• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung Periode 2010-2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung Periode 2010-2014."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

Increased tourism in Bandung impact on improving the hotel, restaurant and entertainment venues each year. This will lead to taxes related to hotels, restaurants and entertainment venues also increased. These taxes will also contribute to local regional revenue in Bandung. This study aims to determine whether the hotel tax, restaurant tax and entertainment tax effect on local regional revenue in Bandung 2010-2014. The data used is secondary data. The analytical method used is multiple linear regression analysis through SPSS version 16.0. Statistical hypothesis testing using the F and T statistical test results showed that simultaneously hotel tax, restaurant tax and entertainment tax effect on local regional revenue, but only partially significant the restaurant effect on local regional revenue while taxes hotel and entertainment tax does not affect the local regional revenue.

(2)

ABSTRAK

Peningkatan pariwisata di Bandung berdampak pada peningkatan hotel, restoran dan tempat hiburan setiap tahunnya. Hal ini akan menyebabkan pajak yang berhubungan dengan hotel, restoran dan tempat hiburan juga meningkat. Pajak-pajak ini juga akan memberikan kontribusi ke Pendapatam Asli Daerah (PAD) Kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung tahun 2010-2014. Data yang digunakan adalah data sekunder. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda melalui program SPSS versi 16.0. Pengujian hipotesis menggunakan uji statistik F dan uji statistik T. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) namun secara parsial hanya pajak restoran berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) sedangkan pajak hotel dan pajak hiburan tidak berpengaruh terhadap Pendaptan Asli Daerah (PAD).

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PENYERTAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Perpajakan di Indonesia ... 8

2.1.1 Definisi Pajak ... 8

2.1.2 Pengelompokan Pajak ... 9

2.2. Pendapatan Asli Daerah (PAD) ... 10

(4)

2.2.2 Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) ... 13

2.2.3 Kendala Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) ... 13

2.3. Pajak Daerah ... 14

2.3.1 Pengertian Pajak Daerah ... 14

2.3.2 Jenis-Jenis Pajak Daerah ... 15

2.3.3 Tarif Pajak Daerah ... 17

2.3.4 Kendala Pemungutan Pajak Daerah ... 18

2.4. Hotel ... 21

2.4.1 Pengertian Hotel ... 21

2.4.2 Klasifikasi Hotel ... 21

2.4.3 Pengertian Pajak Hotel, Objek Pajak Hotel dan Subjek Pajak Hotel ... 22

2.4.4 Dasar Pengenaan, Tarif, dan Cara Perhitungan Pajak Hotel ... 24

2.4.5 Masa Pajak, Tahun Pajak, Saat Terutang Pajak dan Wilayah Pemungutan Pajak Hotel ... 25

2.5. Restoran ... 26

2.5.1 Pengertian Restoran ... 26

2.5.2 Klasifikasi Restoran ... 27

2.5.3 Pengertian Pajak Restoran, Objek Pajak Restoran dan Subjek Pajak Restoran ... 30

(5)

2.5.5 Masa Pajak, Tahun Pajak, Saat Terutang Pajak dan

Wilayah Pemungutan Pajak Restoran ... 32

2.6. Hiburan ... 33

2.6.1 Pengertian Hiburan ... 33

2.6.2 Pengertian Pajak Hiburan, Objek Pajak Hiburan dan Subjek Pajak Hiburan ... 33

2.6.3 Dasar Pengenaan, Tarif, dan Cara Perhitungan Pajak Hiburan ... 35

2.6.4 Masa Pajak, Tahun Pajak, Saat Terutang Pajak dan Wilayah Pemungutan Pajak Hiburan ... 38

2.7. Penelitian Terdahulu ... 39

3.1.2 Visi dan Misi Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung ... 48

3.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung ... 50

3.1.4 Tujuan dan Sasaran Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung ... 50

(6)

3.1.6 Struktur Organisasi Dinas Pelayanan Pajak Kota

Bandung ... 54

3.1.7 Tata Cara Pemungutan Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung ... 55

3.2. Jenis Penelitian ... 58

3.3. Definisi Operasional Variabel ... 59

3.4. Populasi dan Sampel ... 61

3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 64

3.6.1.4 Uji Autokorelasi ... 65

3.6.2 Analisis Regresi Linear Berganda ... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 67

4.2 Analisis Deskriptif ... 67

4.2.1 Analisis Deskriptif Variabel Pajak Hotel ... 67

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel Pajak Restoran ... 69

(7)

