TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SEPEDA
MOTOR MEREK YAMAHA J UPITER MX
DI SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Per syar atan Dalam Memper oleh
Gelar Sar jana Ekonomi Pr ogr am Studi Manajemen
Disusun oleh:
CENDY STEFANUS PAURAN 0912010186 / FE / EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
2014
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SEPEDA
MOTOR MEREK YAMAHA J UPITER MX
DI SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi UPN “Veter an” J awa Timur Untuk
Menyusun Skr ipsi S-1 Pr ogr am Studi Manajemen
Diajukan oleh:
CENDY STEFANUS PAURAN 0912010186 / FE / EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
2014
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SEPEDA
MOTOR MEREK YAMAHA J UPITER MX
DI SURABAYA
USULAN PENELITIAN
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi UPN “Veter an” J awa Timur Untuk
Menyusun Skr ipsi S-1 Pr ogr am Studi Manajemen
Diajukan oleh:
CENDY STEFANUS PAURAN 0912010186 / FE / EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
2014
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SEPEDA
MOTOR MEREK YAMAHA J UPITER MX
DI SURABAYA
Disusun Oleh :
Cendy Stefanus Pauran 0912010186 / FE / EM
Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi J ur usan Manajemen Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 28 Februari 2014
Pembimbing : Tim Penguji :
Pembimbing Utama Ketua
Dra. Ec. Nur Mahmudah, MS. Dra. Ec. Nur Mahmudah, MS.
NIP: 195010121985032001 NIP: 195010121985032001
Sekretaris
Dra. Ec. Luky Susilowati, MP
NIP: 195602171988032001 Anggota
Dra. Ec. Siti Aminah, MM NIP: 196107121988032001
Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Dra. Dhani Ichsanuddin Nur, MM NIP: 196309241989031001
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SEPEDA
MOTOR MEREK YAMAHA J UPITER MX
DI SURABAYA
Yang diajukan
Cendy Stefanus Pauran 0912010186 / FE / EM
Telah disetujui untuk ujian skripsi oleh :
Pembimbing Utama
Dr a. Ec. Nur Mahmudah, MS.
NIP: 195010121985032001 Tanggal : …………..
Mengetahui,
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran”
J awa Timur
Dr s. Ec. R.A. Suwaidi, MS. NIP: 196003301986031003
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SEPEDA
MOTOR MEREK YAMAHA J UPITER MX
DI SURABAYA
Yang diajukan
Cendy Stefanus Pauran 0912010186 / FE / EM
Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh :
Pembimbing Utama
Dra. Ec. Nur Mahmudah, MS.
NIP: 195010121985032001 Tanggal : …………..
Mengetahui,
Ketua Program Studi Manajemen
Dr. Muhadjir Anwar, MM NIP: 196509071991031001
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SEPEDA
MOTOR MEREK YAMAHA J UPITER MX
DI SURABAYA
Yang diajukan
Cendy Stefanus Pauran 0912010186 / FE / EM
Telah disetujui untuk diseminarkan oleh :
Pembimbing Utama
Dra. Ec. Nur Mahmudah, MS.
NIP: 195010121985032001 Tanggal : …………..
Mengetahui,
Ketua Program Studi Manajemen
Dr. Muhadjir Anwar, MM NIP: 196509071991031001
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan penyertaan-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Pengaruh Kualitas
Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada Sepeda Motor Merek Yamaha
Jupiter MX di Surabaya” skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam
memperoleh gelar sarjana Ekonomi jurusan Manajemen.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini seringkali menghadapi
hambatan dan keterbatasan dalam berbagai hal. Namun, karena dorongan dan bimbingan
yang telah diberikan berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk
itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepeda :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran ‘Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, SE, MM selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Manajemen.
4. Ibu Dra. Ec. Nur Mahmudah, MS. sebagai dosen pembimbing dalam pembuatan
laporan ini dan dengan kebijaksanaan dan waktu yang telah memberikan dorongan,
bimbingan serta saran sehingga penulisan laporan ini dapat terselesaikan.
5. Bapak Ugy Soebiantoro, SE.M.M. sebagai dosen pembimbing pendamping dalam
membuat laporan ini dan dengan kebijaksanaan telah memberikan dorongan,
bimbingan serta saran sehingga penulisan laporan ini dapat terselesaikan.
ii
6. Bapak dan Ibu Dosen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya yang secara langsung atau tidak langsung memberikan masukan yang baik
bagi penulis dalam menulis laporan Praktek Kerja Lapangan.
7. Orang tua serta keluarga yang selalu memberikan doa dan dukungan moril.
8. Teman-teman Angkatan 2009 yang selalu ada untuk membantu dan bertukar fikiran.
9. Sahabat-Sahabat GTS yang selalu memberikan hiburan dan kebahagiaan.
10.Semua pihak yang telah membantu dan memberikan doa dalam penyelesaian laporan
ini.
Akhirnya, penulis menyadari bukan hal yang tidak mungkin apabila skripsi ini jauh
dari sempurna, dan dengan rendah hati bersedia menerima segala saran yang bersifat
membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya penulis dan
laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan para pembaca pada umumnya.
Surabaya, Januari 2014
PENELITI
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ………... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ……… vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
ABSTRAKSI ……… ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ……... 11
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11
1.3.1 Tujuan Penelitian ……… 11
1.3.2 Manfaat Penelitian ……….. 11
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ... 12
2.2 Landasan Teori ………. 13
2.2.1 Pengertian Pemasaran ... 13
2.3 Kualitas Produk ……… 14
2.3.1 Pengertian Kualitas Produk ... 14
2.3.2 Definisi Kualitas Produk ... 15
2.3.3 Klasifikasi Produk ……… 15
2.3.4 Definisi Manfaat Produk ……….. 17
2.3.5 Indikator Kualitas Produk ………. 21
iv
2.4 Harga ………. 21
2.4.1Pengertian Harga ………. 21
2.4.2Peranan Harga ……….. 22
2.4.3Tujuan Penetapan Harga ……….. 22
2.4.4Faktor-faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Penetapan Harga .. 23
2.4.5Metode Penetapan Harga ……….. 24
2.4.6Indikator Penetapan Harga ……… 24
2.5 Keputusan Pembelian ……… 25
2.5.1Pengertian Keputusan Pembelian ………. 25
2.5.2Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ……….. 26
2.5.3Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian …………... 26
2.5.4Jenis-Jenis Perilaku Pembeli ……….. 27
2.5.5Tahap-tahap Dalam Proses Pengambilan Keputusan Pembelian …….. 28
2.5.6Indikator Keputusan Pembelian ………. 30
2.6 Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian ……….. 30
2.7 Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian ……….. 31
2.8 Kerangka Konseptual ………. 32
2.9 Hipotesis ………. 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 34
3.1.1 Definisi Operasional Variabel ……… 34
3.1.2 Pengukuran Variabel ……….. 36
3.2 Populasi dan Sampel ……... 37
v
3.2.1 Populasi ………... 37
3.2.2 Sampel ……… 37
3.3 Teknik Pengumpulan Data …... 38
3.3.1 Jenis-jenis Data ……… 38
3.3.2 Sumber Data ……… 38
3.3.3 Pengumpulan Data ………. 38
3.4 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 38
3.4.1 Teknik Analisi ………... 38
3.4.2 Pengujian Hipotesis ………... 53
3.4.3 Kerangka Model Pemikiran …………... 55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Gambaran Umum ………... 56
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ……….. 56
4.1.2 Visi dan Misi ……… 59
4.1.2.1 Visi ………... 59
4.1.2.2 Misi ……… 59
4.1.3 Gambaran Umum Responden ………... 60
4.1.3.1 Responden Menurut Jenis Kelamin ………. 60
4.1.3.2 Responden Berdasarkan Usia ……… 61
4.1.3.3 Responden Menurut Pekerjaan ………. 62
4.2 Deskripsi Variabel ………. 63
4.2.1 Deskripsi Variabel Kualitas Produk (X1) ………. 63
4.2.2 Deskripsi Variabel Harga (X2) ……….. 65
vi
4.2.3 Deskripsi Variabel Keputusan Pembelian (Y) ……….. 66
4.3 Deskripsi Hasil Analisis dan Uji Hipotesis ……… 68
