• Tidak ada hasil yang ditemukan

NOTULEN RAPAT TAHUN 2021 PUSAT RISET DAN KAJIAN OBAT DAN MAKANAN BADAN POM RI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "NOTULEN RAPAT TAHUN 2021 PUSAT RISET DAN KAJIAN OBAT DAN MAKANAN BADAN POM RI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

NOTULEN RAPAT TAHUN 2021

PUSAT RISET DAN KAJIAN OBAT DAN MAKANAN – BADAN POM RI BIODATA

Nama : Terlampir

Bidang : Pusat Riset dan Kajian Obat dan Makanan KEGIATAN

Nama : Diskusi Dalam Rangka Riset dan Kajian Kebijakan Pengawasan Obat dan Makanan Mendukung UMKM

Penyelenggara : Pusat Riset dan Kajian Obat dan Makanan (PRKOM) Tempat : Via Zoom Meeting

Tanggal : 9 September 2021

Diskusi ini dilaksanakan dalam rangka Riset dan Kajian Kebijakan Pengawasan Obat dan Makanan Mendukung UMKM. Acara ini dihadiri oleh 10 orang Pelaku Usaha/UMKM, 3 orang Tim Ahli, 9 orang Unit internal BPOM, dan juga Tim Riset UMKM PRKOM. Diskusi ini bertujuan untuk menggali informasi dari beberapa sudut pandang terkait proses registrasi pangan olahan di BPOM. Selain itu ketiga kategori narasumber memberikan paparan singkat berdasarkan kuesioner yang telah diberikan.

A. Paparan Pengantar oleh Dr. Irhamahayati, S.Si., Apt., M.TI.

o UMKM merupakan tulang punggung perekonomian dan juga penyedia lapangan kerja terbesar. Hal ini terlihat dari data jumlah UMK di Indonesia sebanyak 64 juta usaha (Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, 2018)

o BPOM memiliki misi yaitu memfasilitasi percepatan pengembangan dunia usaha Obat dan Makanan dengan keberpihakan terhadap UMKM, dalam rangka membangun struktur ekonomi yang produktif, dan berdaya saing untuk kemandirian bangsa.

o Ada intervensi dari pemerintah yang dilakukan untuk mendukung UMKM sehingga UMKM lebih berdaya saing, maju, dan berkontribusi terhadap pangan yang sehat di Indonesia.

o Berdasarkan hasil diskusi yang telah dilaksanakan diketahui bahwa ada beberapa persoalan yang paling sering dihadapi oleh UMKM diantaranya keterbatasan biaya, sarana dan prasarana, serta SDM

o Kepatuhan pelaku usaha terhadap regulasi menjadi ukuran untuk menjamin produk yang beredar memenuhi syarat mutu dan keamanan, sehingga masyarakat terlindungi dari hal-hal yang membahayakan Kesehatan

o Regulasi yang terlalu ketat akan membuat UMK merasa sulit untuk memenuhi persyaratan dan akan berdampak pada sulitnya perkembangan UMK

o BPOM telah berupaya untuk melakukan fasilitasi terhadap UMKM pangan olahan seperti sosialisasi peraturan dan pedoman, program jemput bola, serta program orangtua angkat. Untuk mendapatkan sertifikasi sarana produksi, BPOM juga telah melakukan pendampingan terhadap UMKM. Selain itu dalam proses registrasi produk, fasilitasi pengujian produk dan pengurangan biaya registrasi juga telah diberikan oleh BPOM.

o Indikator keberhasilan yang ingin dicapai

Jumlah sertifikasi sarana produksi semakin meningkat (PSB/Sertifikasi CPPOB)

Pendaftaran produk pangan olahan dari UMK semakin meningkat (ijin edar)

(2)

Temuan produk yang tidak memenuhi syarat semakin menurun

Produk UMK di pasar semakin laku (market share meningkat)

