• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SEPEDA MOTOR MEREK YAMAHA JUPITER MX DI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SEPEDA MOTOR MEREK YAMAHA JUPITER MX DI SURABAYA."

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SEPEDA

MOTOR MEREK YAMAHA J UPITER MX

DI SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Per syar atan Dalam Memper oleh

Gelar Sar jana Ekonomi Pr ogr am Studi Manajemen

Disusun oleh:

CENDY STEFANUS PAURAN 0912010186 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”

J AWA TIMUR

2014

(2)

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SEPEDA

MOTOR MEREK YAMAHA J UPITER MX

DI SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi UPN “Veter an” J awa Timur Untuk

Menyusun Skr ipsi S-1 Pr ogr am Studi Manajemen

Diajukan oleh:

CENDY STEFANUS PAURAN 0912010186 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”

J AWA TIMUR

2014

(3)

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SEPEDA

MOTOR MEREK YAMAHA J UPITER MX

DI SURABAYA

USULAN PENELITIAN

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi UPN “Veter an” J awa Timur Untuk

Menyusun Skr ipsi S-1 Pr ogr am Studi Manajemen

Diajukan oleh:

CENDY STEFANUS PAURAN 0912010186 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”

J AWA TIMUR

2014

(4)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SEPEDA

MOTOR MEREK YAMAHA J UPITER MX

DI SURABAYA

Disusun Oleh :

Cendy Stefanus Pauran 0912010186 / FE / EM

Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi J ur usan Manajemen Fakultas Ekonomi

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 28 Februari 2014

Pembimbing : Tim Penguji :

Pembimbing Utama Ketua

Dra. Ec. Nur Mahmudah, MS. Dra. Ec. Nur Mahmudah, MS.

NIP: 195010121985032001 NIP: 195010121985032001

Sekretaris

Dra. Ec. Luky Susilowati, MP

NIP: 195602171988032001 Anggota

Dra. Ec. Siti Aminah, MM NIP: 196107121988032001

Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Dra. Dhani Ichsanuddin Nur, MM NIP: 196309241989031001

(5)

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SEPEDA

MOTOR MEREK YAMAHA J UPITER MX

DI SURABAYA

Yang diajukan

Cendy Stefanus Pauran 0912010186 / FE / EM

Telah disetujui untuk ujian skripsi oleh :

Pembimbing Utama

Dr a. Ec. Nur Mahmudah, MS.

NIP: 195010121985032001 Tanggal : …………..

Mengetahui,

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran”

J awa Timur

Dr s. Ec. R.A. Suwaidi, MS. NIP: 196003301986031003

(6)

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SEPEDA

MOTOR MEREK YAMAHA J UPITER MX

DI SURABAYA

Yang diajukan

Cendy Stefanus Pauran 0912010186 / FE / EM

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh :

Pembimbing Utama

Dra. Ec. Nur Mahmudah, MS.

NIP: 195010121985032001 Tanggal : …………..

Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen

Dr. Muhadjir Anwar, MM NIP: 196509071991031001

(7)

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SEPEDA

MOTOR MEREK YAMAHA J UPITER MX

DI SURABAYA

Yang diajukan

Cendy Stefanus Pauran 0912010186 / FE / EM

Telah disetujui untuk diseminarkan oleh :

Pembimbing Utama

Dra. Ec. Nur Mahmudah, MS.

NIP: 195010121985032001 Tanggal : …………..

Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen

Dr. Muhadjir Anwar, MM NIP: 196509071991031001

(8)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan penyertaan-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Pengaruh Kualitas

Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada Sepeda Motor Merek Yamaha

Jupiter MX di Surabaya” skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam

memperoleh gelar sarjana Ekonomi jurusan Manajemen.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini seringkali menghadapi

hambatan dan keterbatasan dalam berbagai hal. Namun, karena dorongan dan bimbingan

yang telah diberikan berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk

itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepeda :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran ‘Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, SE, MM selaku Ketua Program Studi Ekonomi

Manajemen.

4. Ibu Dra. Ec. Nur Mahmudah, MS. sebagai dosen pembimbing dalam pembuatan

laporan ini dan dengan kebijaksanaan dan waktu yang telah memberikan dorongan,

bimbingan serta saran sehingga penulisan laporan ini dapat terselesaikan.

5. Bapak Ugy Soebiantoro, SE.M.M. sebagai dosen pembimbing pendamping dalam

membuat laporan ini dan dengan kebijaksanaan telah memberikan dorongan,

bimbingan serta saran sehingga penulisan laporan ini dapat terselesaikan.

(9)

ii

6. Bapak dan Ibu Dosen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Surabaya yang secara langsung atau tidak langsung memberikan masukan yang baik

bagi penulis dalam menulis laporan Praktek Kerja Lapangan.

7. Orang tua serta keluarga yang selalu memberikan doa dan dukungan moril.

8. Teman-teman Angkatan 2009 yang selalu ada untuk membantu dan bertukar fikiran.

9. Sahabat-Sahabat GTS yang selalu memberikan hiburan dan kebahagiaan.

10.Semua pihak yang telah membantu dan memberikan doa dalam penyelesaian laporan

ini.

Akhirnya, penulis menyadari bukan hal yang tidak mungkin apabila skripsi ini jauh

dari sempurna, dan dengan rendah hati bersedia menerima segala saran yang bersifat

membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya penulis dan

laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan para pembaca pada umumnya.

Surabaya, Januari 2014

PENELITI

(10)

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ………... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ……… vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

ABSTRAKSI ……… ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ……... 11

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

1.3.1 Tujuan Penelitian ……… 11

1.3.2 Manfaat Penelitian ……….. 11

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ... 12

2.2 Landasan Teori ………. 13

2.2.1 Pengertian Pemasaran ... 13

2.3 Kualitas Produk ……… 14

2.3.1 Pengertian Kualitas Produk ... 14

2.3.2 Definisi Kualitas Produk ... 15

2.3.3 Klasifikasi Produk ……… 15

2.3.4 Definisi Manfaat Produk ……….. 17

2.3.5 Indikator Kualitas Produk ………. 21

(11)

iv

2.4 Harga ………. 21

2.4.1Pengertian Harga ………. 21

2.4.2Peranan Harga ……….. 22

2.4.3Tujuan Penetapan Harga ……….. 22

2.4.4Faktor-faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Penetapan Harga .. 23

2.4.5Metode Penetapan Harga ……….. 24

2.4.6Indikator Penetapan Harga ……… 24

2.5 Keputusan Pembelian ……… 25

2.5.1Pengertian Keputusan Pembelian ………. 25

2.5.2Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ……….. 26

2.5.3Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian …………... 26

2.5.4Jenis-Jenis Perilaku Pembeli ……….. 27

2.5.5Tahap-tahap Dalam Proses Pengambilan Keputusan Pembelian …….. 28

2.5.6Indikator Keputusan Pembelian ………. 30

2.6 Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian ……….. 30

2.7 Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian ……….. 31

2.8 Kerangka Konseptual ………. 32

2.9 Hipotesis ………. 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 34

3.1.1 Definisi Operasional Variabel ……… 34

3.1.2 Pengukuran Variabel ……….. 36

3.2 Populasi dan Sampel ……... 37

(12)

v

3.2.1 Populasi ………... 37

3.2.2 Sampel ……… 37

3.3 Teknik Pengumpulan Data …... 38

3.3.1 Jenis-jenis Data ……… 38

3.3.2 Sumber Data ……… 38

3.3.3 Pengumpulan Data ………. 38

3.4 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 38

3.4.1 Teknik Analisi ………... 38

3.4.2 Pengujian Hipotesis ………... 53

3.4.3 Kerangka Model Pemikiran …………... 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Gambaran Umum ………... 56

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ……….. 56

4.1.2 Visi dan Misi ……… 59

4.1.2.1 Visi ………... 59

4.1.2.2 Misi ……… 59

4.1.3 Gambaran Umum Responden ………... 60

4.1.3.1 Responden Menurut Jenis Kelamin ………. 60

4.1.3.2 Responden Berdasarkan Usia ……… 61

4.1.3.3 Responden Menurut Pekerjaan ………. 62

4.2 Deskripsi Variabel ………. 63

4.2.1 Deskripsi Variabel Kualitas Produk (X1) ………. 63

4.2.2 Deskripsi Variabel Harga (X2) ……….. 65

(13)

vi

4.2.3 Deskripsi Variabel Keputusan Pembelian (Y) ……….. 66

4.3 Deskripsi Hasil Analisis dan Uji Hipotesis ……… 68

4.3.1 Pengujian Model (Outer Model) ……….. 68

4.3.1.1 Outer Loading (Model Pengukuran dan Validitas) …………. 68

4.3.2 Average Variabel Extracted (AVE) ……….. 69

4.3.3 Reliabilitas ………. 70

4.3.4 Result For Outer Weights ……….. 71

4.3.5 Inner Model (Pengujian Model Struktural) ……….. 71

4.3.6 Uji Outlier ………. 74

4.3.7 Model Pengukuran PLS (Partial Least Square) ……… 75

4.4 Pembahasan ……… 77

4.4.1 Pengaruh Variabel Kualitas Produk (X1) Terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y) ……… 77

4.4.2 Pengaruh Variabel Harga (X2) Terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y) ………. 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……… 79

