Disampaikan Pada Kegiatan Rapat Koordinasi Implementasi Jakstranas P4GN Tahun 2011-2015
Jakarta, 7 Mei 2013
DAMPAK PENYALAHGUNAAN DAN
PEREDARAN GELAP NARKOBA TERHADAP
PEREKONOMIAN NEGARA
GEOPOLITIK DAN GEOEKONOMI –
TANTANGAN DAN PELUANG
Krisis Perekonomian Eropa,
Perubahan demografi di tahun 2035 - big demographic changes-,
Economic centre of gravity bergerak ke Asia
EAFTA=East Asia Free Trade Agreement (ASEAN+3)
CEPEA= Comprehensive Economic Partnership in East Asia (ASEAN+6)
Karena Indonesia adalah negara terbesar di ASEAN, ...
Mampu menjadi pusat integrasi regional.
Apakah kita siap?
POTENSI DAN MODAL KITA
Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Alam
Letak Geografis dan Maritim (Geo Strategis)
Negara Demokrasi
Terbesar ke-3 di
Dunia
1
2
3
4
MENGOPTIMALKAN KEKAYAAN SUMBER DAYA ALAM
LNG Batubara Panas Bumi Kp Sawit Kakao Timah Nikel Bauksit
Kuanti tas Cadangan sekitar 164 TCF dengan kec. Produksi ± 3 TCF per tahun Eksportir Nomor 2 dunia (kandung an lebih dari 100 miliar ton) Potensi terbesar di dunia (40% dari kapasitas dunia) Produsen terbesar di dunia; lebih dari 20 juta ton per tahun Produsen kedua dunia, sekitar 770 ribu ton per tahun Produsen ke-2 dunia dengan produksi sekitar 65 ribu ton per tahun Memiliki cadangan 12% dunia, nomor 4 terbesar Memiliki cadangan nomor 7 dunia, produsen nomor 4 dunia Diasumsikan 40% layak secara ekonomi untuk diproduksi (15ribu MW),
saat ini baru 1.200 MW yang diproduksi Merupakan potensi besar
untuk energi berbasis gas bagi industri dan petro kimia Belum termasuk Gas Metana Batubara dan potensi “shale gas” yang diperkirakan lebih
dari 400 TCF.
Sesuai UU Minerba,
4/2009, pada tahun 2014
harus minimal diproses
setengah jadi di dalam
STRUKTUR DEMOGRAFI YANG RELATIF MUDA DAN PRODUKTIF
Sumber: BPS 2013
The window of opportunity terjadi tahun
2020-2030 dimana Dependency Ratio
mencapai titik terendah 44 per 100 .
Meningkat lagi sesudah 2030 karena
meningkatnya proporsi penduduk lansia.
Hanya terjadi satu kali dalam sejarah suatu
penduduk.
Beban ketergantungan (dependency
ratio) terus menurun. Setiap 100
orang umur produktif menanggung
beban sekitar 51 orang umur tidak
produktif
Sensus Penduduk 2010: Jumlah 237.641.326 jiwa
Indonesia adalah Logistic Cross-Road
maritim dunia.
Indonesia perlu memaksimalkan keunggulan
strategis maritim yang melekat pada wilayah.
Harus mampu “Cut Off” dari ketergantungan
logistik maritim atas negara tetangga.
KEUNGGULAN GEOGRAFIS DAN MARITIM
Indonesia adalah Logistic Cross-Road
maritim dunia.
Indonesia perlu memaksimalkan
keunggulan strategis maritim yang
melekat pada wilayah.
Harus mampu “Cut Off” dari
ketergantungan logistik maritim atas
negara tetangga.
INDONESIA SUDAH MENJADI PERINGKAT 16 BESAR DUNIA
,0 2000,0 4000,0 6000,0 8000,0 10000,012000,014000,016000,0 (1) United States (2) China (3) Japan (4) Germany (5) France (6) United Kingdom (7) Brazil (8) Italy (9) Russia (10) India (11) Canada (12) Australia (13) Spain (14) Mexico (15) South Korea (16) Indonesia (17) Turkey (18) Netherlands (19) Saudi Arabia (20) Switzerland (21) Sweden (22) Norway (23) Iran (24) Belgium (25) ArgentinaSumber: World Bank, CEIC, IMF
9 7 6 2 2 2 2 26 24 28 26 18 16 16 1990 1995 2000 2005 2010 2011 2012 China Indonesia
Keberhasilan pembangunan ekonomi
indonesia telah membawa indonesia ke
dalam kelompok G20.
