• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH MODEL MOTIVASI DAN KOMITMEN TERHADAP KINERJA DAN KEUNGGULAN BERSAING BERKELANJUTAN PADA JASA TENAGA KERJA (OUTSOURCING) (Studi Kasus Pada PT. JASINTA MITRA ABADI Dengan Metode SEM).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH MODEL MOTIVASI DAN KOMITMEN TERHADAP KINERJA DAN KEUNGGULAN BERSAING BERKELANJUTAN PADA JASA TENAGA KERJA (OUTSOURCING) (Studi Kasus Pada PT. JASINTA MITRA ABADI Dengan Metode SEM)."

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH MODEL MOTIVASI DAN KOMITMEN TERHADAP KINERJA DAN KEUNGGULAN BERSAING

BERKELANJUTAN PADA JASA TENAGA KERJA (OUTSOURCING)

(Studi Kasus Pada PT. JASINTA MITRA ABADI Dengan Metode SEM)

SKRIPSI

Oleh :

Harris Kristanto NPM : 1032010027

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” JAWA TIMUR

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Analisis Pengaruh Model Motivasi Dan Komitmen Terhadap Kinerja Dan Keunggulan Bersaing Berkelanjutan Pada Jasa Tenaga Kerja Outsourcing Di PT. JASINTA MITRA ABADI Dengan Metode SEM (STRUCTURAL EQUOATION MODELLING), yang merupakan kurikulum yang harus ditempuh oleh mahasiswa sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur.

Atas terselesainya pelaksanaan dan penyusunan Tugas Akhir ini, maka penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Ir. Sutiyono, MT. selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Ir. Minto Waluyo, MM, selaku Ketua Jurusan Teknik Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(4)

5. Bapak Drs. Pailan, M, Pd. selaku Dosen Pembimbing 2 dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas kemudahan dan bimbingan yang bapak berikan kepada penulis.

6. Bapak dan Ibu Dosen UPN “Veteran” Jatim. Terima kasih atas kesedianya dalam mengisi kuisioner yang diberikan oleh penulis guna mendapatkan data untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Kepada kedua orang tua, yang selalu memberikan dukungan baik moril atau materil serta spiritual.

8. Semua pihak yang telah mendukung dan menyemangati kami yang tak dapat disebutkan satu persatu sehingga terwujudlah laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis menyampaikan permahonan maaf apabila terdapat kekurangan dan kelemahan dalam penulisan Tugas Akhir ini.

Hormat Kami,

(5)

iii

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

ABSTRAKSI x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah 2

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Asumsi – asumsi 3

1.5 Tujuan Penelitian 3

1.6 Manfaat Penelitian 4

1.7 Sistematika Penulisan 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Outsourcing 7

2.1.1 Perbedaan Pokok Antara Kontrak Jasa Biasa Dengan

Outsourcing 9

(6)

iv

2.2 Motivasi 12

2.3 Komitmen 15

2.4 Kinerja 17

2.5 Keunggulan Bersaing Berkelanjutan 19

2.6 Pengaruh Motivasi Dan Komitmen Terhadap Kinerja 21 2.7 Pengaruh Kinerja Dengan Keunggulan Bersaing Berkelanjutan 22

2.8 Metode Analisis Data 22

2.8.1 Struktur Equation Model (SEM) 22

2.8.2 Kapan SEM Digunakan 23

2.8.3 Asumsi – Asumsi Dasar Yang Digunakan SEM 24 2.8.4 Perbedaan SEM Dengan Alat Multivariant Yang Lain 26

2.8.5 Pengujian Model 29

2.9 Metode Pengumpulan Data 37

2.10 Hipotesis Penelitian 39

2.11 Peneliti Pendahulu 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 43

3.2 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional / Indikator 43

3.2.1 Identifikasi Variabel 43

3.2.2 Definisi Operasional / Indikator 43

3.3 Metode Pengumpulan Data 46

3.4 Metode Pengolahan Data 46

(7)

v

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengumpulan Data 54

4.2. Pengolahan Data 54

4.2.1. Karakteristik Data Penelitian 54

4.2.2. Konversi Path Diagram Persamaan Pengukuran (Measurement Model) dan (Structural Model) 61 4.2.2.1 Persamaan Pengukuran (Measurment) 61 4.2.2.2.1 Uji Kesesuaian Model 61

4.2.2.2.2 Persamaan Pengukuran 63

4.2.2.2.3 Uji Validitas 65 4.2.2.2.4 Uji Signifikansi 66

4.2.2.2.5 Persamaan Structural 67 4.2.2.2.6 Memilih Matriks Input & Teknik Estimasi 67 4.2.2.2.7 Uji Kesesuaian Model 69

4.2.2.2.8 Uji Validitas 70 4.2.2.2.9 Uji Signifikansi 71

4.2.2.2.10 Menilai Kemungkinan Munculnya Identification Problem 72

4.2.2.2.11 Evaluasi Model 72

4.2.2.2.12 Uji Realibilitas 74

4.3. Pembahasan 77

(8)

vi

5.2. Saran 81

DAFTAR PUSTAKA

(9)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Diagram Jalur Dan Hubungan Kausalitas 31

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual 45

Gambar 3.2. Langkah-Langkah Pemecahan Masalah 47 Gambar 4.1. Model Measurment Faktor – Faktor Yang Berpengaruh

Terhadap Kinerja Dan Keunggulan Bersaing Berkelanjutan 62 Gambar 4.2. Model Structural Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Terhadap

(10)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Pokok Antara Kontrak Jasa Biasa Dengan Outsourcing 9

Tabel 2.2 Goodnes Of Fit Indices 33

Tabel 3.1 Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional / Indikator 44

Tabel 4.1 Frekuensi Untuk Valensi 55

Tabel 4.2 Frekuensi Untuk Harapan 56

Tabel 4.3 Frekuensi Untuk Keinginan 56

Tabel 4.4 Frekuensi Untuk Keyakinan 57

Tabel 4.5 Frekuensi Untuk Hasil Kerja 58

Tabel 4.6 Frekuensi Untuk Perilaku Kerja 58

Tabel 4.7 Frekuensi Untuk Sifat Pribadi 59

Tabel 4.8 Frekuensi Untuk Motivasi 60

Tabel 4.9 Frekuensi Untuk Komitmen 60

Tabel 4.10 Goodnes Of Fit dan Cut Off Value 61

Tabel 4.11 Standardized Regression Weight 62

Tabel 4.12 Goodnes Of Fit dan Cut Off Value 69

Tabel 4.13 Standardized Regression Weight 70

Tabel 4.14 Reabilitas Output Model 76

(11)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

(12)

x

Analisis Pengaruh Model Motivasi Dan Komitmen Terhadap Kinerja Dan Keunggulan Bersaing Berkelanjutan

(Dengan Metode SEM “Structural Equation Modeling”)

Harris Kristanto

Jurusan Teknik Industri UPN “Veteran” Jatim Indonesia Universitas pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Jl. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar, Surabaya 60924 E-mail : harriez_jejaka@yahoo.com

Abstraksi

Perkembangan globalisasi perdagangan dunia telah menyebabkan semakin menipisnya sekat-sekat jarak dan waktu bagi dunia usaha dalam upaya untuk menembus pasaran yang semakin luas. Persaingan yang ketat dalam perdagangan tidak saja menerpa pada satu jenis perusahaan saja, namun juga berlaku pada hampir semua jenis perusahaan. Pelaku persaingan dalam hal ini adalah pelaku-pelaku bisnis, yaitu perusahaan barang maupun jasa. Untuk meraih posisi yang lebih baik, maka setiap perusahaan harus memperhatikan kepuasan konsumen dengan cara memberikan pelayanan yang terbaik. Hal ini dapat memberikan keuntungan dalam waktu yang panjang bagi perusahaan tersebut. Kemampuan meningkatkan kepuasan secara terus-menerus merupakan syarat mutlak bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Model pengukuran kinerja yang terdiri dari Variabel Motivasi Dan Komitmen terhadap Kinerja supaya organisasi tetap eksis manajemen menambahkan satu variabel yakni Keunggulan Bersaing Berkelanjutan. Metode regresi tersusun dengan tool yang tepat menggunakan Structural Equation Modelling (SEM)

Penelitian ini menghasilkan model yang bagus dengan melakukan modifikasi dengan hasil Goodness of fit : Chi Square = 27,047, df = 23, Cmin/df = 1,176, probabilitas = 0,254, RMSEA = 0,042, GFI = 0,943, AGFI = 0,888, CFI = 0,991, TLI = 0,986. Dengan hasil Motivasi tidak berpengaruh langsung, dan tidak signifikan terhadap Kinerja dengan nilai 0,108, Komitmen berpengaruh langsung, signifikan terhadap Kinerja dengan nilai 0,852, dan Kinerja berpengaruh langsung, signifikan terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan dengan nilai 0,531.

