Kriteria PROPER
Pengendalian Pencemaran Air
2014
PENGUATAN KAPASITAS PROPER 2014
Sekretariat PROPER
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
Perbedaan Kriteria Air PROPER 2013 dibandingkan
Kriteria Air PROPER 2014 (1)
Aspek
Kriteria PROPER 2013
Kriteria PROPER 2014
Ketaatan terhadap
titik penaatan
HITAM
industri sawit yang
menerapkan Aplikasi
lahan (LA), ketaatan
pemantauan pada air
tanah dan tanah <
100%, tidak berlaku
untuk titik penaatan air
limbah.
MERAH
1. Terdapat titik penaatan
dan/atau air buangan/air limbah
pemanfaatan LA (untuk industri
sawit) yang tidak pernah dipantau
selama periode penilaian.
2. Untuk kegiatan Hotel, Rumah
Sakit dan Industri Pengolah
Limbah Domestik yang
menggunakan kembali air
limbahnya untuk penyiraman
tanaman;
3. industri sawit yang menerapkan
Aplikasi lahan (LA), ketaatan
pemantauan pada air tanah dan
tanah < 100%, tidak berlaku untuk
titik penaatan air limbah.
Perbedaan Kriteria Air PROPER 2013 dibandingkan
Kriteria Air PROPER 2014 (2)
Aspek
Kriteria PROPER 2013
Kriteria
PROPER
2014
Ketaatan
Terhadap
Parameter yang
dipantau
HITAM
a. Tidak pernah melakukan pemantauan seluruh parameter
yang dipersyaratkan selama periode penilaian sesuai
dengan:
1. izin pembuangan limbah cair;
2. baku mutu nasional atau provinsi
3. izin pemanfaatan lahan
b. Tidak melakukan pengukuran parameter pH,TSS, COD,
dan debit harian bagi perusahaan yang mempunyai
kewajiban pengukuran harian
HITAM
-Ketaatan
terhadap izin
HITAM :
Tidak mempunyai izin pembuangan air limbah (IPLC) ke
badan air, laut, atau land application.
Catatan:
Khusus industri sawit yang menerapkan land application
batasan BOD lebih besar dari 10.000 ppm mendapat
peringkat hitam Masukan agroindustri
HITAM
-Catatan:
-Perbedaan Kriteria Air PROPER 2013 dibandingkan
Kriteria Air PROPER 2014 (3)
Aspek
Kriteria PROPER 2013
Kriteria PROPER
2014
Ketaatan Terhadap
jumlah data tiap
parameter yang
dilaporkan
HITAM
a. Tidak pernah melaporkan data seluruh paramater
yang dipersyaratkan selama priode penilaian
b. Melaporkan data palsu
c. Tidak melaporkan data pengukuran parameter pH,
hrian dan/atau debit harian dan/atau TSS harian
dan/atau COD harian
HITAM
Melaporkan data
palsu
Ketaatan terhadap
pemenuhan baku
mutu
HITAM
1. Ada data hasil pemantaua melebihi 500% baku
mutu air limbah selama periode penilaian
2. tidak melakukan
pemantauan kualitas air laut
HITAM
Melampaui Baku
Mutu dan sudah
pernah dikenakan
sanksi
administrasi
Ketaatan terhadap
ketentuan teknis
HITAM
a. Tidak memenuhi seluruh ketentuan yang
dipersyaratkan dalam sanksi administrasi
b. Melakukan by pass
HITAM
Melakukan by pass
(membuang air
limbah ke
lingkungan tanpa
pengolahan)
ASPEK PENILAIAN
1. Ketaatan Terhadap Izin
2. Ketaatan Terhadap Titik Penaatan
3. Ketaatan Terhadap Parameter Baku Mutu Air Limbah
4. Ketaatan Terhadap Pelaporan Data Per Parameter
5. Ketaatan Terhadap Pemenuhan Baku Mutu :
a. Data Swapantau
b. Data Primer
1. KETAATAN TERHADAP
IZIN
Jenis Izin :
1. Izin Pembuangan Air Limbah ke sumber air
2. Izin Pembuangan Air Limbah ke Laut
3. Izin Pemanfaatan Air Limbah untuk Aplikasi Lahan
Industri Kelapa Sawit
4. Izin injeksi Air Limbah ke Formasi untuk Industri Migas
Semua industri wajib memiliki izin sesuai dengan
ketentuan yang dipersyaratkan untuk kegiatannya
1. Kriteria Ketaatan Terhadap Izin
Biru
Merah
Hitam
1. Mempunyai Izin Pembuangan Limbah
Cair (IPLC) ke badan air / Laut / Land
Application;
2. Izin dalam proses akhir (persyaratan izin
sudah lengkap)
Tidak mempunyai Izin Pembuangan Air
Limbah (IPLC) ke badan air / Laut / Land
Application (LA).
