PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERINTEGRASI DENGAN PENDIDIKAN
KARAKTER TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA DAN KARAKTER SISWA
Oleh Arief Suprapto NIM 408331004
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah hirobbilamin, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah
SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya yang memberikan nikmat kesehatan
dan kesempatan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan
baik sesuai dengan waktu yang telah direncanakan dengan judul skripsi “Pengaruh
Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Terintegrasi Dengan
Pendidikan Karakter Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Kimia Dan Karakter
Siswa”. Adapun penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kimia Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Ir.
Nurfajriani, M.Si sebagai dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal seminar proposal,
pelaksanaan penelitian sampai dengan pengolahan data hingga penyusunan skripsi
ini dapat selesai. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Rahmat
Nauli, M.Si sebagai dosen pembimbing akedemik yang telah membimbing dan
selalu memberikan motivasi pada awal perkuliahan hingga saat ini, kemudian
kepada ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si, ibu Murniaty Simorangkir , M.S, dan bapak
Drs. Eddyanto, Ph.D sebagai dosen-dosen penguji yang telah memberikan
masukan dan saran-saran demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta staff pegawai
jurusan kimia yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan dan membantu
penulis selama proses perkuliahan. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada
Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Medan dan Ibu Dra. Nurmida Rumapea M.Si
selaku guru kimia serta siswa siswi yang telah banyak membantu penulis selama
penelitian.
Secara khusus penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda
Kopka Suriyanto dan Ibunda Nurhayati, yang telah bekerja keras dan tak pernah
lelah memberikan doa, kasih sayang, biaya hidup serta dukungan setiap saat
kepada penulis. Penulis sayang Ayahanda dan Ibunda karena Allah. Begitu juga
Hasanah dan M.Harianto dan seluruh keluarga atas segala do’a dan dukungan
yang telah diberikan. Begitu juga kepada saudara - saudaraku kak Neni, Kak
May, Linda, Bayu, Dewi, Ayu, Panca, Gita, Wira, Tri yang telah setia
memberikan kenangan indah, motivasi, perhatian dan semangat untuk penulis.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Roby, Aris, Arfan, Safwan, Adlan,
Fikri, Mora, Gunawan, Abdi, Ilham teman-teman kost ku yang selalu memberikan
semangat kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED. Terimah Kasih
penulis ucapkan kepada teman-teman ku seperjuangan di Kimia Ekstensi 2008
yaitu Hilda, Jehan, Winda, Rizki, Doly, Hendrik, Salim, Fenisah, Lia yang juga
memberikan semangat kebersamaan, kenangan yang indah untuk penulis,
terkhusus buat sahabat-sahabat ku LAZDA yaitu Pita, Rainal, Devi Siregar,
Wahyuni, dan Yuli yang telah memberikan banyak kisah, pelajaran hidup dan
pengalaman yang indah yang penulis jalani bersama dalam suka dan duka dari
awal perkuliahan hingga selesai kuliah. Penulis berharap persahabatan kita tetap
utuh hingga akhir hayat kita sebagai pengabdi bangsa dan negara ini. Demikan
juga teman – teman PPL SMP Negeri 2 Pematangsiantar Tahun 2011, adik-adik
kelas di kimia Asrina, Balqis, Fitri, Indra, Yuriska, Nisa, Rifzal, Surya Ana, Dinda
Astari serta kimia DIK A 2010, kimia DIK B 2009 dan kepada semua pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan namanya satu-persatu..
Penulis menyadari masih banyak kelemahan dalam penyusunan skripsi ini
baik dari segi isi, susunan maupun tata bahasa. Namun, penulis telah berupaya
dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
skripsi ini. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan terlebih kepada para peneliti berikutnya dalam melakukan
pengembangan penelitian.
