• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

Deden Tria Niamillah Za

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi YPPT Priatim Tasikmalaya Email: niamillah99@gmail.com

INFO ARTIKEL ABSTRAK Diterima

19 Desember 2020

Penelitian ini dilatar belakangi kenyataan di lapangan yang menemukan adanya gejala-gejala kinerja pegawai yang belum optimal di Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah Kabupaten Tasikmalaya. Diduga kuat hal ini di terjadi karena belum optimalnya budaya organisasi di badan tersebut. Dengan demikian peneliti merumuskan kajian utama penelitian tesis ini dengan judul “Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai di Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah Kabupaten Tasikmalaya”. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi mengenai budaya organisasi dan kinerja pegawai di Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah Kabupaten Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan peneliti pada penelitian ini yaitu penelitian analisis verifikatif. Penelitian ini dirancang dengan untuk mengumpulkan data dan diolah dimana didalamnya menyoroti hubungan variabel dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan dua cara: 1) studi kepustakaan (dokumentasi), berisi tentang informasi dari berbagai pihak seperti dokumentasi untuk mendapatkan data sekunder. 2) studi lapangan, meliputi observasi, wawancara dan angket untuk mendapatkan data primer.

Mengacu pada sejumlah data hasil penelitian dan hasil uji hipotesis dengan menggunakan analisis verifikatif, dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhdap kinerja pegawai.

Kata kunci:

budaya organisasi; kinerja

Pendahuluan

Sumber daya manusia merupakan asset terpenting bagi sebuah intansi atau sebuah perusahaan karena perannya yang sebagai subjek pelaksanaan kebijakan dan operasional sebuah intansi atau perusahaan. Agar sebuah intansi atau perusahaan tetap

(2)

eksis maka harus berani dalam menghadapi perubahan dan memenangkan persaingan.

Sumber daya yang lain seperti mesin, modal dan yang lainnya tidak akan berjalan tanpa peran penting dari sumber daya manusia.

Manusia dalam hal ini adalah pegawai atau karyawan yang berperan sebagai penggerak utama untuk menjalankan fungsi organisasi dan mewujudkan visi, misi serta tujuan yang akan dicapai sebuah organisasi. Organisasi pada dasarnya suatu wadah yang dapat menghimpun dan mempermudah manusia dalam bersosialisasi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Perbedaan sifat individu satu dengan yang lainnya itu merupakan ciri khas bagi seseorang sehingga kita dapat mengetahui bagaimana sifatnya.

Sama halnya dengan manusia, organisasi juga mempunyai sifat-sifat tertentu. Melalui sifat-sifat tersebut kita juga dapat mengetahui bagaimana karakter dari organisasi tersebut. Sifat tersebut kita kenal dengan budaya organisasi atau organization culture.

Menurut (Hidayat, 2020), Peningkatan SDM, yaitu sebagai perencana dari sistem dan aktivitas yang ada, pelaksana dari rencana aktivitas, pengarah dan pengendali dari kegiatan-kegiatan belajar, evaluasi, pemberdayaan dan masih banyak lagi.

Menurut (Hasibuan, 2015) manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan pengorganisasian, pelaksanaan dan pengontrolan terhadap sumber daya manusia dalam organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien .

Budaya organisasi juga mengandung nilai-nilai yang harus dipahami, dijiwai, dan dipraktikan bersama oleh semua individu atau kelompok yang terlibat didalamnya.

Adanya nilai-nilai ini akan membuat pegawai merasa nyaman bekerja, memiliki komitmen dan kesetiaan serta membuat pegawai berusaha lebih keras untuk meningkatkan kinerja pegawai yang kompetitif.

Kinerja mempunyai arti penting bagi pegawai, adanya penilaian kinerja berarti pegawai mendapat perhatian dari atasan, disamping itu akan menambah semangat kerja pegawai karena dengan penilaian kinerja ini memungkinkan pegawai yang berprestasi dipromosikan, dikembangkan dan diberi penghargaan atas prestasi, sebaliknya pegawai yang tidak berprestasi mungkin akan didemosikan atau diturunkan jabatannya.