4.3.1 Pengujian Model (Outer Model) ……….. 68
4.3.1.1 Outer Loading (Model Pengukuran dan Validitas) …………. 68
4.3.2 Average Variabel Extracted (AVE) ……….. 69
4.3.3 Reliabilitas ………. 70
4.3.4 Result For Outer Weights ……….. 71
4.3.5 Inner Model (Pengujian Model Struktural) ……….. 71
4.3.6 Uji Outlier ………. 74
4.3.7 Model Pengukuran PLS (Partial Least Square) ……… 75
4.4 Pembahasan ……… 77
4.4.1 Pengaruh Variabel Kualitas Produk (X1) Terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y) ……… 77
4.4.2 Pengaruh Variabel Harga (X2) Terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y) ………. 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……… 79
5.2 Saran ……… 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tabel Persaingan sepeda motor nasional di Indonesia …...……… 7
Tabel 1.2 Tabel Persaingan dari berbagai merek sepeda motor Nasional ...…………. 9
Tabel 4.1 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ………. 60
Tabel 4.2 Jumlah Responden Menurut Usia ………. 61
Tabel 4.3 Jumlah Responden Menurut Pekerjaan ……… 62
Tabel 4.4 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kualitas Produk (X1) ……… 63
Tabel 4.5 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Harga (X2) ………. 65
Tabel 4.6 Hasil Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian (Y) ………. 67
Tabel 4.7 Outer Loading ……… 68
Tabel 4.8 Average Variance Extracted ………. 69
Tabel 4.9 Reliabilitas Data ………. 70
Tabel 4.10 Data Results For Outer ………. 71
Tabel 4.11 R-Square ……….. 72
Tabel 4.12 Result For Inner Weights ………. 73
Tabel 4.13 Uji Outlier ……… 74
Tabel 4.14 Uji Hipotesis ……… 76
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Langkah-Langkah Analisis PLS ………... 45
Gambar 3.2 Contoh Diagram Jalur untuk PLS ………... 46
Gambar 4.1 Model Pengukuran PLS Kualitas Produk (X1) dan Harga (X2) Terhadap
Keputusan Pembelian (Y) ……….. 75
ix
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SEPEDA MOTOR MEREK YAMAHA J UPITER MX DI SURABAYA
Oleh :
Cendy Stefa nus Paur a n NPM 0912010186 / FE / EM
ABSTRAKSI
Pada era globalisasi persaingan dunia usaha semakin kompetitif yang berakibat setiap perusahaan untuk menjadi pemenang dalam memasarkan produknya. Seiring dengan semakin bertambahnya populasi manusia, berkembangnya teknologi yang semakin canggih, sangat berpengaruh kepada pemenuhan kebutuhan terutama kebutuhan transportasi, khususnya kendaraan roda dua atau sepeda motor. Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri otomotif yaitu produk Yamaha Jupiter MX yang memiliki keunggulan dan ciri khas tersendiri dibanding kendaraan jenis lainnya. Sepeda motor Yamaha Jupiter MX cukup diminati konsumen karena memiliki keistimewaan yaitu pendingin mesin dan mesin 135cc yang baik sehingga mampu meraih pangsa pasar yang luas, tetapi selama beberapa tahun terakhir ini Yamaha Jupiter MX mengalami penurunan dan perlu melakukan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembelian pada sepeda motor merek Yamaha Jupiter MX di Surabaya.
Teknik pengumpulan data adalah dengan penyebaran kuisioner kepada para pemilik dan pemakai sepeda motor Yamaha Jupiter MX di Surabaya. Teknik penentuan sampel yaitu karena ada 11 indikator maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah (11x6=66), maka sampel yang digunakan sebesar 66 responden. Metode penelitian ini menggunakan Metode Sampling Aksidental, yaitu penentuan sampel berdasarkan siapa saja yang secara kebetulan bertemu dapat dijadikan sebagai sumber data. Pada tahap analisis dilakukan dengan menggunakan teknik analisis partial least square (PLS) untuk membantu pengujian model ini.
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variabel kualitas produk tidak memiliki pengaruh (positif) dan variablel harga memiliki pengaruh (positif) terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha Jupiter MX di Surabaya.
Kata Kunci : Kualitas Produk, Harga dan Keputusan Pembelian
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi persaingan dunia usaha semakin kompetitif yang
berakibat setiap perusahaan untuk menjadi pemenang dalam memasarkan produknya.
Seiring dengan makin berkembangnya populasi manusia, berkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih, semakin tingginya tingkat
mobilitas masyarakat, sangat berpengaruh kepada pemenuhan kebutuhan terutama
kebutuhan transportasi, khususnya kendaraan roda dua atau sepeda motor. Banyak
perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bisnis sepeda motor hadir untuk
memenuhi kebutuhan berkendara masyarakat, sehingga mengakibatkan timbulnya
persaingan antara perusahaan sejenis dalam menyajikan keunggulan produknya dalam
merebut perhatian konsumen. Di tengah ketatnya persaingan tersebut, banyak
berbagai pihak berlomba-lomba dan berusaha untuk melakukan kebijakan-kebijakan
bisnis untuk meraih pangsa pasar yang diinginkan.
Kekuatan pasar saat ini berada di tangan konsumen, dimana yang memegang
peranan penting dalam menentukan pilihan dan memutuskan pembelian produk yang
dibutuhkan adalah konsumen. Dalam perilaku konsumen banyak ditemukan faktor
yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, faktor-faktor tersebut adalah
kualitas produk dan harga.
Pada dasarnya semakin banyak persaingan maka akan semakin banyak pula
pilihan bagi konsumen untuk memiliki sebuah produk yang sesuai dengan harapan
dan keinginannya. Tingkat persaingan dunia usaha di era globalisasi saat ini sangat
ketat, hal ini dapat diketahui karena setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk
2
dapat merebut market share. Perusahaan dapat menentukan strategi pemasaran yang
tepat agar usahanya dapat bertahan memenangi persaingan, serta tujuan dari
perusahaan tersebut dapat tercapai (Lupiyoadi, 2006:62). Setiap produk ataupun jasa
yang dihasilkan oleh perusahaan selalu terdapat diferensiasi yang menjadi cirri atau
karakteristik produk bagi perusahaan tersebut. Unsur-unsur produk dipandang penting
dan dijadikan dasat pengambilan keputusan pembelian meliputi harga, kualitas,
jaminan (garansi) dan keandalan produk tersebut (Sutrisna, 2001:46).
Kualitas produk merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan
penting didalam keputusan pembelian pelanggan, ada yang berani mengeluarkan uang
yang cukup mahal asalkan kualitas terjamin, tapi seringkali yang diinginkan
pelanggan adalah produk tersebut memiliki harga yang murah namun memiliki
kualitas yang tinggi. Lukman hakim (2005; pada Cronin & Taylor, 1992; Pasuraman
Zeithaml & Berry 1996) dalam penelitiannya mengatakan bahwa kualitas produk
seringkali menjadi acuan utama dalam membangun strategi pemasaran dan ikut
menentukan keputusan pembelian serta kepuasan pelanggan. Al Ries (2000:50)
menegaskan bahwa kualitas produk adalah sebuah konsep yang memiliki ribuan
pengikut. Cara untuk meciptakan merek yang baik menurut logika, adalah dengan
menciptakan produk yang kualitasnya lebih baik.
Konsumen saat ini sangatlah kritis dalam memilih suatu produk, keputusan
untuk membeli suatu produk sangat dipengaruhi oleh penilaian akan bentuk kualitas
produk tersebut. Tuntutan akan sebuah produk barang yang semakin berkualitas
membuat perusahaan yang bergerak di berbagai bidang usaha berlomba-lomba
meningkatkan kualitas produk yang mereka miliki demi mempertahankan Brand
Image (citra merek) produk yang mereka miliki. Konsumen tidak hanya
menggunakan harga sebagai indikator kualitas tetapi juga sebagai indikator biaya
yang dikorbankan untuk ditukar dengan produk atau manfaat produk. Dengan adanya
kualitas yang melekat pada suatu produk yang digunakan konsumen untuk menilai
dan mengukur kesesuaian karakteristik suatu produk dengan kebutuhan dan keinginan
konsumen. Disinilah kita melihat sejauh mana merek dapat mempengaruhi penilaian
konsumen dengan brand image (citra merek) dari produk tersebut.