5.2 Saran ……… 79

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN - LAMPIRAN

(14)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tabel Persaingan sepeda motor nasional di Indonesia …...……… 7

Tabel 1.2 Tabel Persaingan dari berbagai merek sepeda motor Nasional ...…………. 9

Tabel 4.1 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ………. 60

Tabel 4.2 Jumlah Responden Menurut Usia ………. 61

Tabel 4.3 Jumlah Responden Menurut Pekerjaan ……… 62

Tabel 4.4 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kualitas Produk (X1) ……… 63

Tabel 4.5 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Harga (X2) ………. 65

Tabel 4.6 Hasil Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian (Y) ………. 67

Tabel 4.7 Outer Loading ……… 68

Tabel 4.8 Average Variance Extracted ………. 69

Tabel 4.9 Reliabilitas Data ………. 70

Tabel 4.10 Data Results For Outer ………. 71

Tabel 4.11 R-Square ……….. 72

Tabel 4.12 Result For Inner Weights ………. 73

Tabel 4.13 Uji Outlier ……… 74

Tabel 4.14 Uji Hipotesis ……… 76

(15)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Langkah-Langkah Analisis PLS ………... 45

Gambar 3.2 Contoh Diagram Jalur untuk PLS ………... 46

Gambar 4.1 Model Pengukuran PLS Kualitas Produk (X1) dan Harga (X2) Terhadap

Keputusan Pembelian (Y) ……….. 75

(16)

ix

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SEPEDA MOTOR MEREK YAMAHA J UPITER MX DI SURABAYA

Oleh :

Cendy Stefa nus Paur a n NPM 0912010186 / FE / EM

ABSTRAKSI

Pada era globalisasi persaingan dunia usaha semakin kompetitif yang berakibat setiap perusahaan untuk menjadi pemenang dalam memasarkan produknya. Seiring dengan semakin bertambahnya populasi manusia, berkembangnya teknologi yang semakin canggih, sangat berpengaruh kepada pemenuhan kebutuhan terutama kebutuhan transportasi, khususnya kendaraan roda dua atau sepeda motor. Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri otomotif yaitu produk Yamaha Jupiter MX yang memiliki keunggulan dan ciri khas tersendiri dibanding kendaraan jenis lainnya. Sepeda motor Yamaha Jupiter MX cukup diminati konsumen karena memiliki keistimewaan yaitu pendingin mesin dan mesin 135cc yang baik sehingga mampu meraih pangsa pasar yang luas, tetapi selama beberapa tahun terakhir ini Yamaha Jupiter MX mengalami penurunan dan perlu melakukan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembelian pada sepeda motor merek Yamaha Jupiter MX di Surabaya.

Teknik pengumpulan data adalah dengan penyebaran kuisioner kepada para pemilik dan pemakai sepeda motor Yamaha Jupiter MX di Surabaya. Teknik penentuan sampel yaitu karena ada 11 indikator maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah (11x6=66), maka sampel yang digunakan sebesar 66 responden. Metode penelitian ini menggunakan Metode Sampling Aksidental, yaitu penentuan sampel berdasarkan siapa saja yang secara kebetulan bertemu dapat dijadikan sebagai sumber data. Pada tahap analisis dilakukan dengan menggunakan teknik analisis partial least square (PLS) untuk membantu pengujian model ini.

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variabel kualitas produk tidak memiliki pengaruh (positif) dan variablel harga memiliki pengaruh (positif) terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha Jupiter MX di Surabaya.

Kata Kunci : Kualitas Produk, Harga dan Keputusan Pembelian

(17)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi persaingan dunia usaha semakin kompetitif yang

berakibat setiap perusahaan untuk menjadi pemenang dalam memasarkan produknya.

Seiring dengan makin berkembangnya populasi manusia, berkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih, semakin tingginya tingkat

mobilitas masyarakat, sangat berpengaruh kepada pemenuhan kebutuhan terutama

kebutuhan transportasi, khususnya kendaraan roda dua atau sepeda motor. Banyak

perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bisnis sepeda motor hadir untuk

memenuhi kebutuhan berkendara masyarakat, sehingga mengakibatkan timbulnya

persaingan antara perusahaan sejenis dalam menyajikan keunggulan produknya dalam

merebut perhatian konsumen. Di tengah ketatnya persaingan tersebut, banyak

berbagai pihak berlomba-lomba dan berusaha untuk melakukan kebijakan-kebijakan

bisnis untuk meraih pangsa pasar yang diinginkan.

Kekuatan pasar saat ini berada di tangan konsumen, dimana yang memegang

peranan penting dalam menentukan pilihan dan memutuskan pembelian produk yang

dibutuhkan adalah konsumen. Dalam perilaku konsumen banyak ditemukan faktor

yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, faktor-faktor tersebut adalah

kualitas produk dan harga.

Pada dasarnya semakin banyak persaingan maka akan semakin banyak pula

pilihan bagi konsumen untuk memiliki sebuah produk yang sesuai dengan harapan

dan keinginannya. Tingkat persaingan dunia usaha di era globalisasi saat ini sangat

ketat, hal ini dapat diketahui karena setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk

(18)

2

dapat merebut market share. Perusahaan dapat menentukan strategi pemasaran yang

tepat agar usahanya dapat bertahan memenangi persaingan, serta tujuan dari

perusahaan tersebut dapat tercapai (Lupiyoadi, 2006:62). Setiap produk ataupun jasa

yang dihasilkan oleh perusahaan selalu terdapat diferensiasi yang menjadi cirri atau

karakteristik produk bagi perusahaan tersebut. Unsur-unsur produk dipandang penting

dan dijadikan dasat pengambilan keputusan pembelian meliputi harga, kualitas,

jaminan (garansi) dan keandalan produk tersebut (Sutrisna, 2001:46).

Kualitas produk merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan

penting didalam keputusan pembelian pelanggan, ada yang berani mengeluarkan uang

yang cukup mahal asalkan kualitas terjamin, tapi seringkali yang diinginkan

pelanggan adalah produk tersebut memiliki harga yang murah namun memiliki

kualitas yang tinggi. Lukman hakim (2005; pada Cronin & Taylor, 1992; Pasuraman

Zeithaml & Berry 1996) dalam penelitiannya mengatakan bahwa kualitas produk

seringkali menjadi acuan utama dalam membangun strategi pemasaran dan ikut

menentukan keputusan pembelian serta kepuasan pelanggan. Al Ries (2000:50)

menegaskan bahwa kualitas produk adalah sebuah konsep yang memiliki ribuan

pengikut. Cara untuk meciptakan merek yang baik menurut logika, adalah dengan

menciptakan produk yang kualitasnya lebih baik.

Konsumen saat ini sangatlah kritis dalam memilih suatu produk, keputusan

untuk membeli suatu produk sangat dipengaruhi oleh penilaian akan bentuk kualitas

produk tersebut. Tuntutan akan sebuah produk barang yang semakin berkualitas

membuat perusahaan yang bergerak di berbagai bidang usaha berlomba-lomba

meningkatkan kualitas produk yang mereka miliki demi mempertahankan Brand

Image (citra merek) produk yang mereka miliki. Konsumen tidak hanya

menggunakan harga sebagai indikator kualitas tetapi juga sebagai indikator biaya

(19)

yang dikorbankan untuk ditukar dengan produk atau manfaat produk. Dengan adanya

kualitas yang melekat pada suatu produk yang digunakan konsumen untuk menilai

dan mengukur kesesuaian karakteristik suatu produk dengan kebutuhan dan keinginan

konsumen. Disinilah kita melihat sejauh mana merek dapat mempengaruhi penilaian

konsumen dengan brand image (citra merek) dari produk tersebut.

