• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN SIKAP TERHADAP MINAT BELI PRODUK HANDPHONE MOTOROLA DI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN SIKAP TERHADAP MINAT BELI PRODUK HANDPHONE MOTOROLA DI SURABAYA."

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

Dengan memanjatkan puji syukur kepada allah swt, atas rahmat dan hidayah-nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul : “Pengar uh Kualitas Pr oduk dan Sikap Ter hadap Minat Beli Pr oduk Handphone Motor ola Di Surabaya”

Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spirituil maupun materiil, khususnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(2)

kepada penulis selama menjadi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran “Jawa Timur.

6. Kepada kedua orang tuaku beserta adikku yang telah memberikan dukungan baik moril ataupun material.

7. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran dan kritik membangun dari pembaca dan pihak lain.

Akhir kata, Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan

Wassalamualaikum Wr. Wb. Surabaya, Desember 2011

(3)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

ABSTRAKSI ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ... 7

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 7

2.2. Landasan Teori... 9

2.2.1. Pengertian Pemasaran ... 9

2.3. Perilaku Konsumen ... 10

2.3.1. Pengertian Perilaku Konsumen ... 10

2.4. Kualitas Produk ... 19

2.4.1. Pengertian Kualitas Produk ... 19

2.5. Sikap Konsumen ... 22

2.5.1. Pengertian Sikap Konsumen ... 22

(4)

2.7. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli ... 29

2.7.1. Pengaruh Sikap Terhadap Minat Beli ... 30

2.8. Kerangka Konseptual ... 31

2.9. Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 32

3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian ... 34

3.3 Jenis Data dan Sumber Data ... 35

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 45

4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 45

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 45

4.2.1. Penyebaran Kuisioner ... 45

4.2.2. Keadaan Responden ... 46

4.3. Analisis Dan Pengujian Hipotesis... 47

4.3.1. Uji Outlier ... 47

4.3.2. Uji Reliabilitas ... 48

4.3.3. Uji Validitas ... 49

(5)

4.4.2. Uji Hipotesis Kausalitas ... 54

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 55

4.5.1. Pengaruh Sikap Terhadap Minat Beli ... 55

4.5.2. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

5.1. Kesimpulan ... 59

5.2. Saran ... 59

(6)

Tabel 4.1. Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin ... 46

Tabel 4.2. Identitas Responden Menurut Usia ... 46

Tabel 4.3. Hasil Uji Outlier Multivariate ... 48

Tabel 4.4. Pengujian Reliability Consistency Internal... 49

Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas ... 50

Tabel 4.6. Construct Reliability & Variance Extrated ... 51

Tabel 4.7. Assessment of Normality ... 52

Tabel 4.8. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indeces ... 54

(7)
(8)

MINAT BELI PRODUK HANDPHONE MOTOROLA

DI SURABAYA

Rizky Dar ma Yudhistir a

ABSTRAK

Sikap seseorang terhadap atribut produk dapat berbeda-beda karena keyakinan atau kepercayaan konsumen serta evaluasi terhadap atribut yang dimiliki produk tersebut. Disamping itu masih ada faktor lain yang turut berpengaruh yang pada akhirnya akan menentukan minatnya membeli suatu produk. Pada umumnya konsumen bersedia untuk membeli apabila produk sesuai dengan harapan mereka, ketika akan mengkonsumsinya. Konsumen mau mengorbankan uang yang dimilikinya untuk membeli produk tertentu bila produk tersebut mampu memenuhi harapannya. Berdasarkan uraian di atas maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kualitas produk dan sikap terhadap minat beli produk handphone Motorola Di Surabaya.

Populasi dalam penelitian ini adalah calon pembeli produk handphone Motorola di Surabaya. Untuk penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Non Probability sampling yaitu dengan aksidental Sampling yaitu penarikan sampel secara kebutulan konsumen yang hendak membeli handphone Motorola di Surabaya. Karena terdapat 23 indikator maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 115 responden Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM).

Setelah melakukan penelitian, pengumpulan dan menganalisis terhadap data–data yang telah diperoleh dari responden, maka kesimpulan dan saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah didapatkan bahwa : Faktor Customer Attitude tidak berpengaruh terhadap Faktor Purchase Intention. Faktor Product Quality tidak berpengaruh terhadap Faktor Purchase Intention..

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi saat ini, manusia membutuhkan berbagai macam kemudahan dalam melakukan aktifitas mereka baik dalam aktivitas bisnis maupun pribadi, terutama dalam hal berkomunikasi. Telepon merupakan salah satu media atau alat komunikasi yang memudahkan kita untuk berkomunikasi antara yang satu dengan yang lain. Seiring dengan berjalannya waktu, akhir-akhir ini penjualan telepon genggam atau yang sering kita sebut sebagai ponsel telah meningkat cukup signifikan. Sebagian besar orang beranggapan bahwa tanpa ponsel mereka tidak dapat melakukan aktifitas mereka sehari-hari dengan mudah. Telepon genggam atau ponsel merupakan salah satu alat komunikasi yang banyak diminati olah banyak kalangan masyarakat di Indonesia, baik kalangan menengah ke bawah maupun kalangan menengah ke atas. Saat ini, ponsel tidak lagi tergolong barang mewah, karena hampir setiap penduduk di kota-kota besar di Indonesia memilikinya. Ponsel pertama kali di luncurkan di Indonesia masih dengan harga yang relatif mahal. Waktu itu , ponsel hanya berfungsi sebatas sebagai sarana untuk berkomunikasi dan mengirim pesan.

(10)

Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin ketat, membuat para pengusaha berusaha mencari strategi yang tepat dalam memasarkan produknya. Minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yang membentuk suatu persepsi. Minat pembelian ini menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu keinginan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam benaknya itu.

Karena itu, minat beli ponsel dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti inovasi-inovasi yang ditawarkan dalam ponsel tersebut dan faktor kelompok referensi yang memberikan masukan-masukan dalam pertimbangan minat beli. Tetapi ada juga masalah yang mempengaruhi kedua faktor itu seperti masalah dalam inovasi-inovasi yang ada pada ponsel: 1. Teknologi yang ada pada ponsel tersebut harus bisa membantu kita dalam melakukan aktifitas sehari-hari. 2. Dengan teknologi yang mendukung juga bentuk dari telepon genggam tersebut tidak terlalu rumit dan besar tapi sesuai dengan dengan isi dari fitur telepon genggam tersebut 3. Antara bentuk dan teknologi kadang-kadang tidak sesuai dengan harga yang ditawarkan.

(11)

meramalkan perilaku konsumen dimasa yang akan datang. Jadi dengan mempelajari sikap konsumen diharapkan dapat menentukan apa yang akan dilakukan dimasa yang akan datang. Mengawali tahun 2010 nasib Motorola masih berada di ujung tanduk. Pada tahun 2010 ini, pabrikan asal Amerika ini hanya berhasil menjual 8.5 juta unit di seluruh dunia, dengan hampir seperempatnya merupakan smartphone, di mana sekarang praktis hanya smartphone dengan OS Android-lah yang jadi andalannya. Kerugian juga masih diderita, tetapi nilai kerugiannya mulai menurun dibanding tahun sebelumnya. Yang mengejutkan, Apple ternyata berhasil menjual sebanyak 8.8 juta ponsel iPhone, yang berarti mengungguli jumlah penjualan Motorola. Dan inilah untuk pertama kalinya Motorola terlempar dari posisi 5 besar, serta di lain pihak ini juga menjadi kali pertama bagi Apple untuk berada di 5 besar.

Berikut dapat dilihat data penjualan untuk setiap vendor handphone di pasaran dalam tahun 2008 -2010, sebagai berikut:

Tabel 1. Per ingkat Vendor Hanphone 2008-2010 Merk

Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Dalam jutaan Dalam jutaan Dalam jutaan

Nokia 101.60 120.1 107.8

Sumber: Mobile Technology, Entertainment & Lifestyle Blog,2010

(12)

1.kualitas produknya. 2. sikap konsumen sehingga dapat memungkinkan seseorang kurang berminat dalam membeli produk tersebut. Berdasarkan uraian di atas bahwa minat beli konsumen sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.

