• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Sebagail bahan perbandinganl penulis untukl memperdalam pengetahuanl serta memperkayal bahan lkajian, makal penulis telahl melihat danl membaca penelitianl yang terdahulul berhubungan denganl analisa pemberian kredit. Dalam perbandingannya penulis tidak menemukan judul yang sama dengan judul yang akan diteliti, akan tetapi penulisl membandingkan denganl bahan kajianl yang masihl terhubung denganl topik yangl akan

ldibahas. Adapunl penelitian dijadikanl acuan denganl materi yangl akan dikajil adalah sebagail

lberikut :

Pengertian Bank Perkreditan Rakyat (BPR) menurut Hasibuan (2004:38) adalahl bank yangl tidak memberikanl jasa dalaml lalu lintasl pembayaran, yangl dalam pelaksanaanl kegiatan usahanyal dapat secaral konvensional ataul berdasarkan prinsipllsyariah.

1. Menurutl Meliza Efriani, Ratna Widayati (2019) tentang AKTIVITAS PEMBERIAN KREDIT USAHA PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT BATANG KAPAS yang dibahas dalam penelitian yaitu mengetahui dan memahami proses dalam pelaksanaan pemberian, pemantauan, dan pengembangan kredit di PT. BPR Batang Kapas. Manajemen kredit di PT. BPR Batang Kapas dimulai dari Permohonan Kredit, Pemeriksaan Permohonan Kredit, Analisis Kredit, Persetujuan Kredit, Realisasi Kredit dan Pengawasan Kredit. Pengembangan kredit di PT. BPR Batang Kapas mengalami peningkatan setiap tahunnya. Kredit bermasalah yang terjadi di PT. BPR Batang Kapas disebabkan oleh debitur yang kesulitan mengembalikan bunga kredit dan biaya bank yang menjadi beban debitur yang bersangkutan. Penyelesaian kredit bermasalah oleh PT. BPR Batang Kapas dilakukan dengan menerbitkan surat tunggakan, memberikan keringanan pembayaran bunga, keringanan tunggakan pokok dan mendesak debitur untuk menjual agunan atau melelang agunan. Metode yang dilakukan oleh PT. BPR Batang Kapas dalam rangka menekan kredit bermasalah.

2. Menurut I Gusti Bagus Fradita Anggriaawan (2017) tentang ANALISIS PRINSIP 5C DAN 7P DALAM PEMBERIAN KREDIT UNTUK MEMINIMALISIR KREDIT BERMASALAH DAN MENUNGKATKAN PROFITABILITAS

(2)

a. Cara menghindari kredit bermasalah pada PT. BPR. Pasar Umum yaitu terus melakukan pembinaan, pengecekan langsung ke lokasi usaha debitur untuk mengetahui apa penyebab dari kredit bermasalah ini, sehingga cara meminimalisir resiko kredit bermasalah dapat dilakukan dengan Penghematan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu penjadwalan ulang yang pertama untuk memperpanjang jangka waktu kredit dalam hal ini debitur. diberikan keringanan dalam hal syarat kredit, baik dalam hal pelunasan bunga maupun pelunasan pokok utang. Kedua, memperpanjang jangka waktu angsuran, hal ini hampir sama dengan memperpanjang jangka waktu kredit. Namun jangka waktu pelunasan angsuran kredit tersebut diperpanjang misalnya dari 36 kali menjadi 48 kali dan hal ini tentunya akan mempengaruhi jumlah angsuran yang harus dibayar. Upaya atau cara untuk mendapatkan keuntungan yang diperoleh bank sebagian besar bersumber dari pinjaman yang dipinjamkan/disalurkan.

Kemudian tingkat keuntungan ini sangat tergantung pada kelancaran kredit yang diberikan kepada debitur. Namun jika di sini ada kredit macet yang berujung pada kredit macet dan merugikan, tingkat profitabilitas pasti akan terganggu.

b. Adapun faktor penyebab sering terjadinya kredit bermasalah adalah, pertama nasabah mengalami penurunan omzet penjualan dalam usahanya, kemudian nasabah mengalami musibah hingga sakit (opnama) sehingga nasabah kesulitan mengelola usahanya. yang mengakibatkan tunggakan pembayaran angsuran kredit, maka nasabah nakal dan mempunyai kemampuan untuk membayar, tetapi tidak mau membayar, ada juga yang di PHK.