Dalam pemasaran dikenal bahwa sebelum konsumen melakukan pembelian

ada tahap dimana konsumen memiliki minat membeli suatu produk atau jasa,

kemudian konsumen melakukan keputusan pembelian, selanjutnya ada proses yang

dinamakan tingkah laku pasca pembelian yang didasarkan rasa puas dan tidak puas.

Konsumen sebagai sasaran pemasaran perusahaan selalu menentukan sendiri apa yang

hendak dibelinya, banyak faktor yang mempengaruhi konsumen untuk membeli.

Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi perilaku konsumen dalam menilai,

memilih, dan membeli suatu produk. Perilaku konsumen terhadap produk dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain keyakinan konsumen terhadap produk

yang bersangkutan, keyakinan terhadap pengalaman masa lalu konsumen. Berkaitan

dengan keinginan konsumen untuk membeli dikenal istilah minat beli. Minat beli

merupakan bagian konsumen dari proses menuju kearah tindakan pembelian yang

dilakukan konsumen.

Seiring dengan perkembangan perekonomian dan teknologi yang maju,

kualitas yang ada pada sepeda motor Yamaha Jupiter MX dapat dikategorikan dapat

menarik perhatian masyarakat luas, dilihat dari pilihan warna yang variatif dengan

tampilan warna yang lebih dinamis, Yamaha Jupiter MX cocok digunakan oleh

kalangan muda dan sangat diminati. Motor merupakan salah satu alat transportasi

yang dibutuhkan masyarakat luas. Hal ini menjadikan perusahaan-perusahaan

otomotif saling berlomba untuk menghasilkan motor yang mampu memenuhi

(20)

4

kebutuhan, keinginan dan selera konsumen serta menawarkan harga yang bisa

dijangkau oleh konsumen pada umumnya.

Harga merupakan salah satu elemen dari bauran pemasaran, James C.

Anderson, James B.L. Thomson, dan Finn Wynstra (2000) dalam penelitiannya

mengungkapkan bahwa kombinasi nilai dan harga tidak terlepas dari keputusan

pembelian. Harga akan menjadi pertimbangan yang cukup penting bagi pelanggan

dalam memutuskan pembeliannya, pelanggan akan membandingkan harga dari

produk pilihan mereka dan kemudian mengevaluasi apakah harga tersebut sesuai atau

tidak dengan nilai produk, serta jumlah uang yang harus mereka keluarkan. Hal ini

akan membuat harga pada suatu produk menjadi salah satu hal yang dikenali oleh

pelanggan.

Salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri otomotif, berupa

penjualan dan service motor merek Yamaha yang terkenal di Indonesia. Produk motor

merek Yamaha yang dipasarkan oleh perusahaan Yamaha memiliki kelebihan dan ciri

khas tersendiri dibandingkan dengan kendaraan jenis lain. Hal ini telah menjadi

kebijaksanaan pemasaran perusahaan dengan harapan produk yang dipasarkan dapat

menembus pasar, serta mampu meraih pangsa pasar yang luas.

Untuk itu, maka tujuan untuk meningkatkan produk terutama bentuk, tipe,

serta daya tahan dan merek yang dipasarkan harus dapat meningkatkan kepuasan bagi

konsumen. Kebijakan produk juga dilakukan dalam menghadapi kejenuhan dari suatu

jenis maupun tipe produk olehnya itu diadakan pembaharuan model maupun kapasitas

yang dimiliki jenis produk tersebut. Perkembangan perusahaan yang pesat membuat

pemilik memperluas usaha dengan membuka penjualan, dealer-dealer resmi Yamaha,

bengkel-bengkel resmi Yamaha, dan pemeliharaan sepeda motor yaitu memberikan

servis gratis pada setiap kendaraan dan dengan melihat respon yang begitu besar

(21)

akhirnya mulailah dibuka penjualan, dealer, bengkel, dan pemeliharaan dengan

mendirikan jaringan dan servis di kota-kota besar dan juga di daerah-daerah.

Konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk yang

ditawarkan banyak dipengaruhi oleh persepsinya terhadap price, product, promotion,

place dan marketing mix yang diterapkan oleh perusahaan selama ini. Hubungan

antara harga dengan keputusan pembelian yaitu harga mempengaruhi keputusan

konsumen dalam pembelian, semakin tinggi harga maka keputusan pembelian

semakin rendah, sebaliknya jika harga rendah keputusan pembelian berubah semakin

tinggi. Maka para pengusaha harus jeli dalam menetapkan harga produknya ke pasar

agar produk tersebut sukses di pasar.

Selain harga faktor lain yang berpengaruh, dalam keputusan pembelian adalah

desain produk. Masalah desain dari suatu produk telah menjadi salah satu faktor yang

perlu mendapatkan perhatian serius dari manajemen khususnya team pengembangan

produk baru, karena sasaran konsumen yang dituju tidak sedikit yang mulai

mempersoalkan masalah desain suatu produk yang mampu memenuhi kebutuhan dan

keinginan konsumen. Desain produk motor saat ini sangat beraneka ragam, mengingat

perkembangan kebutuhan konsumen yang beraneka ragam terhadap desain produk.

Masing-masing produk motor memiliki keunggulan dan keistimewaan

masing-masing. Hal inilah yang pada akhirnya menyebabkan konsumen dihadapkan pada

pilihan yang beragam karena banyaknya produk motor yang beredar di pasaran

dengan keistimewaan masing-masing

Saat ini persaingan motor sangat ketat sekali, dari model yang Skutik, Sport

hingga motor Bebek. Perusahaan memiliki unggulannya masing-masing, ada

perusahaan yang unggul di bidang motor Bebek dan motor Skutik, dan ada juga

perusahaan yang unggul di bidang motor Sport dan motor Skutik. Dan perusahaan

(22)

6

motor Yamaha ini terbilang unggul di bidang motor Sport dan motor Skutik, dan

Yamaha masi kalah bersaing dengan kompetitor terdekatnya dalam bidang motor

Bebek.

Produk Yamaha Jupiter MX yang memiliki desain dan keunggulannya masi

cenderung kurang digemari Masyarakat Indonesia karena motor ini masi kalah dengan

produk dari Yamaha lainnya yaitu Jupiter Z dan kompetitor abadinya seperti Honda

Supra dan Honda Revo, padahal motor Yamaha Jupiter MX ini cukup nyaman untuk

dibuat bepergian dalam maupun luar kota dan modelnya pun yang tidak terlalu besar

bisa bergerak cepat di tengah padatnya lalu lintas. Menurunnya minat beli konsumen

terhadap Yamaya Jupiter MX, dikarenakan Yamaha selalu berusaha memperkenalkan

produk-produk yang bisa menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia, misalnya

seperti menciptakan motor Sport, Skutik dan motor Bebek lainnya. Yamaha juga

merupakan perusahaan yang menyediakan fitur, desain eksterior dan interior cukup

lengkap, sehingga konsumen di negara ini memiliki banyak pilihan yang sesuai

dengan kebutuhan.

Banyak produk motor yang memasarkan dengan kualitas motor yang baik,

namun konsumen masi sedikit yang tertarik dengan Yamaha Jupiter MX tersebut,

karena saat mengembangkan Yamaha Jupiter MX, Yamaha memasukkan berbagai

model baru untuk menghasilkan pilihan yang lebih menarik dan lebih banyak. Dari

berbagai kualitas produk Yamaha inilah banyak diminati konsumen dan mengalami

peningkatan yang pesat. Pengertian mengenai kualitas produk tidak lagi mengacu

kepada kualitas intrinsik sebuah barang. Produk telah mengadopsi banyak

denominator bagi hasil akhir yang disebut kualitas.

Sehingga kini di segmen motor Yamaha terdapat beragam varian seperti Mio,

Mio Soul, XEON, V-ixion, BYSON, Scorpio Z, Jupiter Z, Jupiter MX, dan Vega Z R.

