PENERAPAN MODEL PEMBELAJARANCONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNINGUNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 060885 MEDAN
T E S I S
Oleh:
ABSTRAK
Kula Ginting. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Negeri 060885 Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri 060885 Medan setelah penerapan pembelajaran CTL. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan dalam empat kali pertemuan. Masing-masing siklus terdiri atas empat langkah yaitu: (1) Perencanaan, (2) Tindakan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi.
Data observasi siswa dan guru dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan lembar observasi keaktifan siswa dan guru, Adapun hasil belajar siswa dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan analisis deskriptif.
6 ABSTRAC
Kula Ginting. 2013. Application of Contextual Teaching and Learning to Improve Student Learning Outcomes and Learning Activity of SDN 060885 Medan.
This study aims to describe the increase in learning outcomes and learning activities of students in fifth grade social studies in SDN 060885 Medan after learning the application of CTL. This research is action research is carried out in two cycles. Each cycle conducted in four sessions. Each cycle consists of four steps: (1) Planning, (2) action, (3) Observations, and (4) Reflection.
Students and teacher observation data were analyzed qualitatively using student activity sheets and teacher observation, The student learning outcomes were analyzed quantitatively using descriptive analysis.
DAFTAR ISI
Hal.
KATA PENGANTAR ... i
ABSTRAK ... iii
ABSTRAC ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Batasan Masalah ... 7
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, PENGAJUAN HIPOTESIS ... 9
A. Kerangka Teoretis ... 9
1. Hakikat Hasil Belajar IPS ... 9
2. Hakikat Aktivitas Belajar ... 14
3. Hakikat Model Pembelajaran CTL ... 19
4. Penelitian yang Relevan ... 27
B. Kerangka Berpikir ... 28
C. Hipotesis Tindakan ... 32
BAB III METODE PENELITIAN ... 33
A. Tempat dan Subjek Penelitian ... 33
B. Waktu Penelitian ... 33
C. Rancangan Penelitian ... 33
D. Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ... 34
8
A. Simpulan ... 81
B. Implikasi ... 81
C. Saran ... 81
DAFTAR TABEL
Hal. Tabel 1.1. Hasil Semester Mata Pelajaran IPS SD Negeri 060885 4 Tabel 2.1. Kegiatan Belajar Menurut Dierich 17 Tabel 2.2. Indikator Aktivitas Belajar Whipple 17
Tabel 3.1. Kegiatan Perencanaan 35
Tabel 3.2. Tahapan Pelaksanaan Model Pembelajaran CTL 35
Tabel 3.3. Kegiatan Observasi 36
Tabel 3.4. Kegiatan Refleksi 37
10
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 2.1. Alur Kegiatan PTK ... 31
Gambar 4.1. Histogram Tes Awal Hasil Belajar IPS Siswa ... 45
Gambar 4.2. Histogram Tes Awal Hasil Belajar IPS Siswa Siklus I ... 51
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran hal
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 84 2. Instrumen Tes Hasil Belajar IPS
3. Instrumen Observasi 4. Skor Hasil Belajar Siswa 5. Skor Observasi Aktivitas 6. Statistik Dasar
ABSTRAK
Kula Ginting. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Negeri 060885 Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri 060885 Medan setelah penerapan pembelajaran CTL. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan dalam empat kali pertemuan. Masing-masing siklus terdiri atas empat langkah yaitu: (1) Perencanaan, (2) Tindakan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi.
Data observasi siswa dan guru dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan lembar observasi keaktifan siswa dan guru, Adapun hasil belajar siswa dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan analisis deskriptif.
6 ABSTRAC
Kula Ginting. 2013. Application of Contextual Teaching and Learning to Improve Student Learning Outcomes and Learning Activity of SDN 060885 Medan.
This study aims to describe the increase in learning outcomes and learning activities of students in fifth grade social studies in SDN 060885 Medan after learning the application of CTL. This research is action research is carried out in two cycles. Each cycle conducted in four sessions. Each cycle consists of four steps: (1) Planning, (2) action, (3) Observations, and (4) Reflection.
Students and teacher observation data were analyzed qualitatively using student activity sheets and teacher observation, The student learning outcomes were analyzed quantitatively using descriptive analysis.
DAFTAR ISI
Hal.
