Coffee Toffee semakin memantapkan posisinya sebagai kopi lokal Indonesia dengan jaringan terbesar, dengan membuka gerai baru di Kendari, Palangkaraya dan gedung Bursa Efek Indonesia Jakarta. Kebanggaan akan kopi Indonesia inilah yang harus disuarakan dengan lantang. YES I Drink Indonesian Coffee!

PT Coffee Toffee Indonesia terus mengukuhkan posisinya sebagai jaringan ritel gerai kopi terbesar di Indonesia, dengan membuka cabang baru di Gedung Bursa Efek Indonesia Tower 2 Lantai 1, Jl Jend. Sudirman Kav 53-54 Jakarta. Gerai di BEI ini merupakan gerai Coffee Toffee ke 114 di seluruh Indonesia. Didukung penuh oleh PT Indonesian Capital Market Electronic Library, Coffee Toffee BEI berada di satu area perpustakaan yang melayani kebutuhan kopi Indonesia seluruh penikmat kopi di gedung perkantoran di kawasan SCBD ini.

“Gedung Bursa Efek Indonesia adalah gedung perkantoran yang sangat ramai di kawasan SCBD. Dan disini, kami PT Coffee Toffee Indonesia merasa penikmat kopi Indonesia sangatlah besar. Bursa Efek Indonesia adalah representasi dari keanekaragaman Indonesia. Disinilah seharusnya Kopi Indonesia bisa dinikmati!” sahut Mika Affandy, Public Relations & Promotions Manager PT Coffee Toffee Indonesia.

(61)

menunjukkan pengakuan yang luar biasa bahwa betapa Kopi Indonesia sudah mendapat tempat dan diakui oleh masyarakat Indonesia sendiri.

Grand Opening Coffee Toffee BEI hari Jum’at, 27 Januari 2012 berlangsung meriah. Sejak pagi, gerai kopi ini mulai dipadati oleh pekerja kantoran yang akan memulai aktivitas kerja. Opening Discount promo sebesar 20%, dan bahkan gratis bagi mereka yang beruntung mendapatkan pembagian cup oleh barista, cukup membuat antrian panjang. Live jazz music accoustic performance di jam pulang kantor semakin membuat pelanggan betah berlama-lama di gerai Coffee Toffee. Tak ketinggalan, pelanggan bisa membaca peruntungan nasib di tahun 2012 di meja Fortune Teller yang tersedia.

Coffee Toffee, Indonesian Coffee with Passion!

(62)

4.1.4 Logo atau Lambang Coffee Toffee

Gambar 4.1.4

Logo dan Identitas Visual Coffee Toffee

Keberadaan logo sangat penting untuk dimiliki sebuah merek. Coffee Toffee sadar betul bahwasannya banyaknya usaha kuliner sejenis seperti yang mereka miliki, yaitu usaha minuman kopi mempunyai logo yang kebanyakan seragam. Semua usaha ttersebut rata-rata menggunakan pengenal kopi pada logo mereka. Peluang ini pula yang digunakan oleh Coffee Toffee dalam mengeksekusi logo mereka. Menggunakan aksesoris berupa gambar gelas dan memakai nama unik yang bertuliskan “Coffee Toffee”.

(63)

Penampilan yang ramah dan cantik, memang menjadikan Coffee Toffee selalu dinilai menarik oleh para pembeli produk mereka.

Hal itu pula yang didapat dari hasil wawancara dengan Promotion and Public Relation Manager Coffee Toffe, Mika Affandi yang mengatakan,

“Penggunaan seragam yang ditentukan setiap harinya, khususnya bagi para pelayan perempuan juga diwajibkan untuk mampu berdandan serapi dan semenarik mungkin adalah semata-mata memberikan rasa nyaman dan kepercayaan bagi calon konsumen. Karena, bagi Coffee Toffee, kesan pertama yang baik akan menjadi hal yang menguntungkan bagi kami” (wawancara pada 12 Nov 2012)

Gambar 4.1.5 Desain Logo Kampanye Coffee Toffee

(64)

wawancara dengan Public Relation Manager Coffee Toffee, Mika Affandy yang mengatakan,

“Penggunaan seragam yang ditentukan setiap harinya, baik bagi para barista pria maupun wanita juga diwajibkan untuk mampu berdandan serapi dan semenarik mungkin adalah semata-mata memberikan rasa nyaman dan kepercayaan bagi calon konsumen. Karena, bagi Coffee Toffee, kesan pertama yang baik akan menjadi hal yang menguntungkan bagi kami” (wawancara tanggal 12 November 2012)

Keinginan Coffee Toffee untuk bisa membuat para baristanya tampil menarik juga diimbangi dengan pelatihan beauty class bagi para barista. Hal tersebut guna menumbuhkan rasa ingin dan mampu untuk tampil terbaik setiap hari. Seperti yang dibahas dalam hasil wawancara di atas bahwa kesan pertama yang baik adalah hal yang sangat menguntungkan bagi para pengusaha untuk memasarkan produk mereka kepada calon konsumen. Berikut ini adalah contoh dari visual desain seragam barista Coffee Toffee di setiap gerainya.