Dalam pemasaran dikenal bahwa sebelum konsumen melakukan pembelian
ada tahap dimana konsumen memiliki minat membeli suatu produk atau jasa,
kemudian konsumen melakukan keputusan pembelian, selanjutnya ada proses yang
dinamakan tingkah laku pasca pembelian yang didasarkan rasa puas dan tidak puas.
Konsumen sebagai sasaran pemasaran perusahaan selalu menentukan sendiri apa yang
hendak dibelinya, banyak faktor yang mempengaruhi konsumen untuk membeli.
Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi perilaku konsumen dalam menilai,
memilih, dan membeli suatu produk. Perilaku konsumen terhadap produk dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain keyakinan konsumen terhadap produk
yang bersangkutan, keyakinan terhadap pengalaman masa lalu konsumen. Berkaitan
dengan keinginan konsumen untuk membeli dikenal istilah minat beli. Minat beli
merupakan bagian konsumen dari proses menuju kearah tindakan pembelian yang
dilakukan konsumen.
Seiring dengan perkembangan perekonomian dan teknologi yang maju,
kualitas yang ada pada sepeda motor Yamaha Jupiter MX dapat dikategorikan dapat
menarik perhatian masyarakat luas, dilihat dari pilihan warna yang variatif dengan
tampilan warna yang lebih dinamis, Yamaha Jupiter MX cocok digunakan oleh
kalangan muda dan sangat diminati. Motor merupakan salah satu alat transportasi
yang dibutuhkan masyarakat luas. Hal ini menjadikan perusahaan-perusahaan
otomotif saling berlomba untuk menghasilkan motor yang mampu memenuhi
4
kebutuhan, keinginan dan selera konsumen serta menawarkan harga yang bisa
dijangkau oleh konsumen pada umumnya.
Harga merupakan salah satu elemen dari bauran pemasaran, James C.
Anderson, James B.L. Thomson, dan Finn Wynstra (2000) dalam penelitiannya
mengungkapkan bahwa kombinasi nilai dan harga tidak terlepas dari keputusan
pembelian. Harga akan menjadi pertimbangan yang cukup penting bagi pelanggan
dalam memutuskan pembeliannya, pelanggan akan membandingkan harga dari
produk pilihan mereka dan kemudian mengevaluasi apakah harga tersebut sesuai atau
tidak dengan nilai produk, serta jumlah uang yang harus mereka keluarkan. Hal ini
akan membuat harga pada suatu produk menjadi salah satu hal yang dikenali oleh
pelanggan.
Salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri otomotif, berupa
penjualan dan service motor merek Yamaha yang terkenal di Indonesia. Produk motor
merek Yamaha yang dipasarkan oleh perusahaan Yamaha memiliki kelebihan dan ciri
khas tersendiri dibandingkan dengan kendaraan jenis lain. Hal ini telah menjadi
kebijaksanaan pemasaran perusahaan dengan harapan produk yang dipasarkan dapat
menembus pasar, serta mampu meraih pangsa pasar yang luas.
Untuk itu, maka tujuan untuk meningkatkan produk terutama bentuk, tipe,
serta daya tahan dan merek yang dipasarkan harus dapat meningkatkan kepuasan bagi
konsumen. Kebijakan produk juga dilakukan dalam menghadapi kejenuhan dari suatu
jenis maupun tipe produk olehnya itu diadakan pembaharuan model maupun kapasitas
yang dimiliki jenis produk tersebut. Perkembangan perusahaan yang pesat membuat
pemilik memperluas usaha dengan membuka penjualan, dealer-dealer resmi Yamaha,
bengkel-bengkel resmi Yamaha, dan pemeliharaan sepeda motor yaitu memberikan
servis gratis pada setiap kendaraan dan dengan melihat respon yang begitu besar
akhirnya mulailah dibuka penjualan, dealer, bengkel, dan pemeliharaan dengan
mendirikan jaringan dan servis di kota-kota besar dan juga di daerah-daerah.
Konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk yang
ditawarkan banyak dipengaruhi oleh persepsinya terhadap price, product, promotion,
place dan marketing mix yang diterapkan oleh perusahaan selama ini. Hubungan
antara harga dengan keputusan pembelian yaitu harga mempengaruhi keputusan
konsumen dalam pembelian, semakin tinggi harga maka keputusan pembelian
semakin rendah, sebaliknya jika harga rendah keputusan pembelian berubah semakin
tinggi. Maka para pengusaha harus jeli dalam menetapkan harga produknya ke pasar
agar produk tersebut sukses di pasar.
Selain harga faktor lain yang berpengaruh, dalam keputusan pembelian adalah
desain produk. Masalah desain dari suatu produk telah menjadi salah satu faktor yang
perlu mendapatkan perhatian serius dari manajemen khususnya team pengembangan
produk baru, karena sasaran konsumen yang dituju tidak sedikit yang mulai
mempersoalkan masalah desain suatu produk yang mampu memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen. Desain produk motor saat ini sangat beraneka ragam, mengingat
perkembangan kebutuhan konsumen yang beraneka ragam terhadap desain produk.
Masing-masing produk motor memiliki keunggulan dan keistimewaan
masing-masing. Hal inilah yang pada akhirnya menyebabkan konsumen dihadapkan pada
pilihan yang beragam karena banyaknya produk motor yang beredar di pasaran
dengan keistimewaan masing-masing
Saat ini persaingan motor sangat ketat sekali, dari model yang Skutik, Sport
hingga motor Bebek. Perusahaan memiliki unggulannya masing-masing, ada
perusahaan yang unggul di bidang motor Bebek dan motor Skutik, dan ada juga
perusahaan yang unggul di bidang motor Sport dan motor Skutik. Dan perusahaan
6
motor Yamaha ini terbilang unggul di bidang motor Sport dan motor Skutik, dan
Yamaha masi kalah bersaing dengan kompetitor terdekatnya dalam bidang motor
Bebek.
Produk Yamaha Jupiter MX yang memiliki desain dan keunggulannya masi
cenderung kurang digemari Masyarakat Indonesia karena motor ini masi kalah dengan
produk dari Yamaha lainnya yaitu Jupiter Z dan kompetitor abadinya seperti Honda
Supra dan Honda Revo, padahal motor Yamaha Jupiter MX ini cukup nyaman untuk
dibuat bepergian dalam maupun luar kota dan modelnya pun yang tidak terlalu besar
bisa bergerak cepat di tengah padatnya lalu lintas. Menurunnya minat beli konsumen
terhadap Yamaya Jupiter MX, dikarenakan Yamaha selalu berusaha memperkenalkan
produk-produk yang bisa menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia, misalnya
seperti menciptakan motor Sport, Skutik dan motor Bebek lainnya. Yamaha juga
merupakan perusahaan yang menyediakan fitur, desain eksterior dan interior cukup
lengkap, sehingga konsumen di negara ini memiliki banyak pilihan yang sesuai
dengan kebutuhan.
Banyak produk motor yang memasarkan dengan kualitas motor yang baik,
namun konsumen masi sedikit yang tertarik dengan Yamaha Jupiter MX tersebut,
karena saat mengembangkan Yamaha Jupiter MX, Yamaha memasukkan berbagai
model baru untuk menghasilkan pilihan yang lebih menarik dan lebih banyak. Dari
berbagai kualitas produk Yamaha inilah banyak diminati konsumen dan mengalami
peningkatan yang pesat. Pengertian mengenai kualitas produk tidak lagi mengacu
kepada kualitas intrinsik sebuah barang. Produk telah mengadopsi banyak
denominator bagi hasil akhir yang disebut kualitas.
