• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "3. METODE PENELITIAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Petra 30

3. METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Didalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan definisi pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data – data yang valid dengan tujuan menemukan, membuktikan, dan mengembangkan pengetahuan dengan tujuan akhir yaitu untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam kasus tertentu menurut Sugiyono (2012). Selanjutnya, jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian eksplanatif dimana menurut Ariyanto (2012) jenis penelitian eksplanatif dilakukan untuk menemukan penjelasan tentang fenomena atau kejadian dan mengapa hal tersebut bisa terjadi. Jenis penelitian eksplanatif ini memiliki tujuan untuk menjelaskan hubungan antar variabel yang ada di dalam penelitian yaitu brand image, perceived risk, self congruity, terhadap customer loyalty OPPO yang akan dijelaskan secara naratif.

3.2. Populasi dan Sampel 3.2.1. Populasi

Menurut Sugiyono (2005), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang dapat ditetapkan oleh penulis untuk tujuan penelitian, untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini, populasinya adalah pengguna smartphone OPPO di Surabaya.

3.2.2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut dengan adanya batasan – batasan sehingga diasumsikan contoh dalam populasi yang ada (Sugiyono, 2005). Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling, yaitu teknik memilih sampel secara tidak acak, tidak memberi peluang atau dengan kata lain tidak semua populasi

(2)

memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel. Purposive sampling digunakan untuk menentukan siapa saja yang menjadi sumber data dari penelitian ini.

Teknik ini dipilih dikarenakan ada beberapa pertimbangan seperti batasan harus ditentukan agar jangkauan sampel tidak terlalu luas. Menurut Sugiyono (2007, p.96), purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel yang menggunakan pertimbangan tertentu. Batasan – batasan dalam penentuan sampel berpedoman pada Sekaran (2003), yaitu sebagai berikut :

1. Ukuran sampel yang baik berkisar antara 30 s/d 500.

2. Jika sampel dipecah menjadi beberapa subsampel (laki-laki/perempuan, tingkatan sekolah, gaji yang dipat, dan sebagainya), diperlukan adanya ukuran sampel minimum sebanyak 30 per kategori.

3. Di dalam penelitian multivariate (termasuk analisis regresi majemuk), ukuran sampel yang dikumpulkan harus lebih beberapa kali lebih besar (10 kali / lebih) dari jumlah variabel penelitian.

4. Dalam penelitian eksperimen sederhana yang memiliki kontrol yang ketat, memunginkan untuk menggunakan sampel dengan ukuran 10 s/d 20.

Jumlah sampel kemudian dihitung menggunakan rumus dari Lemeshow sebagai berikut:

(3)

Universitas Kristen Petra 32

Oleh karena itu, ditetapkan sampel dalam penelitian ini adalah 200 pengguna smartphone OPPO di Surabaya.

Sampel yang dipilih adalah pengguna smartphone OPPO yang berada di Surabaya dengan umur diatas 17 tahun. Hal ini dikarenakan target populasi sudah dapat menggunakan opini pribadi dalam proses pengambilan keputusan. Selain itu, sampel melakukan pembelian smartphone OPPO kurang lebih dari 2 tahun, untuk menghasilkan penelitian dengan hasil maksimal dimana responden masih dapat mengingat pengalaman dalam melakukan pembelian smartphone OPPO. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ditentukan adalah 200 sampel dalam pengisian kuesioner dan wawancara.

3.3. Jenis dan Sumber Data 3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif.

Dimana data yang diteliti menggambarkan realita yang disimbolkan secara numerik (dengan angka-angka). Data kuantitatif yang digunakan adalah dalam bentuk 5 skala Likert yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner kepada target penelitian.

3.3.2. Sumber Data

Dalam penelitian ini digunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. (1) Data primer merupakan data yang digunakan peneliti untuk menjawab dan menganalisis masalah dalam penelitian ini. Data primer didapatkan melalui jawaban responden terpilih pada kuesioner yang disebarkan oleh peneliti dan peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer adalah kuosioner. Adapaun kriteria responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengguna smartphone OPPO di Surabaya dengan minimal umur 17 tahun dan melakukan pembelian kurang dari 1 tahun. Dalam penelitian ini, penulis membagikan kuosioner kepada 200 responden, yaitu kepada masyarakat Surabaya dengan batasan yang telah disebutkan diatas. Alasan pemilihan responden tersebut adalah diharapkannya mereka dapat menjawab pertanyaan