Medan, Agustus 2012 Penulis,
PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERINTEGRASI DENGAN PENDIDIKAN
KARAKTER TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA DAN KARAKTER SISWA
Arief Suprapto (NIM 408331004) ABSTRAK
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Daftar Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Ruang Lingkup 5
1.3. Rumusan Masalah 5
1.4. Batasan Masalah 5
1.5. Tujuan Penelitian 6
1.6. Manfaat Penelitian 6
1.7. Defenisi Operasional 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis 8
2.1.1. Pendidikan Karakter 8
2.1.2. Peran Guru Dalam Character Building 10
2.1.3. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter di Sekolah 11 2.1.4. Integrasi Pendidikan Karakter dalam Contextual
Teaching and Learning 13
2.2. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual 17
2.2.1. Pengertian Pembelajaran Kontekstual 17
2.2.2 Peran Guru dan Siswa dalam CTL 19
2.2.3 Komponen Utama Pembelajaran Kontekstual 19 2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Contextual Teaching and Learning 23
2.2.5 Hasil Belajar 24
2.3. Materi Kimia 27
2.3.1 Sistem Koloid 27
2.3.2 Jenis-Jenis Koloid 28
2.3.3 Sifat-Sifat Koloid 28
2.3.4 Pembuatan Koloid 32
2.4 Kerangka Konseptual 35
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 39
3.2 Populasi dan Sampel 39
3.3 Variabel Penelitian 39
3.4 Instrumen Penelitian 40
3.5 Rancangan Penelitian 48
3.6 Teknik Pengumpulan Data 48
3.7 Teknik Analisis Data 51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 55
4.1. Hasil Penelitian 55
4.2. Analisis Data Hasil Penelitian 55
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 69
5.1. Kesimpulan 69
5.2. Saran 69
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Deskripsi Nilai Pendidikan Karakter 12
Tabel 2.2. Perbandingan Umum Sistem Dispersi Suspensi, Koloid,
dan Larutan 27
Tabel 2.3. Perbandingan Sistem Koloid 28
Tabel 3.1. Tabel Kisi-Kisi Tes Pada Materi Pokok Sistem Koloid 42 Tabel 3.2. Aspek Pengembangan Karakter Siswa Yang Diamati
Melalui Aktivitas 47
Tabel 3.3. Rancangan Penelitian 48
Tabel 3.4. Penolong Untuk Uji Normalitas Data 52
Tabel 4.1. Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 56 Tabel 4.2. Uji Normalitas data pre-tes, post-tes, dan gain 57
Tabel 4.3. Uji Homogenitas Dari Kedua Sampel 58
Tabel 4.4. Persentase Peningkatan Hasil Belajar 59
Tabel 4.5. Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar 60
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Diagram Prosedur Penelitian 50
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus 72
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 74
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa (LKS) 93
Lampiran 4 Instrument Penelitian 101
Lampiran 5 Lembar Observasi 111 Lampiran 6 Tabel Validasi Instrument Penelitian 112 Lampiran 7 Perhitungan Uji Validitas Tes 113 Lampiran 8 Perhitnugan Uji Reliabilitas Tes 115 Lampiran 9 Tabel Tingkat Kesukaran 116
Lampiran 10 Perhitungan Tingkat Kesukaran 117
Lampiran 11 Tabel Daya Beda Soal 119
Lampiran 12 Perhitungan Daya Beda 120
Lampiran 13 Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Dan Kontrol 122
Lampiran 14 Perhitungan Rata-Rata Simpangan Baku Pretest Kelas 123 Eksperimen dan Kelas Kontrol
Lampiran 15 Uji Normalitas Data Pre-test 124
Lampiran 16 Data Gain 126
Lampiran 17 Perhitungungan Rata-Rata Simpangan Baku Gain Kelas 128 Eksperimen dan Kelas Kontrol
Lampiran 18 Uji Normalitas Data Gain 129
Lampiran 19 Uji Homogenitas 131
Lampiran 20 Uji Hipotesis Hasil Belajar 133
Lampiran 21 Peningkatan Hasil Belajar 136
Lampiran 22 Data Hasil Observasi Dua Kelas 137
Lampiran 23 Hasil Distribusi Aktivitas Siswa 143
Lampiran 24 Dokumentasi Penelitian 149
Lampiran 25 Tabel F 154
Lampiran 26 Tabel r 157
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah proses mengubah perilaku peserta didik menjadi
dewasa yang mampu hidup mandiri sebagai anggota masyarakat dalam
lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada. Pendidikan tidak hanya
mencakup pengembangan intelektual saja, akan tetapi lebih ditekankan pada
proses pembinaan kepribadian anak didik secara menyeluruh sehingga anak
menjadi lebih dewasa (Sagala, 2009:3).
Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam
Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 pasal 3 yang menyatakan bahwa
“Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”. Tujuan pendidikan tersebut merupakan upaya dalam meningkatkan
sumber daya manusia Indonesia baik dari segi spiritual, kognitif, afektif, emosi,
sosial dan kemandirian yang merupakan wujud kepribadian bangsa yang
berkarakter.
Kurikulum yang cenderung lebih mementingkan pada perkembangan
kecerdasan otak akan menghasilkan peserta didik yang hanya cerdas secara
intelektual. Oleh karena itu, tidak mampu menghasilkan manusia yang cerdas,
beriman bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
Akibatnya yang dihasilkan oleh lembaga-lembaga pendidikan adalah
manusia-manusia yang hanya cerdas secara intelektual namun kurang cerdas secara
emosional dan spiritual (Widopo, 2011:26).
Kasus-kasus yang terjadi pada pelajar di Indonesia dipandang sebagai
akibat buruknya sistem pendidikan saat ini. Badan Narkotika Nasional (BNN)
menyebutkan jumlah pengguna narkoba di lingkungan pelajar SD, SMP, dan
SMA pada tahun 2006 mencapai 15.662 anak. Rinciannya, untuk tingkat SD
sebanyak 1.793 anak, SMP sebanyak 3.543 anak, dan SMA sebanyak 10.326
2
pelajar SD pengguna narkoba. Pada tahun 2003, jumlahnya baru mencapai 949
anak, namun tiga tahun kemudian jumlahnya meningkat tajam menjadi 1.793
anak. Selain itu, kalangan pelajar juga rentan terhadap tawuran, di kota-kota besar
seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan, tingkat tawuran antar pelajar sudah
mencapai ambang yang cukup memprihatinkan. Komnas Perlindungan Anak
mencatat perhari setidaknya ada 20 kali tawuran terjadi di Jakarta serta mencatat
naiknya pelanggaran terhadap anak hingga 98 persen dari 1.234 kasus pada 2010
dan naik ke angka 2.386 kasus tahun 2011 (Sindonews, 2011).
Berdasarkan data-data diatas maka sangat penting pendidikan karakter
diintegrasikan dalam pembelajaran. Melalui pendidikan karakter diharapkan
menghasilkan kepribadian yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral,
bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi
ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Melalui pendidikan karakter juga diharapkan
dapat mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan
membangun perilaku bangsa yang multikultur, meningkatkan peradaban bangsa
yang kompetitif dalam pergaulan dunia (Kemendiknas, 2011:2).
Menteri Pendidikan Nasional mencanangkan adanya pendidikan yang
berbasis karakter. Pemerintah menyatakan bahwa pada tahun 2011 telah
mengintegrasikan pendidikan karakter dalam kurikulum, silabus, dan RPP, mulai
dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai dengan Sekolah Menegah Atas
(Detik News, 2011). Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam kegiatan
belajar mengajar pada setiap mata pelajaran termasuk kimia. Kimia yang
merupakan salah satu mata pelajaran di SMA, dapat mengkaitkan pendidikan
karakter dalam kehidupan sehari-hari, mengingat kimia selalu ada di sekitar kita
dan kaya akan pesan moral yang dapat membantu dalam pembentukan karakter
siswa.