KATA PENGANTAR ... i
ABSTRAK ... iii
ABSTRAC ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Batasan Masalah ... 7
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, PENGAJUAN HIPOTESIS ... 9
A. Kerangka Teoretis ... 9
1. Hakikat Hasil Belajar IPS ... 9
2. Hakikat Aktivitas Belajar ... 14
3. Hakikat Model Pembelajaran CTL ... 19
4. Penelitian yang Relevan ... 27
B. Kerangka Berpikir ... 28
C. Hipotesis Tindakan ... 32
BAB III METODE PENELITIAN ... 33
A. Tempat dan Subjek Penelitian ... 33
B. Waktu Penelitian ... 33
C. Rancangan Penelitian ... 33
D. Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ... 34
8
A. Simpulan ... 81
B. Implikasi ... 81
C. Saran ... 81
DAFTAR TABEL
Hal. Tabel 1.1. Hasil Semester Mata Pelajaran IPS SD Negeri 060885 4
Tabel 2.1. Kegiatan Belajar Menurut Dierich 17
Tabel 2.2. Indikator Aktivitas Belajar Whipple 17
Tabel 3.1. Kegiatan Perencanaan 35
Tabel 3.2. Tahapan Pelaksanaan Model Pembelajaran CTL 35
Tabel 3.3. Kegiatan Observasi 36
Tabel 3.4. Kegiatan Refleksi 37
10
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 2.1. Alur Kegiatan PTK ... 31
Gambar 4.1. Histogram Tes Awal Hasil Belajar IPS Siswa ... 45
Gambar 4.2. Histogram Tes Awal Hasil Belajar IPS Siswa Siklus I ... 51
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran hal
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 84 2. Instrumen Tes Hasil Belajar IPS
3. Instrumen Observasi 4. Skor Hasil Belajar Siswa 5. Skor Observasi Aktivitas 6. Statistik Dasar
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akhir-akhir ini masalah kenakalan remaja menjadi semakin
mengkhawatirkan. Banyak anak di bawah umur yang sudah mengenal rokok,
narkoba, freesex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. Kekerasan dan
bentrokan di kalangan mahasiswa semakin meningkat. Tawuran antar pelajar
bahkan sampai memakan korban jiwa. Tidak punya sopan santun dan semakin
sulit diatur menjadi cap bagi kebanyakan remaja di mata orang tua. Banyak remaja
yang kehilangan jati diri dan sangat mudah terbawa arus modernisasi. Gaya hidup
dengan meniru perilaku idola tanpa melihat sisi baik dan buruknya sehingga
menjadi sulit berkreasi dan mengukir prestasi. Keadaan di atas tentu sangat
mengkhawatirkan dan perlu segera ditanggulangi. Jika tidak maka bukan tidak
mungkin segala kenakalan remaja tersebut akan merambat ke tingkat usia yang
lebih muda dan memperparah keadaan.
Permasalahan kenakalan remaja tidak terlepas dari rendahnya pendidikan
moral bagi anak mulai dari usia dini hingga beranjak remaja. Kurangnya
pendidikan moral di rumah dan perilaku orang tua yang tidak bisa dijadikan
teladan, ditambah lagi lingkungan yang tidak kondusif bagi perkembangan
2
Sekolah sebagai rumah kedua bagi anak, memiliki peran penting
membentuk karakter anak sejak dini mulai sejak anak di bangku sekolah dasar.
Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan
nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa
pendidikan di setiap jenjang, harus diselenggarakan secara sistematis guna
mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter
peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan
berinteraksi dengan masyarakat.
Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat, ternyata
kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan
kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri
dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya
3
manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap,
perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata
krama, budaya, dan adat istiadat.
Salah satu upaya untuk menerapkan pendidikan karakter di sekolah adalah
dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran di kelas di
setiap mata pelajaran. IPS sebagai salah satu mata pelajaran yang dipelajari di SD
menjadi mata pelajaran yang paling potensial dan paling mudah untuk
diintegrasikan dengan nilai-nilai karakter. Hal ini dikarenakan mata pelajaran IPS
merupakan mata pelajaran yang membahas hubungan antara manusia dengan
lingkungannya, yaitu lingkungan masyarakat tempat anak didik tumbuh dan
berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dan dihadapkan pada berbagai
permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya. IPS dibelajarkan di
sekolah dasar, dimaksudkan agar siswa menjadi manusia dan warga negara yang
baik, seperti yang diharapkan oleh dirinya, orang tua, masyarakat, dan agama.
Pembelajaran IPS sebagai salah satu program pendidikan yang membina dan
menyiapkan peserta didik sebagai warga negara yang baik dan memasyarakat
diharapkan mampu mengantisipasi berbagai perubahan yang terjadi di masyarakat
sehingga siswa mempunyai bekal pengetahuan dan keterampilan dalam melakoni
kehidupan di masyarakat. Guru dituntut untuk mampu mengikuti dan
mengantisipasi berbagai perubahan masyarakat tersebut, sehingga program
pembelajaran yang dilakukannya dapat membantu siswa dalam mempersiapkan
dirinya sebagai warga masyarakat dan warga negara untuk memecahkan berbagai
4
Pada kenyataannya, selama ini mata pelajaran IPS yang diajarkan di sekolah
dasar, masih belum memberikan hasil yang memuaskan baik dari segi hasil belajar
IPS siswa, maupun pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam pembelajaran di
kelas. Hal ini juga dialami di SD Negeri 060885 yang beralamat di Jalan Jamin
Ginting Medan. Hasil belajar IPS yang diperoleh siswa masih rendah. Pemilihan
model pembelajaran di kelas juga belum memaksimalkan pengintegrasian
nilai-nilai karakter dalam pembelajaran. Nilai-nilai karakter hanya tertuang dalam
RPP namun, masih sangat kurang dalam pengimplementasian di kelas.