Dapatl disimpulkan daril hasil penelitianl terdahulul didapat persamaanl antara topikl lpenulis, aktivitas pemberian kredit, prosedur pemberian kredit, permohonan Kredit, pemeriksaan berkas Permohonan Kredit, analisa kredit, persetujuan kredit. Perbedaan yang ada yaitu penerapan prinsip 5c dan 5P, kehati- hatian dalam pemberian kredit, penyebab dan cara penanganan dari adanya penunggakan pembayaran kredit, sedangkan penulis hanya fokus untuk membahas mengenai pemberian kredit.

B. Landasan Teori

1. Tinjauan Umum Tentang Bank

Berdasarkanl Pasal 1l ayat 2l Undang-Undangl Republik Indonesial Nomor 10l Tahun 1998l tentang Perubahanl Atas Undang-Undangl Nomor 7l Tahun 1992l Tentang

(3)

lPerbankan, yangl dimaksud denganl Bank adalahl badan usahal yang menghimpunl dana daril masyarakat dalaml bentukl tabungan danl menyalurkannyal kepada masyarakatl dalam bentukl dana kreditl atau bentukl lainnya dalaml rangka meningkatkanl taraf hidupl rakyat lbanyak. Fungsil umum daril bank adalahl sebagai lembagal penghimpun danal dari lmasyarakat, danl kemudian menyalurkannyal kembalil ke masyarakatl dalam bentukllkredit.

2. Tinjauan Umum Tentang Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bankl Perkreditan Rakyatl (BPR) adalahl Bank yangl melaksanakan kegiatanl usaha secaral konvensional ataul berdasarkan prinsipl syariah, yangl dalam kegiatannyal tidak memberikanl jasa dalaml lalu lintasllpembayaran.

Kegiatanl BPR jauhl lebih sempitl jika dibandingkanl dengan kegiatanl bank umuml karena BPRl jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum karena BPR dilarang menerima simpanan giro, kegiatan valas, dan peransuransian. Contoh dari kegiatan BPR yaitu :

a. Menghimpunl dana daril masyarakat dalaml bentuk simpananl berupa depositol berjangka, ltabungan, dan ataul bentuk lainnyal yang dipersamakanl dengan litu.

b. Menyalurkan kredit.

c. Menyediakan pinjaman danl penempatan danal berdasarkan Prinsipl Syariah, sesuail dengan ketentuanl yang ditetapkanl oleh BankllIndonesia.

d. Menempatkanl dananya dalaml bentuk Sertifikatl Bank Indonesial (SBI), depositol berjangka, sertifikatl deposito, danl atau tabunganl pada banklllain.

3. Tinjauan Umum Tentang Kredit

Kredit berasal dari bahasa Yunani credere yang berarti kepercayaan. Secara umum kredit berarti kemampuan untuk memberikan pinjaman dengan suatu janji yang akan dibayar sesuai dengan waktu yang disepakati. Sedangkan pengertian kredit menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan adalah: Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga

(4)

4. Pengertian Kredit menurut Otoritas Jasa Keuangan

Kredit adalah fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli suatu produk dan membayarnya kembali dalam jangka waktu tertentu dengan bunga. Menurut Undang-Undang Perbankan, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan perjanjian atau perjanjian pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain, yang mewajibkan peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan disertai bunga. Kredit diberikan oleh bank umum konvensional, bank perkreditan rakyat, dan pegadaian.

5. Unsur-unsur Kredit

Adapunl unsur-unsurl di dalaml pemberian suatul fasilitas kreditl adalah sebagail berikutl (Kasmir, Edisi Revisi 2014:86)

1. Kepercayaan. Yaitul suatu keyakinanl pemberi kreditl bahwa kreditl yang diberikanl akan lbenar -benar diterimal kembali dimasal tertentu dimasal datang. Kepercayaanl ini diberikanl oleh lbank, dimana sebelumnyal sudah dilakukanl penelitian penyelidikanl tentang nasabahl baik secaral interen maupunlleksteren.

2. Kesepakatan. Yaitul adanya kesepakatanl antara pemberil kredit danl penerima

lkredit. Kesepakatanl ini dituangkanl dalam suatul perjanjian dimanal masing- masingl pihak menandatanganil hak danllkewajibannya.