Menurut Situmorang (dalam Silitonga dan Situmorang, 2011:1)
Pengalaman pendidikan yang sering dihadapi oleh guru-guru kimia di SMA
adalah kebanyakan siswa menganggap bahwa pelajaran kimia sebagai mata
3
dalam mempelajarinya. Hal ini mungkin disebabkan oleh penyajian materi yang
kurang menarik, membosankan, dan terkesan menakutkan bagi siswa. Akibatnya
banyak siswa yang kurang menguasai konsep-konsep dasar pelajaran kimia.
Selain itu, pembelajaran kimia yang sampai saat ini belum mendapat
pemecahan secara tuntas adalah adanya anggapan pada diri siswa bahwa pelajaran
kimia sulit dipelajari dan dimengerti karena banyaknya konsep kimia yang
bersifat abstrak. Hal ini dikarenakan siswa tidak dapat mengenali konsep-konsep
kunci atau hubungan antara kunci dan konsep yang diperlukan untuk memahami
konsep tersebut. Oleh karena itu, banyak siswa yang tidak menyukai kimia dan
mengalami kegagalan dalam belajar kimia.
Untuk membangun pengetahuan siswa dalam belajar kimia maka akan
lebih bermakna jika siswa mengalami apa yang dipelajarinya, bukan
mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti
berhasil dalam kompetisi mengingat dalam jangka pendek, tetapi gagal dalam
membekali anak memecahkan masalah dalam kehidupan jangka panjang (Sagala.
2009 : 87). Dengan demikian, untuk mengembangkan penguasaan konsep
pelajaran yang baik dibutuhkan komitmen siswa dalam memilih belajar menjadi
sesuatu yang berarti, lebih dari sekedar menghafal yaitu dengan cara
meningkatkan kemauan siswa mencari hubungan konseptual kehidupan
sehari-hari dengan pengetahuan yang dimiliki dan yang sedang dipelajari di dalam kelas
(Silitonga dan Situmorang, 2011:1).
Berdasarkan hasil penelitian Widopo (2011) mengenai Pendidikan
karakter bagi anak-anak melalui serial televisi mampu merubah moral anak
menjadi lebih baik. Setelah menyaksikan tayangan program tersebut siswa
mengetahui cara menangani seorang pencuri, keinginan untuk melakukan
percobaan dikalangan siswa, menghargai jerih payah petani dalam menanam padi
sebagai makanan pokok petani, kedermawanan, kesediaan minta maaf bila berbuat
salah, dan memberi bantuan kepada orang lain yang membutuhkan. Selain itu
Berdasarkan penelitian Utami, (2011) mengenai Pendesainan Media Pembelajaran
Berintegrasi Pendidikan Karakter dengan Menggunakan Windows Movie Maker
4
belajar siswa secara berturut-turut yaitu 71,97%, 77,68% dan 82,85%. Menurut
penelitian Alex Sander Simanjuntak (2011) dengan menggunakan model
pembelajaran CTL dengan media power point meningkatkan hasil belajar kimia
siswa dengan tiga tingkatan refresentasi kimia sebesar 59,04% kemampuan
makroskopis, 61,67% kemampuan mikroskopis, dan 53,91% simbolik.