Menurut Mowen (2007) efek hirarki minat beli digunakan untuk menggambarkan urutan proses munculnya keyakinan (beliefs). Sikap (attitudes) dan perilaku (behavior) yang merupakan tahap pemrosesan informasi. Keyakinan menunjukkan pengetahuan kognitif yang dimiliki konsumen dengan mengaitkan atribut, manfaat dan obyek (dengan mengevaluasi informasi), sementara itu sikap mengacu kepada perasaan atau respon efektifnya.

(13)

Kualitas dapat dinyatakan sebagai sebagai harapan dan persepsi para konsumen yang sama baiknya dengan kinerja yang sesungguhnya. Kualitas produk harus sesuai dengan yang dijanjikan oleh semua kegiatan dalam bauran pemasaran. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Budiyono, Bernard NM (2007) menunjukkan bahwa kualitas produk merupakan antecedent yang berpengaruh terhadap minat beli.

Pada umumnya konsumen bersedia untuk membeli apabila produk sesuai dengan harapan mereka, ketika akan mengkonsumsinya. Sesuai dengan pendapat Parasuraman (2001), konsumen mau mengorbankan uang yang dimilikinya untuk membeli produk tertentu bila produk tersebut mampu memenuhi harapannya. Berdasarkan uraian di atas dalam penelitian ini peneliti mengambil judul “Pengar uh Kualitas Pr oduk dan Sikap Ter hadap Minat Beli Pr oduk Handphone Motor ola Di Surabaya”.

1.2. Per umu san Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap minat beli produk handphone Motorola di Surabaya ?

(14)

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas dapat disusun tujuan dalam penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap minat beli produk handphone Motorola di Surabaya.

2. Untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap minat beli produk handphone Motorola di Surabaya.

1.4. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian tersebut diharapkan akan diperoleh manfaat sebagai berikut :

1. Bagi ilmu pengetahuan

Menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya Manajemen Pemasaran terutama bagi akademisi yang ingin menganalisis pengaruh kualitas produk dan sikap terhadap minat beli dan bermuara pada keputusan pembelian.

2. Bagi perusahaan

(15)

USULAN PENELITIAN

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN SIKAP

TERHADAP MINAT BELI PRODUK HANDPHONE

MOTOROLA DI SURABAYA

Yang diajukan

RIZKY DARMA YUDHISTIRA

0712010215 / EM

Telah diseminar kan dan disetujui untuk menyusun skripsi

Pembimbing Utama

Dr s. Ec. Supr iyono MM

Tanggal………

Mengetahui Ketua Pr ogr am Studi

Manajemen

Dr . Muhadjir Anwar, MM

(16)

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN SIKAP

TERHADAP MINAT BELI PRODUK HANDPHONE

MOTOROLA DI SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syar atan Dalam Memperoleh Gelar Sar jana Ekonomi

J ur usan Manajemen

Oleh :

RIZKY DARMA YUDHISTIRA

0712010215 / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”

J AWA TIMUR

(17)

SKRIPSI

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN SIKAP

TERHADAP MINAT BELI PRODUK HANDPHONE

MOTOROLA DI SURABAYA

Yang diajukan

RIZKY DARMA YUDHISTIRA

0712010215 / EM

disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dr s. Ec. Supr iyono MM

Tanggal………

Mengetahui

Wakil Dekan I

(18)

SKRIPSI

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN SIKAP

TERHADAP MINAT BELI PRODUK HANDPHONE

MOTOROLA DI SURABAYA

Disusun Oleh:

RIZKY DARMA YUDHISTIRA

0712010215 / EM

Telah Diper tahankan Dihadapan Dan Diter ima Oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogr am Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veter an” J awa Timur Pada tanggal 24 Febr uar i 2012

Pembimbing Utama : Tim Pengguji : Ketua

`

Dr s. Ec. Supr iyono MM

Dr . Muhadjir , MM Sekr etar is

Dr s. Ec. Supr iyono MM

Anggota

Dr a. Ec. Dwi Widajati, MM

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional ”Veter an” J awa Timur

(19)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Ter dahulu

Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini telah dilakukan oleh Hutomo,Agyl, Satrio, (2006) dengan judul penelitian ”Pengaruh Kualitas Produk Dan Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Produk Makanan Tela Krezz Cabang Bekasi”. Rumusan masalah yang diajukan adalah :1) Apakah kualitas produk mempunyai pengaruh yang positif terhadap loyalitas pelanggan? 2). Apakah kepuasan konsumen mempunyai pengaruh yang positif terhadap loyalitas pelanggan? 3). Apakah kualitas produk, kepuasan konsumen secara bersama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan?

(20)

partialnya terhadap loyalitas pelanggan pada produk makanan Tela Krezz Cabang Bekasi.

Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini telah dilakukan oleh, Sigit, Murwanto,(2006) dengan judul penelitian ”Pengaruh sikap dan norma subyektif Terhadap niat beli mahasiswa sebagai konsumen potensial Produk pasta gigi close up”. Permasalahan dalam penelitian ini adalah 1).Sikap konsumen dan norma subyektif konsumen secara bersamasama tidak berpengaruh terhadap niat beli.2).norma subyektif konsumen secara parsial tidak berpengaruh terhadap niat beli.

Teknik analsis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini adalah Pertama, sikap dan norma subyektif dari mahasiswa UII secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap niat membeli pasta gigi Close Up. Kedua, sikap dari mahasiswa UII secara parsial berpengaruh signifikan terhadap niat membeli pasta gigi Close Up. Ketiga, norma subyektif dari mahasiswa UII secara parsial berpengaruh signifikan terhadap niat membeli pasta gigi Close Up.

Penelitian selanjutnya Riana, (2008). Denggan judul ”Pengaruh trust in a brand terhadap brand loyalty pada konsumen air minum aqua di kota denpasar”.

Buletin Studi Ekonomi Volume 13 Nomor 2 Tahun 2008. Dalam penelitian ini permasalahan yang diajukan adalah sebagai berikut: (1) Apakah variabel brand characteristic, company characteristic, dan consumerbrand characteristic secara

(21)

dan consumer–brand characteristic secara parsial berpengaruh signifikan terhadap brand loyalty pada konsumen air minum Aqua serta variabel mana yang

berpengaruh dominan?. Teknik Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Metode Suksesif Interval Sebelum melakukan analisis regresi berganda, tahap awal yang dilakukan adalah melakukan pengolahan data dengan mengubah data ordinal menjadi data interval dengan menggunakan metode suksesif interval kemudian dilanjutkan dengan menggunakan analisis regresi liniear berganda.

Kesimpulan : 1). Secara bersama-sama variabel trust in a brand yang meliputi brand characteristic (X1), company characteristic (X2), dan consumerbrand characteristic (X3) mempengaruhi brand loyalty. 2).Secara

parsial variabel trust in a brand yang meliputi brand characteristic, company characteristic, dan consumer–brand characteristic berpengaruh signifikan

terhadap brand loyalty. Brand characteristic (X1) secara signifikan berpengaruh terhadap brand loyalty.

2.2. Landasan Teor i

2.2.1. Penger tian Pemasar an

Menurut Kotler (1997:8) Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

(22)

barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Menurut Pride dan Ferrel (1995 : 4) pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan rancangan, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi.

Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan seluruh kegiatan usaha yang dibuat untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa dalam menciptakan hubungan pertukaran yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen.

2.3. Per ilaku Konsumen

2.3.1. Penger tian Perilaku Konsumen

Terdapat beberapa definisi untuk memberikan penjelasan mengenai perilaku konsumen.Engel, Blackwell dan Miniard (1994), menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan individu yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.

(23)

a. Sebagai proses pengambilan keputusan

b. Kegiatan fisik dalam upaya menilai, memperoleh dan menggunakan barang dan jasa.