4.2.4 Analisis Deskriptif Variabel Pendapatan Asli

Daerah (PAD) ... 72

4.3 Uji Asumsi Klasik ... 74

4.3.1 Uji Normalitas ... 74

4.3.2 Uji Multikolinearitas ... 75

4.3.3 Uji Heterokedastisitas ... 76

4.3.4 Uji Autokorelasi ... 77

4.4 Uji Regresi Berganda ... 78

4.4.1 Persamaan Regresi ... 78

4.5 Hasil Pengujian Hipotesis ... 79

4.5.1 Pengujian Hipotesis Secara Parsial ... 79

4.5.1.1 Pengaruh Pajak Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) ... 80

4.5.1.2 Pengaruh Pajak Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) ... 82

4.5.1.3 Pengaruh Pajak Hiburan Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) ... 82

4.5.2 Pengujian Hipotesis Secara Simultan ... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 84

5.1. Kesimpulan ... 84

5.2 Saran ... 85

(8)

LAMPIRAN ... 88

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Kerangka Pemikiran ... 44

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 39

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ... 60

Tabel 4.1 Data Penerimaan Pajak Hotel Periode 2010-2014 ... 67

Tabel 4.2 Data Penerimaan Pajak Restoran Periode 2010-2014 ... 69

Tabel 4.3 Data Penerimaan Pajak Hiburan Periode 2010-2014 ... 70

Tabel 4.4 Data Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Periode 2010-2014 ... 72

Tabel 4.5 Uji Normalitas ... 74

Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas ... 75

Tabel 4.7 Uji Heterokedastisitas ... 76

Tabel 4.8 Uji Autokorelasi ... 77

Tabel 4.9 Uji Regresi Berganda ... 78

Tabel 4.10 Uji Hipotesis Secara Parsial ... 80

Tabel 4.11 Uji Hipotesis Secara Simultan ... 83

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai

batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi

masyarakat dalam sistem Negara Republik Indonesia. Pemerintahan daerah adalah

penyelenggaran urusan pemerintahan oleh Pemerintahan Daerah dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan Tugas Pembantuan dengan

prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik

Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 (Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah).

Seperti yang dikutip dari Kuncoro (2004), UU No. 5 Tahun 1974 telah

meletakkan dasar sistem hubungan pusat dan daerah yang terangkum dalam tiga

prinsip yaitu:

1. Desentralisasi yang mengandung arti penyerahan urusan pemerintah dari

(12)

Bab 1 Pendahuluan 2

2. Dekonsentralisasi yang berarti pelimpahan wewenang dari pemerintahan

atau kepala wilayah atau kepala instansi vertikal atasnya kepada

pejabat-pejabat didaerah

3. Madebewind (tugas pembantuan) yang berarti pengkordinasian prinsip

desentralisasi dan dekonsentrasi oleh kepala daerah, yang memiliki fungsi

ganda sebagai penguasa tunggal di daerah dan wakil pemerintah pusat

didaerah

Pajak merupakan salah satu sumber dari sekian banyak sumber penerimaan

pemerintah daerah yang digunakan untuk membiayai pembangunan di daerah yang

bertujuan untuk dapat membiayai dan memajukan daerah yang ditempuh dengan

kebijakan pada pengoptimalisasian penerimaan pajak, di mana setiap orang wajib

membayar pajak sesuai dengan kewajibannya. Salah satu Pendapatan Asli Daerah

(PAD) yaitu berasal dari Pajak Daerah, yaitu pajak yang ditetapkan oleh daerah

untuk kepentingan pembiayaan rumah tangga pemerintah daerah tersebut. (Nirbeta,

2013)

Berdasarkan Undang-Undang RI No. 32 Tahun 2004 pasal 157 tentang

Pemerintah Daerah, sumber pendapatan tetap yang digunakan untuk membiayai

berbagai kegiatan Daerah Otonom terdiri dari:

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

2. Dana Perimbangan

3. Lain-lain Pendapatan Yang Sah

Pajak daerah merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)

yang dipungut dari masyarakat tanpa mendapatkan imbalan langsung. Hal ini sesuai

(13)

Bab 1 Pendahuluan 3

Daerah yang mengungkapkan bahwa Pajak Daerah adalah iuran wajib yang

dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang

seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaran daerah dan pembangunan

daerah. Dengan menggali serta meningkatkan potensi pajak daerah yang ada di

daerah tersebut, maka Pendapatan Asli Daerah (PAD) nantinya dapat digunakan

untuk pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Salah satu upaya untuk melihat kemampuan daerah dalam rangka self

supporting dari segi keuangan daerah dalam rangka mengurangi ketergantungan

terhadap pemerintah pusat adalah dengan melihat komposisi dari penerimaan daerah

yang ada. Semakin besar komposisi Pendapatan Asli Daerah (PAD), semakin besar

pula kemampuan daerah untuk memikul tanggung jawab yang lebih besar. Namun

semakin kecil komposisi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap penerimaan

daerah, maka ketergantungan terhadap pusat juga semakin besar. Sedangkan dampak

yang dirasakan masyarakat dengan adanya peningkatan penerimaan Pendapatan Asli

Daerah (PAD) adalah kelancaran pembangunan. Pembangunan ini meliputi berbagai

sektor diantaranya pembangunan jalan, pembangunan fasilitas umum dan fasilitas

lain (Ardiyansyah, 2005).