(13)

xi

Analisis Pengaruh Model Motivasi Dan Komitmen Terhadap Kinerja Dan Keunggulan Bersaing Berkelanjutan

(Dengan Metode SEM “Structural Equation Modeling”)

Harris Kristanto

Jurusan Teknik Industri UPN “Veteran” Jatim Indonesia Universitas pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Jl. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar, Surabaya 60924 E-mail : harriez_jejaka@yahoo.com

Abstraction

The globalization of world trade has led to the depletion of the barriers of distance and time for businesses in an effort to penetrate the wider market . Intense competition in the trade do not just jump on the type of company , but also applies to almost all types of companies . Performers competition in this case is the business people , the company's goods or services . To achieve a better position , then every company should pay attention to customer satisfaction by providing the best service . It can provide long -term returns for the company . Ability improves satisfaction on an ongoing basis is absolutely necessary for the survival of a company . Performance measurement models consisting of variable motivation and commitment to performance management so that organizations exist to add a variable that is Sustainable Competitive Advantage . Regression method composed with the right tools using Structural Equation Modeling ( SEM ).

The study produced a good model by modifying the results of Goodness of fit: Chi Square = 27.047, df = 23, Cmin / df = 1.176, probability = 0.254, RMSEA = 0.042, GFI = 0.943, AGFI = 0.888, CFI = 0.991, TLI = 0.986. With the results do not directly affect motivation, and no significant effect on the performance value of 0.108, Commitment direct effect, significantly influence the performance value of 0.852, and a direct influence performance, significant to Sustainable Competitive Advantage with a value of 0.531.

(14)

Analisis Pengaruh Model Motivasi Dan Komitmen Terhadap Kinerja Dan Keunggulan Bersaing Berkelanjutan

(Dengan Metode SEM “Structural Equation Modeling”)

Harris Kristanto

Jurusan Teknik Industri UPN “Veteran” Jatim Indonesia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Jl. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar, Surabaya 60924 E-mail : harriez_jejaka@yahoo.com

Abstraksi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa baik Analisis Pengaruh Model Motivasi Dan Komitmen Terhadap Kinerja Dan Keunggulan Bersaing Berkelanjutan Pada Jasa Tenaga Kerja (Outsourcing) dengan Metode Structural Equation Modelling. Penelitian ini menggunakan data sampling. Besarnya 100 tenaga kerja dari 200 tenaga kerja.Ini semua didasarkan pada asumsi SEM yaitu menggunakan teknik maximum likelihood estimation

terpenuhi yang mempuyai besaran 100 – 200 responden bahwa sampel harus lebih besar atau sama dengan 100, jadi sampel yang diolah sebagai input adalah 100 sampel sehingga asumsi SEM terpenuhi. Variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini yakni motivasi dan komitmen sebagai variabel eksogen/bebas dan variabel endogen/terikat adalah kinerja dan keunggulan bersaing berkelanjutan. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer maka menggunakan teknik dan alat untuk mengumpulkan data seperti observasi langsung, kuisioner, dan wawancara maka desain yang dibuat harus menjamin data yang efisien dengan alat dan teknik serta karakteristik dari responden

Analisis Pengaruh Model Motivasi Dan Komitmen Terhadap Kinerja Dan Keunggulan Bersaing Berkelanjutan dari 2 step yaitu Measurement dan Structural menunjukkan model yang baik. Motivasi (X1) tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Kinerja (Y1) yakni

nilainya 0,108, sehingga dinyatakan H0 diterima. Komitmen (X2) berpengaruh signifikan

terhadap Kinerja (Y1) yakni nilainya 0,852, sehingga dinyatakan H1 diterima. Kinerja (Y1)

berpengaruh signifikan terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan (Y2) yakni nilainya

0,531, sehingga dinyatakan H1 diterima.

(15)

Influence Analysis Model Motivation And Commitment To Performance And Sustainable Competitive Advantage

(With SEM “Structural Equation Modeling” Method)

Harris Kristanto

Jurusan Teknik Industri UPN “Veteran” Jatim Indonesia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Jl. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar, Surabaya 60924 E-mail : harriez_jejaka@yahoo.com

Abstraction

This study aims to determine how well the Model Effect Analysis Motivation And Commitment To Performance And Sustainable Competitive Advantage In Employment Services ( Outsourcing ) with Structural Equation Modelling Methods . This study uses data sampling . The amount of 100 workers of 200 workers . It's all based on the assumption that the SEM using maximum likelihood estimation techniques mempuyai met magnitude 100-200 respondents that the sample must be greater or equal to 100 , so the sample is processed as input so the assumption SEM 100 samples fulfilled . The variables included in this study the motivation and commitment as exogenous / endogenous variable and free / bound is performance and sustainable competitive advantage . The type of data in this study is the primary data using the techniques and tools to collect data such as direct observation , questionnaires , and interviews that made the design must ensure that the data efficiently with the tools and techniques as well as the characteristics of the respondents

Influence Analysis Model Motivation And Commitment To Performance And Sustainable Competitive Advantage from step 2 indicates that the Measurement and Structural good model . Motivation ( X1 ) has no effect and no significant effect on

performance ( Y1 ) the value 0.108 , so H0 is accepted otherwise . Commitment ( X2 ) a

significant effect on performance ( Y1 ) that is worth 0,852 , thus expressed H1 is accepted .

Performance ( Y1 ) significant effect on Sustainable Competitive Advantage ( Y2 ) that is

worth 0,531 , thus expressed H1 is accepted.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan globalisasi perdagangan dunia telah menyebabkan semakin menipisnya sekat-sekat jarak dan waktu bagi dunia usaha dalam upaya untuk menembus pasaran yang semakin luas. Persaingan yang ketat dalam perdagangan tidak saja menerpa pada satu jenis perusahaan saja, namun juga berlaku pada hampir semua jenis perusahaan. Pelaku persaingan dalam hal ini adalah pelaku-pelaku bisnis, yaitu perusahaan barang maupun jasa. Untuk meraih posisi yang lebih baik, maka setiap perusahaan harus memperhatikan kepuasan konsumen dengan cara memberikan pelayanan yang terbaik. Hal ini dapat memberikan keuntungan dalam waktu yang panjang bagi perusahaan tersebut. Kemampuan meningkatkan kepuasan secara terus-menerus merupakan syarat mutlak bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan.

(17)

tidak signifikan. Tujuan pengambilan keputusan, agar tercipta hubungan harmonis antara manajemen, penyalur tenaga kerja, dan tenaga kerja itu sendiri untuk mencapai kinerja individu yang optimal dan selanjutnya memberikan kontribusi pada perusahaan, serta tenaga kerja mendapat nilai tambah untuk meningkatkan potensi dirinya.

Tetapi dalam kenyataannya, pekerja yang direkrut tidak memenuhi harapan dari perusahaan. Selama proses berlangsung masih banyak kendala dari tenaga kerjanya yang masih belum sesuai dengan standar perusahaan. Keadaan yang sering terjadi itu seperti tidak adanya kepastian dari perusahaan terhadap tenaga kerja tetap, pengakuan yang kurang oleh perusahaan terhadap tenaga kerjanya ini semua yang mempengaruhi motivasi dan komitmen dalam bekerja yang perlu dipertanyakan dan dilakukan penelitian lebih lanjut.

Pekerja/ karyawan akhir-akhir ini motivasi kerjanya kurang yang disebabkan oleh gajinya kurang dan ketidakjelasan statusnya sebagai tenaga kerja tetap. Dengan adanya masalah tersebut maka dilakukan penelitian menggunakan metode Structural Equation Modelling (SEM) diharapkan model tersebut dapat menjadi solusi permasalahan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

(18)

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan-batasan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data dilakukan di PT. JASINTA MITRA ABADI selaku

outsourcing yang meng-outsourcing tenaga kerja PT. AB yang bergerak di

bidang minuman.

2. Kuisioner ini hanya diberikan kepada tenaga outsourcing PT. JASINTA MITRA ABADI yang bekerja di PT. AB yang bergerak di bidang minuman.

1.4 Asumsi – Asumsi

Adapun asumsi - asumsi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Responden dapat mengerti isi kuisioner dan dapat memberikan penilaian terhadap isi kuisioner.

2. Indikator– indikator yang ditentukan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. 3. Jawaban responden dianggap bisa mewakili dari Perusahaan tersebut.

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui seberapa baik Model Pengaruh Motivasi Dan Komitmen Terhadap Kinerja Dan Keunggulan Bersaing Berkelanjutan Pada Jasa Tenaga Kerja (Outsourcing) dengan Metode Structural

(19)

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Universitas

Sebagai pembendaharaan perpustakaan dan diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang mengadakan penelitian dengan permasalahan serupa, serta untuk penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang.

2. Bagi PT JASINTA MITRA ABADI

Sebagai bahan masukkan dan pertimbangan guna memperbaiki kinerja karyawan untuk menciptakan karyawan yang berkualitas dan menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan yang meng-outsourcing-kan dari PT. JASINTA MITRA ABADI.