Perilaku konsumen disebutkan sebagai interaksi yang dinamis antara kesadaran atau pengertian, perilaku dan peristiwa lingkungan dimana manusia melakukan aspek dengan mana pertukaran tentang kehidupan mereka. Dari definisi diatas terdapat tiga hal penting yaitu :

1. Perilaku konsumen bersifat dinamis.

2. Perilaku konsumen melibatkan interaksi antara perasaan dan kesadaran perilaku serta peristiwa lingkungan

3. Perilaku melibatkan pertukaran

Definisi perilaku konsumen yang dikemukakan Swastha dan Handoko (1987: 9) adalah kegiatan – kegiatan individu secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan – kegiatan tersebut. Dari definisi tersebut terdapat dua elemen terpenting yaitu ;

a. Proses pengambilan keputusan b. Kegiatan fisik.

(24)

mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa yang dapat dipengaruhi oleh lingkungannya. Dengan demikian kegiatan pembelian hanyalah merupakan salah satu tahap dari proses untuk mendapatkan barang dan jasa. Bagi pemasar memahami proses pembelian sangat penting. Karena proses tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada tindakan manusia untuk membeli suatu produk dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

2.3.1.1. Faktor Yang Mempengar uhi Per ilaku Konsumen

Faktor yang mempengaruhi konsumen anatara lain adalah sebagai berikut : 1. Pengaruh lingkungan

2. Perbedaan dan pengaruh individu

3. Proses psikologis (Engel,J.F,Blackwell,R.D,Miniard,P.W, 1994)

Dalam tujuan pemasaran pihak pemasar berusaha keras untuk memenuhi dan melayani kebutuhan dan belanja sasaran dengan maksimal sesuai dengan keinginan dan harapan konsumennya, Yaitu memperoleh kepuasan sehingga perusahaan harus mampu mengembangkan bauran pemasaran untuk mempengaruhi konsumen agar mau mengambil keputusan untuk melakukan pembelian atas produk atau jasa yang ditawarkan.

(25)

Gambar 2.1. : Faktor – faktor yang mempengaruhi konsumen.

Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar. Anak-anak mendapatkan kumpulan nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarganya serta lembaga-lembaga penting lain. Anak-anak yang dibesarkan di amerika serikat mendapatkan nilai-nilai berikut: prestasi dan keberhasilan, aktifitas, efisiensi dan kepraktisan, kemajuan, kenikmatan materi, individualisme, kebebasan, kenikmatan eksternal, humanisme, dan berjiwa muda.

b. Sub-Budaya

Masing-masing budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi yang khusus bagi

(26)

anggota-anggotanya. Sub-budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. Banyak sub-budaya yang membentuk segmen pasar penting, dan pemasar sering merancang produk dan progam pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

c. Kelas Sosial

Pada dasarnya semua masyarakat memiliki strata social. Stratifikasi tersebut kadang-kadang berbentuk sistim kasta yang berbeda dibesarkan dengan peran tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotaan kasta mereka. Stratifikasi lebih sering ditemukan dalam bentuk kelas sosial. 2. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga serta peran dan status sosial. a. Kelompok Acuan

Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseoarang dinamakan kelompokkeanggotaan.

(27)

Orang sangat dipengaruhi oleh kelompok acuan mereka sekurang-kurang oleh tiga jalur. Kelompok acuan manghadapkan seseorang pada perilaku dan gaya hidup baru. Kelompok acuan juga memepengarui perilaku dan konsep pribadi seseorang. Dan kelompok acuan menciptakan tekanan untuk mengikuti kebiasaan kelompok yang mungkin mempengarui pilihan produk dan merek aktual seseorang.

Orang juga dipengarui oleh kelompok diluar kelompok mereka. Kelompok yang ingin dimasuki seseorang dinamakan kelompok aprirasional. Kelompok dissosiat if adalah kelompok yang nilai atau perilakunya ditolak oleh seseorang.

b. Keluarga

(28)

yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian sehari-hari adalah keluarga prokreasi yaitu, pasangan dan anak-anak seseorang.

c. Peran dan Status

Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya keluarga, club, organisasi. Kedudukan orang itu masing-masing kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan status. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilakan status. Orang-orang memilih produk yang dapat mengkomunikasikan peran dan status mereka di masyarakat. Pemasar menyadari potensi simbol status dari produk dan merek.

3. Faktor Pribadi

Keputusan pembeli juga dipengarui oleh karakteristik pribadi, Karakteristik tersebut meliputi usia, dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep didik pembeli.

a. Usia Dan Tahap siklus Hidup

Orang yang memebeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya. Mereka makan makanan bayi selama tahun-tahun awal hidupnya,banyak ragam makanan selama tahun-tahun pertumbuhan dan kedewasaan, serta diet khusus selama tahun-tahun berikutnya. Selera orang terhadap perabot, pakaian, dan rekreasi juga juga berhubungan dengan usia.

(29)

menduda/menjanda, kawin lagi dan dampak situasi itu terhadap perilaku konsumsi.

b. Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi

Pekerjaan seseorang juga mempengarui pola konsumsinya. Pilihan produk sangat dipengarui oleh keadaan ekonomi seseorang, penghasilan yang dapat di belanjakan (level, kesetabilan, pola waktu), tabungan dan aktiva (termasuk presentase aktiva yang lancar/likuid), utang, kemampuan untuk meminjam, dan sikap terus-menerus memperlihatkan kecendrungan penghasilan pribadi, tabungan dan tingkat suku bunga. Jika indikator ekonomi menandakan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, melakukan penempatan ulang, dan menempatkan kembali harga produk mereka sehingga mereka dapat terus menawarkan nilai ke pelanggan sasaran.

c. Gaya Hidup

Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerja yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda.Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan dari seseorang yang berinteraksi dengan lingkunganya.

d. Kepribadian dan Konsep Diri

(30)

menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkunganya.

4. Faktor Psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengarui oleh empat faktor psikologis utama motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian.

a. Motivasi

Seseorang mempunyai banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa kebutuhan bersifat biogenis, kebutuhan tersebut muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus, tidak nyaman. Kebutuhan yang bersifat Psikogenis, kebutuhan itu muncul dari tekanan psikologis seperti kebutuhan dan pengakuan, penghargaan, atau rasa keanggotaan kelompok. Suatu kebutuhan akan menjadi motif jika ia didorong hingga ia mencapai tingkat intensitas yang memadai. Motif adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak.

b. Persepsi

Seseorang yang termotivasi siap untuk bertidak. Bagaimana seseorang yang termotivasi bertindak akan dipengarui oleh perspsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seorang individu memilih, mengorganisasi, dan mengintepretasi masukan-masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.

(31)

c. Keyakinan dan sikap

Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian mempengarui perilaku pembelian mereka. Keyakinan mungkin berdasarkan pengetahuan. Pendapat, atau kepercayaan.Yang paling penting bagi para pemasar global adalah sering mempertahankan keyakinan yang mudah dilihat tentang merek atau produk berdasarkan negara mereka.

Sikap adalah evaluasi, perasaan emosional, dan kecendrungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu obyek atau gagasan.Jadi sebuah perusahaan sebaiknya menyesuaikan produknya dengan sikap yang telah ada daripada berusaha untuk mengubah sikap orang. Tentu saja terdapat beberapa pengecuailian dimana biaya besar untuk mengubah sikap orang-orang akan memberikan hasil.

2.4. Kualitas Pr oduk

2.4.1. Penger tian Kualitas Pr oduk

(32)

produsen mengingat suatu produk berkaitan erat dengan masalah kepuasaan konsumen yang merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan untuk mencapai posisi produk. Mutu menyatakan tingkat kemampuan fungsinya yang diharapkan.