(65)

4.2 Pr oses Penelitian

Peneliti memilih Coffee Toffee karena melihat usaha gerai kopi asli Indonesia ini sangatlah berbeda dari pesaing-pesaingnya. Proses dalam penelitian deskriptif ini dimulai dari melakukan pengumpulan data baik sumber data primer maupun sumber data sekunder.

Setelah itu peneliti melakukan wawancara terhadap pihak Coffee Toffee guna memperoleh kelengkapan informasi dan materi pendukung yang dibutuhkan, seperti foto produk, profil perusahaan dan juga jawaban dalam wawancara untuk mampu melengkapi isi dari penelitian ini. Penelitian ini lebih mendasarkan pada proses komunikasi pemasaran dan informasi dari produk Coffee Toffee yang bisa meningkatkan jumlah konsumennnya.

4.3 Analisis dan Pembahasan

(66)

ajukan pada key informan adalah tentang komunikasi pemasaran yang dilakukan Coffee Toffee dalam meningkatkan jumlah konsumen.

Selain key informan, penulis pun melakukan wawancara mendalam atau depth interview dengan informan, dalam hal ini penulis memilih konsumen sebagai pihak yang dapat memberikan informasi kepada penulis terkait penelitian yang dilakukan .penulis, yaitu strategi komunikasi pemasaran Coffee Toffee dalam meningkatkan jumlah konsumen. Pertanyaan yang dilakukan peneliti kepada konsumen sebagai informan berupa komunikasi pemasaran yang membawa mereka untuk datang dan membeli menu yang ditawarkan.

Berikut daftar pertanyaan wawancara yang telah penulis lakukan : Strategi Komunikasi Pemasar an PT.Coffee Toffee Indonesia

Dalam Meningkatkan J umlah Konsumen

Nama : Mika Affandy – Public Relations & Promotions Manager PT Coffee Toffee Indonesia

Lokasi : - ( Via Email) Waktu : 12 November 2012 Daftar Pertanyaan Wawancara :

a. Apakah tujuan dari mendirikan usaha Coffee Toffee ini?

b. Apa saja yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen?

c. Apa sajakah yang menjadi kendala atau rintangan bagi usaha tersebut? d. Apa sajakah cara yang dilakukan dalam mengatasi kendala atau rintangan

(67)

e. Apa saja yang menjadi media promosi atau pemasaran dan publikasi dalam usaha tersebut?

f. Mohon dapat dijelaskan, apa saja yang menjadi kegiatan pemasaran Coffee Toffee dalam meningkatkan jumlah konsumen tersebut?

g. Berdasarkan informasi, gerai Coffee Toffee memiliki fasilitas internet. Seberapa besar peranan internet bagi usaha tersebut?

h. Mohon dapat dijelaskan, promosi merupakan salah satu langkah pemasaran dalam rangka meningkatkan jumlah konsumen. Apa saja acara-acara yang dilakukan untuk membantu promosi dan memasarkan produk Coffee Toffee sehingga tujuan tercapai yaitu meningkatkan jumlah konsumen?

Sesuai dengan wawancara yang telah dilakukan penulis dengan Manager Divisi Humas dan Promosi PT.Coffee Toffee Indonesia, Sdr. Mika Affandy beberapa waktu lalu, maka penulis akan menjelaskan hasil wawancara sebagai berikut :

(68)

menyediakan minuman yang berasal dari bahan baku kopi saja, tetapi seiring dengan waktu berjalan, terciptalah sebuah inovasi yang dilakukan oleh pemilik (owner) serta jajaran manajemen terutama masukan saran dari para “coffee lover” yang kerap berkunjung ke gerai Coffee Toffee dimanapun berada. Inovasi tersebut antara lain adanya menu-menu yang dibuat di luar bahan bakunya dari kopi, dikarenakan tidak semua orang suka dengan kopi tetapi tetap ingin berkunjung ke gerai Coffee Toffee untuk menikmati pelayanan terbaik dan fasilitas-fasilitas yang mendukung untuk kegiatan sehari-hari.

Menu-menu utama di setiap gerai Coffee Toffee adalah menu berbahan baku kopi dengan 2 varian yaitu hot coffee dan iced coffee. Tetapi seiring dengan inovasi yang tercipta bahwa tidak semua orang suka minum kopi tetapi tetap ingin merasakan fasilitas terbaik yang disediakan oleh setiap gerai Coffee Toffee, maka dari itu masing-masing gerai menyediakan menu-menu berbahan baku non kopi atau tidak menggunakan kopi sebagai bahan bakunya. Menu-menu tersebut antara lain terbuat dari teh, cokelat, strawberry, dan lain-lain.