3. Bagi Penulis

Memberikan tambahan pengalaman dalam mengaplikasikan teori dengan memberikan ide guna memperdalam ilmu pengetahuan untuk pengembangan lebih lanjut dan memberi sumbangsih pemikiran dalam suatu permasalahan dan dapat membuat formulasi model, serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pelayanan jasa outsourcing.

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan dibagi menjadi lima bab, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

(20)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini dibahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian Tugas Akhir dan juga teori lain yang dapat menunjang pelaksanaan penelitian. Teori-teori tersebut akan menjelaskan konsep pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini sehingga pembaca dapat memahami konsep penelitian ini.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai langkah-langkah yang digunakan dalam melakukan penelitian. Metodologi penelitian memberikan gambaran secara menyeluruh tentang kegiatan penelitian Prosedur penelitian disusun secara sistematis untuk memperhatikan tahap-tahap yang dilalui dalam melakukan kegiatan penelitian.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan pengolahan dari data yang telah dikumpulkan dan melakukan analisis serta evaluasi dari data yang telah diolah untuk menyelesaikan masalah.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran mengenai Model Pengaruh Motivasi Dan Komitmen Terhadap Kinerja Dan Keunggulan Bersaing Berkelanjutan Pada Jasa Tenaga Kerja (Outsourcing) dengan Metode

Structural Equation Modelling (Studi Kasus Pada PT. JASINTA

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Outsourcing

Outsourcing diartikan sebagai pelaksanaan perekrutan tenaga fungsional

untuk menangani unit-unit kegiatan bisnis di luar kegiatan utama bisnis tersebut (Dominguez, 2006). Sistem outsourcing dalam hukum ketenagakerjaan di Indonesia diartikan sebagai pemborongan pekerjaan dan penyediaan jasa tenaga kerja. Pengaturan hukum outsourcing (Alih Daya) di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003 (pasal 64, 65 dan 66) dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia No.Kep.101/Men/VI/2004 Tahun 2004 tentang Tata Cara Perizinan Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja atau Buruh.

Dasar hukum outsourcing adalah Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan : Pasal 64 Perusahaan dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lainnya melalui perjanjian pemborongan pekerjaan atau penyediaan jasa Pekerja/Buruh yang dibuat secara tertulis.

Ditinjau dari asal katanya, outsourcing berasal dari kata out yang berarti keluar dari sourceyang berarti sumber. Beberapa definisi lainnya yaitu:

1. Menurut pasal 64 Undang-Undang Ketenagakerjaan (UUK), outsourcing

(22)

pekerjaan kepada perusahaan lainnya melalui perjanjian pemborongan pekerjaan yang dibuat secara tertulis .

2. Menurut pasal 1601 b Kitab Undang-undang Hukum (KUH) Perdata,

outsourcing disamakan dengan perjanjian pemborongan pekerjaan.

Sehingga pengertian outsourcing adalah suatu perjanjian dimana pemborong mengikat diri untuk membuat suatu kerja tertentu bagi pihak lain yang memborongkan dengan menerima pembayaran tertentu dan pihak yang lain yang memborongkan mengikatkan diri untuk memborongkan pekerjaan kepada pihak pemborong dengan bayaran tertentu.

Dalam pengertian yang luas, dimana outsourcing sekedar diartikan sebagai penyerahan atau pengontrakan aktivitas perusahaan pada pihak ketiga, dimana ada beberapa tipe yang dapat dikenali (Indrajit, 2004), antara lain:

1. Contracting

2. Outsorcing

3. Insourcing

4. Co-sourcing

5. Benefit-based-relationship

Contracting

(23)

Secara praktis menghemat tenaga kerja dan biaya.

Outsourcing

Adalah penyerahan aktivitas perusahaan pada pihak ketiga dengan tujuan untuk mendapatkan kinerja pekerjaan yang profesional dan berkelas dunia. Pemilihan pemberi jasa merupakan hal yang sangat vital. Diperlukan pemberi jasa yang menspesialisasikan dirinya pada jenis pekerjaan atau aktivitas yang akan diserahkan. Kompetensi utamanya juga berada di jenis pekerjaan tersebut. Disertai pengendalian yang tepat, pemberi jasa diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam meingkatkan keunggulan kompetitif perusahaan. Outsourcing merupakan langkah strategis bagi perusahaan dalam arti mempunyai kontribusi dalam menentukan hidup matinya dan berkembang tidaknya perusahaan.

Insourcing

(24)

Co-sourcing

Adalah jenis hubungan pekerjaan dan aktivitas, dimana hubungan antara perusahaan dan rekanan lebih erat dari sekedar hubungan outsourcing biasa. Misalnya terjadi dalam hal staf spesialis perusahaan diperbantukan kepada rekanan pemberi jasa karena langkanya keahlian yang diperlukan atau karena perusahaan tidak mau kehilangan staf spesialis tersebut. Dengan cara ini keberhasilan pekerjaan seakan akan menjadi tanggung jawab bersama, termasuk juga resiko ketidakberhasilan.

Benefit-based-relationship

Adalah hubungan outsourcing dimana sejak semula kedua belah pihak mengandakan investasi bersama, dengan pembagian pekerjaan tertentu. Kedua belah pihak betul-betul saling mendukung dan sebaliknya saling tergantung. Kedua belah pihak mendapat pembagian keuntungan berdasarkan formula yang disetujui bersama.

2.1.1 Perbedaan Pokok Antara Kontrak Jasa Biasa Dengan Outsourcing

Tabel 2.1 Perbedaan Pokok Antara Kontrak Jasa Biasa Dengan Outsourcing

Kontrak Jasa Biasa Outsourcing

1. Mempunyai tujuan sekedar menyelesaikan pekerjaan tertentu

1. Mempunyai tujuan strategis jangka panjang

2. Sekedar menyerahkan tugas pada tugas pihak ketiga

2. Ingin menyerahkan pada pihak yang lebih professional

3. Mungkin tidak dapat, atau tidak sempat mengerjakan sendiri

3. Ingin berkonsentrasi pada bisnis utama

4. Hubungan pemberi kerja dengan kontraktor jangka pendek

4. Hubungan bersifat jangka panjang

5. Umumnya tidak menyangkut tidak menyangkut transfer sumber daya

i

5. Sering kali disertai dengan

transfer sumber daya manusia

(25)

Tujuan strategis dari suatu outsourcing yaitu outsourcing digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan kemampuan dan keunggulan kompetitif perusahaan agar dapat mempertahankan hidup dan berkembang. Mempertahankan hidup berarti dapat mempertahankan pangsa pasar. Berkembang berarti meningkatkan pangsa pasar. Oleh karena itu pekerjaan harus diserahkan pada pihak yang lebih profesional dan lebih berpengalaman daripada perusahaan sendiri dalam melaksanakan jenis pekerjaan yang diserahkan, tidak sekedar pihak ketiga saja. Berkonsentrasi pada bisnis utama berarti ingin profesionalisme dan kinerja di bidang yang seharusnya memang dikuasai dengan baik, karena itu pekerjaan utamanya. Apabila hubungan antara pemberi kerja dan penerima kerja bersifat jangka panjang, saling menguntungkan, saling percaya, dan saling mendukung disebut hubungan kemitraan bisnis atau partnership.

2.1.2 Sifat Strategis Outsourcing

Dalam perkembangnya seperti sekarang ini outsourcing digunakan untuk melakukan restrukturisasi perusahaan yang justru masih sedang dalam keadaan baik. Makin banyak pimpinan perusahaan yang menyadari bahwa fokus utama ialah mengembangkan kompetensi utama perusahaan dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Semua hal lain yang menggangu fokus tersebut dioutsourcingkan.

(26)

berkonsentrasi untuk meningkatkan kompetensi utama, yang pada gilirannya meningkatkan kemampuan daya saingnya. Apalagi di jaman globalisasi, dimana persaingan tidak hanya makin luas tetapi juga makin ketat.

Hubungan bersifat semakin panjang, agar tujuan outsourcing dapat tercapai maka hubungan antara perusahaan dan pemberi jasa haruslah jangka panjang, dimana diharapkan bahwa rekan pemberi jasa dapat menyesuaikan diri dengan keperluan perusahaan, yang mungkin sekali unik karena setiap perusahaan adalah unik dan jasa yang diperlukan bersifat unik. Tidaklah mungkin bahwa jasa dapat diberikan dengan baik, apabila setiap kali berganti rekanan.

Berkembang menjadi kemitraan bisnis, hubungan jangka panjang dan kesadaran saling menguntungkan lama kelamaan akan berkembang menjadi kemitraan bisnis dalam arti yang lebih dalam. Hubungan ini hanya dapat dicapai kalau kedua belah pihak merasa saling memberikan keuntungan dan saling mendukung sehingga juga sama sama sadar bahwa menpunyai tujuan yang sama.