(4)

kuosioner sesuai dan hasil dari penelitian ini objektif. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan data sekunder. (2) Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan secara tidak langsung dengan tujuan menyelesaikan masalah yang dihadapi maupun studi literature (Malhotra, 2005, p.121). Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh oleh peneliti berasal dari studi pustaka sebagai informasi pendukung penelitian ini. Sumber data sekunder dapat diperoleh dari internet, studi kepustakan, teori – teori pendukung, literatur, dan fenomena artikel yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang diterapkan dalam penelitian ini adalah secara studi lapangan. Pengumpulan data diperoleh dengan cara membagikan kuesioner kepada responden yang sesuai dengan kriteria, yaitu pengguna smartphone OPPO di Surabaya dengan batasan – batasan yang dijelaskan sebelumnya. Menurut Sugiyono (2007, p.142), Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab dengan pemberian nilai sehingga dapat diukur. Dalam penelitian, kuesioner dapat berupa pertanyaan maupun pernyataan (tertutup atau terbuka). Dalam penelitian ini, jenis kuesioner yang digunakan bersifat closed-ended quoestions (pertanyaan tertutup) dan dimana pernyataan dalam kuesioner yang dibagi menggunakan skala Likert, dimana merupakan skala yang dapat digunakan dalam pengurkuran beberapa hal seperti opini, persepsi seseorang, atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena seperti brand image, perceived risk, self congruity dan customer loyalty yang ingin diteliti oleh penulis.

Kuesioner yang dibagikan kepada responden disusun untuk mengetahui pengaruh brand image smartphone OPPO terhadap kepuasan pelanggan melalui variabel perceived risk dan self congruity. Pertanyaan pertama yang akan dinyatakan kepada responden adalah profil responden dari umur, dan persepsi mereka terhadap brand image smartphone OPPO yang mempengaruhi minat pembelian dari berbagai sumber aspek.

Dalam pengukuran skala Likert, maka variabel indikator direpresentasikan

(5)

Universitas Kristen Petra 34

(2007), jawaban dari setiap item instrumen akan dibagi menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dri sangat negatif hingga garadasi sangat positif, yang dapat dituang dalam kata – kata sebagai berikut:

- Sangat Tidak Setuju (STS) = 1 - Tidak Setuju (TS) = 2 - Antara Setuju dan Tidak (N) = 3

- Setuju (S) = 4

- Sangat Setuju (SS) = 5

Prosedur pengambilan data melalui kuesioner sebagai berikut:

a. Penyebaran kuesioner diawali dengan percobaan untuk mengukur instrumen pertanyaan atau pernyataan yang digunakan valid dan reliabel dalam penelitian. Bisa dianggap sebagai Pre-test disebarkan sebanyak 10 kuesioner kepada masyarakat Surabaya.

b. Menyebarkan kuesioner dengan tim yang terdiri dari 5 orang secara langsung di tempat – tempat pengguna atau pembeli Oppo Smartphone seperti Plaza Marina, WTC, dan Delta Plaza.

c. Mengumpulkan kembali kuesioner yang telah diisi dengan jawaban dari responden.

d. Masuk dalam proses analisa dan pengolahan data yang layak dengan menggunakan rumus – rumus perhitungan dan menggunakan bantuan program komputer PLS (Partial Least Square) untuk merumuskan hasil perhitungan penelitian.

Gambar 3.1 Proses Penyebaran Kuesioner

(6)

Sumber: Peneliti (2017) 3.5. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan cara dari peneliti untuk memberikan satu pemahaman yang sama terkait dengan sebuah teori atau pengertian yang ada didalam penelitian ini. Pemahaman yang sama tersebut ditujukan untuk pembaca dan responden dalam penelitian ini. Selain itu, definisi operasional juga digunakan untuk membantu menjelaskan tolak ukur atau indikator yang digunakan untuk menjawab variabel dalam penelitian ini. Berikut adalah indikator – indikator yang digunakan oleh peneliti:

3.5.1 Brand Image

Brand Image merupakan hasil representasi dan asosiasi yang timbul didalam persepsi konsumen terhadap merek yang dibentuk dari positioning perusahaan dengan informasi masa lalu. Hal ini berhubungan dengan background, budaya, keyakinan dan preferensi konsumen terhadap merek tersebut. Apabila citra merek didalam benak konsumen positif, maka akan mempengaruhi konsumen untuk melakukan tindakan pembelian. Definisi operasional brand image dalam penelitian ini adalah persepsi konsumen terhadap citra smartphone OPPO didalam benak mereka. Persepsi dapat diukur dengan attribut – attribut, asosiasi, sistem komunikasi dan pelayanan yang dimiliki oleh smartphone OPPO. Menurut Keller (1993), dimensi – dimensi utama sebagai indikator dalam pembentukan dan mempengaruhi citra sebuah merek adalah sebagai berikut

• BI1 : Tingkat awareness masyarakat terhadap attribut smartphone OPPO.