Pada tahun 2012, Indonesia menjadi negara
terbesar ke 16 dunia (2005 masih di
PEMBANGUNAN SUDAH MENCIPTAKAN KELAS MENENGAH
World Bank menggolongkan penduduk berdasarkan pengeluaran harian per kapita yang disesuaikan
dengan daya beli tahun 2005 sebagai penyeimbang perhitungan.
Kelas menengah: Pengeluaran harian antara $2 sampai $20.
Populasi kelas menengah Indonesia meningkat dengan signifikan. Pada tahun 2003 37,7% (81 Juta)
penduduk Indonesia termasuk kelas menengah, meningkat jadi 56,5% di 2010 (131 Juta).
KELAS MENENGAH INDONESIA AKAN TERUS MENINGKAT
SEIRING KEMAJUAN EKONOMI
Ke depan, banyak kalangan yang memperkirakan Indonesia akan memiliki prospek ekonomi
yang tetap cerah. Karena itu, jumlah kelas menengah kita pun akan turut bertambah
.
McKinsey: Consuming class sebesar + 50 juta saat ini menjadi 135 juta (tahun 2030)
(Consuming class Mckinsey dekat dengan
golongan pengeluaran di atas $4 dalam definisi
Bank Dunia).
Million
People
1CAPAIAN DAN VISI 2025
PDB: USD 700 Milyar PDB/Kapita: USD 3.000 PDB: ~USD 4,0 - 4,5 Triliun PDB/Kapita: ~USD 14.250 - 15.500 (negara berpendapatan tinggi) PDB: USD 820 Milyar PDB/Kapita: USD 3.500 PDB: USD ~ 850 Milyar*
PDB/Kapita:USD 3.600*
PDB: US$ ~ 1,2 triliun PDB/Kapita: US$ ~ 4.800 - 5.000(Kekuatan ekonomi 14 besar dunia)
PDB: USD ~ 997 Milyar
PDB/Kapita: US$ ~ 4.000 -
DENGAN SEMANGAT
NOT BUSINESS AS USUAL
Business as
Usual
waktu
Peningkatan Value Added Memfasilitasi percepatan investasi swasta sesuai kebutuhannya Mendorong Inovasi Mengintegrasika n pendekatan sektoral dan RegionalPemerintah berfungsi
sebagai regulator,
fasilitator dan
katalisator
Menitikberatkan pada percepatan transformasi
1. Perubahan mindset
2. Pengembangan Mutu Modal Manusia
3. Pemanfaatan seluruh sumber Pembiayaan Pembangunan 4. Pola pengelolaan Anggaran &
Kekayaan Negara yang lebih baik.
5. Konsistensi kebijakan yang mendorong transformasi sektoral
6. Keberlanjutan Jaminan Sosial & Penanggulangan Kemiskinan
7. Ketahanan Pangan & Air. 8. Ketahanan Energi
9. Reformasi Birokrasi
TUJUAN
PRASYARAT
Menuju negara
maju yang lebih
sejahtera
Percepatan dan
perluasan
pembangunan
Ekonomi di
seluruh wilayah
Tanah Air
PENGEMBANGAN KORIDOR
EKONOMI
Pengembangan (dan revitalisasi) pusat-pusat pertumbuhan Luar Jawa
PERKUATAN KONEKTIVITAS
NASIONAL
Sinergi antar-pusat pertumbuhan dan
pemerataan infrastruktur dasar
MEMPERCEPAT KEMAMPUAN
SDM DAN IPTEK NASIONAL
Mendorong ke arah
innovation
driven economy
3 PILAR STRATEGI
KERANGKA DESAIN
1
2
3
STRATEGI I
6 KORIDOR EKONOMI DENGAN TEMA STRATEGIS DAYA
SAING WILAYAH
KE
Sumatera
KE Kalimantan
KE Sulawesi
KE Jawa
KE Bali - Nusa Tenggara
KE Papua – Kep.