Berdasarkan data nilai ulangan harian dan nilai rata-rata ujian semester mata
pelajaran IPS kelas V SD Negeri 060885 Medan hasil belajarnya masih rendah.
Data menunjukkan bahwa pada Tahun Pelajaran 2008/2009 sampai 2011/2012
hasil rata-rata nilai ujiannya masih belum menunjukkan peningkatan, seperti
terlihat dalam Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Hasil Semester Mata Pelajaran IPS SD Negeri 060885 Medan
Tahun Perolehan nilai
2008/2009 59
2009/2010 60
2010/2011 61
2011/2012 59
Kemudian dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan sebelum
5
mendengarkan penjelasan guru. Jika diberikan pertanyaan oleh guru lebih banyak
siswa memilih diam dan tidak berani menjawab dan mengemukakan pendapat.
Ketika diberi kesempatan untuk bertanya, biasanya tidak ada siswa yang bertanya.
Ketika siswa diberi tugas, kebanyakan siswa cenderung memilih mencontek
temannya daripada bertanya dan berdiskusi dengan teman untuk menyelesaikan
tugasnya.
Masih rendahnya hasil belajar IPS disebabkan oleh masih dominannya
pengajaran menghafal daripada pembelajaran yang menekankan pada kemampuan
siswa untuk memproses sendiri pemahaman suatu materi. Selama ini, minat
belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS masih tergolong sangat rendah. Hal ini
dapat dilihat pada sikap siswa selama mengikuti proses pembelajaran tidak fokus
dan sulit berkonsentrasi. Bahkan ada sebagian siswa yang menganggap mata
pelajaran IPS tidak begitu penting dikarenakan tidak masuk pada mata pelajaran
yang diujikan pada Ujian Nasional (UN). Faktor minat itu juga dipengaruhi oleh
adanya metode mengajar yang digunakan guru dalam menyampaikan materi.
Pembelajaran yang monoton dan tidak variatif, terlalu didominasi oleh
guru, siswa cenderung pasif dan hanya menjadi pendengar yang baik,
pembelajaran tidak dikaitkan dengan kenyataan sehari-hari yang dihadapi siswa
menjadikan pembelajaran IPS menjadi membosankan untuk siswa. Selain itu
penggunaan model pembelajaran yang mengajarkan siswa dalam pemecahan
masalah, terutama pemecahan masalah dalam kehidupan sehari- hari masih
6
menjawab kebutuhan keterampilan pemecahan permasalahan yang harus dimiliki
oleh siswa.
Pola pembelajaran IPS di SD hendaknya lebih menekankan pada unsur
pendidikan dan pembekalan pemahaman, nilai-moral, dan
keterampilan-keterampilan sosial pada siswa. Untuk itu, penekanan
pembelajarannya bukan sebatas pada upaya menjejali siswa dengan sejumlah
konsep yang bersifat hapalan belaka, melainkan terletak pada upaya menjadikan
siswa memiliki seperangkat pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan agar
mereka mampu menjadikan apa yang telah dipelajarinya sebagai bekal dalam
memahami dan ikut serta dalam melakoni kehidupan masyarakat lingkungannya,
serta sebagai bekal bagi dirinya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi.