Berdasarkan masalah-masalah yang terjadi dan hasil penelitian maka
disimpulkan pengintegrasian pendidikan karakter dalam kegiatan belajar mengajar
sangat penting dilakukan dan berhasil dapat meningkatkan hasil belajar siswa
serta merubah karakter siswa menjadi lebih baik. Salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
terintegrasi dengan pendidikan karakter. Menurut Sagala (2009 : 87) CTL
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Salah satu topik kimia yang menekankan pada fenomena alam dan banyak
penerapanya dalam kehidupan sehari-hari adalah sistem koloid. Fenomena alam
yang berhubungan dengan sitem koloid adalah warna langit, terbentuknya delta di
muara sungai, pembuatan ice cream dan pembuatan jely.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini diberi judul
5
1.2Ruang Lingkup
Dalam penelitian ini yang akan menjadi ruang lingkup adalah sebagai
berikut:
1. Model pembelajaran yang digunakan Contextual Teaching and Learning
(CTL)
2. Pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter Terhadap Hasil Belajar Kimia
dan Karakter Siswa
3. Hasil belajar dilihat dari hasil evaluasi setelah diberi perlakuan
4. Pengetahuan dan kompetensi siswa dalam pembelajaran cenderung rendah
5. Strategi pembelajaran yang diberikan belum efektif
1.3Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah peningkatan hasil belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan CTL terintegrasi pendidikan karakter
lebih tinggi dari pada ceramah ?
2. Apakah karakter (sikap) siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan CTL terintegrasi pendidikan karakter lebih baik
dari pada ceramah ?
1.4Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan memberikan gambaran yang jelas
mengenai masalah yang diteliti, maka batasan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Subjek penelitian adalah siswa SMA XI IPA yang memperoleh
pembelajaran pada materi pokok sistem koloid.
2. Model Pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah CTL
6
3. Karakter yang diteliti meliputi aspek bertanggung jawab, saling
menghargai, percaya diri, dan disiplin
1.5Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diuraikan diatas, tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang mendapatkan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL terintegrasi
pendidikan karakter lebih tinggi dari pada ceramah
2. Untuk mengetahui karakter (sikap) siswa yang mendapatkan pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan CTL terintegrasi pendidikan karakter
lebih baik dari pada ceramah
1.6Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat memberikan gambaran dan pengetahuan dalam
penerapan pendekatan CTL terintegrasi pendidikan karakter pada pelajaran
kimia SMA. Selain itu hasil penelitian diharapkan bisa dijadikan referensi
untuk penelitian selanjutnya.
2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru yang
ingin mengembangkan pendidikan karakter pada pembelajaran kimia di
SMA.
3. Bagi Siswa
Pembelajaran ini diharapkan dapat memperoleh pengalaman baru yang
dapat memberikan motivasi dan semangat pada siswa dalam mempelajari
ilmu kimia melalui kehidupan sehari-hari serta dapat membentuk karakter
7
4. Bagi Sekolah
Dapat memberi masukan mengenai model yang tepat dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran kimia dan karater siswa untuk kemudian dapat
dikembangkan pada guru mata pelajaran lainnya.
1.7Defenisi Operasional
Untuk memperoleh kesamaan persepsi antara penulis dan pembaca serta
menghindari penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam proses
penelitian ini perlu didefenisikana, antara lain:
1. Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah model pembelajaran
yang mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pendidikan karakter adalah pendidikan yang menanamkan nilai-nilai
tertentu pada siswa, seperti nilai-nilai yang berguna bagi pengembangan
dirinya. Nilai-nilai tersebut antara lain adalah kecakapan komunikasi,
kreativitas, kemandirian, demokratis, bertanggung jawab, teliti, dan
disiplin.
3. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya, yakni peningkatan nilai dari hasil pretes dan
postes pada awal dan akhir pembelajaran yang bersifat kognitif dan afektif
untuk menunjukkan sejauh mana kemampuan dan pengetahuan siswa
terhadap pokok bahasan sistem koloid, serta perubahan karakter sikap
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam penelitian ini, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan menggunakan
pendekatan Kontekstual (CTL) diintegrasikan dengan pendidikan karakter
tidak lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar siswa
yang diajar dengan metode ceramah, dimana peningkatan hasil belajar
pada kelas eksperimen sebesar 55,3% sedangkan pada kelas kontrol
52,9%.
2. Karakter siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan Kontekstual
(CTL) diintegrasikan dengan pendidikan karakter lebih baik dibandingkan
dengan karakter siswa yang diajar dengan metode ceramah.