Berdasarkan kedua pengertian diatas, maka kualitas produk tidak hanya ditentukan oleh spesifikasi yang tampak pada produk tersebut, melainkan ditentukan oleh persepsi konsumen. Jadi kualitas produk tidak hanya berdasarkan dari sudut pandang produsen saja, tetapi juga dari sudut pandang konsumen sebab suatu produk dikatakan berkualitas menurut konsumen apabila memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen, seperti pengertian kualitas produk menurut Keegan dan Moriaty Duncan ( 1993,p 352 ) yaitu :"From producer's perspective, the degree to which finished prduct meet specifications,

from customer's perspective, the degree to which product match needs and wants

including price”

Dimensi daripada kualitas produk diuraikan oleh Tjiptono (1997:25) yaitu sebagai berikut:

1. Performance yaitu kualitas produk yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya atau pelayanan yang diberikan oleh suatu produk dengan Cara benar.

2. Feature yaitu kemampuan atau keistimewaan yang dimiliki oleh suatu produk.

(33)

4. Estetika yaitu penampilan, corak, daya tarik yang menjadi aspek penting dalam kualitas.

5. Perceived yaitu kesan konsumen terhadap suatu produk terhadap kelebihan – kelebihan yang dimilikinya menyangkut citra dan reputasi produk.

Harapan Konsumen diyakini mempunyai peranan yang besar dalam menentukan kualitas produk dan kepuasan konsumennya. Pada dasarnya ada hubungan yang erat antara penentuan kualitas dan kepuasan konsumen.

2.4.1.1. Faktor -Faktor yang Mempengar uhi Kualitas Pr oduk

Ada tiga faktor yang menentukan tingkatan kualitas produk menurut Sofyan Assauri (1993:269), antara lain:

1. Fungsi Produk

Dalam menghasilkan produknya, perusahaan harus memperhatikan fungsi apa yang akan dipenuhi oleh produk tersebut, karena fungsi ini akan mempengaruhi kepuasan konsumen. Fungsi produk akan tercermin pada spesifikasinya seperti: tahan lamanya, kegunaannya, beratnya, mudah atau tidaknya perawatan dan kepercayaannya.

2. Wujud Luar

(34)

3. Biaya produk

Umumnya biaya dan harga suatu produk ikut menentukan kualitasnya. Jika harga atau biaya suatu produk mahal, maka konsumen akan beranggapan bahwa kualitas produk tersebut baik dan demikian juga sebaliknya. Perlu disadari bahwa biaya produk tidak selamanya dapat digunakan untuk menentukan kualitas produk karena biaya yang diperkirakan tidak selalu biaya yang sebenarnya. Biaya atau harga suatu produk lebih tinggi dari nilai yang sebenarnya karena ketidakefisienan atau tingginya keuntungan yang diambil

2.5. Sikap Konsumen

2.5.1. Penger tian Sikap Konsumen

Sikap memainkan peranan penting dalam pembentukan perilaku individu dalam hal pembelian terhadap suatu produk atau merek. Dalam memutuskan produk atau merek apa yang akan dibeli, atau toko mana yang akan dijadikan langganan konsumen akan secara khas melakukan pemilihan terhadap suatu merek atau produk yang dievaluasi secara menguntungkan. Sebagi akibatnya peningkatan sikap inidapat menjadi sasaran pemasaran yang bagi perusahaan.

(35)

Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) dikutip dari buku Ristianti Prasetyo dan John J.O.I Ihalauw (2005: 104) definisi sikap merupakan predisposisi yang dipelajari dalam merespons secara konsisten suatu obyek, dalam bentuk suka atau tidak suka. Jadi berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sikap mempengaruhi perasaan senang atau tidak senang terhadap obyek yang dipertanyakan. Indikator-indikator yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah:

a. Pengaruh Keluarga

Keluarga merupakan pengaruh yang sangat penting dalam keputusan pembelian. Keluarga adalah lingkungan dimana sebagian calon konsumen tinggal dan berinteraksi dengan anggota-anggota keluarga lainnya yang akan saling mempengaruhi dalam pengambilan keputusan pembelian suatu produk. b. Pengaruh Orang Lain

Pengaruh dari orang lain lebih memungkinkan mempengaruhi sikap dan perilaku pembelian dari iklam (Kazt dan Lazarsfel dikutip Assael 1992) c. Pengalaman

(36)

2.5.1.1. Model Sikap

Menurut Setiadi (2003: 217) terdapat tiga indikator komponen sikap, yaitu komponen kognitif dari sikap adalah kepercayaan merek, komponen afektif atau perasaan, dan komponen konatif atau tindakan adalah maksud untuk membeli. Hubungan antara kepercayaan terhadap merek, evaluasi, sikap berkeinginan akan menjadi fokus utama dijelaskan pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.2. Hubungan antar 3 komponen sikap

`

Menurut Schiffman dan Kanuk, (1994) dalam Sumarwan (2002 : 147 ), secara rinci ketiga komponen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Kognitif adalah pengetahuan dan persepsi konsumen, yang diperoleh melalui pengalaman dengan suatu objek-sikap dan informasi dari berbagai sumber. Pengetahuan dan persepsi ini biasanya berbentuk kepercayaan (belief), yaitu konsumen mempercayai bahwa produk memiliki sejumlah atribut. Kognitif ini ini sering juga disebut sebagai pengetahuan dan kepercayaan konsumen. 2. Afektif menggambarkan emosi dan perasaan konsumen, Schiffman dan Kanuk

(1994) dalam Sumarwan (2002:147) menyebutnya sebagai “ as primary evaluative in nature “, yaitu menunjukkan penilaian langsung dan umum

Komponen Kognitif Kepercayaan Terhadap Merek

Komponen afektif Evaluasi Merek

(37)

terhadap suatu produk, apakah produk itu disukai atau tidak disukai; atau apakah produk itu baik atau buruk.

3. Konatif menunjukkan tindakan seseorang atau kecenderungan perilaku terhadap suatu objek, Engel, ( 1993 ) dalam Sumarwan ( 2002 : 147 ), konatif berkaitan dengan tindakan atau perilaku yang akan dilakukan oleh seorang konsumen terhadap pembelian dan sering juga disebut intention.

Dari tiga komponen sikap, evaluasi merek adalah pusat dari telaah sikap karena evaluasi merek merupakan ringkasan dari kecenderungan konsumen untuk menyenangi atau tidak menyenangi merek tertentu. Evaluasi merek sesuai dengan definisi dari sikap terhadap merek yaitu kecenderungan untuk mengevaluasi merek baik disenangi atau tidak disenangi.

2.5.1.2. Fungsi Sikap

Menurut Kazt dalam Setiadi (2003 : 214) mengklasifikasikan empat fungsi sikap yaitu :

1. Fungsi Utilitarian

Merupakan fungsi yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar imbalan dan hukuman. Dalam hal ini konsumen mengembangkan beberapa sikap terhadap produk atas dasar suatu produk memberikan kepuasan atau kekecewaan.

2. Fungsi Ekspresi Nilai

(38)

kemampuan merek produk itu mengekspresikan nilai-nilai yang ada pada dirinya.

3. Fungsi Mempertahankan Ego

Sikap yang dikembangkan oleh konsumen cenderung untuk melindunginya dari tantangan eksternal maupun perasaan internal, sehingga membentuk fungsi mempertahankan ego.

4. Fungsi Pengetahuan

Sikap membantu konsumen mengorganisasikan informasi yang begitu banyak setiap hari dipaparkan pada dirinya. Fungsi pengetahuan dapat membantu konsumen mengurangi ketidakpastian dan kebingungan dalam memilah informasi yang relevan dengan kebutuhannya.

2.5.1.3. Faktor Sikap Konsumen

Menurut Sutisna (2003: 101), faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah:

a. Pengaruh keluarga, keluarga mempunyai pengaruh penting dalam dalam keputusan pembelian.

b. Pengaruh kelompok kawan sebaya (peer group influence). Kawan atau teman sejawat mampu mempengaruhi dalam perilaku pembelian. Peer group lebih cenderung memungkinkan mempengaruhi sikap dan perilaku pembelian daripada iklan.

(39)

memberikan evaluasi atas merek tersebut. bila pengalaman itu kurang menyenangkan maka konsumen akan cenderung mempunyai sikap negatif terhadap merek tersebut, demikian sebaliknya

2.6. Minat Beli

2.6.1. Penger tian Minat Beli

Minat adalah selera masing-masing orang yang menjadi dasar pemilihan sesuatu, minat membeli menunjukkan pada kecenderungan seseorang untuk lebih menyukai produk dengan merek tertentu.