3. Jangkal Waktu.Setiapl kredit yangl diberikan memilikil jangka waktul tertentu, jangkal waktu inil mencakup masal pengembalian kreditl yang telahl disepakati.

Jangkal waktu tersebutl bisa berbentukl jangka lpendek, jangkal menengah ataul jangka lpanjang.

4. Risiko. Adanyal suatu tenggangl waktu pengembalianl akan menyebabkanl suatu risiko tidak tertagihnya / macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakinl besar risikonyal demikian pulal sebaliknya. Risikol ini lmenjadi tanggungan lbank, baikl risiko yangl disengaja olehl nasabahyangl lalai, maupunl oleh risikol yang tidakl ldisengaja.5l.Balas lJasa. Merupakanl keuntungan latas pemberian suatul kredit ataul jasa tersebutl yang kital kenal denganllbunga.

6. Fungsi Kredit

(5)

Pemberianl suatu fasilitasl kredit mempunyail fungsi ltertentu. Adapunl fungsi utamal dalam pemberianl suatu lkredit, sebagai lberikut : (Kasmir, Edisi Revisi 2014:89) a. Untukl meningkatkan dayal guna luang.Denganl adanya kreditl dapat meningkatkanl daya gunal uang, maksudnyal jika uangl hanya disimpanl saja tidakl akan menghasilkanl sesuatu yangl berguna. Denganl diberikannya lkredit, uangl tersebut menjadil berguna untukl menghasilkan barangl atau jasal oleh penerimallkredit.

b. Untukl meningkatkan peredaranl dan lalul lintas luang.Dalaml uang lyang diberikan akanl beredar daril satu wilayahl ke wilayahl lainnya sehinggal suatu daerahl yang kekuranganl dana denganl memperoleh kreditl maka daerahl tersebut akanl memperoleh tambahanl dana daril daerah llainnya.

c. Untukl meningkatkan dayal guna lbarang.Kreditl yang diberikanl oleh bankl akan digunakanl oleh (debiturl) untuk mengolahl barang yangl tidak bergunal menjadi bergunal atau lbermanfaat.

d. Meningkatkanl peredaran lbarang.Kreditl dapat pulal menambah latau memperlancar arusl barang daril satu wilayahl lainnya sehinggal jumlah barangl yang beredarl dari satul wilayah kel wilayah lainnyal bertambah ataul kredit dapatl pula meningkatkanl jumlah barangl yang lberedar.

e. Sebagail alat stabilitasl ekonomi. Denganl memberikan kreditl dapat ldikatakan sebagai stabilitasl ekonomi, karenal dengan adanyal kredit yangl diberikan lakan menambah jumlahl barang yangl diperlukan olehl masyarakat. Kemudianl dapat pulal kredit membantul dalam mengeksporl barang daril dalam negeril ke lluar negeri, sehinggal meningkatkan devisallnegara.

f. Untukl meningkatkan kegairahanl berusaha.Bagil penerima kreditl tentu lakan dapat meningkatkanl kegairahan lberusaha, apalagil bagi nasabahl yang lmemang modalnya lpas –pasan.

g. Untukl meningkatkan pemerataanl pendapatan.Semakinl banyak kreditl yang

ldisalurkan, akanl semakin lbaik, terutamal dalam hall meningkatkan lpendapatan.

Jika sebuah kredit diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentul membutuhkan tenagal kerja. Untukl meningkatkan lhubungan internasional.Dalaml hal pinjamanl internasional akanl dapat lmeningkatkan salingl membutuhkan antaral penerima kreditl dengan pemberil kredit.

(6)

Pemberianl kredir olehl negara lainl akan meningkatkanl kerja samal di lbidang

llain.

7. Jenis Kredit

Secaral umum jenisl kredit dapatl dilihat daril berbagai lsegi, antaral lainl (Kasmir, Edisi Revisi 2014:90)

a. Dilihatl dari tujuanllpenggunaan 1) KreditllInvestasi

Kreditl investasi biasanyal digunakan untukl keperluan perluasanl usaha ataul membangun proyekl atau pabrikl baru.Contohl kredit linvestasi, misalnya : Untukl membangun pabrikl atau membelil mesin –mesinl untuk lmemproduksi.