Terdapat perbedaan cakupan pajak antara daerah provinsi dan daerah

kabupaten/kota. Menurut Undang-Undang no. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah, Daerah Provinsi memiliki 5 jenis pajak daerah, yaitu :

1. Pajak Kendaraan Bermotor

2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

(14)

Bab 1 Pendahuluan 4

4. Pajak Air Permukaan

5. Pajak Rokok

Sedangkan jenis pajak yang dipungut oleh daerah kabupaten/kota terdapat 7

jenis pajak, yaitu :

6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

7. Pajak Parkir

8. Pajak Air Tanah

9. Pajak Sarang Burung Walet

10.Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

11.Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan

Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan merupakan jenis-jenis Pajak

Daerah yang potensinya semakin berkembang seiring dengan makin diperhatikannya

komponen pendukung yaitu sektor jasa dan pariwisata dalam kebijakan

pembangunan daerah. Jenis-Jenis Pajak diatas menggambarkan besarnya potensi

akan keberadaan jenis-jenis pajak dalam pembangunan suatu daerah. Menurut

Nirbeta (2013) kebijakan dan strategi yang dapat dilakukan pemerintah daerah untuk

meningkatkan penerimaan daerah salah satunya yaitu menghitung potensi

(15)

Bab 1 Pendahuluan 5

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Khairunnisa (2011)

yang menganalisis Pajak Hotel dan Pajak Restoran sebagai Sumber PAD

(Pendapatan Asli Daerah) kota Bandung meyatakan bahwa strategi yang diambil

untuk meningkatakan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung dari sektor

pajak hotel dan pajak restoran adalah strategi Strength-Opportunity (SO) yaitu

dengan menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal yang

ada. Pada penelitian yang dilakukan oleh Roro Bella Ayu Wandani Prasetio Putri

(2014) yang menganalisis penerimaan pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan

sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) di kota Malang meyatakan bahwa

tingkat rata-rata kontribusi penerimaan pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan

dalam kurun waktu 8 tahun periode 2006-2013 adalah sebesar 5,18%, 10,36%, dan

1,77% terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sedangkan, berdasarkan penelitian

sebelumnnya yang dilakukan oleh Paramita (2013) yang menganalisis pengaruh hasil

pemungutan pajak hotel dan pajak restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

kota Bandung menyatakan bahwa hasil pemungutan pajak hotel dan pajak restoran

berpengaruh secara parsial terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota Bandung

hal ini berdasarkan hasil uji korelasi menunjukan hubungan yang sangat kuat antara

pajak hotel dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu 96,9% dan pajak hotel

berpengaruh sebesar 93,9% terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Berdasarkan uraian di atas penulisi tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “ Pengaruh Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan

(16)

Bab 1 Pendahuluan 6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah yang dapat diambil dalam

penelitian ini :

1. Apakah terdapat pengaruh kontribusi Pajak Hotel Terhadap Pendapatan

Asli Daerah (PAD) Kota Bandung tahun 2010-2014?

2. Apakah terdapat pengaruh kontribusi Pajak Restoran Terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung tahun 2010-2014?

3. Apakah terdapat pengaruh kontribusi Pajak Hiburanl Terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung tahun 2010-2014?

4. Apakah terdapat pengaruh kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak

Hiburan Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung tahun

2010-2014?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh Pajak Hotel Terhadap Penerimaan

Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung tahun 2010-2014

2. Untuk menganalisis pengaruh Pajak Restoran Terhadap Penerimaan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung tahun 2010-2014

3. Untuk menganalisis pengaruh Pajak Hotel Terhadap Penerimaan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung tahun 2010-2014

4. Untuk mengetahui pengaruh Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak

Hiburan Terhadap Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota

(17)

Bab 1 Pendahuluan 7

1.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan penelitian berupa

kegunaan praktis:

a. Bagi Pemerintah

untuk bahan evaluasi dan pertimbangan kepada Pemerintah Daerah Kota

Bandung dalam melakukan upaya peningkatan pendapatan Pajak Hotel, Pajak

Restoran dan Pajak Hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota

Bandung

b. Bagi akademisi

untuk bahan informasi penelitian selanjutnya, khususnya yang berkaitan

dengan pengaruh pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota palembang

c. Bagi masyarakat

Untuk memberikan informasi mengenai Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota

(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Pengaruh Pajak Hotel, Pajak Restoran

dan Pajak Hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung tahun 2010-2014

yang diolah menggunakan SPSS 16.0, maka peneliti dapat menarik kesimpulan

yaitu:

1. Hasil uji analisis regresi menunjukkan bahwa secara parsial Pajak Hotel tidak

berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung periode

2010-2014

2. Hasil uji analisis regresi menunjukkan bahwa secara parsial Pajak Restoran

berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung periode

2010-2014

3. Hasil uji analisis regresi menunjukkan bahwa secara parsial Pajak Hiburan

tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung

periode 2010-2014

4. Hasil uji analisis regresi menunjukkan bahwa secara simultan terbukti bahwa

terdapat pengaruh antara Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan

terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung pada periode

(19)

Bab 5 Kesimpulan dan Saran 85

5.2 Saran

Saran yang diberikan peneliti untuk pihak-pihak yang terkait adalah sebagai

berikut:

1. Bagi Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung

Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung harus meningkatkan pelayanan

maupun pengawasan karena setiap tahun meningkatnya tempat wisata yang

mengakibatkan hotel, restoran dan tempat hiburan semakin bertambah harus

ada pengawasan agar Wajib Pajak membayarkan pajak sehingga penerimaan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) akan meningkat

2. Bagi peneliti lain

Bagi peneleti selanjutnya dapat menambah variabel-variabel lain yang dapat

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Dwi Putranty, Mawar. 2008. Pengaruh Penerimaan Pajak Reklame dan Pajak Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Pada Suku Dinas Pendapatan Daerah Kodya Jakarta Barat II). Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Hidayatullah, Syarif. 2013. Analis Pengaruh Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palembang Tahun 2000-2011. Skripsi UIN Syarifhidayatullah.

Kurniawan, Andhi. 2009. Analisi Kontribusi Pajak Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kudus. Skripsi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

Mardiasmo. 2008. Perpajakan. Edisi Revisi 2008. Yogyakarta: Andi Offset.

Nirbeta, Hadis. 2013. Pengaruh Pemungutan Pajak Reklame, Pajak Hotel, Pajak Hiburan, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Restoran dan Pajak Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang Periode 2010-2012. Jurnal Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Paramita, Vidya. 2013. Pengaruh Hasil Pemungutan Pajak Hotel dan Pajak Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung. Jurnal Universitas Widyatama.

Rahmanto. 2007. Efektifitas Pajak Hotel Dan Restoran Terhadap Pajak Daerah Di Kabupaten Semarang Tahun 2000 -2004. Skripsi Universitas Negeri Semarang

Resmi. 2009. PERPAJAKAN: Teori dan kasus edisi 5. Salemba Empat.

Sulistyowati, Diah. 2011. Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Alokasi Belanja Modal. Skripsi Universitas Diponegoro

Sunjoyo, Setiawan,R., Carolina, V., Magdalena,N., dan Kurniawan, A. 2013. Aplikasi SPSS untuk Smart Riset. Bandung: Alfabeta.

(21)

Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah

Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang

Undang-Undang No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan daerah

http://eprints.undip.ac.id/16857/1/Analisis_Pendapatan_Asli_Daerah_(_PAD_)_Dan _FaktorFaktor....by_Purbsyu_Budi_Ssntoso_%26_Retno_Puji_Rahayu_(OK) .pdf diakses tanggal 12 April 2015.

http://eprints.undip.ac.id/34950/1/JURNALPAD.pdf diakses tanggal 10 Mei 2015.

Referensi

Dokumen terkait

1 t.. Beberapa faktor yang mungkin berperan sebagai penyebab kematian awal dari sel MSC dipengaruhi oleh saat isolasi dan injeksi sel, hipoksia, atau

Telah dilakukan uji efek penghambatan enzim xantin oksidase oleh infus daun jambu mede (Anacardium occidentale) berdasarkan parameter farmakokinetik kofein dengan tujuan

Lomba terbagi dalam dua kategori : (a) Karya Tulis (semi populer) merupakan hasil penelitian, pengamatan lapang, dan studi literatur, (b) Karya Inovasi

Jika pada suhu tertentu waktu paro reaksi orde pertama 2A 2B + C adalah 3 jam, maka jumlah A yang terurai dalam waktu 9 jam adalah.... Setiap kenaikan 10 laju reaksi menjadi

Hijau 1 Minggu X setelah Pentakosta (Santo Petrus Dirantai) (Santo Paulus, R) (Para Kudus dari Makabe, Mm) Putih 2 Santo Alfonsus Maria de Liguori, UAD (Santo Stefanus I, PM) Merah

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Arista dkk, (2015) pada tanaman tebu menunjukkan bahwa pemberian silika dapat meningkatkan kerapatan stomata yang menyebabkan

Komposisi jenis burung yang ada dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah jenis burung yang dijumpai pada empat lokasi pengamatan yang berbeda yaitu hutan primer, hutan

Fasa 2 dengan konsep Do-it-Yourself (DIY). • Setiap pasukan akan dibimbing oleh seorang mentor yang terdiri daripada pensyarah Universiti Malaya yang akan ditentukan