Tidak jarang outsourcing suatu pekerjaan disertai dengan pemindahan karyawan yang tadinya mengerjakan pekerjaan tersebut di perusahaan asli ke perusahaan pemberi layanan. Apakah yang dipindah semua, apakah sebagian, apakah pemindahan melalui seleksi tertentu atau tidak, apakah gajinya sama atau berubah, apakah tadinya karyawan purna waktu lalu menjadi karyawan paro waktu adalah masalah teknis hubungan kerja.

(27)

sesaat karena menjaga kehidupan organisasi dan mengusahakan pengembangan perusahaan adalah tujuan yang terus menerus dan berjangka panjang bahkan sangat panjang. Oleh karena itu diperlukan rencana jangka panjang, yang dilengkapi dengan rencana jangka menengah dan rencana jangka pendek.

Konsep Outsourcing, Universitas Sumatera Utara

2.2 Motivasi

Victor Vroom dalam bukunya yang berjudul “work and motivation” mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “teori harapan”. Menurutnya, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seseorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka utuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.

Vroom menjelaskan bahwa motivasi adalah hasil dari dua faktor :

• Seberapa besar seseorang menginginkan imbalan (valensi)

• Perkiraan orang itu tentang kemungkinan bahwa upaya yang dilakukan akan menimbulkan prestasi yang berhasil (harapan)

Hubungan antara kedua factor dapat dinyatakan sebagai berikut : Valensi x harapan = motivasi

(28)

kapasitas diri anda. Setiap orang memiliki valensi ynag berbeda-beda. Valensi yang anda miliki akan menentukan kualitas hasil kerja anda dan mempengaruhi tingkat sukses anda.

Harapan adalah kadar kuatnya keyakinan bahwa ketujuh perubahan tersebut adalah pasif menjadi aktif, bergantung menjadi tidak bergantug, sedikit bertindak menjadi banyak variasi bertindak, minat yang tidak menentu dan dangkal menjadi lebih dalam dan kuat,perspektif waktu jarak dekat menjadi jarak jauh, posisi yang menjadi di bawah menjadi setingkat atau bahkan di atasnya, serta kekurangan kesadaran atas dirinya menjadi tahu pengendalian diri

(29)

dibayar. Baik dalam bentuk kerja keras, pengorbanan perasaan ,maupun kegagalan kegagalan. Oleh karena itu untuk meraih sebuah cita cita atau impian,maka setiap orang harus siap untuk menerima kegagalan. Karena kegagalan jembatan untuk sampai kepada tujuan yang ingin kita capai..

Hasil kedua faktor tersebut adalah motivasi, yakni kekuatan dorongan untuk melakukan suatu tindakan. Kombinasi yang menimbulkan motivasi adalah valensi positif yang tinggi dan harapan yang tinggi.

Dengan adanya model harapan ini, para manajer organisasi akan dipaksa untuk menguji proses timbulnya motivasi secara seksama. Model ini juga mendorong mereka untuk merancang iklim motivasi yang akan memperbesar kemungkinan timbulnya perilaku pegawai yang diharapkan.

Teori pengharapan mengatakan seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan menghantar ke suatu penilaian kinerja yang baik,suatu penilaian yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasional, seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi, dan ganjaran itu akan memuaskan tujuan pribadi karyawan tersebut.

(30)

Orang akan meningkatkan usahanya dalam kondisi-kondisi di bawah ini :

• Kerja keras menghasilkan prestasi baik

• Prestasi baik menghasilkan imbalan

• Imbalan memuaskan kebutuhan penting

• Pemuasan kebutuhan terasa sangat besar pengaruhnya sehingga membuat usaha yang dilakukan terasa berharga

• Kemungkinan subyektif sangat tinggi dimana usaha akan menuju pada prestasi baik yang menghasilkan imbalan

• Jika kemungkinan menerima imbalan rendah (kecil) maka jumlahnya (nilainya) harus sangat tinggi

Winny Worang, Teori Harapan

2.3 Komitmen

Mowday et.al., dalam Curtis, Susan, and Dennis Wright (2001), mengemukakan komitmen telah didefinisikan sebagai kekuatan identifikasi individu yang berada dalam sebuah organisasi. Curtis and Wright (2001) menjelaskan bahwa konsep ini dapat dipecah menjadi dua komponen, yaitu:

1. Keinginan memelihara keanggotaan dalam organisasi;

(31)

representasi dari tatanan yang diharapkan, yang berisi mental yang sama. Sebagai bagian keinginan appetitive dibedakan dari kebutuhan fisiologis atau psikologis yang menyertai sebagai komponen afektif dari fisiologis atau psikologis.

Secara tradisional, keinginan menyiratkan kekurangan, kemiskinan. Makhluk yang tidak merasa puas tidak ingin sesuatu untuk apa-apa, itu akan menjadi makhluk yang sempurna seperti dewa. Jadi Plato dan filsuf Kristen mengambil keputusan bahwa keinginan sebagai karakteristik dari makhluk yang terbatas dan tidak sempurna / manusia merupakan makhluk yang tidak pernah puas. Keinginan berasal dari rasa kerinduan seseorang atau objek atau mengharapkan suatu hasil. Rasa yang sama seperti bersifat "keinginan" atau "keinginan besar". Ketika seseorang menginginkan sesuatu atau seseorang, maka rasa rindu akan kegembiraan dengan kenikmatan atau pemikiran dari sebuah objek / barang atau orang, dan Mereka Ingin mengambil tindakan untuk Memperoleh Tujuan mereka. Aspek motivasi dari keinginan telah lama Telah Tercatat oleh para filsuf, Hobbes (1588-1679) menegaskan Itu keinginan manusia adalah motivasi dasar dari semua tindakan manusia.

2. Keyakinan dan penerimaan terhadap nilai dan tujuan organisasi.

(32)

bahwa obyek yang sedang diamati atau cita-cita yang sedang dikejar adalah baik dan berguna. Ada juga definisi lain bahwa keyakinan adalah kepercayaan terhadap kemampuan untuk mencapai sesuatu. Setiap orang yang mau melakukan sesuatu harus dibarengi dengan kepercayaan akan obyek dan kepercayaan diri bahwa ia mampu melakukannya. Keyakinan ini juga akan memacu motivasi orang tersebut untuk bergerak dan maju terus.

Wikipedia, Komitmen Organisasi

2.4 Kinerja

Kinerja menurut Wirawan (2009:5), adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Menurut Wirawan (2009:54-55) secara umum dimensi kinerja dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu: hasil kerja, perilaku kerja, dan sifat pribadi yang berhubungan dengan pekerjaan.

1. Hasil Kerja

Hasil kerja merupakan keluaran kerja dalam bentuk barang dan jasa yang dapat dihitung dan diukur kuantitas dan kualitasnya. Pengukuran kinerja melalui hasil kerja pekerja sejalan dengan pendapat Peter Drucker melalui teori Management by Objec- tives (MBO). Seorang pekerja dinilai melalui hasil kerjanya baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Misalnya kuanti- tas hasil kerja seorang pegawai teller bank diukur seberapa banyak nasabah yang dilayaninya. Kualitas hasil kerjanya diukur seberapa tepat

teller tersebut memenuhi standar layanan nasabah atau seberapa puas

(33)

rokok diukur sebarapa banyak batang rokok yang berhasil dilinting setiap hari. Kualitas hasil kerjanya seberapa baik hasil lintingan rokok memenuhi standar produksi atau tidak.

2. Perilaku kerja

Ketika berada di tempat kerja karyawan memiliki dua perilaku, yaitu perilaku pribadi dan perilaku kerja. Perilaku pribadi merupakan perilaku yang tidak berhubung- an dengan pekerjaan, misalnya: cara berjalan, cara berbicara, dan sebagainya. Perilaku kerja merupakan perilaku pekerja yang berhubungan dengan pekerjaan, misalnya: kerja keras, ramah, disiplin, dan sebagainya. Perilaku kerja dicantumkan dalam standar kinerja, prosedur kerja, kode etik, dan peraturan organisasi. Perilaku kerja dapat dikelompokkan menjadi perila- ku kerja umum dan khusus. Perilaku kerja umum merupakan perilaku yang diperlu- kan semua jenis pekerjaan, misalnya: loyal pada organisasi, disiplin, dan bekerja keras. Perilaku kerja khusus diperlukan untuk pekerjaan tertentu, misalnya: Satpam tegas dan tidak banyak bicara, penjual jasa dituntut ramah dan selalu ceria ketika mela- yani pelanggan. Sistem evaluasi kinerja yang menggunakan pendekatan perilaku kerja di antaranya model Behaviorally An- chor Rating Scale

(BARS), Behavior Observation Scale (BOS), dan Behavior Expectation Scale

(BES).