Produk UMK semakin banyak yang diekspor

Produk olahan yang sustain di pasar semakin meningkat

o Faktor yang berpengaruh terhadap pengurusan PSB dan NIE dari sisi UMKM

Keinginan ekspansi pasar

Pemahaman/pengetahuan

Kemampuan finansial

Kepercayaan kepada BPOM

Kemudahan dalam memenuhi persyaratan

o Faktor yang berpengaruh terhadap pengurusan PSB dan NIE dari sisi BPOM

Kemudahan regulasi

Fasilitasi / pendampingan

Kapasitas layanan

Kemampuan deteksian

B. Paparan Materi Dr. Agus Eko Nugroho

o Adanya perubahan indikator dalam UU cipta Kerja akan terjadi perubahan target sasaran, perubahan kebutuhan insentif, serta pemaknaan insentif.

o Mayoritas sektor bidang usaha saat ini terdapat pada sektor perdagangan, hotel dan restaurant.

o Jenis mesin/peralatan yang paling sering digunakan adalah semi otomatis (manual dan mesin) dengan asal pembelian mesin terbanyak di dalam negeri.

o Beberapa alasan perbaikan mesin dan peralatan diantaranya adalah tuntutan perbaikan kualitas dan kuantitas produk, ketidaksesuaian untuk pengembangan, kapasitas mesin terlalu kecil, teknologi sudah tertinggal, dan mesin sudah tua/usang. Rata-rata sumber biaya perbaikan masih berasal dari modal sendiri dan juga bantuan dari pihak lain.

o Perbandingan antara UMKM yang pernah mengikuti pelatihan dengan yang tidak adalah 50:50.

o Umumnya UMKM mendapatkan pembiayaan dari Kredit Komersial Lembaga Keuangan Non-Bank (Koperasi, PNM, dan lain-lain). Pembiayaan ini digunakan untuk modal kerja dengan rata-rata modal 25-50 juta.

o Sebanyak 16% UMKM merasa kesulitan dalam membayar angsuran dengan alasan penjualan yang menurun.

o Tindakan UMKM yang dilakukan ketika mengalami kesulitan angsuran adalah dengan mengajukan keringanan serta mengajukan perpanjangan waktu.

o Sebagian besar UMKM mempertahankan jumlah tenaga kerjanya. Hal ini terjadi merata hampir disemua wilayah.

o Dengan adanya pembiayaan PEN LPDB, sebagian besar UMKM semakin yakin dan semangat usahanya bisa tetap berjalan.

o Catatan:

Perubahan peta UMKM pasca UU Cipta Kerja akan merubah pola, jumlah dan target sasaran.

(3)

Insentif kemudahan pembiayaan untuk perbaikan teknik produksi dan pemasaran berbasis digital sangat kritikal ditengah pandemic Covid-19.

Sinergitas antar beragam stakeholder sangat diperlukan .

Monalisa Herawati Rumayar, S.Pt., M. Si

o Dalam UU Cipta Kerja Pasal 117 BUMDesa sudah menjadi badan hukum. Artinya BUM Desa dapat lebih leluasa ikut serta dalam kegiatan usaha mulai dari usaha mikro sampai usaha besar. Dan diharapkan nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa.

o Terdapat kolaborasi dari berbagai pihak

Akademisi → Membentuk SDM yang handal, pengembangan riset dan inovasi, pengabdian masyarakat, membantu social mapping dan perencanaan program, kampus merdeka

Pemerintah → Menciptakan ekosistem yang kondusif, intervensi kebijakan, dukungan dan kerjasama Pemda

Komunitas → Pelaku produksi usaha ekonomi lokal, investor untuk modal usaha melalui crowd-funding, penyuluh/pendamping

Media → Membangun financial technology, promosi dan pemasaran e-commerce

Bisnis/Industri → Pelaku usaha, mitra usaha, pengguna hasil inovasi, dukungan pemberdayaan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR)

o Kesimpulan dan rekomendasi

Kemudahan berusaha saat ini relatif mudah baik di perkotaan maupun di perdesaan

Telah tersedia regulasi turunan terkait UU Cipta Kerja

BUMDesa dapat turut serta menjadi bagian inti kolaborasi multipihak pengembangan UMKM di desa