Maluku
"Pendorong Industri
dan Jasa Nasional" ''Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan
Nasional''
''Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian,
Perkebunan, dan Perikanan serta Pertambangan Nikel
Nasional'' "Sentra Produksi
dan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung
Energi Nasional"
"Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang & Lumbung Energi Nasional"
“Pusat Pengembangan Pangan, Perikanan,
Energi dan Pertambangan
Mengurangi Dominasi P. Jawa
Mutlak
Peningkatan Value Added Ekonomi Wilayah Luar
Jawa !!
57,5% 23,8% 9,3 % 4,8 % 2,5 % 2,1% KE Sumatera KE Kalimantan KE Jawa KE Bali-NT KE Sulawesi KE Papua-MalukuPeran Masing-Masing KE dalam
Pembentukan PDB Nasional (BPS, Des 2012) ~ US$
910 B
2025: PDB ~ US$ 4-4,5 T (~ 5 X PDB 2012) Dari 2,5% 3,5% US$ 19 US$ 149 Bill Dari 4,8% 6% US$ 44 US$ 225 Bill 7,8 X 5,8 X 6,5 X 5,3 X Dari 2,5% 3,3%US$ 23 US$ 143 Bill
Dari 23,8% 27%.
Dari US$ 217 US$ 1148 Bill Penurunan dominasi a/d 49% berarti Jawa akan memiliki PRDB ~ US 2080 T 5,5 X Dari 9,3% 11% US$ 85 US$ 468 Bill 4,0 X
Skenario
2025
KONEKTIVITAS INTER DAN
ANTAR-KORIDOR
BLUEPRINT SISLOGNAS
• Tercantum dalan Peraturan Presiden
Nomor 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional (Sislognas).
• Sislognas perlu menjadi pedoman bagi pemerintah dan pemangku kepentingan terkait dalam
membangun dan mengembangkan Sislognas
• Penyusunan Sislognas bertujuan
untuk meningkatkan efisiensi logistik nasional
• Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional, perlu dijabarkan dalam Rencana Strategis (RENSTRA)
dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap Kementerian dan Lembaga, serta Pemerintah Daerah terkait
pada periode 2011-2015, dan periode selanjutnya 2016-2020, dan 2021-2025
MP3EI
Konektivitas
Koridor
Ekonomi
Sistem Logistik
Nasional
Misi Ekonomi Indonesia 2025
“Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil,
dan makmur”
KONSEP INTEGRASI SISLOGNAS
Desa Desa DesaIntegrasi Jaringan Lokal dan Nasional
Koneksi Jaringan Global
Pelabuhan Hub Internasional EROPA Antar Pulau Kota/ Kab Pelabuhan Hub Internasional ASIA Pelabuhan Hub Internasional AMERIKA Pelabuhan Hub Internasional Indonesia Antar Pulau Antar Pulau Desa Desa Desa Desa Desa Kota/ Kab Kota/ Kab Pelabuhan Hub Internasional AFRIKA Pelabuhan Hub Internasional AUSTRALIA Desa
MEWUJUDKAN SDM BERILMU
PENGETAHUAN DAN BERTEKNOLOGI
PERCEPATAN TRANSFORMASI INOVASI DALAM EKONOMI
Pengembangan programpendidikan akademik diarahkan pada
penyelarasan bidang dan program studi dengan potensi pengembangan ekonomi di setiap koridor ekonomi.
Program akademik harus
menjadi jejaring yang mengisi dan
mengembangkan rantai nilai tambah dari setiap
komoditas atau sektor yang dikembangkan di setiap koridor ekonomi
Efficiency
Driven
Economy
Innovation
Driven
Economy
Pendapat an per kapi ta (U S$)Kita harus menuju ke ke tahap untuk bisa berdaya
saing
INOVASI DAN PERTUMBUHAN
EKONOMI 2010 - 2025
Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pelaksanaan Kebijakan dan
Strategi
Nasional
Pencegahan
dan
Pemberantasan
Penyalahgunaan
dan
Peredaran Gelap Narkoba Tahun
2011-2015
Data “World Drug Report 2012”, pada
tahun 2010 diperkirakan terdapat 153 s.d
300 juta orang usia 15 s.d 64 tahun
penduduk dunia mengkonsumsi narkoba
dalam setahun.