3. Sifat pribadi yang ada hubungannya dengan pekerjaan

(34)

hanyalah sifat pribadi yang berhubungan dengan pekerja- an, misalnya: penampilan, sikap terhadap pekerjaan, jujur, cerdas, dan sebagainya. Misalnya, seorang pramusaji di restoran dituntut untuk memiliki sifat pribadi bersih, wangi, ramah, pandai bergaul, dan periang. Penyusunan evaluasi menggunakan sifat pribadi mudah dan universal, karena hanya menentukan indikator sifat pribadi dan deskripsi level kinerja dalam bentuk kata sifat dan angka.

Widodo, Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja Terhadap

Kinerja Guru.

2.5 Keunggulan Bersaing Berkelanjutan.

Menurut Hall (Ferdinand, 2002 : 154) keunggulan bersaing berkelanjutan adalah sustansibilitas (pendukung) dari atribut-atribut kunci sebuah produk dan durabilitas (daya tahan) daripada superioritas (keunggulan) sumber daya intangible (tidak berwujud) atas apa yang dimiliki pesaing.

Gagasan keunggulan bersaing artinya bahwa suatu perusahaan yang sukses akan mengambil posisi yang unik yang membedakan dirinya dari para pesaing. Peniruan dari para pesaing menunjukkan kurangnya keunggulan bersaing dan hampir memastikan bahwa kinerjanya akan sedang-sedang saja. Terlebih lagi, para pesaing jarang berdiam diri, sehingga tidak mengherankan bahwa peniruan akan menyebabkan para manajer merasa terjebak dalam suatu permainan mengejar sesuatu yang tidak berujung (Lamb, 2001 : 337).

(35)

akhir. Prosesnya terlihat pada gambar dibawah ini yang terdiri atas sumber keunggulan, keunggulan posisi dan prestasi hasil akhir serta investasi laba untuk mempertahankan keunggulan. Berikut tiap elemen diterangkan, termasuk peranannya dalam proses keunggulan bersaing itu.

Salah satu kunci keberhasilan suatu perusahaan adalah kemampuannya untuk memiliki dan mempertahankan satu atau beberapa keunggulan kompetitif (competitive advantage) yang didefinisikan sebagai berikut :

Competitive advantage is a position of enduring superiority over competitors in

terms of customer preference.

Sumber dari keunggulan kompetitif tersebut terletak pertama – tama pada kemampuan perusahaan untuk membedakan dirinya sendiri di depan mata konsumen dari para pesaingnya.

Seperti diketahui, bahwa kompetisi antar perusahaan berkisar pada 4 (empat) elemen atau factor penting, yaitu :

1. Kemampuan, kapasitas seseorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan.

2. Kepribadian, seperangkat karakteristik yang mendasari suatu pola perilaku yang relatif stabil sebagai respon pada ide-ide, objek-objek atau orang-orang di dalam lingkungan.

3. Motivasi, akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seseorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu.

(36)

organisasi.

Organisasi pembelajar pada dasarnya adalah organisasi yang memahami peran dan fungsi manusia sebagai pusat keunggulan organisasi dimasa depan (Tjakraatmadja.2006). Dalam istilah De Geus disebut sebagai perusahaan yang hidup (the living company) yang memiliki umur panjang karena memiliki daya untuk belajar dan berubah mengikuti aturan zamannya. Organisasi pembelajar dihuni oleh sekumpulan individu yang mampu belajar untuk memperluas dan memperdalam pengetahuan individualnya, untuk kemudian ditransformasi menjadi pengetahuan organisasi melalui proses berbagi pengetahuan. Efektivitas proses berbagi pengetahuan dalam organsiasi pembelajar ditentukan sangat ditentukan oleh kualitas suasana dan habitat yang terbentuk dalam organisasi tersebut. Lingkungan belajar yang kondusif merupakan suasana kerja yang dapat menumbuhkan komitmen setiap individu untuk bekerja dan bekerja sama dengan anggota organisasi lainnya. Kofman dan Senge (1993) menjelaskan tanpa lingkungan belajar, kerja keras dan komitmen individu tidak akan menghasilkan nilai tambah yang signifikan bagi organisasi.

http://eprints.upnjatim.ac.id/3912/

2.6 Pengaruh Motivasi Dan Komitmen Terhadap Kinerja.

Hasil Structural Equation Modelling Outsourcing menurut Mohammad Syibli, Indung Sudarso*, Udisubakti Ciptomulyono** dapat dijelaskan sebagai berikut :

(37)

dengan nilai koefisien regresi sebesar -0.320 dan nilai P-value sebesar 0.135 (lebih besar dari 0.05). Koefisien ini menunjukkan ada tidaknya Motivasi tidak mempengaruhi Kinerja.

2. Komitmen mempunyai pengaruh dan signifikan terhadap Kinerja dengan nilai koefisien regresi sebesar 0.655 dan nilai P-value 0.003 (kurang dari 0.05). Koefisien ini menunjukkan bahwa adanya komitmen karyawan akan berpengaruh dan signifikan terhadap Kinerja.

2.7 Pengaruh Kinerja Dengan Keunggulan Bersaing Berkelanjutan

Menurut Bharadwaj, dkk , kinerja pemasaran dengan indikator yang tepat akan menghasilkan keunggulan bersaing berkelanjutan. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa kinerja pemasaran mempengaruhi keunggulan bersaing berkelanjutan (Ferdinand, 2002 : 153).

Kinerja Perusahaan (Y4) berpengaruh dan signifikan sebesar 1,069 terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan (Y5).

2.8 Metode Analisis Data

2.8.1 Structural Equation Modelling (SEM)

Structural Equation Modelling (SEM) terdiri dari :

a. SEM adalah sekumpulan teknik-teknik statistikal yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif “rumit” secara simultan. b. Hubungan yang rumit ini dapat dibangun antara satu atau beberapa variabel

(38)

c. Masing-masing variabel dependen dan independen dapat berbentuk faktor (konstruk yang dibangun dari beberapa variabel indikator) dan variabel – variabel itu dapat berbentuk sebuah variabel tunggal yang diobservasi atau yang diukur langsung dalam sebuah proses penelitian.

d. Indikator atau observed variable digambarkan dengan bentuk persegi sedangkan konstruk/ faktor/ latent variabel/ unobserved variable

digambarkan dengan bentuk oval atau elips. Konstruk eksogen adalah konstruk yang dituju oleh garis dengan satu ujung panah dan konstruk endogen adalah faktor-faktor yang diprediksi oleh satu atau beberapa konstruk. Di dalam SEM analisa regresi ditunjukkan dengan garis anak panah satu arah yang menunjukkan adanya hubungan kausal dimana yang ditunjuk oleh anak panah merupakan variabel dependen dan analisa korelasi ditunjukkan dengan garis anak panah dua arah.

2.8.2 Kapan SEM Digunakan

SEM digunakan karena keunggulannya yang mempunyai kemampuan untuk menampilkan sebuah model komprehensif bersamaan dengan kemampuan untuk mengkonfirmasikan dimensi atau faktor dari sebuah konsep melalui indikator-indikator empiris serta kemampuannya untuk mengukur pengaruh antar faktor yang secara teoritis ada. Oleh karena itu SEM biasanya dipandang sebagai kombinasi antara analisis faktor dan analisis regresi, dan tentu saja dapat diaplikasikan secara terpisah hanya dalam analisis faktor (yaitu Confirmatory

(39)

2.8.3 Asumsi-Asumsi Dasar Yang Digunakan SEM

Asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dalam prosedur pengumpulan dan pengolahan data yang dianalisis dengan pemodelan SEM adalah sebagai berikut : a. Ukuran Sampel

Besarnya sampel didasarkan pada minimal 5 x n sampai 10 x n (jumlah data observasi). Karena n dalam pemodelan ini adalah 48 maka didapatkan sampel minimum sebesar 240 dan sampel maksimum sebesar 480. Asumsi SEM harus dipenuhi yaitu sampel yang harus dianalisis adalah lebih besar atau sama dengan 100, jadi sampel yang diolah sebagai input adalah 100 sampel. b. Normalitas atau Linearitas

Sebaran data harus dianalisis untuk melihat apakah asumsi normalitas dipenuhi sehingga data dapat diperoleh lebih lanjut untuk pemodelan SEM ini. Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau dapat diuji dengan metode-metode statistik. Uji normalitas ini perlu dilakukan baik untuk normalitas terhadap data tunggal maupun normalitas multivariat dimana beberapa variabel digunakan sekaligus dalam analisis akhir. Uji linearitas dapat dilakukan dengan mengamati scatterplots dari data yaitu dengan

memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya untuk menduga ada tidaknya linearitas.

c. Outlier

Outliers adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim baik secara

(40)

observasi-observasi lainnya. Dapat diadakan treatment khusus pada outliers

ini asal diketahui bagaimana munculnya outliers itu.

Outlier pada dasarnya dapat muncul dalam empat kategori :

1) Pertama, outlier muncul karena kesalahan prosedur seperti kesalahan dalam memasukkan data atau kesalahan dalam mengkoding data. Misalnya, nilai 7 diketik 70 sehingga jauh berbeda dengan nilai-nilai lainnya dalam sebuah rentang jawaban responden antara 1 – 10. Bila hal semacam ini lolos supervisi pengetikan data untuk pengolahan melalui komputer, maka angka 70 dapat menjadi sebuah nilai ekstrim.