Sehingga kini di segmen motor Yamaha terdapat beragam varian seperti Mio,
Mio Soul, XEON, V-ixion, BYSON, Scorpio Z, Jupiter Z, Jupiter MX, dan Vega Z R.
Berikut ini adalah hasil penelitian Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia
yang dimana penjualan motor Yamaha di Indonesia dalam tiga tahun terakhir, ditahun
2010 penjualan motor Yamaha mencapai 3.345.680 unit, lalu tahun 2011 penjualan
motor Yamaha mencapai 3.136.073 unit, dan tahun 2012 penjualan Yamaha mencapai
2.433.354 unit.
Dari berbagai motor yang terdapat di Yamaha, motor Skutik seperti Yamaha
Mio, Mio Soul dan motor Sport seperti Yamaha V-ixion mendominasi pasar
penjualan motor Yamaha dalam tiga tahun terakhir.
Berikut ini Tabel 1.1 adalah data persaingan sepeda motor nasional di
Indonesia dari tiga perusahaan otomotif dalam tiga tahun terakhir :
Tabel 1.1
Tabel Per saingan sepeda motor nasional di Indonesia dar i Tahun 2010-2012
Data Penjualan Sepeda Motor Nasional
Tahun 2010 2011 2012
Merek Unit
Market Shar e
(% )
Merek Unit
Market Shar e
(% )
Merek Unit
Market Shar e
(% )
Honda 3.418.632 46,21 Honda 4.273.888 53,3 Honda 4.092.693 57,31
Yamaha 3.345.680 45,22 Yamaha 3.136.073 39,1 Yamaha 2.433.354 34,07
Suzuki 526.003 7,07 Suzuki 493.125 6,2 Suzuki 465.630 6,52
Sumber : AISI (Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia)
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa adanya penurunan penjualan yang di
alami oleh Yamaha pada tahun 2011 dan 2012 dibandingkan dengan merek pesaing
lainnya yang penjualannya terus meningkat. Dari seluruh penjualan nasional pada
tahun 2010, Honda dan Yamaha mendominasi atau laris manis. Gabungan keduanya
8
menikmati porsi (91,4 persen). Honda memimpin dengan meniagakan 3.418.632 unit
atau menguasai (46,21 persen). Andalan utamanya, bebek dengan penjualan
1.696.411 unit atau menguasai pangsa (48,4 persen). Yamaha menempel ketat dengan
3.345.680 unit (45,22 persen). Merek ini unggul untuk dua kategori, yaitu skutik
1.661.496 unit (49,2 persen) dan sport 260.767 unit (50,2 persen). Dan kemudian di
ikutti dengan Suzuki yang selalu berada di bawah Honda dan Yamaha.
Dan pada tahun 2011 Honda menguasai penjualan dengan total penjualan
4.273.888 unit, naik 25.1 persen dari tahun lalu dan menguasai pangsa pasar sebesar
53.3 persen. Sedangkan kompetitor abadinya malah turun 7,2 persen dari tahun lalu
dengan total penjualan 3.136.073 unit, dengan pangsa pasar sebesar 39.1 persen.
Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia AISI, penjualan
sepeda motor nasional 2012 turun 11,2 persen dibandingkan tahun sebelum 8,034 juta
unit menjadi 7,141 juta unit.
Penurunan penjualan tahun lalu, memperbesar pangsa pasar Honda menjadi
57,31 persen dari tahun lalu hanya 53,1 persen. Yamaha menyusut lagi dari tahun lalu
39,1 persen menjadi 34,07 persen, Suzuki 6,52 persen, Kawasaki 1,84 persen dan
TVS 0,26 persen.
Berikut ini adalah hasil penelitian Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia
yang dimana penjualan sepeda motor Yamaha Jupiter MX di Indonesia dalam tiga
tahun terakhir, ditahun 2010 penjualan motor Yamaha Jupiter MX mencapai 243.863
unit, lalu tahun 2011 penjualan motor Yamaha Jupiter MX mencapai 248.794 unit,
dan tahun 2012 penjualan Yamaha Jupiter MX mencapai 236.991 unit.
Berikut ini Tabel 1.2 adalah data persaingan dari berbagai merek sepeda motor
nasional di Indonesia dalam tiga tahun terakhir :
Tabel 1.2
Tabel Per saingan dar i berbagai merek sepeda motor Nasional dari Tahun 2010-2012
Data Penjualan Sepeda Motor Nasional
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012
Merek Unit Merek Unit Merek Unit
Yamaha Mio 1.547.234 Yamaha Mio Sporty 1.323.229 Honda BeAT 1.183.050
Honda Revo 904.205 Honda BeAT 1.033.928 Honda Vario 125 681,940 Honda Vario 722.856 Honda Absolute Revo 759.546 Yamaha Mio J Teen 402.799 Honda BeAT 699.609 Honda Vario Techno 632.788 Honda SupraX125 322.345
Honda Supra 634.126 Honda Supra X 125 582.797 Yamaha V-Ixion 320.444
Yamaha Jupiter 591,350 Yamaha Vega ZR 523.652 Yamaha Soul GT 294.775
Yamaha Vega 588.204 Yamaha Jupiter Z 341.493
Honda Vario 110
CW 282.715
Yamaha Jupiter
MX 243.863 Yamaha Mio Soul 338.258
Honda BeAT
PGM-FI 258.711
Yamaha V-ixion 215.321
Yamaha Jupiter MX All
Series 310.098 Yamaha Vega Z 241.319
Honda Blade 156,492 Honda Blade 110R 273.624 Yamaha Jupiter MX 236.991
Sumber : AISI (Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia)
Dengan demikian penjualan motor Yamaha Jupiter MX yang mengalami
penurunan mengindikasikan kualitas produk dan harga jual Yamaha Jupiter MX
menurun. Hal ini jelas merupakan ancaman bagi Yamaha Jupiter MX dalam
dominasinya di segmen motor Bebek di Indonesia, bahkan Yamaha Jupiter Z sangat
diminatti oleh masyarakat dan Vega Z R sangat berpotensi menggeser posisi
penjualan Yamaha Jupiter MX.
Menurut Analisa Motor Indonesia (AMI) ingin memberikan penilaian tentu
penilaian ini berdasarkan pengalaman serta data riil dilapangan. Namun sebenarnya
semua itu kembali lagi pada selera masing-masung konsumen.
Analisa pada desain produk sepeda motor Honda Blade, Honda Supra X,
Yamaha Vega Z R dan Yamaha Jupiter MX memiliki desain dan keunikannya
tersendiri namun menurut AMI konsumen lebih suka atau lebih tertarik pada desain
10
dari sepeda motor Honda Revo dan Yamaha Jupiter Z karena memiliki desain yang
elegan dan cocok untuk yang ingin bergaya dijalan raya.
Analisa pada peforma mesin yaitu semua motor bebek memiliki
kemampuannya masing-masing mulai dari mesin yang 110cc sampai dengan 135cc,
namun menurut AMI peforma mesin yang lebih unggul yaitu pada sepeda motor
Yamaha Jupiter MX karena memiliki kemampuan 135cc.
Analisa didalam penetapan harga yang diberikan oleh perusahaan-perusahaan
motor yang ada di Indonesia, harga yang ditawarkan sepeda motor Honda Blade,
Honda Revo, dan Yamaha Vega Z R cenderung sangat murah dan juga sangat ramah
lingkungan, dan harga yang diberikan oleh sepeda motor Honda Supra X dan Yamaha
Jupiter Z juga masi terjangkau oleh konsumen dibandingkan dengan sepeda motor
Yamaha Jupiter MX yang harganya selisih jauh dan bisa dibilang agak mahal.
Namun menurut AMI untuk masalah desain produk, performa, fitur dan
keunggulan yang lain-lain yang diberikan oleh semua motor bebek yang ada di
Indonesia sebenarnya tidak bisa dibandingkan karena semua motor bebek yang ada di
Indonesia memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tetapi kesimpulan
pada Segmen Bebek, Honda Revo merupakan motor yang ideal sebagai standar
minimal untuk sebuah kendaraan, namun semua keputusan tergantung pada selera
konsumen.