Pengukuran kinerja organisasi perlu dilakukan dalam memastikan pemahaman para pelaksana dan mengukur pencapaian prestasi, memastikan tercapainya skema prestasi yang disepakati, memonitor dan mengevaluasi kinerja dengan perbandingan antara skema kerja dan pelaksanaan, memberikan penghargaan maupun hukuman yang obyektif atas prestasi pelaksanaan yang telah diukur sesuai sistem pengukuran yang telah disepakati, menjadikan sebagai alat komunikasi antara pegawai dan pimpinan dalam upaya memperbaiki kinerja organisasi, memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif dan mengungkapkan permasalahan yang terjadi.

Kinerja instansi pemerintahan sangat ditentukan oleh kinerja pegawai yang menjadi ujung tombak organisasi itu. Kesadaran para pegawai ataupun pimpinannya akan pengaruh positif budaya organisasi terhadap produktivitas organisasi akan memberikan motivasi yang kuat untuk mempertahankan, memelihara, dan mengembangankan budaya organisasi yang dimiliki, sehingga merupakan daya dorong yang kuat untuk kemajuan organisasi.

(3)

Berdasarkan hal tersebut, pengenalan, penciptaan dan pengembangan budaya organisasi dalam suatu organisasi mutlak diperlukan dalam rangka membangun organisasi yang efektif dan efisien sesuai dengan visi dan misi yang telah ditentukan dan hendak dicapai oleh organisasi yang bersangkutan dalam hal ini, yaitu Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah Kabupaten Tasikmalaya.

Berdasarkan penjajagan awal penulis di Dinas Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah Kabupaten Tasikmalaya, penulis menemukan gejala sebagai berikut:

1. Kurangnya kemandirian Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas atau kewajiban yang harus dijalankan. Contoh: setiap pegawai harus menyusun Sasaran Kerja Pegawai (SKP) masing-masing sesuai dengan PP No 30 Tahun 2009. berdasarkan kenyataan di lapangan penyusunan SKP tersebut dikerjakan oleh Sub Bagian Umum dan Kepagawaian.

2. Kurangnya inisiatif dalam melaksanakan tugas. Contoh: dalam hal bekerja masih menunggu intruksi atasan.

Permasalahan diatas diduga karena budaya organisasi yang belum sepenuhnya dijalankan berdasarkan ciri-ciri organisasi sebagai berikut:

1. Rendahnya tingkat kemandirian Pegawai Negeri Sipil dalam hal melaksanakan tugas yang seharusnya mereka laksanakan secara individual malah dikerjakan oleh bagian lain.

2. Sumber daya manusia / Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan dalam hal keagresifan atau dalam kecekatan.

Berdasarkan hal diatas penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut dengan judul:

“Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Di Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah Kabupaten Tasikmalaya”.

Berlandaskan pada latar belakang dan Problem statment yang telah diuraikan diatas dan pengkajian peneliti terhadap beberapa literatur kebijakan publik sebagai landasan peneliti dalam mengkaji permasalahan “Pengaruh Budaya Organisasi terhadap kinera pegawai di Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah Kabupaten Tasikmalaya”.

Kerangka pemikiran, akan lebih memudahkan pemahaman dalam mencermati arah atau jalur pembahasan dalam penelitian ini, yang disertai dengan paradigma penelitian untuk memberikan gambaran secara lebih rinci dan jelas mengenai keterkaitan antar variabel penelitian yang digunakan. Kerangka pemikiran ini pun disusun berdasarkan hasil pada telaah teoritis dan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh para peneliti lainnya.