(23)

Berikut ini adalah hasil penelitian Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia

yang dimana penjualan motor Yamaha di Indonesia dalam tiga tahun terakhir, ditahun

2010 penjualan motor Yamaha mencapai 3.345.680 unit, lalu tahun 2011 penjualan

motor Yamaha mencapai 3.136.073 unit, dan tahun 2012 penjualan Yamaha mencapai

2.433.354 unit.

Dari berbagai motor yang terdapat di Yamaha, motor Skutik seperti Yamaha

Mio, Mio Soul dan motor Sport seperti Yamaha V-ixion mendominasi pasar

penjualan motor Yamaha dalam tiga tahun terakhir.

Berikut ini Tabel 1.1 adalah data persaingan sepeda motor nasional di

Indonesia dari tiga perusahaan otomotif dalam tiga tahun terakhir :

Tabel 1.1

Tabel Per saingan sepeda motor nasional di Indonesia dar i Tahun 2010-2012

Data Penjualan Sepeda Motor Nasional

Tahun 2010 2011 2012

Merek Unit

Market Shar e

(% )

Merek Unit

Market Shar e

(% )

Merek Unit

Market Shar e

(% )

Honda 3.418.632 46,21 Honda 4.273.888 53,3 Honda 4.092.693 57,31

Yamaha 3.345.680 45,22 Yamaha 3.136.073 39,1 Yamaha 2.433.354 34,07

Suzuki 526.003 7,07 Suzuki 493.125 6,2 Suzuki 465.630 6,52

Sumber : AISI (Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia)

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa adanya penurunan penjualan yang di

alami oleh Yamaha pada tahun 2011 dan 2012 dibandingkan dengan merek pesaing

lainnya yang penjualannya terus meningkat. Dari seluruh penjualan nasional pada

tahun 2010, Honda dan Yamaha mendominasi atau laris manis. Gabungan keduanya

(24)

8

menikmati porsi (91,4 persen). Honda memimpin dengan meniagakan 3.418.632 unit

atau menguasai (46,21 persen). Andalan utamanya, bebek dengan penjualan

1.696.411 unit atau menguasai pangsa (48,4 persen). Yamaha menempel ketat dengan

3.345.680 unit (45,22 persen). Merek ini unggul untuk dua kategori, yaitu skutik

1.661.496 unit (49,2 persen) dan sport 260.767 unit (50,2 persen). Dan kemudian di

ikutti dengan Suzuki yang selalu berada di bawah Honda dan Yamaha.

Dan pada tahun 2011 Honda menguasai penjualan dengan total penjualan

4.273.888 unit, naik 25.1 persen dari tahun lalu dan menguasai pangsa pasar sebesar

53.3 persen. Sedangkan kompetitor abadinya malah turun 7,2 persen dari tahun lalu

dengan total penjualan 3.136.073 unit, dengan pangsa pasar sebesar 39.1 persen.

Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia AISI, penjualan

sepeda motor nasional 2012 turun 11,2 persen dibandingkan tahun sebelum 8,034 juta

unit menjadi 7,141 juta unit.

Penurunan penjualan tahun lalu, memperbesar pangsa pasar Honda menjadi

57,31 persen dari tahun lalu hanya 53,1 persen. Yamaha menyusut lagi dari tahun lalu

39,1 persen menjadi 34,07 persen, Suzuki 6,52 persen, Kawasaki 1,84 persen dan

TVS 0,26 persen.

Berikut ini adalah hasil penelitian Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia

yang dimana penjualan sepeda motor Yamaha Jupiter MX di Indonesia dalam tiga

tahun terakhir, ditahun 2010 penjualan motor Yamaha Jupiter MX mencapai 243.863

unit, lalu tahun 2011 penjualan motor Yamaha Jupiter MX mencapai 248.794 unit,

dan tahun 2012 penjualan Yamaha Jupiter MX mencapai 236.991 unit.

(25)

Berikut ini Tabel 1.2 adalah data persaingan dari berbagai merek sepeda motor

nasional di Indonesia dalam tiga tahun terakhir :

Tabel 1.2

Tabel Per saingan dar i berbagai merek sepeda motor Nasional dari Tahun 2010-2012

Data Penjualan Sepeda Motor Nasional

Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012

Merek Unit Merek Unit Merek Unit

Yamaha Mio 1.547.234 Yamaha Mio Sporty 1.323.229 Honda BeAT 1.183.050

Honda Revo 904.205 Honda BeAT 1.033.928 Honda Vario 125 681,940 Honda Vario 722.856 Honda Absolute Revo 759.546 Yamaha Mio J Teen 402.799 Honda BeAT 699.609 Honda Vario Techno 632.788 Honda SupraX125 322.345

Honda Supra 634.126 Honda Supra X 125 582.797 Yamaha V-Ixion 320.444

Yamaha Jupiter 591,350 Yamaha Vega ZR 523.652 Yamaha Soul GT 294.775

Yamaha Vega 588.204 Yamaha Jupiter Z 341.493

Honda Vario 110

CW 282.715

Yamaha Jupiter

MX 243.863 Yamaha Mio Soul 338.258

Honda BeAT

PGM-FI 258.711

Yamaha V-ixion 215.321

Yamaha Jupiter MX All

Series 310.098 Yamaha Vega Z 241.319

Honda Blade 156,492 Honda Blade 110R 273.624 Yamaha Jupiter MX 236.991

Sumber : AISI (Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia)

Dengan demikian penjualan motor Yamaha Jupiter MX yang mengalami

penurunan mengindikasikan kualitas produk dan harga jual Yamaha Jupiter MX

menurun. Hal ini jelas merupakan ancaman bagi Yamaha Jupiter MX dalam

dominasinya di segmen motor Bebek di Indonesia, bahkan Yamaha Jupiter Z sangat

diminatti oleh masyarakat dan Vega Z R sangat berpotensi menggeser posisi

penjualan Yamaha Jupiter MX.

Menurut Analisa Motor Indonesia (AMI) ingin memberikan penilaian tentu

penilaian ini berdasarkan pengalaman serta data riil dilapangan. Namun sebenarnya

semua itu kembali lagi pada selera masing-masung konsumen.

Analisa pada desain produk sepeda motor Honda Blade, Honda Supra X,

Yamaha Vega Z R dan Yamaha Jupiter MX memiliki desain dan keunikannya

tersendiri namun menurut AMI konsumen lebih suka atau lebih tertarik pada desain

(26)

10

dari sepeda motor Honda Revo dan Yamaha Jupiter Z karena memiliki desain yang

elegan dan cocok untuk yang ingin bergaya dijalan raya.

Analisa pada peforma mesin yaitu semua motor bebek memiliki

kemampuannya masing-masing mulai dari mesin yang 110cc sampai dengan 135cc,

namun menurut AMI peforma mesin yang lebih unggul yaitu pada sepeda motor

Yamaha Jupiter MX karena memiliki kemampuan 135cc.

Analisa didalam penetapan harga yang diberikan oleh perusahaan-perusahaan

motor yang ada di Indonesia, harga yang ditawarkan sepeda motor Honda Blade,

Honda Revo, dan Yamaha Vega Z R cenderung sangat murah dan juga sangat ramah

lingkungan, dan harga yang diberikan oleh sepeda motor Honda Supra X dan Yamaha

Jupiter Z juga masi terjangkau oleh konsumen dibandingkan dengan sepeda motor

Yamaha Jupiter MX yang harganya selisih jauh dan bisa dibilang agak mahal.

Namun menurut AMI untuk masalah desain produk, performa, fitur dan

keunggulan yang lain-lain yang diberikan oleh semua motor bebek yang ada di

Indonesia sebenarnya tidak bisa dibandingkan karena semua motor bebek yang ada di

Indonesia memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tetapi kesimpulan

pada Segmen Bebek, Honda Revo merupakan motor yang ideal sebagai standar

minimal untuk sebuah kendaraan, namun semua keputusan tergantung pada selera

konsumen.

Dalam hal ini penelitian mengenai faktor kualitas produk dan harga yang

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap sepeda motor Yamaha

Jupiter MX di Surabaya nampaknya perlu dilakukan karena mengalami penurunan.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengambil judul : “ANALISIS PENGARUH

KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

PADA SEPEDA MOTOR MEREK YAMAHA J UPITER MX DI SURABAYA”

(27)

1.2. Rumusan Masalah

Merujuk pada pendahuluan, dapat ditarik beberapa rumusan masalah penelitian,

antara lain:

1. Apakah kualitas produk dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen ?

2. Apakah harga dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap keputusan

pembelian sepeda motor Yamaha Jupiter MX di Surabaya.