Menurut Sukardi (1994) minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi perpaduan dan campuran dari perasaan, harapan, prasangka, cemas, takut dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.

Menurut Aiken (1983) pada umumnya minat beli sebagai salah satu aspek tingkah laku afektif memiliki ciri-ciri antara lain bersosialisasi dengan aktivitas, bersifat tetap dan terus menerus, mempunyai intensitas dan kecenderungannya untuk menerima atau menolak untuk melakukan suatu aktivitas.

(40)

(Durianto dan Liana, 2004: 44) adalah minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Hal ini sangat diperlukan oleh para pemesar untuk mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu produk, baik para pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan variabel minat untuk memprediksi perilaku konsumen dimasa yang akan datang.

(41)

bersangkutan. Implikasinya dalam pemasaran adalah untuk kemungkinan orang tersebut berminat untuk membeli produk atau merek yang ditawarkan pemasaran atau tidak.

Adapun indikator dari minat membeli adalah sebagai berikut: Priyati, (2002: 65-84).

1. Intensitas pencarian informasi 2. Keinginan segera membeli 3. Keinginan preferensial

2.7. Pengar uh Kualitas Pr oduk Ter hadap Minat Beli

Kualitas dapat dinyatakan sebagai sebagai harapan dan persepsi para konsumen yang sama baiknya dengan kinerja yang sesungguhnya. Kualitas produk harus sesuai dengan yang dijanjikan oleh semua kegiatan dalam bauran pemasaran. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Budiyono, Bernard NM (2004) menunjukkan bahwa kualitas produk merupakan antecedent yang berpengaruh terhadap minat beli. Pendapat dari Sciffman dan Kanuk (1997) menyatakan bahwa evaluasi konsumen terhadap kualitas produk akan dapat membantu mereka untuk mempertimbangkan produk mana yang akan mereka beli.

(42)

produk akan dapat membantu mereka untuk mempertimbangkan produk mana yang akan mereka beli. Penelitian lain yang dilakukan oleh Mittal dan Leonard (1999) menunjukkan bahwa fungsi dari behavioral intention atau minat konsumen merupakan fungsi dari kualitas produk atau jasa, maka konsumen akan semakin berminat terhadap produk tersebut.

Berdasarkan uraian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa kualitas produk berpengaruh positif terhadap minat beli, hal ini didukung oleh teori Bernard (2004) yang menyatakan bahwa kualitas produk merupakan antecedent yang berpengaruh terhadap minat beli. Bagi calon pemakai kualitas produk ini memang harus dikomunikasikan dengan baik karena dapat membangun minat pelanggan untuk membeli produk yang dimaksud.

2.7.1. Pengar uh Sikap Ter hadap Minat Beli

Sikap terhadap merek menurut Assael (2001: 282) adalah kecenderungan yang dipelajari oleh konsumen untuk mengevaluasi merek dengan cara mendukung (positif) atau tidak mendukung (negatif) secara konsisten. Evaluasi konsumen terhadap merek tertentu ini di mulai dari sangat jelek sampai sangat bagus.Sikap terhadap merek didasarkan pada skema tentang merek tersebut yang telah tertanam dibenak konsumen.

(43)

suatu produk, melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan seperti mengusulkan (pemrakarsa) merekomendasikan (influencer), memilih, dan akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pembelian

2.8. Ker angka Konseptual

2.9. Hipotesis

1. Didiuga bahwa kualitas produk berpengaruh positif terhadap minat beli produk handphone Motorola di Surabaya.

2. Didiuga bahwa Sikap berpengaruh positif terhadap minat beli produk handphone Motorola di Surabaya.

Sikap (X2)

Minat Beli (Y) Kualitas

(44)

3.1. Definisi Oper asional dan Pengukur an Var iabel

Definisi operasional dan pengukuran variabel berisi pernyataan tentang pengoperasiaan atau pendefinisian konsep penelitian termasuk penetapan cara dan satuan pengukuran variabelnya, adalah sebagai berikut:

1. Kualitas Pr oduk (X1) diindikatori oleh :

a. Kinerja produk (X11 ) yaitu karakteristik pokok dari produk inti yang dibeli

atau hal yang paling penting bagi pelanggan adalah apakah kualitas produk menggambarkan keadaan yang sebenarnya dan diberikan dengan cara yang benar.

b. Ciri – ciri atau keistimewaan (X1.2) yaitu karakteristik sekunder atau

pelengkap yang memberikan kemampuan atau keistimewaan yang dimiliki suatu produk.

c. Keandalan dan Daya tahan (X1.3) yaitu Kehandalan produk dalam

penggunaan secara normal serta berapa lama produk dapat digunakan. d. Estetika (X1.4) yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.

e. Kualitas yang dipersepsikan (X1.5) yaitu citra dan reputasi produk serta

(45)

2. Sikap Konsumen (X2) sikap merupakan evaluasi perasaan emosional dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu obyek atau gagasan. Kotler, (2002; 200) dengan indikator menurut.Azwar,(1995:23)

a. Kognitif (X2.1) adalah pengetahuan dan persepsi konsumen,

- Pengalaman dengan suatu objek-sikap dan informasi dari berbagai sumber.

- Pengetahuan - Keyakinan.

b. Afektif (Z2,2) menggambarkan emosi dan perasaan konsumen, - Penilaian langsung dan umum terhadap suatu produk - Reaksi emosional

- Perasaan suka atau tidak suka

c. Konatif (X2.3) menunjukkan tindakan seseorang atau kecenderungan perilaku terhadap suatu objek,

- Berkaitan dengan tindakan atau perilaku yang akan dilakukan oleh seorang konsumen terhadap pembelian dan sering juga disebut intention.

- Kebal terhadap perubahan

- Sikap dapat berubah secara perlahan-lahan

(46)

pembelian (Assael, 2001). Adapun indikatornya adalah sebagai berikut: Priyati, (2002: 65-84).

1. Intensitas pencarian informasi 2. Keinginan segera membeli 3. Keinginan preferensial

3.1.1. Pengukur an Var iabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval dengan menggunakan teknik pembobotan skala (semantic differential scale). Analisis ini dilakukan dengan meminta responden untuk menyatakan

pendapatnya tentang serangkaian pernyataan yang berkaitan dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai yang berada dalam rentang dua sisi. Dalam penelitian ini, setiap pernyataan masing-masing diukur dalam 7 skala dan ujung-ujung ditetapkan dengan kata sifat yang tidak secara kontras berlawanan. sebagai berikut:

Sangat Jelek Sangat Bagus 3.2.Teknik Pengambilan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah calon pembeli produk handphone Motorola di Surabaya.

b. Sampel

Untuk penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Non Probability sampling yaitu dengan aksidental Sampling yaitu penarikan

(47)

sampel secara kebutulan konsumen yang hendak membeli handphone Motorola di Surabaya.

Menurut Ferdinand (2002: 48).

- Ukuran sampel yang harus terpenuhi dalam model ini adalah 100 -200 sampel untuk teknik (Maximum Likelihood Estimation).

- Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi pedomannya adalah 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi

- Karena terdapat 23 indikator maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah (23X5 = 115) maka sampel yang digunakan adalah minimal sebesar 115 responden.

3.3.Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. J enis Data

• Data Primer

Data primer yang diolah dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada konsumen di Surabaya .

3.3.2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam analisis ini adalah data yang diambil langsung kepada konsumen yang hendak membeli atau membeli handphone Motorola di Surabaya dengan cara menyebarkan kuesioner.

3.3.3. Tehnik Pengumpulan Data

(48)

a. Observasi

Merupakan pengamatan langsung pada perusahaan untuk mendapatkan bukti - bukti yang berkaitan dengan obyek penelitian.

b. Kuisioner

Yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan kepada konsumen di Surabaya.

c. Dokumentasi

Yaitu dengan mengumpulkan data, menggali data dokumen atau arsip-arsip aturan yang disepakati, misalnya keberadaan perusahaan dan struktur manajemen perusahaan.