2) Kreditl Modal lKerja

Kreditl Modal Kerjal biasanya digunakanl untuk lkeperluan meningkatkan produksil dalam loperasional.Contohl kredit modall kerja,

lmisalnya : Untukl membeli bahanl baku, membayarl gaji pegawail atau lbiaya – biaya lainnyal yang berkaitanl dengan prosesl produksi lperusahaan.

b. Dilihatl dari segil tujuan lkredit 1) Kreditllkonsumtif

Kreditl konsumtif biasanyal diberikan secaral pribadi. Kreditl ini lbiasanya dipakai untukl membeli rumahl atau merenovasil rumah danl untuk lmembeli

lmobil.

2) Kreditllproduktif

Kreditl yang digunakanl untuk peningkatanl usaha ataul produksi ataul investasi. Kreditl ini diberikanl untuk menghasilkanl barang ataul jasa. Kreditl ini biasanyal dipakai untukl membangun pabrikl yang nantinyal akan menghasilkanl

lbarang.

3) Kreditllperdagangan

Kreditl yang digunakanl untuk membelil barang daganganl yang pembayarannyal diharapkan daril hasil penjualanl barang daganganl ltersebut.

Kreditl ini biasanyal diberikan kepadal supplier ataul agen –agenl perdagangan yangl akan membelil dalam jumlahl yang lbesar.

(7)

c. Dilihatl dari segil jangka lwaktu 1) Kreditl Jangka lPendek

Merupakanl kredit yangl memiliki jangkal waktu kurangl dari satul tahun ataul paling lamal satu tahunl dan biasanyal digunakan untukl keperluan lmodal

lkerja.

2) Kreditl Jangka lMenengah

Merupakan Jangkal waktu kreditnyal berkisar antaral satu tahunl sampai denganl tiga tahunl dan biasanyal kredit inil digunakan untukl melakukan

linvestasi.

3) Kreditl Jangka lPanjang

Merupakanl kredit panjangl waktu pengembaliannyal di atasl tiga tahunl atau limal tahun. biasanyal dipakai untukl kredit lperumahan.

8. Tujuan Kredit

Pembahasan tujuanl kredit mencakupl lingkup yangl luas, Padal ldasarnya terdapat dual fungsi yangl saling berkaitanl dari lkredit, yaitul sebagai lberikut.

a. Profitability, memilikil tujuan untukl memperoleh hasill yang didapatl dari melakukanl perkreditan denganl berupa keuntunganl yang akanl di raihl dari bungal yang dibayarkanl oleh lnasabah. Olehl karenanya, bankl hanya akanl menyalurkan kreditl kepada paral nasabah yangl telah diyakinil oleh lpihak bank telahl layak danl telah mampul dan maul untuk mengembalikanl kredit yangl telah lditerima. Dalaml hal lini, faktorl kemauan inil telah ltersimpul dari dual untusur yaitul unsur keamananl (safety) danl juga lunsur

keuntungan (profitabilityl) yang berasall dari suatul kredit lsehingga menimbulkan kedual unsur tersebutl saling lberkaitan. Denganl demikian, makal keuntungan merupakanl tujuan daril pemberi kreditl yang lterjelma dalam bentukl harga yangllditerima.

b. Safety, merupakanl keamanan daril sebuah prestasil atau fasilitasl yang diberikanl dengan lbenar-benar terjaminl sehingga tujuanl dari lprofitability sendiri dinilail akan dapatl benar-benarl tercapai tanpal hambatan lyang muncul. Olehl karenanya, keamananl dalam hall ini agarl prestasi lyang diberikan dalaml bentuk luang, barangl maupun jasal itu telahllbenar-benar terjamin dalaml pengembaliannya sehinggal keuntungan (lprofitabilitas)

(8)

yangl diharapkan akanl menjadi lkenyataan. Selainl itu, terdapatl juga dual pihak yangl berperan sebagail pelaku utamal yang terlibatl dalam setiapl pemberian

lkredit, sehinggal dalam mencakupl kreditl pemenuham tujuanl kedua lpelaku utam ltersebut, adalahl sebagai lberikut :

1) Bankl (Kreditorl)

Penyaluran / pemberil kredit yangl sebagai pelakul bisnisl utana ldan tersebar hampirl padal sebagaian besarllbank.

a) Penerimaanl bunga yang diperolehl dari pemberianl kredit olehl sebagian bankl sebagai sumberl pendapatan lterbesar.

b) Kreditl sebagai salahl satu produkl perbankan yangl selalu memberikanl pelayanan kepadallnasabah.

c) Kreditl sebagai salahl satu permediaanl bagi perbankanl yang berkontribusil dalam kontribusillpembangunan.

d) Kreditl sebagai salahl satu komponenl dari assetl allocation lapproach.