2. Untuk menganalisis pengaruh harga terhadap keputusan pembelian sepeda

motor Yamaha Jupiter MX di Surabaya.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan yang bermanfaat

bagi pengembangan ilmu penelitian dalam bidang Manajemen Pemasaran

yang berkaitan dengan keputusan pembelian konsumen dan menambah

pembendaharaan kepustakaan Fakultas Ekonomi.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat mengembangkan suatu pemikiran yang kritis dan lebih

dewasa dalam menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan dan referensi

perpustakaan bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan.

(28)

12 BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dilakukan atas dasar penelitian-penelitian terdahulu, dengan

permasalahan yang sedikit berbeda dari penelitian sebelumnya. Adapun

penelitian-penelitian terdahulu antara lain penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh :

Muhammad Fikri “Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Keputusan

Pembelian Sepeda Fixie Zenith Di Surabaya”. Penelitian tersebut meneliti tentang

pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian produk Sepeda Fixie

Zenith. Kualitas produk dapat digunakan sebagai karakteristik yang dimiliki suatu

produk yang dapat memberikan manfaat kepada konsumen. Variabel yang

digunakan untuk penelitian ini yaitu variabel harga, dan perilaku konsumen. Hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa keputusan pembelian Sepeda Fixie Zenith

di Surabaya sangat dipengaruhi oleh strategi kualitas produk yang diterapkan oleh

perusahaan PT. Insera Sena, sehingga semakin baik strategi kualitas produknya

maka akan semakin tinggi keputusan pembelian Sepeda Fixie Zenith di Surabaya.

Menurut Dwi Cempakasari, Nunik Kusnilawati “Analisis Pengaruh Kualitas

Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Keputusan (Studi Kasus Pada Gaudi Paragon

Mall Semarang”. Penelitian tersebut meneliti tentang seberapa besar pengaruh

kualitas produk, harga dan promosi terhadap keputusan pembelian di Gaudi

Paragon Mall Semarang serta mengetahui variabel yang mempunyai pengaruh

paling dominan terhadap keputusan pembelian di Gaudi Paragon Mall pada

masyarakat. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu varabel kualitas

produk, variabel harga, dan promosi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

(29)

kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian,

yang berarti kualitas produk sangat mempengaruhi keputusan pembelian. Harga

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian, hal ini berarti

konsumen akan memilih produk dengan harga yan relatif rendah. Promosi

menunujukkan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian,

jika promosi semakin tinggi maka maka berpengaruh terhadap semakin tingginya

keputusan pembelian.

2.2 LandasanTeori

2.2.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi

pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan

untuk menamkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya (Kotler dan Amstrong,

2008). Pemasaran bukanlah sekedar penjualan dan periklanan. Hal ini karena tujuan

dari pemasaran adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan memenuhi

kebutuhan-kebutuhan tersebut secara sangat baik. Ini berlaku dengan baik jika

produk tersebut merupakan barang dan jasa, atau bahkan suatu ide. Jika seluruh

pekerjaan pemasaran telah dilakukan dengan baik, pelanggan tidak perlu banyak

dibujuk. Mereka akan siap untuk membeli, setelah itu, mereka akan merasa puas

dan siap untuk membeli dengan cara yang sama pada kesempatan berikutnya

(Cannon, dkk, 2008).

Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan

manusia dan masyarakat. Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat

proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada

(30)

14

pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang

menguntungkanorganisasi dan para pemilik sahamnya. Pemasaran suatu proses

sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas

mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Orang dapat mengasumsikan akan selalu ada kebutuhan penjualan. Akan

tetapi, tujuan pemasaran bukan untuk memperluas penjualan hingga kemana-mana.

Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa

sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya menjual

dirinya sendiri. Idealnya, pemasaran hendaknya menghasilkan seorang pelanggan

yang siap untuk membeli. Semua yang dibutuhkan selanjutnya adalah menyediakan

produk dan jasa (Kotler Keller, 2007).

2.3 Kualitas Produk

2.3.1 Pengertian Kualitas Pr oduk

Menurut Stanton, (1996:222), artinya suatu produk adalah kumpulan dari

atribut-atribut yang nyata maupun tidat nyata, termasuk di dalamnya kemasan,

warna, harga, kualitas dan merk ditambah dengan jasa dan reputasi penjualannya.

Menurut Tjiptono (1999:95) secara konseptual produk adalah pemahaman

subyektif dari produsen atas “sesuatu” yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk

mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan

konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli.

Berbicara mengenai produk maka aspek yang perlu diperhatikan adalah

kualitas produk. Definisi ini merupakan pengertian kualitas yang berpusat pada

konsumen sehingga dapat dikatakan bahwa seorang penjualan telah memberikan

(31)

kualitas bila produk atau pelayanan penjual telah memenuhi atau melebihi harapan

konsumen. Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan

oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing.

Oleh karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan

membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing.

Akan tetapi, suatu produk dengan penampilan terbaik atau bahkan dengan tampilan

baik bukanlah merupakan produk dengan kualitas tertinggi jika tampilannya

bukanlah yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pasar.

2.3.2 Definisi Kualitas Produk

Definisi kualitas produk secara internasinal (BS EN ISO 9000:2000) adalah

tingkat yang menunjukan serangkaian karakteristik yang melekat dan memenuhi

ukuran tertentu.

Menurut American Society for quality Control kualitas adalah totalitas bentuk

dan karakteristik barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk

memuaskan kebutuhan yang terlihat atau yang tersamar (Render dan Herizer,

2004:253).

Kotler dan Amstrong, (2004:354) mendefinisikan Kualitas Produk sebagai

kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi daya tahan,

keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan serta atribut bernilai

lainnya.

2.3.3 Klasifikasi Produk

Klasifikasi produk bisa dilakukan atas berbagai macam sudut pandang.

Berdasarkan berwujud tidaknya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua

kelompok utama, yaitu :

(32)

16

1) Barang

Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau

disentuh, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya. Ditinjau

dari aspek daya tahannya, terdapat dua macam barang, yaitu :

a. Barang tidak tahan lama (Nondurable Goods)

Barang tidak tahanlama adalah barang berwujud yang biasanya habis

dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain,

umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu

tahun. Contohnya adalah sabun, minuman dan makanan ringan, gula,

garam. Oleh karena barang jenis ini dikonsumsi dengan cepat (dalam

waktu singkat) dan frekuensi pembeliannya sering terjadi, maka strategi

yang paling tepat adalah menyediakannya di banyak lokasi, menerapkan

mark-up yang kecil, dan mengiklankannya secara gencar untuk

merangsang orang agar mencobanya dan sekaligus untuk membentuk

preferensi.

b. Barang tahan lama (Durable Goods)

Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa

bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk

pemakaian normal adalah satu tahun atau lebih). Contohnya antara lain tv,

lemari es, mobil, komputer, dan lain-lain. Uumumnya jenis barang ini

membutuhkan personal selling dan pelayanan yang lebih banyak daripada

barang tidak tahan lama, memberikan keuntungan yang lebih besar dan

membutuhkan jaminan/garansi tertentu dari penjualnya.

(33)

2) Jasa (Services)

Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.

Contohnya bengkel reparasi, salon kecantikan, kursus, hotel, lembaga

pendidikan, dan lain-lain.

2.3.4 Definisi Manfaat Atribut Produk

Menurut (Kotler dan Amstrong 2003:347 dalam Handayani 2012) produk

memerlukan pendefinisian manfaat yang akan ditawarkan dan disampaikan melalui

atribut produk seperti :

1. Kualitas Produk

Kualitas produk merupakan kemampuan suatu produk untuk melakukan

fungsi-fungsinya. Kemampuan itu meliputi daya tahan, kehandalan, dan atribut

lain yang berharga pada produk secara keseluruhan.

2. Fitur Produk

Fitur merupakan alat persaingan untuk mendeferensiasikan produk yang

dihasilkan perusahaan terhadap produk sejenis yang dikeluarkan pesaing.

Menurut (Kotler dan Armstrong 2001:355 dalam Ichwan 2012) fitur merupakan

alat bersaing untuk membedakan produk perusahaan dari produk pesaing.