Sebagai badan hukum, BUMDesa kini dapat langsung mejalankan usahanya maupun menjadi induk bagi unit usaha berbadan hukum termasuk dalam mengembangkan usaha UMKM

Dalam praktek di lapangan masih dibutuhkan affirmative action oleh K/L terkait

Pelaku UMKM Indonesia khususnya UMKM Pangan dan seluruh pemangku kepentingan segera masuk ke ekosistem digital agar mampu bersaing di pasar global.

Muhammad Miqdad Robbani, M. Sc

o Sektor industri makanan dan obat merupakan sektor yang cukup signifikan dimana kontribusi industri pengolahan adalah sekitar 20% dari total PDB, sedangkan kontribusi industri pengolahan farmasi dan obatan adalah 2% dari total PDB.

o Dengan adanya ekspansi yang kontinyu maka pelaku UKM tentu akan mampu membuat produk baru dan kemudian mendaftarkan produknya ke BPOM. Banyaknya produk yang mempunyai ijin edar akan membuat pilihan konsumen semakin banyak. Hal ini akan membuat ekonomi lebih hidup lagi.

o Karakteristik UMKM → (1) Perdagangan produk/layanan konsumen, (2) Aktivitas harian, (3) Pembayaran tunai, (4) Transaksi kontak fisik, (5) Status bisnis informal

o Beberapa kendala yang dihadapi UMKM:

Tidak ingin terlalu dipersulit dengan berbagai masalah administratif sehingga terbentuk pola pikir lebih baik minta maaf dari pada minta ijin.

(4)

Aktivitas usaha menjadi sangat padat karena UMKM melakukan kegiatan bisnis secara menyeluruh, mulai dari kegiatan produksi, pemasaran hingga pengelolaan keuangan.

Penggunaan teknologi pada aplikasi atau website yang tidak umum masih menjadi tantangan.

Beberapa proses pendaftaran dilakukan melalui pendampingan sehingga pelaku UMKM belum dapat melakukan secara mandiri.

o Jalur tercepat untuk mendapatkan ijin edar adalah 95 hari kerja, dimana 50 hari kerja untuk mendapatkan sertifikat CPPOB dan 45 hari kerja untuk mendapatkan NIE.

o Service Quality Conceptual Framework

No Pernyataan Gap Solusi

A Tingkat pengetahuan UMK terhadap regulasi

Communication Gap

Penguatan komunikasi terhadap UMK mengenai prosedur yang harus dilalui dalam mengakses PSB dan NIE

B Tingkat kemampuan finansial UMK

untuk pengurusan PSB dan NIE Policy Gap

Pengukuran kembali kemampuan biaya dari para pelaku UMKM dan dituangkan dalam kebijakan

C Tingkat kesulitan pemenuhan

persyaratan pengajuan PSB dan NIE Policy Gap

Efisiensi proses persyaratan yang perlu dipenuhi dalam PSB dan NIE sehingga mempermudah para pelaku UMKM

D

Tingkat kepercayaan UMK bahwa dengan memperoleh PSB dan NIE produknya lebih dipercaya dan dapat lebih luas pemasarannya

Costumer Gap

Membangun mindset kepada UMK melalui keterlibatan dalam kegiatan eksternal untuk mensosialisasi pengguna NIE

E Tingkat kepercayaan UMK terhadap layanan BPOM

Communication Gap

Komunikasi mengenai integritas dari BPOM

C. Diskusi

Catatan Pengisian Kuesioner Pelaku UMKM

No Nama Catatan

1 M. Syarifuddin dan Nizar Liza

• Saat ini sedang proses pengajuan PSB. Untuk mempersiapkan hal tersebut maka dilakukan konsultasi dengan fasilitator. Respon dari fasilitator cepat.