5.2Saran
1. Bagi mahasiswa dan peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut
mengenai pembelajaran kontekstual (CTL) ini, agar juga lebih
memperhatikan kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini sehingga
hasil yang diperoleh sesuai dengan harapan
2. Perlu dilakukan penelitian ulang terhadap pendekatan dan materi yang
sama atau pendekatan yang sama dengan materi yang berbeda dengan
memperhatikan kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini agar dapat
dilakukan perbandingan hasil yang diperoleh.
3. Bagi guru dan calon guru, menerapkan pembelajaran kontekstual (CTL)
yang diintegrasikan dengan pendidikan karakter dapat meningkatkan
karakter siswa.
4. Pendekatan kontekstual (CTL) dalam pembelajaran materi koloid kurang
efektif meningkatkan hasil belajar karena konsep koloid sudah bersifat
53
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2011), 18 Nilai Pendidikan Karakter di Sekolah / Madrasah. http:// mimifdatanjunganom.blogspot.com/2011/05/18-nilai-pen didikan-karakter-di sekolah.html (Di Akses 18 Februari 2012)
Amri, S. dkk., (2011), Implementasi pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran, Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta
Aqib, Z., (2011) Pendidikan Karakter Membangun Perilaku positif Anak Bangsa, Penerbit Yrama Widya, Bandung
Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), Penerbit Bumi Aksara, Jakarta
Detik News, (2011), Siswa PAUD-SMA Dapat Pendidikan Karakter Mulai Tahun Ajaran Baru, http://news.detik.com/read/2011/05/02/ 104751/1630105/10/ siswa-paud-sma-dapat-pendidikan-karakter-mulai-tahun-ajaran-baru (Di Akses 18 Februari 2012)
FMIPA UNIMED, (2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed
Kementerian Pendidikan Nasional, (2011), Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter (Berdasarkan Pengalaman di Satuan Pendidikan Rintisan), http://
pendikar.dikti.go.id/gdp/wp-content/uploads/Pedoman-pelaksanaan-Pendikar-18-Feb-2011.pdf (Di Akses 18 Februari 2012)
Kunandar, (2007), Guru Profesional Implementasi kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, Penerbit Rajagrafindo Persada, Jakarta
Nadhirin, (2010), Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning, http://nadhirin.blogspot.com/2010/03/model-pembelajaran-contextual-teaching.html (Di Akses 18 Februari 2012)
Purba, M., (2006) Kimia Untuk Kelas XI Semester 2, Penerbit Erlangga, Jakarta
Sagala, H. S., (2009) Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung
Sanjaya, W., (2010), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Penerbit Prenada Media Group, Jakarta
54
Silitonga, L, L., dan Situmorang, M., (2011), Efektivitas Media Audiovisual Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Pengajaran Sistem Koloid, Jurnal Pendidikan Kimia Vol 1 No. 1 Edisi April 2009 Hal 1-9
Sindonews, (2011) Komnas PA : Per hari Pecah 20 Kasus Tawuran Pelajar, http://www.sindonews.com/read/2011/12/20/ 437/544966/komnas-pa-per-hari-pecah-20-kasus-tawuran-pelajar (Di Akses 18 Februari 2012)
Sudjana, Nana., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung
Sudjana., (2005), Metode Statistika, PT Tarsito, Bandung.
Utami, R. M., (2011), Pendesainan Media Pembelajaran Berintegrasi Pendidikan Karakter Dengan Menggunakan Windows Movie Maker Pada Materi Pokok Sistem Koloid Di Kelas XI SMA. Skripsi, FMIPA UNIMED
Syafriani, D., (2012), Pengembangan Model Pembelajaran Dalam Upaya Membeuntuk Kepribadian Yang Berkarakter Mulia Dan Hasil Belajar Yang Tinggi Pada Materi Bentuk Geometri Molekul, Tesis, Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.