2) Nasabahl (Pengusahal)

a) Kreditl sebagai salahl satul alternatif dalaml mengembangan lusaha.

b) Kreditl dapat digunakanl sebagai peningkatanl kinerja lperusahaan.

c) Kreditl sebagai salahl satu upayal dalam memperlancarl pembiayaan

lperusahaan.

9. Manfaat Kredit

Kreditl memiliki manfaat yangl sangat pentingl dalam lperekonomian. Secaral garis

lbesar, manfaat kreditl didalam lperekonomian, perdagangan, danl keuangan dapatl dikemukakan sebagaillberikut :

a. Adanya Peningkatanl Daya GunallUang

1) Kredit yang disalurkan yangl sebagail pemindahan statusl keuangan yangl tidak bergerakl atau denganl kata lainl pasif menjadil uang lbergerak aktif. Dalaml arti uangl di bankl tidak menghasilkanl barang ataul jasa yangl berguna dimanal uang bersifatllpasti.

2) Ketika uangl yang disalurkanl melalui lkredit, makal uang tersebutl akan bersifatl aktif. Dimanal uang daril kredit akanl dapat dipergunakanl untuk memproduksi barangl dan jugal jasa. Dalaml penggunaan barangl dan jasal ini dilakukanl dengan melaluil transaksi juall beli yangl melibatkan uangl sebagai alatlltukar.

(9)

3) Ketika transaksil dilakukan, uangl akan bergerakl dan berpindahl secara aktifl dari satul tangan kel tangan llainnya, danl uang akanl berpindah ldari satu rekeningl ke rekeningl lainnya, danl jugal dari satul tempat kelltempat lain.

b. Peningkatanl Peredaran danl Lalu LintasllUang

Uangl hasil pencairan ataul pemberian kreditl akan beredarl dari lsatu bank kel bank llain, tempatl ke tempatl lain. Uangl berpindah daril satul daerah lke daerah lain.

Uangl dari kreditl ini dapatl membantu meningkatkanl sirkulasi uangl di daerahl yangl dianggap kekuranganl uang. Karenal jika ldaerah mendapatkan fasilitasl kredit, makal daerah yangl bersangkutan akanl mendapat pertambahanl jumlah uangl yang jugal akan beredarl kel daerah lain.

c. Peningkatanl Motif lUsaha

Kreditl yang diberikan kepadal pelanggan yangl sangat membutuhkannyal atau yangl kekurangan modall untuk memulail bisnis.

d. Peningkatanl Peredaranl Barang

Penyaluran kreditl dari bankl dapat menambahl ataul mempercepat larus barang daril satul daerah kel daerah lain. Sehinggal bisa meningkatkan ljumlah barang yangl beredar daril daerah kel daerah lainnya meningkat.

e. Peningkatanl Daya GunallBarang

Kreditl yang telahl diberikan olehl bank akanl digunakan luntuk pengelolaanl barang menjadil sesuatu yangl memiliki nilail kegunaan yanglldapat memberikan keuntunganl bagi bankl dan pihakl nasabah danl juga lbermanfaat. Kemudian uangl itu akanl digunakan danl digunakan sebagail barang bernilai ltambah. Contohl yangl bisa diambill sepertil kotoran sapi atau kerbau uang bisa dijadikan pupuk untuk

dibudidayakan oleh peternak dan juga dapat digunakan untuk memiliki nilai tambah.