-2. KETAATAN TERHADAP
TITIK PENAATAN
Titik Penaatan :
“satu lokasi atau lebih yang dijadikan acuan untuk
pemantauan dalam rangka penaatan baku mutu air
limbah”
Semua industri wajib memantau seluruh titik penaatan
pembuangan dan/ atau pemanfaatan air limbah ke
lingkungan
Titik Penaatan
4
5
6
Manakah yang menjadi
titik penaatan ?
Unit 1 Unit 2 Unit 31
2
3
7
Unit 49
8
2. Kriteria Ketaatan Terhadap Titik Penaatan
Biru
Merah
Hitam
Memantau seluruh titik penaatan dan/atau air buangan
yang harus dikelola sesuai dengan peraturan
---a. Bagi Industri yang seluruh air limbahnya diserahkan ke pengolah ai rlimbah di kawasan, maka tingkat ketaatan dinyatakan 100% (disertai bukti kontrak kerjasama pengelolaan air limbah dengan pihak kawasan/estate regulation)
b. Bagi Industri Migas yang telah melakukan injeksi air terproduksi untuk kepentingan
pressure maintance ke formasi maka tingkat ketaatan 100%
c. Bagi industri yang proses produksinya menggunakan kembali (reuse/recycle) 100% air limbahnya dan sudah dilengkapi SOP pengelolaan air limbah dan logbook
pengelolaan air limbah, maka tingkat ketaatan dinyatakan100%
Terdapat titik penaatan dan/atau air buangan/air limbah
pemanfaatan LA (untuk industri sawit) yang tidak pernah dipantau selama periode penilaian.
Untuk kegiatan Hotel, Rumah Sakit dan Industri Pengolah Limbah Domestik yang menggunakan kembali air limbahnya untuk
penyiraman tanaman;
industri sawit yang menerapkan Aplikasi lahan (LA), ketaatan
pemantauan pada air tanah dan tanah < 100%, tidak berlaku untuk titik penaatan air limbah.
Catatan: Peringkat Merah, bagi industri yang memiliki IPLC ke laut,
namun tidak melakukan pemantauan kualitas air laut sesuai dengan IPLC
-3. KETAATAN TERHADAP PARAMETER BAKU
MUTU AIR LIMBAH
Parameter :
“unsur pencemar dalam air limbah yang wajib dipantau
(diukur)”
Kewajiban Pengukuran :
a.
Bulanan : parameter sesuai dalam baku mutu air limbah
b.
Harian : sesuai yang dipersyaratkan per jenis industri misalnya :
debit, pH, TSS (untuk pertambangan) dan COD (untuk industri
kimia)
Ketaatan parameter yang dipantau mengikuti hirarki :
a.Baku Mutu Izin yang menetapkan Baku Mutu Air Limbah;
b.Baku Mutu Daerah (Spesifik);
c. Baku Mutu Nasional (Spesifik);
d.Baku Mutu yang tercantum dalam dokumen AMDAL/UKL-UPL;
e.Baku Mutu sesuai Kepmen LH No. 51 LAMPIRAN C Golongan 1
CONTOH HIRARKI PENENTUAN
PARAMETER BAKU MUTU AIR
LIMBAH
No
Parameter
Kepmen LH No.
52 tahun 1995
Perda Jateng No.
10 tahun 2004
Hotel XXX
IPLC
1.
BOD
30
30
30
2.
COD
50
50
50
3.
TSS
50
50
50
4.
Minyak Lemak
-
5
5
5.
MBAS
-
5
5
6.
pH
6-9
6-9
6-9
7.
Coliform
-
400
300
8.