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1. Tek nik Analisis

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modelling [SEM]. Merupakan teknik statistik yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif rumit. Model pengukuran kualitas produk dan sikap terhadap minat beli menggunakan confirmatory factor analyses. Penaksiran pengaruh masing-masing variable bebas

terhadap variable terikatnya menggunakan koefidien jalur Langkah-langkah dalam analisis SEM model pengukuran dengan contoh faktor variabel minat beli dilakukan sebagai berikut : Persamaan Dimensi variabel minat beli

(49)

Z3 = λ3 minat beli + er_3

Bila persamaaan di atas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk diuji unidimensionalitasnya melalui confirmatory factor analysis, maka model pengukuran dengan contoh variabel minat beli akan nampak sebagai berikut: Gambar 3.1 : Contoh Model Pengukuran Minat Beli

Keterangan :

Z1 = pertanyaan tentang intensitas pencarian informasi Z2 = pertanyaan tentang keinginan segera membeli Z3 = pertanyaan tentang keinginan preferensial er_j = error term Xij

3.4.2. Outlier s

Outlier adalah obsevasi yang muncul dengan nilai-nilai eksterim baik secara univariat maupun multivariate yang muncul karena kombinasi karakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari observasi-observasi lainya. Dapat diadakan treatment khusus pada outliers ini asal diketahui munculnya outlier itu. Outliers pada dasarnya dapat muncul dalam empat kategori.

• Pertama, Outlier muncul karena kesalahan prosedur seperti kesalahan dalam memasukkan data atau kesalahan dalam mengkoding data. Misalnya 8 diketik

(50)

80 sehingga jauh berbeda dengan nilai-nilai lainnya dalam rentang jawaban responden antara 1-10 jika hal semacam ini lolos maka akan menjadi sebuah nilai ekstrim.

• Kedua, outlier dapat muncul karena keadaan yang benar-benar khusus yang memungkinkan profil datanya lain daripada yang lain daripada tetapi peneliti mempunyai penjelasan mengenai penyebab munculnya nilai ekstrim itu.

• Ketiga, outlier dapat muncul karena adanya sesuatu alasan tetapi peneliti tidak dapat mengetahui apa penyebabnya atau tidak ada penjelasan mengenai nilai ekstrim itu.

• Keempat, outlier dapat muncul dalam range nilai yang ada, tetapi bila dikombinasi dengan varibel lainnya, kombinasinya menjadi tidak lazim atau sangat ekstrim. Inilah yang disebut multivariate outlier.

3.4.3. Evaluasi atas outlier s

Menagamati atas z-score variabel: ketentuan diantara +_ 3,0 non outlier Multivariate outlier diukur dengan kriteria jarak mahalanobis pada tingkat p <

0,001.Jarak diuji dengan Chi-Square (X2) pada df (degrees of Freedom) sebesar jumlah variabel bebasnya. Ketentuan : Mahalanobis > dari nilai X2 adalah multivariate outlier.

3.4.4. Uji Validitas

(51)

derajat yang tinggi dari kedekatan data yang diperoleh dengan apa yang diyakini dalam pengukuran. Sebagai alat ukur yang digunakan, analisis ini dilakukan dengan cara mengkorelasiakn antar skor item denga skor total item. Dalam hal ini koefisien korelasi yang nilai signifikasinya lebih kecil dari 5 % (level of significance) menunjukkan bahwa item-item tersebut sudah sahih sebagai pembentukan indikator.

3.4.5. Uji Reliabilitas

Yang dimaksud dengan reabilitas ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukan derajat sampai dimana masing-masing indicator itu menghasilakan sebuah konstruk/faktor laten yang umum. Secara umum, nilai construct reliability yang dapat diterima adalah ≥ 0,70 dan variance extracted ≥ 0,5 Hair et. al., (1998).

3.4.6. Uji Nor malitas

Untuk menguji normalitas distribusi data-data yang digunakan dalam analisis, peneliti dapat menggunakan uji-uji statistik. Uji yang paling mudah adalah dengan mengamati skewness value dari data yang digunakan, yang biasanya disajikan dalam statistik diskriptif dari hampir semua program statistik. Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut z-value yang dihasilkan melalui rumus berikut ini :

Bila nilai z lebih besar dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifiukasi yag dikehendaki. Misalnya, bila nilai yang dihitung lebih besar dari

(52)

tingkat 0,01 (1%). Nilai kritis lainnya yang umum digunakan adalah nilai kritis sebesar ±1,96 yang berarti bahwa asumsi normalitas ditolak pada tingkat signifikasi 0.05 (5%) Sumber Augusty (2002 : 95 )

3.4.7. Multicollinear ity dan Singular ity

Untuk melihat apakah pada data penelitian terdapat multikolinieritas dan singularitas dalam kombinasi-komninasi variabel, maka perlu mengamati determinan dari variable kovarian sampelnya. Determinan yang benar-benar kecil mengindikasikan adanya multikolinieritas dan singularitas, sehingga data tidak dapat digunakan untuk analisis yang sedang dilakukan. Augusty (2002 : 108). 3.4.8. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

Pengaruh langsung [koefisien jalur] diamati dari bobot regresi terstandar, dengan pengujian signifikansi pembanding nilai CR [Critical Ratio] atau p [probability] yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t hitung lebih besar daripada t table berarti pengujian hipotesis kausal berarti signifikan.

3.4.9. Evaluasi Model

Hair et.al., 1998 menjelaskan bahwa pola “confirmatory” menunjukkan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis-hipotesis dengan pengujian fit antara model teoritis dan data empiris. Jika model teoritis menggambarkan “good fit” dengan data, maka model dianggap sebagai yang diperkuat. Sebaliknya, suatu model teotitis tidak diperkuat jika teori tersebut mempunyai suatu “poor fit” dengan data. Amos dapat menguji apakah model “good fit” atau “poor fit”. Jadi, “good fit” model yang diuji sangat penting dalam

(53)

Tabel 3.1. Goodness of Fit Indices GOODNESS OF

FIT INDEX KETERANGAN CUT-OFF VALUE

X2 - Chi-square Menguji apakah covariance populasi yang destimasi sama dengan cova-riance sample [apakah model sesuai dengan data].

Diharapkan Kecil, 1 s.d 5. atau paling baik diantara 1 dan 2.

Probability Uji signifikansi terhadap perbedaan matriks covariace data dan matriks covariance yang diestimasi.

Minimum 0,1 atau 0,2, atau ≥ 0,05 RMSEA Mengkompensasi kelemahan Chi-Square pada sample besar. ≤ 0,08

GFI

Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matrtiks sample yang dijelaskan oleh matriks covariance populasi yang diestimasi [analog dengan R2 dalam regresi berganda].

≥ 0,90

AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF. ≥ 0,90 CMIND/DF Kesesuaian antara data dan model ≤ 2,00 TLI Pembandingan antara model yang diuji terhadap baseline model. ≥ 0,95

CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitive terhadap besarnya

sample dan kerumitan model. ≥ 0,95 Sumber : Hair et.al., [1998]

1. X² CHI SQUARE STATISTIK

Alat uji paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likelihood ratio chi-square ini bersifat sangat sensitif terhadap besarnya sampel yang

digunakan. Karenanya bila jumlah sampel cukup besar (lebih dari 200), statistik chi-square ini harus didampingi oleh alat uji lain. Model yang diuji akan dipandang baik atau memuaskan bila nilai chi-squarenya rendah. Semakin kecil nilai X² semakin baik model itu. Karena tujuan analisis adalah mengembangkan dan menguji sebuah model yang sesuai dengan data atau yang fit terhadap data, maka yang dibutuhkan justru sebuah nilai X² yang kecil dan signifikan. X² bersifat sangat sensitif terhadap besarnya sampel yaitu terhadap sampel yang terlalu kecil maupun yang terlalu besar.