Pengertian budaya organisasi menurut (Stephen, 2015) adalah sebuah persepsi umum yang dipegang oleh anggota organisasi, suatu system tentang kebertartian bersama.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan 7 karakteristik yang membentuk budaya organisasi yang dikemukakan oleh (Stephen P. Robbins, 2010) sebagai berikut :

1. Innovasi dan pengambilan resiko

(4)

2. Perhatian terhadap detail 3. Orientasi hasil

4. Orientasi orang 5. Organisasi tim 6. Keagresifan 7. Kemantapan

Pengertian kinerja pegawai menurut (Stephen, 2015) menyatakan bahwa hasil kerja baik secara kualitas maupun secara kuantitats yang dicapaioleh seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.

Pengukuran kinerja dalam penelitian ini didasarkan pada pendapat (Stephen P.

Robbins, 2010) yang mengemukakan 5 indikator untuk menilai kinerja pegawai antara lain:

1. Kualitas kerja 2. Kuantitas kerja 3. Produktivitas 4. Efektivitas 5. kemandirian

Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah explanatory research, yaitu penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel lain (Sugiyono, 2012).

Obyek penelitian pada penelitian ini yaitu pegawai yang ada di Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah Kabupaten Tasikmalaya.

Pengolahan data yang terkumpul dari hasil wawancara dan kuesioner dapat dikelompokan ke dalam tiga langkah, yaitu: persiapan, tabulasi, dan penerapan data pada pendekatan penelitian. Persiapan adalah mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan lembar kuesioner serta memeriksa kebenaran cara pengisian. Melakukan tabulasi hasil kuesioner dan memberikan nilai (scorring) sesuai dengan sistem penilaian yang telah ditetapkan. Kuesioner tertutup dengan menggunakan skala ordinal 1-5 pada setiap butir kuesioner, nilai yang diperoleh merupakan indikator untuk pasangan variabel independen X, dan variabel dependen Y. Data hasil tabulasi diterapkan pada pendekatan penelitian yang digunakan sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk mengetahui pengaruh Budaya Organisasi terhadap kinerja Pegawai, maka data diolah dengan menganalisa sikap responden terhadap setiap butir kuesioner untuk melihat hasil penilaian responden (positif/negatif), pelaksanaan variabel yang diteliti dengan menggunakan analisis Likert’s Summated Rating.

Setelah mengetahui sikap responden maka data tersebut di olah dengan perhitungan statistik untuk mengetahui tujuan dari perumusan masalah. Uji statistik tersebut antara lain:

1. Uji T 2. Uji F

(5)

3. Matrik Korelasi

4. Analisis koefesien determinasi

Hasil dan Pembahasan

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Di Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah Kabupaten Tasikmalaya

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa tentang pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai di Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah Kabupaten Tasikmalaya. Kondisi pelaksanaan budaya organisasi sudah dilaksanakan dengan baik dilihat dari dimensi yang ada tetapi pada kinerja pegawai sudah baik namun perlu peningkatan pada beberapa hal.

Uji statistik yang digunakan untuk uji hipotesis adalah menggunakan analisis verifikatif dimana sebelumnya dilakukan penyesuaian data dari ordinal ke interval dengan menggunakan method of successive intervals. Analisis verifikatif jalur digunakan untuk melihat adanya korelasi antar dimensi yang terdapat pada variabel X (budaya organisasi) dan variabel Y (kinerja pegawai). Dengan analisis tersebut diketahui besarnya pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai.

Besarnya pengaruh budaya organisasi terhdap kinerja pegawai sebesar 9,373%

dan sisa sebesar 90,627% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.

Supaya dapat menguji hipotesis, mengetahui besar pengaruh saja tidak cukup.

Oleh karena itu dilakukan uji F dengan bantuan aplikasi komputer khusus untuk olah data hasil penelitian, yaitu SPSS for Windows versi 20.0. Berdsarkan hasil perhitungan dengan SPSS tersebut diketahui nilai F hitung sebesar 87,845. Nilai F hitung ini kemudian dibandingkan dengan nilai F tabel dengan ketentuan jika Fhitung > Ftabel maka terdapat pengaruh, sedangkan jika Fhitung < Ftabel maka tidak ada pengaruh.