Sebagian besar produk dapat ditawarkan dengan fitur yang berbeda beda yang

melengkapi fungsi dasar produk. Sebuah perusahaan dapat mengidentifikasi dan

menyeleksi fitur baru yang tepat dengan mensurvei pembeli saat ini dan

kemudian menghitung nilai pelanggan dibandingkan dengan biaya perusahaan

untuk masing-masing fitur potensial.

(34)

18

3. Gaya dan Desain Produk

Cara lain untuk menambah nilai bagi pelanggan adalah melalui gaya dan desain

produk yang khas. Gaya semata-mata menjelaskan penampilan produk tertentu.

Desain yang baik dapat memberikan kontribusi dalam hal kegunaan produk dan

juga penampilannya. Gaya dan desain yang baik menarik perhatian,

meningkatkan kinerja produk, dan memberikan keunggulan bersaing di pasar.

Sedangkan menurut (Basu swastha Irawan 2002:168 dalam Handayani 2012)

Suatu produk mengkomunikasikan manfaat-manfaat yang dimiliki melalui atribut

produk yang berwujud seperti :

1. Merek

Merek merupakan nama, istilah, tanda, symbol, lambang, desain, warna, atau

kombinasi dari atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan

identitas produk.

2. Kemasan

Kemasan merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan

wadah atau pembungkus untuk suatu produk.

3. Pelayanan

Dewasa ini produk apapun tidak lepas dari unsur pelayanan atau jasa. Pelayanan

atau jasa disini, biasanya produk memberikan pelengkap untuk mengukur

seberapa jauh sikap menyukai dan memakai produk yang dihasilkan. Komponen

pelayanan dalam bisnis tidak dapat dipisahkan baik itu untuk perusahaan jasa

maupun perusahaan dagang. Untuk perusahaan jasa, pelayanan ini sebagian

produk yang berdiri sendiri sedangkan pada perusahaan dagang dan industri

sebagai produk tambahan yang selalu melekat pada produk utamanya.

(35)

4. Mutu Produk

Mutu produk menunjukkan kemampuan sebuah produk menjalankan fungsinya.

Yang termasuk dalam mutu produk adalah daya tahan, kehandalan, ketelitian,

kemudahan operasi dan perbaikan.

5. Harga

Harga adalah nilai tukar dari suatu produk perusahaan yang harus dikeluarkan

konsumen untuk sebuah produk.

Menurut Kotler (2005:82), merek merupakan janji penjual untuk

secara konsisten memberikan tampilan, manfaat dan jasa tertentu pada pembeli.

Merek-merek terbaik memberikan mutu, tetapi merek lebih dari sekedar simbol.

Menurut (Kotler dan Armstrong 1997 dalam Palantupen 2011) merek adalah

nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang

dimaksudkan untuk mengenali produk atau jasa dari seorang atau kelompok penjual

dan untuk membedakannya dari produk pesaing. Merek adalah janji penjual untuk

menyampaikan kumpulan sifat, manfaat dan jasa spesifik secara konsisten kepada

pembeli, merek terbaik menjadi jaminan mutu.

Keberadaan merek akan memudahkan konsumen dalam mencari produk yang

dikehendaki di pasar. Namun demikian yang sering terjadi adalah diferensiasi

produk antara satu merek dengan merek yang lain tidak terlalu signifikan sehingga

muncul perilaku perpindahan merek yang disebabkan oleh beberapa variabel

misalnya promosi, kualitas produk yang dipersepsikan, citra produk, kemasan dan

label, harga dan sebagainya.

Ada enam makna yang bisa disampaikan melalui suatu merek (Kotler, 1996),

yaitu :

(36)

20

1. Atribut

Sebuah merek menyampaikan atribut-atribut tertentu, misalnya Mercedes

mengisyaratkan mahal, tahan lama, berkualitas, nilai jual kembali yang tinggi,

cepat.

2. Manfaat

Merek bukanlah sekedar sekumpulan atribut, karena yang dibeli konsumen

adalah manfaat, bukannya atribut. Atribut tahan lama dapat dicerminkan dalam

manfaat fungsional.

3. Nilai-nilai

Merek juga menyatakan nilai-nilai produsennya. Contohnya Mercedes berarti

kinerja tinggi, keamanan, prestise, dan sebagainya.

4. Budaya

Merek juga mencerminkan budaya tertentu. Mercedes mencerminkan budaya

Jerman, yaitu terorganisasi rapi, efisien, dan berkualitas tinggi.

5. Kepribadian

Merek juga dapat memproyeksiakn kepribadian tertentu. Mercedes memberi

kesan pimpinan yang baik (orang), singa yang berkuasa (binatang), atau istana

yang megah (obyek).

6. Pemakai

Merek memberi kesan mengenai jenis konsumen yang membeli atau

menggunakan produknya. Merek memegang peranan penting dalam pemasaran.

Ada perbedaan yang cukup besar antara produk dan merek. Produk hanyalah

sesuatu yang dihasilkan pabrik. Sedangkan merek merupakan sesuatu yang dibeli

konsumen. Merek berkaitan erat dengan persepsi, sehingga sesungguhnya

(37)

persaingan yang terjadi antar perusahaan adalah pertarungan persepsi dan bukan

sekedar pertarungan produk.

2.3.5 Indikator Kualitas Produk

Menurut David Garvin yang dikutip Vincent Gazperz (2000:1-2),

menyebutkan bahwa untuk menentukan serta mengukur karakteristik kualitas

produk yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian adalah sebagai berikut :

1. Kinerja Produk (Performance)

2. Ciri-ciri Produk (Features)

3. Kehandalan (Reliability)

4. Kesesuaian Produk (Conformance)

5. Daya Tahan Produk (Durability)

6. Estetika (Asthethic)

2.4 Harga

2.4.1 Pengertian Harga

Menurut Kotler (2003:470), harga adalah sejumlah uang yang dibebankan

untuk sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai

yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan

terhadap sebuah produk atau jasa.

James C. Anderson, James B. L. Thomson and Finn Wynstra (2000) dalam

jurnal yang berjudul Combining Value and Price to make purchase decision in

business markets mengatakan bahwa harga dalam pasar bisnis adalah apa yang

(38)

22

perusahaan pelanggan bayarkan kepada perusahaan penyalur untuk penawaraan

produknya. Didalam bisnis penjualan, nilai menyajikan hamper seluruh harga

pembayaran. (Anderson and Narus : 1998).

2.4.2 Peranan Harga

Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para

pembeli, Fandy Tjiptono menjelaskan ada dua peran terpenting (2008:152) yaitu :

(1) Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli

untuk memutuskan cara memperoleh manfaat tertinggi yang diharapkan

berdasarkan daya belinya. Dengan demikian dengan adanya harga dapat membantu

para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai

jenis barang atau jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang

tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki. (2) Peranan

infomasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam “mendidik” konsumen mengenai

factor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi

dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produksi atau

manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang

mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.

2.4.3 Tujuan Penetapan Har ga

Pada dasarnya ada empat jenis tujuan penetapan harga, yaitu :

1. Tujuan berorientasi pada laba.

Tujuan ini dikenal dengan istilah maksimisasi laba. Dalam era persaingan global

yang kondisinya sangat kompleks dan banyak variabel yang berpengaruh

terhadap daya saing perusahaan, maksimisasi laba sangat sulit dicapai, karena

(39)

sukar sekali untuk dapat memperkirakan secara akurat jumlah penjualan yang

dapat dicapai pada tingkat harga tertentu.

2. Tujuan berorientasi pada volume.

Tujuan ini banyak diterapkan oleh perusahaan penerbangan, lembaga

pendidikan, perusahaan tour and travel, pengusaha bioskop dan pemilik bisnis

pertunjukkan lainnya.

3. Tujuan berorientasi pada citra.

Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga.

Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau

mempertahankan citra prestisius. Pada hakikatnya, baik penetapan harga tinggi

maupun rendah bertujuan untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadap

keseluruhan bauran produk yang ditawarkan perusahaan.

4. Tujuan stabilisasi harga.

Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk

mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga

pemimpin industri.

2.4.4 Faktor-faktor yang Per lu Dipertimbangkan Dalam Penetapan Harga

Secara umum ada dua faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam

menetapkan harga (Kotler dan Amstrong, 1994 dalam Tjiptono 2008), yaitu faktor

internal perusahaan dan faktor lingkungan eksternal.