2) Kedua, outlier dapat saja muncul karena keadaan yang benar – benar khusus yang memungkinkan profil datanya lain daripada yang lain, tetapi peneliti mempunyai penjelasan mengenai apa penyebab munculnya nilai ekstrim itu. Misalnya pertanyaan mengenai pandangan ibu yang sedang hamil terhadap asap rokok dari sesama penumpang bis, dimana diperoleh bahwa rata-rata mempunyai pandangan yang negatif. Tetapi dari 105 (seratus lima) responden, ternyata diketahui bahwa terdapat 2 (dua) orang ibu dijelaskan. Jawaban yang positif ini dapat menjadi outliers dalam panel data.

(41)

orang ibu yang sangat senang. Jawaban ini akan menjadi outliers, dimana peneliti tidak tahu penyebab munculnya nilai ekstrim itu.

4) Keempat, outlier dapat muncul dalam range nilai yang ada, tetapi bila dikombinasi dengan variabel lainnya, kombinasinya menjadi tidak lazim atau sangat ekstrim. Inilah yang disebut dengan multivariate outliers.

d. Multicollinearity dan Singularity

Multikolinearitas dapat dideteksi dari determinan matriks kovarians. Nilai determinan matriks kovarians yang sangat kecil (extremely small) memberi indikasi adanya problem multikolinearitas atau singularitas. Pada umumnya program-program komputer SEM telah menyediakan fasilitas “warning”

setiap kali terdapat indikasi multikolinearitas atau singularitas. Bila muncul pesan itu, telitilah ulang data yang digunakan untuk mengetahui apakah terdapat kombinasi linear dari variabel yang dianalisis. Perlakuan data (data

treatment) yang dapat diambil adalah keluarkan variabel yang menyebabkan

singularitas itu. Bila singularitas dan multikolinearitas ditemukan dalam data yang dikeluarkan itu, salah satu treatment yang dapat diambil adalah dengan menciptakan “composite variables”, lalu gunakan composite variable itu dalam analisis selanjutnya (Augusty, 2002 : 51 – 54).

2.8.4 Perbedaan SEM dengan Alat Multivariat yang Lain

(42)

sebagai variabel independen bagi hubungan berjenjang lainnya, yang dikenal sebagai variabel intervening dan variabel moderating. Model yang rumit adalah juga model yang dikembangkan dengan alur anteseden dan konsekuensi atau model sebab akibat atau causal model. Itulah sebabnya structural equation model

disebut juga sebagai causal model.

Kalau alat multivariat yang lain mempunyai kelemahan pada keterbatasan pada pengoperasiannya yang hanya dapat menganalisis satu hubungan pada suatu waktu. Secara teknisnya hanya dapat menguji satu variabel dependen melalui beberapa variabel independen. Sedangkan kenyataan dari lapangan, manajemen dihadapkan pada masalah yang rumit seperti kriteria yang dimiliki SEM. Jika asumsi telah terpenuhi, maka model kemudian diuji melalui uji kesesuaian dan uji statistik yang meliputi :

1. Chi – square statistic (X2)

Model yang diuji dipandang baik dan memuaskan bila nilai chi-square-nya rendah. Semakin kecil nilai X2 semakin baik model itu dan diterima berdasarkan probabilitas cut-off sebesar p > 0,05 atau p > 0,10.

2. Significance probability

Merupakan uji signifikansi terhadap perbedaan matriks kovarian data dengan matriks kovarian yang diestimasi. Jika nilai probabilitas signifikansi > 0,05 mengindikasikan bahwa model dapat diterima.

3. Relative chi-square

Merupakan the minimum sample discrepance function (CMIN) dibagi dengan

(43)

digunakan sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat kelayakan suatu model. Nilai X2 relatif kurang dari 2,0 atau bahkan kurang dari 3,0 adalah indikasi dari acceptable fit model dengan data (Arbucle dan Wothke, 1999 : 399).

4. The Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)

Merupakan sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengompensasi chi –

square statistic dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan

goodness of fit yang dapat digunakan bila model diestimasi dalam populasi.

Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model.

5. Comparative Fit Index (CFI)

Merupakan besaran indeks untuk mengukur tingkat penerimaan sebuah model. Keunggulan dari indeks ini adalah tidak dipengaruhi ukuran sampel. Rentang nilai dari indeks ini adalah 0 – 1, dimana semakin mendekati 1 menunjukkan tingkat fit yang paling tinggi.

6. Tucker Lewis Index (TLI)

(44)

7. Goodness of Fit Index (GFI)

GFI adalah sebuah ukuran non-statistical yang mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1,0 (perfect fit). Nilai yang tinggi dalam index ini menunjukkan sebuah “better fit”.

8. Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI)

AGFI merupakan GFI yang di-adjust terhadap degress of freedom yang tersedia untuk menguji diterima tidaknya model. Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari 0,9.

Apabila pengujian terhadap asumsi SEM, kesesuaian dan uji statistik telah dilakukan, kemudian dilakukan modifikasi terhadap model yang tidak memenuhi syarat pengujian. (Hair, et al., 1995: 668) memberikan pedoman untuk mempertimbangkan perlu tidaknya modifikasi terhadap model, yaitu dengan melihat jumlah residual yang dihasilkan oleh model. Apabila ditemukan nilai

residual yang dihasilkan oleh model cukup besar (≥ ± 2,58), maka cara lain dalam

memodifikasi adalah dengan mempertimbangkan untuk menambah alur baru terhadap model yang diestimasi. Nilai residual lebih besar atau sama dengan ± 2,58 diintepretasikan sebagai signifikan secara statistik pada tingkat 5% dan residual yang signifikan.

2.8.5 Pengujian Model

(45)

a) Pengembangan model berbasis teori

Langkah pertama dalam pengembangan model SEM adalah pencarian atau pengembangan sebuah model yang mempunyai justifikasi teorities yang kuat. Setelah itu model tersebut divalidasi secara empirik melalui komputasi program SEM. Oleh karena itu dalam pengembangan model teorities, seorang peneliti harus melakukan serangkaian eksplorasi ilmiah melalui telaah pustaka yang intens guna mendapatkan justifikasi atas model teorities yang dikembangkannya. Dengan perkataan lai, tanpa dasar teorities yang kuat, SEM tidak dapat digunakan.

b) Penyusunan Path Diagram

Model teoritis yang telah dibangun akan digambarkan dalam sebuah path diagram yang akan mempermudah peneliti melihat hubungan – hubungan kausalitas yang ingin diujinya. Kita ketahui bahwa hubungan – hubungan kausal biasanya dinyatakan dalam bentuk persamaan tetapi dalam SEM hubungan kausalitas itu cukup digambarkan dalam sebuah path diagram dan selanjutnya bahasa program akan mengkonversi gambar menjadi persamaan dan persamaan menjadi estimasi.

Dalam membangun diagram jalur (path diagram), hubungan antar konstruk ditunjukkan dengan garis dengan satu anak panah yang menunjukkan hubungan kausalitas (regresi) dari satu konstruk ke konstruk yang lain. Garis dengan dua anak panah menunjukkan hubungan korelasi antar konstruk.

(46)

menjelaskan berbagai hubungan. Cara membangun diagram jalur dapat dijelaskan pada gambar berikut ini :

Gambar 2.1Diagram Jalur dan Hubungan Kausalitas

Konstruk – konstruk yang dibangun dalam diagram jalur di atas dapat dibedakan dalam 2 kelompok konstruk, yaitu konstruk eksogen dan konstruk endogen yang diuraikan sebagai berikut :

Konstruk eksogen (exogenous construct) dikenal juga sebagai source

variable atau independent variable yang tidak diprediksi oleh variabel lain dalam

(47)

dapat mengamati berapa kuatnya tingkat korelasi antar kedua konstruk yang akan digunakan untuk analisis lebih lanjut.

Konstruk endogen (endogenous construct) adalah faktor yang diprediksi oleh satu atau beberapa konstruk. Konstruk endogen dapat memprediksi satu atau beberapa konstruk endogen lainnya, tetapi konstruk eksogen hanya dapat berhubungan kausal dengan konstruk endogen. Berdasarkan pijakan teoritis yang cukup, seorang peneliti dapat menentukan mana yang akan diperlakukan sebagai konstruk endogen dan mana sebagai konstruk eksogen.

