• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KELOMPOK UNIVERSALITAS AJARAN ISLAM DAN PRINSIP ISLAM BERKEMAJUAN DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH AGAMA ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MAKALAH KELOMPOK UNIVERSALITAS AJARAN ISLAM DAN PRINSIP ISLAM BERKEMAJUAN DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH AGAMA ISLAM"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH KELOMPOK

UNIVERSALITAS AJARAN ISLAM DAN PRINSIP ISLAM BERKEMAJUAN

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH AGAMA ISLAM

DOSEN PENGAMPU : Amirullah,S.Pd.I.M.A

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7 : Sofya Silmi Marety ( 2101025141 )

Indah Rachmadanis ( 2101025305 ) Khalil Lurrahman ( 2101025161 ) Siti Rahmi ( 2101025325 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF, DR.HAMKA

2021

(2)

DAFTAR ISI

COVER ... 1

DAFTAR ISI ... 2

KATA PENGANTAR ... 3

BAB I . PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG ... 4

2. RUMUSAN MASALAH ... 5

3. TUJUAN PENULISAN ... 5

4. MANFAAT PENULISAN ... 5

BAB II. PEMBAHASAN 1. PENGERTIAN ISLAM AGAMA BERKEMAJUAN ... 6

2. TANTANGAN ZAMAN DAN KELUWESAN ISLAM ... 8

3. KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM... 9

4. PRINSIP ILMU BERKEMAJUAN ... 11

5. INDIKATOR MUSLIM BERKEMAJUAN ... 14

BAB III . PENUTUPAN A. KESIMPULAN ... 16

B. SARAN ... 16

DAFTAR PUSTAKA

(3)

KATA PENGANTAR

Terimakasih kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas perkenan beliaulah bias menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktunya. Semua itu hanya karena berkat serta utama Tuhan dalam kehidupan kami. Dalam makalah yang kami susun ini berisi tentang bagaimana sejarah agama islam serta bagaimana perkembangan universalitas ajaran islam dan prinsip islam berkemajuan sampai saat sekarang ini.

Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini .baik itu teman-teman ,dosen dan semua nya yang telah membantu yang kami tidak bisa sebut satu per satu.

Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik, dan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya, kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini belumlah sempurna untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dalam rangka penyempurnaan untuk pembuatan makalah selanjutnya, Sesudah dan sebelumnya kami ucapkan terimakasih.

Bekasi, 01 Oktober 2021

KELOMPOK 7

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Islam adalam agama universal, yang meliputi semua ospek kehidupan manusia. Namun sekurangnya ada 3 aspek penting yang menjadi dasar dari semu aspek yang lainnya. Yaitu ; Akidah, Syari’ah, dan Akhlak. Ketiga nya membentuk nilai-nilai dan norma dalam kehidupan manusia.

Nilai di dalam agama islam pada hakikatnya adalah kumpulan dari prinsip- prinsip hidup , ajaran-ajaran tentang bagaimana seharusnya manusia menjalankan kehidupannya di dunia ini. Nilai-nilai islam yang tegas, pasti dan tetap tidak berubah karena keadaan, tempat,dan waktu ,adalah nilai yang bersumber kepada agama.

Agama islam mempunyai kedudukan yang amat sangat penting dalam kehidupan manusia. Agama Islam hendaknya dipahami sekaligus dibangun diatas pandangan komitmen kebersamaan yang menitikberatkan kepada nilai spritualitas dan aktualitas. Peran agama islam itu berkualitas dengan perkembangan kehidupan. Agama merupakan pengikat kehidupan manusia yang diwariskan secara turun menurun.

Ajaran-ajaran Islam yang dibawakan oleh Rasul terakhir bersifat universal dan komprehensif. Dikatakan universal karena nilai-nilai Islam dapat diajarkan dimanapun , kepada siapapun dan meliputi seluruh aspek individu maupun social. Lebih dari itu, ajaran-ajaran Islam berupa nilai-nilai yang menjadikannya bukan sekedar agama bagi umat Islam tapi juga way of life

(5)

1. 2 Rumusan Masalah

1. Apa Konsep Islam Berkemajuan di lingkungan Muhammadiyah?

2. Bagaimana Implementasi Islam Berkemajuan di lingkungan Muhammadiyah?

1.3 Tujuan Penulisan

A. Untuk mengetahui Konsep Islam Berkemajuan di lingkungan Muhammadiyah B. Mengetahui Implementasi Islam Berkemajuan di lingkungan Muhammadiyah

1. 4 Manfaat Penulisan

A. Secara teoritis. Memberikan tambahan pengalaman dan khasanah keilmuan tentang Konsep dan Implementasi Islam Berkemajuan di lingkungan Muhammadiyah

B. Secara praktis. Dari hasil tambahan pengetahuan tentang Konsep dan Implementasi Islam Berkemajuan di lingkungan Muhammadiyah ini dapat diterapkan dengan langkah-langkah praktis.

1

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsep Muhammadiyah Tentang Islam Berkemajuan

Islam menetapkan keseimbangan tersempurna dan akhlak. Akhlak diartikan sebagai filosofi yang berkaitan dengan pribadi manusia serta perangai dan tingkah lakunya. Tetapi, sangat disayangkan di zaman sekarang,banyak orang-orang yang akhlak nya tidak sesuai syari’at yang dianjurkan oleh agama Islam itu sendiri terutama para remaja. Merosotnya nilai-nilai Islam tidak hanya melanda remaja- remaja yang berada di kota-kota besar saja. Tetapi juga sudah merebak sampai ke pelosok desa. Perkembangan global di segala bidang kehidupan selain menjanjikan kemajuan tetapi di suatu pihak mengindifisikan kemunduran akhlak di pihak lain.

Disamping itu era informasi yang berkembang pesat pada saat ini dengan dampak positif dan negatifnya telah menyebabkan terjadinya pergeseran nilai di kalangan remaja. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK ) seringkali tidak seimbang dengan pemahaman nilai-nilai islam, sehingga memunculkan gejala baru berupa krisis akhlak terutama terjadi dikalangan remaja.

Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed dalam sebuah Pengantar buku Islam Berkemajuan mengatakan bahwa ada lima pondasi Islam Berkemajuan yang menjadi karakter Muhammadiyah, yaitu: (1) tauhid murni yang merupakan doktrin sentral ajaran Islam; (2) memahami Al-Qur’an dan Sunnah secara mendalam; (3) melembagakan amal shalih yang fungsional dan solutif; (4) berorientasi kekinian dan masa depan; (5) bersikap toleran, moderat dan suka bekerjasama (Kyai Syuja, 20092)

1. http://westalqornicenter.blogspot.com/2014/11/islam-berkemajuan.html

2. Interpretasi Tentang Amalan-Amalan Muhammadiyah, Jakarta, Majelis Pimpinan Pemuda Muhammadiyah Daerah Jakarta Raya

(7)

B. Implementasi Berkemajuan di Lingkungan Muhammadiyah

Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Da’wah Amar Ma’ruf Nabi Munkar dan Tajdid, bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Muhammadiyah berasas Islam. Dengan karakter tersebut Muhammadiyah menegaskan dirinya sebagai Gerakan Islam yang telah melaksanakan misi dakwah dan tajdid. Sedangkan maksud dan tujuan Muhammadiyah ialah menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarkan.

Sebagai gerakan Islam, Muhammadiyah sejak awal berkomitmen dan berkiprah untuk memajukan kehidupan umat, bangsa, dan kemanusiaan universal. Karena nya Muhammadiyah sejak kelahirannya memiliki watak yang berkemajuan.

Pandangan Islam yang berkemajuan secara factual melekat dengan kelahiran dan langkah-langkah Muhammadiyah dalam perjalanan sejarahnya. Dalam tulisan Solichin salam ( 1962: 15 ) apa yang dilakukan Kyai Dahlan dan Muhammadiyah generasi awal telah melawan kekolotan (konservatisme), taklid (formatisme), dan mengerjakan apa saja apa yang dipusaknya dari nenek moyangnya meskipun itu sudah terang bukan dari ajaran islam (tradisionalisme). Secara umum kondisi umat Islam ketika Muhammadiyah lahir dicirikan oleh hal- hal berikut : (a) Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi, sehingga menyebabkan merajalelanya syirik, bid’ah,dan khufarat, yang mengakibatkan umat Islam tidak merupakan golongan yang terhormat dalam masyarakat , demikian pula agama islam tidak memancarkan sinar kemurniannya lagi; (b) Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara umat Islam, akibat dari tidak tegaknya ukhuwah Islamiyah serta ketiadaan suatu organisasi yang kuat; (c) Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam memproduksi kader-kader islam, karena tidak lagi dapat memenuhi tuntunan zaman, (d) Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang sempit, bertaklid buta serta berpikir secara dogmatis, berada dalam konservatisme, formalisme, dan tradiolisme; (e) Karena keinsyafan akan bahaya yang mengancam kehidupan dan pengaruh agama Islam, serta berhubung dengan kegiatan misi dan zending Kristen di Indonesia yang semakin menanamkan pengaruhnya di kalangan rakyat;

(8)

2.2 Tantangan Zaman dan Keluwesaan Islam

Hal ini disebabkan oleh adanya perkembangan zaman masyarakat di era globalisasi yang diwarnai oleh berbagai upaya manusia untuk merekayasa ilmu pengetahuan dan teknologi yang pada gilirannya mengakibatkan adanya berbagai pergeseran nilai dalam semua aspek kehidupan. Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat dan mengakibatkan adanya banyak perkembangan bahkan perubahan sosial, budaya, politik, dan ekonomi, tentu tidak dapat diabaikan begitu saja. Hal ini diperlukan adanya respon bagi kaum muslimin agar perubahan- perubahan tersebut tidak menjadi boomerang terutama apabila dikaitkan dengan tuntunan hukum Islam yang merupakan way of life bagi umat Islam itu sendiri.

Islam agama yang diyakini sempurna oleh pemeluknya diyakini sebagai agama yang sempurna. Karena tidak, hanya mengatur persoalan-persoalan. Baik hubungan individu dengan Negara dan lain sebagainya

(9)

3. 3 Karakteristik Ajaran Islam

Karakteristik tiap ajaran agama-agama memiliki perbedaan masing-masing sesuai dengan pemikiran dan pemahaman terhadap al-Kitab yang dipelajari sebagai dasarnya dalam beragama. Islam pun mempunyai karakteristik sendiri, berbeda dengan agama lain di dunia. Studi tentang karakteristik ajaran Islam tidaklah mudah, Karena ruang lingkup permasalahan yang sangat luas. Mengenai karakteristik ajaran Islam yang berhubungan dengan bidang-bidang yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dalam bidang Kebudayaan. Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Politik, dan Sebagainya. Karakteristik tersebut dapat kita lihat dalam sumber ajaran al-Qur’an dan Hadits. Kedua sumber ini memberi Karakteristik tersendiri dalam bidang-bidang tersebut yang berguna bagi kehidupan umat manusia sepanjang massa.

Ajaran islam memiliki konsepsi yang khas dan dapat dikenali dengan berbagai bidang ke ilmuannya. Perbedaan Karakteristik dalam islam menunjukkan keragaman yang luas , akan tetapi umat Islam mempunyai konsepsi jiwa persatuan umat “rahmatan lil alamin “ . Islam sebagai agama yang memiliki banyak dimensi, yaitu mulai dimensi keimanan, akal pikiran,ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi sampai kehidupan rumah tangga dan masih banyak lagi dimensi- dimensi lainnya. Untuk di pahami

Dalam ajaran Islam sendiri mengandung arti yang berbedabeda pula. Untuk meninjau ajaran Islam dapat dikemukakan, sebagai berikut:

1. Taat dan menyerahkan diri. Orang yang memeluk Islam adalah orang yang menyerahkan diri kepada Allah SWT., dan menurut segala yang telah ditentukany

2. Sejahtera, tidak tercela, tidak cacat, selamat, teteram dan bahagia. Setiap Muslim akan sejahtera, tenteram, selamat dan bahagia, baik di dunia maupun di akherat dengan tuntunan ajaran Rabbul „alamin.

(10)

3. Mengaku, menyerahkan, dan menyelamatkan. Ini berarti bahwa orang yang memeluk Islam itu adalah orang yang mengaku dengan sadar adanya Allah SWT., kemudian ia menyerahkan diri pada kekuasaan-Nya dengan menurut segala titah dan firman-Nya sehingga ia selamat di dunia dan akherat.

4. Cinta damai dan sejahtera. Islam adalah agama yang membawa kepada kedamaian dan perdamaian. Orang yang memeluk Islam adalah orang yang menganut ajaran perdamaian dalam segala tingkah laku dan perbuatan. Asy‟arie, menyatakan bahwa Islam adalah penyerahan total hanya kepada Allah SWT.

semata, dan karena penyertaannya yang tulus itu, maka seseorang akan mendapatkan keselamatan, kebebasan, dan kedamaian. Dalam tingkat kepasrahan total itulah, energi ilahi akan terserap ke dalam dirinya, dan ia akan mendapat kebebasan, keselamatan, dan kedamaian yang sesungguhnya. Kepasrahan yang tulus kepada Allah SWT. adalah sumber energi

i Penulis adalah Dosen STIS Al-Ittihad Bima, Alumnus Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang Program Studi Pendidikan Agama Islam. E_mail:

nasrhul19@gmail. Com

3 Pengertian Islam menurut al-Qur‟an, meliputi: as-silm (Q.S. al-Anfal, 8: 61);

aslama (Q.S. an-Nisa‟, 4: 125); mustaslim (Q.S. ash-Shaffat, 37: 26); salim (Q.S.

asySyu'ara‟, 26: 89); salam (Q.S. Maryam, 19: 47). A. W. Munawwir, Kamus Bahasa Arab-Indonesia Terlengkap, (Surabaya: Penerbit Pustaka Progressif, 1984).

file:///C:/Users/USER/Downloads/1-Article%20Text-4-1-10-20191124.pdf

(11)

3.4 PRINSIP ILMU BERKEMAJUAN

1. Pengakuan akan kesatuan organik antara pengetahuan dan aksi atau praksis, adanya relasi komplementer antara teori dan praksis. Praksis membutuhkan teori sebagai usaha awal untuk memetakan medan aksi bagi Muhammadiyah, untuk menjelaskan terma-terma kunci bagi sebuah persoalan, menentukan prioritas- prioritas bagi pengambilan keputusan. Sebaliknya pula pengetahuan , atau teori, berkembang seiring dengan pengalaman eksistensial yang dihadapi Muhammadiyah saat bergulat dengan realitas social. Ada aksi dan refleksi yang bergulir secara terus menerus yang seharusnya inhern dalam gerakan Muhammadiyah. Dalam bahasa yang lebih sempurna adanya persenyawaan antara ilmu dan amal , tetapi dalam artian yang luas. Setiap refleksi yang dilakukan Muhmmadiyah terhadap realitas sosial, menuntut tanggung jawab untuk mengubahnya menjadi tatanan yang labih baik dan adil.

2. Pengetahuan bukanlah refleksi semata terhadap realitas. Tetapi pengetahuan adalah hasil konstruksi manusia. Prinsip ini sangat signifikan pada saat Muhammadiyah berhadapan dengan wacana-wacana, diskursus-diskursus yang berkembang. Wacana tidaklah netral begitu pula dengan diskursus-diskursus pengetahuan, tetapi mereka adalah sesuatu yang sangat rentan akan intervensi kekuasaan. Hal ini juga membuat Muhammadiyah lebih arif dalam menghadapi perbedaan pendapat mengenai sesuatu hal atau persoalan, sebab setiap tawaran wacana atau pendapat atau pengetahuan akan sesuatu hal, tidak ada yang merupakan refleksi transparan atau apa adanya akan realitas, setiap wacana atau pengetahuan merupakan usaha memandang sesatu dari perspektif tertentu.

3. Optimisme terhadap masa depan yang lebih baik dibanding masa kini dan masa lalu yang penuh dengan dominasi dan ketidak adilan. Masa depan memiliki potensi-potensi kebaikan yang harus diaktualisaikan melalui aksi-aksi politik dan sosial. Muhammadiyah harus menjadi agen dan pendorong perubahan sosial demi merengkuh masa depan yang lebih baik.

(12)

4. Persoalan sosial bukanlah persoalan individu an-sich, tetapi lebih banyak disebabkan oleh sebab-sebab struktural. Artinya peranan institusi sosial yang besar semisal politik, ekonomi, politik,bahasa, ras serta gender memiliki andil politik yang lebih besar. Muhammadiyah semestinya melakukan analisis secara kritis terhadap struktur-struktur sosial tersebut agar bisa mengungkap akar rasional dan global, segala bentuk problem, dan penindasn yang terjadi.

5. Struktur sosial yang dominatif, dipelihara atau dilanggengkan atau direproduksi melalui kesadaran palsu, reifikasi , ideologi tertutup, al-Turats yang jumud atau habitus tertentu. Sturuktur sosial yang dominatif direproduksi melalui pengetahuan, wacana-wacana, teks-teks ataupun diskursus-diskursus yang mengelilingi kita. Sehingga yang didominasi berpikir bahwa satu-satunya jalan adalah menyesuaikan diri dengan struktur sosial yang ada. Muhammadiyah seharus percaya terhadap subjektivitas manusia dan potensi kreatifnya sebagai agen atau khalifah dalam mematahkan dominasi.

6. Perubahan sosial dimulai dari hal-hal yang kecil, dari rumah, dari interaksi kita dengan pasangan, dengan anak-anak, saudara-sudara, dari hal-hal sepele semisal selera belanja kita, selera tontonan TV kita dan sebagainya. Hal ini untuk mendukung voluntorisme secara kritis dan menghindari determinisme mekanis.

Perubahan sosial yang diawali dari hal-hal kecil menjadi signifikan sebab dominasi dan hegemoni merasuk hingga ke hal-hal subtil semacam pembagian kerja, relasi seksualitas, gaya hidup dan hal-hal remeh lainnya.

7. Adanya hubungan yang dialektis antara agen dan struktur sosial. Walaupun struktur sosial dapat mengkondisikan perilaku sosial kita, tetapi pengetahuan mengenai struktur sosial dapat menjadi potensi kreatif dalam mematahkan dominasi.

(13)

8. Dengan mengakui hubungan yang kompleks dan dialektis antara kehidupan sehari-hari dengan struktur sosial skala besar, Muhammadiyah meyakini bahwa jalan untuk mecapai tujuan akhir yakni “Masyarakat Islam yang sebenar- benarnya” tidaklah linear dan merupakan proses tiada henti. “Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya” merupakan utopia yang dibangun oleh Muhammaiyah, setiap langkah yang dilakukan menuju utopia tersebut, akan direfleksikan ulang secara kritis agar lahir langkah yang lebih baik dan efektif. Usaha menuju utopia juga tidak boleh sama sekali membuka peluang sedikit pun mengorbankan hak- hak, kebebasan mendasar ,fitrah ataupun hidup manusia. Muhammadiyah harus meyakini bahwa setiap manusia adalah khalifah, bertanggung jawab atas kebebasannya sendiri dan tidak melakukan penindasan ataupun penaklukan bagaimanapun bentuknya terhadap sesama atas nama tujuan, utopia atau kebebasan jangka panjang- kebebasan adalah kondisi yang optimal yang paling fitrah dimana manusia mampu mengaktualisasikan secara maksimal segala bentuk potensi kemanusiaannya menuju kemuliaan ilahiah. Muhammadiyah dalam menuntun umat dan menjadi tauladan bagi umat manusia, tidak membenarkan adanya kediktatoran elit terhadap orang banyak, ini juga terlihat jelas dalam sejarah Muhammad SAW dimana beliau tidak pernah menjadi Nabi dengan tangan besi.

(14)

3. 5 INDIKATOR MUSLIM BERKEMAJUAN

Terdapat daftar indikator Islam Berkemajuan menurut Amin Abdullah, terdapat empat poin; nilai tauhid, visi peradaban, strategi keilmuan, dan pembaharuan aplikasi manhaj

Terkait nilai tauhid, Amin Abdullah mengatakan;

“Nilai tauhid itu tidak hanya mengekang, tapi liberation. Di dalam tauhid itu, ada nilai-nilai yang berat dijalankan. Yaitu bagaiamana mengombinasikan antara ar- ru’yah al-ilahiyyah (nalar teologis), ar-ru’yah al-falsafiyyah (nalar filosofis), dan al-qiyam al-asasiyyah (nalar etis). Jangan cukup puas dengan teologis, karena itu akan menjadi partikularistik-sektarian. Itu yang jadi masalah kita sekarang, maka harus mengintegrasi semuanya. Majelis Tarjih sudah sering menyebut al-qiyam al-asasiyyah, itu bagus sekali. Dulu nggak pernah menyebut itu sama sekali.

Sering kali, kita jatuh pada theology without philosophy and without ethics. Itu menjadi penyakit internasional umat Islam, yaitu (lower order of thinking) bukan (higher order of thinking)” kata Amin. Menurutnya, pendidikan kita itu jatuh pada al-‘aql al-ijro’i yaitu nalar prosedural (hanya cukup Al-Qur’an, sunah, ijma’, qiyas) dan juga al-aql al-ifta’i (nalar fatwa). Jika memang jatuh pada lubang itu, kata Amin, maka kita akan jauh dari nilai al-karomah al-insaniyyah, al-‘adalah, al- musawaah, dan as-syura. Padahal itu semua ada di dalam Al-Qur’an. Jadi menurutnya, sekarang kita itu kita kurang tawazun (adil) antara ahl al-hadis dan muktazilah. Maka jatuhnya nanti menjadi al-‘aql as-siyasi (kekuasaan; seperti adanya polarisasi cebong-kampret) karena nalar teologis tidak bisa kawin dengan nalar filosofis dan tidak bisa akrab dengan nalar etis. Terkait visi peradaban, Amin Abdullah mengatakan bahwa ar-ru’yah al-hadharah (visi peradaban) harus selalu dinamis, dialektis, dan tidak statis. Selalu berubah-ubah karena tantangan zaman juga berubah-ubah

(15)

Mengenai srategi keilmuan, Amin Abdullah mengatakan; “Perlunya multi- disiplin, inter-disiplin, dan trandisiplin, itulah kunci Islam Berkemajuan. Kalau anda hanya berpikir mono-disiplin/linieritas “wassalam”, anda ditinggalkan oleh zaman. Islam wasathiyyah salah satu tugasnya ialah harus menuntaskan problem muwathonah, equal citizenship dan kesetaraan gender” tukasnya. “Intinya adalah bagaimana multidisiplin, transdisiplin, dan inter-disiplin, harus masuk ke dalam komponen meneliti fatwa-fatwa keagamaan, opini, pandangan, bahkan yel-yel”

tambahnya. Setelah melewati 3 checklist di atas baru diuji kesahihan di depan publik..

“Intinya adalah bagaimana multidisiplin, transdisiplin, dan inter-disiplin, harus masuk ke dalam komponen meneliti fatwa-fatwa keagamaan, opini, pandangan, bahkan yel-yel” tambahnya..

(16)

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari beberapa mengenai karakteristik ajaran Islam yang secara dominan ditandai oleh pendekatan normatif, historis, dan filosofis tersebut dilihat bahwa ajaran Islam memiliki ciri-ciri yang secara keseluruhan amat ideal. Islam juga telah tampil sebagai sebuah disiplin ilmu keislaman dengan pelbagai cabangnya.

Karakteristik ajaran Islam memuat berbagai bidang, seperti bidang agama, mu‟amalah (kemanusiaan) yang di dalamnya termasuk masalah pendidikan, ilmu pengetahuan, kebudayaan, sosial, ekonomi, politik, kehidupan, lingkungan hidup, kesehatan, pekerjaan, serta islam sebagai sebuah disiplin ilmu. Untuk itu, umat Islam harus mampu mengakomodir hal penting yang bernilai kemanusiaan

dalam beberapa bidang pengetahuannya yang berlandaskan pada ajaran Islam.

Dalam hubungan sosial “hablul minnas” yang berada dalam bingkai “kesatuan dan keragaman” umat beragama, Islam mengajurkan untuk mampu hidup bersanding dalam kehidupannya dengan menunjukkan sikap solidaritas dan cintadamai yang tinggi di dalam lingkungan sosial, masyarakat dan bangsa.

Karena itu Islam agama yang mengajarkan perdamaian, toleransi, terbuka, kebersamaan, egaliter, kerja keras yang

B. SARAN

bermutu, demokratis, adil, seimbang antara hubungan dunia dan akherat, berharta, memiliki kepekaan terhadap masala-masalah sosial kemasyarakatan.

Mengutamakan pencegahan dari pada penyembuhan dalam bidang kesehatan dengan cara memperhatikan segi kebersihan badan, pakaian, makanan, tempat tinggal, lingkungan, dan sebagai nya

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Mukti Ali 1958 Interprestasi Tentang Amalan-Amalan Muhammadiyah, Jakarta Majelis Pimpinan Pemuda Muhammadiyah Daerah Jakarta Raya Dr. Haeder Nashr 2010. Muhammadiyah Gerakan Pembaruan,Yogyakarta, Surya

Sarana Grafika

Kyai Syuja’ 2009. Islam Berkemajuan

1. http://westalqornicenter.blogspot.com/2014/11/islam-berkemajuan.html 2. Interpretasi Tentang Amalan-Amalan Muhammadiyah, Jakarta, Majelis Pimpinan Pemuda Muhammadiyah Daerah Jakarta Raya

i Penulis adalah Dosen STIS Al-Ittihad Bima, Alumnus Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang Program Studi Pendidikan Agama Islam. E_mail:

nasrhul19@gmail. Com

3 Pengertian Islam menurut al-Qur‟an, meliputi: as-silm (Q.S. al-Anfal, 8: 61);

aslama (Q.S. an-Nisa‟, 4: 125); mustaslim (Q.S. ash-Shaffat, 37: 26); salim (Q.S.

asySyu'ara‟, 26: 89); salam (Q.S. Maryam, 19: 47). A. W. Munawwir, Kamus Bahasa Arab-Indonesia Terlengkap, (Surabaya: Penerbit Pustaka Progressif, 1984).

Munawwir, A. W. 1984. Kamus Bahasa Arab-Indonesia Terlengkap. Surabaya:

Penerbit Pustaka Progressif. at-Tariqi, Abdullah Abdul Husain. 2004. Ekonomi Islam: Prinsip, Dasar, dan Tujuan, terj. M. Irfan Syofwani. Yogyakarta: Magistra Insania Press. Nata, Abudin. 2011. Metodologi Studi Islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Sudrajat, Ajat dkk. 2008. Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: UNY Press. S. Turner, Bryan. 2012. Religion and Social Theory, terj. Inyiak Ridwan Munir. Yogyakarta: IRCiSoD. Legenhausen, M. 2010. Pluralitas dan Pluralisme Agama: Keniscayaan Pluralisme Agama sebagai Fakta Sejarah dan Kerancuan Konsep Pluralisme Agama. Jakarta: Shadra Press.

Referensi

Dokumen terkait

dutela dena delakoa besteren batek esana dela uka tzea onar tzeko; ‘omen’en bidez ekarritako edukia uka tzea onar tzen duten bezala.. Nahiz eta p omen uka tzea baino gu txiago

Berdasarkan permasalahan yang terjadi di Hotel Mercure Resort Sanur, fenomena gapdanresearch gap yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penelitian ini diberi judul “Analisis

Antara pelajar atau pelanggan yang berpotensi untuk memasuki TVET adalah mereka yang merupakan lepasan sekolah tinggi, lepasan sekolah menengah, pelajar kolej dan

Melalui kegiatan mengamati video permainan sepakbola, peserta didik dapat menganalisis cara melakukan gerak dasar menghentikan bola, menendang bola dan menggiring bola dalam

Di Kabupaten Bandung dan Garut pengetahuan dan sikap petani responden alumni SLPHT kubis dan Non SLPHT kubis terhadap pestisida tidak mempengaruhi mereka dalam mematuhi

The research method used in the current study is 2x2x2x2 experimental method, that is, information disclosure pattern (SbS and EoS), the information order (++-- or

PT Bank Syariah Mandiri diterima dan Ho yang berbunyi bahwa tidak.. terdapat pengaruh negatif pada risiko pembiayaan terhadap

Tingkat penyebaran sedimentasi yang terdapat di dasar waduk dapat di lihat pada gambar hasil analisa melaui AutoCad .Tingkat sedimentasi di waduk Cipta Karya ini ditenggarai