10. Pemberian Kredit

Berdasarkanl penjelasan Pasall Undang –undangl Republik Indonesial atas

lUndang –undang Nomorl 23 Tahunl 1999 tantangl Bank lIndonesia menyebutkanbahwa dalaml pemberian kreditl harus memenuhil dasar lpokok-pokok ketentuanl yang ditetapkanl dalam Peraturanl Bankl Indonesia (PBIl), antara llain :

a. Persyaratanl dan tatal cara pemberianl kredit berdasarkanl prinsip lkehati –hatian danl kepercayaan, termasukl didalamnya persyaratanl Bank lpenerima. Dalaml rangka

(10)

menelitil pemenuhan kesehatanl Bank ltersebut, Bankl Indonesia melakukanl pemeriksaan Bankl calon penerimallkredit.

b. Jangkal waktu, tingkatl suku bungal atau nisbahl bagi hasill dan biayalllainnya.

c. Jenisl agunan berupal surat berhargal dan tagihanl yang mempunyail peringkat ltinggi.

d. Tatal cara pengikatanl jaminan.

Dalaml uraian dil atas dapatl dijelaskan, oleh karena itu dalam pemberianl kredit harusl dengan lkehati -hatian danl prinsip lkepercayaan yang tinggi.

11. Pengertian Prosedur

Prosedur adalah ketentuan, syarat atau petunjuk tindakan yang harus dilakukan sejak permmohonan nasabah diajukan sampai ddengan pelunasan suatu kredit yang diberikan oleh bank. (Thomas Suyatno, 1992)

Prosedur adalah urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu atau lebih yang dirancang untuk memastikan penanganan yang seragam atas transaksi perusahaan yang berulang. (Mulyani, 2011)

12. Prosedur Pemberian Kredit

Menurutl Kasmir (2014: 100), prosedurl pemberian kreditl secara umuml dapat dibedakanl antarapinjaman perseorangan dengan pinjamanl oleh suatul badan lhukum, kemudianl dapat pulal ditinjaudari segil tujuannya apakahl untuk lkonsumtif atau

lproduktif.Secaral umum akanl dijelaskan prosedurl pemberian kreditl oleh badanl hukum sebagaillberikut :

a. Pengajuanllberkas atau dokumen

Dalaml hal inil pemohon kreditl mengajukan permohonanl kredit lyang dituangkanl dalam suatul proposal. Kemudianl dilampiri denganl berkas-berkasl lainnya yangl dibutuhkan. Pengajuanl proposal kreditl hendaknya yangl berisi antaral lain sebagail berikut : Latarl belakang lperusahaan, maksud danl tujuan, besarnyal kredit danl jangka lwaktu, caral pemohon mengembalikanl kredit, jaminanllkredit.

b. Penyelidikanl berkas lpinjaman

Tujuannyal adalah untukl mengetahui apakahl berkas yangl diajukan lsudah lengkap sesuail persyaratan danl sudah lbenar.

(11)

c. WawancarallI

Merupakanl penyidikan kepadal calon pemimjaml dengan langsungl berhadapan denganl calon lpeminjam, untukl meyakinkan apakahl berkas-berkasl tersebut sesuail dengan lengkapl seperti denganl yang bankllinginkan.

d. Onl the lspot

Merupakanl kegiatan pemeriksaanl ke lapanganl dengan meninjaul berbagai objekl yang akanl dijadikan usahal atau ljaminan. Kemudianl hasil onl the lspot dicocokkanl dengan hasill wawancara lI.

e. WawancarallII

Merupakanl kegiatan perbaikanl berkas, jikal mungkin adal kekurangan- kekuranganl pada saatl setelah dilakukanl on thel spot dilllapangan.

13. Penggolongan Kolektibilitas Kredit

Kreditl bank menurutl kualitasnya didasarkanl atas risikol kemungkinan lmenurut bank terhadapl kondisi danl kepatuhan debiturl dalam memenuhil kewajiban luntuk membayar lbunga, mengangsur, sertal melunasi pinjamannyal kepada lbank. lUnsur utama dapatl disimpulkan dalaml menentukan kualitasl tersebut adalahl waktu pembayaranl bunga, pembayaranl angsuran, maupunl pelunasan pokokllpinjaman.

Perinciannyal adalah sebagaillberikut : (Kasmir, 2014: 107-108) a. Kreditl Lancar (Passl)

Kreditl digolongkan lancarl apabila memenuhil kriteria sepertil di bawahllini:

Pembayaranl angsuran pokokl dan ataul bunga tepatllwaktu.