Masalah narkoba mengancam stabilitas
dan
pembangunan
nasional
semua
negara, meliputi: Kesehatan, Ekonomi dan
Drug Related Crimes.
Bahaya Narkoba
Perspektif KESEHATAN
Hasil survey BNN dan UI (2008), sebanyak 41 pecandu
meninggal setiap hari akibat over dosis.
Pemakaian jarum suntik tidak steril berdampak pada
penyebaran HIV/AIDS secara meluas.
Pengaruh narkoba juga dapat mengakibatkan gangguan
jiwa.
Perspektif EKONOMI
Hasil Survey BNN-UI (2011), kerugian biaya ekonomi
akibat penyalahgunaan narkoba sebesar ± Rp 48,2 Triliun
(terdiri dari biaya pribadi Rp 44,4 Triliun dan Biaya Sosial
Rp 3,8 Triliun)
Perspektif Kejahatan terkait narkoba
Bahaya narkoba memicu munculnya kejahatan lainnya,
antara lain: Korupsi, Narco-terorrism, Trafficking in Person,
Arm Smuggling, Money Laundering, Cyber Crime,
REKAPITULASI PERKEMBANGAN MP3EI
KORIDOR EKONOMI
SEKTOR RIIL INFRASTRUKTUR SDM & IPTEK Groundbreaking Realisasi
s.d. 2012 Jumlah Proyek Nilai Investasi (Rp. Miliar) Jumlah Proyek Nilai Investasi (Rp. Miliar) Jumlah Proyek Nilai Investasi (Rp. Miliar) Jumlah Proyek Nilai Investasi (Rp. Miliar) Sumatera 52 404.053 219 572.127 67 4.107 41 106.810 Jawa 113 323.045 188 1.813.740 98 7.335 67 209.442 Kalimantan 55 280.962 102 165.610 34 1.676 44 123.012 Sulawesi 63 97.579 197 186.785 26 3.065 19 28.113 Bali - NT 12 140.045 95 70.266 22 1.708 17 42.328 Papua – Kep. Maluku 13 464.042 98 121.364 30 736 21 93.358 TOTAL 308 2.447.285 899 2.929.892 277 18.624 209 603.065
GAMBARAN SINGKAT REALISASI GB 2011 & 2012
Realisasi Groundbreaking 2011 -
2012
Proporsi GB Koridor terhadap
Total, 2011 - 2012
34.144 Swast a 269.610 109.900 159.711 BUM N 127.812 51.155 109.078 Pemerinta h 2012 Tota l 2011 603.065 207.793 395.272 96.565 Campura n 12.595
Hingga Maret 2013, telah terdapat 209 proyek yang sudah di groundbreaking yang bernilai 603T. Sesuai semangat MP3EI, swasta
menyumbang 45% dari total nilai investasi.
7% 15% 5% Kalimantan Sulawesi Sumatera Jawa Bali - NT Papua - Maluku
Jawa masih penyumbang terbesar proyek-proyek MP3EI yang terealisasi, diikuti oleh Kalimantan dan Sumatera. Namun, perlu diperhatikan bahwa realisasi di Papua Maluku tidak jauh dibawah Sumatera
RENCANA GROUNDBREAKING 2013
Koridor Ekonomi
Jumlah Proyek Niliai Investasi Total (Rp. Milyar)
Infrastruktur Sektor Riil Infrastruktur Sektor Riil Proyek Investasi (Rp. Nilai Milyar) Sumatera 32 7 25.814,94 36.719,00 39 62.533,94 Jawa 13 31 74.840,00 40.934,00 44 115.774,00 Kalimantan 9 11 14.628,00 94.250,65 20 108.878,65 Sulawesi 9 7 7.880,00 2.858,00 16 10.738,00 Bali-NT 5 4 16.838,00 26.435,00 9 43.273,00 Papua-Kep.Maluku 14 4 3.085,00 201.480,00 18 204.565,00 Total 82 64 143.085,94 402.676,65 146 545.762,59 Nilai proyek jauh lebih banyak dari GB tahun 2012, dengan nilai sekitar dua kali lipat nya rencana GB 2012.