Dalam hal ini penelitian mengenai faktor kualitas produk dan harga yang
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap sepeda motor Yamaha
Jupiter MX di Surabaya nampaknya perlu dilakukan karena mengalami penurunan.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengambil judul : “ANALISIS PENGARUH
KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
PADA SEPEDA MOTOR MEREK YAMAHA J UPITER MX DI SURABAYA”
1.2. Rumusan Masalah
Merujuk pada pendahuluan, dapat ditarik beberapa rumusan masalah penelitian,
antara lain:
1. Apakah kualitas produk dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen ?
2. Apakah harga dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap keputusan
pembelian sepeda motor Yamaha Jupiter MX di Surabaya.
2. Untuk menganalisis pengaruh harga terhadap keputusan pembelian sepeda
motor Yamaha Jupiter MX di Surabaya.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan yang bermanfaat
bagi pengembangan ilmu penelitian dalam bidang Manajemen Pemasaran
yang berkaitan dengan keputusan pembelian konsumen dan menambah
pembendaharaan kepustakaan Fakultas Ekonomi.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat mengembangkan suatu pemikiran yang kritis dan lebih
dewasa dalam menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan dan referensi
perpustakaan bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan.
12 BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian ini dilakukan atas dasar penelitian-penelitian terdahulu, dengan
permasalahan yang sedikit berbeda dari penelitian sebelumnya. Adapun
penelitian-penelitian terdahulu antara lain penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh :
Muhammad Fikri “Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Keputusan
Pembelian Sepeda Fixie Zenith Di Surabaya”. Penelitian tersebut meneliti tentang
pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian produk Sepeda Fixie
Zenith. Kualitas produk dapat digunakan sebagai karakteristik yang dimiliki suatu
produk yang dapat memberikan manfaat kepada konsumen. Variabel yang
digunakan untuk penelitian ini yaitu variabel harga, dan perilaku konsumen. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa keputusan pembelian Sepeda Fixie Zenith
di Surabaya sangat dipengaruhi oleh strategi kualitas produk yang diterapkan oleh
perusahaan PT. Insera Sena, sehingga semakin baik strategi kualitas produknya
maka akan semakin tinggi keputusan pembelian Sepeda Fixie Zenith di Surabaya.
Menurut Dwi Cempakasari, Nunik Kusnilawati “Analisis Pengaruh Kualitas
Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Keputusan (Studi Kasus Pada Gaudi Paragon
Mall Semarang”. Penelitian tersebut meneliti tentang seberapa besar pengaruh
kualitas produk, harga dan promosi terhadap keputusan pembelian di Gaudi
Paragon Mall Semarang serta mengetahui variabel yang mempunyai pengaruh
paling dominan terhadap keputusan pembelian di Gaudi Paragon Mall pada
masyarakat. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu varabel kualitas
produk, variabel harga, dan promosi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian,
yang berarti kualitas produk sangat mempengaruhi keputusan pembelian. Harga
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian, hal ini berarti
konsumen akan memilih produk dengan harga yan relatif rendah. Promosi
menunujukkan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian,
jika promosi semakin tinggi maka maka berpengaruh terhadap semakin tingginya
keputusan pembelian.
2.2 LandasanTeori
2.2.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi
pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan
untuk menamkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya (Kotler dan Amstrong,
2008). Pemasaran bukanlah sekedar penjualan dan periklanan. Hal ini karena tujuan
dari pemasaran adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan memenuhi
kebutuhan-kebutuhan tersebut secara sangat baik. Ini berlaku dengan baik jika
produk tersebut merupakan barang dan jasa, atau bahkan suatu ide. Jika seluruh
pekerjaan pemasaran telah dilakukan dengan baik, pelanggan tidak perlu banyak
dibujuk. Mereka akan siap untuk membeli, setelah itu, mereka akan merasa puas
dan siap untuk membeli dengan cara yang sama pada kesempatan berikutnya
(Cannon, dkk, 2008).
Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan
manusia dan masyarakat. Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat
proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada
14
pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang
menguntungkanorganisasi dan para pemilik sahamnya. Pemasaran suatu proses
sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Orang dapat mengasumsikan akan selalu ada kebutuhan penjualan. Akan
tetapi, tujuan pemasaran bukan untuk memperluas penjualan hingga kemana-mana.
Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa
sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya menjual
dirinya sendiri. Idealnya, pemasaran hendaknya menghasilkan seorang pelanggan
yang siap untuk membeli. Semua yang dibutuhkan selanjutnya adalah menyediakan
produk dan jasa (Kotler Keller, 2007).
2.3 Kualitas Produk
2.3.1 Pengertian Kualitas Pr oduk
Menurut Stanton, (1996:222), artinya suatu produk adalah kumpulan dari
atribut-atribut yang nyata maupun tidat nyata, termasuk di dalamnya kemasan,
warna, harga, kualitas dan merk ditambah dengan jasa dan reputasi penjualannya.
Menurut Tjiptono (1999:95) secara konseptual produk adalah pemahaman
subyektif dari produsen atas “sesuatu” yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk
mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan
konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli.
Berbicara mengenai produk maka aspek yang perlu diperhatikan adalah
kualitas produk. Definisi ini merupakan pengertian kualitas yang berpusat pada
konsumen sehingga dapat dikatakan bahwa seorang penjualan telah memberikan
kualitas bila produk atau pelayanan penjual telah memenuhi atau melebihi harapan
konsumen. Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan
oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing.
Oleh karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan
membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing.
Akan tetapi, suatu produk dengan penampilan terbaik atau bahkan dengan tampilan
baik bukanlah merupakan produk dengan kualitas tertinggi jika tampilannya
bukanlah yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pasar.
2.3.2 Definisi Kualitas Produk
Definisi kualitas produk secara internasinal (BS EN ISO 9000:2000) adalah
tingkat yang menunjukan serangkaian karakteristik yang melekat dan memenuhi
ukuran tertentu.
Menurut American Society for quality Control kualitas adalah totalitas bentuk
dan karakteristik barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan yang terlihat atau yang tersamar (Render dan Herizer,
2004:253).
Kotler dan Amstrong, (2004:354) mendefinisikan Kualitas Produk sebagai
kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi daya tahan,
keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan serta atribut bernilai
lainnya.
2.3.3 Klasifikasi Produk
Klasifikasi produk bisa dilakukan atas berbagai macam sudut pandang.
Berdasarkan berwujud tidaknya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua
kelompok utama, yaitu :
16
1) Barang
Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau
disentuh, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya. Ditinjau
dari aspek daya tahannya, terdapat dua macam barang, yaitu :
a. Barang tidak tahan lama (Nondurable Goods)
Barang tidak tahanlama adalah barang berwujud yang biasanya habis
dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain,
umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu
tahun. Contohnya adalah sabun, minuman dan makanan ringan, gula,
garam. Oleh karena barang jenis ini dikonsumsi dengan cepat (dalam
waktu singkat) dan frekuensi pembeliannya sering terjadi, maka strategi
yang paling tepat adalah menyediakannya di banyak lokasi, menerapkan
mark-up yang kecil, dan mengiklankannya secara gencar untuk
merangsang orang agar mencobanya dan sekaligus untuk membentuk
preferensi.
b. Barang tahan lama (Durable Goods)
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa
bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk
pemakaian normal adalah satu tahun atau lebih). Contohnya antara lain tv,
lemari es, mobil, komputer, dan lain-lain. Uumumnya jenis barang ini
membutuhkan personal selling dan pelayanan yang lebih banyak daripada
barang tidak tahan lama, memberikan keuntungan yang lebih besar dan
membutuhkan jaminan/garansi tertentu dari penjualnya.
2) Jasa (Services)
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.
Contohnya bengkel reparasi, salon kecantikan, kursus, hotel, lembaga
pendidikan, dan lain-lain.