1) Memilikil mutasi rekeningl yang laktif.

2) Bagianl dari kreditl yang dijaminl dengan agunanl tunai (cashl collaterall).

b. Perhatianl Khusus (Speciall Mentionl)

Kreditl digolongkan kel dalam kreditl dalam perhatianl khusus apabilal memenuhi

lkriteria:

1) Terdapatl tunggakan angsuranl pokok danl atau bungal yang beluml melampaui 90llhari.

2) Mutasil rekening relatifllaktif.

3) Jarangl terjadi pelanggaranl terhadap kontrakl yang ldiperjanjikan.

4) Didukungl oleh pinjamanllbaru.

(12)

c. Kurangl Lancar (lSubstandard)

Kreditl yang digolongkanl ke dalaml kredit kurangl lancar apabilal memenuhi lkriteria:

1) Terdapatl tunggakan angsuranl pokok danl atau bungal yang telahl melampaui l90

lhari.

2) Seringl terjadi lcerukan.

3) Frekuensil mutasi rekeningl relatif lrendah.

4) Terjadil pelanggaran terhadapl kontrak yangl diperjanjikan lebihl dari 90llhari.

5) Terdapatl indikasi masalahl keuangan yangl dihadapi ldebitur.

6) Dokumentasil pinjaman yanglllemah.

d. Diragukanl (Doubtfull)

Kreditl yang digolongkanl kedalam kreditl diragukan apabilal memenuhi lkriteria:

Terdapatl tunggakan angsuranl pokok danl atau bungal yang telahl melampaui 180llhari.

1) Terjadil cerukan yangl bersifat lpermanen.

2) Terjadil wanprestasi lebihl dari 180llhari.

3) Terjadil kapitalisasi lbunga.

4) Dokumentasil hukum yangl lemah baikl untuk perjanjianl kredit lmaupun pengikatan ljaminan.

e. Macetl (Lossl)

Kreditl digolongkan kel dalam kreditl macet apabilal memenuhi lkriteria:

1) Terdapatl tunggakan angsuranl pokok danl atau bungal yang telahl melampaui 270llhari.

2) Kerugianl operasional ditutupl dengan pinjamanllbaru.

3) Daril segi hukuml maupun kondisil pasar, jaminanl tidak dapatl dicairkan lpada nilai lwajar.

14. Prinsip Pemberian Kredit

Prinsipl pertama yangl dijadikan acuanl dalam pemberianl kredit lkepada nasabah adalahl prinsip l5C. Prinsipl ini terdiril dari limal kriteria yangl harus ldipenuhi oleh pengajul kredit, lyaitu:

1. Characterl

Kriterial yang pertamal adalah lcharacter, yaitul melihat bagaimanal karakter danl latar belakangl calon peminjaml atau nasabahl yang mengajukanl kredit. Kriterial character inil akan dilihatl dari wawancaral yang dilakukanl oleh pihakl bank, l biasanya bagian customerl service. Daril karakter inil akan dapatl dilihat jugal bagaimana lreputasi

(13)

calon peminjaml tersebut, apakahl pernah memilikil catatan tindakl kriminal latau kebiasan burukl dalam keuanganl seperti tidakl melunasi lpinjaman.

2. Capacity

Kriterial kedua adalahl capacity ataul kerap disebutl juga denganl capability, yaitul bagaimana kemampuanl calon peminjaml dalam membayarl kreditnya. lKriteria ini dilihatl dari bagaimanal nasabah tersebutl menjalankan usahanyal atau lseberapa besar penghasilanl yang diterimal tiap lbulannya. Jikal pihak bankl menilai lbahwa nasabahl tersebut tidakl memiliki kemampuanl cukup untukl membayar lkredit, makal besar kemungkinanl ajuan kreditnyal akan lditolak.

3. Capital

Kriterial selanjutnya adalahl capital ataul modal yangl dimiliki calonl peminjam, yangl khususnya diberlakukanl pada nasabahl yang meminjaml untuk usahal atau

lbisnisnya. Denganl mengetahui modall atau asetl yang dimilikil usaha nasabahl tersebut, pihakl bank dapatl sumber pembiayaanl yang ldimiliki. Selainl itu, pihakl bank ljuga dapatl melihat bagaimanal laporan keuanganl dari usahal yang dijalankanl nasabah untukl kemudian dijadikanl acuan apakahl memang layakl diberikan kreditl atau ltidak.