Rancangan pembelajaran guru, hendaknya diarahkan dan difokuskan sesuai
dengan kondisi dan perkembangan potensi siswa agar pembelajaran yang
dilakukannya benar-benar berguna dan bermanfaat bagi siswa. Dengan demikian
pembelajaran Pendidikan IPS semestinya diarahkan diarahkan pada upaya
pengembangan iklim yang kondusif bagi siswa untuk belajar sekaligus melatih
pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilannya selama pembelajaran, disamping
7
mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri. Dengan model ini,
diharapkan proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan
siswa bekerja dan mengalami bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Melalui proses belajar yang mengalami sendiri, menemukan sendiri, maka anak
menjadi senang, sehinga tumbuhlah minat untuk belajar. Sehingga, melalui model
pembelajaran CTL ini, diharapkan siswa memiliki minat belajar yang tinggi
terhadap IPS, aktivitas siswa di kelas meningkat dan siswa memperoleh hasil
belajar yang optimal.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan yang terjadi di SD Negeri 060885 Medan sebagai berikut:
1. Masih rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS
2. Masih rendahnya minat belajar siswa dalam mata pelajaran IPS
3. Masih rendahnya aktivitas siswa di kelas dalam mempelajari IPS
4. Pembelajaran IPS masih didominasi dengan metode ceramah
5. Masih kurangnya penerapan pembelajaran yang mengintegrasikan nilai
karakter dalam pembelajaran IPS di kelas
6. Masih kurangnya penerapan model CTL untuk meningkatkan hasil belajar
siswa
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini permasalahan yang akan diteliti dibatasi pada
penerapan model CTL untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa
8
D. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas maka dapat
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana upaya meningkatkan aktivitas siswa di kelas dengan
menggunakan model CTL?
2. Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar IPS siswa SD Negeri 060885
Medan dengan menggunakan model CTL?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Penerapan model pembelajaran CTL untuk meningkatkan aktivitas siswa
di kelas
2. Penerapan model pembelajaran CTL untuk meningkatkan hasil belajar IPS
siswa SD Negeri 060885 Medan
F. Manfaat Penelitian
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat kepada bertambahnya khazanah
keilmuan yang berkaitan dengan model CTL. Sedangkan manfaat praktis dari
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
1. Penerapan pembelajaran CTL dapat digunakan untuk meningkatkan hasil
belajar IPS siswa
2. Penerapan pembelajaran CTL mampu meningkatkan aktivitas belajar
siswa
3. Pembelajaran CTL menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,
aktif, kreatif dan tidak membosankan.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan bahwa penerapan CTL mampu meningkatkan
hasil belajar dan keaktifan siswa di dalam kelas. Hal ini memberi implikasi bahwa
guru-guru dapat menerapkan pembelajaran CTL untuk di sekolah untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Sehingga perlu dilakukan sosialisasi terhadap guru-guru bagaimana menerapkan
CTL yang efektif di dalam kelas.
C. Saran
81
3. Diperlukan penelitian-penelitian yang serupa dengan subjek dan materi
pelajaran yang berbeda untuk memperoleh tingkat ketetapan dan
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Qurratul. 2009. Penerapan CTL untuk Meningkatkan Motivasi, Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa kelas IV SDN Tangkilsari I Kec Tajinan Kabupaten Malang pada Pembelajaran Sains Bahasan Energi dan Perubahannya. Skripsi. Malang : UNM
Arikunto, S. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta : Bumi Aksara
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
BSNP. 2006. Peraturan Mendiknas. Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan 2006. Jakarta : Depdiknas
Bloom, Benjamin S, et al. 1979. Taxonomy of Educational Objectives Book I Cognitive Domain. London : Longman Group LTD
Dahar, R.W. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga
Dimyati. 1994. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.
Fajar, Arnie. 2004. Portofolio dalam pembelajaran IPS, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hamalik, Umar. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Hasibuan. 1994. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya
Joyce, B. 2009. Models of Teaching,Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Kemmis, S & R. Mc. Taggart. 1990. The Action Research Planner. Victoria : Deakin University
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Oka, Anak Agung. 2009. Peningkatan Aktivitas Belajar dan Penguasaan Konsep Ekosistem Melalui Pembelajaran Kontekstual di SMA Teladan 1 Metro. Skripsi. FKIP Universitas Muhammadiyah Metro
Poedjiadi, A. 1999. Pengantar Filsafat Ilmu bagi Pendidik. Bandung : Cendrawasih
Pulungan, Anni H, dkk. 2005. Pengaruh Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap Pemahaman Membaca Siswa. Medan : FBS UNIMED
Rusyan, Tabrani, dkk. 1989. Pendekatan Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya
Sabil, Husni. 2011. Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching dan Learning (CTL) pada Materi Ruang Dimensi Tiga Menggunakan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (MPBM) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNJA.Skripsi. Jambi : Universitas Jambi
Saidihardjo & Sumadi HS. 1996. Konsep Dasar Ilmu Pengatahuan Sosial. Yogyakarta : FIP IKIP
Sagala, Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Sa’ud, Udin Saefudin. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta
Sudjana. 1990. Teknik Analisis Data Kualitatif. Bandung : Tarsito
Sulastri, Elis. 2009. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Skripsi. Bandung. UPI
Sumaatmaja, N. 1984. Metodologi pengajaran IPS. Bandung. Alumni
Suparno. 1996. Filsafat Konstruktivis dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius
Susan, C, Marilyn L, dan Tony, T. 1995. Learning to Teach in the Secondary School. London : Routledge
Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: RajaGrafindo Persada