NH3 - N
-
-
10
PARAMETER BAKU MUTU AIR LIMBAH
Industri yang belum memiliki BMAL spesifik
:
• Industri manufaktur Prasarana dan Jasa : pH,
BOD, COD, TSS, Minyak dan Lemak, NH3, Hg,
Pb, Cd, Cr, Cr(+6), Ag, Zn, Sn, Ni, As, Cu;
• Industri Agro : pH, BOD, COD, TSS, Minyak dan
Lemak (Industri Teh hanya pH, BOD, COD, TSS)
• Industri Penambangan Mangan menggunakan
3. Kriteria Ketaatan Terhadap Parameter (1)
A. Memantau 100% seluruh
parameter yang
dipersyaratkan sesuai
dengan:
1. IPLC (Izin Pembuangan
Limbah Cair);
2. Baku Mutu Nasional atau
Provinsi;
Khusus untuk Industri Sawit
yang menerapkan Aplikasi
lahan (LA), parameter yang
dipantau untuk air limbah yang
di aplikasi, air tanah dan tanah
>90%. (Untuk parameter pH
dan BOD harus terpantau)
A. Memantau <100%
parameter yang
dipersyaratkan sesuai
dengan:
1. IPLC (Izin
Pembuangan Limbah
Cair);
2. Baku Mutu Nasional
atau Provinsi.
Khusus untuk Industri
Sawit yang menerapkan
Aplikasi lahan (LA),
parameter yang
dipantau untuk air
limbah yang di aplikasi,
air tanah dan tanah
<90%. (Untuk parameter
pH dan BOD harus
terpantau)
3. Lanjutan Kriteria Ketaatan Terhadap Parameter
(2)
B. Melakukan pengukuran
parameter pH, TSS, COD, dan
debit harian, bagi perusahaan
yang mempunyai kewajiban
pengukuran
C. Menghitung beban
pencemaran
B. Melakukan pengukuran
parameter pH, TSS, COD dan
debit harian, bagi perusahaan
yang mempunyai kewajiban
pengukuran
C. Tidak menghitung bebam
pencemaran
Biru
Merah
Hitam
1. Khusus industri Manufaktur, Prasarana, Jasa (MPJ) parameter Total Zat Padat Larut atau Total Dissolve
Solid (TDS) tidak dipertimbangkan dalam penilaian untuk badan air penerima ke laut;
2. Khusus Industri Agro yang belum memiliki baku mutu spesifik wajib mengacu kepada Kepmen 51 thn. 1995 Lampiran C Golongan 1 dengan parameter BOD, COD, pH, TSS, Minyak dan Lemak, sedangkan untuk industri Teh parameter hanya BOD, COD, pH, TSS;
3. Khusus Industri MPJ yang belum memiliki Baku Mutu spesifik wajib mengacu kepada Kepmen LH No. 51 Tahun 1995 Lampiran C golongan 1 dengan parameter BOD, COD, pH, TSS, Minyak dan Lemak, NH3, Hg, Pb, Cd, Cr, Cr(+6), Ag, Zn, Sn, Ni, As, Cu;
4. Industri Pertambangan Mangan, menggunakan Baku Mutu (BM) Tambang Nikel. 5. Ketaatan parameter yang dipantau mengikuti hirarki :
a. Baku Mutu IZIN (IPLC) yang menetapkan Baku Mutu Air Limbah; b. Baku Mutu Daerah (Spesifik);
c. Baku Mutu Nasional (Spesifik);
d. Baku Mutu yang tercantum dalam dokumen AMDAL/UKL-UPL; e. Baku Mutu sesuai Kepmen LH No. 51 LAMPIRAN C Golongan 1
4. KETAATAN TERHADAP PELAPORAN
DATA PER-PARAMETER
Melaporkan data secara lengkap selama periode
penilaian yang terdiri dari :
1.Pemantauan kualitas air limbah;
2.Produksi bulanan (riil) atau bahan baku;
3.Catatan pH dan debit harian air limbah yang dibuang.