4. Collateral

Kriterial keempat adalahl collateral ataul jaminan yangl diberikan padal calon peminjaml saat mengajukanl kredit kepadal bank. Sesuail dengan lnamanya, jaminanl ini akanl menjadi penjaminl atau pelindungl bagi pihakl bank jikal nantinya nasabahl tidak dapatl membayar pinjamanl yang ldiambil. Olehl karena litu, idealnyal besaran ljaminan yangl bersifat fisikl ataupun nonfisikl lebih besarl jumlahnya lebih besar daril kredit yanglldiberikan.

5. Condition

Kriterial dari prinsipl 5C yangl terakhir adalahl condition, yaitul kondisi perekonomianl baik yangl bersifat generall atau khususl pada bidangl usaha lyang dijalankan lnasabah. Jikal memang kondisil perekonomian sedangl tidak baikl atau sektorl usaha nasabahl tidak lmenjanjikan, biasanyal bank akanl mempertimbangkan kembalil dalam memberikanl kredit. Hall ini terkaitl kembali denganl bagaimana kemampuanl nasabah dalaml membayar pinjamannyal nanti yangl tentu lterpengaruhi atas lkondisi lekonomi.

Tak hanya lprinsip-prinsipl dikenal denganl 6l C , terdapatl juga lprinsip-prinsip kreditl yang dikenall dengan 4l P, antaral lain adalahl sebagai lberikut :

1. Personality

(14)

Personalityl sebagai penilaianl pihak perbankanl yangl berakaitan denganl kepribadian lpeminjam, sepertil riwayat lhidup, hobi, keadaanl keluarga (istril dan anakl), pergaulanl di masyarakatl atau sosiall standing, sertal tanggpan mayarakat sekitarl peminjam mengenaillpeminjam.

2. Purpose

Purposel adalah dimanal bank akanl menilai peminjamanl dalam mencaril dana denganl tujuan ataul keperluan dalaml menggunakan lkredit, danl apakahl keperluan perkreditan telahl sesuai denganl line ofl business yangl bersangkutan ataukahlltidak.

3. Payment

Paymentl sebagai prinsipl yang bertujuanl sebagai mengetahuil kemampuan ldari debitur dalaml mengembalikan pinjamannyal yang dilihatl dari prospekl kelancaran penjualanl hingga pendapatannyal dan dapatl diperkirakan kemampuanl debitur dalaml kemampuannya mengembalikanl pinjamannya yangl telah ditinjaul dari waktul dan ljumlahnya.

4. Prospect

Prospectl merupakan harapanl usaha dil masa yangl akan datangl bagi ldebitur.

Referensi

Dokumen terkait

Τα ονόματα των θεών έφτασαν πολύ αργότερα στην Ελλάδα από την Αίγυπτο κι έτσι τα έμαθαν οι Πελασγοί, με εξαίρεση αυτό του Διονύσου,

Perlu adanya pengamatan lebih lanjut pada periode tanam jagung berikutnya, agar dapat diketahui efek sisa pupuk P terhadap peningkatan hasil yang diperoleh dari perlakuan

50 Cita-cita ini yang akan tergerus diganti dengan cita-cita ideologi yang lain (FPI). Kedua, dampak sosiologis merupakan proses perubahan pola prilaku, interaksi

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka akan muncul pertanyaan penelitian, yaitu apakah corporate governance yang dalam penelitian ini

Desain pengembangan ini diarahkan pada desain yang menggambarkan karakter motif dari Dewi Sinta dengan teknik batik tulis dan mengolah penataannya pada kain

Hasil penelitian : Berdasarkan uji Mann-Whitney U-Test didapatkan hasil nilai p = 0,000 (p < 0,05), dengan taraf signifikan sebesar 0,05, sehingga Ha diterima dan Ho

Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya Program membaca teks sastra (X) berpengaruh terhadap kompetensi mengubah sastra menjadi puisi (Y1) dengan demikian

Fase ini adalah fase pertama dalam pengembangan sistem dengan FAST yang bertujuan untuk menentukan metode yang akan digunakan, menganalisis kelayakan dan membuat jadwal