2.3.4 Definisi Manfaat Atribut Produk
Menurut (Kotler dan Amstrong 2003:347 dalam Handayani 2012) produk
memerlukan pendefinisian manfaat yang akan ditawarkan dan disampaikan melalui
atribut produk seperti :
1. Kualitas Produk
Kualitas produk merupakan kemampuan suatu produk untuk melakukan
fungsi-fungsinya. Kemampuan itu meliputi daya tahan, kehandalan, dan atribut
lain yang berharga pada produk secara keseluruhan.
2. Fitur Produk
Fitur merupakan alat persaingan untuk mendeferensiasikan produk yang
dihasilkan perusahaan terhadap produk sejenis yang dikeluarkan pesaing.
Menurut (Kotler dan Armstrong 2001:355 dalam Ichwan 2012) fitur merupakan
alat bersaing untuk membedakan produk perusahaan dari produk pesaing.
Sebagian besar produk dapat ditawarkan dengan fitur yang berbeda beda yang
melengkapi fungsi dasar produk. Sebuah perusahaan dapat mengidentifikasi dan
menyeleksi fitur baru yang tepat dengan mensurvei pembeli saat ini dan
kemudian menghitung nilai pelanggan dibandingkan dengan biaya perusahaan
untuk masing-masing fitur potensial.
18
3. Gaya dan Desain Produk
Cara lain untuk menambah nilai bagi pelanggan adalah melalui gaya dan desain
produk yang khas. Gaya semata-mata menjelaskan penampilan produk tertentu.
Desain yang baik dapat memberikan kontribusi dalam hal kegunaan produk dan
juga penampilannya. Gaya dan desain yang baik menarik perhatian,
meningkatkan kinerja produk, dan memberikan keunggulan bersaing di pasar.
Sedangkan menurut (Basu swastha Irawan 2002:168 dalam Handayani 2012)
Suatu produk mengkomunikasikan manfaat-manfaat yang dimiliki melalui atribut
produk yang berwujud seperti :
1. Merek
Merek merupakan nama, istilah, tanda, symbol, lambang, desain, warna, atau
kombinasi dari atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan
identitas produk.
2. Kemasan
Kemasan merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan
wadah atau pembungkus untuk suatu produk.
3. Pelayanan
Dewasa ini produk apapun tidak lepas dari unsur pelayanan atau jasa. Pelayanan
atau jasa disini, biasanya produk memberikan pelengkap untuk mengukur
seberapa jauh sikap menyukai dan memakai produk yang dihasilkan. Komponen
pelayanan dalam bisnis tidak dapat dipisahkan baik itu untuk perusahaan jasa
maupun perusahaan dagang. Untuk perusahaan jasa, pelayanan ini sebagian
produk yang berdiri sendiri sedangkan pada perusahaan dagang dan industri
sebagai produk tambahan yang selalu melekat pada produk utamanya.
4. Mutu Produk
Mutu produk menunjukkan kemampuan sebuah produk menjalankan fungsinya.
Yang termasuk dalam mutu produk adalah daya tahan, kehandalan, ketelitian,
kemudahan operasi dan perbaikan.
5. Harga
Harga adalah nilai tukar dari suatu produk perusahaan yang harus dikeluarkan
konsumen untuk sebuah produk.
Menurut Kotler (2005:82), merek merupakan janji penjual untuk
secara konsisten memberikan tampilan, manfaat dan jasa tertentu pada pembeli.
Merek-merek terbaik memberikan mutu, tetapi merek lebih dari sekedar simbol.
Menurut (Kotler dan Armstrong 1997 dalam Palantupen 2011) merek adalah
nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang
dimaksudkan untuk mengenali produk atau jasa dari seorang atau kelompok penjual
dan untuk membedakannya dari produk pesaing. Merek adalah janji penjual untuk
menyampaikan kumpulan sifat, manfaat dan jasa spesifik secara konsisten kepada
pembeli, merek terbaik menjadi jaminan mutu.
Keberadaan merek akan memudahkan konsumen dalam mencari produk yang
dikehendaki di pasar. Namun demikian yang sering terjadi adalah diferensiasi
produk antara satu merek dengan merek yang lain tidak terlalu signifikan sehingga
muncul perilaku perpindahan merek yang disebabkan oleh beberapa variabel
misalnya promosi, kualitas produk yang dipersepsikan, citra produk, kemasan dan
label, harga dan sebagainya.
Ada enam makna yang bisa disampaikan melalui suatu merek (Kotler, 1996),
yaitu :
20
1. Atribut
Sebuah merek menyampaikan atribut-atribut tertentu, misalnya Mercedes
mengisyaratkan mahal, tahan lama, berkualitas, nilai jual kembali yang tinggi,
cepat.
2. Manfaat
Merek bukanlah sekedar sekumpulan atribut, karena yang dibeli konsumen
adalah manfaat, bukannya atribut. Atribut tahan lama dapat dicerminkan dalam
manfaat fungsional.
3. Nilai-nilai
Merek juga menyatakan nilai-nilai produsennya. Contohnya Mercedes berarti
kinerja tinggi, keamanan, prestise, dan sebagainya.
4. Budaya
Merek juga mencerminkan budaya tertentu. Mercedes mencerminkan budaya
Jerman, yaitu terorganisasi rapi, efisien, dan berkualitas tinggi.
5. Kepribadian
Merek juga dapat memproyeksiakn kepribadian tertentu. Mercedes memberi
kesan pimpinan yang baik (orang), singa yang berkuasa (binatang), atau istana
yang megah (obyek).
6. Pemakai
Merek memberi kesan mengenai jenis konsumen yang membeli atau
menggunakan produknya. Merek memegang peranan penting dalam pemasaran.
Ada perbedaan yang cukup besar antara produk dan merek. Produk hanyalah
sesuatu yang dihasilkan pabrik. Sedangkan merek merupakan sesuatu yang dibeli
konsumen. Merek berkaitan erat dengan persepsi, sehingga sesungguhnya
persaingan yang terjadi antar perusahaan adalah pertarungan persepsi dan bukan
sekedar pertarungan produk.
2.3.5 Indikator Kualitas Produk
Menurut David Garvin yang dikutip Vincent Gazperz (2000:1-2),
menyebutkan bahwa untuk menentukan serta mengukur karakteristik kualitas
produk yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian adalah sebagai berikut :
1. Kinerja Produk (Performance)
2. Ciri-ciri Produk (Features)
3. Kehandalan (Reliability)
4. Kesesuaian Produk (Conformance)
5. Daya Tahan Produk (Durability)
6. Estetika (Asthethic)
2.4 Harga
2.4.1 Pengertian Harga
Menurut Kotler (2003:470), harga adalah sejumlah uang yang dibebankan
untuk sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai
yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan
terhadap sebuah produk atau jasa.
James C. Anderson, James B. L. Thomson and Finn Wynstra (2000) dalam
jurnal yang berjudul Combining Value and Price to make purchase decision in
business markets mengatakan bahwa harga dalam pasar bisnis adalah apa yang
22
perusahaan pelanggan bayarkan kepada perusahaan penyalur untuk penawaraan
produknya. Didalam bisnis penjualan, nilai menyajikan hamper seluruh harga
pembayaran. (Anderson and Narus : 1998).
2.4.2 Peranan Harga
Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para
pembeli, Fandy Tjiptono menjelaskan ada dua peran terpenting (2008:152) yaitu :
(1) Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli
untuk memutuskan cara memperoleh manfaat tertinggi yang diharapkan
berdasarkan daya belinya. Dengan demikian dengan adanya harga dapat membantu
para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai
jenis barang atau jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang
tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki. (2) Peranan
infomasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam “mendidik” konsumen mengenai
factor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi
dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produksi atau
manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang
mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.
2.4.3 Tujuan Penetapan Har ga
Pada dasarnya ada empat jenis tujuan penetapan harga, yaitu :
1. Tujuan berorientasi pada laba.
Tujuan ini dikenal dengan istilah maksimisasi laba. Dalam era persaingan global
yang kondisinya sangat kompleks dan banyak variabel yang berpengaruh
terhadap daya saing perusahaan, maksimisasi laba sangat sulit dicapai, karena
sukar sekali untuk dapat memperkirakan secara akurat jumlah penjualan yang
dapat dicapai pada tingkat harga tertentu.