Adapun untuk menentukan F tabel harus menentukan dulu nilai probabilitas 0,05 dan derajat kebebasan ke-1 (dk 1) = k-1 = 2 – 1 dan derajat kebebasan ke-2 (dk 2) = n – k = 104 – 2 = 102 maka diperoleh F tabel sebesar 3,93. Setelah membandingkan F hitung dengan F tabel, ternyata diperoleh kenyataan bahwa Fhitung > Ftabel (87,845 >

3,93). Dengan demikian dapat dibuktikan bahwa terdapat pengaruh dari budaya organisasi terhadap kinerja pegawai di Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah Kabupaten Tasikmalaya.

Tingkat keeratan hubungan antara budaya organisasi dengan kinerja pegawai dapat dijelaskan dengan koefesien determinasi ganda (R) sebesar 0,457 dimana berdasarkan Tabel 4.29 koefesien korelasi ganda sebesar 0,457 dapat diketahui memiliki tingkat keeratan hubungan berada pada kategori sedang.

Kesimpulan

Berdasarkan berbagai temuan hasil penelitian yang berjudul “Pengaruh Budaya Organisasi terhdap Kinerja Pegawai di Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan

(6)

Daerah Kabupaten Tasikmalaya” dan sejumlah informasi hasil pengolahan data, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai di Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah Kabupaten Tasikmalaya

2. Budaya organisasi berpengaruh secara dignifikan terhadap kinerja pegawai.

Dimensi-dimensi pada budaya organisasi dalam pelaksanaannya sudah baik.

3. Kinerja pegawai di Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah Kabupaten Tasikmalaya dari keseluruhan dimensi sudah dilaksanakan dengan baik namun belum optimal.

4. Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai di Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah Kabupaten Tasikmalaya sebesar 9,373%.

Sedangkan 90,627% kinerja pegawai di Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah Kabupaten Tasikmalaya dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti oleh penulis seperti kepemimpinan, pengendalian, pemotivasian dan lain-lain.

(7)

BIBLIOGRAFI

Hasibuan. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Hidayat, A. (2020). Pengaruh Kompetensi dan Motivasi terhadap Kinerja Guru di Gugus II Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Revolusi Indonesia, 1(1), 1–12.

Stephen P. Robbins, dan M. C. (2010). Manajemen. Bandung: Erlangga.

Stephen, R. (2015). Perilaku Organisasi. Bandung: Penerbit Salemba Empat.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam data di atas yaitu nilai tanggung jawab di mana kita harus tetap memperhatikan orang tua kita, agar mereka tidak

Kurva Penawaran adalah grafik yang menggambarkan hubungan antara harga suatu barang/jasa dengan jumlah barang yang ditawarkan pada waktu dan tempat

tidak menjadi anggota/pengurus Partai Politik terhitung 5 (lima) tahun sebelum pendaftaran Seleksi Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Madya Kementerian Agraria dan

yang umumnya digunakan untuk data angin. Program ini dapat menggambarkan frekuensi terjadinya angin di masing-masing sektor arah dan kelas kecepatan angin untuk

Berdasarkan hasil penelitian dan analisisinya didapati kesimpulan bahwa Gambaran Profesionalisme Guru di Madrasah Ibtidaiyah Tahfidz Al-Asyhar Malang dapat di lihat

Berdasarkan penelitian tentang pajanan debu kayu (PM 10 ) dan gejala penyakit saluran pernafasan pada pekerja meubel sektor informal maka diperoleh simpulan sebagai berikut

The Emotional Reactivity Scale, sebagaimana solichatun, adalah skala yang dikembangkan oleh Prince-Embury yang mengungkap aspek-aspek regulasi emosi: antara lain,

Oleh yang demikian modul telah dihasilkan sebagai salah satu usaha bagi memastikan lulusan Kejuruteraan Awam mendapat pendedahan awal kepada perkara yang berkaitan dengan