2 Kurnia Sukma • Sedang revisi layout, rekomendasi PSB belum mencapai nilai B

• Waktu uji laboratorium mencapai waktu hingga 1 bulan karena adanya antrian di lab swasta

• Form yang ada banyak, dan untuk Tambahan Data (TD) lebih dari 20 kali

3 Mohammad Zaini • Satu kali audit rekomendasi PSB yang keluar langsung nilai B.

Waktu yang diperlukan yaitu 1 hari. Karena sebelumnya telah mempersiapkan sarana melalui sharing pengalaman dengan Pak Arie (Papa Kristo) sehingga segera diperbaiki dan siap untuk audit PSB

4 Abdul Mutakin • Penilaian dilakukan melalui online dengan 2-3 kali perbaikan

• Lama waktu untuk penyelesaian proses PSB berdasarkan pengalaman yaitu 3 (tiga) bulan karena harus ada renovasi

• Saat ada permintaan TD hanya diberikan waktu untuk melengkapi yaitu 2 minggu. Dikarenakan pandemic, banyak kantor yang tidak

(5)

melayani sehingga untuk memenuhi TD membutuhkan waktu lebih dari 2 minggu sehingga harus mengajukan permohonan ulang/membuat akun baru

5 Arie Widjaja Hoo • Lama waktu ideal untuk penyelesaian proses PSB adalah 1 (satu) bulan cukup kecuali jika merombak ruangan dan fasilitas

• Mulai dari pendaftaran akun, uji lab (2-3 minggu) dan segala dokumen yang dipersiapkan waktu ideal untuk memperoleh NIE adalah 1 bulan dengan adanya masukan dari evaluator

• Melalui luring sangat membantu dimana satu kali selesai dan keluar surat perintah pembayaran (SPP). Kira-kira satu bulan sudah keluar NIE. Melalui daring beberapa kali perbaikan hingga 2 bulan dan jika di lihat dari dokumen yang terekam untuk permintan tambahan data (TD) terhitung 20 (dua puluh) kali. Desain label dirasa paling berat karena melibatkan pihak luar yaitu designer

Sesi Diskusi

No Pertanyaan Tanggapan

1 Anita Nur Aini:

Selama ini yang sudah dilakukan FEB dalam meminimalisir atau mengantisipasi terjadinya gap itu seperti apa?

Muhammad Miqdad Robbani:

Hal yang dapat kami bantu mungkin dari sisi communication gap nya. Walaupun sebenarnya ini adalah bagian internal dari BPOM, tapi masih banyak Lembaga-lembaga lain yang terkait juga untuk mendorong UMKM kita supay alebih berperan aktif dalam meminimalisir gap tersebut. Kami sebagai lembaga eksternal BPOM memang punya kepentingan terhadap UMKM agar mereka mempunyai progress untuk tumbuh. Kami memiliki forum-forum yang sifatnya intensif untuk mendampingi UMKM.

Artinya untuk communication gap ini kita bisa membuat semacam knowledge center bagi para UMKM, sehingga mereka mendapatkan solusi dari permasalahannya.

2 Arie Widjaja Hoo (Papa Kristo):

Pertama terkait dengan NIE, awalnya kami mendaftarkan dalam bentuk sachet karena ketidakpahaman pengetahuan regulasi.

Kemudian yang didaftarkan adalah inner packaging nya dengan kemasan 10 gram (yang bersentuhan langsung dengan produk). Namun kami juga mempunyai kemasan box yang dipasarkan ke konsumen. Kemudian dalam perkembangan berikutnya ternyata pasar menghendaki isi yang lebih banyak yaitu 75 gram. Apakah ini perlu diajukan lagi

Emitha Thamrin:

Jika Bapak ingin melakukan variasi dari produk seperti menambah netto dari produk, mengganti desain ataupun menterjemahkan kedalam Bahasa lain, Bapak perlu untuk mendaftarkan variasi. Tidak diperkenankan melabeli kemasan dengan stiker tanpa memberitahukan ke BPOM karena memang yang kita setujui itu yang diedarkan. Jika terdapat perubahan maka dapat dilaporkan kembali. Pelaporan itu dalam bentuk pendaftaran variasi. Seandainya ada penambahan desain kemasan yang lain maka itu NIEnya baru. Jika ada Kerjasama dengan pihak

(6)

NIE baru karena perbedaan kemasan dan isi? Kedua, kami mencoba bekerja sama dengan pihak yang pandai dalam e- commerce, kontrak sekian tahun, kami produksikan (Kerjasama dengan pesantren). Didalam label tertulis yang memproduksi adalah Papa Kristo tapi yang mendistribusikan mereka. NIEnya atas nama mereka dan kami submit data terkait dengan persyaratan produksi.

Apakah itu cukup atau ada aturan lain yang harus dipenuhi? Ketiga, terkait dengan rencana ekspor ke Singapura, apa yang harus dilakukan terkait perubahan label dalam Bahasa Inggris? Apakah ada perijinan tertentu?

lain dan menggunakan label dari mereka maka mereka harus mendaftarkan produknya. Untuk penggunaan label dalam Bahasa Inggris, jika produknya diedarkan didalam negeri dan diluar negeri maka nanti didalam label ada 2 bahasa (perlu pendaftaran variasi label juga).

3 Emitha Thamrin:

Berdasarkan UU Cipta Kerja yang terbaru disebutkan bahwa modal usaha dari UMKM itu bergeser. Kira-kira apa dampak dari pergeseran ini? Dari sisi UKM nya apakah ini menguntungkan atau malah merugikan?

Dr.Agus Eko Nugroho:

Pertama, konsekuensinya adalah mengenai subsidi, karena akan menjadi tidak efektif jika yang mendapatkan subsidi adalah yang tidak layak mendapatkannya. Artinya akan ada desakan yang luar biasa dari usaha yang dulunya kecil menjadi mikro begitu juga dengan menengah menjadi kecil. Hal ini bisa diamati pada subsidi bunga. Kemungkinan nantinya subsidi ini akan membengkak dan kemungkinan yang kecil tidak akan kebagian. Jika sifat programnya pasif, maka dia akan terlewatkan.

Kita harus mendesain program yang proaktif, namun dengan keterbatasan SDM yang dimiliki itu akan sulit dilakukan. Oleh karena itu ide untuk membuat perpanjangan tangan di lapangan sangat perlu.

4 Anita Nur Aini:

BUMDesa ini dapat menjadi media UMKM untuk mengangkat UMKM yang ada di Desa. Jika dilihat dari dana yang diberikan pemerintah itu cukup besar dan nanti ini juga dapat mengangkat produk lokal desa.

Kemudian ada istilah Pendamping Desa (PD) dan Pendamping Lokal Desa (PLD).

Keterkaitan BUMDesa dengan PD/PLD dalam mengangkat produk-produk desa ini seperti apa? Jika BPOM ingin melakukan pembinaan ke produsen pangan yang ada di desa, apakah dapat

Monalisa Herawati Rumayar:

Memang di desa/Perdesaan bahkan sampai di kabupaten itu ada yang namanya pendamping.

Hal ini akan lebih baik ketika BPOM ingin melakukan pendampingan melalui teman-teman tersebut. Terkait dengan dana desa, anggaran tersebut langsung ditransfer ke desa. Hal inilah yang menyebabkan BUM esa itu menjadi badan hukum sehingga mereka mampu untuk mengembangkan usahanya bukan hanya skala lokal tapi juga global. Ketika satu BUMDesa masih merasa kurang secara permodalan atau sumber daya, mereka dapat bergabung menjadi

(7)

melalui PD atau PLD atau langsung ke pengelola BUMDesa nya?

BUMDesa bersama. Ada mekanisme Kerjasama antar desa melalui musyawarah antar desa.