2. Tujuan berorientasi pada volume.
Tujuan ini banyak diterapkan oleh perusahaan penerbangan, lembaga
pendidikan, perusahaan tour and travel, pengusaha bioskop dan pemilik bisnis
pertunjukkan lainnya.
3. Tujuan berorientasi pada citra.
Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga.
Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau
mempertahankan citra prestisius. Pada hakikatnya, baik penetapan harga tinggi
maupun rendah bertujuan untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadap
keseluruhan bauran produk yang ditawarkan perusahaan.
4. Tujuan stabilisasi harga.
Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk
mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga
pemimpin industri.
2.4.4 Faktor-faktor yang Per lu Dipertimbangkan Dalam Penetapan Harga
Secara umum ada dua faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam
menetapkan harga (Kotler dan Amstrong, 1994 dalam Tjiptono 2008), yaitu faktor
internal perusahaan dan faktor lingkungan eksternal.
Faktor internal perusahaan yaitu :
a. Tujuan pemasaran perusahaan.
b. Strategi bauran pemasaran.
24
c. Biaya.
d. Organisasi.
Faktor lingkungan eksternal yaitu :
a. Sifat pasar dan permintaan.
b. Persaingan.
c. Unsur-unsur lingkungan eksternal lainnya.
2.4.5 Metode Penetapan Harga
Secara garis besar metode penetapan harga dapat dikelompokkan menjadi
empat kategori utama, yaitu :
1. Metode penetapan harga berbasis permintaan.
2. Metode penetapan harga berbasis biaya.
3. Metode penetapan harga berbasis laba.
4. Metode penetapan harga berbasis persaingan.
2.4.6 Indikator Penetapan Harga
Harga adalah sejumlah uang yang ditentukan untuk memperoleh beberapa
kombinasi sebuah produk dan pelanggan yang mentertai, (Stanton 2004).
Adapun indikator variable harga dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Keterjangkauan harga.
2. Perbandingan dengan merek lain.
3. Kesesuaian harga dengan kualitas.
2.5 Keputusan Pembelian
2.5.1 Pengertian Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Amstrong (2001) keputusan pembelian adalah tahap
dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar akan
membeli. Berdasarkan tujuan pembelian, konsumen dapat diklasifikasikan menjadi
dua kelompok, yaitu konsumen akhir (individual) dan konsumen organisasional
(konsumen industrial, konsumen antara, konsumen bisnis). Konsumen akhir terdiri
atas individu atau rumah tangga yang tujuan akhirnya adalah untuk memenuhi
kebutuhan sendiri atau untuk konsumsi. Sedangkan konsumen organisasional terdiri
atas organisasi, pemakai industri, pedagang, dan lembaga non profit yang tujuan
pembeliannya adalah untuk keperluan bisnis (memperoleh laba) atau meningkatkan
kesejahteraan anggotanya. Menurut Kotler (1996), ada 5 tahap dalam proses
pengambilan keputusan yang dilalui, yaitu : Pengenalan Masalah, Pencarian
Informasi, Evaluasi Alternatif, Keputusan Membeli, dan Perilaku Pasca Pembelian.
Kelima tahap tersebut tidak harus dilakukan dalam pembelian yang kurang
memerlukan keterlibaran pembeli, hal ini biasa terjadi pada pembelian yang bersifat
operasional kelima taha tersebut adalah : (Kotler, 1999:257) Pengenalan Masalah,
Pencarian Informasi, Evaluasi Alternatif, Keputusan Membeli, dan Perilaku Pasca
Pembelian. Bila seorang konsumen puas, dia akan memakai, membeliulang dan
menyampaikan kepada orang lain. Sebaliknya jika tidak puas konsumen mungkin
akan menjual atau memindahkan kepada orang lain, bahkan akan menyampaikan
ketidakpuasannya pada orang lain.
26
2.5.2 Pr oses Pengambilan Keputusan Pembelian
Kolter (2003:359) mendefinisikan fitur adalah karakteristik yang melengkapi
fungsi dasar produk.
Kotler dan Amstrong (2004:368) mendefinisikan fitur produk adalah alat
persaingan untuk membedakan produk perusahaan terhadap produk sejenis yang
menjadi pesaingnya.
Suharno dan Sutarso (2010:160) menjelaskan fitur produk merupakan cirri
fungsional dari suatu produk. Fitur adalah sarana kompetitif untuk
mendiferensiasikan produk perusahaan dari produk pesaing.
Kotler dan Amstrong (2004:368) mengemukakan ada empat dimensi dalam
mengidentifikasi fitur-fitur produk yang disarikan, antara lain : (1) Keragaman
Fitur, perusahaan mengeluarkan model awal tanpa tambahan yang menterai produk
tersebut, kemudian perusahaan menambahkan berbagai ragam fitur saat produk
tersebut ditawarkan. (2) Kualitas fitur, perusahaan mengidentifikasi fitur-fitur baru
yang harus ditambahkan sehingga memberikan nilai lebih kepada perusahaan. (3)
Kepentingan fitur, perusahaan membandingkan nilai fitur dengan biaya yang harus
ditanggung perusahaan. (4) Kelengkapan fitur, berhubungan dengan fitur yang
disukai dan diinginkan oleh konsumen.
2.5.3 Faktor - Faktor Yang Mempengar uhi Keputusan Pembelian
Schiffman dan Kanuk (dalam ujang, 2002:289) mendefinisikan “Suatu
keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif.
Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka harus memilliki pilihan
alternatif.
Menurut assuari (1996:130) mendefinisikan “Keputusan pembelian adalah
suatu proses pengambilan keputusan akan pembelian yang mencakup penentuan apa
yang akan dibeli atau tidak melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh dari
kegiatan-kegiatan sebelumnya”.
2.5.4 J enis-jenis Perilaku Membeli
Pembuatan keputusan konsumen bervariasi dengan keputusan membeli.
Terdapat perbedaan yang besar antara membeli pasta gigi, raket tenis, komputer
pribadi dan sebuah mobil baru. Pembelian yang rumit dan mahal kemungkinan
besar akan melibatkan pertimbangan pembeli dan partisipan membeli yang lebih
banyak. Assael telah membedakan empat jenis perilaku membeli konsumen
didasarkan pada tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan merek.
a. Perilaku membeli yang rumit
Konsumen melalui perilaku membeli yang rumit pada saat mereka memiliki
keterlibatan yang tinggi dalam pembelian dan menyadari adanya perbedaan
yang jelas antara merek-merek yang ada. Konsumen akan memiliki keterlibatan
yang tinggi dalam membeli bila produk yang diinginkankannya mahal, tidak
sering dibeli, beresiko dan amat mencerminkan dirinya.
Pembeli ini akan melalui proses belajar yang ditandai dengan pertama-tama
menegmbangkan kepercayaan terhadap produk, kemudian sikap, dan akhirnya
membuat pilihan membeli yang sudah dipikirkan.
b. Perilaku membeli untuk mengurangi ketidakcocokkan
Kadang-kadang konsumen yang sangat terlibat dalam pembelian melihat
hanya sedikit perbedaan antara merek-merek yang ada. Dalam kasus ini pembeli
akan melihat-melihat untuk mempelajari apa yang tersedia, tetapi akan membeli
28
secara relatif cepat karena perbedaan tidak terlihat. Pembeli mungkin akan
menanggapi terutama harga yang baik atau kemudahan membeli. Setelah
pembelian, pembeli mungkin mengalami ketidakcocokkan yang timbul akibat
menyadari adanya ciri-ciri tertentu yang kurang menyenangkan dari permadani
tersebut atau mendengar hal-hal yang lebih baik dari permadani yang lain.
c. Perilaku membeli berdasarkan kebiasaan
Banyak produk dibeli di bawah kondisi tingkat keterlibatan yang rendah dan
tidak terdapatnya perbedaan yang jelas antara merek-merek yang ada. Perilaku
konsumen dalam kasus-kasus ini tidaklah melalui urutan kepercayaan atau sikap
atau perilaku yang normal. Konsumen tidaklah mencari secara ekstensif
mengenai informasi merek-merek yang ada, mengevaluasi karakteristiknya, dan
membuat pertimbangan yang hati-hati mengenai keputusan merek mana yang
akan dibeli.
d. Perilaku membeli yang mencari keragaman
Beberapa situasi membeli ditandai dengan keterlibatan konsumen yang
rendah namun terhadap perbedaan merek yang jelas. Disini konsumen terlibat
melakukan banyak pergantian merek. Konsumen memiliki beberapa
kepercayaan, memilih suatu merek tanpa melakukan banyak evaluasi dan
mengevaluasikan pada saat mengkonsumsikannya.