Konversi diagram alur ke dalam serangkaian persamaan struktural dan spesifikasi model pengukuran. Setelah teori atau model teorities dikembangkan dan digambarkan dalam sebuah alur, peneliti dapat mulai mengkonversi spesifikasi model tersebut ke dalam rangkaian persamaan. Persamaan yang dibangun akan terdiri dari:

a. Persamaan Struktural (Struktural Equation). Persamaan ini dirumuskan untuk menyatakan hubungan kausalitas antar berbagai konstruk.

b. Persamaan spesifikasi model pengukuran (Measuement Model). Pada spesifikasi itu peneliti menentukan variabel mana mengukur konstruk mana, serta menentukan variabel serangkaian matriks yang menunjukkan korelasi yang dihipotesiskan antar konstruk atau variabel.

(48)

kovarians digunakan karena ia memiliki keunggulan dalam menyajikan perbandingan yang valid antara populasi yang berbeda atau sampel yang berbeda, hal mana tidak dapat disajikan dalam korelasi.

Teknik estimasi yang dipakai peneliti yang tersedia dalam AMOS 6.0 adalah Maximum Likelihood Estimation (ML) yang telah menjadi default dari program ini. Estimasi akan dilakukan secara bertahap yaitu:

Teknik Confirmatory Factor Analysis

Teknik ini ditujukan untuk mengestimasi measurement model menguji undimensionalitas dari konstruk-konstruk eksogen dan konstruk-kontruk endogen. Disebut sebagai teknik analisis faktor konfimatori, sebab pada tahap ini model akan mengkonfirmasi apakah variabel yang diamati dapat mencerminkan faktor yang dianalisis. Terdapat dua uji dasar dalam Confirmatory Factor Analysis yaitu: A. Uji Kesesuaian Model (Goodness of Fit Test)

Pengujian dilakukan dengan menggunakan parameter yang disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2.2 Goodness Of Fit Indices

Goodness of Fit Indices Cut – Off Value

X2 Chi Square Diharapkan kecil

Probabilitas ≥ 0,05

CMIN/DF ≤ 2,00

RMSEA ≤ 0,08

GFI ≥ 0,09

AGFI ≥ 0,09

TLI ≥ 0,95

CFI ≥ 0,95

(49)

a. Uji Validitas Konvergen

Uji Validitas konvergen dinilai dari measurement model yang dikembangkan dalam penelitian dengan menentukan apakah setiap indikator yang diestimasi secara valid mengukur dimensi dari konsep yang diujinya. Bila setiap indicator memiliki C.R > 2.SE, hal ini menunjukkan bahwa indikator itu secara valid mengukur apa yang sebenarnya diukur dalam model yang disajikan.

b. Uji Validitas Diskriminan

Validitas diskriminan dilakukan untuk menguji dua konstruk dengan melihat angka korelasinya. Hubungan kausalitas antar dua variabel terjadi bila kedua variabel tersebut mempunyai hubungan atau angka korelasi antar dua variabel tersebut besar. Sedangkan antar variabel independen harus tidak mempunyai hubungan atau angka korelsi antar kedua variabel tersebut harus kecil. Dimana intetpretasi mengenai besarnya angka korelasi adalah sebagai berikut:

a. Antara 0,80 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi b. Antara 0,60 sampai dengan 0,80 : tinggi c. Antara 0,40 sampai dengan 0,60 : cukup d. Antara 0,20 sampai dengan 0,40 : rendah

(50)

B. Uji Signifikansi

Sebuah variabel dapat digunakan untuk mengkonfirmasi sebuah variabel laten bersama-sama dengan variabel lainnya engan menggunakan tahapan analisis sebagai berikut:

a. Nilai Lambda atau Loading Factor

Nilai lambda yang dipersyaratkan adalah ≥ 0,40, bila nilai lambda atau

Loading Factor ≤ 0,40 maka variabel itu tidak berdimensi sama dengan

variabel lainnya untuk menjelaskan sebuah variabel laten. b. Bobot Faktor (Regression Weight)

Kuatnya dimensi – dimensi itu membentuk variabel latennya dapat dianalisis dengan menggunakan uji – t terhadap regression weight. C.R atau Critical

Ratio identik dengan t – hitung dalam analisis regresi. Oleh karena itu, C.R

yang identik dengan t – hitung harus dibandingkan dengan t – tabel. Apabila C.R yang identik dengan t – hitung lebih besar dari t – tabel maka menunjukkan bahwa variabel itu secara signifikan merupakan dimensi dari variabel laten yang dibentuk.

c. Menilai kemungkinan munculnya Identification Problem

(51)

d. Evaluasi Model

Evaluasi model pada dasarnya sudah dilakukan diatas pada waktu model diestimasi oleh program AMOS 6.0.

C. Uji Reliabilitas

Setelah kesesuaian model diuji (model fit), evaluasi lain yang harus dilakukan adalah uji reliabilitas model menunjukkan bahwa dalam sebuah model, indikator – indikator yang digunakan memiliki derajad kesesuaian yang baik. Uji Reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus :

Construct Reliability =

(

)

(

Std

Loading

)

+

j

Loading Std

ε

2 2

. .

Dimana :

1. Std. Loading diperoleh langsung dari standardized loading untuk tiap –tiap

indikator (diambil dari perhitungan komputer AMOS 4.01) yaitu nilai lambda yang dihasilkan oleh masing – masing indikator.

2. εφ adalah measurement error dari tiap – tiap indikator. measurement error

adalah sama dengan 1 – reliabilitas indikator yaitu pangkat dua dari

standardized loading setiap indicator yang dianalisis.

Interpretasi Dan Modifikasi Model

(52)

2.9 Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan dua metode yaitu :

1. Library Research

Dalam studi kepustakaan dikumpulkan informasi yang terkait dengan permasalahan dari literatur-literatur yang mempunyai hubungan langsung dengan permasalahan yang ada. Dari studi kepustakaan ini akan diperoleh landasan-landasan metode untuk melakukan pengolahan data dan literature mengenai objek pengamatan serta acuan-acuan yang akan dipergunakan dalam penelitian.

2. Field Research

Memperoleh data dengan cara melakukan atau mengadakan pengamatan langsung kelapangan untuk lebih memahami kondisi lapangan atau perusahaan yang akan diteliti, sehingga akan memudahkan penelitian yang akan dilakukan dan sesuai dengan tujuan penelitian. Sedangkan untuk jenis data yang dikumpulkan untuk penelitian adalah data primer yaitu data riil yang dapat diperoleh dari hasil pengamatan atau pengukuran secara langsung terhadap suatu objek dari penelitian yang dilakukan.

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut: 1. Studi (Survei) Pendahuluan.

Dalam studi pendahuluan dikembangkan suatu interview guide. Peneliti mencoba menjajaki arah – arah yang memberi harapan. Dari hasil ini, peneliti baru dapat membangun hipotesa – hipotesa. Dalam studi pendahuluan, peneliti bukan saja belum memperoleh pegangan tentang hal – hal apa yang perlu di

(53)

digunakan untuk memperoleh keterangan. Hasil interview dan wawancara diatas, kemudian ditulis dan dianalisa. Hasil analisa ini merupakan dasar logis dalam membuat daftar pertanyaan (kuisioner) (M. Nazir, 1999 : 258).

2. Wawancara

Adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara) (M. Nazir, 1999 : 234). 3. Kuisioner

(54)

Terhadap Kinerja Dan Keunggulan Bersaing Berkelanjutan Pada Jasa

Tenaga Kerja Outsourcing.

Penelitian ini mencari tenaga kerja berkualitas sehingga dapat diukur dengan menggunakan skala bipolar dengan 7 buah titik di mana sifat bipolar yang relevan yaitu :

tidak selalu

buruk sekali baik sekali

pasif sekali aktif sekali

Kuisioner ini diberikan kepada karyawan outsourcing PT. JASINTA MITRA ABADI yang bekerja di PT. AB, yang bertujuan untuk mencari nilai kepuasan tenaga kerja bagi PT. AB terhadap kinerja karyawannya, sekaligus sebagai bahan evaluasi PT. JASINTA MITRA ABADI selaku peng-outsourcing karyawan.

2.10 Hipotesis Penelitian 1. Hipotesis Pertama

H0 : Motivasi (X1) tidak berpengaruh, signifikan terhadap kinerja (Y1). H1 : Motivasi (X1) berpengaruh, signifikan terhadap kinerja (Y1). 2. Hipotesis Kedua

H0 : Komitmen (X2) tidak berpengaruh, signifikan terhadap kinerja (Y1). H1 : Komitmen (X2) berpengaruh, signifikan terhadap kinerja (Y1).

(55)

3. Hipotesis Ketiga

H0 : Kinerja (Y1) tidak berpengaruh, signifikan terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan (Y2).

H1 : Kinerja (Y1) berpengaruh, signifikan terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan (Y2).

2.11 Peneliti Pendahulu

Peneliti Pendahulu terdiri dari :

1. Mohammad Syibli, Indung Sudarso*, Udisubakti Ciptomulyono**

Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Rekrutmen Terhadap Kinerja Sdm

Outsourcing Pt Telkom Dengan Pendekatan Sem (Structural Equation Modelling).