4.Parameter TSS harian untuk pertambangan
5.Parameter COD harian untuk industri petrokimia,
Kawasan Kimia, Rayon dan Oleokimia dasar
CONTOH EVALUASI KETAATAN TERHADAP
DATA PER-PARAMETER YANG DILAPORKAN
Parameter Jul Agt Sep Okt Nov Des Ja
n Peb Mrt Apr Mei Jun Jmlhdata Ada data Persen
pH 7 7 8 7 8 10 8 7 7 8 7 7 12 12 100 BOD 25 19 28 20 15 30 34 22 19 23 27 20 12 12 100 COD 40 39 47 33 30 40 49 55 33 46 - 36 12 11 92 TSS 44 36 38 45 36 47 40 43 34 54 - 45 12 11 92 Paramet er Jul Agt Se
p Okt Nov Des Jan Peb Mrt Apr Mei Jun Jmlh dat a Ada dat a
Per
sen
pH
7
7
8
7
8
8
8
7
7
8
X
X
10
10 100
BOD
22 23 27 25 18
-
-
32 21 26
X
X
10
8
80
COD
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
X
X
10
0
0
TSS
47
-
34 45 36 47
4
0
43 34 45
X
X
10
9
90
Melaporkan data
secara lengkap sesuai
dengan yang
dipersyaratkan >90%
sebagai berikut:
1. Pemantauan
kualitas air limbah;
2. Produksi bulanan
(riil) atau bahan
baku;
3. Catatan debit
harian air limbah
yang dibuang.
4. Ketaatan Terhadap Jumlah Data per-Parameter Yang
Dilaporkan (1)
Biru
Merah
Hitam
Melaporkan data
sesuai dengan yang
dipersyaratkan
< 90% sebagai
berikut:
1. Pemantauan
kualitas air limbah
2. Produksi bulanan
(riil) atau bahan
baku;
3. Catatan debit
harian air limbah
yang dibuang.
Melaporkan data
palsu.
Tersedia data pemantauan harian minimal 90% dari seluruh data pemantauan rata-rata harian dalam satu bulan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku: a. Industri Petrokimia, Kawasan Industri, Rayon, Oleokimia Dasar parameter COD dan pH
b. Industri Minyak Goreng dan Keramik parameter pH c. Industri Pertambangan parameter pH dan TSS atau debit
d. parameter pH untuk Industri Agro sesuai yang dipersyaratkan
4. Ketaatan Terhadap Jumlah Data per-Parameter Yang
Dilaporkan (2)
Biru
Merah
Hitam
Tersedia data pH harian
dan/atau debit harian
dan/atau TSS harian
dan/atau COD harian,
setiap bulan tersedia
data < 90% dari data
pemantauan rata-rata
harian dalam satu bulan
sesuai dengan
peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Khusus industri kelapa
sawit yang menerapkan
aplikasi lahan jumlah
data per outlet dihitung
berdasarkan parameter
yang dipantau dikalikan
dengan frekuensi
pemantauan kemudian
dibagi dengan jumlah
total data yang harus
tersedia dalam satu
periode penilaian.
Tingkat ketaatan
pelaporan adalah >90%
4. Ketaatan Terhadap Jumlah Data per-Parameter Yang
Dilaporkan (3)
Biru
Merah
Hitam
Khusus industri kelapa
sawit yang menerapkan
aplikasi lahan jumlah
data per outlet dihitung
berdasarkan parameter
yang dipantau dikalikan
dengan frekuensi
pemantauan kemudian
dibagi dengan jumlah
total data yang harus
tersedia dalam satu
periode penilaian.
Tingkat ketaatan
pelaporan adalah
<90%.
CONTOH EVALUASI KETAATAN
TERHADAP DATA PER-PARAMETER
YANG DILAPORKAN (1)
Param
eter Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Peb Mrt Apr Mei Jun BMAL Data %
pH 7 7 8 7 8 10 8 7 7 8 7 7 6-9 12 11 92
BOD 25 19 28 20 15 30 34 22 19 23 27 20 30 12 11 92
COD 40 39 47 33 30 40 49 55 33 46 - 36 50 11 10 91
TSS 44 36 38 45 36 47 40 43 34 54 - 45 50 11 10 91
Param
eter Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Peb Mrt Apr Mei Jun BMAL Data %
pH 7 7 8 7 8 8 8 7 7 8 X X 6-9 10 10 100
BOD 22 23 27 25 18 - - 32 21 26 X X 30 8 7 88
COD - - - X X 50 0 0 0
CONTOH EVALUASI KETAATAN
TERHADAP DATA PER-PARAMETER
YANG DILAPORKAN (2)
Param
eter Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Peb Mrt Apr Mei Jun BMAL Data %
pH 9 8 8 7 7 7 8 8 8 7 8 7 6-9 12 11 100 BOD 23 29 18 24 25 23 27 28 21 21 26 22 30 12 11 100 COD 45 49 37 43 40 44 52 55 32 41 40 33 50 12 10 83 TSS 36 35 36 41 32 43 48 48 36 43 31 42 50 12 12 100 Para mete r Jul Agt Se
p Okt Nov Des Jan Peb Mrt Apr Mei Jun BMAL Data
%
pH
7
8
9
9
8
7
7
8
8
9
7
100
6-9
12
12 100
BOD 24 22
23 27
28 18 21
20
23
34 46
152
30
12
9
75
CO
D
41 36
43
31 42 41 32 43 40 48
88 212
50
12
10
83
TSS
40 39
55
33 30 40 49
45
33
74 105 204
50
12
8
67
5. KETAATAN TERHADAP BAKU MUTU AIR
LIMBAH
Evaluasi Penaatan Baku Mutu Air Limbah
dilakukan terhadap
:
A. Data Swapantau Bulanan
1.Kualitas Air Limbah
2.Data harian air limbah (debit, pH, TSS, COD)
3.Beban Pencemaran
B. Data Primer
Perusahaan dapat melakukan split sampel terhadap data
yang diambil Tim Proper.