D. Closing Statement

1. Muhammad Miqdad Robbani, M.Sc

Berdasarkan hasil diskusi tadi terlihat bahwa salah satu kendala yang dihadapi adalah dari sisi komunikasi. Mungkin kita butuh semacam Call Center atau knowledge center yang kemudian dapat membantu para UMKM ini untuk lebih paham. Jika hal ini tidak difasilitasi maka nanti berpotensi para UKM akan semakin enggan untuk melakukan proses perijinan. Memang ini akan menjadi tantangan karena disatu sisi apa yang dibina ini adalah usaha yang notabenenya punya fleksibilitas yang sangat tinggi dan ada beberapa masalah yang muncul dari UMKM itu sendiri. Hal ini yang harus kita atasi walaupun tidak mudah. Oleh karena itu inovasi adalah sebuah keharusan dalam memfasilitasi para UMKM.

2. Monalisa Herawati Rumayar, S.Pt., M. Si

Berkaitan dengan pengembangan UMKM baik di perkotaan atau perdesaan sekarang ini memang dibutuhkan kolaborasi multipihak dengan melibatkan semua stakeholder, baik itu pemerintah, akademisi, dan masyarakat itu sendiri. Mereka diberikan pembekalan atau pendampingan yang artinya pihak-pihak lain seperti akademisi dapat mencoba mendampingi dengan membuat inkubator bisnis dan mengajak mereka untuk turut serta dalam digitalisasi perekonomian atau usaha. Apalagi saat pandemic Covid-19 sekarang ini akan sangat sulit untuk bertatap muka, sehingga dengan adanya bantuan media, pemanfaatan teknologi informasi akan mempermudah mereka untuk memasarkan produknya serta meningkatkan kesejahteraan ekonominya.

3. Dr. Agus Eko Nugroho

Tanpa adanya sinergitas yang besar maka proses tidak akan dapat berjalan dengan baik. Regulator sebaiknya menjadi wasit yang bagus dan meyakinkan bahwa proses itu berjalan dengan bagus. Jika semua komponen itu berjalan dengan bagus maka inovasi itu pasti ada agar dapat terus berkembang.

(8)

Kamis, 9 September 2021 Diperiksa Oleh:

Khusnul Khotimah, S.Si, M.Sc.

Notulis:

Ane Wahyuni, S.Stat.

Mengetahui,

Koordinator Kelompok Substansi Pemetaan dan Statistika Obat dan Makanan

Dr. Irhamahayati, S.Si., Apt., M.TI.

(9)

Dokumentasi

Referensi

Dokumen terkait

Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.05.4.1745 tentang Kosmetik, Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan.. BPOM

perusahaan/pihak management terkait dengan komunikasi yang berjalan dan adanya kepuasan kerja karyawan yang tinggi dalam meningkatkan produktifitas kerja serta

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai lembaga pengawasan Obat dan Makanan tersebut, Balai Besar POM di Bandung melaksanakan program yang ditetapkan Badan POM sesuai

Adapun pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jabar yang akan bertarung dalam Pemilihan Kepala Daerah 2013 sesuai dengan nomor urutnya adalah sebagai berikut

Pendampingan program dilakukan selama 2 bulan. Pendampingan ini dilakukan dua minggu sekali. Kendala yang ditemukan di lapangan adalah cuaca yang tidak menentu

Pada tabel tersebut terlihat bahwa kelulushidupan udang windu tertinggi pada perlakuan yang menggunakan bakteri probiotik yang diisolasi dari sedimen tambak, BT951 (perlakuan B)

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa LKS IPA terpadu berbasis permainan edukatif pada tema pencemaran lingkungan dan kesehatan melalui lesson

penjatuhan hukuman disiplin dilakukan dengan tetap melalui proses pemanggilan dan pemeriksaan kepada PNS yang melakukan pelanggaran disiplin oleh PyBM, sebagaimana