• BI2 : Asosiasi yang timbul di benak masyarakat terhadap smartphone OPPO.

• BI3 : Citra pelayanan brand smartphone OPPO.

• BI4 : Profesionalitas Brand benefit smartphone OPPO sesuai yang diharapkan dengan masyarakat.

• BI5 : Iklan produk smartphone OPPO sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat.

3.5.2 Self Congruity

(7)

Universitas Kristen Petra 36

Menurut Sirgy et al (1997), self congruity merupakan bagian dari kesesuaian atau kecocokan citra diri yang dimiliki oleh konsumen dengan citra produk, merek, atau perusahaan. Definisi operasional self congruity dalam penelitian ini adalah bagaimana keselarasan citra merek smartphone OPPO dengan citra merek pengguna.

Jika dalam konteks penelitian indikator yang keempat ideal social self congruity oleh (Schiffman & Kanuk, 2008) dibagi menjadi empat dimensi terlalu luas dimana pengukuran pemahaman sudut pandang kelompok yang ideal terhadap aktivitas pembelian barang atau jasa yang merepresentasikan status sosial. Oleh karena itu, indikator dalam self congruity adalah:

• SC1 : Actual self congruity; konsep diri pengguna seperti sifat dan karakter smartphone OPPO.

• SC2 : Social self congruity; cara pandang lingkungan sekitar dalam melihat konsumen dalam penggunaan smartphone OPPO.

• SC3 : Ideal self congruity; konsep diri yang sebenarnya ingin dicapai oleh individu dalam penggunaan smartphone OPPO.

3.5.3. Perceived Risk

Perceived risk merupakan ketakutan yang timbul apabila kurangnya informasi didalam benak konsumen terkait spesifikasi produk atau jasa, nilai dan manfaat yang akan diperoleh, ekspektasi akan dipenuhi atau tidak, sehingga dapat menimbulkan rasa tidak aman terhadap kesetiaan pelanggan tersebut. Definisi operasional perceived risk dalam penelitian ini adalah persepsi resiko yang akan timbul didalam benak konsumen ketika ingin melakukan pembelian smartphone OPPO. Indikator dalam pengukuran perceived risk didalam benak konsumen menurut (Keller, 2008:7), adalah :

• PR 1 : Functional risk ; smartphone OPPO memiliki nilai maupun manfaat yang sesuai dengan apa yang dipersepsikan didalam benak konsumen setelah melakukan pembelian.

• PR 2 : Physical risk ; smartphone OPPO memiliki karakteristik bentuk yang sesuai dengan yang diharapkan.

• PR 3 : Financial risk ; Harga yang dikeluarkan sepadan dengan kualitas yang didapat oleh pembelian smartphone OPPO.

(8)

• PR 4 : Social risk ; Apa kata sekitar dalam pembelian smartphone OPPO.

• PR 5 : Psychological risk ; penggunaan smartphone OPPO sesuai dengan citra diri secara psikologis konsumen.

• PR 6 : Time / Convenience risk ; Tidak ada jeda waktu terlalu lama dalam pembelian smartphone OPPO keluaran terbaru.

• PR 7 : Nondelivery risk ; Pembelian smartphone OPPO bisa ditemukan di banyak outlet tanpa harus menunggu pengiriman.

3.5.4. Customer Loyalty

Customer Loyalty didalam definisi oleh Kotler (2005:178), konsumen dapat dikatakan setia bukan diukur dari seberapa banyak produk yang dibeli oleh customer melainkan pembelian ulang yang dilakukan, dan apakah ia melakukan rekomendasi terhadap orang lain. Definisi operasional customer loyalty dalam penelitian ini adalah pengguna dari smartphone OPPO dalam membeli ulang dan merekomendasikan smartphone OPPO ke orang lain. Indikator dalam pengukuran customer loyalty didalam benak konsumen menurut (Kotler Keller, 2006:57), adalah :

• CL 1 : Repeat Puchase ; penguna smartphone OPPO setia dan melakukan pembelian ulang produk smartphone OPPO.

• CL 2 : Retention ; pengguna smartphone OPPO tahan terhadap pengaruh negatif mengenai perusahaan OPPO.

• CL 3 : Referalls; pengguna smartphone OPPO mau merekomendasikan produk tersebut terhadap teman dan keluarga.

3.6. Uji Hipotesis

(9)

Universitas Kristen Petra 38

Gambar 3.2. Diagram Jalur Untuk Pengujian Hipotesis.