Pasca Sarjana Magister Manajemen Teknologi-ITS, Kampus ITS Surabaya. Sistem outsourcing berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, akan tetapi masih muncul penolakan oleh karyawan outsourcing karena dipandang pelaksanaannya merugikan pihak karyawan outsourcing. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor yang dominan dalam rekrutmen SDM outsourcing yang terdiri dari variabel kemampuan, kepribadian, motivasi dan komitmen terhadap kinerja

SDM outsourcing.

Analisis statistik yang digunakan untuk uji pengaruh pada penelitian ini adalah Structural Equation Modelling (SEM).

(56)

Timur sebagai Divisi yang melaksanakan sistem outsourcing operasi dan pemeliharaan jaringan kabel tembaga di PT TELKOM Area Jawa Timur. Populasi penelitian ini adalah karyawan outsourcing, khususnya tingkat teknisi pada perusahaan tersebut yang berjumlah 1.983 karyawan. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara nonprobability sampling di Kantor Daerah Telekomunikasi (KANDATEL) Surabaya Timur dengan sampel yang disebarkan sebanyak 480 responden. Sedangkan sampel yang kembali dan bisa dianalisis lebih lanjut sebanyak 302 responden.

Analisis statistik menggunakan SEM menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja SDM outsourcing

adalah kemampuan dan komitmen sedangkan kepribadian dan motivasi tidak berpengaruh terhadap kinerja SDM outsourcing.

2. Dr. Minto Waluyo, Ir, MM

Panduan Dan Aplikasi STRUCTURAL EQUATION MODELLING One

Step Approach.

Dewasa ini perkembangan industri baik jasa maupun jasa telah berkembang pesat yang merupakan dari perkembangan teknologi dan globalisasi pasar. Dengan banyak berdirinya industri manufaktur atau jasa, maka terjadi pula persaingan antara industri Akibatnya banyak perusahaan yang melakukan perbaikan strategi dan taktik bisnisnya

(57)

yang di hasilkan artinya lebih mengarah pada masalah financial contohnya berapa l aba yang di hasilkan da lam setiap tahunnya tanpa mengetahui bagaimana pengaruh variabel supply chain terhadap kinerja pemasaran yang berorientasi pada keunggulan bersaing berkelanjutan.

Dengan adanya model tersebut maka penulis melakukan penelitian dengan menggunakan SEM (Structural Equation Modelling) dengan harapan untuk mengetahui faktor – faktor yang berpengaruh terhadap kinerja pemasaran, yang nantinya dapat diketahui faktor – faktor mana saja yang signifikan dan faktor – faktor mana saja yang tidak signifikan.

Penelitian ini menghasilkan bahwa supplier berpengaruh positif dan signifikan sebesar 0,969 terhadap Manufaktur, Manufaktur berpengaruh pos itif dan s ignifikan sebesar 0, 922 terhadap di stributor, distributor berpengaruh positif dan signifikan sebesar 0, 999 terhadap Customer,

Customer berpengaruh positif dan signifikan sebesar 0,968 terhadap kinerja

(58)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian tugas akhir ini dilakukan di PT. JASINTA MITRA ABADI selaku outsourcing yang meng-outsourcing tenaga kerja PT. AB yang bergerak di bidang minuman. Sedangkan penelitian ini direncanakan dilaksanakan pada bulan September 2013 sampai dengan data yang diperlukan memenuhi.

3.2. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional / Indikator

3.2.1 Identifikasi Variabel

Metode menguji hipotesa studi ini, harus diidentifikasikan variabel – variabel apa saja yang akan dilibatkan dalam studi ini. Ditinjau dari kepentingan studi ini, variabel sebagai segala sesuatu yang menjadi obyek pengamatan atau merupakan faktor – faktor yang mempunyai peranan dalam gejala atau peristiwa yang diamati. Identifikasi variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini yakni motivasi dan komitmen sebagai variabel eksogen/bebas dan variabel endogen/terikat adalah kinerja dan keunggulan bersaing berkelanjutan.

Gambaran lengkap tentang identifikasi variabel studi disajikan pada gambar kerangka operasional kondisi perusahaan serta Tabel 3.1.

3.2.2 Definisi Operasional / Indikator

(59)

variabel atau konstruk tersebut (Nasir, 1999 : 152). Dalam pengumpulan data, data dilihat dulu distribusinya, kalau distribusinya tidak normal maka data diolah menggunakan metode statistik non parametrik. Data yang digunakan menggunakan data normal, menggunakan metode statistik parametrik (Singgih S, 2001 : 219). Persepsi dapat diukur dengan menggunakan skala bipolar dengan 7 buah titik (Nasir, 1999 : 403). Karena data menggunakan data yang cukup besar maka dapat diasumsikan berdistribusi normal, dan pengolahannya menggunakan statistik parametrik (Singgih S, 2001 : 86). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional / Indikator

Variabel Indikator Item

Motivasi Valensi Percaya Sesuai Nyaman Harapan Memungkinkan Pengakuan Menikmati Komitmen Keinginan Materi Fasilitas Status Keyakinan Nilai Tambah Rasa Bangga Rasa Membela Kinerja

Hasil Kerja Kualitas Hasil Kerja

Efesiensi Melakukan Tugas Perilaku Kerja Disiplin Kerja

Ketelitian Sifat Pribadi Kepemimpinan Kejujuran Kreativitas Keunggulan Bersaing Berkelanjutan

Motivasi Peluang Semangat Komitmen Perasaan

Perilaku

(60)

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual

Motivasi X1

Komitmen X2

Kinerja Y1 Valensi

Harapan e1

e2

e3

e4

Hasil Kerja

Perilaku Kerja

Sifat Pribadi Keinginan

Keyakinan

e7 e5

e6

Keunggulan Bersaing Berkelanjutan

Y2

Motivasi

Komitmen

e8

(61)

3.3. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data sampling. Besarnya 100 tenaga kerja dari 200 tenaga kerja. Ini semua didasarkan pada asumsi SEM yaitu menggunakan teknik maximum likelihood estimation terpenuhi yang mempuyai besaran 100 – 200 responden bahwa sampel harus lebih besar atau sama dengan 100, jadi sampel yang diolah sebagai input adalah 100 sampel sehingga asumsi SEM terpenuhi. (Ghozali, 2004 : 21)

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer maka menggunakan teknik dan alat untuk mengumpulkan data seperti observasi langsung, questioner,

dan wawancara maka desain yang dibuat harus menjamin data yang efisien dengan alat dan teknik serta karakteristik dari responden (M. Nazir, 2000).

3.4 Metode Pengolahan Data

Dalam metode pengolahan data ini mencakup langkah – langkah pengerjaan SEM dari awal sampai akhir, langkah pertama adalah penyebaran kuisioner kepada responden, yang kedua memilah data dari kuisioner untuk diolah lagi untuk menentukan frekuensi. Langkah selanjutnya data hasil penyebaran kuisioner diolah lagi dan dimasukkan ke SPSS 20 lalu untuk diolah lagi di program AMOS. Setelah itu kita buka program AMOS untuk menggambar konseptual, setelah gambar jadi (2 model measurement dan structural) lalu pilih tools input data untuk menginput data yang sudah dilah/ dibuat di SPSS lalu pilih

tools analysis propertis untuk mencentang seluruh outputnya yang ada lalu pilih

calculate estimatis untuk melihat hasil Run-nya (Untuk 2 model). Setelah hasil

(62)

---

--- 3.5 Langkah-Langkah Pemecahan Masalah

Langkah-langkah pemec

Gambar

Tabel 2.1 Perbedaan Pokok Antara Kontrak Jasa Biasa Dengan Outsourcing
Gambar 2.1 Diagram Jalur dan Hubungan Kausalitas
tabel sebagai berikut:
Tabel  3.1 Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional / Indikator
+7

Referensi

Dokumen terkait

Promosi adalah merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada

dengan pengaruh ring rectangular slot yang diberi celah sehingga antena menghasilkan frekuensi resonansi yang dapat bekerja pada dua frekuensi kerja yaitu pada

Hasil penelitian ini rata-rata produktivitas tenaga kerja adalah 5,79 kg/hok dan hasil menggunakan analisis ekonometrika regresi linier berganda faktor-faktor

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar dan ketuntasan belajar siswa dengan penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Card Sort (Kartu Sortir) pada

Hal ini didukung oleh hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Gani (2015) menunjukkan bahwa persepsi siswa tentang matematika berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Hasil estimasi model untuk kawasan Asia menunjukkan bahwa variabel RER1 berpengaruh signifikan terhadap laju inflasi dan berhubungan positif, dimana hal ini sesuai dengan

Berbagai ketentuan perundang-undangan terkait dengan APBN mengamanatkan bahwa setiap tahun RAPBN diajukan Pemerintah kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Salah satu ketentuan

Untuk sampel dari lingkungan baik berupa kotoran hewan unggas liar atau peliharaan, air minum atau genangan air yang ada di dalam kandang, juga dilakukan oleh dinas peternakan