(69)

Fasilitas – fasilitas yang diberikan oleh setiap gerai kepada para pengunjung Coffee Toffee antara lain free wi-fi bagi mereka yang selalu berkomunikasi menggunakan internet atau biasa disebut “internet addict”, mereka dapat sepuasnya menggunakan fasilitas tersebut tanpa dikenakan biaya alias gratis. Kemudian fasilitas lain adalah “Free of Charge Venue for Event”, artinya fasilitas tempat gratis yang diberikan gerai Coffee Toffee kepada institusi ataupun pihak yang membutuhkan fasilitas tempat untuk menyelenggarakan sebuah acara. Ini juga sebagai sarana promosi bagi Coffee Toffee agar lebih dikenal masyarakat luas. Selanjutnya disediakan juga bagi para perusahaan ataupun institusi yang tidak ingin monoton dalam melaksanakan agenda meeting atau rapat rutin di kantor, kampus atau perusahaannya masing-masing tetapi ingin menggunakan fasilitas di luar kantor, setiap Gerai Coffee Toffee menyediakan tempat untuk melaksanakan acara tersebut dengan disediakan fasilitas yaitu LCD proyektor dan Wide Screen.

Kemudian selanjutnya adalah mengenai bahan promosi dan publikasi yaitu Coffee Toffee menggunakan cara atau sistem “above the line” dan “below the line”, yaitu above the line, promosi melalui media cetak seperti koran, majalah, tabloid, dan juga melalui media elektronik, yaitu radio, televisi dan internet. Sedangkan untuk cara below the line, Coffee Toffee lebih banyak mengarahkan promosi melalui event atau acara bagi komunitas – komunitas yang ada serta promosi dan publikasi lainnya.

(70)

yang penulis lakukan dengan Divisi Humas dan Promosi PT.Coffee Toffee Indonesia.

Tujuan awal mendirikan usaha atau bisnis Coffee Toffee ini ada 2, yaitu tujuan bisnis dan tujuan idealis. Tujuan bisnis yaitu mengembangkan bidang usaha yang sesuai dengan bidang, hobi serta kesukaan akan minuman kopi. Tujuan idealis yaitu mengkampanyekan atau memperkenalkan minuman kopi asli Indonesia kepada masyarakat seluruh Indonesia dan masyarakat mancanegara yang berdomisili di Indonesia.

Dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, Coffee Toffee bekerja secara dinamis, yaitu selalu mengikuti perkembangan zaman yang mungkin seringkali berubah seiring dengan perkembangan selera dan kesukaan serta minat konsumen. Kemudian Cooffee Toffee juga memberikan pelayanan sepenuh hati dengan menganggap konsumen adalah sahabat setia bagi Coffee Toffee.

Selama 6 tahun sejak didirikannya Coffee Toffee yaitu 11 November 2006, masih banyak kendala dan rintangan yang dihadapi oleh pihak manajemen sampai dengan hari ini. Kendala dan rintangan tersebut antara lain jarak bentang geografis Indonesia yang luas dari Sabang sampai Merauke sehingga cukup menyulitkan dalam distribusi bahan baku kopi yang notabene adalah kopi asli Indonesia.

Gambar

Gambar 4.1.4
Gambar 4.1.5 Desain Logo Kampanye Coffee Toffee
Gambar 4.1.6 Tampilan Seragam Dari Barista Coffee Toffee

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelayanan dan fasilitas tidak cukup untuk menarik konsumen, dibutuhkan elemen-elemen dalam strategi komunikasi pemasaran untuk mencapai hasil

Penelitian ini mengetengahkan dua masalah, yakni: (1) bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang diterapkan Browcyl dalam meningkatkan jumlah konsumen di Kota

Loyal konusmen sudah menjadi member merasa nyaman karena memiliki hubungan yang terdapat timbal balik dari Morning Glory Coffee, dari situ bisa dilihat Morning Glory

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi pemasaran terpadu yang dijalankan oleh Samara Beauty Care yaitu melalui periklanan (media dan non media),

Data primer pada penelitian ini peneliti dapat melalui wawancara langsung dengan informan.Data primer dalam penelitian ini dipeoleh dari hasil wawancara dengan 14 orang

Menurut Kotler dan Keller (2012:582) marketing communications mix memiliki 8 model utama komunikasi, diantaranya:.. 32 1) Advertising (Periklanan): segala

Selain itu juga word of mouth menjadi bentuk strategi dari bauran komunikasi pemasaran yang sangat efektif dalam menarik minat konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan berdasarkan

Marketing Communication atau Komunikasi pemasaran berguna untuk mengubah citra suatu perusahaan atau organisasi dengan meningkatkan produk dan pelayanannya.32 Komunikasi pemasaran