2. RMSEA-THE ROOT MEAN SQUARE ERROR Of

APPROXIMATION

(54)

goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi alam populasi. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya degress of freedom.

3. GFI – GOODNES of FIT INDEKS

GFI adalah analog dari R dalam regresi berganda. Indeks kesesuaian ini akan menghitung proporsi tertimbang dari varians dalam matriks kovarians sampel yang dijelaskan oleh kovarians matriks populasi yang terestimasi. GFI adalah sebuah ukuran non- statistika yang mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1,0 (perfect fit). Nilai yang tinggi dalam indeks ini

menunjukkan sebuah “better fit”.

4. AGFI – ADJ UST GOODNES of FIT INDEX

AGFI = GFI/df Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai niali yang sama dengan atau lebih besar dari 0.90. GFI maupun AGFI adalah kriteria yang memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians alam sebuah matriks kovarians sampel. Nilai sebesar 0,95 dapat diinterprestasikan sebagai tingkatan yang baik (good overall model fit) sedangkan besaran nilai antara 0,90-0,95 menunjukkan tingkatan cukup (adequate fit).

5. CMIN/DF

(55)

yang tinggi menandakan adanya perbedaan yang signifikan antara matriks kovarians yang diobservasikan dan diestimasi.

6. TLI – TUCKER LEWIS INDEKS

TLI adalah sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah penerimaan ≥0,95 nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan a verry good fit. 7. CFI – COMPERATIF FIT INDEX

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Adam, Everett dan Ebert, Ronald J., 1997, Pr oduction and Oper ation Management, Prentice Hall International.Inc, Fifth Edition, New Jersey. Anderson, Hair, JF. RE., 1993, Multivar iate Data Analysis, Fourth Edition,

Prentice Hall, New Jersey.

Boone, Louis E. And David L. Kurtz, 1995, Contemporar y Mar keting Plus, The Dryden press, Orlando, Eight Edition, International Edition.

Cronin, J. Joseph Jr., and Steven A. Taylor., 1996, Measur ing Ser vice Qua lity : A Reexamination and Extension, Journal of Marketing, Vol 56, July. Dutka, Alan, 1994, Customer Satisfaction, American Marketing Association,

NTC Busssiness Book, United States of Amerika.

Ferdinand, Augusty, 2002, Str uctural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen, Edisi 2, Penerbit BP UNDIP, Semarang.

Gotlieb, Jerry B., Dhurui Grewall, and Stephen W. Brown, 1996, Consumer Satisfaction and Per ceived Quality : Complementar y or Diver gent Constr ucts, Journal of Applied Psycology, Vol. 79, No. 6, p.875-885. Hair, J.F. et. al., 1998, Multivar iate Data Analysis, Fifth Edition, Prentice-Hall

International, Inc., New Jersey.

Kotler, Philip, 1998, Manajemen Pemasaran : Analisis, Per enca naan, Implementasi dan Pengendalian, Volume 1, Edisi ke-7, Terjemahan Adi Zakaria Affif, Penerbit Erlangga, Jakarta.

_____________, dan Gary Armstrong, 1996, Dasar -Dasar Pemasar an, Edisi Keenam, Terjemahan Wilhemnus W. Bokowatum, Penerbit Intermedia, Jakarta.

Lupiyoadi, Rambat, 2001, Manajemen Pemasar an J asa Teor i Dan Pr aktik, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Majalah SWA Sembada, Edisi No.15/XXII/27 Juli – 9 Agustus 2006.

(57)

Mowen, John C., 2002, Consumer Behavior , Prentice Hall Inc., Fourth Edition, Englewood Cliffs, New Jersey.

Munawaroh, Munjiati, 2000, Analisis Pengar uh Kualitas J asa Terhadap Kepuasan Pada Industr i Pendidikan Di Yogyakar ta, Jurnal Siasat Bisnis, Universitas Islam Indonesia, Vol.2, No.5.

Oliva, Teresa A., Oliver, Richard L, and Stephen W. Millan, 1992, A Conceptual Model of Ser vice Quality and ser vice Satisfaction : Compatible Goals, Differ ent Concepts, in Advanteges in service Mar keting and Management : Resea r ch a nd Pr actice, Greenwich, CT : JAI Press.

Parasuraman A.; Leonard L. Berry; Valerie Zeithaml, 1996, Deliver y Qua lity Ser vice: Balancing Customer Per septions and Expectation, The Free Press, Division of Mc. Millan, New York.

Septa, Denny, 2004, Analisis Minat Konsumen Terhadap Pembelian Ulang Pr oduk Coca-cola Kemasan Keluar ga di Wilayah Semar ang, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.6, No.1, April.

Stanton, J.William; Michael J.Etzel; Bruce J. Walker, 1996, Fundamentals of Mar keting, Tenth Edition, Mc. Graw Hill, Inc., USA.

Sugiyono, 1999, Metode Penelitian Bisnis, Penerbit CV. Alfabeta, Bandung. Susanti, C. Esti, 2002, Analisis Per sepsi Konsumen Ter hadap Kualitas Pr oduk

Ker amik Mer ek Milan Di Surabaya, Jurnal Widya Manajemen & Akuntansi, Vol. 3 No. 2, Agustus 2003, Fakultas Ekonomi Universitas

Katolik Widya Mandala Surabaya.

Swasta, Basu, 2000, Manajemen Pemasar an; Analisa Per ilaku Konsumen, Edisi pertama, cetakan ketiga, Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy, 2002, Manajemen J asa, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta. Tse, D.K and P.C. Wilton, 1998, Models of Consumer Satisfaction For mation :

(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskr ipsi Obyek Penelitian 4.1.1. Sejer ah singkat Per usahaan

Toshiba, adalah perusahaan Jepang yang memproduksi dan memasarkan berbagai peralatan listrik dan produk elektronik yang canggih, yang berkantor pusat di Tokyo, Jepang. Toshiba dinilai sebagai perusahaan no 7 dunia untuk produsen terintegrasi untuk peralatan listrik, elektronik dan sebagai pembuat chip. Toshiba Semikonduktor termasuk 20 besar pemimpin penjualan semikonduktor di dunia.

(59)

Toshiba Medical Systems Corp (2003) dan Toshiba Materials Co Ltd (2003).

Toshiba Corporation adalah salah satu perusahaan diversifikasi produsen dan pemasar produk digital, perangkat elektronik dan komponen, sistem infrastruktur sosial dan Home appliances. Sebagai pendiri dan inovator terkemuka dalam komputasi portabel dan produk-produk jaringan, Toshiba mulai memasarkan notebook, PC, dan PC server untuk rumah, kantor dan pengguna mobile. Toshiba Qosmio Notebook PC memimpin jalan dalam konvergensi komputasi dan kemampuan, menawarkan konsumen yang lengkap solusi hiburan pribadi. Sementara itu, seri “Tipis dan Ringan” membawa tingkat mobilitas tinggi dan daya tahan untuk notebook PC untuk penggunaan bisnis di era ini.

(60)

Ber bagai Model Laptop Toshiba

Toshiba Satellite: Notebook Toshiba Satellite adalah produk yang tepat untuk orang-orang yang ingin mendapatkan produk berkualitas, berteknologi tinggi dengan harga yang terjangkau dengan desain yang stylish dan kinerja yang solid. Laptop Toshiba Satellite dapat menjalankan aplikasi bisnis paling kompleks serta menyimpan dokumen yang besar, file media digital dan software produktivitas.

Toshiba Tecr a: Laptop Toshiba Tecr a memiliki keuntungan tambahan mobilitas dan daya tahan yang dapat menggantikan komputer desktop high-end. Laptop Toshiba Tecr a adalah notebook convertible serius untuk bisnis profesional yang tidak akan berkompromi konsistensi, kehandalan dan keawetan yang saat ini menjadi tuntutan lingkungan bisnis. Dengan Toshiba Tecra Tablet PC Anda dapat memasukkan dan meninjau data, menelusuri informasi dan mengirim email dengan keyboard atau pena digital – mana yang terbaik bagi Anda.