Pengambilan split sampel harus dituliskan dalam berita
acara pengawasan
5. KETAATAN TERHADAP BAKU MUTU
AIR LIMBAH
Khusus Rumah Sakit: parameter sesuai Kepmen Nomor 58
tahun 1995 : NH3 bebas, Fospat, pH, BOD, COD, TSS, E-Coli.
Tetapi untuk parameter NH3 bebas dan Fosfat tidak masuk
dalam penilaian baku mutu
Data Swapantau
Perusahaan (Sekunder). Data hasil pemantauan memenuhi ≥ 90 % baku mutu dalam satu periode penilaian tiap titik penaatan tiap parameter dalam
periode penilaian
memenuhi baku mutu dari data yang dilaporkan.
Pemantauan kontinyu data hasil pemantauan
memenuhi ≥ 95% ketaatan dari data rata-rata harian yg dilaporkan stiap bulan dalam kurun waktu 1 tahun
5. Kriteria Ketaatan Terhadap Baku Mutu Air Limbah (1)
Biru
Merah
Hitam
Data Swapantau
Perusahaan (Sekunder). Data hasil pemantauan memenuhi <90 % baku mutu dalam satu periode penilaian tiap titik penaatan tiap parameter pada setiap titik penaatan. Data hasil pemantauan parameter pH harian dan/atau debit harian dan/atau COD harian
memenuhi ≤95% ketaatan dari data rata-rata harian yang dilaporkan setiap bulan dalam kurun waktu satu tahun
-Untuk kegiatan pertambangan di lepas pantai (off shore), titik penaatan ambient air laut sesuai dengan AMDAL. Data hasil pemantauan parameter TSS dan kekerusahan
memenuhi ≥ 95% contoh tambang timah dengan menggunakan kapal keruk/ kapal hisap memenuhi baku mutu TSS dan kekeruhan. Titik penaatan ambient air laut
sesuai dengan Amdal
Memenuhi Beban pencemaran dalam peraturan telah
memenuhi ≥ 90%
5. Kriteria Ketaatan Terhadap Baku Mutu Air
Limbah(2)
Biru
Merah
Hitam
Data hasil pemantauan parameter TSS dan kekeruhan memenuhi < 95% ketaatan
memenuhi Beban pencemaran dalam
peraturan telah memenuhi <90 ketaatan
-5. Ketaatan Terhadap Baku Mutu Air Limbah (3)
Biru
Merah
Hitam
Catatan:
1. Pengambilan sampel air limbah oleh Tim PROPER dapat dilakukan di luar periode penilaian PROPER
2. Perusahaan dapat melakukan split sampel pada saat pengambilan data primer oleh Tim PROPER.
3. Khusus industri sawit yang menerapkan land application batasan BOD lebih besar dari 10.000 ppm mendapat peringkat hitam .
4. Khusus industri tambang timah dengan menggunakan kapal keruk atau kapal hisap memenuhi baku mutu TSS dan kekeruhan.
5. Khusus rumah sakit parameter NH3 bebas dan fosfat tidak masuk dalam penilaian pemenuhan baku mutu.
Data Pemantauan
Tim PROPER
(Primer)
Data hasil
pemantauan
memenuhi 100 %
baku mutu pada saat
pengambilan sampel
dilapangan
Data hasil
Pemantauan Tim
PROPER (Primer)
Data hasil
pemantauan terdapat
paramater yang
melebihi baku mutu
-Contoh Matrik Penaatan Parameter,
Pelaporan dan Baku Mutu (1)
No.