Faktor internal perusahaan yaitu :

a. Tujuan pemasaran perusahaan.

b. Strategi bauran pemasaran.

(40)

24

c. Biaya.

d. Organisasi.

Faktor lingkungan eksternal yaitu :

a. Sifat pasar dan permintaan.

b. Persaingan.

c. Unsur-unsur lingkungan eksternal lainnya.

2.4.5 Metode Penetapan Harga

Secara garis besar metode penetapan harga dapat dikelompokkan menjadi

empat kategori utama, yaitu :

1. Metode penetapan harga berbasis permintaan.

2. Metode penetapan harga berbasis biaya.

3. Metode penetapan harga berbasis laba.

4. Metode penetapan harga berbasis persaingan.

2.4.6 Indikator Penetapan Harga

Harga adalah sejumlah uang yang ditentukan untuk memperoleh beberapa

kombinasi sebuah produk dan pelanggan yang mentertai, (Stanton 2004).

Adapun indikator variable harga dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Keterjangkauan harga.

2. Perbandingan dengan merek lain.

3. Kesesuaian harga dengan kualitas.

(41)

2.5 Keputusan Pembelian

2.5.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Amstrong (2001) keputusan pembelian adalah tahap

dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar akan

membeli. Berdasarkan tujuan pembelian, konsumen dapat diklasifikasikan menjadi

dua kelompok, yaitu konsumen akhir (individual) dan konsumen organisasional

(konsumen industrial, konsumen antara, konsumen bisnis). Konsumen akhir terdiri

atas individu atau rumah tangga yang tujuan akhirnya adalah untuk memenuhi

kebutuhan sendiri atau untuk konsumsi. Sedangkan konsumen organisasional terdiri

atas organisasi, pemakai industri, pedagang, dan lembaga non profit yang tujuan

pembeliannya adalah untuk keperluan bisnis (memperoleh laba) atau meningkatkan

kesejahteraan anggotanya. Menurut Kotler (1996), ada 5 tahap dalam proses

pengambilan keputusan yang dilalui, yaitu : Pengenalan Masalah, Pencarian

Informasi, Evaluasi Alternatif, Keputusan Membeli, dan Perilaku Pasca Pembelian.

Kelima tahap tersebut tidak harus dilakukan dalam pembelian yang kurang

memerlukan keterlibaran pembeli, hal ini biasa terjadi pada pembelian yang bersifat

operasional kelima taha tersebut adalah : (Kotler, 1999:257) Pengenalan Masalah,

Pencarian Informasi, Evaluasi Alternatif, Keputusan Membeli, dan Perilaku Pasca

Pembelian. Bila seorang konsumen puas, dia akan memakai, membeliulang dan

menyampaikan kepada orang lain. Sebaliknya jika tidak puas konsumen mungkin

akan menjual atau memindahkan kepada orang lain, bahkan akan menyampaikan

ketidakpuasannya pada orang lain.

(42)

26

2.5.2 Pr oses Pengambilan Keputusan Pembelian

Kolter (2003:359) mendefinisikan fitur adalah karakteristik yang melengkapi

fungsi dasar produk.

Kotler dan Amstrong (2004:368) mendefinisikan fitur produk adalah alat

persaingan untuk membedakan produk perusahaan terhadap produk sejenis yang

menjadi pesaingnya.

Suharno dan Sutarso (2010:160) menjelaskan fitur produk merupakan cirri

fungsional dari suatu produk. Fitur adalah sarana kompetitif untuk

mendiferensiasikan produk perusahaan dari produk pesaing.

Kotler dan Amstrong (2004:368) mengemukakan ada empat dimensi dalam

mengidentifikasi fitur-fitur produk yang disarikan, antara lain : (1) Keragaman

Fitur, perusahaan mengeluarkan model awal tanpa tambahan yang menterai produk

tersebut, kemudian perusahaan menambahkan berbagai ragam fitur saat produk

tersebut ditawarkan. (2) Kualitas fitur, perusahaan mengidentifikasi fitur-fitur baru

yang harus ditambahkan sehingga memberikan nilai lebih kepada perusahaan. (3)

Kepentingan fitur, perusahaan membandingkan nilai fitur dengan biaya yang harus

ditanggung perusahaan. (4) Kelengkapan fitur, berhubungan dengan fitur yang

disukai dan diinginkan oleh konsumen.

2.5.3 Faktor - Faktor Yang Mempengar uhi Keputusan Pembelian

Schiffman dan Kanuk (dalam ujang, 2002:289) mendefinisikan “Suatu

keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif.

Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka harus memilliki pilihan

alternatif.

(43)

Menurut assuari (1996:130) mendefinisikan “Keputusan pembelian adalah

suatu proses pengambilan keputusan akan pembelian yang mencakup penentuan apa

yang akan dibeli atau tidak melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh dari

kegiatan-kegiatan sebelumnya”.

2.5.4 J enis-jenis Perilaku Membeli

Pembuatan keputusan konsumen bervariasi dengan keputusan membeli.

Terdapat perbedaan yang besar antara membeli pasta gigi, raket tenis, komputer

pribadi dan sebuah mobil baru. Pembelian yang rumit dan mahal kemungkinan

besar akan melibatkan pertimbangan pembeli dan partisipan membeli yang lebih

banyak. Assael telah membedakan empat jenis perilaku membeli konsumen

didasarkan pada tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan merek.

a. Perilaku membeli yang rumit

Konsumen melalui perilaku membeli yang rumit pada saat mereka memiliki

keterlibatan yang tinggi dalam pembelian dan menyadari adanya perbedaan

yang jelas antara merek-merek yang ada. Konsumen akan memiliki keterlibatan

yang tinggi dalam membeli bila produk yang diinginkankannya mahal, tidak

sering dibeli, beresiko dan amat mencerminkan dirinya.

Pembeli ini akan melalui proses belajar yang ditandai dengan pertama-tama

menegmbangkan kepercayaan terhadap produk, kemudian sikap, dan akhirnya

membuat pilihan membeli yang sudah dipikirkan.

b. Perilaku membeli untuk mengurangi ketidakcocokkan

Kadang-kadang konsumen yang sangat terlibat dalam pembelian melihat

hanya sedikit perbedaan antara merek-merek yang ada. Dalam kasus ini pembeli

akan melihat-melihat untuk mempelajari apa yang tersedia, tetapi akan membeli

(44)

28

secara relatif cepat karena perbedaan tidak terlihat. Pembeli mungkin akan

menanggapi terutama harga yang baik atau kemudahan membeli. Setelah

pembelian, pembeli mungkin mengalami ketidakcocokkan yang timbul akibat

menyadari adanya ciri-ciri tertentu yang kurang menyenangkan dari permadani

tersebut atau mendengar hal-hal yang lebih baik dari permadani yang lain.

c. Perilaku membeli berdasarkan kebiasaan

Banyak produk dibeli di bawah kondisi tingkat keterlibatan yang rendah dan

tidak terdapatnya perbedaan yang jelas antara merek-merek yang ada. Perilaku

konsumen dalam kasus-kasus ini tidaklah melalui urutan kepercayaan atau sikap

atau perilaku yang normal. Konsumen tidaklah mencari secara ekstensif

mengenai informasi merek-merek yang ada, mengevaluasi karakteristiknya, dan

membuat pertimbangan yang hati-hati mengenai keputusan merek mana yang

akan dibeli.

d. Perilaku membeli yang mencari keragaman

Beberapa situasi membeli ditandai dengan keterlibatan konsumen yang

rendah namun terhadap perbedaan merek yang jelas. Disini konsumen terlibat

melakukan banyak pergantian merek. Konsumen memiliki beberapa

kepercayaan, memilih suatu merek tanpa melakukan banyak evaluasi dan

mengevaluasikan pada saat mengkonsumsikannya.