Sumber: Olahan Peneliti (2017)

Kriteria pengujian: Berdasarkan data hasil output dari SmartPLS, jika nilai tstatistik > (lebih dari) 1,96, maka hipotesis Ha diterima, sebaliknya jika tstatistik ≤ (kurang atau sama dengan) 1,96 maka hipotesis Ha ditolak.

3.7. Teknik Analisis Data

Metode analisis kausalitas atau hubungan untuk menguji hipotesis yang diangkat digunakan dalam penlelitian ini. Metode analisis yang digunakan adalah SEM (Structural Equation Modeling) dengan menggunakan path diagram yang memungkinkan peneliti untuk menggunakan semua observed variable sesuai dengan model teori yang dibangun. Dalam penghitungan data yang diperoleh, program aplikasi yang digunakan adalah software SmartPLS.

3.7.1. Analisa Deskriptif

Menurut Sugiyono (2012), Analisa deskriptif merupakan metode analisis yang digunakan didalam penelitian dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secara mendalam dan objektif terhadap objek penelitian. Analisa deskriptif digunakan oleh peneliti dengan tujuan mendeskripsikan data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi di mana sampel tersebut diambil. Hasil analisa deskriptif dapat disajikan dalam bentuk tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi, dan perhitungan prosentase (Sugiyono, 2012).

3.7.2. Evaluasi Outer Model

Evaluasi outer model dilakukan didalam penelitian ini untuk menilai validitas dan reabilitas konstruk. Model ini mendefinisikan bagaimana setiap indikator menggambarkan variabel latennya. Uji yang dilakukan antara lain:

1. Convergent Validity. Nilai convergen validity adalah nilai loading faktor pada variabel laten dengan indikator-indikatornya. Nilai yang diharapkan > (lebih dari) 0,7.

2. Discriminant Validity. Nilai ini merupakan nilai cross loading faktor yang berguna untuk mengetahui apakah hasil konstruk memiliki diskriminan yang memadai yaitu

(10)

dengan cara membandingkan nilai loading pada konstruk yang dituju harus lebih besar dibandingkan dengan nilai loading dengan konstruk yang lain.

3. Composite Reliability. Data yang memiliki composite reliability > (lebih dari) 0,7 mempunyai reliabilitas yang tinggi.

4. Average Variance Extracted (AVE). Nilai AVE yang diharapkan > (lebih dari) 0,5.

3.7.3. Evaluasi Inner Model

Uji pada model struktural dilakukan untuk menguji hubungan antara konstruk laten yang ada didalam penelitian ini. Ada beberapa uji untuk model struktural yaitu sebagai berikut :

1. R-Square pada konstruk endogen. Nilai R-Square adalah koefisien determinasi pada konstruk endogen.

2. Estimate for Path Coefficients, merupakan nilai koefisen jalur atau besarnya hubungan/pengaruh konstruk laten. Dilakukan dengan prosedur Bootsrapping.

3. Prediction relevance (Q-square) atau dikenal dengan Stone-Geisser's. Uji ini dilakukan untuk mengetahui kapabilitas prediksi dengan prosedur blinfolding. Apabila nilai yang didapatkan 0,02 (kecil), 0,15 (sedang) dan 0,35 (besar). Hanya dapat dilakukan untuk konstruk endogen dengan indikator reflektif.

Gambar

Gambar 3.1 Proses Penyebaran Kuesioner

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan berkah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir dengan judul RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING LANGKAH KAKI DENGAN SENSOR MPU6050 BERBASIS ANDROID beserta seluruh isinya

Menetapkan : PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN ATAS PELAKSANAAN PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN

Agar dapat menentukan zona gempa yang tepat untuk mengaplikasikan dinding geser, maka harus dilakukan perhitungan gaya gempa terlebih dahulu. Karena belum adanya standar

Pewangi Laundry Rejang Lebong Beli di Toko, Agen, Distributor Surga Pewangi Laundry Terdekat/ Dikirim dari Pabrik BERIKUT INI TARGET MARKET PRODUK NYA:.. Kimia Untuk Keperluan

Shinto juga tidak memilik kitab suci, simbol ataupun nabi sebagai penemu atau penyebar agama pertama kali, jadi Shinto lahir dan berkembang secara alami dalam masyarakat,

6. Informed consent yang sudah di tanda tangani oleh pasien atau keluarga pasien disimpan dalam rekam medic.. Bila informed consent yang diberikan oleh pihak lain atau pihak ke

Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang terapetik dan kondusif, Untuk menghindari konflik adalah dengan menerapkan komunikasi yang efektif dalam