PELAPORAN PARAMETER PEMENUHAN BAKU MUTU
Parameter Jumlah data pemantauan sesuai peraturan / izin Jumlah data yang dilaporkan Tingkat Ketaatan Jumlah Parameter yang dipantau sesuai peraturan / izin Jumlah Paramater Pemantauan (sesuai Ketentuan) Tingkat Ketaatan Jumlah data yang tidak memenuhi baku mutu (100 % < x < = 500%) Tingkat Ketaatan Jumlah data yang tidak memenuhi baku mutu ( x > 500%) Keterangan 4 4 100% 0 1 pH 12 12 100% 1 92% -2 BOD 12 12 100% 1 92% -3 COD 12 11 92% 1 91% 4 TSS 12 11 92% 1 91%
Tingkat Ketaatan Pelaporan 92% Tingkat Ketaatan
Parameter 100%
Tingkat Ketaatan Pemenuhan Baku
Contoh Matrik Penaatan Parameter,
Pelaporan dan Baku Mutu (2)
No.
PELAPORAN PARAMETER PEMENUHAN BAKU MUTU
Parameter Jumlah data pemantauan sesuai peraturan / izin Jumlah data yang dilaporkan Tingkat Ketaatan Jumlah Parameter yang dipantau sesuai peraturan / izin Jumlah Paramater Pemantaua n (sesuai Ketentuan) Tingkat Ketaatan Jumlah data yang tidak memenuhi baku mutu (100 % < x < = 500%) Tingkat Ketaatan Jumlah data yang tidak memenuhi baku mutu ( x > 500%) Keterangan 4 3 75% 0 1 pH 10 10 100% 0 100% -2 BOD 10 8 80% 1 88% -3 TSS 10 9 90% 0 100%
Tingkat Ketaatan Pelaporan 80% Tingkat Ketaatan Parameter 75%
Tingkat Ketaatan Pemenuhan Baku Mutu 88% 0
6. KETAATAN TERHADAP
KETENTUAN TEKNIS
1.
Laboratorium terakreditasi
2.
Saluran air limbah : kedap dan tidak tercampur drainase
3.
By pass
4.
Pengenceran
5.
Alat ukur debit
Ketentuan teknis : saluran air limbah, by pass, pengenceran
4
5
Saluran air hujan
Unit 1 Unit 2
1
2
3
7
Unit 3 Air bersih8
Saluran air hujan
6
Manakah yang merupakan saluran by pass, pengenceran, penggabungan saluran air limbah
dengan air hujan?
6. Kriteria Ketaatan Terhadap Ketentuan Teknis
BIRU
1. Menggunakan jasa laboratorium eksternal atau internal yang sudah terakreditasi atau yang ditunjuk oleh gubernur.
2. Memisahkan saluran air limbah dengan limpasan air hujan. 3. Membuat saluran air limbah yang kedap air.
4. Memasang alat pengukur debit (flowmeter). 5. Tidak melakukan pengenceran.
6. Tidak melakukan by pass air limbah.
7. Memenuhi seluruh ketentuan yang dipersyaratkan dalam sanksi administrasi.
8. Tambahan persyaratan teknis untuk industri sawit yang menerapkan land application harus memenuhi ketentuan teknis:
a. dilakukan pada lahan selain lahan gambut.
b. Dilakukan pada lahan selain lahan dengan permeabilitas lebih besar 15 cm/jam. c. Dilakukan pada lahan selain lahan dengan permea bilitas kurang 1,5 cm/jam. d. Tidak boleh dilaksanakan pada lahan dengan kedalaman air tanah kurang dari 2
meter.
e. Tidak ada air larian (run off) yang masuk ke sungai.
f. Tidak melakukan pengenceran air limbah yang dimanfaatkan.
g. Tidak membuang air limbah pada tanah di luar lokasi yang ditetapkan dalam Keputusan.
h. Tidak membuang air limbah ke sungai bila melebihi ketentuan yang berlaku.
MERAH
1. Tidak memenuhi salah satu persyaratan teknis;2. Tidak memenuhi sebagian ketentuan yang dipersyaratkan dalam sanksi administrasi.
HITAM Melakukan by pass (membuang air limbah ke lingkungan tanpapengolahan)
Catatan: Khusus Industri pertambangan, energi, dan migas tidak wajib memasang flowmeter pada saluran air limbah drainase dan cooling water.