2.5.5 Tahap-tahap Dalam Pr oses Pengambilan Keputusan Pembelian

Kelima tahap tersebut tidak harus dilakukan khususnya dalam pembelian yang

kurang memerlukan keterlibatan pembeli, hal ini biasa terjadi pada pembelian yang

bersifat operasional (Kotler, 1999:257). kelima tahap tersebut adalah :

(45)

a. Pengenalan masalah

Proses pembelian dimulai dengan pengenalan masalah atau kebutuhan

adalah merupakan tahap awal dari proses pembelian, dengan maksud untuk

mengetahui adanya kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi.

b. Pencarian Informasi

Bila seseorang mempunyai keinginan atau kebutuhan akan suatu produk, dia

akan melakukan pencarian informasi secara aktif tentang produk yang

dibutuhkan. Konsumen akan melakukan pencarian informasi itu, misalnya

dengan berkunjung ke toko atau dengan cara membaca atau melihat iklan.

c. Evaluasi alternatif

Apabila konsumen telah memperoleh informasi yang diperlukan maka

langkah berikutnya adalah melakukan penilaian alternative terhadap produk yang

dibutuhkan berdasarkan informasi yang diperolehnya tersebut, baik tentang

merk, harga dan lainya.

d. Keputusan Pembelian

Sebuah konsumen melakukan penilaian alternatif terhadap suatu produk

maka langkah selanjutnya adalah membentuk pilihan produk yang cocok atau

disukainya untuk maksud pembelian. Ada dua factor yang mempengaruhi

keputusan pembelian, yaitu sikap orang lain dan situasi tak terduga.

e. Perilaku Setelah Pembelian

Setelah melalui tahapan-tahapan diatas dan bila konsumen memutuskan

membeli maka konsumen mengalami beberapa tingkat kepuasan atau

ketidakpuasan, hal ini akan membentuk perilaku konsumen tersebut terhadap

produk yang dibelinya. Bila seorang konsumen puas, dia akan memakai,

(46)

30

membeli ulang dan menyampaikan kepada orang lain. Sebaliknya jika tidak puas

konsumen mungkin akan menjual atau memindahkan kepada orang lain, bahkan

akan menyampaikan ketidakpuasannya pada orang lain.

2.5.6 Indikator Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian adalah proses merumuskan berbagai alternative

tindakan guna menjatuhkan pilihan pada salah satu alternative tertentu untuk

melakukan pembelian. (Engel et. All 2000:31 dalam Cempakasari, Kusnilawati

2012) ada pun indikator yang digunakan adalah :

1. Menjatuhkan pilihan atau alternative pada produk yang terbaik.

2. Pengambilan keputusan dilakukan secara sadar, rasional, objektif dan terencana.

2.6 Pengaruh Kualitas Pr oduk Terhadap Keputusan Pembelian

Kualitas memiliki keterkaitan yang erat dengan kepuasan konsumen.

Konsumen atau pembeli yang belum berpengalaman lebih sering menggunakan

harga sebagai ukuran kualitas daripada pembeli yang memiliki pengetahuan yang

cukup tentang satu kelompok produk. Apabila pembeli memiliki sikap negative

terhadap produk yang disebabkan karena kualitas yang mengecewakan maka

mereka kemungkinan tidak hanya akan berhenti menggunakan produk tetapi juga

akan mendorong kerabat dan teman untuk melakukan keputusan yang sama.

Menurut ( Kotler dan Amstrong, 2001 dalam Akbar 2012) kualitas produk

adalah karakteristik dari produk dalam kemampuan untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan dan bersifat lain. Sedangkan menurut Garvin dan

A Dale Timpe (1990) dalam Akbar 2012, kualitas produk adalah keunggulan yang

dimiliki produk tersebut. Kualitas dalam pandangan konsumen adalah hal yang

(47)

mempunyai ruang lingkup tersendiri yang berbeda dengan kualitas dalam

pandangan produsen saat mengeluarkan suatu produk yang biasa dikenal kualitas

sebenarnya.

Hasil penelitian Cempakasari dan Kusnilawati (2012), membuktikan bahwa

kualitas produk berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian.

Apabila produk memiliki kualitas yang bagus maka konsumen yang membeli

produk akan meningkat.

2.7 Pengaruh Harga terhadap Keputusan Pembelian

Hubungan antara permintaan dan harga jual biasanya berbanding terbalik

yaitu makin tinggi harga, makin kecil jumlah permintaan demikian pula sebaliknya.

Oleh karena itu, bila produsen menginginkan agar keputusan pembelian yang

dilakukan oleh pembeli dapat meningkat maka produsen perlu memahami kepekaan

konsumen terhadap harga, sebab setiap konsumen memiliki kepekaan yang

berbeda–beda terhadap harga. Setiap melakukan pembelian konsumen akan

mengharapkan bahwa harga yang ditetapkan produsen dapat terjangkau dan sesuai

keinginannya, yaitu harga yang murah. Oleh sebab itu keinginan konsumen dalam

membeli produk sangat dipengaruhi oleh harga, sehingga harga mempunyai dua

peran utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli (Fandy Tjiptono,

2008 : 152 dalam Fitria Kusumastuti, 2009), antara lain: peranan alokasi dari harga

serta peranan informasi dari harga. Dalam kebijaksanaan harga, maka manajemen

harus menentukan harga dasar dari produk, termasuk di dalamnya potongan harga,

pembayaran ongkos kirim, hal-hal lainnya yang berkaitan dengan harga. Bagi suatu

perusahaan, harga merupakan faktor yang penting untuk menentukan keberhasilan

(48)

32

pemasaran, karena harga sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian

konsumen terhadap suatu produk.

Hasil Penelitian Cempakasari dan Kusnilawati (2012), membuktikan bahwa

harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Apabila penetapan harga

secara rasional dan sepadan dengan manfaat produk yang diberikan dapat

mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian.

2.8 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual menggambarkan pengaruh antara variabel bebas

terhadap variabel terikat yaitu pengaruh kualitas produk dan harga terhadap

keputusan pembelian motor Yamaha Jupiter MX.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Kualitas Produk (X1)

Keputusan Pembelian (Y)

Harga (X2)

(49)

2.9 Hipotesis

1. Diduga bahwa kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan

pembelian motor Yamaha Jupiter MX di Surabaya.

2. Diduga bahwa harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian motor

Yamaha Jupiter MX di Surabaya.

(50)

34 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Definisi Opera siona l dan Pengukur an Va r iabel

3.1.1 Definisi Opera siona l Var ia bel

Variabel beserta definisi operasional yang digunakan dalam pembahasan

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Kua lita s Produk (X1)

Kualitas produk adalah kemampuan dari suatu produk Yamaha Jupiter MX

yang dapat memberikan segalanya lebih besar atau lebih unggul sebagai

pembanding dengan alternative bersaing dari pandangan (Garvin, 1998 dalam

Cempakasari, Kusnilawati, 2012).

Menurut David Garvin yang di kutip Vincent Gasperz (2000:1-2 dalam Fikri

Muhammad, 2012), menyebutkan bahwa untuk menentukan serta mengukur

karakteristik kualitas produk dapat melalui beberapa indikator berikut :

a. Kinerja Produk (X1.1)

Karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) yang dibeli.

b. Ciri-Ciri Produk (X1.2)

Aspek performansi yang berguna untuk menambah fungsi dasar, berkaitan

dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya.

c. Kehandalan (X1.3)

Kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai.

Gambar

Tabel Persaingan sepeda motor nasional di Indonesia dari Tahun 2010-2012
Tabel Persaingan dari berbagai merek sepeda motor Nasional dari Tahun 2010-2012
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Gambar 3.1.  Langkah-langkah Analisis PLS
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tiada kata yang dapat mewakili rasa syukur selain, Alhamdu Lillahi Rabbil Aalamin, Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah mencurahka rahmat

Permasalahan yang penulis kaji dalam Laporan Akhir ini adalah analisis bauran promosi produk logam mulia dalam upaya meningkatkan penjualan PT Pegadaian

Pembuatan pulp dengan menggunakan batang pelepah pisang yang telah dilakukan menggunakan proses organosolv dengan larutan pemasak campuran antara NaOH dan

Menurut Tarone (1980) strategi komunikasi hanya wujud jika ada kerjasama di antara penutur dengan pendengar semasa penyampaian mesej kepada para pendengar. Jika

normatif” yang berarti jenis penelitian yang fokus kajiannya menitikberatkan pada asas-asas hukum dan kaidah-kaidah hukum yang terdapat dalam berbagai ketentuan

Siklus I merupakan pelaksanaan awal penelitian pembelajaran menulis paragraf argumentatif menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Hasil penelitian siklus I

Segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan

Faktor genetis dari tanaman jagung manis varietas Bonanza, Sweet Boy dan Sagita memberikan respon yang lebih dominan dari pada faktor lingkungan, sehingga