2.5.5 Tahap-tahap Dalam Pr oses Pengambilan Keputusan Pembelian
Kelima tahap tersebut tidak harus dilakukan khususnya dalam pembelian yang
kurang memerlukan keterlibatan pembeli, hal ini biasa terjadi pada pembelian yang
bersifat operasional (Kotler, 1999:257). kelima tahap tersebut adalah :
a. Pengenalan masalah
Proses pembelian dimulai dengan pengenalan masalah atau kebutuhan
adalah merupakan tahap awal dari proses pembelian, dengan maksud untuk
mengetahui adanya kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi.
b. Pencarian Informasi
Bila seseorang mempunyai keinginan atau kebutuhan akan suatu produk, dia
akan melakukan pencarian informasi secara aktif tentang produk yang
dibutuhkan. Konsumen akan melakukan pencarian informasi itu, misalnya
dengan berkunjung ke toko atau dengan cara membaca atau melihat iklan.
c. Evaluasi alternatif
Apabila konsumen telah memperoleh informasi yang diperlukan maka
langkah berikutnya adalah melakukan penilaian alternative terhadap produk yang
dibutuhkan berdasarkan informasi yang diperolehnya tersebut, baik tentang
merk, harga dan lainya.
d. Keputusan Pembelian
Sebuah konsumen melakukan penilaian alternatif terhadap suatu produk
maka langkah selanjutnya adalah membentuk pilihan produk yang cocok atau
disukainya untuk maksud pembelian. Ada dua factor yang mempengaruhi
keputusan pembelian, yaitu sikap orang lain dan situasi tak terduga.
e. Perilaku Setelah Pembelian
Setelah melalui tahapan-tahapan diatas dan bila konsumen memutuskan
membeli maka konsumen mengalami beberapa tingkat kepuasan atau
ketidakpuasan, hal ini akan membentuk perilaku konsumen tersebut terhadap
produk yang dibelinya. Bila seorang konsumen puas, dia akan memakai,
30
membeli ulang dan menyampaikan kepada orang lain. Sebaliknya jika tidak puas
konsumen mungkin akan menjual atau memindahkan kepada orang lain, bahkan
akan menyampaikan ketidakpuasannya pada orang lain.
2.5.6 Indikator Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah proses merumuskan berbagai alternative
tindakan guna menjatuhkan pilihan pada salah satu alternative tertentu untuk
melakukan pembelian. (Engel et. All 2000:31 dalam Cempakasari, Kusnilawati
2012) ada pun indikator yang digunakan adalah :
1. Menjatuhkan pilihan atau alternative pada produk yang terbaik.
2. Pengambilan keputusan dilakukan secara sadar, rasional, objektif dan terencana.
2.6 Pengaruh Kualitas Pr oduk Terhadap Keputusan Pembelian
Kualitas memiliki keterkaitan yang erat dengan kepuasan konsumen.
Konsumen atau pembeli yang belum berpengalaman lebih sering menggunakan
harga sebagai ukuran kualitas daripada pembeli yang memiliki pengetahuan yang
cukup tentang satu kelompok produk. Apabila pembeli memiliki sikap negative
terhadap produk yang disebabkan karena kualitas yang mengecewakan maka
mereka kemungkinan tidak hanya akan berhenti menggunakan produk tetapi juga
akan mendorong kerabat dan teman untuk melakukan keputusan yang sama.
Menurut ( Kotler dan Amstrong, 2001 dalam Akbar 2012) kualitas produk
adalah karakteristik dari produk dalam kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan dan bersifat lain. Sedangkan menurut Garvin dan
A Dale Timpe (1990) dalam Akbar 2012, kualitas produk adalah keunggulan yang
dimiliki produk tersebut. Kualitas dalam pandangan konsumen adalah hal yang
mempunyai ruang lingkup tersendiri yang berbeda dengan kualitas dalam
pandangan produsen saat mengeluarkan suatu produk yang biasa dikenal kualitas
sebenarnya.
Hasil penelitian Cempakasari dan Kusnilawati (2012), membuktikan bahwa
kualitas produk berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian.
Apabila produk memiliki kualitas yang bagus maka konsumen yang membeli
produk akan meningkat.
2.7 Pengaruh Harga terhadap Keputusan Pembelian
Hubungan antara permintaan dan harga jual biasanya berbanding terbalik
yaitu makin tinggi harga, makin kecil jumlah permintaan demikian pula sebaliknya.
Oleh karena itu, bila produsen menginginkan agar keputusan pembelian yang
dilakukan oleh pembeli dapat meningkat maka produsen perlu memahami kepekaan
konsumen terhadap harga, sebab setiap konsumen memiliki kepekaan yang
berbeda–beda terhadap harga. Setiap melakukan pembelian konsumen akan
mengharapkan bahwa harga yang ditetapkan produsen dapat terjangkau dan sesuai
keinginannya, yaitu harga yang murah. Oleh sebab itu keinginan konsumen dalam
membeli produk sangat dipengaruhi oleh harga, sehingga harga mempunyai dua
peran utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli (Fandy Tjiptono,
2008 : 152 dalam Fitria Kusumastuti, 2009), antara lain: peranan alokasi dari harga
serta peranan informasi dari harga. Dalam kebijaksanaan harga, maka manajemen
harus menentukan harga dasar dari produk, termasuk di dalamnya potongan harga,
pembayaran ongkos kirim, hal-hal lainnya yang berkaitan dengan harga. Bagi suatu
perusahaan, harga merupakan faktor yang penting untuk menentukan keberhasilan
32
pemasaran, karena harga sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian
konsumen terhadap suatu produk.
Hasil Penelitian Cempakasari dan Kusnilawati (2012), membuktikan bahwa
harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Apabila penetapan harga
secara rasional dan sepadan dengan manfaat produk yang diberikan dapat
mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian.
2.8 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual menggambarkan pengaruh antara variabel bebas
terhadap variabel terikat yaitu pengaruh kualitas produk dan harga terhadap
keputusan pembelian motor Yamaha Jupiter MX.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Kualitas Produk (X1)
Keputusan Pembelian (Y)
Harga (X2)
2.9 Hipotesis
1. Diduga bahwa kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian motor Yamaha Jupiter MX di Surabaya.
2. Diduga bahwa harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian motor
Yamaha Jupiter MX di Surabaya.
34 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Definisi Opera siona l dan Pengukur an Va r iabel
3.1.1 Definisi Opera siona l Var ia bel
Variabel beserta definisi operasional yang digunakan dalam pembahasan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Kua lita s Produk (X1)
Kualitas produk adalah kemampuan dari suatu produk Yamaha Jupiter MX
yang dapat memberikan segalanya lebih besar atau lebih unggul sebagai
pembanding dengan alternative bersaing dari pandangan (Garvin, 1998 dalam
Cempakasari, Kusnilawati, 2012).
Menurut David Garvin yang di kutip Vincent Gasperz (2000:1-2 dalam Fikri
Muhammad, 2012), menyebutkan bahwa untuk menentukan serta mengukur
karakteristik kualitas produk dapat melalui beberapa indikator berikut :
a. Kinerja Produk (X1.1)
Karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) yang dibeli.
b. Ciri-Ciri Produk (X1.2)
Aspek performansi yang berguna untuk menambah fungsi dasar, berkaitan
dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya.
c. Kehandalan (X1.3)
Kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai.