• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Konsep Perencanaan

Gambar 4.1 Mind Mapping Konsep Terminal 3 (Sumber : Dokumentasi Penulis)

Konsep perencanaan pada interior Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta salah satunya diambil dari tujuan para pengunjung untuk datang ke bandara. Dalam hal ini terdapat 3 hal yang paling umum, yaitu untuk berlibur, perjalanan bisnis, dan pulang kampung. 3 poin tersebut masing-masing memiliki karakter dan destinasi yang berbeda. Cuaca di Indonesia yang panas dan terik membuat pantai menjadi destinasi yang menarik untuk berlibur. Ambience yang dapat tercipta dari suasana liburan adalah rileks dan santai. Kemudian karakteristik kehidupan kota yaitu simpel, praktis, individualis dan bergerak (mobile). Istilah yang dikenal dengan pulang kampung, selalu identik dengan image tradisional dan kehidupan pinggiran (suburban).

Wilayah DKI Jakarta termasuk tipe iklim C dan D menurut klasifikasi iklim Schmit Ferguson dengan curah hujan rata-rata sepanjang tahun 2000 mm. Wilayah Dki Jakarta termasuk daerah tropis beriklim panas dengan suhu rata-

(2)

50

rata per tahun 27 C dengan kelembaban antara 80 % sampai 90 % . Temperatur tahunan maksimum 32 C dan minimum 22 C. Indonesia terletak di daerah tropik sehingga memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dibandingkan dengan daerah subtropik (iklim sedang) dan kutub (iklim kutub). Tingginya keanekaragaman hayati di Indonesia ini terlihat dari berbagai macam ekosistem yang ada di Indonesia, seperti: ekosistem pantai, ekosistem hutan bakau, ekosistem padang rumput, ekosistem hutan hujan tropis, ekosistem air tawar, ekosistem air laut, ekosistem savanna, dan lain-lain. Maka dari itu, Indonesia mempunyai beragam tipe dan karakter dari daerah masing-masing sehingga local content yang di ambil adalah unsur dari karakter tempat-tempat tersebut, seperti karakter kota (urban), pantai, dan daerah pinggiran (suburb).

Dari penjelasan diatas, maka beberapa poin tersebut akan digabungkan dalam sebuah konsep menciptakan sebuah interior bandara yang long lasting baik dari desain, material, dan juga perawatan.

4.2 Citra Ruang

Gambar 4.2 Referensi Pencitraan Ruang (Sumber : www.dezeen.com)

(3)

Gambar 4.3 Referensi Pencitraan Ruang (Sumber : www.selectism.com)

Perjalanan seringkali membuat lelah para pengguna bandara sehingga dibutuhkan suasana ruangan yang rileks dan nyaman. Citra ruang yang akan ditonjolkan adalah segar, nyaman dan rileks.

4.3 Konsep Material Lantai, Dinding, Ceiling

Secara keseluruhan desain Terminal 3 akan memakai alur garis yang mulus, tidak bersalur dan simple. Kombinasi bentuk organik dan geometri akan dipakai pada furniture. Heavy duty material juga akan dipakai hampir di seluruh area publik.

• Lantai di Terminal 3 akan memakai material yang tahan lama, mudah dibersihkan dan tahan terhadap gesekan. Karpet merupakan material yang cocok untuk lantai bandara karena sifatnya yang tidak menimbulkan bunyi apabila terkena benturan.

• Dinding bangunan memakai material kayu yang memiliki sifat solid. Selain itu pada lantai atas bangunan memakai kaca besar sehingga cahaya matahari langsung masuk dan tidak perlu menggunakan pencahayaan buatan.

(4)

52

• Ceiling Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta memakai struktur dengan bentang bebas yang lebar terdiri dari struktur rangka baja ruang tipe busur.

• Unsur konten lokal yang akan dipakai diambil dari kerajinan anyaman yang akan diaplikasikan pada ceiling. Material yang akan digunakan untuk konten lokal ini adalah rotan.

Gambar 4.4 Motif Anyaman Rotan (Sumber : Dokumentasi Penulis)

4.4 Konsep Warna

Warna yang akan diterapkan pada interior Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta adalah warna netral sebagai warna dominan. Warna hijau dan warna kayu juga digunakan sebagai warna sub-dominan 1 dan 2. Dasar pemilihan warna tersebut diambil dari teori warna split-complementary. Untuk aksen, dipilih warna biru dan hijau muda.

(5)

Gambar 4.5 Split Complementary Color Sumber : www.wetcanvas.com

Gambar 4.6 Persentase pemakaian warna pada interior Terminal 3 Sumber : Dokumentasi pribadi

Hue + - Consumer Behaviour Usage

Pale Grey Solid, klasik, dewasa Dapat menjadi membosankan apabila tidak dipadukan dengan warna Memberikan efek menenangkan

(6)

54

lain 50%

Light Brown Down-to-earth, friendly Kadang dapat menjadi membosankan dan terlihat murahan

Memberi efek hangat dan homey

25%

Dark Green Menyeimbangkan emosional, kalem

Posesif, materialistik

Memberi efek

relaksasi pada orang yang terlalu capek

12,5%

Dark Brown Down-to-earth, friendly

Dapat memberikan efek sedih dan depresif

Dapat menekan emosi dan mengurangi stress

6,25%

Turqoise Bersih, kalem Unreliable Menstimulasi individu agar lebih focus dan menjernihkan pikiran

3,125%

Yellow Green Membumi Takut dan pengecut

Memberi harmoni dan menyeimbangkan mental

3,125%

Tabel 4.1 Karakteristik Warna (Sumber : Dokumentasi Penulis)

4.5 Konsep Pencahayaan

Pencahayaan yang diterapkan pada Terminal 3 akan menggunakan pencahayaan buatan pada malam hari. Bangunan Terminal 3 sudah didesain

(7)

eco-friendly, sehingga pada siang hari cahaya matahari dapat masuk dari jendela yang besar.

Lampu yang akan digunakan pada desain Terminal 3 adalah LED dengan cahaya bright white. Ditambah dengan beberapa lampu spotlight pada ruang-ruang tertentu dengan warna cahaya. Lampu yang digunakan adalah lampu hemat energi, ramah lingkungan dan tahan lama.

4.6 Konsep Penghawaan

Indonesia adalah negara tropis yang memiliki cuaca panas hampir setiap harinya. Ruangan di dalam Terminal 3 pastinya akan membutuhkan pendingin ruangan untuk menurunkan suhu yang panas akibat cahaya matahari yang masuk lewat kaca di seluruh bagian bangunan. Perancangan Terminal 3 akan menggunakan penghawaan buatan yaitu AC Central di setiap ruangannya. 4.7 Konsep Akustik

Pada interior bandara dibutuhkan akustik bangunan yang meredam suara kebisingan pesawat. Untuk ruangan dalam, pantulan suara harus merata dan tingkat redam yang tinggi agar suara gesekan roda dan telapak kaki pengguna.

4.8 Konsep Keamanan Dan Signage 4.8.1 Keamanan

Fasilitas Keamanan Bandara atau Airport Security adalah fasilitas yang digunakan untuk ruang pengamanan baik yang berfungsi sebagai alat bantu personil pengamanan bandara dalam melaksanakan pemeriksaan calon penumpang pesawat udara termasuk barang bawaannya (cabin, bagasi dan cargo) dengan cepat tanpa membuka kemasannya.

Pemeriksaan secara fisik dengan membuka kemasan hanya akan dilakukan terhadap barang bawaan yang diindikasi berisi benda yang membahayakan dalam penerbangan maupun peningkatkan keamanan

(8)

56

kawasan bandar udara. Peralatan yang membantu dalam keamanan bandara antara lain :

• X-Ray

X-ray merupakan peralatan detector yang digunakan untuk mendeteksi secara visual semua barang bawaan calon penumpang pesawat udara yang dapat membahayakan keselamatan penerbangan dengan cepat tanpa membuka kemasan barang tersebut. Peralatan X-Ray dapat diklasifikasikan menurut fungsi dan kapasitasnya yaitu Ray Cabin, X-Ray Baggage dan X-X-Ray Cargo.

• Walk Through Metal Detector

Walk-Through Metal Detector merupakan peralatan detector berupa pintu yang digunakan untuk mendeteksi semua barang bawaan yang berada dalam pakaian/badan calon penumpang pesawat udara yang terbuat dari metal dan dapat membahayakan keselamatan penerbangan, seperti senjata api, senjata tajam dan benda lain yang sejenis.

• Hand-Held Metal Detector

Hand-Held Metal Detector merupakan peralatan detector tangan yang digunakan untuk mendeteksi posisi/letak semua barang bawaan yang terdapat pada pakaian/badan calon penumpang pesawat udara yang terbuat dari bahan metal dan dapat membahayakan keselamatan penerbangan, seperti senjata api, senjata tajam dan benda lain yang sejenis.

• CCTV (Closed Circuit Television)

CCTV (Closed Circuit Television) merupakan peralatan kamera yang digunakan untuk memantau situasi dan kondisi secara visual pada semua ruang/wilayah di lingkungan terminal bandara dalam rangka pengamanan.

• Explosive Detection System

(9)

digunakan untuk mendeteksi bahan peledak atau barang berbahaya lain yang mudah meledak dan dapat membahayakan keselamatan penerbangan, seperti bom dan bahan lain yang sejenis pada semua barang bawaan calon penumpang pesawat udara.

4.8.2 Signage

(10)

58

(Sumber : Dokumentasi Penulis)

Signage akan menggunakan simbol-simbol yang mudah dipahami oleh semua orang dan semua kalangan baik orang Indonesia dan mancanegara.

Gambar

Gambar 4.1  Mind Mapping Konsep Terminal 3  (Sumber : Dokumentasi Penulis)
Gambar 4.2 Referensi Pencitraan Ruang   (Sumber : www.dezeen.com)
Gambar 4.3 Referensi Pencitraan Ruang       (Sumber : www.selectism.com)
Gambar 4.5 Split Complementary Color  Sumber : www.wetcanvas.com
+3

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Dari penelitian - penelitian terdahulu disimpulkan bah- wa reyog Ponorogo telah mengandung unsur nilai kerohanian meliputi nilai dakwah, nilai kepercay- aan dan nilai magis,

Dengan menggunakan analisis kritik sastra feminis, citra perempuan dipresentasikan sebagai (1) perempuan emosional (yang ditunjukkan oleh tokoh Maria) dan

timbulnya rasa identitas seksual, yaitu timbulnya rasa identitas seksual, yaitu timbulnya rasa identitas seksual, yaitu timbulnya rasa identitas seksual, yaitu rasa keingintahuan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dapat meningkatkan keaktifan dan

menyelesaikan tugas akhir ini. Sebaliknya, bagi mahasiswa yang mampu menyelesaikan tugas akhir skripsi sesuai tepat waktu, atau kurang dari waktu yang telah ditentukan dan

Berdasarkan konteks masalah yang telah diuraikan, Peneliti merumuskan bahwa fokus masalah yang akan diteliti adalah “Bagaimana majalah Tempo mengkronstruksikan dan