Toshiba Qosmio: Laptop Toshiba Qosmio berbobot rata-rata sekitar 4,4kg. Raksasa ini hanya cocok untuk para gamer, programer yang membutuhkan teknologi tinggi, dan editor foto dan video yang memerlukan mobilitas dalam bekerja.

(61)

bekerja dan bermain. Notebook Toshiba Por tege memiliki hard drive yang menyediakan kapasitas yang cukup untuk menyimpan dokumen, file media digital, dan software produktivitas. Portege mempunyai kecepatan pemrosesan yang bagus, grafis yang memukau, dan koneksi Internet kecepatan tinggi dari perangkat terbaik, semuanya berjalan dengan halus dan ringan dengan bentuk design yang membanggakan pemakai.

4.1.2. Komitmen Toshiba

Komitm ent Toshiba Gr ou p

Berlandaskan komitmen kepada masyarakat dan bagi masa depan, ditentukan untuk menolong menciptakan satu mutu lebih tinggi dari hidup bagi seluruh orang-orang, dan untuk lakukan bagian kita untuk menolong memastikan kemajuan itu berlanjut diantara komunitas dunia.

Komitm en Kepad a Ma syar ak at

(62)

Komitm en untuk ma sa depan

Secara terus menerus teknologi inovatif yang berkembang memusat pada bidang dari Elektronik dan Daya, kita membekerja keras ciptakan produk dan jasa yang menambahkan hidup manusia, dan yang memimpin ke satu tumbuh dengan subur, masyarakat sehat. Kita secara konstan mencari pendekatan lagi pertolongan itu menyadari gol dari komunitas dunia, meliputi jalan untuk meningkatkan lingkungan global.

Gambar 4.1. Komitmen Toshiba

Sumber : Toshiba Corp.

4.1.3. Tuju an Per usaha an

(63)

akan dicapai. Dengan menentukan tujuan yang hendak dicapai, berarti perusahaan atau setiap kegiatan yang terealisir dapat merupakan pedoman dalam menjalankan operasi atau sebagai koreksi dan ukuran sejauhmana hasil yang diperoleh.

Demikian pula dengan PT. Toshiba juga mempunyai tujuan dalam menjalankan operasinya yaitu :

a. Tujuan jangka pendek

Tujuan jangka pendek yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah : 1. Berusaha meningkatkan produktivitas kerja perusahaan

2. Dapat mempertahankan posisi perusahaan dalam persaingan 3. Berusaha meningkatkan kualitas perusahaan.

b. Tujuan jangka panjang

Tujuan jangka panjang yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah : 1. Mencapai laba optimal

2. Menjaga kontinuitas perusahaan

3. Membantu pelaksanaan program pemerintah dalam penyediaan kesempatan kerja

4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.2.1. Analisis Statistik Deskr iptif

(64)

a. Deskr ipsi r esponden ber dasarkan jenis kelamin

Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1. Dalam Tabel 4.1 terlihat bahwa dari 110 responden 90 responden (81,8%) adalah laki-laki, 20 responden (18,2%) perempuan.

Tabel 4.1

Identitas Responden Menur ut J enis Kelamin

J enis Kelamin J umlah Per senta se

Laki-Laki 90 81,8

Perempuan 20 18,2

Total 110 100

Sumber : Lampiran.

b. Deskr ipsi r esponden ber dasarkan J enis Pek er jaan

Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden adalah berprofesi sebagai mahasiswa sebanyak 63,6% dan sebagai pegawai swasta sebanyak 22,7% dan pegawai negeri sipil sebanyak 13,7%.

Tabel 4.2

Identitas Responden Menur ut J enis Peker jaan No J enis Peker jaan J umlah (or ang) Per sentase

(% )

1. Mahasiswa 70 63,6

2. Pegawai Swasta 25 22,7

3. PNS 15 13,7

Total 110 100

(65)

4.2.2. Uji Outlier Multivar iate

Tabel 4.3. Hasil Uji Outlier Multivar iate

Berdasarkan tabel diatas, setelah dilakukan pengujian ditemukan bahwa tidak terdapat outlier multivariat [antar variabel], karena MD Maksimum 27,276 < 31,264

4.2.3. Uji Reliabilitas

(66)

Tabel 4.4. Pengujian Reliability Consistency Inter nal

Koefisien Cronbach’s Alpha dihitung untuk mengestimasi reliabilitas setiap skala [variabel atau indikator observasian]. Sementara itu item to total correlation digunakan untuk memperbaiki ukuran-ukuran dan mengeliminasi item-item yang kehadirannya akan memperkecil koefisien Cronbach’s Alpha yang dihasilkan.

Proses eleminasi diperlakukan pada item to total correlation pada indikator yang nilainya < 0,5 [Purwanto,2003]. Terjadi eliminasi karena nilai item to total correlation indikator belum seluruhnya ≥ 0,5. Indikator yang tereliminasi tidak disertakan dalam perhitungan cronbach's alpha. Perhitungan cronbach's dilakukan setelah proses eliminasi.

(67)

4.2.4. Uji Validitas

Berdasarkan hasil confirmatory factor analysis terlihat bahwa factor loadings masing masing butir pertanyaan yang membentuk setiap construct belum seluruhnya ≥ 0,5, sehingga butir-butir instrumentasi setiap konstruk tersebut dapat dikatakan validitasnya kurang baik.

4.2.5. Uji Constr uct Reliability dan Var iance Extr acted

(68)

Tabel 4.6. Constr uct Reliability & Var iance Extr ated

Selain melakukan pengujian konsistensi internal Cronbach’s Alpha, perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance extracted. Kedua pengujian tersebut masih termasuk uji konsistensi internal yang akan memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran yang sama.

(69)

4.2.6. Uji Nor malitas

Uji normalitas sebaran dilakukan dengan kurtotis value dari data yang digunakan yang biasanya disajikan dalam bentuk statistik deskriptif. Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut Z-value. Bila nilai Z lebih besar dari nilai kritis maka distribusi data adalah tidak normal.

Tabel 4.7. Assessment of Nor mality

Var iable m i n m ax kur t osis c.r.

Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Kurtosis Value dari data yang digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut Z-value. Bila nilai-Z lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 [1%] yaitu sebesar ± 2,58.

Gambar

Tabel 1. Peringkat Vendor Hanphone 2008-2010
Gambar 2.1. : Faktor – faktor yang mempengaruhi konsumen. Budaya Sosial Kepribadian Psikologis
Gambar 2.2. Hubungan antar 3 komponen sikap
Gambar 3.1 :  Contoh Model Pengukuran Minat Beli
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk melaksanakan hasil perencanaan dan pengorganisasian maka perlu diadakan tindakan-tindakan atau kegiatan yaitu penggerakan. Penggerakan ini mempunyai tujuan agar

düzenli olarak yayımlanan evkaf raporlarında 1933 yılından itibaren yer verilen İslam İlahiyat Okuluna, 1950 yılından sonra hiç yer verilmemesi ve okulun

Zulfitri, Agrina, &amp; Herlina (2012) dalam hasil penelitiannya tentang gambaran pelaksanaan fungsi perawatan kesehatan keluarga di wilayah kerja puskesmas rumbai menjelaskan bahwa

Menyadari adanya pelaku kejahatan yang meloloskan diri dari penyidikan, penuntutan, dan pelaksanaan pidana dari negara tempat kejahatan dilakukan, Pemerintah Republik

Berdasarkan hasil klasterisasi data menggunakan berbagai metode berbeda, maka pada penelitian ini peneliti melakukan klasterisasi data musik dengan jumlah klaster yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan bioetanol dengan proses fermentasi kultur padat dari limbah kulit nanas dan menentukan kadar bioetanol

Bentuk interaksi sosial menjadi kebutuhan utama dalam menjalani kehidupan bermasyarakat secara damai yaitu dalam bentuk sosial seperti kerja sama dan akomodasi

Setiap suatu kegiatan pergerakan mempunyai zona asal dan tujuan, dimana asal merupakan zona yang menghasilkan perilaku pergerakan, sedangkan tujuan adalah zona yang menarik